LAPORAN KINERJA DIREKTORAT PAKAN TERNAK TAHUN 2014

dokumen-dokumen yang mirip
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PEMERINTAHAN (LAKIP)

LAPORAN KINERJA DIREKTORAT PAKAN TAHUN

IKHTISAR EKSEKUTIF Meningkatnya Produksi Pangan Asal Ternak dan Dayasaing Peternakan.

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 84/Permentan/OT.140/12/2012 TENTANG PEDOMAN FORMASI JABATAN FUNGSIONAL PENGAWAS MUTU PAKAN

KATA PENGANTAR. Jakarta, Januari 2015 Direktur Alat dan Mesin Pertanian, Ir. Suprapti NIP Laporan Kinerja Tahun 2014

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA 2013

KATA PENGANTAR. Jakarta, Desember Direktur Alat dan Mesin Pertanian, Ir. Bambang Santosa, M.Sc NIP

RENCANA KERJA TAHUNAN BALAI INSEMINASI BUATAN LEMBANG TAHUN 2018

LAPORAN KINERJA 2014 BAB I. PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

CAPAIAN KINERJA KELUARAN (OUTPUT ) UTAMA APBN PKH TAHUN 2014

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i. DAFTAR ISI... ii. I. Pendahuluan. 1 A. Latar Belakang. 1 B. Maksud dan Tujuan. 2 C. Sasaran... 2 D. Dasar Hukum...

KATA PENGANTAR. Jakarta, Februari 2013 Direktur Tanaman Rempah dan Penyegar. IR. H. AZWAR AB, MSi. NIP

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PUPUK DAN PESTISIDA TA. 2014

LAKIP. (Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah) Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan Ambon Tahun 2013

Terlampir. Terlampir

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2016

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 82/Permentan/OT.140/12/2012 TENTANG PEDOMAN FORMASI JABATAN FUNGSIONAL PENGAWAS BIBIT TERNAK

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA 2013

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT ALAT DAN MESIN PERTANIAN TA. 2014

PEDOMAN FORMASI JABATAN FUNGSIONAL PENGAWAS BIBIT TERNAK BAB I PENDAHULUAN

I. PENDAHULUAN. kontribusi positif terhadap pertumbuhan Produk Domestik Bruto Indonesia.

RENCANA KINERJA TAHUNAN

DOKUMEN REVIEW PERJANJIAN KINERJA TAHUN ANGGARAN 2014

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PERLUASAN DAN PENGELOLAAN LAHAN TA. 2014

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Revisi ke 01 Tanggal : 18 April 2017

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU)

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PEMBIAYAAN PERTANIAN TA. 2014

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2015

LAPORAN REALISASI KEGIATAN APBN PROVINSI SUMATERA BARAT TAHUN 2015 KEADAAN s/d AKHIR BULAN : DESEMBER 2015

RENCANA PROGRAM, KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKA DINAS PERKEBUNAN DAN PETERNAKAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT TANAMAN REMPAH DAN PENYEGAR TAHUN 2015

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP)

DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PENGELOLAAN AIR IRIGASI TA. 2014

RENCANA KINERJA TAHUNAN

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TA DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN

LAPORAN KINERJA TAHUN ANGGARAN 2015 BPTU HPT PADANG MENGATAS BAB I

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN PETIKAN TAHUN ANGGARAN 2017 NOMOR : SP DIPA /2017

KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN DAN HUTAN LINDUNG LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL PENGENDALIAN DAS DAN HUTAN LINDUNG

BAB V PENYELENGGARAAN TUGAS PEMBANTUAN

Tabel. 2.1 Pencapaian Kinerja Pelayanan Dinas Kesehatan Hewan dan Peternakan Aceh Provinsi Aceh

LAPORAN KINERJA DINAS TANAMAN PANGAN DAN PETERNAKAN LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH KABUPATEN PACITAN (LKJ.IP) KABUPATEN PACITAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BUPATI BLITAR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 42 TAHUN 2011 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PETERNAKAN KABUPATEN BLITAR BUPATI BLITAR,

Kata Pengantar. Januari Direktur Jenderal, Ir. Syukur Iwantoro, MS. MBA NIP

RENCANA KINERJA TAHUNAN BPTU-HPT DENPASAR TAHUN 2016

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA 2013

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN PETIKAN TAHUN ANGGARAN 2017 NOMOR : SP DIPA /2017

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 43 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN BUPATI TOLITOLI NOMOR 21 TAHUN

BAB III METODOLOGI. struktur organisasi dan pembagian tugas berdasarkan Keputusan Presiden R.I. No.

Ayam Ras Pedaging , Itik ,06 12 Entok ,58 13 Angsa ,33 14 Puyuh ,54 15 Kelinci 5.

FOKUS PROGRAM DAN KEGIATAN PEMBANGUNAN PETERNAKAN DAN KESWAN TAHUN 2016

KATA PENGANTAR. Ir. Ali Rachman, M.Si NIP

BUPATI LOMBOK BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LOMBOK BARAT,

PEDOMAN PELAKSANAAN OPTIMALISASI FUNGSI UNIT PEMBIBITAN DAERAH TAHUN 2015

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TA DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Kedudukan, Tugas, Fungsi dan Kewenangan

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PERLUASAN DAN PENGELOLAAN LAHAN TA. 2013

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA 2013

OLEH DR. Drh. RAIHANAH, M.Si. KEPALA DINAS KESEHATAN HEWAN DAN PETERNAKAN ACEH DISAMPAIKAN PADA :

-2- Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Re

KATA PENGANTAR. Semoga laporan ini bermanfaat. Jakarta, 30 Januari Plt. Kepala Biro Perencanaan. Suharyono NIP

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN PETIKAN TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI, DAN KEBIJAKAN

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2015

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 84 TAHUN 2016 TENTANG

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA 2013

BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN

MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA. PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 130/Permentan/SR.130/11/2014 TENTANG

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN 2015

PENCAPAIAN SWASEMBADA DAGING SAPI DAN KERBAU MELALUI PENDEKATAN DINAMIKA SISTEM (SYSTEM DYNAMIC)

Sekretariat Jenderal KATA PENGANTAR

DOKUMEN PERJANJIAN KINERJA

LAKIP. Direktorat Perbibitan Ternak Tahun 2014 DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN KEMENTERIAN PERTANIAN

BUPATI KATINGAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KATINGAN NOMOR 35 TAHUN 2016 TENTANG

LAPORAN KINERJA BALAI PEMBIBITAN TERNAK UNGGUL DAN HIJAUAN PAKAN TERNAK DENPASAR

1.2 TUGAS, FUNGSI DAN STRUKTUR ORGANISASI DIREKTORAT JENDERAL PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG DAN PENGUASAAN TANAH

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT ALAT DAN MESIN PERTANIAN TA. 2013

iii LAPORAN KINERJA BET CIPELANG 2016 apabila dicermati BET Cipelang telah memanfaatkan anggaran dengan baik untuk hasil yang maksimal.

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU)

KERAGAAN PENGEMBANGAN TERNAK SAPI POTONG YANG DIFASILITASI PROGRAM PENYELAMATAN SAPI BETINA PRODUKTIF DI JAWA TENGAH

L A P O R A N K I N E R J A

RANCANGAN RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DINAS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA KABUPATEN GARUT TAHUN PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

DOKUMEN PERJANJIAN KINERJA

MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA. PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 130/Permentan/SR.130/11/2014 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN SIAK

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT)

WALIKOTA PEKANBARU PROVINSI RIAU

RENCANA KERJA (RENJA) TAHUN ANGGARAN 2018

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN BADAN LAYANAN UMUM PETIKAN TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERTANIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

PEMERINTAH KOTA TANGERANG

PENJABARAN TUGAS POKOK, FUNGSI, DAN TATA KERJA DINAS PERTANIAN, PERKEBUNAN DAN KEHUTANAN KABUPATEN TEMANGGUNG

LAPORAN KINERJA (LKJ)

PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 122/Permentan/SR.130/11/2013 TENTANG

Transkripsi:

LAPORAN KINERJA DIREKTORAT PAKAN TERNAK TAHUN 2014 DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN DAN KESWAN KEMENTERIAN PERTANIAN

KATA PENGANTAR Mengacu Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja Dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah, maka setiap Instansi Pemerintah harus menyusun Perjanjian Kinerja (PK) yang merupakan dokumen berisikan penugasan dari pimpinan instansi yang lebih tinggi kepada pimpinan instansi yang lebih rendah untuk melaksanakan program/kegiatan yang disertai dengan indikator kinerja. Peraturan ini merupakan pengganti Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 29 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitras Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP). Program/kegiatan yang dituangkan dalam Perjanjian Kinerja (PK) tersebut pada akhir tahun harus diukur capaian kinerjanya dan dituangkan dalam Laporan Kinerja sebagai pertanggungjawaban pelaksanaan tugas pokok dan fungsi masing-masing instansi pemerintah. Laporan Kinerja Direktorat Pakan Ternak ini merupakan bentuk pertanggungjawaban kinerja direktorat terhadap pelaksanaan program dan kegiatan pengembangan pakan ternak secara nasional, yang mengukur tingkat keberhasilan atau kegagalan kinerja pelaksanaan program/kegiatan direktorat pada tahun 2014. Selanjutnya laporan kinerja ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan evaluasi untuk pelaksanaan program dan kegiatan di masa yang akan datang, agar pelaksanaannya semakin baik dalam mendukung keberhasilan Program Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan. Dengan segala kekurangan dan keterbatasan yang ada diharapkan masukan dan saran untuk perbaikan kinerja maupun untuk penyusunan laporan di masa mendatang. Demikian kami sampaikan, semoga Laporan Kinerja ini dapat memberikan informasi yang diperlukan dan bermanfaat bagi pihak yang berkepentingan. Jakarta, Februari 2015 Direktur Pakan Ternak Dr. Ir. Mursyid Ma sum, M.Agr NIP. 19560830 198703 1 001 i

DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR...... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR LAMPIRAN... I. PENDAHULUAN... 1. Latar Belakang... 2. Landasan Hukum... 3. Kedudukan, Tugas dan Fungsi... II. PERENCANAAN DAN PERJANJIANN KINERJA... A. PERENCANAAN KINERJA... 1. Rencana Strategis... 2. Visi... 3. Misi... 4. Tujuan 5. Sasaran. 6. Arah Kebijakan. 7. Strategi.. B. RENCANA KINERJA TAHUN 2014 C. PENETAPAN KINERJA. III. AKUNTABILITAS KINERJA A. PENGUKURAN KINERJA... B. HASIL PENGUKURAN CAPAIAN KINERJA OUTPUT TAHUN 2014... 1. Pengembangan Integrasi Ternak Ruminansia dan Pemanfaatan Lahan Kehutanan... 2. Pengembangan Padang Penggembalaan... 3. Pengembangan Benih/Bibit HPT melalui Optimalisasi Sumber Benih/Bibit HPT di UPT Pusat, UPTD dan di Kelompok... 4. Penanaman dan Pengembangan Tanaman Pakan Ternak Berkualitas (Gerbangpatas)... 5. Pengembangan Pakan Konsentrat Sapi Potong melalui UPP. LP, UBP dan Revitalisasi UPP/LP... 6. Bantuan Penguatan Pakan Sapi Perah i ii iii iv 1 1 2 2 5 5 5 5 5 6 6 7 7 8 9 10 10 11 12 14 16 18 19 20

7. Pengembangan Pengawasabn Mutu Pakan... 8. Dukungan Pengembangan Pakan Pusat (NSPK)... C. CAPAIAN KINERJA OUTCOME DIREKTORAT PAKAN TERNAK... 1. Indikator Peningkatan Produksi Hijauan Pakan Ternak (HPT) Berkualitas... 2. Indikator Pengembangan Usaha Pakan Pabrikan di Masyarakat... 3. Indikator Peningkatan Kualitas Pakan Sapi Perah 4. Indikator Peningkatan Produksi Pakan Ternak Ayam Ras... D. CAPAIAN KINERJA OUTPUT TAHUN 2014 DIBANDINGKAN TAHUN 2013 DAN RPJM (RENSTRA)... E. REALISASI KEUANGAN... IV. KESIMPULAN... V. PENUTUP... 21 22 24 24 25 25 26 26 32 32 35 ii

DAFTAR TABEL Halaman Tabel 1. Penetapan Kinerja Direktorat Pakan Tahun 2014... 9 Tabel 2. Capaian Kinerja Output dan Outcome Direktorat Pakan Tahun 2014... 12 iii

DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran-1 Struktur Organisasi Direktorat Pakan Ternak... 36 Lampiran-2 Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Direktorat Pakan Ternak Tahun 2014... 37 Lampiran-3 Capaian Kinerja Kegiatan Utama Direktorat Pakan Tahun 2011-2014 39 Lampiran-4 Kinerja Kegiatan Utama Direktorat Pakan Ternak Tahun Berdasarkan Target Renstra dan Realisasi POK Tahun 2011-201 40 Lampiran-5 Target dan Realisasi Keuangan per Output Kegiatan... 41 Lampiran-6 Target dan Realisasi Keuangan Direktorat Pakan Ternak Pusat Tahun 2014.. 42 iv

LAPORAN KINERJA DIREKTORAT PAKAN TERNAK TAHUN 2014 I. PENDAHULUAN 1. Latar belakang Salah satu upaya untuk meningkatkan manajemen pemerintahan adalah melalui manajemen kinerja yang berorientasi pada hasil, dan untuk mengetahui sejauh mana instansi pemerintah melaksanakan dan memperlihatkan kinerjanya, maka setiap instansi pemerintah wajib membuat Laporan Kinerja. Hal tersebut didasarkan pada Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Laporan Kinerja merupakan bentuk akuntabilitas dari pelaksanaan tugas dan fungsi yang dipercayakan kepada setiap instansi pemerintah atas penggunaan anggaran. Hal terpenting yang diperlukan dalam penyusunan laporan kinerja adalah pengukuran kinerja dan evaluasi serta pengungkapan secara memadai hasil analisis terhadap pengukuran kinerja. Laporan kinerja Direktorat Pakan Ternak disusun untuk memberikan gambaran dan pertanggungjawaban kinerjanya dalam mencapai tujuan atau sasaran kegiatan, program dan kebijakan serta menggambarkan tingkat pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan, program, kebijakan tersebut dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi dan visi organisasi. Laporan Kinerja ini juga dimaksudkan untuk memberikan informasi kinerja yang terukur atas kinerja yang telah dan seharusnya dicapai sebagai upaya perbaikan berkesinambungan untuk meningkatkan kinerjanya. Laporan kinerja ini memuat pertanggungjawaban kinerja yang telah diperjanjikan atau ditetapkan dalam PK dan terkait dengan rencana kinerja yang telah direncanakan dalam rencana jangka menengah (Renstra) dan rencana kinerja tahunan (RKT). 1

2. Landasan hukum Penyusunan Laporan Kinerja didasarkan pada : 1) Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 25, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4614); 2) Peraturan Presiden Nomor 29 tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah; 3) Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. 4) Peraturan Menteri Pertanian Nomor 135 Tahun 2013 tentang Pedoman Sistem Akuntabilitas Kinerja Kementerian Pertanian 3. Kedudukan, tugas dan fungsi Direktorat Pakan Ternak sebagai unit kerja Eselon II dalam struktur organisasi Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, ditetapkan dalam Peraturan Menteri Pertanian Nomor 61/Permentan/OT.140/10/ 2010 tanggal 14 Oktober 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pertanian, yang mempunyai tugas (1) melaksanakan penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan; (2) penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria; serta (3) pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang pakan ternak. Dalam melaksanakan tugas pokoknya, Direktorat Pakan Ternak menyelenggarakan fungsi sebagai berikut : 1) Penyiapan perumusan kebijakan di bidang bahan pakan, pakan hijauan, pakan olahan dan mutu pakan; 2) Pelaksanaan kebijakan di bidang bahan pakan, pakan hijauan, pakan olahan dan mutu pakan; 3) Penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang bahan pakan, pakan hijauan, pakan olahan dan mutu pakan; 4) Pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang bahan pakan, pakan hijauan, pakan olahan dan mutu pakan; 5) Pelaksanaan urusan tata usaha Direktorat Pakan Ternak. 2

4. Struktur organisasi dan tata kerja Dalam rangka melaksanakan tugas pokok dan fungsi sesuai Peraturan Menteri Pertanian Nomor 61/Permentan/OT.140/10/ 2010 tanggal 14 Oktober 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pertanian, maka Direktorat PakanTernak terdiri dari ; (1) Sub Direktorat Bahan Pakan; (2) Sub Direktorat Pakan Hijauan; (3) Sub Direktorat Pakan Olahan; (4) Sub Direktorat Mutu Pakan; (5) Sub Bagian Tata Usaha; dan (6) Kelompok Jabatan Fungsional. Tugas masing-masing Sub Direktorat diuraikan sebagai berikut : 1) Sub Direktorat Bahan Pakan mempunyai tugas melaksanakan penyiapan, penyusunan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria, serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi dibidang bahan pakan. Dalam melaksanakan tugas tersebut, Sub Direktorat Bahan Pakan menyelenggarakan fungsi (1) penyiapan penyusunan kebijakan di bidang bahan pakan asal hewan dan tumbuhan; (2) penyiapan pelaksanaan kebijakan di bidang bahan pakan asal hewan dan tumbuhan; (3) penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria di bidang bahan pakan asal hewan dan tumbuhan; dan (4) penyiapan pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang bahan pakan asal hewan dan tumbuhan; 2) Sub Direktorat Pakan Hijauan mempunyai tugas melaksanakan penyiapan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria, serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang pakan hijauan. Dalam melaksanakan tugas tersebut Sub Direktorat Pakan Hijauan menyelenggarakan fungsi: (1) penyiapan penyusunan kebijakan di bidang budidaya pakan hijauan, kawasan penggembalaan dan integrasi ternak; (2) penyiapan pelaksanaan kebijakan di bidang budidaya pakan hijauan, kawasan penggembalaan dan integrasi ternak; (3) penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria di bidang budidaya pakan hijauan, kawasan penggembalaan dan integrasi ternak; (4) penyiapan pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang budidaya pakan hijauan, kawasan penggembalaan dan integrasi ternak. 3) Sub Direktorat Pakan Olahan mempunyai tugas melaksanakan penyiapan, penyusunan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria, serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang pakan olahan. 3

Dalam melaksanakan tugas tersebut, Sub Direktorat Pakan Olahan menyelenggarakan fungsi : (1) penyiapan penyusunan kebijakan di bidang produksi pakan olahan dan pengolahan pakan; (2) penyiapan pelaksanaan kebijakan di bidang produksi pakan olahan dan pengolahan pakan; (3) penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria di bidang produksi pakan olahan dan pengolahan pakan; (4) penyiapan pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang produksi pakan olahan dan pengolahan pakan. 4) Sub Direktorat Mutu Pakan mempunyai tugas melaksanakan penyiapan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria, serta pemberian bimbingan teknis dan, evaluasi di bidang mutu pakan. Dalam melaksanakan tugas tersebut Sub Direktorat Mutu Pakan menyelenggarakan fungsi: (1) penyiapan penyusunan kebijakan di bidang sertifikasi dan pengawasan pakan; (2) penyiapan pelaksanaan kebijakan di bidang sertifikasi dan pengawasan pakan; (3) penyiapan penyusunan norma, standar prosedur dan kriteria di bidang sertifikasi dan pengawasan pakan; (4) penyiapan pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang sertifikasi dan pengawasan pakan. 5) Sub Bagian Tata Usaha mempunyai tugas melakukan urusan kepegawaian, keuangan, rumah tangga, perlengkapan, dan surat menyurat, serta kearsipan Direktorat Pakan Ternak. 6) Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas melakukan kegiatan sesuai dengan jenjang jabatan fungsional masing-masing berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Kelompok Jabatan Fungsional terdiri atas jabatan fungsional Pengawas Mutu Pakan Ahli dan Pengawas Mutu Pakan Terampil yang dikoordinasikan oleh seorang tenaga fungsional senior yang ditunjuk berdasarkan SK Direktur Pakan Ternak. Bagan struktur organisasi Direktorat Pakan Ternak tercantum pada Lampiran-1. 4

II. PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA A. PERENCANAAN KINERJA 1. Rencana Strategis Rencana jangka menengah atau rencana strategis (Renstra) merupakan proses secara sistematis yang berkelanjutan dari perubahan yang beresiko, dengan memanfaatkan sebanyak-banyaknya pengetahuan antisipatif serta mengorganisasi secara sistematis usaha-usaha untuk melaksanakan keputusan yang diambil dan pengukuran hasilnya melalui umpan balik yang terorganisir dan sistematis. Rencana strategis merupakan langkah awal pengukuran kinerja sebagai salah satu instrumen pertanggung jawaban instansi pemerintah. Penyusunan Rencana Strategis Direktorat Pakan Ternak dikembangkan berdasarkan kondisi lingkungan yang berkembang, baik kondisi internal maupun eksternal yang mempengaruhi pakan, dan menjalankan mandat untuk pengembangan pakan nasional serta untuk menjawab tantangan tentang ketersediaan/ ketahanan pakan (feed security) dan keamanan pakan (feed safety). Renstra yang dijadikan acuan dalam penyusunan RKT dan Laporan Kinerja adalah Renstra Direktorat Pakan Tahun 2011-2014. 2. V i s i Visi Direktorat Pakan Ternak adalah menjadi direktorat yang profesional dalam mewujudkan pengembangan pakan berbasis sumberdaya lokal, dalam mendukung penyediaan dan keamanan pangan hewani serta meningkatkan kesejahteraan peternak. 3. Misi Untuk mencapai Visi tersebut, maka disusun Misi sebagai berikut : 1) Menciptakan kondisi penyediaan bahan pakan yang cukup, berkualitas dan berkelanjutan 2) Menciptakan kondisi penyediaan pakan hijauan yang cukup, berkualitas dan berkelanjutan 3) Mendukung usaha pengolahan pakan dengan penerapan teknologi 4) Menciptakan kondisi peningkatan mutu pakan sesuai standar 5) Meningkatkan kualitas pelayanan di bidang pakan 5

4. Tujuan Tujuan adalah penjabaran/implementasi dari pernyataan misi yang merupakan hasil akhir yang akan dicapai melalui Rencana Strategis. Tujuan Direktorat Pakan Ternak mengacu kepada tujuan umum yang ditetapkan pada Rencana Strategis Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, adalah untuk memfasilitasi: 1) Berkembangnya usaha bahan pakan 2) Meningkatnya pemanfaatan hijauan pakan yang berkualitas 3) Berkembangnya unit usaha pengolahan pakan 4) Meningkatnya mutu pakan 5) Meningkatnya pelayanan di bidang pakan 5. Sasaran Sasaran merupakan tujuan antara untuk mencapai tujuan sesungguhnya yang diinginkan. Sasaran atau target yang ditetapkan meliputi sasaran kualitatif dan sasaran kuantitatif selama kurun waktu tahun 2011-2014, yang mengacu kepada sasaran Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan serta sasaran teknis lain yang spesifik yang menjadi tugas pokok fungsi Direktorat Pakan Ternak, yaitu mendorong adanya : 1) Peningkatan produksi bahan pakan lokal, melalui pengembangan unit usaha bahan pakan (UBP) sebanyak 33 unit 2) Pengembangan hijauan pakan Ternak (HPT), dalam rangka mendukung PSDS-K 2014 dilaksanakan melalui (1) pengembangan kelompok integrasi sebanyak 536 unit; (2) pengembangan sumber benih/bibit HPT sebanyak di 11 lokasi UPT Pusat, 103 buah UPTD dan 142 kelompok; (3) Fasilitasi penguatan kawasan penggembalaan pada 25 Provinsi; dan (4) pemanfaatan lahan hutan bagi 90 kelompok sapi potong. 3) Pengembangan pakan olahan melalui (1) Unit Pengolah Pakan (UPP) Ruminansia dan Unggas sebanyak 470 unit; (2) Lumbung Pakan (LP) Ruminansia dan Unggas sebanyak 164 unit; dan (3) Fasilitasi untuk bimbingan teknologi pakan pada 32 provinsi 4) Pengembangan mutu pakan dilaksanakan melalui (1) pengawasan mutu pakan di 33 Provinsi; dan pengembangan 6 laboratorium pakan daerah. 5) Peningkatan kualitas pelayanan pemberian rekomendasi pemasukan bahan pakan impor sesuai dengan SOP/Protap. 6

5. Arah Kebijakan Kebijakan merupakan unsur yang penting dalam mewujudkan tujuan dan sasaran. Dalam pelaksanaan seluruh kegiatan untuk mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan, maka Direktorat Pakan Ternak menerapkan kebijakan yang diarahkan untuk mendukung program utama Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan yaitu Program Swasembada Daging Sapi dan Kerbau (PSDSK) tahun 2014 dan peningkatan penyediaan pangan hewani yang ASUH, yaitu meliputi : 1) Kebijakan makro yang akan difokuskan pada aspek penyediaan pakan (feed security), yang dijabarkan melalui : (a) Optimalisasi pemanfaatan bahan pakan lokal; (b) Pengembangan unit pengolah pakan; (c) pengembangan lumbung pakan; dan (d) Pengembangan kelembagaan pakan. 2) Kabijakan pengembangan mutu pakan melalui aplikasi teknologi dan industri pakan (feed safety), yang dijabarkan melalui : (a) Pengembangan Mutu Pakan; (b) Pengembangan SDM Wastukan; (c) Pengembangan Laboratorium Pakan; (d) Pengembangan Regulasi, Standar, Norma, Pedoman, Kebijakan, Peraturan. 6. Strategi Ada 3 (tiga) strategi yang akan dilaksanakan oleh Direktorat Pakan Ternak untuk mencapai tujuan program yaitu : 1) Strategi untuk penyediaan pakan ruminansia adalah : a. Pengembangan sumber benih/bibit hijauan pakan ternak (HPT) b. Peningkatan pemanfaatan lahan melalui kegiatan integrasi ternak dan pemanfaatan lahan perkebunan dan lahan kehutanan c. Akselerasi pengembangan pastura dan cut and carry system d. Pemanfaatan teknologi dengan basis bahan pakan lokal 2. Sedangkan strategi untuk penyediaan pakan unggas akan dilakukan dengan cara : a. Pengawalan produksi bahan pakan konvensional b. Optimalisasi pemanfaatan bahan pakan non-konvensional c. Pelayanan rekomendasi teknis importasi bahan pakan d. Koordinasi intensif dengan instansi lain terkait produksi bahan pakan 7

3. Dalam aspek pengembangan mutu pakan, Direktorat Pakan Ternak akan melaksanakan kegiatan dengan strategi untuk meningkatkan mutu pakan ternak ruminansia dan pengawasan mutu pakan unggas yang lebih profesional. B. RENCANA KINERJA TAHUN 2014 Rencana Kinerja yang direncanakan pada tahun 2014 merupakan implementasi rencana jangka menengah yang telah tertuang dalam Renstra Direktorat Pakan Tahun 2011-1014 dan dijabarkan dalam rencana kerja jangka pendek pada setiap tahun yang dituangkan dalan Rencana Kinerja Tahunan. Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Tahun 2014 dibuat berdasarkan format Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010, serta mengacu kepada kebijakan, program, kegiatan dan sub kegiatan yang telah ditetapkan, dalam upaya mewujudkan tujuan dan sasaran yang hendak dicapai. Rencana Kinerja Tahunan (RKT) tahun 2014, terlampir pada Lampiran-2, atau dinarasikan sebagai berikut : 1) Berkembangnya Bahan Pakan melalui : a. Unit Usaha Bahan Pakan (UBP) di 13 kelompok b. Terawasinya peredaran pelengkap/imbuhan pakan di 33 provinsi c. Terlayaninya rekomendasi importasi bahan pakan 2) Berkembangnya Pakan Hijauan melalui : a. Berkembangnya integrasi ternak ruminansia di 170 kelompok b. Berkembangnya integrasi ternak unggas di 45 kelompok c. Berkembangnya sumber benih/bibit HPT di 11 UPT Pusat d. Meningkatnya sumber benih/bibit HPT di 40 UPT Daerah e. Meningkatnya sumber benih/bibit HPT di 50 kelompok f. Menguatnya padang penggembalaan di 25 provinsi g. Berkembangnya kawasan dang penggembalaan di 2 kawasan h. Berkembangnya HPT di lahan kehutanan pada 35 kelompok 3) Berkembangnya Pakan Olahan melalui : a. Berkembangnya Unit Pengolah Pakan (UPP) Ruminansia di 47 kelompok b. Berkembangnya Unit Pengolah Pakan (UPP) Unggas Lokal di 85 kelompok c. Berkembangnya Lumbung Pakan (LP) Ruminansia di 20 kelompok d. Berkembangnya Lumbung Pakan (LP) Unggas Lokal di 20 kelompok e. Terlaksananya Bimbingan teknis manajemen dan teknologi pakan di 32 provinsi f. Terlaksananya Bimbingan dan Evaluasi UPP dan PPSK di 32 provinsi 8

4) Berkembangnya Mutu Pakan melalui : a. Terlaksananya Pengawasan Mutu Pakan di 33 provinsi b. Terlaksananya Penguatan Lab. Pakan Daerah di 6 laboratorium 5) Terlaksananya koordinasi dan sinkronisasi kegiatan pakan melalui pertemuan dan rapat-rapat sebanyak 10 kali C. PENETAPAN KINERJA Sebagai tindaklanjut Peraturan Menteri Pertanian Nomor 135 Tahun 2013 tentang Pedoman Sistem Akuntabilitas Kinerja Kementerian Pertanian, maka Direktorat Pakan Ternak telah menyusun Penetapan Kinerja (PK) tahun 2014 sebagai acuan tolok ukur evaluasi akuntabilitas kinerja yang akan dicapai pada tahun 2014, seperti Tabel-1 berikut : Tabel-1. PENETAPAN KINERJA TINGKAT SATUAN KERJA KEMENTERIAN PERTANIAN Unit Organisasi Eselon II : Direktorat Pakan Ternak Tahun Anggaran : 2014 SASARAN STRATEGIS Tercapainya peningkatan produksi pakan ternak dengan pendayagunaan sumber daya lokal OUTPUT : INDIKATOR KINERJA TARGET 2014 1 Pengembangan Integrasi Ternak - Tanaman dan Pemanfaatan Lahan Hutan 149 Kelompok 2 Pengembangan padang penggembalaan 25 Kelompok 3 Pengembangan sumber benih/bibit HPT di 24 Kelompok kelompok 4 Pengembangan sumber benih/bibit HPT di UPT 439 Hektar 5 Gerakan penanaman dan Pengembangan 3.000.000 Stek tanaman pakan berkualitas 6 Pengembangan Pakan Konsentrat Sapi Potong 87 Kelompok melalui UPP, LP, UBP dan Revitalisasi UPP dan PPSK 7 Bantuan Penguatan Pakan Sapi Perah 300 Kelompok 8 Pengawasan mutu pakan 31 Provinsi 9 Penyusunan NSPK 5 Laporan OUTCOME : 1 Peningkatan produksi HPT berkualitas 48 % 2 Berkembangnya usaha pakan pabrikan di 55 % masyarakat 3 Peningkatan kualitas pakan sapi perah 2 % 4 Peningkatan produksi pakan ternak ayam ras 8,57 % Kegiatan : Peningkatan Produksi Pakan Ternak Dengan Pendayagunaan Sumber Daya Lokal Anggaran : Rp. 159.739.240.000 9

III. AKUNTABILITAS KINERJA A. PENGUKURAN KINERJA Renstra Direktorat Pakan Ternak Tahun 2011 2014 disusun sebagai acuan bagi pelaksanaan kegiatan pengembangan pakan ternak, dimana pengukuran pencapaian sasaran kinerjanya dituangkan setiap tahun dalam Rencana Kinerja Tahunan (RKT) yang selanjutnya untuk mewujudkan target-target kinerja tersebut telah dibuat Penetapan Kinerja (PK) yang ditandatangani antara Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan dengan Direktur Pakan Ternak. Kegiatan yang dituangkan dalam PK tersebut merupakan kegiatan utama Direktorat Pakan Ternak guna mendukung Program Swasembada Daging Sapi dan Kerbau (PSDSK) Tahun 2014 dan Peningkatan Penyediaan Pangan Hewani yang ASUH, dengan 4 (empat) sasaran program yaitu (1) Tersedianya pangan hewani domestik (daging, telur, susu); (2) Meningkatnya konstribusi ternak domestik (daging); (3) Tersedianya protein hewani asal ternak; dan (4) Tersedianya protein daging sapi domestik. Sasaran program yang terkait dengan Direktorat Pakan Ternak yaitu Tersedianya Pangan Hewani Domestik (daging, telur, susu). Berdasarkan sasaran program tersebut maka Indikator Kinerja Utama (IKU) Direktorat Pakan Ternak Tahun 2014, telah ditetapkan sebanyak 9 (sembilan) output kegiatan yang akan dicapai untuk mendukung PSDS-K yaitu : 1. Berkembangnya Integrasi Ternak Ruminansia dan Pemanfaatan Lahan Kehutanan; 2. Berkembangnya Padang Penggembalaan; 3. Berkembangnya benih/bibit HPT melalui optimalisasi sumber benih/bibit HPT di UPT 4. Berkembangnya benih/bibit HPT melalui optimalisasi sumber benih/bibit HPT di Kelompok; 5. Berkembangnya penanaman tanaman pakan berkualitas; 6. Berkembangnya pakan konsentrat sapi potong melalui UPP, LP, UBP dan Revitalisasi UPP/LP; 7. Berkembangnya penguatan pakan sapi perah; 8. Berkembangnya pengawasan mutu pakan. 9. Tersedianya Regulasi dan Norma, Standar, Prosedur dan Kriteria (NSPK) di bidang pakan ternak 10

B. HASIL PENGUKURAN CAPAIAN KINERJA OUTPUT TAHUN 2014 Analisis dan evaluasi capaian kinerja output diperoleh dari hasil pengukuran kinerja kegiatan yang mendukung tercapainya sasaran. Beberapa sasaran dapat dilaksanakan melalui beberapa kegiatan untuk mencapai sasaran tersebut. Pengukuran kinerja diukur berdasarkan penilaian capaian melalui metode scoring, sebagai berikut : Sangat berhasil = capaian 100% Berhasil = capaian 80 100% Cukup Berhasil = capaian 60 80% Kurang berhasil = capaian < 60% Masing-masing sasaran tersebut selanjutnya diukur capaian kinerjanya dengan menggunakan indikator kinerja dengan cara membandingkan antara target indikator kinerja sasaran dengan realisasinya. Rincian tingkat capaian kinerja masing-masing indikator sasaran sesuai dengan Penetapan Kinerja (PK) yang telah ditandatangani antara Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan dengan Direktur Pakan Ternak, sebagaimana digambarkan pada Tabel-2 berikut. 11

Tabel-2 : Capaian Kinerja Output dan Outcome Direktorat Pakan Ternak Tahun 2014 SASARAN STRATEGIS Tercapainya peningkatan produksi pakan ternak dengan pendayagunaan sumber daya lokal OUTPUT : INDIKATOR KINERJA SATUAN TARGET CAPAIAN (%) 1 Pengembangan Integrasi Kelompok 149 144 96,64 Ternak - Tanaman dan Pemanfaatan Lahan Hutan 2 Pengembangan padang Kelompok 25 25 100,00 penggembalaan 3 Pengembangan sumber Kelompok 24 24 100,00 benih/bibit HPT di kelompok 4 Pengembangan sumber Hektar 439 444 101,14 benih/bibit HPT di UPT 5 Penanaman dan Stek 3.000.000 3.709.000 123,63 Pengembangan Tanaman Pakan Ternak Berkualitas 6 Pengembangan Pakan Kelompok 87 84 96,55 Konsentrat Sapi Potong melalui UPP, LP, UBP dan Revitalisasi UPP/LP 7 Bantuan Penguatan Pakan Kelompok 300 277 92,33 Sapi Perah 8 Pengawasan mutu pakan Provinsi 31 33 106,45 9 Penyusunan NSPK Laporan 5 5 100 OUTCOME : 1 Peningkatan produksi HPT berkualitas 2 Berkembangnya usaha pakan pabrikan di masyarakat 3 Peningkatan kualitas pakan sapi perah 4 Peningkatan produksi pakan ternak ayam ras % 48 7,62 % 55 16,7 % 2 2 % 8,57 9,24 Berdasarkan hasil analisis dan evaluasi terhadap capaian kinerja output Direktorat Pakan Ternak Tahun 2014 sebagaimana Tabel-2 tersebut diatas, dapat dijelaskan sebagai berikut : 1. Pengembangan Integrasi Ternak Ruminansia dan Pemanfaatan Lahan Kehutanan Salah satu kegiatan Direktorat Pakan Ternak dalam mendukung pencapaian PSDS-K 2014 adalah pengembangan integrasi ternak ruminansia (pertanian dan perkebunan). Kegiatan integrasi ternak ruminansia diharapkan dapat berkontribusi secara nyata dalam penambahan populasi ternak sapi potong di Indonesia. 12

Konsep integrasi ternak dalam usahatani tanaman adalah menempatkan dan mengusahakan sejumlah ternak, tanpa mengurangi aktifitas dan produktifitas tanaman. Bahkan keberadaan ternak ini harus dapat meningkatkan produktifitas tanaman sekaligus dengan produksi ternaknya. Integrasi ternak bertujuan agar terjadi sinergi saling menguntungkan (mutualism sinergicity) dan pada akhirnya dapat membantu mengurangi biaya produksi. Dengan integrasi akan didapatkan keuntungan yang berlipat ganda, baik bagi kebun maupun bagi ternak. Interaksi dari kedua komoditas tersebut terjadi disebabkan oleh pemanfaatan hasil samping perkebunan/tanaman sebagai pakan dan sebaliknya ternak memberikan pupuk organik bagi kebun/tanaman. Sedangkan kegiatan Pemanfaatan Lahan Kehutanan untuk penanaman HPT merupakan kegiatan untuk pengembangan ternak sapi potong kehutanan yang dapat berperan dalam pengembangan peternakan skala nasional dengan memberdayakan peternak yang tinggal di kawasan dekat lahan kehutanan. Bekerjasama dengan pihak perhutani untuk dapat memberdayakan lahan sekitar hutan atau di sela-sela pohon untuk ditanam tanaman pakan berkualitas yang nantinya dapat meningkatkan penyediaan pakan dan meningkatkan kualitas pakan yang diberikan kepada ternak yang dipelihara. Pola yang diterapkan adalah modifikasi pola integrasi ternak yang dilaksanakan di lokasi perkebunan atau tanaman pangan dan hortikultura. Prinsipnya adalah adanya hubungan saling menguntungkan diantara komponen kegiatan. Peternak bisa memanfaatkan lahan hutan yang kurang produktif untuk penanaman hijauan. Pupuk yang dihasilkan mampu dimanfaatkan untuk rehabilitasi lahan hutan. Adanya pemeliharaan ternak di sekitar hutan dengan memanfaatkan lahan kehutanan untuk penanaman hijauan pakan ternak diharapkan selain dapat membantu masyarakat dalam meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan juga membantu Pemerintah dalam menjaga kelestarian hutan dan memanfaatkan lahan-lahan hutan yang kurang produktif dan belum secara optimal termanfaatkan. Tujuan kegiatan Pengembangan Integrasi Ternak Ruminansia Tanaman dan Pemanfaatan Lahan Kehutanan adalah meningkatnya populasi ternak sapi potong yang dikontribusikan dari kedua kegiatan tersebut melalui peningkatan pemanfaatan hasil samping produk perkebunan/tanaman pertanian dan pemanfaatan lahan kehutanan serta adanya lahan yang bisa dimanfaatkan bagi kegiatan usaha peternakan dan penanaman hijauan pakan ternak, guna mendukung pencapaian Program Swasembada Daging Sapi Kerbau (PSDSK) 2014 dan keberlanjutan program PSDSK. 13

Capaian kinerja kegiatan Pengembangan Integrasi Ternak Ruminansia Tanaman dan Pemanfaatan Lahan Kehutanan pada tahun 2014 adalah : 1) Terfasilitasinya 144 kelompok atau sebesar 96,64% dari target sebanyak 149 kelompok, dalam arti bahwa pelaksanaan kegiatan Pengembangan Integrasi Ternak Ruminansia Tanaman dan Pemanfaatan Lahan Kehutanan pada tahun 2014 dapat dikategorikan dengan kriteria berhasil. 2) Rincian kegiatan terdiri dari kelompok penerima kegiatan Pengembangan Integrasi Ternak Ruminansia Tanaman sebanyak 131 kelompok atau 96,32% dari target 136 kelompok, dengan capaian penambahan populasi sebanyak 2.268 ekor atau 144 % dari target 1.980 ekor. Sedangkan kelompok penerima kegiatan Pemanfaatan Lahan Kehutanan sebanyak 13 kelompok atau 100%, dengan capaian penambahan populasi sebanyak 178 ekor atau 91,28% dari target 195 ekor. Lahan kehutanan yang dimanfaatkan untuk menanam hijauan pakan ternak (HPT) seluas 67 Ha atau 95,71% dari target 70 Ha. 3) Tidak tercapainya kinerja kegiatan tersebut disebabkan adanya beberapa kali perubahan kebijakan terkait dengan penghematan anggaran, yang mengakibatkan sulitnya memperoleh data yang pasti tentang jumlah paket/kelompok yang menerima fasilitasi kegiatan pada tahun 2014 untuk ditetapkan dalam PK Revisi. Hal tersebut mengakibatkan masih terdapat selisih jumlah output sebanyak 5 (lima) kelompok dalam PK revisi yang diusulkan. 2. Pengembangan Padang Penggembalaan. Padang penggembalaan merupakan sumber penyediaan hijauan pakan yang efisien dalam suatu usaha peternakan sekaligus merupakan area padang rumput dimana ternak digembala. Padang penggembalaan selain memiliki fungsi sebagai sumber pakan hijauan utama bagi ternak ruminansia, juga berfungsi sebagai sarana pemeliharaan dan penanganan ternak, wahana pengembangan ekonomi masyarakat, sumber pelestarian sumberdaya genetik ternak wilayah dan memiliki nilai ekologis bagi lingkungan sekitarnya, wahana pembelajaran peternak dan keorganisasian kelompok ternak. Untuk mendukung percepatan pencapaian program swasembada daging sapi dan kerbau tahun 2014, maka Direktorat Pakan Ternak meneruskan pilot project tahap kedua untuk kegiatan pengembangan padang penggembalaan dengan dukungan dana APBN pada tahun 2014 di 3 (tiga) lokasi yaitu : Kabupaten Bener Meriah (Aceh), Kabupaten Poso (Sulawesi Tengah) dan Kabupaten Dompu (NTB). Kegiatan tersebut merupakan pengembangan dan perbaikan dari pilot project tahap pertama tahun 2013 di Kabupaten Bombana (Sultra) serta kegiatan pengembangan ranch dengan anggara On-top di Provinsi Papua Barat dan NTT. 14

Dengan adanya aplikasi dari konsep pengembangan padang penggembalaan melalui beberapa contoh pilot project diharapkan pada RPJM 2015-2019 telah bisa didapatkan suatu model pengembangan kawasan penggembalaan yang lebih mantap. Tujuan kegiatan pengembangan padang penggembalaan ini adalah untuk meningkatkan kualitas padang penggembalaan yang sudah ada, meningkatkan ketersediaan pakan pada musim kemarau dan untuk meningkatkan produktivitas sapi potong dalam mendukung program swasembada daging dan kerbau (PSDS/K) 2014. Capaian kinerja kegiatan pengembangan padang penggembalaan, adalah : 1) Penentuan lokasi kegiatan pengembangan padang penggembalaan mempersyaratkan bahwa status lahan lokasi kegiatan harus clear and clean artinya, status hukum jelas peruntukannya dan jelas batas-batasnya, tidak tumpang tindih (konflik) dengan kepentingan lain. Dengan demikian keberadaan lokasi padang penggembalaan diharapkan dapat terjamin dari alih fungsi lahan dimasa yang akan datang. Untuk 2 (dua) lokasi sudah ditetapkan dengan SK Bupati (Poso dan Dompu), sedangkan di Bener Meriah telah ditetapkan berdasarkan Kanun (Perda). 2) Pelaksanaan kegiatan di lapangan mengacu pada Survey Identification Design (SID). Dokumen SID ini merupakan potret detil rancangan kegiatan sesuai kondisi riil di lokasi padang penggembalaan yang berisi antara lain : rencana tata ruang lokasi, detil desain, status kepemilikan lahan, titik ordinat lokasi, hasil survey komposisi botani, desain kandang ternak, tata kelola air/sumber air dan instalasi yang diperlukan, jalan usaha tani, penentuan paddok, dll. Pelaksanaan SID sendiri memerlukan waktu selama 1-2 bulan. 3) Kinerja kegiatan pengembangan padang penggembalaan tahun 2014 yang dialokasikan di 3 (tiga) Provinsi, sebagai berikut : No. Provinsi/ Kabupaten Luas Padang (Ha) Luas Kebun (Ha) Mini Ranch (Klp) Sapot (Ekor) Induk Pejantan Kerbau Pejantan (Ekor) 1 Aceh/Bener Meriah 95 5 8-10 10 2 NTB/Dompu 80 10 8-40 - 3 Sulteng/Poso 80 3 9 72 18 - Jumlah 245 18 25 72 68 10 15

a. Dari tabel diatas dapat dijelaskan bahwa telah dapat diperbaiki lahan padang rumput alam untuk memperbaiki vegetasi yang ada dan introduksi rumput seluas 245 Ha atau 81,67% dari target 300 Ha. Melengkapi sarana prasarana dan fasilitas padang penggembalaan dengan membangun sumber air seperti embung dan mengalirkannya ke bak-bak air di sekitar padang penggembalaan, membangun pagar keliling dan pagar paddock, membuat shelter-shelter tempat berteduh ternak. b. Membangun kebun-kebun HPT untuk ditanami rumput potong dan legume kaya protein seluas 18 hektar atau 200% dari target 9 Ha dengan jumlah kelompok sebanyak 25 kelompok atau mencapai 100% dari target 25 kelompok. c. Menambah ternak sebanyak 150 ekor (induk sapi potong 72 ekor, pejantan pemacek 68 ekor, dan 10 ekor kerbau pemacek) untuk perbaikan mutu genetik ternak yang sudah ada disekitar dan di lokasi padang penggembalaan. 4) Dari capaian kinerja tersebut diatas, maka kegiatan Pengembangan Padang Penggembalaan dapat dikategorikan dengan kriteria berhasil. 3. Pengembangan benih/bibit HPT melalui optimalisasi sumber benih/bibit HPT di UPT Pusat, UPTD dan di Kelompok Ketersediaan hijauan merupakan hal mutlak bagi pengembangan usaha peternakan ruminansia. Hijauan pakan ternak (rumput dan leguminosa) merupakan sumber utama pakan ternak ruminansia, sedangkan konsentrat dibutuhkan untuk mengoptimalkan produksinya. Dalam sistem produksi hijauan pakan, benih/bibit tanaman pakan merupakan komponen sangat penting, namun rendahnya ketersediaan bibit/benih menjadi pembatas perkembangan hijauan pakan nasional. Keadaan ini dialami oleh peternak di sebagian besar wilayah Indonesia. Program-program penyediaan hijauan pakan yang selama ini telah dilakukan sering terkendala oleh minimnya ketersediaan benih/bibit HPT di masyarakat. Sampai saat ini kebutuhan hijauan pakan yang berkualitas belum dapat dipenuhi secara optimal, salah satu kendala adalah masih sulitnya mendapatkan benih/bibit bermutu. Kebijakan untuk memudahkan aksesibilitas peternak dalam memperoleh benih/bibit HPT untuk kemudian ditanam di lahan milik mereka adalah dengan menyediakan sumber-sumber benih/bibit HPT di beberapa locus (UPT pusat, UPT daerah dan kelompok penangkar) sehingga nantinya produksi benih/bibitnya dapat disebarluaskan kepada masyarakat yang membutuhkan atau masyarakat yang membutuhkan mudah mendapatkannya. 16

Selain itu ketersediaan benih/bibit HPT diharapkan dapat meningkatkan ketersediaan HPT bagi ternak bibit yang ada di UPT/kelompok tersebut, memperbaiki atau memperluas padang pengggembalaan yang ada dan menjadikan UPT pusat dan daerah sebagai centre of excellence bidang pakan. Tujuan kegiatan adalah menyediakan benih/bibit HPT di UPT Pusat, UPTD, kelompok untuk memenuhi kebutuhan di UPT Pusat dan UPTD sendiri, dan kelompok peternak serta pihak lain yang terkait dengan pengembangan peternakan, meningkatnya produksi dan produktivitas ternak (UPT pusat, UPT daerah dan kelompok) dan UPT Perbibitan Pusat sebagai centre of excellence atau pusat referensi dan pelatihan bidang pakan Capaian kinerja kegiatan Pengembangan benih/bibit HPT melalui optimalisasi sumber benih/bibit HPT di UPT Pusat, UPTD dan di Kelompok, dapat diuraikan sebagai berikut : 1) Kinerja Pengembangan sumber benih/bibit HPT di UPT Pusat Tahun 2014 yang dilaksanakan di 10 BPTU-HPT/BIB dengan target output luas kebun HPT dan padang penggembalaan yang diolah seluas 439 Ha dengan realisasi 444 Ha atau 101,14%. Benih/bibit HPT yang dihasilkan yaitu benih sebanyak 102,10 kg, bibit sebanyak 1.498.000 stek atau 176,65% dari target 848.000 stek dan 1,410.000 pols atau 70,5 % dari target sebanyak 2 juta pols. 2) Kinerja Pengembangan sumber benih/bibit HPT di UPTD pada tahun 2014 yang dialokasikan di 12 UPTD dengan realisasi 12 UPTD (100%), sedangkan target output adalah luas kebun HPT yang diolah seluas 60 Ha atau 5 Ha untuk setiap UPTD dengan realisasi capaian output seluas 05 Ha atau 100%. 3) Kinerja Pengembangan sumber benih/bibit HPT di Kelompok tahun 2014 yang dialokasikan sebanyak 24 paket pada 24 kelompok dengan target output adalah luas kebun HPT yang diolah seluas 48 Ha atau 2 Ha untuk masingmasing kelompok. Realisasi fisik pada 24 kelompok atau 100% dan kebun yang ditanami HPT mencapai 48 Ha atau 100 %. 4) Dari capaian luasan Pengembangan benih/bibit HPT melalui optimalisasi sumber benih/bibit HPT di UPT Pusat, UPTD dan di Kelompok tersebut diatas dapat dirata-rata sebesar 100,38% dan dapat dikategorikan sangat berhasil. Keberhasilan Pengembangan benih/bibit HPT melalui optimalisasi sumber benih/bibit HPT di UPT Pusat, UPTD dan di Kelompok tersebut disebabkan biaya pengolahan lahan di beberapa UPT Pusat lebih rendah dibandingkan dengan alokasi dalam POK sehingga dapat mengoptimalkan dana untuk menambah luas lahan yang diolah 17

4. Penanaman dan Pengembangan Tanaman Pakan Ternak Berkualitas (Gerbang Patas) Pengembangan peternakan sangat tergantung pada ketersediaan pakan yang berkualitas, khususnya untuk pengembangan ternak ruminansia, ketersediaan pakan hijauan sangat penting. Selain itu, sebagian besar peternak masih mengandalkan ketersediaan pakan hijauan yang rendah nutrisi sehingga performa produksi dan produktivitas ternak tidak optimal. Isu yang berkembang saat ini adalah semakin menurunnya pertambahan bobot badan harian (PPBH) sapi potong dan rendahnya produksi susu sapi perah hanya sekitar 10 liter/hari di peternakan rakyat, akibat dari pemberian pakan yang kurang, baik dari segi kuantitas (jumlah) maupun kualitasnya. Masalah ketersediaan pakan ruminansia yang berkualitas yang belum bisa diakses oleh semua ternak tentu saja harus dapat segera diatasi oleh semua pihak yang terlibat, khususnya masyarakat peternakan. Oleh karena itu diperlukan kegiatan terobosan yaitu gerakan penanaman dan pengembangan tanaman pakan ternak berkualitas (disingkat : GERBANG PATAS) di beberapa lokasi PSDSK dengan harapan dapat mendukung program pakan yang sudah ada sebelumnya. dalam rangka pencapaian tujuan Program Swasembada Daging Sapi dan Kerbau berkelanjutan (PSDSK) tahun 2014. Tujuan kegiatan ini adalah meningkatnya produktivitas ternak ruminansia pada lokasi kegiatan melalui penanaman dan pemanfaatan tanaman pakan ternak yang berkualitas yang dapat diakses oleh kelompok ternak, untuk mendukung pencapaian program swasembada daging sapi kerbau (PSDSK) 2014 dan keberlanjutan. Capaian kinerja kegiatan Penanaman dan Pengembangan Tanaman Pakan Berkualitas Tahun 2014 sebanyak 3.709.000 stek di 23 provinsi atau 123,63% dari target 3.000.000 stek di 24 Provinsi. Satu provinsi yaitu Riau tidak merealisasikan kegiatan yang disebabkan salah out put didalam POK. Capaian kinerja tersebut dapat dikategorikan sangat berhasil. Keberhasilan kinerja kegiatan tersebut disebabkan di beberapa provinsi unit cost untuk pembelian HPT (stek) lebih rendah dibandingkan dengan alokasi dana dalam POK sehingga terdapat penambahan jumlah volume HPT. 18

5. Pengembangan pakan konsentrat sapi potong melalui UPP, LP, UBP dan Revitalisasi UPP/LP Kebutuhan pakan ternak ruminansia dan unggas, khususnya pakan konsentrat dipenuhi dari pabrik pakan yang diproduksi oleh pabrik pakan anggota Gabungan Perusahaan Makanan Ternak (GPMT) dan sebagian lagi dipenuhi oleh pabrik pakan skala kecil (PPSK) dengan mencampur sendiri beberapa bahan pakan atau menggunakannya secara langsung. Memproduksi pakan bukan hanya dilihat dari segi kualitas yang harus baik, tetapi juga dari segi ekonomisnya, murah dan mudah terjangkau oleh peternak, karena dengan kecenderungan biaya pakan yang semakin meningkat, sudah dapat dipastikan usaha budidaya ternak juga akan terkendala bahkan dapat mengancam kelangsungan usaha. Mengingat pentingnya peranan pakan dalam usaha budidaya ternak, serta tingginya potensi dan keragaman bahan pakan yang tersedia di lapangan, maka para peternak dan kelompok peternak diharapkan dapat membuat pakan sesuai kebutuhan ternak dengan mengoptimalkan bahan pakan lokal yang tersedia, sehinga dapat menghasilkan pakan yang berkualitas dengan harga terjangkau dan tersedia sepanjang tahun. Pemerintah telah mengupayakan beberapa program terobosan yang mengarah kepada ketahanan pakan lokal, agar efisiensi biaya pakan ditingkat kelompok dapat tercapai, melalui kegiatan Pengembangan Unit Pengolah Pakan (UPP) Ruminansia, Lumbung Pakan (LP) Ruminansia, Unit Usaha Bahan Pakan (UBP), dan Revitalisasi UPP/LP. Tujuan kegiatan adalah (a) optimalisasi pemanfaatan bahan pakan lokal melalui penguasaan teknologi produksi dan pengolahan pakan yang memenuhi standar kebutuhan ternak ruminansia, baik kuantitas maupun kualitas, dengan harga yang terjangkau; (b) mengoptimalkan pemanfaatan sisa hasil pertanian, perkebunan, tanaman pangan dan hortikultura, melalui penerapan teknologi pengawetan, penyimpanan; (c) menghasilkan bahan pakan lokal spesifik lokasi dalam upaya penyediaan pakan lokal secara berkesinambungan, mendorong tumbuh dan berkembangnya unit usaha bahan pakan. Capaian kinerja kegiatan Pengembangan pakan konsentrat sapi potong melalui UPP, LP, UBP dan Revitalisasi UPP/LP dapat diuraikan sebagai berikut : 19

1) Kinerja kegiatan Unit Pengolah Pakan (UPP) Ruminansia yang difasilitasi melalui dana TP sebanyak 37 kelompok dengan realisasi fisik kegiatan pada 36 kelompok atau 97,30%. Tidak tercapainya kegiatan tersebut disebabkan 1 (satu) kelompok di Kabupaten Pasaman tidak terealisasi karena disetor sebagai penghematan. 2) Untuk kegiatan Lumbung Pakan (LP) Ruminansia dialokasikan sebanyak 36 kelompok dengan realisasi fisik kegiatan pada 36 kelompok atau mencapai 100%. 3) Kegiatan Unit Usaha Bahan Pakan (UBP) difasilitasi sebanyak 6 kelompok dengan realisasi fisik kegiatan pada 5 kelompok atau 83,33%. Tidak tercapainya kegiatan tersebut disebabkan 1 (satu) kelompok di Kabupaten Muna Provinsi Sulawesi Tenggara juga disetor sebagai penghematan. 4) Sedangkan untuk kegiatan Revitalisasi UPP/LP dialokasikan untuk 8 kelompok di 5 provinsi, dengan realisasi fisik pada 7 kelompok atau 87,5% dari target. Tidak tercapainya kegiatan tersebut disebabkan 1 (satu) kegiatan di Kabupaten Blitar tidak terealisasi karena pemilihan kelompok tidak sesuai dengan kriteria seperti yang tertuang dalam Pedoman Pelaksanaan. 5) Dari realisasi fisik kegiatan pengembangan pakan konsentrat sapi potong melalui UPP, LP, UBP, dan Revitalisasi UPP/LP pada 84 kelompok tersebut, kelompok dapat memproduksi pakan sebanyak di 173 Ton pakan konsentrat. 6) Dari data capaian kinerja tersebut diatas, maka kegiatan Pengembangan pakan konsentrat sapi potong melalui UPP, LP, UBP dan Revitalisasi UPP/LP yang rata-rata mencapai 92,03% dapat dikategorikan berhasil. 6. Bantuan Penguatan Pakan Sapi Perah Rendahnya tingkat produksi dan produktivitas sapi perah salah satu penyebabnya adalah masih rendahnya penggunaan pakan yang berkualitas saat ini. Rata-rata pakan konsentrat yang digunakan oleh peternak sekitar 14% sedangkan sesuai SNI dipersayaratkan untuk sapi laktasi kadar protein kasar minimal 16%. Hal ini disebabkan karena daya beli peternak pada pakan yang berkualitas masih rendah terkait dengan harga susu yang masih rendah, sehingga antara biaya produksi dan harga jual susu masih belum sesuai. Dengan kondisi di atas, pemerintah mencoba melakukan peningkatan usaha peternakan sapi perah dengan memberikan bantuan untuk meningkatkan kualitas pakan, sapi perah akan mendapatkan pakan yang berimbang dan berkualitas. 20

Hal ini akan berdampak langsung pada peningkatan produksi susu dan peningkatan kemampuan reproduksi secara optimal dan pada akhirnya program ini akan meningkatan pendapatan para peternak sapi perah. Tujuan kegiatan bantuan langsung penguatan pakan sapi perah adalah : (a) Meningkatkan produksi susu sapi perah dengan pemberian bantuan pakan yang sesuai dengan standar dan kebutuhan hidup ternak; (b) Meningkatkan pendapatan peternak dengan adanya penambahan produksi susu. Capaian kinerja kegiatan 1) Terdistribusikannya pakan konsentrat berkualitas sebanyak 6.232,5 Ton kepada 277 kelompok untuk 16.620 ekor sapi perah laktasi, atau sebesar 92,33% dari target 6.750 Ton pada 300 kelompok untuk 18.000 ekor, dengan capaian tersebut maka kegiatan ini dapat dikategorikan berhasil. Tidak tercapainya kegiatan tersebut dikarenakan 23 kelompok tidak terealisasi disebabkan 20 kelompok gagal lelang masing-masing 10 kelompok di Kabupaten Probolingo dan Blitar serta 3 kelompok di Kabupaten Kulon Progo mengundurkan diri. 2) Selain capaian kinerja fisik tersebut diatas, berdasarkan hasil evaluasi yang telah dilakukan ekspose pada tanggal 18 Desember 2014, dapat diukur capaian kinerja outcome sebagai berikut : - Rata-rata kenaikan produksi susu : 1,57 liter/ekor/hari - Rata-rata kenaikan kualitas susu (%TS) : 0,41 % - Rata-rata kenaikan pendapatan peternak sebesar : Rp. 21.927/Orang/hari. 7. Pengembangan pengawasan mutu pakan. Pakan merupakan faktor penting dan strategis dalam meningkatkan produksi dan produktivitas ternak, sehingga perlu dijaga agar ketersediaan dan mutu pakan yang beredar terjamin. Untuk mendukung hal tersebut perlu dilakukan optimalisasi pemanfaatan bahan pakan lokal, pengembangan pabrik pakan/unit pengolah pakan dan pengembangan kelembagaan pakan yang dikembangkan melalui program Ketahanan Pakan (feed security) dan Keamanan Pakan (feed safety) Ketahanan Pakan (feed security) bertujuan untuk tercapainya pakan mandiri sedangkan Keamanan Pakan (feed safety) bertujuan untuk menjaga tersedianya pakan yang baik dan aman. Kebijakan yang ditempuh adalah melalui pengembangan mutu pakan, pengembangan SDM pengawas mutu pakan, pengembangan laboratorium pakan dan pengembangan regulasi, standar, norma, pedoman, kebijakan dan peraturan di bidang pakan. 21

Pakan yang baik dan berkualitas harus memenuhi SNI (Standar Nasional Indonesia) dan Standard Internasional (Codex Alimentarius Commision). Permasalahan yang timbul pada saat ini banyak peternak atau industri yang menambahkan obat-obatan, bahan additif dan supplemen yang tidak sesuai pada pakan. Disamping itu pakan dapat mengandung cemaran fisik, biologi dan kimia serta memiliki kualitas yang rendah. Hal ini mempengaruhi kesehatan, produktivitas ternak, serta produk peternakan yang dapat membahayakan keamanan pangan. Oleh karena itu Pengawasan Mutu Pakan sebagaimana di amanatkan oleh Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2009 perlu dilakukan secara menyeluruh sebagai suatu sistem manajemen mutu yang dimulai dari pengadaan, penyiapan, penyimpanan, penggilingan, dan pencampuran bahan pakan, pembuatan pelet, pengepakan, pelabelan, penyimpanan dan pengeluaran/ pendistribusian pakan, hal tersebut sangat esensial dalam upaya agar konsumen menggunakan pakan yang memenuhi standar mutu sesuai SNI atau Persyaratan Teknis Minimal (PTM) yang ditetapkan. Tujuan kegiatan adalah : (1) Terlaksananya kegiatan fasilitasi pengawasan mutu pakan oleh Daerah Provinsi maupun Kabupaten/Kota; (2) Terkoordinasinya kegiatan Pengawasan Mutu Pakan antar Kabupaten/Kota dan Provinsi; (3) Terfasilitasinya kegiatan pengujian mutu pakan oleh Daerah. Capaian kinerja kegiatan 1) Terlaksananya pengawasan mutu pakan di 33 provinsi atau 106,45% dari target di 31 provinsi. 2) Bertambahnya kemampuan, pengetahuan dan keterampilan pengawas mutu pakan serta bertambahnya jumlah pengawas mutu pakan sebanyak 44 orang. 3) Tersedianya laporan pelaksanaan kegiatan pengawasan mutu pakan sebanyak 33 laporan. 8. Dukungan Pengembangan Pakan Pusat (NSPK) Peraturan Menteri Pertanian Nomor 61/Permentan/OT.140/10/2010 tanggal 14 Oktober 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementrian Pertanian, Bagian Kelima Direktorat Pakan Ternak pada Pasal 694, disebutkan bahwa Direktorat Pakan Ternak mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang pakan ternak. Sesuai tugas dan fungsi tersebut, maka pada tahun 2014 Direktorat Pakan Ternak telah menyelesaikan penyusunan regulasi/nspk berupa Permentan/Rancangan Permentan dan Pedoman Pelaksanaan Kegiatan terkait bidang pakan ternak 22

Tujuan kegiatan adalah untuk memberikan acuan yang akan dijadikan payung hukum bagi stakeholders yang melaksanakan kegiatan di bidang pakan ternak Capaian kinerja kegiatan, adalah telah berhasil disusun NSPK khususnya regulasi berupa Permentan, Rancangan Permantan dan Rancangan Standar Nasional Indonesia (RSNI) di bidang bahan pakan, pakan hijauan, pakan olahan dan mutu pakan sebanyak 13 (tiga belas) buah dan Pedoman Pelaksanaan Kegiatan sebanyak 18 (delapan belas) buah. Dari 4 (empat) Sub Direktorat yang telah menyusun NSPK tersebut akan disusun 5 (lima) laporan atau mencapai 100% dari target sebanyak 5 laporan. Capaian tersebut dapat dikategorikan berhasil Regulasi (NSPK) tersebut adalah : 1) Regulasi (NSPK) Bidang Bahan Pakan, yaitu : (a) Rancangan Permentan tentang Syarat dan Tata Cara Pemasukan atau Pengeluaran Bahan Pakan ke Dalam atau Ke Luar Wilayah Negara Republik Indonesia; (b) Rancangan Permentan tentang Penggunaan Imbuhan Pakan dan Pelengkap Pakan sebagai Campuran Pakan; dan (c) Rancangan Permentan tentang Pelarangan Penggunaan Hormon Tertentu dan/atau Antibiotik sebagai Imbuhan Pakan. 2) Regulasi (NSPK) Bidang Pakan Hijauan, yaitu : (a) Permentan tentang Produksi, Sertifikasi dan Peredaran Benih Bina; (b) Permentan tentang Pemasukan dan Pengeluaran Benih Tanaman; dan (c) Permentan tentang Integrasi Usaha Perkebunan Kelapa Sawit dengan Usaha Budidaya Sapi Potong. 3) Regulasi (NSPK) Bidang Pakan Olahan, yaitu : (a) Rancangan Permentan tentang Peredaran dan Pendaftaran Pakan dan (b) Rancangan Permentan tentang Cara Pembuatan Pakan Yang Baik (CPPB). 4) Regulasi (NSPK) Bidang Mutu Pakan adalah (a) Rancangan Keptusan Menteri Pertanian tentang Batas Maksimum Cemaran, Residu dan Bahan Berbahaya dalam Bahan Pakan dan/atau Pakan; (b) Rancangan Peraturan Menteri Pertanian tentang Pengawasan Mutu dan Keamanan Pakan, serta 3 (tiga) Rancangan SNI yaitu RSNI Pakan Ayam Ras Pedaging sebelum Masa Awal/Broiler; RSNI Pakan Ayam Ras Pedaging Masa Awal/Broiler Starter; dan RSNI Pakan Ayam Ras Pedaging Masa Akhir/Broiler Finisher. 23