Ali Ridho,SE. M.Si.

dokumen-dokumen yang mirip
suatu harga jual khusus yang dipakai dalam pertukaran antar divisional untuk mencatat pendapatan unit penjual (selling division) dan unit divisi

SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN PENENTUAN HARGA TRANSFER

BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pengertian Harga Transfer

Bab 6 Penentuan Harga Transfer

PENENTUAN HARGA TRANSFER

MODUL 5 PENETAPAN HARGA TRANSFER (TRANSFER PRICING) PENDAHULUAN. A. Deskripsi Singkat: B. Relevansi: C. Standar kompetensi/tujuan pembelajaran:

ADVANCED MANAGEMENT ACCOUNTING (Akuntansi Manajemen Lanjut)

PELAPORAN SEGMEN, EVALUASI PUSAT INVESTASI, DAN PENETAPAN HARGA TRANSFER

HARGA TRANSFER / TRANSFER PRICING

PUSAT PERTANGGUNGJAWABAN KEUANGAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

tem Pen Ma Sist dali men ian n Modu digun Abstract Kompetensi Tatap Muka Kode MK Program Administrasi Transfer Ekonomi dan Bisnis

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha dewasa ini semakin maju dan pesat. Hal ini

Penggunaan Informasi Akuntansi Penuh. Agus Widarsono, SE., M.Si.,Ak Agusw77.wordpress.com

AKUNTANSI MANAJEMEN. Biaya Transfer dan Analisis Cost Profit Volume

SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN

HARGA TRANSFER KONSEP HT :

PENENTUAN HARGA TRANSFER UNTUK PERUSAHAAN DOMESTIK Oleh Margono Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Surakarta

SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN

Farah Esa B

Encyclopædia Britannica, Inc.

HARGA TRANSFER KONSEP HT :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Handout Akuntansi Manajemen

TUGAS INDIVIDU. Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Sistem Pengendalian Manajemen Dosen pengampu : Dr. P. Basuki Hadiprajitno

SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tak hanya mencakup penjualan terhadap barang atau jasa yang dihasilkan

Sistem Pengendalian Manajemen (Management Control Systems)

[8] Perencanaan Strategis. Hasudungan Hutasoit, SE, M.Ak.

Pert 10. HARIRI, SE., M.Ak Universitas Islam Malang 2017

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Usaha Kecil dan Menengah (UKM) 2.2. Permasalahan Usaha Kecil dan Menengah (UKM)

ACTIVITY BASED MANAGEMENT (ABM)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB II BAHAN RUJUKAN

ACTIVITY BASED COSTING AND ACTIVITY BASED MANAGEMENT

Bab 6 Mengukur dan Mengendalikan Aset yang Dikelola Dosen Pengampu: Dhyah Setyorini, M.Si., Ak.

Akuntansi Biaya. Review : Joint Product, Material, Labor, Factory Overhead, Activity-Based Costing. Rista Bintara, SE., M.Ak.

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN PERTANYAAN PENELITIAN. a. Pengertian dan Ruang Lingkup Audit Manajemen

SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN

Desain Struktur Organisasi: Spesialisasi dan Koordinasi

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era kompetisi yang semakin tajam, perusahaan perusahaan

Pekerjaan. diukur dari biayanya. Modal

I. PENDAHULUAN. Setiap perusahaan, baik yang bergerak di bidang jasa, produksi, manufacturing maupun perdagangan bertujuan untuk memperoleh laba yang

ETIKA DI PANGSA PASAR

Bab 1 Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sejalan dengan pertumbuhan ekonomi saat ini pada perusahaan yang

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER

PERTEMUAN KE-9 AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN BERDASARKAN STRATEGI & AKTIFITAS

DR. MOHAMMAD ABDUL MUKHYI, SE., MM

AUDIT ORGANISASI PEMASARAN

Pusat Pertanggung Jawaban Pusat Laba dan Pusat Investasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian dan Manfaat Dari Akuntansi Pertanggungjawaban

BAB 9 EVALUASI KINERJA DALAM PERUSAHAAN YANG TERDESENTRALISASI

Bab 10 Analisis Laporan Kinerja Keuangan

UKURAN KINERJA. Apa yang penting, diukur STRATEGI. Apa yang diselesaikan, diberi imbalan

BAB II BAHAN RUJUKAN

PERAN, SEJARAH DAN ARAH AKUNTANSI MANAJEMEN

Copyright Rani Rumita

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dengan perusahaan lain. Persaingan yang bersifat global dan tajam

BAB II CUSTOMER PROFITABILITY ANALYSIS (CPA) Definisi Customer Profitability Analysis

BAB I PENDAHULUAN. Akibat dari krisis ekonomi yang menimpa Indonesia, tak sedikit pula

Customer Profitability Analysis (CPA) Sebagai Analisis Laba Perusahaan

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN SEKOLAH TINGGI AKUNTANSI NEGARA TANGERANG SELATAN

Soal Jawab untuk Semua Materi 1. Ada dua landasan teori dalam pendekatan akuntansi keprilakuan, yakni pendekatan Normatif ke Deskriptif dan

MAKALAH SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN BAB II MEMAHAMI STRATEGI PROGRAM STUDI AKUNTANSI 2014

BAB II LANDASAN TEORI

BIAYA KUALITAS DAN PRODUKTIFITAS: PENGUKURAN, PELAPORAN DAN PENGENDALIAN. HARIRI, SE., M.Ak Universitas Islam Malang 2017

BAB I PENDAHULUAN. Dalam keadaan krisis ekonomi seperti sekarang ini, setiap perusahaan harus

III. KERANGKA PEMIKIRAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II LANDASAN TEORI. dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik

Minggu-6. Konsep Harga (pricing concept) Product Knowledge and price concept. By : Ai Lili Yuliati, Dra, MM

Materi Minggu 10. Implementasi Strategik, Evaluasi dan Pengawasan

MERINTIS USAHA DAN MODEL PENGEMBANGANNYA. Tatap muka ke /03/2015 KwuAgroind/MerintisUsaha.2013

Management Control Systems

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. mengenai penilaian kinerja keuangan PT. Alam Sutera Realty yang diukur. penulis mengambil kesimpulan sebagai berikut :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Berkembangnya jaman, kehidupan dunia usaha semakin berkembang.

BAB 1 PENDAHULUAN. jasa. Semakin tinggi kemampuan mengelola biaya (cost), maka akan semakin baik. diklasifikasikan dan dialokasikan dengan tepat.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV KERANGKA PEMIKIRAN

Entrepreneurship and Inovation Management

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

INFORMASI AKUNTANSI PENUH

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Sistem Pengendalian Manajemen. Case 3-3 Rendell Company

BAB V PENUTUP. menggunakan Analisis Regresi Linear Berganda dengan bantuan program IBM

BAB I PENDAHULUAN Latarbelakang pemilihan bidang dan objek kerja praktek. perusahaan yang berada dalam usaha yang sama atau sejenis.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kelangsungan hidup perusahaan, melakukan pertumbuhan serta upaya untuk

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini dengan adanya penanggulangan terhadap resiko-resiko seperti mengalami

9. PERUBAHAN DAN PENGEMBANGAN ORGANISASI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORITIS. Menurut Garrison.et.al (2008 : 477), Aktivitas adalah suatu kejadian yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PROJECT MANAGEMENT BODY OF KNOWLEDGE (PMBOK) PMBOK dikembangkan oleh Project Management. Institute (PMI) sebuah organisasi di Amerika yang

MERANCANG DAN MENGELOLA JARINGAN NILAI DAN SALURAN PEMASARAN BY : DIANA MA RIFAH

Strategic Management of IS/IT. Aspek Manajemen IS / IT 11/23/2011. O rganization and R esources Chapter 8. Context of This Session

Transkripsi:

MODUL PERKULIAHAN SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN HARGA TRANFER PENGERTIAN DAN TUJUAN HARGA TRANSFER, METODE HARGA TRANSFER, PENETAPAN HARGA SERVICE DARI KANTOR PUSAT, DAN ADMINISTRASI HARGA TRANSFER Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Ekonomi & Bisnis Akuntansi 06 32006 Ali Ridho,SE. M.Si. Abstract Transfer pricing didefenisikan sebagai suatu harga jual khusus yang dipakai dalam pertukaran antar divisional untuk mencatat pendapatan unit penjual (selling division) dan unit divisi pembeli (buying divison) Kompetensi Mampu menjelaskan dan memahami terjadinya Harga Transfer serta metode yang diterapkan perusahaan serta bagaimana dampaknya terhadap pengendalian.

6.1. PENGERTIAN DAN TUJUAN HARGA TRANSFER Untuk organisasi yang terdesentralisasi, keluaran dari sebuah unit dipakai sebagai masukan bagi unit lain. Transaksi antar unit ini mengakibatkan timbulnya suatu mekanisme transfer pricing. Transfer pricing didefenisikan sebagai suatu harga jual khusus yang dipakai dalam pertukaran antar divisional untuk mencatat pendapatan unit penjual (selling division) dan unit divisi pembeli (buying divison). Pada penjelasan ini pengertian harga transfer dibatasi pada nilai yang diberikan atas suatu transfer barang atau jasa dalam suatu transaksi yang setidaknya salah satu dari kedua pihak yang terlibat adalah pusat laba Pemikiran organisasi modern berorientasi pada asas desentralisasi, dan salaras pengembangan, pembuatan dan pemasaran suatu produk, maka masing-masing harus membagi pendapatan yang dihasilkan, dan harga transfer merupakan mekanisme untuk mendistribusikan pendapatan tersebut. Penentuan harga transfer harus bisa mencapai tujuan sbb: 1. Memberikan informasi yang relevan kepada masing-masing unit usaha, untuk menentukan imbal balik yang optimum antara biaya dan pendapatan 2. Menghasilkan keputusan yang selaras dengan cita-cita Perusahaan 3. Membantu pengukuran kinerja ekonomi dari unit usaha individual 4. Sistem yang mudah dimengerti dan dikelola Merancang sistem penentuan harga transfer merupakan topik kunci pengendalian manajemen bagi sebagain besar perusahaan, khususnya di Amerika dan Eropa. Harga transfer sering memicu masalah terutama pada penentuan harga sepakatannya, karena melibatkan dua unit, yaitu unit pembeli dan unit penjual, dan harga transfer juga mempengaruhi pengukuran laba unit, harga transfer yang tinggi akan merugikan unit pembeli sedangkan harga transfer yang terlalu rendah akan merugikan unit penjual, maka penentuan harga transfer menjadi hal yang sangat penting 2

6.2. METODE PENENTUAN HARGA TRANSFER 6.2.1 Situasi Idial Masalah dijual ke konsumen luar atau dibeli dari pemasok luar penentuan harga transfer sebenarnya merupakan penentuan harga pada umumnya, dengan sedikit modifikasi untuk mempertimbangkan faktor-faktor tertentu yang unik dalam transaksi internal. Prinsipnya adalah bahwa harga transfer sebaiknya serupa dengan harga yang akan dikenakan seandainya produk tersebut dijual ke pasar atau pihak luar. Untuk melaksanakan prinsip ini ternyata merupakan hal sulit, karena adanya fakta bahawa terdapat banyak pertentangan dalam literatur mengenai bagaimana harga jual ke pihak luar ditentukan, literatur ekonomi klasik berasumsi bahwa harga jual sebaiknya sama dengan biaya marginal, begitu juga baberapa penulis setuju dengan hal tersebut, akan tetapi hal tersebut tidak realistis, ketika suatu pusat laba di suatu perusahaan membeli produk dari dan menjualnya satu sama lain antar pusat laba, maka dua keputusan yang harus diambil untuk setiap produk adalah: 1. Apakah perusahaan harus memproduksi sendiri produk tersebut, atau harus membelinya dari pemasok luar? 2. Apabila diproduksi secara internal, pada tingkat harga berapa produk tersebut akan ditranfer antar pusat laba? Harga transfer berdasarakan harga pasar akan menghasilkan keselarasan cita-cita jika kondisi-kondisi dibawah ini terpenuhi, Orang-orang yang kompeten, idiealnya para manajer harusnya memperhatikan kinerja jangka panjang dari pusat tanggung jawab mereka, Atmosfer yang baik, para manajer harusnya menjadikan profitabilitas sebagai cita-cita yang penting dan pertimbangan yang signifikan dalam penilaian kinerja mereka. Harga pasar, harga transfer yang idial, adalah berdasarkan harga pasar normal, maksudnya adalah produk yang ditranfer mempunyai kuantitas, waktu pengiriman dan kualitas yang sama dengan produk yang dijual di pasar, dan harga transfer bisa diturunkan sedikit karena biaya marketing dan periklanan relatif tidak ada pada harga transfer. 3

Kebebasan memilih sumber daya, alternatif dalam memperoleh sumber daya haruslah ada, dan para manajer sebaiknya diizinkan untuk memilih alternatif yang baik untuk mereka. Informasi penuh, para manajer harus mengetahui semua alternatif yang ada serta biaya dan pendapatan yang relevan dari masing-masing alternatif tersebut. Negosiasi, harus ada mekanismen yang berjalan lancar untuk melakukan negosiasi, kontrak antar unit usaha. Apabila syarat di atas terpenuhi, maka sistem harga transfer berdasarkan harga pasar dapat menghasilkan keselarasan cita-cita. Akan tetapi tidak semua kondisi tersebut dapat terpenuhi, karena adanya hambatan-hambatan dalam memperoleh sumber daya, diantaranya adalah: 1. Pasar yang terbatas, 2. Kelebihan dan kekurangan kapasitas industry Idealnya seorang manajer pembelian bebas mengambil keputusan sourcing. Demikian halnya dengan manajer penjualan, ia harus bebas untuk menjual produknya ke pasar yang paling menguntungkan. Akibat-akibat yang terjadi jika para manajer pusat laba tidak memiliki kebebasan dalam mengambil keputusan sourcing : 1. Pasar yang Terbatas Beberapa alasan pasar terbatas bagi pusat laba (pembeli dan penjual) : o Keberadaan kapasitas internal mungkin membatasi pengembangan penjualan eksternal. o Jika suatu perusahaan merupakan produsen tunggal dari produk yang terdifferensiasi, tidak ada sumber dari luar. o Jika perusahaan telah melakukan investasi yang besar, cenderung tidak akan menggunakan sumber daya dari luar kecuali harga jual di luar mendekati biaya variable perusahaan. Dalam kondisi pasar yang terbatas, harga transfer yang paling memenuhi persyaratan system pusat laba adalah harga kompetitif. Dimana harga kompetitif 4

mengukur kontribusi dari setiap pusat laba terhadap laba perusahaan secara keseluruhan. Perusahaan dapat mengetahui tingkat harga kompetitiif jika perusahaan tersebut tidak membeli atau menjual produknya ke pasar bebas melalui cara-cara: a. Jika ada harga pasar diterbitkan, maka harga tersebut dapat digunakan untuk menentukan harga transfer. b. Harga pasar mungkin ditentukan berdasarkan penawaran. c. Jika pusat laba produksi menjual produk yang serupa di pasar bebas, maka pusat laba tersebut sering kali meniru harga kompetitif berdasarkan harga di luar. d. Jika pusat laba pembelian membeli produk yang serupa dari pasar luar/bebas mak pusat laba tersebut dapat meniru untuk harga kompetitif untuk produk-produk eklusifnya. 2. Kelebihan atau Kekurangan Kapasitas Industri Misalnya, jika pusat laba penjualan tidak dapat menjual seluruh produk ke pasar bebas atau memiliki kapasitas produksi yang berlebih. Perusahaan mungkin tidak akan mengoptimalkan labanya jika pusat laba pembelian membeli produk dari pemasok luar sementara kapasitas produksi di dalam masih memadai. Dan sebaliknya, jika pusat laba pembelian idak dapat memperoleh produk yang diperlukan dari luar sementara pusat laba penjualan menjual produknya ke pihak luar. Situasi ini terjadi ketika terdapat kekurangan kapasitas produksi di dalam industry. Sehingga pusat laba pembelian terhalang dan laba perusahaan tidak optimal. Meskipun ada hambatan dalam pemerolehan sumber daya, harga pasar tetap merupakan harga transfer yang baik. Jika harga pasar tersedia atau dapat diperkirakan maka gunakanlah. Meskipun demikian, jika tidak ada cara untuk memperkirakan harga kompetitif, pilihan lainnya adalah mengembangkan harga transfer berdasarkan biaya (cost based transfer price). Biasanya, perusahaan akan mengeliminasi unsur iklan, pendanaan, atau pengeluaran lain yang tidak dikeluarkan oleh pihak penjual dalam transaksi internal saat penentuan harga transfer. 5

6.2.2. Harga Transfer Berdasarkan Biaya Apabila harga kompetitif tidak tersedia, maka harga transfer dapat ditentukan berdasarkan biaya diambah laba, meskipun hal ini sangat rumit untuk dihitung dan hasilnya kurang memuaskan dibandingkan harga berdasarkan pasar. Dua hal yang harus diperhatikan dalam menentukan harga transfer berdasarakan biaya: 1. Dasar biaya, pada umumnya yang menjadi dasar biaya adalah harga standar, biaya aktual tidak bisa digunakan karena factor in-efisiensi produk akan diteruskan ke pusat laba pembelian. 2. Markup laba,dalam menentukan markup laba harus memperhatikan dua hal, dasarnya berapa dan tingkat berapa yang diperbolehkan Dasar yang paling mudah dan umum dipergunakan adalah persentase dari biaya. Jika dasar tersebut digunakan maka tidak ada pertimbangan atas modal yang diperlukan. Sementara konsep yang lebih baik adalah persentase dari investasi, tetapi untuk menghitung investasi yang akan digunakan ke setiap produk dapat menimbulkan permasalahan teknis. Masalah kedua dalam markup laba adalah besarnya jumlah laba. Solusi konseptual adalah membuat penyisihan laba berdasarkan investasi yang dibutuhkan untuk memenuhi volume yang diminta oleh pusat laba pembelian. Nilai investasi dihitung pada tingkat standard, dengan aktiva tetap dan persediaan pada tingkat biaya penggantian (replacement cost). 6.2.3.Biaya Tetap dan Laba hulu Penetapan harga transfer dapat menimbulkan permasalahan yang cukup serius, dalam perusahaan yang terintegrasi, pusat laba yang pada akhirnya menjual produk ke pihak luar, tanpa disadari biaya tetap dan laba bagian hulu, yang sudah ada di dalam pembelian internal, bahkan kalaupun disadari, mungkin enggan untuk mengurangi labanya guna mengoptimalkan laba perusahaan, yang pada akhirnya harga jual produk finalnya tidak bisa bersaing di pasar, Untuk mengatasinya maka digunakan cara-cara dibawah ini, 1. Persetujuan antar unit usaha, Wakil-wakil dari unit penjualan dan pembelian bertemu secara berkala untuk memutuskan harga penjualan ke pihak luar dan 6

pembagian laba untuk produk-produk dengan biaya tetap dan laba hulu yang signifikan 2. Dua langka penentuan harga, Cara ini dengan membuat harga transfer meliputi dua beban. Pertama, untuk setiap unit yang terjual, pembebanan biaya dilakukan dalam jumlah yang sama dengan biaya variable standard produksi. Kedua, pembebanan biaya berkala (biasanya setiap bulan) dilakukan dalam jumlah yang sama dengan biaya tetap yang berkaitan dengan fasilitas yang disediakan untuk unit pembelian. Salah satu atau dua komponen tersebut harus memasukkan marjin laba Beberapa hal yang harus dipertimbangkan dalam menerapkan metode penentuan harga dua langkah : a. Pembebanan biaya per bulan untuk biaya tetap dan laba harus dinegosiasikan secara berkala dan akan tergantung dari kapasitas yang digunakan oleh unit pembeli. b. Pertanyaan mungkin akan timbul mengenai keakuratan alokasi investasi dan biaya. c. Dengan system penentuan harga ini, inerja laba dari unit produksi tidak dipengaruhi volume penjualan dari unit yang terakhir. Hal ini memecahkan masalah yang muncul ketika usaha pemasaran oleh unit usaha yang lain mempengaruhi kinerja laba dari unit produksi murni. d. Mungkin terdapat konflik antara kepentingan dari unit produksi dengan kepentingan perusahaan.(kelemahan ini diatasi dengan menentukan bahwa unit pemasaran memiliki prioritas utama dalam menggunakan kapasitas yang terbatas) e. Metode ini mirip dengan penentuan harga take or pay yang sering digunakan oleh perusahaan-perusahaan sarana umum, saluran pipa, dan batubara, dan dalam kontrak jangka panjang 6.3. PENENTUAN HARGA JASA/SERVICE KANTOR PUSAT/KORPORAT Beberapa masalah yang berkaitan dengan pembebanan unit usaha atas jasajasa yang disediakan oleh unit staf pusat atau korporat, dan unit ini tidak mempunyai kendali, seperti bagian keuangan dan akunting pusat, bagian perizinan dan hubungan masyarakat, dan biaya itu semua bisa dialokasikan dan alokasi biaya 7

tersebut tidak perlu markup biaya dan bukan merupakan harga transfer, unit usaha biasanya diharuskan untuk menggunkan staf korporat untuk jenis pekerjaan tertentu, dan biasanya manajer unit usaha tidak bisa mengendalikan efisiensi kinerja dari kegiatan tersebut, akan tetapi manajer unit bisa mengendalikan jumlah jasa yang diterimanya, dan dalam beberapa kasus, pihak manajemen memutuskan bahwa unit-unit usaha dapat memilih apakah akan menggunakan unit jasa dari pusat atau tidak. Masalah yang berkaitan dengan pembebanan unit usaha atas jasa-jasa yang disediakan oleh unit staf korporat. Jika seluruh biaya dibebankan, maka semua biaya tersebut akan dialokasikan, dan alokasi tidak memasukkan komponen laba. Alokasi juga bukan merupakan harga transfer. Terdapat dua jenis transfer; a. Untuk jasa pusat yang harus diterima oleh unit penerima dimana unit penerima dapat mengendalikan jumlah yang digunakan paling tidak secara parsial. Manajer unit usaha tidak dapat mengendalikan efisiensi kinerja dari kegiatan jasajasa unit usaha, namun ia dapat mengendalikan jumlah jasa yang diterimanya. Tiga teori pemikiran mengenai jasa-jasa. Suatu unit usaha harus membayar biaya variable standar dari jasa yang diberikan. Jika membayar kurang dari itu, maka unit usaha akan termotivasi untuk menggunakan jasa-jasa dalam jumlah yang lebih banyak daripada yang dibenarkan secara ekonomis. Dan sebaliknya, jika membayar melebihi dari biaya variable standard, maka mereka mungkin tidak akan menggunakan jasa-jasa yang dipandang perlu oleh manajer senior. Suatu unit usaha harus membayar harga yang sama dengan biaya variable standard ditambah bagian yang wajar dan biaya tetap standard (biaya penuh/fullcost). Pendukung teori ini berpendapat jika unit usaha tidak mempercayai bahwa jasa tersebut bernilai sebesar itu, maka ada sesuatu yang salah dalam kualitas atau efisiensi dari unit jasa tersebut. Biaya penuh mencerminkan biaya jangka panjang perusahaan, dan inilah yang harus dibayar. Suatu unit usaha harus membayar harga yang sama dengan harga pasar, atau biaya penuh standard (standard full cost) ditambah margin labanya. 8

Harga pasar digunakan jika memungkinkan, jika tidak, maka harga sebesar biaya penuh ditambah ROI yang akan digunakan. Logikanya adalah modal yang digunakan oleh unit jasa sebaiknya memperoleh tingkat pengembalian atas modal yang digunakan sebagaimana dengan unit produksi. b. Untuk jasa pusat yang dapat diputuskan oleh unit usaha apakah akan digunakannya atau tidak. Pihak manajemen mungkin memutuskan bahwa unit usaha dapat memilih apakah menggunakan jasa sentral atau tidak. Unit usaha dapat memperoleh jasa tersebut dari pihak luar, mengembangkan kemampuan mereka atu memilih untuk tidak menggunakan jasa ini sama sekali. 6.4. ADMINISTRASI HARGA TRANSFER 6.4.1. Negosiasi Di hampir semua perusahaan, unit usaha menegosiasikan harga transfer satu sama lain; maksudnya, harga transfer tidak ditentukan oleh staf pusat. Alasan mendasar dalam hal ini adalah kepercayaan bahwa dengan menetapkan harga jual dan mencapai kesepakatan atas harga pembelian yang paling sesuai merupakan salah satu funsi dari manajemen lini. Sebaliknya, jika manajemen pusat menentukan harga, meka kemampuan manajemen lini untuk memperbaiki profitabilitas akan semakin berkurang. Alasan lain unit usaha menegosiasikan harga transfer adalah bahwa unit bisnis biasanya memiliki informasi yang paling baik mengenai pasara dan biaya-biaya yang ada, sehingga pihak yang tepat untuk mencapai harga yang pantas. Unit usaha harus mengetahui aturan dasar yang dijadikan patokan dalam melakukan negosiasi harga tersebut. Dimana, aturan harus mengatur sedemikian rupa supaya penentuan harga transfer tidak semata-mata ditentukan oleh keahlian individu dalam bernegosiasi. Tanpa adanya aturan semacam ini, manajer yang paling keras kepala sekalipun akan melakukan negosiasi dengan harga yang paling pantas. 9

6.4.2. Arbitrase dan Penyelesaian Konflik Bagaimanapun rincinya peraturan penentuan harga transfer, mungkin ada kasus dimana unit usaha tidak dapat menyetujui harga tertentu. Maka, suatu prosedur harus dapat dibuat menengahi arbitrase harga transfer. Tingkat formalitas dalam arbitrase harga transfer tergantung pada jenis dan luasnya potensi harga transfer. Dalam berbagai kasus arbitrase harga transfer merupakan tanggung jawab dari kelompok atau eksekutif tingkat atu kantor pusat, Karena keputusan arbitrase memiliki dampak yang sangat mempengaruhi laba unit-unit usaha. Cara arbitrase dalam sistem yang formal adalah kedua pihak menyerahkan kasus secara tertulis kepada pihak penengah/pendamai (arbitrator). Kemudian, arbitrator akan meninjau posisi mereka masing-masing dan memutuskan harga yang ditetapkan, kadang kala dengan bantuan staf kantor yang lain. Selain tingkat formalitas arbitrase, jenis proses penyelesaian konflik yang digunakan juga mempengaruhi efektifitas suatu sistem harga transfer. Terdapat empat cara penyelesaian konflik: memaksa (forcing), membujuk (smoothing), menawarkan (bargaining) dan penyelesaian masalah (problem solving). Mekanisme penyelesaian konflik dapat bervariasi, dari menghindari konflik melalui forcing dan smoothing, sampai penyelesaian konflik melalui bargaining dan problem solving. 10

Daftar Pustaka Robert N.Anthony, Vijay Govindarajan: management control system, Mulyadi:Sistem pengendalian manajemen Abdul Halim,A.Tjahyono,M.Fakhri H: Sistem Pengendalian Manajemen 11