BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tujuan utama pendirian usaha yaitu untuk menciptakan laba. Laba digunakan perusahaan guna mempertahankan kelangsungan hidup dan mengembangkan perusahaan tersebut. Laba juga dinilai sebagai pencapaian prestasi keuangan perusahaan. Untuk mencapai tujuan tersebut, faktor utama yang menjadi perhatian khusus adalah bagaimana cara mencapai tingkat laba maksimal, dimana laba sangat dipengaruhi oleh siklus pendapatan. Menurut Bodnar dan Hopwood (2003), Siklus pendapatan yaitu kejadiankejadian yang berkaitan dengan pendistribusian barang dan jasa ke entitas-entitas lain dan penagihan pembayaran yang berkaitan. Sistem pendapatan organisasi biasanya mencakup sistem aplikasi yang meliputi pencatatan (entry) pesanan pelanggan, penagihan, piutang dagang, dan pelaporan penjualan. Sehingga dapat disimpulkan siklus pendapatan bermula dari adanya transaksi penjualan barang atau jasa yang dilakukan perusahaan. Penjualan yang umumnya dilakukan perusahaan berupa penjualan tunai yaitu penjualan yang transaksinya dilakukan secara tunai dan perusahaan akan menerima kas pada saat terjadinya transaksi. Sedangkan penjualan kredit yaitu penjualan yang dilakukan perusahaan dengan cara penerimaan kas diterima setelah selang beberapa waktu pengiriman barang kepada pembeli atau pelanggan sesuai dengan perjanjian yang disetujui antar keduanya, dengan kata lain penjualan kredit adalah penerimaan kas yang ditangguhkan atas transaksi penjualan. 1
2 Penjualan kredit dinilai mampu meningkatkan volume penjualan yang mengakibatkan pendapatan perusahaan meningkat sehingga laba yang diharapkan juga akan meningkat karena penjualan kredit memiliki daya tarik tersendiri dibandingkan dengan penjualan tunai. Penjualan kredit menyebabkan munculnya pos piutang dagang atau piutang usaha. Di samping itu, penjualan kredit memiliki risiko yang cukup tinggi yakni adanya keterlambatan penerimaan piutang bahkan ketidaktertagihan piutang. Hal ini mengakibatkan perusahaan mengambil langkah untuk mencadangkan piutang tak tertagih. Piutang yang lambat dalam penerimaannya atau tidak dapat ditagih menyebabkan terganggunya cash flow yaitu penerimaan kas yang terhambat akan menyebabkan perusahaan sulit mengeluarkan kas untuk pembiayaan operasional perusahaan bahkan membayar hutang perusahaan, menurunnya aktivitas receivable turnover, keuntungan perusahaan berkurang. Oleh karena itu, perusahaan harus memiliki sistem informasi akuntansi yang memadai. Sistem merupakan suatu pola atau susunan yang terpadu. Informasi adalah data yang dapat dikomunikasikan, sedangkan akuntansi adalah proses pencatatan, pengikhtisaran sampai dengan pelaporan. Sehingga Informasi akuntansi digunakan manajemen dalam pengambilan keputusan. Sistem informasi akuntansi adalah rangkaian dokumen, pencatatan hingga pelaporan yang dapat menyajikan informasi dan membantumanajemen dalam mengambil keputusan. Transaksi-transaksi finansial yang tercatat dalam dokumen dikomunikasikan melalui sistem informasi akuntansi yang memberikan informasi kepada pemangku kepentingan melalui laporan. Informasi yang bisa tersampaikan dengan baik dapat dipertimbangkan dalam berbagai hal, di antaranya perencanaan, koordinasi dan evaluasi.
3 Informasi sebagai perencanaan berarti informasi yang diperoleh digunakan untuk mempertimbangkan apa yang perlu dilakukan dan bagaimana melakukannya, biasanya informasi berorientasi pada perencanaan ke masa depan. Informasi sebagai koordinasi lebih berorientasi pada saat pelaksanaan rencana yang direncanakan sebelumnya, perusahaan memastikan kepada setiap karyawannya untuk melakukan pekerjaannya secara terkoordinasi. Informasi sebagai evaluasi, apakah pengendalian intern yang diadopsi oleh perusahaan sudah berjalan dengan baik atas transaksitransaksi yang terjadi pada perusahaan. Sistem informasi akuntansi penjualan berawal dari penerimaan pesanan pelanggan dan berakhir saat kas diterima perusahaan dari hasil pelunasan hutangoleh pelanggan. Dengan adanya sistem informasi akuntansi penjualan diharapkan aktivitas penjualan dapat berjalan dengan baik, dapat memberikan informasi kepada manajemen tentang prospek penjualan dimasa mendatang, di samping itu sistem informasi akuntansi penjualan juga dapat membantu manajemen dalam pengendalian intern penjualan yang akan meningkatkan efektivitas pengendalian intern piutang. Pengendalian intern adalah pengawasan yang dilakukan oleh perusahaan guna mengawasi dan menjaga aset perusahaan. Efektivitas pengendalian penjualan kredit menyita perhatian lebih untuk dilakukannya prosedur penjualan yang ketat sebab akan berhubungan langsung dengan pengendalian piutang menjadi faktor penting dalam kegiatan operasional perusahaan. Penelitian Surupati (2013) pada Evaluasi Penerapan Sistem Pengendalian Intern Atas Penjualan Dan Penagihan Piutang Pada PT. Laris Manis Utama Cabang Manado menjelaskan pengendalian intern atas penjualan dapat dikatakan efektif jika didukung dengan adanya fungsi kredit, sedangkan untuk pengendalian intern atas
4 penagihan piutang yang efektif, dapat dilihat dari adanya pemisahan fungsi antara fungsi piutang, fungsi penagihan piutang, fungsi penerimaan hasil penagihan dan fungsi pencatatan piutang. Lumempouw dkk (2015) melakukan penelitian yang berjudul Evaluasi Sistem Pengendalian Intern Terhadap Penjualan Kredit Pada PT. Sinar Pure Foods International memberikan hasil sistem penjualan akan berjalan lancar jika dokumen transaksi dikelola sesuai dengan kebutuhan dan diotorisasi oleh yang berwewenang pada departemen fungsi di perusahaan, selain itu adanya auditor internal dan eksternal memungkinkan kesalahan atau kecurangan dapat segera diketahui. Faktor yang dapat menunjang pengendalian intern penjualan kredit, piutang usaha dalam meminimalkan piutang tak tertagih menurut Widiasmara (2014) dalam penelitiannya Analisis Pengendalian Intern Piutang Usaha Untuk Meminimalkan Piutang Tak Tertagih (Bad Debt) Pada PT. Wahana Ottomitra Multiartha, Tbk Cabang Madiun yaitu dengan cara analisis calon debitur dengan memperhatikan aspek 5C, selain itu dilakukannya mutasi atau rotasi karyawan. Penelitian lain yang dilakukan oleh Sibange-Bange (2011) tentang Manfaat Sistem Pengendalian Piutang Dalam Meminimalisasi Piutang Tak Tertagih (Bad Debt) Pada Perusahaan Leasing Di Kota Medan, memberikan jawaban faktor utama timbulnya piutang tak tertagih yaitu itikad buruk debitur dan kondisi perekonomian negara, serta adanya langkah-langkah yang dapat dilakukan perusahaan dalam meminimalisasi piutang tak tertagih, di antaranya dengan survey pada customer, adanya info tentang customer (Bad Customer), adanya scoring system, sentralisasi data customer, penagihan insentif, serta restrukturisasi kredit bermasalah.
5 Sinaga (2014) dalam penelitiannya yang berjudul Analisis Sistem Penjualan Kredit Sepeda Motor Pada PT. Wom Finance Tebing Tinggi mengungkapkan bahwa sistem penjualan kredit yang baik didukung oleh pengawasan internal yang baik pula yaitu struktur organisasi dengan pemisahan tugas yang jelas. Seperti halnya pada Perusahaan Ekspedisi ABC yaitu sebuah perusahaan jasa angkut yang melaksanakan penjualan secara kredit. Pelunasan piutang oleh pelanggan dilakukan secara rutin dan mendekati jatuh tempo bahkan melewati jatuh tempo dengan alasan terlambat penerimaan surat muat via jasa pengiriman bagi pelanggan luar kota ditambah dengan banyak perusahaan pemakai jasa ini membutuhkan waktu dalam proses melakukan pembayaran. Untuk pelanggan dalam kota dan beberapa pelanggan luar kota pelunasan piutang dilakukan selama satu bulan sekaligus di sisi lain dalam jangka waktu tersebut Perusahaan Ekspedisi ABC tetap menjual jasanya sehingga mengakibatkan saldo hutang pelanggan menjadi semakin besar. Hal ini menyebabkan pendapatan perusahaan mengalami penundaan sehingga perusahaan sebenarnya menderita kerugian dengan penurunan sumber dana perusahaan. Selain itu, masalah lainnya surat muat atau surat bongkar yang diterima sopir dari pabrikan atau perusahaan pelanggan diserahkan kepada penjaga keamanan perusahaan (satpam) tidak diberikan secara langsung kepada bagian penagihan dan pengiriman mengakibatkan lambatnya proses pengecekkan daftar muat dengan surat muat yang berdampak pula terhadap yang terhambat dalam proses penagihan, karena proses penagihan dilakukan dengan melampirkan surat muat. Masalah yang timbul lainnya yaitu perangkapan fungsi pada bagian penagihan
6 serta bagian pengiriman, tidak adanya bagian kredit sehingga persetujuan kredit dengan pelanggan baru dilakukan atas dasar kepercayaan maupun kenal dekat. Penelitian ini merupakan replika dari Surupati (2013) yang memiliki persamaan dengan penilitian yang peneliti lakukan di antaranya indikator penelitian adalah sistem pengendalian intern atas penjualan dan penagihan piutang, metode penelitian yang digunakan deskriptif kualitatif, sumber data yang digunakan yaitu data primer dan data sekunder. Adapun perbedaan dengan penelitian yang peniliti lakukan diantaranya dalam penelitian ini objek penelitiannya di PT. Laris Manis Utama Cabang Manado sedangkan peneliti memilih objek penelitian di Perusahaan Ekspedisi ABC. Perbedaan lainnya terletak pada metode pengumpulan data, Surupati menggunakan teknik pengumpulan data observasi, wawancara, dan dokumentasi sedangkan peneliti menggunakan teknik pengumpulan data berupa observasi, wawancara dan kuesioner pengendalian intern (Internal Control Quesioner). Serta untuk teori yang digunakan Surupati menggunakan teori sistem pengendalian intern menurut Mulyadi sedangkan peneliti menggunakan teori sistem pengendalian intern menurut COSO dan menurut Mulyadi. Peneliti tertarik melakukan penelitian ini karena berbagai permasalahan yang timbul pada Perusahaan Ekspedisi ABC atas transaksi piutangnya. Dari permasalahan tersebut penulis tertarik mengevaluasi penerapan sistem informasi akuntansi penjualan kredit dan piutang dagang pada perusahaan jasa dengan judul EVALUASI PENERAPAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN ATAS PENJUALAN DAN PENAGIHAN PIUTANG PADA PERUSAHAAN EKSPEDISI ABC.
7 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah dipaparkan diatas, maka penulis menarik pokok permasalah di antaranya: 1) Bagaimana penerapan sistem pengendalian intern atas penjualan dan penagihan piutang pada Perusahaan Ekspedisi ABC? 2) Apakah penerapan sistem pengendalian intern atas penjualan dan penagihan piutang pada Perusahaan Ekspedisi ABC sudah berjalan secara memadai? 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan yang diharapkan dari penelitian ini adalah: 1) Untuk mengetahui penerapan sistem pengendalian intern atas penjualan dan piutang pada Perusahaan Ekspedisi ABC. 2) Untuk mengevaluasi penerapan sistem pengendalian intern atas penjualan dan piutang pada Perusahaan Ekspedisi ABC. 1.4 Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat sebagai berikut: 1.4.1 Manfaat Akademis Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan referensi tambahan bagi penelitian selanjutnya mengenai sistem informasi akuntansi dan pengendalian internal khususnya tentang penjualan kredit dan piutang. 1.4.2 Manfaat Praktis Bagi perusahaan yaitu dapat membantu mengetahui penerapan sistem informasi akuntansi penjualan kredit dan piutang sehingga dapat memberikan informasi yang tepat kepada manajemen.
8 1.5 Sistematika penulisan Dalam penyusunan skripsi ini, pembahasan dibagi dalam 5 bab. Pembagian ini dilakukan untuk memperjelas dan membahas topik skripsi sehingga keterangan dalam skripsi ini dapat tersusun dengan baik dan mudah dimengerti. Masing-masing bab secara singkat menjelaskan hal-hal sebagai berikut : BAB I PENDAHULUAN Dalam bab ini diuraikan secara singkat mengenai latar belakang yang di dalamnya berisi permasalahan, identifikasi, dan pembatasan masalah, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian serta sistematis penulisan. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Bab ini menjelaskan mengenai teori yang relevan berkaitan dengan latar belakang dan perumusan masalah serta kerangka pikir yang digunakan dalam pembahasan. BAB III METODE PENELITIAN Dalam bab ini akan diuraikan mengenai metode yang akan digunakandalam penelitian. Di dalam bab ini terdapat objek penelitian, teknik pengumpulan data serta metode analisis data yang akan digunakan. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bab ini merupakan pokok dari penyusunan skripsi yang merupakan pembahasan dari hasil penelitian tersebut. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini merupakan kesimpulan dari penyusunan skripsi dan saran yang diberikan penulis dari hasil penelitian.