Radiotherapy Reduced Salivary Flow Rate and Might Induced C. albicans Infection

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. industri tetapi juga di negara berkembang, seperti Indonesia. Kanker kepala leher

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kanker kepala dan leher merupakan salah satu tumor ganas yang banyak

ABSTRAK GAMBARAN KOMPLIKASI PASIEN KANKER KEPALA DAN LEHER PASCA RADIOTERAPI/KEMOTERAPI DI RSUP SANGLAH TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN. Perbandingan rasio antara laki-laki dan perempuan berkisar 2:1 hingga 4:1.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, maka populasi penduduk lansia juga akan meningkat. 2 Menurut Badan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. 2006). Kanker leher kepala telah tercatat sebanyak 10% dari kanker ganas di

JURNAL MEDIA MEDIKA MUDA. Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai gelar sarjana strata-1 kedokteran umum

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Kanker kepala dan leher adalah penyebab kematian akibat kanker tersering

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kanker adalah penyakit keganasan yang ditandai dengan pembelahan sel

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kanker serviks merupakan kanker yang banyak. menyerang perempuan. Saat ini kanker serviks menduduki

ABSTRAK GAMBARAN SKOR OHIP-14 PASIEN KANKER KEPALA DAN LEHER YANG MENDAPATKAN RADIOTERAPI DAN KEMOTERAPI DI RSUP SANGLAH TAHUN 2016

SALIVA SEBAGAI CAIRAN DIAGNOSTIK RESIKO TERJADINYA KARIES PUTRI AJRI MAWADARA. Dosen Pembimbing : drg. Shanty Chairani, M.Si.

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini mencakup disiplin Ilmu Penyakit Gigi dan Mulut, dan Ilmu

BAB I PENDAHULUAN. siklus sel yang khas yang menimbulkan kemampuan sel untuk tumbuh tidak

Kata kunci: Body Mass Index (BMI), Underweight, Overweight, Obesitas, Indeks DMF-T, Karies.

BAB I PENDAHULUAN. sel tubuh normal mengadakan mutasi menjadi sel kanker yang kemudian. Penyakit kanker saat ini sudah merupakan masalah kesehatan di

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

BAB 5 HASIL PENELITIAN. Tabel 1 : Data ph plak dan ph saliva sebelum dan sesudah berkumur Chlorhexidine Mean ± SD

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

PENGARUH RADIOTERAPI AREA KEPALA DAN LEHER TERHADAP ph SALIVA

LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH. Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai gelar sarjana strata-1 kedokteran umum

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia saat ini sedang menggalakkan pemakaian bahan alami sebagai bahan obat,

Pemilihan sampel. Pengajuan informed consent. Pengisian kuesioner. Pengukuran volume saliva menggunakan timbangan digital.

PENGARUH RADIOTERAPI AREA KEPALA DAN LEHER TERHADAP CURAH SALIVA JURNAL MEDIA MEDIKA MUDA KARYA TULIS ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. melalui makanan yang dikonsumsi sehari-hari. Berbagai macam bakteri ini yang

BAB I PENDAHULUAN. penyakit kanker. Paru, prostat, kolorektal, lambung, dan hati merupakan 5 organ

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyakit kanker yang sering terjadi pada anak adalah leukemia, mencapai

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan

Kanker Serviks. Cervical Cancer / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved

BAB I PENDAHULUAN. saliva mayor yang terdiri dari: parotis, submandibularis, sublingualis, dan

BAB 6 PEMBAHASAN. tahun, usia termuda 18 tahun dan tertua 68 tahun. Hasil ini sesuai dengan

BAB I PENDAHULUAN. di negara maju terlebih lagi bagi negara berkembang. Angka kematian akibat

BAB IV METODE PENELITIAN. Penyakit Gigi dan Mulut dan Ilmu Penyakit Dalam.

BAB 1 PENDAHULUAN. kelenjar saliva, dimana 93% dari volume total saliva disekresikan oleh kelenjar saliva

Kata kunci : Lactobacillus acidophilus, Yoghurt, Candida albicans.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. lebih dari setengahnya terdapat di negara berkembang, sebagian besar dari

GIZI DAN KANKER. Triawanti Bag. Biokimia/Gizi FK UNLAM

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. belakang hidung dan belakang langit-langit rongga mulut. Data Laboratorium

ABSTRAK HUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN MEROKOK TERHADAP TERJADINYA DRY MOUTH PADA PEROKOK FILTER DI KELURAHAN SUKAWARNA BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. melalui mulut, dan pada kalangan usia lanjut. 2 Dry mouth berhubungan dengan

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang

PENGARUH PEMAKAIAN GIGITIRUAN LEPASAN TERHADAP PERTUMBUHAN

Kata kunci: berkumur, bakteri aerob, saliva, baking soda, lemon.

Bayyin Bunayya Cholid*, Oedijani Santoso**, Yayun Siti Rochmah***

Awal Kanker Rongga Mulut; Jangan Sepelekan Sariawan

PENGARUH PEMBERIAN PERMEN KARET YANG MENGANDUNG XYLITOL TERHADAP CURAH DAN ph SALIVA PADA LANSIA PENDERITA DIABETES MELLITUS TIPE 2

Kanker Paru-Paru. (Terima kasih kepada Dr SH LO, Konsultan, Departemen Onkologi Klinis, Rumah Sakit Tuen Mun, Cluster Barat New Territories) 26/9

BAB 1 PENDAHULUAN. kranial klavikula, kecuali kanker otak dan sumsum tulang belakang. KKL

BAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup keilmuan penelitian ini meliputi Ilmu Penyakit Gigi dan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Kanker merupakan kumpulan sel abnormal yang terbentuk oleh sel yang

BAB I PENDAHULUAN. senyawa genotoksik seperti Polycyclic aromatic hydrocarbons (PAH) yang

BAB I PENDAHULUAN. keganasan epitel tersebut berupa Karsinoma Sel Skuamosa Kepala dan Leher (KSSKL)

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 4 METODE PENELITIAN. 4.1 Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorik.

HUBUNGAN ANTARA TERJADINYA KANDIDIASIS VULVOVAGINALIS DENGAN PENGGUNAAN KONTRASEPSI HORMONAL LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

Lampiran 1. Skema Alur Pikir

Leukemia. Leukemia / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. 90% yaitu kelenjar parotis memproduksi sekresi cairan serosa, kelenjar

BAB 4 METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. diekskresikan ke dalam rongga mulut. Saliva dihasilkan oleh tiga pasang kelenjar

Kanker Payudara. Breast Cancer / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved

BAB I PENDAHULUAN. mamalia. Beberapa spesies Candida yang dikenal dapat menimbulkan penyakit

Perbedaan Laju Aliran Saliva dan ph karena Pengaruh Stimulus Kimiawi dan Mekanis

BAB 4 METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah penelitian di bidang Ilmu Penyakit

Kanker Testis. Seberapa tinggi kasus kanker testis dan bagaimana kelangsungan hidup pasiennya?

BAB 4 METODE PENELITIAN. komparasi tanpa memberikan perlakuan pada sampel Populasi Sampel, Sampel, dan Besar Sampel

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. akibat kanker setiap tahunnya antara lain disebabkan oleh kanker paru, hati, perut,

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. seperti pada lingkungan, tubuh, serta pada rongga mulut (Amaliah, 2013).

ABSTRAK. Kata kunci: populasi bakteri aerob, saliva, sari buah delima merah dan putih.

Sri Mulatsih RSUP Dr Sardjito,Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN. Karsinoma nasofaring (KNF) merupakan keganasan. yang berasal dari lapisan epitel nasofaring. Karsinoma

BAB I PENDAHULUAN. Community Dental Oral Epidemiologi menyatakan bahwa anakanak. disebabkan pada umumnya orang beranggapan gigi sulung tidak perlu

REINFORECEMENT BLOK 11 Pemicu 2. DR.Harum Sasanti, drg, SpPM KaDep. Ilmu Penyakit Mulut FKGUI

BAB I PENDAHULUAN. Health Organization, 2014). Data proyek Global Cancer (GLOBOCAN) dari

ABSTRAK KORELASI ANTARA TOTAL LYMPHOCYTE COUNT DAN JUMLAH CD4 PADA PASIEN HIV/AIDS

Ruang Lingkup. Penerapan konsep, teori dan metode sains dalam bidang kedokteran atau perawatan kesehatan. Bidang:

BAB I PENDAHULUAN. pengobatan, gigi impaksi dan untuk keperluan prosedur ortodontik. 1, 2

Kanker Prostat. Prostate Cancer / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved

BAB I PENDAHULUAN. kelamin, usia, ras, ataupun status ekonomi (Bagramian R.A., 2009). Karies

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Paradigma mengenai kanker bagi masyarakat umum. merupakan penyakit yang mengerikan.

BAB I PENDAHULUAN. dalam rongga mulut terdapat fungsi perlindungan yang mempengaruhi kondisi

BAB III METODE PENELITIAN

PENINGKATAN WAKTU PENYEMBUHAN KANDIDIASIS MULUT PADA PEROKOK DITINJAU DARI LAMA MEROKOK DAN JUMLAH ROKOK YANG DIKONSUMSI KARYA TULIS ILMIAH

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tempat predileksi terjadinya kanker. Kanker yang paling sering didiagnosa pada

ABSTRAK. Elisa Surjadi, 2007; Pembimbing 1 : Philips Onggowidjaja, S.Si, M.Si. Pembimbing 2 : Lindawati S., drg.

Limfoma. Lymphoma / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. dan penelanan. Kehilangan gigi merupakan tanggalnya gigi dari soketnya yang

BAB I PENDAHULUAN. Definisi sehat sendiri ada beberapa macam. Menurut World Health. produktif secara sosial dan ekonomis.

BAB 2 RADIOTERAPI KARSINOMA TIROID. termasuk untuk penyakit kanker kepala dan leher seperti karsinoma tiroid.

Transkripsi:

ORIGINAL ARTICLE Radiotherapy Reduced Salivary Flow Rate and Might Induced C. albicans Infection Nadia Surjadi 1, Rahmi Amtha 2 1 Undergraduate Program, Faculty of Dentistry Trisakti University, Jakarta 11440, Indonesia 2 Department of Oral Medicine, Faculty of Dentistry Trisakti University, Jakarta 11440, Indonesia Correspondence e-mail to:nadia.surjadi@gmail.com ABSTRACT Radiotherapy has impact in oral health especially on the secretion capacity of the salivary glands. Another impact is the increase of Candida albicans colony. Objectives: albicans colony in head and neck cancer patients during and after radiotherapy. Methods: Results: C.albicans colony during and after radiotherapy compared to control (p Conclusion: hyposalivation and might increase the C.albicans colony. ABSTRAK Radioterapi menurunkan laju aliran saliva dan meningkatkan infeksi C. albicans. Radioterapi memiliki Candida albicans. Objektif Candida albicans pada pasien kanker kepala leher selama dan pasca radioterapi. Metode: dimasukkan dalam populasi penelitian. Observasi klinik Candida dari sampel penelitian pada media agar Chi-square. Hasil C. albicans,c.albicans (p Simpulan: koloni C. albicans. Key words: Candida albicans, 14

PENDAHULUAN meliputi kanker rongga mulut, orofaring, nasofaring, hipofaring, serta laring, tidak termasuk kanker otak, mata, dan tulang belakang. 1,2 leher banyak ditemukan pada usia dekade keempat dan kelima, serta lebih sering ditemukan pada pria kaitannya dengan penggunaan tembakau dan alkohol negara dengan tingkat konsumsi tembakau dan alkohol Tidak semua kanker kepala leher yang telah dideteksi atau telah ditemukan dapat disembuhkan. Namun, semakin dini kanker kepala leher ditemukan dan diobati, semakin besar kemungkinan untuk dilakukan dengan beberapa cara, seperti pembedahan, radioterapi dengan atau tanpa kemoterapi. hingga sekarang paling utama digunakan adalah dengan radioterapi. Radioterapi menggunakan radiasi ionisasi yang menghasilkan energi untuk menghancurkan genetik sehingga tidak dapat melakukan replikasi sel. sinar radioaktifnya dapat mempengaruhi sel normal. Efek samping atau komplikasi yang ditimbulkan radioterapi dapat bersifat akut maupun kronis yang pada pasien kanker kepala dan leher akibat radioterapi 12 aliran saliva secara bermakna. peranan penting dalam rongga mulut manusia. saliva membantu membersihkan mulut dari bakteri buffering, khususnya karena kandungan bikarbonat pada saliva, membantu menetralisir asam sehingga melindungi gigi dari proses lapisan protein pelumas pada email gigi yang dapat mencegah kontak langsung larutan asam dengan yang memfasilitasi penelanan dan pengecapan. Mengingat akan pentingnya peranan saliva di dalam mulut, perlu diketahui bagaimana pengaruh dari kemoradiasi serta hubungannya dengan koloni Candida albicans saliva dan pertumbuhan C. albicans pada pasien kanker kepala leher yang sedang maupun telah mendapatkan normal. Tabel 1. Subjek (%) Jenis kelamin Usia Dosis Radiasi Kategori Kanker Nasofaring (n) Kanker Lidah (n) 1 Wanita 5 2 1 1 1 7 2 2 1 8 5 2 1 2 Laju aliran saliva (ml/10menit) Pasien kanker Normal Gambar 1. kanker yang menerima radioterapi dan kontrol 15

METODE koloni C. albicans yang terdapat pada saliva pasien sampel penelitian ditarik dengan menggunakan rumus penelitian dengan menandatangani informed consent. usia dari kasus yang didapat (±5 tahun) serta bersedia mengikuti penelitian dengan menandatangani informed consent. berkomunikasi dengan baik, tidak kooperatif, memiliki penyakit sistemik atau sedang mengkonsumsi antibio spitting falcon tube C. albicans dihitung secara C. albicans C. albicans 14 menggunakan Chi-Square Tabel 2. koloni C. albicans C. albicans (CFU/mL) Dosis radiasi (rad) p 0 5000 6000 7000 8000 9000 negatif 1 1 > 500,000 21 5 1 1 100,000-500,000 1 2 1 500,000-550,000 1 1 5,50,001-600,000 1 >620,000 2 Tabel 3. aliran saliva Laju aliran saliva (ml/10menit) Dosis radiasi p 0 5000 6000 7000 8000 9000 0-0,50 1 1 1 0,51-1,00 4 1 1 1 1,01-1,50 4 2 1 1 1,51-2,00 1 1 1 2,01-2,50 1 2,51-3,00 4 3,01-3,50 4,01-4,50 4,51-5,00 2 5,01-5,50 4 5,51-6,00 1 Pasien kanker Normal Pasien kanker Gambar 2. C. albicans pada pasien kanker kepala leher yang menerima radioterapi Gambar 3. Distribusi frekuensi (%) kandidiasis pada pasien kenker kepala leher yang menerima radioterapi *p

HASIL kanker kepala leher yang paling banyak diderita pada paling sering diberikan kepada pasien kanker kepala pasien kanker kepala leher yang menerima radioterapi C. albicans C. albicans C. albicans C. albicans paling banyak pada pasien kanker kepala C. albicans paling sedikit pada C. albicans (p penelitian ini (p C. albicans pada pasien kanker kepala leher yang menerima radioterapi p pada pasien kanker kepala leher yang menerima radioterapi ditemukan memiliki perbedaan yang p DISKUSI C. albicans pada pasien yang menerima radioterapi kanker kepala dan leher di satu efek samping dari radioterapi adalah keadaan hiposalivasi. 8 saliva pada pasien kanker kepala dan leher pasca tersebut belum mengalami penurunan saliva. Hal ini kemungkinan dapat disebabkan karena perbedaan Hal ini mendukung teori yang menyatakan terdapat efek samping pada pasien yang menerima radioterapi pada penelitian ini adalah dengan metode spitting tanpa adanya stimulasi. Data pengambilan sampel kanker kepala leher pasca radioterapi berkisar antara kepala leher pasca radioterapi masuk dalam kategori 14 14 komplikasi yang paling umum diderita oleh pasien kanker kepala dan leher pasca radioterapi. 15 radioterapi yang menyebabkan penyempitan pada yang disekresi (hiposalivasi). Terapi radiasi pada kanker daerah kepala dan leher, sangat sulit untuk submandibular) dalam lapangan penyinaran. kondisi seperti kandidiasis karena berkurangnya protein dari saliva seperti Imunoglobulin A, lisosim, laktoferin, dan histatin yang berfungsi untuk menghambat metabolisme mikroorgnanisme di dalam rongga mulut termasuk C.albicans. 15,18 Imunoglobulin A mengikat antigen dan mencegah mikroba dan virus C. albicans kepala leher biasanya sering diikuti dengan mukositis sehingga sulit untuk membersihkan gigi dan mulut C. albicans. Jumlah koloni C. albicans pada pasien kanker kepala leher yang menerima radioterapi terlihat meningkat 17

dibandingkan kontrol. Data tersebut di atas mendukung koloni C. albicans seimbang. antara total dosis radiasi yang diberikan dengan C. albicans. Hal ini dosis radiasi kepala dan leher yang lebih tinggi C. albicans yang lebih banyak. mulut di rongga mulut akan terganggu, didukung dengan sifat infeksi oportunistik dari C. albicans dan C. albicans dipengaruhi oleh protein anti mikrobakteri yang dimiliki oleh saliva. 17 Hasil penelitian berikutnya adalah tidak ditemukan hubungan yang bermakna antara total dosis radiasi literatur. karena radioterapi yang diberikan pada pasien pasien tergantung dari letak kankernya) sehingga efek yang C. albicans pada pasien. Hal ini berbeda dengan hasil C. albicans. bahan penelitian sehingga mempengaruhi hasil akhir dari penelitian, selain kemungkinan tidak optimumnya mulut, pemakaian protesa, pemakaian obat kumur, penyakit sistemik yang diderita, serta medikasinya. status OH, serta kebiasaan mengkonsumsi air setiap pernah didapat sebelumnya. SIMPULAN C. albicans menerima radioterapi. DAFTAR PUSTAKA 1. Diagnosis and management of head and neck pdf. 2. 4. epidemiology and risk factors of head and neck 5. of oral pathology and oral medicine. Ed. 7th Ed. staging and treatment planning. Radiographics. 7. 8. 11. 12. from risk assessment to treatment. Chin J Dent Res. 14. 18

15. 55. 17. criteria for the diagnosis of salivary gland hypo 18. oral cavity cancers. Otolaryngol Clin North Am.