II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Pembelajaran Berbasis Proyek (project-based learning) dan Zain (2006:83) metode proyek adalah cara penyajian pelajaran yang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Niken Noviasti Rachman, 2013

ARTIKEL ILMIAH MENINGKATKAN SIKAP ILMIAH SISWA DENGAN MODEL PROJECT BASED LEARNING DI KELAS VIII A SMP NEGERI 8 MUARO JAMBI

PENERAPAN MODEL PROJECT BASED LEARNING

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kreativitas menurut para ahli psikologi penjelasannya masih berbeda-beda

II. TINJAUAN PUSTAKA. Model Problem Based Learning dikembangkan oleh Barrows sejak tahun

Mahardika Intan Rahmawati

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI ELITIAN. model pembelajaran Project Based Learning (PjBL), kreativitas dan penguasaan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi memungkinkan semua pihak

ARTIKEL OLEH I KADEK SUTARYANA NIM

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. terkecuali. Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) juga. persaingan global yang dihadapi oleh setiap negara, khususnya

Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Bung Hatta

BAB II KAJIAN PUSTAKA. terjadi karena interaksi dengan lingkungan (Hamalik, 2008: 28).

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MENGGUNAKAN MODEL PROBLEM BASED INSTRUCTION SISWA KELAS IXG SMP NEGERI 3 BANGUNTAPAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarakan hasil penelitian, maka dapat disimpulkan : Hasil belajar siswa SMA Negeri 2 Serui Kabupaten Kepulauan Yapen,

MENINGKATKAN KREATIVITAS BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN PROJECT BASED LEARNING

PENINGKATAN KREATIVITAS CALON GURU DALAM PEMBUATAN MEDIA BERBASIS ICT. Sekar Purbarini Kawuryan

II. KAJIAN PUSTAKA. Efektivitas dalam bahasa Indonesia merujuk pada kata dasar efektif yang diartikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II LANDASAN TEORI PENELITIAN 2.1 Kajian Teori Ada beberapa hal yang perlu dipahami dalam penelitian ini, yaitu pembelajaran berbasis proyek,

BIORMATIKA Jurnal Ilmiah FKIP Universitas Subang Vol. 3 No 2 September 2017 ISSN (p) (e)

RAMBU-RAMBU PEMILIHAN MODEL

BAB I PENDAHULUAN. menemukan dan menjelaskan konsep-konsep, prinsip-prinsip dalam biologi.

Penerapan Model Project Based Learning (Model Pembelajaran Berbasis Proyek) dalam Materi Pola Bilangan Kelas VII. oleh Theresia Widyantini

PENINGKATAN KREATIVITAS CALON GURU DALAM PEMBUATAN MEDIA BERBASIS ICT MELALUI PROJECT BASED LEARNING PADA MATA KULIAH PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN IPS SD

MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK (PROJECT BASED LEARNING)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sangat banyak. Tuntutan tersebut diantaranya adalah anak membutuhkan

BAB III METODE PENELITIAN

Implementasi Model Project Based Learning Untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa

Pertemuan 14 dan 15. Materi 1: Problem Based Learning. A. Pengertian Problem Based Learning (PBL)

PEMBELAJARAN BERDASARKAN MASALAH SUATU UPAYA UNTUK MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN DAN REPRESENTASI MATEMATIK SISWA

I. PENDAHULUAN. Keterampilan berbahasa terdiri atas empat komponen penting yaitu keterampilan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pembelajarn berbasis proyek merupakan model pembelajaran yang

BAB 1 PENDAHULUAN. keberanian, siswa akan senantiasa untuk mau mencoba hal-hal yang baru,

BAB I PENDAHULUAN. belajar untuk mencapai tujuan belejar tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman

A. Lingkungan Sekitar Sekolah sebagai Sumber Pembelajaran. Lingkungan menyediakan rangsangan (stimulus) terhadap individu dan

Osnidawati 1, Nurharmi 1, Khairul 1. 1) Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP Universitas Bung Hatta ABSTRAK

I. PENDAHULUAN. Mata pelajaran Biologi pada Sekolah Menengah Atas (SMA) diajarkan untuk

II. TINJAUAN PUSTAKA. Penalaran menurut ensiklopedi Wikipedia adalah proses berpikir yang bertolak

I. PENDAHULUAN. diri setiap individu siswa. Mudah masuknya segala informasi, membuat siswa

2016 PERBAND INGAN HASIL BELAJAR SISWA ANTARA MOD EL PEMBELAJARAN BERBASIS PORTOFOLIO D ENGAN MOD EL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK D I SMKN 1 SUMED ANG

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia efektif adalah akibatnya atau pengaruhnya.

II. TINJAUAN PUSTAKA. kegiatan belajar yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa

I. PENDAHULUAN. baik, namun langkah menuju perbaikan itu tidaklah mudah, banyak hal yang harus

BAB I PENDAHULUAN. Geografi merupakan satu dari sekian banyak disiplin ilmu yang dipelajari,

I. PENDAHULUAN. Belajar merupakan suatu kegiatan yang memberikan kesempatan kepada siswa

Pendidikan Geografi, Universitas Negeri Malang Jl. Semarang 5 Malang. Keywords: model of problem based learning, critical thinking

BAB III METODE PENELITIAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. 1. Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning)

Jurnal Ilmiah Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

2 Penerapan pembelajaran IPA pada kenyataannya di lapangan masih banyak menggunakan pembelajaran konvensional yaitu pembelajaran yang berpusat pada gu

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM) berkualitas dan mempunyai daya saing tinggi sangat diperlukan dalam

1 PENDAHULUAN. memfasilitasi, dan meningkatkan proses serta hasil belajar siswa. Hasil

BAB II KAJIAN PUSTAKA. melibatkan siswa secara aktif dalam merancang tujuan pembelajaran untuk

BAB II KAJIAN TEORITIK

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Dasar terdiri dari berbagai konsep. Di dalam pelajaran tersebut ada materi yang

BAB I PENDAHULUAN. terciptanya pembelajaran kimia yang kreatif dan inovatif, Hidayati (2012: 4).

KURIKULUM 2013 DAN IMPLEMENTASINYA DALAM PEMBELAJARAN. Pardomuan Nauli Josip Mario Sinambela. Abstrak

BAB II KAJIAN TEORI. Menurut Komalasari (2013:58-59) pembelajaran berbasis masalah adalah:

MEMBANGUN KERANGKA PEMBELAJARAN BERKARAKTER YANG MENCERDASKAN PEMBELAJAR. Agus Sujarwanta

II. TINJAUAN PUSTAKA. Model Learning Cycle merupakan rangkaian tahap-tahap kegiatan (fase) yang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Metode discovery adalah suatu prosedur mengajar yang menitikberatkan

II. TINJAUAN PUSTAKA. suatu proses pembelajaran. Perubahan yang terjadi pada siswa sejatinya

BAB I PENDAHULUAN. berlandaskan pada kurikulum satuan pendidikan dalam upaya meningkatkan. masyarakat secara mandiri kelak di kemudian hari.

I. PENDAHULUAN. dibahas beberapa hal yang lebih mengarah pada judul yaitu rumusan masalah,

BAB II KAJIAN TEORITIK

BAB I PENDAHULUAN. kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, prinsip-prinsip

BAB 1 PENDAHULUAN. kehidupan manusia sangatlah besar dan mencakup berbagai aspek. Hal ini

II. TINJAUAN PUSTAKA. Media pembelajaran didefinisikan oleh Heinich (dalam Daryanto, 2010: 4) kata

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MELALUI LEMBAR KEGIATAN PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (LKPBM) Nining Purwati *

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan ilmu yang mempelajari

ALTERNATIF PENERAPAN PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK DALAM MATA PELAJARAN PRAKARYA. Oleh: Drs. M. Fajar Prasudi, M.Sn Widyaiswara PPPPTK Seni dan Budaya

BAB I PENDAHULUAN. mempelajari IPA tidak terbatas pada pemahaman konsep-konsep IPA, tetapi

A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini sangat mempengaruhi berbagai aspek kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. proses yang telah dilalui. Menurut UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem. Pendidikan Nasional pasal 1 menjelaskan bahwa:

2015 MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN LOGIS MATEMATIS SERTA KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA SMP MELALUI LEARNING CYCLE 5E DAN DISCOVERY LEARNING

II. TINJAUAN PUSTAKA. Model pembelajaran berbasis masalah (Problem-based Learning), adalah model

TINJAUAN PUSTAKA. Model PBL merupakan suatu model yang dirancang untuk merangsang. perkembangan kemampuan berpikir kreatif dan inovatif siswa dengan

BAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Pendidikan pada dasarnya merupakan interaksi antara peserta didik

Penggunaan Metode Pembelajaran Inquiry Untuk Meningkatakan Hasil Belajar IPA

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 1 Ayat (1) yang

PEMBELAJARAN MENULIS TEKS EKSPOSISI DENGAN STRATEGI BELAJAR BERBASIS PROYEK PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 2 SUWAWA TP 2014/2015 SKRIPSI.

MODEL PEMBELAJARAN PBL ( PROBLEM BASED LEARNING)

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Matematika merupakan salah satu bidang studi yang menduduki peranan

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Pasal 31 ayat 2 Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Proses belajar mengajar merupakan rangkaian kegiatan komunikasi antara siswa yang belajar dengan guru

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. paradigma yang lama atau cara-cara berpikir tradisional. Dalam dunia pendidikan,

BAB I PENDAHULUAN. Islam sebagai agama yang paling sempurna dengan Al-Quran sebagai. pedoman pokok ajarannya, menegaskan kepada umatnya agar

BAB III METODE PENELITIAN

Trisona Agustina 1 Febi Sanjaya 2

SKRIPSI. Oleh : YUNITA MANDHAYANTI NIM

II. TINJAUAN PUSTAKA. Istilah belajar sebenarnya telah lama dikenal. Namun sebenarnya apa belajar itu,

Transkripsi:

11 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pembelajaran Berbasis Proyek (project-based learning) Pembelajaran berbasis proyek merupakan pengorganisasian proses belajar yang dikaitkan dengan suatu objek konkret yang dapat ditinjau dari berbagai disiplin keilmuan atau mata pelajaran (BSNP, 2007:32). Menurut Djamarah dan Zain (2006:83) metode proyek adalah cara penyajian pelajaran yang bertitik tolak dari suatu masalah, kemudian dibahas dari berbagai segi yang berhubungan sehingga pemecahannya secara keseluruhan dan bermakna. Dalam proses pembelajaran, pemecahan suatu masalah tidaklah tuntas apabila hanya ditinjau dari satu disiplin ilmu saja, melainkan dipandang dari berbagai disiplin ilmu atau mata pelajaran yang berkaitan dan memberikan sumbangsih terhadap penyelesaian masalah tersebut. Blumenfeld et al. (dalam Kamdi, 2008:4) mendeskripsikan model pembelajaran berbasis proyek (project based learning) berpusat pada proses relatif berjangka waktu, berfokus pada masalah, unit pembelajaran bermakna dengan mengintegrasikan konsep-konsepdari sejumlah komponen pengetahuan atau disiplin atau lapangan studi. Bern dan Erickson (dalam Komalasari, 2010:70) menegaskan bahwa pembelajaran berbasis proyek (project-based learning) merupakan pendekatan yang memusat pada prinsip

12 dan konsep utama suatu disiplin, melibatkan siswa dalam memecahkan masalah dan tugas penuh makna lainnya, mendorong siswa untuk bekerja mandiri membangun pembelajaran, dan pada akhirnya menghasilkan karya nyata. Tidak semua kegiatan belajar aktif dan melibatkan proyek dapat disebut pembelajaran berbasis proyek. Oleh sebab itu, Thomas (dalam Kamdi, 2008:10) menyatakan terdapat 5 kriteria agar suatu pembelajaran dapat digolongkan dalam pembelajaran berbasis proyek, yaitu : Keterpusatasn (centrality), berfokus pada pertanyaan atau masalah, investigasi konstruktif atau desain, otonomi pebelajar, dan realisme. 1. Keterpusatasn (centrality) Proyek dalam pembelajaran berbasis proyek merupakan strategi pembelajaran; pebelajar mengalami dan belajar konsep-konsep inti suatu disiplin ilmu melalui proyek. 2. Berfokus pada pertanyaan atau masalah Pembelajaran berbasi proyek terfokus pada pertanyaan atau masalah yang mendorong pebelajar menjalani (dengan kerja keras) konsep-konsep dan prinsip-prinsip inti atau pokok dari disiplin. 3. Investigasi konstruktif atau desain Investigasi disini berupa proses desain, pengambilan keputusan, penemuan masalah, pemecahan masalah, diskoveri atau proses pembangunan model. 4. Otonomi pebelajar Dalam pembelajaran berbasis proyek mengutamakan otonomi, pilihan, waktu kerja yang tidak bersifat rigid, dan tanggung jawab pebelajar.

13 Proyek dalam pembelajaran berbasis proyek bukanlah ciptaan guru yang sudah tertuang dalam naskah dan harus dilakukan oleh siswa. 5. Realisme Pembelajaran berbasis proyek memberikan keotentikan pada pebelajar. Keotentikan ini meliputi topic, tugas, fungsi, dan peranan yang dimainkan oleh pebelajar dalam proyek atau produk yang dihasilkan. Pembelajaran berbasis proyek memiliki beberapa karakteristik, menurut Santyasa (2006:11) karakteristik utama pembelajaran berbasis proyek adalah: I. ISI : Memuat gagasan orisinil 1. Masalah kompleks 2. Siswa menemukan hubungan antar agagasan yang diajukan 3. Siswa berhadapan pada masalah yang ill-defined 4. Pertanyaan cenderung mempersoalkan masalah dunia nyata II. KONDISI : Mengutamakan otonomi siswa 1. Melakuakn inquiry dalam konteks masyarakat 2. Siswa mampu mengelola waktu secara efektif dan efisien 3. Siswa belajar penuh dengan kontrol diri 4. Mensimulasikan kerja secara professional III. AKTIVITAS : investigasi kelompok kolaboratif 1. Siswa berinvestigasi selama periode tertentu 2. Siswa melakukan pemecahan masalah kompleks 3. Siswa memformulasikan hubungan antar gagasan orisinilnya 4. Siswa menggunakan teknologi otentik dalam memecahkan masalah 5. Siswa melakukan umpan balik mengenai gagasan mereka berdasarkan respon ahli atau dari hasil tes IV. HASIL : Produk nyata 1. Siswa menunjukkan produk nyata berdasarkan hasil investigasi 2. Siswa melakukan evaluasi diri 3. Siswa responsive terhadap segala implikasi dari kompetensi yang dimilikinya 4. Siswa mendemonstrasikan kompetensi sosial, manajemen pribadi, regulasi belajarnya

14 Langkah-langkah pembelajaran dalam Pembelajaran Berbasis Proyek (Project based learning) yang dikembangkan oleh The George Lucas Educational Foundation (dalam Nurohman 2012:10) adalah sebagai berikut : 1. Start with the essential question Pembelajaran dimulai dengan pertanyaan esensial, yaitu pertanyaan yang dapat memberi penugasan peserta didik dalam melakukan suatu aktivitas. Mengambil topik yang sesuai dengan realitas dunia nyata dan dimulai dengan sebuah investigasi mendalam. Pada tahapan ini, guru dan siswa menyepakati tema proyek yang akan dilakukan oleh masing-masing kelompok dan menghubungkan tema tersebut dengan beberapa bidang studi lain. 2. Design a plan for the project Perencanaan dilakukan secara kolaboratif antara guru dan siswa, hal ini bertujuan agar siswa merasa memiliki terhadap proyek tersebut. Perencanaan ini berisi tentang aturan main, pemilihan aktivitas yang dapat mendukung menjawab pertanyaan esensial, serta menentukan alat dan bahan yang dapat diakses untuk membantu penyelesaian proyek. 3. Create a schedule Guru dan siswa menyusun jadwal aktivitas dalam menyelesaikan proyek. Aktivitas pada tahap ini antara lain : membuat timeline untuk menyelesaikan proyek, membuat deadline untuk penyelesaian proyek

15 4. Monitor the students and the progress of the project Guru bertanggung jawab untuk melakukan monitoring terhadap aktivitas siswa selama menyelesaikan proyek. Monitoring dilakukan dengan cara memfasilitasi siswa pada setiap proses. Dengan kata lain, guru berperan sebagai mentor bagi siswa. 5. Assess the outcome Penilaian dilakukan untuk membantu guru dalam mengukur ketercapaian standar, berperan dalam mengevaluasi kemajuan masing-masing siswa, memberi umpan balik tentang tingkat pemahaman yang sudah dicapai oleh siswa. 6. Evaluate the experience Pada akhir proses pembelajaran, guru dan siswa melakukan refleksi terhadap aktivitas dan hasil proyek, baik secara individu maupun secara kelompok. Dalam penggunaannya, model pembelajaran berbasis proyek memiliki kelebihan dan kekurangan. Menurut Djamarah dan Zain (2006:83) Beberapa kelebihan model ini antara lain : 1. Dapat memperluas pemikiran siswa yang berguna dalam menghadapi masalah kehidupan. 2. Dapat membina siswa dengan kebiasaan menerapkan pengetahuan, sikap, dan keterampilan dalam kehidupan sehari-hari secara terpadu. 3. Metode ini sesuai dengan prinsip-prinsip didaktik modern yang dalam pengajaran perlu diperhatikan :

16 a) Kemampuan individual siswa dan kerja sama dalam kelompok b) Bahan pelajaran yang tidak terlepas dari kehidupan riil sehari-hari yang penuh dengan masalah c) Pengembangan aktivitas, kreativitas, dan pengalaman siswa banyak dilakukan. d) Agar teori dan praktik, sekolah dan kehidupan masyarakat menjadi suatu kesatuan yang tak terpisahkan. Sedangkan kekurangan model ini menurut Djamarah dan Zain (2006:84) antara lain : 1. Kurikulum yang berlaku di Indonesia saat ini, baik secara vertikal maupun horizontal, belum menunjang pelaksanaan model ini. 2. Pemilihan topik unit yang tepat sesuai dengan kebutuhan siswa, cukup fasilitas, dan sumber-sumber belajar yang diperlukan, bukanlah merupakan pekerjaan yang mudah. 3. Bahan pelajaran sering menjadi luas sehingga dapat mengaburkan unit yang dibahas. B. Keterampilan Berpikir Kritis Johnson (2010:183) mengemukakan berpikir kritis merupakan sebuah proses yang terarah dan jelas yang digunakan dalam kegiatan mental seperti memecahkan masalah, mengambil keputusan, membujuk,menganalisis asumsi, dan melakukan penelitian ilmiah. Berpikir kritis adalah kemampuan untuk berpendapat dengan cara terorganisasi, mengevaluasi secara sistematis bobot pendapat pribadi dan pendapat orang lain. Berpikir kritis

17 memungkinkan siswa untuk mempelajari masalah secara sistematis, menghadapi berjuta tantangan dengan cara yang terorganisasi, merumuskan pertanyaan inovatif, dan merancang solusi orisinil. Menurut Krulik dan Rudnick (dalam Marpaung, 2005: ) menyatakan bahwa berpikir kritis adalah suatu kemampuan yang dimiliki individu untuk melihat dan memecahkan masalah (problem solving), pengambilan keputusan (decisison making), analisis asumsi(analyzing asumtion), dan inkuiri sains (scientific inquiry) yang ditandai dengan sifat dan bakat kritis. Sifat dan bakat kritis diantaranya ditunjukkan dengan rasa ingin tahu, bersifat imajinatif, tertantang oleh kemajemukan, dan sifat berani mengambil resiko. 1. Rasa ingin tahu Rasa ingin tahu ditunjukkan oleh individu/siswa yang selalu terdorong untuk menyatakan lebih banyak, maka individu tersebut selalu memasalahkan/mempertanyakan sesuatu. Individu tersebut kemudian l yang menjadi peka, ingin mengetahui lebih dalam, ingin meneliti mengapa sesuatu itu terjadi, hal ini ditunjukkan dengan rajin membaca dan keinginannya untuk bereksperimen. 2. Bersifat imajinatif Hal ini ditunjukkan oleh individu dalam memperagakan hal-hal yang belum pernah terjadi. 3. Tertantang oleh kemajemukan Hal ini ditunjukkan dengan perilaku individu yang senang menjajaki persoalan-persoalan dan melibatkan dirinya untuk aktif dalam penyelesaian tugas majemuk dan mengatasi masalah-masalah yang sulit.

18 4. Berani mengambil resiko Merupakan perilaku individu yang tidak pernah merasa takut gagal, menerima kritik, mengakui kesalahan dan kegagalannya, serta bersedia menerima masukan untuk melakukan perbaikan. Individu tersebut juga berani mempertahankan pendapat atau gagasan yang dimilikinya. Enis (dalam Marpaung, 2005: ) menyatakan bahwa berpikir kritis adalah berpikir logis dan masuk akal yang difokuskan pada pengambilan keputusan tentang apa yang dipercaya dan dilakukan. Tabel 1. Kemampuan dan Indikator Berpikir Kritis No Kemampuan Berfikir Kritis Indikator 1 Merumuskan Memformulasikan dalam bentuk pertanyaan yang masalah memberikan arah untuk memperoleh jawaban. 2 Memberikan Argumen dengan alasan; menunjukan perbedaan argumen dan persamaan; serta argumen yang utuh. 3 Melakukan Mendeduksikan secara logis, kondisi logis, serta deduksi melakukan interpretasi terhadap pernyataan. 4 Melakukan Melakukan pengumpulan data; Membuat induksi generalisasi dari data; membuat tabel dan grafik. 5 Melakukan Esvaluasi diberikan berdasarkan fakta, berdasarkan evaluasi pedoman atau prinsip serta memberikan alternatif. 6 Memutuskan dan melaksanakan Memilih kemungkinan solusi dan menetukan kemungkinan - kemungkinan yang akan dilaksanakan. (Enis dalam Marpaung, 2005: )