BAB I PENDAHULUAN. valuta asing cukup krusial untuk dipelajari. Untuk itu, pasar valuta asing yang efisien

dokumen-dokumen yang mirip
Transaksi Mata Uang Asing. Bab 13

BAB 1 PENDAHULUAN. maka meningkatkan juga aktivitas perdagangan international. Beberapa aktivitas

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Rp14.900/$ pada kuartal berikutnya. Sama seperti pada tahun1998, Indonesia juga

BAB I PENDAHULUAN. A.Latar Belakang. Di era globalisasi perdagangan diseluruh dunia, dimana siklus perdagangan

I. PENDAHULUAN. Perekonomian Indonesia saat ini sudah tidak dapat terpisahkan lagi dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. dan liberalisasi perdagangan barang dan jasa semakin tinggi intensitasnya sehingga

BAB I PENDAHULUAN. tukar bebas. Salah satu karakteristik dari nilai tukar paska era Bretton-Woods adalah

Skripsi ANALISA PENGARUH CAPITAL INFLOW DAN VOLATILITASNYA TERHADAP NILAI TUKAR DI INDONESIA OLEH : MURTINI

BAB I PENDAHULUAN. tersebut di banding dengan mata uang negara lain. Semakin tinggi nilai tukar mata

SISTEM MONETER INTERNASIONAL. Oleh : Dr. Chairul Anam, SE

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Jones (2008: 4) di dalam bukunya yang berjudul Investment Analysis

MEMINIMALISIR DEPRESIASI NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP DOLAR AMERIKA

SEBERAPA JAUH RUPIAH MELEMAH?

BAB I PENDAHULUAN. sektor utama dalam perekonomian Negara tersebut. Peran kurs terletak pada nilai mata

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. arus modal dunia yang dipengaruhi oleh berakhirnya era quantitative easing (QE)

BAB 1 PENDAHULUAN. Pasar valuta asing atau foreign exchange market (valas, forex, FX,

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan tingginya ketidakpastian perekonomian global, nilai tukar

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Nominal perbandingan antara mata uang asing dengan mata uang dalam

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia juga mengalami peningkatan. Bertambahnya aset dan modal yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. yang dihasilkannya (Hariyani dan Serfianto, 2010 : 1). Menurut Tri Wibowo dan

Kondisi Paritas Internasional dan Penentuan Nilai Tukar

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

P A S A R U A N G. Resiko yang mungkin dihadapi dalam kegiatan investasi di pasar uang antara lain :

BAB I PENDAHULUAN. (sumber: goldprice.org)

BAB I PENDAHULUAN. Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Nilai Tukar Rupiah Atas Dollar Amerika Serikat Periode 2004Q.!-2013Q.3

BAB I PENDAHULUAN. motor penggerak perekonomian nasional. Perdagangan internasional dapat

BAB I PENDAHULUAN. mengalokasikan dana dari pihak yang mengalami surplus dana kepada pihak yang

BAB I PENDAHULUAN. diartikan sebagai nilai tambah total yang dihasilkan oleh seluruh kegiatan

BAB 1 PENDAHULUAN. negeri, seperti tercermin dari terdapatnya kegiatan ekspor dan impor (Simorangkir dan Suseno, 2004, p.1)

Mengobati Penyakit Ekonomi Oleh: Mudrajad Kuncoro

Indeks Nilai Tukar Rupiah 2000 = 100 BAB 1 PENDAHULUAN

III. METODE PENELITIAN. Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian Analisis Faktor-Faktor Yang

BAB I PENDAHULUAN. arus perdagangan barang maupun uang serta modal antar negara. Globalisasi

BAB I PENDAHULUAN. Sehubungan dengan fenomena shock ini adalah sangat menarik berbicara tentang

BAB I PENDAHULUAN. tidak ada hambatan. Hal tersebut memberi kemudahan bagi berbagai negara untuk

Prediksi Tingkat Suku Bunga SPN 3 Bulan 6,3%

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Perkembangan perekonomian global telah mengakibatkan kegiatan bisnis

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia. Analisis dampak..., Wawan Setiawan..., FE UI, 2010.

BAB I PENDAHULUAN. dalam penggerakan dana guna menunjang pembiayaan pembangunan nasional.

BAB 1 PENDAHULUAN. Globalisasi dalam bidang ekonomi menyebabkan berkembangnya sistem

BAB 1 PENDAHULUAN. Grafik 1.1 Perkembangan NFA periode 1997 s.d 2009 (sumber : International Financial Statistics, IMF, diolah)

Kuliah II Manajemen Keuangan Internasional

IV. GAMBARAN UMUM INDIKATOR FUNDAMENTAL MAKRO EKONOMI NEGARA ASEAN+3

BAB I PENDAHULUAN. Investasi merupakan suatu bentuk kegiatan penanaman dana dalam suatu

BAB I PENDAHULUAN. Uang merupakan suatu alat tukar yang memiliki peranan penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam ilmu keuangan, kurs adalah sebuah nilai yang merefleksikan

BAB I PENDAHULUAN. semakin bertambah tinggi dalam kondisi perekonomian global seperti yang

BAB III METODE PENELITIAN. kegunaan tertentu. Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian itu didasarkan pada

1 Universitas indonesia

TANYA JAWAB PERATURAN BANK INDONESIA NO.16/21

ANALISIS KURS VALUTA ASING YANG MEMPENGARUHI PENANAMAN MODAL ASING (PMA), EKSPORT, DAN PENGELUARAN PEMBANGUNAN DI JAWA TIMUR SKRIPSI

BAB 1 PENDAHULUAN. besar bagi neraca berjalan maupun bagi variabel-variabel makroekonomi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada era teknologi dan informasi perkembangan berita semakin pesat

BAB I PENDAHULUAN. Dari tahun 1876 sampai 1913, tingkat kurs ditentukan oleh standar emas

BAB I PENDAHULUAN. kali lelang SBI tidak lagi diinterpretasikan oleh stakeholders sebagai sinyal

BAB I PENDAHULUAN. modal terutama terjadi dari negara-negara yang relatif kaya modal yaitu umumnya

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

I.PENDAHULUAN. Meningkatnya peran perdagangan internasional dibandingkan dengan. perdagangan domestik merupakan salah satu ciri yang menandai semakin

BAB IV GAMBARAN UMUM PEREKONOMIAN INDONESIA. negara selain faktor-faktor lainnya seperti PDB per kapita, pertumbuhan ekonomi,

I. PENDAHULUAN. Nilai tukar mata uang adalah catatan harga pasar dari mata uang asing (foreign

BAB I PENDAHULUAN. diakibatkan oleh adanya currency turmoil, yang melanda Thailand dan menyebar

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. terhadap lesunya perekonomian global, khususnya negara-negara dunia yang dilanda

BAB 1 PENDAHULUAN. cepat dan terintegrasi dengan adanya teknologi canggih. Perkembangan teknologi

BAB I PENDAHULUAN. berbagai bidang, termasuk di dalam perdagangan internasional. Pemenuhan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Lia Saputri, 2016

I. PENDAHULUAN. Perjalanan perbankan yang diawali dari kemelut moneter sejak. pertengahan tahun 1997 lalu telah mengakibatkan terjadinya perubahan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. dalam suatu periode tertentu, baik atas dasar harga berlaku maupun atas

BAB I. Pendahuluan. yang berbeda. Sebuah studi menyatakan bahwa pada tahun 1990, hubungan antara

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara emerging economy. berkembang pembangunan ekonomi dan penerapan demokrasi.

I. PENDAHULUAN. Uang merupakan alat pembayaran yang secara umum dapat diterima oleh

Materi Minggu 6. Lalu Lintas Pembayaran Internasional

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. A. Perkembangan Penanaman Modal Dalam Negeri di Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Masyarakat pada awalnya hanya membagi pengeluaran mereka

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV

I. PENDAHULUAN. Indonesia telah lama melakukan perdagangan internasional. Adapun manfaat

MENTERI KEUANGAN MEMUTUSKAN :

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan salah satu sarana pembentukan modal dan alokasi

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan perekonomian Indonesia tidak lepas dari perubahan

BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN

Kondisi Cadangan Devisa Indonesia Penyebab Pelemahan Nilai Tukar Rupiah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Kebutuhan manusia sangat tidak terbatas sedangkan alat pemenuh kebutuhan

Ikhtisar Perekonomian Mingguan

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Pertumbuhan Ekonomi Negara di Dunia Periode (%)

BAB I PENDAHULUAN. Sejak diberlakukannya sistem nilai tukar mengambang penuh/ bebas

I. PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara berkembang tidak dapat menutup diri terhadap

BAB I PENDAHULUAN. Krisis mata uang di Amerika Latin, Asia Tenggara dan di banyak negara

Pilihan Sistem Nilai Tukar dan Pengendalian Arus Modal

I. PENDAHULUAN. Globalisasi dan liberalisasi ekonomi telah membawa pembaharuan yang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Mata uang asing (valuta asing) merupakan suatu komoditas yang memiliki nilai

BAB I PENDAHULUAN. menjadi sarana untuk melakukan hedging, speculation, dan arbitrage.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang berbasis pada perdagangan. Peranan pasar valuta asing cukup krusial untuk dipelajari. Untuk itu, pasar valuta asing yang efisien sangatlah dibutuhkan dalam perekonomian Indonesia. Menurut Hallwood dan MacDonald (dalam Mabakeng dan Sheefeni, 2014a) pasar yang efisien adalah pasar yang memiliki kategori semua informasi yang tersedia di pasar digunakan secara sempurna, semua partisipan di pasar tidak dapat meraih abnormal profit termasuk spekulan, tidak ada intervensi pemerintah, baik Covered Interest Parity maupun Uncovered Interest Parity berlaku sepanjang waktu, serta dalam pasar yang efisien forward exchange rate sama dengan expected spot rate. Mengacu pada hipotesis pasar efisien, pasar yang tidak efisien menyebabkan volatilitas yang berlebihan dan volatilitas yang berlebihan ini akan membahayakan perekonomian rill karena meningkatkan biaya di pelaku pasar sehingga pasar kurang efisien dalam hal alokasi sumber daya. Ketepatan alokasi sumber daya akan membantu meminimalisir diperlukannya intervensi pemerintah. Seiring perkembangan teknologi tentunya berpengaruh positif terhadap pelaku pasar valuta asing dalam mengakses data serta informasi yang ada di seluruh dunia. Hal ini seharusnya sejalan dengan hipotesis pasar yang efisien yang menyatakan 1

bahwa harga yang terjadi di pasar merefleksikan keseluruhan informasi yang relevan dan tersedia secara bebas tanpa biaya. Apabila pasar valuta asing sudah efisien maka tidak ada kesempatan bagi para spekulan untuk meraih keuntungan abnormal. Mabakeng dan Sheefeni (2014a) membedakan tingkat efisiensi pasar ke dalam tiga tingkat, yaitu efisiensi tingkat lemah, semi kuat dan kuat. Pembagian tingkat efisiensi pasar ini berlandaskan tingkat informasi yang dicerminkan oleh harga yang terjadi di pasar. Efisiensi pasar tingkat lemah mengandung keseluruhan informasi yang ada pada periode sebelumnya. Selanjutnya, efisiensi pasar tingkat semi kuat dianggap merangkum keseluruhan informasi publik yang ada di pasar. Tingkat yang paling tinggi adalah efisiensi pasar tingkat kuat. Efisiensi pasar tingkat kuat merangkum keseluruhan informasi baik pada periode sebelumnya, informasi publik maupun informasi privat. Kemajuan teknologi dalam akses data dan informasi diharapkan berbanding lurus dengan peningkatan efisiensi pasar, dalam hal ini pasar valuta asing Indonesia. Pasar valuta asing di Indonesia dinilai masih sangat dangkal dengan nilai transaksi yang cenderung lebih kecil jika dibandingkan dengan negara-negara di kawasan yaitu hanya sekitar $4,2 milyar hingga $5 milyar. Perbandingan ini dapat dilihat melalui transaksi valuta asing Malaysia bernilai $11 milyar, kemudian Thailand sebesar $13 milyar dan terpaut jauh dengan Singapura yang nilai transaksinya mencapai $300 milyar per hari. Pasar yang dangkal ini ditakutkan rentan terhadap tekanan baik internal maupun eksternal. Hal ini dapat dilihat dari krisis yang 2

terjadi di Indonesia mulai dari krisis moneter tahun 1997 hinggal krisis global tahun 2008. Goncangan eksternal yang berasal dari Thailand bath maupun tekanan pasar keuangan AS secara cepat mempengaruhi pasar keuangan Indonesia dan menyebabkan volatilitas yang berlebihan. Bank Indonesia berupaya melakukan pendalaman pasar valuta asing dalam rangka menjaga stabilitas keuangan negara. Dalam laporannya, Bank Indonesia menyatakan bahwa pendalaman diperlukan karena pasar valuta asing Indonesia cenderung masih dangkal. Pasar valuta asing yang dangkal rentan terhadap kegiatan yang mengganggu stabilitas nilai tukar, terutama mengacu pada keberadaan kejutan maupun kegiatan spekulan. Upaya ini dilakukan Bank Indonesia dengan menerbitkan Buku Biru Pasar Keuangan yang berbasis pada instrumen dan investor, perbaikan infrastuktur, regulasi dan standarisasi, dukungan kelembagaan, serta edukasi dan sosialisasi. Program yang ditempuh juga berbagai macam seperti menjamin keseimbangan permintaan dan penawaran valuta asing, meningkatkan kredibilitas pasar valuta asing dengan mengeluarkan code of conduct pasar valuta asing Indonesia, maupun memperbaharui regulasi yang berkaitan transaksi pasar valuta asing antara bank dan pihak asing. Keseluruhan upaya ini bertujuan untuk meningkatkan kredibilitas, membangun infrastruktur pasar yang kuat serta peningkatan efisiensi pasar valuta asing. Menurut Laporan Kajian Stabilitas Keuangan 2015, kondisi perekonomian Indonesia tengah berada dalam ketidakpastian ekonomi global. Ketidakpastian ini 3

berasal dari belum jelasnya arah kebijakan moneter AS, pertumbuhan perekonomian AS yang dinilai belum maksimal, serta kebijakan quantitative easing yang masih dilakukan oleh European Central Bank dan Bank of Japan. Di sisi lain, kawasan emerging market mengalami pelemahan ekonomi dipicu oleh pelemahan perekonomian Tiongkok. Ketidakseimbangan ini menyebabkan pasar valuta Indonesia rentan terhadap tekanan-tekanan baik yang berasal dari internal maupun eksternal. Penelitian efisiensi pasar valuta asing Indonesia sangatlah menarik mengingat sejarah krisis yang dialami Indonesia dan ketidakpastian global yang tengah berlangsung. Efisiensi pasar sangat dibutuhkan negara yang berorientasi pada perdagangan dan cenderung menjadi pelarian modal-modal sementara para investor. Mengetahui tingkat efisiensi pasar valuta asing dapat menjadi langkah utama dalam menentukan proporsi intervensi maupun dasar dari prediksi pergerakan nilai tukar. Penelitian ini diharapkan berguna baik untuk pengambilan keputusan pembuat kebijakan (otoritas moneter) maupun pengambilan keputusan yang dilakukan oleh investor dan pelaku pasar valuta asing lainnya. 1.2 Keaslian Riset Dalam penelitian ini mata uang yang digunakan adalah nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika (IDRUSD), Yuan China (IDRCNY) serta nilai tukar rupiah terhadap Yen Jepang (IDRJPY). Ketiga negara ini memiliki nilai ekspor yang besar 4

terhadap Indonesia. China, Amerika Serikat dan Jepang masih tercatat sebagai negara tujuan ekspor terbesar Indonesia. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat nilai ekspor nonmigas Indonesia pada Oktober 2015 ke Amerika Serikat mencapai $ 1,2 miliar, China $ 1,09 miliar dan ke Jepang $ 1,01 miliar. Pada periode Januari-Oktober 2015, Amerika Serikat merupakan negara tujuan ekspor terbesar dengan rasio 11,51 persen bernilai $ 12,8 miliar, diikuti China dengan rasio 9,88 persen bernilai $ 11 miliar, dan Jepang dengan rasio 9,79 persen bernilai $ 10,9 miliar 1. Pemilihan ketiga variabel ini juga didukung dengan hasil laporan Bank For International Settlement (BIS). Dilaporkan bahwa dolar Amerika merupakan mata uang dominan dalam perputaran valuta asing yaitu sebesar 87 persen. Menurunnya share Euro sebesar 33 persen digantikan oleh Yen Jepang yang meningkat secara signifikan pada periode penelitian. Selanjutnya Yuan China yang masuk ke dalam daftar 10 mata uang yang paling sering diperdagangkan 2. Analisis mengenai efisiensi pasar mulai berkembang mengingat peranannya cukup besar dalam pengambilan keputusan di pasar valuta asing. Perkembangan ini juga didukung oleh semakin besarnya transaksi valuta asing dunia dan juga anggapan bahwa mata uang merupakan aset yang dapat diperdagangkan. Bashir, et al (2014) meneliti efisiensi pasar valuta asing Pakistan dengan mengestimasi hubungan antara 1 Wiyanti, Sri. Amerika Serikat & China masih jadi negara tujuan ekspor terbesar RI pada 15 November 2013. Diaskes 20 Agustus 2016 http://www.merdeka.com/uang/amerika-serikatchina-masih-jadi-negara-tujuan-ekspor-terbesar-ri.html 2 Bank For International Settlements. 2013. Trienniel Central Bank Survey. Foreign Exchange Turnover in April 2013: Preliminary Global Results. Switzerland Monetary and Economic Department 5

nilai tukar spot dengan forward exchange rate. Mata uang Pakistan dikaitkan dengan beberapa mata uang lainnya yaitu Australian dolar (AUD), Swiss franc (CHF), dan Euro (EUR). Hasil dari penelitian ini adalah hipotesis pasar yang efisien tidak berlaku di Pakistan karena forward exchange rate tidak secara lengkap menjelaskan keseluruhan informasi yang ada di pasar. Hal ini menunjukkan bahwa pelaku pasar valuta asing di Pakistan masih dapat meraih keuntungan melalui kegiatan spekulasi karena pasar yang belum efisien. Penelitian lainnya dilakukan oleh Wickremasinghe (2004) pada pasar valuta asing Sri Lanka selama periode nilai tukar mengambang. Hasil penelitian ini cukup membingungkan pasalnya uji akar unit yang dilakukan mendukung keberadaan efisiensi pasar tingkat lemah namun uji kointegrasi yang dilakukan menunjukkan adanya penolakan terhadap efisiensi pasar tingkat semi kuat. Di sisi lain, Mabakeng dan Sheefeni (2014a, 2014b) melakukan dua kali penelitian terhadap pasar valuta asing Namibia. Penelitian ini menggunakan tahapan uji stasioneritas, kointegrasi, kausalitas serta uji inovasi. Hasil kedua penelitian tersebut memberikan dukungan bagi efisiensi tingkat lemah maupun efisiensi tingkat semi kuat di pasar valuta Asing di Namibia. Agacer, et al (2015) yang menggunakan beberapa uji ekonometrika dengan membangun model melalui substitusi Purchasing Power Parity, Fisher Effect, Interest Rate Parity, dan Covered Interest parity di pasar valuta asing Amerika terhadap Canadian dolar, British pound, dan French Franc menemukan bahwa forward exchange rate bukan merupakan prediktor yang tidak bias terhadap future spot rate. Kemudian Chien, et al (2014) menggunakan recrusive 6

co-integration untuk menganalisis beberapa Negara ASEAN dan menemukan pasar yang efisien pada penelitiannya terhadap Singapura dan Indonesia, sedangkan pasar valuta asing Thailand dan Filipina tidak efisien. Penelitian ini mengadopsi tahapan estimasi yang digunakan mengkombinasikan dua penelitian Mabakeng dan Sheefeni (2014a, 2014b). Penelitian ini mengkombinasikan tahapan estimasi yang digunakan oleh Mabakeng dan Sheefeni sehingga mampu menguji efisiensi pasar valuta asing Indonesia baik uji efisiensi pasar tingkat lemah maupun semi-kuat. Berbeda dengan penelitian sebelumnya, penelitian ini menggunakan data nilai tukar harian. Periode yang digunakan juga relatif panjang yaitu Januari 2008 hingga Mei 2016. Ukuran sampel yang besar diharapkan dapat mengatasi permasalahan uji Augmented Dickey Fuller yang memiliki signifikansi uji rendah apabila sampel berukuran kecil. 7

Tabel 1.1. Keasilian Data No. Penulis Variabel Alat Analisis Ringkasan Hasil 1 Chien, et al. (2014). Recursive Co-Integration Analysis of Foreign Exchange Market Stability: An Application for ASEAN Countries. International Journal of Science Commerce and Humanities. 2 Bashir, et al (2014). The Efficiency of Foreign Exchange Markets in Pakistan An Empirical Analysis. 3 Agacer, et all (2015). Several Econometric Tests of Exchange Rate Efficiency for a Few European Countries. Nilai tukar spot dan onemonth forward rate dari empat negara (Singapura, Thailand, Filipina dan Indonesia) Nilai tukar spot Rupee dan one-month forward rate terhadap AUD, CHF, EURO, JPY dan USD Nilai tukar spot dan forward rates USD terhadap Canadian dolar, British pound, dan French Franc. Recursive Integration Regresi OLS forward rate terhadap nilai tukar spot saat ini. OLS. Regresi antara nilai tukar spot, forward rate dengan memasukkan risk premium. Kointegrasi terlihat mulai tahun 2000 pada pasar valuta asing singapura. Sebaliknya, Kointegrasi justru tidak terlihat di Indonesia sampai tahun 2008 alasannya masih rendahnya keterbukaan dan liberalisasi keuangan. Dapat disimpulkan bahwa hingga tahun 2008 pasar Indonesia tergolong pasar yang efisien. Dua negara lainnya (Filipina dan Thailand memiliki pasar valuta asing yang tidak efisien. Mendukung keberadaan efisiensi tingkat lemah Forward exchange rate bukan prediktor yang tidak bias bagi future spot rate. 4 Mabakeng dan Sheefeni Nilai tukar spot 1. Uji unit root Variabel yang diteliti tidak stasioner 8

(2014a). Examining the Weak-Form Efficiency in Foreign Exchange Rate Market in Namibia. 5 Mabakeng dan Sheefeni. (2014). Investigating the Semi-strong Efficiency in Namibia s Foreign Exchange Market. Global Journal of Contemporary Research in Accounting, Auditing, and Business Ethics (GJCRA). Volume 1. Namibian dolar terhadap GBP, USD, dan EURO. Nilai tukar spot Namibian dolar terhadap GBP, USD dan EURO 1. Uji Stasioneritas 2. Kointegrasi 3. Kausalitas mengimplikasikan adanya efisiensi tingkat lemah.data runtut waktu Namibian dolar mengikuti pola random walk. Dengan kata lain, nilai tukar pada periode sebelumnya tidak dapat digunakan untuk memprediksi nilai tukar periode saat ini. Menemukan adanya bukti terkait efisiensi tingkat semi kuat pada pasar valuta asing Namibia. Hal ini dibuktikan melalui ada tidak stasionernya data pada level serta tidak ditemukannya kointegrasi antara variabel yang diteliti. Kesimpulannya, harga pasar pada periode sebelumnya tidak dapat digunakan untuk memprediksi harga pasar saat ini maupun harga pasar pada periode selanjutnya, serta pergerakan salah satu nilai tukar tidak dapat diprediksi melalui pergerakan nilai tukar yang lainnya. 9

1.3 Masalah Penelitian Dalam pasar yang efisien, keseluruhan informasi diterima oleh pelaku pasar secara lengkap dan tanpa biaya. Informasi lengkap dan tanpa biaya ini menghasilkan pasar yang harga keseimbangannya menjelaskan keseluruhan harga pasar. Apabila pasar valuta asing Indonesia belum efisien tentunya harga di pasar belum menunjukkan keseluruhan informasi yang ada tersebut. Pasar yang tidak efisien memberikan peluang keuntungan abnormal bagi para pelaku pasar. Aktivitas yang bertujuan memaksimalkan keuntungan ini seringkali menyebabkan volatilitas yang berlebihan. Untuk itu, pasar yang tidak efisien memerlukan intervensi pemerintah untuk menjadi kestabilan perekonomian. Sebaliknya, Apabila pasar efisien dan harga yang terjadi mencerminkan keseluruhan informasi yang ada tentunya mengurangi perlunya peran pemerintah. Pasar yang efisien akan terus menemukan keseimbangan baru dengan cepat sesuai dengan pergerakan informasi yang di dapatkan. Stabilitas nilai tukar sangat dipengaruhi oleh efisiensi pasar valuta asing Indonesia. Stabilitas nilai tukar ini diharapkan dapat menciptakan iklim investasi yang baik serta mendorong kenyamanan kegiatan ekspor-impor Indonesia. Oleh sebab itu, penelitian terkait tingkat efisiensi pasar di Indonesia sangatlah menarik. Mengetahui kadar efisiensi pasar valuta asing suatu negara dapat menjadi takaran yang baik bagi pembuat kebijakan dan pengambil keputusan dalam pasar valuta asing. 1.4 Pertanyaan Penelitian 1) Berada pada tingkat efisiensi apakah pasar valuta asing di Indonesia? 10

2) Apakah intervensi diperlukan dalam pasar valuta asing Indonesia? 1.5 Tujuan Penelitian Mengetahui tingkat efisiensi pasar valuta asing di Indonesia berdasarkan derajat penyerapan informasi yang tercermin pada nilai tukar rupiah. 1.6 Manfaat Penulisan Manfaat penulisan ini diharapkan dapat menjadi suatu pertimbangan bagi para pelaku pasar valuta asing Indonesia dalam pengambilan keputusan sesuai dengan tingkat efisiensi pasar yang berlaku di Indonesia. Penelitian dengan menggunakan tahapan estimasi yang mudah juga diharapkan dapat mudah dimengeri. Penggunaan data harian diharapkan meningkatkan kepekaan terhadap keterkaitan nilai tukar maupun besaran respon dalam tempo yang lebih cepat dibandingkan data bulanan. Hal ini diharapkan dapat menjadi refrensi pemilihan penggunaan informasi yang tepat menyesuaikan kadar efisiensi pasar valuta asing Indonesi. 1.7 Sistematika Penulisan 1) BAB I Bab 1 dalam penulisan skripsi ini berisikan komponen latar belakang di antaranya diskusi empiris, keaslian penulisan, rumusan masalah, pertanyaan penelitian, serta tujuan dan manfaat penelitian 11

2) BAB II Bab 2 membahas tinjauan pustaka penulisan skripsi yang berisikan landasan konsep dan landasan empiris yang digunakan. 3) BAB III Bab 3 mengulas metode penelitian, hasil penelitian dari tahapan estimasi yang dilakukan serta diskusi terkait hasil yang diperoleh. 4) BAB IV Bab 4 merupakan penutup penulisan skripsi yang berisikan kesimpulan dan saran penulis. 12