BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan hak yang harus didapatkan oleh setiap individu. Sejalan dengan itu, upaya pemberian pendidikan bagi setiap warga Negara sudah di atur dalam Undang-Undang Negara Republik Indonesia Pasal 31 ayat 1 yang berbunyi : Setiap warga Negara berhak untuk mendapatkan pendidikan. Berdasarkan hal tersebut, maka pendidikan harus diberikan kepada semua individu tanpa terkecuali. Berdasarkan pernyataan di atas, peserta didik berkebutuhan khusus, termasuk tunagrahita berhak untuk memperoleh pendidikan yang layak. Salah satu bentuk pemenuhan hak untuk memperoleh layanan pendidikan bagi anak tunagrahita adalah dengan memperoleh akses untuk belajar bersama anak anak lain pada umumnya di sekolah reguler dalam setting sekolah inklusif. Saat ini, begitu banyak sekolah reguler yang menyatakan diri sebagai sekolah penyelenggara pendidikan inklusif. Jumlahnya belum dapat dinyatakan dengan pasti, karena semakin hari sekolah yang mengklaim sebagai sekolah inklusif semakin bertambah. Hal terpenting yang harus di perhatikan bukanlah berapa banyak jumlah sekolah inklusif yang ada saat ini, melainkan bagaimana sekolah memberikan pelayanan akomodasi yang sesuai sebagai pemenuhan kebutuhan peserta didik. Di dalam The right to education, law and policy review guidelines yang dipublikasikan oleh UNESCO (2014, hlm.14) menyatakan bahwa Inclusive education is about putting the right to education into action by including all learners, respecting their diverse needs, abilities and characteristics and eliminating all forms of discrimination in the learning environment. Artinya bahwa pendidikan inklusif adalah tentang menempatkan hak atas pendidikan ke dalam tindakan dengan memasukkan semua peserta didik, menghormati berbagai kebutuhan, kemampuan, dan karakteristik dan menghilangkan segala bentuk diskriminasi di dalam lingkungan belajar. 1
2 Sejalan dengan hal tersebut, hasil penelitian dari Organization for Economic Cooperation and Development (OECD) di Amerika menyelesaikan studi ekstensif dari praktek pendidikan khusus di delapan negara anggota. Laporan OECD menyimpulkan bahwa berdasarkan hasil penelitian ini (OECD, 1999) dalam paper yang ditulis oleh Gordon Porter (2001) menyatakan bahwa tidak alasan ada alasan untuk memisahkan peserta didik berkebutuhan khusus dalam sistem pendidikan publik, melainkan sistem pendidikan perlu dipertimbangkan kembali untuk memenuhi kebutuhan pendidikan semua peserta didik." Penelitian internasional yang paling rinci yang pernah dilakukan menunjukkan bahwa semua peserta didik, apapun jenis dan tingkat kecacatan mereka, dapat berhasil dimasukkan dalam sekolah umum, selama penyesuaian tertentu dilakukan. Senada dengan pernyataan tersebut, Smith (2012, hlm 119) menyatakan bahwa peserta didik tunagrahita memiliki potensi dalam belajar dan mengembangkan seluruh hidup sesuai dengan bidang mereka. Namun, keberadaan peserta didik tunagrahita seringkali memosisikan guru pada situasi yang sulit, hal ini diperkuat oleh cook (2000) dalam Pujaningsih (2010, hlm 187) yang menyatakan bahwa guru mengalami dilema ketika menghadapi anak yang memerlukan toleransi tertentu dalam pembelajaran. Seperti yang telah diketahui bahwa peserta didik tunagrahita mengalami hambatan dalam fungsi intelektual dan perilaku adaptif, sehingga dalam proses pelaksanaan pemberian layanan pendidikan diperlukan adanya upaya guru untuk melakukan penyesuaian penyesuaian tertentu agar anak dapat terlayani dengan baik. Salah satu bentuk penyesuaian yang harus di lakukan oleh guru agar pemenuhan layanan terhadap peserta didik tunagrahita dapat berjalan secara optimal adalah dengan melakukan penyesuaian kurikulum. Kondisi kurikulum di sekolah reguler saat ini masih bersifat kaku, belum sesuai dengan keadaan dan kebutuhan peserta didik (Miriam, 2007, hlm.17). Dengan melihat kondisi aktual peserta didik tunagrahita yang mengalami hambatan dalam berbagai perkembangan, salah satunya adalah perkembangan bahasa, maka kurikulum yang ada di sekolah reguler saat ini belum bisa dikatakan sesuai.
3 Pada studi pendahuluan yang dilakukan oleh penulis, penulis menemukan sebuah sekolah yang sudah melaksanakan layanan pendidikan inklusif sejak tahun 2007 berdasarkan surat keterangan yang ditunjukkan oleh kepala sekolah. Sekolah tersebut adalah SD Negeri Cibaregbeg yang berlokasi di Kecamatan Cicurug. Di SD Negeri Cibaregbeg terdapat sekitar 25 peserta didik berkebutuhan khusus, dan 5 diantaranya merupakan peserta didik tunagrahita. Berdasarkan fakta mengenai SD Negeri Cibaregbeg sebagai sekolah penyelenggaran pendidikan inklusif tersebut, penulis ingin mengetahui apakah proses pelaksanaan akomodasi kurikulum bagi peserta didik berkebutuhan khusus sudah dilaksanakan dengan baik atau belum. Dari sekian banyak mata pelajaran yang terdapat di Sekolah Dasar, mata pelajaran bahasa indonesia merupakan yang paling sering dijumpai, serta bahasa digunakan dalam setiap kegiatan baik di dalam kelas maupun di luar jam pelajaran. Oleh karena itu, pelaksanaan akomodasi kurikulum terutama pada mata pelajaran bahasa indonesia dirasa memiliki peranan penting terhadap perkembangan peserta didik berkebutuhan khusus terutama tunagrahita. Melihat berbagai hal tersebut, terutama sekolah yang telah memberikan layanan pendidikan bagi peserta didik berkebutuhan khusus kurang lebih 8 tahun, penulis tertarik untuk mendalami bagaimana guru di SD Negeri Cibaregbeg melaksanaan akomodasi kurikulum Bahasa Indonesia untuk peserta didik tunagrahita. Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian terkait dengan Pelaksanaan Akomodasi Kurikulum Bahasa Indonesia untuk Peserta Didik Tunagrahita oleh Guru di SD Negeri Cibaregbeg. B. Fokus Masalah Fokus pada penelitian ini adalah pelaksanaan akomodasi kurikulum bahasa Indonesia bagi peserta didik tunagrahita oleh guru di SD Negeri Cibaregbeg Kabupaten Sukabumi. Fokus Penelitian ini diarahkan pada bagaimana cara atau langkah langkah guru melaksanakan akomodasi, cara guru melakukan akomodasi isi,
4 akomodasi waktu, serta akomodasi penilaian kurikulum bahasa Indonesia. Alasan peneliti memilih fokus masalah tersebut didasarkan pada pemikiran bahwa anak tunagrahita memiliki hambatan di dalam kecerdasan, mengalami keterlambatan dalam berbagai aspek perkembangan seperti bahasa, kognitif dan sulit menyesuaikan diri sehingga membutuhkan beberapa penyesuaian agar dapat mengikuti pembelajaran secara optimal sesuai dengan kemampuan dan kebutuhannya, dalam hal ini dilakukan oleh guru agar peserta didik tunagrahita bisa menerima hak belajar yang sama dengan peserta didik lainnya dalam seting sekolah inklusi, yang secara rinci dijabarkan dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut: 1. Bagaimana cara atau langkah langkah guru di SD Negeri Cibaregbeg melaksanakan akomodasi kurikulum bahasa Indonesia bagi peserta didik tunagrahita? 2. Bagaimana guru di SD Negeri Cibaregbeg melaksanakan akomodasi isi dalam kurikulum bahasa Indonesia bagi peserta didik tunagrahita? 3. Bagaimana guru di SD Negeri Cibaregbeg melaksanakan akomodasi waktu dalam kurikulum bahasa Indonesia bagi peserta didik tunagrahita? 4. Bagaimana guru di SD Negeri Cibaregbeg melaksanakan akomodasi penilaian dalam kurikulum bahasa indonesia bagi peserta didik tunagrahita? C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1. Tujuan Penelitian a. Tujuan Umum Setiap aktivitas tidak lepas dari tujuan yang ingin dicapai, begitu pula pada penelitian ini. Secara umum, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tentang pelaksanaan akomodasi kurikulum bahasa Indonesia untuk peserta didik tunagrahita oleh guru di SD Negeri Cibaregbeg Kabupaten Sukabumi. b. Tujuan Khusus Selain tujuan umum, penelitian ini memiliki tujuan khusus. Adapun tujuan penelitian ini secara khusus adalah sebagai berikut :
5 1) Untuk mengetahui bagaimana langkah langkah yang dilakukan oleh Guru di SD Negeri Cibaregbeg dalam melaksanakan akomodasi kurikulum Bahasa Indonesia. 2) Untuk mengetahui bagaimana guru di SD Negeri Cibaregbeg melaksanakan akomodasi isi dalam kurikulum bahasa Indonesia bagi peserta didik tunagrahita. 3) Untuk mengetahui bagaimana guru di SD Negeri Cibaregbeg melaksanakan akomodasi waktu dalam kurikulum bahasa Indonesia bagi peserta didik tunagrahita. 4) Untuk mengetahui bagaimana guru di SD Negeri Cibaregbeg melaksanakan akomodasi penilaian dalam kurikulum bahasa Indonesia bagi peserta didik tunagrahita 2. Kegunaan Penelitian Kegunaan yang di harapkan dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut : a. Bagi Institusi Dapat dijadikan sebagai data dasar dan referensi bagi penelitian terkait dengan pelaksanaan akomodasi kurikulum bahasa Indonesia bagi peserta didik tunagrahita. b. Bagi Guru di Sekolah Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai informasi tambahan bagi guru untuk mengetahui bagaimana proses pelaksanaan akomodasi kurikulum bahasa Indonesia bagi peserta didik tunagrahita yang dilakukannya, mengetahui hal hal apa saja yang harus dikembangkan, sehingga akhirnya dapat melaksanakan pelayanan akomodasi yang lebih baik bagi peserta didik. D. Struktur Organisasi Skripsi Berikut ini merupakan gambaran mengenai struktur organisasi yang terdapat di dalam skripsi ini :
6 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Latar belakang masalah berisi tentang alasan mengapa peneliti melakukan penelitian terkait pelaksanaan akomodasi kurikulum bagi peserta didik tunagrahita di SD Negeri Cibaregbeg. B. Fokus Masalah Fokus masalah berisi tentang masalah yang diteliti oleh penulis, yang selanjutnya diuraikan dalam pertanyaan penelitian. C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian Berisi tentang tujuan dan kegunaan dari penelitian yang dilakukan. D. Struktur Organisasi Skripsi Struktur organisasi skripsi menggambarkan bagaimana struktur yang ditulis dalam skripsi ini. BAB II AKOMODASI KURIKULUM BAHASA INDONESIA BAGI PESERTA DIDIK TUNAGRAHITA A. Akses Belajar Anak Tunagrahita ke Sekolah Reguler Berisi tentang mengapa anak tunagrahita mendapatkan akses belajar ke sekolah reguler dan bagaima sistem yang ada di sekolah reguler harus di sesuaikan dengan kondisis anak tunagrahita. B. Akomodasi Kurikulum Berisi tentang apa yang dimaksud dengan akomodasi kurikulum dan bagaimana akomodasi kurikulum dilakukan. C. Akomodasi Kurikulum Bahasa Indonesia Bagi Peserta Didik Tunagrahita Berisi penjelasan tentang perlunya akomodasi kurikulum bahasa Indonesia bagi peserta didik tunagrahita. BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat Penelitian Berisi tentang penjelasan dimana penelitian dilakukan. B. Metode Penelitian
7 Berisi tentang metode penelitian dan prosedur penelitian yang dilakukan. C. Instrumen dan Teknik Pengumpulan Data Berisi penjelasan tentang instrumen yang digunakan meliputi pedoman wawancara, observasi dan analisis dokumen serta teknik pengumpulan data yang dilakukan. D. Pengujian Keabsahan Data Berisi tentang bagaimana cara pengujuan keabsahan data dilakukan. E. Teknik Analisis Data Berisi penjelasan bagaimana analisis data dilakukan oleh peneliti, yang meliputi proses reduksi data, display data, dan penarikan kesimpulan. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Pengujian Keabsahan Data Berisi penjelasan tentang hasil pengujian keabsahan Data. B. Hasil Penelitian Berisi uraian tentang hasil penelitian yang telah di lakukan. C. Pembahasan Berisi uraian tentang hasil penelitian yang dihubungkan dengan teori yang ada. BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berisi simpulan dari hasil penelitian yang telah dilakukan. B. Implikasi Berisi saran berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan.