LAPORAN KINERJA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI TAHUN 2015

dokumen-dokumen yang mirip
LAPORAN KINERJA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI TAHUN 2015

LAPORAN KINERJA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI TAHUN 2016

LAPORAN PENGENDALIAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN PEMBANGUNAN TRIWULAN I TA.2016

LAPORAN PENGENDALIAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN PEMBANGUNAN TRIWULAN II TA.2015

LAPORAN PENGENDALIAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN PEMBANGUNAN TRIWULAN II TA.2016

LAPORAN PENGENDALIAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN PEMBANGUNAN TRIWULAN I TA.2015

LAPORAN PENGENDALIAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN PEMBANGUNAN TRIWULAN III TA. 2017

LAPORAN PENGENDALIAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN PEMBANGUNAN TRIWULAN III TA.2016

LAPORAN PENGENDALIAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN PEMBANGUNAN TRIWULAN I TA. 2017

LAPORAN PENGENDALIAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN PEMBANGUNAN TRIWULAN IV TA.2016

B. VISI : Indonesia Menjadi Negara Industri yang Berdaya Saing dengan Struktur Industri yang Kuat Berbasiskan Sumber Daya Alam dan Berkeadilan

RENCANA KERJA ANGGARAN SATKER RINCIAN BELANJA SATUAN KERJA TAHUN ANGGARAN 2016

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN PETIKAN TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016

RENCANA KINERJA TAHUN ANGGARAN 2016

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN PETIKAN TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016

RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT BADAN PENGKAJIAN KEBIJAKAN IKLIM DAN MUTU INDUSTRI TAHUN

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN PETIKAN TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) DIREKTORAT IKM PANGAN BARANG DARI KAYU DAN FURNITUR TAHUN ANGGARAN 2017

Revisi ke 01 Tanggal : 02 Mei 2016

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN PETIKAN TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016

SUMBER ANGGARAN KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TA 2015 BERDASARKAN JENIS BELANJA

ALOKASI ANGGARAN BERDASARKAN PROGRAM KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TA 2016

RENCANA KINERJA TAHUN ANGGARAN 2019

RENCANA KINERJA TAHUN ANGGARAN 2018

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN PETIKAN TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016

RENCANA KINERJA TAHUN ANGGARAN 2017

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN PETIKAN TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN PETIKAN TAHUN ANGGARAN 2016 NOMOR : SP DIPA /2016

Kementerian Perindustrian REPUBLIK INDONESIA LAPORAN TRIWULAN I KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TAHUN 2016

RENCANA KINERJA BALAI BESAR PULP DAN KERTAS TAHUN ANGGARAN 2015

PAGU ANGGARAN ESELON I MENURUT PROGRAM DAN JENIS BELANJA KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TA. 2012

RENCANA KERJA ANGGARAN SATKER RENCANA KINERJA SATUAN KERJA TAHUN ANGGARAN 2016

RENCANA KERJA ANGGARAN SATKER RENCANA KINERJA SATUAN KERJA TAHUN ANGGARAN 2017

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN PETIKAN TAHUN ANGGARAN 2017 NOMOR : SP DIPA /2017

Revisi ke 01 Tanggal : 30 Maret 2016

Formulir C Laporan Pengendalian dan Evaluasi Pelaksana Rencana Pembangunan Triwulan III Berdasarkan PP No.39 Tahun 2006 Tahun Anggaran 2014

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN BADAN LAYANAN UMUM PETIKAN TAHUN ANGGARAN 2017 NOMOR : SP DIPA

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN PETIKAN TAHUN ANGGARAN 2015 NOMOR : SP DIPA /2015

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN BADAN LAYANAN UMUM PETIKAN TAHUN ANGGARAN 2015 NOMOR : SP DIPA

RENCANA KERJA ANGGARAN SATKER RENCANA KINERJA SATUAN KERJA TAHUN ANGGARAN 2017

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN PETIKAN TAHUN ANGGARAN 2017 NOMOR : SP DIPA /2017

LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI TAHUN 2016

Revisi ke 02 Tanggal : 29 April 2016

Kementerian Perindustrian REPUBLIK INDONESIA LAPORAN TRIWULAN I KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TAHUN 2017

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN PETIKAN TAHUN ANGGARAN 2017 NOMOR : SP DIPA /2017

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016

RENCANA KERJA ANGGARAN SATKER RENCANA KINERJA SATUAN KERJA TAHUN ANGGARAN 2015

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN PETIKAN TAHUN ANGGARAN 2017 NOMOR : SP DIPA /2017

Laporan Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan (PP 39) Triwulan IV Tahun Anggaran 2016

RENCANA KINERJA BALAI BESAR PULP DAN KERTAS TAHUN ANGGARAN 2013

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN PETIKAN TAHUN ANGGARAN 2017 NOMOR : SP DIPA /2017

RENCANA KINERJA TAHUN ANGGARAN 2017

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN PETIKAN TAHUN ANGGARAN 2017 NOMOR : SP DIPA /2017

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN PETIKAN TAHUN ANGGARAN 2017 NOMOR : SP DIPA /2017

MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) BALAI BESAR KIMIA DAN KEMASAN TAHUN (REVISI II)

KEBIJAKAN INDUSTRI NASIONAL TAHUN Disampaikan pada acara: Rapat Kerja Kementerian Perindustrian Di Hotel Bidakara

LAPORAN KONSOLIDASI PROGRAM DIRINCI MENURUT KEGIATAN TRIWULAN III TAHUN ANGGARAN 2016

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MATRIK 2.3 RENCANA TINDAK PEMBANGUNAN KEMENTERIAN/ LEMBAGA TAHUN 2011

Written by Danang Prihastomo Friday, 06 February :22 - Last Updated Wednesday, 11 February :46

Kementerian Perindustrian

RENCANA STRATEGIS TAHUN DIREKTORAT JENDERAL INDUSTRI AGRO

RENCANA KINERJA TAHUN ANGGARAN 2014

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. LAKIP tersebut

AH UN H f ls I. sm? Iftwsfiiist#' ".-» ( */ ji»«*i «"HJ" inni«r7! V"'' EKRETARIAT JENDERAL. KEMENTERfAN PERINDUSTRIAN

LAPORAN KINERJA TRIWULAN II Pusat Penelitian Geoteknologi

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN PETIKAN TAHUN ANGGARAN 2018 NOMOR : SP DIPA /2018

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

!"!"!#$%"! & ' ((( ( ( )

Revisi ke 04 Tanggal : 24 November 2015

BAB II 2.1. RENCANA STRATEGIS

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN PETIKAN TAHUN ANGGARAN 2014 NOMOR : SP DIPA /2014 DS:

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) DIREKTORAT IKM LMEA

Revisi ke : 03 Tanggal : 5 Nopember 2014

Ikhtisar Eksekutif. vii

LAPORAN KINERJA TRIWULAN I Pusat Penelitian Geoteknologi

Revisi ke : 02 Tanggal : 3 September 2014

LAPORAN PENGENDALIAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA PEMBANGUNAN TRIWULAN II TAHUN ANGGARAN 2015

- 1 - BAB I PENDAHULUAN

Revisi ke : 05 Tanggal : 18 Desember 2014

Revisi ke 02 Tanggal : 07 April 2015

PAPARAN MENTERI PERINDUSTRIAN PADA RAPAT KERJA NASIONAL KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI TAHUN 2016

Revisi ke 06 Tanggal : 23 Desember 2015

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN PETIKAN TAHUN ANGGARAN 2014 NOMOR : SP DIPA /2014 DS:

Menteri Perindustrian Republik Indonesia PAPARAN MENTERI PERINDUSTRIAN PADA ACARA RAKER KEMENTERIAN PERDAGANGAN JAKARTA, 27 JANUARI 2016

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TAHUN 2012

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA DIREKTORAT JENDERAL INDUSTRI AGRO TAHUN 2017

RENCANA STRATEGIS BADAN PENGKAJIAN KEBIJAKAN IKLIM DAN MUTU INDUSTRI TAHUN

MONITORING DAN EVALUASI JPT BALAI BESAR DAN BARISTAND DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TAHUN 2011

Energy Conservation in the Industry by Utilizing Renewable Energy or Energy Efficiency and Technology Development. Jakarta, 19 Agustus 2015

LAPORAN KINERJA BARISTAND INDUSTRI SURABAYA TAHUN 2016

Revisi ke 02 Tanggal : 04 Mei 2015

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2017

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL INDUSTRI AGRO TAHUN 2016

DIREKTORAT JENDERAL INDUSTRI KIMIA, TEKSTIL, DAN ANEKA

Revisi ke 05 Tanggal : 19 Oktober 2013

Revisi ke : 06 Tanggal : 30 Desember 2014

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN PETIKAN TAHUN ANGGARAN 2018 NOMOR : SP DIPA /2018

Transkripsi:

LAPORAN KINERJA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI TAHUN 2015 BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TAHUN 2016

Ikhtisar Eksekutif KATA PENGANTAR Dalam UU. No. 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, yang selanjutnya dipertegas melalui Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 Tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Setiap Kementerian/Lembaga harus menyusun Laporan Kinerja (LK), sebagai perwujudan kewajiban suatu instansi pemerintah untuk mempertanggungjawaban keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan misi organisasi dalam mencapai sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan melalui sistem pertanggungjawaban secara periodik. Secara internal Kementerian Perindustrian juga telah mengeluarkan Permen, yaitu; Permenperin Nomor 150/M-IND/PER/12/2011 tentang Pedoman Dokumen Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah di Lingkungan Kementerian Perindustrian dan Permenperin Nomor 75/M- IND/PER/9/2014 tentang Petunjuk Pelaksanaan Evaluasi Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah di Lingkungan Kementerian Perindustrian. Penyusunan LK Tahun 2015 bertujuan untuk mengetahui tercapainya target pada unit kerja di lingkungan BPKIMI yaitu keberhasilan capaian yang terukur setiap tahunnya, berdasarkan Rencana Kinerja yang disusun tahun 2015 disamping peran strategisnya dalam mewujudkan industri yang berdaya saing tinggi berbasis riset. Berpedoman kepada mekanisme yang berlaku, penyusunan LK BPPI tahun 2015, mengacu kepada Renstra dan Indikator Kinerja Utama (IKU) Kementerian Perindustrian. LK berisikan informasi tentang kinerja yang telah dicapai dalam satu tahun dengan rincian PAGU DIPA BPPI TA. 2015. Demikian Laporan Akuntabilitas Kinerja ini dibuat agar dapat menjadi informasi dan sebagai bahan evaluasi bagi Unit/Satuan Kerja di lingkungan BPPI dan Unit Kerja yang terkait. Jakarta, 8 Februari 2015 Kepala BPPI, Haris Munandar N. i

Ikhtisar Eksekutif IKHTISAR EKSEKUTIF Badan Penelitian dan Pengembangan Industri merupakan salah satu unit kerja di lingkungan Kementerian Perindustrian di bidang penelitian dan pengembangan industri yang mengemban tugas menyelenggarakan penelitian dan pengembangan di bidang perindustrian. Selama Tahun 2015, BPPI telah menjalankan program dan kegiatan sesuai dengan TUSI yang diamanahkan dalam rangka untuk mendukung pembangunan industri Nasional. Berikut kinerja BPPI selama tahun 2015. Sasaran Strategis BPPI Tahun 2015 terdiri dari : 1. Meningkatnya investasi sektor industri, dengan indikator kinerja yaitu Pertumbuhan industri pionir dan industri prioritas, dengan realisasi sebesar 8 % atau capaian sebesar 153,85%; 2. Meningkatnya penerapan standar, dengan capaian indikator kinerja yaitu Penurunan Impor Produk Industri yang SNI, ST dan/atau PTC Diberlakukan Secara Wajib,, dengan realisasi sebesar 10, 18% atau capaian sebesar 203,60%; 3. Meningkatnya penguasaan teknologi industri dan Penerapan HKI, dengan capaian indikator kinerja sebagai berikut: a. Pertumbuhan pengembangan teknologi industri, dengan realisasi sebanyak 62 hasil litbang atau capaian sebesar 0 % b. Pertumbuhan penerapan inovasi teknologi industri, dengan realisasi sebesar 49 hasil litbang yang diterapkan atau capaian sebesar 0 %. c. Pertumbuhan penerapan HKI di Sektor Industri, dengan capaiansebanyak 14 usulan paten yang didaftarkan atau sebesar 100,00 %. d. Jumlah Balai yang difasilitasi untuk mendukung Science Park, dengan capaian sebanyak 3 balai yang difasilitasi atau sebesar 100,00 %. 4. Meningkatnya industri yang menerapkan prinsip-prinsip industri hijau, dengan indikator kinerja sebagai berikut : a. Pertumbuhan industri yang menerapkan konservasi energi, dengan realisasi sebanyak 24 perusahaan atau capaian sebesar 125,00% b. Jumlah Kebijakan dan Infrastruktur Industri Hijau, dengan capaian sebanyak 12 kebijakan dan infrastruktur atau sebesar 120,00 % ii

Ikhtisar Eksekutif c. Jumlah Industri yang mengikuti Expo Industri Hijau, dengan capaian sebanyak 13 industri atau sebesar 108,33 % 5. Meningkatnya kemampuan Balai dan hasil Litbang dalam rangka meningkatkan daya saing industri, dengan indikator kinerja sebagai berikut: a. Jumlah paket peralatan laboratorium dan sarana pendukung Balai, dengan capaian sebanyak 10 peralatan atau sebesar 100,00%; 6. Meningkatnya layanan jasa teknis kepada industri, dengan indikator kinerja Peningkatan kepuasan pelanggan, capaian indeks 3,8 atau sebesar 108,57%. 7. Meningkatnya layanan jasa teknis kepada industri, dengan indikator kinerja Peningkatan kompetensi SDM BPKIMI, capaian sebanyak 308 orang atau sebesar 112,00%. Realisasi anggaran Tahun 2015 untuk mendukung Program Pengembangan Teknologi dan Kebijakan Industri sebesar Rp 532.508.200.319 dari Pagu Rp 579.139.170.000,- atau sebesar 91,95 %, dengan uraian kegiatan sebagai berikut : 1. Pengkajian Kebijakan Dan Iklim Usaha Industri Pagu sebesar Rp 6.805.000.000- telah direalisasikan sebesar Rp 5.847.294.730,-atau sebesar 85,93 %; 2. Perencanaan Kebijakan Standardisasi Industri pagu anggaran sebesar Rp 17.975.400.000,- telah direalisasikan sebesar Rp 13.060.908.767- atau sebesar 72,66%; 3. Pengkajian Industri Hijau Dan Lingkungan Hidup Pagu sebesar Rp 13.489.000.000,- telah direalisasikan sebesar Rp. 11.873.078.648,- atau 88,02%; 4. Penyusunan Dan Evaluasi Program Kebijakan Iklim Usaha, Dan Mutu Industri pagu anggaran yang ditetapkan sebesar Rp 39.130.949.000,-telah direalisasikan sebesar Rp 34.824.371.856,- atau 88,99%; 5. Pengkajian Teknologi dan Hak Kekayaan Intelektual memiliki Pagu sebesar Rp. 14.351.653.000,- telah direalisasikan sebesar Rp 9.748.650.906,- atau 67,93 %; 6. Penelitian Dan Pengembangan Teknologi yang dilaksanakan 11 Balai Besar mempunyai Anggaran Pagu DIPA tahun 2015 sebesar Rp. 314.941.820.000 dengan realisasi sebesar Rp 298.469.928.403 atau sebesar 94,77 %; 7. Riset Dan Standardisasi Bidang Industri yang dilaksanakan oleh 11 Baristand Industri dan Balai Sertifikasi Industri Anggaran Pagu Dipa sebesar Rp 172.445.348.000,- dan telah direalisasikan sebesar Rp 158.683.967.009,- atau 92,02%. iii

Laporan Kinerja Tahun 2013 Daftar Isi DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i IKHTISAR EKSEKUTIF... i DAFTAR ISI... ii BAB I PENDAHULUAN... 1 A. Tugas Pokok dan Fungsi Organisasi... 1 B. Peran Strategis Organisasi... 3 C. Struktur Organisasi... 3 BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA... 6 A. Rencana Strategis BPKIMI... 6 B. Rencana Kinerja BPKIMI Tahun 2014... 12 C. Rencana Anggaran... 13 D. Dokumen Penetapan Kinerja... 14 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA... 16 A. Analisis Capaian Kinerja... 16 B. Akuntabilitas Keuangan... 42 BAB IV PENUTUP... 48 LAMPIRAN Pengukuran Kinerja BPKIMI TA 2015 Data Capaian v

BAB I PENDAHULUAN Bab I Pendahuluan A. Tugas Pokok dan Fungsi Organisasi Badan Pengkajian Kebijakan Iklim dan Mutu Industri (BPKIMI) mengalami perubahahan nomenklatur menjadi Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) sesuai Perpres No. 29 Tahun 2015 tentang Kementerian Perindustrian. Berdasarkan Perpres tersebut BPPI mengemban tugas menyelenggarakan penelitian dan pengembangan di bidang perindustrian. Dalam melaksanakan tugas, BPPI menyelenggarakan fungsi yaitu: 1. Penyusunan kebijakan teknis, rencana, dan program penelitian, pengkajian, dan pengembangan di bidang teknologi industri, jasa industri, standardisasi industri, konservasi, diversifikasi energi, industri hijau, iklim usaha dan kebijakan makro industri jangka menengah dan jangka panjang, serta promosi dan perlindungan hak kekayaan intelektual di bidang industri; 2. Pelaksanaan penelitian, pengkajian, dan pengembangan di bidang teknologi industri, jasa industri, standardisasi industri, konservasi, diversifikasi energi, industri hijau, iklim usaha dan kebijakan makro industri jangka menengah dan jangka panjang, serta promosi dan perlindungan hak kekayaan intelektual di bidang industri; 3. Pemantauan, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan penelitian, pengkajian, dan pengembangan di bidang teknologi industri, jasa industri, standardisasi industri, konservasi, diversifikasi energi, industri hijau, iklim usaha dan kebijakan makro industri jangka menengah dan jangka panjang, serta promosi dan perlindungan hak kekayaan intelektual di bidang industri; 4. Pelaksanaan administrasi Badan Penelitian dan Pengembangan Industri; dan 5. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri. Untuk mendukung Tugas Pokok dan fungsi tersebut, BPPI memiliki 5 (lima) unit setingkat eselon II di pusat, 11 (sebelas) Balai Besar, 11 (sebelas) Balai Riset dan Standardisasi Industri (Baristand Industri), dan Balai Sertifikasi Industri (BSI) yang tersebar di 15 provinsi di Indonesia. Badan Pengkajian Kebijakan, Iklim dan Mutu Industri 1

Bab I Pendahuluan Kegiatan yang dilaksanakan oleh 11 (sebelas) Balai Besar dan 11 (sebelas) Baristand Industri tersebut adalah kegiatan litbang yang bersifat mikro yang pada umumnya merupakan kegiatan litbang terapan, riset, standardisasi dan sertifikasi di bidang industri. Masing-masing Balai Besar dan Baristand Industri memiliki kompetensi inti seperti terlihat pada Tabel dibawah ini: Tabel 1.1 Kompetensi Inti Balai Besar Industri Balai Besar Kompetensi Inti 1. Tekstil (BBT), Bandung Desain Struktur dan Permukaan Tekstil 2. Bahan dan Barang Teknik (B4T), Bandung 3. Logam dan Mesin (BBLM), Bandung Quality Assurance untuk teknologi pengelasan bawah air, instrumentasi virtual & material teknik/maju berbasis polimer Desain Proses dan Produk engineering (fokus: peralatan energi dan tooling) 4. Keramik (BBK), Bandung Material Engineering for Electric & Structural Ceramic 5. Pulp dan Kertas (BBPK), Bandung Bioengineering untuk pulp dan kertas 6. Industri Agro (BBIA), Bogor Komponen aktif bahan alami komoditas agro 7. Kimia dan Kemasan (BBKK), Jakarta Fine Chemical & Degradable Packaging Design 8. Teknologi Pencegahan Pencemaran Industri (BBTPPI), Semarang 9. Kulit, Karet dan Plastik (BBKKP), Yogyakarta 10. Kerajinan dan Batik (BBKB), Yogyakarta 11. Industri Hasil Perkebunan (BBIHP), Makassar Teknologi terapan untuk pengendalian buangan industri Desain bahan dan konstruksi sepatu Desain dan bahan baku baru untuk produk-produk kerajinan dan batik Proses produksi dan teknologi terapan untuk pengolahan kakao Tabel 1.2 Fokus Balai Riset dan Standardisasi Industri Baristand Industri Fokus 1. Aceh Rempah dan Minyak Atsiri 2. Medan Mesin dan Peralatan Pabrik 3. Padang Makanan Tradisional 4. Palembang Karet Komponen Teknis 5. Lampung Tepung Industri Agro 6. Surabaya Mesin Listrik & Peralatan Listrik 7. Banjarbaru Teknologi pengolahan kayu, rotan, dan bambu Badan Pengkajian Kebijakan, Iklim dan Mutu Industri 2

Bab I Pendahuluan Baristand Industri Fokus 8. Samarinda Hasil Perikanan dan Perkebunan 9. Pontianak Bahan baku kosmetik alami dan pangan semi basah 10. Manado Teknologi Pengolahan Palma 11. Ambon Teknologi Pengolahan Hasil Laut B. Peran Strategis Organisasi Visi pembangunan industri tahun 2015 2019 adalah Indonesia Menjadi Negara Industri yang Berdaya Saing dengan Struktur Industri yang Kuat Berbasiskan Sumber Daya Alam dan Berkeadilan. Untuk mewujudkan visi tersebut di atas, diperlukan tindakan nyata dalam bentuk 4 (empat) misi sesuai dengan tugas dan fungsi Kementerian Perindustrian sebagai berikut: 1. Memperkuat dan memperdalam struktur Industri nasional untuk mewujudkan industri 2. nasional yang mandiri, berdaya saing, maju, dan berwawasan lingkungan; 3. Meningkatkan nilai tambah di dalam negeri melalui pengelolaan sumber daya industri 4. yang berkelanjutan dengan meningkatkan penguasaan teknologi dan inovasi; 5. Membuka kesempatan berusaha dan perluasan kesempatan kerja; 6. Pemerataan pembangunan Industri ke seluruh wilayah Indonesia guna memperkuat a. dan memperkukuh ketahanan nasional. Untuk mewujudkan visi tersebut, diperlukan upaya-upaya yang dijabarkan ke dalam peta strategi 2015 2019 yang mengakomodir perspektif pemangku kepentingan berupa pencapaian strategis yaitu: 1) Meningkatnya peran industri dalam perekonomian nasional; 2) Meningkatnya penguasaan pasar dalam dan luar negeri; 3) Meningkatnya penyebaran dan pemerataan industri; 4) Meningkatnya peran IKM dalam perekonomian Nasional; 5) Meningkatnya pengembangan inovasi dan penguasaan teknologi industri; 6) Meningkatnya penyerapan tenaga kerja di sektor industri; 7) Menguatnya struktur industri. Badan Pengkajian Kebijakan, Iklim dan Mutu Industri 3

Bab I Pendahuluan Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI), sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya memiliki peran strategis dalam mewujudkan industri yang berdaya saing tinggi berbasis riset. Di samping memiliki peran strategis tersebut, BPPI juga diharapkan dapat menyediakan fasilitas jasa bagi pengembangan industri khususnya industri kecil dan menengah (IKM), baik melalui produk kebijakannya (hasil litbang makro) maupun produk hasil litbang mikro (terapan) seperti hasil riset, standardisasi dan sertifikasi, pengujian serta rancang bangun dan perekayasaan di bidang industri. Untuk mewujudkan peran litbang dalam rangka mendukung Pengembangan Industri Nasional khususnya mendukung pengembangan industri prioritas sebagaimana tertuang dalam Peraturan Pemerintah No. 14 Tahun 2015 tentang Rencana Induk Pengembangan Industri Nasional Tahun 2015-2035, Balai Besar dan Balai Riset dan Standardisasi Industri terus diperkuat sehingga dapat menghasilkan litbang yang implementatif. Pengembangan Teknologi dan Kebijakan Industri yang menjadi program BPPI bertujuan untuk meningkatkan daya saing industri melalui perumusan kebijakan strategis, pelaksanaan penelitian dan pengembangan industri dan meningkatkan kemampuan industri dalam menciptakan, mengembangkan, menerapkan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam uji komersialisasi hasil penelitian dan pengembangan, rancangan produk baru, proses produksi, energi terbarukan, lingkungan hidup, dan tenaga kerja serta sarana dan prasarana industri sebagai faktor pendukung berhasilnya pembangunan industri. C. Struktur Organisasi Berdasarkan Permenperin No. 107 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Perindustrian, untuk mendukung tugas dalam menyelenggarakan penelitian dan pengembangan di bidang perindustrian, BPPI didukung oleh Sekretariat dan 4 (empat) satuan kerja pusat-pusat yaitu : 1) Sekretariat, mempunyai tugas melaksanakan pelayanan teknis dan administratif kepada seluruh unit organisasi di lingkungan Badan Penelitian dan Pengembangan Industri; 2) Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Industri dan Kekayaan Intelektual mempunyai tugas melaksanakan penelitian, pengkajian, dan pengembangan teknologi industri, jasa industri, serta promosi dan perlindungan kekayaan intelektual di bidang industri; Badan Pengkajian Kebijakan, Iklim dan Mutu Industri 4

Bab I Pendahuluan 3) Pusat Penelitian dan Pengembangan Industri Hijau dan Lingkungan Hidup mempunyai tugas melaksanakan penyusunan kebijakan teknis, rencana, dan program penelitian, pengkajian, dan pengembangan di bidang industri hijau, lingkungan hidup, manajemen energi dan air; 4) Pusat Penelitian dan Pengembangan Kebijakan Iklim Usaha Industri mempunyai tugas melaksanakan perumusan kebijakan teknis, rencana, program, pelaksanaan penelitian, pengkajian, pengembangan, fasilitasi, pemantauan dan pelaporan di bidang kebijakan iklim usaha dan kebijakan makro industri jangka menengah dan jangka panjang; 5) Pusat Standardisasi Industri mempunyai tugas melaksanakan perumusan kebijakan teknis, rencana, program, pelaksanaan, pemantauan, evaluasi, dan pelaporan penelitian, pengkajian, pengembangan standardisasi industri. Di samping itu juga terdapat 11 unit Balai Besar, 11 Balai Riset dan Standardisasi Industri (Baristand Industri) dan Balai Sertifikasi Industri yang mempunyai peranan yang penting sebagai unit pelayanan teknis dan perwakilan Kementerian Perindustrian di daerah. Beberapa Balai Besar dan Baristand ada yang telah memiliki status Badan Layanan Umum (BLU). Dengan berstatus BLU, Balai-Balai tersebut dapat secara cepat memberikan pelayanan teknis kepada masyarakat dan dapat mengelola aset dan keuangan secara optimal. Berikut struktur organisasi BPPI : BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI SEKRETARIAT BADAN PUSAT STANDARDISASI INDUSTRI PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KEBIJAKAN IKLIM USAHA INDUSTRI PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI HIJAU DAN LINGKUNGAN HIDUP PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI INDUSTRI DAN HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL 11 (sebelas) Balai Besar 11 (sebelas) Baristand Industri Balai Setifikasi Industri Gambar 1.1 Struktur Organisasi BPKIMI Badan Pengkajian Kebijakan, Iklim dan Mutu Industri 5

Bab II Perencanaan dan Perjanjian Kinerja BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA A. Rencana Strategis BPPI Rencana Strategis (Renstra) disusun untuk memenuhi amanat Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan PP No. 40 Tahun 2006 tentang Tata Cara Penyusunan Rencana Pembangunan Nasional. Dokumen RENSTRA BPPI masih berupa rancangan teknokratik dan masih menggunakan nomenklatur BPKIMI. Untuk itu akan dilakukan review dan disesuaikan menjadi RENSTRA BPPI sesuai nomenklatur dan organisasi BPPI yang telah ditetapkan melalui Permenperin No. 107 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Perindustrian. Arah kebijakan di dalam Rancangan Teknokratik RENSTRA BPKIMI mengacu pada Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN), Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 3 tahun 2014 tentang Perindustrian, RPJMN tahun 2015 2019, dan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 28 tahun 2008 tentang Kebijakan Industri Nasional dengan fokus pada peningkatan nilai tambah di dalam negeri melalui pengelolaan sumber daya industri yang berkelanjutan, serta peningkatan daya saing dan produktivitas industri nasional. Pada Renstra BPPI 2015-2019 tertuang Visi BPPI yaitu Menjadi lembaga penyedia rumusan kebijakan yang visioner dan pelayanan teknis teknologis terkini yang mampu menjadi katalis peningkatan produktivitas dan daya saing sektor industri di tingkat nasional maupun global Dalam rangka mewujudkan visi tersebut di atas, BPPI pada 5 tahun kedepan (2015-2019) mengemban Misi sebagai berikut: 1. Mengembangkan kebijakan dan iklim usaha industri yang kondusif; 2. Meningkatkan peran standardisasi sebagai referensi pasar; 3. Mendorong pengembangan teknologi industri yang maju dan berdaya saing termasuk di dalamnya perlindungan HKI; 4. Mendorong pengembangan industri yang berwawasan lingkungan dan berkelanjutan (industri hijau); Badan Pengkajian Kebijakan, Iklim dan Mutu Industri 6

Bab II Perencanaan dan Perjanjian Kinerja 5. Meningkatkan penguasaan teknologi dan penggunaan SDA lokal melalui kegiatan litbang dan pelayanan jasa teknis. Dalam mewujudkan tujuan tersebut, diperlukan upaya-upaya sistematis yang dijabarkan ke dalam sasaran-sasaran strategis yang mengakomodasi Perspektif Pemangku kepentingan, Perspektif Proses Internal, dan Perspektif Proses Internal, dan Perspektif Pembelajaran Organisasi. Sasaran strategis dan Indikator Kinerja Sasaran Strategis untuk periode tahun 2015 2019 adalah sebagai berikut: 1. Perspektif Pemangku Kepentingan Sasaran Strategis 1: Meningkatnya investasi di sektor industri, dengan indikator kinerja sasaran strategis yaitu: 1) Pertumbuhan Industri Pionir dan Industri Prioritas Sasaran Strategis 2: Kuatnya Struktur Industri, dengan indikator kinerja sasaran strategis yaitu: 1) Penurunan Impor Produk Industri yang SNI, ST dan/atau PTC Diberlakukan Secara Wajib; 2. Perspektif Proses Internal Sasaran Strategis 1: Meningkatnya Penguasaan Teknologi Industri dan Penerapan HKI, dengan indikator kinerja sasaran strategis yaitu: 1) Pertumbuhan Pengembangan Teknologi Industri 2) Pertumbuhan Penerapan Inovasi Teknologi Industri 3) Pertumbuhan Penerapan HKI di Sektor Industri Sasaran Strategis 2: Meningkatnya Industri yang Menerapkan Prinsip-Prinsip Industri Hijau, dengan indikator kinerja sasaran strategis yaitu: 1) Pertumbuhan Industri yang Menerapkan Konservasi Energi 2) Jumlah Kebijakan dan Infrastruktur Industri Hijau Sasaran Strategis 3: Meningkatnya Kualitas Layanan Publik Kepada Pelaku Usaha Industri dan Masyarakat dengan indikator kinerja sasaran strategis yaitu: 1) Indeks kepuasan pelanggan. 3. Perspektif Pembelajaran Organisasi Sasaran Strategis 1: Meningkatnya Fasilitasi Kelembagaan Teknologi, Industri Hijau, Sarana dan Prasarana dan SDM dalam Rangka Meningkatkan Daya Saing Industri, dengan indikator kinerja sasaran strategis yaitu: Badan Pengkajian Kebijakan, Iklim dan Mutu Industri 7

1) Peningkatan paket peralatan Laboratorium dan Sarana Pendukung Balai. 2) Peningkatan Kompetensi SDM BPKIMI. Bab II Perencanaan dan Perjanjian Kinerja Sasaran Strategis 2: Terwujudnya Kebijakan dan Program BPKIMI yang Berkualitas dan Berkelanjutan, dengan indikator kinerja sasaran strategis yaitu: 1) Tingkat Persetujuan Rencana Kegiatan; 2) Tingkat Kesesuaian Realisasi Anggaran dengan Target yang Ditetapkan pada Awal Tahun Anggaran; 3) Tingkat Kesesuaian Realisasi Fisik dengan Target yang Ditetapkan pada Awal Tahun Anggaran Sasaran Strategis 4: Sistem Tata Kelola Keuangan dan Barang Milik Negara (BMN) yang Transparan dan Akuntabel, dengan indikator kinerja sasaran strategis yaitu: 1) Penyelesaian Temuan Tertib Pengelolaan Anggaran ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI BPPI Arah kebijakan dan strategi BPPI dalam mendukung visi dan misi pembangunan industri adalah : 1. Peningkatan kemampuan penguasaan teknologi maju; 2. Peningkatan fasilitasi penerapan teknologi dan perlindungan HKI; 3. Peningkatan kualitas hasil litbang industri; 4. Pengembangan kebijakan regulasi teknis dan kemampuan pelayanan teknis SNI lingkup industri; 5. Pengembangan kebijakan menuju iklim usaha kondusif dan Kebijakan Industri Nasional (KIN) yang efektif; 6. Peningkatan fasilitasi pengembangan industri hijau; 7. Peningkatan pemanfaatan SDA lokal di industri. Berdasarkan Renstra Kemenperin Tahun 2015-2019 yang tertuang dalam Peraturan Menteri Perindustrian RI Nomor: 31.1/M-IND/PER/3/2015, Program Pengembangan BPPI terdapat dalam Program VII yaitu: Program Pengembangan Teknologi dan Kebijakan Industri dan masuk dalam Sasaran Strategis 5 yaitu: Meningkatnya pengembangan inovasi dan penguasaan teknologi dengan Indikator Kinerja Sasaran Strategis (IKSS) adalah meningkatnya penguasaan teknologi industri, pengembangan inovasi dan penerapan Hak Kekayaan Intelektual (HKI). Program Pengembangan Teknologi dan Kebijakan Industri bertujuan untuk meningkatkan efisiensi, produktivitas, nilai tambah, daya saing dan kemandirian industri Badan Pengkajian Kebijakan, Iklim dan Mutu Industri 8

Bab II Perencanaan dan Perjanjian Kinerja nasional. Program Pengembangan Teknologi dan Kebijakan Industri mencakup kegiatankegiatan sebagai berikut: 1. Penyusunan dan Evaluasi Program Pengembangan Teknologi dan Kebijakan Industri Kegiatan Penyusunan dan Evaluasi Program Pengembangan Teknologi dan Kebijakan Industri dilaksanakan oleh Sekretariat BPKIMI dengan Sasaran kegiatan/output yang dihasilkan adalah (1) Terwujudnya kebijakan dan program BPKIMI yang berkualitas dan berkelanjutan, (2) Sistem tatakelola keuangan dan BMN yang transparan dan akuntabel, (3) Monitoring dan evaluasi pelaksanaan Pengembangan Teknologi dan Kebijakan Industri, (4) Sistem informasi yang handal, dan (5) Peningkatan Kompetensi SDM Aparatur. 2. Pengembangan kebijakan dan fasilitasi dalam meningkatkan iklim usaha industri Kegiatan Pengembangan kebijakan dan fasilitasi dalam meningkatkan iklim usaha industri dilaksanakan oleh Pusat Pengkajian Kebijakan dan Iklim Usaha Industri dengan Sasaran kegiatan/output yang dihasilkan adalah (1) Tersusunnya kebijakan penciptaan iklim usaha yg kondusif, dan (2) Meningkatnya pemanfaatan insentif (fiscal dan non-fiskal) oleh industri. 3. Pengembangan standardisasi industri Kegiatan Pengembangan kebijakan dan fasilitasi dalam meningkatkan iklim usaha industri dilaksanakan oleh Pusat Standardisasi dengan Sasaran kegiatan/output yang dihasilkan adalah (1) Tersedianya RSNI, ST, PTC, (2) Tersedianya Regulasi Teknis Standardisasi Industri, (3) Tersedianya SDM dibidang Standardiasi Industri, dan (4) Tersedianya Lembaga Penilaian Kesesuaian (LPK) untuk Pelaksanaan Penilaian Kesesuaian. 4. Pengembangan Industri Hijau Kegiatan Pengembangan Industri Hijau dilaksanakan oleh Pusat Pengkajian Industri Hijau dan Lingkungan Hidup dengan Sasaran kegiatan/output yang dihasilkan adalah (1) Tersedianya Kebijakan Industri Hijau, (2) Tersedianya Infrastruktur Industri Hijau, (3) Tersedianya Infrastruktur Industri Hijau, dan (4) Terwujudnya Industri yang menerapkan prinsip industri hijau. 5. Pengkajian dan Pengembangan Teknologi dan HKI Kegiatan Pengkajian dan Pengembangan Teknologi dan HKI dilaksanakan oleh Pusat Pengkajian Teknologi dan HKI dengan Sasaran kegiatan/output yang dihasilkan adalah (1) Tersedianya rumusan Kebijakan Teknis Bidang Teknologi Industri dan HK, (2) Tersedianya sistem dan infrastruktur audit teknologi, (3) Terfasilitasinya pemanfataan dan penerapan teknologi industri, (4) Meningkatnya motivasi berinovasi bagi peneliti dan industri, (5) Meningkatnya litbang prioritas teknologi industri, (6) Tersedianya Pembinaan Perlindungan Badan Pengkajian Kebijakan, Iklim dan Mutu Industri 9

Bab II Perencanaan dan Perjanjian Kinerja HKI di Bidang Teknologi Industri, dan (7) Terlaksananya program, monitoring, pengembangan SDM, dan operasional di bidang teknologi industri. 6. Penelitian, Pengembangan Teknologi dan Perekayasaan Industri Kegiatan Penelitian, Pengembangan Teknologi dan Perekayasaan Industri dilaksanakan oleh Balai-Balai di lingkungan BPKIMI dengan sasaran kegiatan/output yang dihasilkan adalah (1) hasil penelitian dan rekayasa industri dan (2) layanan jasa teknis industri. 7. Riset dan Standardisasi Industri Kegiatan Riset dan Standardisasi Industri dilaksanakan oleh Baristrand di lingkungan BPKIMI dengan Sasaran kegiatan /output yang dihasilkan adalah (1) hasil penelitian dan rekayasa industri dan (2) layanan jasa teknis industri. STRATEGI BPPI Strategi BPKIMI dalam mendukung visi dan misi pembangunan industri adalah : 1. Mengembangkan jejaring dengan instituisi kebijakan litbang dan teknologi terkemuka melalui organiasi internasional, kerangka kerjasama perdagangan bebas dan kemitraan dengan akademisi; 2. Mendorong pengembangan kerjasama dengan dunia usaha untuk mengembangkan teknologi dan memanfaatkan potensi bahan baku lokal; 3. Mengembangkan bank data yang lengkap dan mutakhir; 4. Meningkatkan kompentensi SDM BPKIMI sesuai perkembangan IPTEK Industri; 5. Mengembangkan kapasitas kelembagaan litbang dan LPK. Selanjutnya, dalam Peta Strategi akan diuraikan langkah-langkah dalam mewujudkan Strategi BPPI tersebut. Peta Strategi BPPI seperti pada Gambar 2.1: Badan Pengkajian Kebijakan, Iklim dan Mutu Industri 10

Bab II Perencanaan dan Perjanjian Kinerja Gambar 2.2 Peta Strategi BPPI Sasaran-sasaran dari Program Pengembangan Teknologi dan Kebijakan Industri ini adalah sebagai berikut: 1. Pengembangan kebijakan dan fasilitasi dalam meningkatkan iklim usaha industri Sasaran kegiatan/output yang dihasilkan dari kegiatan ini antara lain adalah tumbuhnya industri pionir maupun industri strategis; dan harmonisasi kebijakan sektor industri. 2. Pengkajian dan Pengembangan Teknologi dan HKI Sasaran kegiatan/output yang dihasilkan dari kegiatan ini antara lain adalah pengembangan teknologi industri, penerapan teknologi di industri, dan penerapan HKI di industri. Badan Pengkajian Kebijakan, Iklim dan Mutu Industri 11

Bab II Perencanaan dan Perjanjian Kinerja 3. Pengembangan standardisasi industri Sasaran kegiatan/output yang dihasilkan dari kegiatan ini antara lain adalah penurunan produk industri yang SNI, ST dan/atau PTC diberlakukan secara wajib. 4. Pengembangan Industri Hijau Sasaran kegiatan/output yang dihasilkan dari kegiatan ini antara lain adalah Standar Industri Hijau, lembaga sertifikasi industri hijau, dan pelatihan-pelatihan bagi auditor industri hijau yang tersertifikasi. 5. Penyusunan dan Evaluasi Program Pengembangan Teknologi dan Kebijakan Industri Sasaran kegiatan/output yang dihasilkan dari kegiatan ini adalah tersusunnya perencanaan program dan anggaran, laporan evaluasi pelaksanaan program dan kegiatan, pengembangan SDM serta layanan manajemen dalam mendukung pelaksanaan Program Pengembangan Teknologi, Standardisasi, dan Industri Hijau. 6. Penelitian, Pengembangan Teknologi dan Perekayasaan Industri Sasaran kegiatan/output yang dihasilkan dari kegiatan ini antara lain adalah hasil penelitian dan rekayasa industri dan layanan jasa teknis industri. 7. Riset dan Standardisasi Industri Sasaran kegiatan/output yang dihasilkan dari kegiatan ini antara lain adalah hasil penelitian dan rekayasa industri dan layanan jasa teknis industri. B. Rencana Kinerja BPKIMI Tahun 2014 Secara nomenklatur telah terjadi perubahan dari Badan Pengkajian Kebijakan Iklim dan Mutu Industri (BPKIMI) menjadi Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI), namun dalam program dan penganggaran masih dengan nama Program Pengembangan Teknologi dan Kebijakan Indutri. Kegiatan-kegiatan yang telah ditetapkan untuk mendukung program tersebut terdiri atas: 1. Penyusunan dan Evaluasi Program Pengembangan Teknologi dan Kebijakan Industri; 2. Pengkajian Kebijakan Dan Iklim Usaha Industri; 3. Perencanaan Kebijakan Standardisasi Industri; 4. Pengkajian Industri Hijau Dan Lingkungan Hidup; 5. Pengkajian Teknologi Dan Hak Kekayaan Intelektual; 6. Penelitian Dan Pengembangan Teknologi; 7. Riset Dan Standardisasi Bidang Industri Badan Pengkajian Kebijakan, Iklim dan Mutu Industri 12

Bab II Perencanaan dan Perjanjian Kinerja Berdasarkan program dan kegiatan tersebut di atas maka dapat diuraikan Rencana Kinerja BPPI pada tahun 2015 sebagai berikut: Tabel 2.3 Rencana Kinerja BPPI TA. 2015 No. Sasaran Program/Kegiatan Indikator Kinerja Target 1. Meningkatnya Investasi Sektor Industri 2 Meningkatnya Penerapan Standar 3 Meningkatnya Penguasaan Teknologi Industri dan Penerapan HKI 4 Meningkatnya Industri yang Menerapkan Prinsip-Prinsip Industri Hijau Pertumbuhan Industri Pionir dan Industri Prioritas Penurunan Impor Produk Industri yang SNI, ST dan/atau PTC Diberlakukan Secara Wajib Pertumbuhan Pengembangan Teknologi Industri Pertumbuhan Penerapan Inovasi Teknologi Industri Pertumbuhan Penerapan HKI di Sektor Industri Pertumbuhan Industri yang Menerapkan Konservasi Energi Jumlah Kebijakan dan Infrastruktur Industri Hijau 5,2 Persen 5 Persen 20 Persen 20 Persen 20 Persen 40 Persen 10 Kebijakan dan Infrastruktur 5 Meningkatnya Kemampuan Balai dan Hasil Litbang dalam Rangka Meningkatkan Daya Saing Industri 6 Meningkatnya Layanan Jasa Teknis kepada Industri 7 Meningkatnya Fasilitasi Kelembagaan Teknologi, Industri Hijau, Sarana dan Prasarana dan SDM BPKIMI Jumlah Paket peralatan Laboratorium dan Sarana Pendukung Balai 18 Paket Peralatan Tingkat Kepuasan Pelanggan Skala Indeks 3,5 Peningkatan Kompetensi SDM BPKIMI 275 Orang C. Rencana Anggaran Pada Tahun Anggaran 2015 BPPI memperoleh anggaran sebesar Rp 578.659.170.000,-. DIPA tersebut terdiri dari anggaran Sekretariat, 4 (empat) Pusat-Pusat, 11 (sebelas) Balai Besar, 11 (sebelas) Balai Riset Standardisasi Industri dan Balai Sertifikasi Industri. Berikut rincian anggaran dari tiap-tiap satker BPPI : Badan Pengkajian Kebijakan, Iklim dan Mutu Industri 13

Tabel 2.4. Pagu Anggaran Program BPPI 2015 Bab II Perencanaan dan Perjanjian Kinerja Pagu Anggaran Program/Kegiatan (Rp 000,-) Program: Pengembangan Teknologi dan Kebijakan Industri 578.659.170 Kegiatan 1: Pengkajian Kebijakan dan Iklim Usaha Industri 6.805.000 Kegiatan 2: Perencanaan Kebijakan Standardisasi Industri 17.975.400 Kegiatan 3: Pengkajian Industri Hijau dan Lingkungan Hidup 13.489.000 Kegiatan 4: Penyusunan Rencana Dan Evaluasi Program Kebijakan Iklim Usaha, Dan Mutu Industri 39.130.949 Kegiatan 5: Pengkajian Teknologi dan Hak Kekayaan Intelektual 14.351.653 Kegiatan 6: Penelitian dan Pengembangan Teknologi a. Peningkatan Dan Pengembangan Teknologi 304.999.059 b. Riset Dan Standardisasi Bidang Industri 181.908.109 D. Dokumen Penetapan Kinerja Dokumen Perjanjian Kinerja merupakan suatu dokumen pernyataan kinerja/kesepakatan kinerja/perjanjian kinerja antara atasan dan bawahan untuk mewujudkan target kinerja tertentu berdasarkan pada sumber daya yang dimiliki. Penyusunan Perjanjian Kinerja mengacu pada Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Dan Reformasi Birokrasi No. 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja Dan Tata Cara Review Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Perjanjian Kinerja TA. 2015 yang disesuaikan dengan IKU Renstra BPKIMI 2015-2019 yang merujuk pada Rancangan Teknokratik Renstra Kementerian 2015-2019, dimana sasaran program lebih berorientasi outcome. Terdapat 2(dua) indicator tambahan untuk mengakomodir program quick wins yaitu : Jumlah Balai yang Difasilitasi untuk Mendukung Science Park dan Jumlah Industri yang Mengikuti Expo Industri Hijau. Untuk Perspektif Pembelajaran Organisasi tidak semua dicantumkan pada Perjanjian Kinerja eselon I, terdapat beberapa indikator yang dicantumkan di unit Eselon II. Berikut Perjakin BPPI TA. 2015 sebagaimana tabel dibawah ini: Badan Pengkajian Kebijakan, Iklim dan Mutu Industri 14

Bab II Perencanaan dan Perjanjian Kinerja Tabel 2.5. Perjanjian Kinerja Badan Penelitian dan Pengembangan Industri Tahun 2015 No. Sasaran Program/Kegiatan 1. Meningkatnya Investasi Sektor Industri 2 Meningkatnya Penerapan Standar 3 Meningkatnya Penguasaan Teknologi Industri dan Penerapan HKI 4 Meningkatnya Industri yang Menerapkan Prinsip-Prinsip Industri Hijau 5 Meningkatnya Kemampuan Balai dan Hasil Litbang dalam Rangka Meningkatkan Daya Saing Industri 6 Meningkatnya Layanan Jasa Teknis kepada Industri 7 Meningkatnya Fasilitasi Kelembagaan Teknologi, Industri Hijau, Sarana dan Prasarana dan SDM BPPI Indikator Kinerja Pertumbuhan Industri Pionir dan Industri Prioritas Penurunan Impor Produk Industri yang SNI, ST dan/atau PTC Diberlakukan Secara Wajib Pertumbuhan Pengembangan Teknologi Industri Pertumbuhan Penerapan Inovasi Teknologi Industri Pertumbuhan Penerapan HKI di Sektor Industri Jumlah Balai yang Difasilitasi untuk Mendukung Science Park Pertumbuhan Industri yang Menerapkan Konservasi Energi Jumlah Kebijakan dan Infrastruktur Industri Hijau Jumlah Industri yang Mengikuti Expo Industri Hijau Jumlah Paket peralatan Laboratorium dan Sarana Pendukung Balai Target 5,2 Persen 5 Persen 10 Persen 10 Persen 10 Persen 3 Balai 20 Persen 10 Kebijakan dan Infrastruktur 12 Industri 10 Paket Peralatan Tingkat Kepuasan Pelanggan Skala Indeks 3,5 Peningkatan Kompetensi SDM BPPI 275 Orang Badan Pengkajian Kebijakan, Iklim dan Mutu Industri 15

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA A. Analisis Capaian Kinerja Dalam mencapai visi dan misinya, BPPI melaksanakan program/kegiatan yang mengacu pada Rencana Strategis (Renstra) Kementerian Perindustrian tahun 2015-2019 yang setiap awal Tahun Anggaran ditetapkan dalam dokumen Perjanjian Kinerja BPPI tahun 20154. Pada TA. 2015 Tapkin BPPI meliputi 7 (tujuh) Sasaran Strategis untuk melaksanakan kinerjanya yaitu : 1. Sasaran Strategis I: Meningkatnya Investasi Sektor Industri; 2. Sasaran Strategis II: Meningkatnya Penerapan Standar; 3. Sasaran Strategis III: Meningkatnya Penguasaan Teknologi Industri dan Penerapan HKI; 4. Sasaran Strategis IV: Meningkatnya Industri yang Menerapkan Prinsip-Prinsip Industri Hijau; 5. Sasaran Strategis V: Meningkatnya Kemampuan Balai dan Hasil Litbang dalam Rangka Meningkatkan Daya Saing Industri ; 6. Sasaran Strategis VI: Meningkatnya Layanan Jasa Teknis kepada Industri; 7. Sasaran Strategis VII : Meningkatnya Fasilitasi Kelembagaan Teknologi, Industri Hijau, Sarana dan Prasarana dan SDM BPKIMI; Dari Sasaran strategis tersebut diatas pada TA. 2015 BPKIMI telah menetapkan Sasaran strategis untuk Program Pengembangan Teknologi dan Kebijakan Industri ada beberapa sasaran strategis dalam Renstra yang tidak tercantum pada Perjanjian Kinerja TA. 2015. Program/eselon I, namun Sasasaran Strategis tersebut terdapat dalam Tapkin TA. 2015 kegiatan/ Unit eselon II pelaksananya. Hal ini disebabkan adanya pemilihan skala prioritas dari Sasaran Startegis yang akan ditampilkan dalam Tapkin. TA. 2015. Selain itu, karena adanya reorganisasi di tingkat Kementerian Perindustrian dan BPPI sempat melakukan review Renstra BPPI pada TA. 2015, namun belum menetapkan Renstra yang baru sesuai dengan Renstra Kemenperin 2015-2019 yang ditetapkan TA. 2015 dan struktur organisasi baru. Pada TA. 2015, realisasi program/kegiatan BPPI berdasarkan dokumen RPJMN 2015-2019 dapat dilihat dalam tabel berikut : Badan Pengkajian Kebijakan, Iklim dan Mutu Industri 16

Tabel 3.6. Perkembangan Kinerja BPPI Berdasarkan Dokumen RPJM 2015-2019 NO PROGRAM/KEGIATAN INDIKATOR 1 Perencanaan Kebijakan Standardisasi Industri 2 Pengkajian Industri Hijau dan Lingkungan Hidup Meningkatnya RSNI (RSNI) Tersusunnya regulasi teknis terkait dengan SNI (regulasi) Tersusunnya skema sertifikasi mutu produk (skema) Terlaksananya pengawasan SNI (laporan) Jumlah industri yang mengikuti expo produkproduk industri hijau di dalam dan luar negeri 2015 2016 2017 2018 2019 T R (%) Capaian T T T T 100 120 120.00% 100 100 100 100 14 30 214.29% 10 10 10 10 6 7 116.67% 6 6 6 6 3 3 100.00% 3 3 3 3 12 13 108.33% Jumlah industri yang memperoleh informasi benefit penerapan industri hijau 350 322 92.00% 3 Pengkajian Teknologi dan Hak Kekayaan Intelektual Jumlah perusahaan/balai yang mengikuti expo tingkat nasional 3 9 300.00% Untuk kegiatan Pengkajian Industri Hijau dan Lingkungan Hidup serta Pengkajian Teknologi dan Hak Kekayaan Intelektual indikator yan tercantum diatas merupakan program Quick Wins TA. 2015, sehingga untuk TA. 2016 sampai TA. 2019 tidak ditetapkan targetnya. Pada umumnya, realisasi kinerja capaiannya melampaui target. Adapun untuk indikator jumlah industri yang memperoleh informasi benefit penerapan industri hijau tidak mencapai target disebabkan kegiatan ini merupakan kegiatan APBN-P sehingga pelaksanaannya tidak sesuai dengan rencana karena keterbatasan waktu penyelesaian. Berdasarkan Renstra BPKIMI 2015-2019, IKU yang ditetapkan untuk Program Pengembangan Teknologi dan Kebijakan Industri adalah sesuai dengan tabel dibawah ini : Badan Pengkajian Kebijakan, Iklim dan Mutu Industri 17

Tabel 3.6. Realisasi Kinerja IKU pada TA. 2015 No Sasaran Program/Kegiatan Indikator Kinerja PERSPEKTIF PEMANGKU KEPENTINGAN S1 Meningkatnya Investasi Sektor Pertumbuhan Industri Pionir dan Industri Industri Prioritas S2 Kuatnya struktur industri Penurunan Impor Produk Industri yang SNI, ST dan/atau PTC Diberlakukan Secara Wajib PERSPEKTIF PROSES INTERNAL T1 Meningkatnya Penguasaan Pertumbuhan Pengembangan Teknologi Teknologi Industri dan Industri Penerapan HKI Pertumbuhan Penerapan Inovasi Teknologi Industri Pertumbuhan Penerapan HKI di Sektor Industri T2 T3 L2 L3 Meningkatnya Industri yang Menerapkan Prinsip-Prinsip Industri Hijau Meningkatnya Kualitas Layanan Publik Kepada Pelaku Usaha Industri dan Masyarakat PERSPEKTIF PEMBELAJARAN ORGANISASI L1 Meningkatnya Fasilitasi Kelembagaan Teknologi, Industri Hijau, Sarana dan Prasarana dan SDM dalam Rangka Meningkatkan Daya Saing Industri Terwujudnya Kebijakan dan Program BPKIMI yang Berkualitas dan Berkelanjutan Sistem Tata Kelola Keuangan dan Barang Milik Negara (BMN) yang Transparan dan Akuntabel 2016 2017 2018 2019 Target Realisasi Capaian T T T T 5,2 Persen 8,00 Persen 153.85% 5.85% 6.49% 7.13% 7.75% 5 Persen 10,18 Persen 203.60% 10% 15% 20% 30% 10Persen 0Persen 0% 20% 35% 50% 60% 10Persen -22,22 Persen 0% 20% 35% 50% 60% 10 Persen 175,00 Persen 100.00% 20% 35% 50% 60% Pertumbuhan Industri yang Menerapkan 20Persen 25,00 Persen 125.00% 40% 60% 80% 20% Konservasi Energi Jumlah Kebijakan dan Infrastruktur Industri Hijau 10 Kebijakan dan Infrastruktur 12 Kebijakan dan Infrastruktur 120.00% 33% 54% 75% 15% Indeks kepuasan pelanggan Indeks Skala 3,5 Indeks Skala 3,8 108.57% 3.5 3.6 3.7 3.8 Peningkatan paket peralatan Laboratorium dan Sarana Pendukung Balai 10 Paket Peralatan 10 Paket Peralatan 100.00% 22 pkt 22 pkt Peningkatan Kompetensi SDM BPKIMI 275 Orang 308 Orang 112.00% 275 orang 275 orang 22 pkt 275 orang Tingkat Persetujuan Rencana Kegiatan 90 Persen 100.00% 102.04% 90% 90% 90% 90% Tingkat Kesesuaian Realisasi Anggaran dengan Target yang Ditetapkan pada Awal Tahun Anggaran Tingkat Kesesuaian Realisasi Fisik dengan Target yang Ditetapkan pada Awal Tahun Anggaran Penyelesaian Temuan Tertib Pengelolaan Anggaran 2015 22 pkt 275 orang 90 Persen 98.46% 109.40% 90% 90% 90% 90% 92 Persen 96.21% 104.58% 93% 94% 95% 95% 75 Persen 100% 133.33% 76% 78% 79% 80% Terdapat beberapa indikator yang tidak mencapai target yaitu Pertumbuhan Pengembangan Teknologi Industri dan Pertumbuhan Penerapan Inovasi Teknologi Industri, penjelasan hal tersebut akan diulas pada bagian selanjutnya. Pada TA. 2015 telah disusun Perjanjian Kinerja TA. 2015 yang disesuaikan dengan IKU Renstra BPKIMI 2015-2019 yang merujuk pada Rancangan Teknokratik Renstra Kementerian 2015-2019. Berdasarkan Rencana Aksi yang ditetapkan setelah Perjanjian Kinerja maka realisasi per Triwulan dari indikator-indikator kinerja tersebut adalah : Badan Pengkajian Kebijakan, Iklim dan Mutu Industri 18

No. Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Tabel 3.7. Realisasi Perjanjian Kinerja Per Triwulan Progress fisik Rencana Aksi Triwulan I(%) Triwulan II(%) Triwulan III(%) Triwulan IV(%) T R T R T R T R C 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 1 Meningkatnya Investasi Sektor Pertumbuhan Industri 5,2 Persen 20 22.2 50 70 75 90.2 100 100 8,00 Persen Industri Pionir dan Industri Prioritas 2 Meningkatnya Penerapan Standar Penurunan Impor 5 Persen 13.36 13.03 42.76 50.64 55 60.2 100 100 10,18 Persen Produk Industri yang SNI, ST dan/atau PTC Diberlakukan Secara Wajib 3 Meningkatnya Penguasaan Pertumbuhan 10 Persen 10 10 30 25 70 75 100 100 0Persen Teknologi Industri dan Penerapan Pengembangan HKI Teknologi Industri Pertumbuhan 10 Persen 10 10 30 25 70 70 100 100-22,22 Persen Penerapan Inovasi Teknologi Industri Pertumbuhan 10 Persen 25 66 50 70 65 70 100 100 175,00 Persen Penerapan HKI di Sektor Industri Jumlah Balai yang 3 Balai 5 5 25 25 70 59 100 100 3 Balai Difasilitasi untuk Mendukung Science Park 4 Meningkatnya Industri yang Menerapkan Prinsip-Prinsip Industri Hijau Pertumbuhan Industri yang Menerapkan Konservasi Energi Jumlah Kebijakan dan Infrastruktur Industri Hijau 20 Persen 10 Kebijakan dan Infrastruktur 5 5.25 20 25 65 70 100 100 25,00 Persen 10 10 40 48.33 69 74 100 100 12 Kebijakan dan Infrastruktur Jumlah Industri yang 12 Industri 5 5 35 10 65 75 100 100 13 Industri Mengikuti Expo Industri Hijau 5 Meningkatnya Kemampuan Balai dan Hasil Litbang dalam Rangka Jumlah Paket peralatan 10 Paket Peralatan 0 3 40 48.33 75 65.32 100 100 10 Paket Peralatan Meningkatkan Daya Saing Industri Laboratorium dan Sarana Pendukung Balai 6 Meningkatnya Layanan Jasa Teknis Tingkat Kepuasan Skala Indeks 3,5 15 15 50 62.71 75 78 100 100 Indeks Skala kepada Industri Pelanggan 3,8 7 Meningkatnya Fasilitasi Peningkatan 275 Orang 15 18 45 48.36 65 66.55 100 100 308 Orang Kelembagaan Teknologi, Industri Kompetensi SDM Hijau, Sarana dan Prasarana dan BPKIMI SDM BPKIMI Secara fisik semua kegiatan sudah terealisasi, namun pada beberapa indikator realisasinya tidak mencapai target. Adapun, hasil capaian kinerja yang telah dilaksanakan dari masing-masing sasaran strategis tersebut adalah sebagai berikut : 1. Sasaran Strategis I : Meningkatnya investasi sektor industri Indikator Kinerja I.1 Target Realisasi % Capaian Pertumbuhan industri pionir dan industri prioritas 5,2 % 8,00 % 153,85% Pertumbuhan industri pionir dan industri prioritas dihitung dari peningkatan jumlah investasi industri yang mengajukan permohonan fasilitas fiskal (tax holiday & tax allowance). Badan Pengkajian Kebijakan, Iklim dan Mutu Industri 19

Angka perhitungan diambil dari total nilai investasi industri yang mengajukan permohonan fasilitas fiskal (TH&TA) pada tahun 2015 dibagi dengan total investasi tahun 2014 (berdasarkan data BKPM), dan dijadikan Persen. Nilai investasi tahun 2014 sebesar 15 Triliyun. Hingga bulan Desember 2015, total nilai investasi industri yang telah mendapatkan Tax Allowance sebesar Rp. 1,2 Trilyun. Nilai investasi tersebut dihitung dari investasi 16 Perusahaan yang telah memanfaatkan fasilitas fiskal. Dengan demikian terjadi kenaikan investasi sebesar 8% jika dibandingkan dengan tahun 2014. Nilai investasi pada indikator ini hanya bisa dihitung dari investasi industri yang memanfaatkan fasilitas Tax Allowance, sedangkan nilai investasi untuk industri yang mengajukan Tax holidays belum bisa dihitung karena masih dalam proses pembahasan di Kementerian Keuangan sebagai instansi pengambil keputusan. Diharapkan pada tahun mendatang, nilai investasi dapat lebih ditingkatkan dengan penambahan jumlah industri yang memanfaatkan fasilitas fiskal berupa Tax Holiday dan Tax Allowance. Secara keseluruhan, capaian/realisasi dari indikator ini telah melebihi target yang telah ditetapkan. Realisasi tersebut dicapai melalui pelaksanaan kegiatan antara lain adalah: - Menyusun rekomendasi untuk usulan fasilitas fiskal (Tax Allowance dan Tax Holiday); - Pengeluaran surat rekomendasi terkait fasilitas fiskal; - Mengajukan permohonan pemanfaatan fasilitas fiskal kepada Kementerian Keuangan; - Rekapitulasi data industri pioneer dan industri prioritas yang mengajukan fasilitas fiskal; - Kalkulasi nilai investasi industri pionir dan industri prioritas yang mengajukan fasilitas fiskal hingga Desember 2015. 2. Sasaran Strategis II : Meningkatnya penerapan standar Indikator Kinerja II.1 Target Realisasi % Capaian Penurunan Impor Produk Industri yang SNI, ST dan/atau PTC Diberlakukan Secara Wajib Indikator Kinerja dari Sasaran Strategis II adalah Rasio Penurunan Impor Produk Industri yang SNI, ST dan/atau PTC diberlakukan secara wajib terhadap tahun sebelumnya. Perhitungan indikator ini adalah dengan membandingkan nilai impor tahun 2015 untuk komoditi produk industri yang SNI, ST dan/atau PTC telah diberlakukan secara wajib dengan nilai import pada tahun sebelumnya pada periode yang sama tahun 2014. 5% 10,18% 203,60% Badan Pengkajian Kebijakan, Iklim dan Mutu Industri 20

Nilai impor periode Jan-Okt 2014 sebesar 4.743.178.461 US$ sedangkan pada periode Jan- Okt 2015 sebesar 4.260.171.932 US$. Dengan demikian terjadi penurunan nilai impor sebesar 10,18%. Nilai impor dihitung dari impor komoditi 99 SNI wajib (tidak termasuk biskuit, kompor 2 dan 3 tungku) dengan 227 nomor HS. Realisasi indikator ini sebesar 10,18% telah melebihi sasaran yaitu sebesar 5%. Adapun kegiatan yang telah dilakukan untuk mendukung capaian indikator tersebut antara lain adalah: - Penyusunan Program Nasional Regulasi Teknis (PNRT) 2015-2016; - Penyusunan Program Nasional Perumusan Standar (PNPS) 2015; - Penyusunan Peraturan Menteri tentang Penunjukan LPK dalam rangka pemberlakuan SNI wajib; - Pengawasan peberlakuan SNI; - Rekapitulasi nilai impor produk ber-sni Wajib dengan menggunakan data sekunder dari Pusdatin dan BPS; - Kalkulasi rasio penurunan impor produk ber-sni Wajib dengan menggunakan data sekunder. Hasil dari kegiatan Standadisasi Industri selama TA. 2015 adalah telah dikonsensuskan sebanyak 116 RSNI pada tahun 2015, telah ditunjuk LPK untuk 102 SNI Wajib yang terdiri dari 38 LSPro dan 124 Lab. Uji (74 Lab dalam negeri dan 50 Lab Luar Negeri), dan telah disusun 7 (tujuh) Skema Sertifikasi Mutu Produk yaitu : mainan anak, kloset duduk, minyak goreng sawit, semen, tepung terigu, blok kaca, kompor LPG2 dan 3 tungku. Bila dibandingkan regulasi teknis anatara Indonesia dan ASEAN dapat tergambar pada tabel dibawah ini : Tabel 3.6 Cakupan Standar/Produk Terkait Harmonisasi Standar dan Regulasi Teknis di ASEAN dan Indonesia No Sektor Regulasi Teknis di Indonesia Regulasi Teknis di ASEAN 1 Peralatan listrik dan elektronika 15 standar 133 standar IEC 2 Produk karet 3 standar 46 standar ISO 3 Pangan olahan 9 standar HS Code 16-22 4 Komponen otomotif 11 standar 19 regulasi UNECE 5 Produk kayu - 34 standar ISO 6 Bahan bangunan 23 standar Structural steel and steel bar 5 HS Codes on Glass Portland cement Badan Pengkajian Kebijakan, Iklim dan Mutu Industri 21

Data Impor Produk yang Termasuk Dalam Cakupan Regulasi Teknis Pemberlakuan SNI, ST dan/atau PTC secara wajib di tingkat ASEAN, adalah sebagai berikut : Tabel 3.7 Data Impor Produk Tahun 2012 2013 2014 2015 (per November) Jumlah (US$) 1.267.842.966 1.157.011.528 931.249.299 678.328.263 Penurunan (%) 8,74 19,51 27,16 Dari tabel diatas dapat kita lihat, masih kurangnya regulasi teknis yang diberlakukan di Indonesia dibandingkan dengan negara ASEAN. Sedangkan bila melihat dari penurunan nilai impor produk SNI Wajib dari 99 SNI wajib (tidak termasuk biskuit, kompor 2 dan 3 tungku dan blok kaca) dan 227 nomor HS, adalah : Tabel 3.8 Penurunan nilai impor produk SNI Wajib Tahun 2010 2011 2012 2013 2014 Jumlah (US$) 4.557.357.624 6.834.674.953 7.589.614.656 6.665.342.575 5.755.186.300 %penurunan -49,97-11,05 12,18 13,66 6.834.674.953 7.589.614.656 6.665.342.575 5.755.186.300 4.557.357.624 Tahun Jumlah (US$) 2010 2011 2012 2013 2014 1 2 3 4 5 Tahun 2010 2011 2012 2013 2014 Jumlah (US$) 4.557.357.624 6.834.674.953 7.589.614.656 6.665.342.575 5.755.186.300 Gambar 3.3 Penurunan nilai impor produk SNI Wajib 3. Sasaran Strategis III : Meningkatnya penguasaan teknologi industri dan Penerapan HKI a. Pertumbuhan pengembangan teknologi industri Indikator Kinerja III.1 Target Realisasi % Capaian Pertumbuhan pengembangan teknologi industri 10% 0,00% 0,00% Badan Pengkajian Kebijakan, Iklim dan Mutu Industri 22

Pengembangan teknologi industri dilihat dari pelaksanaan litbang dan aplikasi hasil litbang berdasarkan program prioritas dan intermediasi hasil litbang. Pertumbuhan dihitung dari peningkatan jumlah litbang yang siap diterapkan yang dilaksanakan pada tahun 2015 dibandingkan tahun 2014. Jumlah hasil litbang yang siap diterapkan dilakukan oleh Balai Besar/Baristand Industri pada TA. 2015 adalah 62(enam puluh dua) litbang, diharapkan pada TA. 2015 dapat naik 10 % menjadi 68(enam puluh delapan) hasil litbang. Namun, pada TA. 2015 pengembangan teknologi industri tidak mengalami pertumbuhan karena realisasinya 62 (enam puluh dua) hasil libang sama dengan TA. 2014. Yang dapat terealisasi pada TA. 2015 adalah 62(enam puluh dua) hasil litbang, sehingga realisasinya tidak mencapai target yang diharapkan. Target Realisasi 120 100 80 60 40 20 0 2013 2014 2015 Target 87 30 68 Realisasi 96 62 62 Gambar 3.4 Jumlah pengembangan teknologi industri Tahun 2013 2015 Tabel 3.9 Pertumbuhan Pengembangan Teknologi Industri 2013 2014 2015 Realisasi Pengembangan Teknologi Industri Pertumbuhan Pengembangan Teknologi Industri T R % T R % T R % 87 96 110,34 30 62 206,67 68 62 91,18% -35,42% 0,00% Untuk TA.2014, jumlah hasil litbang yang siap diterapkan menurun dibandingkan TA. 2013 dan pada TA. 2015 realisasinya sama dengan TA. 2014. TA. 2015 tidak ada pertumbuhan pengembangan teknologi industri karena adanya penurunan volume pengembangan litbang yang disebabkan berkurangnya alokasi anggaran dan meningkatnya kriteria kualitas litbang. Badan Pengkajian Kebijakan, Iklim dan Mutu Industri 23