1 PENENTUAN TARGET INVESTASI TAHUN 2008-2023 MENUJU JATENG LADANG INVESTASI BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN PENGEMBANGAN DAERAH (BAPPEDA) PENELITIAN DAN SALATIGA, 19 DESEMBER 2017
KONDISI JAWA TENGAH 2
3 PEMBANGUNAN INVESTASI KESEJAHTERAN MASYARAKAT PERTUMBUHAN EKONOMI (PDB/PDRBB)-Y=C+I+G+(X-M) STABILITAS HARGA KESEMPATAN KERJA TINGKAT KEMISKINAN DLL 3
Indeks Gini Pertumbuhan Ekonomi 5.56 0.41 0.41 0.41 4 0.41 5.47 0.4 5.28 5.27 5.13 5.11 0.39 5.02 5.01 5.06 0.38 0.38 0.38 0.37 4.88 2011 2013 2014 2015 Jateng 2016 2013 2014 2015 2016 2017 2017 (TW III) NASIONAL Nasional Pengangguran (TPT) 6.25 2012 JAWA TENGAH Indeks Williamson 6.18 0.6355 5.94 5.61 6.02 5.5 5.68 0.6305 4.99 4.63 4.57 0.6272 2013 2014 2015 Jateng 2016 Nasional 2017 (Agst) 2012 2013 2014 4
Inflasi Jateng 0.00 8.38 9.00 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) 8.36 70.18 8.00 8.22 7.99 7.00 69.55 69.49 6.00 68.9 Jawa Tengah 5.00 Nasional 4.00 3.35 3.02 68.98 68.78 68.31 3.3 68.02 3.00 3.19 2.73 2.00 2.36 1.00 0.00 0 1 2 3 4 5 6 2013 2014 Jateng 2015 2016 Nasional 5
PERSENTASE PENDUDUK MISKIN KAB/KOTA TAHUN 2016 25.00 20.00 15.00 10.86 20.53 19.86 19.47 18.98 18.54 17.58 17.46 17.23 14.46 14.38 14.12 14.10 13.57 13.33 13.12 12.90 12.67 12.49 12.09 11.65 11.60 11.37 11.04 10.88 10.10 9.07 8.79 8.35 8.20 7.99 7.92 7.65 5.24 5.00 4.85 10.00 13.91 13.27 0.00 Kab/Kota Jawa Tengah Nasional Di atas Provinsi Jawa Tengah dan Nasional : 15 Kabupaten (Blora 13,33%, Grobogan 13,57%, Purworejo 13,91%, Demak 14,10%, Cilacap 14,12%, Sragen 14,38%, Klaten 14,46%, Banyumas 17,23%, Banjarnegara 17,46%, Pemalang 17,58%, Rembang 18,54%, Purbalingga 18,98%, Brebes 19,47%, Kebumen 19,86% dan Wonosobo 20,53%) Di bawah Provinsi Jawa Tengah dan di atas Nasional : Di bawah Provinsi Tengah dan Nasional : 10 Kabupaten (Kota Surakarta 10,88%, Kabupaten Batang 11,04%, Kendal 11,37%, Temanggung 11,60%, Pati 11,65%, Boyolali 12,09%, Karanganyar 12,49%, Magelang 12,67%, Pekalongan 12,90%, dan Wonogiri 13,12%) 10 Kabupaten/Kota (Kota Semarang 4,85%, Kota Salatiga 5,24%, Kab. Kudus 7,65%, Kota Pekalongan 7,92%, Kab. Semarang 7,99%, Kota Tegal 8,20%, Kab. Jepara 8,35%, Kota Magelang 8,79%, Kab. Sukoharjo 9,07% dan Kab. Tegal 10,10% ) Jawa MEMBANGUN KOMITMEN BERSAMA PENANGGULANGAN KEMISKINAN 6
Performa Investasi 7 Tumbuh secara positif sebesar 61% per tahun Jan - Sep 2017 Realisasit Dalam Rp. Trilyun 7
PROYEKSI INDIKATOR EKONOMI JAWA TENGAH NO 1 INDIKATOR PDRB (TRILYUN RP) ADHB ADHK 2017 (RPJMD) 2018 RPJMD RPJMN RKP 1.241.572 896.881 1.378.144 950.694-5.5 0 5.9 5.9 6.2 7 5.56 2 PERTUMBUHAN EKONOMI (%) 3 INFLASI (%) 4.5 ±1 4.5 ±1 - - 4 PDRB PERCAPITA (JUTA RP) 26.06 27.13 - - 5 PERTUMBUHAN NILAI INVESTASI (%) 10 12 6 TPT (%) 4.2 4.13 4.9 3.9 7 KEMISKINAN (%) 11.30-10.83 10-40-9.93 10.4 12.10 8
PROYEKSI KEBUTUHAN INVESTASI JAWA TENGAH TAHUN ICOR NO 1 2 2012 2013 2014 2015 2016 5.77 5.98 5.76 5.55 5.77 TAHUN 2017 2018 ICOR 5.57 5.29 KEBUTUHAN INVESTASI 264.579,9 285.208,9 9
PROYEKSI KEBUTUHAN INVESTASI PROYEKSI Tahun Pertumbuh an PDRB PDRB dy Pertumbuh an PMTB PMTB ICOR Kebutuhan Investasi 2019 5,78 989,449.13 49,801.33 5,3 286,468,151.34 5,75 286,468.15 2020 5,85 1,043,275.16 53,826.03 5,44 302,052,018.77 5,61 302,052.02 2021 5,92 1,097,734.12 54,458.96 5,22 317,819,134.15 5,84 317,819.13 2022 5,99 1,157,304.49 59,570.37 5,43 335,066,119.17 5,62 335,066.12 2023 6,06 1,218,873.09 61,568.60 5,32 352,891,636.70 5,73 352,891.64 10
ISU STRATEGIS INVESTASI Persebaran investasi belum merata dan belum sesuai dinamika perkembangan wilayah dan potensi daerah; Promosi Investasi belum optimal karena kurangnya koordinasi dan sinkronisasi antar instansi dan antar daerah; Pelaksanaan perizinan belum optimal karena masih lemahnya koordinasi antar instansi dan antar daerah serta keterbatasan sarpras dan SDM dalam mengoptmalkan aplikasi teknologi investasi 11
12 Dukungan Sumber Daya/Sektor Pendukung Infrastruktur pendukung pengembangan investasi; Ketersediaan jumlah dan kompetensi tenaga kerja yang sesuai dengan kebutuhan; Kondusifitas wilayah yang terjaga ( keamanan, jaminan kepastian hukum berusaha, kebijakan Pemerintah yang pro investasi; Penguatan kelembagaan (ketersediaan sarparas pendukung pelayanan, kuantitas dan kualitas SDM). 12
ARAH KEBIJAKAN TENGAH INVESTASI JAWA Peningkatan Iklim Penanaman Modal; Persebaran Penanaman Modal; Fokus Pengembangan Pangan, Infrastruktur, dan Energi; Penanaman Modal yang Berwawasan Lingkungan (Green Investment); Pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil, Menengah, dan Koperasi; Pemberian Kemudahan dan/atau Insentif Penanaman Modal; dan Promosi dan Kerjasama Penanaman Modal. 13
PERAN STRATEGIS PROVINSI JAWA TENGAH a. Sebagai daerah antara 2 kutub metropolitan yang berskala global yaitu Jakarta dan Surabaya b. Sebagai lumbung pangan nasional (Provinsi Jawa Timur (12,1 juta ton), Jawa Barat (12,0 juta ton) dan Jawa Tengah (10,3 juta ton). c. Penyedia tenaga kerja unggul dalam pengembangan sektor industri d. Pusat wisata religi dan budaya bagi penganut agama Budha (Candi Borobudur Magelang), Hindu (Kelompok Candi Prambanan dan Candi di Dieng) dan Islam (Masjid Agung Demak) serta Wisata Pra Sejarah (Sangiran) 14
POTENSI STRATEGIS PROVINSI JAWA TENGAH a. Keseburan tanah yang baik (sebagain besar tanah terbentuk karena pelapukan batuan hasil proses vulkanologi) b. Memiliki potensi air baku yang dapat menyediakan kebutuhan air skala besar c. Memiliki potensi pengembangan industri (ruang, bahan baku, tenaga kerja, infrastruktur, dan modal) d. Memiliki destinasi wisata yang lengkap (wisata alam, wisata budaya, wisata buatan, wisata belanja/kuliner) e. Dilalui jalur arteri primer pantura dan pansela f. Dilalui Jalur Kereta Api Utara, Tengah, dan Selatan g. Memiliki 2 bandara pengumpul, 2 bandara pengumpan h. Memiliki 2 pelabuhan utama, 6 pelabuhan pengumpul, 5 pengumpan. i. Terdapat kawasan perkotaan dengan struktur; 3 PKN, 11 PKW, 61 PKL 15
16 INFRASTRUKTUR PENDUKUNG UNTUK INVESTASI 16
2 Bandara Internasional 17
2 Pelabuhan Laut Internasional 18
Jalan Tol Trans Jawa 6 Sections of Main Priority Toll Road a. 300,090 km (Pejagan Pemalang Batang Semarang Solo Mantingan) b. 25,26 km (Semarang Demak) Central Java Investment Board 19
Faktor Pendukung Investasi di Jawa Tengah 20 Jalan TOL Tol Semarang - Solo JALAN SEMARANG-SOLO Central Java Investment Board 20
Jalur Kereta Api KARIMUN JAWA TOL : KANCI PEJAGAN JALUR UTARA KERETA API TOL : SMG SOLO JALUR SELATAN KERETA API INTERNATIONAL AIRPORT INTERNATIONAL HARBOUR LOCAL AIRPORT H I N DDOMESTIC I A HARBOUR OCEAN RAILWAY STATION TOURISM DESTINATION BUS STATION TOLL ROAD 21
Jalur Kereta Api Catatan: Total panjang jalur kereta api di Jawa Tengah: 1.557 km - Beroperasi: 894 km - Tidak beroperasi: 663 km Single Track: 351.28 km Double Track: 542.72 km JPL 01 JPL 138 JPL 26 JPL 99 JPL 28 JPL 81 JPL 102A JPL 29 JPL 06 JPL 269 JPL 283 JPL 288 JPL 71 JPL 395 JPL 274A JPL 565 JPL 117 JPL 454 JPL 471 JPL 283 22
23 PENYEMPURNAAN MATERI RTRW PERDA 6/2010 PENDUKUNG PENGEMBANGAN INVESTASI 23
RENCANA PEMBAGIAN SISTEM WILAYAH DAN SEKTOR UNGGULAN WILAYAH PEMBANGUNAN SEKTOR UNGGULAN BARLINGMASCAKEB: Kabupaten Banjarnegara; Kabupaten Purbalingga; Kabupaten Banyumas; Kabupaten Cilacap; dan Kabupaten Kebumen. pertanian; industri; pariwisata; Perdagangan dan jasa pertambangan; dan perikanan. PURWOMANGGUNG: Kabupaten Purworejo; Kabupaten Wonosobo; Kota Magelang; Kabupaten Magelang; dan Kabupaten Temanggung. SUBOSUKAWONOSRATEN: Kota Surakarta; Kabupaten Boyolali; Kabupaten Sukoharjo; Kabupaten Karanganyar; Kabupaten Wonogiri; Kabupaten Sragen; dan Kabupaten Klaten. BANGLOR: Kabupaten Rembang; dan Kabupaten Blora. WILAYAH PEMBANGUNAN SEKTOR UNGGULAN WANARAKUTI: Kabupaten Kudus; Kabupaten Pati; dan Kabupaten Jepara. pertanian; industri; perdagangan dan jasa; perikanan; dan pertambangan. pertanian; pariwisata; Perdagangan dan jasa pertambangan; dan industri. KEDUNGSEPUR: Kabupaten Kendal; Kabupaten Demak; Kabupaten Semarang; Kota Semarang; Kota Salatiga; dan Kabupaten Grobogan. perdagangan dan jasa; industri; pertanian; pariwisata; dan perikanan. perdagangan dan jasa; industri; pertanian; dan pariwisata. PETANGLONG: Kota Pekalongan; Kabupaten Batang; dan Kabupaten Pekalongan industri; perdagangan dan jasa; pertanian; dan perikanan. pertanian; pertambangan; industri; dan perikanan. BREGASMALANG: Kabupaten Brebes; Kota Tegal; Kabupaten Tegal; dan Kabupaten Pemalang. Industri; perdagangan dan jasa; pertanian; pariwisata; dan perikanan. 24
RENCANA KAWASAN PERUNTUKAN PERTANIAN Luas Kawasan pertanian pangan berkelanjutan 1025.000 Ha 25
RENCANA KAWASAN PERUNTUKAN PERMUKIMAN Rencana pengembangan kawasan permukiman 601.727 Ha. Tersebar diseluruh Kabupaten Kota dengan pola permukiman perkotaan dan perdesaan 26
RENCANA KAWASAN PERUNTUKAN INDUSTRI a. Kawasan peruntukan Industri Kota Semarang; Kabupaten Kendal; Kabupatan Demak; Kabupaten Rembang; Kabupaten Cilacap; Kabupaten Brebes; Kabupaten Kebumen; b. Kawasan Industri dan Kawasan Berikat berada di Kawasan Peruntukan Industri KONSEP PENGEMBANGAN INDUSTRI JAWA TENGAH RENCANA KAWASAN INDUSTRI JAWA TENGAH 27
RENCANA KAWASAN PERUNTUKAN PERTAMBANGAN 28
RENCANA KAWASAN PERUNTUKAN PARIWISATA Destinasi Pariwisata Provinsi meliputi: a. Destinasi Pariwisata Nusakambangan Baturraden dan sekitarnya; b. Destinasi Pariwisata Semarang Karimunjawa dan sekitarnya; c. Destinasi Pariwisata Solo Sangiran dan sekitarnya; d. Destinasi Pariwisata Borobudur Dieng dan sekitarnya: e. Destinasi Pariwisata Tegal Pekalongan dan sekitarnya;dan f. Destinasi Pariwisata Rembang Blora dan sekitarnya. Pengaturannya lebih lanjut diatur dalam peraturan daerah Saat ini sudah ditetapkan Perda 10/2012 tentang Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Provinsi Jawa Tengah Tahun 2012 2027 29
30 TINDAKLANJUT MENINGKATKAN DAYA TARIK INVESTASI MENCIPTAKAN IKLIM INVESTASI YANG KONDUSIF (KONDISI EKONOMI DAN INVESTASI SECARA MAKRO) PEMENUHAN KETERSEDIAAN TENAGA KERJA (KUANTITAS DAN KUALITAS) PENGEMB POTENSI EKONOMI-SDA PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR RTRW YANG MEMBERIKAN PELUANG RUANG INVESTASI YANG LEBIH BESAR 30
31 TINDAKLANJUT FASILITASI AKSES LAHAN TERMASUK REGISTERING PROPERTY PENINGKATAN IMPLEMENTASI PENYEDERHAANAAN BIROKRASI DAN PERSAYARATAN (EFISIENSI PERIJINAN (PELAYANAN TERPADU SATU PINTU PTSP) PERPRES 27/2009 SECARA UMUM TERKAIT DENGAN STARTING BUSINESS, DAN IMB MENINGKATKAN KUALITAS SDM SINKRONISASI BERBAGAI PERATURAN TERKAIT DENGAN PENANAMAN MODAL SERTA PENINGKATAN KOORDINASI ANTAR BIDANG UNTUK MENJAMIN KEPASTIAN HUKUM PEMBERIAN KREDIT SEKTOR KOMERSIAL DAN KORPORASI DENGAN SUKU BUNGA RENDAH; INSENTIF KERINGANAN PAJAK/PEMBEBASAN PAJAK DAPAT DIPERTAHANKAN 31
Terima Kasih 3