BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN

RINGKASAN Herlina Gita Astuti.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

ANALISIS KUALITATIF DAN KUANTITATIF PEMANIS BUATAN NATRIUM SIKLAMAT PADA MINUMAN BERENERGI DI PALANGKA RAYA

PENETAPAN KADAR SIKLAMAT DALAM SIRUP MERAH YANG DIJUAL DI BANJARMASIN UTARA

BAB III BAHAN DAN METODE. Lokasi pengambilan sampel diambil dibeberapa toko di kota Medan dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bahan tambahan pangan adalah bahan yang biasanya tidak digunakan

ANALISA KANDUNGAN PEMANIS BUATAN (SAKARIN DAN SIKLAMAT) PADA BUAH JERUK SIAM (CITRUS NOBILIS VAR. MICROCARPA) DI PASAR GAJAH KABUPATEN DEMAK

ARTIKEL IDENTIFIKASI SAKARIN PADA MINUMAN JAJANAN DI KAWASAN PENDIDIKAN SD DI WILAYAH KECAMATAN MOJOROTO KOTA KEDIRI

I. PENDAHULUAN. setiap orang. Menurut Food and Agriculture Organization (FAO) dalam. terbawa hingga dewasa. Kegemaran masyarakat akan jajan atau

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pangan adalah segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati dan air, baik

PROSIDING SEMINAR NASIONAL DUKUNGAN INOVASI TEKNOLOGI DALAM AKSELERASI PENGEMBANGAN AGRIBISNIS INDUSTRIAL PEDESAAN. Malang, 13 Desember 2005

ANALISIS PEWARNA RHODAMIN B DALAM ARUM MANIS SECARA KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS DAN SPEKTROFOTOMETRI UV-Vis DI DAERAH SUKOHARJO DAN SURAKARTA

BAB III METODOLOGI. A.2. Bahan yang digunakan : A.2.1 Bahan untuk pembuatan Nata de Citrullus sebagai berikut: 1.

ARTIKEL IDENTIFIKASI KANDUNGAN PEMANIS BUATAN SIKLAMAT PADA MINUMAN KEMASAN YANG DIJUAL DI WILAYAH SEKOLAH DASAR DI KECAMATAN MOJOROTO KOTA KEDIRI

ANALISIS KADAR SIKLAMAT PADA ES PUTER YANG DIJUAL PEDAGANG DI KABUPATEN GRESIK. Anik Eko Novitasari, M. Arifudin ABSTRACT

ANALISIS KANDUNGAN PEMANIS BUATAN PADA SARI BUAH MARKISA PRODUKSI MAKASSAR. Ika Amilah Citra Tahir, Vitrianty

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Bab VIII Reaksi Penetralan dan Titrasi Asam-Basa

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengujian kali ini adalah penetapan kadar air dan protein dengan bahan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. additive dalam produknya. Zat tambahan makanan adalah suatu senyawa. memperbaiki karakter pangan agar mutunya meningkat.

BAB I PENDAHULUAN. dan merata. Maksudnya bahwa dalam pembangunan kesehatan setiap orang

ANALISIS KUANTITATIF SIKLAMAT DALAM AIR PEMANIS PADA SIRUP JAJANAN ES KELAPA DI SIRING BANJARMASIN MENGGUNAKAN METODE SPEKTROFOTOMETRI ULTRAVIOLET

ANALISIS PROTEIN. Free Powerpoint Templates. Analisis Zat Gizi Teti Estiasih Page 1

BAB I PENDAHULUAN. teknologi pangan dan bahan kimia yang dibutuhkan agar mutunya baik.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Hubungan koefisien dalam persamaan reaksi dengan hitungan

Bab IV Hasil dan Pembahasan

PENETAPAN KADAR PEMANIS BUATAN (Na- SIKLAMAT) PADA MINUMAN SERBUK INSTAN DENGAN METODE ALKALIMETRI

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Adapun lokasi dan waktu penelitian ini yakni sebagai berikut :

PERCOBAAN VII PEMBUATAN KALIUM NITRAT

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Medical Laboratory Technology Journal

LAPORAN PRAKTIKUM ANALISIS KUALITATIF ANION

BAB III TEKNIK PELAKSANAAN. Kegiatan ini dilaksanakan di Balai POM di Gorontalo, Jalan Tengah, Toto

BAB 1 PENDAHULUAN. baik yang diolah maupun yang tidak diolah, yang diperuntukkan sebagai

BAB IV BAHAN AIR UNTUK CAMPURAN BETON

[The Content of Synthetic Sweeteners of Saccharine and Cyclamate in The Beverages Traded in The Elementary School In The Village of Wua-Wua Kendari]

Laporan Praktikum Analisis Kualitatif Anion

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Ilotidea, Tualango, Tabumela, Tenggela dan Tilote. Kecamatan Tilango memiliki

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini telah dilakukan di Laboratorium Pasca Panen Universitas

III. METODOLOGI. 1. Analisis Kualitatif Natrium Benzoat (AOAC B 1999) Persiapan Sampel

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini digunakan berbagai jenis alat antara lain berbagai

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pangan merupakan kebutuhan dasar utama bagi manusia yang harus dipenuhi

LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM ANORGANIK PERCOBAAN 1 TOPIK : SINTESIS DAN KARAKTERISTIK NATRIUM TIOSULFAT

I. PENDAHULUAN. tidak rata karena mata tunas dan warna daging dari putih hingga kuning

PANDUAN PRAKTIKUM TOKSIKOLOGI KLINIK DAN LINGKUNGAN

BAB 1 PENDAHULUAN. penting. Saat ini minuman dijual dalam berbagai jenis dan bentuk, serta

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Menurut WHO, makanan adalah : Food include all substances, whether in a

LAPORAN PRAKTIKUM SINTESIS KIMIA ORGANIK

UJI KUANTITATIF SIKLAMAT PADA MINUMAN RINGAN TANPA MERK (Penelitian di Sekolah Dasar Negeri Kecamatan Jombang Kabupaten Jombang)

BAB VI REAKSI KIMIA. Reaksi Kimia. Buku Pelajaran IPA SMP Kelas IX 67

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada penjual minuman olahan yang berada di pasar

LKS 01 MENGIDENTIFIKASI ZAT ADITIF DALAM MAKANAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Instrumen Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA Universitas Pendidikan

PENDAHULUAN. mencukupi kebutuhan gizi masyarakat, sehingga perlu mendapat perhatian besar

Zat Kimia Berbahaya Pada Makanan

ANALISIS KANDUNGAN SIKLAMAT PADA MANISAN BUAH KEDONDONG YANG DI PASARKAN DISEKITAR KOTA MEULABOH KABUPATEN ACEH BARAT SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. harus aman dalam arti tidak mengandung mikroorganisme dan bahan-bahan kimia

LARUTAN. Zat terlarut merupakan komponen yang jumlahnya sedikit, sedangkan pelarut adalah komponen yang terdapat dalam jumlah banyak.

Lampiran 1. Kriteria penilaian beberapa sifat kimia tanah

BAB III METODE PENELITIAN

OPTIMASI PEMBUATAN KOPI BIJI PEPAYA (Carica papaya)

BAB 1 PENDAHULUAN. Kanisius, 2007), hlm Hery Winarsi, Antioksidan Alami dan Radikal Bebas, (Yogyakarta:

LAPORAN PRAKTIKUM ANALISIS KIMIA KUALITATIF

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. biji cempedak ini menggunakan jenis penelitian deskriptif, dimana. kriteria tertentu yang diharapkan dalam penelitian.

ANION TIOSULFAT (S 2 O 3

BAB III TEKNIK PELAKSANAAN. Selatan, Bone Bolango Gorontalo selama dua bulan, mulai bulan Maret sampai

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan selama bulan Mei hingga Agustus 2015 dan

BAB III METODE PENELITIAN. Gorontalo yaitu SMPN 1 Gorontalo, SMPN 2 Gorontalo, SMPN 3 Gorontalo,

I. PENDAHULUAN. makanan selingan berbentuk padat dari gula atau pemanis lainnya atau. makanan lain yang lazim dan bahan makanan yang diijinkan.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. setiap rakyat Indonesia dalam mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas

Uji benedict (Semikuantitatif) Tujuan : Menghitung secara kasar kadar glukosa dalam urin. Dasar teori :

BAB III METODE PENELITIAN. mengujikan L. plantarum dan L. fermentum terhadap silase rumput Kalanjana.

MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei 2015 dari survei sampai

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Makanan merupakan komponen penting bagi kehidupan manusia, karena

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Kimia Analisis.

GRAVIMETRI PENENTUAN KADAR FOSFAT DALAM DETERJEN RINSO)

LOGO. Stoikiometri. Tim Dosen Pengampu MK. Kimia Dasar

Jurnal Analis Laboratorium Medik, 30/11 (2016), IDENTIFIKASI FORMALIN PADA IKAN ASIN YANG DIPERJUAL BELKAN DI PUSAT PASAR SAMBU MEDAN TAHUN 2015

2. Eveline Fauziah. 3. Fadil Hardian. 4. Fajar Nugraha

BAB III METODE PENELITIAN

PENDAHULUAN. Es lilin merupakan salah satu jajanan pasar yang telah lama dikenal oleh

I. Tujuan Percobaan Memahami identifikasi beberapa zat dan ion secara kualitatif

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. yaitu permen keras, permen renyah dan permen kenyal atau permen jelly. Permen

BAB 1 PENDAHULUAN. Makanan adalah salah satu kebutuhan manusia.dalam kehidupan sehari-hari.

1. Ciri-Ciri Reaksi Kimia

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif. Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Maret 2006.

Pereaksi-pereaksi yang digunakan adalah kalium hidroksida 0,1 N, hidrogen

Lampiran 1. Prosedur Karakterisasi Komposisi Kimia 1. Analisa Kadar Air (SNI ) Kadar Air (%) = A B x 100% C

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Logam berat merupakan salah satu bahan pencemar perairan.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. diketahui kandungan airnya. Penetapan kadar air dapat dilakukan beberapa cara.

Penetapan kadar Cu dalam CuSO 4.5H 2 O

Transkripsi:

A. Deskripsi Data BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA 1. Uji Organoleptik Jeruk Siam (Citrus nobilis var. Microcarpa) Sampel Hasil uji organoleptik yang dijual oleh 23 pedagang jeruk yang berada di pasar Gajah dapat dilihat pada Tabel 4.1 berikut Rasa 1 Manis 2 Manis 3 Manis 4 Tawar 5 Asam 6 Manis 7 Sangat manis 8 Manis 9 Manis 10 Asam 11 Sangat manis 12 Manis Tabel 4.1. Hasil Uji Organoleptik Jeruk Siam Kondisi Kondisi Warna fisik fisik Sampel Rasa warna bulir (setelah (setelah dikupas) dikupas) 13 Manis pucat pucat 14 Tawar pucat pucat Basah 15 Sangat pucat pucat 16 manis Sangat asam 17 Manis 18 Manis sedikit asam 19 Manis 20 21 Sangat asam Sangat manis 22 Manis Basah 23 Manis sedikit asam pucat pucat pucat pucat 43

Tabel 4.1 di atas memaparkan tentang hasil uji organoleptik dari jeruk siam. Uji organoleptik dilakukan untuk mengetahui keadaan awal dari jeruk siam yang meliputi rasa, warna, dan penampilan. Tujuan dari uji organoleptik ini adalah untuk mengetahui apakah ada perbedaan secara spesifik antara jeruk siam yang ditambah dengan pemanis buatan dengan jeruk siam yang tidak diberi tambahan pemanis buatan. 2. Kandungan Sakarin dalam Jeruk Siam (Citrus nobilis var. Microcarpa) Datadata adanya sakarin dalam jeruk siam yang dijual oleh 23 pedagang jeruk yang berada di pasar Gajah dapat dilihat pada lampiran 2. Data tersebut memaparkan tentang hasil uji analisis kualitatif sakarin dalam jeruk siam. Uji kualitatif ini dilakukan untuk mengetahui ada atau tidaknya kandungan sakarin dalam jeruk siam yang di jual di pasar Gajah. Dari tabel tersebut diketahui bahwa hasil uji analisis kualitatif sakarin terhadap 23 sampel jeruk siam memberikan hasil yang negatif. Sehingga untuk uji kuantitatifnya tidak dilakukan. 44

3. Kandungan Siklamat Pada Jeruk Siam (Citrussnobilis var. Microcarpa) a. Data hasil uji kualitatif siklamat dalam jeruk siam Datadata adanya siklamat dalam jeruk siam yang dijual oleh 23 penjual jeruk siam yang berada di pasar Gajah dapat dilihat pada Tabel 4.2 berikut: Tabel 4.2. Hasil Uji Analisis Kualitatif Siklamat Sampel +arang, + HCl, +NaNO Disaring 2, disaring BaCl 2 dipanaskan 1 Jernih Keruh Jernih 2 Jernih Keruh Jernih 3 Jernih Keruh Jernih Ada sedikit 4 Jernih Keruh Jernih 5 Jernih Keruh Jernih 6 Jernih Sedikit Jernih keruh 7 Jernih Keruh Jernih Ada sedikit 8 Jernih Keruh Jernih 9 Jernih Keruh Jernih 10 Jernih Keruh Jernih 11 Jernih Keruh Jernih Ada sedikit 12 Jernih Keruh Jernih 13 Jernih Keruh Jernih 14 Jernih Keruh Jernih Hasil + + + 45

Sampel +arang, disaring + HCl, BaCl 2 Disaring 15 Jernih Keruh Jernih 16 Jernih Keruh Jernih 17 Jernih Keruh Jernih 18 Jernih Keruh Jernih 19 Jernih Keruh Jernih 20 Jernih Keruh Jernih 21 Jernih Keruh Jernih 22 Jernih Keruh Jernih 23 Jernih Keruh Jernih +NaNO 2, dipanaskan Ada sedikit Hasil + Tabel 4.2 di atas memaparkan tentang hasil uji analisis kualitatif siklamat dalam jeruk siam. Uji kualitatif ini dilakukan untuk mengetahui ada atau tidaknya kandungan siklamat dalam jeruk siam yang di jual di pasar Gajah. Dari tabel tersebut diketahui bahwa hasil uji analisis kualitatif siklamat terhadap 23 sampel jeruk siam memberikan hasil positif terhadap 4 sampel yaitu sampel 3, sampel 7, sampel 11, dan sampel 17. Sedangkan 19 sampel yang lainnya memberikan hasil negatif. Sehingga dari hasil uji kualitatif sakarin ini kemudian dilanjutkan ke uji kuantitatif sakarin terhadap 4 sampel positif untuk mengetahui kadar dari sakarin dalam sampel positif tersebut. 46

b. Data hasil uji kuantitatif siklamat dalam jeruk siam Datadata adanya siklamat dalam jeruk siam yang dijual oleh 23 penjual jeruk siam yang berada di pasar Gajah dapat dilihat pada Tabel 4.3 berikut: Tabel 4.3. Hasil Uji Analisis Kuantitatif Siklamat Sampel Massa 1 Massa 2 Massa 3 Massa ratarata (gram) (gram) (gram) (gram) 3 0,03 0,02 0,04 0,03 7 0,15 0,14 0,13 0,14 11 0,11 0,10 0,09 0,10 17 0,02 0,03 0,01 0,02 Tabel 4.3 di atas memaparkan tentang hasil uji analisis kuantitatif siklamat dalam 4 sampel jeruk siam yang sebelumnya telah memberikan hasil positif terhadap uji analisis kualitatif siklamat. Uji kuantitatif ini dilakukan untuk mengetahui kadar dari pemanis buatan dalam 4 sampel tersebut. Uji kuantitatif ini dilakukan masingmasing sebanyak 3x pada setiap sampelnya. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan data yang akurat. Massa endapan yang terbentuk kemudian diambil rataratanya. B. Analisis Data 1. Uji Organoleptik Jeruk Siam (Citrus nobilis var. Microcarpa) Data hasil uji organoleptik dapat dilihat pada tabel 4.1. Dari data tersebut diketahui bahwa pada 23 sampel jeruk siam memiliki rasa, warna, dan kondisi fisik setelah dikupas yang berbedabeda. Uji organoleptik ini dilakukan diawal uji 47

laboratorium sebagai salah satu acuan untuk uji kualitatif selanjutnya. Dari segi rasa diketahui jeruk siam memiliki rasa yang berbedabeda. Dimana ada beberapa jeruk siam yang memiliki rasa sangat manis yang kemudian dicurigai mengandung pemanis buatan dan ada pula jeruk siam yang memiliki rasa sangat asam yang memberikan penjelasan bahwa jeruk siam tersebut memiliki kualitas yang rendah. Untuk sampel jeruk siam yang memiliki rasa sangat manis maupun asam tetap dilakukan uji kualitatif sakarin dan siklamat untuk mendapatkan hasil yang akurat. Dari segi warna diketahui jeruk siam memiliki warna yang berbedabeda. Ciri khas jeruk yang memiliki warna kuning dengan tingkat kean warna yang berbeda. Uji warna dari hasil pengamatan ini memberikan hasil warna kuning dan kuning pucat dari 23 sampel jeruk siam. Dari segi kondisi fisik setelah dikupas diketahui bahwa ada jeruk siam yang memiliki kondisi kering dan ada juga yang basah. Kondisi basah ini bisa menunjukkan bahwa jeruk siam tersebut memiliki kualitas yang buruk. Atau bahkan kondisi yang basah ini dapat menunjukkan bahwa jeruk siam tersebut telah disuntik dengan pemanis buatan. Hal ini dikarenakan penyuntikan bisa merobek selaput pada buah jeruk siam sehingga pemanis buatan bisa membasahi permukaan jeruk. 48

2. Kandungan Sakarin dalam Jeruk Siam (Citrus nobilis var. Microcarpa) Data hasil uji analisis kualitatif sakarin dapat dilihat pada tabel 4.2. Dari data tersebut dapat diketahui bahwa dalam jeruk siam yang dijual dipasar Gajah tidak mengandung pemanis buatan yang berupa sakarin. Karena dari uji kualitatif tersebut menghasilkan reaksi negatif atau tidak ada kandungan sakarin dalam jeruk siam. Dari data awal yaitu untuk rasa awal dari masingmasing jeruk sedikit bisa dibedakan antara jeruk yang mengandung pemanis buatan atau tidak. Jeruk yang menggunakan pemanis buatan akan terasa sangat manis. Sedangkan untuk jeruk tanpa tambahan pemanis buatan rasa manisnya masih diimbangi dengan sedikit asam khas buah jeruk yang masih segar. Data tentang kondisi awal didapatkan dari hasil uji organoleptik yang berupa uji rasa (dapat dilihat dalam tabel 4.1). Pada uji kualitatif sakarin prinsip untuk identifikasinya yaitu sakarin akan memberikan warna hijau fluoresens jika direaksikan dengan resolsinol dan NaOH berlebih. Identifikasi adanya sakarin dalam sampel jeruk dimulai dengan pengambilan sari jeruk dengan memeras jeruk untuk diambil airnya yang kemudian dijadikan sampel utama. penambahan asam klorida dalam sampel berfungsi untuk mengasamkan sampel. Pengasaman dilakukan untuk mempercepat proses ekstraksi oleh eter. Setelah sampel bersifat asam kemudian 49

sampel diekstraksi dengan eter. Fungsi dari eter adalah untuk menyaring sakarin yang ada dalam sampel. Setelah ekstraksi dilakukan, didapat lapisan eter yang kemudian diuapkan di udara terbuka. Residu kemudian ditambahkan dengan 10 tetes H 2 SO 4 pekat dan 40 mg resolsinol kemudian dipanaskan untuk mempercepat reaksi. Sampel kemudian didinginkan. Sampel ditambahkan dengan 10 ml aquades dan NaOH 10% berlebih. Penambahan Kristal resolsinol dan NaOH berlebih digunakan sebagai indikator untuk mengidentifikasi adanya sakarin dalam sampel. Adanya sakarin dalam sampel diidentifikasikan dengan warna hijau berpendar atau hijau fluoresens. Dari data uji laboratorium diperoleh bahwa sampel dari ke23 penjual jeruk yang berada di pasar Gajah menghasilkan reaksi yang negatif. Ini berarti bahwa sampel tidak mengandung sakarin. Hal ini dikarenakan sakarin sudah jarang ditemukan, karena pemanis ini masih meninggalkan rasa pahit pada produk dan harganya lebih mahal dibandingkan dengan pemanis buatan lainnya. Sakarin di kalangan penjual minuman jajanan tidak begitu dikenal karena biasanya digunakan untuk industri skala besar seperti pada produk minuman ringan. Dengan adanya hasil negatif pada 23 sampel, sehingga tidak dilanjutkan untuk analisis kuantitatif pada penetapan kadar sakarin. 50

3. Kandungan Siklamat Pada Jeruk Siam (Citruss nobilis var. Microcarpa) a. Data hasil uji analisis kualitatif siklamat dalam jeruk siam Data hasil uji analisis kualitatif siklamat dapat dilihat pada tabel 4.3. Dari data tersebut dapat diketahui bahwa ke23 jeruk siam yang berada di pasar Gajah ada yang mengandung pemanis buatan berupa siklamat. Hal ini dibuktikan dengan adanya 4 sampel jeruk yang positif mengandung siklamat. Adapun perbandingan jeruk yang positif mengandung siklamat dengan jeruk yang tidak mengandung siklamat yaitu 4:19 atau jika dinyatakan dalam persentase yaitu sebesar 17,4% untuk jeruk yang positif mengandung siklamat dan 82,6% untuk jeruk yang tidak mengandung siklamat. b. Data hasil uji kuantitatif siklamat dalam jeruk siam Kadar siklamat yang ada pada jeruk siam yang dijual oleh 4 penjual jeruk yang berada di pasar Gajah dapat dilihat pada Tabel 4.4 berikut: Tabel 4.4. kadar Siklamat dalam Bentuk NaSiklamat dan Asam Siklamat (g/l) No. Sampel Kadar Nasiklamat Kadar asam (g/l) siklamat (g/l) 1 3 1,03 0,93 2 7 4,83 4,34 3 11 3,45 3,10 4 17 0,07 0,06 51

Kadar siklamat yang ada pada tabel di atas digunakan sebagai penguat adanya kandungan siklamat yang ada pada jeruk yang telah diteliti. Dari data diatas dapat diketahui bahwa dari 23 sampel jeruk siam terdapat 2 sampel jeruk siam yang positif mengandung siklamat yang kadarnya melebihi ambang batas normal (3 g/l) sedangkan 2 sampel jeruk lainnya memiliki kadar siklamat dibawah ambang batas normal. Semakin besar kadar siklamat menunjukkan bahwa semakin banyak pula siklamat yang ditambahkan dalam jeruk siam tersebut. Kadar ratarata dari keseluruhan jeruk siam yang positif mengandung siklamat yaitu sebesar 2,35 g/l dalam bentuk Nasiklamat dan 2,108 g/l dalam bentuk asam siklamat Prinsip identifikasi adanya siklamat dalam sampel yaitu terbentuknya dari reaksi antara BaCl 2 dengan Na 2 SO 4 (berasal dari reaksi antara siklamat dengan NaNO 2 dalam suasana asam kuat) menunjukkan adanya siklamat. Untuk analisis adanya siklamat, ada sebagian sampel jeruk yang menghasilkan reaksi positif yang ditandai dengan terbentuknya endapan berwarna putih. Reaksi pendahuluan berupa pengenceran sampel dengan air bertujuan untuk menghidrolisis NaSiklamat menjadi ion Na + dan ion siklamat sehingga akan lebih 52

mudah sampel bereaksi dengan reagen yang akan direaksikan. Penambahan arang dalam sampel berfungsi untuk menghilangkan warna sampel sehingga ketika identifikasi berlangsung bisa lebih mudah mengamati reaksireaksi yang terjadi. Penambahan HCl 10% dalam sampel berfungsi untuk mengasamkan larutan agar reaksi yang akan terjadi dapat lebih mudah beraksi. Penambahan BaCl 2 berfungsi untuk mengendapkan pengotorpengotor yang ada dalam larutan, seperti adanya ion karbonat. Penambahan NaNO 2 berfungsi untuk memutuskan ikatan sulfat dalam siklamat. Ketika ikatan sulfat telah diputus maka ion Ba 2+ akan bereaksi dengan ion sulfat dan menghasilkan endapan barium sulfat (BaSO 4 ). Reaksi yang terjadi pada suatu sampel jika mengandung siklamat dapat dilihat pada gambar 4.1 berikut ini: Gambar 4. 1. Reaksi pembentukan endapan barium sulfat Dari reaksi tersebut dapat dianalogikan bahwa endapan barium sulfat yang di dapat sama dengan besarnya siklamat yang ditambahkan. Dengan kata lain 1 53

mol siklamat sama dengan 1 mol barium sulfat. Gas nitrogen yang dihasilkan dari reaksi dapat diketahui dengan bau yang menyengat ketika proses pemanasan. Endapanendapan yang dihasilkan dari analisis kualitatif siklamat yaitu endapan berwarna putih barium sulfat. Penambahan sakarin dalam jeruk siam yang dijual di pasar Gajah kemungkinan dilakukan oleh penjual jeruk siam itu sendiri. karena di pasar Gajah hanya terdapat 2 distributor jeruk siam yang ke duanya memperoleh jeruk dari daerah yang sama yaitu daerah Jawa Timur. Penambahan pemanis buatan pada buah jeruk siam dimungkinkan untuk menambah kualitas rasa dari jeruk siam yang dijual mengingat persaingan penjualan buah khususnya buah jeruk siam di pasar Gajah sangatlah ketat. Sehingga penambahan pemanis buatan pun dimungkinkan bisa menarik lebih banyak pembeli dan memberikan keuntungan yang besar. Dari data hasil uji laboratorium dapat diketahui bahwa tidak semua penjual jeruk siam yang berada di pasar Gajah menambahkan siklamat dalam jeruk siam yang mereka jual. Masyarakat pun tidak perlu khawatir karena persentase untuk jeruk yang ditambahkan pemanis buatan masih terbilang kecil yaitu hanya 17,4% dari 23 jeruk siam yang dijual di pasar Gajah dengan 2 sampel jeruk siam yang mengandung sakarin melebihi ambang 54

batas normal dan 2 sampel yang lain masih dibawah ambang batas normal. Adanya pemanis buatan yang berupa siklamat dalam jeruk siam yang dijual oleh penjual jeruk yang berada di pasar Gajah mengindikasikan bahwa para penjual jeruk siam tersebut mengetahui kualitas dari penggunaan siklamat. Siklamat merupakan jenis pemanis buatan yang tidak memberikan efek rasa pahit sehingga sulit untuk dibedakan karena rasa manis yang dihasilkan dari siklamat hanya 30 kali manis gula biasa berbeda dengan sakarin yang memiliki rasa pahit dan kemanisan 300 kali gula biasa. Perbedaan ini menjadi salah satu alasan mengapa para pedagang atau konsumen menggunakan siklamat sebagai penambah rasa manis karena bagi mereka siklamat dirasa lebih sesuai untuk digunakan pada produk yang mereka jual daripada menggunakan sakarin. Dari hasil survei yang telah dilakukan di beberapa toko yang menjual bahanbahan pemanis buatan yang berada di pasar Gajah ternyata keberadaan pemanis buatan sangat banyak sekali. Jenisnya pun bermacammacam ada yang hanya terdiri dari sakarin saja, siklamat saja atau campuran antara Nasakarin dan Nasiklamat dengan berbagai variasi merk. Namun untuk pemanis buatan siklamat lebih banyak dicari dan dijual secara 55

bebas di tokotoko kecil yang terdapat di lingkup Desa. Siklamat yang dijual secara bebas tersebut berbentuk Nasiklamat dengan nama pasar yang digunakan adalah sari manis. Wawancara yang telah dilakukan kepada beberapa penjual jeruk siam secara acak di pasar Gajah menyebutkan bahwa para penjual buah jeruk siam di pasar Gajah mengaku tidak menambahkan pemanis buatan pada jeruk yang mereka jual. Mereka berasumsi bahwa rasa manis yang ada pada jeruk siam yang mereka jual adalah karena kualitas dari jeruk siam itu sendiri. Dan mereka memberi nama jeruk siam manis dengan sebutan jeruk madu untuk menarik pembeli. 4. Hubungan Hasil Uji Kuantitatif Siklamat dengan Hasil Uji Organoleptik Hasil uji organoleptik memberikan data karakteristik jeruk siam yang diteliti. Dari data uji organoleptik dapat diketahui sampel jeruk siam mana yang dicurigai mengandung pemanis buatan dengan ciri fisik dan rasa. Sedangkan hasil uji kuantitatif siklamat memberikan data berupa angka yang menjelaskan secara akurat mengenai kadar dari pemanis buatan yang terkandung dalam sampel jeruk siam. Dari hasil uji organoleptik dan uji kuantitatif siklamat pada sampel jeruk siam dapat diketahui bahwa jeruk siam yang mengandung pemanis buatan khususnya siklamat memiliki karakteristik rasa yang sangat manis dengan kondisi 56

fisik setelah dikupas basah akibat rusaknya selaput pembatas jeruk oleh jarum suntik. 5. Hubungan Jeruk Siam yang Mengandung Pemanis Buatan dengan Kesehatan Keamanan pangan merupakan syarat mutlak yang harus dipenuhi pada pangan yang hendak dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia. Pangan yang bermutu dan aman dapat menjadi indikator kesehatan masyarakat. Oleh karena itu, dibutuhkan standar mutu kelayakan dari suatu pangan yang beredar di masyarakat. Agama Islam menyuruh umatnya untuk mengkonsumsi makanan yang baik dan melarang umatnya untuk mengkonsumsi semua makanan yang menimbulkan efek mudharat terhadap kesehatan manusia misalnya: racun, narkoba dengan semua jenis dan macamnya, rokok, dan semua makanan yang bersifat karsinogen. Allah berfirman: Dan belanjakanlah (harta bendamu) di jalan Allah, dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan, dan berbuat baiklah, karena Sesungguhnya Allah menyukai orangorang yang berbuat baik. Hadits Nabi SAW: 57

Tidak boleh membahayakan diri sendiri dan tidak boleh membahayakan orang lain. (HR. Ahmad I/313 no.2867, dan Ibnu Majah no.2431) Setiap orang memiliki batas toleransi terhadap bahan kimia sintetik yang masuk ke dalam tubuh mereka. Batas toleransi setiap orang cenderung berbeda. Ada yang tahan dalam jumlah yang banyak ada juga yang hanya tahan dalam jumlah yang sedikit. Seperti pada penambahan pemanis sintetik atau pemanis buatan. Tidak semua orang bisa mentoleransi penambahan dari pemanis sintetik tersebut. Pemakaian pemanis buatan atau bahan tambahan pangan lainnya umumnya diatur oleh lembagalembaga seperti Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan (Dirjen POM) di Indonesia dan Food and Drug Administration (FDA) di USA. Jeruk siam merupakan salah satu jenis buah yang sering dikonsumsi oleh sebagian besar masyarakat. Mulai dari anakanak sampai orang tua pun sangat menyukai buah yang manis ini. Diketahui bahwa jeruk mengandung banyak sekali manfaat bagi kesehatan dan jeruk merupakan salah satu sumber vitamin C. Tapi jika jeruk yang manis dan kaya manfaat itu ternyata mengandung pemanis sintetik maka itu akan sangat merugikan konsumen. Jeruk yang mengandung pemanis buatan sangat membahayakan bagi kesehatan apalagi jika dikonsumsi oleh anakanak. Karena seperti yang kita tahu anakanak memiliki daya tahan tubuh yang sangat rentan bila dibandingkan dengan orang dewasa. Pemanis buatan bisa mengganggu sistem 58

pencernaan pada anakanak dan membuat tenggorokan gatal sehingga anakanak menjadi batuk setelah mengkonsumsi jeruk yang mengandung pemanis buatan. Dan kini jeruk yang kaya manfaat itu pun menjadi racun bagi siapa saja yang mengkonsumsinya. Meskipun penggunaan siklamat masih diperbolehkan di Indonesia namun penggunaannya masih sangat dibatasi yaitu hanya 3 g/l dalam minuman. Dari hasil uji kuantitatif siklamat diketahui bahwa 2 sampel mengandung kadar siklamat lebih dari yang telah ditentukan. Jeruk siam merupakan jeruk yang biasa dikonsumsi masyarakat luas hampir setiap hari. Jika diakumulasi hampir setiap hari maka siklamat akan mengendap dalam pencernaan dan ini bisa mengakibatkan sistem pencernaan terganggu. Metabolisme siklamat dalam tubuh akan menghasilkan senyawa sikloheksilamin yang bersifat karsinogen. Senyawa ini dapat menyebabkan kanker pada kandung kemih serta mampu menyebabkan atropi yaitu pengecilan testikular dan kerusakan kromosom. 51 Senyawa sikloheksilamin dapat dilihat pada gambar 4.2 dibawah ini: Pangan, hlm.84. 51 Wisnu Cahyadi, Analisis Dan Aspek Kesehatan Bahan Tambahan 59

Gambar 4. 2. Struktur senyawa sikloheksilamin Siklamat hanya diperbolehkan untuk dikonsumsi bagi mereka yang menderita penyakit diabetes atau mereka yang sedang menjalani program diet. Penderita diabetes atau yang sedang melakukan program diet tidak diperkenankan mengkonsumsi makanan yang dapat memicu naiknya kadar gula dalam tubuh. Siklamat merupakan pemanis yang zero calorie sehingga cocok untuk dikonsumsi saat menjalankan program diet. Nilai ADI (Acceptable Daily Intake) untuk siklamat adalah 11 mg/kg berat badan. 6. Memilih Jeruk Siam dengan kualitas yang Baik Meskipun kabar mengenai jeruk suntik itu benar adanya, tapi konsumen tidak perlu khawatir karena masih banyak penjual jeruk siam lainnya yang jujur dan tidak menambahkan pemanis buatan ke dalam jeruk dagangannya. Jeruk siam yang telah ditambahkan dengan pemanis buatan memiliki beberapa perbedaan dengan jeruk siam yang tidak ditambah dengan pemanis buatan. Diantaranya: a. Pada jeruk siam yang telah disuntik bila diperhatikan dengan teliti di permukaan kulitnya terdapat lubanglubang kecil bekas suntikan. 60

b. Pada jeruk siam yang telah disuntik pemanis bila diberi tekanan (dipencet) akan keluar air dari lubang bekas suntikannya. c. Pada jeruk siam yang telah disuntik pemanis buatan bila dikupas permukaan selaputnya tambak basah akibat suntikan yang tidak merata. d. Pada jeruk siam yang disuntik dengan pemanis buatan terdapat rasa manis yang amat sangat manis berbeda dengan jeruk siam yang manis alami. C. Keterbatasan Penelitian Penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti memiliki beberapa keterbatasan diantaranya: 1. Keterbatasan waktu Waktu yang terbatas memberikan kekurangan terhadap observasi dan wawancara. Sehingga peneliti tidak bisa memberikan kepastian tentang pihak mana yang dengan sengaja menyuntikkan pemanis buatan dalam jeruk siam. Karena peneliti hanya bisa mewawancarai penjualnya saja tidak sampai pada supplier atau distributornya. 2. Keterbatasan ilmu Peneliti hanyalah seorang mahasiswa yang banyak memiliki keterbatasan ilmu. Sehingga masih banyak kekurangan dalam hal pembahasan. 3. Keterbatasan ketelitian 61

Sebagai manusia biasa peneliti juga memiliki keterbatasan ketelitian saat melakukan uji laboratorium sehingga tidak menutup kemungkinan bahwa pada saat uji laboratorium terdapat sedikit human of error yang mengakibatkan berubahnya hasil. Namun peneliti tetap berusaha sebaik mungkin dan seteliti mungkin untuk mendapatkan hasil yang akurat. 4. Keterbatasan sampel Dalam penelitian ini peneliti hanya terbatas meneliti kandungan pemanis buatan pada jeruk siam. Padahal tidak menutup kemungkinan bahwa pada jenis buah berair yang lainnya juga memungkinkan untuk disuntik pemanis buatan. Semoga penelitian ini dapat dilanjutkan pada buahbuahan berair yang lainnya. 62