BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata merupakan industri yang turut berperan serta dalam membangun perekonomian negara melalui pemasukan devisa negara dari wisatawan. Selain itu, industri pariwisata banyak membuka lapangan pekerjaan dan mampu meningkatkan taraf hidup masyarakat. Pariwisata tumbuh menjadi sektor usaha yang menjanjikan dan berpeluang. Indonesia sebagai negara kepulauan memiliki keindahan alam, keanekaragaman fauna dan keunikan budaya. Potensi tersebut terus digali dan dikembangkan untuk menarik wisatawan. Menurut Wakil Mentri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sapta Nirwandar, Sumbangan penerimaan ke APBN 2011 dari sektor pariwisata mencapai Rp. 80 triliun lebih. Dari target kunjungan wisatawan tahun 2011 sebesar 7,7 juta telah terlampaui. Ada tiga target evaluasi kunjungan wisatawan yang pertama 7,1 juta orang, 7,4 juta orang dan 7,7 juta orang. Meski situasi perekonomian global tengah dilanda krisis, tetapi tidak berpengaruh minat wisatawan datang ke Indonesia yang terus mengalami peningkatan (Pikiran Rakyat Online, 2012). Jawa Barat merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang dikenal sebagai tatar pasundan. terletak pada posisi antara 5 0 50 dengan 7 0 50 Lintang Selatan dan antara 104 0 48 dengan 108 0 48 Bujur Timur. Luas wilayahnya ialah 46.890 km 2 (Ekadjati, 2005 hal.12). Jawa Barat memiliki tradisi dan budaya Sunda yang menarik. Daerah ini memiliki banyak peninggalan sejarah. Selain kebudayaan dan peninggalan sejarah, Jawa Barat juga memiliki objek wisata alam yang indah di kawasan pegunungan dan pantainya (Morrisan, 2002 hal.83). Bandung adalah ibukota provinsi Jawa Barat dan merupakan kota terbesar keempat di Indonesia. Terletak pada ketinggian 750 meter di atas permukaan laut, kota ini memliki udara yang relatif sejuk (Morrisan, 2002 1
hal.98). Bandung telah menjadi tujuan wisata karena beberapa pertimbangan. Kota ini relatif lebih sejuk dibandingkan Jakarta, sehingga wisatawan berbondong-bondong datang ke Bandung, terutama pada hari libur dan libur panjang. Sejak terjadinya krisis moneter tahun 1997, kota ini telah bangkit menjadi tempat wisata kuliner dan belanja. Terhitung mulai tahun 2005, kegiatan usaha di bidang perdagangan dan jasa telah berkembang pesat (Suganda, 2008). Citra Bandung sebagai surganya belanja, kulinernya yang bervariasi dan indahnya bentang alam pegunungan, merupakan magnet bagi wisatawan untuk berkunjung ke Kota Bandung. Berikut adalah data jumlah kunjungan ke Kota Bandung tahun 2011. Tabel 1.1 Data Kunjungan Ke Kota Bandung Tahun 2011 No Keterangan Jumlah Satuan I Jumlah kendaraan yang masuk via gerbang tol 30.533.812 Kendaraan (Pasteur, Pasir Koja, Kopo, M.Toha, Buah Batu) II 1. Jumlah pengunjung melalui Gerbong Tol 69.674.507 Orang 2. Jumlah pengunjung melalui bandara, stasiun, 6.388.447 Orang terminal Jumlah 76.062.954 Orang III IV Wisatawan yang melalui pintu gerbang kedatangan a. Wisman 225.585 Orang b. Wisnus 6.487.239 Orang Jumlah wisatawan 6.712.824 Orang Wisatawan menginap a. Wisman 194. 062 Orang b. Wisnus 3.882.010 Orang Jumlah tamu menginap (penghitungan occupancy 4.076.072 Orang hotel) Jumlah tamu tidak menginap 2.636.752 Orang Sumber : Bandung.go.id, 2012 2
Menurut pernyataan Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bandung Priana Wirasaputra diperkirakan jumlah wisatawan yang berkunjung pada tahun 2011 mencapai 4 juta wisatawan, naik 12% dari target tahun 2010 yang mencapai 3.322.752 wisatawan. Wisatawan yang datang ke Kota Bandung masih didominasi wisatawan lokal. Dari jumlah tersebut, hanya sebanyak 142.575 orang yang merupakan wisatawan mancanegara (Pikiran Rakyat, 2011). Seiring pertambahan jumlah wisatawan domestik di Kota Bandung, Berbagai macam opini wisatawan pun muncul. Wisatawan yang datang ke Kota Bandung mengaku kurang nyaman, selain terjebak macet juga diganggu banyaknya anak jalanan, gelandangan dan pengemis yang berkeliaran di pusat keramaian Kota Bandung. Selain itu, jalanan rusak, sampah berserakan, Pedagang Kaki Lima (PKL) yang tidak tertata dan angkot yang berhenti seenaknya menjadi penyebab wisatawan kurang nyaman berwisata di Kota Bandung (Tribun Jabar, 2012). Berlandaskan pada opini wisatawan selama berwisata di Kota Bandung, perlu adanya penelitian mengenai tingkat kepuasan wisatawan. Kualitas pelayanan bersifat intangible (tidak berwujud), karena itu wisatawan dimungkinkan mempunyai harapan diluar atau melebihi yang dijanjikan pihak objek wisata, sehingga persepsi wisatawan harus diukur (Februadi,dkk,2000). Dengan adanya penelitian, dapat dijadikan landasan untuk meningkatkan kualitas Kota Bandung. Peningkatan kualitas destinasi yang menurut persepsi wisatawan memenuhi harapan wisatawan dan dapat memberikan kepuasan bagi wisatawan. Sehingga memungkinkan para wisatawan berkunjung kembali ke Kota Bandung, ataupun menceritakan pengalaman wisata kepada orang terdekatnya. Dari uraian tersebut diatas, dapat dipaparkan bahwa Tingkat Kepuasan Wisatawan Domestik di Kota Bandung Perlu Diukur Melalui Penelitian Tingkat Kepuasan Wisatawan Domestik di Kota Bandung Atas dasar tersebut penulis mengambil penelitian yang berjudul Tingkat Kepuasan Wisatawan Domestik di Kota Bandung. 3
1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka identifikasi masalah yang dapat membatasi ruang lingkup permasalahan adalah sebagai berikut: 1. Seberapa besar tingkat kepuasan wisatawan domestik berwisata di Kota Bandung 2. Faktor-Faktor penyebab wisatawan domestik merasa puas berwisata di Kota Bandung 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai melalui penelitian tingkat kepuasan wisatawan domestik di Kota Bandung yaitu : 1. Mengukur tingkat kepuasan wisatawan domestik di Kota Bandung 2. Menganalisis mengenai faktor-faktor yang menyebabkan wisatawan domestik merasa puas selama berwisata di Kota Bandung. 1.4 Manfaat dan Luaran Penelitian Penelitian tingkat kepuasan wisatawan domestik di Kota Bandung ini diharapkan dapat bermanfaat bagi : 1. Bagi Pemerintah Kota Bandung, hasil akhir dari penelitian dapat dijadikan bahan masukan bagi pemerintah Kota Bandung untuk memajukan dan mengembangkan industri pariwisata pada khususnya. Kemajuan pada sektor pariwisata diharapkan dapat meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Bandung, 2. Bagi Masyarakat Kota Bandung, hasil temuan penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan kontribusi serta peran aktif masyarakat dalam meningkatkan pariwisata di Kota Bandung. Sektor pariwisata diharapkan dapat meningkatkan tingkat kesejahteraan masyarakat Kota Bandung. 3. Bagi Institusi Politeknik Negeri Bandung serta Program Studi Usaha Perjalanan Wisata, hasil temuan penelitian ini diharapkan dapat 4
meningkatkan pengetahuan serta dapat dijadikan referensi untuk karya ilmiah selanjutnya. 4. Bagi Penulis, diharapkan dapat mengaplikasikan ilmu pengetahuan yang telah didapat untuk diterapkan dalam penelitian ini. Selain itu, penelitian ini sebagai usaha penulis untuk berperan aktif dalam memajukan pariwisata di Kota Bandung. Selain manfaat, luaran yang diharapkan dari penelitian ini adalah terungkapnya tingkat kepuasan wisatawan domestik di Kota Bandung. Hasil penelitian ini dapat dijadikan jurnal ilmiah yang teruji keabsahannya dan dapat digunakan sebagai referensi ilmiah untuk penelitian selanjutnya. 5