BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu cermin dari kesehatan manusia, karena merupakan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. dan mulut yang memiliki prevalensi tinggi di masyarakat pada semua

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. penyakit yang disebabkan oleh jamur Candida albicans, infeksi C.albicans dapat

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. (Myrmecodia pendens Merr. & Perry) terhadap bakteri Lactobacillus

BAB I PENDAHULUAN. Pemanfaatan bahan alam sebagai obat tradisional akhir-akhir ini sangat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. tubuh keseluruhan (Tambuwun et al., 2014). Kesehatan gigi dan mulut tidak

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit infeksi merupakan salah satu masalah dalam bidang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mukosa saluran pernafasan, saluran pencernaan, dan genitalia wanita (Jawetz dkk.,

BAB I PENDAHULUAN. mengurung (sekuester) agen pencedera maupun jaringan yang cedera. Keadaan akut

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. terjadi di seluruh dunia (Cura et al., 2012). Penyakit karies gigi dialami 90%

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang. Escherichia coli merupakan bakteri fakultatif anaerob gram negatif yang

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Karies adalah penyakit jaringan keras gigi, yaitu enamel, dentin dan

BAB I PENDAHULUAN. Rongga mulut manusia tidak terlepas dari berbagai macam bakteri, diantaranya

BAB 1 PENDAHULUAN. Gambir adalah ekstrak kering dari ranting dan daun tanaman Uncaria gambir

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. ke dentin kemudian ke pulpa (Tarigan, 2013). Penyakit karies dapat

BAB I PENDAHULUAN. virus, bakteri, dan lain-lain yang bersifat normal maupun patogen. Di dalam

BAB I PENDAHULUAN. yang predominan. Bakteri dapat dibagi menjadi bakteri aerob, bakteri anaerob dan

BAB 1 PENDAHULUAN. lainnya sehingga mengganggu aktivitas sehari-hari. Angka kejadian masalah

BAB I PENDAHULUAN. ata terbaru yang dikeluarkan Departemen Kesehatan (Depkes) Republik

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dekade terakhir, sebanyak 80% orang didunia bergantung pada

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh daya antibakteri

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. masih merupakan masalah di masyarakat (Wahyukundari, 2009). Penyakit

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia saat ini sedang menggalakkan pemakaian bahan alami sebagai bahan obat,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. Rongga mulut manusia tidak pernah terlepas dari bakteri. Dalam rongga mulut

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Streptococcus sanguis adalah jenis bakteri Streptococcs viridans yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dalam rongga mulut. Hasil survei Kesehatan Rumah Tangga (2006) menunjukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. anak-anak sampai lanjut usia. Presentase tertinggi pada golongan umur lebih dari

BAB I PENDAHULUAN. mulut. Ketidakseimbangan indigenous bacteria ini dapat menyebabkan karies gigi

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. interaksi dari bakteri di permukaan gigi, plak/biofilm, dan diet. Komponen diet

I. PENDAHULUAN. maupun tujuan lain atau yang dikenal dengan istilah back to nature. Bahan

BAB I PENDAHULUAN. Teh sarang semut merupakan salah satu jenis teh herbal alami yang terbuat

BAB I PENDAHULUAN. satunya adalah infeksi rongga mulut hingga menyebabkan abses atau

BAB I PENDAHULUAN. Madu merupakan salah satu sumber makanan yang baik. Asam amino,

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. oleh aktivitas suatu jasad renik dalam suatu karbohidrat yang dapat difermentasi

BAB I PENDAHULUAN. dijual dipasaran, diantaranya adalah chlorhexidine. Chlorhexidine sendiri

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. bersosialisasi tanpa mengalami ketidaknyamanan, penyakit atau rasa malu (Kwan

BAB I PENDAHULUAN. Menurut hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) tahun 2007, prevalensi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. melalui makanan yang dikonsumsi sehari-hari. Berbagai macam bakteri ini yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Nikaragua. Bersama pelayar-pelayar bangsa Portugis di abad ke 16, tanaman ini

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Plak dapat berkalsifikasi menjadi kalkulus atau tartar. Plak dapat terlihat dengan

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kesehatan merupakan bagian terpenting dalam kehidupan manusia. Manusia

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. terjadi pada jaringan keras gigi yang bermula dari ke dentin berlanjut ke

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit periodontal adalah penyakit yang umum terjadi dan dapat ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. bermanfaat. Sebagaimana Firman Allah dalam surat Al-An am ayat 99:

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. ekstrak kulit nanas (Ananas comosus) terhadap bakteri Porphyromonas. Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

seperti klorheksidin dan hidrogen peroksida (H 2 O 2 ) sulit untuk diperjualbelikan secara bebas sebab memerlukan resep dokter selain itu saat ini

pertumbuhan dengan Escherichia coli dan Staphylococcus aureus yang tampak pada Rf = 0, 67 dengan konsentrasi mulai 3% untuk Escherichia coli dan 2%

BAB I PENDAHULUAN. lebih banyak dibandingkan dengan Negara maju. Indonesia dengan kasus

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. (Al Shamrany, 2006). Salah satu penyakit gigi yang banyak terjadi di Indonesia

I. PENDAHULUAN. Bentuk jeruk purut bulat dengan tonjolan-tonjolan, permukaan kulitnya kasar

Hasil penelitian sebelumnya diketahui bahwa minyak atsiri dari daun cengkeh yang diperoleh dengan destilasi alat Stahl mempunyai aktivitas terhadap

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Kondisi ini dapat tercapai dengan melakukan perawatan gigi yang

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan seseorang (Sari & Suryani, 2014). Penyakit gigi dan mulut memiliki

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dikeluhkan masyarakat.menurut survei di Indonesia, karies gigi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. golongan usia (Tarigan, 1993). Di Indonesia penderita karies sangat tinggi (60-

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Proses penuaan adalah perubahan morfologi dan fungsional pada suatu

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. menimbulkan masalah kesehatan gigi dan mulut. Penyakit periodontal yang sering

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Streptococcus mutans merupakan bakteri gram positif golongan

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Mikroorganisme dapat menyebabkan infeksi terhadap manusia. Infeksi

I. PENDAHULUAN. berkhasiat obat (biofarmaka) dan kurang lebih 9606 spesies tanaman obat

BAB 1 PENDAHULUAN. nyeri mulut dan nyeri wajah, trauma dan infeksi mulut, penyakit periodontal,

BAB I PENDAHULUAN. Allah SWT berfirman dalam Al-qur an yang berbunyi:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Penyakit gigi dan mulut masih menjadi masalah kesehatan utama

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan yang optimal dan untuk mengatasi berbagai penyakit secara alami.

BAB I PENDAHULUAN. merupakan kelompok mikroba di dalam rongga mulut dan dapat diklasifikasikan. bakteri aerob, anaerob, dan anaerob fakultatif.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam bidang kedokteran gigi, masalah kesehatan gigi yang umum terjadi di

BAB I PENDAHULUAN. Sebanyak 14 provinsi mempunyai prevalensi masalah gigi dan mulut di atas

BAB 1 PENDAHULUAN. RI tahun 2004, prevalensi karies gigi mencapai 90,05%. 1 Karies gigi merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN. mulut dan bersama grup viridans lainnya umum terdapat di saluran pernapasan

BAB I PENDAHULUAN. Karies gigi merupakan salah satu penyakit kronis yang paling umum terjadi di

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Propolis adalah campuran dari sejumlah lilin lebah dan resin yang

BAB I PENDAHULUAN. Plak gigi adalah deposit lunak yang membentuk biofilm dan melekat pada

BAB I PENDAHULUAN. sudah dimanfaatkn untuk pengobatan tradisional (Arief Hariana, 2013).

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Minyak atsiri adalah minyak eteris (essential oils) atau minyak terbang

BAB 1 PENDAHULUAN. Berdasarkan hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) Departemen Kesehatan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

PENDAHULUAN. alam yang besar. Berbagai jenis tanaman seperti buah-buahan dan sayuran yang beragam

BAB 1 PENDAHULUAN. diisolasi dari saluran akar yang terinfeksi dengan pulpa terbuka adalah obligat

BAB I PENDAHULUAN. saluran akar dan menggantinya dengan bahan pengisi. Perawatan saluran akar

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang kaya dengan tumbuhan berkhasiat, sehingga banyak dimanfaatkan dalam bidang

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tuntutan dan kebutuhan akan perawatan ortodonti pada masa kini semakin

I. PENDAHULUAN. makanan (foodborne disease) (Susanna, 2003). Foodborne disease tidak

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. gigi dan mulut di Indonesia. Menurut hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas)

atsiri yang dihasilkan adalah minyak daun cengkeh. Tanaman cengkeh (Eugenia caryophyllata) dapat digunakan untuk menghasilkan minyak cengkeh (clove

BAB I PENDAHULUAN. tidak diganti dapat menimbulkan gangguan pada fungsi sistem stomatognatik

BAB I PENDAHULUAN. dari sistem stomatognasi gigi berfungsi sebagai alat mastikasi, estetika, fonetik

BAB I PENDAHULUAN. Mikroorganisme ada yang berupa bakteri, protozoa, virus ataupun cendawan,

BAB III METODE PENELITIAN. yaitu 10%, 25%, 50%, 75% dan 100%. 2. Bakteri uji yang digunakan adalah bakteri Enterococcus faecalis dengan

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. berdasarkan ada atau tidaknya deposit organik, materia alba, plak gigi, pelikel,

BAB I PENDAHULUAN. terutama disebabkan oleh kurangnya kebersihan. Penanganan penyakit yang

BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. air besar) lebih dari biasanya atau tiga kali sehari (World Health

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rongga mulut merupakan tempat masuknya berbagai zat yang dibutuhkan oleh tubuh dan salah satu bagian di dalamnya ada gigi yang berfungsi sebagai alat mastikasi, estetik, fonetik, dan sebagai penyangga jaringan lunak. Selain sebagai tempat masuknya zat yang dibutuhkan oleh tubuh, rongga mulut juga merupakan organ yang berperan sebagai akses untuk masuknya bakteri ke dalam tubuh, oleh karena itu menjaga kesehatan gigi dan mulut merupakan hal yang harus dilakukan. Kesehatan gigi merupakan salah satu cermin dari kesehatan manusia, karena merupakan bagian integral dari kesehatan secara keseluruhan (Silviana dkk., 2013). Menurut hasil dari Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) pada tahun 2013 persentase penduduk yang mempunyai masalah kesehatan gigi dari tahun 2007 dan 2013 meningkat. Hal ini merupakan masalah yang perlu ditangani mengingat akibat yang ditimbulkan oleh penyakit gigi dan mulut akan mempengaruhi kualitas hidup, menyebabkan rasa sakit, dan ketidaknyamanan. Menurut WHO tahun 2012, masalah kesehatan rongga mulut yang paling umum terjadi adalah karies gigi. Karies merupakan penyakit jaringan keras gigi yang penyebabnya multifaktorial. Salah satu faktor yang memegang peranan penting untuk terjadinya karies adalah plak (Alhamda, 2011). Plak adalah deposit gigi yang terbentuk pada permukaan gigi yang 1

2 berasal dari aktivitas bakteri (Ray dan Ryan, 2014). Bakteri merupakan salah satu faktor penyebab karies gigi. Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Orland dan Keyes tahun 1960 menunjukkan bahwa bakteri yang berperan terhadap terjadinya karies adalah Streptococcus mutans dan Lactobacillus sp, bakteri tersebut dapat membuat asam dari karbohidrat yang diragikan, keduanya tumbuh subur dalam suasana asam dan dapat menempel pada permukaan gigi (Kidd dan Bechal, 1992). Hasil penelitian terdahulu menunjukkan bahwa Streptococcus mutans berperan terhadap awal mula terjadinya karies dan Lactobacillus berperan dalam proses perkembangan dan kelanjutan dari karies (Soesilo dkk., 2005). Lactobacillus sering menjadi agen penyebab terjadinya lesi karies sekunder yang mempercepat proses demineralisasi (Quivey, 2006). Lactobacillus acidophilus adalah bakteri penyebab karies yang paling dominan diantara spesies Lactobacillus lainnya. Lactobacillus achidophillus merupakan bakteri gram positif dan dapat tumbuh dalam keadaan anaerob (Nurdina dkk., 2012). Upaya alternatif dalam menekan pertumbuhan mikroorganisme ini selain dengan menyikat gigi adalah dengan menggunakan obat kumur (Majidah dkk., 2014). Obat kumur adalah larutan atau cairan yang digunakan untuk membersihkan rongga mulut yang komposisinya dikombinasi dari berbagai senyawa yang berfungsi untuk menghilangkan bakteri (Akande dkk., 2004). Pada dasarnya obat kumur selain berfungsi sebagai antibakteri untuk mencegah timbulnya penyakit pada rongga mulut

3 juga dapat berfungsi sebagai penyegar mulut dan nafas. Saat ini sudah banyak obat kumur yang beredar di pasaran baik yang berasal dari bahanbahan kimia maupun yang alami. Obat kumur yang mengandung bahan kimia yang cukup tinggi dapat menimbulkan efek samping yang tidak baik untuk flora normal di dalam rongga mulut, oleh sebab itu pengembangan obat kumur dengan bahan dasar tanaman obat yang diyakini mempunyai khasiat antibakteri dengan efek samping minimal ini perlu dilakukan. Penggunaan tanaman sebagai obat kumur didasari karena pengobatan dengan cara tersebut cukup efektif, aman, alami dan murah. Salah satu tanaman di Indonesia yang berkhasiat adalah tanaman sarang semut. Tanaman sarang semut ini termasuk keluarga Rubbiaceae dengan 5 genus, tetapi hanya Hypnophytum formicarum, Myrmecodia pendens, dan Myrmecodia tuberosa saja yang dapat dimanfaatkan sebagai obat (Soeksmanto dkk., 2010). Tanaman sarang semut ini sudah pernah diteliti sebelumnya di LIPI dan menunjukkan hasil bahwa tanaman ini mempunyai khasiat sebagai obat kanker, sehingga tanaman ini ada kemungkinan mempunyai kandungan sebagai antibakteri (Subroto dan Saputro, 2006). Kandungan flavonoid di dalam tanaman sarang semut dikaitkan dengan kemampuan tanaman sarang semut untuk dijadikan obat (Sudding dkk., 2010). Flavonoid berperan secara langsung sebagai antibiotik dengan mengganggu struktur dari bakteri atau virus dan juga mempunyai kandungan antioksidan yang dapat menetralkan radikal bebas di tubuh manusia (Subroto dan Saputro, 2006). Selain flavonoid, kandungan lain

4 yang terdapat di dalam tanaman sarang semut adalah tanin, asam fenolik, polifenol, tokoferol (vitamin E), dan mineral penting seperti kalsium, natrium, kalium, seng, besi, fosfor, dan magnesium (Subroto dan Saputro, 2006). Manfaat yang diketahui dari tanaman sarang semut ini adalah untuk pengobatan mulai dari penyakit ringan seperti mual sampai penyakit berat seperti kanker payudara (Hertianti dkk., 2010). Tanaman merupakan salah satu makhluk ciptaan Allah dan dari tanaman tersebut terkandung berbagai zat didalamnya dan Allah memerintahkan manusia untuk memanfaatkannya dengan sebaik-baiknya, hal ini sesuai dengan firman Allah dalam QS. Al-An am ayat 99 : Dan Dialah yang menurunkan air hujan dari langit, lalu Kami tumbuhkan dengan air itu segala macam tumbuh-tumbuhan maka Kami keluarkan dari tumbuh-tumbuhan itu tanaman yang menghijau. Kami keluarkan dari tanaman yang menghijau itu butir yang banyak; dan dari mayang korma mengurai tangkai-tangkai yang menjulai, dan kebun-kebun anggur, dan (Kami keluarkan pula) zaitun dan delima yang serupa dan yang tidak serupa. Perhatikanlah buahnya di waktu pohonnya berbuah dan (perhatikan pulalah) kematangannya. Sesungguhnya pada yang demikian itu ada tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi orang-orang yang beriman.(qs. Al-An am[6]: 99) "Maka hendaklah manusia itu memperhatikan makanannya". (QS. Abasa [80]: 24)

5 Sebagaimana telah dijelaskan dalam ayat di atas, Allah telah menciptakan berbagai macam tanaman sebagai rahmat yang diberikan kepada manusia. Berbagai macam tanaman tersebut mempunyai khasiat masing-masing dapat dimanfaatkan dengan baik, salah satunya adalah tanaman sarang semut (Myrmecodia pendens Merr. & Perry) yang mempunyai khasiat sebagai tanaman obat. Berdasarkan latar belakang di atas, maka penting dilakukan penelitian untuk mengetahui pengaruh dari obat kumur tanaman sarang semut untuk menghambat ataupun membunuh bakteri Lactobacillus acidophilus yang dapat dimanfaatkan sebagai pencegahan untuk perkembangan dari karies lebih lanjut. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka permasalahan yang dapat dirumuskan dalam penelitian ini adalah: Apakah terdapat pengaruh obat kumur ekstrak etanol tanaman sarang semut terhadap bakteri Lactobacillus acidophilus? C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pengaruh daya antibakteri dari obat kumur ekstrak etanol tanaman sarang semut terhadap pertumbuhan bakteri Lactobacillus acidophilus. 2. Tujuan Khusus

6 1. Menguji kadar hambat minimal (KHM) dari obat kumur ekstrak etanol tanaman sarang semut dengan konsentrasi 10%, 25%, 50%, 75%, dan 100% terhadap bakteri Lactobacillus acidophilus. 2. Menguji kadar bunuh minimal (KBM) dari obat kumur ekstrak etanol tanaman sarang semut dengan konsentrasi 10%, 25%, 50%, 75%, dan 100% terhadap bakteri Lactobacillus acidophilus. D. Manfaat Penelitian Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagi peneliti Menambah pengetahuan tentang penelitian yang dilakukan dan menambah kemampuan untuk melakukan penyusunan karya tulis ilmiah yang berkaitan dengan masalah kesehatan gigi dan mulut. 2. Bagi ilmu pengetahuan Hasil dari penelitian ini diharapkan agar nantinya dapat dikembangkan menjadi sebuah produk yang dapat digunakan sebagai alternatif obat kumur dari bahan alami yang bersifat antibakteri terhadap bakteri penyebab penyakit gigi dan mulut. 3. Bagi masyarakat Memberikan informasi bagi masyarakat tentang daya antibakteri dari tanaman sarang semut yang dapat dimanfaatkan sebagai obat kumur alami untuk menjaga kebersihan mulut serta sebagai pencegahan karies yang lebih lanjut.

7 E. Keaslian Penelitian Penelitian ini mengenai pengaruh antibakteri dari obat kumur ekstrak etanol tanaman sarang semut terhadap bakteri Lactobacillus acidophilus yang belum pernah dilakukan sebelumnya. Beberapa penelitian yang berkaitan dengan pengaruh kandugan tanaman sarang semut dan bakteri yang pernah dilakukan antara lain: 1. Penelitian yang berjudul Aktivitas Antibakterial Ekstrak Etanol dan Rebusan Sarang Semut (Myrmecodia sp.) terhadap bakteri Escherichia coli yang dilakukan oleh Roslizawaty dkk. (2013). Penelitian ini mengunakan ekstrak etanol dan rebusan tanaman sarang semut dengan masing masing konsentrasi 25% dan 50%. Metode Kirby Bauer digunakan untuk mengetahui kadar hambat minimal (KHM). Hasil dari penelitian ini menunjukkan ekstrak etanol tanaman sarang semut memiliki zona hambat yang lebih besar dibanding dengan rebusan tanaman sarang semut. Semakin tinggi dari konsentrasi maka semakin besar daya hambat yang terbentuk. 2. Penelitian yang berjudul Potensi Antimikroba Ekstrak Etanol Sarang Semut (Myrmecodia tuberosa jack) terhadap Candida albicans, Escherichia coli, dan Staphylococcus aureus yang dilakukan oleh Yuli dan Triana (2013). Penelitian ini menggunakan ekstrak etanol yang diperoleh dengan merendam serbuk kering tanaman sarang semut dalam etanol 70% kemudian dilanjutkan dengan penguapan penyari. Metode difusi padat digunakan untuk skrinning aktivitas antimikroba terhadap ketiga bakteri tersebut dan metode mikrodilusi dilakukan untuk

8 mengetahui KHM dan pengukuran KBM pada media padat yang sesuai. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa nilai KHM ekstrak terhadap C. albicans, E. coli, dan S. aureus adalah 0,8% b/v; 0,8% b/v; dan 1,6% b/v. Nilai KBM terhdadap C. Albicans > 6,4% b/v, E. coli 6,4% b/v, dan S. aureus 1,6% b/v. Ekstrak etanol M.tuberosa mengandung senyawasenyawa yang berpotensi untuk dikembangkan sebagai antimikroba khususnya terhadap S.aureus. Perbedaan aktivitas terhadap beberapa mikroorgnisme pada penelitian ini dapat dijelaskan karena perbedaan struktur penyusun dinding sel mikroba, sehingga secara umum akan lebih sulit menembus dinding sel bakteri gram negatif daripada gram positif. Perbedaan dengan penelitian yang akan dilakukan adalah penulis menggunakan ekstrak etanol tanaman sarang semut dalam sediaan obat kumur dengan berbagai konsentrasi yang berbeda 10%, 25%, 50%, 75%, dan 100%, serta menggunakan 2 kelompok kontrol yaitu kontrol positif dengan chlorhexidine 0,2% dan kontrol negatif menggunakan menggunakan formula dasar obat kumur untuk menguji KHM dan KBM yang dilakukan dengan metode dilusi cair terhadap bakteri Lactobacillus acidophilus.