BAB I PENDAHULUAN. Pemanfaatan teknologi informasi, media dan komunikasi telah. mengubah baik perilaku masyarakat maupun peradaban manusia secara

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Jaminan mutu layanan kesehatan atau Quality Assurance in Healthcare

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. dan lain-lain. Pemanfaatan teknologi informasi dapat meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 : PENDAHULUAN. dari segi kuantitas maupun kualitasnya. Berlakunya Undang-Undang Nomor 14

BAB I PENDAHULUAN. sakit yaitu dengan menggunakan komputer di manajemen rumah sakit

BAB I PENDAHULUAN. kompleks, padat pakar dan padat modal. Kompleksitas ini muncul karena

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. didukung oleh sistem informasi yang terencana dengan baik.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Teknologi informasi merupakan salah satu teknologi yang sedang. berkembang dengan pesat pada saat ini. Dengan kemajuan teknologi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. adalah dengan memberikan pelayanan yang sebaik-baiknya, dengan

BAB I PENDAHULUAN. Pelayanan dalam bidang kesehatan adalah salah satu bentuk kongkret

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan perorangan meliputi pelayanan, promotif, preventif, kuratif, dan

PENJELASAN ATAS QANUN ACEH NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN KESEHATAN RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK

BAB I PENDAHULUAN. menyediakan tempat tidur pasien, pelayanan medis dan perawatan. lanjutan untuk diagnosis dan perawatan oleh tenaga medis yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat. kesehatan (dokter, perawat, terapis, dan lain-lain) dan dilakukan sebagai

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Perkembangan zaman yang begitu pesat, diera globalisaasi

BAB I PENDAHULUAN. Organisasi pelayanan publik dewasa ini semakin mendapat tekanan dari

BAB I LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. begitu pesat baik dari sisi pelayanan maupun penemuaan-penemuan dalam bidang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pelanggan terbagi menjadi dua jenis, yaitu: fungsi atau pemakaian suatu produk. atribut yang bersifat tidak berwujud.

BAB 1 PENDAHULUAN. teknologi atau industrial competition menjadi persaingan informasi (information

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan R.I Nomor 983/MENKES/SK/XI/1992 tentang Pedoman Organisasi

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan rumah sakit yang didorong oleh permintaan. pelanggan menyebabkan layanan rumah sakit tidak hanya memperhatikan

BAB I PENDAHULUAN. bagi perkembangan suatu rumah sakit. Penampilan fisik termasuk bangunan,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pembangunan kesehatan adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan. Salah satu tujuan primer rekam kesehatan/rekam medis. berbagai fasilitas pelayanan kesehatan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur

BAB I PENDAHULUAN. yang tujuan utamanya adalah untuk meningkatkan kesehatan dan. mencegah penyakit dengan sasaran utamanya adalah masyarakat.

BAB 1 PENDAHULUAN. pemerintahan khususnya bidang pendidikan seperti sekolah dasar.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sektor pemerintah maupun di sektor swasta. Hal ini dapat dirasakan pada sekitar. modal, baik modal asing maupun modal dalam negeri.

BAB I PENDAHULUAN. dan penelitian serta mencakup berbagai tindakan maupun disiplin medis.

BAB I PENDAHULUAN. yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat. darurat (Permenkes RI No. 147/ Menkes/ Per/ 2010).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Peran SIMRS dalam Akuntabilitas, Kemudahan dan Kecepatan Audit Keuangan:

BAB 1 PENDAHULUAN. begitu cepat, menyebabkan setiap perusahaan baik yang bergerak di bidang barang atau

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dan kemajuan dalam berbagai bidang, khususnya bidang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 269/MENKES/PER/III/2008 tentang

I. PENDAHULUAN. kehidupan yang baru dengan potensi pemanfaatannya secara luas, yaitu membuka

BAB I PENDAHULUAN. terutama oleh badan layanan umum seperti rumah sakit. (SIRS) seperti yang tertuang dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik

BAB I PENDAHULUAN. mengalami perkembangan cukup pesat seiring di tertibkannya berbagai peraturan

BAB I PENDAHULUAN. individu, keluarga, masyarakat, pemerintah dan swasta. Upaya untuk meningkatkan derajat

BAB I PENDAHULUAN. paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan pembangunan kesehatan menuju Indonesia Sehat 2010 adalah

BAB I PENDAHULUAN. penting yang memberikan kemungkinan hidup, perkembangan dan memperlancar

BAB I PENDAHULUAN. melakukan aktivitas. Kesehatan sendiri tidak bisa lepas dari rumah sakit.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 340/MENKES/PER/III/2010, Rumah sakit merupakan institusi pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit merupakan institusi yang memiliki fungsi utama memberikan

BAB I PENDAHULUAN. Informasi administrasi dan keuangan sangat penting untuk dukungan

BAB I PENDAHULUAN. untuk mempertinggi derajat kesehatan masyarakat dalam rangka peningkatan

PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI REKAM MEDIS PASIEN POLI UMUM DI RUMAH SAKIT RIMBO MEDICA MENGGUNAKAN PHP DAN MySQL

BAB I PENDAHULUAN. dibutuhkan oleh pasien, serta kondisi ekonomi dan finansial dari pasien, yang

BAB 1 PENDAHULUAN. saat ini cukup ketat dan kompleks. Setiap perusahaan dituntut untuk selalu mengerti

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat. Unsur terpenting dalam organisasi rumah sakit untuk dapat mencapai

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di zaman yang semakin berkembang, tantangan. terhadap pelayanan kesehatan ini mengisyaratkan bahwa

EFISIENSI RUMAH SAKIT DI SUKOHARJO DENGAN METODE DATA ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA)

masyarakat karena terwujudnya keadaan sehat merupakan kehendak semua pihak.

BAB I PENDAHULUAN. dan efisien sangat dibutuhkan oleh setiap orang. Perkembangan teknologi yang semakin

BAB I PENDAHULUAN. kemungkinan rumah sakit untuk mengalami kerugian sangat besar dan. berpengaruh langsung pada keberlangsungan rumah sakit.

BAB 1 PENDAHULUAN. berbagai software telah menjanjikan berbagai transaksi bisnis dan penyediaan

BAB I PENDAHULUAN. pencegahan dan promosi daripada pengobatan. Dimana akan membuat tenaga

BAB 1 PENDAHULUAN. Perusahaan membutuhkan sistem informasi yang handal dan reliable untuk

BAB I PENDAHULUAN. pencegahan (preventif) untuk meningkatkan kualitas hidup serta memberikan

BAB I PENDAHULUAN. kepada pasien termasuk kualitas pendokumentasian rekam medis. memelihara rekam medis pasiennya. Menurut Hatta (2012), rekam medis

BAB I PENDAHULUAN. Manajemen pada hakekatnya adalah proses pengambilan keputusan dalam. kemampuan manajemen menggunakan informasi tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. jantung. Prevalensi juga akan meningkat karena pertambahan umur baik lakilaki

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009

PEMBUATAN APLIKASI SISTEM INFORMASI MANAJEMEN POLIKLINIK UPN VETERAN JAWA TIMUR SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit berusaha untuk memenuhinya. Rumah sakit adalah bagian yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB III LANDASAN TEORI. berkaitan secara terpadu, terintegrasi dalam suatu hubungan hirarki.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Untuk menjalankan tugas sebagaimana dimaksud, Rumah Sakit mempunyai. dengan standart pelayanan Rumah Sakit.

BAB 2 3. TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN. indikator manajemen adalah penelitian denganmetode. campuran (mix method) dengan desain explanatory sequential.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PRINSIP PEMASARAN NATHAN KAUFFMAN APAKAH TEPAT ATAU TIDAK DITERAPKAN PADA PEMASARAN RUMAH SAKIT DI INDONESIA (Manajemen Strategik Rumah Sakit)

BAB I PENDAHULUAN. kewajiban untuk melayani pasien dengan fasilitas yang lengkap serta. pelayanan yang cepat dan tepat. Untuk mencapai hal tersebut

SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA KEAMANAN DATA DENGAN KINERJA SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PUSKESMAS (SIMPUS) DI PUSKESMAS WILAYAH KABUPATEN KARANGANYAR

BAB I PENDAHULUAN. setinggi-tingginya (Depkes RI, 2009)

BAB I PENDAHULUAN. berdampak terhadap pelayanan kesehatan, dimana dimasa lalu pelayanan. diharapkan terjadi penekanan / penurunan insiden.

BAB I PENDAHULUAN. Republik Indonesia Nomor 269/MENKES/PER/III/2008 Pasal 1 ayat 3 adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. membawa perubahan hampir diseluruh bidang kehidupan manusia. Terutama di

BAB I PENDAHULUAN. banyak menstimulus terjadinya pergeseran dan perubahan pola kehidupan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

SISTEM INFORMASI KLINIK DUTA SEHAT KABUPATEN TEGAL

BAB 1 : PENDAHULUAN. dijadikan sebagai contoh bagi masyarakat dalam kehidupan sehari hari. Makanan

INTEGRASI PENDIDIKAN KESEHATAN DALAM PELAYANAN RUMAH SAKIT (IPKP)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pemanfaatan teknologi informasi, media dan komunikasi telah mengubah baik perilaku masyarakat maupun peradaban manusia secara global. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi telah pula menyebabkan hubungan dunia menjadi tanpa batas dan menyebabkan perubahan sosial, ekonomi dan budaya secara signifikan berlangsung demikian cepat. Teknologi informasi saat ini menjadi pedang bermata dua karena selain memberikan kontribusi bagi peningkatan kesejahteraan, kemajuan dan peradaban manusia, sekaligus menjadi sarana efektif perbuatan melawan hukum (Abdelhak, 2007). Kesehatan sebagai salah satu unsur kesejahteraan umum harus diwujudkan melalui berbagai upaya kesehatan dalam rangkaian pembangunan kesehatan secara menyeluruh dan terpadu didukung oleh suatu sistem kesehatan nasional. Rumah sakit sebagai salah satu fasilitas pelayanan kesehatan merupakan bagian dari sumber daya kesehatan yang sangat diperlukan dalam mendukung penyelenggaraan upaya kesehatan. Penyelenggaraan pelayanan kesehatan di rumah sakit mempunyai karakteristik dan organisasi yang sangat kompleks. Berbagai jenis tenaga kesehatan dengan perangkat keilmuannya masing-masing berinteraksi satu sama lain. Ilmu pengetahuan dan teknologi kesehatan atau kedokteran

2 berkembang sangat pesat yang harus diikuti oleh tenaga kesehatan dalam rangka pemberian pelayanan yang bermutu, membuat semakin kompleksnya permasalahan dalam rumah sakit. Pada hakekatnya rumah sakit berfungsi sebagai tempat penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan dan fungsi dimaksud memiliki makna tanggung jawab yang seyogyanya merupakan tanggung jawab pemerintah dalam meningkatkan taraf kesejahteraan masyarakat (Rodrigeus, Joel, 2010). Sistem kesehatan adalah industri informasi yang intensif di mana informasi yang dapat dipercaya dan tepat waktu adalah sumber daya yang kritis untuk perencanaan dan pemantauan penyediaan layanan. Sistem informasi kesehatan dapat menjadi alat yang ampuh untuk membuat pelayanan kesehatan lebih efektif dan jauh lebih efisien (Rodrigues, J, 2010). Dari awal 1960-an hingga 1970-an, muncul sebuah zaman baru komputasi dalam pelayanan kesehatan. Sekelompok besar rumah sakit di Amerika Serikat dan beberapa rumah sakit di Eropa setuju pada kebutuhan untuk memajukan sistem manajemen informasi pasien. Rumah sakit berinvestasi uang, waktu dan tenaga untuk bergerak menuju sistem informasi. Pada akhir 1970an hingga 1980an telah diperkenalkan mini komputer, kemudian komputerisasi mulai dilihat sebagai peluru ajaib untuk mengendalikan dan mengelola peningkatan volume data administrasi medis dan data lainnya yang harus di proses setiap harinya. Data administrasi kesehatan terdiri dari data administrasi kesehatan, data keuangan pasien, data persediaan obat dan peralatan medis, serta data transaksi rutin termasuk

3 pengelolaan penagihan pasien, pembayaran asuransi, rekening buku besar piutang dan hutang, dan data umum. Data kesehatan pasien berkisar dari data demografi pasien, data klinis pasien, data pelayanan kesehatan, data epidemiologi dan data statistik populasi kesehatan (Rodrigues, J, 2010). Saat ini sulit membayangkan pelayanan kesehatan tanpa Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK). Industri pelayanan kesehatan mengandalkan data dan informasi untuk setiap segi pengirimannya. Besarnya jumlah data yang dihasilkan secara manual (paper based) sebagian besar tidak terstruktur, penggunaannya terbatas dalam mendukung pelayanan kesehatan. TIK memiliki kapasitas untuk mengubah industri kesehatan dan cara untuk memanajemen data, informasi, dan pengetahuan dan merevolusi cara dokter bekerja. Penggunaan teknologi informasi kesehatan menjanjikan dalam meningkatkan efisiensi, efektivitas biaya, kualitas, dan keamanan pemberian perawatan medis dalam sistem kesehatan (Rodrigues, J, 2010). Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS) saat ini merupakan kewajiban bagi masing-masing rumah sakit setelah ditetapkannya UU No 44 Tahun 2009 tentang rumah sakit. Pada Bab XI tentang pencatatan dan pelaporan, khususnya Pasal 52 (1) disebutkan bahwa setiap rumah sakit wajib melakukan pencatatan dan pelaporan tentang semua kegiatan penyelenggaraan rumah sakit dalam bentuk Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit. Sehingga kebutuhan terhadap SIMRS adalah hal yang wajib, dikarenakan beberapa hal antara lain dukungan penyediaan informasi yang cepat dan akurat, sebagai faktor penunjang kinerja pelayanan

4 rumah sakit, serta transparansi dalam bidang Keterbukaan Informasi Publik (KIP) seperti yang diatur dalam UU No 14 Tahun 2008. Dari aspek pembiayaan bahwa rumah sakit memerlukan biaya operasional dan investasi yang besar dalam pelaksanaan kegiatannya, sehingga perlu didukung dengan ketersediaan pendanaan yang cukup dan berkesinambungan. Apalagi jika rumah sakit akan melakukan investasi dalam bidang teknologi informasi, dimana perubahan teknologi merupakan hal yang pasti terjadi setiap saat, sehingga investasi tersebut baik dalam bidang perangkat lunak, perangkat keras maupun tenaga SDM pelaksana akan menjadi investasi yang mahal dan berkelanjutan. Oleh karena itu, rumah sakit berada di dua sisi, yaitu harus menerapkan teknologi informasi dalam bentuk SIMRS baik perangkat lunak, perangkat keras maupun tenaga SDM sementara rumah sakit juga harus selalu up to date baik dari segi teknologi maupun bisnis proses atau kebijakan yang terangkum dalam bentuk perangkat lunak (Rodrigeus, Joel, 2010). Di seluruh dunia telah menghabiskan sejumlah besar uang untuk sistem informasi. Oleh karena itu penting untuk mengevaluasi hasilnya. Evaluasi sistem informasi ini penting mengingat investasi dalam penerapan sistem informasi adalah investasi yang mahal, sehingga kegagalan dalam penerapan sistem informasi dianggap sebagai kegagalan yang mahal. Kegagalan penerapan sistem informasi masih menjadi perhatian utama bagi rumah sakit. Sehingga evaluasi penerapan sistem informasi muncul sebagai prasyarat untuk meningkatkan tingkat keberhasilan dalam pengembangan

5 sistem informasi. Untuk rumah sakit yang berorientasi pelanggan, persepsi pengguna dapat dianggap sebagai penentu utama keberhasilan penerapan sistem informasi (Al-adaileh, 2009). Evaluasi bukanlah tugas yang mudah dan konsekuensinya ada banyak saran untuk mengevaluasi sistem informasi. Sebagian besar literatur tentang evaluasi mengambil pandangan formalrasional dan melihat evaluasi sebagai proses kuantitatif yaitu menghitung kemungkinan biaya atau manfaat atas dasar kriteria yang ditetapkan. Ada juga pendekatan interpretatif. Perspektif interpretatif memandang sistem informasi sebagai sistem sosial (Cronholm, S. & Goldkuhl, G, 2003). Rumah sakit dalam mengembangkan sistem informasi pelayanan kesehatan melewati beberapa tahapan yaitu perencanaan, pembuatan, pemeliharaan, monitoring dan evaluasi. RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta berdiri sejak 15 Februari 1923. RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta mulai beralih dari pengolahan data secara manual menjadi sistem informasi rumah sakit berbasis komputer tahun 2005 yang dinamai E-Private Hospital Info. Selama tiga tahun penggunaan E-Private Hospital Info dirasa kurang dapat memenuhi kebutuhan rumah sakit dikarenakan penggunaannya yang masih semi manual juga dikarenakan fitur-fitur yang tersedia sangat kurang dan belum memenuhi kebutuhan rumah sakit. Atas alasan tersebut kemudian pada tahun 2009 diterapkan sistem informasi rumah sakit berbasis komputer yang dinamai My Hospital. Sistem informasi RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta tersebut sudah melewati tahap perencanaan, pembuatan, penggunaan (operasional), pemeliharaan, dan monitoring. Pada perkembangannya hingga

6 kini belum dilakukan evaluasi mengenai penerapan sistem informasi RS (My Hospital) PKU Muhammadiyah Yogyakarta. Evaluasi penting untuk menentukan nilai atau besarnya sukses dalam mencapai tujuan yang sudah ditetapkan sebelumnya. Berpijak dari permasalahan yang ada dalam penerapan sistem informasi RS PKU Muhammdiyah Yogyakarta tersebut, maka perlu dilakukan evaluasi persepsi perawat dalam penerapan sistem informasi RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta yang sebelumnya belum pernah dilakukan di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta. Dari beberapa strategi dalam melakukan evaluasi penerapan sistem informasi, peneliti akan menggunakan strategi tipe dua yaitu kombinasi antara evaluasi berbasis tujuan dengan evaluasi penggunaan sistem informasi. Strategi tersebut dipilih karena strategi tersebut mengacu pada tujuan yang telah dibuat oleh rumah sakit itu sendiri. Dalam membuat sistem informasi berbeda-beda antara rumah sakit yang satu dengan rumah sakit yang lain. Tujuan pembuatan sistem informasi pastinya berdasarkan dari kebutuhan rumah sakit, dana yang dimiliki serta kemampuan dari SDM itu sendiri. Oleh karena itu, strategi evaluasi penerapan sistem informasi tipe dua ini sangat sesuai digunakan di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta. Dengan melakukan evaluasi persepsi perawat dalam penerapan sistem informasi rumah sakit ini diharapkan dapat mengidentifikasi sejauh mana penerapan sistem informasi mencapai tujuan yang telah ditetapkan oleh RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta serta masalah-masalah yang ada dalam penerapan sistem informasi sehingga dapat

7 memberikan solusi bagi perbaikan sistem informasi RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta. B. Rumusan Masalah Bagaimanakah hasil evaluasi persepsi perawat dalam penerapan sistem informasi RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta. C. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka penelitian ini bertujuan untuk: 1. Mengetahui sejauh mana penerapan sistem informasi RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta mencapai tujuan penerapan sistem informasi rumah sakit yang telah dibuat oleh RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta. 2. Mengetahui interaksi antara perawat dan sistem informasi RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta. 3. Mengetahui persepsi perawat terhadap sistem informasi RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta. D. Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan pada penelitian ini adalah untuk : 1. Bagi ilmu manajemen rumah sakit, diharapkan dapat menjadi literatur dalam proses pembelajaran tentang evaluasi penerapan sistem informasi rumah sakit.

8 2. Bagi pegawai RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta, diharapkan penelitian ini dapat menjadi masukan yang konstruktif dalam penerapan sistem informasi rumah sakit di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta dan diharapkan penelitian ini dapat menambah wawasan terkait penerapan sistem informasi rumah sakit di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta. 3. Bagi RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta diharapkan dapat memberikan tambahan informasi dalam menentukan kebijakan terutama terkait dengan penerapan sistem informasi rumah sakit di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta dan diharapkan dapat dijadikan acuan dalam melakukan perbaikan sistem informasi RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta. E. Keaslian Penelitian Sepengetahuan peneliti, belum ada penelitian tentang evaluasi persepsi perawat dalam penerapan sistem informasi RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta. Namun penelitian ini merujuk pada penelitian diantaranya: 1. Cronholm, S. & Goldkuhl, G. (2003) dengan judul penelitiannya Six Generic Types of Information System Evaluation Penelitian tersebut bertujuan untuk memberikan kontribusi pada keputusan bagaimana melakukan evaluasi tergantung pada konteks evaluasi. Penelitian ini menunjukkan bahwa dari tiga strategi umum bagaimana melakukan evaluasi dan dua strategi umum apa yang akan di evaluasi didapatkan enam tipe evaluasi yaitu evaluasi berbasis tujuan kombinasi sistem informasi, evaluasi berbasis tujuan kombinasi penggunaan sistem informasi, evaluasi bebas tujuan kombinasi sistem

9 informasi, evaluasi bebas tujuan kombinasi penggunaan sistem informasi, evaluasi berbasis kriteria kombinasi sistem informasi, dan evaluasi berbasis kriteria kombinasi penggunaan sistem informasi. Perbedaan dengan penelitian ini adalah peneliti menggunakan satu strategi evaluasi sistem informasi yaitu kombinasi antara strategi evaluasi berbasis tujuan dengan evaluasi penggunaan sistem informasi. Perbedaan lainnya yaitu jurnal tersebut tidak diaplikasikan di rumah sakit, baru dalam tahapan teori. Sedangkan pada penelitian ini diaplikasikan di rumah sakit secara langsung untuk mengevaluasi penerapan sistem informasi. 2. Penelitian yang dilakukan oleh Vasilecas, O. dkk., yang membahas mengenai Evaluation of Information Systems Procurement: Goal and Task- Driven Approaches, Penelitian tersebut dilakukan untuk menguraikan tentang evaluasi pengadaan sistem informasi dengan pendekatan evaluasi berbasis tujuan dan evaluasi berbasisi tugas. Penelitian tersebut menunjukkan bahwa pendekatan evaluasi berbasis tujuan dan evaluasi berbasis tugas atau pendekatan lainnya menentukan tingkatan tertinggi dari tujuan sistem informasi. Tujuan tersebut harus dirinci menjadi tugas-tugas dengan tingkat yang lebih rendah. Untuk menyelesaikannya, evaluator dapat menerapkan strategi dan metodologi yang berbeda. Pendekatan evaluasi berbasis tujuan dan pendekatan evaluasi berbasis tugas merupakan pendekatan yang paling universal. Perbedaannya pada pendekatan evaluasi berbasis tujuan ruang lingkupnya lebih luas, berbeda dengan evaluasi berbasis tugas dengan ruang lingkup yang lebih sempit.

10 Perbedaan dengan penelitian ini adalah peneliti menggunakan satu strategi evaluasi sistem informasi yaitu kombinasi antara strategi evaluasi berbasis tujuan dengan evaluasi penggunaan sistem informasi. Perbedaan lainnya yaitu jurnal tersebut tidak diaplikasikan di rumah sakit, baru dalam tahapan teori. Sedangkan pada penelitian ini diaplikasikan di rumah sakit secara langsung untuk mengevaluasi penerapan sistem informasi. 3. Penelitian yang dilakukan oleh Al-adaileh, R. (2009) dengan judul penelitiannya An Evaluation of Information Sustems Success: A user Perspective the Case of Jordan Telecom Group. Penelitian tersebut bertujuan untuk menguji secara empiris model evaluasi untuk keberhasilan sistem informasi dari perspektif pengguna. Hasil penelitian tersebut menyatakan ada empat hal yang berpengaruh terhadap keberhasilan sistem informasi dari perspektif pengguna yaitu kemanfaatan, kualitas sistem informasi, dukungan manajemen, dan kemampuan teknis dari pengguna. Perbedaan dengan penelitian ini adalah pada institusi yang diteliti, pada penelitian tersebut dilakukan di perusahaan telekomunikasi sedangkan pada penelitian ini akan dilakukan di rumah sakit.