BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
Ai Rosliyani 1, Nurdinah Hanifah 2, Riana Irawati 3

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR

BAB III METODE PENELITIAN. di dalamnya, yaitu sebuah penelitian yang dilakukan di kelas. Menurut

dengan memberi tekanan dalam proses pembelajaran itu sendiri. Guru harus mampu menciptakan kondisi pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Pengalaman dan latihan terjadi melalui interaksi antara individual dan

BAB I PENDAHULUAN. dirinya melalui proses pembelajaran dan atau cara lain yang dikenal dan diakui

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW PADA SISWA KELAS IV SDN 1 GIMPUBIA. Oleh.

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu wahana untuk mengembangkan semua

BAB I PENDAHULUAN. dengan peserta didik dalam situasi intruksional edukatif. Melalui proses belajar

ABSTRAK. Kata Kunci: Kualitas Pembelajaran IPS, Model Kooperatif Tipe Jigsaw, Media Visual.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Nur Wulan Puji Permari, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Menurut UU No.20 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional menyatakan. bahwa:

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan ujung tombak bagi pembangunan peradaban.

I. PENDAHULUAN. kecerdasan, (2) pengetahuan, (3) kepribadian, (4) akhlak mulia, (5)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. mendorong terjadinya belajar. Pembelajaran dikatakan berhasil apabila tujuantujuan

BAB I PENDAHULUAN. nasional, pasal 1 ayat (1) dikemukakan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia di suatu Negara. Oleh karena itu pemerintah berupaya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan merupakan mata

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya adalah suatu upaya sadar dan terencana. untuk meningkatkan dan mengembangkan potensi manusia yang serba

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang diberikan mulai dari tingkat sekolah dasar. Pendidikan Ilmu

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan tujuan, isi, dan bahan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan kebutuhan dalam kehidupan manusia yang. memberikan bekal untuk menjalani kehidupan dan untuk menyiapkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan potensi

BAB I PENDAHULUAN. penguasaan matematika yang kuat sejak dini (BNSP, 2007).

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu sarana untuk menunjang keberhasilan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

tanya jawab, pemberian tugas, atau diskusi kelompok) dan kemudian siswa merespon/memberi tanggapan terhadap stimulus tersebut. Pembelajaran harus

BAB I PENDAHULUAN. Guru memegang peranan penting dalam membentuk watak bangsa dan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA INDAH GEGURITAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW. Sunandar

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan posisi yang strategis dalam meningkatkan

Penerbit AR-RUZZ MEDIA, Yogyakarta, hal ) Esa Nur Wahyuni, Baharuddin, 2008, Teori Belajar dan Pembelajaran,Cetakan III,Mei 2008,

Tugiyana 2 SDN 1 Kalitinggar Kecamatan Padamara Kabupaten Purbalingga

Meningkatkan Hasil Pemahaman Siswa Melalui Model Cooperatif Learning Tipe Jigsaw

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar para siswa atau sering disebut peserta didik

BAB I PENDAHULUAN. didik usia enam sampai dengan dua belas tahun, dididik untuk menjadi. selanjutnya ke jenjang yang lebih tinggi. (UUSPN, 2003).

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembukaan UUD 1945 dijelaskan bahwa salah satu tujuan dari

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI AJAR MENJAGA KEUTUHAN NKRI. Tri Purwati

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI. hasil penelitian terdahulu yang pernah dilakukan oleh orang-orang yang lebih

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Sebelum dilaksanakan proses pembelajaran siklus I, melalui pembelajaran

Almiati SMK Negeri 8 Semarang. Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan motivasi manusia untuk mengembangkan ilmu pengetahuan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. pengetahuan, pemahaman, sikap dan tingkah laku kecakapan, keterampilan dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian RESTU NURPUSPA, 2015

BAB III METODE PENELITIAN. dan sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Hal ini sesuai dengan pendapat

MODEL KOOPERATIF MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DAN AKTIVITAS BELAJAR IPS SISWA KELAS IV

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN. A. Simpulan. Berdasarkan hasil penelitian maka dapat diambil simpulan sebagai berikut ini.

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENJAGA KEUTUHAN NKRI MENGGUNAKAN METODE COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW. Parjimin

BAB I PENDAHULUAN. tingkat menengah yang bertujuan untuk mewujudkan Sumber Daya Manusia

II. TINJAUAN PUSTAKA. berarti mempunyai efek, pengaruh atau akibat, selain itu kata efektif juga dapat

BAB I PENDAHULUAN. negara, demi kelangsungan kehidupan dan kejayaan bangsa dan negara. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah suatu kompleks perbuatan yang sistematis untuk

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Joice & Weil dalam Rusman (2012: 133), model pembelajaran adalah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pembelajaran adalah suatu proses yang tidak hanya sekedar menyerap

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan tujuan pendidikan. Tujuan pendidikan dapat dicapai dengan

PENINGKATAN KETERLIBATAN DAN MINAT BELAJAR MELALUI PEMBELAJARAN STAD TERMODIFIKASI PERMAINAN ULAR TANGGA

I. PENDAHULUAN. Globalisasi seperti saat ini menimbulkan persaingan di berbagai bidang kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. diberikan mulai dari SD/MI/SDLB sampai SMP/MTS/SMPLB. IPS mengkaji

BAB I PENDAHULUAN. Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), merupakan muatan wajib

PENERAPAN PAIKEM PADA MATERI MENJELANG PROKLAMASI KEMERDEKAAN INDONESIA (Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar)

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional bab I pasal (1), disebutkan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB I PENDAHULUAN. dapat hidup dengan cara menyesuaikan diri terhadap hal-hal yang ada di alam

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan yang cepat di luar pendidikan menjadi tantangan-tantangan yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Penerapan Model Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Kenampakan Alam Dan Sosial Budaya

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tingkah laku pada diri pribadinya. Perubahan tingkah laku inilah yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Syifa ur Rokhmah. Jurusan Geografi Fakultas Ilmu Pengetahuan Sosial Universitas Negeri Malang

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 9 ISSN X

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. (Langeveld, dalam Hasbullah, 2009: 2). Menurut Undang-Undang Republik. Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Sosial menjadi salah satu mata pelajaran yang diajarakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Delia Delviani 1, Dadan Djuanda 2, Nurdinah Hanifah 3. Jl. Mayor Abdurachman No. 211 Sumedang 1

BAB I PENDAHULUAN. mendorong pada pengalaman langsung dan nyata bagi para peserta didik dalam

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan ilmu pengetahuan sosial atau sering disebut IPS merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan secara formal mulai dari kelas I sampai dengan kelas VI sekolah dasar. Melalui pendidikan IPS, diharapkan melahirkan generasi penerus bangsa yang menghargai negaranya dan memiliki moral yang sesuai dengan pancasila. Hal tersebut senada dengan pendapat Hanifah (2009: 120) yang mengemukakan bahwa Mata pelajaran pengetahuan sosial mempunyai nilai yang strategis dan penting dalam mempersiapkan sumber daya manusia yang unggul, handal, dan bermoral semenjak dini (usia SD). Tujuan mempelajari pendidikan IPS sendiri salah satunya adalah membantu siswa mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungan di sekitarnya. Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan melalui pembelajaran yang disampaikan. Pendidikan IPS dapat membantu siswa dalam mempersiapkan diri sebagai calon warga negara dan bersosialisasi di lingkungan masyarakat. Dari tujuan pendidikan IPS tersebut, tampaknya dibutuhkan suatu pola pembelajaran yang mampu menjembatani tercapainya tujuan tersebut. Kemampuan dan keterampilan guru dalam memilih dan menggunakan berbagai model, metode dan strategi pembelajaran senantiasa terus ditingkatkan (Kosasih dalam Tadris IPS Ekonomi, 2012), agar pembelajaran Pendidikan IPS benar-benar mampu mengondisikan upaya pembekalan kemampuan dan keterampilan dasar bagi peserta didik untuk menjadi manusia dan warga negara yang baik. Hal ini dikarenakan pengondisian iklim belajar merupakan aspek penting bagi tercapainya tujuan pendidikan (Azis Wahab, dalam Tadris IPS Ekonomi, 2012). Pentingnya pembelajaran pendidikan IPS terkadang tidak disadari oleh guru maupun siswa. Pendidikan IPS dianggap sebagai mata pelajaran 1

2 yang membosankan dan kurang menantang. Hal ini disebabkan karena materi yang bersifat hapalan saja, sehingga banyak disampaikan dengan apa adanya yang menyebabkan kurangnya pengetahuan materi yang diterima siswa. Demikian halnya dengan proses pembelajaran yang dilakukan di kelas IV SDN Sarangtengah Kecamatan Cibugel Kabupaten Sumedang di mana pada saat pembelajaran tentang koperasi pada tanggal 18 Juni 2012 diperoleh data hasil belajar siswa dari 20 orang yang mengikuti pembelajaran, siswa yang mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM) ada tiga orang (15%) dan yang belum mencapai batas KKM adalah 17 orang (85%). Batas Kriteria Ketuntasan Minimal itu sendiri adalah 63,25. Adapun yang menjadi penyebab dari permasalahan yang timbul adalah kurang optimalnya kinerja guru ataupun aktivitas siswa saat pembelajaran. Secara lebih rinci kinerja guru dan aktivitas siswa saat pembelajaran tentang koperasi dapat terlihat di bawah ini. 1. Kinerja Guru Pada saat pembelajaran, guru terlalu banyak menggunakan metode ceramah, yaitu hanya sebatas menyampaikan materi pembelajaran sesuai materi yang ada dalam buku paket, hanya bersumber dari buku paket. Selain itu, guru kurang memperhatikan kesiapan siswa dalam pembelajaran. Dari permasalahan tersebut, peneliti akan menerapkan model pembelajaran kooperatif (Cooperative Learning) dimana tugas guru tidak hanya memindahkan pengetahuan pada siswa, tetapi guru dapat menciptakan kondisi dan situasi yang membuat siswa dapat menemukan pengetahuan dalam proses pembelajaran dan disimpan untuk dikembangkan lebih lanjut. Melalui pembelajaran kooperatif guru juga dapat memperhatikan kesiapan siswa baik itu melalui pengelompokan atau penataan ruang kelas. 2. Aktivitas Siswa Ketika pembelajaran di kelas siswa terlihat pasif, hanya mendengarkan penjelasan guru, itu pun hanya sebagian siswa yang

3 mendengarkan dengan seksama mengenai materi yang disampaikan oleh guru. Hal ini disebabkan karena siswa merasa jenuh terhadap pembelajaran. Selain itu, siswa tidak diberi kesempatan untuk mengajukan pertanyaan dari materi yang disampaikan oleh guru, siswa tidak terlibat langsung dalam proses pembelajaran di kelas. Siswa tidak dapat bekerja sama dengan siswa lain, tidak memiliki keterampilan berpikir kritis. 3. Hasil Belajar Tabel 1.1 Data Awal Tes Hasil Belajar Siswa No Nama Siswa Soal Ket Skor Nilai 1 2 3 4 T BT 1 Ai Fitriyanti 3 2 2 6 13 72 2 Alia JihanMutia 3 3 3 1 10 56 3 AndriYanto 0 0 0 0 0 0 4 AniSurdati 3 2 2 3 10 56 5 Arip Saripudin 0 0 0 0 0 0 6 Dede Karnasih 0 0 0 0 0 0 7 Devi Haryanti 3 3 0 0 6 33 8 Fitriani 3 2 3 6 14 78 9 Jujun Junaedi 3 3 0 0 6 33 10 Mira Amelia 3 3 3 6 15 83 11 Nur Alamsyah 0 0 0 0 0 0 12 Pian Sopian 0 2 2 6 10 56 13 Retno Ayu 0 0 0 0 0 0 14 Rika A. 3 3 0 2 8 44 15 Roni Supriadi 1 0 3 6 10 56 16 Siti Aisah 3 3 0 0 6 33 17 Tita Amelia 0 0 0 0 0 0 18 Yeni Suryani 0 0 0 0 0 0 19 Ayu Wandira 3 0 1 6 10 56 20 Herlina 3 2 2 3 10 56 JUMLAH 3 15 PERSENTASE (%) 15 85 Dari data hasil belajar siswa tersebut diperlukan suatu inovasi terhadap pembelajaran yang dilakukan oleh guru, untuk meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi pelajaran. Selama proses pembelajaran, siswa mengeluhkan pembelajaran IPS sebagai pembelajaran yang membosankan, karena pembelajaran IPS merupakan mata pelajaran hapalan.

4 Permasalahan di atas tentu memerlukan suatu upaya untuk menyelesaikannya, untuk membantu guru dan siswa meningkatkan kualitas proses dan hasil pembelajaran. Dari hasil diskusi dan kajian pustaka maka ditetapkanlah model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw yang akan diterapkan dalam pembelajaran untuk mengatasi permasalahan yang menjadi fokus penelitian tindakan kelas. Model ini dipilih setidaknya untuk menunjukan bahwa pembelajaran IPS itu bukan pembelajaran yang membosankan dan kurang menantang, sehingga dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw ini diharapkan dapat membantu menarik minat siswa dalam pembelajaran IPS terutama dalam materi koperasi. Model pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang berpusat pada siswa (student centered) terutama untuk mengatasi masalah-masalah yang ditemukan guru dalam mengaktifkan siswa. Melalui pembelajaran kooperatif ini diharapkan dapat mengatasi masalah-masalah baik yang dihadapi oleh guru maupun yang dihadapi oleh siswa. Seperti adanya interaksi secara terbuka antara siswa untuk memotivasi dalam memahami pembelajaran IPS. Hal ini diperkuat dari hasil penelitian Webb (Solihatin, 2008: 13) mengatakan bahwa: Dalam pembelajaran dengan menggunakan model cooperative learning, sikap dan perilaku siswa berkembang ke arah suasana demokratisasi. Di samping itu, penggunaan kelompok kecil siswa mendorong siswa lebih bergairah dan termotivasi dalam mempelajari IPS. Dari seluruh uraian di atas, maka penulis menentukan judul penelitian tindakan kelas penerapan model cooperative learning tipe jigsaw. B. Rumusan Masalah dan Pemecahan Masalah 1. Rumusan Masalah Dari pendahuluan yang telah diuraikan di atas dan dari kenyataan yang ditemukan di lapangan, maka permasalahan-permasalahan yang muncul di atas dapat dirumuskan sebagai berikut. a. Bagaimana perencanaan pembelajaran IPS dengan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dalam upaya meningkatkan hasil

5 belajar siswa pada materi koperasi di Kelas IV SDN Sarangtengah Kecamatan Cibugel Kabupaten Sumedang? b. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran IPS dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa pada materi koperasi di Kelas IV SDN Sarangtengah Kecamatan Cibugel Kabupaten Sumedang? Dalam proses pelaksanaannya permasalahan tersebut dapat diuraikan sebagai berikut. 1) Bagaimana kinerja guru dalam pembelajaran IPS dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa pada materi koperasi di Kelas IV SDN Sarangtengah Kecamatan Cibugel Kabupaten Sumedang? 2) Bagaimana aktivitas siswa dalam pembelajaran IPS dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa pada materi koperasi di Kelas IV SDN Sarangtengah Kecamatan Cibugel Kabupaten Sumedang? c. Bagaimana peningkatan hasil pembelajaran IPS pada materi koperasi di Kelas IV SDN Sarangtengah Kecamatan Cibugel Kabupaten Sumedang setelah menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw? 2. Pemecahan Masalah Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan di lapangan dapat disimpulkan bahwa dalam pembelajaran IPS pada materi tentang koperasi menunjukkan bahwa hasil belajar sebagian besar siswa (85%) berada di bawah nilai KKM yang telah ditetapkan. Pembelajaran dilakukan tanpa menggunakan model pembelajaran yang menarik. Guru menyampaikan materi hanya melalui ceramah saja sehingga siswa tidak memperhatikan dengan seksama penjelasan yang disampaikan oleh guru. Selain itu, siswa terlihat jenuh ketika mendengarkan penjelasan yang disampaikan guru.

6 Akibatnya tujuan pembelajaran yang diharapkan tidak tercapai secara optimal. Untuk memecahkan masalah tersebut perlu diterapkan suatu model pembelajaran yang dapat menarik minat siswa untuk belajar sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam materi koperasi. Adapun alternatif pembelajaran yang akan diterapkan untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam materi tentang keperasi yakni dengan menerapkan model kooperatif tipe Jigsaw. Alasan pemilihan model ini yakni agar pembelajaran dapat berpusat pada siswa sehingga dapat mengembangkan kognitif sekaligus pengembangan keterampilan sosial dan efektif siswa. Selain itu juga untuk menciptakan pembelajaran yang menarik sehingga ketika pembelajaran berlangsung siswa tidak akan merasa bosan dan materi pembelajaranpun akan mudah dipahami oleh siswa. Ketika pembelajaran berlangsung dalam pembelajaran jigsaw siswa akan bekerja dalam kelompok heterogen dan bekerjasama untuk menyelesaikan permasalahan. Setiap individu memiliki tanggung jawab terhadap kelompoknya, sehingga dalam diri siswa terbentuk sikap ketergantungan positif yang menjadikan kerja kelompok optimal. Hal tersebut sesuai dengan karakteristik model pembelajaran koperatif yang merupakan suatu model pembelajaran dimana peserta didik yang memiliki tingkat kemampuan berbeda belajar bersama dalam kelompok-kelompok kecil yang heterogen. Dalam menyelesaikan tugas kelompok, setiap anggota saling bekerjasama dan membantu untuk memahami suatu bahan pembelajaran. Belajar belum selesai jika salah satu teman dalam kelompok belum menguasai bahan pembelajaran yang diberikan. Slavin (Solihatin, 2008: 4) mengemukakan bahwa, Cooperative learning adalah suatu model pembelajaran dimana siswa bekerja dan belajar dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya terdiri dari 4 sampai 6 orang, dengan struktur kelompoknya yang bersifat heterogen.

7 Sedangkan Isjoni (2007: 16) mengungkapkan bahwa : Pembelajaran kooperatif adalah suatu model pembelajaran yang saat ini banyak digunakan untuk mewujudkan belajar mengajar yang berpusat pada siswa (student oriented), terutama untuk mengatasi permasalahan yang ditemukan guru dalam mengaktifkan siswa, yang tidak dapat bekerjasama dengan orang lain, dan siswa yang agresif dan tidak peduli pada yang lain. Berdasarkan dua pendapat di atas, dapat dirumuskan bahwa pembelajaran koperatif adalah kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan secara bekerjasama atau berkelompok untuk mendapatkan pengalaman belajar yang optimal, baik pengalaman individu maupun pengalaman kelompok. Model pembelajaran kooperatif memiliki beragam tipe dimana di dalamnya terdiri dari tahapan kegiatan yang berbeda. Salah satu tipe model koperatif yang peneliti pilih adalah kooperatif tipe Jigsaw. Model pembelajaran koperatif tipe Jigsaw merupakan model pembelajaran kooperatif dimana para siswa bekerja pada tim heterogen untuk memecahkan masalah. Dalam proses pembelajaran dengan menggunakan metode jigsaw, siswa akan mendengarkan satu sama lain dan belajar menghargai orang lain. Siswa mengembangkan rasa saling ketergantungan karena setiap siswa memberikan kontribusinya masingmasing sesuai dengan sub unit materi yang dikuasainya. Masing-masing anggota ditugaskan untuk memahami dan mengerjakan suatu masalah yang berbeda (kelompok inti). Kemudian setiap anggota kelompok akan berkumpul dengan anggota kelompok lain yang mempunyai kesamaan dalam masalah yang dipecahkannya. Mereka akan mendiskusikan alternatif dari permasalahannya sehingga didapat jawaban yang pasti berdasarkan hasil diskusi. Kelompok ini disebut tim atau kelompok ahli. Setelah selesai, anggota kelompok kembali ke kelompok semula atau kelompok inti kemudian menjelaskan permasalahan dan jawaban yang telah mereka dapat secara bergiliran untuk dijelaskan pada anggota kelompoknya yang lain.

8 Guru dan siswa akan membahas jawaban dari setiap tugas. Untuk mengetahui pemahaman siswa terhadap materi yang telah dipelajari, di bagian akhir siswa akan diberikan kuis atau soal tes. Secara garis besar, panduan pembelajaran pembelajaran IPS tentang koperasi di kelas IV SDN Sarangtengah Kecamatan Cibugel Kabupaten Sumedang dengan menerapkan model koperatif tipe jigsaw yaitu. a. Tahap Perencanaan Tahap perencanaan merupakan salah satu unsur penentu keberhasilan proses pembelajaran. Karena apabila segala sesuatunya telah direncanakan secara maksimal maka proses pembelajarannya akan berjalan sesuai dengan apa yang telah direncanakan. Adapun perencanaan pembelajaran yang dilakukan yaitu. 1) Membuat rancangan pembelajaran (RPP). 2) Menyiapkan pembagian kelompok heterogen untuk siswa. 3) Menyiapkan LKS (Lembar Kerja Siswa). 4) Membuat alat evaluasi, untuk mendapatkan data mengenai peningkatan hasil belajar siswa dalam materi koperasi. b. Tahap Pelaksanaan Tahap pelaksanaan merupakan implementasi dari skenario pembelajaran penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dalam materi pembelajaran koperasi. Pengembangan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw ini dipaparkan dalam langkahlangkah pembelajaran atau skenario pembelajaran yang dituangkan dalam RPP (terlampir). Secara garis besar, langkah-langkah kegiatan pembelajarannya sebagai berikut. 1) Mengkondisikan siswa ke arah yang kondusif. Menata ruangan kelas agar siswa bebas bergerak. 2) Memotivasi siswa. 3) Melakukan apersepsi sebelum kegiatan inti pembelajaran.

9 4) Menginformasikan tujuan pembelajaran. 5) Siswa dikelompokkan secara heterogen dengan jumlah anggota empat orang untuk tiap kelompoknya. Kelompok ini disebut kelompok inti. 6) Guru membagikan LKS yang berisi petunjuk pembelajaran kepada setiap. 7) Guru memberikan sebuah teks berisi permasalahan mengenai materi pembelajaran koperasi untuk didiskusikan dalam kelompok. 8) Setiap anggota dalam kelompok diberikan lembar ahli yang berisi soal atau perintah yang harus dikerjakan oleh siswa tersebut. 9) Setelah selesai mengerjakan tugasnya, setiap anggota kelompok berkumpul dengan anggota kelompok lain yang mempunyai tugas sama. Kelompok ini disebut kelompok ahli. 10) Dalam kelompok ahli, siswa mendiskusikan jawaban dari tugasnya sehingga akan didapat jawaban yang benar sesuai hasil diskusi. 11) Selanjutnya, setiap siswa akan berkumpul kembali pada kelompok inti untuk menjelaskan jawaban dari hasil diskusinya di kelompok ahli secara bergiliran sehingga semua anggota kelompok mendapat penjelasan materi dari setiap anggota kelompok. 12) Guru dan siswa membahas jawaban dari setiap tugas. Lembar ahli dikumpulkan. Kemudian diadakan kuis atau tes untuk mengetahui pemahaman siswa terhadap materi. c. Tahap Evaluasi Peningkatan keberhasilan belajar siswa baik selama proses maupun hasil belajar yang telah dicapai siswa, dapat diketahui melalui tahap penilaian. Penilaian pembelajaran dengan penerapan model koperatif tipe Jigsaw dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung, yaitu dengan cara mengobservasi aktivitas siswa melalui alat lembar observasi dan setelah pembelajaran selesai yaitu berupa hasil belajar siswa yang didapat melalui jawaban siswa dari soal tes.

10 Untuk mengukur keberhasilan siswa dalam pembelajaran mengenai koperasi, yaitu dengan menggunakan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah ditetapkan sekolah yaitu 63,25. Adapun target hasil yang ingin dicapai mengacu pada kriteria belajar tuntas yaitu 80%, artinya apabila ketuntasan belajar siswa di kelas sudah mencapai 80%, maka kemampuan siswa dalam memahami materi koperasi di kelas IV SD Negeri Sarangtengah sudah dianggap tuntas. Target ketercapaian indikator perencanaan dan pelaksanaan kinerja guru selama pembelajaran adalah 80% guru mencapai kriteria baik dan dapat menampilkan kegiatan pembelajaran yang ada pada instrumen, sedangkan target aktivitas siswa yang harus dicapai adalah 80% dari jumlah siswa mencapai kriteria baik. C. Tujuan Penelitian Secara umum penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan atau memperbaiki praktik pembelajaran yang dilakukan oleh guru. Adapun tujuan secara khusus adalah sebagai berikut. 1. Untuk memperoleh gambaran perencanaan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa pada materi koperasi di Kelas IV SDN Sarangtengah Kecamatan Cibugel Kabupaten Sumedang. 2. Untuk memperoleh gambaran pelaksanaan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa pada materi koperasi di Kelas IV SDN Sarangtengah Kecamatan Cibugel Kabupaten Sumedang. Dalam pelaksanaannya dapat diuraikan sebagai berikut. a) Untuk memperoleh gambaran kinerja guru dalam pembelajaran dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa pada materi koperasi di Kelas IV SDN Sarangtengah Kecamatan Cibugel Kabupaten Sumedang.

11 b) Untuk memperoleh gambaran aktivitas siswa dalam pembelajaran dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa pada materi koperasi di Kelas IV SDN Sarangtengah Kecamatan Cibugel Kabupaten Sumedang. 3. Untuk memperoleh gambaran peningkatan hasil pembelajaran IPS pada materi koperasi di Kelas IV SDN Sarangtengah Kecamatan Cibugel Kabupaten Sumedang setelah menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. D. Manfaat Penelitian Dengan adanya penelitian tindakan kelas ini diharapkan dapat memberi manfaat sebagai berikut. 1. Bagi Siswa a. Memberikan pengalaman baru kepada siswa dalam mengikuti proses pembelajaran sehingga dapat meningkatkan kreativitas siswa dalam belajar. b. Menumbuhkan motivasi siswa dalam belajar IPS. 2. Bagi Guru a. Memberikan kontribusi pada guru dalam mengajarkan materi koperasi. b. Dapat menjadi salah satu masukan bagi guru IPS dalam peningkatan kualitas pengajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. 3. Bagi Lembaga Sebagai masukan dalam meningkatkan kualitas pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw di tingkat persekolahan sebagai usaha pencapaian target kurikulum. 4. Bagi Peneliti Sebagai bahan informasi aktual tentang efektivitas model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dalam memecahkan masalah penelitian.

12 E. Batasan Istilah Untuk menghindari kesalahpahaman terhadap pokok-pokok masalah yang diteliti, berikut ini penulis menjelaskan secara operasional beberapa istilah yang dipandang perlu untuk diketahui kejelasannya. 1. Penerapan adalah proses, cara, perbuatan menerapkan (Kamus Besar Bahasa Indonesia Online). Penerapan dalam penelitian ini yakni perbuatan menerapkan model kooperatif tipe jigsaw dalam memahami materi koperasi untuk meningkatkan hasil belajar pada siswa kelas IV SD Negeri Sarangtengah Kecamatan Cibugel Kabupaten Sumedang. 2. Model Pembelajaran dimaksudkan sebagai pola interaksi siswa dengan guru di dalam kelas yang menyangkut strategi, pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran yang diterapkan dalam pelaksanaan kegiatan belajar-mengajar (Maulana, 2008: 89) 3. Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning) adalah suatu model pembelajaran dimana siswa bekerja dan belajar dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya terdiri dari 4 sampai 6 orang, dengan struktur kelompoknya yang bersifat heterogen. (Slavin dalam Solihatin, 2008: 4). 4. Jigsaw, merupakan salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang mendorong siswa aktif dan saling membantu untuk menguasai materi pelajaran dalam bentuk kelompok-kelompok kecil (Isjoni:2007). 5. Hasil belajar, adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah belajar. 6. Koperasi, bidang usaha yang beranggotakan orang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasar atas asas