BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kemiskinan merupakan masalah yang dialami secara global dan telah terjadi sejak dahulu kala. Kemiskinan sangat terkait dengan kepemilikan modal, kepemilikan lahan, sumber daya manusia, kekurangan gizi, pendidikan, pelayanan kesehatan, pendapatan perkapita yang rendah, dan minimnya investasi. Indonesia mempunyai 252 juta jiwa penduduk pada tahun 2013 dengan 28,55 juta jiwa penduduk yang tergolong miskin. Jumlah penduduk miskin tersebut terdiri dari 10,63 juta jiwa di perkotaan dan 17,92 juta jiwa di perdesaan. Pada tahun 1996 jumlah penduduk miskin 22,7 juta jiwa atau 11,3 persen dari total penduduk Indonesia. Akibat krisis moneter yang terjadi pada tahun 1998 jumlah penduduk miskin bertambah lebih dari dua kali lipat menjadi 49,5 juta jiwa atau 24,2 persen dari total penduduk Indonesia. Pada tahun 2005, penduduk miskin berjumlah 35,1 juta jiwa atau 15,97 persen dari total penduduk Indonesia. Pada tahun 2006, jumlahnya bertambah menjadi 39,3 juta jiwa atau 17,75 persen dari total penduduk Indonesia. Persentase jumlah penduduk miskin terus menurun sampai tahun 2013 yang berjumlah 11,47 persen dari total penduduk di Indonesia. Kota Binjai merupakan salah satu kota yang memiliki jumlah penduduk miskin yang rendah. Pada tahun 2011, jumlah penduduk miskin di Kota Binjai berjumlah 17,41 ribu jiwa. Pada tahun 2012, jumlah penduduk miskin menurun menjadi 17,16 ribu jiwa. Pada tahun 2013, jumlah penduduk miskin bertambah menjadi 17,48 ribu jiwa. Berdasarkan hasil pencacahan Sensus Penduduk 2013 jumlah penduduk Kota Binjai berjumlah 252.263 jiwa, yang terdiri dari 125.917 1
jiwa laki-laki dan 126.346 jiwa perempuan. Dibawah ini merupakan tabel jumlah penduduk miskin Kota Binjai pada akhir tahun 2013. Tabel 1.1 Jumlah Penduduk Miskin Kota Binjai Tahun 2013 No Kecamatan Jumlah Keluarga Miskin (KK) 1 Binjai Selatan 107 2 Binjai Kota 67 3 Binjai Timur 133 4 Binjai Utara 81 5 Binjai Barat 89 Jumlah 477 Sumber : Badan Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga Sejahtera Jumlah rumah tangga yang terdapat di Kota Binjai adalah sebanyak 56.674 Rumah Tangga (Kepala Keluarga). Jika dibandingkan antara jumlah rumah tangga dengan jumlah penduduk, maka rata-rata jumlah anggota keluarga pada setiap rumah tangga sebanyak 4 orang. Jumlah rumah tangga yang terbanyak terdapat di Kecamatan Binjai Utara dengan jumlah rumah tangga sebanyak 16.336 rumah tangga, sedangakan yang terkecil terdapat di Kecamatan Binjai Kota dengan jumlah rumah tangga sebanyak 7.028 rumah tangga. Kesejahteraan masyarakat adalah tujuan utama dan cita-cita setiap negara. Tingkat kesejahteraan suatu negara merupakan salah satu tolak ukur untuk mengetahui keberhasilan pembangunan di negara tersebut. Secara umum dapat dikatakan bahwa persoalan yang dihadapi masyarakat adalah bersumber dari jumlah kebutuhan yang tidak terbatas. Biasanya manusia tidak pernah merasa puas dengan mendapatkan benda yang mereka peroleh. Apabila keinginan dan kebutuhan masa lalu telah terpenuhi, maka keinginan-keinginan yang baru akan muncul. Konsumsi makanan yang masih rendah dan perumahan yang kurang 2
memadai telah mendorong masyarakat untuk berusaha mencapai taraf hidup yang lebih tinggi. Pola konsumsi masyarakat mencerminkan tingkat kesejahteraan masyarakat tersebut. Konsumsi rumah tangga dalam penelitian ini menggunakan 4 variabel untuk menganalisis seberapa besar pengaruhnya terhadap pengeluaran konsumsi yaitu pendapatan, pendidikan dan jumlah tanggungan keluarga. Setiap orang keluarga mempunyai skala kebutuhan yang dipengaruhi oleh pendapatan. Kondisi pendapatan seseorang akan mempengaruhi tingkat konsumsinya. Makin tinggi pendapatan, makin banyak jumlah barang yang dikonsumsi. Sebaliknya, makin sedikit pendapatan, makin berkurang jumlah barang yang dikonsumsi. Bila konsumsi ingin ditingkatkan sedangkan pendapatan tetap, terpaksa tabungan digunakan akibatnya tabungan berkurang. Berbagai jenis pendapatan akan digunakan oleh rumah tangga untuk membeli berbagai barang ataupun jasa yang diperlukan. Pada rumah tangga/keluarga miskin yang masih rendah pendapatannya, sebagian besar pendapatan digunakan untuk membeli, makanan, pakaian, dan kebutuhan sehari-hari lainnya. Apabila dilihat dari tingkat jumlah tanggungan keluarga, semakin sedikit tanggungan berarti semakin sedikit pula kebutuhan yang harus dipenuhi keluarga, begitu pula sebaliknya. Sehingga dalam keluarga yang jumlah anggotanya banyak, akan diikuti oleh banyaknya kebutuhan pangan dan non pangan yang harus dipenuhi. Jika ditinjau dari segi tingkat pendidikan kepala rumah tangga, maka pendidikan yang tinggi dan berkualitas akan dapat meningkatkan kemampuan sumber daya manusia. Seseorang dapat meningkatkan penghasilannya melalui 3
peningkatan pendidikan. Setiap tambahan satu tahun sekolah berarti meningkatkan kemampuan kerja dan tingkat penghasilan seseorang. Seseorang yang berpendidikan tinggi maka perekonomiannya akan semakin membaik dan hal ini akan diikuti dengan alokasi pengeluaran konsumsi non pangan yang lebih besar, karena untuk mendapatkan pengakuan sosial dari masyarakat. Hal tersebut di atas yang menjadi dasar ketertarikan penulis mengadakan penelitian dengan objek keluarga atau rumah tangga dalam hal ini keluarga miskin yang dalam kenyataanya mempunyai pendapatan yang rendah sehingga tidak mampu memenuhi kebutuhan konsumsinya. Peneliti juga ingin menganalisis seberapa besar pengaruh pendapatan, pendidikan dan jumlah tanggungan keluarga terhadap pengeluaran konsumsi. Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik melakukan penelitian yang berjudul Analisis Pola Konsumsi Keluarga Miskin di Kota Binjai. 1.2. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang penelitian diatas maka perumusan masalah dapat dirumuskan sebagai: a. Apakah terdapat pengaruh pendapatan rumah tangga terhadap pola konsumsi keluarga miskin di Kota Binjai? b. Apakah terdapat pengaruh jumlah tanggungan terhadap pola konsumsi keluarga miskin di Kota Binjai? c. Apakah terdapat pengaruh pendidikan kepala rumah tangga terhadap pola konsumsi keluarga miskin di Kota Binjai? 4
1.3. Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah diatas maka tujuan penelitian ini adalah: a. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh pendapatan rumah tangga terhadap pola konsumsi keluarga miskin di Kota Binjai. b. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh jumlah tanggungan terhadap pola konsumsi keluarga miskin di Kota Binjai. c. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh pendidikan kepala rumah tangga terhadap pola konsumsi keluarga miskin di Kota Binjai. 1.4. Manfaat Penelitian Hasil dari penelitian ini diharapkan memberikan manfaat kepada banyak pihak, terutama kepada pemerintah daerah. a. Penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai bahan studi dan pengembangan ilmu pengetahuan dalam bidang ekonomi. b. Hasil penelitian ini berguna kepada Pemerintah Kota Binjai sebagai bahan pengambilan keputusan dalam pemecahan masalah kemiskinan di Kota Binjai. c. Sebagai referensi bagi pihak-pihak lain untuk melakukan penelitian lanjutan guna menyempurnakan hasil penelitian yang sudah ada. 5