FORMULIR HASIL PENGUJIAN MUTU. Berdasarkan hasil uji mutu di laboratorium...

dokumen-dokumen yang mirip
Diperkaya mikroba. ppm maks 2 maks 2 maks 2 maks ph Hara makro. maks 10 2 maks 10 2 maks 10 2 maks 10 2

I.1. PERSYARATAN TEKNIS MINIMAL PUPUK ORGANIK PADAT

: 70/Permentan/SR.140/10/2011 : 25 Oktober 2011 I.1. PERSYARATAN TEKNIS MINIMAL PUPUK ORGANIK PADAT

I. PERSYARATAN TEKNIS MINIMAL PUPUK ORGANIK

TENTANG PUPUK ORGANIK, PUPUK HAYATI DAN PEMBENAH TANAH

Lampiran 1. Nama unsur hara dan konsentrasinya di dalam jaringan tumbuhan (Hamim 2007)

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN PERTANIAN. Pupuk. Organik. Hayati. Pembenah Tanah.

PEMBUATAN KOMPOS DARI CAMPURAN DAUN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq) DAN KOTORAN AYAM DENGAN AKTIVATOR EM-4. Oleh : SUKARNO NIM.

Elysa Dwi Oktaviana Dosen Pembimbing : Dr. Ir. Sri Rachmania Juliastuti, M. Eng. Ir. Nuniek Hendrianie, MT L/O/G/O

MATERI DAN METODE. Materi

II. TINJAUAN PUSTAKA. utama MOL terdiri dari beberapa komponen yaitu karbohidrat, glukosa, dan sumber

PERANGKAT UJI PUPUK ORGANIK (PUPO) (ORGANICFERTILIZER TEST KIT )

I. PENDAHULUAN. Rhizobium sp. merupakan hal yang penting dalam bidang pertanian saat ini. Salah

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Hasil Sifat Kimia dan Fisik Latosol sebelum Percobaan serta Komposisi Kimia Pupuk Organik

II. TINJAUAN PUSTAKA. udara yang baik untuk pertumbuhan tanaman cabai adalah 25-27º C pada siang

I. PENDAHULUAN. Bawang merah (Allium ascalonicum L.) atau yang sering disebut Brambang

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. serangan hama karena buahnya yang berupa polong berada dalam tanah.

I. PENDAHULUAN. kebutuhan unsur hara tanaman. Dibanding pupuk organik, pupuk kimia pada

PEMBAHASAN Kualitas Pupuk Kompos dengan Penambahan Mikroba Pemacu Tumbuh

Bioteknologi Mikroba Untuk Pertanian Organik

A. LEMBAGA YANG DITUNJUK UNTUK MELAKUKAN PENGUJIAN MUTU PUPUK ORGANIK DAN PEMBENAH TANAH Balai Penelitian Tanah Bogor

I. PENDAHULUAN. pupuk tersebut, maka pencarian pupuk alternatif lain seperti penggunaan pupuk

Pupuk Organik, Pupuk Hayati, dan Pupuk Kimia

TINJAUAN PUSTAKA. endomikoriza atau FMA (Fungi Mikoriza Arbuskula) pada jenis tanaman. (Harley and Smith, 1983 dalam Dewi, 2007).

II. TINJAUAN PUSTAKA. dan memiliki batang semu (pseudostem). Tanaman ini memiliki tinggi bervariasi,

Lampiran 1. Standar Kualitas Kompos Menurut Standar Nasional Indonesia

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bahan-bahan organik yang dibuat menjadi pupuk cair memiliki

SKRIPSI. Disusun Oleh: Angga Wisnu H Endy Wisaksono P Dosen Pembimbing :

IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 1. Tinggi tanaman padi akibat penambahan jenis dan dosis amelioran.

I. PENDAHULUAN. Pertanian organik merupakan sistem managemen produksi yang dapat. tanaman. Dalam pelaksanaannya pertanian organik menitikberatkan pada

LAMPIRAN. Lampiran 1. Bagan Penelitian. Universitas Sumatera Utara

BAB III KERANGKA BERPIKIR, KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. Tanaman jagung (Zea mays L) merupakan salah satu komoditi yang sangat

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

MODUL PELATIHAN PEMBUATAN KOMPOS STANDAR MUTU PUPUK ORGANIK DAN PEMBENAH TANAH

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga BAB I PENDAHULUAN

TERM OF REFFERENCE (TOR) PENINGKATAN SERAPAN HARA, PENGISIAN TONGKOL, DAN PENCEGAHAN SERANGAN PENYAKIT HAWAR DAUN PADA TANAMAN JAGUNG (Zea mays)

I. PENDAHULUAN. Cabai keriting (Capsicum annuum L.) merupakan salah satu jenis sayuran penting

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

HASIL DAN PEMBAHASAN

TINJAUAN PUSTAKA Serapan Hara

PENDAHULUAN. Ultisol merupakan salah satu jenis tanah di Indonesia yang mempunyai sebaran luas,

SEKILAS LABORATORIUM PENGUJIAN BPTP NTB (LP BPTP NTB)

LAMPIRAN-LAMPIRAN. Lampiran 1. Layout penelitian. Vermikompos + ZA ul 1. Nutrisi anorganik komersial ul 1. Nutrisi anorganik komersial ul 2

BAB I PENDAHULUAN. Caisin (Brassica chinensis L.) merupakan salah satu jenis tanaman sayuran

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Bahan Metode Penelitian Pembuatan Pupuk Hayati

NERACA HARA PUSAT PENELITIAN KOPI DAN KAKAO

TARIF LINGKUP AKREDITASI

I. PERSYARATAN TEKNIS MINIMAL PUPUK ORGANIK

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Alat dan Bahan

TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman bawang merah berakar serabut dengan sistem perakaran dangkal

I. PENDAHULUAN. Saat ini kelangkaan pupuk menjadi suatu masalah di Indonesia. Harga pupuk

I. PENDAHULUAN. berfungsi sebagai gudang dan penyuplai hara atau nutrisi untuk tanaman dan

ANALISA KARAKTERISTIK PUPUK KOMPOS BERBAHAN BATANG PISANG

Kajian Sistem Kendali Mutu Pupuk Hayati Pra- Komersialisasi

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kedelai termasuk family leguminosae yang banyak varietasnya.

Jenis pengujian atau sifat-sifat yang diukur

HASIL DAN PEMBAHASAN

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR TANGGAL I. METODE PENGUJIAN EFEKTIVITAS PUPUK ORGANIK

BAB I PENDAHULUAN. yang menduduki urutan kedua setelah kedelai (Marzuki, 2007), Kebutuhan kacang tanah di Indonesia mencapai

PENDAHULUAN Latar Belakang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Limbah adalah kotoran atau buangan yang merupakan komponen penyebab

HASIL PERCOBAAN. C N C/N P K Ca Mg ph Cu Zn Mn (%) (%) ppm Kompos 9,5 0,5 18,3 0,5 0,8 0,6 0,2 7,2 41,9 92,4 921,8 Kompos diperkaya

Imam Purwanto, Eti Suhaeti, dan Edi Sumantri Teknisi Litkaysa Penyelia Balitbangtan di Balai Penelitian Tanah

HASIL DAN PEMBAHASAN. perlakuan Pupuk Konvensional dan kombinasi POC 3 l/ha dan Pupuk Konvensional

I. PENDAHULUAN. Kebutuhan pangan dari tahun ke tahun meningkat, hal ini sejalan dengan

Seiring dengan bertambahnya penduduk dan meningkatnya kesejahteraan. penduduk, kebutuhan akan pangan dan sayuran segar juga terus meningkat.

TINJAUAN PUSTAKA. A. Budidaya Kedelai. diberi nama nodul atau nodul akar. Nodul akar tanaman kedelai umumnya dapat

Jenis pengujian atau sifat-sifat yang diukur

II. TINJAUAN PUSTAKA

Eksplorasi Mikorizaa Vesikular Arbuskular (MVA) Indigenous pada Tanah Regosol di Pamekasan - Madura

I. PENDAHULUAN. Pisang merupakan komoditas buah-buahan yang populer di masyarakat karena

BAB I PENDAHULUAN. Kandungan zat gizi yang lengkap dalam menu makanan yang sehat dan seimbang

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

TINJAUAN PUSTAKA. A. Kedelai Varietas Detam-1. Kegunaan utama kedelai hitam di Indonesia yaitu sebagai bahan baku

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) termasuk tanaman monokotil tidak

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

VI. KELAYAKAN TANAH UNTUK APLIKASI PUPUK HAYATI

Lampiran 1. Hasil Analisis Tanah

TINJAUAN PUSTAKA. jamur (mykos = miko) dan akar (rhiza). Jamur ini membentuk simbiosa

Deskripsi FORMULA PUPUK HAYATI TANAMAN KEDELAI

TINJAUAN PUSTAKA. yang baik yaitu : sebagai tempat unsur hara, harus dapat memegang air yang

III. METODE PENELITIAN A.

I. PENDAHULUAN. Mikoriza merupakan suatu bentuk asoasiasi mutualisme antara cendawan (myces)

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang. Indonesia merupakan negara agraris, sebagian besar mata

I. PERSYARATAN TEKNIS MINIMAL PUPUK ORGANIK

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. pertambahan jumlah penduduk dan peningkatan konsumsi per kapita akibat

I. PENDAHULUAN. Kehidupan manusia modern saat ini tidak terlepas dari berbagai jenis makanan

BAB I PENDAHULUAN. persoalan lingkungan dan ketahanan pangan yang dilanjutkan dengan. daripada melaksanakan pertanian organik (Sutanto, 2006).

LAMPIRAN LAMPIRAN P2.U3 P4.U2 P5.U2 P2.U2 P1.U1 P4.U3 P5.U1 P1.U2 P3.U3 P1.U3 P4.U1 P3.U1 P3.U2 P2.U1 P5.3

BAB I. PENDAHULUAN A.

BAB I PENDAHULUAN. sayur yang paling diminati oleh masyarakat Indonesia. Harga tanaman

I. PENDAHULUAN. Jagung manis (Zea mays saccharata) merupakan salah satu komoditas pertanian

PETUNJUK TEKNIS PENGOMPOSAN LIMBAH ORGANIK DENGAN MENGGUNAKAN BIOAKTIVATOR SUPERDEC DAN ORGADEC

Transkripsi:

LAMPIRAN VIII. PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR TANGGAL : 7/Permentan/SR.14/1/211 : 25 Oktober 211 FORMULIR HASIL PENGUJIAN MUTU Berdasarkan hasil uji mutu di laboratorium... No Sertifikat/Laporan Hasil uji : Nama Produk : Tanggal : Rincian hasil Uji Mutu sebagai berikut : 1. Pupuk Organik granul/pelet STANDAR MUTU NO. PARAMETER SATUAN Murni Diperkaya mikroba 1. C organik % min15 min15 2. C / N rasio 15 25 15 25 3. Bahan ikutan (plastik,kaca, kerikil) % HASIL UJI MUTU Murni Diperkaya mikroba 4. Kadar Air % 8 2 1 25 5. Logam berat : maks 1 maks 1 maks 5 maks 1 maks 1 maks 5 6. ph - 4 9 4 9 7. Hara makro (N + P 2 O 5 + K 2 O) 8. Mikroba kontaminan: - E.coli, - 9. Mikroba fungsional: - Penambat N - Pelarut P 1. Ukuran butiran 2-5 mm 11. Hara mikro : - Fe total atau - Fe tersedia - Mn - Zn kadar air atas dasar berat basah % min 4 < 1 2 < 1 2 < 1 2 < 1 2 cfu/g cfu/g - > 1 3 > 1 3 % < 8 < 8 maks 9 maks 5 maks 5 maks 5 maks 9 maks 5 maks 5 maks 5 429

2. Pupuk Organik remah/curah STANDAR MUTU NO. PARAMETER SATUAN Diperkaya Murni mikroba 1. C organik % min15 Min15 2. C / N rasio 15 25 15 25 3. Bahan ikutan (plastik,kaca, kerikil) % HASIL UJI MUTU Murni Diperkaya mikroba 4. Kadar Air % 15 25 15 25 5. Logam berat: maks 1 maks1 maks 5 maks 1 maks 1 maks 5 6. ph - 4 9 4 9 7. Hara makro % min 4 (N + P 2 O 5 + K 2 O) 8. Mikroba kontaminan: - E.coli, - 9. Mikroba fungsional: - Penambat N - Pelarut P 1. Ukuran butiran 2-5 mm 11. Hara mikro : - Fe total atau - Fe tersedia - Mn - Zn kadar air atas dasar berat basah cfu/g cfu/g < 1 2 < 1 2 < 1 2 < 1 2 - > 1 3 >1 3 % - - maks 9 maks 5 maks 5 maks 5 maks 9 maks 5 maks 5 maks 5 43

3. Pupuk Cair Organik NO. PARAMETER SATUAN STANDAR MUTU 1. C organik % min 6 2. Bahan ikutan : (plastik,kaca, kerikil) % HASIL UJI MUTU 3. Logam berat: -,5 maks,25 maks 12,5 maks,5 4. ph 4 9 5. Hara makro: - N - P 2 O 5 - K 2 O - 6. Mikroba kontaminan: - E.coli, - 7. Hara mikro : - Fe total atau - Fe tersedia - Mn - Cu - Zn - B - Co - Mo 8. Unsur lain : - La - Ce % % % MPN/ml MPN/ml 3-6 3-6 3 6 < 1 2 < 1 2 9-9 5-5 25-5 25 5 25 5 125 25 5 2 2 1 431

4. Pupuk Organik dari Instalasi Pengelolaan Air Limbah Industri NO. PARAMETER SATUAN STANDAR MUTU HASIL UJI MUTU 1. C organik % min 15 2. C/N 15 25 3. Bahan ikutan : (plastik,kaca, kerikil) % 4. Kadar air % 15 25 5. Logam berat : - Cr - Co - Ni - Se maks 1 maks 1 maks 5 1 maks 7 maks 62 6. ph 4 9 7. Hara makro: (N+P 2 O 5 +K 2 O) % min 4 8. Mikroba kontaminan: - E.coli, - 9. Hara mikro : - Fe total atau - Fe tersedia - Mn - Zn - Cu - Mo 1. Total Na Total Cl < 1 2 < 1 2 maks 9. maks 5 maks 5. maks 5. maks 5.. maks 5. 11. Senyawa organik AOX maks 5 12. Unsur lain : - La - Ce Kadar air berdasar berat basah 432

5. Pupuk hayati tunggal A.1. Bakteri Pembentuk Bintil Akar bentuk tepung/serbuk Total sel hidup bakteri : Misalnya : Rhizobium sp atau Bradyrhizobium sp 1 7 cfu/g berat kering Fungsional: kemampuan membentuk bintil pada tanaman inang Patogenitas Kadar Air (%) * 35 ph 5, 8, Jenis bakteri sesuai yang terdapat dalam pupuk hayati (spesifikasi pupuk) MPN = Most Probable Number * Kadar air atas dasar berat basah A.2. Bakteri Pembentuk Bintil Akar bentuk granul/pelet Total sel hidup bakteri : Misalnya : Rhizobium sp atau Bradyrhizobium sp Fungsional: kemampuan membentuk bintil pada tanaman inang Patogenitas 1 7 cfu/g berat kering Kadar Air (%) * 2 ph 5, 8, Jenis bakteri sesuai yang terdapat dalam pupuk hayati (spesifikasi pupuk) MPN = Most Probable Number * Kadar air atas dasar berat basah 433

A.3. Bakteri Pembentuk Bintil Akar bentuk cair Total sel hidup bakteri : Misalnya : Rhizobium sp atau Bradyrhizobium sp Fungsional: kemampuan membentuk bintil pada tanaman inang Patogenitas 1 7 cfu/ml negatif < 1 3 MPN/ml < 1 3 MPN/ml ph 3, 8, Jenis bakteri sesuai yang terdapat dalam pupuk hayati (spesifikasi pupuk) MPN = Most Probable Number B. Endomikoriza Arbuskular Total propagul Mikoriza Arbuskular (MA) Misalnya : a) Gigaspora margarita b) Glomus manihotis c) Glomus agregatum Fungsional: Infeksi pada tanaman inang (%) 5 spora/g berat kering 25-3 spora/g berat kering 5 spora/g berat kering 1 spora/g berat kering > 5 Kadar air (%) * 35 atau MPN/ml atau MPN/ml Propagul terdiri dari spora, akar terinfeksi dan fragmen miselia sesuai jenis MA yang terdapat dalam pupuk hayati (spasifikasi pupuk) MPN = Most Probable Number * Kadar air atas dasar berat basah 434

C. Ektomikoriza Kepadatan spora Mikoriza > 5% dari volume Misalnya: a) Sceloderma columnnare b) Pisholitus tintorius Fungsional: > 5% Infeksi pada tanaman inang (%) Kadar air (%) ) 35 atau MPN/ml atau MPN/ml Sesuai jenis MA yang terdapat dalam pupuk hayati (spesifikasi pupuk) MPN = Most Probable Number * Kadar air atas dasar berat basah D.1. Bakteri Hidup Bebas dan/atau Endofitik bentuk tepung/serbuk PARAMETER 1. Bakteri ) Misalnya : a. Azospirilum sp b. Azotobacter sp c. Bacillus sp d. Pseudomonas sp 2. Actinomiset ) Misalnya: Streptomyces sp 3. Fungi ) Misalnya: Aspergillus sp. Fungsional : a. Penambat N b. Pelarut P c. Penghasil fitohormon Patogenisitas STANDAR MUTU Tepung/Serbuk 1 7 cfu/g berat kering 1 6 cfu/g berat kering 1 5 cfu/g berat kering >, HASIL UJI MUTU Kadar Air (%) ) 35 ph 5, 8, Dipilih salah satu jenis mikroba sesuai klaim dalam pupuk hayati (spesifikasi pupuk) * Kadar air atas dasar berat basah 435

D.2. Bakteri Hidup Bebas dan/atau Endofitik bentuk granul/pelet 1. Bakteri 1 7 cfu/g berat kering Misalnya : a. Azospirilum sp b. Azotobacter sp c. Bacillus sp d. Pseudomonas sp 4. Actinomiset Misalnya: Streptomyces sp 5. Fungi Misalnya: Aspergillus sp. Fungsional : a. Penambat N b. Pelarut P c. Penghasil fitohormon 1 5 cfu/g berat kering 1 4 cfu/g berat kering >, Patogenisitas Kadar Air (%) * 35 ph 5, 8, Dipilih salah satu jenis mikroba sesuai klaim dalam pupuk hayati (spesifikasi pupuk) * Kadar air atas dasar berat basah 436

D.3. Bakteri Hidup Bebas dan/atau Endofitik bentuk cair PARAMETER 1. Bakteri Misalnya : a. Azospirilum sp b. Azotobacter sp c. Bacillus sp d. Pseudomonas sp 2. Actinomiset Misalnya: Streptomyces sp 3. Fungi Misalnya: Aspergillus sp. Fungsional : a. Penambat N b. Pelarut P c. Penghasil fitohormon Patogenisitas STANDAR MUTU 1 8 cfu/ml 1 5 cfu/ml 1 4 cfu/ml >, < 1 3 MPN/ml HASIL UJI MUTU < 1 3 MPN/ml ph 5, 8, Dipilih salah satu jenis mikroba sesuai klaim dalam pupuk hayati (spesifikasi pupuk) 437

5. Pupuk Hayati majemuk A. Pupuk hayati majemuk bentuk tepung/serbuk 1. Bakteri 2. Actinomiset 3. Fungi 1 7 cfu/g berat kering 1 6 cfu/g berat kering 1 5 cfu/g berat kering Contoh : a. Rhizobium sp + Bacillus sp b. Azospirillum sp + Pseudomonas sp c. Azotobacter + Saccharomyces sp d. Streptomyces + Tricoderma Fungsional : d. Penambat N e. Pelarut P f. Penghasil fitohormon >, Patogenisitas Logam berat * 5 2 1 1 Kadar Air (%) ** 35 ph 5, 8, Minimal mengandung dua jenis mikroba MPN = Most Probable Number * Khusus untuk pupuk hayati dengan dosis > 5 kg per ha. ** Kadar air atas dasar berat basah 438

B. Pupuk hayati majemuk bentuk granul/pelet 1. Bakteri 2. Actinomiset 3. Fungi 1 7 cfu/g berat kering 1 5 cfu/g berat kering 1 4 propagul/g berat kering Contoh : a. Rhizobium sp + Bacillus sp b. Azospirillum sp + Pseudomonas sp c. Azotobacter + Saccharomyces sp d. Streptomyces + Tricoderma Fungsional : a. Penambat N b. Pelarut P c. Penghasil fitohormon >, Patogenisitas Logam berat * 5 2 1 1 Kadar Air (%) ** 2 ph 5, 8, Minimal mengandung dua jenis mikroba MPN = Most Probable Number * Khusus untuk pupuk hayati dengan dosis > 5 kg per ha. ** Kadar air atas dasar berat basah 439

C. Pupuk hayati majemuk bentuk cair 1. Bakteri 2. Actinomiset 3. Fungi 1 7 cfu/ml 1 6 cfu/ml 1 4 propagul/ml Contoh : a. Rhizobium sp + Bacillus sp b. Azospirillum sp + Pseudomonas sp c. Azotobacter + Saccharomyces sp d. Streptomyces + Tricoderma Fungsional : a. Penambat N b. Pelarut P c. Penghasil fitohormon >, Patogenisitas < 1 3 MPN/ml < 1 3 MPN/ml Logam berat 5 2 1 1 ph 3, 8, Minimal mengandung dua jenis mikroba MPN = Most Probable Number 44

6. Pembenah tanah organik NO PARAMETER SATUAN STANDAR MUTU HASIL ANALISA 1. C organik % 2. C/N Kadar air berdasar berat basah min 15 25 35 3. Bahan ikutan : % (plastik,kaca, kerikil) 4. Kadar air % 15 25 3. Logam berat: maks 1 maks 1 maks 5 4. ph 4 9 5. Mikroba kontaminan: - E.coli, - < 1 2 < 1 2 6. Hara mikro : - Fe total atau - Fe tersedia - Mn - Zn 7. Unsur lain : - La - Ce maks 9 maks 5 maks 5 maks 5 441

7. Pembenah tanah organik dari IPAL Industri NO. PARAMETER SATUAN STANDAR MUTU 1. C organik % min 15 ANALISA MUTU 2. C/N 15 25 3. Bahan ikutan : % (plastik,kaca, kerikil) 4. Kadar air % 15 25 5. Logam berat : - Cr - Co - Ni - Se maks 1 maks 1 maks 5 1 maks 7 maks 62 6. ph 4 9 7. Mikroba kontaminan: - E.coli, - < 1 2 < 1 2 8. Hara mikro : - Fe total atau - Fe tersedia - Mn - Zn Kadar air berdasar berat basah maks 9. maks 5 maks 5. maks 5. 9. Total Na Total Cl. maks 5. 1. Senyawa organik AOX maks 5 12. Unsur lain : - La - Ce 442

8. Pembenah tanah non-organik NO. FUNGSI PARAMETER I. KRITERIA KHUSUS A. Perbaikan sifat kimia tanah STANDAR MUTU ANALISA MUTU Meningkatkan KTK tanah: - KTK bahan (cmol/kg) - Kadar zeolit (%) - Kadar air (%) - Kehalusan (5-6mesh) min 6 min 5 maks 1 min 9 Meningkatkan ph Stabilitas tanah organik B. Perbaikan sifat fisik tanah : - CaO+ MgO (%) - CaCO 3 +MgCO 3 (%) - Kadar air (%) - Kehalusan: - Lolos 4mesh - Lolos 1mesh - kation polivalen (Fe/Cu/Zn) (%) - Kadar air (%) - Kehalusan: - Lolos 4mesh - Lolos 1mesh min 47 min 85 maks 5 1 5 min 7 maks 5 1 5 Kemampuan memegang air (Water Holding Capacity/ WHC) - Bahan aktif hidrofilik (hidrogel, hydrostock) (%) min 5 Stabilitas/agregasi tanah (untuk tanah mineral) - Bahan sementing agent misal : - Fe () - CaO (%) - Kadar air (%) - Kehalusan: - Lolos 4mesh - Lolos 1mesh II. KRITERIA UMUM Berlaku Untuk A dan B PARAMETER Logam berat: Hara mikro : - Fe total atau - Fe tersedia - Mn -Zn Unsur lain : - La - Ce Kadar air atas dasar berat basah SATUAN maks 9 min 5 1-15 1 5 STANDAR MUTU maks1 maks1 maks5 maks2 maks 9 maks 5 maks 5 maks 5 443

9. Pembenah tanah hayati No FUNGSI Kriteria Khusus A B Meningkatkan keragaman dan aktivitas mikroba Menetralisir kandungan logam berat/pencemar lain Kriteria umum (untuk A dan B) - populasi (bakteri/fungi/ aktinomicetes) - kontaminan - Escherichia coli -. - patogenitas - kadar air (%) - ph - populasi (bakteri/fungi/ aktinomicetes) - kontaminan - Escherichia coli -. - patogenitas - kadar air (%) - ph <1 5 cfu/g atau cfu/ml <1 2 <1 2 1 2 4 9 <1 5 cfu/g < 1 2 < 1 2 1 2 4 9 1 Logam berat * : 2 Hara mikro : - Fe total atau - Fe tersedia - Mn - Zn 3 Unsur lain : - La - Ce Ppm Kadar air atas dasar berat basah * Khusus untuk pupuk hayati dengan dosis > 5 kg per ha. maks1 maks1 maks5 maks2 maks 9 maks 5 maks 5 maks 5 MENTERI PERTANIAN, ttd. SUSWONO 444