UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Sejak tahun 2010 Indonesia masuk dalam daftar negara yang melakukan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. (PSAK), yang semula mengacu pada United States Generally Accepted

BAB I PENDAHULUAN. membuat laporan keuangan yang dihasilkan menjadi tidak seragam.

BAB I PENDAHULUAN UKDW. standar akuntansi internasional International Financial Reporting Standard (IFRS)

BAB I PENDAHULUAN. penting di dalam bidang akuntansi. Melakukan adopsi International Financial

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan konsep dasar akuntansi, yakni konsep kesatuan usaha (entity theory),

BAB I perusahaan dan arus kas masa depan. Informasi laba harus terlihat baik guna

PENDAHULUAN. dalam satu periode (Kieso et al., 2011). Terdapat dua pendekatan untuk melaporkan

BAB I PENDAHULUAN. penyajian dan pengungkapan instrumen keuangan harus sesuai dengan standarstandar

BAB I PENDAHULUAN. multinasional yang membutuhkan Standar Akuntansi Internasional. Dunia bisnis

BAB 1 PENDAHULUAN. dianggap merupakan salah satu tugas akuntansi yang sangat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. dari pihak ekstern dan pihak intern. Pihak ekstern terdiri dari masyarakat, UKDW

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya yang sudah dipercayakan melalui laporan keuangan. Informasi dari

BAB I PENDAHULUAN. mengenai pasar modal juga, investor dapat dengan mudah masuk ke lantai pasar. kegiatan perusahaan semakin lebih kompleks.

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyusunan laporan keuangan oleh manajemen bertujuan untuk. menyampaikan informasi mengenai kondisi keuangan dan ukuran kinerja

BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya laporan keuangan digunakan oleh perusahaan yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Adopsi IFRS diberbagai negara memiliki beberapa manfaat.

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi mendorong berkembangnya Negara-negara dalam

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi mendorong berkembangnya perusahaan-perusahaan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Laporan keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi

BAB I PENDAHULUAN. Para pelaku pasar modal memerlukan informasi untuk membuat keputusan

BAB I PENDAHULUAN. et al., 2011). Kelompok pemakai laporan keuangan terdiri dari investor, kreditor,

BAB I PENDAHULUAN. laporan keuangan pada perusahaan di masing-masing negara juga berbeda.untuk

BAB I PENDAHULUAN. Adopsi International Accounting Standards (IAS) pada standar akuntansi di

BAB I PENDAHULUAN. bangunan yang digunakan sebagai kantor atau pabrik, peralatan, kendaraan dan lainlain.

ANALISIS PERBANDINGAN LAPORAN LABA-RUGI MENGGUNAKAN METODE PSAK DAN IFRS PADA PT.TELEKOMUNIKASI INDONESIA.Tbk

ANALISIS KOMPARATIF KEBIJAKAN AKUNTANSI PERUSAHAAN SEBELUM DAN SESUDAH KONVERGENSI STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN GLOBAL

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Informasi laporan keuangan merupakan unsur penting bagi investor, kreditor

BAB I PENDAHULUAN. dipilih pada suatu industri untuk investor domestik maupun investor internasional.

BAB I PENDAHULUAN. Beberapa tahun terakhir ini, isu globalisasi telah menjadi sebuah fenomena

BAB I PENDAHULUAN. Pasca adopsi penuh International Financial Reporting Standards (IFRS) di tahun

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini akan membahas beberapa alasan yang menjadi latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang ada di perusahaan dengan optimal. Dengan demikian perusahaan

BAB 1 PENDAHULUAN. keuangannya dalam bentuk ikhtisar keuangan atau laporan keuangan. Laporan

BAB 1 PENDAHULUAN. dan hasil kinerja perusahaan. Tujuan akuntansi secara keseluruhan adalah

Pengaruh Ukuran Perusahaan Dan Kepemilikan Manajerial Terhadap Manajmen Laba

BAB I PENDAHULUAN. Konvergensi International Financial Reporting Standards (IFRS) telah. awal lagi dalam menerapkan IFRS yaitu dari tahun 2002.

BAB I PENDAHULUAN. dapat melihat kinerja dari suatu perusahaan. Informasi laba yang diberikan perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. hidup dan kesempatan perusahaan untuk berkembang sangat dipengaruhi oleh

BAB I PENDAHULUAN. Akuntansi adalah sebuah sistem informasi yang digunakan untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. keuangan dalam usaha mengharmonisasikan standar-standar akuntansi dan

ANALISIS KONVERGENSI PSAK KE IFRS

BAB I PENDAHULUAN. Latar belakang masalah. Laporan keuangan merupakan penggunaan kinerja yang penting

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan bisnis dalam skala nasional dan. intemasional, Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) telah mencanangkan

BAB I PENDAHULUAN. internasional. Sehingga muncul organisasi yang bernama International

BAB I PENDAHULUAN. keuangan untuk mengambil keputusan baik secara internal maupun oleh pihak

BAB I PENDAHULUAN. kondisi dan kinerja suatu perusahaan bagi pihak eksternal. Menurut PSAK No. 1

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Industri merupakan sektor penting dalam meningkatkan perekonomian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bertambahnya jumlah perusahaan yang melakukan Initial Public Offering (IPO)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. baik organisasi profit maupun non profit untuk menghasilkan informasi yang akan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Dalam penyajian informasi laporan keuangan dibutuhkan sebuah aturan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang semakin ketat tersebut, suatu perusahaan harus mampu

BAB I PENDAHULUAN. akibat dari globalisasi, para pelaku kegiatan bisnis antar negara membutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu entitas

BAB I PENDAHULUAN. tentang Instrumen Keuangan:Pengakuan dan Pengukuran. Sebelum

BAB I PENDAHULUAN. informasi yang dapat diperoleh serta seberapa relevan dan andal informasi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. menindaklanjuti pertemuan di London tersebut Ikatan Akuntansi Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan laporan keuangan yang relevan dan andal. Standar akuntansi

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan (financial statement) merupakan sumber informasi

SKRIPSI. Disusun oleh : MUQOROBIN B

BAB 1 PENDAHULUAN. kegiatan perekonomian seperti transaksi penjualan dan pembelian, melakukan

BAB I PENDAHULUAN. (International Federation of Accountant) harus tunduk kepada SMO (Statment

BAB 1 PENDAHULUAN. memperoleh pembiayaan suatu investasi atau operasi perusahaan dengan minimal

BAB I PENDAHULUAN. efektif dan efisien. Salah satu alat ukur yang digunakan untuk mengetahui

BAB I PENDAHULUAN. Proses konvergensi International Financial Reporting Standards (IFRS) di

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia dikenal sebagai negara agraris yang memiliki kekayaan sumber

BAB 1 PENDAHULUAN. teknologi informasi telah mengalami kemajuan yang sangat pesat, serta

BAB I PENDAHULUAN. pengambilan keputusan. Informasi laba haruslah menggambarkan keadaan. laba untuk memaksimalkan kepuasan mereka sendiri.

BAB I PENDAHULUAN. keuangan. IFRS ( International Financial Reporting Standard ) adalah standar

BAB I PENDAHULUAN. yang efisien dapat mendukung perkembangan ekonomi, karena adanya alokasi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. perusahaan dengan para external stakeholder. Menurut PSAK 1 (2009) tujuan dari

BAB I PENDAHULUAN. masalah mulai dirasakan oleh banyak negara. Dalam konteks akuntansi maka

ANALISIS PERKEMBANGAN IMPLEMENTASI PSAK HASIL ADOPSI IFRS PADA PT. MARTINA BERTO, TBK TAHUN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Perbedaan kondisi ekonomi, hukum, sosial, dan politik di berbagai negara,

PENDAHULUAN. yang go public. Dividen merupakan bagian dari laba perusahaan yang dibagikan

BAB I PENDAHULUAN. Standar akuntasi merupakan suatu pedoman dalam proses penyusunan laporan

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan standar akuntansi yang berlaku secara internasional sangatlah

BAB I PENDAHULUAN UKDW. investor dapat melihat kinerja perusahaan. Informasi akuntansi berguna bagi

BAB V PENUTUP. menggunakan data kuantitatif yang digambarkan melalui simbol-simbol

BAB I PENDAHULUAN. Standar ini muncul akibat tuntutan globalisasi yang mengharuskan para pelaku

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan hasil dari proses akuntansi yang

BAB I PENDAHULUAN. Selain itu, laporan keuangan yang dibuat oleh perusahaan haruslah memenuhi

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

NAMA : MELISA MARIA NPM : JURUSAN : AKUNTANSI PEMBIMBING : NOVA ANGGRAINIE, SE., MMSI

BAB 1 PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan suatu ringkasan dari transaksi-transaksi

BAB I PENDAHULUAN. pengambilan keputusan oleh berbagai pihak yang berkepentingan atas suatu

BAB I PENDAHULUAN. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) yang disusun oleh Ikatan

BAB I PENDAHULUAN. manajemen dapat menyembunyikan dan mengubah metode informasi dengan. mempermainkan besar kecilnya angka-angka yang ada pada laporan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

@UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Laporan keuangan adalah suatu bentuk laporan pada perusahaan untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bagi manajeman meningkatkan nilai perusahaan sangatlah penting karena

BAB I PENDAHULUAN. merupakan output dari proses akuntansi yang menjadi sarana komunikasi atas hasil pengelolaan

BAB I PENDAHULUAN. Bab I Pendahuluan

BAB I PENDAHULUAN. keuangan dan kinerja keuangan entitas. Laporan keuangan menunjukkan hasil

BAB 1 PENDAHULUAN. Tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi perusahaan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sejak tahun 2010 Indonesia masuk dalam daftar negara yang melakukan konvergensi standar akuntansi keuangan dengan IFRS (International Financial Reporting Standard). Salah satu tujuan dari dilakukukannya kovergensi standar ini adalah untuk meningkatkan nilai komparabilitas (daya banding) laporan keuangan. Konvergensi standar akuntansi keuangan Indonesia dengan IFRS menyebabkan terjadi perubahan yang cukup signifikan dalam standar akuntansi keuangan Indonesia. Salah satu perubahan yang terjadi adalah mengenai pelaporan penurunan nilai aset baik aset berwujud maupun aset tidak berwujud yang diatur di dalam PSAK 48. Dampak dari adanya konvergensi IFRS juga berimbas terhadap perubahan pada PSAK 22. Dalam hal ini, PSAK (pernyataan standar akuntansi keuangan) 22 mengenai kombinasi binsis menghapuskan perlakukan amortisasi goodwill. Oleh sebab itu, goodwill yang sebelumnya diatur di dalam PSAK 22 dengan perlakuan amortisasi tidak lagi diatur di dalam PSAK 22 melainkan diatur di dalam PSAK 48. Aturan mengenai amortisasi goodwill tersebut dihapuskan karena dianggap tidak mencerminkan substansi transaksi dan keadaan ekonomi yang sebenarnya. Pengaturan mengenai penurunan nilai atas goodwill diatur dalam PSAK 48 (revisi 2009) mengenai penurunan nilai aset. Pengujian penurunan nilai dianggap lebih mencerminkan substansi transaksi dan kondisi ekonomi yang terjadi, dan 1

nilai aset yang disajikan di laporan posisi keuangan tetap mencerminkan kewajaran sumber daya ekonomik yang dikuasai oleh entitas sehingga informasi yang disajikan tidak menyesatkan (mislead) para pengguna laporan keuangan dalam melakukan pengambilan keputusan. Laporan keuangan yang disajikan harus wajar sehingga tidak akan menyesatkan pengguna laporan keuangan. Ketika nilai tercatat aset perusahaan melebihi nilai sesungguhnya dari aset terkait, maka dapat menciptakan persepsi bahwa kondisi aset perusahaan baik. Oleh sebab itu PSAK 48 menetapkan bahwa perusahaan wajib melakukan uji penurunan nilai terhadap aset baik aset berwujud maupun aset tidak berwujud dengan ada atau tidaknya indikasi bahwa aset mengalami penurunan nilai. Goodwill merupakan salah satu jenis aset yang juga mengalami impairment, namun dilain sisi uji impairment terhadap goodwill memunculkan indikasi bahwa perusahaan akan melakukan manajemen laba. Penelitian yang dilakukan oleh Clark et al (2007), Dowling et al (2010), Alves (2013), Clark & Jordan (2015) menemukan bahwa goodwill impairment berpengaruh terhadap kebijakan manajemen laba perusahaan baik big bath maupun income smoothing. Hasil dari uji penurunan nilai goodwill akan diakui sebagai rugi penurunan nilai yang dicatat pada laporan laba/rugi dan secara langsung akan berpengaruh terhadap aset perusahaan. Goodwill impairment yang secara langsung berpengaruh terhadap laba perusahaan menimbulkan indikasi bahwa perusahaan melakukan manajemen laba melalui discretionary accrual untuk memperbaiki kondisi laba perusahaan. 2

Alves (2013) dalam penelitiannya menemukan bahwa manajer menggunakan goodwill impairment sebagai alat untuk melakukan manajemen laba. Hasil pertama menunjukkan bahwa adopsi standar IAS 36 (Goodwill Impairment) tidak berkontribusi untuk meningkatkan kualitas penyajian laporan keuangan. Kedua, penelitian tersebut menemukan bahwa manajer menggunakan standar akuntansi yang mengatur tentang goodwill impairment untuk memanipulasi laba perusahaan. Manajemen laba melalui discretionary accrual digunakan untuk mengurangi atau memperbesar laba yang dilaporkan dengan cara memilih kebijakan akuntansi oleh manajemen yang bersifat subjektif dalam rangka menurunkan atau menaikkan laba. Selain manajemen laba akrual terdapat pula manajemen laba riil. Manajemen laba riil didefinisikan sebagai penyimpangan dari aktivitas operasi normal perusahaan yang dimotivasi oleh keinginan manajemen untuk memberikan pemahaman yang salah kepada pemangku kepentingan bahwa tujuan pelaporan keuangan tertentu telah dicapai melalui aktivitas operasi normal perusahaan. Namun penelitian ini menggunakan manajemen laba melalui discretionary accrual sebagai variabel penelitian dengan dasar bahwa goodwill impairment berpengaruh terhadap laba perusahaan yang dapat mengurangi laba perusahaan. Alasan lainnya yang mendasari penggunaan manajemen laba akrual sebagai variabel penelitian, karena manajemen laba riil lebih berkaitan dengan aktivitas riil perusahaan. Berdasarkan pada alasan yang telah dijelaskan, manajemen diindikasi akan lebih fokus untuk memanipulasi angka-angka yang berkaitan 3

dengan aktivitas riil perusahaan di dalam laporan keuangan perusahaan. Sedangkan, manajemen laba akrual merupakan jenis manajemen laba yang berkaitan langsung dengan empat set laporan keuangan, baik laporan posisi keuangan, laporan laba/rugi, laporan perubahan ekuitas maupun laporan arus kas. Letak goodwill di dalam laporan keuangan adalah pada laporan posisi keuangan, goodwill impairment akan dilaporkan pada laporan laba/rugi. Goodwill impairment akan berpengaruh terhadap empat set laporan keuangan perusahaan. Oleh sebab itu, penelitian ini dilakukan untuk menemukan hubungan empiris goodwill impairment dengan manajemen laba melalui discretionary accrual yang muncul sebagai dampak dari adanya konvergensi standar akuntansi Indonesia terhadap standar akuntansi internasional. Peneliti melihat bahwa konvergensi standar yang dilakukan oleh Indonesia terhadap standar akuntansi internasional tidak hanya berpengaruh terhadap proses pengukuran, pengungkapan, dan penyajian laporan keuangan tetapi kemudian juga berpengaruh terhadap perilaku manajemen yaitu dengan munculnya indikasi bahwa manajemen melakukan manajemen laba melalui discretionary accrual ketika manajemen melakukan goodwill impairment. Proses konvergensi yang awalnya diharapkan dapat menjawab tantangan perkembangan ekonomi global yang menginginkan adanya penyajian laporan keuangan secara transparan diantara pihak eksternal dan pihak internal justru membawa fenomena baru dalam perjalanan akuntansi Indonesia. Hal ini ditunjukkan dengan adanya indikasi bahwa terdapat celah atau ruang yang dimanfaatkan oleh pihak-pihak didalam lingkup internal perusahaan dalam hal ini 4

adalah manajer perusahaan yang memanfaatkan standar akuntansi keuangan Indonesia untuk melakukan tindakan manajemen laba. Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan maka judul untuk penelitian ini adalah : HUBUNGAN GOODWILL IMPAIRMENT DENGAN MANAJEMEN LABA AKRUAL 1.2. Rumusan Masalah Adapun rumusan masalah yang berkaitan dengan penelitian penulis berdasarkan latar belakang adalah sebagai berikut : Apakah goodwill impairment berhubungan dengan manajemen laba akrual? 1.3. Tujuan Tujuan penelitin ini adalah untuk menguji dan menemukan bukti empiris hubungan goodwill impairment dengan manajemen laba akrual. 1.4. Kontribusi Penelitian berikut : Kontribusi yang dapat diberikan melalui penelitian ini adalah sebagai 1. Bagi Peneliti Menambah wawasan peneliti mengenai goodwill impairment dan dampak yang ditimbulkan dari adanya goodwill impairment khususnya indikasi dilakukannya manajemen laba 5

2. Bagi Ilmu Akuntansi Sebagai acuan atau referensi bagi perkembangan ilmu akuntansi keuangan serta pelaksanaan penelitian-penelitian selanjutnya dalam bidang ilmu akuntansi khususnya penelitian mengenai goodwill impairment dan manajemen laba 3. Bagi Pemangku Kepentingan Sebagai sumber referensi bagi para pemangku kepentingan dalam perusahaan dalam menilai perilaku manajemen ketika terjadi goodwill impairment 4. Bagi Investor Sebagai acuan dan referensi bagi investor untuk menilai pelaporan goodwill impairment dalam hubungannya dengan manajemen laba melalui akrual diskresioner (discretionary accrual) sehingga investor dapat melakukan analisis secara tepat sebelum melakukan pengambilan keputusan investasi 1.5. Batasan Masalah Penelitian yang dilakukan berkaitan dengan goodwill impairment dengan mengambil sampel perusahaan dari seluruh sektor industri yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dimulai pada tahun 2011 sampai tahun 2014. 6