Pendahuluan Meningkatnya kesadaran masyarakat mengenai pentingnya pangan protein hewani meningkatkan permintaan daging ayam di

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III MATERI DAN METODE. Ayam Kedu Jengger Merah dan Jengger Hitam generasi pertama dilaksanakan

KARAKTERISTIK SIFAT KUALITATIF DAN SIFAT KUANTITATIF AYAM KEDU JENGGER MERAH DAN JENGGER HITAM GENERASI PERTAMA DI BPBTNR SATKER AYAM MARON TEMANGGUNG

KARAKTERISTIK MORFOMETRIK ITIK MAGELANG GENERASI KEDUA DI BALAI PEMBIBITAN DAN BUDIDAYA TERNAK NON RUMINANSIA SATUAN KERJA ITIK BANYUBIRU SKRIPSI

UKURAN DAN BENTUK ITIK PEKIN (Anas Platyrhynchos), ENTOK IMPOR DAN ENTOK LOKAL (Cairina moschata)

PERBANDINGAN MORFOMETRIK UKURAN TUBUH AYAM KUB DAN SENTUL MELALUI PENDEKATAN ANALISIS DISKRIMINAN

PENDAHULUAN. Puyuh petelur Jepang (Coturnix coturnix japonica) merupakan penyedia telur

STUDI UKURAN DAN BENTUK TUBUH AYAM KAMPUNG, AYAM SENTUL DAN AYAM WARENG TANGERANG MELALUI ANALISIS KOMPONEN UTAMA SKRIPSI

Identifikasi sifat-sifat Kualitatif ayam Wareng Tangerang. Andika Mahendra

STUDI KERAGAMAN FENOTIPE DAN PENDUGAAN JARAK GENETIK KERBAU SUNGAI, RAWA DAN SILANGANNYA DI SUMATERA UTARA SKRIPSI ANDRI JUWITA SITORUS

PENDUGAAN JARAK GENETIK AYAM MERAWANG (STUDI KASUS DI BPTU SAPI DWIGUNA DAN AYAM, SEMBAWA DAN PULAU BANGKA, SUMATERA SELATAN)

I.PENDAHULUAN. potensi alam didalamnya sejak dahulu kala. Beragam sumber daya genetik hewan

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i ABSTRACT... ii RIWAYAT HIDUP... iii KATA PENGANTAR... iv DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... vii DAFTAR GAMBAR...

METODE. Materi. Tabel 2. Distribusi Ayam Kampung yang Digunakan

PERFORMANS AYAM MERAWANG BETINA DEWASA BERDASARKAN KARAKTER KUALITATIF DAN UKURAN- UKURAN TUBUH SEBAGAI BIBIT

TINJAUAN PUSTAKA Ayam Lokal Ayam Kampung

HUBUNGAN ANTARA UKURAN UKURAN TUBUH TERHADAP BOBOT BADAN DOMBA WONOSOBO JANTAN DI KABUPATEN WONOSOBO JAWA TENGAH

I PENDAHULUAN. pengembangannya harus benar-benar diperhatikan dan ditingkatkan. Seiring

CIRI - CIRI FISIK TELUR TETAS ITIK MANDALUNG DAN RASIO JANTAN DENGAN BETINA YANG DIHASILKAN ABSTRACT ABSTAAK

STUDI KERAGAMAN FENOTIPIK DAN JARAK GENETIK ANTAR DOMBA GARUT DI BPPTD MARGAWATI, KECAMATAN WANARAJA DAN KECAMATAN SUKAWENING KABUPATEN GARUT

PERFORMANS DAN KARAKTERISTIK AYAM NUNUKAN

I. PENDAHULUAN. nasional yang tidak ternilai harganya (Badarudin dkk. 2013). Ayam kampung

MATERI DAN METODE. Gambar 2. Ayam Kampung Jantan (a) dan Ayam Kampung Betina (b) dari Daerah Ciamis

Pendugaan Jarak Genetik dan Faktor Peubah Pembeda Galur Itik (Alabio, Bali, Khaki Campbell, Mojosari dan Pegagan) melalui Analisis Morfometrik

Gambar 1. Ayam Kampung Betina dan Ayam Kampung Jantan

Jarak Genetik dan Faktor Peubah Pembeda Entok Jantan dan Betina Melalui Pendekatan Analisis Morfometrik

Ukuran Tubuh Entok di Tiga Kabupaten Provinsi Jawa Tengah

MATERI DAN METODE. Materi

HASIL DAN PEMBAHASAN. Desa Kamruton adalah salah satu bagian dari Kecamatan Lebak Wangi,

KARAKTERISTIK UKURAN ORGAN DALAM KARKAS ITIK GENOTIPE PEKING x ALABIO DAN PEKING x MOJOSARI

Pengukuran Sifat Kuantitatif...Fachri Bachrul Ichsan.

MATERI DAN METODE. Jenis Kelamin Ciamis Tegal Blitar 45 ekor 20 ekor 38 ekor 56 ekor 89 ekor 80 ekor

BOBOT BADAN BERBAGAI JENIS AYAM SENTUL DI GABUNGAN KELOMPOK TANI TERNAK CIUNG WANARA KECAMATAN CIAMIS KABUPATEN CIAMIS

III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Ternak penelitian yang digunakan adalah Coturnix coturnix Japonica

KARAKTERISTIK UKURAN TUBUH KERBAU RAWA DI KABUPATEN LEBAK DAN PANDEGLANG PROVINSI BANTEN

TINJAUAN PUSTAKA. Sumber: Kuswardani (2012) Gambar 1. Ayam Ketawa Jantan (A), Ayam Pelung Jantan (B) Sumber: Candrawati (2007)

I PENDAHULUAN. sebagai alternatif sumber protein hewanidi masyarakat baik sebagai penghasil telur

A. I. Purwanti, M. Arifin dan A. Purnomoadi* Program Studi S-1 Peternakan Fakultas Peternakan dan Pertanian, Universitas Diponegoro

BAHAN DAN METODE. Adapun bahan yang digunakan adalah kuda yang sudah dewasa kelamin

KARAKTERISTIK KUALITATIF DAN UKURAN-UKURAN TUBUH AYAM WARENG TANGERANG

Animal Agriculture Journal 4(2): , Juli 2015 On Line at :

KARAKTERISTIK SIFAT KUALITATIF DAN KUANTITATIF KELINCI FLEMISH GIANT, ENGLISH SPOT, DAN REX DI KABUPATEN MAGELANG

TINJAUAN PUSTAKA. dari hasil domestikasi ayam hutan merah atau red jungle fowls (Gallus gallus) dan

SISTEM BREEDING DAN PERFORMANS HASIL PERSILANGAN SAPI MADURA DI MADURA

IDENTIFIKASI MORFOMETRIKS DAN JARAK GENETIK AYAM KAMPUNG DI LABUHANBATU SELATAN

MORFOMETRIK AYAM SENTUL, KAMPUNG DAN KEDU PADA FASE PERTUMBUHAN DARI UMUR 1-12 MINGGU SKRIPSI YUSUP KURNIA

MORFOMETRIK ITIK CIHATEUP DAN ITIK ALABIO SERTA PERSILANGANNYA YANG DIBERI PAKAN BERBEDA MUHAMMAD RIDHO ISKANDAR

PENINGKATAN PERFORMA DAN PRODUKSI KARKAS ITIK MELALUI PERSILANGAN ITIK ALABIO DENGAN CIHATEUP

Relationship Between Body Weight and Body Size Some Quantitative Properties Goat Kacang in Bone regency Bolango.

STUDI FREKUENSI SIFAT KUALITATIF AYAM KAMPUNG DI DESA MENAMING KECAMATAN RAMBAH KABUPATEN ROKAN HULU PROVINSI RIAU

STUDI KARAKTERISTIK SIFAT KUALITATIF DAN KUANTITATIF AYAM KAMPUNG DI KECAMATAN LASALIMU KABUPATEN BUTON

Keragaman Fenotipik dan Pendugaan Jarak Genetik pada Ayam Lokal dan Ayam Broiler Menggunakan Analisis Morfologi

Performa Pertumbuhan Puyuh Petelur Betina Silangan... Henry Geofrin Lase

HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 4. Rataan, Simpangan Baku dan Koefisien Keragaman pada Domba Ekor Gemuk dan Domba Ekor Tipis pada Kelompok Umur I 0.

Bibit induk (parent stock) itik Mojosari muda

HASIL DAN PEMBAHASAN. Keadaan Umum Lokasi Pengamatan

STUDI MORFOMETRIK PENDUGAAN BOBOT BADAN AYAM KAMPUNG DI CIAMIS TEGAL DAN BLITAR MELALUI ANALISIS REGRESI KOMPONEN UTAMA SKRIPSI INDAH NOVATRIAN PUTRI

Hubungan antara ukuran-ukuran tubuh dengan bobot badan kambing Peranakan Etawah jantan di Kabupaten Klaten

III OBJEK DAN METODE PENELITIAN

KARAKTERISTIK UKURAN TUBUH KERBAU RAWA DI KECAMATAN CIBADAK DAN SAJIRA KABUPATEN LEBAK PROVINSI BANTEN SKRIPSI SAROJI

Identifikasi Sifat-Sifat Kuantitatf Pada Kalkun... Fauzy Eka Ferianto

BIRTH WEIGHT, WEANING WEIGHT AND LINEAR BODY MEASUREMENT OF ONGOLE CROSSED CATTLE AT TWO GROUP PARITIES ABSTRACT

KARAKTERISTIK MORFOLOGI UKURAN TUBUH KERBAU MURRAH DAN KERBAU RAWA DI BPTU SIBORONGBORONG

PENDUGAAN PARAMETER GENETIK SIFAT-SIFAT PRODUKSI TELUR ITIK ALABIO

Gambar 8. Lokasi Peternakan Arawa (Ayam Ketawa) Permata Hijau, Kebayoran Lama, Jakarta

HASIL DAN PEMBAHASAN. Kondisi Umum Lokasi Penelitian

ABSTRAK. Kata kunci: Morfologi, korelasi, performans reproduksi, itik Tegal, seleksi ABSTRACT

III. KARAKTERISTIK AYAM KUB Sifat Kualitatif Warna Bulu, Shank dan Comb

Beberapa Kriteria Analisis Penduga Bobot Tetas dan Bobot Hidup Umur 12 Minggu dalam Seleksi Ayam Kampung

Identifikasi Bobot Badan dan Ukuran-ukuran Tubuh Itik Bali...Herbert Jumli Tarigan

PERTUMBUHAN STARTER DAN GROWER ITIK HASIL PERSILANGAN RESIPROKAL ALABIO DAN PEKING

PENDUGAAN PARAMETER GENETIK DAN UKURAN TUBUH BURUNG MERPATI

W. P. Prayogo, E. Suprijatna, dan E. Kurnianto*

HUBUNGAN ANTARA UKURAN-UKURAN TUBUH DENGAN BOBOT BADAN DOMBOS JANTAN. (Correlation of Body Measurements and Body Weight of Male Dombos)

PERSILANGAN AYAM PELUNG JANTAN X KAMPUNG BETINA HASIL SELEKSI GENERASI KEDUA (G2)

II KAJIAN KEPUSTAKAAN. selain ayam adalah itik. Itik memiliki potensi yang besar untuk dikembangkan,

Peta Potensi Genetik Sapi Madura Murni di Empat Kabupaten di Madura. Nurgiartiningsih, V. M. A Bagian Produksi Ternak Fakultas Peternakan UB, Malang

Bibit induk (parent stock) itik Alabio muda

HUBUNGAN GENETIK, UKURAN POPULASI EFEKTIF DAN LAJU SILANG DALAM PER GENERASI POPULASI DOMBA DI PULAU KISAR

II. SEJARAH PEMBENTUKAN AYAM KUB-1

IDENTIFIKASI SIFAT-SIFAT KUALITATIF PADA ITIK LOKAL (Anas platyrhyncos), ENTOK (Cairina moschata) DAN TIKTOK JANTAN SKRIPSI. Oleh M.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. murni yang masih sedikit dan wawasan peternak masih sangat minim dalam

POLA PERTUMBUHAN KAMBING JAWARANDU BETINA DI KABUPATEN REMBANG (Growth Pattern of Female Jawarandu Goat in Rembang Regency)

Karakteristik Genetik Eksternal Ayam Kampung di Kecamatan Sungai Pagu Kabupaten Solok Selatan

KARAKTERISTIK UKURAN KARKAS ITIK GENOTIPE PEKING x ALABIO DAN PEKING x MOJOSARI

DINAMIKA REKASATWA, Vol. 2 No. 2, 21 Agustus 2017 HUBUNGAN KARAKTER KUANTITATIF UKURAN TUBUH PADA BERBAGAI BANGSA PEJANTAN KELINCI ABSTRAK

RINGKASAN. Pembimbing Utama : Ir. Sri Rahayu, MSi. Pembimbing Anggota : Prof. Dr. Ir. Cece Sumantri, MAgr.Sc.

UKURAN TUBUH HASIL SILANGAN AYAM KAMPUNG RAS PEDAGING DENGAN AYAM PELUNG SENTUL UMUR 2-10 MINGGU

ANALISIS MORFOMETRIK DAN SIFAT KUALITATIF WARNA BULU PADA PUYUH LIAR

PRODUKTIVITAS AYAM LOKAL YANG DIPELIHARA SECARA INTENSIF

Respon Seleksi Domba Garut... Erwin Jatnika Priyadi RESPON SELEKSI BOBOT LAHIR DOMBA GARUT PADA INTENSITAS OPTIMUM DI UPTD BPPTD MARGAWATI GARUT

L a j u P e r t u m b u h a n D o m b a L o k a l 1

EVALUASI POTENSI GENETIK GALUR MURNI BOER

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang. tahun seiring meningkatnya pendapatan dan kesadaran masyarakat akan

PRODUKSI TELUR ITIK MA DI BPTU PELAIHARI KALIMANTAN SELATAN

THE INFLUENCES OF CAGE DENSITY ON THE PERFORMANCE OF HYBRID AND MOJOSARI DUCK IN STARTER PERIOD

I PENDAHULUAN. Salah satu sumber daya genetik asli Indonesia adalah domba Garut, domba

KARAKTERISASI MORFOLOGI ITIK ALABIO (Anas Platyrhynchos Borneo) DI WILAYAH SENTRA PENGEMBANGAN KALIMANTAN SELATAN

STUDI UKURAN DAN BENTUK TUBUH AYAM KAMPUNG DI CIAMIS, TEGAL DAN BLITAR SKRIPSI MURBANDINI DWI WIDIHASTUTI

KARAKTERISASI FENOTIPIK DOMBA KISAR

KAJIAN KEPUSTAKAAN. Itik atau yang lebih dikenal dimasyarakat disebut bebek (bahasa jawa),

Transkripsi:

JURNAL ILMU TERNAK, JUNI 2017, VOL.17, NO. 1 Karakteristik Morfometrik Ayam Kedu Jengger Merah dan Jengger Hitam Generasi Pertama di Satker Ayam Maron-Temanggung (Morphometrical Caracteristics of Red Comb and Black Comb Kedu Chicken of First Generation in Satker Ayam Maron-Temanggung) Ashifudin, M 1., E. Kurnianto 1, dan Sutopo 1 Fakultas Peternakan dan Pertanian, Universitas Diponegoro, Semarang Email: Ashifudin1905@gmail.com Abstrak Tujuan penelitian adalah mengetahui karakteristik morfometrik pada Ayam Kedu Jengger Merah dan Ayam Kedu Jengger Hitam generasi pertama. Materi yang digunakan adalah 45 ekor ayam Kedu dengan rata-rata umur 7 bulan. Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah jangka sorong, penggaris, tali rafia dan alat tulis. Metode yang digunakan adalah metode observasional. Parameter yang diukur berupa variabel ukuran-ukuran tubuh dan bobot badan. Analisis multivariat digunakan untuk menganalisis data. Hasil penelitian menunjukan bahwa ukuran tubuh pada Ayam Kedu Jengger Hitam jantan dan betina berbeda nyata pada panjang femur, panjang tibia, panjang tarsometatarsus, lingkar tarsometatarsus, panjang sayap, panjang jari ke tiga, tinggi jengger, panjang sternum dan bobot badan. Sementara pada Ayam Kedu Jengger Merah berjenis kelamin jantan dan betina menunjukan perbedaan nyata pada semua variabel ukuran tubuh. Ukuran tubuh antara ayam Kedu Jengger Merah dan Jengger Hitam jantan tidak terdapat perbedaan. Sementara ukuran tubuh antara ayam betina terdapat perbedaan pada panjang tarsometatarsus, lingkar tarsometatarsus, dan tinggi jengger. Parameter pembeda kedua jenis ayam adalah panjang sayap, dan tinggi jengger. Peta penyebaran kelompok kedua jenis ayam menunjukkan ukuran dan bentuk tubuh memiliki kesamaan yang tinggi. Morfometrik kedua jenis ayam mempunyai kesamaan sebesar 30,77% - 48,61%. Kata Kunci: Ayam Kedu Jengger Merah, Ayam Kedu Jengger Hitam, Morfometrik Abstract The purpose of research was to analyze the morphometric characteristics of Red Comb Kedu Chicken and Black Comb Kedu Chicken. The materials used were 45 Kedu chicken with an average age of 7 month. The equipments used in this research were the term slide, ruler, rope, and stationery. The method used was observational method. Parameters observed were body measurements and body weight. Multivariate was used to analyze data obtained. The results showed that body measurements in Black Comb Kedu Chicken between male and female are significantly different in femur length, tibia length, tarsometatarsus length, tarsometatarsus circumference, wing length, third finger length (center), height of comb, sternal length and body weight. While in Red Comb Kedu Chicken male and female showed the significantly different in all variables of body measurements. The measurements of the body between Red and Black Comb Kedu Chicken male were not different. In female there were differences in the length of tarsometatarsus, tarsometatarsus circumference, and height of comb. Parameters differentiating in both of type of Kedu Chicken were wing length and height of comb. Map of the spread for both groups of chicken showed the size and shape of the body had a high similarity. Morphometrical measurements in Red and Black Comb Kedu Chicken had similarity for 30.77% - 48.61%. Keyword: Red Comb Kedu Chicken, Black Comb Kedu Chicken, Morphometric Pendahuluan Meningkatnya kesadaran masyarakat mengenai pentingnya pangan protein hewani meningkatkan permintaan daging ayam di pasaran. Masyarakat Indonesia umumnya juga lebih menyukai daging ayam lokal dibandingkan dengan ayam pedaging sehingga ayam lokal sangat berpotensi dan 40

M. Ashifudin, Karakteristik Morfometrik membuka peluang usaha guna meningkatkan taraf hidup bagi peternak. Beberapa ayam lokal yang dikembangkan tersebut adalah ayam Kedu, ayam Pelung, dan ayam Nunukan (Suprijatna, 2005). Ayam Kedu merupakan salah satu sumber potensi pengembangan ayam lokal Indonesia yang berasal dari Karesidenan Kedu. Semakin berkurangnya jumlah populasi ayam Kedu yang ada sekarang, mendorong instansi terkait berusaha menjaga dan melestarikan ayam ini dengan program pemurnian yang akan digunakan untuk pengembangbiakan ayam Kedu. Program pemurnian bertujuan menemukan galur murninya sehingga ayam Kedu dapat terhindar dari ancaman kepunahan. Dalam usaha pemurnian ayam Kedu diperlukannya peubah karakter kuantitatif dengan identifikasi seperti morfologi ukuran tubuh. Pengukuran ukuran tubuh perlu dilakukan dikarenakan ukuran tubuh suatu individu merupakan indikator yang baik dan memiliki nilai kolerasi yang cukup erat dengan parameter bobot hidup (Suparyanto et al. 2004). Pengukuran morfometrik juga dapat membantu proses seleksi dan perkawinan silang ternak antar bangsa maupun jenis (Kurnianto et al. 2013). Pentingnya penelitian ini dilakukan karena masih kurangnya pengetahuan mengenai sifat kuantitatif terutama pada ayam Kedu yang nantinya dapat digunakan sebagai informasi dasar guna pengembangan unggas lokal selanjutnya. Hasil yang diperoleh nantinya dapat digunakan sebagai salah satu cara atau kriteria seleksi dalam pertimbangan kebijakan pemuliaan/pemurnian ayam Kedu. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui karakteristik morfometrik pada ayam Kedu Jengger Merah dan ayam Kedu Jengger Hitam. Materi dan Metode Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret 2016 - Oktober 2016 bertempat di Balai Pembibitan dan Budidaya Ternak Non Ruminansia (BPBTNR) Satker Maron, Temanggung, Jawa Tengah. Materi Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah 45 ekor ayam Kedu generasi pertama dengan umur rata-rata 7 bulan yang terdiri dari 22 ekor ayam Kedu jengger hitam dan 23 ekor ayam Kedu jengger merah. Jumlah ayam jantan adalah 8 ekor yang terdiri dari 4 Ayam Kedu Jengger Hitam dan 4 Ayam Kedu Jengger Merah. Jumlah ayam Kedu betina adalah 37 ekor yang terdiri dari 18 Ayam Kedu Jengger Hitam dan 19 Ayam Kedu Jengger Merah. Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini seperti jangka sorong, penggaris, benang dan alat tulis. Metode Metode yag digunakan dalam penelitian adalah dengan memisahkan 45 ekor ayam Kedu menjadi 8 kelompok terdiri dari 4 kelompok ayam Kedu jengger hitam dan 4 kelompok ayam Kedu jengger merah. Masingmasing kelompok terdiri dari 4-5 ekor ayam Kedu betina dan 1 ekor ayam Kedu jantan. Variabel yang diukur meliputi panjang fermur, panjang tibia, panjang maxilla, panjang sayap, panjang tarsometatarsus, lingkar tarsometatarsus, tinggi jengger, panjang jari ketiga (tengah), panjang sternum, dan bobot badan. Analisis Data Data-data yang diperoleh dianalisis menggunakan analisis univariat dan multivariat memanfaatkan paket program Statistical Analysis System 9.1 (SAS, 1990). Model linier aditif analisis data adalah: Y ijk = µ + α i + β j + ε ijk Y ijk = pengamatan pada individu ke-k, jenis kelamin ke-i, ayam Kedu berjengger warna ke-i µ = rata-rata umum α i = efek tetap (fixed effect) jenis kelamin ke-i (i = jantan, betina) β j = efek tetap (fixed effect) ayam Kedu berjengger warna ke-j (j = merah, hitam) ε ijk = galat percobaan Analisis yang digunakan adalah : 1. Analisis univariat meliputi analisis ratarata dan simpangan baku, dan uji-t untuk menguji perbedaan setiap ukuran tubuh antara ayam Kedu jengger hitam dan ayam Kedu jengger merah atau antar jenis kelamin dalam kelompok ayam Kedu jengger merah/ hitam. 2. Analisis multivariat, meliputi: a. Discriminant Component (Discrim) Analysis atau Analisis Komponen Diskriminan digunakan untuk 41

JURNAL ILMU TERNAK, JUNI 2017, VOL.17, NO. 1 mengetahui persentase kesamaan, dan menghitung peluang tingkat kesalahan dan tingkat ketepatan dalam pengelompokan ayam Kedu jengger merah dan ayam Kedu jengger hitam berdasarkan beberapa variabel kuantitatif. b. Princomp (Principal Component) Analysis atau Analisis Komponen Utama digunakan untuk menentukan beberapa variabel yang bagus sebagai variabel pembeda dalam pengelompokan antara ayam Kedu jengger merah dan ayam Kedu jengger hitam. Analisis Komponen Utama juga digunakan untuk mengetahui peta pengelompokan atau penyebaran antar ayam Kedu jengger merah dan jengger hitam. Hasil dan Pembahasan Perbedaan Ukuran-ukuran antar Dua Kelompok Ayam Kedu Tabel 1 menyajikan rataan ukuran tubuh yang diamati pada Ayam Kedu Jengger Hitam dan Ayam Kedu Jengger Merah dengan jenis kelamin jantan dan betina. Perbedaan Ayam Kedu Jengger Hitam dengan jenis kelamin jantan dan betina terlihat pada panjang femur, panjang tibia, panjang tarsometatarsus, lingkar tarsometatarsus, panjang sayap, panjang jari ke tiga, tinggi jengger, panjang sternum dan bobot badan menunjukkan perbedaan yang nyata (P<0,05), namun panjang maxilla terlihat bahwa tidak adanya perbedaan (P>0,05). Ayam Kedu Jengger Merah dengan jenis kelamin jantan memiliki ukuran tubuh lebih tinggi yang menunjukkan perbedaan nyata (P<0,05) dibandingkan dengan ayam Kedu Jengger Merah betina. Ukuran tubuh Ayam Kedu Jengger Hitam dan Merah pada jenis kelamin jantan tidak terdapat perbedaan (P>0,05). Tabel 1. Perbedaan Ukuran Tubuh Ayam Kedu Jenger Hitam dan Ayam Kedu Jengger Merah. Jengger Hitam Jengger Merah Parameter Jantan (n=4) Betina (n=18) Jantan (n=4) Betina (n=19) Pool Periode Panjang femur 13,68±1,57 a 11,75±1,54 b 13,62±1,56 c 11,76±1,41 d Panjang tibia 15,48±1,90 a 12,70±0,95 b 15,01±1,50 c 12,65±1,01 d Panjang 10,19±1,39 a 8,44±0,80 p,b 10,22±1,33 c 8,08±0,88 q,d tarsometatarsus Lingkar 5,25±0,86 a 4,02±0,41 p,b 5,64±0,53 c 4,24±0,61 q,d tarsometatarsus Panjang sayap 24,47±2,52 a 19,82±2,14 b 23,02±2,79 c 20,02±1,72 d Panjang jari ke 6,29±0,76 a 5,28±0,70 b 6,50±0,78 c 5,32±0,80 d tiga Panjang maxilla 2,02±0,94 1,80±0,45 p 2,20±0,60 c 2,13±0,56 q,d Tinggi jengger 6,25±0,93 a 2,39±1,07 p,b 5,97±1,41 c 3,07±1,21 q,d Panjang sternum 13,30±1,32 a 11,65±1,31 b 13,29±1,92 c 11,77±1,17 d Bobot badan 1,92±0,40 a 1,50±0,28 b 2,06±0,16 c 1,44±0,19 d k,l = Rataan ukuran tubuh ayam Kedu jantan dengan superskrip yang berbeda menunjukkan perbedaan nyata (P<0,05). p,q = Rataan ukuran tubuh ayam kedu betina dengan superskrip yang berbeda menunjukkan perbedaan nyata (P<0,05). a,b = Rataan ukuran tubuh antara Ayam Kedu Jengger Hitam Jantan dan Betina dengan superskrip yang berbeda menunjukkan perbedaan nyata (P<0,05). c,d = Rataan ukuran tubuh antara Ayam Kedu Jengger Merah Jantan dan Betina dengan superskrip yang berbeda menunjukkan perbedaan nyata (P<0,05). 42

M. Ashifudin, Karakteristik Morfometrik Perbedaan antara Ayam Kedu Jengger Hitam dan Merah pada jenis kelamin betina dapat terlihat pada panjang tarsometatarsus, lingkar tarsometatarsus, dan tinggi jengger yang menunjukkan perbedaan yang nyata (P<0,05), sedangkan pada panjang femur, panjang tibia, panjang sayap, panjang jari ke tiga, panjang maxilla, panjang sternum, dan bobot badan tidak terdapat perbedaan yang nyata (P>0,05). Hasil penelitian ini tidak jauh berbeda dengan Rusdin (2011) yang menyatakan bahwa ukuran tubuh ternak unggas khususnya pada ayam dipengaruhi oleh jengger, panjang tibia, panjang femur, dan panjang sayap. Herren (2000) menyatakan bahwa tubuh hewan akan mengalami pertumbuhan yang cepat sejak lahir sampai dewasa kelamin dan setelah dewasa kelamin pertumbuhan hewan masih berlanjut walaupun pertumbuhan berjalan lambat tetapi pertumbuhan tulang dan otot saat itu sudah berhenti. Mufti (2003) menyatakan bahwa ayam lokal jantan memiliki ukuran tubuh yang lebih besar dibandingkan dengan ayam lokal betina. Putri (2012) menyatakan bahwa analisis korelasi ukuran tubuh ayam Kedu umur 4-12 minggu dengan bobot badan untuk menduga bobot badan dari ukuran tubuh dapat dilakukan dengan mengukur salah satu dari panjang shank (tulang tarsometatarsus), panjang paruh, lebar dada maupun lingkar dada. Parameter Pembeda antara Dua Kelompok Ayam Kedu Berdasarkan Analisis Komponen Utama pada Tabel 2 menunjukkan hasil bahwa parameter pembeda Ayam Kedu Jengger Hitam dan Jengger Merah adalah panjang sayap sebesar 0,66 dan tinggi jengger sebesar 0,41 pada PC 1, serta panjang sayap sebesar -6,80 dan tinggi jengger sebesar 0,21 pada PC 2. Panjang sayap, dan tinggi jengger memiliki nilai yang relatif tinggi sehingga memiliki pengaruh yang kuat terhadap parameter pembeda pada ayam Kedu jengger hitam dan jengger merah. Hasil ini berbeda dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Mariyandani et al. (2013) yang menyatakan bahwa peubah pembeda rumpun ayam lokal adalah panjang punggung 0,924 pada PC 1 dan lingkar dada 0,870 pada PC 2, dengan nilai total struktur yang relatif tinggi. Perbedaan ini dikarenakan pada penelitian yang dilakukan Mariyandani et al. (2013) membandingkan antara 4 bangsa ayam lokal yang berbeda yaitu ayam kampung, Kedu, Pelung, dan Sentul. Astuti (2013) menyatakan bahwa pengaruh kuat dari parameter pembeda ukuran tubuh dapat dilihat dari angka tinggi pada analisis Komponen Utama. Panjang maxilla kurang dapat dijadikan sebagai parameter pembeda karena memiliki angka yang relatif rendah. Panjang maxilla pada PC 1 memiliki nilai 0,07 dan pada PC 2 memiliki nilai -0,08. Hal ini diperkuat oleh Brahmantyo et al. (2006) bahwa apabila hasil analisis Komponen Utama merupakan angka negatif, maka hal ini kurang dapat digunakan sebagai peubah pembeda bangsa. Mariyandani et al. (2013) menambahkan bahwa analisis Komponen Utama parameter fenotipik dapat digunakan untuk menentukan parameter morfometrik yang menunjukkan penanda bangsa dan disebut sebagai peubah pembeda bangsa. Tabel 2. Hasil Analisis Komponen Utama. No Variabel PC 1 PC 2 1. Panjang femur 0,27 0,60 2. Panjang tibia 0,36 0,24 3. Panjang tarsometatarsus 0,27 0,17 4. Lingkar tarsometatarsus 0,15 0,07 5. Panjang sayap 0,66-6,80 6. Panjang jari ke Tiga 0,15 0,06 7. Panjang maxilla 0,07-0,08 8. Tinggi Jengger 0,41 0,21 9. Panjang sternum 0,27 0,19 10. Bobot badan 0,05 0,04 43

JURNAL ILMU TERNAK, JUNI 2017, VOL.17, NO. 1 Ket. 1. Ayam Kedu Jengger Hitam; 2. Ayam Kedu Jengger Merah Gambar 1. Peta Pengelompokan Ayam Kedu Jengger Hitam dan Jengger Merah Berdasarkan analisis Komponen Utama (Princomp Component) ditunjukkan hasil bahwa secara morfologis tampak tidak adanya pemisah antara ayam kedu jengger hitam dan ayam kedu jengger merah. Kelompok ayam Kedu jengger hitam dan jengger merah sebagian besar menyebar di daerah kiri axis Y (PC 2) dan beberapa kelompok menyebar ke sebelah kanan axis Y. Kelompok ayam kedu jengger merah dan ayam kedu tersebut juga tersebar hampir merata pada daerah atas axis X (PC 1) maupun pada daerah bawah axis X. Hasil ini menunjukkan bahwa ayam kedu jengger hitam dan jengger merah lebih memiliki kemiripan pada bentuk tubuhnya. Dinyatakan oleh Kurnianto et al., (2013) bahwa berdasarkan aplikasi pada morfometrik menggunakan PCA, PC1 dapat diartikan sebagai vektor "ukuran" dan PC2 dapat diartikan sebagai vektor "bentuk". Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa ukuran dan bentuk antara ayam Kedu jengger hitam dan jengger merah tidak terdapat banyak perbedaan sehingga pada peta penyebaran keduanya terlihat tampak berhimpitan. Brahmantiyo et al. (2003) menyatakan bahwa ternak yang memiliki hubungan genetik yang cukup dekat akan terlihat saling berhimpitan pada peta persebarannya. Menurut Zein dan Sulandari (2009) ayam kedu merupakan salah satu ayam asli Indonesia yang berada dalam satu clade dengan ayam hutan merah, sehingga dapat dikatakan berdekatan secara geneologis (berbagai leluhur yang sama) dengan ayam hutan merah. Brahmantiyo et al. (2006) menyatakan bahwa adanya kesamaan dapat terjadi karena adanya persilangan yang dilakukan peternak dengan menggabungkan beberapa bangsa untuk mendapatkan sifat fisiologis yang dapat bertahan hidup didalam lingkungan tersebut. Tingkat Kesalahan Pengelompokan Ayam Kedu Berdasarkan hasil analisis Diskriminan antara Ayam Kedu Jengger Hitam dan Jengger Merah diperoleh hasil pada Tabel 3. 44

M. Ashifudin, Karakteristik Morfometrik Tabel 3. Tingkat Kesalahan Pengelompokan Ayam Kedu Jengger Merah dan Jengger Merah. Ayam Kedu Jengger Hitam Jengger Merah Total Jengger Hitam N 36 16 52 % 69,23 30,77 100 Jengger Merah N 35 37 72 % 48,61 51,39 100 Pendugaan adanya tingkat kesalahan pada pengelompokan dengan kemungkinan besarnya proporsi nilai campuran yang berpengaruh terhadap kesamaan antara satu jenis individu dengan jenis individu yang lain dapat dicari menggunakan analisis diskriminan. Tabel 3 menunjukkan bahwa terdapat 30,77% morfometrik ayam Kedu jengger hitam menyerupai ayam Kedu jengger merah. Selanjutnya sebesar 48,61% morfometrik ayam Kedu jengger merah menyerupai ayam Kedu jengger hitam. Iskandar et al. (2016) menyatakan bahwa pengamatan parameter ukuran dan bentuk tubuh suatu bangsa ternak tertentu menggunakan analisis fungsi diskriminan akan menghasilkan pengelompokan berdasarkan persentase nilai kesamaan dan campuran di dalam rumpun dan antar rumpun ternak tersebut. Brahmantyo et al. (2003) menyatakan bahwa adanya persamaan pada fenotipik ukuran tubuh suatu bangsa ternak merupakan cerminan dari besarnya campuran kelompok antar bangsa ternak tersebut yang terjadi baik oleh adanya mutasi akibat seleksi oleh peternak maupun mutasi yang terjadi secara alamiah. Setiaji et al. (2012) menyatakan bahwa jika terdapat angka yang besar dalam suatu bangsa menunjukkan tidak ada campuran dari bangsa lain sehingga ukuran tubuh memang benar ukuran bangsa tersebut. Perubahan fisiologis tersebut disebabkan adanya mutasi gen sebagai respon dari lingkungan dan pada akhirnya perubahan tersebut diabadikan oleh gen (Lawrie, 2002). Kesimpulan Ukuran tubuh pada Ayam Kedu Jengger Hitam jantan dan betina berbeda nyata pada panjang femur, panjang tibia, panjang tarsometatarsus, lingkar tarsometatarsus, panjang sayap, panjang jari ke tiga, tinggi jengger, panjang sternum dan bobot badan. Sementara pada Ayam Kedu Jengger Merah berjenis kelamin jantan dan betina menunjukan perbedaan nyata pada semua variabel ukuran tubuh. Ukuran tubuh antara Ayam Kedu Jengger Merah dan Jengger Hitam jantan tidak berbeda nyata. Pada ayam jenis kelamin betina terdapat perbedaan pada panjang tarsometatarsus, lingkar tarsometatarsus, dan tinggi jengger. Parameter pembeda kedua jenis ayam adalah panjang sayap, dan tinggi jengger. Peta penyebaran kelompok kedua jenis ayam menunjukkan ukuran dan bentuk tubuh memiliki kesamaan yang tinggi. Daftar Pustaka Astuti, A. 2013. Karakteristik morfometrik itik (Anas platyrynchos), entok (Cairina mochata) dan tiktok (Mule duck) jantan. Program Studi Peternakan. Fakultas Peternakan dan Pertanian. Universitas Diponegoro, Semarang. (Skripsi). Brahmantiyo, B., H. Martojo, S.S. Mansjoer dan Y.C. Raharjo. 2006. Pendugaan jarak genetik kelinci melalui analisis morfometrik. Jurnal Ilmu Ternak dan Veteriner. 11(4):37-44. Herren, R. 2000. The Science of Animal Agriculture. 2nd Edition. Delmar, New York. Kurnianto, E., S. Sutopo, E. Purbowati, E.T. Setiatin, D. Samsudewa and T. Permatasari. 2013. Multivariate analysis of morfphological traits of local goats in Central Java-Indonesia. Iranian J. App. Anim. Sci. 3 (2):361-367. Lawrie, R.A. 2002. Lawrie s Meat Science. 6th Edition. Woodhead Publishing Ltd., England Mariyandani, H.N., D.D. Solihin, S. Sulandari dan C. Sumantri. 2013. Keragaman fenotipik dan pendugaan jarak genetik 45

JURNAL ILMU TERNAK, JUNI 2017, VOL.17, NO. 1 pada ayam lokal dan ayam broiler menggunakan analisis morfologi. Jurnal Veteriner. 14(4):475-484 Mufti, R. 2003. Studi ukuran dan bentuk tubuh ayam Kampung, ayam Pelung dan persilangannya. Fakultas Peternakan Institut, Pertanian Bogor, Bogor. (Skripsi). Putri, I.N. 2012. Studi morfometrik pendugaan bobot badan ayam kampung di Ciamis, Tegal, dan Blitar melalui analisis regresi komponen utama. Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan. Fakultas Peternakan. Istitut Pertanian Bogor, Bogor. (Skripsi) Rusdin, M., L.O. Nafiu, T. Saili dan A.S. Aku, 2011. Karakteristik fenotipe sifat kualitatif ayam tolaki di Kabupaten Konawe Sulawesi Tenggara. Agriplus. 21(3):248-256. Sartika, T. 2013. Perbandingan Morfometrik Ukuran Tubuh Ayam KUB dan Sentul Melalui Pendekatan Analisis Diskriminan. Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner. Medan, 3-5 September 2013. Hal. 561-570. SAS Institute Inc. 1990. SAS/STAT User s Guide Version 6. 4th Ed. SAS Campus Drive. Cary. North Carolina 27513. Setiaji, A., Sutopo, dan E. Kurnianto. 2012. Morphologi characterization dan genetic distance among four breeds of rabbit (Oryctolagus curiculus). Anim. Prod. 14(2):92-98. Suparyanto, A., H. Martojo, P.S. Hardjosworo dan L. H. Prasetyo. 2004. Kurva pertumbuhan morfologi itik betina hasil silang antara Peking dengan Mojosari putih. Jurnal Ilmu Ternak dan Veteriner. 9(2):87-97. Zein, M.S.A. dan S. Sulandri. 2009. Investigasi asal usul ayam Indonesia menggunakan sekuens hypervariable- 1 D-loop DNA mitokondria. J. Veteriner. 10(1):41-49. 46