BAB 3 TINJAUAN WILAYAH RUMAH SINGGAH PENDERITA KANKER LEUKEMIA DI YOGYAKARTA 3.1 Tinjauan Umum Kota Yogyakarta 3.1.1 Luas Wilayah Kota Yogyakarta Gambar 3.1 Peta Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Sumber : File PDF : Buku Profil Penataan Ruang DIY tahun 2013, p.9 Gambar 3.1 merupakan peta wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta, dimana Kota Yogyakarta berada diantara empat kabupaten yaitu, Kabupaten Sleman, Kabupaten Bantul, Kabupaten Gunung Kidul dan Kabupaten Kulonprogo. Kota Yogyakarta terletak antara 110º24'19"-110º28'53" Bujur Timur dan antara 07º49'26"-07º15'24" Lintang Selatan, dengan luas wilayah ± 32,5 km² atau 1,02 % dari luas wilayah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Jarak terjauh dari utara ke selatan kurang lebih 7,5 km dan dari barat ke timur kurang lebih 5,6 km. Kota Yogyakarta yang terletak di daerah dataran lereng aliran Gunung Merapi memiliki kemiringan lahan yang relatif datar antara 0-2% 49
dan berada pada ketinggian rata rata 114 m dari permukaan air laut (dpa). Sebagian wilayah dengan luas 1.657 hektar terletak pada ketinggian kurang dari 100m dan sisanya (1.593 hektar) berada pada ketinggian antara 100 199m dpa. Sebagian besar jenis tanahnya adalah regosol. Terdapat tiga sungai yang mengalir dari arah utara keselatan yaitu : sungai Gajah Wong yang mengalir di bagian timur kota, sungai Code di bagian tengah dan sungai Winongo di bagian barat. 3.1.2 Wilayah Administratif Kota Yogyakarta Gambar 3.2 Peta Pembagian Wilayah Administratif Daerah Istimewa Yogyakarta Sumber : Bappeda Kota Yogyakarta 2011, 2013 50
Berdasarkan gambar 3.2, secara administratif Kota Yogyakarta terdiri dari 14 kecamatan dan 45 kelurahan, 615 RW dan 2.592 RT dengan batas wilayah sebagai berikut : 1. Batas Utara : Kecamatan Mlati dan Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman. 2. Batas Timur : Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman, dan Kecamatan Banguntapan, Kabupaten Bantul. 3. Batas Selatan : Kecamatan Banguntapan, Kecamatan Sewon, dan Kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantul 4. Batas Barat : Kecamatan Gamping, Kabupaten Sleman, dan Kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantul. Umbulharjo merupakan Kecamatan dengan wilayah paling luas yaitu 8.12 km 2 atau sebesar 25% dari luas kota Yogyakarta, sedangkan kecamatan dengan wilayah paling kecil yaitu Kecamatan Pakualaman dengan luas 0.63 km 2 atau sebesar 1.9% dari luas kota Yogyakarta. Berikut ini merupakan Luas Wilayah Berdasarkan Kecamatan di Kota Yogyakarta. Tabel 3.1 Luas Wilayah Menurut Kecamatan di Kota Yogyakarta, 2014 No Kecamatan Luas Wilayah (km 2 ) Presentase (%) 1 Mantrijeron 2.61 8.0 2 Kraton 1.40 4.3 3 Mergangsan 2.31 7.1 4 Umbulharjo 8.12 25.0 5 Kotagede 3.07 9.4 6 Gondokusuman 3.99 12.3 7 Danurejan 1.10 3.4 8 Pakualaman 0.63 1.9 9 Gondomanan 1.12 3.4 10 Ngampilan 0.82 2.5 11 Wirobrajan 1.76 5.4 12 Gedongtengen 0.96 3.0 13 Jetis 1.70 5.2 14 Tegalrejo 2.91 9.0 TOTAL 32.50 100.00 Sumber : Profil Kesehatan Kota Yogyakarta, Hal. 120, Tahun 2015 51
Dalam pembagian wilayahnya, Kota Yogyakarta juga dibagi menjadi 9 kawasan yaitu 1. Kawasan lindung merupakan kawasan konservasi yang tidak dapat diganggu gugat kecuali dengan kebijakan khusus yang mendetail. 2. Kawasan penyangga adalah kawasan dengan status agak bebas. Kebijakan kota Yogyakarta menyangkut kawasan ini meliputi tata guna lahan, koefisien lantai bangunan, dan koefisien dasar bangunan yang ketat dan mengikat. Kawasan ini banyak diperuntukkan untuk bangunan bangunan umum. 3. Kawasan bebas, adalah kawasan diluar kawasan lindung dan kawasan penyangga, terutama diperuntukkan bagi permukiman, perdagangan dan fasilitas kegiatan lingkungan. 4. Kawasan rawan bencana alam adalah kawasan yang sering berpotensi tinggi mengalami bencana alam. 5. Kawasan budidaya adalah kawasan yang ditetapkan dengan fungsi utama untuk dibudidayakan atas dasar kondisi dan potensi SDA, SDM dan sumber daya buatan. 6. Kawasan pemukiman adalah kawasan yang diarahkan dan diperuntukkan bagi pengembangan pemukiman atau tempat tinggal/hunian beserta prasarana dan sarana lingkungan yang terstruktur. 7. Kawasan strategis kota adalah wilayah yang penataan ruangnya diprioritaskan karena mempunyai pengaruh sangat penting dalam lingkup kota terhadap ekonomi, sosial, budaya, dan/atau lingkungan. 8. Kawasan perkotaan adalah wilayah yang mempunyai kegiatan utama bukan pertanian dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat permukiman perkotaan, pemusatan dan distribusi pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial, dan kegiatan ekonomi. 9. Kawasan inti adalah kawasan yang mempunyai nilai budaya, sejarah, maupun nilai nilai lain yang menunjukkan pentingnya kawasan tersebut untuk dilestarikan. 52
3.1.3 Kondisi Klimatologis Kondisi klimatologis di Kota Yogyakarta berdasarkan kelembaban udara dalam setahun rata rata 78-85%. Tekanan udara rata rata dalam setahun 1.010 mb. Suhu udara/temperatur rata rata 27 C. Berdasarkan kecepatan angin rata rata di Kota Yogyakarta adalah 4 knot sepanjang tahun. Table 3.2 Prakiraan Cuaca Provinsi DI Yogyakarta Tahun 2016 No Ibukota Kab. Cuaca Suhu ( 0 C) Kelembapan (%) Kec. Angin (km/jam) Arah Angin 1 Wates Hujan ringan 23-32 63-93 18 Timur 2 Bantul Hujan ringan 24-32 63-93 18 Timur 3 Wonosari Hujan ringan 23-32 65-95 16 Timur 4 Sleman Hujan ringan 23-32 64-96 15 Tenggara 5 Yogyakarta Hujan ringan 23-32 63-96 15 Tenggara Sumber : Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika, Tahun 2015/2016 3.1.4 Kondisi Penduduk Kota Yogyakarta Perkembangan pertambahan jumlah penduduk di kota Yogyakarta tiap tahun mengalami kenaikan. Untuk mengetahui pertambahan jumlah penduduk dapat diketahui dengan seberapa banyak penduduk yang berpotensi sebagai beban, yaitu penduduk yang belum produktif (0 14 tahun) dan penduduk yang dianggap kurang produktif (65 tahun keatas). Berdasarkan hasil sensus penduduk 2014, jumlah penduduk tahun 2014 tercatat 413.936 jiwa. Presentase penduduk berdasarkan jenis kelamin adalah 48,87% laki laki dan 51,12% perempuan. Berikut tabel 3.3 dibawah ini yang menjelaskan secara keseluruhan penduduk perempuan lebih tinggi bila dibandingkan dengan penduduk laki laki, sedangkan tabel 3.4 menjelaskan total jumlah penduduk di setiap kecamatan yang berada di Kota Yogyakarta. 53
Tabel 3.3 Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Kelompok Umur Kab. / Kota Yogyakarta, 2014 No KELOMPOK UMUR JUMLAH PENDUDUK RASIO JENIS (TAHUN) L P L+P KELAMIN 1 0-4 13,872 13,337 27,209 104,01 2 5-9 15.841 14,965 30,806 105,85 3 10-14 17,660 16,899 34,559 104.50 4 15-19 17,108 17,092 34,200 100,09 5 20-24 15,045 14,516 29,561 103,64 6 25-29 14,501 14,812 29,313 97,90 7 30-34 16,894 17,159 34,053 98,46. 8 35-39 15,958 16,695 32,653 95,59 9 40-44 15.390 16,265 31,655 94,62 10 45-49 14,968 16,509 31,477 90, 67 1 50-54 13,309 14,672 27,981 97,71 12 55-59 11.462 12,405 23,867 92,40 13 60-64 8.165 8,639 16,858 93,93 14 65-69 4,453 5,574 10,027 78,89 15 70-74 3,374 4,786 8,160 70,50 16 75+ 4,296 7,261 11,557 59,17 JUMLAH 201,296 211,640 413,936 95,58 Sumber : Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Yogyakarta, 2015 Tabel 3.4 Jumlah Penduduk Berdasarkan Kecamatan Kab. /Kota Yogyakarta, 2014 NO KECAMATAN JUMLAH PENDUDUK KEPADATAN PENDUDUK (Per km 2 ) 1 Danurejan 21.538 19580.00 2 Gondokusuma 42.993 10775.19 3 Gondomanan 15.409 13758.04 4 Gedongtengen 21.058 22166.32 5 Jetis 27.939 16434.71 6 Kotagede 32.815 10688.93 7 Kraton 22.502 16072.86 8 Mergangsan 32.015 13859.31 9 Mantrijeron 35.619 13647.13 10 Ngampilan 18.814 22976.83 11 Pakualaman 10.814 17219.05 12 Tegalrejo 36.966 12703.09 13 Umbulharjo 67.632 8329.06 14 Wirobrajan 27.761 15773.30 TOTAL 413.936 12.740 Sumber : Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Yogyakarta, 2015 54
3.2 Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Yogyakarta. 1 Struktur Ruang Daerah bertujuan untuk mengakomodasi fungsi sebagai Pusat Kegiatan Nasional (PKN) sebagaimana telah ditetapkan dalam RTRW Nasional dan melaksanakan pengembangan dan pembangunan Daerah sebagaimana diamanatkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kota Yogyakarta. Rencana Struktur Ruang meliputi sistem perkotaan, sistem jaringan transportasi, sistem jaringan energi, sistem jaringan telekomunikasi, sistem prasarana pengelolaan lingkungan, sistem jaringan penerangan jalan. Pengembangan sistem perkotaan diwujudkan berdasarkan pengembangan struktur ruang kota, sistem pusat pusat pelayanan kota, fungsi pusat pemukiman kota. Pengembangan struktur ruang kota dimaksudkan untuk memeratakan pertumbuhan pembangunan diseluruh wilayah Kota Yogyakarta yang meliputi: 1. Kawasan pusat kota di wilayah Kecamatan Danurejan, Kecamatan Gedongtengen dan Kecamatan Gondomanan. 2. Kawasan wisata budaya dikembangkan di Kecamatan Kraton, Kecamatan Pakualaman dan Kecamatan Kotagede. 3. Kecamatan Umbulharjo merupakan kawasan prioritas yang harus dikembangkan dibandingkan dengan kecamatan kecamatan lain yang relatif sudah berkembang. Pembagian kawasan kota akan dibagi berdasarkan karakter kawasan dan kondisi kawasan fisik alami dan buatan wilayah administrasi kota. Rencana struktur ruang kota Yogyakarta dapat dilihat pada peta dibawah ini. Sistem pusat pelayanan kota diwujudkan dalam: 1. Pusat pelayanan primer diarahkan untuk melayani masyarakat kota dan sekitarnya serta untuk mengarahkan perkembangan kota. 2. Pusat pelayanan sekunder diarahkan untuk melayani masyarakat kota dalam lingkup skala lokal. 1 Raperda Kota Yogyakarta Tahun 2010 55
Gambar 3.3 Peta Rencana Struktur Wilayah Ruang Kota Yogyakarta Sumber : Peraturan Daerah Kota Yogyakarta, Rencana Tata Ruang Wilayah Kota 2010 2029 Sistem pusat pusat pelayanan kota direncanakan membentuk pusat kota, sub pusat kota, pusat pelayanan lingkungan dan sub pusat pelayanan lingkungan. Sistem pusat pusat pelayanan kota meliputi: 1. Pusat pelayanan kota dengan skala pelayanan tingkat kota mengembangkan kegiatan jasa dan perdagangan skala kota, regional dan internasional, kegiatan pemerintahan kota serta fasilitas umum dan fasilitas sosial terutama untuk budaya dan pariwisata. 56
2. Sub Pusat pelayanan kota menciptakan pusat orientasi bagi penduduk kota setingkat kecamatan, yang terdiri dari kegiatan perdagangan, jasa, fasilitas umum dan fasilitas sosial. 3. Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL) dengan skala pelayanan lingkungan pemukiman setingkat kelurahan menampung fasilitas pelayanan umum seperti Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP), Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA), Puskesmas Kelurahan dan Masjid Lingkungan. 4. Sub Pusat pelayanan lingkungan dengan skala pelayanan lebih kecil dari PPL setingkat rukun warga. Sistem pusat pusat pelayanan kota berlokasi di Kecamatan Danurejan, Kecamatan Gedongtengen dan Kecamatan Gondomanan, sub pusat kota tersebar di masing masing kecamatan dalam Kota Yogyakarta, sedangkan pusat pelayanan lingkungan tersebar di seluruh kelurahan dan sekitar kawasan permukiman. Fungsi pusat pemukiman kota terdapat pada pusat pemukiman yang terdiri dari pusat administrasi provinsi, pusat administrasi kota/kecamatan, pusat perdagangan dan jasa, pusat perhubungan dan komunikasi, pusat budaya dan pariwisata, pusat pelayanan sosial (kesehatan, pendidikan, agama), pusat pendidikan dan pusat kegiatan pariwisata. Fungsi pusat pemukiman Kota Yogyakarta tersebar diseluruh kecamatan yang disusun untuk kurun waktu 20 tahun dapat dilihat pada tabel 3.5. 57
Tabel 3.5 Rencana Fungsi Pusat Pemukiman di Yogyakarta No Pusat Pemukiman Skala Pelayanan (Kecamatan) Fungsi Kewenangan A B C D E F G H 1 Keraton Wisata Budaya/Sub Pusat Kota Nasional Provinsi Kota X X 2 Matrijeron Sub Pusat Kota Kecamatan X X 3 Mergangsan Sub Pusat Kota Kecamatan X X 4 Umbulharjo Pusat Administratif Kota Kota X X X X X 5 Kotagede Sub Pusat Kota Kecamatan X X X X 6 Gondokusuma Sub Pusat Kota Kecamatan X X X X X 7 Danurejen Pusat Kota Nasional Provinsi Kota X X X X 8 Pakualaman Sub Pusat Kota Kecamatan X X 9 Gondomanan Pusat Kota Nasional X X X X Provinsi Kota 10 Ngampilan Sub Pusat Kota Kecamatan X X 11 Gedongtengen Pusat Kota Nasional Provinsi Kota X X X 12 Wirobrajan Sub Pusat Kota Kecamatan X X X 13 Jetis Sub Pusat Kota Kecamatan X X X 14 Tegalrejo Sub Pusat Kota Kecamatan X X Sumber : Raperda Yogyakarta 2010 Keterangan : A. Pusat Administratif Provinsi E. Pusat Produksi Pengolahan B. Pusat Administratif Kota/Kecamatan F. Pusat Perhubungan dan Komunikasi C. Pusat Perdagangan, Jasa dan Pemasaran G. Pusat Pendidikan D. Pusat Pelayanan Sosial (Kesehatan,agama, dll) H. Pusat Kegiatan Pariwisata 58
3.3 Tinjauan Lokasi 3.3.1 Kriteria Pemilihan Kawasan Berdasarkan RTRW Pemilihan kawasan harus berdasarkan RTRW Kota Yogyakarta,yaitu: 1. Peruntukan kawasan sesuai dengan peraturan pemerintah Kota Yogyakarta dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Yogyakarta (RTRW). 2. Situasi dan kondisi lingkungan mampu mendukung proyek Rumah Singgah Penderita Kanker Leukemia yang berada pada Fungsi Kawasan yang ditetapkan pada RTRW Kota Yogyakarta. Pada tabel 3.5 menjelaskan bahwa fungsi Pusat Permukiman Kota Yogyakarta pada RTRW tahun 2010 2029, yang diperuntukkan bagi kawasan Pusat Perdagangan, Jasa Pemasaran dan Pemukiman yaitu pada Kecamatan Gedongtengen, Kecamatan Wirobrajan, Kecamatan Jetis dan Kecamatan Tegalrejo. 3.3.2 Kriteria Pemilihan Kawsan Berdasarkan RDRT Berdasarkan kriteria pemilihan kawasan yang menunjukkan bahwa kawasan peruntukkan untuk Pusat Pelayanan Sosial terdapat pada Kecamatan Gedongtengen, Kecamatan Wirobrajan, Kecamatan Jetis dan Kecamatan Tegalrejo. Maka penilaian kawasan pada masing masing kecamatan perlu dilakukan dalam menentukan lokasi yang tepat untuk Rumah Singgah Penderita Kanker Leukemia. 3.3.3 Penentuan Lokasi Kawasan Penentuan lokasi kawasan dilakukan dengan menganalisis RTDR pada Kecamatan Gedongtengen, Kecamatan Wirobrajan, Kecamatan Jetis dan Kecamatan Tegalrejo. Analisis RTDR tersebut meliputi sistem sarana transpotasi umum, sistem jaringan energi listrik, sistem jaringan telekomunikasi, sistem jaringan drainase, sistem jaringan air bersih, 59
kawasan budidaya, sistem ruang terbuka hijau, sistem jalur evakuasi bencana dan sistem pemanfaatan pola ruang kota. 1. Sistem Sarana Transportasi Kec. Tegalrejo Mengandalkan Sarana Bus Kota (Trans Jogja) Kec. Jetis Mengandalkan Sarana Bus Kota (Trans Jogja) Kec. Gedongtengen Mengandalkan Sarana Bus Kota (Trans Jogja) Kec. Wirobrajan Mengandalkan Sarana Bus Kota (Trans Jogja) Gambar 3.4 Peta Rencana Pengembangan Transportasi Umum Sumber : Raperda Yogyakarta 2010 60
2. Sistem Jaringan Energi Listrik Kec. Tegalrejo Peningkatan Jaringan Listrik / Daya masih tinggi Kec. Jetis Dekat dengan gardu induk dan sistem jaringan energi listrik sudah optimal Kec. Gedongtengen Peningkatan Jaringan Listrik / Daya masih tinggi Kec. Wirobrajan Tingkat Prioritas Jaringan Listrik Masih Tinggi Gambar 3.5 Peta Rencana Pengembangan Jaringan Energi Listrik Sumber : Raperda Yogyakarta 2010 61
3. Sistem Jaringan Telekomunikasi Kec. Tegalrejo Tingkat Prioritas peningkatan jaringan telekomunikasi masih tinggi Kec. Jetis Terpenuhi dengan optimal dan maksimal Kec. Gedongtengen Terpenuhi dengan optimal dan maksimal Kec. Wirobrajan Tingkat Prioritas peningkatan jaringan telekomunikasi masih tinggi Gambar 3.6 Peta Rencana Pengembangan Jaringan Telekomunikasi Sumber : Raperda Yogyakarta 2010 62
4. Sistem Jaringan Drainase Kec. Tegalrejo Masih dalam tahap pengembangan jaringan drainase baru Kec. Jetis Tingkat pelayanan mencukupi dan perlu dipertahankan Kec. Gedongtengen Tingkat pelayanan mencukupi dan perlu dipertahankan Kec. Wirobrajan Masih dalam tahap pengembangan jaringan drainase baru Gambar 3.7 Peta Rencana Pengembangan Jaringan Drainase Sumber : Raperda Yogyakarta 2010 63
5. Sistem Jaringan Air Bersih Kec. Tegalrejo Belum mencukupi dan masih dalam tahap pengembangan jaringan air bersih baru Kec. Jetis Tingkat pelayanan sangat mencukupi dan perlu dipertahankan Kec. Wirobrajan Belum mencukupi dan masih dalam tahap pengembangan jaringan air bersih baru Kec. Gedongtengen Tingkat pelayanan sangat mencukupi dan perlu dipertahankan Gambar 3.8 Peta Rencana Pengembangan Jaringan Air Bersih Sumber : Raperda Yogyakarta 2010 64
6. Kawasan Budidaya Kec. Tegalrejo 100% termasuk dalam kawasan budidaya Kec. Jetis 100% termasuk dalam kawasan budidaya Kec. Gedongtengen 100% termasuk dalam kawasan budidaya Kec. Wirobrajan 100% termasuk dalam kawasan budidaya Gambar 3.9 Peta Rencana Pengembangan Kawasan Budidaya Sumber : Raperda Yogyakarta 2010 65
7. Sistem Ruang Terbuka Hijau Kec. Tegalrejo Menyediakan 25% area terbuka hijau Kec. Jetis Menyediakan 20% area terbuka hijau Kec. Gedongtengen Menyediakan 10% area terbuka hijau Kec. Wirobrajan Menyediakan 20% area ruang terbuka hijau Gambar 3.10 Peta Rencana Pengembangan Ruang Terbuka Hijau Sumber : Raperda Yogyakarta 2010 66
8. Sistem Jalur Evakuasi Kec. Tegalrejo Area utama evakuasi bencana adalah lapangan upacara Kec. Jetis Area utama evakuasi bencana adalah tempat pemakaman umum Kec. Gedongtengen Area utama evakuasi bencana adalah kawasan dan jalur hijau Kec. Wirobrajan Area utama evakuasi bencana adalah tempat pemakaman umum Gambar 3.11 Peta Rencana Pengembangan Jalur Evakuasi Bencana Sumber : Raperda Yogyakarta 2010 67
9. Sistem Pemanfaatan Pola Ruang Kota Kec. Tegalrejo Area perumahan dan melayani industri makro dan menengah Kec. Jetis Terumata melayani kegiatan industri dan jasa Kec. Gedongtengen Terumata melayani kegiatan industri dan jasa Kec. Wirobrajan Terumata melayani industri makro dan menengah Gambar 3.12 Peta Rencana Pengembangan Pola Ruang Kota Sumber : Raperda Yogyakarta 2010 68
Tabel 3.6 Kriteria Penilaian Pemilihan Kawasan Tapak No Kriteria Kecamatan Wirobrajan Gedongtengen Jetis Tegalrejo 1 Sistem Jaringan 3 3 3 3 Transportasi 2 Sistem Jairngan 3 3 4 3 Energi Listrik 3 Sistem Jaringan 3 5 5 3 Telekomunikasi 4 Sistem Jaringan 3 4 4 3 Drainase 5 Sistem Jaringan 3 4 4 3 Air Bersih 6 Kawasan 5 5 5 5 Budidaya 7 Sistem Pengembangan Ruang Terbuka Hijau 2 1 2 4 8 Sistem Jalur 2 2 2 5 Evakuasi 9 Sistem 3 3 3 5 Pemanfaatan Pola Ruang Kota Total 27 30 30 34 Sumber : Analisis Penulis 2016 Dari hasil penilaian (scoring) terhadap empat kecamatan, maka tapak yang terpilih adalah di kawasan Kecamatan Tegalrejo dengan jumlah skor 34. Kecamatan Tegalrejo memenuhi kriteria dan syarat untuk dijadikan sebagai kawasan Rumah Singgah Penderita Kanker Leukemia dan berdasarkan peraturan pengembangan struktur ruang Kota Yogyakarta merupakan kawasan prioritas yang harus dikembangkan. 69
3.4.2 Tinjauan Umum Kecamatan Tegalrejo 3.4.2.1 Kondisi Geografis Kecamatan Tegalrejo terletak di sebelah barat laut Kota Yogyakarta yang berbatasan dengan Kabupaten Sleman dan Kabupaten Bantul. Dengan luas wilayah mencapai 2, 91 km persegi. Kecamatan Tegalrejo dilalui oleh Sungai Winongo dan Sungai Code. Sebagaian wilayahnya merupakan daerah pemukiman, perkantoran, pertokoan, industri kecil khususnya industri rumah tangga, dan masih ada sebagian kecil wilayahnya berupa persawahan. Batas batasnya adalah : Sebelah Utara : Kec. Mlati Kabupaten Sleman Sebelah Selatan : Kec. Wirobrajan, Kota Yogyakarta Sebelah Timur : Kec. Jetis dan Kec. Gedongtengen Kota Yogyakarta Sebelah Barat : Kec. Kasihan, Kabupaten Bantul Secara geografis, kecamatan Tegalrejo terletak pada 7 s/d 8 Lintang Selatan dan 11 s/d 11, 1 Garis Bujur Timur, serta terletak pada ketinggian 114 m dari permukaan laut. Kecamatan Tegalrejo terdiri dari 4 Kelurahan, yakni : 1. Kelurahan Tegalrejo 2. Kelurahan Bener 3. Kelurahan Kricak 4. Kelurahan Karangwaru 70
3.4.2.2 Kondisi Klimatologis Kecamatan Tegalrejo beriklim tropis dengan memperoleh pengaruh angin muson yang berganti arah setiap tahun sekali. Suhu udara maksimum pada 32 0 C, dan suhu minimum pada 24 0 C. Curah hujan rata rata 2000 mm/tahun. 3.4.2.3 Kondisi Administratif Secara administrasi, Kecamatan Tegalrejo terbagi menjadi empat kelurahan. Untuk mempermudah koordinasi, setiap kelurahan terbagi menjadi beberapa rukun warga (RW) dan rukun warga terbagi menjadi beberapa rukun tetangga (RT). Tahun 2015 Kecamatan Tegalrejo terdiri dari 46 Rukun Warga dan 190 Rukun Tetangga, dengan jumlah penduduk 36.966 jiwa. Kelurahan Kricak merupakan kelurahan yang paling banyak penduduknya dibanding kelurahan yang lain yaitu mencapai 13.005 jiwa atau sekitar 35 persen dari total penduduk di kecamatan Tegalrejo. Selain itu, Kelurahan Kricak diampu oleh 61 Rukun Tetangga sehingga secara rata rata setiap RT memiliki kapasitas penduduk mencapai 213 jiwa. Sementara itu wilayah yang paling sedikit jumlah penduduknya yaitu kelurahan Bener, tercatat sebanyak 4.820 jiwa atau hanya sekitar 13 persen, dengan jumlah rata rata penduduk per RT mencapai sekitar 185 jiwa. 71
Tabel 3.7 Jumlah RW, RT, dan Penduduk Kecamatan Tegelrejo Kelurahan Rukun Warga (RW) Rukun Tetangga (RT) Penduduk (1) (2) (3) (4) Tegalrejo 12 47 9.167 Bener 7 26 4.820 Kricak 13 61 13.005 Karangwaru 14 56 9.974 Jumlah 46 190 36.977 Sumber : BPS Kota Yogyakarta 2015, p4. Berdasarkan tabel 3.7 diatas dapat dilihat bahwa jumlah penduduk tertinggi berada di Kelurahan Kricak dan yang terendah adalah jumlah penduduk di Kelurahan Bener 3.4.2.4 Kondisi Penduduk Kota Yogyakarta merupakan salah satu kota tujuan bagi orang orang luar daerah dalam mencari pekerjaan. Karena di Kota Yogyakarta sarana perekonomiannya lebih berkembang dibandingkan kabupaten lainnya. Meskipun demikian penduduk yang datang ke kecamatan lebih banyak dibandingkan penduduk yang pergi, pada umumnya penduduk yang pindah/pergi dikarenakan pekerjaan. 72
Tabel 3.8 Banyaknya Penduduk Datang Menurut Kelurahan, Th. 2014 Kelurahan Penduduk Datang Laki Laki Perempuan Jumlah (1) (2) (3) (4) Tegalrejo 103 146 249 Bener 65 72 137 Kricak 124 154 278 Karangwaru 120 133 253 Kec. Tegalrejo 412 505 917 Sumber : Dukcapil Kota Yogyakarta Pada tabel 3.8 terlihat bahwa pertambahan penduduk karena datang terbanyak ada di kelurahan Kricak yaitu 278 jiwa atau sekitar 30% dari total penduduk yang datang di Kecamatan Tegalrejo. Sementara itu jumlah penduduk yang datang paling sedikit di Kelurahan bener 137 jiwa atau hanya sekitar 15%. 3.4.2.5 Kondisi Sosial, Budaya dan Ekonomi Kawasan Terpilih Sebagian besar masyarakat Kecamatan Tegalrejo merupakan penduduk asli dan mayoritas bermata pencaharian di bidang pertanian, wirausaha, perdagangan, industri dan PNS. Kawasan ini merupakan kawasan Sub Pusat Kota dimana termasuk dalam area sarana umum. 73
3.4.2.6 Rencana Detail Tata Ruang Kecamatan Tegalrejo Kecamatan Tegalrejo merupakan Kecamatan dengan luas wilayah mencapai 2, 91 km persegi. Kecamatan Tegalrejo dilalui oleh Sungai Winongo dan Sungai Code. Sebagian wilayahnya merupakan daerah pemukiman, perkantoran, pertokoan, industri kecil khususnya industri rumah tangga, dan masih ada sebagian kecil wilayahnya berupa persawahan. Gambar di bawah ini adalah Peta Tata Ruang Kecamatan Tegalrejo yang menjelaskan tentang letak ruang terbuka Hijau (RTH), lingkungan perumahan, lingkungan perkantoran, serta letak jalan dan blok jalan. Gambar 3.13 Peta Rencana Peruntukan Blok Kecamatan Tegalrejo Sumber : Raperda Yogyakarta 2015 74
3.4 Kriteria Pemilihan Lokasi berdasarkan Konsep Perancangan Beberapa hal yang dapat dijadikan sebagai kriteria pemilihan lokasi tapak, yaitu: Kriteria Mutlak : Harus merupakan kawasan yang memiliki jalur utama (jalur arteri) menuju RSUP Dr. Sardjito di Yogyakarta. Berdasarkan pemilihan wilayah diketahui Kecematan Tegalrejo di Kota Yogyakarta merupakan wilayah yang sangat berpotensi bagi pengembangan Rumah Singgah Penderita Kanker Leukemia. Kriteria Tidak Mutlak: Sebaiknya merupakan wilayah yang diperuntukan untuk membangun perumahan. Rumah Singgah Penderita Kanker Leukemia merupakan fasilitas rumah tinggal sementara dan sebagai tempat rekreasi sementara bagi para pasien. Pada kenyataannya terapi Anak Kanker Leukemia di Rumah Sakit memang memerlukan biaya yang tidak sedikit, sehingga Keberadaan Rumah Singgah Penderita Kanker Leukemia dapat membantu biaya menginap para pasien sambil menunggu antrian pengobatan di Rumah Sakit. 3.4.1 Pemilihan Tapak Terdapat dua alternatif tapak yang memenuhi syarat dan kriteria pemilihan untuk Rumah Singgah Penderita Kanker Leukemia 1. Alternatif I Berada di Jalan Gotong Royong Kecamatan Tegalrejo, Kelurahan Karangwaru dengan deskripsi sebagai berikut : a) Dekat dengan Fasilitas Kesehatan RS. dr. Sardjito dengan waktu tempu 10 menit b) Dekat dengan Jalan Arteri c) Sarana Transportasi mudah di akses dengan kendaraan roda dua maupun roda empat. 75
d) Site merupakan arahan pemanfaatan lahan perumahan Kecamatan Tegalrejo e) Kontur tanah datar f) Site berada diantara pemukiman warga TAPAK Gambar 3.14 Foto Udara Tapak Alternatif I Sumber : Google map, diunduh 19 november 2015 2. Alternatif II Berada di Jalan Sidomulyo, Kecamatan Tegalrejo, Kelurahan Kricak dengan deskripsi sebagai berikut : a) Akses menuju fasilitas Kesehatan RS. dr. Sardjito dengan jarak tempuh 25 menit b) Berada di Jalan Arteri c) Sarana Transportasi mudah di akses dengan kendaraan roda dua 76
d) Kontur tanah datar e) Site berada diantara pemukiman warga f) Site merupakan arahan pemanfaatan lahan Perumahan Kecamatan Tegalrejo TAPAK Gambar 3.15 Foto Udara Alternatif II Sumber : Google map, diunduh 19 November 2015 77
3.4.2 Skoring Tapak Tabel 3.9 Skoring Tapak Dasar Pertimbangan I Lokasi Berada dekat dengan Fasilitas kesehatan RS. dr. Sardjito 3 2 Merupakan area pengembangan Perumahan 3 3 Memiliki akses yang baik dan mudah dicapai dari sarana umum 2 3 Mampu secara arsitektural menampilkan fungsi bangunan ditinjau dari segi kondisi lahan, visual dan sebagainya II 1 3 Sesuai dengan kegiatan dan fungsi lahan 3 3 Luas Tapak memenuhi 1 3 Kondisi lingkungan dan luasan site harus mampu mendukung seluruh program kegiatan yang telah direncanakan berikut pengembangannya 1 3 untuk masa akan datang. JUMLAH 14 20 Keterangan : 1 = Kurang 2 = Sedang 3 = Baik Sumber : Analisis Penulis, 19 November 2015 3.5 Tapak Terpilih Berdasarkan Kriteria Pemilihan Tapak dan Skoring Tapak, maka Tapak yang terpilih adalah Tapak Alternatif II yang berada di Jalan Sidomulyo, Kelurahan Kricak, Kecamatan Tegalrejo, Kota Yogyakarta. 78
U Gambar 3.16 Tapak Terpilih Sumber : Google Earth 79
Foto Existing 1 POTRET SITE 3 2 5 4 1 U Foto Existing 2 Luas Site = 9916, 97 m 2 Batas batas Site Foto Existing 3 Utara : Panti Sosial Bina Karya Selatan : Perumahan Warga Timur : Rumah Warga, Persawahan dan Kantor Instalasi Air Bersih Foto Existing 4 Foto Existing 5 Barat : Perumahan Warga 80
KONDISI EXISTING SITE Site merupakan Rencana Pemanfaatan Ruang untuk Lahan Perumahan / Jasa Terdapat beberapa vegetasi di sekitaran batasan site Area persawahan warga setempat Kompleks Panti Sosial Bina Karya SITE Terdapat saluran irigasi di dalam site karena site merupakan lahan persawahan warga sekitar dan berkontur relaif datar Kondisi jalan di depan site merupakan jalan aspal dan sebagai jalan utama menuju site karena banyak lalu lalang kendaraan bermotor yang lewat. Kompleks perumahan warga setempat 81