BAB II GAMBARAN UMUM KOTA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II GAMBARAN UMUM KOTA"

Transkripsi

1 BAB II GAMBARAN UMUM KOTA 2.1. Geografis Kota Yogyakarta terletak di koordinat '19" '53" Bujur Timur dan 07 49'26" 07 15'24" Lintang Selatan. Luas Kota Yogyakarta adalah sekitar 32,5 Km2 atau 1,02 % dari luas wilayah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Kota Yogyakarta yang merupakan dataran lereng Gunung Merapi secara umum memiliki topografi datar. Sebesar 88,94% lahan berada pada kemiringan 0-2%, 9,64% berada pada kemiringan 2-15%, dan 1,09% berada pada kemiringan 15-40%, serta sisanya 0,34% berada pada kemiringan diatas 40%. Lebih lengkapnya terdapat dalam tabel Tabel Tabel Luas Wilayah Kota Yogyakarta Berdasarkan Kemiringan Lahan No Kecamatan Luas berdasarkan lereng / kemiringan lahan 0 2% 2 15% 15 40% > 40% 1 Mantrijeron 244, ,1800 4, Kraton 140, Mergangsan 105, , Umbulharjo 764, ,0400 1,6600 0, Kotagede 277,800 23,2600 2,5200 3, Gondokusuman 328, ,7600 2, Danurejan 75, ,6400 5,9400 0, Pakualaman 63, Gondomanan 105,9200 6, Ngampilan 50, , Wirobrajan 147, ,2600 6,0600 1, Gedongtengen 84,4400 8,3200 2,8200 0, Jetis 148, ,7400 0,4800 0, Teglarejo 254, ,0200 8,8200 3,5000 Jumlah 2.890, , , ,9400 Sumber: Badan Pertanahan Kota Yogyakarta, 2011 Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa semua kecamatan di Kota Yogyakarta terletak di daratan yang datar. Kecamatan Kraton dan Pakualaman 1

2 yang merupakan pusat pemerintahan pada zaman Keraton Yogyakarta merupakan dua kecamatan yang semua wilayahnya terletak di lahan yang datar (flat). Kemiringan lereng landai (2-15%) terluas berada di kecamatan Gondokusuman (67,76 ha) dan Umbulharajo (45,04 ha). Lahan dengan kemiringan lereng curam yang terluas berada di Kecamatan Tegalrejo (8,82 ha), Wirobrajan (6,06 ha) dan Danurejan (5,94). Kemiringan lereng akan sangat berpengaruh terhadap perancangan sistem drainase, karena sifat air yang mengalir menuju tempat yang rendah mengikuti hukum grafitasi. Lahan dengan kemiringan datar akan membuat perencanaan drainase dan pembuangan limbah menjadi lebih kompleks karena air cenderung sulit mengalir di tempat datar. Sebagian wilayah Kota Yogyakarta berada pada ketinggian kurang dari 100 meter dpa (1.657 Ha), sementara sisanya sebesar Ha berada pada ketinggian antara meter dpa. Kecamatan yang semua wilayahnya terletak pada ketinggian diatas m merupakan kecamatan yang terletak di bagian utara Kota Yogyakarta. Hal tersebut dikarenakan Kota Yogyakarta merupakan dataran lereng gunung merapi yang terletak di bagian utara. Wilayah yang memiliki ketinggian 100 m 700 m dari permukaan laut tersebut berada di kecamatan Mergangsan, Gondokusuman, Danurejan, Pakualaman, Gedongtengen, Jetis dan Tegalrejo. Sedangkan kecamatan yang terletak semua wilayahnya berada pada di ketinggian m dpa adalah kecamatan Mantrijeron dan Kraton. Data ketinggian wilayah secara lengkap tersaji pada Tabel 2. 2 berikut : Tabel Luas Wilayah Kota Yogyakarta Berdasarkan Ketinggian No Kecamatan Ketinggian m m 1 Mantrijeron 261, Kraton 140, Mergangsan 202, , Umbulharjo 604, , Kotagede 302,4915 4, Gondokusuman 0 399, Danurejan 0 110,0000 2

3 No Kecamatan Ketinggian m m 8 Pakualaman 0 63, Gondomanan 41, , Ngampilan 30, , Wirobrajan 72, , Gedongtengen 0 96, Jetis 0 170, Teglarejo 0 291,0000 Jumlah 1.657, ,6891 Sumber : Badan Pertanahan Kota Yogyakarta, 2011 Keberadaan Gunung Merapi juga berpengaruh terhadap jenis tanah Kota Yogyakarta. Jenis tanah yang terdapat di Kota Yogyakarta adalah tanah regosol yang terbentuk dari muntahan abu vulkanik gunung merapi. Kota Yogyakarta terletak di formasi batuan Sedimen Old Andesit. Kota Yogyakarta dialiri 3 sungai yang mengalir dari utara ke selatan. Sungai tersebut antara lain Sungai Gajahwong yang mengalir di bagian timur kota, Sungai Code di bagian tengah dan Sungai Winongo di bagian barat kota. Berdasarkan hasil pengukuran yang dilakukan didapatkan dari 5 stasiun cuaca tahun 2009, rata-rata curah hujan tertinggi terjadi pada bulan Februari, yaitu sebanyak 474 mm dan terendah terjadi pada bulan Juli (o mm). jumlah Ratarata hari hujan per bulan adalah 9,92 hari. Kelembaban udara rata-rata Kota Yogyakarta cukup tinggi. Kelembaban udara tertinggi mencapai 83% terjadi pada bulan Februari dan terendah mencapai 66% yang terjadi pada bulan September. Suhu udara rata-rata harian Kota Yogyakarta berdasarkan pengukuran tahun 2009 cukup sejuk, berada pada angka 26,66 C Administratif Secara administratif, Kota Yogyakarta merupakan ibukota Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, yang memiliki memiliki batas wilayah sebagai berikut : Sebelah Utara Sebelah Timur : Kabupaten Sleman : Kabupaten Bantul dan Sleman 3

4 Sebelah Selatan Sebelah Barat : Kabupaten Bantul : Kabupaten Bantul dan Sleman Gambar Peta Pembagian Wilayah Administrasi Kota Yogyakarta Kota Yogyakarta meliputi 14 kecamatan dan 614 kelurahan, 614 RW, dan 2524 RT Kecamatan Umbulharjo merupakan kecamatan yang memiliki wilayah paling luas yaitu 8,12 km2 atau sebesar 24,98% dari luas Kota Yogyakarta. Kecamatan Umbulharjo merupakan dengan kecamatan dengan jumlah kelurahan terbanyak, yaitu sebanyak 7 kelurahan. Selain Kecamatan Umbulharjo, kecamatan dengan jumlah kelurahan terbanyak berikutnya adalah Gondokosuman (3,99 ha) dengan 5 kelurahan. Kecamatan yang memiliki luasan terkecil adalah Kecamatan Pakualaman dengan luas 0,63 km2 atau sebesar 1,94% dari total wilayah Yogyakarta, dan meliputi 2 kelurahan. Selain Kecamatan Pakualaman, kecamatan lain yang memiliki luas wilayah yang kecil adalah Gondomanan (1,12 km2), Ngampilan (0,82 km2) dan Gedongtengen (0,96 km2). Lebih lengkapnya tentang luas dan pembagian wilayah administrasi Kota Yogyakarta dapat dilihat dalam Tabel 2. 3: 4

5 Tabel 2. 3 Pembagian Administratif Kota Yogyakarta No Kecamatan Kelurahan 1 Mantrijeron 2 Kraton 3 Mergangsan 4 Umbulharjo 5 Kotagede 6 Gondokusuman 7 Danurejan 8 Pakualaman 9 Gondomanan 10 Ngampilan 11 Wirobrajan 12 Gedongtengen 13 Jetis 14 Teglarejo 1. Gedongkiwo 2. Suryodiningratan 3. Mantrijeron 1. Patehan 2. Panembahan 3. Kadipaten 1. Brontokusuman 2. Keparakan 3. Wirogunan 1. Giwangan 2. Sorosutan 3. Pandeyan 4. Warungboto 5. Tahunan 6. Muja Muju 7. Semaki 1. Prenggan 2. Purbayan 3. Rejowinangun 1. Baciro 2. Demangan 3. Klitren 4. Kotabaru 5. Terban 1. Suryatmajan 2. Tegalpanggung 3. Bausasran 1. Purwokinanti 2. Gunungketur 1. Prawirodirjan 2. Ngupasan 1. Notoprajan 2. Ngampilan 1. Patangpuluhan 2. Wirobrajan 3. Pakuncen 1. Pringgokusuman 2. Sosromenduran 1. Bumijo 2. Gowongan 3. Cokrodiningratan 1. Tegalrejo 2. Bener Luas area (km2) Jumlah RW Jumlah RT 5

6 No Kecamatan Kelurahan Luas area (km2) Jumlah RW Jumlah 3. Kricak 4. Karangwaru Jumlah 45 32, Sumber : RPJMD Kota Yogyakarta Tahun Kependudukan Jumlah penduduk Kota Yogyakarta berdasarkan perhitungan tahun 2010 adalah sebesar jiwa, yang terdiri dari jiwa berjenis kelamin laki-laki dan perempuan. Dengan luas wilayah sebesar 32,50 km2, kepadatan penduduk rata-rata kota Yogya adalah sebesar jiwa per kilometer persegi. Lebih lengkapnya data jumlah dan kepadatan penduduk Kota yogyakarta tahun 2011, dapat dilihat dalam Tabel berikut : RT No. Tabel Jumlah Penduduk Dan Kepadatan Penduduk Kota Yogyakarta Tahun 2011 Kecamatan Luas Wilayah (km2) Jumlah Penduduk laki laki Jumlah penduduk perempuan Jumlah penduduk Kepadatan Penduduk (jiwa/km2) 1 Mantrijeron 2, Kraton 1, Mergangsan 2, Umbulharjo 8, Kotagede 3, Gondokusuman 3, Danurejan 1, Pakualaman 0, Gondomanan 1, Ngampilan 0, Wirobrajan 1, Gedongtengen 0, Jetis 1, Teglarejo 2, Jumlah 32, Sumber : Kota Yogyakarta Dalam Angka Tahun

7 Kecamatan umbulharjo merupakan kecamatan dengan jumlah penduduk tertinggi, yaitu sebesar jiwa. Kecamatan berikutnya yang memiliki jumlah penduduk besar adalah Kecamatan Gondokusuman dengan jiwa, dan Kecamatan Tegalrejo dengan jiwa. Besarnya jumlah penduduk di 4 kecamatan tersebut disebabkan karena luasnya wilayah administrasi kecamatan tersebut. Kecamatan Umbulharjo, Gondokusuman, dan Tegalrejo merupakan 3 kecamatan dengan luas wilayah paling besar. Kecamatan dengan jumlah penduduk paling sedikit terdapat di kecamatan dengan luas wilayah terkecil, yaitu kecamatan pakualaman dengan jumlah penduduk jiwa. Kecamatan lainnya yang memiliki jumlah penduduk kecil adalah kecamatan Gondomanan ( jiwa) dan Ngampilan (( jiwa). Gambar Peta Jumlah Penduduk Kota Yogyakarta tahun 2011 Kepadatan penduduk Kota Yogyakarta tahun 2011 adalah jiwa/km2. Kepadatan penduduk tertinggi terdapat di kecamatan Ngampilan yaitu sebesar jiwa/km2. Kecamatan lain dengan kepadatan penduduk tinggi adalah kecamatan gedongtengen ( jiwa) dan Danurejan ( jiwa). 7

8 Keberadaan pusat perdagangan dan wisata Kota Yogyakarta yaitu kawasan Malioboro, Pasar Beringharjo dan Kraton yang dekat dengan tiga kecamatan tersebut, membuat penduduk memilih ketiga kecamatan tersebut menjadi tempat bermukim. Sedangkan kecamatan yang memiliki kepadatan penduduk rendah adalah kecamatan Umbulharjo dengan kepadatan jiwa/km2, dan kecamatan kotagede dengan jiwa/km2. Gambar Peta Tingkat Kepadatan Penduduk Kota Yogyakarta tahun 2011 Laju pertumbuhan penduduk kota yogyakarta tahun 2010 adalah minus 2,24%. Menurunnya pertumbuhan penduduk Kota Yogyakarta dapat disebabkan karena beberapa hal. Migrasi penduduk yang tingggi ke Kabuapaten lain di sekitar Kota Yogya dapat menjadi penyebab utama. Kepadatan penduduk yang tinggi, dan mahalnya harga lahan di Kota Yogyakarta, dan mudahnya akses menuju dan keluar Kota Yogya membuat keluarga baru memilih untuk bertempat tinggal di luar Kota Yogyakarta, seperti kabupaten Sleman, dan Bantul. Hal tersebut menyebabkan meningkatnya jumlah perumahan baru di Kabupaten Sleman dan Bantul dalam 2 dasawarsa terakhir. Keberhasilan pemerintah kota yogyakarta 8

9 menekan laju pertumbuhan penduduk juga disebabkan suksesnya implementasi programa keluraga berencana. Dalam jangka waktu 5 tahun ke depan, dengan asumsi angka pertumbuhan penduduk masih berada pada angka -2,24%. Jumlah penduduk kota Yogyakarta akan menurun menjadi dengan kepadatan jiwa/km2. No Tabel Pertumbuhan Penduduk Kota Yogya Tahun Tahun Jumlah Penduduk (jiwa) Kepadatan penduduk (jiwa/km2) , , , , , , , * ,24 *Proyeksi penduduk Sumber: Kota Yogyakarta Dalam angka Pendidikan Ketersediaan Sekolah, Guru dan Murid Pertumbuhan penduduk (%) Salah satu indikator meningkatnya kualitas pendidikan di suatu wilayah adalah meningkatnya sarana pendidikan seperti sekolahan dan meningkatnya jumlah tenaga pendidik. Di Kota Yogyakarta, jumlah tenaga pendidik untuk jenjang pendidikan TK/RA pada tahun 2007 sebanyak 972 dan pada tahun 2011 menjadi orang. Untuk pendidikan SD/MI pada tahun 2007 sebanyak pada tahun 2011 menurun menjadi orang. Untuk tenaga pendidik SMA/SMK pada tahun 2007 sebanyak dan pada tahun 2011 menjadi orang. Peningkatan jumlah tenaga pendidik juga diikuti dengan meningkatnya jumlah pendidik yang bersertifikat sehingga dapat menghasilkan siswa siswi yang berkualitas dan berprestasi. Rasio jumlah guru dan murid di Kota Yogyakarta tahun 2011 tergolong cukup bagus. Pada tingkat TK/RA, rasio guru dan murid adalah 11,01, 9

10 menurun dibandingkan tahun 2007 yang lalu yang sebesar 12,05. Perbandingan guru dan murid pada tingkat SD pada tahun 2011 adalah 15,77. Rasio tersebut tidak mengalam perubahan dibandingkan dengan tahun 2007 yang lalu. Pada tingkat SMP/MTS perbandingan guru dan murid mengalami peningkatan, yaitu 11,92 tahun 2007 meningkat menjadi 12,42 tahun Sedangkan pada tingkat SMU/SMK perbandingan murid dan guru mengalami penurunan meskipun kecil yaitu 9,96 pada tahun 2007 menjadi 9,77 pada tahun Data jumlah tenaga guru, jumlah sekolah, murid, dan rasio guru murid dapat diperhatikan dalam Tabel 2. 6 berikut ini: Tabel Data Pelayanan Pendidikan Kota Yogyakarta Tahun NO. URAIAN Banyaknya tenaga pendidik/guru TAHUN * a. TK/RA b. SD/MI c. SMP/MTs d. SMA/SMK/MA Banyaknya sekolah (unit) a. TK/RA b. SD/MI c. SMP/MTs d. SMA/SMK/MA Banyaknya murid/siswa (anak) a. TK/RA b. SD/MI c. SMP/MTs d. SMA/SMK/MA Rasio murid : guru (negeri & swasta) a. TK/RA 12,05 12,48 12,81 11,24 11,01 b. SD/MI 15,78 15,64 15,4 15,83 15,77 c. SMP/MTs 11,92 12,46 12,28 12,29 12,42 d. SMA/SMK/MA 9,96 9,94 9,81 10,37 9,77 Sumber: Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta, 2011 * : data hingga juni

11 Angka Partisipasi Murni (APM) Angka partisipasi murni adalah perbandingan penduduk usia antara 7 hingga 18 tahun yang terdaftar sekolah pada tingkat pendidikan SD/SLTP/SLTA dibagi dengan jumlah penduduk berusia 7 hingga 18 tahun. APM menunjukkan partisipasi sekolah penduduk usia sekolah di tingkat pendidikan tertentu. Berikut disajikan data APM Kota Yogyakarta. Tabel Angka Partisipasi Murni Kota Yogyakarta Tahun No Jenjang Pendidikan SD/MI 128% 126% 122% 119% 2. SMP/MTS 96% 93% 90% 89% 3. SMA/SMK/MA 87% 84% 81% 78% Sumber : Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta,2011 Berdasarkan data tersebut diketahui bahwa APM Kota Yogyakarta untuk jenjang pendidikan SD pada tahun 2007 sebesar 128% dan pada tahun 2010 mengalami penurunan 9% menjadi 119%. Demikian halnya dengan jenjang pendidikan SMP dimana pada tahun 2007 sebesar 96% dan tahun 2010 menjadi 89%. Sedangkan untuk pendidikan SMA, juga mengalami penurunan yaitu pada tahun 2007 sebesar 87% dan pada tahun 2010 menjadi 78%. Oleh karena itu untuk meningkatkan pelayanan pendidikan di Kota Yogyakarta dilakukan beberapa langkah antara lain adanya program Konsultasi Belajar Siswa (KBS) On line secara interaktif melalui media kbs.jogjakarta.go.id, Radio Anak, serta konsultasi langsung bagi siswa pemegang Kartu Menuju Sejahtera (KMS) sebagai media bimbingan belajar bagi siswa serta peningkatan kinerja pembelajaran guru yang bermuara pada peningkatan daya serap siswa melalui program pembelajaran berbasis tekologi informasi (E-learning). Untuk memfasilitasi pelaksanaan program ini, telah dibangun situs jogjacerdas.org yang berisi materi pembelajaran dari jenjang sekolah dasar sampai dengan pendidikan menengah. 11

12 Tingkat Pendidikan Masyarakat Sumber daya manusia yang berkualitas merupakan kunci dari keberhasilan pembangunan nasional dan daerah. Kualitas sumber daya manusia memililiki pernan yang penting dalam meningkatkan daya saing daerah dan perkembangan investasi daerah. Kualitas tenaga kerja di suatu wilayah sangat ditentukan oleh tingkat pendidikan. Artinya semakin tinggi tingkat pendidikan yang ditamatkan penduduk suatu wilayah maka semakin baik kualitas tenaga kerjanya. Kota Yogyakarta adalah kota pendidikan. Kota ini memiliki banyak pilihan untuk menempuh pendidikan mulai dari pendidikan dasar hingga pendidikan tinggi. Begitu banyaknya pilihan pendidikan di Kota Yogyakarta menjadikan kota ini sebagai kota tujuan untuk menempuh pendidikan. Penddidikan merupakan salah satu faktor penting dalam pembangunan. Meningkatnya kualitas pendidikan suatu kota/kabupaten akan berdampak positif terhadap meningkatnya pembangunan di kota/kabupaten tersebut. Kota yogyakarta sudah lama dikenal sebagai kota pelajar dan kota pendidikan. Hal tersebut dikarenakan budaya belajar yang tinggi dan juga didukung tersedianya fasilitas pendidikan yang cukup bagi masyarakat, seperti guru dan sekolah. Berdasarkan data yang dirilis oleh BPS pada tahun , sebagian besar masyarakat Yogyakarta merupakan lulusan SMA/SMK, yang lebih baik dari rata-rata tingkat pendidikan nasional, yaitu lulusan SMP/MTS. Tingkat pendidikan masyarakat Kota Yogyakarta beragam. Berikut disajikan tabel tingkat pendidikan masyarakat Kota Yogyakarta tahun 2008 hingga Tabel Tingkat Pendidikan Masyarakat Kota Yogyakarta Tahun No Jenis Pendidikan 2008 (%) 2009 (%) 2010(%) 1 Belum tamat SD 10,67 15,78 15,78 2 SD/sederajat 16,4 18,17 18,17 3 SLTP/sederajat 15,65 16,4 16,4 4 SLTA/sederajat 41,05 37,59 37,59 5 Diploma I/II 1,27 0,89 0,89 12

13 No Jenis Pendidikan 2008 (%) 2009 (%) 2010(%) 6 Akademi/DIII 4,49 3,87 3,87 7 Perguruan tinggi 10,47 7,3 7,3 Sumber : BPS Kota Yogyakarta Berdasarkan tabel tersebut, persentase masyarakat yang memiliki tingkat pendidikan hingga perguruan tinggi termasuk rendah yaitu 7,3%. Dan persentese terbesar yaitu 37,59% masyarakat Kota Yogyakarta memiliki tingkat pendidikan hingga SLTA. Meskipun demikian pemerintah kota akan terus meningkatkan tingkat pendidikan masyarakatnya hingga menempuh pendidikan tinggi Perkembangan Kesejahteraan Masyarakat di Bidang Pendidikan Dilhat dari pendidikan masyarakat Kota Yogyakarta sudah cukup baik. Hal ini terlihat dari angka melek huruf yang mendekati 100 % dan rata-rata lama sekolah sudah di atas wajib belajar 9 tahun. Selain itu dilihat dari Angka Partisipasi Kasar menunjukkan bahwa seluruh penduduk usia sekolah sudah menikmati pendidikan dari tingkat SD dan yang sederajat sampai dengan SMA dan yang sederajat. Tabel Perkembangan Kesejahteraan Masyarakat di Bidang Pendidikan Kota Yogyakarta Tahun No Indikator Pendidikan Angka melek huruf 99,76 99,78 99,81 99,95 Jumlah penduduk usia diatas 15 yang bisa baca/tulis Jumlah penduduk usia tahun keatas 2 Angka rata-rata lama 11,00 11,40 11,50 11,50 sekolah 3 Angka partisipasi kasar Angka partisipasi 142,91 143,29 139,31 137,80 kasar (APK) SD/MI/Paket A Angka partisipasi kasar (APK) 142,91 143,29 139,31 137,80 13

14 No Indikator Pendidikan SD/MI/Paket A Angka partisipasi kasar (APK) SMP/MTS/Paket B Angka partisipasi kasar (APK) SMA/SMK/MA/Paket C 4 Angka pendidikan yang ditamatkan Sumber: BPS Kota Yogyakarta (Yogyakarta Dalam Angka) 2.5. Kesehatan 125,74 124,97 121,01 120,86 115,33 108,82 106,99 106, Ketersediaan sarana kesehatan dan tenaga kesehatan sangat penting untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Pada tahun 2010 jumlah dokter praktek di Kota Yogyakarta mengalami kenaikan dibandingkan tahun sebelumnya, yaitu dari orang pada tahun 2009 menjadi orang. Jumlah apotek di Kota Yogyakarta pada tahun 2012 berjumlah 122. Untuk menekan pertumbuhan penduduk pemerintah mencanangkan program Keluarga Berencana (KB). Respon masyarakat terhadap program tersebut cukup positif. Hal ini terlihat dari tingginya jumlah penduduk yang aktif menjadi akseptor. Pada tahun 2010 jumlah akseptor tercatat orang atau 73,26 persen dari pasangan usia subur (PUS) yang terdapat di Kota Yogyakarta. Alat kontrasepsi yang banyak digunakan adalah STK (33,23 persen) Pelayanan Kesehatan Ketersediaan sarana kesehatan, tenaga kesehatan dan kualitas pelayanan kesehatan kepada masyarakat menjadi salah satu prioritas pembangunan di negara Indonesia dan Kota Yogyakarta. Pada tahun 2011 jumlah puskesmas di Kota Yogyakarta telah tersebar di 14 kecamatan, dan saat ini telah terdapat puskesmas rawat inap sebanyak 4 unit. Selain itu pelayanan kesehatan juga dilakukan oleh klinik swasta dan dokter praktek. 14

15 Salah satu indikator meningkatnya kualitas pelayanan kesehatan di suatu wilayah adalah meningkatnya indikator di Kota Yogyakarta pelayanan kunjungan dan status gizi, sedangkan untuk sarana kesehatan yang ada telah mencakup seluruh wilayah yang ada di Kota Yogyakarta. Penurunan indikator derajat kesehatan akan ditanggulangi dengan beerapa program dari Pemerintah Kota Yogyakarta dengan dokter siaga di wilayah maupun penambahan tenaga medis maupun anggaran perlindungan kesehatan masyarakat. Tabel Data Pelayanan Kesehatan Kota Yogyakarta Tahun Sumber : Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta, Perkembangan Kesejahteraan Masyarakat di Bidang Kesehatan Derajat kesehatan masyarakat secara keseluruhan meningkat dari tahun ke tahun. Hal tersebut dapat dilihat dari usia harapan hidup yang semakin meningkat yaitu di atas 73 tahun. Namun, di sisi lain berkaitan dengan angka kematian bayi dari tahun ke tahun cenderung mengalami peningkatan, sehingga ke depan perlu mendapat perhatian yang lebih serius termasuk penanganan gizi. No Indikator Kesehatan Angka kelangsungan hidup bayi: - Angka kematian bayi/infant Mortality Rate 3,04 5,56 6,79 8,77 15

16 (IMR) /1000 KH - Jumlah kematian bayi pada tahun tertentu - Jumlah kelahiran bayi pada tahun tertentu 2 Angka usia harapan hidup (thn) 3 Persentase balita gizi buruk - Jumlah balita gizi buruk - Jumlah balita ,2 73, % 0.98% 1.04% 1.01% Sumber: Dinas Kesehatan, Sosial Kemasyarakatan Penduduk Kota Yogyakarta mayoritas memeluk agama Islam. Jumlah pemeluk agama Islam pada tahun 2010 sebanyak orang atau 81,74 persen dari total penduduk Kota Yogyakarta. Pemeluk agama yang lain adalah 10,85 persen Katholik, 6,83 persen Kristen, 0,17 persen Hindu, 0,40 persen Budha dan 0,01 lainnya. Tabel Banyaknya Tempat Peribadatan menurut Kecamatan di Kota Yogyakarta Kecamatan Masjid Musholla Gereja Katolik Gereja Kristen Mantrijeron Kraton Mergangsan Pura Wihara Umbulharjo Kotagede Gondokusuman Danurejan Pakualaman

17 Kecamatan Masjid Musholla Gereja Katolik Gereja Kristen Pura Wihara Gondomanan Ngampilan Wirobrajan Gedongtengen Jetis Tegalrejo Jumlah Sumber: Kota Yogyakarta Dalam Angka 2011 Jumlah anak yatim piatu yang diasuh dalam panti pada tahun 2010 sebanyak 460 anak. Jumlah penderita cacat pada tahun 2010 tercatat orang. Pada tahun 2009 orang terlantar berjumlah 682 orang dan pada tahun 2010 meningkat menjadi 878 orang. Tabel Banyaknya Anak Yatim Piatu dalam Panti dari Tahun di Kota Yogyakarta No Golongan Umur Jumlah Anak Sumber: Kota Yogyakarta Dalam Angka 2011 Tindak kejahatan di Kota Yogyakarta menunjukkan gejala terjadinya peningkatan. Pada tahun 2010 perkara pelanggaran yang masuk ke Pengadilan Negeri Yogyakarta sebanyak Jumlah perkara di Kejaksaan Negeri Yogyakarta turun dari 470 pada tahun 2009 menjadi 425 pada tahun Penghuni lembaga pemasyarakatan bertambah dari 110 orang menjadi 203 orang Perekonomian Pertumbuhan PDRB Pada bagian ini adalah untuk melihat nilai dan kontribusi sektor dalam PDRB Kota Yogyakarta selama 5 (lima) tahun kebelakang. Yaitu mulai tahun 2007 hingga tahun Nilai dan kontribusi sektor dalam PDRB Kota Yogyakarta dilihat berdasarkan harga konstan dan harga berlaku. 17

18 Berdasarkan nilai dan kontribusi sektor dalam PDRB Kota Yogyakarta yang didasarkan harga konstan, sektor perdagangan, hotel dan restauran adalah sektor yang memberikan sumbangan yang terbesar bagi PDRB Kota Yogyakarta. Pada tahun 2007 sektor ini memberikan sumbangan sebesar 24,88% dengan nilai Rp ,- dan meningkat menjadi 25,49% dengan nilai Rp ,- pada tahun Sedangkan sektor-sektor lain yang memberikan sumbangan yang besar bagi PDRB yaitu sektor jasa-jasa (20,63% pada tahun 2010), sektor pengangkutan dan komunikasi (19,83% pada tahun 2007) dan sektor keuangan, sewa dan jasa perusahaan (14% pada tahun 2010). Dilain pihak terdapat pula sektor yang mengalami penurunan sumbangannya terhadap PDRB Kota Yogykarta. Sektor tersebut adalah sektor pertanian. Pada tahun 2007 sumbangan sektor pertanian sebesar 0,4% dan pada tahun 2010 menurun menjadi 0,32%. Penurunan ini disebabkan karena semakin menyempitnya lahan pertanian di Kota Yogyakarta sehingga produksi hasil pertanian juga semakin menurun. Sektor-sektor lain yang mengalami penurunan sumbangan terhadap PDRB antara laian sektor pertambangan dan penggalian (0% pada tahun 2010) dan sektor industri pengolahan (0,01% pada tahun 2010). Terkait dengan nilai dan kontribusi sektor dalam PDRB, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini: Sektor Tabel Nilai dan Kontribusi dalam PDRB Berdasarkan Harga Konstan Kota Yogyakarta Tahun (juta rupiah) (Rp) % (Rp) % (Rp) % (Rp) % Pertanian , , , ,32 Pertambangan & penggalian 279 0, , , Industri pengolahan , , , ,01 Listrik,gas & air bersih , , , ,25 Konstruksi , , , ,66 Perdagangan, hotel & restoran , , ,49 18

19 Sektor Pengangkutan & komunikasi Keuangan, sewa, & jasa Perusahaan (Rp) % (Rp) % (Rp) % (Rp) % , , , , , , , Jasa-jasa , , , ,63 PDRB Sumber : BPS Kota Yogyakarta, 2010 Sedangkan untuk nilai dan kontribusi sektor dalam PDRB yang didasarkan pada harga berlaku, sektor jasa-jasa adalah sektor yang memberikan sumbangan terbesar yaitu24,63% pada tahun 2007 dengan nilai Rp ,- dan meningkat menjadi 24,86% pada tahun 2010 dengan nilai Rp ,-. Dan sektor-sektor lain yang memberikan sumbangan yang besar terhadap PDRB Kota Yogyakarta yang didasarkan pada harga berlaku adalah sektor perdagangan, hotel dan restauran (23,75% pada tahun 2010), serta sektor pengangkutan dan komunikasi (15,69% pada tahun 2010). Sumbangan PDRB terendah berdasarkan harga berlaku berasal dari sektor pertambangan dan penggalian yaitu 0,01% pada tahun 2007 dengan nilai sebesar Rp ,- dan pada tahun 2010 dengan persentase yang sama yaitu 0,01% dengan nilai Rp ,-. Dan sektor-sektor lain yang mengalami penurunan yaitu sektor pertanian (0,28% pada tahun 2010), sektor industri pengolahan (10,05% pada tahun 2010) dan sektor konstruksi (7,97% pada tahun 2010). Berikut ini tabel nilai dan kontribusi dalam PDRB berdasarkan harga berlaku Kota Yogyakarta sebagai berikut: Tabel Nilai dan Kontribusi dalam PDRB Berdasarkan Harga Berlaku Kota Yogyakarta Tahun (juta rupiah) Sektor (Rp) % (Rp) % (Rp) % (Rp) % Pertanian , , ,28 Pertambangan & penggalian 497 0, , , ,01 19

20 Industri pengolahan Sektor Listrik,gas & air bersih (Rp) % (Rp) % (Rp) % (Rp) % , , , , , , , ,84 Konstruksi , , , ,97 Perdagangan, hotel & restoran Pengangkutan & komunikasi Keuangan, sewa, & jasa Perusahaan , , , , , , , , , , , ,39 Jasa-jasa , , , ,86 PDRB Sumber : BPS Kota Yogyakarta, 2010 Sektor perdagangan, hotel dan restoran adalah sektor penyumbang PDRB terbesar di Kota Yogyakarta. Dan keberadaan sektor ini tersebar hampir diseluruh kecamatan di Kota Yogyakarta. Jika melihat sumbangan PDRB pada setiap kecamatan di Kota Yogyakarta, maka, masing-masing kecamatan memiliki nilai dan kontribusi yang berbeda beda terhadap PDRB Kota Yogyakarta. Berdasarkan pada harga konstan dan harga berlaku, Kecamatan Umbulharjo adalah kecamatan yang memberikan sumbangan yang besar bagi PDRB Kota Yogyakarta. Sektor yang berkembangan pesat di Kecamatan Umbulharjo antara lain sektor jasa, sektor pengangkutan dan telekomunikasi, sektor bangunan, serta sekto keuangan, sewa dan jasa perusahaan. Kecamatan Umbulharjo berdasarkan harga berlaku pada tahun 2007 menyumbang 23,089% sedangkan pada tahun 2010 sebesar 23,086%. Dan untuk kecamatan lain yang memberikan kontribusi yang besar terhadap PDRB Kota Yogyakarta yaitu Kecamatan Gondokusuman ( 17,151% pada tahun 2010) dan Kecamatan Danurejan (9,109% pada tahun 2010). Sedangkan untuk pertumbuhan PDRB Kota Yogyakarta dari tahun 2007 cenderung meningkat yaitu 4,37% pada tahun 2007 dan meningkat menjadi 4,98% pada tahun

21 Berikut ini tabel distribusi PDRB per kecamatan terhadap total PDRB Kota Yogyakarta, tabel pertumbuhan PDRB per kecamatan Kota Yogyakarta dan tabel pertumbuhan perkapita Kota Yogyakarta. Tabel Distribusi PDRB per Kecamatan Terhadap Total PDRB Kota Yogyakarta Tahun (juta rupiah) Sumber : BPS Kota Yogyakarta, 2010 PDRB No Kecamatan HK HB HK HB (%) HK (%) HB (%) HK (%) HB (%) (%) (%) (%) 1 Mantrijeron 4,992 4,948 4,987 4,916 5,007 4,883 4, Kraton 2,6 2,61 2,572 2,595 2,563 2,574 2,584 2,585 3 Mergangsan 4,747 4,799 4,759 4,804 4,796 4, Umbulharjo 23,089 22,488 23,093 22,316 23,086 22,13 23,020 22,512 5 Kotagede 4,469 4,391 4,485 4,417 4,516 4, ,390 6 Gondokusuman 17,106 17,052 16,959 17,177 16,929 17,192 16,584 17,151 7 Danurejan 8,387 8,698 8,63 8,916 8,638 9,078 8,790 9,109 8 Pakualaman 1,221 1,253 1,207 1,25 1,219 1,258 1,222 1,251 9 Gondomanan 7,756 8,312 7,627 8,482 7,418 8,576 7,352 8, Ngampilan 2,431 2,514 2,221 2,225 2,243 2,206 2,259 2, Wirobrajan 5,966 5,892 5,931 5,839 5,911 5,785 5,812 5., Gedongtengen 4,121 3,994 4,25 4,076 4,318 4,135 4,343 4, Jetis 7,757 7,64 7,867 7,706 7,902 7,744 7,920 7, Tegalrejo 5,358 5,321 5,412 5,281 5,454 5,269 5,743 5,306 Kota Yogyakarta Tabel Pertumbuhan PDRB per Kecamatan Kota Yogyakarta Tahun No Kecamatan Pertumbuhan PDRB 2007 (%) 2008 (%) 2009 (%) 2010 (%) 1 Mantrijeron 3,95 4,03 3,95 4,58 2 Kraton 4,95 4,69 4,95 5,42 3 Mergangsan 4,34 5,08 4,34 5,51 4 Umbulharjo 3,83 4,02 3,83 5,08 5 Kotagede 3,73 3,01 3,73 5,39 6 Gondokusuman 5,01 5,32 5,01 4,73 21

22 7 Danurejan 4,27 7,80 4,27 5,33 8 Pakualaman 4,62 5,03 4,62 4,40 9 Gondomanan 7,07 7,30 7,07 4,78 10 Ngampilan 2,45 2,91 2,45 5,34 11 Wirobrajan 4,57 3,85 4,57 4,16 12 Gedongtengen 4,79 7,37 4,79 4,75 13 Jetis 4,73 6,07 4,73 4,83 14 Tegalrejo 2,97 3,67 2,97 5,71 Kota Yogyakarta 4,47 5,12 4,47 4,98 Sumber : Data PDRB per Kecamatan Tabel Pertumbuhan Perkapita per Kecamatan Kota Yogyakarta Tahun No Kecamatan Pertumbuhan PDRB Mantrijeron 6392,8 6392,8 6752, ,4 2 Kraton 5590,2 5590,2 5922, ,2 3 Mergangsan , Umbulharjo 13712, , , ,4 5 Kotagede 66001, ,1 6993, ,6 6 Gondokusuman 14878, , , ,9 7 Danurejan 18572, , ,50 27,343 8 Pakualaman 4968,2 4968,2 5709, ,9 9 Gondomanan 25126, , , ,1 10 Ngampilan 5998,7 5998,7 5661, ,7 11 Wirobrajan 9207,5 9207,5 9579, ,3 12 Gedongtengen 9450,4 9450, , ,4 13 Jetis 12231, , , ,3 14 Tegalrejo 6320,2 6320,2 6618, ,8 Kota Yogyakarta 10588, , , ,8 Sumber : Data PDRB per Kecamatan

23 2.8. Visi dan Misi Kota Visi Kota Berdasarkan kondisi masyarakat Kota Yogyakarta saat ini, permasalahan dan tantangan yang dihadapi dalam 20 tahun mendatang serta dengan memperhitungkan faktor strategis dan potensi yang dimiliki oleh masyarakat, pemangku kepentingan serta pemerintah kota, maka Visi Pembangunan Kota Yogyakarta Tahun adalah: Kota Yogyakarta sebagai Kota Pendidikan Berkualitas, Pariwisata Berbasis Budaya dan Pusat Pelayanan Jasa, yang Berwawasan Lingkungan Visi Pembangunan Kota Yogyakarta Tahun ini diharapkan akan mewujudkan keinginan dan amanat masyarakat Kota Yogyakarta dengan tetap mengacu pada pencapaian tujuan nasional seperti diamanatkan dalam Pembukaan UUD 1945 khususnya bagi masyarakat Kota Yogyakarta. Visi Pembangunan Kota Yogyakarta tersebut harus dapat diukur untuk dapat mengetahui tingkat Keberhasilannya Misi Kota Dalam mewujudkan visi pembangunan Kota Yogyakarta tersebut ditempuh melalui 9 (sembilan) misi pembangunan sebagai berikut: 1) Mempertahankan predikat Kota Yogyakarta sebagai Kota Pendidikan 2) Mempertahankan predikat Kota Yogyakarta sebagai Kota Pariwisata, Kota Budaya dan Kota Perjuangan 3) Mewujudkan daya saing Kota Yogyakarta yang unggul dalam pelayanan jasa 4) Mewujudkan Kota Yogyakarta yang nyaman dan ramah lingkungan 5) Mewujudkan masyarakat Kota Yogyakarta yang bermoral, beretika, beradab dan berbudaya 23

24 6) Mewujudkan Kota Yogyakarta yang good governance (tata kelola pemerintahan yang baik), clean government (pemerintah yang bersih), berkeadilan, demokratis dan berlandaskan hukum 7) Mewujudkan Kota Yogyakarta yang aman, tertib, bersatu dan damai 8) Mewujudkan pembangunan sarana dan prasarana yang berkualitas 9) Mewujudkan Kota Yogyakarta Sehat Institusi dan Organisasi Pemda Tata Ruang Wilayah Kota Yogyakarta merupakan kawasan perkotaan dengan potensi pendidikan, pariwista dan pelayanan jasa serta perdaganga, telah ditetapkan sebagai Pusat Kegiatan Nasional (PKN) Sistem pusat-pusat pelayanan untuk Kota Yogyakarta direncanakan membentuk pusat kota, subpusat kota, dan pusat pelayanan lingkungan. Pusat Kota berlokasi di kawasan Kecamatan Danurejan, Kecamatan Gedongtengen, dan Kecamatan Gondomanan, subpusat kota tersebar di seluruh kecamatan dimana masing-masing kecamatan memiliki satu subpusat, sedangkan pusat pelayanan lingkungan tersebar di seluruh kelurahan dan sekitar kawasan permukiman. Secara umum pola ruang Kota Yogakarta terdiri dari tiga kawasan antara lain kawasan lindung, kawasan budidaya dan kawasan strategis. Tabel Fungsi Pelayanan pada Tiap Kecamatan di Kota Yogyakarta No Kecamatan Fungsi pelayanan A B C D E F G H 1 Keraton Wisata Budaya/Sub Pusat Kota 2 Mantrijeron Sub Pusat Kota 3 Mergangsan Sub Pusat Kota 4 Umbulharjo Pusat Administrasi Kota 5 Kotagede Sub Pusat Kota 24

25 6 Gondokusuman Sub Pusat Kota 7 Ngampilan Sub Pusat Kota 8 Pakualaman Sub Pusat Kota 9 Gondomanan Pusat Kota 10 Danurejan 11 Gedongtengen 12 Wirobrajan Sub Pusat Kota 13 Jetis Sub Pusat Kota 14 Tegal Rejo Sub Pusat Kota Sumber : RTRW Kota Yogyakarta Keterangan : A. Pusat administrasi Provinsi B. Pusat administrasi kota/kecamatan C. Pusat perdagangan, jasa dan pemasaran D. Pusat pelayanan sosial (kesehatan, agama dll) E. Pusat produksi pengolahan F. Pusat perhubungan dan komunikasi G. Pusat pendidikan H. Pusat 25

26 Buku Putih Sanitasi Kota Yogyakarta 26 Gambar Peta Struktur Ruang Kota Yogykarta

27 Buku Putih Sanitasi Kota Yogyakarta Gambar Rencana Kawasan Lindung 27 Kota Yogykarta

28 Buku Putih Sanitasi Kota Yogyakarta 28 Gambar Rencana Pengembangan Kawasan Strategis Citra Kota, Kota Yogykarta

29 29

PEMERINTAH KOTA YOGYAKARTA

PEMERINTAH KOTA YOGYAKARTA PEMERINTAH KOTA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA NOMOR 7 TAHUN 2012 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2012-2016 PEMERINTAH KOTA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA YOGYAKARTA

PEMERINTAH KOTA YOGYAKARTA PEMERINTAH KOTA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA NOMOR 7 TAHUN 2012 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH TAHUN 2012-2016 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA YOGYAKARTA,

Lebih terperinci

[BUKU PUTIH SANITASI KOTA YOGYAKARTA]

[BUKU PUTIH SANITASI KOTA YOGYAKARTA] BAB II GAMBARAN UMUM KOTA YOGYAKARTA 2.1. Geografis, Administratif dan Kondisi Fisik 2.1.1. Geografis dan Kondisi Fisik Kota Yogyakarta terletak di koordinat 110 24'19"-110 28'53" Bujur Timur dan 07 49'26"

Lebih terperinci

Tabel Kecamatan Dan Kelurahan Terpilih Untuk Survei EHRA 2012 Kota Yogyakarta. Sumber: Laporan Studi EHRA Kota Yogyakarta, 2012

Tabel Kecamatan Dan Kelurahan Terpilih Untuk Survei EHRA 2012 Kota Yogyakarta. Sumber: Laporan Studi EHRA Kota Yogyakarta, 2012 BAB V INDIKASI PERMASALAHAN DAN POSISI PENGELOLAAN SANITASI 5.1. Area Berisiko Sanitasi Setelah menghitung kebutuhan responden dengan menggunakan rumus Slovin, maka ditentukan lokasi studi EHRA dengan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA NOMOR 11 TAHUN 2008 T E N T A N G

PEMERINTAH KOTA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA NOMOR 11 TAHUN 2008 T E N T A N G PEMERINTAH KOTA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA NOMOR 11 TAHUN 2008 T E N T A N G PEMBENTUKAN, SUSUNAN, KEDUDUKAN, TUGAS POKOK KECAMATAN DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. selain itu juga merupakan salah satu tujuan masyarakat di berbagai wilayah di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. selain itu juga merupakan salah satu tujuan masyarakat di berbagai wilayah di Indonesia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Yogyakarta dikenal dengan julukan sebagai kota pelajar, kota budaya serta kota pariwisata. Julukan tersebut tersemat bukan tanpa alasan. Salah satunya tentu

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KHUSUS PUSAT OLAHRAGA PAPAN LUNCUR YANG EDUKATIF DAN REKREATIF DI YOGYAKARTA

BAB III TINJAUAN KHUSUS PUSAT OLAHRAGA PAPAN LUNCUR YANG EDUKATIF DAN REKREATIF DI YOGYAKARTA BAB III TINJAUAN KHUSUS PUSAT OLAHRAGA PAPAN LUNCUR YANG EDUKATIF DAN REKREATIF DI YOGYAKARTA 3.1 Tinjauan Kondisi Pusat Olahraga Papan Luncur 3.1.1 Tinjauan Pusat Olahraga Papan Luncur di Yogyakarta Pusat

Lebih terperinci

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2012-2016

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2012-2016 RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA NOMOR TAHUN 2012 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2012-2016 RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA NOMOR TAHUN 2012

Lebih terperinci

BAB 3 TINJAUAN WILAYAH

BAB 3 TINJAUAN WILAYAH P erpustakaan Anak di Yogyakarta BAB 3 TINJAUAN WILAYAH 3.1. Tinjauan Umum Daerah Istimewa Yogyakarta 3.1.1. Kondisi Geografis Daerah Istimewa Yogyakarta Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan salah satu

Lebih terperinci

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 128 TAHUN 2016 TENTANG STRUKTUR ORGANISASI PEMERINTAH KOTA YOGYAKARTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA YOGYAKARTA,

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN OBYEK PENELITIAN. wilayah kecamatan dan 45 wilayah kelurahan yang sebagian besar tanahnya. formasi geologi batuan sedimen old andesit.

BAB II GAMBARAN OBYEK PENELITIAN. wilayah kecamatan dan 45 wilayah kelurahan yang sebagian besar tanahnya. formasi geologi batuan sedimen old andesit. BAB II GAMBARAN OBYEK PENELITIAN Deskripsi Kota Yogyakarta a. Geografi Luas wilayah Kota Yogyakarta kurang lebih hanya 1,02 % dari seluruh luas wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta, yaitu 32, km2. Terbagi

Lebih terperinci

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA NOMOR 5 TAHUN 2016 T E N T A N G

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA NOMOR 5 TAHUN 2016 T E N T A N G WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA NOMOR 5 TAHUN 2016 T E N T A N G PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH KOTA YOGYAKARTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

WALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 17 TAHUN 2007 TENTANG

WALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 17 TAHUN 2007 TENTANG WALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 17 TAHUN 2007 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2007 2011 DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN... 1 A. LATAR

Lebih terperinci

BAB II. Gambaran Umum Wilayah Penelitian

BAB II. Gambaran Umum Wilayah Penelitian BAB II Gambaran Umum Wilayah Penelitian A. Kondisi Geografis Kota Yogyakarta 1. Letak Wiayah Kota Yogyakarta terletak antara 110º24 19-110º28 53 Bujur Timur dan antara 07º49 26-07º15 24 Lintang Selatan,

Lebih terperinci

BAB 2 KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI

BAB 2 KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI BAB 2 KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI 2.1 Visi Misi Sanitasi Mengacu pada dokumen perencanaan Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Kota Yogyakarta tahun 2005-2025 maka Visi Pembangunan Kota Yogyakarta

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN. membangun image Kota Yogyakarta sebagai Kota Budaya, Kota Perjuangan, Kota

BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN. membangun image Kota Yogyakarta sebagai Kota Budaya, Kota Perjuangan, Kota BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN A. Profil Kota Yogyakarta 1. Gambaran Umum Kondisi Daerah Filosofi pembentukan Kota Yogyakarta bertumpu pada keberadaan kraton Ngayogyakarta Hadiningrat yang secara spesifik

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN LOKASI BANGUNAN REHABILITASI ALZHEIMER DI YOGYAKARTA

BAB III TINJAUAN LOKASI BANGUNAN REHABILITASI ALZHEIMER DI YOGYAKARTA BAB III TINJAUAN LOKASI BANGUNAN REHABILITASI ALZHEIMER DI YOGYAKARTA Bangunan Rehabilitasi Alzheimer di Yoyakarta merupakan tempat untuk merehabilitasi pasien Alzheimer dan memberikan edukasi atau penyuluhan

Lebih terperinci

BAB V INDIKASI PERMASALAHAN DAN POSISI PENGELOLAAN SANITASI

BAB V INDIKASI PERMASALAHAN DAN POSISI PENGELOLAAN SANITASI BAB V INDIKASI PERMASALAHAN DAN POSISI PENGELOLAAN SANITASI 5.1. Area Berisiko Sanitasi Setelah menghitung kebutuhan responden dengan menggunakan rumus Slovin, maka ditentukan lokasi studi EHRA dengan

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN A. Konsep Penelitian Penelitian mengenai tingkat bahaya dan kerentanan banjir juga pernah dilaksanakan oleh Lusi Santry, mahasiswa jurusan teknik sipil Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

sumber daya ekonomi, pengaruh terhadap pengambilan keputusan, serta luasnya hubungan sosial yang semakin menurun. Tak banyak orang yang menyadari

sumber daya ekonomi, pengaruh terhadap pengambilan keputusan, serta luasnya hubungan sosial yang semakin menurun. Tak banyak orang yang menyadari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menjadi tua bukanlah pilihan, melainkan suatu kepastian yang akan dialami setiap orang yang memiliki kesempatan hidup lebih lama, hanya saja yang membedakan adalah

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN LOKASI Studio Foto Sewa di Kota Yogyakarta

BAB III TINJAUAN LOKASI Studio Foto Sewa di Kota Yogyakarta BAB III TINJAUAN LOKASI Studio Foto Sewa di Kota Yogyakarta Studio foto sewa di Kota Yogyakarta merupakan wadah bagi fotograferfotografer baik hobi maupun freelance untuk berkarya dan bekerja dalam bentuk

Lebih terperinci

Yogyakarta, 15 September 2012

Yogyakarta, 15 September 2012 Yogyakarta, 15 September 2012 Latar Belakang dan Permasalahan Sumbangan sektor Telematika terhadap struktur Perekonomian Nasional, naik dari 89 T (2006) menjadi 205 T (2010): sumber BPS Sumbangan Sektor

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Luas wilayah Kota Yogyakarta adalah 3.25 Ha atau 32,50 km 2 (1,02%

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Luas wilayah Kota Yogyakarta adalah 3.25 Ha atau 32,50 km 2 (1,02% BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Deskripsi Umum Luas wilayah Kota Yogyakarta adalah 3.25 Ha atau 32,50 km 2 (1,02% dari luas wilayah Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta) dengan

Lebih terperinci

4 GAMBARAN UMUM KOTA BOGOR

4 GAMBARAN UMUM KOTA BOGOR 44 Keterbatasan Kajian Penelitian PKL di suatu perkotaan sangat kompleks karena melibatkan banyak stakeholder, membutuhkan banyak biaya, waktu dan tenaga. Dengan demikian, penelitian ini memiliki beberapa

Lebih terperinci

DAN HUBUNGANNYA DENGAN KAWASAN KUMUH DI PERKOTAAN YOGYAKARTA. Abstrak

DAN HUBUNGANNYA DENGAN KAWASAN KUMUH DI PERKOTAAN YOGYAKARTA. Abstrak POLA DISTRIBUSI KERUANGAN MCK KOMUNAL DAN HUBUNGANNYA DENGAN KAWASAN KUMUH DI PERKOTAAN YOGYAKARTA Ariyani Indrayati Dosen Jurusan Geografi FIS - Unnes Abstrak Kota Yogyakarta dilalui tiga sungai utama,

Lebih terperinci

BAB 3 TINJAUAN WILAYAH RUMAH SINGGAH PENDERITA KANKER LEUKEMIA DI YOGYAKARTA

BAB 3 TINJAUAN WILAYAH RUMAH SINGGAH PENDERITA KANKER LEUKEMIA DI YOGYAKARTA BAB 3 TINJAUAN WILAYAH RUMAH SINGGAH PENDERITA KANKER LEUKEMIA DI YOGYAKARTA 3.1 Tinjauan Umum Kota Yogyakarta 3.1.1 Luas Wilayah Kota Yogyakarta Gambar 3.1 Peta Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Sumber

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... Halaman BAB I. PENDAHULUAN... I-1 1.1 Latar Belakang... I-1 1.2 Dasar Hukum Penyusunan... I-3 1.3 Hubungan Antar Dokumen... I-4

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN

BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN A. Gambaran Umum Kota Yogyakarta 1. Sejarah Singkat Kota Yogyakarta Berdirinya Kota Yogyakarta berawal dari adanya Perjanjian Gianti pada Tanggal Februari 1755 yang ditandatangani

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN. Kabupaten Bantul, Kabupaten Gunung Kidul dan Kabupaten Kulon Progo.

BAB II DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN. Kabupaten Bantul, Kabupaten Gunung Kidul dan Kabupaten Kulon Progo. BAB II DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN 1.1 Profil Kota Yogyakarta 1.1.1 Keadaan Geografis Kota Yogyakarta merupakan salah satu kota di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta disamping empat kabupaten lainnya yaitu

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN

BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN A. KONDISI UMUM KOTA YOGYAKARTA 1. Visi dan Misi Kota Yogyakarta a. Visi Terwujudnya Kota Yogyakarta sebagai kota pendidikan berkualitas, Berkarakter dan Inklusif, Pariwisata

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Dibawah ini adalah peta prakiraan cuaca di Indonesia pada awal musim

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Dibawah ini adalah peta prakiraan cuaca di Indonesia pada awal musim BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Yogyakarta Dibawah ini adalah peta prakiraan cuaca di Indonesia pada awal musim hujan 20016/2017. Gambar 4.1 Prakiraan Awal musim Hujan 2016/2017 di Indonesia

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KAWASAN KOTA YOGYAKARTA

BAB III TINJAUAN KAWASAN KOTA YOGYAKARTA BAB III TINJAUAN KAWASAN KOTA YOGYAKARTA III.1 TINJAUAN UMUM KOTA YOGYAKARTA III.1.1 Kondisi Geografis Yogyakarta Yogyakarta terletak antara 110 o 24'19"-110 o 28'53" Bujur Timur dan antara 07 o 49'26"-07

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Gerakan kampug hijau yang semakin berkembang di Indonesia tidak lepas

BAB I PENDAHULUAN. Gerakan kampug hijau yang semakin berkembang di Indonesia tidak lepas 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gerakan kampug hijau yang semakin berkembang di Indonesia tidak lepas dari peran dan upaya kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga lingkungan itu sendiri. Menjaga

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PEMERINTAHAN KOTA YOGYAKARTA DAN BADAN LINGKUNGAN HIDUP YOGYAKARTA

BAB II GAMBARAN UMUM PEMERINTAHAN KOTA YOGYAKARTA DAN BADAN LINGKUNGAN HIDUP YOGYAKARTA BAB II GAMBARAN UMUM PEMERINTAHAN KOTA YOGYAKARTA DAN BADAN LINGKUNGAN HIDUP YOGYAKARTA 2.1 Profil Kota Yogyakarta 2.1.1 Deskripsi Wilayah Kota Yogyakarta Kota Yogyakarta yang meliputi daerah Kasultanan

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI. Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37 -

IV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI. Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37 - IV. GAMBARAN UMUM KOTA DUMAI 4.1 Kondisi Geografis Kota Dumai merupakan salah satu dari 12 kabupaten/kota di Provinsi Riau. Ditinjau dari letak geografis, Kota Dumai terletak antara 101 o 23'37-101 o 8'13

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN BAB IV HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Tempat Penelitian Ngayogyakarta Hadiningrat yang didirikan oleh Pangeran Mangkubumi (Sultan Hamengkubuwono 1) pada tahun 1755 hasil dari Perjanjian Giyanti, di

Lebih terperinci

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Kota Yogyakarta 4.1.1 Sejarah dan Perkembangan Kota Yogyakarta Kota Yogyakarta terletak di Pulau Jawa, 500 km ke arah selatan dari DKI Jakarta, Ibukota Negara

Lebih terperinci

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTALIKOTA NOMOR 332 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTALIKOTA NOMOR 332 TAHUN 2016 TENTANG YOGYAKARTA PROVINSI DAER O WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTALIKOTA KEPUTUSAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 332 TAHUN 2016 TENTANG PENETAPAN STEMPEL / CAP DAN KOP NASKAH DINAS PADA SATUAN KERJA

Lebih terperinci

KONDISI UMUM WILAYAH STUDI

KONDISI UMUM WILAYAH STUDI 16 KONDISI UMUM WILAYAH STUDI Kondisi Geografis dan Administratif Kota Sukabumi terletak pada bagian selatan tengah Jawa Barat pada koordinat 106 0 45 50 Bujur Timur dan 106 0 45 10 Bujur Timur, 6 0 49

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN WILAYAH

BAB III TINJAUAN WILAYAH BAB III TINJAUAN WILAYAH 3.1. Tinjauan Umum Daerah Istimewa Yogyakarta 3.1.1. Kondisi Geografis Daerah Istimewa Yogyakarta Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan salah satu provinsi dari 33 provinsi yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kota Yogyakarta merupakan ibukota Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dan merupakan satu-satunya daerah tingkat II yang berstatus Kota di samping empat daerah

Lebih terperinci

Peraturan Daerah RPJMD Kabupaten Pulang Pisau Kata Pengantar Bupati Kabupaten Pulang Pisau

Peraturan Daerah RPJMD Kabupaten Pulang Pisau Kata Pengantar Bupati Kabupaten Pulang Pisau Peraturan Daerah RPJMD Kabupaten Pulang Pisau 2013-2018 Kata Pengantar Bupati Kabupaten Pulang Pisau i Kata Pengantar Kepala Bappeda Kabupaten Pulang Pisau iii Daftar Isi v Daftar Tabel vii Daftar Bagan

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN LOKASI

BAB III TINJAUAN LOKASI BAB III TINJAUAN LOKASI 3.1 Tinjauan Data Pusat Rehabilitasi Narkoba di Yogyakarta 3.1.1 Esensi Pusat Rehabilitasi Narkoba adalah suatu sarana yang melaksanakan rehabilitasi sosial dan rehabilitasi medis

Lebih terperinci

PENGARUH JUMLAH PENDUDUK TERHADAP PENGGUNAAN LAHAN RUANG TERBUKA HIJAU PUBLIK KOTA YOGYAKARTA MENGGUNAKAN REGRESI LINEAR

PENGARUH JUMLAH PENDUDUK TERHADAP PENGGUNAAN LAHAN RUANG TERBUKA HIJAU PUBLIK KOTA YOGYAKARTA MENGGUNAKAN REGRESI LINEAR 7 PENGARUH JUMLAH PENDUDUK TERHADAP PENGGUNAAN LAHAN RUANG TERBUKA HIJAU PUBLIK KOTA YOGYAKARTA MENGGUNAKAN REGRESI LINEAR Ridayati 1,a Jurusan Teknik Sipil STTNAS Yogyakarta 1 Jalan Babarsari No.1 Depok,

Lebih terperinci

PERENCANAAN PENINGKATAN PENGELOLAAN AIR LIMBAH DI KOTA YOGYAKARTA

PERENCANAAN PENINGKATAN PENGELOLAAN AIR LIMBAH DI KOTA YOGYAKARTA Program Magister Bidang Keahlian Teknik Prasarana Lingkungan Permukiman Jurusan Teknik Lingkungan, FTSP-ITS Surabaya, 2012 PERENCANAAN PENINGKATAN PENGELOLAAN AIR LIMBAH DI KOTA YOGYAKARTA Oleh: Meria

Lebih terperinci

STATISTIK DAERAH KECAMATAN SERASAN STATISTIK DAERAH KECAMATAN SERASAN ISSN : - Katalog BPS : 1101002.2103.060 Ukuran Buku : 17,6 cm x 25 cm Jumlah Halaman : 10 halaman Naskah : Seksi Neraca Wilayah dan

Lebih terperinci

KODE DAN DATA WILAYAH ADMINISTRASI PEMERINTAHAN PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

KODE DAN DATA WILAYAH ADMINISTRASI PEMERINTAHAN PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA DAN DATA WILAYAH ADMINISTRASI PEMERINTAHAN PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA KOTA : YOGYAKARTA KODE WILAYAH : 34.71 ALAMAT : Jl. Kenari No. 56 Yogyakarta, Kode Pos 55165 NOMOR TELEPON : (0274) 514448,

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM KOTA BOGOR

BAB III GAMBARAN UMUM KOTA BOGOR 20 BAB III GAMBARAN UMUM KOTA BOGOR 3.1. SITUASI GEOGRAFIS Secara geografis, Kota Bogor berada pada posisi diantara 106 derajat 43 30 BT-106 derajat 51 00 BT dan 30 30 LS-6 derajat 41 00 LS, atau kurang

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 31 GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Gambaran Geografis Wilayah Secara astronomis, wilayah Provinsi Banten terletak pada 507 50-701 1 Lintang Selatan dan 10501 11-10607 12 Bujur Timur, dengan luas wilayah

Lebih terperinci

RANCANGAN RENCANA PELAKSANAAN RPJMD TAHUN KE-4

RANCANGAN RENCANA PELAKSANAAN RPJMD TAHUN KE-4 RANCANGAN RENCANA PELAKSANAAN RPJMD TAHUN KE-4 RPJMD KOTA LUBUKLINGGAU 2008-2013 VISI Terwujudnya Kota Lubuklinggau Sebagai Pusat Perdagangan, Industri, Jasa dan Pendidikan Melalui Kebersamaan Menuju Masyarakat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kota yogyakarta merupakan ibukota Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) yang memiliki luas wilayah sekitar 3.250 Ha atau 32.5 km 2 atau 1,025% dari luas wilayah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Bab I. Pendahuluan Hal. 1. Tabel 1.1 Tabel Kepadatan dan Pertumbuhan Penduduk Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN Bab I. Pendahuluan Hal. 1. Tabel 1.1 Tabel Kepadatan dan Pertumbuhan Penduduk Yogyakarta BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang I.1.1 Latar Belakang Eksistensi Proyek Dari tahun ke tahun tidak dapat dipungkiri bahwa pertambahan penduduk pada suatu Negara tidak dapat dikurangi atau dihentikan.

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN. 1. Visi dan Misi Pembangunan Daerah MASYARAKAT KABUPATEN KULON PROGO YANG MAJU,

BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN. 1. Visi dan Misi Pembangunan Daerah MASYARAKAT KABUPATEN KULON PROGO YANG MAJU, BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN A. Deskripsi Wilayah Kabupaten Kulon Progo 1. Visi dan Misi Pembangunan Daerah a. Visi Dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Tahun 2005-2025 disebutkan

Lebih terperinci

BAB IV PROGRAM PENGEMBANGAN SANITASI SAAT INI DAN YANG DIRENCANAKAN

BAB IV PROGRAM PENGEMBANGAN SANITASI SAAT INI DAN YANG DIRENCANAKAN BAB IV PROGRAM PENGEMBANGAN SANITASI SAAT INI DAN YANG DIRENCANAKAN 4.1. Perilaku Bersih dan Sehat (PHBS) dan Promosi Higieni Program Perilaku Bersih dan Sehat (PHBS) adalah tindakan yag dilakukan oleh

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM

BAB IV GAMBARAN UMUM BAB IV GAMBARAN UMUM A. Kondisi Geografis dan Kondisi Alam 1. Letak dan Batas Wilayah Provinsi Jawa Tengah merupakan salah satu provinsi yang ada di pulau Jawa, letaknya diapit oleh dua provinsi besar

Lebih terperinci

BAB V GAMBARAN UMUM PROPINSI JAWA BARAT. Lintang Selatan dan 104 o 48 '- 108 o 48 ' Bujur Timur, dengan luas wilayah

BAB V GAMBARAN UMUM PROPINSI JAWA BARAT. Lintang Selatan dan 104 o 48 '- 108 o 48 ' Bujur Timur, dengan luas wilayah 5.1. Kondisi Geografis BAB V GAMBARAN UMUM PROPINSI JAWA BARAT Propinsi Jawa Barat secara geografis terletak di antara 5 o 50 ' - 7 o 50 ' Lintang Selatan dan 104 o 48 '- 108 o 48 ' Bujur Timur, dengan

Lebih terperinci

BAB II. GAMBARAN UMUM WILAYAH DAN PEMBANGUNAN PENDIDIKAN DI KABUPATEN SUMBA BARAT

BAB II. GAMBARAN UMUM WILAYAH DAN PEMBANGUNAN PENDIDIKAN DI KABUPATEN SUMBA BARAT BAB II. GAMBARAN UMUM WILAYAH DAN PEMBANGUNAN PENDIDIKAN DI KABUPATEN SUMBA BARAT 2.1. Gambaran Umum 2.1.1. Letak Geografis Kabupaten Sumba Barat merupakan salah satu Kabupaten di Pulau Sumba, salah satu

Lebih terperinci

IV. ANALISIS SITUASIONAL DAERAH PENELITIAN

IV. ANALISIS SITUASIONAL DAERAH PENELITIAN 92 IV. ANALISIS SITUASIONAL DAERAH PENELITIAN 4.1. Kota Bekasi dalam Kebijakan Tata Makro Analisis situasional daerah penelitian diperlukan untuk mengkaji perkembangan kebijakan tata ruang kota yang terjadi

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN WILAYAH KOTA YOGYAKARTA

BAB III TINJAUAN WILAYAH KOTA YOGYAKARTA BAB III TINJAUAN WILAYAH KOTA YOGYAKARTA 3.1 Tinjauan Umum DIY 3.1.1 Letak Geografis Daerah Istimewa Yogyakarta Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) secara astronomis terletak antara 7 o 33-8 o 12 Lintang

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN Kondisi Wilayah Letak Geografis dan Wilayah Administrasi Wilayah Joglosemar terdiri dari kota Kota Yogyakarta, Kota Surakarta dan Kota Semarang. Secara geografis ketiga

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1.Lokasi Dalam penelitian ini, pengumpulan data primer untuk lokasi penelitian di Kota Yogyakarta dengan melakukan pengambilan data secara acak sesuai dengan data yang dibutuhkan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA YOGYAKARTA

PEMERINTAH KOTA YOGYAKARTA PEMERINTAH KOTA YOGYAKARTA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA DATA BERBASIS 9 (SEMBILAN) FUNGSI PERENCANAAN PEMBANGUNAN (BASIS DATA) T.A. 2007 KATA PENGANTAR Berdasarkan Pasal 31 Undang-undang

Lebih terperinci

Rencana Kerja P emerintah Daerah Kabupaten Barru Tahun 2015 DAFTAR ISI

Rencana Kerja P emerintah Daerah Kabupaten Barru Tahun 2015 DAFTAR ISI Rencana Kerja P emerintah Daerah Kabupaten Barru Tahun 2015 DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Dasar Hukum Penyusunan... 3 1.3 Hubungan Antar Dokumen Perencanaan... 5 1.4 Sistematika

Lebih terperinci

DAFTAR ISI Halaman DAFTAR ISI... i DAFTAR TABEL... iii DAFTAR GAMBAR... xii

DAFTAR ISI Halaman DAFTAR ISI... i DAFTAR TABEL... iii DAFTAR GAMBAR... xii DAFTAR ISI Halaman DAFTAR ISI... i DAFTAR TABEL... iii DAFTAR GAMBAR... xii BAB I PENDAHULUAN... I-1 1.1. Latar Belakang... I-1 1.2. Dasar Hukum Penyusunan... I-4 1.3. Hubungan Antar Dokumen... I-7 1.4.

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM DAN OBYEK PENELITIAN. Tabel 4.1 Kondisi Geografis Daerah Istimewa Yogyakarta Kabupaten/ Luas Area

BAB IV GAMBARAN UMUM DAN OBYEK PENELITIAN. Tabel 4.1 Kondisi Geografis Daerah Istimewa Yogyakarta Kabupaten/ Luas Area BAB IV GAMBARAN UMUM DAN OBYEK PENELITIAN A. Profil Daerah Istimewa Yogyakarta 1. Luas Wilayah Tabel 4.1 Kondisi Geografis Daerah Istimewa Yogyakarta Kabupaten/ Luas Area Kelurahan/ Kota (km 2 Kecamatan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam mewujudkan pendidikan yang lebih upaya untuk meningkatkan

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam mewujudkan pendidikan yang lebih upaya untuk meningkatkan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam mewujudkan pendidikan yang lebih upaya untuk meningkatkan pembangunan daerah Kota Yogyakarta maka dibuat Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD). RPJMD

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM KOTA YOGYAKARTA. satu-satunya daerah tingkat II yang berstatus kota di samping 4 daerah tingkat II

KEADAAN UMUM KOTA YOGYAKARTA. satu-satunya daerah tingkat II yang berstatus kota di samping 4 daerah tingkat II IV. KEADAAN UMUM KOTA YOGYAKARTA A. Keadaan Alam 1. Batas wilayah Kota Yogyakarta berkedudukan sebagai ibukota Propinsi DIY dan merupakan satu-satunya daerah tingkat II yang berstatus kota di samping 4

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya nasional yang berkeadilan, serta perimbangan keuangan pusat dan

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya nasional yang berkeadilan, serta perimbangan keuangan pusat dan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peraturan penyelenggaraan otonomi daerah, pengaturan, pembagian dan pemanfaatan sumber daya nasional yang berkeadilan, serta perimbangan keuangan pusat dan daerah

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN

BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN A. Deskripsi Kota Yogyakarta 1. Letak, Luas dan Batas Wilayah Administrasi Kota Yogyakarta Luas wilayah Kota Yogyakarta adalah 3.250 Ha atau 32,50 Km2 (1,2% dari luas

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM PROVINSI JAWA TIMUR. Provinsi Jawa Timur membentang antara BT BT dan

BAB IV GAMBARAN UMUM PROVINSI JAWA TIMUR. Provinsi Jawa Timur membentang antara BT BT dan BAB IV GAMBARAN UMUM PROVINSI JAWA TIMUR 4. 1 Kondisi Geografis Provinsi Jawa Timur membentang antara 111 0 BT - 114 4 BT dan 7 12 LS - 8 48 LS, dengan ibukota yang terletak di Kota Surabaya. Bagian utara

Lebih terperinci

RPJMD Kabupaten Agam tahun IX - 1

RPJMD Kabupaten Agam tahun IX - 1 (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) NO BIDANG URUSAN/INDIKATOR ASPEK KESEJAHTERAAN MASYARAKAT Fokus Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi 1 Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah,

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Administrasi

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Administrasi GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 26 Administrasi Kabupaten Sukabumi berada di wilayah Propinsi Jawa Barat. Secara geografis terletak diantara 6 o 57`-7 o 25` Lintang Selatan dan 106 o 49` - 107 o 00` Bujur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. cukup. Sumber daya manusia yang masih di bawah standar juga melatar belakangi. kualitas sumber daya manusia yang ada di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. cukup. Sumber daya manusia yang masih di bawah standar juga melatar belakangi. kualitas sumber daya manusia yang ada di Indonesia. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara yang kaya sumber daya manusia dan sumber daya alamnya. Namun sebagian wilayah yang ada di Indonesia rakyatnya tergolong miskin.

Lebih terperinci

V KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

V KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN V KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 5. 1. Letak Geografis Kota Depok Kota Depok secara geografis terletak diantara 106 0 43 00 BT - 106 0 55 30 BT dan 6 0 19 00-6 0 28 00. Kota Depok berbatasan langsung dengan

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN WILAYAH KOTA YOGYAKARTA. 3.1 Tinjauan Wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta

BAB III TINJAUAN WILAYAH KOTA YOGYAKARTA. 3.1 Tinjauan Wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta BAB III TINJAUAN WILAYAH KOTA YOGYAKARTA 3.1 Tinjauan Wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta Tinjauan wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta akan membahas kondisi geografis, kondisi administratif, potensi dan

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM KOTA SUKABUMI. Kota Sukabumi terletak pada bagian selatan tengah Jawa Barat pada

BAB IV GAMBARAN UMUM KOTA SUKABUMI. Kota Sukabumi terletak pada bagian selatan tengah Jawa Barat pada 4.1. Profil Wilayah BAB IV GAMBARAN UMUM KOTA SUKABUMI Kota Sukabumi terletak pada bagian selatan tengah Jawa Barat pada koordinat 106 0 45 50 Bujur Timur dan 106 0 49 29 Lintang Selatan dan 6 0 50 44

Lebih terperinci

Kecamatan Bojongloa Kaler

Kecamatan Bojongloa Kaler Katalog BPS nomor : 9213.3273.030 Kecamatan Bojongloa Kaler 2015 BADAN PUSAT STATISTIK KOTA BANDUNG STATISTIK DAERAH Kecamatan Bojongloa Kaler 2015 ISSN : - No. Publikasi : 3273.1536 Katalog BPS : 9213.3273.030

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KAWASAN WILAYAH

BAB III TINJAUAN KAWASAN WILAYAH BAB III TINJAUAN KAWASAN WILAYAH 3.1 Gambaran Umum Kabupaten Klaten 3.1.1 Ruang lingkup Kabupaten Klaten Gambar 3.1 : Lokasi Kab. Klaten Sumber : http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/1/14/lo cator_kabupaten_klaten.gif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal.

Lebih terperinci

DAFTAR TABEL. Tabel 2.1 Luas Wilayah Menurut Kecamatan dan Desa/Kelurahan... 17

DAFTAR TABEL. Tabel 2.1 Luas Wilayah Menurut Kecamatan dan Desa/Kelurahan... 17 DAFTAR TABEL Taks Halaman Tabel 2.1 Luas Wilayah Menurut Kecamatan dan Desa/Kelurahan... 17 Tabel 2.2 Posisi dan Tinggi Wilayah Diatas Permukaan Laut (DPL) Menurut Kecamatan di Kabupaten Mamasa... 26 Tabel

Lebih terperinci

BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH

BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH Penetapan indikator kinerja atau ukuran kinerja akan digunakan untuk mengukur kinerja atau keberhasilan organisasi. Pengukuran kinerja organisasi akan dapat dilakukan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. kota Bandar Lampung. Kecamatan kemiling merupakan kecamatan hasil

III. METODE PENELITIAN. kota Bandar Lampung. Kecamatan kemiling merupakan kecamatan hasil III. METODE PENELITIAN A. Gambaran Umum Kecamatan Kemiling. Kondisi Wilayah Kecamatan kemiling merupakan bagian dari salah satu kecamatan dalam wilayah kota Bandar Lampung. Kecamatan kemiling merupakan

Lebih terperinci

WALIKOTA YOGYAKARTA KEPUTUSAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 618 TAHUN 2007 TENTANG

WALIKOTA YOGYAKARTA KEPUTUSAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 618 TAHUN 2007 TENTANG WALIKOTA YOGYAKARTA KEPUTUSAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 618 TAHUN 2007 TENTANG RENCANA AKSI DAERAH PEMBANGUNAN SARANA PRASARANA BERKUALITAS KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2007-2011 WALIKOTA YOGYAKARTA KEPUTUSAN

Lebih terperinci

Statistik Daerah Kabupaten Bintan

Statistik Daerah Kabupaten Bintan Statistik Daerah Kabupaten Bintan 2012 STATISTIK DAERAH KECAMATAN BINTAN TIMUR 2014 STATISTIK DAERAH KECAMATAN BINTAN TIMUR 2014 ISSN : No. Publikasi: 21020.1418 Katalog BPS : 1101001.2102.060 Ukuran Buku

Lebih terperinci

STATISTIK DAERAH KECAMATAN SEKUPANG

STATISTIK DAERAH KECAMATAN SEKUPANG STATISTIK DAERAH KECAMATAN SEKUPANG 2015 STATISTIK DAERAH KECAMATAN SEKUPANG 2015 No Publikasi : 2171.15.27 Katalog BPS : 1102001.2171.060 Ukuran Buku : 24,5 cm x 17,5 cm Jumlah Halaman : 14 hal. Naskah

Lebih terperinci

Tabel 9.1 Penetapan Indikator Kinerja Daerah terhadap Capaian Kinerja Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Kabupaten Kuningan

Tabel 9.1 Penetapan Indikator Kinerja Daerah terhadap Capaian Kinerja Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Kabupaten Kuningan Tabel 9.1 Penetapan Indikator Kinerja Daerah terhadap Capaian Kinerja Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Kabupaten Kuningan NO 2018 A ASPEK KESEJAHTERAAN MASYARAKAT 1 PDRB per Kapita (juta rupiah) - PDRB

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM WILAYAH

IV. KONDISI UMUM WILAYAH 29 IV. KONDISI UMUM WILAYAH 4.1 Kondisi Geografis dan Administrasi Jawa Barat secara geografis terletak di antara 5 50-7 50 LS dan 104 48-104 48 BT dengan batas-batas wilayah sebelah utara berbatasan dengan

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM. Magelang secara Geografis terletak pada posisi Lintang

IV. GAMBARAN UMUM. Magelang secara Geografis terletak pada posisi Lintang IV. GAMBARAN UMUM 4.1. Lokasi dan Geografi Kota Magelang Kota Magelang merupakan salah satu kota di Provinsi Jawa Tengah. Kota Magelang secara Geografis terletak pada posisi 7 0 26 18 7 0 30 9 Lintang

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Letak Geografis Secara administratif Kota Yogyakarta berada di bawah pemerintahan Propinsi DIY (Daerah Istimewa Yogyakarta) yang merupakan propinsi terkecil setelah Propinsi

Lebih terperinci

KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS) Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Polewali Mandar

KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS) Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Polewali Mandar BAB II PROFIL WILAYAH KAJIAN Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) adalah rangkaian analisis yang sistematis, menyeluruh dan partisipatif untuk memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PEMERINTAH KOTA YOGYAKARTA DAN DINAS PERIZINAN KOTA YOGYAKARTA A. GAMBARAN UMUM PEMERINTAH KOTA YOGYAKARTA

BAB II GAMBARAN UMUM PEMERINTAH KOTA YOGYAKARTA DAN DINAS PERIZINAN KOTA YOGYAKARTA A. GAMBARAN UMUM PEMERINTAH KOTA YOGYAKARTA BAB II GAMBARAN UMUM PEMERINTAH KOTA YOGYAKARTA DAN DINAS PERIZINAN KOTA YOGYAKARTA A. GAMBARAN UMUM PEMERINTAH KOTA YOGYAKARTA 1. Keadaan Geografis. Kota Yogyakarta terletak antara 110 24 19 Bujur Timur

Lebih terperinci

DAFTAR ISI DAFTAR ISI...

DAFTAR ISI DAFTAR ISI... DAFTAR ISI DAFTAR ISI... i BAB I. PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang... I-1 1.2 Dasar Hukum Penyusunan... I-2 1.3 Hubungan RPJMD dengan Dokumen Perencanaan Lain... I-4 1.4 Sistematika Penulisan... I-5

Lebih terperinci

Daftar Tabel Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD ) Kab. Jeneponto Tahun 2016

Daftar Tabel Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD ) Kab. Jeneponto Tahun 2016 Daftar Tabel Tabel 2.1 Luas Wialayah menurut Kecamatan di Kabupaten Jeneponto... II-2 Tabel 2.2 Daerah Aliran Sungai (DAS) di Wilayah Kabupaten Jeneponto berdasarkan BPS... II-5 Tabel 2.3 Daerah Aliran

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI WILAYAH

BAB II DESKRIPSI WILAYAH BAB II DESKRIPSI WILAYAH 1.1 Kondisi Geografis 2.1.1 Kota Magelang a. Letak Wilayah Berdasarkan letak astronomis, Kota Magelang terletak pada posisi 110 0 12 30 110 0 12 52 Bujur Timur dan 7 0 26 28 7

Lebih terperinci

Tabel 2.6 Nilai dan Kontribusi Sektor dalam PDRB Tahun Atas Dasar Harga Konstan Kabupaten Aceh Tamiang

Tabel 2.6 Nilai dan Kontribusi Sektor dalam PDRB Tahun Atas Dasar Harga Konstan Kabupaten Aceh Tamiang 2.1. ASPEK KESEJAHTERAAN MASYARAKAT 2.1.1. Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi 2.2.1.1. Pertumbuhan PDRB Perekonomian Kabupaten Aceh Tamiang beberapa tahun terakhir menunjukkan pertumbuhan yang cukup

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI...

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... Halaman PERATURAN DAERAH KOTA SURAKARTA NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KOTA SURAKARTA TAHUN 2016-2021... 1 BAB I PENDAHULUAN...

Lebih terperinci

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 4 TAHUN 2017 TENTANG

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 4 TAHUN 2017 TENTANG WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 4 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 125 TAHUN 2016 TENTANG PENJABARAN ANGGARAN PENDAPATAN

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN. wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta. Adapun untuk memperjelas tentang

BAB IV GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN. wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta. Adapun untuk memperjelas tentang BAB IV GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN A. Kondisi Umum Wilayah Seperti yang sudah dijelaskan pada bab sebelumnya, penelitian ini akan menggunakan Kabupaten Bantul sebagai objek penelitian. Dimana kabupaten

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH

BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH A. Kondisi Geografi dan Iklim Kota Madiun Gambar 4.1. Peta Wilayah Kota Madiun Kota Madiun berada di antara 7 o -8 o Lintang Selatan dan 111 o -112 o Bujur Timur. Kota Madiun

Lebih terperinci

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA W A L I K O Y O G Y A K A R T A PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 101 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA W A L I K O Y O G Y A K A R T A PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 101 TAHUN 2016 TENTANG DAERAH IMEWA WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA W A L I K O Y O G Y A K A R T A PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 101 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN WALIKOTA NOMOR 22 TAHUN 2015

Lebih terperinci