BAB I PENDAHULUAN. Dalam proses audit, seorang auditor salah satu kewajibannya adalah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. tekanan berat konflik kepentingan sehingga banyak profesi akuntan juga terseret

BAB I PENDAHULUAN. Peranan kantor akuntan publik saat ini semakin luas tidak hanya bertujuan untuk

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang paling bertanggung jawab terhadap masalah ini. Independensi auditor

BAB I PENDAHULUAN. yang dihadapi dalam teori keagenan (Agency Theory). Teori keagenan

BAB I PENDAHULUAN. Laporan ini sangat berpotensi dipengaruhi kepentingan pribadi, sedangkan sebagai

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Laporan Keuangan merupakan sarana bagi investor untuk menilai kinerja

BAB I PENDAHULUAN. Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor. perubahan atas Keputusan Menteri Keuangan Nomor

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. menjadi masalah penelitian yang disertai alasan mengapa masalah ini perlu

BAB I PENDAHULUAN. Bank Global, PT Kimia Farma, PT Indo Farma, PT Telkom, PT Pakuwon

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kantor akuntan publik merupakan kantor tempat akuntan menjalankan

2016 PENGARUH TENUR AUDIT, ROTASI AUDIT DAN REPUTASI KAP TERHADAP KUALITAS AUDIT

BAB I PENDAHULUAN. mengenai kondisi keuangan perusahaan atau organisasi kepada pihak-pihak yang

BAB I PENDAHULUAN. sebagian besar pemakai dalam pembuatan keputusan akuntansi.

BAB I PENDAHULUAN. sebagai syarat mutlak apabila perusahaan tersebut telah go public untuk kepentingan investor

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Setiap akhir periode, manajemen perusahaan wajib menerbitkan laporan

BAB I PENDAHULUAN. penelitian, tujuan penelitian, kegunaan penelitian dan sistematika penulisan.

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan peningkatan jumlah perusahaan go public. Oleh karena itu,

BAB I PENDAHULUAN. akuntan publik di suatu negara adalah sejalan dengan berkembangnya perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. informasi keuangannya. Pada abad ke-16 perusahaan perdagangan mulai

BAB I PENDAHULUAN. Audit adalah pengumpulan dan evaluasi bukti mengenai informasi untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. Isu mengenai transparansi, independensi dan akuntabilitas pada stakeholder

BAB I PENDAHULUAN. keuangan suatu perusahaan pada periode tertentu. Laporan keuangan

BAB I PENDAHULUAN. keputusan ekonomi (IAI, 2012). Pengguna laporan keuangan dapat meliputi

BAB I PENDAHULUAN. investor, kreditor dan pemerintah untuk menilai kinerja dan melihat kondisi

Judul : Pengaruh Ukuran Kantor Akuntan Publik, Auditor Switching dan Audit Tenure

BAB I PENDAHULUAN. Banyaknya kebutuhan akan jasa akuntan publik disebabkan oleh keinginan

BAB I PENDAHULUAN. yang mempunyai izin dari peraturan perundang-undangan untuk melakukan

BAB I PENDAHULUAN. yang akan berguna tidak saja bagi dunia bisnis, tetapi juga masyarakat luas

BAB I PENDAHULUAN. stakeholder terutama berkaitan dengan akuntabilitas entitas yang bersangkutan. Jasa

BAB I PENDAHULUAN. mahasiswa. Auditor memiliki tanggung jawab dalam melakukan audit atas

BAB I PENDAHULUAN. untuk memeriksa laporan keuangan dan menemukan kesalahan atau. adanya indikasi manajemen laba yang dilakukan oleh pihak manajemen

BAB 1 PENDAHULUAN. Penghasilan Komprehensif Lain (PSAK 1 Revisi 2013, p. 80A). Pentingnya

BAB I PENDAHULUAN. keuangan yang dikomunikasikan kepada pihak-pihak yang berkepentingan dalam

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang telah go public dan terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia wajib

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari suatu proses pelaporan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pertumbuhan pasar modal pada beberapa tahun terakhir di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. luar yang kita kenal sebagai Auditor Eksternal atau Akuntan Publik. usaha, perubahan ekuitas dan laporan arus kas.

BAB I PENDAHULUAN. Profesi akuntan publik dikenal oleh masyarakat dari jasa audit yang

ABSTRAK. Kata Kunci : kualitas audit, auditor switching, ukuran perusahaan, spesialisasi industri KAP, client importance.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Seiring dengan pesatnya perkembangan dunia bisnis banyak pengusaha

BAB 1 PENDAHULUAN. Negara maka akan semakin kompleks masalah bisnis yang terjadi. Oleh karena itu

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kantor akuntan publik merupakan sebuah organisasi yang bergerak di bidang

BAB I PENDAHULUAN. pertanggungjawaban manajemen kepada stakeholder, terutama kepada pemilik

BAB I PENDAHULUAN. Akuntansi adalah proses pengidentifikasian, pengukuran, untuk penilaian (judgement) dan pengambilan keputusan oleh pemakai

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan maupun pihak eksternal perusahaan. Pihak-pihak yang

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan entitas bisnis telah banyak diwarnai oleh kasus hukum yang

BAB I PENDAHULUAN. auditor dalam pemeriksaan laporan keuangan karena tingkat materialitas dari satu

BAB I PENDAHULUAN. tentang keadaan perusahaan. Hassan & Ahmed (2012) menyatakan bahwa laporan

BAB I PENDAHULUAN. Menurut PSAK No. 1 (revisi 2012), laporan keuangan adalah suatu

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Profesi akuntan publik pada saat ini merupakan profesi yang

BAB I PENDAHULUAN. tersebut dapat mempengaruhi tingkat independensi seorang auditor karena auditor

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan disamping berfungsi sebagai alat. pemilik juga digunakan oleh investor dan kreditor sebagai acuan dalam

BAB I PENDAHULUAN. supremasi hukum. Namun, berdasarkan kondisi tersebut pemerintah masih tetap

BAB I PENDAHULUAN. tertentu atau jangka waktu tertentu. Laporan keuangan menyediakan berbagai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Laporan keuangan merupakan salah satu media terpenting dalam

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pelaporan yang dapat memberikan informasi bagi pemakainya. Laporan keuangan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. itu sendiri sehingga diperlukan pihak yang independen, dalam hal ini akuntan

BAB I PENDAHULUAN. etika profesi. Adanya etika profesi maka tiap profesi memiliki aturan-aturan khusus

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. keuangan juga merupakan media penting dalam memberikan informasi kinerja

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengaudit laporan keuangan perusahaannya. pihak internal maupun eksternal. Sudah menjadi kewajiban perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. kepentingan pribadi, sementara pihak ketiga, yaitu pihak eksternal selaku pemakai

BAB 1 PENDAHULUAN. informasi yang menunjang majunya suatu perusahaan,salah satu alat yang

BAB I PENDAHULUAN. memberikan opini atau pendapat tentang kewajaran penyajian laporan

BAB 1 PENDAHULUAN. manajemen kepada pemakai kepentingan laporan keuangan itu sendiri, baik

BAB I PENDAHULUAN. dalam melaksanakan pemeriksaan akuntan, memperoleh kepercayaan dari klien

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam perkembangan era globalisasi di Indonesia saat ini, banyak perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. laporan keuangan sebagai hasil dari tanggung jawab kinerja dalam periode

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan operasional perusahaan dan posisi keuangan perusahaan kepada

BAB 1 PENDAHULUAN. Pengawas Pasar Modal (Bapepam) (Susan dan Trisnawati, 2011). Di dalam. mendapatkan laporan keuangan yang dapat dipercaya.

BAB I PENDAHULUAN. seluruh peluang pasar yang ada. Selain bersaing dengan perusahaan lokal

BAB I PENDAHULUAN. mengkomunikasikan faktor-faktor mengenai perusahaan dan sebagai dasar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di dalam suatu perusahaan, pihak manajemen diberikan

BAB I PENDAHULUAN. Kota Malang merupakan salah satu kota yang jumlah penduduknya cukup

BAB I PENDAHULUAN. menyajikan informasi keuangan dalam bentuk laporan keuangan. Financial

BAB I PENDAHULUAN. dikelompokkan di setiap akhir periode akuntansi perusahaan dan akhirnya menjadi sebuah

BAB I PENDAHULUAN. pertanggungjawaban kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Tujuan laporan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Audit merupakan suatu proses untuk mengurangi ketidakselarasan

BAB I PENDAHULUAN. profesi. Di Indonesia dikenal dengan nama Kode Etik Akuntan Indonesia. etika yang telah ditetapkan oleh profesinya.

BAB I PENDAHULUAN. memberikan opini tentang kewajaran laporan keuangan serta memberi keyakinan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Salah satu manfaat dari jasa akuntan publik yaitu memberikan

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai peranan penting bagi pengukuran dan penilaian kinerja sebuah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam perkembangan ekonomi saat ini, komunikasi data keuangan dan

BAB V PENUTUP. Hasil pengujian hipotesis menggunakan analisis regresi berganda untuk tujuan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Profesi akuntan publik merupakan profesi kepercayaan masyarakat. Dari

BAB 1 PENDAHULUAN. Akuntan Publik adalah akuntan yang telah memperoleh izin dari menteri UKDW

BAB I PENDAHULUAN. manipulasi laporan keuangan. (Gultom dan Fitriani, 2013) Coorporation pada tahun Selanjutnya disusul oleh perusahaan besar

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi informasi makin meluas dan peran teknologi

BAB I PENDAHULUAN. 2011). Upaya manajer perusahaan untuk mempengaruhi informasi-informasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Timbul dan berkembangnya profesi akuntan publik sangat dipengaruhi

BAB I PENDAHULUAN. keuangan juga harus memenuhi karakteristik kualitatif sehingga laporan keuangan

BAB I PENDAHULUAN. memberikan pendapat mengenai kewajaran atas penyajian laporan keuangan sesuai

PENGARUH PENGALAMAN KERJA, KOMPETENSI DAN INDEPENDENSI AUDITOR TERHADAP KUALITAS HASIL PEMERIKSAAN

BAB I PENDAHULUAN. ditimbulkan dari pemberian wewenang tersebut.pemilik (shareholders) tidak lagi

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.3 Latar Belakang Dalam proses audit, seorang auditor salah satu kewajibannya adalah memeriksa laporan keuangan suatu perusahaan. Laporan keuangan adalah suatu media utama untuk mengkomunikasikan informasi keuangan kepada pihak-pihak di luar entitas. Terdapatnya asymetri informasi dan potensi konflik kepentingan antara manajemen perusahaan dan pengguna informasi keuangan dari pihak luar, suatu audit laporan keuangan oleh pihak ketiga diharapkan dapat meningkatkan kualitas informasi keuangan yang dilaporkan oleh manajemen. Mengakui pentingnya audit dalam proses pelaporan keuangan, laporan keuangan harus dipandang sebagai laporan bersama dari perusahaan audit Kantor Akuntan Publik (KAP) dan manajemen perusahaan. Dari aspek audit, maka kualitas laporan keuangan menunjuk pada kualitas audit. Terjadinya berbagai kegagalan pelaporan keuangan pada beberapa tahun terakhir, membuka kembali pertanyaan apakah hubungan kerja yang panjang antara KAP dan klien kemungkinan menciptakan suatu risiko pada berlebihannya keakraban (excessive familiarity) yang dapat mempengaruhi obyektifitas dan independensi KAP. Menurut Marisi P. Purba (2011:74) Pada awal abad ke-21 profesi akuntan publik mendapat sorotan karena sering dianggap terlibat dalam berbagai kasus kejahatan korporasi. Kepercayaan masyarakat terhadap profesi Akuntan Publik menurun dengan terjadinya sederetan kasus manipulasi yang melibatkan profesi

Akuntan Publik di seluruh dunia termasuk Indonesia. Di Amerika Serikat terjadi berbagai mega skandal yang melibatkan kantor akuntan publik besar, seperti kasus Enron, World-com, Adelphia, Merck, Lucent Technologies dan lain-lain pada tahun 2001 hingga 2002. Kantor Akuntan Publik besar di Amerika Serikat dianggap ikut terlibat membantu manajemen perusahaan dalam melakukan window-dressing. Sebagai implikasi mega skandal yang terjadi di Amerika Serikat pada tahun 2001 hingga 2002, perekonomian Amerika Serikat berada di titik terendah sejak terjadi tragedi Black September yang mengakibatkan runtuhnya menara kembar World Trade center di New York pada tahun 2001. Indeks harga saham gabungan di bursa saham New York berada pada titik terendah. Kondisi tersebut mendorong pemerintah Amerika Serikat memberlakukan Sarbanes Oxley Act pada tahun 2002. Di Indonesia pada tahun 2002, Majelis Kehormatan Ikatan Akuntan Indonesia menjatuhkan sanksi terhadap 10 Kantor Akuntan Publik berdasarkan rekomendasi Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP). Kesepuluh Kantor Akuntan Publik tersebut dianggap telah melakukan pelanggaran berat saat melakukan audit terhadap laporan keuangan bank-bank penerima Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI) yang dilikuidasi pada tahun 1998. Pada tahun yang sama, Badan Pengawas Pasar Modal juga menjatuhkan sanksi denda sebesar Rp 100 juta kepada Ludovicus sensi Wandabio, salah seorang akuntan publik pada kantor akuntan publik besar di Indonesia, karena dianggap lalai dalam melakukan audit terhadap laporan keuangan PT Kimia Farma, Tbk. Pada tahun 2003 United States Securities Exchange Commision (US-

SEC) di Amerika Serikat menolak laporan keuangan PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk karena kantor akuntan publik Eddy Pianto yang mengaudit perusahaan tersebut tidak terdaftar pada US-SEC. Penolakan tersebut mengakibatkan perombakan Direksi PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk. Pada tahun 2006, Justinus Sidharta, seorang akuntan publik yang bekerja pada kantor akuntan publik berskala menengah dibekukan izinnya karena dianggap lalai dalam melaksanakan audit terhadap laporan keuangan PT Great River, Tbk. Disamping itu, terdapat banyak kasus-kasus lain yang melibatkan profesi akuntan publik di Indonesia. Karena luasnya dampak ekonomi yang muncul sebagai akibat malpraktek profesi akuntan publik, profesi tersebut dianggap memiliki peranan penting dalam menentukan jatuh bangunnya perekonomian suatu negara. Profesi akuntan publik memiliki andil dalam meningkatkan kualitas dan kredibilitas informasi keuangan perusahaan. Keberadaan profesi akuntan publik yang baik yang merupakan kunci kelangsungan hidup perusahaan-perusahaan di Indonesia. Untuk mencegah kolusi yang terjadi antara Akuntan publik beserta KAP yang bersangkutan dan perusahaan klien, Menteri Keuangan mengeluarkan Keputusan Menteri Keuangan Nomor : 423/KMK.06/2002 Tentang Jasa Akuntan Publik yang mewajibkan pemberian jasa audit umum atas laporan keuangan dari suatu entitas oleh KAP paling lama untuk lima tahun buku berturut-turut. Kemudian setelah setahun dikeluarkan, Keputusan Menteri Keuangan tersebut disempurnakan dengan dikeluarkan Keputusan Menteri Keuangan Nomor : 359/KMK.06/2003,rotasi audit terjadi ketika suatu klien mengganti pelaku

auditnya yang lama dengan pelaku audit baru yang memiliki karakteristik sebagai berikut: 1. Bukan merupakan KAP yang telah menyelenggarakan audit umum atas laporan keuangan dari entitas tersebut yang kemudian melakukan perubahan komposisi akuntan publiknya. 2. Bukan merupakan KAP yang melakukan perubahan komposisi akuntan publik yang mengakibatkan jumlah akuntan publiknya 50% atau lebih berasal dari KAP yang telah menyelenggarakan audit umum atas laporan keuangan dari entitas tersebut. 3. Bukan merupakan KAP yang didirikan dan diubah namanya sehingga komposisi akuntan publiknya 50% atau lebih berasal dari KAP yang telah menyelenggarakan audit umum atas laporan keuangan dari entitas tersebut. Ketiga karakteristik di atas ini perlu ditetapkan secara spesifik dalam mendefinisikan rotasi audit untuk menyikapi terjadinya pengubahan-pengubahan komposisi KAP yang bersifat manipulatif sebagai respon dari kewajiban pelaksanaan rotasi audit secara berkala. Pengubahan komposisi KAP semacam ini pada umumnya tidak diikuti pengubahan komposisi akuntan publik yang signifikan di dalamnya. Oleh karena itu, walaupun KAP yang terbentuk terkesan baru, namun sebenarnya para akuntan publik yang berdiri di dalamnya masih sama. Jika hal ini terus terjadi, maka pelaksanaan rotasi audit pun menjadi sia-sia karena pada kenyataannya klien masih di audit oleh akuntan publik yang sama.

Penelitian ini menguji apakah tenur KAP akan menurunkan kualitas audit. Studi mengenai kualitas audit telah dilakukan baik di luar maupun di dalam negeri seperti penelitian yang dilakukan oleh Carey dan Simnett (2006) membuktikan bahwa tenur audit yang panjang berhubungan negatif terhadap kualitas audit. Myers et al (2003) menemukan bahwa tenur berpengaruh negatif terhadap akrual diskretioner, hasil ini juga didukung oleh penelitian Manry et al (2008). Lim dan Tan (2009) menemukan bahwa kualitas audit meningkat sesuai dengan peningkatan tenur auditor pada perusahaan yang diaudit oleh auditor spesialis tetapi tidak pada perusahaan yang diaudit bukan oleh auditor spesialis. Penelitian di dalam negeri mengenai kualitas audit dilakukan oleh Wibowo dan Rossieta (2009) yang meneliti mengenai faktor-faktor determinasi kualitas audit, suatu studi dengan pendekatan earning surprise benchmark menemukan bahwa size KAP dan regulasi secara signifikan berpengaruh positif terhadap kualitas audit sedangkan masa penugasan (audit tenur) tidak berpengaruh terhadap kualitas audit. Ika Sukriah dkk (2009) menemukan bahwa pengalaman kerja, objektivitas dan kompetensi berpengaruh positif terhadap kualitas hasil pemeriksaan. Baridwan dan Hariani (2010) meneliti tentang insentif untuk memanipulasi laba sebagai syarat keefektifan audit yang berkualitas dalam mengurangi manipulasi laba menemukan bahwa audit yang berkualitas lebih efektif dalam mengurangi manipulasi akuntansi daripada yang kurang berkualitas hanya bila ada insentif untuk memanipulasi laba terlebih dahulu.

Penelitian lainnya dilakukan oleh Efraim Ferdinan Giri (2010) yang meneliti mengenai pengaruh tenur kantor akuntan publik (KAP) dan reputasi KAP terhadap kualitas audit: kasus rotasi wajib auditor di indonesia, hasil penelitiannya menunjukkan bahwa tenur panjang auditor berpengaruh negatif terhadap akrual lancar yang artinya bahwa semakin lama tenur auditor akan semakin tinggi kemampuan auditor membatasi tindakan akrual oleh manajemen. Dalam kondisi tenur yang sangat panjang diduga akan menciptakan masalah eskalasi komitmen terhadap keputusan buruk seorang auditor. Eskalasi komitmen ini terkait dengan tindakan low-balling untuk menghasilkan pendapatan lain pada masa mendatang (Moore et al. 2006). Di balik motif tersebut di atas, penerapan ketentuan rotasi wajib juga dilandasi alasan teoritis bahwa penerapan rotasi wajib bagi auditor dan KAP diharapkan akan meningkatkan independensi auditor baik secara tampilan maupun secara fakta. Pembatasan tenur auditor merupakan usaha untuk mencegah auditor terlalu dekat berinteraksi dengan klien sehingga menggangu independensinya. Pembatasan tenur juga diharapkan agar tidak terjadi eskalasi komitmen auditor terhadap penyimpangan yang dilakukan oleh klien. Hasil penelitian mengenai hubungan rotasi wajib dengan independensi sikap auditor masih menghasilkan hasil yang tidak konklusif, ada yang mendukung dan ada yang tidak mendukung. Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya peneliti tertarik untuk meneliti kembali mengenai kualitas audit dengan mereplikasi penelitian Efraim Ferdinan Giri (2010) yang meneliti mengenai pengaruh tenur kantor akuntan publik (KAP) dan reputasi KAP terhadap kualitas audit: kasus

rotasi wajib auditor di Indonesia dengan menggunakan tahun penelitian yang berbeda karena peneliti menemukan adanya ketidak konsistenan hasil penelitian mengenai pengaruh tenur pada kualitas audit. Oleh karena itu penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul: PENGARUH TENUR KANTOR AKUNTAN PUBLIK (KAP) DAN REPUTASI KAP TERHADAP KUALITAS AUDIT (Studi Empiris pada Perusahaan Food and Beverages yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2008-2012) 1.4 Identifikasi Masalah Adapun masalah yang akan diteliti dapat diidentifikasikan sebagai berikut: 1. Apakah tenur KAP berpengaruh terhadap kualitas audit. 2. Apakah reputasi KAP berpengaruh terhadap kualitas audit. 3. Apakah tenur KAP dan reputasi KAP berpengaruh terhadap kualitas audit. 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang telah disampaikan di atas, maka tujuan penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui apakah tenur KAP berpengaruh terhadap kualitas audit. 2. Untuk mengetahui apakah reputasi KAP berpengaruh terhadap kualitas audit. 3. Untuk mengetahui apakah tenur KAP dan reputasi KAP berpengaruh terhadap kualitas audit.

1.4 Manfaat Penelitian Berdasarkan tujuan penelitian di atas, penelitian ini diharapkan memberikan manfaat sebagai berikut: 2. Manfaat Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan pengetahuan dan referensi penelitian mengenai hubungan antara tenur dan kualitas audit di masa yang akan datang. 2. Manfaat Praktis a. Bagi Kantor Akuntan Publik. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai hubungan antara tenur auditor dan kualitas audit agar auditor dapat selalu mempertahankan independensinya. Penelitian ini juga diharapkan memberikan tambahan informasi mengenai kemampuan komite audit untuk dapat membantu auditor dalam mempertahankan independensinya. b. Bagi Regulator. penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan referensi mengenai hubungan antara tenur audit dengan kualitas audit sebagai bahan pertimbangan untuk menetapkan regulasi di masa yang akan datang. 2.5 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian akan dilakukan dengan meneliti laporan keuangan perusahaanperusahaan yang terdaftar di BEI dengan kriteria sebagai berikut: bukan dari industri keuangan, mengeluarkan perusahaan-perusahaan yang masih terlalu

mudah, yaitu kurang dari atau sama dengan 3 tahun. Peneliti memperoleh data laporan keuangan melalui Pusat Informasi Pasar Modal (Jalan Veteran Nomor 10, Bandung) dan melalui situs website Bursa Efek Indonesia (www.idx.co.id). Waktu penelitian dilakukan pada bulan Maret 2013 sampai dengan selesai.