KINERJA KEUNGGULAN BERSAING KOMODITAS MINAPOLITAN KABUPATEN KONAWE SELATAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III KERANGKA PEMIKIRAN DAN METODOLOGI

ARAH KEBIJAKAN PENGEMBANGAN KONSEP MINAPOLITAN DI INDONESIA. Oleh: Dr. Sunoto, MES

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Otonomi daerah adalah hak dan wewenang daerah untuk mengatur dan

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan terigu dicukupi dari impor gandum. Hal tersebut akan berdampak

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II KERANGKA EKONOMI MAKRO DAERAH. 2.1 Perkembangan indikator ekonomi makro daerah pada tahun sebelumnya;

RINGKASAN EKSEKUTIF. Halaman ii

PERAN PERTUMBUHAN NILAI EKSPOR MINYAK SAWIT MENTAH DALAM PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI TENGAH

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1. PENDAHULUAN. Indonesia memiliki sektor pertanian yang terus dituntut berperan dalam

BAB I. PENDAHULUAN. pencaharian di sektor pertanian. Menurut BPS (2013) jumlah penduduk yang

PENDAHULUAN. Latar Belakang

PERANAN SEKTOR PETERNAKAN DAN PERIKANAN TERHADAP PEREKONOMIAN PROVINSI RIAU: ANALISIS STRUKTUR INPUT-OUTPUT

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KERJA

2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengembangan Wilayah

Sumber: Serang Dalam Angka (data diolah)

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

DAFTAR ISI DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

BAB I PENDAHULUAN. Unisba.Repository.ac.id

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

Analisis Isu-Isu Strategis

BAB IV VISI DAN MISI DAERAH PROVINSI SULAWESI TENGGARA

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Peningkatan Daya Saing Industri Manufaktur

BAB VII PENGEMBANGAN WILAYAH MALUKU TAHUN 2011

Peran GIZ SREGIP Untuk Mendukung Pengembangan Sektor Perkebunan

Kata kunci: Perkembangan, kontribusi, perikanan, PDRB

BAB I PENDAHULUAN. pendapatan masyarakat. Sektor pertanian di Indonesia terdiri dari beberapa sub

IV. KEADAAN UMUM KABUPATEN KARO

BAB VIII INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS YANG DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN

Strategi dan Arah Kebijakan Penguatan Ekonomi Masyarakat Kabupaten Kukar Bidang Industri Berbasis Pertanian

Role and Contribution Of Fisheries Sector for Economy at Rokan Hilir Regency Riau Province ABSTRACT

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

The Contribution Of Agricultural Sector in the Economy at Bone Bolango Regency By

BUPATI POLEWALI MANDAR PERATURAN BUPATI POLEWALI MANDAR NOMOR 49 TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN. untuk memacu pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya dalam rangka. nasional, serta koefisien gini mengecil.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Master Plan

BAB IV ANALISIS ISU ISU STRATEGIS

BAPPEDA KAB. LAMONGAN

BAB VII KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN

BAB I PENDAHULUAN. suatu sistem negara kesatuan. Tuntutan desentralisasi atau otonomi yang lebih

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. suatu proses dimana pemerintah daerah dan masyarakatnya mengelola

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PERCEPATAN PEMBANGUNAN KTI MELALUI EKONOMI KELAUTAN & PERIKANAN

I. PENDAHULUAN. dan pengurangan kemiskinan. Untuk mencapai tujuan tersebut perlu

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, KINERJA. VISI DAN MISI SKPD

REVISI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2015

terealisasi sebesar Rp atau 97,36%. Adapun program dan alokasi anggaran dapat dilihat pada tabel berikut :

GAMBARAN UMUM PROPINSI KALIMANTAN TIMUR. 119º00 Bujur Timur serta diantara 4º24 Lintang Utara dan 2º25 Lintang

I. PENDAHULUAN Industri Pengolahan

RINGKASAN EKSEKUTIF. vii. LAKIP 2015 Dinas Kelautan dan Perikanan

PENDAHULUAN Latar Belakang

KAJIAN BASIS DAN PRIORITAS DALAM SEKTOR PERTANIAN BAGI PEMBANGUNAN WILAYAH PESISIR BENGKULU

BAB VIII INDIKASI PROGRAM PRIORITAS

BAB I PENDAHULUAN. memiliki prospek cerah untuk dikembangkan, karena ikan lele merupakan. air tawar yang sangat digemari oleh masyarakat.

Tabel 7.3 CAPAIAN KINERJA PROGRAM INDIKATOR

BAB 18 REVITALISASI PERTANIAN

Mendukung terciptanya kesempatan berusaha dan kesempatan kerja. Meningkatnya jumlah minat investor untuk melakukan investasi di Indonesia

KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS) Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Polewali Mandar

SUB SEKTOR PERTANIAN UNGGULAN KABUPATEN TASIKMALAYA SELAMA TAHUN

DR. H. YUSRON IHZA. L.L.M & H. YUSRONI YAZID, SE, MM

BAB I PENDAHULUAN. mampu bertahan dan terus berkembang di tengah krisis, karena pada umumnya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

KESIAPAN KABUPATEN MAROS MELAKSANAKAN SDGs. Ir. H. M. HATTA RAHMAN, MM (BUPATI MAROS)

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI MAKRO DAERAH

KAJIAN POTENSI SUMBER DAYA ALAM BERBASIS EKSPORT

BAB II KEBIJAKAN PEMERINTAHAN DAERAH

PEDOMAN UMUM INDUSTRIALISASI KELAUTAN DAN PERIKANAN

I. PENDAHULUAN. perekonomian nasional. Peran terpenting sektor agribisnis saat ini adalah

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris yang memiliki potensi sumber daya alam

BAB V VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Globalisasi yang terjadi beberapa dasawarsa terakhir, mendorong

BAB VIII INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN

7. URUSAN PERDAGANGAN

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pertanian mempunyai peranan yang sangat penting dalam. secara langsung maupun secara tidak langsung dalam pencapaian tujuan

BAB I PENDAHULUAN. daerah bersangkutan (Soeparmoko, 2002: 45). Keberhasilan pembangunan

I. PENDAHULUAN. Ketika krisis melanda Indonesia sejak tahun 1997 usaha kecil berperan

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sumberdaya perikanan di Kabupaten Gorontalo Utara meliputi perikanan tangkap dan perikanan budidaya.

BAB III ISU ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI Identifikasi Permasalahan berdasarkan tugas dan Fungsi

REKOMENDASI SEMINAR STRATEGI DAN TANTANGAN PEMBANGUNAN EKONOMI JANGKA MENENGAH PROVINSI JAMBI 22 DESEMBER 2005

ANALISIS EKONOMI DAN SEKTOR UNGGULAN UNTUK PENGEMBANGAN HALMAHERA TENGAH

BAB I PENDAHULUAN. memiliki ekonomi yang rendah, dan hal ini sangat bertolak belakang dengan peran

3 KERANGKA PEMIKIRAN

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN. rencana pembangunan jangka menengah daerah, maka strategi dan arah

BAGIAN ORGANISASI DAN KEPEGAWAIAN SETDA KOTA LANGSA

AKSELERASI INDUSTRIALISASI TAHUN Disampaikan oleh : Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam konteks desentralisasi ekonomi maka setiap daerah harus kreatif,

IKHTISAR EKSEKUTIF. Hasil Rekapitulasi Pencapain kinerja sasaran pada Tahun 2012 dapat dilihat pada tabel berikut :

PEREKONOMIAN DAERAH KOTA BATAM

Transkripsi:

KINERJA KEUNGGULAN BERSAING KOMODITAS MINAPOLITAN KABUPATEN KONAWE SELATAN Muhammad Rafiy 1, Ernawati 2, Surianti 3 Universitas Halu Oleo 1 muhammadrafiy53@gmail.com, 2 erna_unhalu@yahoo.com Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kinerja keunggulan bersaing komoditas minapolitan Kabupaten Konawe yang ditinjau dari aspek: faktor produksi, permintaan, dan industri terkait. Data yang digunakan merupakan data sekunder time series dari hasil publikasi Badan Pusat Statistik Kabupaten Konawe. Data dianalisis secara deskriptif dengan bantuan rumus pertumbuhan, share dan analisa grafik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keunggulan bersaing komoditas minapolitan Kabupaten Konawe ditinjau dari aspek produksi menunjukkan kondisi yang tidak stabil atau fluktuatif, sementara pada aspek sarana perikanan menunjukkan kondisi yang kurang dapat menjamin produksi dalam jangka panjang akibat peningkatan sarana perikanan yang relatif stagnan. Pada sisi lain, keunggulan bersaing pada aspek permintaan luar negri menunjukkan kecenderungan meningkat. Adapun pembentukan keunggulan bersaing sub sektor kelautan dan perikanan Kabupaten Konawe dari aspek industri terkait menunjukkan bahwa dalam jangka panjang pertumbuhan industri akan menjamin pengelolaan komoditas primer sub sektor perikanan, sehingga akan mendorong daya saing hasi-hasil perikanan di Kabupaten Konawe. Kata kunci: keunggulan bersaing, perikanan, ekspor, produksi, industri terkait Abstract: This study aims to determine the performance of competitive advantage minapolitan commodity in South Konawe Regency, from aspects: factors of production, demand, and related industries. The data used is secondary data from the publication of Central Statistics Agency of South Konawe Regency. Data were analyzed descriptively with growth, share and graph analysis. The results showed that the competitive advantage of minapolitan commodity in South Konawe Regency viewed from the aspect of production showed unstable or fluctuating condition, while in the aspect of fishery facilities showed that condition not guarantee long-term production due to the relative increase of fishery facilities stagnant. On the other hand, competitive advantage in the export demand aspect shows an increasing trend. The establishment of competitive advantage of marine and fisheries of South Konawe Regency from related industry aspect shows that in the long term industrial growth will guarantee the management of primary commodities so that it will support the competitiveness of fishery products in South Konawe Regency. Key words: competitive advantage, fishery, export, production, related industries PENDAHULUAN Kabupaten Konawe memiliki potensi sumberdaya alam yang melimpah sebagai keunggulan absolut, yang dapat dikembangkan menjadi keunggulan komparatif bahkan kompetitif dalam rangka peningkatan kesejahteraan rakyat. Salah satu potensi tersebut yaitu sumberdaya perairan, baik perairan darat maupun perairan laut. Berdasarkan keunggulan tersebut, pemerintah Kabupaten Konawe menetapkan visi untuk pembangunan 2010-2015 sebagai Kabupaten Minapolitan. Secara harfiah pengertian minapolitan adalah suatu konsep manajemen ekonomi kawasan berbasis kelautan dan perikanan guna meningkatkan pendapatan masyarakat. Sedangkan kaitanya dengan pernyataan visi daerah yaitu kabupaten Muhammad Rafiy, Ernawati, Surianti: Kinerja keunggulan A-13

yang dalam pembangunan wilayahnya berfokus pada minapolitan sebagai penggerak utama (frame mover) seluruh potensi unggulan daerah (Bappeda Konsel, 2010). Sementara misi pembangunan daerah yaitu : "Mewujudkan Konawe Sejahtera Berbasis Perdesaan Pada periode pemerintahan 2010-2015 Pemerintah Kabupaten Konawe memiliki 8 (delapan) prioritas pembangunan, yaitu: (1) peningkatan perekonomian daerah, dengan menjadikan minapolitan sebagai penggerak utama (frame mover) potensi unggulan daerah lainnya; (2) peningkatan akses masyarakat terhadap pendidikan yang berkualitas melalui peningkatan kualitas pelayanan pendidikan, peningkatan kualitas dan kesejahteraan tenaga kependidikan, peningkatan sarana/prasarana pendidikan, dalam kerangka pencapaian pendidikan wajib belajar 12 tahun; (3) peningkatan derajat kesehatan masyarakat, melalui peningkatan kesadaran budaya sehat, peningkatan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang berkualitas, peningkatan sarana/prasarana kesehatan, dan perbaikan gizi masyarakat; (4) peningkatan ketersediaan dan kualitas infrastruktur sebagai upaya mendukung percepatan pembangunan, peningkatan keterpaduan pemanfaatan ruang dan pusat pertumbuhan, peningkatan gairah investasi serta aktivitas ekonomi lainnya; (5) peningkatan kualitas, daya dukung dan daya tampung lingkungan serta pencegahan dini terhadap bencana; (6) peningkatan kualitas pelayanan publik melalui peningkatan profesionalisme, efektifitas dan efisiensi kinerja birokrasi, serta peningkatan partisipasi masyarakat dan dunia usaha dalam pembangunan; (7) peningkatan kinerja pembangunan desa, melalui peningkatan kapasitas pemerintahan desa, peningkatan keberdayaan masyarakat desa, pengembangan ekonomi dan pembangunan kawasan perdesaan, serta peningkatan kualitas dan kuantitas alokasi dana desa (ADD); dan (8) peningkatan pemahaman nilai-nilai luhur agama dan budaya serta penerapannya dalam kehidupan bermasyarakat dan berpemerintahan. Adapun strategi umum pencapaian misi digagas melalui Gerakan Membangun Masyarakat Konawe (GEMA-KONSEL), yaitu : (a) Konsel Stabil; (b) Konsel Cukup Pangan; (c) Konsel Sehat; (d) Konsel Cerdas; dan (e) Konsel Berimtaq; dengan 4 (empat) grand strategy dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) tahun 2010-2015, yaitu: (1) mewujudkan pemerintahan yang baik; (2) meningkatkan kualitas sumber daya manusia; (3) membangun infrastruktur; dan (4) meningkatkan ekonomi masyarakat berbasis perdesaan. Sasaran pembangunan yang terkait langsung dengan perwujudan visi Kabupaten Konawe sebagai Kabupaten Minapolitan sangat jelas termaktub dalam grand strategy keempat yaitu meningkatkan ekonomi masyarakat berbasis perdesaan, dengan sasaran : (1) setiap desa memiliki kelompok usaha yang mandiri dan mampu memajukan desanya; (2) setiap kecamatan memiliki produk unggulan yang menerapkan teknologi pengolahan tepat guna; (3) setiap kecamatan memiliki pasar yang mampu memfasilitasi pemasaran produk unggulannya serta menjamin ketersediaan kebutuhan pokok dan sarana produksi dengan harga terjangkau; (4) sentra-sentra produksi kelautan dan perikanan menerapkan mata rantai produksi yang terintegrasi dalam kawasan minapolitan; dan (5) Konawe menjadi tujuan utama investasi di Sulawesi Tenggara. Pemerintah daerah Kabupaten Konawe menyadari bahwa perwujudan Kabupaten Minapolitan haruslah dibangun dari berbagai aspek, sehingga ditentukan beberapa program yang saling mendukung dalam kebijakan umum pembangunan daerah. Sebagai leader dalam pencapaian visi, Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Konawe memiliki program utama, yaitu: pemberdayaan kelompok tani pembudidaya/tangkap, pengembangan budidaya perikanan, pengembangan perikanan tangkap, optimalisasi pengolahan dan pemasaran hasil produksi pertanian, pengembangan kawasan budidaya laut, air payau dan air tawar, dan program pengembangan sarana dan prasarana produksi perikanan. Guna mendukung visi pembangunan secara utuh, maka pengelolaan sumberdaya perikanan dan kelautan tidak saja dari aspek hulu namun juga hilirnya. Pada aspek hilir, pengembangan usaha perikanan dan kelautan membutuhkan dukungan pengelolaan industri dan pemasaran hasil-hasilnya, baik skala domestik maupun skala internasional. Beberapa program pendukung Dinas Kelautan dan Perikanan Konawe tampak pada program Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) lain, seperti program Dinas Koperasi UMKM dan Dinas A-14 Muhammad Rafiy, Ernawati, Surianti: Kinerja keunggulan

Perindustrian dan Perdagangan. Adapun program Dinas Koperasi UMKM yaitu (a) penciptaan iklim UKM yang kondusif; (b) pengembangan sistem pendukung usaha bagi UMKM; dan (c) Program peningkatan kualitas kelembagaan koperasi. Sementara program Dinas Perindustrian dan perdagangan, yaitu: (a) peningkatan kerjasama internasional; (b) peningkatan dan pengembangan ekspor; (c) pengembangan industri kecil dan menengah; (d) peningkatan kapasitas IPTEK sistem produksi; (e) pengembangan sentra-sentra industri potensial; (f) penataan struktur industri; dan (g) peningkatan efisiensi perdagangan dalam negeri. Program kerja yang ditetapkan oleh masing-masing SKPD tentunya diharapkan berjalan menuju visi pembangunan daerah. Pencapaian visi ini menuntut kemampuan bersaing produkproduk minapolitan dan atau komoditas kelautan dan perikanan terhadap komoditas lain. Menurut Porter (1990) keunggulan bersaing suatu bangsa ditentukan oleh 4 (empat) variabel, yaitu: kondisi faktor, permintaan domestik, struktur pasar, dan industri terkait lainnya. Berdasarkan hal tersebut, tulisan ini mengkaji bagaimana kinerja keunggulan bersaing komoditas kelautan dan perikanan Kabupaten Konawe dalam rangka mewujudkan visi sebagai Kabupaten Minapolitan. Tulisan ini terdiri dari empat bagian. Bagian kedua tulisan ini menyajikan metode penelitian, dan bagian ketiga dipaparkan hasil dan pembahasan; dan terakhir yaitu kesimpulan. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan data sekunder time series dengan periode analisis 2010-2015 yang bersumber dari hasil publikasi Badan Pusat Statistik Kabupaten Konawe. Kinerja keunggulan bersaing komoditas minapolitan diderivasi dari variabel keunggulan bersaing menurut Porter (1993), yaitu: kondisi faktor, permintaan, struktur pasar, dan industri lain yang terkait. Pada penelitian ini struktur pasar tidak dikaji, dan hanya membatasi pada 3 dimensi, yaitu: kondisi faktor (produksi dan sarana perikanan); permintaan luar negri, dan industri lain yang terkait. Adapun data sektor industri pengolahan hasil kelautan dan perikanan tidak tersedia, sehingga sektor industri terkait diproxi dengan sub sektor industri bahan makanan. Data dianalisis secara deskriptif dengan bantuan rumus pertumbuhan, share dan analisa grafik. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Produksi dan Sarana Kelautan dan Perikanan Kinerja keungggulan bersaing komoditas minapolitan Kabupaten Konawe pada aspek produksi periode 2010-2015 disajikan sebagaimana Tabel 1 menunjukkan bahwa terdapat penurunan produksi secara tajam pada periode 2012 dan 2013, dan meningkat kembali pada periode selanjutnya. Penurunan ini didorong oleh penurunan produksi perikanan laut. Sementara produksi perikanan darat secara umum mengalami kecenderungan meningkat, meskipun pada tahun 2014 terjadi penurunan. Adapun kontribusi perikanan di Kabupaten Konawe untuk empat tahun terakhir dari data yang disajikan menunjukkan bahwa sektor perikanan didominasi oleh perikanan darat. Perikanan laut mencapai momentumnya pada tahun 2011 yang berkontribusi 92,6 persen bagi produksi perikanan di Kabupaten Konawe, namun menurun pada tahun berikutnya menjadi 5,2 persen; dan terus mengalami penurunan pada tahun 2013 menjadi 4,1 persen. Meskipun untuk tahun 2014 dan 2015 terus mengalami peningkatan konstribusi namun belum mencapai 50 persen. Muhammad Rafiy, Ernawati, Surianti: Kinerja keunggulan A-15

Tabel 1. Produksi dan Share Perikanan Laut dan Darat di Kabupaten Konawe Tahun 2010-2015 Tahun Perikanan Laut Perikanan Darat Produksi (Ton) Share (%) Produksi (Ton) Share (%) Total Produksi (Ton) 2010 17298,0 82,1 3784,1 17,9 21082,1 2011 79839,6 92,6 6360,1 7,4 86199,7 2012 473,2 5,2 8673,1 94,8 9146,3 2013 385,2 4,1 9045,3 95,9 9430,5 2014 3500,0 30,0 8154,0 70,0 11654,0 2015 3800,0 31,3 8350,0 68,7 12150,0 Sumber: Kabupaten Konawe Dalam Angka 2014 dan 2016 Adapun kinerja keunggulan bersaing minapolitan Kabupaten Konawe yang dikaji dari aspek pertumbuhan sebagaimana Tabel 2 menunjukkan bahwa sektor perikanan mengalami pertumbuhan negatif untuk tahun 2015, sementara sub sektor kehutanan dan pertanian mengalami pertumbuhan positif. Pertumbuhan tertinggi sub sektor perikanan dialami pada tahun 2014 yang mencapai 12,56 persen. Tabel 2. Laju Pertumbuhan PDRB Atas Dasar Harga Konstan (%), 2011-2015 Tahun Pertanian Umum Perikanan Kehutanan Pertanian 2011 2,15 4,61 4,48 0,69 2012 3,53 2,63 2,63 4,08 2013 4,77 8,55 8,55 2,87 2014 5,93 12,56 2,40 2,30 2015 1,27 (0,23) 1,17 2,24 Sumber: PDRB Konawe Menurut Lapangan Usaha 2016 Pada aspek kontribusi pada pembentukan PDRB sebagaimana disajikan pada Tabel 3, menunjukkan bahwa kontribusi sub sektor perikanan terhadap total PDRB pertanian secara umum (pertanian, kehutanan dan perikanan) terus mengalami peningkatan dan mencapai sekitar 40 persen untuk tahun 2015. Sub sektor perikanan merupakan penyumbang terbesar dalam pembentukan PDRB kelompok pertanian umum. Namun, untuk kontribusinya terhadap total PDRB Kabupaten Konawe hanya sekitar 11 persen, dan justru mengalami penurunan untuk tahun 2012 dan 2015. Sementara industri terkait sub sektor perikanan yang diproxi melalui industri bahan makanan menunjukkan kontribusi yang dominan terhadap sektor industi di Kabupaten Konawe dengan share sekitar 80 persen pada tahun 2015. Namun kontribusi sub sektor industri ini terhadap total PDRB masih relatif rendah, yaitu sekitar 2 persen. Dengan demikian, total kontribusi perikanan di Konawe masih sekitar 13 persen dan relatif stagnan. Hal ini menunjukkan bahwa perwujudan Kabupaten Konawe masih belum mencapai harapan yang diinginkan sebagaimana visi pembangunan daerah 2010-2015, sebagai Kabupatn Minapolitan. A-16 Muhammad Rafiy, Ernawati, Surianti: Kinerja keunggulan

Tabel 3. Share Sub Sektor Perikanan dan Industri Bahan Makanan (%) Terhadap PDRB Kabupaten Konawe Tahun 2011-2015 Tahun Share Sub Sektor Perikanan, terhadap PDRB Pertanian Total Share Sub Sektor Industri Bahan Makanan, terhadap PDRB Total PDRB Total Kontribusi (3)+(5) Umum PDRB Industri (1) (2) (3) (4) (5) (6) 2011 34,52 11,39 74,25 1,92 13,31 2012 35,31 10,99 74,35 1,92 12,91 2013 37,42 11,43 75,55 1,92 13,35 2014* 39,14 11,64 77,24 2,06 13,70 2015** 39,87 10,70 78,28 2,08 12,78 Rata-rata 37,25 11,23 75,93 1,98 13,21 Sumber: PDRB Konawe Menurut Lapangan Usaha 2016, diolah Pada aspek dukungan sarana perikanan sebagaimana Tabel 4 meyajikan bahwa jumlah sarana tangkap perikanan laut di Kabupaten Konawe periode 2010-2015 menunjukkan perubahan peningkatan yang cukup tajam untuk tahun 2011, namun untuk periode selanjutnya relatif stagnan. Perubahan yang stagnan ini khususnya dialami oleh sarana penangkapan kapal motor dan perahu jukung. Kondisi ini mengindikasikan bahwa investasi sarana tangkap yang dilakukan oleh nelayan sangat terbatas, dan dalam jangka panjang akan mengancam produksi perikanan laut, dengan pertimbangan penyusutan sarana tangkap ini. Namun jika dilakukan perbandingan antara produksi perikanan laut sebagaimana disajikan pada Tabel 1 dan sarana penangkapan pada Tabel 4 tampak bahwa tidak terdapat arah perubahan yang proposional antara peningkatan/penurunan produksi perikanan laut dan sarana tangkapnya. Hal ini didorong oleh jenis produksi perikanan laut yang tidak saja berwujud hasil tangkap, namun juga hasil budidaya perikanan laut, seperti budi daya rumput laut. Tabel 4. Jumlah Perahu/Kapal Menurut Jenisnya di Kabupaten Konawe 2010-2015 Jenis 2010 2011 2012 2013 2014 2015 Perahu Tanpa Motor 2650 2823 2910 2910 2823 2910 Jukung 1282 1375 1390 1390 1375 1390 Perahu papan 1358 1448 1520 1520 1448 1520 Motor Tempel 888 920 930 943 920 943 Kapal Motor 480 480 481 481 490 481 Jumlah 4008 4223 4321 4334 4233 4334 Sumber: Kabupaten Konawe Dalam Angka 2014 dan 2016 2. Permintaan Luar Negri Hasil produksi perikanan Kabupaten Konawe selain untuk memenuhi permintaan domestik, juga permintaan luar negri. Permintaan domestik terdiri dari pemasaran hasil perikanan dalam Kabupaten Konawe dan kabupaten sekitarnya. Namun hasil-hasil perikanan tersebut tidak diperdagangkan antar pulau. Adapun permintaan luar negri komoditas perikanan dapat dilihat dari realisasi ekspor. Tabel 5 menyajikan volume perdagangan ekspor Kabupaten Konawe yang berasal dari hanya 3 (tiga) komoditi yaitu: kayu, rotan, dan perikanan. Berdasarkan Tabel 5 tampak bahwa ekspor perikanan Kabupaten Konawe menunjukkan kecenderungan meningkat. Muhammad Rafiy, Ernawati, Surianti: Kinerja keunggulan A-17

Tabel 5. Volume Perdagangan Ekspor Kabupaten Konawe Tahun 2011, 2013, dan 2015 Jenis Komoditi Satuan 2011 2013 2015 Kayu M 3 8.046 9.326 9.494 Rotan M 3 822.723 843.643 898.095 Perikanan Ton 22.500 24.500 27.577 Sumber: Kabupaten Konawe Dalam Angka berbagai tahun 3. Industri Terkait Lainnya Pembentuk keunggulan bersaing sub sektor kelautan dan perikanan Kabupaten Konawe yang dikaji dari aspek industri terkait, khususnya industri bahan makanan sebagaimana disajikan pada Gambar 1 menunjukklan perubahan yang proposional antara pertumbuhan produksi hasil perikanan dan industri bahan makanan, dengan proporsi pertumbuhan industri bahan makanan yang lebih tinggi. Hal ini mengimplikasikan bahwa dalam jangka panjang pertumbuhan industri akan menjamin pengelolaan komoditas primer sub sektor perikanan menjadi bahan setengah jadi dan barang jadi, sehingga akan mendorong daya saing hasi-hasil perikanan di Kabupaten Konawe. Sumber: PDRB Konawe Menurut Lapangan Usaha 2016, diolah Gambar 1. Pertumbuhan Sub Sektor Perikanan dan Industri Bahan Makanan Kabupaten Konawe 2011-2015 KESIMPULAN Keunggulan bersaing komoditas minapolitan Kabupaten Konawe ditinjau dari aspek produksi menunjukkan kondisi yang tidak stabil atau fluktuatif, sementara pada aspek sarana perikanan menunjukkan kondisi yang kurang dapat menjamin produksi dalam jangka panjang akibat peningkatan sarana perikanan yang relatif stagnan. Pada sisi lain, keunggulan bersaing pada aspek permintaan luar negri menunjukkan kecenderungan meningkat. Adapun pembentukan keunggulan bersaing sub sektor kelautan dan perikanan Kabupaten Konawe dari aspek industri terkait menunjukkan bahwa dalam jangka panjang pertumbuhan industri akan menjamin A-18 Muhammad Rafiy, Ernawati, Surianti: Kinerja keunggulan

pengelolaan komoditas primer sub sektor perikanan menjadi bahan setengah jadi dan barang jadi, sehingga akan mendorong daya saing hasi-hasil perikanan di Kabupaten Konawe. DAFTAR PUSTAKA BPS Konsel. 2012. Kabupaten Konawe dalam Angka 2011. Andoolo: BPS Konawe BPS Konsel. 2013. Kabupaten Konawe dalam Angka 2012. Andoolo: BPS Konawe BPS Konsel. 2014. Kabupaten Konawe dalam Angka 2013. Andoolo: BPS Konawe BPS Konsel. 2015. Kabupaten Konawe dalam Angka 2014. Andoolo: BPS Konawe BPS Konsel. 2016. Kabupaten Konawe dalam Angka 2015. Andoolo: BPS Konawe BPS Konsel. 2016. Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Konawe Menurut Lapangan Usaha 2011-2015. Andoolo: BPS Konawe Bappeda Konawe. 2010. RPJMD Kabupaten Konawe Tahun 2010-2015. Andoolo: Bappeda Konawe Porter, M. E. 1990. The Competitive Advantage of Nations. Free Press, Mac Millan. New York Muhammad Rafiy, Ernawati, Surianti: Kinerja keunggulan A-19