BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan dan pengembangan sarana dan prasarana transportasi baik darat, laut, maupun udara perlu ditingkatkan. Hal ini bertujuan untuk menjangkau, menggali, serta mengembangkan potensi sumber daya alam dan manusia, mengingat kondisi geografis di Indonesia yang terdiri dari ribuan pulau dan tersebar dari Sabang sampai Merauke. Transportasi udara memiliki peranan penting dalam menciptakan kondisi tersebut di atas, oleh karena kemampuan dalam jangkauannya serta kecepatan tempuhnya. Bandar Udara Internasional Kuala Namu diharapkan dapat menjadi bandar udara pangkalan transit internasional untuk kawasan Sumatera dan akan mampu melayani pesawat ukuran besar seperti B747-400 dan A380-800 mengangkut beban penuh. FAA (Federal Aviation Administration) adalah lembaga pemerintah Amerika Serikat yang bertugas untuk mengatur segala macam hal yang berhubungan dengan penerbangan dan navigasi di Amerika. FAA mengeluarkan peraturan perhitungan desain landasan pacu bandar udara yaitu: Advisory Circular (AC) No.150_5320_6D yang disebut dengan cara manual dan Advisory Circular (AC) No.150_5320_6E yang menggunakan software FAARFIELD (Federal Aviation Administration Rigid and Flexible Iterative Elastic Layered Design). Perbedaan mendasar dari kedua peraturan ini adalah pada metode Advisory Circular (AC) No.150_5320_6D penentuan tebal perkerasan mengacu pada karakteristik pesawat perencanaan dengan menggunakan grafik tebal perkerasan landasan pacu. Sedangkan metode Advisory Circular (AC) 1
2 No.150_5320_6E dapat menentukan tebal perkerasan pada semua jenis pesawat dengan menggunakan FAARFIELD. Landasan pacu merupakan tempat peralihan gerakan pesawat dari darat ke udara atau sebaliknya. Pada landasan pacu terjadi proses pendaratan dan lepas landas. Konstruksi perkerasan lentur terdiri dari lapisan-lapisan yang diletakkan di atas tanah dasar yang telah dipadatkan. Lapisan tersebut berfungsi untuk menerima beban lalu lintas dan menyebarkannya ke lapisan di bawahnya. Pada saat perkerasan dibebani, maka beban tersebut akan menyebar ke lapisan-lapisan yang ada dibawahnya dalam bentuk tegangan. Penyebaran tegangan dapat menyebabkan lendutan dan akhirnya mengalami keruntuhan. Geometrik landasan pacu meliputi kriteria-kriteria seperti jenis landasan pacu, ketinggian, kemiringan, lebar, suhu, dan kondisi cuaca. Desain panjang runway dilakukan dengan perhitungan faktor koreksi dari ketinggian, koreksi kemiringan, dan koreksi temperatur lokasi landasan pacu. Konstruksi perkerasan lentur terdiri dari lapisan-lapisan yang diletakkan di atas tanah dasar yang telah dipadatkan. Lapisan-lapisan tersebut berfungsi untuk menerima beban lalulintas dan menyebarkannya ke lapisan di bawahnya. Pada saat perkerasan dibebani, maka beban tersebut akan menyebar ke lapisan-lapisan yang ada dibawahnya dalam bentuk tegangan. Penyebaran tegangan dapat menyebabkan lendutan dan akhirnya mengalami keruntuhan. Parameter-parameter yang digunakan dalam perhitungan yaitu gross takeoff weight, konfigurasi roda pendaratan, dimensi roda pendaratan, bidang kontak tekanan roda pendaratan, volume lalu lintas, CBR tanah dasar, CBR subbase, maximum take off weight, modulus elastisitas, poission ratio. Grafik desain tebal perkerasan di sajikan untuk single gear, dual gear, dual tandem gear, duel wheel, dan grafik pesawat berbadan lebar.
3 1.2 Identifikasi Masalah Perhitungan tebal perkerasan landasan pacu berdasarkan FAA terdapat dua jenis metode yaitu perhitungan manual dengan menggunakan metode Advisory Circular (AC) No.150_5320_6D dan perhitungan dengan menggunakan program komputer FAARFIELD yang berdasarkan pada metode Advisory Circular (AC) No.150_5320_6E. Permasalahan dalam pembahasan ini adalah perbedaan parameter-parameter yang digunakan dan cara perhitungan kedua metode yang menghasilkan tebal perkerasan yang berbeda, sehingga akan di analisa penyebab dan faktor yang menimbulkan perbedaan diantara kedua cara tersebut. 1.3 Tujuan Dan Manfaat Penelitian Tujuan dari penelitian adalah : Menghitung tebal perkerasan landasan pacu di Bandara Kuala Namu dengan metode FAA secara manual dan dengan menggunakan FAARFIELD. Merencanakan geometrik landasan pacu Bandara Kuala Namu dengan menggunakan metode FAA. Menganalisa perbandingan hasil perhitungan desain tebal perkerasan landasan pacu secara manual dan dengan menggunakan software FAARFIELD. Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah: Supaya dapat mengetahui perbedaan hasil tebal perkerasan dengan perhitungan manual dan dengan software FAARFIELD, serta mengetahui panjang dan lebar runway sehingga didapatkan parameter-parameter yang dapat digunakan sebagai referensi dalam menentukan tebal perkerasan lebih baik dan akurat.
4 1.4 Lingkup Penelitian Untuk menghindari terjadinya penyimpangan yang terjadi maka penelitian ini dibatasi, batasan-batasan dalam penelitian ini yaitu: Permasalahan dalam tugas akhir ini dilakukan pada kasus bandar udara Internasional Kuala Namu, Sumatera utara. Tebal perkerasan yang didesain adalah tebal perkerasan baru landasan pacu, dan tidak dianalisa tebal perkerasan overlay dan perpanjangan landasan pacu. Metode penelitian berdasarkan pada standar FAA yaitu dengan cara manual, dan cara software FAARFIELD. Parameter perhitungan software FAARFIELD berdasarkan nilai modulus eslastisitas dan poission ratio. Jenis perkerasan yang di tinjau adalah perkerasan lentur. Perhitungan geometrik hanya menentukan panjang dan lebar runway Dalam penelitian ini tidak membahas analisa biaya. 1.5 SistematikaPenulisan Penelitian ini terdiri dari beberapa bagian antara lain: Bab 1 Pendahuluan Pendahuluan berisi mengenai latar belakang penelitian, identifikasi masalah, tujuan dan manfaat, ruang lingkup atau batasan-batasan dalam penelitian, serta sistematika penulisan penelitian.
5 Bab 2 Tinjauan Pustaka Pada bagian bab 2 tinjauan pustaka akan diuraikan landasan teori yang akan dibuat sebagai acuan dalam perhitungan dan yang terkait dengan topik penelitian diantaranya unsur-unsur lalulintas pesawat, karakteristik pesawat, karakterisitk landasan pacu, perhitungan landasan pacu serta metode yang digunakan dalam perhitungan landasan pacu dan landasan teori yang terkait dengan perancangan desain panjang landasan pacu. Bab 3 Metodologi Penelitian Metodologi penelitian menjelaskan tahapan penelitian untuk desain geometrik landasan pacu dan juga desain tebal perkerasan landasan pacu dengan menggunakan metode yang berbeda. Tahapan-tahapan penelitian yang dilakukan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan di bab 1 akan dijelaskan pada Bab 3. Diagram alir penelitian, metode pengumpulan data serta tahapan perhitungan. Bab 4 Hasil Pembahasan Perhitungan desain tebal perkerasan landasan pacu dengan menggunakan dua metode FAA AC No:150/5320-6D atau dengan cara manual dan dengan AC No:150/5320-6E atau dengan software FAARFIELD dilakukan dibagian bab 4, perbedaan kedua metode tersebut akan dianalisa penyebab terjadinya perbedaan dari hasil perhitungan yang dilakukan. Kemudian akan dilakukan juga pembahasan tentang perhitungan desain panjang landasan pacu dan menentukan lebar dari landasan pacu, serta menghitung faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan panjang landasan pacu untuk pesawat rencan yang telah ditentukan di Bandar Udara Kuala Namu.
6 Bab 5 Kesimpulan Penutup diberikan beberapa kesimpulan dan saran dari hasil pembahasan. Bab 5 merupakan bab terakhir yang berisi kesimpulan yang dihasilkan dari pembahasan pada Bab 4. Pada bab ini juga diberikan saran-saran yang dapat dipertimbangkan untuk keperluan pengembangan penelitian lebih lanjut.