BAB I1 LANDASAN TEORI

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. l.1 Latar Belakang. Golden age atau masa keemasan anak adalah masa paling penting pada

BAB 1 PENDAHULUAN. maupun anak anak. Sebagai contoh dalam memegang benda benda kecil

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II LANDASAN TEORI. manusia yaitu kebutuhan untuk berdiri sendiri (need for autonomy) dan. kebutuhan untuk bergantung (needs for deference).

BAB I PENDAHULUAN. pembinaan dan pengembangan potensi anak dari usia 0-6 tahun. Untuk itu

BAB I PENDAHULUAN. masa keemasan karena pada masa itu keadaan fisik maupun segala. kemampuan anak sedang berkembang cepat.

BAB 1 PENDAHULUAN. perubahan perilaku dari tidak matang menjadi matang. Gerakan yang menggunakan yaitu otot-otot halus atau sebagian anggota

BAB I PENDAHULUAN. ditujukan untuk anak usia 0-6 tahun. Aspek yang dikembangkan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Setiap manusia akan melalui tahap perkembangan dari masa bayi hingga

BAB I PENDAHULUAN. kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.dalam standar

SKRIPSI. DiajukanUntukMemenuhi Sebagian Syarat Guna MemperolehGelarSarjanaPendidikan (S.Pd) PadaProgram Studi PG-PAUD

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Perkembangan Fisik Motorik Anak Usia Dini. kegiatan pusat syaraf, urat syaraf, dan otot yang terkoordinasi.

BAB I PENDAHULUAN. dalam menghadapi persaingan global yang semakin ketat di zaman modren saat. Pendidikan Nasional Pasal 1 ayat 14 dinyatakan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG UPI Kampus Serang Nova Sri Wahyuni, 2016

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia tersebut adalah pendidikan. 31 ayat (1) menyebutkan bahwa Setiap warga Negara berhak mendapat

Pengembangan Keterampilan Motorik Halus melalui Menjahit Untuk Anak Usia Dini *

2014 MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK USIA DINI MELALUI KEGIATAN MENGANYAM

PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI PERMAINAN MELUKIS DENGAN KUAS TAMAN KANAK-KANAK PASAMAN BARAT

SKRIPSI Diajukan Untuk Sebagian Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S. Pd.) Pada Jurusan PG-PAUD OLEH :

BAB II KAJIAN PUSTAKA. adalah aktivitas motorik yang melibatkan aktivitas otot-otot kecil yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. anak-anak telah semakin meningkat dan menjadi lebih tepat dan pada usia 5 tahun

BAB I PENDAHULUAN. mudah bosan, sulit memecahkan suatu masalah dan mengikuti pelajaran

BAB I PENDAHULUAN. lakukan sendiri dan bagaimana mereka dapat melakukannya. Perpindahan

MENINGKATKAN KETERAMPILAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI KEGIATAN MELIPAT KERTAS

BAB II KAJIAN PUSTAKA. hanya melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu saja dan dilakukan oleh otot-otot kecil

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Neuneu Nur Alam, 2014

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

HUBUNGAN KEGIATAN MONTASE DENGAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK DI KELOMPOK B1 TK ALKHAIRAAT TONDO PALU

Disusun oleh : WINDITA FITRI ILHAMI A

BAB I PENDAHULUAN. oleh pemerintah. Utamanya untuk Pendidikan anak Usia Dini. Menurut UU

PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS MERONCE MELALUI METODE DEMONSTRASI ANAK KELOMPOK B

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Usia dini (0 6 tahun) merupakan usia peka dimana pada usia ini anak memiliki

PENGARUH METODE PEMBERIAN TUGAS TERHADAP KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK KELOMPOK B2 DI TK SAMPOROA DHARMA WANITA PERSATUAN KOTA PALU. Ari Okta Pratiwi 1

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Setiap anak akan melewati tahap tumbuh kembang secara fleksibel dan

PENINGKATAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI KEGIATAN KOLASE DARI BAHAN BEKAS DI TAMAN KANAK-KANAK AISYIYAH SIMPANG IV AGAM.

PENGARUH ALAT PERMAINAN EDUKATIF TERHADAP PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK DI KELOMPOK B3 TK AISYIYAH V PALU

BUKU PANDUAN BAGI GURU DALAM MENSTIMULASI PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK USIA 3-4 TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. yang di miliki. Di dalam diri mereka telah melekat harkat dan martabat sebagai

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI KEGIATAN MENGANYAM DI KELOMPOK B TK ABA II PANTOLOAN

BAB I PENDAHULUAN. usia enam tahun menurut Undang-undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI KEGIATAN MEMBUTSIR DENGAN MENGGUNAKAN PLAYDOUGH DI PAUD KAMBOJA KOTA GORONTALO JURNAL OLEH

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung dengan sangat cepat, hal ini terlihat dari sikap anak yang terlihat jarang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. anak usia dini merupakan pendidikan yang. diselenggarakan untuk mengembangkan pribadi, pengetahuan,

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

II. KAJIAN PUSTAKA. dan perkembangan fisik (koordinasi motorik halus dan kasar), kecerdasan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. tentang sistem pendidikan nasional disebutkan bahwa :

I. PENDAHULUAN. dalam memasuki jenjang pendidikan selanjutnya. kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan

perkembangan anak. Sebagaimana yang tercantum dalam Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang SISDIKNAS yang menyebutkan bahwa:

PENINGKATAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI MENARIK GARIS DALAM POLA DI TAMAN KANAK-KANAK HARAPAN BUNDA

NAMA : ELNI NIM : :

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB II LANDASAN TEORI. gerakan pada seluruh bagian tubuh. Perkembangan motorik merupakan suatu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Kemampuan Motorik Halus Anak Taman Kanak-kanak. pengorganisasian penggunaan sekelompok otot-otot kecil seperti jari-jemari

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN

MENINGKATKAN KETRAMPILAN MENGANYAM PADA ANAK MELALUI MEDIA DAUN-DAUNAN PADA KELOMPOK B RA NUR-SALAM JURON NGUTER SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2013/2014

II. KAJIAN PUSTAKA. 1. Pengertian Teori Belajar Behaviorisme. melalui proses stimulus dan respon yang bersifat mekanis.

PENGEMBANGAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS MELALUI KEGIATAN MENIRU GARIS PADA ANAK KELAS A TK ABA MERBUNG KLATEN SELATAN TAHUN AJARAN 2013/2014

BAB V MENJAHIT UNTUK ANAK USIA DINI. bahan menjadi satu. Banyak teknik menjahit yang digunakan untuk

STRATEGI PENGEMBANGAN ESTETIKA, JASMANI, OLAH RAGA, DAN KESEHATAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Usia lahir sampai dengan memasuki pendidikan dasar merupakan masa

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Anak usia dini pada hakikatnya merupakan anak yang berusia 0-6 tahun

ARTIKEL PENELITIHAN OLEH: PENI REJEKI NPM:

II. KAJIAN PUSTAKA. kehidupan selanjutnya. Anak usia dini adalah sosok individu yang sedang

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS MELALUI KEGIATAN MEWARNAI DI KELOMPOK B TK KKLKMD SEDYO RUKUN BAMBANGLIPURO BANTUL SKRIPSI

HUBUNGAN KEGIATAN MERONCE DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK JURNAL. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. tersendiri dalam jenis dan karakteristiknya, yang membedakan dari anak-anak

BAB II LANDASAN TEORI. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia kemampuan berasal dari kata mampu yang

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan anak adalah suatu proses perubahan perilaku yang belum matang menjadi

BAB II KAJIAN PUSTAKA

UKDW BAB Latar Belakang

Tinjauan Mata Kuliah Masa TK : perkembangan fisik dan kemampuan anak berlangsung sangat cepat. Perkembangan Motorik Perkembangan motorik identik denga

Peni Dwi Harsari Maryadi ABSTRAK

BAB II KAJIAN PUSTAKA Pengertian Keterampilan Motorik Halus

JURNAL. Oleh: MUIN DWI ASTUTI NPM P. Dibimbing oleh : 1. DEMA YULIANTO, M.Psi. 2. ANIK LESTARININGRUM, M.Pd.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang tepat bagi anak sejak masa usia dini. aspek perkembangan kecerdasan intelektual, emosional, dan spiritual mengalami

BAB I PENDAHULUAN. mengatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk

BAB I PENDAHULUAN. dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No.2 Tahun 1989 pasal 4. Untuk mencapai tujuan Pendidikan Nasional tersebut, perlu

BAB I PENDAHULUAN. Ea Siti Julaeha, 2014 Meningkatkan keterampilan motorik halus dengan alat peraga edukatip (APE) berbasis bahan lingkungan sekitar

Gambar 4.1 Perkembangan Fisik Manusia

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini merupakan salah satu bentuk penyelenggaraan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Taman Kanak-kanak merupakan pendidikan untuk anak

BAB I PENDAHULUAN. Anak usia dini pada hakikatnya adalah anak yang berusia 0-6 tahun yang

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PLAYDOUGH TERHADAP KEMAMPUAN MOTORIK HALUS PADA ANAK KELOMPOK A

PERANAN KEGIATAN MENGGAMBAR DALAM MENINGKATKAN MOTORIK HALUS PADA ANAK DI KELOMPOK B TK BUNGAMPUTI DWP UNTAD PALU

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan fisik, motorik, kognitif, sosial emosi serta perkembangan bahasa.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. merupakan salah satu TK yang berada di Kabupaten Gorontalo, di mana proses pembelajarannya

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS MELALUI BERMAIN KOLASE PADA ANAK KELOMPOK A TK DHARMA WANITA KECAMATAN NGASEM KABUPATEN KEDIRI

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Pengertian Anak Tunagrahita Sedang

DESKRIPSI MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS MELALUI TEKNIK MOZAIK PADA ANAK KELOMPOK B TK DAHLIA KECAMATAN TAPA KABUPATEN BONE BOLANGO

BAB I PENDAHULUAN. terhadap apa yang dilihat, didengar, dan dirasakan. Anak seolah-olah tidak

NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan. Guna mencapai derajat. Sarjana S-1. Pendidikan Anak Usia Dini.

ELMI SUSRIANTI NIM / 10127

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tiarah, 2015 Meningkatkan keterampilan motorik halus anak aspek menulis melalui media lilin

Transkripsi:

BAB I1 LANDASAN TEORI 2.1 KETERAMPILAN MOTORIK HALUS 2.1.1 Pengertian Motorik Halus Sumantri (2005), menyatakan bahwa motorik halus adalah pengorganisasian penggunaan sekelompok otot-otot kecil seperti jari-jemari dan tangan yang sering membutuhkan kecermatan dan koordinasi dengan tangan, keterampilan yang mencakup pemanfaatan menggunakan alat-alat untuk mengerjakan suatu objek. Laura E. Berk ( 2010) kemampuan gerak yang baik juga mengalami lonjakan pertumbuhan di masa anak-anak prasekolah. Seiring membaiknya penguasaan tangan dan jemari, anak kecil mampu menggabungkan teka-teki, membuat bangunan balok kecil, memotong dan mencocokkan, dan membuat untaian manik-manik. Hal yang sama dikemukakan oleh Yudha dan Rudyanto (2005), menyatakan bahwa motorik halus adalah kemampuan anak beraktivitas dengan menggunakan otot halus (kecil) seperti menulis, meremas, menggambar, menyusun balok dan memesukkan kelereng. Bambang Sujiono (2008) menyatakan bahwa motorik halus adalah gerakan yang hanya melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu saja dan dilakukan oleh otototot kecil, seperti keterampilan menggunakan jari jemari tangan dan gerakkan pergelangan tangan yang tepat. Oleh karena itu, gerakkan ini tidak terlalu 6

membutuhkan tenaga, namun gerakan ini membutuhkan koordinasi mata dan tangan yang cermat. Semakin baiknya gerakan motorik halus anak membuat anak dapat berkreasi, seprti menggunting kertas, menggambar, mewarnai, serta menganyam. Dapat disimpulkan bahwa gerakan motorik halus adalah gerakan hanya melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu saja dan dilakukan oleh otot-otot kecil, seperti keterampilan menggunakan jari-jemari tangan dan gerakan pergelangan tangan yang tepat. Gerakan ini membutuhkan koordinasi mata dan tangan yang cermat. 2.1.2 Keterampilan Motorik Halus Morisson (2012), menyatakan bahwa motorik halus atau gerak ringan seperti menggambar, mewarnai, melukis, memotong, dan menempel. Aktivitas tersebut sering dilakukan pada anak masa prasekolah di dalam kegiatannya.dalam standar kompetensi kurikulum TK tercantum bahwa tujuan pendidikan di TK adalah membantu mengembangkan berbagai potensi anak baik psikis dan fisik yang meliputi moral dan nilai-nilai agama, sosial emosional, kognitif, bahasa, fisik/motorik, kemandirian dan seni untuk memasuki pendidikan selanjutnya. Memperkenalkan dan melatih gerakan motorik halus anak, meningkatkan kemampuan mengelola,mengontrol gerakan tubuh dan koordinasi, serta meningkatkan keterampilan tubuh dengan cara hidup sehat sehingga dapat menunjang pertumbuhan jasmani yang kuat, sehat dan terampil. 7

Menggunakan motorik halus adalah dengan cara menggerakkan otot-otot halus pada jari dan tangan. Gerakan ini keterampilan bergerak, yang bisa mencakup beberapa fungsi yaitu melalui keterampilan motirik halus anak dapat menghibur dirinya dan memperoleh perasaan senang dan anak dapat menyesuaikan dirinya dengan lingkungan sekolahnya. Gerakan motorik halus adalah bila gerakan hanya melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu saja dan dilakukan oleh otot-otot kecil, seperti keterampilan menggunakan jari-jemari tangan dan gerakan pergelangan tangan yang tepat. Gerakan ini membutuhkan koordinasi mata dan tangan yang cermat.gerakan motorik halus yang terlihat saat usia TK, antara lain adalah anak mulai dapat menyikat giginya, menyisir, memakai sepatu, dan sebagainya. Perkembangan motorik merupakan proses memperoleh keterampilan dan pola gerakan yang dapat dilakukan anak. Misalnya dalam kemampuan motorik kasar anak belajar menggerakkan seluruh atau sebagian besar anggota tubuh, sedangkan dalam mempelajari motorik halus anak belajar ketepatan koordinasi tangan dan mata. Anak juga belajar menggerakkan pergelangan tangan agar lentur dan anak belajar berkreasi dan berimajinasi. Semakin baiknya gerakan motorik halus anak membuat anak dapat berkreasi, seperti menggunting kertas menganyam kertas, tapi tidak semua anak memiliki kematangan untuk menguasai kemampuan pada tahap yang sama. Dalam melakukan gerakan motorik halus anak juga memerlukan dukungan keterampilan fisik serta kemantangan mental. Kegunaan motorik halus : 8

1. Menegmbangkan kemandirian, contohnya memekai baju sendiri, mengancingkan baju, mengikat tali sepatu, dll. 2. Sosialisasi, contohnya ketika anak menggambar bersama teman-temannya. 3. Pengembangkan konsep diri, contohnya anak telah mandiri dalam melakukan aktivitas tertentu. 4. Kebanggaan diri, anak yang mandiri akan merasa bangga terhadap kemandirian yang dilakukannya. 5. Berguna bagi keterampilan dalam aktivitas sekolah misalnya memegang pensil atau pulpen. 2.1.3 Kategori Keterampilan Motorik Halus Anak Usia Dini Benyamin Bloom (1956) menyatakan bahwa rentang penguasan psikomotorik ditunjukkan oleh gerakan yang kaku sampai pada gerakan yang lancar atau luwes.bloom mengklasifikasikan domain psikomotorik ke dalam lima kategori, mulai dari tingkat rendah sampai tingkat yang paling tinggi. Kelima kategori tersebut adalah sebagai berikut: 2.1.3.1 Imitation (Peniruan) Imatation adalah keterampilan untuk menentukan suatu gerakan yang telah dilatih sebelumnya. 9

2.1.3.2 Manipulation (Penggunaan konsep) Manipulation adalah kemampuan untuk menggunakan konsep dalam melakukan kegiatan. Kemampuan ini juga sering disebut sebagai kemampuan manipulasi. 2.1.3.3 Presition (Ketelitian) Presition adalah kemampuan yang berkaitan dengan gerak yang mengindikasikan tingkat kedetailan tertentu. 2.1.3.4 Articulation (Perangkaian) Articulation adalah kemampuan untuk melakukan serangkaian gerakan secara koordinasi antarorgan tubuh, saraf, dan mata secara cermat. 2.1.3.5 Naturalization (Kewajaran/Kealamiahan) Naturalization adalah kemampuan untuk melakukan gerak secara wajar atau luwes. 2.1.4 Karakteristik Pengembangan Motorik Halus Santrock (2009), menyatakan bahwa keterampilan motorik kasar melibatkan aktivitas otot yang besar,keterampilan motorik halus melibatkan gerakan gerakan yang diselaraskan.memegang mainan, menggunakan sendok, mengancingkan baju, atau meraih sesuatu yang memerlukan ketangkasan jari menunjukkan keterampilan motorik halus.anak usia 3 tahun menunjukkan kemampuan yang lebih matang untuk mencari dan menangani sesuatu 10

dibandingkan ketika mereka masih bayi.pada usia 4 tahun koordinasi motorik halus anak anak telah meningkat lebih cepat. Keterampilan motorik halus yang paling utama adalah kemampuan memegang pensil dengan tepat yang diperlukan untuk melukis kelak. Pada awalnya anak memegang pensil dengan menggunakan seluruh jari tangan untuk menggengam dan digunakan hanya untuk mencoret-coret. Cara ini dilakukan oleh anak usia 2-3 tahun. Setelah itu cara memegang pensil sudah berkembang lebih baik lagi, tidak menggunakan seluruh jari melainkan hanya dengan jari jempol dan, jari telunjuk dan jari tengah. Pada saat ini anak tidak lagi menggunakan lengan dan bahu untuk ikut melakukan gerakan menulis atau menggambar, melainkan lebih banyak tertumpu pada gerakan jari. Morison (2012) Karakteristik keterampilan motrik anak dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Pada saat anak berusia 3 tahun, kemampuan gerakan halus pada anak belum terlalu berbeda dari kemampuan gerak halus pada masa bayi. Meskipun anak pada saat ini sudah mampu menjumput benda dengan menggunakan jempol dan jari telunjuknya, tetapi gerakan itu sendiri masih sangat kaku. 2. Pada saat anak menginjak usia 4 tahun, korsinasi motorik halus anak sudah mengalami kemajuan dan geraknya sudah lebih baik dan cepat dibandingankan pada usia sebelumnya. Sehingga gerakan tersebut terlihat cenderung ingin sempura. 11

3. Di usia 5 tahun, anak mengalami peningkatan terhadap koordinasi motoriknya sehingga lebih sempurna. Tangan, lengan, dan tubuh bergerak di bawah koordinasi mata. 4. Pada usia 6 tahun yaitu pada masa usia akhir kanak-kanak, anak telah belajar bagaimana cara menggunkan pensil dengan benar, sehingga mereka menggunakan jari-jemarinya dan pergelangan tangan untuk menggerkakan ujung pensil 2.1.5 Sujiono dkk, (2009), Pengembangan motorik halus anak usia dini hendaknya memperhatikan beberapa prinsip-prinsip: 1. Berorientasi pada kebutuhan anak. 2. Belajar sambil bermain. 3. Kreatif dan inovatif. 4. Lingkungan kondusif. 5. Tema. 6. Mengembangkan keterampilan hidup. 7. Menggunakan kegiatan terpadu. 8. Kegiatan berorientasi pada prinsip-prinsip perkembangan anak. Selain itu juga, agar perkembangan motorik halus anak optimal, anak harus : 1. Memiliki kesiapan mental dan fisik untuk melakukan kegiatan motorik halus. 2. Di beri kesempatan untuk belajar. 12

3. Di beri bimbingan dan model yang baik untuk di tiru. 4. Didampingi saat bermain, sehingga dapat diberikan contoh menggunakan motorik halusnya. 5. Diberi dukungan bila mengalami kesulitan. 6. Menciptakan suasan yang menyenangkan dalam bermain yang menstimulasi perkembangan motorik halusnya. 7. Tidak terlalu banyak menuntut diluar batas kemampuan anak. 2.2 Meronce 2.2.1 Pengertian Meronce Meronce merupakan pekerjaan yang mencerminkan wujud penghargaan terhadap keindahan benda-benda alam Hajar Pamadhi dan Sukardi (2010) meronce adalah teknik membuat benda pakai/hias dari bahan manik-manik, biji-bijian, atau bahan lain yang dapat dilubangi dengan alat tusuk sehingga dapat dipakai.kegiatan meronce adalah salah satu materi yang bisa diberikan pada anak usia dini. Kegiatan memasukkan manik-manik ke dalam benang ini merupakan latihan agar anak dapat berkonsentrasi serta melatih koordinasi antara mata dan tangan,bahan untuk membuat meronce dibagi menjadi 2 yaitu : 2.2.2 Jenis Bahan Meronce 2.2.2.1 Bahan Alam Ada bermacam-macam bahan dari alam yang dapat dibuat menjadi hiasan dengan teknik meronce, contohnya kulit kerang dan biji- 13

bijian,batang,buah,cabang serta bebatuan (biji sawo, biji srikaya, biji jarak, biji kapuk randu) 2.2.2.2 Bahan Buatan Bahan buatan biasanya adalah bahan hasil olahan yang diproduksi dari pabrik dan mudah didapat di toko yang menyediakan benda kerajinan seperitmote-mote atau manik-manik,sedotan, yang terbuat dari plastik, kaca dan logam. Bahan-bahan ini umumnya lebih awet daripada bahan alami dari bijibijian. 2.2.3 Aspek Meronce Hajar Pamadhi dan Evan Sukardi (2010) beberapa aspek meronce yaitu : 2.2.3.1 Permainan Merangkai maupun meronce dapat berfungsi untuk alat bermain anak,benda- benda yang akan dirangkai tidak ditujukan untuk kebutuhan tertentumelainkan untuk latihan memperoleh kepuasan rasa dan memahami keindahan. 2.2.3.2 Kreasi dan komposisi Meronce sengaja hanya digunakan untuk bermain imajinasi saja,sehingga tujuan permainan ini untuk melatih imajinasi atau bayangan anak tentang konstruksi bangun. 14

2.2.3.3 Keindahan Aspek keindahan dari meronce terletak pada cara menyusun benda-benda sebagai komponen rangkaian dapat menarik perhati 2.2.3.4 Kerajinan dan ketekunan Menuntut ketelitian yaitu usaha memberikan pelatihan menyusun,menata dalam bentuk rangkaian yang sesuai dengan rancangan dan tidak mudah rusak susunanya. 2.2.4 Meronce Bagi Anak Usia Dini Hajar Pamadhi dan Evan Sukardi (2010) kaitan meronce bagi anak usia dini yaitu : 1. Keterampilan menata dapat diterapkan untuk menata peralatan sekolah agar mudah dikenali isi buku serta tugasnya,menata tempat tidur agar anak menyenangi kerapian dan ketertiban,menata barang mainanya sendiri agar tetap rajin,disipin serta mandiri 2. Bagi kejiwaan anak yaitu akan tumbuh percaya diri, kerajinan, ketelitian, ketepatan, kesesuaian, keindahan. 3. Kerajinan menata dapat digunakan untuk membantu keluarga dalam menyelesaikan tugas rumah tangga dan akhirnya mempunyai rasa tanggung jawab yang tinggi terhadap keluarga. 2.2.5 Penelitian Relevan Sendi (2012) yang menemukan bahwa penerapan teknik meronce dalam meningkatkan mtorik halus anak kelompok B PAUD AL Ikhlas 15

kelurahan kandang limun kota Bengkulu dapat memecahkan permasalahan pengembangan motorik halus anak. Subjek penelitian dengan jumlah murid 16 orang yang terdiri dari 7 orang perempuan dan 9 orang laki-laki. Pengumpulan data dengan cara tehnik statistik deskriptif pada presentase keberhasilan.hasil penelitian menunjukkan bahwa pada pembelajaran siklus pertama jumlah yang bisa meronce 6 orang (37,50%) yang kurang bisa meronce 6 orang (25,00%) sedangkan pada siklus kedua 12 orang(75%) sudah bisa meronce dengan baik dan yang kurang 3 orang (18,75%) dan yang belum bisa sama sekali 1 orang (6,25%). Dari hasil penelitian pembelajaran pada siklus pertama kemampuan seluruh anak dalam meronce sebesar 70,83% dari 16 orang anak dan anak yang belum bisa meronce sebanyak 29,17% dari 16 orang anak pada siklus kedua kemampuan anak dalam meronce sebesar 89,58% dari 16 orang dan presentase rata-rata anak yang belum bisa meronce 10,42 dari 16 anak. 2.2.6 Kerangka Berpikir Meronce merupakan kegiatan sederhana untuk memudahkan kegiatan belajar anak anak. Salah satu manfaat meronce adalah untuk koordinasi antara mata dan tangan yang merupakan dari bagian motorik halus. Berdasarkan urian diatas, maka kerangka berpikir dari penelitian ini adalah seperti pada bagan dibawah ini : 16

Meronce Keterampilan Motorik Halus Koordinasi Mata dan Tangan Kegiatan Meronce Mengosongkan dan Mengisi, Merangkai terus-menerus, Merangkai Berdasarkan Warna, Merangkai Berdasarkan Bentuk, Pola 2.2.7 Hipotesis Ada peningkatan yang signifikan upaya meningkatakan motorik halus anak melalui kegiatan meronce Di Kelompok Bermain Virgo Maria 2 Bawen Tahun Ajaran 2014/2015. 17