BAGIAN KE-12 Selaput Embrio Sesudah mempelajari materi ke-12 ini mahasiswa diharapkan dapat : Mengenal dan memahami proses pembentukan selaput embrio dan manfaatnya bagi perkembangan embrio selanjutya. 138
Dalam pertumbuhannya, blastula kemudian akan membentuk 2 jaringan yaitu embrioblast ( inner cell mass ) dan tropoblast. Zona pelucida dan polosit keduanya akan hancur. Blastokist berada dalam uterus, yang kemudian akan menyentuh endometrium dan tertanam lewat jaringan tropoblast di daerah embrioblast. Sel-sel tropoblast akan memperbanyak diri sambil menerobos dan mengerosi uterus. Tertanamnya embrio dalam endometrium uterus disebut nidasi atau implantasi. Gambar 12.1. Lapis-lapis Embrio yang Terbentuk pada Embrio Ayam. Gambar 12.2. Lapis-lapis Embrio yang Terbentuk pada Embrio Mammalia. 12.1. Amnion Pada perkembangan selanjutnya, tropoblast dapat dibedakan menjadi 2 jaringan yaitu : 1. Sinsithio-tropoblast (di sebelah luar). 2. Sito-tropoblast (disebelah dalam). Sinsitsio-tropoblast akan mengerosi lapisan epitel endometrium, terus sehingga 139
blastokist masuk ke dalam stroma. Sitotropoblast membelah terus dan mengalami delaminasi kedalam membentuk mesoderm ekstraembrional, yang kemudian akan melengkapi bagian luar embrio. Sinsitsio-tropoblast membentuk tonjolan-tonjolan seperti lidah masuk endometrium. Sementara nidasi berlangsung embrioblast tumbuh menjadi 2 lapis benih yaitu ektoderm sebelah luar dan endoderm sebelah dalam. Sitotropoblast yang berhadapan dengan embrioblast kemudian membentuk kantong yang menyelaputi embrio, disebut amnion. Antara amnion dengan berisi cairan yang disebut cairan amnion. 12.2. Korion Seluruh tropoblast bersama mesoderm ekstra embrional akan melapisi bagian dalam embrio yang disebut korion. Korion ini menjadi semacam kantong umum atau vesikel yang melingkupi embrio bersama selaput-selaputnya. Rongga antara korion dan embrio bersama selaputnya disebut eksoselom. 12.3. Alantois Pada waktu lipatan amnion terbentuk, endoderm pada bagian posterior mengadakan evaginasi sehingga wilayah endoderm akan terbawa juga mesoderm splangnik terbentuk pembuluh darah yang tumbuh sampai mesoderm somatik. Antara alantois dan korion membentuk membran yang kaya pembuluh darah disebut membran kario alantois. Alantois pada Mammalia selain sebagai alat respirasi juga sebagai alat nutrisi dan sebagai reservoir untuk menyimpan asam urat. 12.4. Plasenta Plasenta adalah suatu jaringan yang menghubungkan embrio dengan induk sehingga nutrisi bisa melewatinya. Plasenta umunya dikenal terdapat pada Mammalia. Jaringan dari tubuh embrio alah korion, sedang dari tubuh induk adalah desidua. Embrio dengan plasenta dihubungkan oleh tali pusat, yang di dalamnya terdapat pembuluh darah yang berasal dari pembuluh darah alantois. Di dalam dinding uterus, korion tumbuh terus membentuk bangunan yang permulaannya ditumbuhi oleh vili korealis. Dinding uterus tersebut selalu mengalami perubahan struktur sehingga menjadi khas pada saat kehamilan. Lapisan mukosa dinding uterus pada waktu kehamilan disebut desidua. Lapisan mukosa yang menutupi embrio disebut desidua kapsularis, sedang yang berada di sekeliling pertumbuhan korion disebut desidua basalis. Pertumbuhan vili korealis yang tumbuh baik 140
dan memanjang adalah pada bagian desidua basalis yang disebut korion frandosum. Vili korealis ini terjalin dengan desidua basalis yaitu plasenta fetalis dan plasenta maternalis. Vili tersusun oleh mesenkim yang diselubungi oleh tropektoderm. Sitotropoblast merupakan lapisan di sebelah dalam vili korealis. Sinsitsiotropoblast merupakan tropekderm yang berbatasan langsung dengan jaringan uterus. Plasenta terdiri atas : a. darah induk. b. endotelium pembuluh darah induk. c. Epitel uterus. d. Epitel korion. e. Jaringan pengikat korion. f. Entotelium pembuluh darah korion. g. Darah embrio. Atas dasar susunan jaringan maka plasenta dibagi menjadi : a. Epiteliokorial : bila semua jaringan penyusun ada. Contoh pada Marsupialia dan Ungulata. b. Endoteliokorial : bila jaringan induk tipis, sedang epitel induk dan jaringan pengikat tidak ada. Contoh pada Carnivora. c. Hemokorial bila hanya terdapat darah induk yang berhubungan dengan eopitel korion. Contoh pada Primates, Insektivora dan Chiroptera. Atas dasar penyebaran vili, maka plasenta terbagi menjadi : a. Difusa : bila vili tersebar merata di seluruh permukaan korion. Contoh pada babi. b. Kotiledonaria : bila vili membentuk kelompok-kelompok seperti bercak-bercak. Contoh pad asapi. c. Zonaria : bila vili pada daerah korion membentuk sabuk di sekeliling tengah embrio. Contoh pada Carnivora. d. Diskoidal : bila vili terbatas pada daerah korion tertentu, sehingga membentuk jaringan seperti cakram. 141
Contoh pada Rodentia dan Primates. Fungsi plasenta adalah : a. keluar masuknya gas pernafasan. b. pembuangan sisa metabolisme oleh embrio. c. penghasil hormon. d. tempat penyerapan makanan. Daftar Bacaan Balinsky. (1976). An Introduction to Embryology. Fourth Edition. W.B. Saunders Company. Philadelphia. Carlson, Bruce M. (1988). Patten's Foundations of Embryology. Fifth Edition. Mc Graw Hill Book Company. New York. Gilbert, S. F. (1991). Developmental Biology. 4-th. Edition. Sinauer Association Inc., Massachusetts. 142