BAB I PENDAHULUAN. memegang peranan penting, tanpa memiliki kemampuan membaca yang memadai

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN Desi Nurdianti, 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rina Agustiana, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Neti Asmiati, 2013

Pengaruh Kesadaran Linguistik dan Kesadaran Persepsi Visual Terhadap Kemampuan Membaca Permulaan Anak Tunagrahita

BAB I PENDAHULUAN. tunarungu kelas satu SDLB sebanyak enam orang belum mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, pendidikan menjadi sarana penting dalam upaya menciptakan

BAB I PENDAHULUAN. merupakan suatu pendidikan yang dilakukan pada anak sejak lahir hingga usia

BAB I PENDAHULUAN. intelektual dibawah rata-rata, ketidakmampuan menyesuaikan perilaku, serta

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari membaca mempunyai makna yang. penting. Membaca bukan saja sekedar memandangi lambang-lambang tertulis

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latarbelakang Masalah Ponija, 2014

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Kaliwedi Kabupaten Cirebon dapat disimpulkan sebagai berikut:

PENGARUH KESADARAN LINGUISTIK DAN KESADARAN PERSEPSI VISUAL TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN ANAK TUNAGRAHITA. Oleh : Endang Rochyadi PLB FIP UPI

BAB I PENDAHULUAN. Anak tunagrahita perlu diberikan pelajaran yang sama seperti anak-anak

JASSI_anakku Volume 18 Nomor 2, Desember 2016

BAB I PENDAHULUAN. dengan adanya berbagai peraturan perundang-undangan yang disusun guna

BAB I PENDAHULUAN. Banyak keterampilan yang harus dikuasai oleh manusia baik sebagai makhluk

BAB I PENDAHULUAN. Anak tunagrahita merupakan salah satu anak berkebutuhan khusus yang

BAB I PENDAHULUAN. usia dini yang merupakan periode awal yang paling penting dan mendasar

HAMBATAN PERHATIAN, KONSENTRASI, PERSEPSI, DAN MOTORIK. Mohamad Sugiarmin

BAB I PENDAHULUAN. terpadu (integrated learning) yang menggunakan tema untuk mengaitkan

adanya perkembangan ilmu pengetahuan Mengingat pentingnya membaca bagi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangann berpikir anak-anak usai Taman Kanak-Kanak atau

BAB I PENDAHULUAN. dari orang tua, guru, dan orang dewasa lainya yang ada disekitarnya. Usaha

BAB I PENDAHULUAN. Kemampuan membaca yang diperoleh pada tahap membaca permulaan akan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ali Murtadho Fudholy, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pusti Mustika, 2013

2016 MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN ANAK TUNAGRAHITA RINGAN MELALUI MEDIA KARTU KATA BERGAMBAR

2015 PENGARUH LATIHAN ANGKLUNG TERHADAP PENGETAHUAN TANGGA NADA DIATONIS ANAK TUNAGRAHITA RINGAN DI SPLB-C YPLB CIPAGANTI KOTA BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. lancar. Keterampilan membaca memiliki peranan yang sangat penting. Dalam

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) merupakan pendidikan yang sangat

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA TEKNIS DENGAN MENGGUNAKAN KARTU HURUF PADA SISWA KELAS II SD

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Undang-Undang Republik Indonesia no. 20 tahun 2003 tentang

BAB I PENDAHULUAN. mengingat, berpikir, bahasa, sosial emosional dan fisik, sehingga dalam kegiatan

BAB II KAJIAN TEORI. dialami oleh siswa sebagai peserta didik, untuk menentukan berhasil atau tidaknya

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ika Kustika, 2015

BAB I PENDAHULUAN. bahasa pemikiran dan perasaan dinyatakan dalam bentuk lisan, tulisan, isyarat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Anak usia dini merupakan manusia kecil pada rentang usia 0-6 tahun yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lia Afrilia,2013

I. PENDAHULUAN Latar Belakang. Usia dini merupakan periode awal yang paling penting dan mendasar

BAB I PENDAHULUAN. mendefiniskan pendidikan anak usia dini sebagai. boleh terpisah karena ketiganya saling berkaitan. Aspek kognitif berkaitan dengan

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. paling pesat, baik fisik maupun mental (Suyanto, 2005:5). Maka tepatlah bila

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mengarah pada arti yang sama yaitu mereka yang kecerdasannya dibawah rata-rata

BAB I PENDAHULUAN. dan pengembangan yang ditujukan bagi anak sejak lahir sampai usia enam

BAB I PENDAHULUAN. yang menangani anak berkebutuhan khusus, termasuk di dalamnya yaitu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 0-6 tahun yang masih memiliki potensi yang masih harus dikembangkan. Anak

BAB I PENDAHULUAN. menguraikan masalah ke dalam langkah-langkah pemecahan, memberikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB IV ANALISIS PENGGUNAAN GAMES PUZZLE UNTUK MELATIH DAYA INGAT PADA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS. langkah selanjutnya adalah menganalisa data tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang berperan penting bagi manusia adalah pendidikan yang

BAB I PENDAHULUAN. tumbuh kembang anak pada usia dini akan berpengaruh secara nyata pada

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai perencanaan yang sangat menentukan bagi perkembangan dan

BAB III METODE PENELITIAN. termasuk dalam penelitian subjek tunggal. Variabel merupakan atribut atau

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran sepanjang hayat (long life learning). Kegiatan membaca

I PENDAHULUAN. Pada usia prasekolah (3-6 tahun) atau biasa disebut masa keemasan (golden age)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Asni Asyani, 2013

BAHASA INDONESIA. Membaca untuk Menulis. Sri Rahayu Handayani, S.Pd. MM. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Program Studi Akuntansi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan di Indonesia merupakan suatu hal yang wajib ditempuh oleh semua warga negara.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan yang lain. Usia dini merupakan awal dari pertumbuhan dan

PENINGKATAN KREATIVITAS MELALUI KEGIATAN MENGGAMBAR DI RA PERWANIDA 1 SIMO KABUPATEN BOYOLALI

BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Pengertian menulis 2.1.1Keterampilan Menulis nama sendiri bagi anak usia 5-6 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. anak yang mempunyai kemampuan intelektual di bawah rata rata. Tuna

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran matematika mempunyai peran penting dalam berbagai

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan manusia dalam pergaulan sehari-hari dalam mencapai tujuan sangat

BAB I PENDAHULUAN. menguasai tingkat yang lebih tinggi dari berbagai aspek. Salah satu aspek

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Taman Kanak-Kanak (TK) merupakan bentuk pendidikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Indriani, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Usia dini disebut juga sebagai usia emas atau golden age. Pada masamasa

BAB I PENDAHULUAN. yang telah merubah peradaban manusia, menjadikan manusia menjadi. berguna bagi diri sendiri maupun orang lain. Ilmu pengetahuan dan

I. PENDAHULUAN. Anak usia dini berada pada rentang usia 0-8 tahun (NAEYC, 1992). Anak usia

BAB I PENDAHULUAN. Anak tunagrahita merupakan anak yang mengalami gangguan dalam. kecerdasan yang rendah. Gangguan perkembangan tersebut akan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan bagi anak usia dini merupakan suatu kemutlakan yang perlu dilakukan

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA AWAL ANAK MELALUI PERMAINAN KARTU GAMBAR DI TAMAN KANAK-KANAK NEGERI PEMBINA AGAM

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ratih Dwi Lestari,2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. memungkinkan ia unggul atas makhluk-makhluk lain di muka bumi. Bahasa

: Metode-metode Pembelajaran Bahasa Lisan pada Anak Tunagrahita Ringan di Sekolah Luar Biasa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB II KAJIAN TEORITIS. Istilah tunarungu berasal dari dua kata yaitu tuna dan rungu. Tuna berarti

2015 PENGAJARAN TOILETTRAINING PADA SISWA TUNAGRAHITA RINGAN DI SPLB-C YPLB CIPAGANTI

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa memiliki peranan penting dalam kehidupan manusia. Manusia

BAB I PENDAHULUAN. buruknya masa depan bangsa. Jika sejak usia dini anak dibekali dengan

2015 PENGARUH METODE DRILL TERHADAP PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMAKAI SEPATU BERTALI PADA ANAK TUNAGRAHITA RINGAN KELAS 3 SDLB DI SLB C YPLB MAJALENGKA

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan alat komunikasi yang sangat penting dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Membaca merupakan garapan pengajaran di sekolah dasar yang memegang peranan penting, tanpa memiliki kemampuan membaca yang memadai sejak dini, siswa akan mengalami kesulitan dikemudian hari. Siswa yang tidak memiliki ketidakmampuan membaca dengan baik akan mengalami kesulitan dalam mengikuti kegiatan pembelajaran untuk semua mata pelajaran yang dipelajari di sekolah. Siswa akan mengalami kesulitan dalam menangkap dan memahami informasi yang disajikan dalam berbagai buku pelajaran, buku-buku bahan penunjang dan sumber-sumber belajar tertulis yang lain. Hal tersebut akan berdampak pada kemajuan belajarnya yang lamban jika dibandingkan dengan teman-temannya yang tidak mengalami kesulitan dalam membaca. Membaca itu adalah aktifitas yang menjemukan bagi sebagian orang, membaca merupakan hal yang mudah dan semua orang bisa, namun yang sulit adalah memahami, mengolah kata dan menyerap makna yang terkandung didalam sebuah susunan kata-kata yang dibaca. Anak tunagrahita secara umum mempunyai tingkat kemampuan intelektual dibawah rata-rata. Menurut Moh. Amin (1985:12) yang dimaksud dengan kecerdasan dibawah rata-rata ialah apabila perkembangan umur kecerdasan (Mental Age, disingkat MA) seseorang terbelakang atau dibawah pertumbuhan usianya (Chronological Age, disingkat CA). Anak tunagrahita ringan mempunyai IQ dibawah rata-rata, yaitu antara 50-70. Kurangnya kecerdasan berakibat pada

2 hambatan dan kesulitan dalam menerima pelajaran seperti membaca karena itu berkaitan dalam hal perkembangan inteligensi. Oleh karena itu dalam memberikan pelajaran bahasa khususnya membaca kepada anak tunagrahita dibutuhkan pendekatan khusus sesuai dengan perkembangan pembelajaran yang dapat membantu mereka agar dapat lebih mudah mengerti pelajaran yang disampaikan oleh pengajar khususnya membaca. Berdasarkan hasil studi pendahuluan pada 6 orang siswa sekolah dasar kelas dua di SPLB-C YPLB Bandung, 4 siswa diantaranya sudah menguasai abjad, seorang siswa menguasai sebagian abjad dan seorang siswa lagi belum menguasai abjad. Hal ini dikarenakan hambatan intelektual yang dialami oleh mereka baik dalam mengingat huruf-huruf atau kata-kata yang diajarkan maupun dalam membedakan antar huruf. Rendahnya kemampuan bernalar anak tunagrahita juga sebagai faktor yang menimbulkan banyaknya kegagalan dalam belajar membaca. Membaca pada dasarnya merupakan proses sensoris, Ahmad Slamet dan Vismaia (2003) mengungkapkan apapun yang dapat kita katakan tentang membaca, tidak dapat dipisahkan dari kenyataan bahwa awalnya membaca merupakan proses sensoris, dimana isyarat dan rangsangan untuk kegiatan membaca itu masuk melalui pintu yang disebut sensor visual dan auditori. Menurut Rochyadi, E (2008:189) diyakini bahwa persepsi penglihatan (visual) memiliki pengaruh kuat sebagai prasyarat terhadap keterampilan membaca. Pandangan ini dibangun atas asumsi bahwa persoalan membaca lebih menyangkut kepada masalah lambang atau symbol bahasa (alphabet), Oleh karena itu,

3 penekanan utama dalam membentuk kesiapan belajar membaca, lebih difokuskan kepada persoalan persepsi visual. Dalam pandangan yang berbeda, diyakini bahwa membaca itu lebih merupakan persoalan bahasa, dan bahasa itu sendiri merupakan persoalan bunyi dimana prosesnya dilalui lewat sensori auditoris. Jika kita merujuk kepada paham ini maka persoalan yang harus dibangun di dalam kesiapan belajar membaca tidak disandarkan kepada proses persepsi visual, melainkan lebih menyangkut kepada proses auditory yaitu kesadaran akan bunyi bahasa atau yang disebut kesadaran linguistik. Bryant, dkk (1989) mengungkapkan bahwa kesadaran linguistik pada anak sekolah dasar merupakan salah satu perolehan peningkatan keterampilan membaca yang dapat menjadi prasyarat atau fasilitator bagi keterampilan membaca. Hasil penelitian itu menemukan bahwa pelatihan kesadaran fonologis yang diberikan selama pengajaran membaca dapat mengembangkan keterampilan membaca anak, (Bradley & Brryant; 1983, Cunningham; 1990, Hatcher, Hulme & Ellis; 1994). Bagi penulis, antara symbol dan bunyi dalam aktivitas membaca merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan dan harus dipersepsi secara bersamaan. Dalam aktivitas membaca, symbol (huruf) itu harus dibunyikan, dan setiap apa yang akan dibunyikan harus sesuai dengan symbol yang ditampilkan. Oleh karena itu, menjadi sangat dimungkinkan aspek visual dan auditory itulah yang memberi dukungan kuat atas keberhasilan anak tunagrahita dalam hal membaca, sebab kedua aspek itu nyata-nyata memiliki pengaruh positif terhadap keterampilan membaca seseorang.

4 Atas dasar inilah maka penulis terdorong untuk mencoba mengungkapkan masalah keterampilan membaca permulaan pada anak tunagrahita ringan dengan metode Glenn Doman. Metode Glenn Doman sangat memperhatikan perkembangan linguistik dan penginderaan (visual dan auditory) anak melalui kartu kata sebagai media belajar yang inti dari metode tersebut. Proses belajar membaca ini melatih indera penglihatan, indera pendengaran dan terutama merangsang terjalinnya hubungan antar sel-sel otak. Metode Glenn Doman yang digunakan dalam penelitian ini merupakan suatu sarana bimbingan agar kemampuan membaca anak dapat berkembang baik. Metode membaca yang dikemukakan oleh Glenn Doman menekankan pada kemampuan penginderaan dimana anak distimulasi dengan kata-kata yang memiliki warna dan ukuran yang menarik perhatian dan penginderaan anak. Metode pembelajaran membaca Glenn Doman meliputi tujuh tahap pembelajaran. Tujuh tahap pembelajaran tersebut adalah sebagai berikut: 1. Perbedaan penglihatan (pengenalan 5 kata yang ada di sekeliling dan akrab dengan anak, diantara kata-kata ini harus ada nama-nama anggota keluarga, binatang peliharaan, makanan kesukaan, benda-benda dalam rumah dan perbuatan-perbuatan yang disukainya). 2. Kata-kata diri (terdiri dari 5 kata-kata anggota badannya sendiri). 3. Kata-kata rumah (terdiri dari 5 kata yang meliputi kata-kata benda yang dimiliki keluarga, benda milik anak itu sendiri dan perbuatan yang sering dilakukan anak). 4. Susunan kata-kata dalam kalimat.

5 5. Susunan kata-kata dan kalimat. 6. Membaca buku yang sebenarnya; dan 7. Pengenalan abjad. Ciri khas aktivitas metode Glenn Doman yaitu kata-katanya di tulis dengan huruf yang besar hingga kecil dan berwarna, dibacakan dan diperlihatkan secara berulang-ulang. Metode Glenn Doman tidak mengajarkan huruf-huruf terlebih dahulu, hal ini dimaksudkan agar anak tidak melakukan proses membaca dengan cara mengeja huruf menjadi sebuah kata akan tetapi membaca kata yang jelas memiliki suatu makna. Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan mengambil judul Pengaruh Metode Glenn Doman Terhadap Peningkatan Kemampuan Membaca Permulaan pada Anak Tunagrahita Ringan. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis dapat mengidentifikasi masalah-masalah yang terjadi yang terjadi dalam membaca permulaan. Adapun masalah-masalah tersebut sebagai berikut: 1. Siswa masih belum terampil dalam membaca permulaan. 2. Tidak digunakannya metode pengajaran khusus yang ditujukan untuk meningkatkan kemampuan membaca menyebabkan kemampuan membaca anak menjadi tidak berkembang.

6 3. Perlunya suatu media pembelajaran khusus sebagai alat bantu mengajar yang sesuai dengan metode yang akan digunakan dalam meningkatkan minat belajar siswa. 4. Pengunaan metode Glenn Doman dapat digunakan untuk meningkatkan kemampuan membaca karena metode ini sangat memperhatikan perkembangan linguistik dan penginderaan (visual dan auditory) anak melalui kartu kata sebagai media belajar yang inti dari metode tersebut C. Batasan Masalah Dalam penelitian ini terdapat batasan masalah yang akan diteliti, agar dalam pelaksanaannya tidak terlalu meluas dan dapat fokus pada suatu masalah sebagai berikut: 1. Kemampuan membaca permulaan pada anak tunagrahita ringan 2. Penggunaan metode Glenn Doman sebagai metode membaca untuk meningkatkan kemampuan membaca permulaan pada anak tunagrahita ringan D. Rumusan Masalah Untuk memperjelas permasalahan yang akan di teliti, maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Apakah penggunaan metode Glenn Doman memiliki pengaruh terhadap peningkatan kemampuan membaca permulaan pada anak tunagrahita ringan?

7 Rumusan masalah ini difokuskan pada pertanyaan penelitian berikut: a. Bagaimanakah kemampuan membaca permulaan Anak Tunagrahita Ringan sebelum dilakukan pembelajaran dengan menggunakan metode Glenn Doman? b. Bagaimanakah kemampuan membaca permulaan Anak Tunagrahita Ringan sesudah dilakukan pembelajaran dengan menggunakan metode Glenn Doman? E. Variabel Penelitian 1. Definisi konsep variabel Variabel bebas dalam penelitian ini adalah metode Glenn Doman. Metode Glenn Doman merupakan suatu sarana bimbingan agar kemampuan membaca anak dapat berkembang baik. Metode Glenn Doman sangat memperhatikan perkembangan linguistik dan penginderaan (visual dan auditory) anak melalui kartu kata sebagai media belajar yang inti dari metode tersebut, dimana anak distimulasi dengan kata-kata yang memiliki warna dan ukuran yang menarik perhatian dan penginderaan anak. Proses belajar membaca ini melatih indera penglihatan, indera pendengaran dan terutama merangsang terjalinnya hubungan antar sel-sel otak. Variable terikat (target behavior) kemampuan membaca permulaan. Kemampuan membaca permulaan ini meliputi tujuh tahap pembelajaran yaitu perbedaan penglihatan (diantara kata-kata ini harus ada nama-nama anggota keluarga, binatang peliharaan, makanan kesukaan, benda-benda

8 dalam rumah dan perbuatan-perbuatan yang disukainya), kata-kata diri, kata-kata rumah, susunan kata-kata dalam kalimat, susunan kata-kata dan kalimat, membaca buku yang sebenarnya dan pengenalan abjad. 2. Definisi Operasional Variabel a. Variabel bebas Variabel bebas dalam penelitian ini adalah metode Glenn Doman. Metode Glenn Doman sangat memperhatikan perkembangan linguistik dan penginderaan (visual dan auditory) anak melalui kartu kata sebagai media belajar yang inti dari metode tersebut. Pengembangan pembelajaran dengan metode Glenn Doman adalah rancangan pembelajaran membaca dengan tujuan merangsang aktivitas siswa dengan menggunakan permainan kartu kata. Melalui kartu kata tersebut siswa dikenalkan dengan sejumlah kata-kata mengenal perbedaan penglihatan (diantara kata-kata ini harus ada nama-nama anggota keluarga, binatang peliharaan, makanan kesukaan, benda-benda dalam rumah dan perbuatan-perbuatan yang disukainya), kata-kata diri, kata-kata rumah, susunan kata-kata dalam kalimat, susunan kata-kata dan kalimat, membaca buku yang sebenarnya dan pengenalan abjad melalui langkah-langkah pembelajaran sesuai dengan teori Glenn Doman. Dari pengenalan kata-kata tersebut anak dapat terstimulasi untuk memperoleh kata sebanyak-banyaknya dan dapat membacanya.

9 b. Variabel terikat Variabel terikat disebut juga target behavior yang ingin dicapai dalam penelitian ini yaitu kemampuan membaca permulaan dengan tujuh tahapan pembelajaran yaitu perbedaan penglihatan (diantara kata-kata ini harus ada nama-nama anggota keluarga, binatang peliharaan, makanan kesukaan, benda-benda dalam rumah dan perbuatan-perbuatan yang disukainya), kata-kata diri, kata-kata rumah, susunan kata-kata dalam kalimat, susunan kata-kata dan kalimat, membaca buku yang sebenarnya dan pengenalan abjad. Tujuh tahap pembelajaran tersebut adalah sebagai berikut: a) Perbedaan penglihatan (pengenalan 5 kata yang ada di sekeliling dan akrab dengan anak, diantara kata-kata ini harus ada namanama anggota keluarga, binatang peliharaan, makanan kesukaan, benda-benda dalam rumah dan perbuatan-perbuatan yang disukainya). b) Kata-kata diri (terdiri dari 5 kata-kata anggota badannya sendiri). c) Kata-kata rumah (terdiri dari 5 kata yang meliputi kata-kata benda yang dimiliki keluarga, benda milik anak itu sendiri dan perbuatan yang sering dilakukan anak). d) Susunan kata-kata dalam kalimat. e) Susunan kata-kata dan kalimat. f) Membaca buku yang sebenarnya; dan

10 g) Pengenalan abjad. F. Hipotesis Menurut Sudjana (2002:219) bahwa hipotesis merupakan asumsi atau dugaan mengenai sesuatu hal yang di buat untuk menjelaskan hal itu yang sering dituntut untuk melakukan pengecekannya. Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah Metode Glenn Doman memberi pengaruh positif terhadap peningkatan kemampuan membaca permulaan pada anak tunagrahita ringan. G. Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1. Tujuan Penelitian Secara umum tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran pengaruh metode Glenn Doman terhadap kemampuan membaca pada anak tunagrahita ringan. Secara khusus penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: a. Kemampuan membaca permulaan Anak Tunagrahita Ringan sebelum dilakukan pembelajaran dengan menggunakan metode Glenn Doman? b. Kemampuan membaca permulaan Anak Tunagrahita Ringan sesudah dilakukan pembelajaran dengan menggunakan metode Glenn Doman? c. Peningkatan kemampuan membaca permulaan pada Anak Tunagrahita Ringan melalui metode Glenn Doman.

11 2. Kegunaan Penelitian a. Kegunaan Teoritis Untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan guru dalam memahami prinsip-prinsip dalam penerapan membaca permulaan bagi anak tunagrahita ringan. b. Kegunaan Praktis Kegunaan yang dapat diperoleh dari penelitian ini diantaranya: 1) Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan masukan bagi guru-guru di SPLB-C YPLB Bandung dalam meningkatkan kemampuan membaca permulaan pada siswa tunagrahita ringan. 2) Dapat memberikan sumbangan ilmiah dalam menggali permasalahan mengenai strategi pembelajaran bagi siswa tunagrahita dalam kemampuan membaca permulaan. 3) Dapat membandingkan dengan metode yang selama ini dipakai dan bisa menerapkan metode ini.