BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sektor Usaha Kecil dan Menengah (UKM) memiliki peran penting dalam

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan usaha, termasuk bagi usaha kecil (Megginson et al., 2000).

BAB 1 PENDAHULUAN. keberhasilan usaha, termasuk bagi usaha kecil (Megginson et al., 2000).

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Sektor Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah mempunyai peranan penting. dalam kemajuan perekonomian Indonesia dimana pertumbuhan terus

BAB I PENDAHULUAN. para pengusaha kecil tidak memiliki pengetahuan akuntansi, dan banyak diantara mereka

BAB I PENDAHULUAN. sangat strategis dan berperan besar terhadap perekonomian Indonesia. Peran

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang UMKM merupakan unit usaha yang sedang berkembang di Indonesia dan

I. PENDAHULUAN. Keberhasilan perekonomian suatu negara dapat diukur melalui berbagai indikator

BAB I PENDAHULUAN. penting untuk dilakukan, mengingat fungsi sosial ekonomi yang strategis.

BAB I PENDAHULUAN. mengalami transformasi dari perekonomian yang berbasis industri. Sektor industri

MAKNA PENERAPAN PENCATATAN KEUANGAN BAGI PELAKU USAHA KECIL MENENGAH (UKM) ; (STUDI KASUS PADA UD. INDAH FURNITURE DI TUBAN) SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Perkembangan perekonomian nasional yang dihadapi dunia usaha saat ini

BAB I PENDAHULUAN. bersaing dalam Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Negara-negara di ASEAN

I. PENDAHULUAN. Dalam konteks ekonomi pembangunan, perluasan terhadap ekspor. merupakan faktor penentu kunci pertumbuhan ekonomi di negara berkembang.

BAB I PENDAHULUAN. dan atau badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria usaha mikro. sebagaimana diatur dalam Undang-Undang. Usaha mikro memiliki

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah dalam memerangi kemiskinan dan pengangguran.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Perkembangan era globalisasi yang terjadi saat ini telah berdampak pada

BAB I PENDAHULUAN. pertambangan dan sebagainya. Dalam kehidupan sehari-hari tidak lepas

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai peran yang sangat sentral dalam pengembangan sistem informasi. Faktor

BAB I PENDAHULUAN. salah satu kunci bangsa indonesia keluar dari krisis. UKM banyak yang tidak

BAB I PENDAHULUAN. bagian penting dalam pembangunan ekonomi nasional. Hal itu disebabkan dalam

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya lokal dan proses produksi sederhana yang produknya dijual secara lokal telah

Presiden Jokowi: Kita Harus Gerak Cepat Hadapi Era Digital Rabu, 27 April 2016

BAB 1 PENDAHULUAN. masih bersifat private atau belum go public, nilai perusahaan ditetapkan oleh lembaga

BAB 1 PENDAHULUAN. Pengembangan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) di Indonesia. merupakan salah satu prioritas dalam pembangunan ekonomi nasional.

STRATEGI PENINGKATAN KEMAMPUAN ADOPSI TEKNOLOGI INFORMASI UNTUK MENINGKATKAN DAYA SAING UKM

BAB I PENDAHULUAN. peranan penting baik secara ekonomi maupun sosial (Tambunan, 2006). UKM di

BAB I PENDAHULUAN. melakukan bisnis secara online atau e-commerce yang. akses dalam bertransaksi menjadi pilihan yang efektif dan efisien.

PENGARUH PERILAKU KEWIRAUSAHAAN, SEGMENTASI PASAR DAN MODAL USAHA TERHADAP LABA USAHA INDUSTRI KERAJINAN MEUBEL DI SAMBI BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. mulai dari model dan standar pelaporan keuangan, relativisme jarak dalam pergerakan

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu sasaran yang hendak dicapai dalam pembangunan ekonomi

sehingga mempunyai ciri-ciri dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat yang mencakup perubahan-perubahan penting dalam struktur sosial, sikap-sikap

PEREKONOMIAN INDONESIA

I PENDAHULUAN. Diakses 17 juli Guritno Kusumo Statistik Usaha Kecil dan Menengah.

BAB IV LANDASAN PEMBERDAYAAN KOPERASI DAN UMKM

BAB I PENDAHULUAN an dimana terjadi krisis ekonomi. UKM (Usaha Kecil dan Menengah) demikian UKM tidak dapat dipandang sebelah mata.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. ketimpangan dapat diatasi dengan industri. Suatu negara dengan industri yang

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu informasi penting untuk menilai kinerja keuangan perusahaan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Sebagai Kota yang telah berusia 379 tahun, Tanjungbalai memiliki struktur

BAB I PENDAHULUAN. Tata kelola perusahaan yang baik (Good Corporate Governance, GCG) telah

BAB I PENDAHULUAN. sehingga bisa mengurangi tingkat pengangguran. Selain UMKM ada juga Industri

BAB I PENDAHULUAN. Pengembangan Usaha Mikro dan Kecil (UMK) di Indonesia. kerakyatan yang tidak hanya ditujukan untuk mengurangi masalah

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2007 TENTANG E N E R G I

BAB I PENDAHULUAN. pengelolaannya tidak dimanajemen dengan baik. Semarang merupakan kota. yang banyak UMKM yang semakin tahun meningkat.

Bab I Pendahuluan. 1 Ratih Purbasari_

BAB I PENDAHULUAN. Sakur, Kajian Faktor-Faktor yang Mendukung Pengembangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah, Spirit Publik, Solo, 2011, hal. 85.

BAB I PENDAHULUAN. memberikan kontribusi yang cukup besar dan penting dalam menyediakan

BAB I PENDAHULUAN. sebagai tulang punggung ekonomi didasarkan pada suatu anggapan bahwa sektor

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Dewasa ini kehidupan berkoperasi telah menjadi kebutuhan masyarakat, sebab

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Perkembangan ekonomi global yang semakin pesat menuntut perusahaan

SKRIPSI. Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Teknik Informatika

Sambutan Presiden RI pada Pembukaan Pekan Raya Jakarta ke-43, 10 Juni 2010 Kamis, 10 Juni 2010

BAB I PENDAHULUAN. banyaknya jumlah usaha yang ada di negara tersebut, mencerminkan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. dicapai pemulihan ekonomi. UMKM sendiri pada dasarnya sebagian besar bersifat

BAB I PENDAHULUAN. untuk menggambarkan operasional dan menerangkan soal keuangan, tahap

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki era globalisasi saat ini, kehidupan perekonomian perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Pemberlakuan otonomi daerah pada dasarnya menuntut Pemerintah Daerah untuk

BAB I PENDAHULUAN. sehat (Keputusan Presiden RI No. 99 tahun 1998).

BAB I PENDAHULUAN. Industri kreatif saat ini sangat berkembang pesat dan dapat memberikan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan usaha di Indonesia saat ini sudah semakin pesat. Namun, hal

RANTAI NILAI DALAM AKTIVITAS PRODUKSI KLASTER INDUSTRI GENTENG KABUPATEN GROBOGAN JAWA TENGAH

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah.

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. faktor yang memicu orang-orang untuk mencari pekerjaan.

BAB I PENDAHULUAN. Jawa Timur, terutama dalam meningkatkan pendapatan asli daerah,

FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGGUNAAN INFORMASI AKUNTANSI BERBASIS TEKNOLOGI PADA USAHA KECIL DAN MENENGAH (UKM) SKRIPSI.

BAB 1 PENDAHULUAN. Perekonomian di Indonesia sejak terjadinya krisis moneter mengalami

BAB I PENDAHULUAN. Filipina, Malaysia dan lainnya yang mengalami distorsi ekonomi yang

BAB I PENDAHULUAN. tulang punggung perekonomian negara dimana sebagai salah satu pelaku. keseluruhan sistem keuangan (Abidin, 2007).

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mampu mengelola alam bagi peningkatan kesejahteraannya. Pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam menjalankan setiap kegiatan perusahaan selalu diarahkan guna

BAB I PENDAHULUAN. untuk memenuhi kebutuhannya sehari-hari atau disebut masyarakat miskin dan

2015 PENGARUH PERILAKU KEWIRAUSAHAAN DAN DIFERENSIASI PRODUK TERHADAP PENDAPATAN

BAB I PENDAHULUAN. dilanjutkan dengan krisis global pada tahun Kementrian Koperasi

BAB I PENDAHULUAN. Koperasi dan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di Indonesia. memiliki tempat tersendiri dalam perkembangan ekonomi Indonesia.

RESUME 21 BUTIR PLATFORM KEBIJAKAN PARTAI KEADILAN SEJAHTERA (1) PEMANTAPAN EKONOMI MAKRO

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perubahan ekonomi dalam era globalisasi mengalami

BAB I PENDAHULUAN. seorang atau badan hukum koperasi. Berdasarkan Undang Undang Nomor 25

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Saat ini, Usaha Kecil dan Menengah (UKM) sedang menjadi sorotan publik di

1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. lagi. Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah, Hasan dalam Republika

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Bhayangkara Jaya

BAB 1 PENDAHULUAN. berlomba-lomba menciptakan terobosan untuk meningkatkan daya saing demi

LAPORAN MENTERI PERDAGANGAN PADA ACARA PEMBUKAAN THE FIRST IORA BUSINESS SUMMIT 2017 JAKARTA, 6 MARET 2017

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan berkelanjutan menjadi isu penting dalam menanggapi proses. yang strategis baik secara ekonomi maupun sosial politis.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Mulyadi, 2014 Pengaruh Perilaku Kewirausahaan Terhadap Keberhasilan Usaha

BAB 1 PENDAHULUAN. Usaha Kecil dan Menengah (UKM) menjadi hal yang sangat penting

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Krisis moneter yang terjadi di Indonesia pada tahun 1997 merupakan momen yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. dari peran para pengusaha (entrepreneur) baik besar, menengah maupun kecil.

BAB I PENDAHULUAN. (UMKM) telah mendapat perhatian yang relative cukup besar dari pemerintah,

Rebranding Sale Pisang dan Gula Kelapa untuk pasar yang lebih luas

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor Usaha Kecil dan Menengah (UKM) memiliki peran penting dalam mendorong pertumbuhan perekonomian Indonesia. Hal ini telah dibuktikan pada saat terjadi krisis ekonomi pada tahun 1997 yang menyebabkan jatuhnya perekonomian nasional, serta meningkatnya jumlah pengangguran dan kemiskinan. Di tengah keterpurukan akibat krisis moneter pada berbagai sektor ekonomi, Usaha Kecil dan Menengah (UKM) dapat bertahan bahkan dapat menjadi pemulih perekonomian. Sektor UKM telah mampu menunjukkan kinerja yang lebih kuat dalam menghadapi masa krisis. UKM merupakan potensi yang sangat strategis bagi perekonomian nasional. Hal ini disebabkan oleh menyebarnya UKM hingga ke pelosok pedesaan serta jumlahnya yang begitu banyak (Salamah, 2010). Sektor UKM telah diakui di seluruh dunia karena perannya dalam kemajuan ekonomi melalui berbagai cara seperti, memperkaya generasi, menciptaan lapangan kerja, dan mengurangi kemiskinan (Kithae, Gakure, & Munyao, 2012). Usaha Kecil dan Menengah adalah bagian fundamental dari struktur ekonomi dikebanyakan negara berkembang, dan mereka memainkan peran yang sangat penting dalam memajukan pertumbuhan, inovasi dan kemakmuran (Dalberg, 2011). 1

Melihat pentingnya UKM bagi Negara Indonesia, Presiden Jokowi juga turut mengupayakan banyak cara untuk memajukan UKM. Salah satunya seperti yang dilansir pada www.tribunpekanbaru.com dimana Presiden RI Joko Widodo pada Jumat (2/9/2016), mengunjungi kantor raksasa e-commerce di China, Alibaba Group Corporate Campus. Agenda kunjungan tersebut salah satunya membicarakan soal peluang pemasaran produk usaha kecil dan menengah (UKM) Indonesia di China. Mengingat peran UKM yang begitu besar dalam perekonomian nasional, maka upaya peningkatan kinerja UKM mutlak untuk dilakukan supaya terjaga stabilitas perekonomian nasional, salah satunya melalui penerapan sistem informasi akuntansi (Nisa, 2011). Selain itu, daya saing UKM dapat diwujudkan salah satunya dengan penggunaan teknologi informasi (TI) untuk meningkatkan transformasi bisnis, ketepatan dan efisiensi pertukaran informasi, memperluas jaringan pemasaran dan memperluas market share. Peningkatan daya saing UKM ini sangat diperlukan agar UKM mampu bertahan dan bersaing dalam kancah perdagangan global (Rahmana, 2009). Salah satu keuntungan utama dari TI adalah bahwa perusahaan sekarang mempunyai kemampuan untuk berkomunikasi dengan cepat untuk semua organisasi, nasional maupun internasional. Dengan penemuan baru ini, tiap-tiap perusahaan mempunyai kesempatan untuk membuat proses manajemen mereka lebih efisien dan efektif. Namun, sangat disayangkan banyak bisnis yang tidak mempunyai keahlian atau kecendurangan budaya untuk membuat perubahan yang diperlukan (Simarmata, 2006). 2

Di Indonesia, fasilitas yang kurang memadahi, masih rendahnya pendapatan rata-rata masyarakat, dan kendala budaya menjadi faktor yang menyebabkan lambatnya adopsi teknologi di UKM. Wahid (2007) menyatakan bahwa kurangnya pemahaman terhadap manfaat yang diperoleh dari penggunaan teknologi informasi (TI) terkait dengan pendekatan pemasaran, hubungan dengan konsumen, dan pengembangan produk serta layanan diduga sebagai penyebab rendahnya adopsi TI oleh UKM. Terdapat fakta menarik yang terjadi di Indonesia, yaitu adanya pertumbuhan pengguna internet yang cukup tinggi. Hal ini diharapkan dapat menjadi indikasi adanya kemauan pelaku bisnis dan pemerintah untuk mendorong pertumbuhan electronic commerce (e-commerce), terutama di UKM (Maharsi, 2000). Informasi akuntansi juga sangat bermanfaat bagi UKM, karena merupakan alat yang digunakan oleh pengguna informasi untuk pengambilan keputusan. Informasi akuntansi dapat digunakan untuk mengukur dan mengkomunikasikan informasi keuangan perusahaan yang sangat diperlukan oleh pihak manajemen dalam merumuskan berbagai keputusan untuk memecahkan permasalahan yang dihadapi. Selain itu informasi akuntansi juga berguna dalam rangka menyusun berbagai proyeksi, misalnya proyeksi kebutuhan uang kas di masa yang akan datang, mengontrol biaya, mengukur dan meningkatkan produktivitas dan memberikan dukungan terhadap proses produksi (Wahyudi, 2009). Permana (2013), berpendapat bahwa informasi akuntansi merupakan salah satu alat yang digunakan manajemen untuk membantu menghadapi persaingan 3

bisnis. Informasi akuntansi menghasilkan informasi yang relevan dan tepat waktu untuk perencanaan, pengendalian, pembuatan keputusan dan evaluasi kinerja. Informasi akuntansi memungkinkan manajemen untuk mengimplementasikan strategi dan melakukan aktivitas operasional yang diperlukan untuk mencapai tujuan organisasi secara keseluruhan. Kewajiban menyelenggarakan pencatatan akuntansi yang baik bagi UKM di Indonesia sebenarnya telah tersirat dalam Undang-undang UKM No. 9 tahun 1995 dan Undang-undang perpajakan No 2 Tahun 2007 tentang Pengembangan Usaha Kecil Menengah dan Koperasi. Pemerintah maupun komunitas akuntansi telah menegaskan pentingnya pencatatan dan penyelenggaraan informasi akuntansi bagi UKM. Namun dalam kenyataannya, sebagian besar UKM di Indonesia belum menyelenggarakan dan memanfaatkan akuntansi dalam pengelolaan usahanya. Salah seorang manajer Klinik UKM dan Koperasi Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) menyatakan bahwa para pengusaha kecil tidak memiliki pengetahuan akuntansi, dan banyak diantara mereka yang belum memahami pentingnya pencatatan dan pembukuan bagi kelangsungan usaha. Pengusaha kecil memandang bahwa proses akuntansi tidak terlalu penting untuk diterapkan (Permana, 2013) Pandangan tersebut jugalah yang menjadi salah satu kendala mengapa UKM belum menggunakan sistem informasi yang memadai untuk menjalankan proses bisnisnya. Hal ini dapat dilihat pada penelitian yang dilakukan oleh Kurniawati, Nugroho, & Arifin (2012) yang menyebutkan beberapa kendala dalam adopsi sistem informasi akuntansi pada UKM yaitu jika dilihat dari segi 4

kemampuan yang meliputi latar belakang pendidikan yang kurang memadahi, belum pernah mengikuti pelatihan akuntansi dan kebutuhan akuntansi masih kurang memadahi. Selain itu dari segi pengelola belum ada kebutuhan terhadap penerapan akuntansi. Sedangkan menurut Puspitaningtyas (2016), pelaku UKM sebenarnya telah memiliki pengetahuan tentang akuntansi, sehingga seharusnya mampu mengelola keuangan dan memanfaatkan informasi akuntansi untuk pengambilan keputusan bisnis. Namun demikian, pelaku UKM masih menjadikan kerumitan sebagai alasan untuk tidak melakukan pencatatan akuntansi sebagaimana mestinya dalam pengelolaan keuangannya, mereka beranggapan kerumitan yang ada tidak sebanding dengan skala usahanya yang dinilai masih relatif kecil. Selain itu pada penelitian yang dilakukan oleh Wahid (2007) dikatakan bahwa secara umum adopsi TI di kalangan UKM di Indonesia masih sangat rendah. Meskipun adopsi masih rendah, namum UKM di Indonesia menyadari manfaat TI dalam mendukung proses bisnis yang ada. Secara umum kesadaran yang muncul terkait dengan manfaat TI adalah kemudahan dalam mengelola bisnis. Alasan UKM yang tidak menggunakan TI karena tidak atau belum membuktikan hal ini. Hal ini sesuai dengan Teori Difusi Inovasi yang menyatakan bahwa compatibility TI terhadap kebutuhan UKM menjadi salah satu penentu adopsi. Alasan lain yang mengemuka terkait dengan kendala biaya dan kapasitas sumberdaya manusia perlu mendapat perhatian. Dalam konteks ini, complexity terbukti manjadi salah satu penghambat adopsi TI oleh UKM di Indonesia. 5

Dari uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan suatu penelitian yang berbeda dengan penelitian sebelumnya. Perbedaan tersebut adalah penelitian ini bukan hanya berfokus pada sistem informasi akuntansi ataupun teknologi informasi yang digunakan UKM. Namun berfokus pada keseluruhan sistem informasi yang diadopsi oleh UKM dalam menjalankan proses bisnisnya. Maka penelitian ini mengambil judul Adopsi Sistem Informasi Pada Industri Kreatif di Yogyakarta 1.2 Batasan Masalah Agar penelitian ini tidak salah sasaran atau terdapat timbulnya salah pengertian penelitian, diperlukan fokus penelitian terhadap masalah yang akan diteliti dan dianalisis. Fokus penelitian ini adalah mengetahui dan mendokumentasikan sistem informasi pada industri kreatif di Yogyakarta. Industri kreatif yang dimaksudkan disini merupakan UKM dan yang bergerak pada subsektor pasar barang seni, kerajinan, desain, penerbitan dan percetakan. 1.3 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang diatas, rumusan masalah yang disusun dalam penelitian ini adalah : 1. Bagaimana penerapan sistem informasi yang dilakukan oleh UKM dalam menjalankan proses bisnisnya? 2. Apa saja hambatan UKM dalam penerapan sistem informasi? 6

1.4 Tujuan Masalah Adapun tujuan yang ingin dicapai oleh peneliti : 1. Mengetahui penerapan sistem informasi yang dilakukan oleh UKM dalam menjalankan proses bisnisnya. 2. Mengetahui hambatan UKM dalam penerapan sistem informasi. 1.5 Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat bagi pihak-pihak tertentu : 1. Bagi pembaca Memberikan gambaran tentang adopsi sistem informasi yang digunakan oleh UKM industri kreatif di Yogyakarta dan hambatan dalam penerapannya. 2. Bagi penulis Sebagai bahan kajian dan pengujian terhadap adopsi sistem informasi yang digunakan oleh UKM industri kreatif di Yogyakarta. 3. Bagi praktisi Sebagai bahan masukan dan pertimbangan dalam pengambilan kebijakan dan keputusan terkait adopsi sistem informasi yang digunakan oleh UKM industri kreatif di Yogyakarta. 1.6 Sistematika Pembahasan BAB 1 PENDAHULUAN Dalam bab ini dijelaskan tentang latar belakang terjadinya masalah, fokus penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penelitian. 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA Bab ini berisi tentang penjabaran dan pembahasan mengenai teori-teori yang digunakan sebagai landasan dalam penelitian ini serta penjabaran penelitian terdahulu. BAB III METODE PENELITIAN Bab ini menjelaskan tentang alasan penulis menggunakan metode kualitatif, alasan dalam memiih tempat penelitian, sumber dan teknik pengumpulan data, teknik analisis data dan juga pengujian keabsahan data yang akan digunakan penulis dalam penelitiannya. BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Bab ini berisi tentang hasil analisis dan pembahasannya. Hasil anallisis mencakup segala hal yang ditemukan penulis dalam menjalankan penelitiannya. Hasil dari analisis digunakan untuk menjawab rumusan masalah yang berlandaskan pada telaan teori dan metodologi yang telah ditetapkan sebelumnya. BAB V PENUTUP Penutup berisi tentang kesimpulan hasil penelitian, keterbatasanketerbatasan dalam penelitian dan saran dari penulis. 8