LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KENDAL NOMOR : 5 TAHUN 2011 SERI: E NO.: 5 PERATURAN DAERAH KABUPATEN KENDAL NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG

dokumen-dokumen yang mirip
PERATURAN DAERAH KABUPATEN KENDAL NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN KENDAL TAHUN

PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KABUPATEN KENDAL TAHUN

BUPATI PESISIR SELATAN

PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KOTA SEMARANG TAHUN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN PURWOREJO TAHUN

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KOTA PAGAR ALAM TAHUN 2018

BAB I P E N D A H U L U A N

T BERITA DAERAH KABUPATEN TANAH DATAR TAHUN 2013 PERATURAN BUPATI TANAH DATAR NOMOR 8 TAHUN 2013

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI...

RANCANGAN RENCANA PEMBANGUNANN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN KOTABARU TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

DAFTAR ISI. BAB II. GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH... II Aspek Geografi Dan Demografi... II-2

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 13 TAHUN 2014 TENTANG

DAFTAR ISI. Halaman. X-ii. RPJMD Kabupaten Ciamis Tahun

D A F T A R I S I Halaman

PERATURAN DAERAH KABUPATEN DEMAK

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2015

PERATURAN DAERAH KABUPATEN FLORES TIMUR NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN FLORES TIMUR TAHUN

WALIKOTA SEMARANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SEMARANG,

Walikota Tasikmalaya

SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEKALONGAN NOMOR 8 TAHUN 2011

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

LEMBARAN DAERAH KOTA SEMARANG

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN

2 Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844); 4. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keu

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

RPJMD KABUPATEN LINGGA DAFTAR ISI. Daftar Isi Daftar Tabel Daftar Gambar

BUPATI BATANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BATANG NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN BATANG TAHUN

TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TIMUR NOMOR 22 TAHUN 2011 T E N T A N G

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA SOLOK PROVINSI SUMATERA BARAT

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 11 TAHUN 2012 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN JEPARA TAHUN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANGKA SELATAN,

BUPATI WONOGIRI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI NOMOR 12 TAHUN 2016 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN DAERAH KOTA TEGAL

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARIMUN NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KABUPATEN KARIMUN TAHUN

BUPATI PESISIR SELATAN PROVINSI SUMATERA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN PESISIR SELATAN NOMOR 3 TAHUN 2016

PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR 4 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KOTA MAGELANG TAHUN

DAFTAR ISI RPJMD KABUPATEN PONOROGO TAHUN

LEMBARAN DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2010 NOMOR 3 SERI E PERATURAN DAERAH KOTA BOGOR NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG

BUPATI TANA TORAJA PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANA TORAJA NOMOR 10 TAHUN 2011 T E N T A NG

BUPATI MAJENE PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAJENE NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG

DAFTAR ISI DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN SUMEDANG TAHUN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG

DAFTAR TABEL. Miskin Kabupaten Pati Tahun Kabupaten Pati dan Wilayah Sekitarnya Tahun

PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Lingga Tahun

PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMANDAU NOMOR 01 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KABUPATEN LAMANDAU TAHUN

PERATURAN WALIKOTA PAGAR ALAM NOMOR 34 TAHUN 2016

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

PEMERINTAH KABUPATEN PROBOLINGGO

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

ISI DAN URAIAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KOTA TASIKMALAYA TAHUN BAB I PENDAHULUAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUSI BANYUASIN NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN KOTABARU

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 12 TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 13 TAHUN 2008 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN REJANG LEBONG

PEMERINTAH KABUPATEN BENGKULU TENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BENGKULU TENGAH,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN GROBOGAN NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG SUSUNAN, KEDUDUKAN DAN TUGAS POKOK ORGANISASI DINAS DAERAH KABUPATEN GROBOGAN

DAFTAR ISI DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 82 A TAHUN 2008 TENTANG

DAFTAR TABEL. Tabel 2.1 Luas Wilayah Menurut Kecamatan dan Desa/Kelurahan... 17

BUPATI PURWOREJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

BUPATI SRAGEN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SRAGEN NOMOR 13 TAHUN 2011

LEMBARAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 9 TAHUN 2008

BUPATI BANYUMAS RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 10 TAHUN 2013

BUPATI BANJAR PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJAR NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN

DAFTAR ISI. Hal. Daftar Isi... i Daftar Tabel... v Daftar Gambar... x Daftar Grafik... xi

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DEMAK TAHUN 2008 NOMOR : 4 NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA PEKALONGAN TAHUN 2009 NOMOR 15

PEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOSOBO NOMOR TAHUN 2011 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SINJAI NOMOR 16 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN SINJAI TAHUN

PEMERINTAH KABUPATEN BOJONEGORO

PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 17 TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI POLEWALI MANDAR PROVINSI SULAWESI BARAT

WALIKOTA SURAKARTA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA SURAKARTA NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG

DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN. Bab I Pendahuluan I-1

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKABUMI NOMOR 11 TAHUN 2010 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH KABUPATEN SUKABUMI TAHUN

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK UTARA KATA PENGANTAR

BUPATI BOGOR PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOGOR NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG

DAFTAR ISI Halaman DAFTAR ISI... i DAFTAR TABEL... iii DAFTAR GAMBAR... xii

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TENGAH

BUPATI BELITUNG RANCANGAN PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 22 TAHUN 2007 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN BELITUNG TAHUN 2008

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PESAWARAN NOMOR 24 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN PESAWARAN TAHUN

BUPATI KEPULAUAN ANAMBAS

BAB I PENDAHULUAN... I-1

GUBERNUR RIAU PERATURAN DAERAH PROVINSI RIAU NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH PROVINSI RIAU TAHUN

W A L I K O T A B A N J A R M A S I N

NOMOR 8 TAHUN 2014 TENTANG KOTA JAMBI TAHUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA JAMBI,

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 17 TAHUN 2012 TENTANG PAGU INDIKATIF KECAMATAN KABUPATEN SUMEDANG TAHUN ANGGARAN 2013

PERATURAN DAERAH KABUPATEN CILACAP NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN CILACAP TAHUN

DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

Transkripsi:

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KENDAL NOMOR : 5 TAHUN 2011 SERI: E NO.: 5 PERATURAN DAERAH KABUPATEN KENDAL NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN KENDAL TAHUN 2010-2015 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KENDAL, Menimbang : a. bahwa perencanaan pembangunan daerah merupakan satu kesatuan dalam sistem perencanaan pembangunan nasional, yang dilakukan oleh pemerintah daerah bersama para pemangku kepentingan berdasarkan peran dan kewenangan masing-masing dengan mengintegrasikan rencana tata ruang dan rencana pembangunan daerah sesuai dengan kondisi dan potensi yang dimiliki daerah serta dinamika perkembangan daerah dan nasional; b. bahwa dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat, maka rencana pembangunan jangka menengah daerah sebagai i

bagian dari perencanaan pembangunan daerah, harus dilakukan secara terarah, terpadu dan berkesinambungan yang memuat visi, misi dan program Bupati terpilih serta harus selaras dengan rencana pembangunan nasional dan propinsi; c. Bahwa untuk melaksanakan ketentuan pasal 150 ayat (3) huruf c Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah kedua kali terakhir dengan Undang-undang Nomor 12 Tahun 2008, ketentuan Pasal 15 ayat (1) Pereturan pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan tatacara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah, dan Peraturan menteri Dalam negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan tatacara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah, maka perlu ditetapkan Peraturan Daerah tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah paling lambat 6 (enam) bulan setelah Bupati dilantik; d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b dan huruf c maka perlu membentuk Peraturan Daerah tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Kendal Tahun 2010-2015; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah Kabu- ii

paten dalam Lingkungan Propinsi Jawa Tengah sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1965 tentang Pembentukan Daerah Tingkat II Batang dengan mengubah Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah Kabupaten dalam Lingkungan Propinsi Jawa Tengah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1965 Nomor 52, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2757); 2. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran negara Republik Indonesia Nomor 4286); 3. Undang-undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indone-sia tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355); 4. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4389); 5. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421); iii

6. Undang Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844); 7. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438); 8. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Nasional Tahun 2005-2025 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4700); 9. Undang-undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 2007 Nomor 68, Tambahan Lembara Negara Republik Indonesia Nomor 4725); 10 Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1976 tentang Perluasan Kotamadya Daerah Tingkat II Semarang (Lembaran Negara iv

Republik Indonesia Tahun 1976 Nomor 25, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3079); 11 Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2005 tentang Dana Perimbangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 137, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4575); 12 Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 2005 Nomor 139, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578); 13 Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawasan, Penyelenggaraan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4593); 14 Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian urusan Pemerintahan antara Pemerintah daerah Provinsi dan pemerintah daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737); 15 Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4817); v

16 Peraturan Presiden Nomor 1 Tahun 2007 tentang Pengesahan, Pengundangan dan Penyebarluasan Peraturan Perundangundangan; 17 Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana Pembagunan Jangka menengah Nasional Tahun 2010-2014; 18 Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 3 Tahun 2008 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2005-2025 (Lembaran Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008 Nomor 3, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 9); 19 Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 4 Tahun 2009 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008-2013 (Lembaran Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2009 Nomor 4, Tambahan Berita Daerah Tahun 2009 No. 21) ; 20 Peraturan Daerah Propinsi Jawa Tengah Nomor 6 Tahun 2010 tentang Rencana tata Ruang Wilayah Propinsi Jawa Tengah Tahun 2009-2029 (Lembaran Daerah Propinsi Jawa Tengah Tahun 2010 Nomor 6, Tambahan Lembaran Daerah Propinsi Jawa Tengah Nomor 28); 21 Peraturan Daerah Kabupaten Kendal Nomor 6 Tahun 2006 tentang Tata Cara Penyusunan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Pelaksanaan Musyawarah Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Kendal (Lembaran Daerah Kabupaten Kendal Tahun 2006 Nomor 6 Seri E No.4 ); vi

22 Peraturan Daerah Kabupaten Kendal Nomor 11 Tahun 2007 tentang Pokok-pokok Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Kendal Tahun 2007 Nomor 11 Seri E No. 7, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Kendal Nomor 9) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Kabupaten Kendal Nomor 3 Tahun 2008 tentang Perubahan atas Peraturan Daerah Nomor 11 Tahun 2007 tentang Pokok-pokok Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Kendal Tahun 2008 Nomor 3 Seri E, Tambahan Lembaran Daerah Nomor 31); 23 Peraturan Daerah Kabupaten Kendal Nomor 14 Tahun 2007 tentang Urusan Pemerintahan Wajib dan Urusan Pemerintahan Pilihan yang menjadi Kewenangan Pemerintahan Daerah Kabupaten Kendal (Lembaran Daerah Kabupaten Kendal Tahun 2007 Nomor 14 Seri E No. 8, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Kendal Nomor 12); 24 Peraturan Daerah Kabupaten Kendal Nomor 23 Tahun 2007 tentang Rencana tata Ruang Wilayah Kabupaten Kendal Tahun 2007 sampai dengan Tahun 2026 (Lembaran Daerah Kabupaten Kendal Tahun 2007 Nomor 23 Seri E No. 13, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Kendal Nomor 21); 25 Peraturan Daerah Kabupaten Kendal Nomor 24 Tahun 2007 tentang Rencana Detail tata Ruang Kawasan Industri Kaliwungu Kabupaten Kendal Tahun 2007 sampai dengan Tahun 2026 (Lembaran Daerah Kabupaten vii

Kendal Tahun 2007 Nomor 24 Seri E No. 14, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Kendal Nomor 22); 26 Peraturan Daerah Kabupaten Kendal Nomor 25 Tahun 2007 tentang Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Pelabuhan Kaliwungu Kabupaten Kendal Tahun 2007 sampai dengan Tahun 2026 (Lembaran Daerah Kabupaten Kendal Tahun 2007 Nomor 25 Seri E No. 15, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Kendal Nomor 23); 27 Peraturan Daerah Kabupaten Kendal Nomor 2 Tahun 2008 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Kendal Tahun 2005-2025 (Lembaran Daerah Kabupaten Kendal Tahun 2008 Nomor 2 Seri E No. 1, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Kendal Nomor 30); Dengan persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN KENDAL dan BUPATI KENDAL MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN KENDAL TAHUN 2010-2015 viii

BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Kabupaten Kendal. 2. Pemerintah daerah adalah Bupati dan perangkat daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah. 3. Bupati adalah Bupati Kendal. 4. Satuan Kerja Perangkat Daerah yang selanjutnya disingkat SKPD adalah perangkat daerah pada pemerintah daerah selaku pengguna anggaran/ pengguna barang. 5. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, yang selanjutnya disingkat APBD adalah rencana keuangan tahunan pemerintahan daerah yang dibahas dan disetujui bersama Pemerintah Daerah dan Dewan perwakilan Rakyat Daerah. 6. Keuangan daerah adalah semua hak dan kewajiban daerah dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan daerah yang dapat dinilai dengan uang termasuk di dalamnya segala bentuk kekayaan yang berhubungan hak dan kewajiban daerah. 7. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2010-2014, yang selanjutnya disebut RPJM Nasional adalah dokumen perencanaan pembangunan nasional untuk periode 5 (lima) tahun terhitung sejak tahun 2010 ix

sampai dengan tahun 2014. 8. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi Jawa Tengah yang selanjutnya disebut RPJMD Provinsi Jawa Tengah adalah dokumen perencanaan pembangunan daerah untuk periode 5 (lima) tahun terhitung sejak tahun 2008 sampai dengan tahun 2013. 9. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah yang selanjutnya disebut RPJMD adalah dokumen perencanaan pemba-ngunan daerah untuk periode 5 (lima) tahun sesuai periode masingmasing pemerintah daerah. 10. Rencana Kerja Pembangunan Daerah yang selanjutnya disingkat RKPD adalah dokumen perencanaan daerah untuk periode 1 (satu) tahun. 11. Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah yang selanjutnya disingkat Renstra-SKPD adalah dokumen perencanaan SKPD untuk periode 5 (lima) tahun. 12. Rencana Kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah yang selanjutnya disingkat Renja-SKPD adalah dokumen perencanaan Satuan Kerja Perangkat Daerah untuk periode 1 (satu) Tahun. 13. Visi adalah rumusan umum mengenai keadaan yang diinginkan pada akhir periode perencanaan. 14. Misi adalah rumusan umum mengenai upaya-upaya yang akan dilaksanakan untuk mewu-judkan misi. 15. Strategi adalah langkah-langkah berisi- x

kan program-program indikatif untuk mewujudkan visi dan misi. 16. Kebijakan adalah arah/tindakan yang diambil oleh pemerintah daerah untuk mencapai tujuan. 17. Program adalah instrumen kebijakan yang berisi satu atau lebih kegiatan yang dilaksanakan oleh Satuan kerja Perangkat Daerah untuk mencapai sasaran dan tujuan serta untuk memperoleh alokasi anggaran atau kegiatan masyarakat yang dikoordinasikan oleh Badan perencanaan Pembangunan Daerah. 18. Indikator kinerja adalah alat ukur untuk menilai keberhasilan pembangunan secara kuantitatif dan kualitatif. 19. Musyawarah Perencanaan Pembangunan yang selanjutnya disingkat Musrenbang adalah forum antar pemangku kepentingan dalam rangka menyusun rencana pembangunan daerah. 20. Pemangku kepentingan adalah pihakpihak yang langsung atau tidak langsung mendapatkan manfaat atau dampak dari perencanaan dan pelaksanaan pembangunan daerah. xi

BAB II RPJMD Pasal 2 (1) RPJMD merupakan penjabaran dari visi, misi dan program Bupati hasil Pemilihan Umum Kepala Daerah tahun 2010. (2) RPJMD berpedoman pada Peraturan Daerah Kabupaten Kendal Nomor 2 tahun 2008 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kabupaten kendal tahun 2005-2025, dan memperhatikan peraturan Presiden Nomor 5 tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2010-2014 serta Peraturan daerah provinsi Jawa Tengah Nomor 4 Tahun 2009 tentang rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi Jawa Tengah. (3) RPJMD memuat: a. Pendahuluan; b. Gambaran umum kondisi daerah; c. Gambaran pengelolaan keuangan daerah serta kerangka pendanaan; d. Analisis isu-isu strategis; e. Visi, misi, tujuan dan sasaran; f. Strategi dan arah kebijakan; g. Kebijakan umum dan program pembangunan daerah; h. Indikasi rencana program prioritas yang disertai kebutuhan pendanaan; i. Penetapan indikator kinerja da- xii

erah; dan j. Pedoman transisi dan kaidah pelaksanaan Pasal 3 Penyusunan RPJMD menjadi pedo-man bagi SKPD dalam menyusun Renstra dan sebagai acuan bagi seluruh pemangku kepentingan di daerah dalam pelaksanaan kegiatan pembangunan selama kurun waktu tahun 2010-2015. Pasal 4 RPJMD wajib dilaksanakan oleh Bupati dalam rangka penyelenggaraan pembangunan di daerah. Pasal 5 (1) Bupati melakukan pengendalian dan evaluasi pelaksanaan RPJMD; (2) Tata cara pengendalian dan evaluasi pelaksanaan RPJMD dilakukan sesuai peraturan perun-dang-undangan. Pasal 6 (1) Pemerintah Daerah melaksanakan program RPJMD dalam bentuk RKPD dan kebijanan pengalokasian anggaran. xiii

(2) Kepala SKPD melaksanakan program RPJMD dalam bentuk Renstra-SKPD. (3) Pemerintah Desa melaksanakan program RPJMD dalam bentuk RPJM Desa. Pasal 7 RPJMD sebagaimana dimaksud dalam pasal 2, tercantum dalam lampiran Peraturan Daerah ini dan merupakan satu kesatuan dan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini. BAB III KETENTUAN PERALIHAN Pasal 8 Pada saat Peraturan Daerah ini mulai berlaku, maka RPJMD Kabupaten kendal Tahun 2010-2015 menjadi pedoman penyusunan rencana pembangunan sampai dengan Tahun 2015 dan dapat diberlakukan sebagai RPJMD transisi, sebagai pedoman penyusunan RKPD tahun 2016 sebelum ditetapkannya Peraturan Daerah Kabupaten kendal tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah kabupaten kendal Tahun 2015-2020 yang memuat visi dan misi Bupati terpilih. xiv

BAB IV KETENTUAN PENUTUP Pasal 9 Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan Daerah ini sepanjang mengenai teknis pelaksanaannya, diatur lebih lanjut oleh Bupati. Pasal 10 Peraturan Daerah ini mulai berlaku sejak tanggal 23 Agustus 2010. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam lembaran Daerah Kabupaten kendal. Ditetapkan di Kendal pada tanggal 5 Januari 2011 BUPATI KENDAL, Diundangkan di Kendal pada tanggal 21 februari 2011 SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN KENDAL, Cap ttd. WIDYA KANDI SUSANTI Cap ttd. BAMBANG DWIYONO LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KENDAL TAHUN 2011 NOMOR 5 Seri E NO. 5 xv

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KENDAL NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN KENDAL TAHUN 2010-2015 I. UMUM Perencanaan pembangunan daerah merupakan satu kesatuan dalam sistem perencanaan pembangunan nasional yang dilakukan oleh Pemerintah daerah bersama para pemangku kepentingan berdasarkan peran dan kewenangan masing-masing dengan mengintegrasikan rencana tata ruang dan rencana pembangunan daerah sesuai dengan kondisi dan potensi yang dimiliki daerah, dan dinamika perkembangan daerah dan nasional. Dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat, maka rencana pembangunan jangka menengah daerah sebagai bagian dari perencanaan pembangunan daerah, harus dilakukan secara terarah, terpadu, dan berkesinambungan yang memuat antara lain visi, misi, dan program Bupati terpilih serta harus selaras dengan rencana pembangunan nasional dan provinsi. Untuk melaksanakan ketentuan Pasal 150 ayat (3) huruf c Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008, ketentuan Pasal 15 ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 8 xvi

Tahun 2008 tentang Tahapan Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah, dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008, maka Bupati menetapkan Peraturan Daerah tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah paling lambat 6 bulan setelah Bupati dilantik. Sesuai dengan ketentuan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan rencana Pembangunan Daerah, dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008, RPJM Daerah disusun mekanisme pembahasan dalam Musyawarah Perencanaan Pembangunan Daerah (Musrenbangda) dengan melibatkan unsur masyarakat, SKPD, dan pihak legislatif. Oleh karena itu, sebelum Rancangan Peraturan Daerah tentang RPJM Daerah tersebut disampaikan kepada DPRD, terlebih dahulu telah dilakukan musyawarah dan pembahasan secara substantif sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Selanjutnya, Rancangan Peraturan Daerah tersebut dikonsultasikan kepada Gubernur Jawa Tengah untuk mendapatkan klarifikasi dan masukan. Secara substantif RPJMD memuat : a. pendahuluan b. gambaran umum kondisi daerah; c. gambaran pengelolaan keuangan daerah serta kerangka pendanaan; d. analisis isu-isu strategis; e. visi, misi, tujuan dan sasaran; xvii

f. strategi dan arah kebijakan; g. kebijakan umum dan program pembangunan daerah; h. indikasi rencana program prioritas yang disertai kebutuhan pendanaan; i. penetapan indikator kinerja daerah; dan j. pedoman transisi dan kaidah pelaksanaan. Sedangkan dilihat dari fungsinya, RPJMD berfungsi sebagai pedoman bagi SKPD dalam penyusunan Renstra- SKPD; pedoman Pemerintah Daerah dalam menyusun RKPD; pengalokasian anggaran pada SKPD; dan pedoman bagi Pemerintah Desa dalam menyusun RPJM Desa Oleh karena itu, untuk memberikan dasar hukum, maka perlu membentuk Peraturan Daerah tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Kendal Tahu 2010-2015 II. PASAL DEMI PASAL. Pasal 1 Cukup jelas. Pasal 2 Cukup Jelas. Pasal 3 Cukup jelas. Pasal 4 Cukup jelas. Pasal 5 Cukup jelas. Pasal 6 Ayat (1) Cukup jelas. xviii

Ayat (2) Cukup jelas. Ayat (3) Yang dimaksud dengan pemerintah desa adalah kepala desa dan perangkat desa sebagai unsur penyelenggara pemerintah desa. Yang dimaksud dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJM Desa) adalah dokumen perencanaan desa untuk periode 5 (lima) tahun yang memuat arah kebijakan pembangunan desa, arah kebijakan keuangan desa, kebijakan umum, dan program, dan program Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD), lintas SKPD, dan program prioritas kewilayahan, disertai dengan rencana kerja. Pasal 7 Cukup jelas. Pasal 8 Cukup jelas. Pasal 9 Cukup jelas. Pasal 10 Cukup jelas. TAMBAHAN LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KENDAL NOMOR 69 xix

PEMERINTAH KABUPATEN KENDAL LAMPIRAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KENDAL NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KABUPATEN KENDAL TAHUN 2010-2015 PEMERINTAH KABUPATEN KENDAL Jl. Soekarno Hatta No. 191 Kendal, Telp. (0294) 381225 Kode Pos 51311 xxi

xxii

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KABUPATEN KENDAL TAHUN 2010-2015 DAFTAR ISI xxiii

xxiv

DAFTAR ISI Daftar Isi... xxiii BAB I PENDAHULUAN... I-1 A. Latar Belakang... I-1 B. Dasar Hukum Penyusunan... I-2 C. Hubungan Antar Dokumen... I-5 D. Sistematika Penulisan... I-6 E. Maksud Dan Tujuan... I-8 BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH... II-1 A. Kondisi Geografi... II-1 B. Kondisi Topografi... II-1 C. Kondisi Demografi... II-2 D. Kondisi Umum Hasil Pembangunan Berdasarkan Indikator Agregat... II-3 E. Gambaran Umum Kondisi Urusan... II-17 1. Kelompok Kesejahteraan Masyarakat... II-17 1.1. Pendidikan... II-17 1.2. Kesehatan... II-32 1.3. Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera... II-38 1.4. Sosial... II-40 1.5. Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak... II-46 1.6. Pemberdayaan Masyarakat dan Desa... II-48 1.7. Kebudayaan... II-49 1.8. Kependudukan Catatan Sipil... II-50 1.9. Ketenagakerjaan... II-53 1.10.Kepemudaan dan Olahraga... II-56 1.11.Ketransmigrasian... II-59 2. Kelompok Pelayanan Umum... II-61 2.1. Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri... II-61 xxv

2.2. Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian, dan Persandian... II-63 2.3. Perencanaan Pembangunan... II-72 2.4. Statistik... II-75 2.5. Kearsipan... II-77 2.6. Keperpustakaan... II-78 3. Kelompok Daya Saing Daerah... II-79 3.1. Pekerjaan Umum... II-79 3.2. Perumahan... II-99 3.3. Penataan Ruang... II-101 3.4. Pertanahan... II-107 3.5. Perhubungan... II-108 3.6. Komunikasi dan Informatika... II-113 3.7. Pariwisata... II-115 3.8. Koperasi dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah... II-120 3.9. Industri... II-122 3.10.Perdagangan... II-127 3.11.Penanaman Modal... II-130 3.12.Pertanian... II-132 3.13.Ketahanan Pangan... II-139 3.14.Lingkungan Hidup... II-141 3.15.Kelautan dan Perikanan... II-146 3.16.Energi Sumber Daya Mineral... II-152 3.17.Kehutanan... II-159 BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN... III-1 A. Kinerja Keuangan Masa Lalu... III-1 B. Kebijakan Pengelolaan Masa Lalu... III-27 C. Kerangka Pendanaan... III-35 BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS... IV-1 xxvi

A. Permasalahan Pembangunan... IV-1 B. Isu Strategis... IV-2 1. Kelompok Kesejahteraan Masyarakat... IV-2 1.1. Pendidikan... IV-2 1.2. Kesehatan... IV-2 1.3. Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera... IV-3 1.4. Sosial... IV-4 1.5. Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak... IV-4 1.6. Pemberdayaan Masyarakat dan Desa... IV-5 1.7. Kebudayaan... IV-5 1.8. Kependudukan Catatan Sipil... IV-5 1.9. Ketenagakerjaan... IV-6 1.10.Kepemudaan dan Olahraga... IV-7 1.11.Ketransmigrasian... IV-8 2. Kelompok Pelayanan Umum... IV-8 2.1. Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri... IV-8 2.2. Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian, dan Persandian... IV-9 2.3. Perencanaan Pembangunan... IV-10 2.4. Statistik... IV-11 2.5. Kearsipan... IV-12 2.6. Keperpustakaan... IV-12 3. Kelompok Daya Saing Daerah... IV-13 3.1. Pekerjaan Umum... IV-13 3.2. Perumahan... IV-22 3.3. Penataan Ruang... IV-23 3.4. Pertanahan... IV-23 3.5. Perhubungan... IV-24 3.6. Komunikasi dan Informatika... IV-25 3.7. Pariwisata... IV-25 xxvii

3.8. Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (UKM)... IV-26 3.9. Industri... IV-27 3.10.Perdagangan... IV-27 3.11.Penanaman Modal... IV-28 3.12.Pertanian... IV-29 3.13.Ketahanan Pangan... IV-29 3.14.Lingkungan Hidup... IV-29 3.15.Kelautan dan Perikanan... IV-30 3.16.Energi Sumber Daya Mineral... IV-31 3.17.Kehutanan... IV-31 BAB V VISI DAN MISI PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH... V-1 A. Visi... V-1 B. Misi... V-2 C. Tujuan dan Sasaran... V-5 BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN... VI-1 A. Strategi Pembangunan Daerah... VI-1 1. Kelompok Kesejahteraan Masyarakat... VI-1 1.1. Pendidikan... VI-1 1.2. Kesehatan... VI-2 1.3. Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera... VI-2 1.4. Sosial... VI-3 1.5. Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak... VI-3 1.6. Pemberdayaan Masyarakat dan Desa... VI-4 1.7. Kebudayaan... VI-4 1.8. Kependudukan Catatan Sipil... VI-5 1.9. Ketenagakerjaan... VI-5 1.10.Kepemudaan dan Olahraga... VI-6 1.11.Ketransmigrasian... VI-7 2. Kelompok Pelayanan Umum... VI-7 xxviii

2.1. Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri... VI-7 2.2. Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian, dan Persandian... VI-8 2.3. Perencanaan Pembangunan... VI-8 2.4. Statistik... VI-9 2.5. Kearsipan... VI-9 2.6. Keperpustakaan... VI-9 3. Kelompok Daya Saing Daerah... VI-10 3.1. Pekerjaan Umum... VI-10 3.2. Perumahan... VI-12 3.3. Penataan Ruang... VI-12 3.4. Pertanahan... VI-13 3.5. Perhubungan... VI-13 3.6. Komunikasi dan Informatika... VI-13 3.7. Pariwisata... VI-14 3.8. Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (UKM)... VI-14 3.9. Industri... VI-15 3.10.Perdagangan... VI-16 3.11.Penanaman Modal... VI-17 3.12.Pertanian... VI-17 3.13.Ketahanan Pangan... VI-18 3.14.Lingkungan Hidup... VI-18 3.15.Kelautan dan Perikanan... VI-18 3.16.Energi Sumber Daya Mineral... VI-19 3.17.Kehutanan... VI-20 B. Arah Kebijakan Pembangunan Daerah... VI-20 1. Kelompok Kesejahteraan Masyarakat... VI-20 1.1. Pendidikan... VI-20 1.2. Kesehatan... VI-21 1.3. Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera... VI-22 1.4. Sosial... VI-22 xxix

1.5. Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak... VI-23 1.6. Pemberdayaan Masyarakat dan Desa... VI-23 1.7. Kebudayaan... VI-23 1.8. Kependudukan Catatan Sipil... VI-24 1.9. Ketenagakerjaan... VI-24 1.10.Kepemudaan dan Olahraga... VI-25 1.11.Ketransmigrasian... VI-26 2. Kelompok Pelayanan Umum... VI-13 2.1. Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri... VI-13 2.2. Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian, dan Persandian... VI-27 2.3. Perencanaan Pembangunan... VI-28 2.4. Statistik... VI-28 2.5. Kearsipan... VI-28 2.6. Keperpustakaan... VI-29 3. Kelompok Daya Saing Daerah... VI-29 3.1. Pekerjaan Umum... VI-29 3.2. Perumahan... VI-33 3.3. Penataan Ruang... VI-33 3.4. Pertanahan... VI-34 3.5. Perhubungan... VI-34 3.6. Komunikasi dan Informatika... VI-34 3.7. Pariwisata... VI-35 3.8. Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (UKM)... VI-35 3.9. Industri... VI-36 3.10.Perdagangan... VI-36 3.11.Penanaman Modal... VI-37 3.12.Pertanian... VI-37 3.13.Ketahanan Pangan... VI-38 3.14.Lingkungan Hidup... VI-38 xxx

3.15.Kelautan dan Perikanan... VI-39 3.16.Energi Sumber Daya Mineral... VI-39 3.17.Kehutanan... VI-40 BAB VII KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH... VII-1 A. Kebijakan Umum... VII-1 B. Program Pembangunan Daerah... VII-5 1. Kelompok Kesejahteraan Masyarakat... VII-6 2.1. Pendidikan... VII-6 2.2. Kesehatan... VII-6 2.3. Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera... VII-7 2.4. Sosial... VII-7 2.5. Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak... VII-8 2.6. Pemberdayaan Masyarakat dan Desa... VII-8 2.7. Kebudayaan... VII-8 2.8. Kependudukan Catatan Sipil... VII-8 2.9. Ketenagakerjaan... VII-9 2.10.Kepemudaan dan Olahraga... VII-9 2.11.Ketransmigrasian... VII-9 2. Kelompok Pelayanan Umum... VII-10 2.1. Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri... VII-10 2.2. Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian, dan Persandian... VII-10 2.3. Perencanaan Pembangunan... VII-11 2.4. Statistik... VII-12 2.5. Kearsipan... VII-12 2.6. Keperpustakaan... VII-12 3. Kelompok Daya Saing Daerah... VII-13 3.1. Pekerjaan Umum... VII-13 3.2. Perumahan... VII-13 3.3. Penataan Ruang... VII-13 xxxi

3.4. Pertanahan... VII-13 3.5. Perhubungan... VII-14 3.6. Komunikasi dan Informatika... VII-14 3.7. Pariwisata... VII-14 3.8. Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (UKM)... VII-15 3.9. Industri... VII-15 3.10.Perdagangan... VII-15 3.11.Penanaman Modal... VII-16 3.12.Pertanian... VII-16 3.13.Ketahanan Pangan... VII-16 3.14.Lingkungan Hidup... VII-16 3.15.Kelautan dan Perikanan... VII-17 3.16.Energi Sumber Daya Mineral... VII-17 3.17.Kehutanan... VII-18 BAB VIII INDIKASI PROGRAM PRIORITAS YANG DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN... VIII-1 A. Indikasi Program Prioritas... VIII-1 B. Kerangka Kebutuhan Pendanaan... VIII-9 BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH... IX-1 1. Kelompok Kesejahteraan Masyarakat... IX-2 1.1. Pendidikan... IX-2 1.2. Kesehatan... IX-9 1.3. Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera... IX-11 1.4. Sosial... IX-12 1.5. Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak... IX-15 1.6. Pemberdayaan Masyarakat dan Desa... IX-17 1.7. Kebudayaan... IX-18 1.8. Kependudukan Catatan Sipil... IX-19 1.9. Ketenagakerjaan... IX-20 1.10.Kepemudaan dan Olahraga... IX-22 xxxii

1.11.Ketransmigrasian... IX-24 2. Kelompok Pelayanan Umum... IX-25 2.1. Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri... IX-25 2.2. Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian, dan Persandian... IX-26 2.3. Perencanaan Pembangunan... IX-33 2.4. Statistik... IX-35 2.5. Kearsipan... IX-35 2.6. Keperpustakaan... IX-36 3. Kelompok Daya Saing Daerah... IX-37 3.1. Pekerjaan Umum... IX-37 3.1. Perumahan... IX-41 3.2. Penataan Ruang... IX-41 3.3. Pertanahan... IX-43 3.4. Perhubungan... IX-44 3.5. Komunikasi dan Informatika... IX-46 3.6. Pariwisata... IX-46 3.7. Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (UKM)... IX-48 3.8. Industri... IX-49 3.9. Perdagangan... IX-51 3.10.Penanaman Modal... IX-52 3.11.Pertanian... IX-54 3.12.Ketahanan Pangan... IX-56 3.13.Lingkungan Hidup... IX-57 3.14.Kelautan dan Perikanan... IX-58 3.15.Energi Sumber Daya Mineral... IX-59 3.16.Kehutanan... IX-61 BAB X PEDOMAN TRANSISI DAN KAIDAH PELAKSANAAN... X-1 A. Pedoman Transisi... X-1 B. Kaidah Pelaksanaan... X-2 xxxiii

DAFTAR TABEL Tabel 2.1 Jumlah Penduduk Kabupaten Kendal Tahun 2005-2008... II-2 Tabel 2.2 Indeks Pembangunan Manusia Di Kabupaten Kendal Dan Wilayah Sekitarnya Tahun 2006 2009... II-4 Tabel 2.3 Komponen Pembentuk IPM Kabupaten Kendal Dan Wilayah Sekitarnya Tahun 2007 2009... II-6 Tabel 2.4 Pediksi Capaian IPM Kabupaten Kendal Tahun 2010 2015... II-7 Tabel 2.5 Perbandingan Angka IPG Kabupaten Kendal dengan kabupaten/kota sekitarnya dan Provinsi Jawa Tengah Tahun 2004 2008... II-8 Tabel 2.6 Perbandingan Angka IDG Kabupaten Kendal dengan kabupaten/kota sekitarnya dan Provinsi Jawa Tengah Tahun 2004 2007... II-9 Tabel 2.7 Prediksi Capaian IPG dan IDG Kabupaten Kendal Tahun 2010-2015... II-10 Tabel 2.8 PDRB Kabupaten Kendal Atas Dasar Harga Konstan (ADHK) Tahun 2000 di Kabupaten Kendal (dalam jutaan rupiah)... II-11 Tabel 2.9 PDRB Kabupaten Kendal Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB) (dalam jutaan rupiah)... II-12 Tabel 2.10 Pertumbuhan PDRB Per Kapita di Kabupaten Kendal... II-13 Tabel 2.11 Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Kendal dan Sekitarnya Tahun 2004 2008... II-14 Tabel 2.12 Perbandingan Pertumbuhan Ekonomi antara Kabupaten Kendal dan Provinsi Jawa Tengah Tahun 2006 2009.... II-15 Tabel 2.13 Realisasi Investasi di Kabupaten Kendal Tahun 2006 2009.... II-17 xxxiv

Tabel 2.14 Perkembangan Rasio Guru Terhadap Murid TK Kabupaten Kendal Tahun 2005 2009... II-20 Tabel 2.15 Angka Partisipasi Kasar Taman Kanak-Kanak Di Kabupaten Kendal Tahun 2006 2009... II-20 Tabel 2.16 Perkembangan Rasio Guru Terhadap Murid SD/MI dan SMP/MTs Kabupaten Kendal Tahun 2005 2009... II-22 Tabel 2.17 Angka Partisipasi Kasar Menurut Jenjang Pendidikan Di Kabupaten Kendal Tahun 2006-2009 (%)... II-23 Tabel 2.18 Angka Partisipasi Murni Menurut Jenjang Pendidikan Di Kabupaten Kendal Tahun 2006 2009 (%)... II-23 Tabel 2.19 Angka Putus Sekolah Menurut Jenjang Pendidikan Di Kabupaten Kendal Tahun 2006 2009 (%)... II-24 Tabel 2.20 Angka Melanjutkan Ke SMP/MTs dan SMA/ SMK/MA Kabupaten Kendal Tahun 2006 2009... II-24 Tabel 2.21 Angka Lulus UASBN SD dan UN SMP/MTs Kabupaten Kendal Tahun 2006 2009... II-25 Tabel 2.22 Rata-rata nilai UN SMP/MTs Kabupaten Kendal Tahun 2006 2009... II-25 Tabel 2.23 Jumlah Guru Layak mengajar Jenjang Pendidikan SD/MI dan SMP/MTs Kabupaten Kendal Tahun 2006 2009... II-26 Tabel 2.24 Jumlah Guru Bersertifikasi Jenjang Pendidikan SD/MI dan SMP/MTs Kabupaten Kendal Tahun 2005 2009... II-26 Tabel 2.25 Kondisi Ruang Kelas SD/MI dan SMP/MTs Kabupaten Kendal Tahun 2005 2009 (%)... II-27 xxxv

Tabel 2.26 Pertumbuhan Jumlah, Murid dan Guru SMA/ MA/SMK Kabupaten Kendal Tahun 2005 2009... II-28 Tabel 2.27 Perkembangan Rasio Guru Terhadap Murid SMA/ MA/SMK Kabupaten Kendal Tahun 2005 2009... II-28 Tabel 2.28 Perkembangan APK SMA/SMK/MA Kabupaten Kendal Tahun 2006-2009... II-29 Tabel 2.29 Perkembangan APM SMA/SMK/MA Kabupaten Kendal Tahun 2006-2009... II-29 Tabel 2.30 Angka Putus Sekolah SMA/SMK/MA Kabupaten Kendal Tahun 2006 2009... II-30 Tabel 2.31 Angka Lulus SMA/SMK/MA Kabupaten Kendal Tahun 2006 2009... II-30 Tabel 2.32 Rata-rata nilai UN SMA/SMK/MA Kabupaten Kendal Tahun 2006 2009... II-31 Tabel 2.33 Jumlah Guru SMA/SMK/MA Layak mengajar dan bersertifikat Kabupaten Kendal Tahun 2006 2009... II-31 Tabel 2.34 Jumlah Sekolah TK-SMA yang telah diakreditasi Kabupaten Kendal 2006-2009... II-32 Tabel 2.35Perkembangan Status Kesehatan Kabupaten Kendal 2005-2009... II-33 Tabel 2.36 Perkembangan Status Gizi Balita Kabupaten Kendal Tahun 2005-2009... II-34 Tabel 2.37Kebutuhan Tenaga Kesehatan Kabupaten Kendal Tahun 2009... II-37 Tabel 2.38Pelayanan Keluarga Berencana Kabupaten Kendal Tahun 2007 2009... II-39 Tabel 2.39 Perkembangan Keluarga Pra KS, KS I dan KS II Keatas Kabupaten Kendal Tahun 2005 2009 (%)... II-40 xxxvi

Tabel 2.40 Jumlah Penduduk Miskin dan Keluarga Miskin di Kabupaten Kendal Tahun 2005-2009... II-41 Tabel 2.41 Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial di Kabupaten Kendal Tahun 2005-2009... II-42 Tabel 2.42 Banyaknya Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial yang sudah ditangani di Kabupaten Kendal Tahun 2005-2009... II-44 Tabel 2.43 Potensi dan Sumber Kesejahteraan Sosial di Kabupaten Kendal Tahun 2005-2009... II-45 Tabel 2.44 Jumlah Sanggar Kesenian, Penggiat Seni dan Grup Kesenian Kabupaten Kendal Tahun 2006 2008... II-50 Tabel 2.45 Kepemilikan Kartu Tanda Penduduk di Kabupaten Kendal Tahun 2005-2009... II-51 Tabel 2.46 Kepemilikan Kartu Keluarga di Kabupaten Kendal Tahun 2006-2009... II-51 Tabel 2.47 Kepemilikan Akte Kelahiran di Kabupaten Kendal Tahun 2005-2009... II-52 Tabel 2.48 Permohonan Akta Catatan Sipil di Kabupaten Kendal Tahun 2005-2009... II-52 Tabel 2.49 Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas Menurut Kegiatan di Kabupaten Kendal Tahun 2005-2009... II-53 Tabel 2.50 Banyaknya Pencari Kerja Kabupaten Kendal Tahun 2005 2009... II-56 Tabel 2.51 Jumlah Organisasi Kepemudaan dan Olahraga Di Kabupaten Kendal Tahun 2006 2008... II-57 Tabel 2.52 Kinerja Urusan Ketransmigrasian di Kabupaten Kendal Tahun 2005 2009... II-60 Tabel 2.53 Jumlah Peraturan Daerah dan Peraturan Bupati di Kabupaten Kendal Tahun 2006 2010... II-65 xxxvii

Tabel 2.54 Perincian Pendapatan Asli Daerah (PAD) Berdasarkan Jenis Sumber Pendapatan Kabupaten Kendal Tahun 2005 2009 (juta Rp)... II-67 Tabel 2.55 Jumlah PNS dirinci menurut Kepangkatan di Kabupaten Kendal Tahun 2005 2009... II-70 Tabel 2.56 Jumlah PNS dirinci menurut Pendidikan yang Ditamatkan Kabupaten Kendal Tahun 2005-2009... II-71 Tabel 2.57 Panjang Sungai dan Debit Air di Kabupaten Kendal Tahun 2008... II-80 Tabel 2.58 Banyaknya Air Minum yang Sudah Disalurkan Tahun 2006-2008... II-83 Tabel 2.59 Distribusi Air Bersih PDAM Menurut Jenis Pelanggan Tahun 2008... II-84 Tabel 2.60 Nilai Investasi Air Minum yang Sudah Disalurkan Tahun 2006-2008... II-85 Tabel 2.61 Panjang Jalan Di Kabupaten Kendal Berdasarkan Kondisi Status Jalan (Km) Tahun 2005-2009... II-88 Tabel 2.62 Panjang Jalan Di Kabupaten Kendal Berdasarkan Kondisi Status Jalan (Km) Tahun 2006-2008... II-90 Tabel 2.63 Kondisi Jembatan Di Kabupaten Kendal Tahun 2005-2009... II-91 Tabel 2.64 Jumlah Volume Sampah, Volume Sampah Terangkut dan Persentase Sampah Terangkut dan Dibuang ke TPA di Kabupaten Kendal Tahun 2006-2009... II-96 Tabel 2.65 Komposisi Sampah di Kabupaten Kendal Tahun 2006-2009... II-97 Tabel 2.66 Jumlah Fasilitas dan Sarana Pengumpul Sampah di Kabupaten Kendal Tahun 2006-2009... II-97 Tabel 2.67 Kondisi TPA di Kabupaten Kendal Tahun 2009... II-98 xxxviii

Tabel 2.68 Sebaran Sarana Perumahan Di Wilayah Kecamatan Kabupaten Kendal Tahun 2005-2009... II-100 Tabel 2.69 Luas Penggunaan Lahan Di Kabupaten Kendal 2009... II-106 Tabel 2.70 Jumlah Kepemilikan Sertifikat Tanah di Kabupaten Kendal Tahun 2005-2008 (lembar)... II-107 Tabel 2.71 Jenis Transportasi Dalam Moda Pergerakan Di Kabupaten Kendal Tahun 2005-2008 (Buah)... II-110 Tabel 2.72 Jumlah Penumpang Yang Memanfaatkan Terminal Di Kabupaten Kendal Tahun 2006-2009... II-111 Tabel 2.73 Jumlah Bus Antar Kota Dalam Provinsi (AKDP) Yang Masuk Terminal di Kabupaten Kendal Tahun 2005-2009... II-112 Tabel 2.74 Jumlah Pengunjung dan Pemasukan Obyek Wisata Di Kabupaten Kendal Tahun 2005-2009... II-117 Tabel 2.75 Jumlah Tenaga Kerja, Pedagang dan Jasa Pariwisata di Sekitar Obyek Wisata di Kabupaten Kendal Tahun 2006-2009... II-119 Tabel 2.76 Jumlah koperasi Primer dan Induk Koperasi Di Kabupaten Kendal Tahun 2005-2009... II-120 Tabel 2.77 Jumlah Pengusaha dan Tenaga Kerja pada Usaha Kecil dan Menengah di Kabupaten Kendal Tahun 2005-2009... II-121 Tabel 2.78 Jumlah Perusahaan dan Tenaga Kerja Menurut Kelompok Industri Kabupaten Kendal Tahun 2006-2009 (unit)... II-123 Tabel 2.79 Nilai Investasi Menurut Kelompok Industri Kabupaten Kendal Tahun 2006-2009 (Rp)... II-125 Tabel 2.80 Nilai Produksi Menurut Kelompok Industri Kabupaten Kendal Tahun 2006-2009 (Rp)... II-126 xxxix

Tabel 2.81 Jumlah Unit Usaha dan Tenaga Kerja pada Usaha Perdagangan Di Kabupaten Kendal Tahun 2005-2009... II-128 Tabel 2.82 Sarana Perdagangan di Kabupaten Kendal Tahun 2005-2009... II-129 Tabel 2.83 Jumlah Perusahaan dan Tenaga Kerja Terserap Berdasarkan Kelompok Industri di Kabupaten Kendal Tahun 2007-2008... II-130 Tabel 2.84 Realisasi Investasi di Kabupaten Kendal Tahun 2006-2010... II-131 Tabel 2.85 Luas Panen, Produksi dan Produktivitas Tanaman Padi Di Kabupaten Kendal tahun 2005-2009... II-132 Tabel 2.86 Luas Panen, Produksi dan Produktivitas Tanaman Palawija di Kabupaten Kendal Tahun 2005-2009... II-133 Tabel 2.87 Luas Panen dan Produksi Sayur-sayuran di Kabupaten Kendal Tahun 2005-2009 (Kw)... II-136 Tabel 2.88 Produksi Buah-Buahan di Kabupaten Kendal Tahun 2005-2009 (Kw)... II-137 Tabel 2.89 Jumlah Ternak di Kabupaten Kendal Tahun 2005-2009 (Kw)... II-138 Tabel 2.90 Luas dan Produksi Tanaman Perkebunan di Kabupaten Kendal Tahun 2005-2009... II-139 Tabel 2.91 Luas (Ha) Lahan Kritis dan Lahan Penghijauan Kabupaten Kendal Tahun 2005 2009... II-141 Tabel 2.92 Upaya Pencegahan Kerusakan Lingkungan Kabupaten Kendal Tahun 2005-2009... II-142 Tabel 2.93 Kondisi Udara Ambien Kabupaten Kendal Tahun 2008 II-144 Tabel 2.94 Produksi Perikanan Tangkap (Laut) Kabupaten Kendal Tahun 2005-2009... II-147 xl

Tabel 2.95 Produksi Perikanan Budidaya Air Payau (Tambak) di Kabupaten Kendal Tahun 2005-2009... II-148 Tabel 2.96 Produksi Perikanan Budidaya Air Tawar (Kolam) di Kabupaten Kendal Tahun 2005-2009... II-149 Tabel 2.97 Jumlah Kapal Penangkapan Ikan di Kabupaten Kendal Tahun 2005-2009... II-151 Tabel 2.98 Jumlah Alat Tangkap Ikan di Kabupaten Kendal Tahun 2005-2009... II-152 Tabel 2.99 Banyaknya BBM Terjual di Kabupaten Kendal 2005 2009 (kilo liter)... II-154 Tabel 2.100Potensi Bahan Tambang di Kabupaten Kendal... II-155 Tabel 2.101 Luas lahan hutan (Ha) Kabupaten Kendal tahun 2005-2009... II-160 Tabel 2.102 Tabel Hasil Hasil hutan non HPH Kabupaten Kendal tahun 2005-2009... II-161 Tabel 3.1. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Kendal Realisasi Tahun 2006 2009 dan Perubahan Tahun 2010... III-7 Tabel 3.2. Perbandingan antara Pendapatan dengan Belanja pada APBDKabupaten Kendal Realisasi Tahun 2007-2009 dan Perubahan 2010... III-11 Tabel 3.3. Gambaran Pendapatan, Kabupaten Kendal Tahun 2006-2010 (Rupiah)... III-14 Tabel 3.4. Belanja Daerah Proporsinya terhadap Total Pendapatan Kabupaten Kendal Tahun 2007-2009 (ribu rupiah)... III-20 Tabel 3.5. Pertumbuhan Neraca Daerah Kabupaten Kendal per 31 Desember 2009 dan 2008... III-22 Tabel 3.6. Analisis Rasio Keuangan Kabupaten Kendal... III-27 Tabel 3.7. Gambaran Anggaran Realisasi dan Perubahan APBD Kabupaten Kendal... III-29 xli

Tabel 3.8. Komposisi Defisit Riil Anggaran Realisasi APBD Tahun 2007-2009 Kabupaten Kendal... III-30 Tabel 3.9. Struktur Pembiayaan Kabupaten Kendal Tahun 2005-2009 (Rupiah)... III-33 Tabel 3.10.Perhitungan Proyeksi APBD Kabupaten Kendal Tahun 2011-2015... III-37 xlii

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KABUPATEN KENDAL TAHUN 2010-2015 BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan pada dasarnya merupakan upaya yang dilakukan secara terarah, terpadu, berkesinambungan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Tahapan pembangunan meliputi perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pembangunan. Pembangunan daerah merupakan bagian integral dari pembangunan nasional, maka pengelolaannya harus dilakukan secara terarah dan terpadu dengan pembangunan nasional. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, menyatakan bahwa pemerintah (pusat) berkewajiban menyusun sejumlah dokumen perencanaan pembangunan. Dokumen perencanaan pembangunan tersebut meliputi Rencana Pembangunan Jangka Panjang (jangka waktu 20 tahun); Rencana Pembangunan Jangka Menengah (jangka waktu 5 tahun), dan Rencana Kerja Pemerintah (untuk jangka waktu 1 tahun) Selain Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tersebut, Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah mengamanatkan kepada pemerintah daerah untuk melakukan perencanaan pembangunan daerah sebagai satu kesatuan dalam sistem perencanaan pembangunan nasional. Dokumen perencanaan pembangunan daerah yang harus disusun, meliputi Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD), Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) dan Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD). I - 1

Dalam ketentuan pasal 19 ayat (2) Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 bahwa RPJM-D ditetapkan dengan Peraturan Kepala Daerah paling lambat 3 (tiga) bulan setelah kepala daerah dilantik. Sementara itu dalam pasal 150 ayat (3) huruf c Undang Undang Nomor 32 Tahun 2004 bahwa RPJM-D ditetapkan dengan Peraturan Daerah berpedoman pada Peraturan Pemerintah. Terkait dengan hal ini Pemerintah telah menetapkan Peraturan Pemerintah Nomor 8 tahun 2008 tentang Tahapan Tatacara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah. Dimana dalam PP ini disebutkan bahwa RPJM-D ditetapkan dengan Peraturan Daerah setelah berkonsultasi dengan Menteri Dalam Negeri. Sedangkan jangka waktu penetapannya paling lambat 6 bulan setelah kepala daerah dilantik. Berkaitan dengan hal-hal tersebut di atas, Kabupaten Kendal menyusun RPJMD 2010 2015, menyusul setelah ditetapkannya hasil Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kabupaten Kendal serta dilantiknya pasangan Bupati Wakil Bupati pada tanggal 23 Agustus 2010. RPJMD ini akan menjadi acuan bagi Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dalam menyusun Rencana Strategis (Renstra) dan sebagai acuan bagi seluruh stakeholder di Kabupaten Kendal dalam melaksanakan kegiatan pembangunan selama kurun waktu 2010 2015. B. Dasar Hukum Penyusunan Dasar hukum yang menjadi acuan dalam penyusunan Rancangan RPJMD Kabupaten Kendal 2010 2015 adalah sebagai berikut : I - 2

1. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah Kabupaten dalam Lingkungan Propinsi Jawa Tengah sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1965 tentang Pembentukan Daerah Tingkat II Batang; 2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara; 3. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara; 4. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan; 5. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional; 6. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah juncto Undang-Undang Nomor 12 tahun 2008 tentang Pemerintahan Daerah; 7. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah; 8. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025; 9. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang; 10. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1976 tentang Perluasan Kotamadya Daerah Tingkat II Semarang; 11. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah; 12. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawasan, Penyelenggaraan Pemerintah Daerah; I - 3

13. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Kabupaten/ Kota; 14. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Struktur Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah; 15. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pedoman Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintah Daerah; 16. Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2008 tentang Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan; 17. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan Tatacara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah; 18. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional; 19. Peraturan Presiden Nomor 1 Tahun 2007 tentang Pengesahan Perundangan dan Penyebarluasan Peraturan Perundang-Undangan; 20. Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2010-2014; 21. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 3 tahun 2008 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Provinsi Jawa Tengah tahun 2005-2025; 22. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 4 Tahun 2009 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008 2013; 23. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah No. 6 Tahun 2010 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa Tengah tahun 2009-2029; I - 4

24. Peraturan Daerah Kabupaten Kendal Nomor 6 tahun 2006 tentang Tata Cara Penyusunan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Pelaksanaan Musyawarah Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Kendal; 25. Peraturan Daerah Kabupaten Kendal Nomor 11 Tahun 2007 tentang Pokok-Pokok Pengelolaan Keuangan Daerah Kabupaten Kendal sebagaimana telah dengan Peraturan Daerah Kabupaten Kendal Nomor 3 Tahun 2008 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Kabupaten Kendal Nomor 11 Tahun 2007; 26. Peraturan Daerah Kabupaten Kendal Nomor 14 tahun 2007 tentang Urusan Pemerintahan Wajib dan Urusan Pemerintahan Pilihan yang menjadi Kewenangan Pemerintahan Daerah Kabupaten Kendal; 27. Peraturan Daerah Kabupaten Kendal Nomor 23 tahun 2007 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Kendal; 28. Peraturan Daerah Kabupaten Kendal Nomor 2 tahun 2008 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kabupaten Kendal Tahun 2005 2025. C. Hubungan Antar Dokumen RPJMD Kabupaten Kendal merupakan satu sub-sistem dalam sistem perencanaan pembangunan nasional, sesuai dengan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional. Oleh karena itu, RPJMD disusun mengacu pada RPJP Nasional Tahun 2005-2025 dan RPJM Nasional Tahun 2010-2014. Dalam rangka menjaga kesinambungan pembangunan Kabupaten Kendal, RPJMD Kabupaten Kendal juga mengacu pada RPJPD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2005 2025 dan RPJMD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008 2013. I - 5

Pelaksanaan pembangunan di Kabupaten Kendal Tahun 2010 2015 agar tidak bertentangan dengan pengaturan pemanfaatan ruang yang telah ada, maka dalam menyusun RPJMD Kabupaten Kendal Tahun 2010 2015 memperhatikan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Kendal yang sampai dengan penyusunan RPJM Daerah ini dalam proses penyusunan. Untuk menjaga konsistensi pelaksanaan pembangunan masing-masing urusan/sektor, penyusunan RPJMD memperhatikan dokumen-dokumen perencanaan yang telah ada antara lain adalah, Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Kabupaten Kendal 2005-2025, Strategi Penanggulangan Kemiskinan Daerah (SPKD) Kabupaten Kendal. RPJM-Daerah digunakan sebagai pedoman dalam penyusunan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) tahunan dan Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renstra SKPD) Tahun 2010-2015. D. Sistematika Penulisan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Kendal tahun 2010-2015, terdiri dan sepuluh (10) bab, adalah sebagai berikut : BAB I BAB II Pendahuluan terdiri dari latar belakang, landasan hukum, hubungan RPJMD Kabupaten Kendal dengan dokumen perencanaan lainnya, sistematika, maksud dan tujuan Gambaran Umum Kondisi Daerah, menguraikan tentang kondisi geografi, kondisi topografi, kondisi demografi, hasil pembangunan berdasarkan indikator agregat dan gambaran umum kondisi urusan, dikelompokkan menjadi tiga yaitu kesejahteraan masyarakat, pelayanan umum, dan daya saing. I - 6

BAB III BAB IV BAB V BAB VI Gambaran Pengelolaan Keuangan Daerah dan Kerangka Pendanaan, menguraikan tentang kinerja masa lalu, kebijakan pengelolaan keuangan daerah dan kerangka pendanaan. Analisis Isu-Isu Strategis, menguraikan tentang permasalahan pembangunan yang dikelompokkan menjadi tiga yaitu kesejahteraan masyarakat, pelayanan umum, dan daya saing berdasarkan urusan kewenangan wajib dan urusan pilihan di Kabupaten Kendal. Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran Pembangunan Jangka Menengah Daerah. Bab ini berisikan tentang visi, misi, tujuan dan sasaran. Strategi dan Arah Kebijakan, menggambarkan tentang strategi dan arah kebijakan pembangunan daerah lima tahun dalam menyelesaikan permasalahan pembangunan daerah dan arahan program pembangunan nasional dan provinsi. Bab VII Kebijakan Umum dan Program Pembangunan Daerah, pada bab ini dikemukakan tentang kebijakan umum pembangunan jangka menengah dan perincian program-program pembangunan yang dikelompokkan menjadi tiga yaitu kesejahteraan masyarakat, pelayanan umum, dan daya saing berdasarkan urusan kewenangan wajib dan urusan pilihan di Kabupaten Kendal. Bab VIII Bab IX Indikasi Rencana Program dan Prioritas Disertai Kebutuhan Pendanaan, bab ini menguraikan tentang program prioritas dan kebutuhan pendanaan yang masih bersifat indikatif. Penetapan Indikator Kinerja Daerah, bab ini menguraikan tentang indikator capaian dan kinerja dari masing-masing program pembangunan daerah. I - 7

Bab X Pedoman Transisi dan Kaidah Pelaksanaan, bab ini menjelaskan tentang dokumen perencanaan yang bisa diacu pada saat transisi periode kepempinan Bupati/Wakil Bupati dan berisi uraian tentang pentingnya penggunaan dokumen perencanaan pembangunan ini bagi segenap SKPD dan seluruh pemangku kepentingan. E. Maksud Dan Tujuan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) adalah dokumen perencanaan pembangunan daerah periode 5 (lima) tahun terhitung sejak tahun 2010-2015, ditetapkan dengan maksud dan tujuan memberikan arah sekaligus menjadi acuan bagi seluruh komponen pelaku pembangunan daerah (pemerintah, kalangan dunia usaha dan masyarakat) dalam mewujudkan cita-cita dan tujuan pembangunan daerah yang bersifat integral dengan tujuan nasional sesuai dengan visi, misi, dan arah pembangunan daerah yang telah disepakati bersama, sehingga seluruh upaya yang dilakukan oleh segenap komponen pelaku pembangunan akan menjadi lebih efektif, efisien, terpadu, berkesinambungan, dan saling melengkapi satu dengan lainnya di dalam satu pola sikap dan pola tindak. I - 8

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KABUPATEN KENDAL TAHUN 2010-2015 BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH A. Kondisi Geografi Kabupaten Kendal, merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Jawa Tengah yang terletak di jalur utama Pantai Utara Pulau Jawa (Pantura). Letak Kabupaten Kendal yang berbatasan langsung dengan Kota Semarang sebagai Ibukota Propinsi Jawa Tengah sedikit banyak memberikan pengaruh bagi perkembangan wilayah Kabupaten Kendal. Secara geografis Kabupaten Kendal terletak pada posisi 109 0-40 - 110 0-18 Bujur Timur dan 6 0-32 -7 0-24 Lintang Selatan dengan luas wilayah keseluruhan sekitar 1.002,23 km 2 atau 100.223 hektar, dengan ketinggian di atas permukaan laut berkisar antara 4 641 meter. Batas wilayah Kabupaten Kendal secara administratif dapat diuraikan sebagai berikut: sebelah utara berbatasan dengan laut Jawa, sebelah timur berbatasan dengan Kota Semarang, sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Semarang dan Kabupaten Temanggung dan sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Batang. B. Kondisi Topografi Secara umum, wilayah Kabupaten Kendal terbagi menjadi 2 (dua) daerah dataran, yaitu daerah dataran rendah (pantai) dan daerah dataran tinggi (pegunungan). Wilayah Kabupaten Kendal bagian utara merupakan daerah dataran rendah dengan ketinggian antara 0-10 meter dpl, dengan suhu berkisar 27 0 C, yang meliputi Kecamatan Weleri, Rowosari, Kangkung, Cepiring, Gemuh, Ringinarum, Pegandon, Ngampel, Patebon, Kendal, Brangsong dan Kaliwungu. Wilayah Kabupaten Kendal bagian selatan merupakan daerah dataran tinggi yang terdiri atas II - 1

tanah pegunungan dengan ketinggian antara 10-2.579 meter dpl, suhu berkisar 25 0 C, meliputi Kecamatan Plantungan, Pageruyung, Sukorejo, Patean, Boja, Limbangan, Singorojo dan Kaliwungu Selatan. C. Kondisi Demografi Jumlah penduduk Kabupaten Kendal akhir tahun 2008 berdasarkan publikasi Badan Pusat Statistik Kabupaten Kendal tercatat sebanyak 951.413 jiwa, terdiri atas 469.454 jiwa (49,34%) penduduk laki-laki dan 481.959 jiwa (50,66%) penduduk perempuan. Jumlah penduduk terbesar terletak di Kecamatan Boja yaitu sebanyak 67.410 jiwa (7,08%), sedangkan kecamatan yang jumlah penduduknya paling sedikit adalah Kecamatan Limbangan sebanyak 33.529 jiwa (3,52%). Rincian jumlah penduduk Kabupaten Kendal Tahun 2005-2008, dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 2.1 Jumlah Penduduk Kabupaten Kendal Tahun 2005-2008 No Kecamatan 2005 2006 2007 2008 1 Plantungan 31.827 32.626 33.349 33.629 2 Sukorejo 55.679 56.522 56.827 57.194 3 Pageruyung 34.107 34.136 34.356 34.853 4 Patean 48.593 48.733 49.014 49.324 5 Singorojo 46.920 47.104 47.808 48.500 6 Limbangan 29.605 30.440 31.940 33.529 7 Boja 63.347 63.538 64.252 67.410 8 Kaliwungu 50.184 52.489 53.379 53.646 9 Kaliwungu Selatan 41.331 41.331 47.652 47.883 10 Brangsong 45.224 45.386 46.044 46.497 11 Pegandon 35.712 36.179 36.575 36.938 12 Ngampel 33.626 34.114 34.627 34.895 13 Gemuh 47.931 48.489 49.142 49.212 14 Ringinarum 35.060 35.384 36.024 36.850 15 Weleri 56.754 56.836 57.397 57.878 16 Rowosari 49.043 49.142 49.698 50.111 17 Kangkung 47.133 47.461 47.701 48.075 II - 2

No Kecamatan 2005 2006 2007 2008 18 Cepiring 49.049 49.374 49.574 51.035 19 Patebon 53.603 56.035 58.030 59.630 20 Kota Kendal 50.723 53.176 54.031 54.299 Jumlah 905.451 918.495 937.420 951.388 Sumber : BPS Kabupaten Kendal Tahun 2008 Pertumbuhan penduduk pada tahun 2008 sebesar 1,49%. Jumlah penduduk di Kabupaten Kendal dalam kurun waktu 4 tahun terakhir menunjukkan pertumbuhan rata-rata sebesar 1,66%. Peningkatan jumlah penduduk terbanyak terjadi pada tahun 2005 hingga 2008 dengan kecenderungan meningkat tiap tahunnya. Jumlah penduduk menurut kelompok umur terbanyak pada strata 10-14 tahun, dengan jumlah jiwa 102.422. Sedangkan jumlah penduduk terendah berada pada strata 55-59 tahun berjumlah 31.053 jiwa. Dilihat dari piramida penduduk Kabupaten Kendal, maka kelompok umur usia produktif lebih besar jika dibandingkan dengan penduduk usia tidak produktif. D. Kondisi Umum Hasil Pembangunan Berdasarkan Indikator Agregat 1. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Indeks Pembangunan Manusia (IPM) merupakan salah satu indikator agregat dari capaian hasil pembangunan Kabupaten Kendal. IPM Kabupaten Kendal tahun 2009 sebesar 70,07 meningkat dari tahun 2008 sebesar 69,40, ada pada peringkat 31 dari 35 kabupaten/kota di Jawa Tengah. Peringkat tersebut tetap bila dibandingkan dengan keadaan tahun 2008. Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Kendal tahun pada 2009 mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan tahun 2008, yaitu dari 69,40 menjadi 70,07 di tahun 2009. Jika dibandingkan dengan Kabupaten disekitarnya IPM II - 3

Kabupaten Kendal lebih tinggi namun masih dibawah Provinsi Jawa Tengah (72,10). Data selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 2.2 Indeks Pembangunan Manusia Di Kabupaten Kendal Dan Wilayah Sekitarnya Tahun 2006 2009 Kabupaten Kendal dan sekitarnya Indeks Pembangunan Manusia Ranking Jateng 2006 2007 2008 2009 2007 2008 2009 1. Kabupaten Demak 70,30 71,05 71,56 72,10 16 16 16 2. Kabupaten Semarang 71,90 72,93 73,34 73,66 7 7 7 3. Kabupaten Temanggung 71,80 73,08 73,43 73,85 6 6 6 4. Kabupaten Kendal 68,20 68,91 69,40 70,07 30 31 31 5. Kabupaten Batang 68,40 68,64 69,23 69,84 32 32 32 6. Kota Semarang 75,90 76,11 76,54 76,90 2 2 2 Jawa Tengah 70,30 70,92 71,60 72,10 - - - Sumber : Susenas tahun 2006 2008 Jika dilihat dari komponen pembentuk IPM, Angka Harapan Hidup Kabupaten Kendal tahun 2007-2009 mengalami peningkatan, dari 67,40 tahun menjadi 68,10 tahun. Hal ini menunjukkan bahwa derajat kesehatan penduduk di Kabupaten Kendal meningkat. Secara ratarata, kenaikan untuk menikmati hidup bertambah sebesar 0,37 tahun. Angka Melek Huruf (AMH) tahun 2007 sebesar 88,93% meningkat menjadi 88,96% ditahun 2009. Sementara untuk rata-rata lama sekolah yakni 6,69 tahun ditahun 2007, menurun ditahun 2009 menjadi 6,90 tahun atau secara rata-rata penduduk Kabupaten Kendal usia 15 tahun keatas masih menduduki setingkat kelas satu SMP (kelas 7). Secara umum daya beli penduduk Kabupaten Kendal tahun 2009 tidak mengalami peningkatan berarti, bila dilihat dari sisi pengeluaran per kapita, yakni dari II - 4

Rp. 627.910,- menjadi Rp.635.700,-. Untuk capaian daya beli masyarakat/penduduk disuatu wilayah, angka ideal setiap tahun mengalami penyesuaian riel. Data Selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut : II - 5

Tabel 2.3 Komponen Pembentuk IPM Kabupaten Kendal Dan Wilayah Sekitarnya Tahun 2007 2009 Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) No Rata-rata lama Rata-Rata Kabupaten / Kota Angka Harapan Hidup Angka Melek Huruf sekolah Pengeluaran Per Kapita Eks Karesidenan 2007 2008 2009 2007 2008 2009 2007 2008 2009 2007 2008 2009 1. Kabupaten Demak 70,31 70,69 71,04 90,82 90,82 90,95 7,00 7,00 7,26 626.280 630.130 631.720 2. Kabupaten Semarang 72,21 72,33 72,40 93,51 93,51 93,62 7,10 7,15 7,40 628.230 632.180 633.140 3. Kabupaten 72,16 72,32 72,43 95,93 95,93 95,94 6,70 6,70 6,86 627.370 630.820 633.870 Temanggung 4. Kabupaten Kendal 67,40 67,77 68,10 88,93 88,93 88,96 6,69 6,69 6,90 627.910 631.640 635.700 5. Kabupaten Batang 69,38 69,66 69,88 87,01 87,62 87,74 5,97 6,02 6,34 622.500 626.020 628.820 6. Kota Semarang 71,90 72,01 72,07 87,56 95,94 96,44 9,80 9,80 9,98 638.780 643.550 644.630 Jawa Tengah 70,90 71,10 71,25 88,62 89,24 89,46 6,80 6,86 7,07 628.530 633.590 636.390 Sumber : Susenas tahun 2007 2008 II - 6

IPM Kabupaten Kendal pada tahun 2015 diprediksikan sebesar 72,70, peningkatan tersebut terutama karena meningkatnya pendidikan dan pendapatan masyarakat. Prediksi pertumbuhan IPM Kabupaten Kendal tahun 2010-2015 diproyeksikan pada tabel berikut : Tabel 2.4 Pediksi Capaian IPM Kabupaten Kendal Tahun 2010 2015 No Tahun UHH (tahun) Rata-Rata Lama Sekolah (tahun) Angka Melek Huruf Pengeluaran Riil/Kapita (ribu Rupiah) IPM 1. 2010 68,51 7,09 89,55 639.100 70,38 2. 2011 68,88 7,29 89,86 642.830 70,87 3. 2012 69,25 7,49 90,17 646.560 71,36 4. 2013 69,62 7,69 90,48 650.290 71,85 5. 2014 69,99 7,89 90,79 654.020 72,34 6. 2015 70,36 8,09 91,10 657.750 72,83 Sumber data : Hasil Analisa 2. Indeks Pembangunan Gender (IPG) Tingkat pencapaian kesetaraan dan keadilan gender diukur melalui indikator Indeks Pembangunan Gender (IPG) dan Indeks Pemberdayaan Gender (IDG). Di Kabupaten Kendal selama kurun waktu 2004 2008 Angka IPG menunjukkan peningkatan. IPG pada tahun 2004 sebesar 60,1 meningkat menjadi 63,9 pada tahun 2008. Kondisi ini menunjukkan bahwa tingkat kesejahteraan masyarakat dari aspek gender mengalami peningkatan, walaupun masih dibawah rata-rata Provinsi Jawa Tengah tahun 2008 sebesar 64,6. Rendahnya IPG di Kabupaten Kendal menunjukkan masih adanya kesenjangan atau diskriminasi antara laki-laki dan perempuan. Selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut ini : II - 7

Tabel 2.5 Perbandingan Angka IPG Kabupaten Kendal dengan kabupaten/kota sekitarnya dan Provinsi Jawa Tengah Tahun 2004 2008 No. Propinsi/Kabupaten/Ko IPG ta 2004 2005 2006 2007 2008 1 Kabupaten Demak 62,8 63,5 66,6 67,1 67,9 2 Kabupaten Semarang 69,1 70,6 71,5 72,2 72,5 3 Kabupaten Temanggung 67,7 67,7 69,3 70,4 70,6 4 Kabupaten Kendal 60,1 60,2 62,7 63,3 63,9 5 Kabupaten Batang 56,5 56,8 57,6 58,1 58,8 6 Kota Semarang 66,8 67,5 68,5 70,4 70,7 Jateng 59,8 60,8 63,7 64,3 64,6 Sumber :Pembangunan Manusia Berbasis Gender Tahun 2006-2007, BPS- Kepmen PP 3. Indeks Pemberdayaan Gender (IDG) Indek Pemberdayaan Gender (IDG) juga merupakan ukuran untuk mengetahui keberdayaan perempuan. Selama kurun waktu 2004-2007 angka IDG Kabupaten Kendal menunjukkan kecenderungan meningkat. Kondisi ini menunjukkan bahwa tingkat keberdayaan perempuan di Kabupaten Kendal cukup baik. Pada Tahun 2004 IDG Kabupaten Kendal sebesar 54,6 meningkat menjadi 56,2 pada tahun 2007. Apabila dibandingkan dengan kabupaten/kota di sekitarnya Kabupaten Kendal menduduki peringkat keempat, namun masih berada di bawah Provinsi Jawa Tengah (59,7). Secara rinci perbandingan IDG Kabupaten Kendal dengan kabupaten /kota di sekitarnya terlihat pada tabel sebagai berikut: II - 8

Tabel 2.6 Perbandingan Angka IDG Kabupaten Kendal dengan kabupaten/kota sekitarnya dan Provinsi Jawa Tengah Tahun 2004 2007 No. Propinsi/kabupaten/kota IDG 2004 2005 2006 2007 2008 1 Kabupaten Demak 57,7 58,3 61,2 61,5 61,7 2 Kabupaten Semarang 56,4 56,6 56,9 58,0 58,3 3 Kabupaten Temanggung 52,3 50,8 51,8 53,7 53,7 4 Kabupaten Kendal 54,6 54,0 55,5 56,2 56,9 5 Kabupaten Batang 53,6 52,7 53,1 54,1 54,1 6 Kota Semarang 61,2 60,9 61,8 61,8 62,7 Jateng 56,5 56,9 59,3 59,7 59,7 Sumber :Pembangunan Manusia Berbasis Gender Tahun 2006-2007, BPS-Kepmen PP Pada tahun 2015 besarnya IPG dan IDG Kabupaten Kendal diprediksi mengalami peningkatan sejalan dengan meningkatnya pendidikan kaum perempuan dan meningkatnya pendapatan masyarakat. Hal ini didukung oleh kebijakan dari Pemerintah tentang pengarusutamaan gender dalam pembangunan sebagaimana Inpres No. 9 tahun 2000 tentang Pengarusutamaan Gender, Dalam Pembangunan dan Inpres No. 3 tahun 2010 tentang Program Pembangunan Nasional yang Berkeadilan yang didalamnya mengamanatkan adanya anggaran yang responsif gender untuk mencapai tujuan pembangunan milenium pada tahun 2015. Prediksi IPG dan IDG Kabupaten Kendal tahun 2010 2015 sebagaimana tabel berikut : II - 9

Tabel 2.7 Prediksi Capaian IPG dan IDG Kabupaten Kendal Tahun 2010-2015 No Uraian 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 1 Indeks Pembangunan Gender (IPG) 64,50 65,10 65,70 66,30 66,90 67,50 68,10 2 Indeks Pemberdayaan Gender (IDG) Sumber : Hasil Analisa 57,50 58,10 58,70 59,30 59,90 60,50 61,10 Tabel di atas menunjukkan bahwa prediksi peningkatan IPG di Kabupaten Kendal dari tahun 2010 sebesar 65,10 meningkat menjadi sebesar 68,10 di tahun 2015. Selama kurun waktu perencanaan diperkirakan IPG Kabupaten Kendal meningkat sebesar 4,2. Peningkatan tersebut terutama didukung oleh meningkatnya pendidikan perempuan dan sumbangan pendapatan perempuan dalam ekonomi rumah tangga. Sedangkan prediksi IDG Kabupaten Kendal pada tahun 2010 sebesar 57,50 meningkat menjadi 61,10 pada tahun 2015. Selama kurun waktu perencanaan diperkirakan IDG Kabupaten Kendal meningkat sebesar 4,9. Besarnya IDG Kabupaten Kendal meningkat cukup baik, akibat dukungan kebijakan pembangunan secara nasional dan meningkatnya jumlah angkatan kerja perempuan dan jumlah perempuan yang bekerja di sektor manajemen maupun teknis. II - 10

4. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Kendal jika dilihat dari indikator, PDRB Kabupaten Kendal Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB) maupun Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2000 (ADHK 2000). Tahun 2006 jumlah total PDRB Atas Dasar Harga Konstan (ADHK) Tahun 2000 adalah sebesar 4.434.408,16 juta rupiah, meningkat tahun 2009 menjadi 5.020.087,37 juta rupiah. Tiga sektor terbesar pendukung struktur PDRB ADHK Tahun 2000 pada tahun 2009 adalah industri pengolahan (2.004.792,86 juta rupiah), pertanian (1.157.777,30 juta rupiah), dan perdagangan hotel dan restoran (908.857,90 juta rupiah). Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Kendal dari tahun 2006-2009 fluktuatif namun cenderung menurun. Tahun 2006 pertumbuhan ekonomi sebesar 3,67%, tahun 2007 meningkat menjadi 4,31%. Namun pada tahun 2008 dan 2009 mengalami penurunan. Tahun 2008 menurun menjadi 4,26% dan tahun 2009 juga menurun menjadi 4,10%. Selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel 2.8 PDRB Kabupaten Kendal Atas Dasar Harga Konstan (ADHK) Tahun 2000 di Kabupaten Kendal (dalam jutaan rupiah) No Lapangan Usaha 2006 2007 2008 2009 1 Pertanian 1.079.943,19 1.083.120,25 1.125.038,14 1.157.777,30 2 Pertambangan dan penggalian 42.347,62 48.050,97 49.920,30 53.220,39 3 Industri pengolahaan 1.756.426,89 1.859.317,25 1.927.188,77 2.004.792,86 4 Listrik, gas, 48.121,20 56.192,13 57.989,49 58.547,48 dan air minum 5 Bangunan 128.521,63 132.000,26 139.957,57 151.985,06 6 Perdagangan, hotel dan restoran 809.708,78 846.327,58 577.619,64 908.857,90 7 Pengangkutan dan 106.325,91 118.060,40 124.686,52 134.411,98 II - 11

No Lapangan Usaha 2006 2007 2008 2009 Komunikasi 8 Keuangan, 112.158,19 117.828,73 127.187,48 141.899,92 Persewaan dan jasa perusahaan 9 Jasa-jasa 350.854,76 364.558,01 389.877,37 408.594,48 PDRB 4.434.408,16 4.625.455,57 4.822.465,28 5.020.087,37 Pertumbuhan Ekonomi (%) 3,67 4,31 4,26 4,10 Sumber : BPS Kabupaten Kendal Tahun 2009 Sementara itu, jumlah PDRB Atas Dasar Harga Berlaku tahun 2005-2009 cenderung mengalami peningkatan. Tahun 2005 Jumlah total PDRB adalah sebesar 6.062.457,28 juta rupiah, meningkat tahun 2009 menjadi 9.316.508,91 juta rupiah. Adapun 3 sektor terbesar pendukung PDRB ADHB Kabupaten Kendal tahun 2009 adalah industri pengolahan (3.256.161,69 juta rupiah), pertanian (2.271.396,99 juta rupiah), dan jasa-jasa (956.783,91 juta rupiah). Data Selengkapnya dapat dilihat dari tabel sebagai berikut : Tabel 2.9 PDRB Kabupaten Kendal Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB) (dalam jutaan rupiah) No Lapangan Usaha 2005 2006 2007 2008 2009 1 Pertanian 1.419.016,16 1.721.487,89 1.917.346,55 2.149.845,29 2.271.396,99 2 Pertamban gan dan penggalian 43.578,40 76.435,10 92.427,28 105.295,92 116.460,71 3 Industri Pengolahan 2.278.843,17 2.459.051,68 2.728.472,51 3.076.225,13 3.256.161,69 4 Listrik, gas, 89.837,23 107.185,92 131.813,73 147.737,10 154.441,04 dan air minum 5 Bangunan 225.552,96 271.349,21 285.025,89 311.125,50 357.305,91 6 Perdagang an, hotel, 1.072.344,36 1.191.663,89 1.333.648,35 1.497.457,44 1.586.171,31 II - 12

Lapangan No Usaha dan restoran 7 Pengangku tan dan komunikasi 8 Keuangan, Persewaan dan jasa perusahaan 2005 2006 2007 2008 2009 174.674,93 225.348,04 253.537,11 293.682,01 319.369,40 167.945,84 194.074,14 218.784,82 251.547,90 298.418,73 9 Jasa - jasa 570.664,23 668.343,03 736.614,32 866.723,22 956.783,13 PDRB 6.062.457,28 6.914.938,90 7.697.675,55 8.669.639,51 9.316.508,91 Sumber : BPS Kabupaten Kendal Tahun 2009 PDRB Perkapita merupakan hasil bagi antara total PDRB dengan jumlah penduduk pertengahan tahun. PDRB per Kapita ADHB tahun 2005 sebesar Rp 6.714.762,93, tahun 2009 meningkat menjadi Rp. 9.751.706,61. Sementara itu, PDRB ADHK tahun 2000 pada tahun 2005 sebesar Rp 4.737.865,48, tahun 2009 meningkat menjadi Rp. 5.254.588,36. Pertumbuhan PDRB Perkapita selengkapnya dapat dilihat dari tabel berikut ini : Tabel 2.10 Pertumbuhan PDRB Per Kapita di Kabupaten Kendal Tahun PDRB Per Kapita (Rp) Pertumbuhan (%) Atas Dasar Atas Dasar harga Berlaku konstan Atas dasar harga berlaku II - 13 Atas Dasar Konstan 2005 6.714.762,93 4.737.865,48 - - 2006 7.548.540,79 4.840.724,02 12,42 2,17 2007 8.296.348,32 4.985.192,01 9,91 2,98 2008 9.190.640,98 5.108.830,56 10,78 2,48 2009 9.751.706,61 5.254.588,36 6,10 2,85 Sumber : BPS Kabupaten Kendal Tahun 2009 Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Kendal pada tahun 2008 secara agregat cukup dinamis, yaitu diatas 3 persen. Selama periode 2004 sampai 2008, perekonomian Kabupaten Kendal menunjukkan adanya peningkatan dari

tahun ke tahun, dengan laju pertumbuhan 2-4%. Kondisi ini masih dibawah Jateng dan kabupaten/kota sekitar, yaitu Kabupaten Demak, Kabupaten Semarang dan Kota Semarang, tetapi lebih tinggi dari Kabupaten Temanggung dan Kabupaten Batang. Tabel 2.11 Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Kendal dan Sekitarnya Tahun 2004 2008 Tahun Kabupaten / Kota 2004 2005 2006 2007 2008 Kabupaten Demak 3,40 3,86 4,02 4,15 4,11 Kabupaten 1,46 3,11 3,81 4,72 4,26 Semarang Kabupaten 3,92 3,99 3,31 4,03 3,54 Temanggung Kabupaten Kendal 2,61 2,64 3,67 4,31 3,92 Kabupaten Batang 2,07 2,80 2,51 3,49 3,67 Kota Semarang 4,12 5,14 5,71 5,98 5,59 Jateng 4,43 4,38 4,32 4,83 4,82 Sumber : PDRB Jateng Tahun 2008 5. Laju Pertumbuhan Ekonomi Selama kurun waktu tahun 2006-2009 pertumbuhan ekonomi Kabupaten Kendal meningkat dari tahun ke tahun. Pada tahun 2006 angka pertumbuhan ekonomi tersebut hanya 3,67%. Angka tersebut meningkat menjadi 4,31% pada tahun 2007, mengalami penurunan pada 2009 menjadi 4,10%. Turunnya angka pertumbuhan ekonomi pada tahun 2008-2009 disebabkan oleh pengaruh kondisi perekonomian global dan nasional yang tidak kondusif sehingga berimbas pada perekonomian daerah. Laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Kendal lebih rendah dibandingkan angka pertumbuhan ekonomi angka Jawa Tengah. Pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah pada tahun 2009 sebesar 4,89%. Hal ini disebabkan ada II - 14

beberapa kabupaten/kota di Provinsi Jawa Tengah yang mengalami pertumbuhan ekonomi sangat tinggi. Gambaran pertumbuhan ekonomi Kabupaten Kendal adalah sebagai berikut ini. Tabel 2.12 Perbandingan Pertumbuhan Ekonomi antara Kabupaten Kendal dan Provinsi Jawa Tengah Tahun 2006 2009. No Tahun Pertumbuhan Ekonomi (%) Prov. Jawa Kab. Kendal Tengah 1. 2006 3,67 5,33 2. 2007 4,31 5,60 3. 2008 4,26 5,55 4. 2009 4,10 4,89 Sumber: Bappeda (2010) 6. Inflasi Laju infasi di Kabupaten Kendal pada tahun 2009 sebesar 2,38%, nilai ini lebih rendah dibandingkan inflasi tahun 2008 dan 2007. Pada tahun 2007 inflasi mencapai 6,96% dan pada tahun 2008 menjadi sebesar 12,74%. Menurunnya laju inflasi ini antara lain disebabkan relatif stabilnya harga barang-barang kebutuhan pokok, harga minyak, dan biaya transportasi dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Pada tahun 2010 ini diperkirakan laju inflasi akan kembali meningkat disebabkan karena rencana kenaikan Tarif Dasar Listrik (TDL) yang tentunya akan memberikan dampak berantai terhadap berbagai harga barang. Pada Tahun 2010 Laju Inflasi Kabupaten Kendal pada tahun 2010 berada pada kisaran 7,11%. II - 15

7. Nilai Tukar Petani Nilai Tukar Petani (NTP) Pertanian merupakan salah satu salah satu indikator tingkat kesejahteraan petani dan keadaan perekonomian. NTP merupakan pengukur kemampuan tukar barang-barang (produk) pertanian yang dihasilkan petani terhadap barang dan jasa yang diperlukan untuk konsumsi rumah tangga dan kebutuhan dalam memproduksi hasil pertanian. NTP Kabupaten Kendal tahun 2008 sebesar 116,11%, tahun 2009 meningkat menjadi 123,32%. NTP Kabupaten Kendal sangat baik karena mencapai nilai diatas 100%, artinya petani mengalami surplus karena harga yang diterima lebih besar dibandingkan harga yang dibayar. Hal ini menunjukan adanya peningkatan kesejahteraan petani. 8. Realiasi investasi Realisasi investasi daerah selama kurun waktu 2006 2009 fluktuatif. Pada tahun 2006 jumlah perusahaan baru mencapai 829 perusahaan besar dan kecil dengan total investasi sebesar Rp.672.571.000.000,-. Kondisi ini menunjukkan bahwa iklim investasi di Kabupaten Kendal cukup dinamis. Kondisi ekonomi yang dinamis adalah tingkat perputaran uang dan kegiatan ekonomi cukup tinggi. Kondisi ini mencerminkan bahwa dinamika dan kondisi ekonomi di Kabupaten Kendal cukup baik. Realisasi investasi di Kabupaten Kendal digambarkan pada tabel sebagai berikut: II - 16

Tabel 2.13 Realisasi Investasi di Kabupaten Kendal Tahun 2006 2009. No Tahun Jumlah Perusahaan*) (Unit) Realisasi Investasi (Ribu Rp) 1 2006 829 672.571.000,00 2 2007 511 523.118.000.00 3 2008 724 693.921.000.00 4 2009 710 439.571.000,00 5 2010**) 478 321.210.000,00 Sumber : Kantor Penanaman Modal, 2010 Ket: *) PMA, PMDN dan Non Fasilitasi **) Sampai dengan bulan Juli 2010 E. Gambaran Umum Kondisi Urusan 1. Kelompok Kesejahteraan Masyarakat 1.1. Pendidikan Kebijakan pembangunan pendidikan dalam RPJMN tahun 2010 2014 dan RPJMD Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008 2013 harus menjadi acuan dalam perencanaan pembangunan pendidikan di Kabupaten Kendal. Tantangan pembangunan pendidikan nasional sebagaimana tercantum dalam RPJMN 2010 2014 yang harus dihadapi sampai dengan tahun 2014 adalah meningkatkan ketersediaan sarana dan prasarana yang berkualitas meliputi percepatan penuntasan rehabilitasi gedung sekolah yang rusak; peningkatan ketersediaan buku mata pelajaran; peningkatan ketersediaan dan kualitas laboratorium dan perpustakaan; dan peningkatan pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi (TIK); serta peningkatan akses dan kualitas layanan perpustakaan. Sedangkan arah kebijakan dalam RPJMN adalah meningkatkan akses penduduk miskin terhadap pendidikan. II - 17

Renstra Kementerian Pendidikan Nasional 2010 2014 menyebutkan bahwa arah kebijakan pembangunan diarahkan pada peningkatan Ketersediaan pelayanan pendidikan merata seluruh nusantara; pelayanan pendidikan yang terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat, bermutu dan relevan dengan kebutuhan kehidupan dunia usaha dan dunia industri; pelayanan pendidikan yang setara bagi warga Indonesia dalam memperoleh pendidikan berkualitas dengan memperhatikan keberagaman latar belakang sosialbudaya ekonomi, geografi dan gender; dan pelayanan pendidikan yang menjamin kepastian bagi warga Negara Indonesia mengenyam pendidikan dan menyesuaikan diri dengan tuntutan masyarakat dunia usaha dan dunia industri. Kebijakan tersebut dikenal dengan kebijakan 5 K yaitu (ketersediaan, keterjangkauan, kualitas, kesetaraan, dan kepastian). Sedangkan arah kebijakan pembangunan bidang pendidikan dalam RPJMD Provinsi Jawa Tengah tahun 2008 2013 diarahkan pada peningkatan Indeks Pembangunan Manusia dengan meningkatkan rata-rata lama sekolah dan meningkatkan sarana dan prasarana sekolah. Indikator capaian pembangunan pendidikan tahun 2014 khusus untuk PAUD dan pendidikan dasar adalah sebagai berikut : pada tahun 2014 APK PAUD Jawa Tengah sebesar 50% dan APM SD sebesar 99%. Sedangkan pendidikan kecakapan hidup targetnya adalah pemuda dan masyarakat putus sekolah mengikuti pendidikan kecakapan hidup mencapai 70%. Dalam dokumen Renstra Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah mentargetkan pada tahun 2014 sebesar 100% penduduk Jawa Tengah melek huruf. Sedangkan APK PAUD dan APM SD sama seperti target dalam RPJMD Provinsi Jawa Tengah. Mutu pendidikan ditargetkan pada II - 18

tahun 2014 angka lulus UASBN SD mencapai 99,75%. Pendidikan kecakapan hidup ditargetkan sebesar 70% pemuda dan masyarakat putus sekolah mengikuti pendidikan kecakapan hidup. Kondisi pembangunan pendidikan Kabupaten Kendal saat ini adalah sebagai berikut: 1) Gambaran Pelayanan PAUD a). Ketersediaan Jumlah Taman Kanak-kanak (TK) di Kabupaten Kendal pada tahun 2005-2009 meningkat walaupun tidak terlalu besar. Jumlah TK pada tahun 2005 sebesar 382 unit pada tahun 2009 meningkat menjadi 425 unit. Dengan demikian selama kurun waktu tersebut jumlah TK meningkat rata-rata 9 unit per tahun. Jumlah murid TK pada tahun 2005-2009 meningkat. Jumlah murid TK mengalami kenaikan tertinggi pada tahun 2009 yaitu sebesar 13,04% dari tahun sebelumnya. Jumlah murid TK pada tahun 2009 sebesar 19.654 orang dan jumlah murid TK pada tahun 2008 sebesar 17.386 orang. Sedangkan jumlah guru TK pada tahun 2005-2009 menunjukkan kecenderungan meningkat. Jumlah guru TK pada tahun 2005 sebesar 1.021 orang meningkat menjadi 1.082 orang pada tahun 2009. Rasio guru terhadap murid pada tahun 2005 sebesar 1 : 15 orang dan pada tahun 2009 sebesar 1 : 18. Kondisi ini menunjukkan bahwa ketersediaan guru TK semakin baik. Rasio guru terhadap murid tingkat TK terlihat pada tabel sebagai berikut: II - 19

Tabel 2.14 Perkembangan Rasio Guru Terhadap Murid TK Kabupaten Kendal Tahun 2005 2009 No Tahun Rasio Guru thd Murid 1 2005 1 : 15 2 2006 1 : 16 3 2007 1 : 16 4 2008 1 : 16 5 2009 1 : 18 Sumber: Disdikpora Kab. Kendal, 2010 Tabel di atas menunjukkan rasio guru terhadap murid TK selama kurun waktu 2005 2009 meningkat. Secara umum ketersediaan guru TK di Kabupaten Kendal cukup memadai. b). Keterjangkauan Indikator keterjangkauan pelayanan pendidikan adalah Angka Partisipasi Kasar (APK) dan Angka Partisipasi Murni (APM). APK TK dari Tahun 2006-2009 mengalami peningkatan tahun 2006 APK SD sebesar 29,52%, meningkat tahun 2009 menjadi 35,00%. APK TK Kabupaten Kendal selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 2.15 Angka Partisipasi Kasar Taman Kanak-Kanak Di Kabupaten Kendal Tahun 2006 2009 Tahun APK Pertumbuhan 2006 29,52% 2007 45,00% 52,44% 2008 40,00% -11,11% 2009 35,00% -12,50% Sumber: Diskdikpora Kabupaten Kendal Tahun 2010 II - 20

c). Kualitas Guru TK yang bersertifikasi selama kurun waktu 2005 2009 belum begitu banyak. Dari sebanyak 1.082 orang guru TK yang ada, baru 3,00% yang telah bersertifikasi. Kondisi ini menunjukkan bahwa kualitas guru TK belum memadai. 2) Gambaran Pelayanan Pendidikan Dasar a). Ketersediaan Ketersediaan sarana dan prasarana untuk pendidikan dasar di kabupaten Kendal relatif memadai. Jumlah SD di Kabupaten Kendal sebanyak 660 unit pada tahun 2009. kondisi ini menurun dibandingkan tahun 2005. Jumlah SD pada tahun 2005 sebesar 671 unit. Jumlah murid SD/MI selama kurun waktu 2005 2010 cenderung menurun. Jumlah Murid SD/MI tahun 2009 sebesar 105.627 orang dan jumlah guru sebesar 5.704 orang. Jumlah ini lebih rendah dibandingkan tahun 2008 yaitu sebesar 109.191 orang dan jumlah guru sebesar 5.407 orang. Jumlah SMP/MTs di Kabupaten Kendal sebanyak 127 unit pada tahun 2009. Jumlah ini lebih tinggi dibandingkan tahun 2008 yang berjumlah sebesar 122 unit. Kondisi ini menunjukkan perkembangan jumlah SMP/MTs di Kabupaten Kendal cukup tinggi. Sedangkan jumlah murid dan guru selama kurun waktu 2005 2009 menunjukkan kecenderungan meningkat. Pada tahun 2009 jumlah murid SMP/MTs sebanyak 48.757 orang dan jumlah guru sebanyak 2.751 orang. Jumlah tersebut lebih tinggi dibandingkan dengan tahun 2008 yaitu sebesar 48.647 orang dan jumlah guru sebanyak 2.717 orang. II - 21

Rasio guru terhadap murid untuk jenjang pendidikan SD/MI dan SMP/MTs terlihat pada tabel sebagai berikut: Tabel 2.16 Perkembangan Rasio Guru Terhadap Murid SD/MI dan SMP/MTs Kabupaten Kendal Tahun 2005 2009 No Tahun Rasio Guru thd Murid SD/MI Rasio Guru thd Murid SMP/MTs 1 2005 1:23 1:18 2 2006 1:20 1:18 3 2007 1:20 1:18 4 2008 1:20 1:18 5 2009 1:19 1:18 Sumber: Disdikpora Kab. Kendal 2010 Tabel di atas menunjukkan bahwa untuk jenjang pendidikan SD/MI jumlah guru relatif memadai yaitu seorang guru membina 19-23 orang murid. Sedangkan untuk jenjang pendidikan SMP/MTs jumlah guru juga memadai. Secara kuantitatif memang jumlah guru memadai, namun apabila dilihat persebaran guru, maka data pada Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Kendal terdapat beberapa daerah kekurangan guru dan beberapa daerah justru kelebihan guru. b). Keterjangkauan Indikator keterjangkauan pelayanan pendidikan adalah Angka Partisipasi Kasar (APK) dan Angka Partisipasi Murni (APM). APK SD dari Tahun 2006-2009 mengalami peningkatan tahun 2006 APK SD sebesar 96,76%, meningkat tahun 2009 menjadi 102,20%. Untuk tingkat SMP mengalami penurunan tahun 2007 II - 22

sebesar 103,85% menurun tahun 2009 menjadi 98,37%. APK Kabupaten Kendal selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 2.17 Angka Partisipasi Kasar Menurut Jenjang Pendidikan Di Kabupaten Kendal Tahun 2006-2009 (%) Jenjang Pendidikan 2006 2007 2008 2009 SD/MI 96,76 100,43 102,37 102,20 SMP/MTs 85,75 103,85 100,15 98,37 Sumber: Disdikpora Kabupaten Kendal Tahun 2010 Untuk APM SD/MI tahun 2006-2009 menunjukan peningkatan. Tahun 2006 sebesar 79,57% meningkat tahun 2009 menjadi 84,52%. APM SMP tahun 2006 sebesar 64,76% meningkat menjadi 72,54% tahun 2009. Selengkapnya dapat dilihat tabel sebagai berikut : Tabel 2.18 Angka Partisipasi Murni Menurut Jenjang Pendidikan Di Kabupaten Kendal Tahun 2006 2009 (%) Jenjang Pendidikan 2006 2007 2008 2009 SD/MI 79,57 79,16 85,22 84,52 SMP/MTs 64,76 80,64 79,92 72,54 Sumber: Disdikpora Kabupaten Kendal Tahun 2010 Selain APK dan APM, Angka putus sekolah dan angka melanjutkan menjadi salah satu indikator keterjangkauan. Angka putus sekolah untuk jenjang pendidikan SD/MI dan SMP/MTs selama kurun waktu 2006-2009 cenderung mengalami peningkatan. Untuk jenjang pendidikan SD/MI angka Putus sekolah II - 23

termasuk kategori rendah. Angka Putus sekolah untuk jenjang pendidikan SMP/MTs termasuk katogori tinggi, karena diatas target angka putus sekolah Provinsi Jawa tengah yaitu 0,22%. Gambaran pertumbuhan angka putus sekolah untuk jenjang pendidikan dasar adalah sebagai berikut: Tabel 2.19 Angka Putus Sekolah Menurut Jenjang Pendidikan Di Kabupaten Kendal Tahun 2006 2009 (%) Jenjang Pendidikan 2006 2007 2008 2009 SD/MI 0,63% 0,37% 0,08% 0,08% SMP/MTs 1,36% 0,81% 0,52% 0,67% Sumber: Disdikpora Kabupaten Kendal Tahun 2010 Pertumbuhan Angka melanjutkan ke SMP/MTs fluktuatif. Angka melanjutkan ke SMP/MTs pada tahun 2009 sebesar 98,95% sedikit lebih tinggi dibandingkan tahun 2008 sebesar 98,90%. Sedangkan angka melanjutkan ke SMA/SMK/MA relatif lebih rendah dibandingkan dengan angka melanjutkan ke SMP/MTs. Angka melanjutkan ke SMA/SMK/MA sebesar 79,00% pada tahun 2009 lebih besar dibandingkan tahun sebelumnya yaitu sebesar 77,00%. Perkembangan angka melanjutkan terlihat pada tabel sebagai berikut: Tabel 2.20 Angka Melanjutkan Ke SMP/MTs dan SMA/SMK/MA Kabupaten Kendal Tahun 2006 2009 No Tahun Melanjutkan ke SMP/MTs II - 24 Melanjutkan ke SMA/SMK/MA 1 2006 97,36% 71,00% 2 2007 95,70% 72,90% 3 2008 98,90% 77,00% 4 2009 98,95% 79,00% Sumber: Disdikpora Kabupaten Kendal 2010

c). Kualitas Kualitas pendidikan diukur melalui indikator angka kelulusan, SD/MI dan SMP.MTs yang terakreditasi, dan jumlah guru layak mengajar. Angka kelulusan SD/MI dan SMP/MTs di Kabupaten Kendal cenderung fluktuatif. Gambaran Angka lulus tingkat SD/MI dan SMP/MTs terlihat pada tabel sebagai berikut: Tabel 2.21 Angka Lulus UASBN SD dan UN SMP/MTs Kabupaten Kendal Tahun 2006 2009 No Tahun UASBN SD UN SMP/MTS 1 2006 98,55% 89,65% 2 2007 99,98% 94,00% 3 2008 99,55% 93,23% 4 2009 99,89% 92,37% Sumber: Disdikpora Kabupaten Kendal 2010 Tabel di atas menunjukkan bahwa angka kelulusan SD (UASBN) relatif baik selama kurun waktu 2005-2009 dengan angka rata-rata 99,13%. Sedangkan untuk angka lulus UN untuk jenjang SMP/MTs dengan ratarata sebesar 92,41%. Rata-rata nilai UN SMP/MTs selama kurun waktu 2005-2009, sebagai berikut: Tabel 2.22 Rata-rata nilai UN SMP/MTs Kabupaten Kendal Tahun 2006 2009 No Tahun UN SMP/MTS 1 2006 6,00 2 2007 6,67 3 2008 6,26 4 2009 6,67 Sumber: Disdikpora Kabupaten Kendal 2010 II - 25

Kualitas pendidikan juga diukur dari pendidik atau guru yang layak mengajar dan yang bersertifikat. Gambaran kualitas guru SD/MI dan SMP/MTs, sebagai berikut: Tabel 2.23 Jumlah Guru Layak mengajar Jenjang Pendidikan SD/MI dan SMP/MTs Kabupaten Kendal Tahun 2006 2009 No Tahun SD/MI SMP/MTS 1 2006 14,99% 70,22% 2 2007 17,65% 80,00% 3 2008 19,90% 80,00% 4 2009 20,34% 79,84% Sumber: Disdikpora Kabupaten Kendal 2010 Jumlah guru SD/MI yang bersertifikat di Kabupaten Kendal pada tahun 2009 sebesar 20,00% dan guru SMP/MTs yang bersertifikat sebesar 37,00%. Gambaran persentase guru bersertifikat dapat dilihat pada tabel sebagai berikut: Tabel 2.24 Jumlah Guru Bersertifikasi Jenjang Pendidikan SD/MI dan SMP/MTs Kabupaten Kendal Tahun 2005 2009 No Tahun SD/MI SMP/MTS 1 2005 0,15% 1,45% 2 2007 7,23% 8,04% 3 2008 14,00% 20,71% 4 2009 20,00% 37,00% Sumber: Disdikpora Kabupaten Kendal 2010 Kualitas sekolah terutama kualitas kelas mendukung proses pembelajaran. Kondisi ruang kelas SD/MI dan SMP/MTs relatif cukup baik. Persentase ruang kelas SD dalam kondisi baik sebesar 62% pada II - 26

tahun 2009. Kondisi ini meningkat dibandingkan tahun sebelumnya yaitu sebesar 51%. Tabel 2.25 Kondisi Ruang Kelas SD/MI dan SMP/MTs Kabupaten Kendal Tahun 2005 2009 (%) No Kondisi Ruang Kelas 2005 2006 2007 2008 2009 1 SD Baik 40 45 42 51 62 Rusak Ringan 37 31 29 25 22 Rusak Berat 23 24 29 24 16 2 MI Baik 44 49 47 46 47 Rusak Ringan 33 35 32 35 37 Rusak Berat 23 16 21 19 16 3 SMP Baik 87 88 89 83 86 Rusak Ringan 10 7 8 13 10 Rusak Berat 3 5 3 4 4 4 MTs Baik 80 75 77 79 76 Rusak Ringan 16 15 16 14 17 Rusak Berat 4 10 4 9 4 Sumber: Disdikpora Kabupaten Kendal 2010 3) Gambaran Pelayanan Pendidikan Menengah a). Ketersediaan Selama kurun waktu 2005-2009 jumlah sekolah SMA/MA/SMK di Kabupaten Kendal sedikit meningkat, yaitu 41 unit pada tahun 2009 dari 40 unit pada tahun 2005. Sedangkan jumlah murid SMA/MA/SMK selama kurun waktu yang sama fluktuatif dan jumlah guru selama kurun waktu yang sama meningkat. Perkembangan jumlah sekolah, murid dan guru SMA/MA/SMK terlihat pada tabel sebagai berikut: II - 27

Tabel 2.26 Pertumbuhan Jumlah, Murid dan Guru SMA/MA/SMK Kabupaten Kendal Tahun 2005 2009 Tahun Jml Jml Jml r r Sekolah Murid Guru r 2005 40 23.099 1.742 2006 40 0,00% 25.358 9,78% 1.798 3,21% 2007 41 2,50% 27.107 6,90% 1.874 4,23% 2008 41 0,00% 27.107 0,00% 1.874 0,00% 2009 41 0,00% 28.305 4,42% 2.054 9,61% Sumber: Disdikpora Kabupaten Kendal 2010 Rasio guru terhadap murid selama kurun waktu 2005-2009 cenderung konstan, namun menunjukkan bahwa ketersediaan guru SMA/SMK/MA di Kabupaten Kendal mencukupi. Secara rinci rasio guru terhadap murid terlihat pada tabel sebagai berikut: Tabel 2.27 Perkembangan Rasio Guru Terhadap Murid SMA/MA/SMK Kabupaten Kendal Tahun 2005 2009 No Tahun Rasio Guru thd Murid (1 dibanding :) 1 2005 13 2 2006 14 3 2007 14 4 2008 14 5 2009 14 Sumber: Disdikpora Kabupaten Kendal 2010 b). Keterjangkauan Salah satu indikator keterjangkauan adalah Angka Partisipasi Kasar (APK) SMA/SMK/MA. APK SMA/ SMK/ MA selama kurun waktu 2006-2009 menunjukkan II - 28

kecenderungan meningkat. Pada tahun 2009 APK SMA/SMK/MA sebesar 59,75% angka ini meningkat dibandingkan dengan tahun 2006 yang sebesar 50,12%. Perkembangan APK SMA/SMK/MA terlihat pada tabel sebagai berikut: Tabel 2.28 Perkembangan APK SMA/SMK/MA Kabupaten Kendal Tahun 2006-2009 Tahun APK (%) r 2006 50,12 2007 55,24 10,22% 2008 53,58-3,01% 2009 59,75 11,52% Sumber: Disdikpora Kabupaten Kendal 2010 Tabel di atas menunjukkan bahwa keterjangkauan masyarakat untuk sekolah di SMA/SMK/MA masih rendah. Penduduk usia 16-18 yang belum menempuh pendidikan SMA/SMK/MA cukup banyak. Angka Partisipasi Murni SMA/SMK/MA juga mengalami peningkatan. APM SMA/SMK/MA pada tahun 2009 sebesar 41,24% meningkat dibandingkan dengan tahun 2006. Namun walaupun meningkat APM SMA/SMK/MA termasuk kateogri rendah, karena masih di bawah 50%. Perkembangan APM SMA/SMK/MA terlihat pada tabel sebagai berikut: : Tabel 2.29 Perkembangan APM SMA/SMK/MA Kabupaten Kendal Tahun 2006-2009 Tahun APK (%) r (%) 2006 38,00 2007 39,68 4,42% 2008 39,30-0,96% 2009 41,24 4,94% Sumber: Disdikpora Kabupaten Kendal 2010 II - 29

Angka putus sekolah SMA/SMK/MA di Kabupaten Kendal tahun 2009 relatif rendah yaitu 0,72% dibandingkan dengan seluruh murid SMA/SMK/MA. Kondisi ini menggambarkan bahwa kemampuan menyekolahkan anak di tingkat SMA cukup baik. Tabel 2.30 Angka Putus Sekolah SMA/SMK/MA Kabupaten Kendal Tahun 2006 2009 No Tahun II - 30 Angka Putus Sekolah 1 2006 1,28% 2 2007 1,00% 3 2008 0,89% 4 2009 0,72% Sumber: Disdikpora Kabupaten Kendal 2010 c).kualitas Kalitas pendidikan diukur melalui indikator angka kelulusan, SMA/SMK/MA yang terakreditasi, dan jumlah guru layak mengajar. Angka kelulusan SMA/SMK/MA di Kabupaten Kendal cenderung fluktuatif, secara rinci dikemukakan sebagai berikut : Tabel 2.31 Angka Lulus SMA/SMK/MA Kabupaten Kendal Tahun 2006 2009 No Tahun Angka Lulus 1 2006 96,08% 2 2007 97,08% 3 2008 96,03% 4 2009 97,84% Sumber: Disdikpora Kabupaten Kendal 2010 Tabel di atas menunjukkan bahwa angka kelulusan SMA/SMK/MA relatif baik dengan angka rata-rata 96,76%. Rata-rata nilai UN SMA/SMK/MA sebesar 7,27, secara rinci dikemukakan sebegai berikut :

Tabel 2.32 Rata-rata nilai UN SMA/SMK/MA Kabupaten Kendal Tahun 2006 2009 No Tahun II - 31 Rata-rata nilai UN 1 2006 7,24 2 2007 7,00 3 2008 7,46 4 2009 7,40 Sumber: Disdikpora Kabupaten Kendal 2010 Persentase guru SMA/SMK/MA layak mengajar cukup besar. Sedangkan guru SMA/SMK/MA yang bersertifikat mengajar relatif cukup besar. Gambaran kualitas guru SMA/SMK/MA terlihat pada tabel sebagai berikut: Tabel 2.33 Jumlah Guru SMA/SMK/MA Layak mengajar dan bersertifikat Kabupaten Kendal Tahun 2006 2009 No Tahun Layak Mengajar Bersertifikat 1 2006 78,26% 0,00% 2 2007 90,00% 10,21% 3 2008 90,00% 30,05% 4 2009 90,81% 42,00% Sumber: Disdikpora Kabupaten Kendal 2010 Jumlah guru SMA/SMK/MA yang bersertifikat di Kabupaten Kendal pada tahun 2009 sebesar 42,00%, hal ini menunjukkan kualitas guru cukup baik. Dalam upaya meningkatkan mutu penyelenggaraan pendidikan di Kabupaten Kendal maka telah ada RSBI untuk SMP yaitu SMP Negeri 2 Kendal dan SMP Negeri 1 Weleri dan tingkat untuk tingkat SMA yaitu SMA Negeri I Kendal, SMA Negeri I Boja dan SMA Pondok Selamat. Demikian pula dengan jumlah sekolah yang

telah dilakukan akreditasi sekolah dari tahun 2005 2009 adalah sebagai berikut : Tabel 2.34 Jumlah Sekolah TK SMA Yang telah Diakreditasi Kabupaten Kendal Tahun 2006 2009 No Jenjang Pendidikan 2006 2007 2008 2009 1 TK/RA/BA 50 2 6 4 2 SD 282 259 202 45 3 MI 92 - - 5 4 SMP 24 36 9 14 5 MTs 35 - - 3 6 SMA 8-6 7 7 SMK 6 7 14 3 8 MA 9-4 3 Jumlah 506 237 86 143 Sumber: Disdikpora Kabupaten Kendal 2010 Jumlah sekolah terkareditasi semakin tahun semakin memingkat sejalan dengan komitmen pemerintah Kabupaten Kendal dalam meningkatkan pendidikan yang berlualitas. 1.2. Kesehatan Berdasarkan data tahun 2005-2009 status kesehatan masyarakat Kabupaten Kendal menunjukkan penurunan, hal ini dapat dilihat meningkatnya indikator Angka Kematian Ibu (AKI), Angka Kematian Bayi (AKB) dan Angka Kematian Balita (AKABA). Nilai indikator AKB, AKABA, AKI dan UHH dalam kurun waktu tahun 2005-2009. Gambaran menurunnya status kesehatan masyarakat dapat dikemukakan sebagai berikut : II - 32

Tabel 2.35 Perkembangan Status Kesehatan Kabupaten Kendal 2005-2009 Indikat or AKB per 1.000 KLH AKABA per 1.000 KLH AKI per 100.000 KLH UHH (Tahun) 200 5 200 6 r 8,5 5,64 (0,3 4) 200 7 2,18 (0,6 1) r 2008 r 2009 r 1,08 1,27 0,18 2,14 0,69 0,4 (0,8 1) 53,5 7 54,2 6 0,01 34,9 3 (0,3 6) r rata - rata 5,5 1,52 6,7 0,22 0,20 149, 34 66,7 67,1 0,01 69,4 9 0,04 67,4 (0,0 3) Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Kendal 2009 3,28 128, 23 8,1 19,2 5 (0,1 4) 4,82 0,70 tda 0,00 3 Meningkatnya kematian ibu melahirkan antara lain disebabkan kesadaran masyarakat untuk memeriksakan kehamilan masih kurang, sulitnya akses pelayanan kesehatan, penanganan persalinan oleh tenaga non kesehatan dan terlambatnya penanganan rujukan. Sebagian besar kasus kematian ibu melahirkan terjadi di Kecamatan Plantungan dengan wilayah pegunungan dan akses trasnsportasi umum yang terbatas. Berdasarkan data capaian SPM bidang kesehatan, cakupan kunjungan ibu hamil K4 dari tahun 2005 2009 mengalami peningkatan dengan rata-rata kenaikan sebesar 0,05%. Pada tahun 2009 cakupan kunjungan ibu hamil K4 sebesar 91,27%. Capaian ini masih dibawah target SPM Kesehatan (Permenkes 741/2008) yaitu 95% pada tahun 2015. Sedangkan persentase cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan pada tahun 2009 sebesar 93,46%. Sementara itu cakupan ibu hamil II - 33

resiko tinggi yang dirujuk hanya 20%. Hal ini mengandung arti bahwa ibu hamil resiko tinggi banyak yang tidak dirujuk. Kondisi ini dapat meningkatkan jumlah kematian ibu melahirkan. Dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat maka salah satu yang dilakukan adalah meningkatkan gizi masyarakat. Dari tahun 2005-2009 jumlah penderita gizi buruk mengalami penurunan, dengan rata-rata penurunan per tahun sebesar 19,17%. Pada tahun 2005 jumlah gizi buruk sebanyak 128 balita turun pada tahun 2009 menjadi 15 balita. Walaupun terjadi penurunan pada balita gizi buruk, namun kondisi ini perlu diwaspadai. Hal ini dikarenakan jumlah balita bawah garis merah mengalami peningkatan setiap tahunnya. Pada tahun 2005 jumlah balita dengan BGM 1.172 balita meningkat pada tahun 2009 menjadi 1.368 balita. Deteksi dini gizi buruk dapat dilakukan melalui pemantauan berat badan balita. Berdasarkan hasil pemantauan berat badan balita, persentase balita yang ditimbang berat badannya naik dari tahun 2005-2009 mengalami penurunan, dengan rata-rata penurunan per tahun sebesar 0,03%. Pada tahun 2005 persentase balita yang ditimbang berat badannya naik sebesar 73,73% turun pada tahun 2009 menjadi 73,53%. Tabel 2.36 Perkembangan Status Gizi Balita Kabupaten Kendal Tahun 2005-2009 Uraian 2005 2006 2007 2008 2009 Jumlah balita Bawah Garis Merah (BGM) r ratarata 1.172 1.267 1.395 1.313 1.368 4,13 II - 34

Uraian 2005 2006 2007 2008 2009 Persentase Balita 73,73 73,76 74,05 72,97 73,53 yang ditimbang berat badannya naik Persentase balita 0,61 0,11 0,02 0,01 0,03 gizi buruk Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Kendal 2009 r ratarata (0,03) (0,34) Penurunan derajad kesehatan masyarakat yang terjadi di Kabupaten Kendal sedikit banyak berhubungan dengan kejadian penyakit menular yang mengalami peningkatan terutama kasus TB Paru, DBD, Polio dan Diare. Incident rate TB Paru dari tahun 2005 2009 cenderung mengalami penurunan, dengan rata-rata penurunan setiap tahunnya sebesar 2,36%. Pada tahun 2005 IR TB Paru per 10.000 penduduk sebesar 115 meningkat pada tahun 2009 menjadi 107 per 10.000 penduduk. Sedangkan penemuan kasus TB Paru (CDR=Case Detection Rate) ratarata setiap tahunnya mengalami penurunan sebesar 0,03%. Pada tahun 2005 TB Paru 46,05% menurun pada tahun 2009 menjadi sebesar 36,01%. Kondisi ini masih jauh dari target MDGs yaitu CDR TB Paru setiap tahunnya sebesar 90%. Sedangkan kesembuhan TB Paru juga meningkat setiap tahunnya sebesar 0,16 %. Pada tahun 2009 persentase kesembuhan TB Paru mencapai 84,96%. Beberapa kasus penyakit menular selain TB juga ditemukan mengalami peningkatan di Kabupaten Kendal. Sebagai contoh kasus IR DBD dari tahun 2005 2009 mengalami peningkatan rata-rata sebesar 24,92 % per tahun. Pada tahun 2005 IR DBD sebesar 0,02 per 10.000 penduduk meningkat pada tahun 2009 menjadi 0,06 per 10.000 penduduk. Angka kematian (CFR=Case fatality II - 35

Rate) DBD juga mengalami penurunan dengan rata-rata penurunan setiap tahunnya sebesar 0,47 %. Pada tahun 2009 CFR DBD sebesar 0,59%. Kasus pneumonia di Kabupaten Kendal mengalami peningkatan setiap tahunnya sebesar 0,79%. Jumlah pneumonia pada tahun 2005 sebesar 811 kasus meningkat pada tahun 2009 menjadi 54 kasus. Angka kematian pneumonia sangat tinggi dibandingkan dengan kasus yang lain. CFR pneumonia pada tahun 2005 sebesar 9,02% meningkat menjadi 59,8%. Sedangkan kasus AIDS selama tahun 2005 2009 mengalami peningkatan dari 4 kasus pada tahun 2005 menjadi 44 kasus pada tahun 2009. Demikian juga kasus penyakit IMS (Infeksi Melalui Hubungan Seksual) dalam hal ini GO dan Syphilis mengalami peningkatan. Pada tahun 2005 kasus IMS sebanyak 35 kasus meningkat menjadi 954 kasus pada tahun 2009. Penyakit menular di Kabupaten Kendal belum sepenuhnya dapat ditanggulangi dan penyakit tidak menular menunjukkan peningkatan yang cukup siginfikan. Kasus Diabetes Mellitus mengalami peningkatan cukup tinggi. Pada tahun 2005 kasus Diabetes Mellitus sebanyak 5.643 kasus meningkat pada tahun 2009 menjadi 12.862 kasus. Demikian juga kasus penyakit jantung dan pembuluh darah darah mengalami peningkatan. Kasus penyakit jantung dan pembuluh darah pada tahun 2005 sebesar 14.353 kasus meningkat menjadi 34.391 kasus. Ketersediaan prasarana dan sarana kesehatan sudah cukup memadai, namun kualitas pelayanan, baik layanan medis, non medis dan penyuluhan cara hidup sehat bagi masyarakat masih kurang. Pos Kesehatan Desa (Poskesdes) telah tersedia di setiap desa, data tahun 2009 berjumlah 149 unit. Di kecamatan tersedia Puskesmas, baik Puskemas induk sampai Puskesmas Keliling. Jumlah Puskesmas Induk tahun 2009 sebanyak 30 unit, II - 36

Puskesmas Pembantu sebanyak 52 unit, dan Puskesmas Keliling sebanyak 30 unit. Jumlah rumah sakit sebanyak 3 unit terdiri dari 1 unit RSUD tipe B, 1 unit rumah sakit swasta dan 1 unit rumah sakit khusus. Sedangkan jumlah tenaga kesehatan masih kurang dibandingkan kebutuhan. Berikut ini kebutuhan tenaga kesehatan berdasarkan 100.000 penduduk menurut Kepmenkes No 1202/Menkes/SK/VIII/2003 tentang Indikator Indonesia Sehat 2010, sebagai berikut: Tabel 2.37 Kebutuhan Tenaga Kesehatan Kabupaten Kendal Tahun 2009 No. Tenaga Kesehatan Jumlah Tenaga Kesehata Tahun 2009 Jumlah Kebutuhan Nakes per 100.000 Penduduk II - 37 Kebutuhan Nakes Di Kab Kendal Tahun 2009 Kekurangan Nakes Di Kab Kendal Tahun 2009 1 Dokter 94 40 430 336 Umum 2 Dokter 29 6 64 35 Spesialis 3 Dokter Gigi 22 11 118 96 4 Perawat 392 117 1259 867 5 Bidan 612 100 1076 464 6 Kesehatan 27 40 430 403 Masyarakat 7 Apoteker 8 10 107 99 8 Ahli Gizi 35 35 376 341 9 Ahli Penyehatan Lingkungan 39 40 430 391 Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Kendal 2009, diolah Sejak tahun 2007 Pemerintah Kabupaten Kendal telah mengalokasikan dana untuk pembiayaan pemeliharaan kesehatan dalam rangka menjamin akses masyarakat miskin terhadap pelayanan kesehatan melalui program

Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) dan Jaminan Kesehatan Daerah (Jamkesda). Dalam pelaksanaan Jamkesmas di Kabupaten Kendal masyarakat miskin yang ditanggung adalah yang terdaftar dalam kepesertaan Jamkesmas sesuai SK Bupati Nomor 440/731/2007 tentang Penetapan Jumlah Peserta Program Jaminan Kesehatan Masyarakat Kabupaten Kendal. Jumlah kuota peserta jamkesmas Kabupaten Kendal 2006 sebanyak 373.906 orang dengan alokasi dana sebesar Rp. 4,486 juta. Pada tahun 2007 sebanyak 246.666 orang dengan alokasi anggaran sebesar Rp. 4,198 juta. Pada tahun 2008 sebanyak 246.666 orang dengan alokasi dana sebesar Rp. 954,31 juta dan tahun 2009 sebanyak 246.666 orang dengan dana sebesar 2,959 juta. Pada tahun 2010 dengan alokasi dana sebesar Rp. 1,548 juta dengan jumlah peserta sebanyak 246.666 orang. Sedangkan pelaksanaan Jamkesda, masyarakat miskin yang ditanggung adalah yang terdaftar dalam kepesertaan Jamkesda tahun 2008 dengan jumlah sebanyak 91.479 orang dengan dana sebesar 2,192 juta, tahun 2009 sebesar 91.479 orang dengan dana sebesar 6,2275 juta dan kuota peserta Jamkesda Kabupaten Kendal tahun 2010 sebesar 91.479 orang dengan dana sebesar Rp. 7 milyar. 1.3. Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera 1) Keluarga Berencana Struktur umur penduduk termasuk berusia muda (65,4% penduduk berusia 20-40 tahun). Angka pertumbuhan penduduk tahun 2006-2009 cukup tinggi yaitu sebesar 2,86% per tahun. Lebih tinggi dari pada ratarata Provinsi Jawa Tengah (2009) sebesar 0,87%. Pertambahan penduduk terutama meningkatnya jumlah kelahiran, dari tahun 2006-2009 rata-rata per tahun II - 38

sebesar 4,3%. Rata-rata perempuan melahirkan (Total Fertility Rate (TFR) adalah 2,39%. Dengan kata lian ratarata Pasangan Usia Subur memiliki anak 2-3 anak selama umur produktifnya. Meningkatnya jumlah kelahiran dikarenakan kesadaran masyarakat ber-kb masih kurang. Pada tahun 2009 persentase keluarga mengikuti KB sebesar 54,48% menurun dibandingkan tahun 2009 yang mencapai 54,78%. Selain itu, prevalensi peserta KB aktif hanya 76,96% (2009) dan jumlah peserta KB sebanyak 23.372 orang dan jumlah Drop out KB sebesar 22.227 orang peserta. Sementara itu, partisipasi laki-laki dalam KB masih sangat kecil (1%). Pada tahun 2007-2009 persentase lakilaki berkb mengalami penurunan dari 1,26% (2007) menjadi 1,19% pada 2009. Sedangkan unmetneed (2009) masih cukup tinggi yaitu mencapai 13,4%. Tabel 2.38 Pelayanan Keluarga Berencana Kabupaten Kendal Tahun 2007 2009 No ( Indikator Kinerja Kunci) 2007 2008 2009 1 Total Fertility rate (TFR) 2,35 2,35 2,39 2 Prevalensi peserta KB 75,74 77,11 76,96 aktif (%) 3 % Laki-laki ber KB 1,26 0,5 1,19 4 Persentase Unmetneed (%) 14,73 13,37 13,4 5 Jumlah peserta KB baru (peserta) 19.199 21.687 23.372 6 Jumlah peserta KB Drop Out (peserta) 15.616 133.125 22.227 7 Persentase keluarga ikut KB. (%) - 54,78 54,48 Sumber: BPPPAKB Kabupaten Kendal 2009 II - 39

2) Keluarga Sejahtera Salah satu masalah penting adalah masih cukup tingginya keluarga Pra KS dan KS I (alasan ekonomi yang termasuk keluarga miskin). Persentase keluarga pra sejahtera dari tahun 2005-2009 mengalami penurunan sangat kecil, namun keluarga KS I justru mengalami peningkatan. Perkembangan keluarga sejahtera dari tahun 2005-2009 adalah sebagai berikut: Tabel 2.39 Perkembangan Keluarga Pra KS, KS I dan KS II Keatas Kabupaten Kendal Tahun 2005 2009 (%) Keluarga Sejahtera 2005 2006 2007 2008 2009 Keluarga Pr KS 51,20 50,60 45,24 44,25 42,13 Keluarga KS I 27,27 28,62 33,19 33,26 15,27 Keluarga KS II, III keatas 31,53 30,78 31,57 32,49 45,60 Sumber: BPPPAKB Kabupaten Kendal 2009 Program pemerintah Kabupaten Kendal dalam meningkatkan keluarga sejahtera adalah memberikan bantuan bagi Pra KS dan KS I. Persentase keluarga Pra KS dan KS I yang mendapat bantuan UPPKS (Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera) dari tahun 2007-2009 meningkat. Pada tahun 2007 persentase Pra KS dan KS I yang mendapat bantuan UPPKS sebesar 65,22% meningkat menjadi 73,74% (2009). 1.4. Sosial Masalah kemiskinan di Kabupaten Kendal menjadi salah satu masalah yang perlu mendapatkan perhatian dalam pembangunan daerah. Jumlah keluarga miskin pada tahun 2008 sebesar 59.456 KK meningkat menjadi sebesar 62.123 RTM tahun 2009. Perkembangan jumlah penduduk II - 40

miskin dan keluarga miskin dari tahun 2005-2009 dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 2.40 Jumlah Penduduk Miskin dan Keluarga Miskin di Kabupaten Kendal Tahun 2005-2009 No Jumlah Penduduk Miskin dan Kelurga Miskin Satuan 2005 2006 2007 2008 2009 1. Jumlah Penduduk Miskin a. Pedesaan Orang 169.500 230.248 230.965 204.677 207.767 b. Perkotaan Orang 4.449 13.417 6.660 10.301 6.215 2. Jumlah Keluarga Miskin a. Pedesaan KK 54.737 61.769 58.654 56.039 58.934 b. Perkotaan KK 2.657 3.596 3.732 3.417 3.189 Sumber : Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Kendal Tahun 2009 Permasalahan sosial yang terjadi di Kabupaten Kendal dalam kurun waktu 2005-2009, berdasarkan jenis PMKS mengalami penurunan sebesar 1,67% per tahun. PMKS yang mengalami penurunan adalah Anak Balita Terlantar sebanyak 838 balita turun menjadi 598 balita, wanita rawan sosial ekonomi (2005) sebanyak 6.745 orang turun menjadi 5.634 orang (2009), Anak Jalanan sebanyak 166 orang turun menjadi 31 orang, Keluarga Berumah Tak Layak Huni (tahun 2005) sebanyak 9.600 KK turun menjadi 7.139 pada tahun 2009). Masalah sosial yang menunjukan peningkatan adalah jumlah anak nakal, keluarga fakir miskin, tuna susila, korban penyalahgunaan narkotika, psikotropika dan zat adiktif (Napza). Tingkat perkembangan penyandang masalah kesejahteraan sosial dikemukakan pada tabel berikut ini: II - 41

N o Tabel 2.41 Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial di Kabupaten Kendal Tahun 2005-2009 Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial 1 Penyandang cacat 2005 2006 2007 2008 2009 II - 42 r ratarata Cacat tubuh 897 1.242 1.415 1.537 1.552 15,50 Cacat rungu 444 479 507 38 539 5,01 wicara Cacat tuna 516 649 673 658 614 5,14 netra Cacat Mental 362 490 529 520 495 9,20 reterdasi Cacat eks 241 263 242 298 364 11,61 phisikotik Cacat ganda 94 193 226 255 276 35,87 Cacat bibir 74 66 74 79 - - sumbing Jumlah 2.628 3.382 3.666 3.885 3.840 10,48 2 Jumlah anak 6.280 6.844 7.099 6.687 6.247 0,08 terlantar 3 Jumlah anak 503 465 96 567 426 94,71 nakal 4 Anak Balita 838 1.139 1.038 1.190 598-2,01 Terlantar 5 anak korban tindak kekerasan 4 4-10 - - 6 wanita rawan 6.745 6.595 6.747 5.993 5.634-4,27 sosial ekonomi 7 Anak Jalanan 166 71 96 60 31-26,96 8 Wanita Korban Tindak Kekerasan 897-30 49 - - 9 Lanjut Usia 7.840 8.155 8.341 8.238 - - Terlantar 10 Tuna Susila 288 302 58 297 360 89,34 11 Pengemis 38 40 55 37 35 1,16 11 Gelandangan 6 5 5 11 4 9,92

N o Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial 12 Korban penyalahgunaa n Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif (Napza) 13 Keluarga Fakir Miskin 14 Keluarga Berumah Tak Layak Huni 15 Keluarga Rentan 2005 2006 2007 2008 2009 r ratarata 23 18 1 11 14 227,7 7 57.39 65.305 62.38 59.45 62.12 2,28 4 6 6 3 9.600 6.895 6.849 6.431 7.139-5,98 607 925 1.032 993 819 10,66 93.85 100.14 97.49 93.91 87.27 Jumlah -1,67 7 5 9 5 0 Sumber : Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Kendal Tahun 2009 Jumlah PMKS yang telah ditangani selama 5 tahun mengalami penurunan sebesar 35,73%, tetapi dilihat dari seluruh PMKS, ternyata PMKS yang ditangani pada tahun 2009 hanya sebesar 15%. Pada tahun 2009 indikator masalah sosial yang telah ditangani Penyandang Cacat (427 orang), Jumlah Anak Terlantar (225 orang), Wanita Rawan Sosial Ekonomi (40 orang), Lanjut Usia Terlantar (20 orang), Tuna Susila (15 orang), Pengemis dan gelandangan (117 orang), Keluarga Fakir Miskin (576 orang) dan Keluarga Berumah Tak Layak Huni (12 orang). Jumlah PMKS di Kabupaten Kendal dapat dilihat pada tabel berikut ini: II - 43

Tabel 2.42 Banyaknya Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial yang sudah ditangani di Kabupaten Kendal Tahun 2005-2009 Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial 2005 2006 2007 2008 2009 1 Penyandang Cacat 70 500 347 447 427 2 Jumlah Anak Terlantar 292 290 175 275 225 3 Jumlah Anak Nakal - - - - - 4 Anak Balita Terlantar - - - - - No. 5 Anak Korban Tindak - - - - - Kekerasan 6 Wanita Rawan Sosial 45 60 - - 40 Ekonomi 7 Anak Jalanan - - - - - 8 Wanita Korban Tindak - - - - - Kekerasan 9 Lanjut Usia Terlantar 60 70-100 20 10 Tuna Susila - 72 33 44 15 11 Pengemis 120 124 108 118 117 Gelandangan 12 Korban Penyalahgunaan narkotika psikotropikan dan zat adiktif (napza) - - - - - 13 Keluarga Fakir Miskin 268 232 194 1.244 576 14 Keluarga Berumah Tak Layak Huni - - - - 12 Sumber : Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Kendal Tahun 2009 Penanganan permasalahan PMKS di Kabupaten Kendal belum optimal, hal ini disebabkan terbatasnya SDM aparat dan relawan dan belum optimalnya peran Potensi Sumber Kesejahteraan Sosial (PSKS). Potensi dalam bidang kesejahteraan sosial antara lain banyaknya panti sosial adalah 14 buah (tahun 2009). Selain itu PSKS yang dimiliki Kabupaten Kendal adalah Pekerja Sosial II - 44

Masyarakat (PSM) dan Wanita Pemimpin Kesejahteraan Sosial (WPKS), jumlah PSM sebanyak 877 orang (2009) dan WPKS jumlah sebanyak 331 pada tahun 2009. Dilihat dari jenis pekejaan PSM mayoritas bekerja sebagai karyawan pemerintah sebanyak 383 orang, sedangkan WPKS mayoritas bekerja sebagai pedagang. Jumlah potensi dan sumber kesejahteraan sosial, adalah sebagai berikut : Tabel 2.43 Potensi dan Sumber Kesejahteraan Sosial di Kabupaten Kendal Tahun 2005-2009 No. I Potensi dan Sumber Kesejahteraan Sosial Pekerja Sosial Masyarakat (PSM) II - 45 2005 2006 2007 2008 2009 1 Laki-laki 724 702 725 697 716 2 Perempuan 146 146 197 153 161 Jumlah PSM 870 848 922 850 877 3 Pekerjaan a. Karyawan Pemerintah 215 326 412 423 383 b. Karyawan Swasta 102 135 175 167 174 c. Buruh 106 28 76 63 87 d. Dagang 56 68 45 46 75 e. Tani/Nelayan - 160 182 140 132 f. Lain-lain 391 131 32 11 26 II Wanita Pemimpin Kesejahteraan Sosial 1 Jumlah WPKS 175 185 222 261 331 2 Pekerjaan a. PNS/ABRI 27 43 47 51 60 b. Kay.Swasta 28 53 55 56 59 c. Tani/Btani 20 32 23 28 39 d. Dagang 22 26 32 41 81 e. Lain-lain dan tidak Bekerja 78 31 65 86 92 3 Latihan a. Sudah 17 17 23 31 86 b. Belum 158 168 199 230 245 Sumber : Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Kendal Tahun 2009

Perhatian Pemerintah Kabupaten Kendal terhadap kondisi kesejahteraan sosial yang masih belum optimal, dan bantuan yang disalurkan setiap tahun secara rutin melalui Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi belum cukup menangani permasalahan. Tahun Anggaran 2009 bantuan kepada panti sosial sebesar Rp. 569,40 juta, bantuan untuk 13 (tigabelas) panti sosial anak asuh (PSAA), I (satu) panti sosial lanjut usia terlantar, 2 (dua) panti sosial penyandang cacat dan 2 (dua) panti sosial tuna sosial/karya. 1.5. Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Indikator penting untuk mengukur keberhasilan pembangunan yang responsif gender adalah menggunakan Indeks Pembangunan Gender (IPG) dan Indeks Pemberdayaan Gender (IDG) dengan skor nilai minimal 40 dan terbesar 80. Keberhasilan pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak di Kabupaten Kendal dapat diketahui dari besarnya nilai Indeks Pembangunan Gender (IPG) dan Indek Pembangunan Gender (IDG). Besarnya nilai IPG Kabupaten Kendal tahun 2006 sebesar 62,7 meningkat menjadi sebesar 63,9 pada tahun 2008, meningkat cukup baik. Namun demikian angka IPG tersebut lebih rendah daripada rata-rata Provinsi Jawa Tengah yaitu sebesar 64,6. Rendahnya IPG Kabupaten Kendal disebabkan masih rendahnya tingkat pendidikan perempuan dan rendahnya sumbangan perempuan terhadap ekonomi rumah tangga, lebih rendah dari lakilaki. Besarnya nilai IDG Kabupaten Kendal tahun 2006 sebesar 55,5, dan 56,9 pada tahun 2008, angka ini termasuk kategori menengah. Dibandingkan dengan ratarata IDG Propinsi Jawa Tengah tahun 2008 sebesar 59,7, maka IDG Kabupaten Kendal lebih rendah. Meskipun II - 46

perkembangan IDG selama dua tahun terakhir menunjukkan kenaikan, namun ada beberapa hal yang perlu mendapatkan perhatian, terutama terkait dengan rendahnya keterwakilan perempuan dalam politik; kualitas SDM perempuan (tingkat pendidikan) dan perbedaan upah perempuan dengan laki-laki. Jumlah anggota DPRD (periode 2004 2009) perempuan hanya 2 orang (4,5%) jumlah perempuan pekerja profesional, teknisi, kepemimpinan dan ketatalaksanaan sebesar 47,54%, persentase angkatan kerja perempuan adalah 36,1%. Perempuan dan anak yang sering menjadi korban kekerasan baik fisik dan mental perlu memiliki wadah perlindungan untuk menjamin hak-hak dan keselamatan serta memberdayakan mereka. Data kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak yang tercatat di Kabupaten Kendal pada tahun 2006 terdapat 60 kasus; Tahun 2007 terdapat 57 kasus; Tahun 2008 terjadi 102 kasus dan Tahun 2009 terjadi 121 kasus. Kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak merupakan fenomena gunung es, banyak kasus tidak dilaporkan oleh keluarga korban. Kecenderungan kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak meningkat dari tahun ke tahun. Maka perlindungan dan kesejahteraan anak semakin diperhatikan oleh pemerintah Kabupaten Kendal sesuai dengan amanat Undang-Undang No. 23 tahun 2003 tentang Perlindungan Anak dan Undang-Undang No. 23 tahun 2004 tentang Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT). Jumlah penduduk tahun 2009 yang termasuk kategori anak (kelompok umur 0-18 tahun) termasuk cukup besar yaitu (anak-anak) di Kabupaten Kendal cukup besar (30,59%) dari jumah penduduk sebanyak 952.011 jiwa. Terdapat kecenderungan pendidikan anak perempuan masih lebih rendah daripada laki-laki. Pada anak usia II - 47

sekolah (7-18 tahun) lama tahun sekolah anak laki-laki (7,8 tahun) lebih baik daripada anak perempuan (6,4 tahun). Kondisi ini dapat dimengerti karena budaya patriarkhi yang masih kuat mengakar dalam masyarakat, bahwa menyekolahkan anak laki-laki lebih diprioritaskan dibandingkan menyekolahkan anak perempuan. Kondisi di Kabupaten Kendal menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan (misalnya SMA/SMK/MA) lebih banyak anak laki-laki yang bersekolah daripada anak perempuan. Hal lain yang perlu mendapatkan perhatian adalah pelayanan kesehatan dan perlindungan anak dan perempuan dari kekerasan yang berbasis gender sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang No. 23 tahun 2004 tentang Penanggulangan Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT). 1.6. Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kabupaten Kendal terbagi dalam 265 desa dan 20 kelurahan dengan jumlah penduduk pada tahun 2008 sejumlah 951.388 orang, memerlukan perhatian khusus untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Dalam rangka meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pembangunan yang dilaksanakan diperlukan adanya lembaga kemasyarakatan yang berfungsi menampung dan menyalurkan aspirasi dan partisipasi masyarakat yang ada. Jumlah lembaga kemasyarakatan di tingkat kelurahan seperti RT, RW ataupun LPMK di Kabupaten Kendal setiap tahun menunjukkan kinerja meningkat. Pada tahun 2008 jumlah RT sebanyak 6.161 dan jumlah RW sebanyak 1.471. Kelembagaan masyarakat di tingkat kelurahan baik RT/RW, LPMK, BKM, PKK, Karang Taruna dan kelompok sosial lainnya belum dapat menjadi pelopor dalam pemberdayaan masyarakat. Hal itu dikarenakan antara lain belum optimalnya kinerja pengurus kelembagaan II - 48

masyarakat, belum meratanya reward dari pemerintah untuk pengurus lembaga masyarakat. Masalah lain adalah belum optimalnya kelembagaan sosial ekonomi di tingkat kelurahan, seperti Kelompok Usaha Bersama (KUBE), Usaha Simpan Pinjam, peningkatan keterampilan (life skills) dan penggunaan teknologi tepat guna dalam usaha ekonomi. Program program penanggulangan kemiskinan dan pemberdayaan masyarakat bertumpu pada peran kelembagaan di tingkat desa/kelurahan, baik Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perkotaan, pengembangan ekonomi masyarakat nelayan dan pengembangan UKM/ koperasi. Pembentukan lembaga keuangan mikro dikelola oleh koperasi maupun swadaya masyarakat dirasakan manfaatnya bagi kelompok rentan dalam masyarakat, antara lain buruh, nelayan kecil, pengolah ikan dan usaha mikro dan sektor informal. Selain itu dalam rangka pengguliran modal usaha terdapat UED-SP, koperasi simpan pinjam, Badan Kredit Kecamatan (BKK), Bank Perkreditan Rakyat (BPR) dan Baitul Mal Wa`tamwil (BMT) yang dikelola dengan prinsip-prinsip Syariah belum dapat optimal membantu masyarakat dalam meningkatkan kesejahteraannya. 1.7. Kebudayaan Urusan kebudayaan terkait dengan penanaman nilainilai budaya, perlindungan dan pemeliharan cagar budaya baik di daratan maupun di bawah air, pembinaan kesenian tradisional dan modern, menjalin kerjasama dengan berbagai daerah dan luar negeri. Gambaran kondisi kebudayaan Kabupaten Kendal adalah sebagai berikut: 1) Benda Cagar Budaya Benda cagar budaya di Kabupaten Kendal cukup banyak, yang terbagi dalam benda purbakala bergerak dan II - 49

tidak bergerak. Benda purbakala antara lain arca, yoni, lingga, dan alat upacara. Sedangkan benda purbakala yang tidak bergerak, yaitu Petilasan, Candi, Monumen, Situs, Masjid kuno, Bangunan Kuno, dan Gua. Jumlah benda cagar budaya di Kabupaten Kendal sejak tahun 2005 2009 mengalami peningkatan dari 29 unit tahun 2005 meningkat menjadi 59 unit pada tahun 2009. 2) Kesenian Tradisional Jumlah sanggar kesenian dan penggiat dan group kesenian dilihat pada tabel sebagai berikut: Tabel 2.44 Jumlah Sanggar Kesenian, Penggiat Seni dan Grup Kesenian Kabupaten Kendal Tahun 2006 2008 Keterangan 2006 2007 2008 Jumlah Sanggar 20 20 20 Kesenian Jumlah Penggiat 5.000 6.000 6.000 Seni Jumlah Grup 20 20 20 Kesenian Sumber : Disbudpar Kabupaten Kendal (2009) 1.8. Kependudukan Catatan Sipil Pelayanan administrasi kependudukan dan pencatatan sipil meliputi pelayanan pembuatan Kartu Tanda Penduduk (KTP), Kartu Keluarga (KK), akte kelahiran, akta perkawinan, akta perceraian, akta pengangkatan anak, akta kutipan kelahiran dan akta legalisasi. Pelayanan admininistrasi kependudukan dan pencatatan sipil ini secara umum menunjukkan peningkatan menjadi lebih baik, terutama proses pelayanan yang sederhana dan lebih cepat. Kepemilikan KTP di Kabupaten Kendal dalam kurun waktu 2005-2009 menunjukkan peningkatan, dari 410.331 orang (2005) menjadi 548.455 orang (2009). Persentase II - 50

kepemilikan KTP mengalami peningkatan dari sebesar 67,82% pada tahun 2005, menjadi 68,21% (804.053 orang) pada tahun 2009. Perkembangan kepemilikan KTP dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 2.45 Kepemilikan Kartu Tanda Penduduk di Kabupaten Kendal Tahun 2005-2009 No Kepemilikan KTP 2005 2006 2007 2008 2009 1 Jumlah penduduk berusia 17 tahun keatas/ telah menikah 605.030 644.954 618.722 627.942 804.053 2 Jumlah pemilik KTP 410.331 432.365 453.694 528.081 548.455 3 Jumlah penduduk belum memiliki KTP 194.699 212.589 165.028 99.861 255.598 4 % Kepemilikan KTP 67,82 67,04 73,33 84,10 68,21 Sumber: Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Kendal (2005-2009) Kondisi ini menunjukkan bahwa tingkat kesadaran masyarakat untuk mengurus kartu keluarga semakin baik. Secara rinci perkembangan kepemilikan KK di Kabupaten Kendal dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 2.46 Kepemilikan Kartu Keluarga di Kabupaten Kendal Tahun 2006-2009 No Uraian 2006 2007 2008 2009 1 Jumlah rumah 308.635 308.643 308.519 308.619 tangga/kepala Keluarga 2 Jumlah pemilik KK 305.765 305.834 305.588 305.903 3 Jumlah rumah tangga 2.870 2.809 2.931 2.716 belum memiliki KK 4 % Kepemilikan KTP 99,07 99,09 99,05 99,12 Sumber: Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Kendal (2006-2009) Kepemilikan akte kelahiran menunjukkan peningkatan dari sebanyak 436.518 orang menjadi 619.214 orang. Jika dibandingkan dengan jumlah penduduk, persentase II - 51

kepemilikan akte kelahiran menunjukkan peningkatan dari sebanyak 48,21% pada tahun 2005 menjadi sebesar 60,15% pada tahun 2009. Data kepemilikan akte kelahiran di Kabupaten Kendal dari tahun 2005-2009 dikemukakan pada tabel berikut : Tabel 2.47 Kepemilikan Akte Kelahiran di Kabupaten Kendal Tahun 2005-2009 N o Uraian 2005 2006 2007 2008 2009 1 Jumlah Penduduk 905.451 918.495 937.420 951.388 1.029.450 2 Jumlah pemilik akte 436.518 461.176 491.583 521.836 619.214 kelahiran 3 Jumlah penduduk belum memiliki akte kelahiran 468.933 457.319 445.837 429.552 410.236 4 % Kepemilikan akte kelahiran 48,21 50,21 52,44 54,85 60,15 Sumber: Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Kendal (2005-2009) Pelayanan pencatatan sipil di Kabupaten Kendal menunjukkan peningkatan kinerja yang semakin membaik dari tahun 2005-2009 jumlah permohonan akta kelahiran mengalami peningkatan dari 23.900 buah (2005) meningkat menjadi 56.074 buah pada tahun 2009. Perkembangan jumlah permohonan akta pencatatan sipil di Kabupaten Kendal dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 2.48 Permohonan Akta Catatan Sipil di Kabupaten Kendal Tahun 2005-2009 No Jenis akta catatan sipil 2005 2006 2007 2008 2009 1 Akta Kelahiran 23.900 19.573 20.868 25.167 56.074 2 Akta Perkawinan 100 73 67 92 50 3 Akta Perceraian 2 6 2 5 5 4 Akta Pengangkatan Anak 6 11 7 12 20 II - 52

No Jenis akta catatan sipil 2005 2006 2007 2008 2009 5 Akta Kutipan Kelahiran 76 222 94 234 164 6 Legalisasi 13.164 11.075 12.136 9.005 7.390 Sumber: Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Kendal (2005-2009) 1.9. Ketenagakerjaan Kondisi ketenagakerjaan pada tahun 2005-2010 menunjukkan peningkatan jumlah angkatan kerja dan pengangguran. Jumlah angkatan kerja meningkat dari 631.863 orang (2005) menjadi 643.056 orang pada tahun 2009. Sementara itu, jumlah pengangguran tahun 2005 sebesar 46.145 orang dan meningkat menjadi sebesar 53.660 orang (2009). Tingkat pengangguran terbuka meningkat dari 46.145 orang (2005), menjadi 53.660 orang pada tahun 2009. Gambaran ketenagakerjaan di Kabupaten Kendal tahun 2005-2009 dikemukakan pada tabel berikut : Tabel 2.49 Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas Menurut Kegiatan di Kabupaten Kendal Tahun 2005-2009 No Indikator Satuan 2005 2006 2007 2008 2009 1. Angkatan kerja Orang 631.863 634.643 637.435 640.239 643.056 2. Jumlah Pengangguran Orang 476.373 479.660 482.970 486.303 489.594 3. Kesempatan Kerja Orang 430.228 431.664 433.063 434.487 435.934 4. Penganggur Terbuka Orang 46.145 47.996 49.907 51.816 53.660 5. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) Orang - 61.382 61.382 61.382 61.382 6. Penempatan Tenaga Orang - 6.592 4.307 5.687 7.595 kerja (AKAD/ AKAN) 7. TKI Diluar Negri Orang 4.176 5.734 4.307 5.687 7.384 8. Jumlah Kasus PHK Kasus 3 11 3 3 3 9. Jumlah Tenaga Kerja yg PHK Orang 95 111 750 772 315 II - 53

No Indikator Satuan 2005 2006 2007 2008 2009 10. Rata - rata Kebutuhan Rupiah 614.000 625.000 702.900 702.900 768.421 Hidup Layak 11. Rata - rata Upah Rupiah 444.500 560.000 650.000 662.500 730.000 Minimum Kabupaten Sumber : Dinas Sosial, Tenaga kerja dan Transmigrasi Kabupaten Kendal Tahun 2010 Masalah dalam bidang ketenagakerjaan adalah rendahnya pendidikan para pencari kerja (rata-rata lulus SD/sederajad), keterampilan relatif terbatas sehingga tidak dapat bersaing dalam pasar kerja industri. Upaya penempatan tenaga kerja ke luar negeri dan antar daerah melalui mekanisme antar kerja antar negara (AKAN), antar kerja antar daerah (AKAD) dan antar kerja antar lokal (AKAL) menjadi salah satu pemecahan mengurangi penangguran di Kabupaten Kendal. Jumlah pengiriman tenaga kerja ke luar negeri cukup tinggi, pada tahun 2005 sebanyak 4.176 orang, meningkat menjadi 7.384 orang di tahun 2009, dengan tujuan ke Kawasan Timur Tengah dan Negara-Negara Asean. Namun demikian masih adanya TKI ilegal, hal ini disebabkan oleh kurangnya pemahaman prosedur pengiriman TKI melalui Disnakertransos. Masalah lain, tentang ketenagakerjaan adalah peningkatan pendidikan, keterampilan, perlindungan dan jaminan sosial tenaga kerja. Masalah pemutusan hubungan kerja (PHK) tahun 2006 menunjukkan angka yang cukup memprihatinkan yaitu mencapai 11 kasus dengan jumlah tenaga kerja di PHK mencapai 111 orang. Pada tahun 2007 terjadi PHK sebanyak 3 kasus dengan jumlah tenaga kerja di PHK sebanyak 750 orang, dan pada tahun 2008 terjadi PHK sebanyak 3 kasus dengan jumlah yang di PHK sebanyak 772 orang. Tahun 2009 PHK sebanyak 3 kasus dengan jumlah tenaga kerja di PHK sebanyak 315 orang. II - 54

Sebagian besar angkatan kerja bekerja (2009) di sektor jasa yaitu sebanyak 649.592 orang (53%), pada usaha perdagangan sebanyak 416.719 orang (34%), usaha industri 122.564 orang (10%), dan lapangan kerja lainya sebanyak 37.772 orang (3%). Hal lain tidak kalah penting adalah jumlah tenaga kerja yang bekerja di sektor informal, jumlahnya lebih banyak dari pada tenaga kerja yang bekerja di sektor formal. Tenaga kerja yang bekerja di sektor informal baik dalam sektor usaha pertanian (dalam arti luas), perdagangan, jasa dan lainnya tidak terdata dengan baik. Pekerja sektor informal pada umumnya belum mendapatkan jaminan keselamatan kerja dan perlindungan sosial bagi pekerja. Jumlah pencari kerja menunjukkan peningkatan, yaitu pada tahun 2007 tercatat 11.202 orang meningkat menjadi sebesar 11.225 orang tahun 2008. Pada semester I tahun 2009 tercatat sebanyak 5.166 orang mencari pekerjaan. Berdasarkan tingkat pendidikan sebagian besar berpendidikan SD dan SLTP/sederajad, jumlah pencari kerja berpendidikan SD dan SLTP (3.576 orang), SLTA (1.328 orang) dan perguruan tinggi (Sarmud/Diploma/Sarjana) hanya 262 orang. Jumlah pencari kerja sebagian besar berumur 20-29 tahun (3.030 orang), sedangkan yang berumur 30-34 tahun sebanyak 1.471 orang, dan sekelompok umur 15-19 tahun (665 orang). Dengan demikian pencari kerja mendekati ideal pada kisaran umur 20-44 tahun, selengkapnya dikemukakan sebagai berikut : II - 55

Jenis Kelamin Jenis Pendidikan Kelompok Umur Tabel 2.50 Banyaknya Pencari Kerja Kabupaten Kendal Tahun 2005 2009 Pencari Kerja 2005 2006 2007 2008 2009 Laki-laki 3.727 3.373 3.396 6.646 1.010 Perempuan 7.081 9.170 6.898 4.556 4.156 Jumlah 10.808 12.543 10.294 11.202 5.166 SD/Sederajat 1.285 1.962 1.172 176 1.146 SMP/Sederajat 2.990 4.446 2.952 611 2.430 SMA/Sederajat 4.075 4.278 4.184 5.566 1.328 Akademi/Sederajat 1.123 934 890 2.496 123 S1/Sederajat 1.158 922 1.095 2.353 136 S2/Sederajat 177 1 1 3 3 15-19 tahun 3.345 3.078 1.295 774 665 20-29 tahun 4.955 7.020 5.859 3.172 3.030 30-44 tahun 2.508 2.349 3.032 5.566 1.471 45-54 tahun 0 78 97 1.690 0 55 tahun keatas 0 18 11 0 0 Sumber: Dinsos Nakertrans Kabupaten Kendal Tahun 2009 1.10. Kepemudaan dan Olahraga Pemuda merupakan generasi penerus, penanggung jawab dan pelaku pembangunan masa depan. Kekuatan bangsa di masa mendatang tercermin dari kualitas sumber daya pemuda saat ini. Di Indonesia (Susenas, 2007), sekitar 2% jumlah pemuda tidak pernah sekolah, 16 persen masih bersekolah, dan 82% sudah tidak bersekolah lagi. Dari keseluruhan jumlah pemuda, sekitar 2,36% diantaranya buta huruf. Selanjutnya jika dilihat dari jenjang pendidikan yang ditamatkan, masing-masing sekitar 34,7%, 26,9%, 24,4%, dan 3,73% pemuda yang tamat SD, SLTP, SMA, dan perguruan tinggi. Sementara itu, pemuda yang tidak berpendidikan (tidak pernah sekolah dan tidak tamat SD) sekitar 10,36%. Masalah lainnya adalah rendahnya minat baca di kalangan pemuda yaitu sekitar 37,5%, rendahnya tingkat partisipasi angkatan kerja (TPAK) pemuda yaitu sekitar 65,9%, II - 56

tingginya tingkat pengangguran terbuka pemuda yang mencapai sekitar 19,5%, dan maraknya masalah-masalah sosial di kalangan pemuda, seperti kriminalitas, premanisme, narkoba, psikotropika dan HIV/AIDS. Berdasarkan data tahun 2010 jumlah penduduk usia muda (15-30 tahun) mencapai 27,38% (294.790 jiwa) dari total jumlah penduduk. Angka ini lebih kecil dibandingkan dengan jumlah penduduk usia muda pada tahun 2009 yang mencapai 25,58% atau 297.032 jiwa. Potensi pemuda yang cukup besar dapat menjadi pendorong dalam mewujudkan keberhasilan pembangunan apabila potensi tersebut dikembangkan secara baik dan berkelanjutan, sebaliknya apabila potensi cukup besar tersebut tidak dikembangkan secara baik akan menjadi hambatan serta menimbulkan permasalahan-permasalahan yang menyangkut pemuda seperti penyalahgunaan narkoba, kenakalan remaja maupun tindakan kriminal. Pembinaan organisasi kepemudaan dilakukan dengan melakukan pemberdayaan organisasi kepemudaan dan organisasi keolahragaan. Jenis dan jumlah organisasi kepemudaan dan olahraga di Kabupaten Kendal berdasarkan data tahun 2006 2008 dapat disajikan dalam tabel berikut ini. Tabel 2.51 Jumlah Organisasi Kepemudaan dan Olahraga Di Kabupaten Kendal Tahun 2006 2008 No Jumlah Organisasi 2006 2007 2008 1 Organisasi Kepemudaan 60 62 62 2 Organisasi Karang Taruna 285 285 285 3 Organisasi Olahraga 1.663 1.704 1.704 Sumber Data : Kabupaten Kendal Dalam Angka 2008 II - 57

Pengembangan kepemudaan juga dilakukan dengan melakukan kegiatan-kegiatan yang mendorong kreativitas dan jiwa kewirausahaan generasi muda. Kegiatan tersebut adalah mengadakan kegiatan pengembangan bakat dan minat generasi muda seperti PORSENI Pelajar Tingkat Kabupaten, lomba cerdas cermat antar pelajar SLTA, dialog interaktif pemuda terkait dengan wawasan kebangsaan, pementasan langensuara nilai-nilai Pancasila dan lomba resensi wawasan kebangsaan tingkat SLTA se Kabupaten Kendal pada tahun 2008. Kegiatan kepramukaan sebagai wadah pemuda dalam mengembangkan organisasi kepanduan di Kabupaten Kendal difasilitasi oleh beberapa institusi, antara lain Kepolisian dengan Pramuka Saka Bhayangkara, Dinas Kesehatan dengan Pramuka Saka Husada, Dinas Kehutanan dengan Pramuka Saka Wanabakti, dan kegiatan Pramuka yang diselenggarakan oleh masingmasing sekolah. Beberapa permasalahan yang masih muncul dalam pembangunan kepemudaan di Kabupaten Kendal, antara lain 1) masih rendahnya kualitas pemuda, hal ini tercermin prestasi pemuda di bidang pendidikan, bakat minat maupun olah raga belum sesuai harapan, 2) jiwa kewirausahaan di kalangan pemuda masih rendah, 4) koordinasi antar organisasi pemuda dan pemberdayaan organisasi pemuda belum maksimal. Berbagai institusi kepemudaan sebagai organisasi kemasyarakatan memiliki potensi yang dapat dikembangkan dan diarahkan untuk mendorong dan mendukung pengembangan generasi muda, baik dalam hal peningkatan produktivitas, prestasi, maupun daya kreatifitas sehingga pada saatnya akan mampu menjadi wadah bagi pengembangan kesejahteraan generasi muda. Namun dalam pelaksanaannya, kegiatan kepemudaan II - 58

kurang terkoordinir sehingga respon institusi kepemudaan terhadap perkembangan situasi lingkungan rendah. Kondisi keolahragaan di Kabupaten Kendal belum menunjukkan prestasi yang menggembirakan, hal ini terbukti selama beberapa tahun terakhir atlet olahraga belum menunjukkan prestasi yang diharapkan ditingkat provinsi maupun nasional. Prestasi yang diraih Kabupaten Kendal antara lain adalah Juara umum satu (1) Lomba Tri Lomba Juang tingkat Jawa Tengah tahun 2007 dan Peningkatan peringkat pada POPDA Tingka Provinsi Jawa Tengah Tahun 2008. Belum terwujudnya prestasi olahraga dikarenakan pembinaan dan pembibitan atlet berprestasi di beberapa cabang olah raga belum optimal dan dukungan peran serta organisasi olahraga di Kabupaten Kendal dalam meningkatkan prestasi atlet masih rendah. Pola-pola pembibitan olahraga belum berdampak secara baik terhadap penyiapan dan regenerasi atlet. Pekan Olahraga di tingkat Sekolah Dasar, Pekan Olahraga Pelajar, Pekan Olahraga Pondok Pesantren, baik di tingkat Daerah maupun Nasional belum menjadi media bagi rekrutmen atlet, khususnya di Kabupaten Kendal. Salah satu kendalanya adalah keterbatasan sarana dan prasarana pendukung. 1.11. Ketransmigrasian Penyelenggaraan transmigrasi dilaksanakan melalui kerjasama antar provinsi dan kabupaten/kota daerah asal dengan provinsi dan kabupaten daerah tujuan, kerjasama ini diwujudkan dalam bentuk Memorandum of Understanding (MoU). Kabupaten Kendal pada tahun 2005-2009 telah mewujudkan MoU dengan 2 daerah tujuan transmigrasi. Di Kabupaten Kendal belum tersedia Pusat Informasi Ketransmigrasian, Sistem Informasi Ketransmigrasian dan jumlah kegiatan Komunikasi, II - 59

Informasi dan Edukasi (KIE) Ketransmigrasian juga belum dilaksanakan. Jumlah calon transmigran yang terdaftar tahun 2005-2009 cenderung mengalami penurunan. Pada tahun 2008 jumlah calon transmigran yang mendaftar sebanyak 46 KK, menurun menjadi 41 KK di tahun 2009. Pada tahun 2009 transmigran yang diberangkatkan di Kabupaten Kendal terdiri dari Transmigrasi umum (15 KK atau 51 jiwa), jumlah ini menurun dibanding tahun 2008 yaitu transmigran yang diberangkatkan sebanyak 20 KK atau 74 jiwa. Sedangkan jumlah transmigran yang diberangkatkan dalam kurun waktu yang sama juga mengalami penurunan, calon transmigran yang berhasil di berangkatkan, hanya 30% saja. Menurunnya jumlah transmigran di Kabupaten Kendal disebabkan oleh kurangnya kemampuan calon transmigran mengikuti program transmigrasi swakarsa mandiri, dengan membayarkan sejumlah uang selain ada biaya dari pemerintah. Tabel 2.52 Kinerja Urusan Ketransmigrasian di Kabupaten Kendal Tahun 2005 2009 No Indikator Satuan 2005 2006 2007 2008 2009 a. Jumlah Calon Transmigran yang mendaftar Jumlah Rumah Tangga Jumlah Calon Transmigran b. Jumlah Transmigran yang diberangkatkan Berdasarkan KK 45 70 55 46 41 Jiwa 180 280 210 138 273 II - 60

No Indikator Satuan 2005 2006 2007 2008 2009 Jenis Transmigrasi 1 Transmigrasi umum Jumlah Rumah KK 21 11 15 20 15 Tangga Jumlah Jiwa 86 40 60 74 51 Transmigran 2 Transmigrasi Swakarsa Mandiri Jumlah Rumah KK - 3 - - - Tangga Jumlah Jiwa - 12 - - - Transmigran Jumlah Total Jumlah Rumah KK 21 14 15 20 15 Tangga Jumlah Transmigran Jiwa 86 52 60 74 51 Sumber : Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Kendal (2009) 2. Kelompok Pelayanan Umum 2.1. Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri Perkembangan demokratisasi dan dinamika perubahan politik di Kabupaten Kendal semakin meningkat semenjak berlakunya otonomi daerah pada tahun 2001. Meningkatnya keterbukaan informasi publik, perkembangan partai politik, pemilihan langsung Gubernur dan Bupati dan meningkatnya lembaga swadaya masyarakat (LSM) sebagai penyalur aspirasi dan kepentingan masyarakat meningkat cukup baik. Keberhasilan pelaksanaan langsung Pemilihan Kepala Daerah (Pemilukada) Gubernur Jawa Tengah 2008, Pemilihan Umum Legislatif dan Pemilihan Presiden secara II - 61

langsung tahun 2009 telah dapat dilaksanakan dengan baik, terutama penyelenggaraannya oleh KPUD dan pelaksana di tingkat desa/kelurahan oleh KPPS. Jumlah tempat pemungutan suara (TPS) pada pemilihan umum di Kabupaten Kendal sebanyak 2.566 unit dengan jumlah pemilih sebanyak 727.107 orang. Pelaksanaan Pilpres tahun 2009 telah dapat diselesaikan dalam satu putaran dan tidak menimbulkan konflik horizontal yang dapat merugikan kegiatan sosial ekonomi masyarakat. Hal yang menggembirakan adalah tingkat partisipasi politik masyarakat dalam penggunaan hak pilih termasuk kategori cukup baik, hal ini diketahui antara lain dari penyelenggaraan kegiatan dan tingkat penggunaan hak pilih (electoral rate) dalam masyarakat. Dari hasil Pemilukada Gubernur Jawa Tengah tahun 2008 sebesar 68,6% suara sah pemilih di Kabupaten Kendal. Pada Pemilu Legislatif tahun 2009 sebesar 63,82% dan suara sah dalam Pemilu Presiden sebesar 68,70% suara sah termasuk kategori partisipasi politik secara baik. Hal ini karena kesiapan KPUD, petugas pelaksana di KPPS dan petugas TPS di tingkat desa/kelurahan. Pada Pemilukada Bupati Kabupaten Kendal yang diselenggarakan pada tahun 2010 terdapat sebanyak 65,47% suara sah dari pemilih dan dapat diselesaikan dalam satu putaran. Disamping itu, pasca kegiatan pemungutan suara tidak menimbulkan gejolak sosial dan konflik horizontal dalam masyarakat. Masalah peningkatan kesadaran hak warga negara, pengembangan wawasan kebangsaan dan pendidikan politik masyarakat memerlukan dukungan dan fasilitasi pemerintah Kabupaten Kendal dimasa mendatang, agar kesadaran hukum dan hak asasi manusia (HAM). Peningkatan pendidikan politik bagi kalangan genderasi muda, kaum perempuan dan masyarakat desa diarahkan II - 62

pada peningkatan kesadaran dasar negara, kesadarn hidup bernegara sangat diperlukan dalam rangka mewujudkan kesadaran hukum dan HAM. Pengembangan kelembagaan pemuda dan ormas telah mendapatkan fasilitasi dan pembinaan cukup baik dari SKPD. Kejadian dan kasus kriminal dalam masyarakat di Kabupaten Kendal termasuk rendah, sejalan dengan meningkatnya sistem keamanan lingkungan (Siskamling) dan program kemitraan Polisi dan masyarakat sampai dengan tingkat desa dan kelurahan. Sejak tahun 2005 secara nasional jumlah polisi semakin ditingkatkan dengan pembentukan Kepolisian Sektor di setiap kecamatan dan penempatan petugas Babinsa (Bintara Pembina Desa/ Kelurahan) dari TNI di setiap desa/kelurahan. Meningkatnya jumlah personil Rakyat Terlatih (Ratih) dan Perlindungan Masyarakat (Linmas) setiap tahun dilakukan pelatihan dan fasilitasi peralatan pendukung operasional. Anggota rakyat Terlatih (Ratih) dan Perlindungan Masyarakat (Linmas) yang tersebar di 265 desa dan 20 kelurahan serta 20 kecamatan di Kabupaten Kendal. Jumlah Pos Kamling di Kabupaten Kendal (2009) lebih kurang sebanyak 1.530 unit dan masing-masing desa/kelurahan yang telah memiliki kelompok Ratih dan Linmas ditingkatkan keterampilan dan kapasitasnya, terkait dengan upaya penanggulangan penyakit masyarakat (pekat), perlindungan masyarakat, pengurangan resiko dan penanggulangan bencana alam dan sosial yang mungkin timbul. 2.2. Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian, dan Persandian II - 63

1) Otonomi Daerah Penyelenggaraan urusan pemerintahan setiap tahun dilaporkan kepada pemerintah provinsi dan pusat serta masyarakat untuk mengetahui perkembangan dan permasalahan yang dihadapi dalam bentuk Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD), Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) dan Informasi Laporan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah (ILPPD) seperti yang disebut dalam PP No. 3 tahun 2007 tentang Pedoman Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Kepada Pemerintah, Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Kepala Daerah Kepada DPRD, dan Informasi Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Kepada Masyarakat. Penyelenggaraan urusan tersebut tidak terlepas dari kapasitas daerah dalam menangani 34 urusan kewenangan. Kapasitas pemerintah daerah dalam melaksanakan urusan kewenangan wajib dan kewenangan pilihan, tentunya sangat dipengaruhi oleh sumberdaya manusia aparatur (PNS), kelembagaan daerah, kemampuan dan sumber pendanaan daerah/kemampuan fiskal daerah, dan potensi lain yang mempengaruhi kapasitas daerah. Penyelenggaraan pemerintahan daerah menyangkut segenap urusan kewenangan pemerintah umum, urusan dekonsentrasi dan tugas pembantuan termasuk pembinaan kamtibmas dilaksanakan dengan penuh tanggungjawab. Dalam rangka mewujudkan sistem pemerintahan yang baik telah disusun Peraturan Daerah dan Peraturan Bupati agar dapat memberikan jaminan kepastian hukum bagi aparatur dan masyarakat di daerah. Sejak tahun 2006-2010 Kabupaten Kendal telah menyusun Peraturan Daerah (Perda) sebanyak 85 buah, Peraturan Bupati (Perbup) sebanyak 327 buah dan II - 64

Keputusan Bupati sebanyak 3.687 buah, masing-masing secara terinci dikemukakan sebagai berikut : Tabel 2.53 Jumlah Peraturan Daerah dan Peraturan Bupati di Kabupaten Kendal Tahun 2006 2010 No Tahun Perda Perbup Keputusan Bupati 1. 2006 20 38 613 2. 2007 30 111 767 3. 2008 15 98 873 4. 2009 8 59 848 5. 2010 12 21 586 Jumlah 85 327 3.687 Sumber Data : Bagian Hukum Setda Kabupaten Kendal (2010) Kebijakan pembaharuan peraturan daerah (Perda) dan Peraturan Bupati (Perbup) merupakan tuntutan dalam peningkatan tata pemerintahan daerah pada era reformasi ke dua, agar segenap peraturan perundangan daerah dapat sesuai dengan tata perundangan nasional yang baru dan mengurangi ketidakpastian dalam pelayanan publik serta menjamin kepastian hukum di daerah. Dengan penataan peraturan perundangan daerah maka penyelenggaraan tugas pemerintahan dan pelayanan publik oleh SKPD dapat lebih terjamin, pelayanan lebih baik dan mudah. 2) Pemerintahan Umum Penyelenggaraan pemerintahan umum mengacu pada upaya peningkatan pelayanan kepada masyarakat di Kabupaten Kendal sesuai dengan amanat UU No 25 tahun 2009 tentang Pelayanan Publik. Penyelenggaraan pelayanan publik telah ditingkatkan secara lebih transparan dan akuntabel. Peningkatan pelayanan perijinan secara terpadu dilakukan oleh Kantor Pelayanan Perijinan Terpadu (OSS) telah melayani lebih II - 65

kurang 18 jenis perijinan. Selain itu pelayanan administrasi pemerintahan, administrasi kependudukan dan pencatatan sipil, pelayanan air bersih oleh Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) dan fasilitasi bagi pelayanan listrik, persampahan dan pemadam kebakaran. Peningkatan kerjasama antar pemerintah daerah, yaitu Kabupaten Kendal dengan kabupaten/kota sekitarnya dalam wadah kerjasama Kedungsepur (kerjasama antara Kabupaten Kendal, Kota Semarang, Kabupaten Semarang, Demak dan Kabupaten Grobogan), kerjasama dengan dunia usaha, BUMN/BUMD semakin penting di masa mendatang. Tujuan peningkatan kerjasama adalah meningkatkan promosi potensi unggulan daerah, penanaman modal, pengembangan pariwisata dan pengelolaan potensi sumber daya alam di Kabupaten Kendal. 3) Keuangan Daerah Gambaran pendapatan asli daerah (PAD) Kabupaten Kendal dari tahun ke tahun menunjukkan pertumbuhan positif, perkembangan pendapatan daerah mengalami peningkatan cukup signifikan. Pendapatan asli daerah (PAD) tahun 2005 sebesar Rp.38.362.165 juta meningkat menjadi sebesar Rp. 75.773.781 juta pada tahun 2010, atau mengalami peningkatan sebesar Rp. 37.411.616 juta (97,52%). Dengan rata-rata pertumbuhan per tahun sebesar 19,50%. Tiga sumber pendapatan asli daerah yang terbesar adalah retribusi daerah, pajak daerah dan pendapatan lain yang syah. Pendapatan daerah dari bagi setoran hasil perusahaan milik daerah dan hasil pengelolaan kekayaan daerah masih relatif kecil dibandingkan sumber-sumber pendapatan asli daerah II - 66

lainnya. Perincian masing-masing sumber pendapatan asli daerah, sebagai berikut : Tabel 2.54 Perincian Pendapatan Asli Daerah (PAD) Berdasarkan Jenis Sumber Pendapatan Kabupaten Kendal Tahun 2005 2009 (juta Rp) No Pendapata n Asli Daerah 2005 2006 2007 2008 2009 1 Pajak 9.911.502 17.052.569 28.750.590 19.835.901 19.575.799 Daerah 2 Retribusi Daerah 18.548.386 26.453.618 26.750.596 30.028.908 38.433.218 3 Hasil Perusahaan Milik Daerah dan Pengelolan Aset Daerah. 4.370.465 2.601.868 1.752.476 2.876.310 3.596.623 4 Pendapatan Lain yang Syah 5.531.810 17.221.951 19.201.073 13.500.795 15.200.072 Jumlah PAD 38.362.165 63.330.008 75.741.768 66.241.915 76.805.714 Sumber : APBD Kab. Kendal (2010). Peningkatan pendapatan daerah dari retribusi daerah, menunjukkan peningkatan dari sebesar Rp. 18,54 milyar pada tahun 2005 menjadi sebesar Rp. 38,43 milyar pada tahun 2009 atau meningkat sebesar Rp. 19,88 milyar dalam waktu empat tahun atau tumbuh sebesar 107,20%, atau rata-rata 21,44% per tahun. Sementara itu, pendapatan dari pos pajak daerah menunjukkan peningkatan yang cukup baik, yaitu sebesar Rp. 9,91 milyar tahun 2005 meningkat menjadi sebesar Rp. 19,57 milyar tahun 2009 atau meningkat sebesar Rp 9,66 milyar dalam waktu empat tahun (97,47%), atau rata-rata sebesar 24,36% setiap tahun. II - 67

Peningkatan pendapatan dari pajak daerah lebih baik daripada peningkatan pendapatan daerah dari pos retribusi daerah. Karena meningkatnya pajak daerah menunjukkan pada peningkatan wajib pajak dan sekaligus menggambarkan perkembangan sektor riil di daerah. Sumber pendapatan lain yang dapat menjadi andalan pemerintah Kabupaten Kendal dari pos pendapatan daerah lain yang sah, perkembangan dari tahun 2005 sebesar Rp. 5.53 milyar pada tahun 2005 meningkat menjadi sebesar Rp. 15,20 milyar pada tahun 2009, menunjukkan perkembangan yang baik. Namun demikian, perbandingan besarnya pendapatan asli daerah (PAD) sebesar Rp.75.74 milyar (11,68%), pendapatan dari dana perimbangan sebesar Rp. 532, 15 milyar (82,09%) dan pos pendapatan dari pendapatan daerah lain yang sah sebesar Rp. 40.33 milyar (6,22%) pada tahun 2007 meningkat menjadi lebih baik pada tahun 2009 dengan PAD sebesar Rp. 75,25 milyar (9,66%), dana perimbangan sebesar Rp. 643,61 milyar (82,63%) dan pos pendapatan daerah lain yang sah sebesar Rp 60,03 milyar (7,71%). Dengan demikian maka diketahui pendapatan daerah Kabupaten Kendal termasuk kemampuan fiskal rendah (antara 9,12 11,68%). Upaya meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD) dilakukan oleh Kabupaten Kendal melalui kebijakan manajemen keuangan daerah dilakukan dengan melakukan intensifikasi dan ekstensifikasi sesuai dengan UU No. 28 tahun 2009 tentang Pajak dan Retribusi Daerah. Disisi lain dilakukan peningkatan efisiensi dan manajemen penggunaannya, sehingga alokasi anggaran berdasarkan prioritas program pembangunan daerah. Peningkatan pengelolaan keuangan daerah dan efisiensi harus didukung melalui kebijakan manajemen keuangan II - 68

yang baik, peningkatan pengendalian dan pengawasan dari DPRD dalam proses penetapan, pelaksanaan dan perhitungan APBD setiap tahun anggaran. Dimasa mendatang pemerintah Kabupaten Kendal dengan berdasarkan kebijakan pengaturan keuangan daerah harus mendapatkan sumber-sumber pendanaan baru bagi pembangunan daerah dari pinjaman daerah dan obligasi daerah. 4) Aparatur Daerah dan Kepegawaian Aparatur pemerintah daerah merupakan perangkat daerah yang menjadi pelaksana semua urusan penyelenggaraan pemerintahan di Kabupaten Kendal. Aparatur daerah semua urusan dilaksanakan oleh SKPD. Penyelenggaraan urusan dilakukan oleh Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) terdiri dari 4 unit badan, 15 unit dinas, 9 unit kantor, dua unit sekretariat dan 1 inspektorat. Jumlah kecamatan sebanyak 20 unit, 265 desa dan 20 kelurahan. Upaya peningkatan aparatur pemerintah desa/kelurahan semakin ditingkatkan, terutama dalam pelayanan umum, kamtibnas dan pengembangan swadaya masyarakat dalam pembangunan desa/kelurahan. Jumlah PNS di Kabupaten Kendal pada tahun 2009 berjumlah 12.910 orang, terdiri dari laki-laki sebanyak 6.858 orang dan perempuan sebanyak 6.052 orang, sebagian besar terdiri dari tenaga pendidik (guru) dan petugas kesehatan. Dengan jumlah penduduk sebanyak 952.011 orang, maka diketahui perbandingan jumlah aparatur dengan penduduk diketahui sebesar 1 : 69, menunjukkan tingkat perbandingan yang baik. Berdasarkan kepangkatan dan golongan kepegawaian maka sumber daya aparatur pemerintah daerah termasuk baik, karena sebagian besar PNS golongan III II - 69

dan Golongan IV. Perincian kepangkatan PNS, dapat dikemukakan sebagai berikut : Tabel 2.55 Jumlah PNS dirinci menurut Kepangkatan di Kabupaten Kendal Tahun 2005 2009 No Kategori 2005 2006 2007 2008 2009 1 Golongan I 147 135 124 295 309 2 Golongan II 2.104 2.119 2.145 2.641 2.777 3 Golongan III 5.847 5.815 5.935 5.528 6.110 4 Golongan IV 1.230 1.231 1.343 2.421 3.714 Jumlah Total 9.328 9.300 9.547 10.885 12.910 Sumber: Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Kendal (2009) Berdasarkan kepangkatan aparatur maka diketahui sebagian besar termasuk kategori yang baik, yaitu Golongan III sebanyak 6.110 orang dan Golongan IV sebanyak 3.714 orang. Aparatur pemerintah golongan III dan golongan IV termasuk penentu kebijakan dalam pelayanan publik dan perencana program-program dalam pembangunan daerah. Perkembangan kondisi ini menggambarkan peningkatan kemampuan aparatur dalam perencanaan pembangunan dan pelayanan umum yang semakin baik di Kabupaten Kendal. Kualifikasi dan kapasitas PNS diketahui dari tingkat pendidikan yang ditamatkan. Semakin baik pendidikan PNS maka kapasitas dan kapabilitasnya dalam pelayanan publik dan pelaksanaan tugas manajerial pembangunan daerah semakin baik. Perincian pendidikan PNS dapat dikemukakan sebagai berikut : II - 70

Tabel 2.56 Jumlah PNS dirinci menurut Pendidikan yang Ditamatkan Kabupaten Kendal Tahun 2005-2009 No Tahun SD SMP SLTA Diploma S1 S2 Total 1 2005 453 723 5.235 1.512 1.316 89 9.328 2 2006 418 704 5.200 1.517 1.345 116 9.300 3 2007 429 770 5.095 1.703 1.426 124 9.547 4 2008 416 722 5.544 2.047 1.981 175 10.885 5 2009 415 610 6.682 1.353 3.610 203 12.910 Sumber: Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Kendal (2009) Dari tabel di atas menggambarkan bahwa kualitas PNS terlihat semakin meningkat dari tahun ke tahun, terutama meningkatnya pendidikan yang ditamatkan. Pada tahun 2009 sebagian besar PNS berpendidikan Sarjana (S-1) sebanyak 3.610 orang dan pendidikan Pasca Sarjana (S-2) dari tahun 2005 2009 meningkat cukup baik, yaitu dari 89 orang (2005) meningkat menjadi sebanyak 203 orang pada tahun 2009. Jumlah PNS yang menjalankan tugas belajar dari tahun ke tahun semakin meningkat, tahun 2005 sebanyak 5 orang meningkat menjadi sebanyak 10 orang pada tahun 2009. 5) Persandian Pelayanan persandian dipergunakan untuk melakukan komunikasi secara vertikal yaitu dengan pemerintah pusat, pemerintah provinsi dan pemerintah provinsi dengan kabupaten/ kota. Kabupaten Kendal sudah memiliki pelayanan persandian yang merupakan bagian dari Bagian Umum Setda. Diharapkan penyelenggaraan pelayanan persandian semakin meningkat dari tahun ke tahun. II - 71

2.3. Perencanaan Pembangunan Dalam rangka peningkatan kualitas dokumen perencanaan pembangunan daerah dan partisipasi pemangku kepentingan pembangunan daerah, maka telah ditetapkan Perda No. 6 tahun 2006 tentang Tata Cata Penyusunan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Pelaksanaan Musyawarah Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Kendal yang mengatur tentang proses penyusunan rencana pembangunan dan mekanisme partispasi masyarakat dan kalangan dunia usaha dalam perencanaan pembangunan daerah melalui tahap-tahap musyawarah pembangunan desa/kelurahan, musyawarah di tingkat kecamatan dan musyawarah pembangunan daerah di tingkat kabupaten. Demikian pula dengan proses penyusunan dokumen perencanaan pembangunan yang bersifat sektoral sesuai dengan amanat undang-undang teknis lainnya, seperti : Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Kendal, Rencana Detail Tata Ruang Kabupaten Kendal (RDTRK) sebagaimana diatur menurut UU No. 26 tahun 2007 tentang Tata Ruang, Renyusunan Rencana Strategis Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Laut berdasarkan UU No. 27 tahun 2007, Perencanaan Tenaga Kerja Daerah (PTKD) Kabupaten Kendal Undang-Undang No. 13 tahun 2005 dan Penyusunan Rencana Induk Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak sebagai sesuai dengan Inpres No. 9 tahun 2000 tentang Pengerusutamaan Gender Dalam Pembangunan Nasional. Dokumen perencanaan pembangunan jangka panjang di Kabupaten Kendal telah ditetapkan dengan Perda No. 2 tahun 2008 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kabupaten Kendal Tahun 2005-2025 untuk perencanaan pembangunan jangka waktu 20 tahun. Dokumen perencanaan pembangunan jangka II - 72

menengah ditetapkan dengan Perbup No. 54 tahun 2005 tentang RPJMD Kabupaten Kendal Tahun 2006-2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) untuk perencanaan lima (5) tahun dengan dan telah dilaksanakan revisi dengan Perbup No. 58 tahun 2009. Penyusunan RKPD dan penjabarannya dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja (APBD) Kabupaten Kendal telah dilaksanakan setiap tahun, sesuai dengan pedoman dan arahan kebijakan pembangunan daerah. Dokumen perencanaan pembangunan daerah yang bersifat sektoral, disusun berdasarkan amanat undangundang teknis, antara lain adalah UU No. 26 tahun 2007 tentang Tata Ruang telah disusun RTRW Kabupaten Kendal dengan Perda No. 23 tahun 2007, Rencana Detail Tata Ruang Kawasan (RDTRK) Kawasan Industri Kaliwungu Kabupaten Kendal dengan Perda No. 24 tahun 2007 dan Perda No. 25 tahun 2007 tentang RDTR Kawasan Pelabuhan Kaliwungu Kabupaten Kendal. Dokumen perencanaan pembangunan lainnya yaitu PTKD Kabupaten Kendal, pengurangan resiko bencana dan lain-lain. Proses penyusunan dokumen perencanaan pembangunan di Kabupaten Kendal telah melibatkan partisipasi masyarakat dan stakeholder pembangunan daerah lainnya, terutama kalangan dunia usaha, tokoh masyarakat, tokoh agama, akademisi dan lembaga swadaya masyarakat sesuai peraturan perundangan yang berlaku. Pada tahun 2010 dengan ditetapkannya RPJMN tahun 2010 2014, telah dikeluarkan surat edaran bersama tiga menteri, yaitu Menteri Dalam Negeri, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas dan Menteri Keuangan pada tanggal 31 Maret 2010 tentang pentingnya Penyelerasaan RPJMD dengan RPJMN 2010 2014, terutama pencapaian sasaran prioritas pembangunan yang telah tercantum dalam program- II - 73

program RPJMN 2010 2014 yang memerlukan dukungan dari pemerintah kabupaten/kota, termasuk Kabupaten Kendal. Penyelarasan tersebut merupakan pendekatan keterpaduan antara RPJMN 2010 2014, RPJMD Provinsi Jawa Tengah 2008-2013 dengan RPJMD kabupaten/kota dalam menyelesaikan permasalahan dan masalah mendesak. Selain itu, perlu diperhatikan arahan Inpres No. 1 tahun 2010 tentang Percepatan Pelaksanaan Prioritas Pembangunan Nasional Tahun 2010, terdiri dari 14 program prioritas pembangunan dan percepatan penyelesaian masalah mendesak di daerah. Arahan kebijakan dalam Inpres No. 3 tahun 2010 tentang Program Pembangunan Nasional Berkeadilan, mengamanatkan bahwa pemerintah daerah, termasuk Kabupaten Kendal memberikan andil bagi pencapaian Tujuan Pendidikan untuk Semua (PUS), Tujuan Pembangunan Millenium (MDG`s) tahun 2015. Meskipun dalam kondisi terbatas, namun Bappeda Kabupaten Kendal, telah memiliki data pendukung perencanaan daerah, antara lain PDRB Kabupaten Kendal, Kabupaten Kendal Dalam Angka, Sistem Informasi Profil Daerah (SIPD), Dokumen Evaluasi Kegiatan Pembangunan Daerah dan berbagai dokumen yang dapat menggambarkan profil masing-masing urusan kewenangan sesuai dengan PP No. 38 tahun 2007. Untuk menjamin pelaksanaan pembangunan sesuai dengan yang direncanakan, maka dilaksanakan monitoring dan evaluasi pembangunan, baik pengawasan internal SKPD, Pengawas Daerah maupun DPRD. Hasil monitoring dan evaluasi ini digunakan sebagai masukan dalam perencanaan pembangunan periode berikutnya. Setiap tahun Bappeda melakukan kegiatan monitoring dan evaluasi terhadap pelaksanaan pembangunan daerah. II - 74

Hasil monitoring dan evaluasi ini juga digunakan untuk bahan Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) Bupati Kendal kepada masyarakat melalui DPRD. 2.4. Statistik Sistem perencanaan pembangunan nasional berbasis data dan informasi yang tertuang pada Pasal 31 UU No. 25 Tahun 2004 tentang SPPN, secara khusus menyebutkan bahwa untuk merencanakan pembangunan diperlukan data dan informasi yang akurat dan dapat dipertanggungjawabkan. Data dan informasi yang dimaksud diantaranya dari BPS, SKPD dan lembaga lain dan sumber tersebut tercakup dalam Sistem Statistik Nasional (SSN). Badan Pusat Statistik (BPS) merupakan lembaga penyedia data statistik untuk memenuhi kebutuhan pemerintah dan seluruh komponen masyarakat dalam rangka perencanaan, pemantauan, dan evaluasi sasaran pembangunan Untuk pemenuhan perencanaan pembangunan tersebut, baik tingkat nasional maupun tingkat daerah, perlu didukung oleh penyediaan data statistik dari tingkat nasional maupun daerah pada tingkat yang lebih rendah, berupa data indikator pembangunan. Permintaan data dan informasi statistik yang beragam, akurat, berkesinambungan dan tepat waktu terus meningkat sejalan dengan meningkatnya kegunaan informasi statistik. Permintaan semacam ini tidak hanya datang dari instansi pemerintah pusat dan daerah tetapi juga datang dari usahawan untuk mengembangkan usaha serta dari perguruan tinggi dan lembaga penelitian untuk riset. Perencanaan pembangunan yang disusun pemerintah tidak lepas dari data yang dihasilkan BPS. Data inflasi yang secara bulanan dihasilkan dan angka pendapatan nasional yang disusun secara triwulanan II - 75

adalah penyumbang yang signifikan dalam kebijakan ekonomi makro jangka pendek dan menengah, bahkan jangka panjang. Data yang disediakan oleh bidang statistik untuk mendukung perencanaan pembangunan daerah, meliputi : (1) penyelenggaraan pemerintahan daerah; (2) organisasi dan tata laksana pemerintahan daerah; (3) kepala daerah, DPRD, perangkat daerah dan PNS daerah; (4) keuangan daerah; (5) potensi sumberdaya daerah; (6) produk hukum daerah; (7) kependudukan; (8) informasi dasar kewilayahan; dan (9) informasi lain terkait dengan penyelenggaraan pemerintahan daerah. Penyediaan data/informasi yang akurat dan dapat dipertanggungjawabkan merupakan salah satu indikator keberhasilan penyelenggaraan pemerintah daerah dan menentukan kualitas kebijakan yang diambil oleh pemerintah daerah. Kelengkapan data statistik dapat memberikan gambaran yang lebih mendalam tentang permasalahan dan tantangan pembangunan daerah. Statistik diselenggarakan untuk mendukung pembangunan daerah; mengembangkan sistem statistik nasional yang handal, efektif, dan efisien; meningkatkan kesadaran masyarakat akan arti dan kegunaan statistik; dan mendukung pengembangan ilmu pengetahuan sebagaimana diamanatkan dalam UU No. 16 tahun 1997 tentang Statistik. Kemudahan dalam memperoleh data/informasi tersebut sesuai dengan Undang-Undang No. 16 Tahun 1997 tentang Statistik yang menyebutkan bahwa segenap stakeholder pembangunan, baik SKPD, kalangan dunia usaha dan masyarakat dapat mengakses dan memanfaatkan data statistik untuk berbagai kepentingan. BPS Kabupaten Kendal bersinergi dan berkoordinasi dengan SKPD terkait telah menyusun publikasi setiap II - 76

tahun yaitu Kabupaten Kendal Dalam Angka, Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), Survei Angkatan Kerja Daerah (Sakerda), Indikator Sosial Ekonomi, Sakerda, Statistik Gender dan Indeks Harga Konsumen serta Inflasi dan penyediaan data statistik lainnya untuk memenuhi kebutuhan perencanaan pembangunan daerah dan nasional. Proses penyusunan tersebut melibatkan dinas atau instansi terkait, yang dilakukan melalui rapat koordinasi secara terpadu dan terprogram, sehingga diharapkan penyusunan buku-buku statistik tersebut dapat memberikan data yang benar-benar akurat dan dapat dipertanggungjawabkan. 2.5. Kearsipan Pelaksanaan urusan kearsipan meliputi beberapa hal mulai dari pengumpulan, pengelolaan/penyelamatan, penyimpanan dan pemanfaatan arsip. Upaya untuk mengumpulkan arsip telah dilaksanakan dengan cara melakukan akuisisi arsip di seluruh SKPD. Kegiatan akuisi arsip ini telah rutin berjalan, namun kondisinya masih belum optimal karena SKPD belum maksimal mengelola arsip yang akan diserahkan kepada lembaga penyimpan arsip. Dalam rangka penyeragaman penyelenggaraan kearsipan skala kabupaten, pemerintah belum menyusun pedoman pengembangan sistem kearsipan sehingga penyelenggaraan kearsipan di beberapa SKPD masih berbeda-beda. Terkait dengan pengelolaan kearsipan, jumlah arsip yang dipelihara pada tahun 2007 sebanyak 153 berkas dan meningkat pada tahun 2008 sebanyak 290 berkas, sedangkan arsip yang disimpan (kategori permanen) pada tahun 2006 sebanyak 5 berkas dan menurun di tahun 2007 sebanyak 2 berkas. Arsip yang tersimpan selama 1 tahun dalam bentuk tekstual pada tahun 2005 sebanyak II - 77

66 boks, pada tahun 2006 sebanyak 409 boks, namun menurun di tahun 2007 menjadi 112 boks, sedangkan pada tahun 2008 meningkat kembali hingga mencapai 419 boks. Untuk lebih memasyarakatkan arsip di perdesaan, telah dilakukan pembinaan kearsipan di desa/kelurahan. Jumlah desa/kelurahan yang dibina selalu meningkat, pada tahun 2006 terdapat 26 desa kemudian meningkat pada tahun 2007 menjadi 35 desa dan meningkat kembali pada tahun 2008 menjadi 63 desa. Peningkatan pengelolaan kearsipan dilaksanakan melalui kegiatan pelatihan/bintek tentang kearsipan setiap tahun. Adapun jumlah aparat yang mengikuti pelatihan/bintek kearsipan pada tahun 2006 sebanyak 215 orang, pada tahun 2007 dan 2008 menurun menjadi 30 orang. Beberapa arsip bernilai sejarah antara lain berbentuk foto tempo dulu yaitu sebanyak 39 lembar dan pada tahun 2008 menjadi sebanyak 34 lembar. 2.6. Keperpustakaan Pelaksanaan urusan perpustakaan di kabupaten meliputi beberapa kewenangan, antara lain penyusunan pedoman perpustakaan, pengembangan jaringan perpustakaan, peningkatan kualitas SDM, pelestarian koleksi perpustakaan, pengembangan jabatan fungsional pustakawan, bimbingan teknis dan pelatihan teknis bidang perpustakaan. Gambaran kinerja penyelenggaraan perpustakaan dapat dilihat pada beberapa hal. Tingkat kunjungan ke perpustakaan pada tahun 2005 sebanyak 11.995 orang, meningkat menjadi 13.297 orang pada tahun 2006, menginjak tahun 2007 dan 2008 terus menunjukkan peningkatan dan hingga tahun 2009 sudah mencapai 15.774 orang. Pengunjung perpustakaan itu sendiri terdiri dari siwa SD, SMP, SMA, mahasiswa, PNS II - 78

dan masyarakat umum. Jumlah pustakawan yang dimiliki saat ini sebanyak 2 (dua) orang. Perkembangan peminjam koleksi perpustakaan selama 5 tahun tampak fluktuatif, pada tahun 2006 jumlah peminjam sebanyak 9.162 orang, mengalami penurunan menjadi 7.344 orang pada tahun 2009. Jumlah anggota perpustakaan tercatat selama 3 tahun terakhir (tahun 2007-2009) tampak fluktuatif, dari tahun 2007 sebanyak 533 anggota menurun menjadi 496 anggota pada tahun 2008 dan meningkat kembali menjadi 501 anggota pada tahun 2009. Dari tahun ke tahun jumlahnya bertambah berkisar antara 10-20% setiap jenis koleksi perpustakaan. Jumlah koleksi terbanyak adalah jenis fiksi, pada tahun 2005 sebanyak 7.362 buah dan hingga tahun 2009 telah mencapai 11.701 buah. Koleksi lainnya berupa majalah dan surat kabar yang rutin tersedia di perpustakaan setiap edisi penerbitan. Dalam rangka pemasyarakatan perpustakaan sekaligus untuk meningkatkan minat baca masyarakat, pada tahun 2008 telah ada 58 perpustakaan desa/kelurahan dan bertambah menjadi 70 perpustakaan pada tahun 2009. Untuk memperluas jangkauan pelayanan kepada masyarakat, telah tersedia pula armada perpustakaan keliling sebanyak 2 unit. 3. Kelompok Daya Saing Daerah 3.1. Pekerjaan Umum 1) Sub Bidang Sumber Daya Air a) Kondisi Hidrologi Kabupaten Kendal termasuk dalam wilayah Sub DAS Bodri, Sub DAS Besar Pemali-Comal- Jatrunseluna. Sungai-sungai yang mengalir sebagian besar hulunya masih berada di lingkup Kabupaten Kendal yaitu bagian tengah dan selatan. Secara umum, bagian tengah dan selatan Kabupaten Kendal II - 79

No. merupakan daerah resapan air hujan yang diharapkan dapat mengisi akuifer yang berguna sebagai sumber air. Wilayah Daerah Aliran Sungai Kabupaten Kendal itu sendiri dilalui oleh 12 sungai, antara lain Sungai Aji (Kedung Pengilon), Bodri, Blukar, Bulawan, Damar, Kuto, Kentrung, Blorong, Waridin, Buntu, Kendal dan Kedung yang sebagian besar digunakan untuk sistem irigasi teknis persawahan dan perkebunan. Adapun panjang sungai dan besarnya debit air yang mengalir dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 2.57 Panjang Sungai dan Debit Air di Kabupaten Kendal Tahun 2008 Nama Sungai Panjang Debit Air (Liter/Detik) (Km) Kemarau Penghujan 1 Kali Aji / Slembang 15 0 0-25 2 Kali Waridin 13 0 0-20 3 Kali Glodog 9 0 0-15 4 Kali Bloring 51 0,5-4,0 9,0-20,0 5 Kali Kendal 10 0,0-0,6 9,0-20,0 6 Kali Buntu 10 0 3,0-25,0 7 Kali Bodri 87 3,0-15,5 20,0-50,0 8 Kali Blukar 55 0,2-6,0 4,0-12,0 9 Kali Bulawan / 48 0,0-2,0 2,0-10,0 Pening 10 Kali Kuto 52 2,0-20 35,0-40,0 11 Kali Damar - - - 12 Kali Kentrung - - - Sumber: Kabupaten Kendal dalam Angka Tahun 2008 b) Kondisi Hidrogeologi Wilayah Kabupaten Kendal memiliki sumber mata air yang terletak di bagian atas yang meliputi wilayah Kecamatan Pageruyung, Plantungan, Sukorejo, Patean, Limbangan, dan Boja yang sebagian besar digunakan untuk penyediaan air bersih II - 80

penduduk perkotaan. Akan tetapi, sebagian besar memiliki kandungan air tanah yang sedikit dengan air tanah yang dalam. Berdasarkan kondisi tersebut, PDAM Kabupaten Kendal mengupayakan pembuatan beberapa sumur dalam (deep well) untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Kabupaten Kendal memiliki tidak kurang dari 21 mata air dengan debit yang beraneka ragam. Mata air yang ada tersebut pada umumnya terletak di Kecamatan Sukorejo, Plantungan, Singorojo, Limbangan, dan Patehan. Kebutuhan air bersih bagi masyarakat di Kabupaten Kendal dapat dipenuhi melalui jaringan perpipaan dari PDAM dan sumber air tanah. Hal ini mengingat potensi sumber air yang cukup besar yang ada di wilayah Kabupaten Kendal terutama Bagian Selatan. Salah satu upaya yang telah dilaksanakan oleh Pemerintah Daerah dalam penyediaan kebutuhan air yang layak adalah melalui jaringan PDAM di beberapa Kota. Selain supply dari PDAM, ada supply air bersih dari program pamsimas yang dikelola masyarakat Kabupaten Kendal. Pelayanan Air Minum melalui Instalasi PDAM di wilayah Kabupaten Kendal terbagi menjadi 4 Kategori, yaitu: Kategori Non Niaga (untuk Rumah Tangga dan Instansi Pemerintah), Kategori Sosial (Sosial Umum dan Sosial Khusus), Kategori Niaga (Niaga Kecil dan Niaga Besar) serta Kategori Industri (Industri Kecil dan Industri Besar) Volume air minum yang sudah disalurkan oleh PDAM secara keseluruhan berjumlah 6.373.890 m 3 per Tahun, dengan Jumlah Pelanggan mencapai 34.812 pelanggan, yang terbagi dalam 6 daerah pelayanan yaitu Kendal, Kaliwungu, Cepiring, Weleri, Sukorejo dan Boja, dengan Cakupan Pelayanan II - 81

sampai dengan Tahun 2008 sebesar 19,724% untuk Wilayah Perkotaan. Berdasarkan data pelayanan air oleh PDAM tersebut diketahui bahwa pelayanan PDAM belum mencangkup sebagian besar penduduk, terutama penduduk di daerah perdesaan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini: II - 82

Kriteria Satuan I. Non Niaga 1. Rumah Tangga/ T. Tinggal Tabel 2.58 Banyaknya Air Minum yang Sudah Disalurkan Tahun 2006-2008 Wilayah Pelayanan Kendal Kaliwungu Cepiring Weleri Sukorejo Boja m³ 1.933.144 1.314.385 366.610 557.880 468.124 332.086 2. Instansi Pemerintah m³ 56.755 1.683 3.647 2.550 3.374 2.692 II. Sosial 1. Sosial Umum m³ 13.939 14.223 927 9.916 18.114-2. Sosial Khusus m³ 52.634 38.849 13.927 15.021 54.312 15.273 III. Niaga 1. Niaga Kecil m³ 47.504 6.706 11.188 15.138 13.800 2.600 2. Niaga Besar m³ 8.159 367 481 2.518 2.970 2.510 IV. Industri 1. Industri Kecil m³ - - - - - - 2. Industri Besar m³ - - - - - - Jumlah Total m³ 2.112.135 1.376.213 396.780 603.023 560.694 355.161 2008 2007 m³ 2.093.792 1.315.901 361.044 574.465 798.805 324.900 2006 m³ 2.985.717 1.274.599 342.183 588.479 859.207 317.590 Sumber: Kabupaten Kendal dalam Angka Tahun 2008 II - 83

Tabel 2.59 Distribusi Air Bersih PDAM Menurut Jenis Pelanggan Tahun 2008 No. Pelanggan Jumlah Volume 1 Rumah tangga 33.584 5.970.358 2 Industri 0 0 3 Rumah Sakit 642 214.935 4 Hotel 490 108.264 5 Lain-lain 96 80.333 Jumlah 34.812 6.373.890 Sumber: Kabupaten Kendal dalam Angka Tahun 2008 II - 84

Kriteria I. Non Niaga 1. Rumah Tangga/ T. Tinggal 2. Instansi Pemerintah Tabel 2.60 Nilai Investasi Air Minum yang Sudah Disalurkan Tahun 2006-2008 Investasi Wilayah Pelayanan (Rp) Total Investasi Kendal Kaliwungu Cepiring Weleri Sukorejo Boja (Rp) 4.749.144.600 3.188.595.000 889.350.300 1.476.586.600 1.230.923.700 838.677.100 12.373.277.300 33.280.688.500 7.520.875 1.995.377.500 1.361.672.500 1.496.235.000 13.155.800 38.154.650.175 II. Sosial 1. Sosial Umum 2.019.137.500 1.269.010.000 105.717.500 1.015.780.000 1.544.445.000 0.00 5.954.090.000 2. Sosial 9.700.400.000 6.717.182.500 2.449.352.500 1.438.427.500 9.868.200.000 2.681.282.500 32.854.845.000 Khusus III. Niaga 1. Niaga Kecil 22.513.260.000 3.172.965.000 11.515.037.500 8.255.045.000 8.455.157.500 1.453.300.000 55.364.765.000 2. Niaga 5.370.275.000 220.960.000 247.482.500 1.458.475.000 918.912.500 1.671.195.000 9.887.300.000 Besar IV. Industri 1. Industri - - - - - - - Kecil 2. Industri Besar - - - - - - - II - 85

Kriteria Investasi Wilayah Pelayanan (Rp) Total Investasi Kendal Kaliwungu Cepiring Weleri Sukorejo Boja (Rp) Jumlah Total 5.477.982.210 3.309.917.050 1.052.479.975 1.611.880.600 1.453.753.200 909.850.675 13.815.863.710 2008 2007 4.782.215.850 3.016.513.551 852.934.875 1.467.982.850 1.607.951.250 832.536.310 12.560.134.686 2006 6.496.983 4.167.880 757.733 1.380.299 1.855.526 733.045 15.391.467 Sumber: Kabupaten Kendal dalam Angka Tahun 2008 II - 86

c) Kondisi Drainase Kondisi wilayah Kabupaten Kendal mempunyai topografi yang bervariasi mulai dari dataran tinggi, perbukitan, dataran rendah dengan pola aliran air sejajar menuju ke pantai utara laut jawa. Kondisi tersebut sangat rawan terhadap bahaya banjir, terutama pada wilayah daerah cekungan disamping dengan daerah tangkapan air (catchment area). Selain itu, pembangunan saluran drainase dengan perkerasan yang semakin mengurangi daerah tangkapan serta pendangkalan sungai akan semakin memperbesar kemungkinan terjadinya banjir di wilayah ini. Jaringan drainase yang terdapat di Kabupaten Kendal saat ini meliputi : a) Jaringan Drainase Primer yaitu sungai-sungai yang dikendalikan oleh bendung-bendung dan DAM serta dilengkapi Pintu Pengendali Air. Panjang Jaringan Drainase Primer melalui Sungai-Sungai besar di Kabupaten Kendal secara keseluruhan adalah 411 Km, Jaringan Drainase Primer terpanjang adalah Jaringan Drainase yang melewati Sungai Bodri (87 Km) dan Jaringan Drainase Primer terpendek adalah Jaringan Drainase yang melewati Sungai Glodog (9 Km). b) Jaringan Drainase Sekunder yaitu jaringan yang terdapat di kanan kiri jalan sebagai penampung luapan air hujan dan penyaluran air dari permukiman ke saluran primer sungai. c) Jaringan Drainase Tersier merupakan jaringan yang terdapat dalam kawasan permukiman penduduk, dan disebut juga dengan Jaringan Drainase Lingkungan. Jumlah Jaringan Drainase Tersier/Drainase Lingkungan di Kabupaten Kendal II - 87

No adalah sebagai berikut : Tahun 2006 sepanjang 42.545 meter, Tahun 2007 sepanjang 42.545 meter dan Tahun 2006 sepanjang 43.337 meter. Kondisi alam Kabupaten Kendal yang bervariasi mulai dari daerah dataran tinggi, perbukitan, dataran rendah dengan pola aliran air sejajar menuju ke Pantai Utara Laut Jawa menyebabkan dapat terjadinya banjir pada wilayah daerah cekungan disamping dengan perubahan daerah tangkapan air (cathment area) maupun perkembangan permukiman, pendangkalan sungai menjadikan beban bagi pengaliran air yang dapat menyebabkan terjadinya banjir. Secara fungsional, sistem drainase berfungsi sebagai saluran irigasi. 2) Sub Bidang Bina Marga Banyaknya jalan di wilayah Kabupaten Kendal sebanyak 82 ruas jalan, yang terdiri dari kondisi jalan sebagai berikut : Tabel 2.61 Panjang Jalan Di Kabupaten Kendal Berdasarkan Kondisi Status Jalan (Km) Tahun 2005-2009 Keadaan Panjang Jalan (Km) 2005 2006 2007 2008 2009 1 Jenis Permukaan a. Aspal 684,900 677,800 684,900 678,570 678,570 b. Hotmix 67,300 76,800 76,760 76,760 76,760 c. Berbatu 24,000 24,000 24,000 24,000 24,000 d. Kerkil 22,000 22,000 22,000 66,000 66,000 e. Tanah 98,500 96,200 98,500 26,420 26,420 Jumlah 896,700 896,800 906,160 871,750 871,750 2 Kondisi Jalan a. Baik 207,258 207,258 317,723 b. Sedang 200,635 200,635 105,470 II - 88

No Keadaan Panjang Jalan (Km) 2005 2006 2007 2008 2009 c. Rusak 164,070 164,070 235,260 d. Rusak 199,030 199,030 112,540 Berat e. Tidak 0,000 0,000 0,000 Terinci Jumlah 770,993 770,993 770,993 3 Kelas Jalan a. Kelas I 47,570 47,570 47,570 47,570 47,570 b. Kelas II 70,810 70,810 70,810 70,810 70,810 c. Kelas III 192,700 192,700 192,700 192,700 192,700 d. Kelas III A 358,000 358,000 358,000 358,000 358,000 e. Kelas III B/IV 125,000 125,000 125,000 125,000 125,000 f. Kelas III C 70,000 70,000 70,000 70,000 70,000 g. Tidak Terinci 25,293 25,293 25,293 25,293 25,293 Jumlah 889,373 889,373 889,373 889,373 889,373 4 Status jalan a. Nasional 47,080 47,080 47,080 47,080 47,080 b. Propinsi 98,000 98,000 98,000 98,000 98,000 c. Kabupaten 598,350 598,350 598,350 770,990 770,990 d. Desa/Lokal 87,370 87,370 87,370 87,370 87,370 Jumlah 830,800 830,800 830,800 1.003,440 1.003,440 Sumber: Dinas Bina Marga Kabupaten Kendal II - 89

Tabel 2.62 Panjang Jalan di Kabupaten Kendal Berdasarkan Kondisi Status Jalan (Km) Tahun 2006-2008 Ststua Jalan No Perincian Jalan Negara Jalan Provinsi Jalan Kabupaten 2006 2007 2008 2006 2007 2008 2006 2007 2008 I Jenis Permukaan 47,08 47,08 47,08 98,00 98,00 98,00 770,99 770,99 770,99 A Diaspal 47,08 47,08 47,08 98,00 98,00-678,57 678,57 678,57 B Kerikil dan Batu - - - - - - 66,00 66,00 66,00 C Tanah - - - - - - 26,42 26,24 26,42 D Tidak Diperinci - - - - - - - - - II Kondisi Jalan 47,08 47,08 47,08 98,00 98,00 98,00 770,99 770,99 770,99 A Baik 35,00 35,00 35,00 55,00 55,00 55,00 207,26 257,50 207,26 B Sedang 9,00 9,00 9,00 21,00 21,00 21,00 200,64 135,78 200,64 C Rusak 3,08 3,08 3,08 22,00 22,00 22,00 164,07 253,78 164,07 D Rusak Berat - - - - - - 199,03 123,93 199,03 III Kelas Jalan 47,08 47,08 47,08 98,00 98,00 98,00 770,99 770,99 770,99 A Kelas I 47,08 47,08 47,08 - - - 49,35 49,35 49,35 B Kelas II - - - 98,00 98,00 98,00 98,00 98,00 98,00 C Kelas III - - - - - - 45,35 45,35 45,35 D Kelas III A - - - - - - 358,00 358,00 358,00 E Kelas III B - - - - - - 125,00 125,00 125,00 F Kelas III C - - - - - - 70,00 70,00 70,00 G Kelas Tidak Terpirinci - - - - - - 25,29 25,29 25,29 Sumber: Dinas Bina Marga Kabupaten Kendal II - 90

Prasarana Penunjang berupa Jembatan, kondisi Jembatan yang ada di Wilayah Kabupaten Kendal adalah sejumlah 283 buah, dengan panjang jembatan mencapai 2.051 Km, dengan kondisi jembatan sebagai berikut : Jembatan Baik sebanyak 54 unit, Jembatan Sedang sebanyak 179 buah, Jembatan Rusak sebanyak 30 buah, Jembatan Rusak Berat sebanyak 20 buah. Kondisi Jalan dan Jembatan di Wilayah Kabupaten Kendal, dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 2.63 Kondisi Jembatan Di Kabupaten Kendal Tahun 2005-2009 No Keadaan 2005 2006 2007 2008 2009 1 Jumlah Jembatan a. Panjang (Km) 2.040 2.040 2.040 2.050 2.051 b. Jumlah (unit) 280 280 280 282 283 2 Kondisi Jembatan a. Baik (Km) 60 58 56 57 54 b. Sedang (Km) 180 177 181 182 179 c. Rusak (Km) 25 29 26 25 30 d. Rusak Berat (Km) 15 16 17 18 20 Jumlah 280 280 280 282 283 Sumber: Dinas Bina Marga Kabupaten Kendal 3) Sub Bidang Perkotaan Dan Perdesaan a) Kawasan Perkotaan Kawasan Perkotaan di wilayah Kabupaten Kendal mencakup wilayah pengembangan kota (untuk II - 91

ibukota Kabupaten dan IKK baik yang telah mempunyai RUTRK-RDTRK maupun yang belum). Kebijaksanaan pemanfaatan ruangnya didasarkan pada tujuan pengembangan sarana prasarana penunjang yang meliputi penataan ruang kota yang mencakup penyusunan dan peninjauan kembali (evaluasi, revisi) rencana tata ruang kota. Keberadaan Kawasan Perkotaan di Kabupaten Kendal lebih ditentukan sebagai simpul kegiatan kota tersebut sebagai simpul kegiatan perdagangan. Fungsi pusat komunikasi dlihat dari keberadaan fasilitas transportasi utama dan akses ke jaringan jalan utama. Arahan pengembangan fungsi kota pada dasarnya mempunyai implikasi penyediaan sarana prasarana perkotaan sesuai dengan besaran penduduk yang dilayaninya. Melihat fungsi tersebut, maka wilayah di Kabupaten Kendal yang ditetapkan sebagai wilayah perkotaan dengan fungsinya, adalah : b. Kecamatan Kendal, Weleri, Cepiring, Boja, Sukorejo, berfungsi sebagai pusat pelayanan sarana dan prasarana bagi wilayah sekitarnya. c. Kecamatan Boja dan Kaliwungu berfungsi sebagai pusat pelayanan industri. d. Kecamatan Patean, Kecamatan Singorojo, Kecamatan Limbangan sebagai pusat pelayanan pariwisata. b) Kawasan Perdesaan Kawasan ini mencakup perkampungan yang ada dan arahan bagi perluasannya. Kebijaksanaan pemanfaatan ruangnya didasarkan pada tujuan untuk mengembangkan kawasan permukiman yang terkait dengan kegiatan budidaya pertanian yang meliputi pengembangan desa-desa pusat pertumbuhan. II - 92

Kawasan Perdesaan di Kabupaten Kendal ditetapkan pada wilayah-wilayah yang memiliki fungsi pertanian sebagai basis ekonomi dan sektor unggulan, untuk skala wilayah kecamatan dan kabupaten. Pertanian sebagai sektor basis ekonomi ditetapkan pada wilayah Kecamatan : Plantungan, Sukorejo, Pageruyung, Patean, Singorojo, Limbangan, Boja Brangsong, Pegadon, Ngampel, Gemuh, Ringinarum, Weleri, Rowosari, Kangkung, dan Patebon. Wilayah dengan Sektor Pertanian memiliki Nilai LQ > 1 dan lebih besar dibandingkan sektor lainnya ditetapkan menjadi kawasan perdesaan. 4) Sub Bidang Air Limbah Sampai saat ini Kabupaten Kendal belum memiliki sistem jaringan penyaluran air limbah perpipaan maupun instalasi pengolahan air limbah (IPAL). Prasarana yang digunakan dalam pengelolaan air limbah antara lain berupa jamban keluarga, MCK dan saluran terbuka. Air limbah yang ditangani oleh masyarakat/rumah tangga terbatas pada pembuangan dari WC/jamban keluarga dengan ditampung dalam tangki septik atau cubluk maupun pembuangan langsung ke saluran atau sungai terdekat tanpa melalui tangki septik atau cubluk. Air bekas dapur dan kamar mandi disalurkan ke saluran drainase, sungai atau dibuang ke lahan kosong/persawahan. Pelayanan fasilitas MCK di tempat umum (pasar dan terminal) sudah ada walaupun dalam kondisi kurang terpelihara. MCK yang terdapat di terminal dan tempat-tempat umum lainnya, masing-masing dikelola oleh instansi yang menanganinya. Pada tahun 2010 telah terbangun Sanitasi Masyarakat II - 93

(Sanimas), fasilitas Sanimas yang terdiri dari 6 WC, 2 kamar mandi, 3 tempat cuci, 1 buah IPAL (Instalasi Pengolahan Air Limbah) serta 1 buah Bio Digester. Pembangunan fasilitas MCK yang layak untuk masyarakat merupakan salah satu bagian akhir dari program Kendal Sehat 2010. Sanimas yang telah terbangun ini merupakan salah satu upaya Pemkab Kendal dalam membangun kesehatan masyarakat Kabupaten Kendal. Bagi penduduk yang terbiasa membuang air limbahnya ke saluran drainase atau sungai, harus ditiadakan secara perlahan dengan memberikan penyuluhan terus menerus mengenai adanya bibit penyakit yang dapat ditularkan melalui air sehingga membahayakan kesehatan masyarakat. Disamping itu melalui penyuluhan diharapkan penduduk yang belum memiliki tangki septik atau cubluk dapat membangunnya untuk melengkapi jamban yang telah ada. Sistem prasarana air limbah yang dapat diterapkan di Kabupaten Kendal adalah : 1. Sistem Setempat (On-site Sanitation) Dengan menggunakan cubluk individual, cubluk komunal (MCK) dan tangki septik yang dilengkapi bidang resapan, untuk : a. Kepadatan penduduk < 200 jiwa/ha b. Merupakan daerah dengan tingkat pendapatan rendah sampai menengah c. Penyediaan air bersih sebagian dilayani oleh PDAM dan sumur dangkal d. Daya serap tanah (permeabilitas tanah) antara 200-300 L/m 2 /hari e.kedalaman muka air tanah antara 2-5 m dibawah permukaan tanah II - 94

Jumlah unit on-site yang diperlukan diperkirakan sesuai dengan jumlah rumah dan pelayanan terhadap penduduk, dimana setiap rumah harus memiliki fasilitas tersebut. Penduduk yang tidak mampu mengadakan fasilitas MCK, diatasi dengan menyediakan fasilitas MCK bersama dan Saluran Pembuangan Air Limbah (SPAL) komunal/ bersama. 2. Sistem Terpusat (Off-site Sanitation) Pengolahan dilakukan pada Instalasi Pengolahan Air Limbah. Diterapkan untuk : a. Rumah-rumah yang sudah dilayani oleh PDAM b. Kepadatan penduduk > 200 jiwa/ha c. Tingkat pendapatan masyarakat sedang hingga tinggi d. Kedalaman muka air tanah antara 2-5 meter dari permukaan tanah e. Daya serap tanah (permeabilitas tanah) antara 60-120 L/m 2 /hari Jenis sarana air limbah yang diperlukan ditentukan berdasarkan kepadatan penduduk, sumber air yang digunakan penduduk, daya resap tanah, kedalaman muka air tanah, kemiringan tanah, ketersediaan lahan dan tingkat kemampuan ekonomi masyarakat pemakai. 5) Sub Bidang Persampahan Volume sampah di Kabupaten Kendal dari Tahun 2006 yang semula sejumlah 351,80 m 3 sampai dengan Tahun 2008 mengalami peningkatan yang signifikan sejumlah 646,5 m 3. Tetapi sampai dengan akhir Tahun 2009 mengalami penurunan cukup II - 95

banyak hanya sejumlah 247,20 m 3. Dari jumlah volume sampah tersebut, jumlah volume sampah terangkut pada tahun 2006 sejumlah 241 m 3 mengalami peningkatan cukup besar sampai tahun 2008 menjadi 517,20 m 3, tetapi mengalami penurunan cukup signifikan pada akhir tahun 2009 hanya sejumlah 210 m 3. Persentase sampah yang terangkut dan dibuang ke TPA di Kabupaten Kendal pada tahun 2006 hanya sejumlah 68,31%, pada tahun 2009 meningkat menjadi 85%, seperti terlihat pada tabel berikut ini. Tabel 2.64 Jumlah Volume Sampah, Volume Sampah Terangkut dan Persentase Sampah Terangkut dan Dibuang ke TPA di Kabupaten Kendal Tahun 2006-2009 No Indikator Tahun 2006 2007 2008 2009 352,80 353,30 646,50 247,20 1 Volume Sampah (m 3 ) 2 Volume 241,00 242,00 517,20 210,00 Terangkut (m 3 ) 3 Persentase 68,31 68,50 80,00 85,00 Terangkut (%) Sumber: Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang Kabupaten Kendal, 2009 Komposisi sampah yang dihasilkan Kabupaten Kendal sangat beragam, tetapi jumlah terbanyak adalah jenis sampah organik, dan jumlahnya terus meningkat. Pada tahun 2006 volume sampah di Kabupaten Kendal hanya 55,06 m 3 per hari pada tahun 2009 meningkat menjadi 63 m 3 per hari. Sementara komposisi sampah terkecil adalah Karet, tetapi jumlahnya juga terus meningkat dari tahun 2006 hanya sejumlah 1 m 3 meningkat pada tahun II - 96

2009 sejumlah 7 m 3, seperti terlihat pada tabel berikut : Tabel 2.65 Komposisi Sampah di Kabupaten Kendal Tahun 2006-2009 No Komposisi Sampah Presentase (%) 2006 2007 2008 2009 1 Kertas 8,04 7 7 10 2 Kayu 23,15 22,13 22 24 3 Kain 1,00 1 1,05 8 4 Karet/kulit 1,00 1 1,05 7 5 Plastik 7,15 8,19 9 15 6 Metal/Logam 0,95 0,96 1,01 6 7 Gelas/Kaca 0,90 0,92 1,05 21 8 Organik 55,06 56,11 57,2 63 9 Lain-lain 2,75 3,12 1,04 9 Sumber: Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang Kabupaten Kendal, 2009 Sarana pengumpul sampah di Kabupaten Kendal berupa truk sampah, truk kontainer, kontainer, gerobak sampah, TPS, TPA, Truk Tinja, Transfer Depo. Jumlahnya dari tahun 2006 sampai dengan tahun 2009 hampir tidak mengalami perubahan yang berarti, seperti terlihat pada tabel berikut: Tabel 2.66 Jumlah Fasilitas dan Sarana Pengumpul Sampah di Kabupaten Kendal Tahun 2006-2009 Fasilitas Sarana dan Jumlah (Unit) Pengumpul Sampah 2006 2007 2008 2009 1 Truk sampah 5 5 6 6 2 Truk container 5 5 5 5 3 Container 20 21 22 17 4 Gerobak sampah 20 40 40 10 5 Tempat pembuangan 133 139 200 60 No. II - 97

No No. Fasilitas Sarana dan Jumlah (Unit) Pengumpul Sampah 2006 2007 2008 2009 sementara 6 Tempat pembuangan 4 4 3 3 akhir 7 Truk tinja 0 0 0 0 8 Transfer depo 3 3 3 3 9 Instalasi pengolahan limbah tinja 0 0 0 0 Sumber: Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang Kabupaten Kendal, 2009 Di wilayah Kabupaten Kendal sampai saat ini terdapat 3 (tiga) TPA yang masih aktif, yaitu TPA Cebag, TPA Jatirejo dan TPA Pagergunung. Sampai saat ini sistem pengelolaannya masih menggunakan Sistem Open Dumping, dengan luasan lahan, kapasitas volume, jumlah timbulan sampah dan jumlah timbulan terangkut seperti dalam tabel sebagai berikut : Tabel 2.67 Kondisi TPA di Kabupaten Kendal Tahun 2009 Uraian Keterangan 1 Lokasi Desa Pageruyung Kec. Pageruyung Nama TPA Cebag Jatirejo Pagergunung Desa Jatirejo Kec. Ngampel II - 98 Desa Pagergunung Kec. Pagergunung 2 Sistem Pengelolaan Open Dumping Open Dumping Open Dumping 3 Luas Lahan (ha) 0,95 1,17 1,26 4 Kapasitas volume 28.500,00 11.743,00 37.965,00 (m 3 ) 5 Tahun Mulai 1996 1992 1999 Operasional 6 Jumlah Timbunan 39,00 39,00 40,00 Sampah (m 3 /hari) 7 Jumlah Terangkut (m 3 /hari) 24,001,17 24,00 22,00 Sumber: Cipta Karya dan Tata Ruang Kabupaten Kendal, 2009

3.2. Perumahan Perumahan merupakan kebutuhan primer selain sandang dan pangan bagi seluruh masyarakat. Permintaan unit rumah di Kabupaten Kendal yang akan dibangun terus meningkat sejalan dengan peningkatan jumlah penduduk. Dilain pihak, keterbatasan lahan untuk permukiman menjadi kendala besar bagi sebagian masyarakat. Sampai dengan akhir tahun 2009, Jumlah rumah yang ada di Kabupaten Kendal mencapai 239.305 unit. Jumlah ini meningkat cukup tajam sejak Tahun 2005. Dari sejumlah rumah tersebut dapat dikategorikan sebagai berikut : 1. Jumlah rumah berdasarkan kondisi rumah, terdiri dari rumah permanen sebanyak 70.790 unit, rumah semi permanen sebanyak 41.607 unit, rumah berdinding papan merupakan kondisi rumah terbanyak yang ada di Kabupaten Kendal sebanyak 101.694 unit dan jumlah terkecil adalah rumah berdinding bambu/sirap sebanyak 25.214 unit. 2. Jumlah rumah berdasarkan type rumah, terdiri dari : rumah type A dengan luas lahan lebih dari 200 m 2 sebanyak 52.726 unit dan merupakan jumlah type rumah terkecil di Kabupaten Kendal, rumah type B dengan luas lahan antara 90-200 m 2 sebanyak 72.861 unit serta rumah type C dengan luas lahan kurang dari 90 m 2 dan merupakan type rumah sederhana sehat dengan jumlah terbesar yang ada di Kabupaten Kendal, sebanyak 113.718 unit. 3. Jumlah rumah berdasarkan status kepemilikan, terdiri dari rumah milik sendiri dengan jumlah terbesar di Kabupaten Kendal sebanyak 186.209 unit dan rumah sewa sebanyak 250 unit. 4. Jumlah rumah berdasarkan kelengkapan sanitasi, terdiri dari rumah yang mendapatkan pelayanan air bersih II - 99

No secara maksimal sebesar 68.251 unit, serta rumah yang telah memiliki jamban keluarga dilengkapi dengan septictank permanen sebanyak 54.364. Jika dibandingkan dengan jumlah rumah yang ada, kelengkapan sanitasi yang telah dipenuhi oleh perumahan di Kabupaten Kendal sekitar 25% saja. Tabel 2.68 Sebaran Sarana Perumahan Di Wilayah Kecamatan Kabupaten Kendal Tahun 2005-2009 Perumahan 1 Status Kepemilikan a. Rumah Milik Sendiri b. Rumah Sewa 2 Penyediaan Rumah Jumlah (Unit) 2005 2006 2007 2008 2009 181.011 182.076 183.257 184.342 186.459 180.896 181.959 183.042 184.114 186.209 115 117 209 228 250 1.628 928 1.557 1.735 1.702 a. Perumnas 407 538 1.100 1.210 1.338 b. KPR/BTN 154 390 400 490 364 c. Real Estate 561 d. Perorangan 506 57 35 3 Kebutuhan Rumah 1.628 1.638 1.647 1.667 1.667 4 Kondisi Rumah 212.254 215.664 219.521 237.666 239.305 a. Permanen 57.215 61.014 63.557 70.090 70.790 b. Semi Permanen 36.000 35.687 36.718 41.298 41.607 c. Papan 103.543 104.284 104.824 101.189 101.694 d. Bambu/Sirap 15.496 14.679 14.422 25.089 25.214 5 Type Rumah 215.664 219.521 237.666 239.305 a. Type A 47.970 49.102 52.351 52.726 b. Type B 65.328 65.910 71.161 72.861 c. Type C 102.366 104.509 113.154 113.718 6 Kelengkapan Sanitasi II - 100

No Perumahan Jumlah (Unit) 2005 2006 2007 2008 2009 a. Kebutuhan 51.058 55.609 59.082 66.258 68.251 Air Bersih b. Jamban dan Septictank 42.231 45.112 47.929 52.856 54.364 Sumber: Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang Kabupaten Kendal, 2010 Jika dilihat dari pemenuhan rumah, upaya pemenuhan kebutuhan rumah yang diusahakan sendiri secara perorangan jumlahnya dari tahun ke tahun semakin menurun. Sebaliknya upaya pemenuhan dan pembangunan perumahan yang dilakukan secara kelompok melalui developer/pengembang perumahan semakin meningkat. Hanya saja daya jangkau masyarakat untuk membeli rumah melalui developer/pengembang, jumlahnya juga tidak mengalami kenaikan secara signifikan. Hal ini disebabkan oleh beberapa hal, sebagai berikut : 1. Bagi sebagian masyarakat, rumah type sederhana sehat terlalu sederhana, belum memenuhi kebutuhan fungsi ruangan dalam rumah tinggal secara maksimal, dan dibangun dengan material yang memiliki kualitas kurang bagus. 2. Luasan rumah type sederhana terlalu kecil, sehingga masyarakat/konsumen kesulitan untuk mengembang kannya, kecuali dengan model pengembangan vertikal/ditingkat. 3. Dari sisi biaya, uang muka dan cicilan rumah setiap bulan masih dianggap terlalu memberatkan masyarakat kecil. 3.3. Penataan Ruang Dalam mengalokasikan pemanfaatan ruang-ruang yang ada di wilayah Kabupaten Kendal, dibagi menjadi dua II - 101

besar arahan pemanfataan ruang, yaitu kawasan lindung dan kawasan budidaya. Kawasan lindung, merupakan kawasan yang berfungsi untuk melindungi fungsi-fungsi wilayah yang ada disekitarnya, sumber daya alam dan buatan serta nilai budaya dan sejarah bangsa. Kawasan budidaya merupakan kawasan yang dialokasikan untuk dapat mendukung aktivitas-aktivitas masyarakat yang dilakukan di atas wilayah Kabupaten Kendal. Untuk beberapa jenis penggunaan lahan yang diklasifikasikan menurut fungsinya sebagai kawasan lindung dan budidaya di wilayah Kabupaten Kendal antara lain adalah sebagai berikut: 1) Kawasan Lindung Beberapa pemanfaatan lahan yang secara mendasar berfungsi sebagai kawasan lindung antara lain adalah kawasan yang memberikan perlindungan terhadap kawasan di bawahnya, kawasan perlindungan setempat, kawasan suaka alam dan cagar budaya dan kawasan rawan bencana. a. Kawasan yang Memberikan Perlindungan terhadap Kawasan Bawahannya Alokasi penggunaan lahan yang dapat memenuhi fungsinya sebagai kawasan yang memberikan perlindungan terhadap kawasan bawahnya di wilayah Kabupaten Kendal adalah hutan lindung. Hutan lindung ini terutama terdapat di beberapa kecamatan seperti Kecamatan Pageruyung, Kecamatan Plantungan dan Kecamatan Sukorejo. b. Kawasan Perlindungan Setempat 1) Kawasan pantai: adalah kawasan yang terdapat di sepanjang pantai utara wilayah Kabupaten Kendal. 2) Kawasan Sempadan Sungai: adalah kawasan sepanjang kiri kanan sungai, termasuk sungai II - 102

buatan/kanal/saluran irigasi primer yang mempunyai manfaat penting untuk memper tahakan kelestarian fungsi sungai. Sungai-sungai di wilayah Kabupaten Kendal antaralain adalah Sungai Bodri, Waridin, Kuto, Damar, Bulanan, Blukar, Buntu, Kendal, Blorong. 3) Kawasan Sekitar Mata Air: adalah kawasan di sekeliling mata air yang mempunyai manfaat penting untuk mempertahankan kelestarian fungsi mata air yang ada di wilayah Kabupaten Kendal. c. Kawasan Suaka Alam dan Cagar Budaya 1) Kawasan Suaka Alam: terdapat di Kecamatan Limbangan, Kaliwungu, Pageruyung, dan Patean. 2) Pantai Berhutan Bakau: adalah kawasan pesisir laut yang merupakan habitat alami hutan bakau (mangrove) yang berfungsi memberi perlindungan kepada perikehidupan pantai dan lautan. Kawasan ini terdapat di Kecamatan Rowosari, Kecamatan Kangkung, Kecamatan Cepiring, Kecamatan Patebon, Kecamatan Kendal, Kecamatan Brangsong dan Kecamatan Kaliwungu. 3) Kawasan Ruang Terbuka Hijau (Green Belt) : Kawasan ruang terbuka hijau sebagai kawasan yang mempunyai fungsi lindung atau konservasi adalah sesuai dengan RUTRK untuk masing-masing ibukota kecamatan yang bersangkutan. Untuk kawasan RTH ini dialokasikan di wilayah-wilayah desa atau kecamatan yang memiliki karakteristik perkotaan. 4) Kawasan Rawan Bencana : Kabupaten Kendal memiliki beberapa lokasi wilayah yang sering mengalami bencana alam seperti banjir, tanah longsor. Pada kawasan-kawasan seperti ini perlu II - 103

dilindungi agar dapat menghindarkan masyarakat dari ancaman yang ada tersebut. 2) Kawasan Budidaya Jenis-jenis pemanfaatan lahan yang diklasifikasikan sebagai kawasan budidaya antara lain adalah kawasan budidaya pertanian dan kawasan budidaya nonpertanian. Untuk kawasan budiaya pertanian terdiri dari kawasan tanaman pangan lahan basah, tanaman pangan lahan kering, kawasan tanaman tahunan atau perkebunan dan kawasan hutan produksi. Sedangkan untuk kawasan budidaya non pertanian terdiri dari kawasan perikanan, peternakan, pertambangan, perindustrian, pariwisata dan kawasan permukiman. Untuk kawasan permukiman terbagi menjadi dua, yaitu kawasan permukiman untuk wilayah perdesaan dan kawasan permukiman untuk wilayah perkotaan. a. Kawasan Budidaya Pertanian Untuk kawasan pertanian ini meliputi kawasan pertanian yang dialokasikan untuk tanaman pangan lahan basah, lahan kering, tanaman tahunan atau perkebunan, serta kawasan hutan produksi. Untuk kawasan hutan produksi, adalah kawasan yang diperuntukkan bagi hutan produksi terbatas dimana ekspliotasinya hanya dapat dengan tebang pilih dan tanam. Wilayah kecamatan yang dapat menjadi alokasi penggunaaan lahan sebagai kawasan budidaya pertanian antara lain meliputi hampir seluruh wilayah kecamatan yang ada di wilayah Kabupaten Kendal, terutama adalah Kecamatan Brangsong, Patean, Sukorejo, Boja, Pegandon, Ngampel, Gemuh, Ringinarum, Weleri, Rowosari, Kangkung, Cepiring, Patebon dan Kota Kendal, II - 104

Kaliwungu, Plantungan, Sukorejo, Singorojo, dan Limbangan. b. Kawasan Budidaya Non Pertanian 1) Jenis penggunaan lahan yang menjadi klasifikasi penggunaan lahan sebagai kawasan budidaya non pertanian antara lain adalah kawasan perikanan, peternakan (ternak besar dan kecil), pertambangan, industri, pariwisata dan permukiman. 2) Kawasan perikanan adalah kawasan yang diperuntukkan bagi usaha pengembangan perikanan. Kawasan ini terdapat di sepanjang pantai yang terdapat di Kabupaten Kendal. 3) Kawasan pertambangan adalah wilayah yang memiliki kandungan bahwan galian golongan C. Untuk kawasan permukiman ditujukan permukiman perkotaan dan perdesaan untuk menampung penduduk yang ada di Kabupaten Kendal sebagai tempat hunian dengan fasilitas sosialnya. 4) Kawasan permukiman, mencakup kawasan permukiman perkotaan dan kawasan permukiman perdesaaan a) Kawasan permukiman perkotaan mencakup wilayah pengembangan kota (untuk ibukota kabupaten dan IKK baik yang telah mempunyai RUTRK-RDTRK maupun yang belum). Kebijaksanaan pemanfaatan ruangnya didasar kan pada tujuan pengembangan sarana prasarana penunjang yang meliputi penataan ruang kota yang mencakup penyusunan dan peninjauan kembali (evaluasi, revisi) rencana tata ruang kota. II - 105

b) Kawasan permukiman perdesaan mencakup perkampungan yang ada dan arahan bagi perluasannya. Kebijaksanaan pemanfaatan ruangnya didasarkan pada tujuan untuk mengembangkan kawasan permukiman yang terkait dengan kegiatan budidaya pertanian yang meliputi pengembangan desa-desa pusat pertumbuhan. 3) Tata Guna Lahan Kabupaten Kendal bisa dikatakan sebagai kabupaten yang mempunyai ciri khas wilayah agraris. Hal ini ditunjukan dengan besarnya luas lahan yang digunakan untuk pertanian serta banyaknya penduduk yang memiliki mata pencaharian sebagai petani. Dari seluruh luas lahan yang ada di Kabupaten Kendal, 75,83% digunakan untuk usaha pertanian (sawah, tegalan, tambak dan kolam, hutan serta perkebunan), sedangkan sisanya digunakan untuk pekarangan (lahan untuk bangunan dan halaman sekitarnya), padang rumput dan yang sementara tidak diusahakan. Tabel 2.69 Luas Penggunaan Lahan Di Kabupaten Kendal 2009 No Rincian Luas Persentase (Km 2 ) (%) 1 Tanah Sawah 262,31 26,17 2 Tanah Pekarangan 149,01 14,87 3 Tanah Tegalan 228,37 22,79 4 Tambak dan Kolam 31,58 3,15 5 Hutan 159,87 15,95 6 Perkebunan 77,85 7,77 7 Lain-lain 93,24 9,30 Jumlah / Total 1.002,23 100 Sumber: RTRW Kabupaten Kendal II - 106

3.4. Pertanahan Bidang pertanahan mempunyai peran yang strategis dalam pembangunan daerah, selain itu tanah memiliki fungsi ekonomis dan sosial. Karena mengandung fungsi ekonomis dan sosial maka legalitas kepemilikan tanah harus jelas dengan dibuktikan melalui sertifikat kepemilikan tanah yang sah. Bukti kepemilikan tanah adalah Hak Milik (HM), Hak Guna Bangunan (HGB), Hak Guna Usaha (HGU) dan Hak Pakai (HP) yang ditetapkan Badan Pertanahan Nasional (BPN). Selama tahun 2005-2008 jumlah sertifikat tanah di Kabupaten Kendal semakin meningkat, hal ini ditandai dengan meningkatnya jumlah sertifikat tanah dan meningkatnya kesadaran masyarakat tentang pentingnya sertifikat tanah sebagai bukti legalitas kepemilikan tanah. Perincian masing-masing jenis sertifikat tanah, sebagai berikut : Tabel 2.70 Jumlah Kepemilikan Sertifikat Tanah di Kabupaten Kendal Tahun 2005-2008 (lembar) No Jenis Sertifikat 2005 2006 2007 2008 1 Hak Milik (HM) 116.304 128.472 139.387 145.875 2 Hak guna Bangunan (HGB) 5.412 5.431 5.431 573 3 Hak Guna 66 66 66 66 Usaha 4 Hak Pakai (HP) 1.892 1.960 1.960 1.960 5 Girik/Wafah - - - - Jumlah 123.674 135.929 146.844 148.474 Sumber data : Profil Kab.Kendal, 2008. Berdasarkan data tersebut diketahui peningkatan dari tahun ke tahun terdapat peningkatan dalam jumlah dan jenis sertifikat tanah. Di Kabupaten Kendal pada tahun 2005 terdapat sebanyak 123.674 unit, meningkat menjadi II - 107

sebesar 148.474 pada tahun 2009, atau meningkat sebanyak 24.800 unit (20,05%) selama 4 tahun. Dengan kata lain rata-rata peningkatan sebanyak 5% setiap tahun. Jumlah sertifikat terbanyak adalah sertifikat hak milik (HM) 116.304 unit pada tahun 2005 meningkat menjadi sebanyak 145.875 unit, atau meningkat sebanyak 29.571 unit selama 4 tahun, atau rata-rata sebesar 25,42% setiap tahun atau rata-rata sebesar 6,3% per tahun. Hal merupakan prestasi bagi peningkatan tertib administrasi pertanahan yang sedang ditingkatkan secara nasional. Perkembangan penggunaan tanah harus sesuai dengan rencana tara ruang dan wilayah di Kabupaten Kendal, terutama penetapan untuk kawasan pemukiman, perindustrian, lahan pertanian maupun kawasan-kawasan lainya dan terkait erat dengan daya dukung lingkungan. Kepres No. 34 tahun 2003 tentang Kebijakan Nasional di Bidang Pertanahan, dimana kewenangan pemberian ijin lokasi, pengadaan tanah untuk kepentingan pembangunan, penyelesaian sengketa tanah garapan, penetapan subyek dan obyek redistribusi tanah, dan tanah absentee dan lain-lain. Peningkatan status tanah yang bersertifikat memberikan dampak cukup besar dalam legalitas dan mengurangi sengketa tanah, sebaliknya apabila banyak status tanah yang tidak bersertifikat berpotensi timbulnya sengketa pertanahan baik sengketa antar individu dengan individu, individu dengan lembaga maupun sengketa tanah antar lembaga/institusi semakain dapat diatasi. 3.5. Perhubungan Kebutuhan akan sarana transportasi dan perhubungan untuk angkutan penumpang di Kabupaten Kendal dilayani oleh armada bus baik antar kota maupun antar propinsi, Kereta api, minibus/angkutan pedesaan dan angkutan II - 108

kota. Sedangkan untuk sarana transportasi angkutan barang dipenuhi oleh truk 2 as, truk 3 as dan mobil pick up/box. Adapun masing-masing armada angkutan di Kabupaten Kendal sudah dikelola oleh beberapa perusahaan angkutan. Jumlah kendaraan bermotor yang telah dikeluarkan ijinnya mencapai 1.514 unit, naik 85 % dari tahun sebelumnya. Banyaknya kendaraan yang diuji tercatat 9.553 unit dengan persentase kendaraan terbanyak adalah mobil barang yaitu 80%. Pemasukan penumpang bus dari tiga terminal yang ada di Kabupaten Kendal, yaitu Sukorejo, Weleri dan Boja, menunjukkan kenaikan. Pemasukan dari penumpang yang datang dan turun di terminal naik satu persen. Demikian juga dengan persentase yang dicapai dari penerimaan penumpang yang naik maupun berangkat. 1) Pola Pergerakan Barang dan Penumpang Pola pergerakan arus barang dan penumpang melalui jalan darat di Kabupaten Kendal terdiri dari pola pergerakan angkutan umum, dan angkutan barang. a) Pola Pergerakan Angkutan Umum Angkutan umum regional yang melintasi Kabupaten Kendal dilayani oleh angkutan bus dan non bus yang melewati jalan negara (Jalan Pantura Jawa) serta beberapa ruas jalan propinsi seperti ruas jalan Weleri-Sukorejo-Temanggung dan Kaliwungu-Boja- Kabupaten Semarang. Angkutan umum regional tersebut dilayani oleh angkutan transportasi Antar Kota Antar Propinsi (AKAP) dan Antar Kota Dalam Propinsi (AKDP). b) Pola Pergerakan Angkutan Barang Angkutan barang terutama digunakan untuk pemasaran hasil bumi maupun barang produksi yang diangkut dengan kendaraan barang berupa truk, II - 109

trailer, pickup bak terbuka, truk box, dan kendaraan lainnya. Berdasarkan jenis komoditi yang diangkut maka dapat diketahui bahwa hasil pertanian tanaman pangan merupakan komoditi terbesar yang didistribusikan melalui angkutan barang dari Kabupaten Kendal maupun keluar kabupaten. Selain hasil pertanian tanaman pangan komoditi lain yang didistribusikan adalah hasil ternak, hasil tanaman produksi, bahan galian atau tambang. Tabel 2.71 Jenis Transportasi Dalam Moda Pergerakan Di Kabupaten Kendal Tahun 2005-2008 (Buah) No Jenis Transportasi 2005 2006 2007 2008 A. Kendaraan Bermotor Mobil Pribadi / Dinas 3.304 3.360 3.845 4.238 Mobil Penumpang 1.496 1.935 1.827 1.228 Umum Truk 713 675 735 775 Bus 270 298 290 281 Sepeda Motor 56.151 48.140 59.071 66.373 Jumlah A 61.934 54.408 65.768 72.895 B. Kendaraan Tak Bermotor Dokar 745 745 658 626 Gerobak Dorong 1.897 1.982 2.085 2.153 Gerobak Hewan 9 14 10 20 Becak 6.986 6.706 3.747 3.456 Sepeda 55.859 56.485 62.742 67.426 Jumlah B 65.496 65.932 69.242 73.681 Sumber: Dinas Perhubungan dan Komunikasi Informasi Kabupaten Kendal, Tahun 2008 II - 110

2) Moda Transportasi a. Terminal Angkutan Umum Keberadaan terminal angkutan umum di Kabupaten Kendal dapat memberi tambahan kas kepada pemerintah daerah melalui retribusi yang telah ditetapkan. Kabupaten Kendal memiliki terminal tipe B yaitu Terminal Bahurekso (belum optimal fungsinya) dan terminal tipe C di Weleri, Kota Kendal, Sukorejo dan Boja. Pada saat ini di Kabupaten Kendal masih memerlukan penambahan beberapa sub terminal baru seperti di Kecamatan Cepiring dan Kaliwungu. Adanya kebutuhan tersebut dapat diindikasikan dengan banyaknya angkutan kota dan pedesaan yang mencari penumpang di pusat kedua kota tersebut sehingga sering menimbulkan kemacetan. Selain itu diperlukan juga peningkatan kelas terminal yaitu terminal Boja dari kelas C menjadi kelas B. Tabel 2.72 Jumlah Penumpang Yang Memanfaatkan Terminal Di Kabupaten Kendal Tahun 2006-2009 N Jumlah Penumpang (Orang) Aktivitas Terminal o 2006 2007 2008 2009 1 Terminal Boja a. Penumpang Naik 807 844 194 232 b. Penumpang 848 912 148 176 Turun 2 Terminal Weleri a. Penumpang Naik 2.365.953 2.429.834 1.858.644 1.854.360 b. Penumpang 2.157.416 2.258.815 1.854.360 1.858.644 Turun 3 Terminal Sukorejo a. Penumpang Naik 1.914.836 1.958.877 930 1.077.720 b. Penumpang Turun 1.775.075 1.895.780 855 934 Sumber: Dinas Perhubungan dan Komunikasi Informasi Kabupaten Kendal, Tahun 2009 II - 111

No b. Terminal Bus Untuk mendukung kelancaran jalur transportasi darat, di Kabupaten Kendal pada kondisi eksisting telah tersedia terminal yaitu berada di Kecamatan Weleri, Gemuh, Kota Kendal, Sukorejo dan Boja. Tabel 2.73 Jumlah Bus Antar Kota Dalam Provinsi (AKDP) Yang Masuk Terminal di Kabupaten Kendal Tahun 2005-2009 Aktivitas Bus AKDP Yang Masuk Terminal Tahun 2005 2006 2007 2008 2009 1 Datang 6.656.101 6.653.093 7.163.827 7.522.123 2.963.212 2 Turun 4.482.419 4.780.865 5.066.597 5.319.894 2.696.092 3 Naik 5.089.588 5.087.918 5.232.968 5.494.541 3.164.384 4 Berangkat 7.274.888 7.271.364 7.352.533 7.720.039 3.165.212 Sumber: Dinas Perhubungan dan Komunikasi Informasi Kabupaten Kendal, Tahun 2009 c. Rel Kereta Api Di Kabupaten Kendal terdapat jalur kereta api yang berupa rel yang merupakan jalur kereta api Pantura Pulau Jawa. Panjang rel kereta api yang melalui Kabupaten Kendal adalah 33 kilometer yang diawasi oleh tiga stasiun pengawasan dan dua stasiun distrik. Stasiun pengawasan terdapat di Kaliwungu, Pegandon dan weleri yang memiliki fungsi untuk mengawasi perjalanan kereta api sedangkan stasiun distrik terdapat di Pegandon dan weleri dengan fungsi untuk mengawasi peralatan-peralatan perkeretaapian. II - 112

d. Pelabuhan Di Kabupaten Kendal sekarang sedang merencanakan keberadaan pelabuhan niaga. Rencana pembangunan pelabuhan digunakan untuk menampung kegiatan bongkar muat barang lewat laut, tahap pertama pembangunan yaitu pembuatan dermaga dengan lebar 110 m dan panjang 148 m dengan kapasitas kapal yang berlabuh adalah jenis kapal Ferry dan Ro- Ro berbobot sekitar 1000 dwt. Letak pembangunan pelabuhan berada di Kecamatan Kaliwungu di desa Wonorejo yang berdekatan dengan daerah zone industri, baik di Kabupaten Kendal sendiri maupun dengan Kota Semarang Bagian Barat (Mangkang). 3) Sistem Angkutan Umum Sistem angkutan umum di Kabupaten Kendal secara garis besar dibagi menjadi dua yaitu angkutan umum darat dan angkutan umum laut. Sistem angkutan umum darat dilayani oleh bus, angkutan kota, angkutan desa serta kereta api. Selain iitu terdapat angkutan tradisional seperti delman serta becak. 3.6. Komunikasi dan Informatika Jumlah Kantor Pos sebanyak 19 unit yang melayani pengiriman surat, paket ataupun transaksi pos lainnya. Perkembangan pelayanan pos antara lain terlihat dari arus lalu lintas surat masuk kondisinya fluktuatif namun terlihat prospektif, tahun 2005 sebanyak 350.016 surat meningkat hingga mencapai 576.473 surat pada tahun 2007, namun pada tahun 2008 turun menjadi 532.038 surat. Jumlah surat yang dikirim juga terlihat fluktuatif namun rata-rata mengalami peningkatan, pada tahun 2005 sebanyak 247.369 surat meningkat pada tahun 2006 menjadi 264.912 surat dan hingga tahun 2008 telah mencapai 380.730 surat. II - 113

Terkait dengan bidang telekomunikasi, jumlah Satuan Sambungan Telepon (SST) sentral mengalami peningkatan walaupun jumlahnya kecil, pada tahun 2005 sebanyak 13.840 SST meningkat menjadi 15.000 SST pada tahun 2007 dan hingga tahun 20009 mencapai 15.300 SST. Kapasitas sentral yang tersedia tersebut diatas semuanya dapat terpasang, sedangkan kapasitas yang terpakai pada tahun 2005 sebanyak 12.914 SST meningkat menjadi 13.127 SST pada tahun 2007, namun hingga tahun 2009 jumlahnya menurun menjadi 13.000 SST. Perkembangan warung telekomunikasi dari tahun ke tahun terus menunjukkan penurunan, pada tahun 2005 sebanyak 675 unit meningkat menjadi 915 unit pada tahun 2006, namun pada tahun 2007 turun menjadi 695 unit dan hingga tahun 2009 kembali turun menjadi 457 unit. Penurunan jumlah wartel tersebut seiring dengan meningkatnya pemakaian telepon seluler (Fleksi) dimana jumlahnya mengalami peningkatan yang sangat besar. Pada tahun 2005 jumlah pelanggan Fleksi sebanyak 4.956 orang, meningkat menjadi 8.762 orang pada tahun 2006 dan sampai dengan tahun 2008 telah mencapai 171.566 orang. Jumlah tower yang tersedia masih cukup banyak sehingga upaya pemakaian tower bersama harus dapat dilaksanakan dengan secara perlahan mengurangi keberadaan tower yang masih eksis. Pada tahun 2006 terdapat 98 tower bertambah menjadi 114 tower pada tahun 2007 dan di tahun 2008 telah mencapai 125 tower. Pemakaian layanan internet beberapa tahun terakhir berkembang sangat pesat, hal ini didukung dengan jumlah penyedia jaringan internet (Internet Service Provider) yang selalu bertambah setiap tahunnya. Pada tahun 2005 hanya tersedia 19 ISP, memasuki tahun 2007 telah bertambah menjadi 35 ISP dan sampai tahun 2008 menjadi 121 ISP. Jumlah warnet II - 114

tampak berkembang positif, pada tahun 2005 terdapat 4 warnet, hingga tahun 2009 suah mencapai 17 warnet. Pada tahun 2008 telah terbit UU No.14 tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik (KIP), maka setiap badan publik memiliki kewajiban menyediakan, memberikan dan atau menerbitkan informasi publik yang akurat, benar dan tidak menyesatkan kepada pemohon informasi publik. Untuk melaksanakan kewajiban tersebut diatas maka Badan Publik harus membangun dan mengembangkan sistem Informasi dan dokumentasi untuk mengelola informasi publik secara baik dan efisien sehingga dapat diakses dengan mudah oleh masyarakat. Dalam undang-undang tersebut juga diamanatkan bahwa kabupaten memiliki kewajiban membentuk Komisi Informasi Daerah (KID), namun di Kabupaten Kendal saat ini belum terbentuk KID sehingga pengawasan terhadap informasi yang disediakan oleh badan publik serta informasi yang diminta oleh masyarakat belum dapat dilaksanakan secara optimal. 3.7. Pariwisata Di Kabupaten Kendal terdapat obyek wisata alam berupa Pantai Sendang Sikucing, air terjun Curugsewu Patean, Curug Panglebur Gongso, Pemandian Air Panas Gonoharjo, Pantai Jomblom Cepiring, dan Goa Kiskendo Singorojo, Pantai Muara Kencan Cepiring dan Perkebunan Teh Medini Singorojo. Terdapat pula obyek wisata buatan antara lain seperti: obyek wisata Kolam Rengang Tirtoarum, kolam renang Boja, Kampoeng Jowo Sekatul Limbangan, Agrowisata Plantera, Ngebruk Patean, Pelabuhan Mororejo Kaliwungu, dan Tirta Nusantara. Sampai dengan tahun 2009 obyek wisata yang telah dikelola oleh pemerintah daerah Kabupaten Kendal sebanyak 3 buah, yaitu Curugsewu, Sendang Sikucing dan II - 115

Kolam Renang Boja. Dari kedua obyek wisata tersebut, Curugsewu merupakan obyek wisata yang menjadi pilihan favorit masyarakat dengan jumlah pengunjung mencapai 149.660 orang (tahun 2009). Jumlah kunjungan wisata cenderung meningkat, dari sebanyak 106.543 orang (tahun 2006) menjadi 149.660 orang pada tahun 2009. Jumlah wisatawan nusantara di Kabupaten Kendal tahun 2006 sebanyak 63.960 orang, tahun 2007 menurun 64.327 dan tahun 2008 menjadi sebesar 68.327 orang dan tahun 2009 sebanyak 68.015 orang dengan rata-rata lama tinggal dari tahun 2006 2009 selama 1,5 hari. Perkembangan jumlah pengunjung dan retribusi daerah dari tahun 2006-2009 sebagai berikut: II - 116

Jumlah Pengunjung dan Pemasukan Obyek Wisata Di Kabupaten Kendal Tahun 2005-2009 Tabel 2.74 No Uraian 2006 2007 2008 2009 a Sendang Sikucing Pengunjung (orang) 48.603 52.706 51.963 59.660 Sepeda Motor (unit) 9.742 3.361 3.887 4.127 Pendapatan dari pengunjung (rupiah) 72.904.500 79.148.590 86.900.000 90.723.000 Pendapatan Kendaraan (rupiah) 77.775.500 81.185.590 88.843.500 2.063.500 Curugsewu b Pengunjung (orang) 106.543 135.118 131.476 149.660 Mobil (unit) 1.499 1.649 1.289 1.879 Sepeda Motor (unit) 9.061 10.376 9.907 11.036 Pendapatan dari pengunjung (rupiah) 159.814.500 202.679.500 260.150.000 259.285.000 Pendapatan Kendaraan (rupiah) 6.779.000 7.661.500 6.887.000 8.336.500 Kolam Renang Boja c Pengunjung (orang) 40.726 41.891 42.240 43.529 Pendapatan dari pengunjung (rupiah) 101.815.000 104.725.500 105.601.300 107.020.700 Total Jumlah pengunjung 195.872 229.715 225.679 252.849 Total Pendapatan dari pengunjung dan 346.184.000 395.895.590 451.030.800 467.428.700 kendaraan Sumber: Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (2006-2009) II - 117

Kabupaten Kendal memiliki atraksi pariwisata, antara lain : Hari Jadi Kota Kendal, Besaran Mororejo, Pesta Laut Tawang dan Sendang Sikucing, Pesta Laut Tanggul Malang, dan Syawalan Kaliwungu. Selama ini penyelenggaraan event-event pariwisata belum mampu menarik pengunjung wisata dari kabupaten/kota lain dalam jumlah yang besar. Kondisi demikian disebabkan belum adanya penetapan tanggal penyelenggaraan event (kalender of event). Partisipasi dalam event/pameran pariwisata ditingkat provinsi dan nasional kuantitasnya juga masih sangat terbatas. Dalam kurun waktu empat tahun (2005-2008) keikutsertaan dalam pameran pariwisata di tingkat provinsi dan tingkat nasional masing-masing hanya satu kali per tahun. Kabupaten Kendal memiliki kerajinan dan makanan khas yang dapat dikembangkan untuk mendukung sektor pariwisata, diantaranya kerajinan bambu (perahu layar), miniatur mobil dari kayu, dawet gempol, kerupuk petis, kripik paru, momoh jerohan, gula aren, dan kerupuk rambak. Diperlukan pengembangan pemasaran hasil industri makanan dan kerajinan khas daerah tersebut di sekitar obyek-obyek wisata di Kabupaten Kendal, sehingga mampu meningkatkan pendapatan masyarakat. Jumlah pelaku tenaga pengelola obyek wisata di Kabupaten Kendal sebanyak 59 orang, tidak mengalami peningkatan dari tahun 2006-2009. Jumlah pedagang di sekitar obyek wisata menunjukkan relatif tetap dan jumlah hotel dan penginapan sebanyak 16 unit hotel melati. Jumlah pengunjung hotel ini tidak semuanya wisatawan, tetapi juga berasal dari para pelaku usaha perdagangan. II - 118

Tabel 2.75 Jumlah Tenaga Kerja, Pedagang dan Jasa Pariwisata di Sekitar Obyek Wisata di Kabupaten Kendal Tahun 2006-2009 No Uraian 2006 2007 2008 2009 1 Tenaga Kerja Pengelola dan pedagang di sekitar a b c Obyek Wisata Sendang Sekucing Tenaga Kerja Pengelola obyek pariwisata 17 17 17 17 Pedagang 24 26 21 21 Jasa Pariwisata - - - - Curug Sewu Tenaga Kerja Pengelola 34 34 34 34 obyek pariwisata Pedagang 36 36 35 35 Jasa Pariwisata - - - - Kolam Renang Boja Tenaga Kerja Pengelola 8 8 8 8 Obyek Pariwisata Pedagang 13 15 16 16 Jasa Periwisata - - - - Jumlah Pengelola obyek 59 59 59 59 wisata Jumlah Pedagang 73 77 72 72 2 Jumlah Hotel dan Penginapan Jumlah Hotel dan Penginapan (unit) 16 16 16 16 Penginap (orang) - - - - 3 Jumlah Rumah Makan dan Restoran 121 125 125 125 Sumber: Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (2006-2009) II - 119

3.8. Koperasi dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah Jumlah koperasi primer di Kabupaten Kendal dalam kurun waktu lima tahun (2005-2009) menunjukkan peningkatan dengan rata-rata sebesar 2,46% per tahun, dari sebanyak 447 buah pada tahun 2005 menjadi sebanyak 492 buah pada tahun 2009. Di lihat dari keaktifannya, pada tahun 2009 sebagian besar koperasi di Kabupaten Kendal tergolong aktif (73,28%), dan sisanya tidak aktif (26,22%). Dalam kurun waktu lima tahun jumlah koperasi aktif menunjukkan peningkatan dari sebanyak 316 buah pada tahun 2005 menjadi 363 pada tahun 2009. Jumlah koperasi tidak aktif menunjukkan penurunan dari sebanyak 131 buah pada tahun 2005 menjadi 129 pada tahun 2009. Perkembangan jumlah koperasi di Kabupaten Kendal dilihat pada tabel berikut : Tabel 2.76 Jumlah koperasi Primer dan Induk Koperasi Di Kabupaten Kendal Tahun 2005-2009 No. Koperasi 2005 2006 2007 2008 2009 1. Koperasi Primer Koperasi aktif 316 327 338 338 363 Koperasi tidak 131 126 121 121 129 aktif Jumlah koperasi primer 447 453 459 459 492 Jumlah modal koperasi (milyar rupiah) Tad 107.726 134.332 167.227 267.208 Jumlah anggota (orang) 2. Jumlah Induk Koperasi Jumlah induk koperasi Tad 143.498 143.687 165.879 155.048 1 1 1 1 1 Sumber: Dinas Koperasi, Usaha Mikro Kecil dan Menengah Kabupaten Kendal (2005-2009) II - 120

Dalam kurun waktu empat tahun (2006-2009) terjadi peningkatan jumlah anggota koperasi rata-rata sebesar 3,02% per tahun, dari sebanyak 143.498 orang pada tahun 2006 menjadi 155.048 orang pada tahun 2009. Seiring dengan peningkatan jumlah anggota tersebut, modal koperasi primer dalam kurun waktu yang sama juga menunjukkan adanya peningkatan. Modal koperasi primer pada tahun 2006 sebesar sebanyak 143,498 milyar rupiah, pada tahun 2009 modal koperasi telah mencapai 155,048 milyar rupiah. Jumlah pengusaha kecil mengalami peningkatan dari sebanyak 1.256 orang pada tahun 2005 menjadi 4.980 orang pada tahun 2009. Penyerapan tenaga kerja pada usaha kecil dalam kurun waktu lima tahun juga menunjukkan peningkatan, dari sebanyak 3.106 orang pada tahun 2005 menjadi 12.882 orang pada tahun 2009. Perkembangan jumlah pengusaha dan tenaga kerja pada usaha kecil dan menengah dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 2.77 Jumlah Pengusaha dan Tenaga Kerja pada Usaha Kecil dan Menengah di Kabupaten Kendal Tahun 2005-2009 No Uraian 2005 2006 2007 2008 2009 1. Jumlah Pengusaha Pengusaha Kecil Pengusaha Menengah 2. Jumlah Tenaga Kerja 1.256 1.656 4.900 4.900 4.980 624 624 624 624 624 Usaha Kecil 3.106 3.899 9.655 9.748 12.882 Usaha Menengah 3.134 3.134 3.134 3.134 3.134 II - 121

Sumber: Dinas Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah Kabupaten Kendal (2005-2009) 3.9. Industri Pada tahun 2006 jumlah perusahaan industri di Kabupaten Kendal sebanyak 17.495 unit dengan jumlah tenaga kerja sebanyak 63.824 tahun 2006, meningkat menjadi sebanyak 17.558 unit tahun 2008 dengan penyerapan tenaga kerja sebanyak 64.642 orang. Dilihat dari kelompok industri, sebagian besar adalah industri kecil yang mengolah hasil pertanian (2009) sebanyak 9.715 unit dan menyerap tenaga kerja sebanyak 23.006 orang. Perkembangan jumlah unit usaha dan tenaga kerja yang terserap dapat dilihat pada tabel berikut : II - 122

Tabel 2.78 Jumlah Perusahaan dan Tenaga Kerja Menurut Kelompok Industri Kabupaten Kendal Tahun 2006-2009 (unit) No Kelompok Industri Jumlah Perusahaan Jumlah Tenaga Kerja 2006 2007 2008 2009 2006 2007 2008 2009 1. Industri logam, mesin dan elektronik a. Besar 6 6 6 6 2.255 2.255 2.255 2.255 b. Kecil 1.472 1.475 1.475 1.475 4.130 4.159 4.159 4.159 2. Industri kimia a. Besar 7 7 7 7 697 697 697 697 b. Kecil 2.851 2.851 2.851 2.851 8.231 8.213 8.241 8.241 3. Industri aneka a. Besar 2 2 2 2 3.086 3.086 3.086 3.086 b. Kecil 3.446 3.474 3.481 3.508 8.366 8.563 8.655 10.270 4. Industri hasil pertanian a. Besar 21 21 21 21 14.542 14.542 14.543 14.543 b. Kecil 9.690 9.708 9.715 9.729 22.535 22.806 23.006 23.033 Jumlah industri besar 36 36 36 36 20.580 20.580 20.581 20.581 Jumlah industri kecil 17.459 17.508 17.522 17.563 43.262 43.741 44.061 45.703 Jumlah total 17.495 17.544 17.558 17.599 63.824 64.321 64.642 66.284 II - 123

Dari tabel di atas dapat dihitung tingkat penyerapan tenaga kerja pada masing-masing kelompok industri. Jika diperbandingkan antara jumlah tenaga kerja dengan jumlah industri, maka pada tahun 2009 rata-rata tenaga kerja yang terserap pada industri besar sebanyak 572 orang dan tenaga di sektor industri kecil sebanyak 3 orang setiap unit usaha. Berdasarkan kelompok industri logam, mesin dan elektronik, rata-rata penyerapan tenaga kerja industri besar sebanyak 376 orang dan industri kecil hanya 3 orang/ unit usaha. Pada kelompok industri kimia, rata-rata penyerapan tenaga kerja industri besar sebanyak 100 orang, dan industri kecil hanya 3 orang/ unit usaha. Pada kelompok industri aneka rata-rata penyerapan tenaga kerja industri besar sebanyak 1.543 orang dan industri kecil sebanyak 3 orang per unit usaha. Pada kelompok industri hasil pertanian rata-rata penyerapan tenaga kerja industri besar sejumlah 693 orang dan industri kecil hanya sebanyak 2 orang setiap unit usaha. Nilai investasi industri di Kabupaten Kendal menunjukkan peningkatan dari sebanyak Rp 7,99 milyar tahun 2006 menjadi sebesar Rp 10,86 milyar pada tahun 2007. Penambahan nilai investasi ini terjadi pada perusahaan industri skala kecil kelompok industri logam, mesin dan elektronik; kelompok industri aneka; dan kelompok industri hasil pertanian. Pada tahun 2008 nilai investasi meningkat menjadi sebesar Rp.10,86 milyar meningkat menjadi Rp.10,86 milyar tahun 2009. Perkembangan nilai investasi dapat dilihat pada tabel berikut: II - 124

Tabel 2.79 Nilai Investasi Menurut Kelompok Industri Kabupaten Kendal Tahun 2006-2009 (Rp) N Kelompok 2006 2007 2008 2009 o Industri 1. Industri logam, mesin dan elektronik a. Besar 743.514.482 743.514.482 743.514.482 743.514.482 b. Kecil 3.796.659 453.796.659 453.796.659 453.796.659 2. Industri kimia a. Besar 346.700.000 346.700.000 346.700.000 346.700.000 b. Kecil 3.939.425 3.939.425 3.940.175 3.940.175 3. Industri aneka a. Besar 6.464.110.00 0 6.464.110.000 6.464.110.000 6.464.110.000 b. Kecil 4.848.703 2.335.263.703 2.335.264.193 2.335.275.721 4. Industri hasil pertanian a. Besar 408.331.813 408.331.813 408.331.813 408.331.813 b. Kecil 16.266.521 108.689.152 108.691.009 108.692.719 Jumlah industri besar 7.962.656.29 5 7.962.656.295 7.962.656.295 7.962.656.295 Jumlah 28.851.308 2.901.688.939 2.901.692.036 2.901.705.274 industri kecil Jumlah 7.991.507.60 3 10.864.345.23 4 10.864.348.33 1 10.864.361.56 9 Sumber: Dinas Perdagangan, Perindustrian, dan Pertambangan Energi (2006-2009) Nilai produksi industri di Kabupaten Kendal menunjukkan peningkatan dalam kurun waktu empat tahun (2006-2009). Pada tahun 2006 total nilai produksi hanya sebesar Rp.1.958.920.456,00. Pada tahun 2007 nilai produksi mengalami peningkatan yang cukup signifikan menjadi sebesar Rp 13.175.709.684,00. Hal ini disebabkan adanya peningkatan produksi secara besar-besaran yang II - 125

ditunjang oleh peningkatan investasi pada industri skala kecil, khususnya kelompok industri aneka dan industri hasil pertanian. Dalam kurun waktu dua tahun terakhir (2008-2009) nilai produksi hanya sedikit mengalami peningkatan menjadi Rp.13.175.713.614,00 pada tahun 2008, dan menjadi Rp 13.175.722.187,00 pada tahun 2009. Perkembangan nilai produksi industri di Kabupaten Kendal dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 2.80 Nilai Produksi Menurut Kelompok Industri Kabupaten Kendal Tahun 2006-2009 (Rp) No Kelompok Industri 2006 2007 2008 2009 1. Industri logam, mesin dan elektronik a. Besar 131.132.268 131.132.268 131.132.268 131.132.268 b. Kecil 2.203.052.400 2.332.320.156 2.332.320.156 2.332.320.156 2. Industri kimia a. Besar 85.232.818 85.232.818 85.232.818 85.232.818 b. Kecil 13.607.674 13.607.674 13.608.424 13.608.424 3. Industri aneka a. Besar 1.310.075.725 1.310.075.725 1.310.075.725 1.310.075.725 b. Kecil 23.443.759 2.562.294.928 2.562.296.668 2.562.303.741 4. Industri hasil pertanian a. Besar 306.382.541 306.382.541 306.382.541 306.382.541 b. Kecil 67.015.147 6.434.663.574 6.434.665.014 6.434.666.514 Jumlah industri besar 1.832.823.352 1.832.823.352 1.832.823.352 1.832.823.352 Jumlah 2.307.118.980 11.342.886.332 11.342.890.262 11.342.898.835 industri kecil Jumlah Total 1.958.920.456 13.175.709.684 13.175.713.614 13.175.722.187 Sumber: Dinas Perdagangan, Perindustrian, dan Pertambangan Energi Di Kabupaten Kendal memiliki satu kawasan industri, yaitu kawasan industri kaliwungu, dan sentra-sentra industri. Jumlah sentra industri di Kabupaten Kendal II - 126

sebanyak 50 desa, sampai dengan tahun 2009 telah dikembangkan sebanyak 20 desa (40%). Jumlah sentra industri potensial yang telah dikembangkan dalam kurun waktu empat tahun menunjukkan peningkatan dari sebanyak 3 desa pada tahun 2006, menjadi 4 desa pada tahun 2007, sebanyak 9 desa pada tahun 2008, dan sejumlah 20 desa pada tahun 2009. Penggunaan teknologi industri di Kabupaten Kendal untuk meningkatkan daya saing produk industri masih rendah. Dalam kurun waktu lima tahun (2005-2010) telah dilaksanakan peningkatan kemampuan teknologi industri pada industri kecil, yaitu industri kerajinan tas; industri kerajinan bordir; industri kerajianan bambu; industri kerajinan kapok randu; industri makanan ringan; industri tepung tapioka; industri pande besi; industri gula tebu; dan industri genteng press. Selain itu, dilakukan pengembangan dan pelayanan teknologi industri kecil makanan; dan pelatihan dan alat produksi emping melinjo. 3.10. Perdagangan Realisasi ekspor non migas dari Kabupaten Kendal dalam kurun waktu lima tahun (2005-2009) mengalami fluktuatif, tahun 2005 realisasi nilai ekspor sebanyak 75.297 juta US dollar, meningkat menjadi 91,120 juta US dollar pada tahun 2005, dan mencapai 198,957 juta US dollar pada tahun 2006. Namun pada tahun 2008 dan 2009 nilai ekspor mengalami penurunan menjadi 162,398 juta US dollar (2008), dan 158.246.059,32 US dollar (2009). Jenis komoditas utama ekspor Kabupaten Kendal adalah furniture dan produk yang terbuat dari kayu olahan, logam, karet dan makanan olahan, terutama tujuan ekspor Amerika Serikat, Jepang, Belanda, Inggris, Perancis, Australia dan Korea. II - 127

Perkembangan usaha perdagangan dari tahun 2005-2009 menunjukkan peningkatan, dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 4,35% per tahun. Pada tahun 2005 jumlah unit usaha perdagangan sebanyak 985 unit meningkat menjadi 1.167 unit. Dari sebanyak 1.167 unit tahun 2009. Perusahaan yang telah mengurus Surat Ijin Usaha Perdagangan sebanyak 1.128 unit (96,66%), hal ini menunjukkan tingkat ketaatan perijinan usaha tergolong baik. Jumlah tenaga kerja yang terserap dalam usaha perdagangan dari sebanyak 1.970 orang pada tahun 2005 menjadi 2.286 orang pada tahun 2009. Data perkembangan usaha perdagangan dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 2.81 Jumlah Unit Usaha dan Tenaga Kerja pada Usaha Perdagangan Di Kabupaten Kendal Tahun 2005-2009 No Uraian 2005 2006 2007 2008 2009 1. Unit Usaha Perdagangan 985 1.020 1.077 1.148 1.167 2. Tenaga kerja 1.970 2.060 2.154 2.248 2.286 Sumber : Dinas Perdagangan, Perindustrian, Pertambangan dan Energi Kabupaten Kendal (2005-2009) Sarana dan prasarana perdagangan meliputi pasar tradisional, pasar desa, pasar swalayan, dan pertokoan/warung/kios. Jumlah pasar tradisional sebanyak 11 unit. Sementara itu pasar lokal (desa) hanya sebanyak 23 unit tahun 2005 menjadi 24 unit tahun 2009. Diperlukan penambahan pasar tradisional dan pasar desa di lokasi yang strategis agar dapat menumbuhkan usaha perdagangan, sehingga dapat memacu pertumbuhan wilayah. Sarana perdagangan lainnya adalah pertokoan/ warung/kios. Jumlah toko/warung/kios di Kabupaten Kendal cenderung mengalami peningkatan, dari sebanyak II - 128

1.823 unit pada tahun 2005 menjadi 1.834 unit pada tahun 2009. Pertumbuhan perdagangan retail di Kabupaten Kendal tergolong cukup pesat. Dalam kurun waktu tahun 2005-2009 jumlah pasar swalayan mengalami peningkatan dari tahun 2005 sebanyak 1 unit menjadi 22 unit tahun 2009. Perkembangan sarana dan prasarana perdagangan di Kabupaten Kendal dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 2.82 Sarana Perdagangan di Kabupaten Kendal Tahun 2005-2009 N Jenis Sarana 2005 2006 2007 2008 2009 o Perdagangan 1. Pasar Tradisional 11 11 11 11 11 2. Pasar Lokal (Pasar Desa) 23 23 23 24 24 3. Pasar Swalayan 1 1 20 22 22 4. Pertokoan/warung/kios 1.823 1.856 1.921 1.634 1.834 5. Pasar Hewan 4 4 4 4 4 6. Pasar Sepeda 3 3 3 3 3 Sumber : Dinas Perdagangan, Perindustrian, Pertambangan dan Energi Kabupaten Kendal (2005-2009) Terkait dengan perlindungan konsumen, telah dilakukan pelayanan kemetrologian di 20 kecamatan bekerjasama dengan Balai Metrologi Provinsi Jawa Tengah guna mendukung tertib ukur, tertib niaga dan tertib perlindungan konsumen. Selain itu, dilakukan pula pengawasan terhadap barang dan jasa yang beredar secara berkala, menjelang lebaran, natal dan tahun baru. Pengawasan secara berkala perlu dilakukan apabila ada indikasi barang yang beredar di masyarakat mengandung unsur berbahaya (B3) dan tidak memenuhi standar. II - 129

3.11. Penanaman Modal Wilayah Kabupaten Kendal terletak di kawasan strategis dan berbatasan langsung dengan Kota Semarang yang merupakan pusat pemerintahan dan perekonomian Jawa Tengah. Kabupaten Kendal memiliki potensi penanaman modal baik di bidang pengolahan hasil pertanian, perkebunan dan kehutanan, pengembangan UMKM, industri pengolahan hasil perikanan dan kelautan, industri mebel kayu, maupun industri kerajinan lainnya. Demikian juga di sektor industri, perdagangan maupun perhotelan masih terbuka peluang penanaman modal di Kabupaten Kendal. Besarnya penanaman modal dalam sektor industri, baik industri kecil dan besar dari tahun 2006-2008 menunjukkan peningkatan yang positif. Besarnya investasi sebesar 7,90 milyar pada tahun 2004 meningkat menjadi sebesar 10,86 milyar. Sedangkan besarnya nilai produksi industri kecil dan besar pada tahun 2006-2008 menunjukkan perkembangan yang positif, yaitu sebesar 1,95 milyar tahun 2006 meningkat menjadi sebesar 13,17 milyar. Tabel 2.83 Jumlah Perusahaan dan Tenaga Kerja Terserap Berdasarkan Kelompok Industri di Kabupaten Kendal Tahun 2007-2008 N o Kelompok Industri Jumlah Perusahaan (unit) Jumlah Tenaga Kerja (orang) 2007 2008 2007 2008 I Industri Logam, Mesin dan Elektronik a Besar 6 6 2.255 2.255 b Kecil 1.475 1.475 4.159 4.159 II Industri Kimia a Besar 7 7 697 697 b Kecil 2.851 2.851 8.231 8.241 II - 130

N o Kelompok Industri Jumlah Perusahaan (unit) Jumlah Tenaga Kerja (orang) 2007 2008 2007 2008 III Industri Aneka a Besar 2 2 3.086 3.086 b Kecil 3.474 3.474 8.563 8.563 IV Industri Hasil Pertanian a Besar 21 21 14.542 14.543 b Kecil 9.708 9.715 22.806 23.006 Jumlah 17.544 17.558 64.321 64.642 Sumber data : Kabupaten Kendal Dalam Angka 2008. Berdasarkan tabel tersebut, diketahui sebagian besar industri di Kabupaten Kendal adalah industri kecil dan hanya sebagian kecil termasuk kategori perusahaan besar. Namun jumlah penyerapan tenaga kerja lebih banyak menyerap tenaga kerja. Realisasi penanaman modal di Kabupaten Kendal dari tahun 2006-2010 dikemukakan sebagai berikut : Tabel 2.84 Realisasi Investasi di Kabupaten Kendal Tahun 2006-2010 No Tahun Jumlah Perusahaan (unit) Realisasi Investasi (juta Rp) 1 2006 829 672.571,00 2 2007 511 523.118,00 3 2008 724 693.921,00 4 2009 710 439.571,00 5 2010 478 321.210,00 Sumber data : Kantor Penanaman Modal Kabupaten Kendal, 2010 (sampai dengan Juli 2010) Realisasi penanaman modal di Kabupaten Kendal dari tahun 2006 2010 menunjukkan perkembangan yang berfluktuasi. Tahun 2006 jumlah perusahaan sebanyak II - 131

829 unit, menurun menjadi 511 unit tahun 2007 dan meningkat kembali pada tahun 2008 menjadi 724 unit dan 710 unit pada tahun 2009. penanaman modal terutama pada usaha komponen otomotif, perumahan dan pemukiman, minimarket dan kegiatan usaha mebel. Upaya meningkatkan penanaman modal di Kabupaten Kendal dilakukan melalui fasilitasi perijinan usaha, peningkatan pembangunan fasilitas umum usaha perdagangan seperti pasar empat usaha dan lain-lain. Diharapkan dimasa mendatang besarnya penanaman modal lebih banyak berasal dari kalangan swasta/bumn dan hanya sebagian kecil dari pemerintah. Berdasarkan hasil perhitungan proyeksi penanaman modal setiap tahun rata-rata memerlukan penanaman modal sebesar Rp 6-8 milyar dan investasi pemerintah rata-rata sebesar Rp. 2 milyar per tahun. 3.12. Pertanian Luas panen dan produksi padi Kabupaten Kendal relatif konstan, dengan rata-rata pertumbuhan luas areal panen periode 2005-2009 sebesar 0,01% dan pertumbuhan produksi 0,03%. Produksi padi tahun 2009 adalah 235.927 ton dengan luas areal tanam 42.590 Ha. Pertumbuhan produksi tanaman padi dan padi gogo sebagai berikut : Tabel 2.85 Luas Panen, Produksi dan Produktivitas Tanaman Padi Di Kabupaten Kendal tahun 2005-2009 Ratarata r N Indikator 2005 2006 2007 2008 2009 o (%) 1 Luas Panen (ha) 40.506 40.146 40.064 41.205 42.590 0,01 2 Produksi (ton) 211.19 209.93 218.75 229.25 235.92 0,03 9 5 4 5 7 3 Rata-rata prod. (kw/ha) 52,1 52,3 54,6 55,6 53,1 2,27 II - 132

N o Indikator 2005 2006 2007 2008 2009 Ratarata r (%) a.padi Kering (gogo) Luas Panen (ha) 1.345 1.194 1.474 947 1.173 0,00 Produksi (ton) 5.261 4.181 4.088 2.957 3.635-0,07 Rata-rata prod. 39,1 31,1 27,7 31,2 31,0-0,05 (KW/ha) b.padi Sawah Luas Panen (ha) 39,166 38,952 38,590 40,258 41,417 0,01 Produksi (ton) 205.93 205.75 214.66 226.29 232.29 0,03 9 5 7 8 1 Rata-rata prod. (KW/ha) 52,6 53,0 55,6 56,2 56,1 0,02 Sumber : Dinas Pertanian Kabupaten Kendal, Tahun 2009 Usaha budidaya tanaman palawija Kabupaten Kendal bersifat subsisten, diantaranya komoditas ketela pohon, ketela rambat, kacang tanah, dan kacang hijau. Komoditas tanaman palawija yang konsisten antara lain tanaman jagung dan kedelai dengan produksi masing-masing pada tahun 2009 adalah 182.328 ton dan 6.710 ton. Tabel 2.86 Luas Panen, Produksi dan Produktivitas Tanaman Palawija di Kabupaten Kendal Tahun 2005-2009 N o Indikator 2005 2006 2007 2008 2009 1 Jagung Luas Panen (ha) Produksi (ton) Rata-rata prod. (KW/ha) 2 Ketela Ratarata r (%) 16.821 18.736 19.796 22.185 34.678 0,21 93.670 90.532 101.93 7 124.30 6 182.32 8 0,19 56 48 51 56 52,58-0,01 II - 133

N o Indikator 2005 2006 2007 2008 2009 Pohon Luas Panen (ha) Produksi (ton) Rata-rata prod. (KW/ha) 3 Ketela Rambat Luas Panen (ha) Produksi (ton) Rata-rata prod. (KW/ha) 4 Kacang Tanah Luas Panen (ha) Produksi (ton) Rata-rata prod. (KW/ha) 5 Kedelai Luas Panen (ha) Produksi (ton) Rata-rata prod. (KW/ha) 6 Kacang Ratarata r (%) 2.787 1.667 1.799 1.863 1.782-0,08 68.126 44.542 37.355 38.183 44.015-0,08 244 267 208 205 247 0,02 431 394 410 255 355-0,01 8.742 7.912 8.807 6.151 8.625 0,03 203 201 215 241 355 0,16 3.568 4.076 3.745 2.833 2.972-0,03 3.767 4.151 4.577 3.534 4.091 0,03 11 10 12 12 13,77 0,07 418 619 570 2.070 4.313 1,03 527 782 738 2.642 6.710 1,14 13 13 13 13 15,56 0,06 II - 134

N o Indikator 2005 2006 2007 2008 2009 Ratarata r (%) Hijau Luas Panen 1.454 2.093 1.517 1.340 1.124-0,03 (ha) Produksi 1.769 2.492 1.771 1.585 1.335-0,04 (ton) Rata-rata prod. (KW/ha) 12 12 12 12 11,88-0,01 7 Sorgum (Cantel) Luas Panen - - 4-1 (ha) Produksi - - 25-2 (ton) Rata-rata - - 10-24,95 prod. (KW/ha) total luas panen (ha) 106.4 99 107.8 72 107.9 69 112.9 56 130.4 05 0,05 Sumber : Dinas Pertanian Kabupaten Kendal, Tahun 2009 Luas areal tanaman sayuran Kabupaten Kendal periode 2005-2009 mengalami pertumbuhan 0,16% dengan luas 4.634 ha pada tahun 2009. Produksi tanaman sayuran di Kabupaten Kendal yang potensial adalah Bawang Merah, Kobis, Kacang Panjang, Cabe, Ketimun dan Tomat. Produksi tahun 2005 sampai dengan tahun 2009 dapat dilihat pada tabel berikut : II - 135

Tabel 2.87 Luas Panen dan Produksi Sayur-sayuran di Kabupaten Kendal Tahun 2005-2009 (Kw) No Indikator 2005 2006 2007 2008 2009 Ratarata r (%) Total luas 2.763 2.903 2.877 2.949 4.634 0,16 (Ha) Produksi (kw) 1 Bawang Merah 92.135 164.792 154.114 183.346 288.656 0,37 2 Bawang - - - - - - Putih 3 Bawang 1.928 4.769 4.009 3.513 5.345 0,43 Daun 4 Wortel 220 1.000 600 510 2.700 1,82 5 Kubis 45.860 6.390 3.450 10.830 48.720 1,08 6 Sawi 9.845 5.799 6.657 8.657 10.194 0,05 7 Cabe 20.065 11.450 21.646 13.207 21.676 0,18 8 Tomat 993 896 1.176 819 1.292 0,12 9 Terong 4.235 3.395 3.806 2.095 4.153 0,11 10 Buncis 375 60 245 741 364 0,94 11 Mentimun 24.467 13.020 6.221 8.363 15.234 0,04 12 Labu Siam 315 105 152 20 61 0,24 13 Kangkung 1.563 1.778 2.852 847 3.697 0,85 14 Bayam 50 192 707 463 116 1,11 Sumber : Dinas Pertanian Kabupaten Kendal, Tahun 2009 Produksi buah-buahan di Kabupaten Kendal dari tahun ke tahun menunjukkan peningkatan, buah yang potensial antara lain Durian, Rambutan, Mangga, Nangka, Pisang, Sawo dan Sukun. Produksi tahun 2005 sampai dengan tahun 2009 dapat dilihat pada tabel berikut : II - 136

Tabel 2.88 Produksi Buah-Buahan di Kabupaten Kendal Tahun 2005-2009 (Kw) No Indikator 2005 2006 2007 2008 2009 Ratarata r (%) 1 Alpukat 2.381 5.020 2.241 5.451 12.919 0,84 2 Manggis 263 73 72 46 109 0,07 3 Rambutan 13.545 43.386 23.121 34.445 28.512 0,51 4 Duku 290 714 550 288 611 0,47 5 Jeruk Siam 940 684 581 345 128-0,36 6 Jeruk 12-27 26 15 Besar 7 Nanas 179 290 578 609 600 0,41 8 Durian 20.575 26.638 25.569 31.971 71.788 0,44 9 Pisang 238.079 209.851 202.406 266.918 275.216 0,05 10 Jambu Biji 2.555 4.543 8.000 5.866 17.450 0,81 11 Jambu Air 2.989 2.972 2.270 4.508 1.493 0,02 12 Sawo 15.139 10.226 15.698 9.204 8.400-0,07 13 Pepaya 7.297 8.834 3.649 5.496 3.766-0,05 14 Mangga 83.458 104.303 79.498 110.677 89.644 0,05 15 Nangka 28.170 46.309 42.489 56.202 44.702 0,17 16 Sukun 9.864 9.239 10.587 12.648 8.642-0,01 17 Belimbing 1.388 852 633 922 1.011-0,02 18 Sirsat 2.314 1.614 1.282 1.231 959-0,19 Sumber : Dinas Pertanian Kabupaten Kendal, Tahun 2009 Berbagai macam jenis ternak yang dikembangkan oleh masyarakat mengalami pertumbuhan positif antara lain sapi, kerbau, kambing, domba, ayam, itik, dan puyuh, dan yang menurun jumlahnya adalah kuda, babi, dan kelinci. Rumah Pemotongan Hewan (RPH) di Kabupaten Kendal sebanyak 4 buah. Perkembangan peternakan di Kabupaten Kendal, adalah sebagai berikut : II - 137

Tabel 2.89 Jumlah Ternak di Kabupaten Kendal Tahun 2005-2009 (Kw) No Indikator 2005 2006 2007 2008 2009 Ratarata r (%) 1 Sapi a. Potong 16.185 16.547 16.717 16.942 21.641 0,08 b. Perah 41 36 36 202 2 Kerbau 4.838 4.841 4.845 4.903 5.016 0,01 3 Kuda 886 890 895 955 821-0,02 4 Kambing 57.151 57.630 58.113 58.008 58.414 0,01 5 Domba 47.408 47.412 48.378 49.053 49.690 0,01 6 Babi 200 200 200 200 61-0,17 7 Kelinci 7.068 7.071 7.091 7.449 3.568-0,12 8 Ayam a. 846.416 848.498 848.850 851.210 854.019 0,00 Kampung b. Ras 1.725.820 1.896.400 1.942.700 2.317.100 2.409.996 0,09 Petelor c. Ras 5.232.300 4.826.250 5.385.750 5.646.750 5.782.509 0,03 Pedaging 9 Itik 126.026 126.147 128.206 150.511 182.234 0,10 10 Puyuh 70.136 77.016 77.516 84.224 208.000 0,42 11 Entog 43.457 43.467 43.522 51.866 70.004 0,14 12 Angsa 3.305 3.309 3.319 3.084 3.294 0,00 Sumber : Dinas Pertanian Kabupaten Kendal, Tahun 2009 Luas perkebunan rakyat di Kabupaten Kendal selama 5 tahun terakhir (2005-2009) mengalami peningkatan 0,09%. Tanaman perkebunan yang mengalami penurunan pertumbuhan adalah tebu rakyat, the, kemukus, dan aren, sedangkan yang lainnya mengalami pertumbuhan positif dan terbanyak yang diusahakan adalah tembakau dan kopi. Tananam tebu termasuk banyak diusahakan, namun pertumbuhannya negatif, data selengkapnya sebagai berikut : II - 138

Tabel 2.90 Luas dan Produksi Tanaman Perkebunan di Kabupaten Kendal Tahun 2005-2009 No Indikator 2005 2006 2007 2008 2009 Ratarata r (%) Luas (Ha) 11.019,70 14.723,43 14.955,49 14.804,79 15.102,68 0,09 Produksi (ton) 1 Tembakau rakyat 5.605,31 6.607,97 7.018,32 6.900,81 7.618,36 0,08 2 Kapok 271,16 246,41 384,45 354,45 281,80 0,05 3 Kelapa 931,88 910,30 1.092,98 1.009,.81 968,70 0,02 4 Kopi 1.121,09 997,95 1.003,82 911,91 1.127,48 0,01 5 Cengkeh 123,55 120,78 375,75 391,79 186,91 0,40 6 Panili 2,12 1,57 3,41 3,42 1,10 0,06 7 Tebu 1.866,47 1.458,63 2.798,68 1.890,47 359,68-0,11 Rakyat 8 Karet 3,45 33,56 42,41 43,75 43,88 2,26 9 Teh 109,98 78,31 68,99 64,58 58,15-0,14 10 Jambu 0,38 0,38 0,00 0,00 0,29 Mete 11 Kayu 5,42 5,50 0,00 0,00 - Manis 12 Lada 6,99 20,41 7,04 6,45 4,74 0,23 13 Kapulogo 145,35 169,46 190,34 171,50 175,27 0,05 14 Kemiri 4,80 8,36 0,00 0,00 7,20 15 Aren 302,30 267,68 318,77 300,05 183,28-0,09 16 Kemukus 12,21 11,50 0,00 6,38 10,25-0,11 17 Jahe 54,50 60,94 95,35 749,03 95,35 1,67 18 Kakao 10,97 10,61 28,03 24,62 12,40 0,25 19 Kapas 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 20 Nilam 9,38 9,38 35,67 0,00 54,50 Sumber : Dinas Pertanian Kabupaten Kendal, Tahun 2009 3.13. Ketahanan Pangan Pada tahun 2009 besarnya produksi padi mencapai 140.603 ton atau setara dengan 74.110 ton beras dengan areal lahan seluas 26.468 hektar dan dibandingkan dengan kebutuhan konsumsi masyarakat terhadap beras sebanyak 44.250 ton, terdapat surplus beras sebesar II - 139

29.860 ton atau sebesar 40,29% dari total produksi yang dapat diekspor ke daerah lain. Meskipun demikian, dibanding dengan tahun sebelumnya, produksi padi tahun 2009 ternyata mengalami penurunan sebesar 38,37%, yaitu dari 229.255 ton pada tahun 2008 menjadi 140.603 ton, hal ini terjadi karena berkurangnya luas area tanam, dari 41.205 ha pada tahun 2008 menjadi 26.468 ha pada tahun 2009. Sementara itu, bahan pangan lainya yaitu tanaman jagung dan kedelai menunjukkan peningkatan yang cukup baik. Tanaman jagung terjadi peningkatan produksi sebesar 13,65%, yaitu dari 124.306 ton pada tahun 2008 menjadi 182.328 ton pada tahun 2009, dengan luas areal tanam yang juga meningkat 23,84%, yakni dari 22.185 ha pada tahun 2008 meningkat menjadi 34.678 ha pada tahun 2009 dan besarnya kebutuhan masyarakat sebanyak 7.867 ton. Lain halnya dengan komoditas kedelai, meskipun luas areal tanam maupun produksi selalu mengalami peningkatan, tingkat produksinya namun belum mampu memenuhi kebutuhan masyarakat akan kedelai, sehingga untuk memenuhi kebutuhan kedelai tersebut harus mendatangkan kedelai dari daerah lain. Berdasarkan data dari Dinas Pertanian dan Kantor Ketahanan Pangan (tahun 2009), selisih antara konsumsi dan produksi kedelai cukup lebar; konsumsi kedelai mencapai 5.051 ton sedangkan produksi kedelai hanya sebesar 4.598 ton. Tingkat produktivitas kedelai harus dipacu secara bertahap melalui intensifikasi budidaya guna meningkatkan produksi kedelai sehingga dalam jangka waktu yang akan datang maupun jangka panjang mampu memenuhi kebutuhan konsumsi kedelai di Kabupaten Kendal. II - 140

Sedangkan jenis pangan hewani yang terdapat pada komuditas daging, telur dan susu di Kabupaten Kendal tahun 2009, jumlah produksi belum semua mencukupi kebutuhan konsumsi pangan penduduk Kabupaten Kendal. Komuditas daging, dengan jumlah produksi 3.111.625 kg, jumlah kebutuhan 9.376.591 kg (minus) 6.264.966 kg. Komuditas telur jumlah produksi 9.054.779 kg, jumlah kebutuhan 5.917.266 (surplus) 3.137.513 kg. Komuditas susu sapi jumlah produksi 33.135 liter, jumlah kebutuhan 6.544.510 liter (minus) 6.521.375 liter. 3.14. Lingkungan Hidup Pengelolaan lingkungan hidup adalah upaya terpadu dalam pemanfaatan, penataan, pemeliharaan, penga wasan, pengendalian, pemulihan, dan pengembangan lingkungan hidup. Luas lahan kritis Kabupaten Kendal periode 2005-2009 belum bisa ditekan, bahkan mengalami kenaikan luas lahan kritis rata-rata 0,01 % per tahun. Luas lahan kritis terparah pada tahun 2008 sebanyak 46.974,6 ha dan luas lahan kritis terendah pada periode tersebut adalah pada tahun 2009 sebanyak 36.434 ha. Upaya penanganan lahan kritis dengan melakukan penghijauan lahan masih belum sebanding dengan luasnya lahan kritis dengan perbandingan 1:9, seperti terlihat pada tabel berikut : Tabel 2.91 Luas (Ha) Lahan Kritis dan Lahan Penghijauan Kabupaten Kendal Tahun 2005 2009 Uraian II - 141 Tahun 2005 2006 2007 2008 2009 Ratarata r (%) Luas Lahan Kritis 38.076,60 36.801,60 36.601,60 46.974,60 36.434,00 0,01 Luas Lahan Penghijauan 1.275,00 200,00 4.418,00 3.250,00 10.534,00 5,56 Sumber : Dinas Pertanian Kabupaten Kendal Tahun 2009

N o A Sesuai amanat Undang Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang mengisyaratkan bahwa RTH minimal yang dipersyaratkan adalah 30 % dari luasan kota yang terdiri dari 20% RTH Publik dan 10 RTH Privat. Kepemilikian Ruang Terbuka Hijau (RTH) sebanyak 10% untuk lokasi pemukiman telah mencapai 100%, kawasan industri 50%, tempat perdagangan 100%, namun untuk tempat usaha yang telah memenuhi syarat administrasi dan teknis pengendalian pencemaran udara masih di bawah 10%. Persentase usaha dan atau kegiatan yang telah mentaati persyaratan administratif dan teknis pengendalian pencemaran air masih di bawah 30%, namun persentase laporan masyarakat akibat pencemaran dan atau kerusakan lingkungan yang telah ditindaklajuti telah mencapai 100% kecuali pada tahun 2009 masih 80%. Tabel 2.92 Upaya Pencegahan Kerusakan Lingkungan Kabupaten Kendal Tahun 2005-2009 Indikator Satua n 2005 2006 2007 2008 2009 Pencegahan pencemaran udara 1 Jumlah lokasi pemukiman lokasi 30 Persentase lokasi pemukiman yang memiliki ruang terbuka hijau (RTH) sebesar 10% % 80 80 80 90 100 2 Jumlah kawasan industri kawa 2 2 2 2 2 san Persentase kawasan industri yang memiliki ruang terbuka hijau (RTH) sebesar 10% % 50 50 50 50 50 3 Jumlah pusat perdagangan buah 17 17 17 17 17 Persentase pusat % 100 100 100 100 100 II - 142

N Indikator o perdagangan yang memiliki ruang terbuka hijau (RTH) sebesar 10% 4 Jumlah usaha dan atau kegiatan sumber tidak bergerak 5 Persentase usaha dan atau kegiatan sumber tidak bergerak yang memenuhi persyaratan administratif dan teknis pengendalian pencemaran udara 6 Kualitas udara yang memenuhi baku mutu B udara ambient Tindak lanjut laporan masyarakat akibat pencemaran dan atau kerusakan lingkungan 1 Jumlah laporan masyarakat akibat pencemaran dan atau kerusakan lingkungan 2 Persentase laporan masyarakat akibat pencemaran dan atau kerusakan lingkungan yang telah ditindaklajuti C Pencegahan pencemaran air 1 Jumlah usaha dan atau kegiatan yang berpotensi mencemari badan air 2 Persentase usaha dan atau kegiatan yang telah mena ati persyaratan adminis tratif dan teknis pengen dalian pencemaran air Satua n II - 143 2005 2006 2007 2008 2009 unit 100 109 117 129 146 % 5 5,7 6,1 7 8 % 97 98 98 98 98 kasus 4 5 7 10 18 % 100 100 100 100 90 unit 17 17 17 18 19 % 18 18 18 17 26 Sumber: Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Kendal (2005-2009)

Penanggulangan pencemaran udara, ditujukan untuk meningkatkan mutu udara dalam kehidupan. Upaya ini meliputi pencegahan dan penanggulangan pencemaran serta pemulihan mutu udara dengan melakukan inventarisasi mutu udara ambient, pencegahan sumber pencemar, baik sumber pencemar bergerak maupun tidak bergerak dan gangguan serta penanggulangan keadaan darurat akibat pencemaran udara. Kualitas udara Kabupaten Kendal yang memenuhi baku mutu udara ambient sudah mencapai 98%. Lokasi yang harus mendapat pemantauan dan pengendalian kondisi udara ambient antara lain Kawasan industri, terminal, stasiun, Pabrik Gula Cepiring, Pelabuhan, dan kawasan depan GOR Bahurekso. Tabel 2.93 Kondisi Udara Ambien Kabupaten Kendal Tahun 2008 Konsentrasi No Lokasi Satuan NO 2 O x SO 2 Baku Mutu (µg/nm3) 150 200 305 1 Pemukiman (µg/nm3) 6,04 0,82 3,23 Nelayan Bandengan 2 Kawasan Industri (µg/nm3) 6,91 0,82 1,60 Nolokerto 3 GPM Langenharjo (µg/nm3) 7,72 0,82 1,60 4 Kawasan Peternakan Sukoharjo (µg/nm3) 7,37 2,68 23,93 5 TPA Cebak (µg/nm3) 10,40 2,58 5,00 Pegeruyung 6 Depan GOR (µg/nm3) 13,50 30,24 6,50 Bahurekso 7 Stasiun Weleri (µg/nm3) 99,12 1,10 10,78 8 PG Cepiring (µg/nm3) 24,28 72,55 7,19 9 Terminal Weleri (µg/nm3) 3,94 56,60 6,47 10 Perum. (µg/nm3) 9,14 23,22 4,31 II - 144

No Lokasi Satuan Penyangkringan 11 Campurejo (Kawasan Industri) 12 Kawasan Industri Kaliwungu II - 145 Konsentrasi NO 2 O x SO 2 (µg/nm3) 31,45 34,75 16,85 (µg/nm3) 24,49 34,92 16,45 13 Puskesmas Boja (µg/nm3) 33,30 35,75 16,85 14 Peternakan (µg/nm3) 51,51 28,57 6,70 Salamsari Boja 15 Kawasan Kebun (µg/nm3) 7,42 17,41 6,64 Karet Singorojo 16 Arteri Brangsong (µg/nm3) tad 17,07 19,93 17 Pelabuhan (µg/nm3) 34,67 13,00 Kaliwungu tad Sumber: Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Kendal (2008) Sumber daya alam harus dimanfaatkan untuk sebesarbesarnya kemakmuran rakyat dengan tetap memperhatikan kelestarian fungsi lingkungan hidupnya sehingga sumber daya alam senantiasa memiliki peran ganda, yang acapkali dilematik, yaitu sebagai modal pertumbuhan ekonomi (resource based economy) dan sekaligus sebagai penopang sistem kehidupan (life support system), namun di lain pihak, kebijakan investasi ke arah penyerapan tenaga kerja telah memicu pola produksi dan konsumsi yang agresif, eksploitatif, dan ekspansif sehingga fungsi lingkungan hidup semakin menurun, bahkan mengarah pada kondisi yang mengkhawatirkan. Sebagai bentuk komitmen Kabupaten Kendal dalam upaya pelestarian lingkungan hidup maka telah dilaksanakan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) Kabupaten Kendal tahun 2010 dimaksudkan untuk menjaga konsisitensi pembangunan dan keserasian perkembangan kota sesuai dengan RTRW Kabupaten Kendal. Demikian pula dimaksudkan untuk mewujudkan

konsistensi perwujudan tata ruang dengan menciptakan keterpaduan pembangunan daerah. 3.15. Kelautan dan Perikanan Kabupaten Kendal dengan panjang pantai 42,2 km memiliki potensi perikanan tangkap, budidaya air payau (tambak), perikanan budidaya darat (kolam), dan perikanan tangkap di perairan umum. Dalam kurun waktu lima tahun cenderung menurun dengan rata-rata sebesar 0,29% per tahun, dari sebanyak 1.411.539 kg pada tahun 2005 menjadi 1.321.149 kg. Walaupun demikian, nilai perikanan tangkap menunjukkan peningkatan dari Rp.5.496.272.000,00 pada tahun 2005 menjadi Rp.7.253.967.000,00 pada tahun 2009. Jumlah dan nilai produksi perikanan tangkap dilihat pada tabel berikut: II - 146

Produksi perikanan budidaya air payau di Kabupaten Kendal dalam kurun waktu lima tahun menunjukkan peningkatan. Pada tahun 2005 produksi perikanan budidaya perikanan hanya sebanyak 6.054.070 kg, secara bertahap mengalami peningkatan dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 5,30% per tahun menjadi 7.419.005 kg pada tahun 2009. Nilai produksi perikanan juga meningkat secara drastis dari sebanyak Rp 59.693.548.000,00 pada tahun 2005 menjadi Rp 107.099.993.360,00 pada tahun 2009. Peningkatan jumlah produksi perikanan di Kabupaten Kendal tidak dipengaruhi oleh luas tambak, dalam kurun waktu lima tahun luas tambak mengalami penurunan dari sebanyak 3.394,23 ha pada tahun 2005 menjadi 3.292,20 ha pada tahun 2009. Kondisi ini menunjukkan bahwa produksi perikanan budidaya air payau lebih disebabkan oleh peningkatan produktivitas. Jumlah dan nilai Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tabel 2.94 Produksi Perikanan Tangkap (Laut) Kabupaten Kendal Tahun 2005-2009 Uraian Sumber: Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan Kabupaten Kendal (2005-2009) 2005 2006 2007 2008 2009 Jumlah produksi perikanan tangkap 1.411.539 1.054.130 1.132.413 1.127.163 1.321.149 di laut (kg) Nilai Perikanan Tangkap (rupiah) 5.496.272.000 5.205.947.000 4.688.241.000 6.367.848.000 7.253.967.000 II - 147

produksi perikanan budidaya air payau, serta luas tambak di Kabupaten Kendal dapat dilihat pada tabel berikut: Produksi perikanan budidaya darat di Kabupaten Kendal dalam kurun waktu lima tahun menunjukkan peningkatan dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 6,17% per tahun dari sebanyak 479.982 kg pada tahun 2005 menjadi 605.964 kg pada tahun 2009. Luas kolam di Kabupaten Kendal dalam kurun waktu lima tahun menunjukkan penurunan dari sebanyak 211.106 km 2 pada tahun 2005 menjadi 605.964 km 2 pada tahun 2009. Perkembangan produksi perikanan budidaya darat selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut: Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tabel 2.95 Produksi Perikanan Budidaya Air Payau (Tambak) di Kabupaten Kendal Tahun 2005-2009 Uraian Sumber: Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan Kabupaten Kendal (2005-2009) 2005 2006 2007 2008 2009 Jumlah produksi perikanan 6.054.070 6.451.893 6.580.023 6.651.620 7.419.005 tambak (ton) Nilai produksi perikanan 59.693.548.000 77.209.282.500 87.304.453.000 83.989.629.000 107.099.993.360 tambak (Rupiah) Luas tambak (Ha) 3.394,23 3.394,23 3.531,54 3.531,54 3.292,20 II - 148

Tabel 2.96 Produksi Perikanan Budidaya Air Tawar (Kolam) di Kabupaten Kendal Tahun 2005-2009 Indikator Kinerja Kunci Sumber: Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan Kabupaten Kendal (2005-2009) 2005 2006 2007 2008 2009 Jumlah produksi 479.982 495.341 507.995 519.079 605.964 perikanan kolam (kg) Nilai produksi perikanan kolam (Rupiah) 4.830.445.000 4.696.811.000 4.852.867.500 5.549.713.000 5.998.518.000 Luas Kolam (Ha) 211.106 214.905 182.460 182.460 144.256 II - 149

Dalam kurun waktu lima tahun 2005-2009 produksi perikanan tangkap di perairan umum menunjukkan peningkatan dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 6,46%, dari sebanyak 102.637 kg pada tahun 2005 menjadi 130.899 kg pada tahun 2009. Kondisi ini menunjukkan bahwa potensi sumberdaya perikanan di perairan umum masih baik, yang ditunjang kondisi perairan yang masih baik. Produksi perikanan yang cukup tinggi, baik perikanan tangkap maupun perikanan budidaya belum diikuti dengan jumlah ekspor dan jumlah konsumsi ikan masyarakat. Dalam kurun waktu empat tahun (2006-2009) jumlah konsumsi ikan menunjukkan kecenderungan peningkatan dengan rata-rata sebesar 2,07% dari sebanyak 11,19 kg per kapita pada tahun 2006 menjadi 11,87 kg per kapita pada tahun 2009, hal ini disebabkan oleh masih rendahnya daya beli masyarakat. Produksi perikanan juga belum didukung keberadaan usaha pengolahan ikan skala besar. Jumlah perusahaan pengolahan perikanan di Kabupaten Kendal menunjukkan penurunan dari sebanyak 79 unit usaha pada tahun 2005 menjadi hanya 65 unit usaha pada tahun 2009. Usaha pengolahan ikan tersebut masih bersifat tradisional, belum mengadopsi teknologi modern. Usaha pengolahan ikan ini jika dikembangkan akan dapat meningkatkan nilai jual produk perikanan, sehingga dapat meningkatkan pendapatan masyarakat. Jumlah nelayan di Kabupaten Kendal pada tahun 2009 sebanyak 10.981 orang, terdiri dari 1.377 orang nelayan juragan dan 9.604 nelayan pandega. Dilihat dari komposisi tersebut, terlihat bahwa nelayan di Kabupaten Kendal didominasi nelayan kecil. Kondisi ini menjadi salah satu II - 150

sebab tingkat pendapatan sebagian besar nelayan di Kabupaten Kendal masih rendah. Sarana prasarana perikanan di Kabupaten Kendal meliputi tempat pelelangan ikan sebanyak 4 unit, yaitu TPI Tawang di Kecamatan Rowosari, TPI Sendang Sikucing Kecamatan Wonosari, TPI Bandengan Kecamatan Kendal, dan TPI Tanggul Malang Pidodo. Jumlah kapal penangkapan ikan di Kabupaten Kendal dalam kurun waktu lima tahun menunjukkan kecenderungan menurun dari sebanyak 1,776 unit pada tahun 2005 menjadi hanya sebanyak 893 unit pada tahun 2009. Sebagian besar jenis kapal ikan adalah perahu motor tempel. Perkembangan jumlah kapal di Kabupaten Kendal dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 2.97 Jumlah Kapal Penangkapan Ikan di Kabupaten Kendal Tahun 2005-2009 No Jenis Kapal 2005 2006 2007 2008 2009 1. Kapal Motor (unit) 22 22 26 26 26 2. Perahu Motor 1.754 1.754 1.404 1.404 867 Tempel (unit) Jumlah (unit) 1.776 1.776 1.430 1.430 893 Sumber: Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan Kabupaten Kendal (2005-2009) Jenis alat tangkap di Kabupaten Kendal antara lain purse sine, payang jabur, bundes, jaring insang, mono filamen, multi filamen, jaring klitik, jaring tramel net, pancing dan lainnya. Dalam kurun waktu 5 tahun 2005-2009 jumlah alat tangkap menunjukkan kecenderungan menurun dari sebanyak 1.776 unit pada tahun 2005-2006, sebanyak 1.889 unit pada tahun 2007, sebanyak 1.884 unit pada tahun 2008, dan 1.338 unit pada tahun 2009. II - 151

Perkembangan jumlah alat tangkap ikan di Kabupaten Kendal dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 2.98 Jumlah Alat Tangkap Ikan di Kabupaten Kendal Tahun 2005-2009 Jenis Alat No Tangkap 2005 2006 2007 2008 2009 1. Purse sine 49 49 30 29 43 2. Payang jabur 660 660 265 641 18 3. Bundes 12 12-28 23 4. Jaring Insang 899 5. Mono filament 29 29 25 29-6. Multi filament - - - - - 7. Jaring klitik 804 804-973 297 8. Jaring tramel 91 91 685-53 net 9. Pancing - - 5-5 10. Lain-lain 131 131 879 184 - Jumlah 1.776 1.776 1.889 1.884 1.338 Sumber: Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan Kabupaten Kendal (2005-2009) Kerusakan di Pantai Kabupaten Kendal, terutama perubahan garis pantai berupa abrasi pantai seluas 38,08 ha, dan akresi pantai seluas 260,05 ha. Salah satu upaya yang dilakukan untuk mencegah abrasi dan akresi yaitu melalui pengembangan tanaman mangrove. Luas mangrove di Kabupaten Kendal pada tahun 2009 sebesar 90,40 ha. 3.16. Energi Sumber Daya Mineral Pelayanan listrik oleh PT PLN (Persero) sangat berpengaruh pada perkembangan industri di perdesaan. Tingkat elektrifikasi desa di Kabupaten Kendal telah mencapai 100% sejak tahun 2004 seluruh desa telah II - 152

mendapatkan pelayanan listrik. Sistem kelistrikan di Kabupaten Kendal termasuk dalam Interkoneksi Sistem Kelistrikan Jawa Bali. Penggunaan listrik terutama untuk kegiatan rumah tangga, industri mikro, kecil dan penerangan jalan umum semakin meningkat untuk menunjang keamanan dan keindahan di jalan umum dan tempat-tempat umum (alun-alun, taman kota, tempattempat wisata dan lain-lain). Namun pelayanan listrik PLN belum menjangkau rumah tangga dan kegiatan usaha di desa-desa terpencil. Potensi pembangkit tenaga listrik dari mikrohidro dan sumber tenaga listrik alternatif, seperti PLTS, pembangit tenaga angin belum ada di kabupaten Kendal, sehingga data tidak tersedia. Demikian pula dengan energi alternatif berupa biogas, bio-disel dan bio etanol belum ada di Kabupaten Kendal, sehingga data tidak tersedia. Banyaknya pelanggan listrik di Kabupaten Kendal pada tahun 2005 sebanyak 173.073 unit dengan besarnya daya tersambung sebesar 221.248.704 Va dan jumlah energi terjual sebesar 426.709.614 Kwh. Pada tahun 2008 meningkat menjadi sebesar 197.113 unit, besarnya daya tersambung sebesar 263.387.844 Va dan jumlah energi terjual sebesar 660.104.591 Kwh dan tahun 2009 pelanggan listrik meningkat menjadi 206.407 unit, besarnya daya terrsambung menjadi 274.407.444 Va dan jumlah listrik terjual sebesar 680.552.956 Kwh. Sebagian besar pelanggan adalah pelanggan rumah tangga kecil (R-1) dengan daya sampai dengan 1.300 Watt. Banyaknya penyalur bahan bakar minyak (BBM) di Kabupaten Kendal sebanyak 22 unit, minyak tanah sebanyak 7 unit dan stasiun pengisian gas LPG sebanyak 2 unit. Perincian besarnya BBM yang disalurkan di Kabupaten Kendal, adalah sebagai berikut : II - 153

Tabel 2.99 Banyaknya BBM Terjual di Kabupaten Kendal 2005 2009 (kilo liter) No Jenis BBM 2005 2006 2007 2008 2009 1 Premium 39.872 42.504 42.504 46.912 53.696 2 Minyak 38.590 37.020 37.020 33.000 25.020 Tanah 3 Solar 74.738 72.518 72.518 40.888 47.192 4 Pertamak 264 128 128 360 208 Jumlah 153.464 152.170 152.170 121.160 126.116 Sumber : Jawa Tengah Dalam Angka, 2005 2009 Penyaluran bahan bakar minyak dilakukan oleh SPBU untuk premium, pertamak dan minyak solar untuk kendaraan bermotor dan usaha kecil dan penyaluran gas LPG melalui SPBE. Banyaknya BBM yang disalurkan dari tahun ke tahun menunjukkan kecenderungan menurun, terutama berkurangnya minyak tanah. Jumlah premium yang disalurkan dari tahun 2005 2009 menunjukkan peningkatan yang signifikan. Untuk premium pada tahun 2005 sebesar 39.872 kl meningkat menjadi 53.696 kl pada tahun 2009. Sedangkan penggunaan minyak tanah untuk bahan bakat di rumah tangga dan industri kecil/ menengah semakin menurun dari 38.590 kl pada tahun 2005 dan menurun sejak tahun 2008 menjadi sebesar 33.000 kl. Pada tahun 2008 dilaksanakan kebijakan pemerintah pusat untuk melakukan konversi minyak tanah ke gas liquid petrolium gas (LPG) sebagai bahan bakar minyak untuk memasak bagi rumah tangga kecil dalam tabung 3 kg dan menghilangkan subsidi bagi minyak tanah (kerosene), sehingga harga minyak tanah berfluktuasi sesuai harga pasar minyak dunia. Pada tahun 2009 jumlah gas LPG yang disalurkan di Kabupaten Kendal sebanyak 7.144 metrik ton yang di ditribusikan dalam kemasan tabung 3 kg, 12 kg dan 50 kg yang dipergunakan II - 154

No industri menengah, industri besar serta hotel dan restoran. Sumbangan PDRB Kabupaten Kendal (ADHK tahun 2000) dari sektor pertambangan dan penggalian tahun 2006 diketahui sebesar Rp. 42,34 milyar meningkat menjadi sebesar Rp. 53,22 milyar pada tahun 2009, merupakan sektor penyumbang terkecil dalam PDRB Kabupaten Kendal sebesar Rp. 5,02 trilyun. Besarnya potensi bahan tambang di Kabupaten Kendal terutama tambang galian C, pasir, batu, tanah urug dan air bawah tanah (ABT). Kabupaten Kendal memiliki sumber mata air bersih, baik berupa air permukaan di sungai-sungai dan air bawah tanah yang dapat menjadi sumber air bersih untuk rumah tangga dan industri dan irigasi. Berikut dikemukakan hasil identifikasi bahan tambang, antara lain : Tabel 2.100 Potensi Bahan Tambang di Kabupaten Kendal Jenis Bahan Galian 1 Pasir besi Lokasi Luas Penyebaran Volume (ton ) Pidodo Kulon (Cepiring) Desa Mororejo (Kaliwungu) 2 Trass Kaliputih Singorojo Cening Singorojo Cening Singorojo Gondang Limbangan Sepanjang pantai muara kencan diperkirakan sepanjang 25 Ha. Sepanjang pantai ngeboom 200 Ha pada gunung jati 200 Ha perbukitan 50 Ha perbukitan 25 Ha pada gunung-gunung 192,283 Ton tad 10 juta ton 5 juta ton 1 juta ton 12,5 juta ton II - 155

No Jenis Bahan Galian 3 Batu Kapur/ Gamping 4 Batu Endapan Lokasi Luas Penyebaran Volume (ton ) Sidokumpul Patean Mojomerto Gemuh Sidodadi Patean Klairejo-Trayu Singorojo Kertasari Singorojo Sidodadi Patean Sidodadi Patean Pagersari Patean Getas Blawong Pegeruyung Sidodadi Patean Sanggrahan Petean Sidodadi Patean Singorojo kecil 60 Ha sekitar gunung Kendang 77,5 Ha sekitar gunung Slamet 115 Ha sepanjang gunung Kemuning 105 Ha sekitar gunung Luntung 30 Ha perbukitan kecil 160 Ha perbukitan kecil 112,5 Ha sekitar perbukitan gua Lawu 20 m x 7,25 km sepanjang sungai Logung berupa Gosong sungai 15 m x 3,35 km sepanjang sungai terong 20 m x 7,25 km sepanjang sungai 20 m x 7,25 km sepanjang sungai Blukar 20 m x 7,25 km sepanjang Logung 50 m x 1,05 km sepanjang 750.000 ton 750.000 ton 46 juta ton 52,5 juta ton 12 juta ton 80 juta 84,38 juta 67.000 ton 93.000 ton 217.000 ton 217.100 ton 21.000 ton 760.000 ton II - 156

No Jenis Bahan Galian Lokasi Luas Penyebaran Volume (ton ) Kalirejo- Trayu Singorojo Tambaksari Limbangan Gondang Limbangan Kedungboto Limbangan Sukodadi Singorojo 3 Pasir Sidomukti Weleri sungai Bodri 15 m x 1,65 km sungai Waridin 10 m x 2,67 km sepanjang sungai Ringin 10 m x 1,6 km sepanjang sungai Gongso 10 m x 3,2 km sepanjang sungai Jurang 10 m x 1 km pada sungai Pwedan Putih 30 m x 5 km sepanjang sungai Damar 255.000 ton 30.000 ton 10.000 ton 10.000 ton 10.000 ton 300.000 ton 4 Batu Andesit Triharjo Gemuh Margomulyo, Tegorejo Penanggulan Pegandon Nolokerto Kaliwungu Kebonadem Brangsong Bangunsari Pageruyung Getas Blawong 30 m x 5 km sepanjang sungai Bodri 30 m x 4 km sepanjang sungai Bodri 5 m x 200 m endapan S. Purba 10 m x 1,65 km Sungai Waridin 875 Ha Perbukitan dan Pegunungan 795 Ha Perbukitan 543.000 ton 294.000 ton 5.000 ton 27.500 ton 437.500.000 ton 397.500.000 ton II - 157

No Jenis Bahan Galian 5 Tanah liat Lokasi Luas Penyebaran Volume (ton ) Pageuyung Kaligading Boja Tambaksari Limbangan Kedungboto Limbangan Sukodadi Singorojo Cening Singorojo Kedungbata Limbangan Pageruyung Krikil Pageruyung Meteseh Boja 130 Ha Persawahan dan perbukitan 95 Ha Persawahan dan Perbukitan 312,5 Ha perbukitan Pada gunung Cening 200 Ha 15 m x 1,65 km Sungai Waridin Pada perbukitan gunung Sikendil 50 Ha Pada puncak perbukitan 75 Ha 750 Ha perbukitan dan pegunungan 140 Ha persawahan pada perbukitan rendah 26.000.000 ton 47.000.000 ton 187.000.000 ton 45 juta ton 30 juta ton 7,5 juta ton 37,5 juta ton 375 juta ton 1,4 juta ton Gemuh Blanten 75 Ha persawahan 750.000 ton Botomulyo, Pandes, Temengede Cepiring 227,5 Ha persawahan 2.225.000 ton Weleri Ngasinan 10 Ha persawahan 800.000 ton Karanganom, 120 Ha persawahan 1.200.000 ton Payong Weleri Kebondalem Brangsong 7 m x 2,75 km endapan Sungai 90.250 ton Sijeruk Langenharjo Wadirin 95 Ha perswahan 50.000 ton II - 158

No Jenis Bahan Galian 6 Tanah Urug 7 Minyak Bumi Lokasi Luas Penyebaran Volume (ton ) Tambaksari 35 Ha persawahan 2.000.000 ton Limbangan Tambaksari 17,5 Ha 750.000 ton Limbangan persawahan Getas Blawong Pageruyung 8,5 Ha perswahan 750.000 ton Penyangkringan 82,5 Ha Perbukitan 12.375 juta ton Weleri kecil Protomulyo 42,5 Ha perbukitan 8,5 juta ton Kaliwungu Nolokerto 210 Ha perbukitan 52 juta ton Kaliwungu Sumberejo 80 Ha perbukitan 8 juta ton Kaliwungu Pagergunung 200 Ha pada tad Pegeruyung perbukitan Patean 4 sumur bor tad Sojomerto 18 sumur bor tad Gemuh Sukomangli tad 400 ton Patean Sumber data : website Kabupaten Kendal, 2009.Keterangan : tad (tidak ada data) Upaya pengendalian dan pengawasan pengambilan bahan tambang dilakukan melalui mekanisme perijinan (SIPD) dan pengawasan untuk semkin menekan pertambangan tanpa ijin (PETI) di Kabupaten Kendal. 3.17. Kehutanan Hutan rakyat di Kabupaten Kendal lebih luas dibandingkan dengan luas hutan negara Kabupaten Kendal dengan perbandingan 69:31. Pada tahun 2009 luas hutan rakyat 38.397,8 ha, sedangkan luas hutan negara 2.970,86 ha. Hutan rakyat terdiri dari tanaman sengon, II - 159

jati, dan campuran dengan komposisi luas hutan fluktuatif, sedangkan hutan negara terdiri dari hutan produksi, hutan produksi terbatas dan hutan lindung dengan luas hutan relatif konstan. Jumlah kelompok tani hutan rakyat sebanyak 146 kelompok dan jumlah Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) 35. Data luas lahan hutan Kabupaten Kendal seperti tertera pada tabel. Tabel 2.101 Luas lahan hutan (Ha) Kabupaten Kendal tahun 2005-2009 N Tahun Indikator o 2005 2006 2007 2008 2009 A Luas Hutan 1 Hutan Negara Hutan Produksi 10.481,60 10.481,60 10.481,60 10.481,60 10.481,60 Hutan Produksi 4.347,20 4.347,20 4.347,20 4.347,20 4.347,20 Terbatas Hutan lindung 2.970,86 2.970,86 2.970,86 2.970,86 2.970,86 2 Hutan Rakyat Sengon - 65,24 23,00 16,82 16,84 Jati - 30,25 39,60 43,32 44,96 Campuran - 40.562,00 40.562,00 42.146,00 38.336,00 Jumlah - 40.657,49 40.624,60 42.206,14 38.397,80 B Perkembangan Kelompok Tani dan Lembaga Masyarakat Desa Hutan 1 Jumlah kelompok tani hutan rakyat 2 Jumlah lembaga masyarakat desa hutan (LMDH) 146 146 146 146 146 35 35 35 35 35 Sumber: Profil Daerah Kabupaten Kendal (2005-2009) Hasil hutan non HPH Kabupaten Kendal terdiri atas kayu bulat, kayu gergajian, kayu olahan dan hasil hutan ikutan. Data pada bulan Juni 2009, menunjukkan bahwa II - 160

kayu bulat Kabupaten Kendal masih jauh jika dibandingkan hasil yang dicapai pada tahun 2008. Pada tahun 2009 Kayu bulat hanya 4.765,42 m³ sementara pada akhir 2008 hasil yang didapat adalah 24.772,99 m³, sedangkan untuk kayu olahan baru mencapai 586,40 m³ sementara pada tahun 2008 sebanyak 2.096,41 m³. Tabel 2.102 Tabel Hasil Hasil hutan non HPH Kabupataen Kendal tahun 2005-2009 Jenis Satuan 2005 2006 2007 2008 2009 1) Kayu bulat m3 19.071,48 18.535,65 12.505,07 24.772,99 4.765,42 2) Kayu gergajian m3 31.845 2.252 258 3) Kayu Olahan m3 31.844.914 44.765.146 2.876,27 2.096,41 586,40 4) Hasil Hutan Ikutan - Terpentin m3 ton - Daun Kayu putih b. Luas Lahan Kritis c. Luas Lahan reboisasi d. Luas lahan penghijauan e. Luas kebakaran hutan f. Industri pengolahan Hasil Hutan 30.140,92 46.978,00 m3 220,80 1.275 ton Ha 38.076,0 36,801,60 36,601,60 46,974,60 36,434,00 Ha 67,00 67,00 Ha 1.275 200 4.418 3.250 10.543 Ha 320 Unit 112,00 71,00 53,00 53,00 0 Sumber: Profil Daerah Kabupaten Kendal (2005-2009) Luas lahan kritis semakin meningkat dan peningkatannya lebih besar dibandingkan lahan penghijauan yang dilakukan. Luasan lahan kritis tahun 2007 lahan kritis seluas 36.860,10 ha dan meningkat tajam pada tahun 2008 menjadi seluas 46.974,6 ha. Data dari Dinas Pertanian Kabupaten Kendal pada pertengahan tahun 2009, luas lahan kritis sebesar 36.434 ha. II - 161

Sedangkan pada tahun 2007 luas lahan penghijauan yang diusahakan seluas 4.418 ha dan berkurang pada tahun 2008, yaitu hanya 3.250 ha dan tahun 2009 meningkat menjadi 10.543 ha. II - 162

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KABUPATEN KENDAL TAHUN 2010-2015 BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN A. Kinerja Keuangan Masa Lalu 1. Pengelolaan Keuangan Daerah Dasar dalam pengelolaan keuangan daerah, sejak berlakunya kebijakan otonomi pada tahun 2001, adalah Undang-Undang No. 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara, Undang-Undang No. 1 tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara, Peraturan Pemerintah No. 58 tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah, Peraturan Menteri Dalam Negeri (Permendagri) No. 13 tahun 2006 juncto Permendagri No. 59 tahun 2007 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, serta peraturan perundang-undangan lain yang terkait. Beberapa prinsip disiplin anggaran dalam penyusunan anggaran daerah, antara lain adalah (1) pendapatan yang direncanakan merupakan perkiraan yang terukur secara rasional yang dapat dicapai untuk setiap sumber pendapatan, sedangkan belanja yang dianggarkan merupakan batas tertinggi pengeluaran; (2) penganggaran pengeluaran harus didukung oleh kepastian penerimaan daerah dalam jumlah yang cukup dan tidak dibenarkan melaksanakan kegiatan yang belum tersedia atau tidak mencukupi anggarannya dalam APBD/Perubahan APBD; (3) semua penerimaan dan pengeluaran daerah dalam tahun anggaran yang bersangkutan harus dimasukkan dalam APBD dan dibukukan dalam rekening Kas Umum Daerah. Aspek penting dalam penyusunan anggaran adalah penyelarasan kebijakan (policy), perencanaan (planning) dengan penganggaran (budgeting) antara pemerintah (pusat) dengan pemerintah daerah agar tidak saling tumpang III - 1

tindih. Penyusunan APBD pada dasarnya bertujuan untuk menyelaraskan kebijakan ekonomi makro dan sumber daya yang tersedia, mengalokasikan sumber daya secara tepat sesuai kebijakan pemerintah dan mempersiapkan kondisi bagi pelaksanaan pengelolaan anggaran secara baik. Siklus pengelolaan keuangan daerah dibagi ke dalam tiga (3) tahap, yaitu tahap perencanaan, tahap pelaksanaan atau implementasi dan tahap pelaporan dan evaluasi kinerja. 2. Tahap Perencanaan Tahap perencanaan merupakan tahap yang sangat penting, karena dalam tahap ini harus dapat merencanakan prioritas dalam pelaksanaan pemba-ngunan. Prioritas tersebut disusun dalam masing-masing tahapan (tahun anggaran) selama kurun waktu lima tahun. Perencanaan penganggaran perlu memperhatikan beberapa prinsip, yaitu efisiensi, efektivitas dan prioritas. Setiap tahunnya tahap perencanaan penyusunan anggaran diawali dengan penyusunan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD). Penyusunan RKPD menggunakan pedoman UU No. 25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, UU No.32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah Jo UU No. 12 tahun 2008 tentang Perubahan kedua atas UU No. 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, Peraturan Pemerintah Nomor 8 tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah dan Permendagri No. 54 tahun 2010 tentang Pelaksanaan PP No. 8 tahun 2008. Salah satu pendekatan dalam penyusunan RKPD adalah pendekatan partisipatif, yaitu sebesar mungkin mengakomodasi kebutuhan masyarakat. Aspirasi masyarakat dalam penyusunan perencanaan pembangunan di Kabupaten Kendal disalurkan melalui forum Musyawarah Perencanaan Pembangunan Daerah (Musrenbangda) yang diseleng- III - 2

garakan secara berjenjang. Musyawarah pembangunan dilaksanakan dari tingkat kelurahan/desa, meningkat di kecamatan sampai dengan Musrenbang di tingkat kabupaten. Penyusunan RKPD tersebut memperhatikan dan mengacu dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Kendal tahun 2010 2015. Selanjutnya RKPD tersebut digunakan sebagai pedoman untuk menyusun Kebijakan Umum APBD (KUA) dan Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara (PPAS). KUA ditetapkan bersama antara eksekutif dengan legislatif sebagai kebijakan bersama untuk pedoman penyusunan APBD. KUA dan PPAS selanjutnya digunakan sebagai pedoman penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah. Proses penyusunan anggaran diawali dengan penyusunan Rencana Kerja Anggaran (RKA) oleh setiap Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dengan menggunakan pedoman KUA dan PPAS. RKA selanjutnya dikumpulkan kepada Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) untuk digabungkan dengan RKA SKPD lainnya dan disusun menjadi Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD). RAPBD selanjutnya diserahkan kepada DPRD untuk dibahas oleh Badan Anggaran (Banggar) DPRD bersama eksekutif. RAPBD tersebut apabila sudah disepakati oleh DPRD selanjutnya dikonsultasikan kepada gubernur untuk mendapatkan koreksi dan persetujuan dari gubernur. Setelah memperoleh tanggapan dari gubernur selanjutnya apabila ada perubahan dilakukan revisi dan selanjutnya ditetapkan menjadi Peraturan Daerah tentang APBD. Penetapan anggaran dalam peraturan daerah setiap tahun dilakukan sebelum bulan Januari setiap tahunnya, sehingga APBD Kabupaten Kendal sudah dapat diimplementasikan tepat pada bulan Januari pada tahun berkenaan. III - 3

3. Tahap Pelaksanaan atau Implementasi Tahap pelaksanaan atau implementasi anggaran adalah pelaksanaan APBD yang telah disahkan oleh DPRD. Dalam tahap pelaksanaan anggaran terdapat proses yang harus dilaksanakan yaitu penyusunan sistem akuntansi pemerintah daerah. Pemerintah Kabupaten Kendal dalam tahap implementasi ini telah menerapkan sistem akuntansi pemerintah daerah mengacu pada Peraturan Pemerintah No. 54 tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan. Sistem akuntansi pemerintah daerah ini dilaksanakan agar pengelolaan keuangan menjadi lebih tertib dan menghindarkan atau mengurangi terjadinya kebocoran anggaran. Secara Spesifik Pengelolaan Keuangan Daerah Kabupaten Kendal diatur dalam Peraturan Daerah Kabupaten Kendal Nomor 11 Tahun 2007 tentang Pokok-Pokok Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Kabupaten Kendal Nomor 3 Tahun 2008 tentang Perubahan atas Peraturan Daerah Nomor 11 Tahun 2007 tentang Pokok-Pokok Pengelolaan Keuangan Daerah Kabupaten Kendal. Pengelolaan Keuangan Daerah yang diatur dalam peraturan daerah ini meliputi kekuasaan pengelolaan keuangan daerah, Penyusunan Rancangan APBD, Pelaksanaan APBD, Perubahan APBD, Pengelolaan Kas Penatausahaan keuangan daerah, akuntansi keuangan daerah, pertanggungjawaban pelaksanaan APBD, kerugian daerah, Pengelolaan BUMD, Pembinaan dan Pengawasan Pengelolaan keuangan daerah, serta sistem informasi keuangan daerah. Selain sistem akuntansi, dalam tahap implementasi anggaran yang penting dilakukan adalah proses pelaksanaan APBD itu sendiri. Proses pelaksanaan APBD di Kabupaten Kendal diawali dengan penjabaran APBD ke dalam Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) yang disusun oleh SKPD. DPA III - 4

selanjutnya diverifikasi oleh tim verifikasi DPA. Dokumen Pelaksanaan Perubahan Anggaran (DPPA) ini selanjutnya digunakan sebagai pedoman dalam pelaksanaan APBD tahun berjalan. Pada semester pertama pelaksanaan APBD disusun laporan realisasi APBD semester I. Laporan ini digunakan sebagai pedoman untuk menyusun Rencana APBD Perubahan pada tahun yang bersangkutan. Selanjutnya pada bulan September tahun yang bersangkutan ditetapkan APBD Perubahan. Penjabaran ke dalam kegiatan sama dengan penjabaran dalam DPA. 4. Tahap Pelaporan dan Evaluasi Kinerja Pada akhir pelaksanaan program atau pada akhir tahun anggaran yaitu bulan Desember selambat-lambatnya tiga bulan setelah berakhirnya tahun anggaran pemerintah Kabupaten Kendal menyusun laporan pelaksanaan anggaran dan pembangunan. Laporan tersebut sesuai dengan PP No. 3 tahun 2007 terdiri dari tiga macam, yaitu Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) Bupati, Laporan Penyeleng-garaan Pemerintah Daerah (LPPD) dan laporan kepada masyarakat yang disebut Informasi Laporan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah (ILPPD). Dalam laporan tersebut termasuk laporan akuntansi yang berupa neraca pemerintah daerah dan laporan keuangan pemerintah daerah. Laporan keuangan pemerintah daerah selanjutnya akan diaudit oleh auditor independen, untuk kemudian dipublikasikan kepada masyarakat. Pada akhir tahun anggaran dilakukan evaluasi terhadap penyelenggaraan pembangunan dan pelaksanaan APBD selama tahun anggaran berjalan. Sesuai amanat PP No.8 tahun 2008 evaluasi pelaksanaan anggaran dan pembangunan dilakukan dengan berpedoman pada RKPD dan RPJMD serta Standar Pelayanan Minimal (SPM) bagi urusan wajib yang telah ditetapkan SPM-nya oleh Menteri III - 5

yang membidangi. Evaluasi dilakukan baik secara internal oleh masing-masing SKPD maupun secara eksternal dari hasil pengawasan oleh DPRD. Hasil evaluasi merupakan umpan balik (feedback) bagi masukan perencanaan pembangunan tahun yang akan datang. Dalam rangka pengelolaan keuangan daerah yang akuntabel dan transparan, pemerintah daerah wajib menyampaikan pertanggungjawaban, berupa: (1) Laporan Realisasi Anggaran, (2) Neraca, (3) Laporan Arus Kas, dan (4) Catatan atas Laporan Keuangan yang disusun sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan dan diaudit oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK). 1. Kinerja Pelaksanaan APBD Perkembangan APBD Kabupaten Kendal tahun 2006 sampai dengan tahun 2010 cenderung mengalami peningkatan baik pada pendapatan maupun pada belanja. Peningkatan pendapatan dari tahun 2006 sampai dengan tahun 2010 sebesar rata-rata 10% per tahun. Sedangkan anggaran belanja dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2010 meningkat rata-rata sebesar 19%. APBD Kabupaten Kendal selama kurun waktu 2006-2010 mengalami surplus dan defisit, Pada tahun 2008 terjadi defisit, Tahun 2009 terjadi surplus dan pada tahun 2010 mengalami defisit sebesar Rp.30.203.589.000,-. Dengan mengambil kebijakan anggaran defisit diharapkan akan dapat memacu peningkatan Pendapatan. APBD Kabupaten Kendal secara rinci terlihat pada tabel sebagai berikut: III - 6

Tabel 3.1. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Kendal Realisasi Tahun 2006 2009 dan Perubahan Tahun 2010 No Uraian 2006 2007 2008 2009 2010 A Pendapatan 576.116.856.185 649.846.229.931,50 717.457.925.312 790.488.556.783 797.918.557.135 1 Pendapatan Asli Daerah 63.330.008.493 75.741.768.759,50 66.241.915.686 76.805.714.198 75.773.781.000 1.1 Pajak Daerah 17.052.569.007 28.750.596.886 19.835.901.652 19.575.799.135 17.003.000.000 1.2 Retribusi Daerah 26.453.618.967 26.037.622.114,50 30.028.908.258 38.433.218.926 11.119.985.000 1.3 Jumlah Hasil Perusahaan 2.601.868.585 1.752.476.637 2.876.310.749 3.596.623.249 4.078.820.000 milik daerah dan hasil Pengrl Kekada 1.4 Penerimaan lain- lain PAD 17.221.951.934 19.201.073.122 13.500.795.027 15.200.072.888 43.571.976.000 yang Sah Jumlah Pendapatan Asli Daerah 63.330.008.493 75.741.768.759,50 66.241.915.686 76.805.714.198 75.773.781.000 2 Dana Perimbangan 469.399.483.519 533.302.665.702 590.802.043.274 641.676.763.566 638.706.214.041 2.1 Bagi hasil Pajak / Bagi hasil 28.063.483.519 32.818.774.139 39.911.809.274 53.972.703.566 59.484.628.041 bukan Pajak 2.2 Dana Alokasi Umum 409.296.000.000 453.755.000.000 490.895.234.000 512.809.060.000 520.676.886.000 2.3 Dana Alokasi Khusus 32.040.000.000 46.728.891.563 59.995.000.000 74.895.000.000 58.544.700.000 Jumlah Dana Perimbangan 469.399.483.519 533.302.665.702 590.802.043.274 641.676.763.566 638.706.214.041 III - 7

No Uraian 2006 2007 2008 2009 2010 3 Lain- Lain Pendapatan yang sah 43.387.364.173 40.801.795.470 60.413.966.352 72.006.079.019 83.438.562.094 3.1 Dana bagi hasil Pajak dari 39.812.658.517 28.070.052.470 31.422.021.702 34.764.534.019 36.467.927.094 Provinsi 3.2 Bantuan Keuangan Provinsi 3.574.705.656 12.731.743.000 20.988.302.250 12.918.075.000 16.842.567.000 3.3 Dana Penyesuaian - - 8.003.642.400 24.323.470.000 30.128.068.000 Otonomi Khusus Jumlah Lain-lain Pendapatan yang sah 43.387.364.173 40.801.795.470 60.413.966.352 72.006.079.019 83.438.562.094 B Belanja Daerah 595.187.422.909 756.328.308.161 786.546.927.240 828.122.146.135 1 Belanja Tidak Langsung 310.843.174.548 450.383.935.597 485.630.289.268 610.957.417.311 1.1 Belanja Pegawai 264.499.459.218 375.026.110.412 403.454.919.130 483.490.473.411 1.2 Belanja Bunga 195.371.014 174.873.337 151.217.179 175.000.000 1.3 Belanja Hibah - 5.272.350.000 4.892.905.887 51.386.654.114 1.4 Belanja Bantuan Sosial 18.002.105.744 24.344.811.754 37.356.024.663 33.670.090.000 1.5 Belanja Bantuan Keuangan kepada hasil Provinsi / Kabupaten Kota dan Pemerintah Daerah 26.646.238.572 45.565.790.094 39.775.222.409 38.868.000.000 1.6 Belanja Tidak Terduga 1.500.000.000 - - 3.367.199.786 III - 8

No Uraian 2006 2007 2008 2009 2010 2 Belanja Langsung 284.344.248.361 305.944.372.564 300.916.637.972 217.164.728.824 2.1 Belanja Pegawai 39.326.989.884 26.353.697.495 28.136.607.467 24.648.524.650 2.2 Belanja Barang dan Jasa 126.427.589.218 162.999.229.261 161.888.546.745 126.122.119.974 2.3 Belanja Modal 118.589.669.259 116.591.445.808 110.891.483.760 66.394.084.200 SURPLUS / DEFISIT 576.116.856.185 54.658.807.023-38.870.382.849 3.941.629.543-30.203.589.000 Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) C Pembiayaan Daerah 1 Penerimaan Pembiayaan 37.885.257.380,74 59.042.604.563,24 88.960.324.792,74 72.203.837.812,74 36.977.136.850 1.1 Sisa Lebih perhitungan anggaran sebelumnya 37.885.257.380,74 59.042.604.563,24 87.360.324.792,74 46.702.219.712,74 30.977.136.850 1.2 Penerimaan Kembali - - 1.600.000.000 22.751.618.100 3.000.000.000 pemberian pinjaman daerah 1.3 Penerimaan Kembali - - - 2.750.000.000 3.000.000.000 pemberian pinjaman daerah SKPD 2 Pengeluaran Pembiayaan 1.996.438.042 25.873.058.204 3.387.722.231 7.998.029.730 6.773.547.850 2.1 Penyertaan Modal 1.607.636.233 6.439.500.000 1.612.692.500 2.323.000.000 500.000.000 (Investasi) Daerah 2.2 Pembayaran Pokok Utang 388.801.809 175.365.204 175.029.731 175.029.730 273.547.850 2.3 Pemberian Pinjaman Daerah - 19.258.193.000 1.600.000.000 2.750.000.000 3.000.000.000 III - 9

No - 2.750.000.000 3.000.000.000 Uraian 2006 2007 2008 2009 2010 2.4 Pengembalian Kembali - pemberian pinjaman - daerah 3 Pembiayaan Netto 35.888.819.338,74 33.169.546.359,24 85.572.602.561,74 64.205.808.082,74 30.203.589.000 Sisa lebih / kurang 59.042.604.563,24 87.359.220.836,74 46.702.219.712,74 68.115.082.285,74 - pembiayaan anggaran tahun berkenaan Sumber : DPKD Kabupaten Kendal, 2010 III - 10

Secara rinci perbandingan antara pendapatan dengan belanja daerah pada tahun 2007-2010 terlihat pada Tabel dibawah ini. Tabel 3.2. Perbandingan antara Pendapatan dengan Belanja pada APBD Kabupaten Kendal Realisasi Tahun 2007-2009 dan Perubahan 2010 Persentase No. defisit Tahun Total Pendapatan Total Belanja Surplus/Defisit surplus/ 1. 2007 649.846.229.931,50 595.187.422.909 54.658.807.023 8,41 2. 2008 717.457.925.312 756.328.308.161-38.870.382.849 (5,42) 3. 2009 790.488.556.783 786.546.927.240 3.941.629.543 0,50 4. 2010 797.918.557.135 828.122.146.135-30.203.589.000 (3,79) Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) III - 11

Dari tabel tersebut terlihat bahwa selama kurun waktu 2007-2010 APBD mengalami surplus dan defisit secara bergantian. Pada tahun 2010 anggaran mengalami defisit sebesar 3,79% dari total pendapatan. Diharapkan pada tahun 2011, defisit anggaran dapat ditekan sehingga tidak lebih dari 3%, agar sesuai dengan ketentuan dalam Permendagri 59 tahun 2007 yang menyebutkan bahwa defisit anggaran tidak boleh melebihi 3% dari APBD. a. Pendapatan Daerah Pendapatan daerah Kabupaten Kendal dikelompokkan menjadi 3 bagian. Pengelompokan tersebut adalah sebagai berikut: 1) Pendapatan Asli Daerah (PAD), meliputi : Pajak Daerah; Retribusi Daerah; Hasil Pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan; Lain-lain PAD yang sah. Besarnya Pendapatan Asli Daerah mencerminkan kemampuan daerah dalam membiayai pemba-ngunan daerah secara mandiri. Proporsi PAD terhadap total pendapatan mencerminkan kemam-puan desentralisasi fiskal daerah. Semakin tinggi persentase PAD terhadap Total Pendapatan menunjukkan bahwa derajad kemampuan fiskal daerah semakin tinggi. 2) Dana Perimbangan, meliputi : Dana bagi hasil; Dana Alokasi Umum; Dana Alokasi Khusus. Sumber pendapatan daerah juga bersumber dari dana bagi hasil pajak dan bukan pajak serta dana perimbangan yang berupa Dana Alokasi Umum (DAU) dan Dana Alokasi Khusus (DAK). Bagi sebagian besar pemerintah kabupaten/kota, Dana Perim-bangan menjadi komponen terbesar dalam struktur pendapatan daerah. Dengan demikian pendapatan daerah terbesar berasal dari DAU. Demikian juga di Kabupaten Kendal, dalam struktur pendapatan daerah Kabupaten Kendal III - 12

komponen DAU merupakan sumber pendapatan daerah terbesar. Kondisi ini menunjukkan bahwa ketergantungan pememerintah Kabupaten Kendal terhadap Pemerintah Pusat masih tinggi. 3) Lain-lain Pendapatan yang sah. Sumber pendapatan daerah juga bersumber dari lainlain pendapatan yang sah. Sumber pendapatan dari lainlain pendapatan yang sah terdiri dari Hibah, Dana Darurat, Dana Bagi Hasil Pajak dari pemerintah Provinsi dan pemerintah daerah lainnya, Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus, Bantuan Keuangan dari Provinsi atau Pemerintah Daerah Lainnya. Lain-lain pendapatan yang sah merupakan sumber pendapatan yang berasal dari berbagai sumber termasuk dana bantuan keuangan. Jumlah dana dari sumber pendapatan ini cukup besar dan cukup berarti bagi pemerintah Kabupaten/kota. III - 13

Gambaran Pendapatan, Kabupaten Kendal Tahun 2006-2010 (Rupiah) Tabel 3.3. No Uraian 2006 P (%) 2007 P (%) 2008 P (%) 2009 P (%) 2010 P (%) A Pendapatan 576.116.856.185 649.377.097.386,5 717.457.925.312 790.488.556.783 797.918.557.135 1 Pendapatan Asli Daerah 63.330.008.493 10,99% 75.741.768.759,5 11,66% 66.241.915.686 9,23% 76.805.714.198 9,72% 75.773.781.000 9,50% 1.1 Pajak Daerah 17.052.569.007 26,93% 28.750.596.886 37,96% 19.835.901.652 29,94% 19.575.799.135 25,49% 17.003.000.000 22,44% 1.2 Retribusi Daerah 26.453.618.967 41,77% 26.037.622.114,50 34,38% 30.028.908.258 45,33% 38.433.218.926 50,04% 11.119.985.000 14,68% 1.3 Jumlah Hasil Perusahaan milik daerah dan hasil Pengrl Kekada 1.4 Penerimaan lain- lain PAD yang Sah 2.601.868.585 4,11% 1.752.476.637 2,31% 2.876.310.749 4,34% 3.596.623.249 4,68% 4.078.820.000 5,38% 17.221.951.934 27,19% 19.201.073.122 25,35% 13.500.795.027 20,38% 15.200.072.888 19,79% 43.571.976.000 57,50% 2 Dana Perimbangan 509.212.142.036 88,39% 533.302.725.702 82,13% 590.802.043.274 82,35% 641.676.763.566 81,17% 638.706.214.041 80,05% 2.1 Bagi hasil Pajak / Bagi hasil bukan Pajak 28.063.483.519 5,51% 32.818.834.139 6,15% 39.911.809.274 6,76% 53.972.703.566 8,41% 59.484.628.041 9,31% 2.2 Dana Alokasi Umum 409.296.000.000 80,38% 453.755.000.000 85,08% 490.895.234.000 83,09% 512.809.060.000 79,92% 520.676.886.000 81,52% 2.3 Dana Alokasi Khusus 32.040.000.000 6,29% 46.728.891.563 8,76% 59.995.000.000 10,15% 74.895.000.000 11,67% 58.544.700.000 9,17% Dana Perimbangan dari Provinsi 3 Lain- Lain Pendapatan yang sah 3.1 Dana bagi hasil Pajak dari Provinsi 3.2 Bantuan Keuangan Provinsi 39.812.658.517 7,82% 0% 0% 0% 0% 3.574.705.656 0,62% 40.332.602.925 6,21% 60.413.966.352 8,42% 72.006.079.019 9,11% 83.438.562.094 10,46% - 0% 25.918.551.518 64,26% 31.422.021.702 52,01% 34.764.534.019 48,28% 36.467.927.094 43,71% - 0% 14.414.051.407 35,74% 20.988.302.250 34,74% 12.918.075.000 17,94% 16.842.567.000 20,19% 3.3 Dana Penyesuaian - 0% - 0% 8.003.642.400 13,25% 24.323.470.000 33,78% 30.128.068.000 36,11% III - 14

No Uraian 2006 P (%) 2007 P (%) 2008 P (%) 2009 P (%) 2010 P (%) Otonomi Khusus Jumlah Pendapatan 576.116.856.185 100% 649.377.097.386,50 100% 717.457.925.312 100% 790.488.556.783 100% 797.918.557.135 100% Derajat Desentralisasi 10,99% 11,66% 9,23% 9,72% 9,72% Fiskal Kemandirian keuangan 12,35% 13,20% 10,17% 10,76% 10,76% Kemapuan PAD dlm 11,45% 12,73% 8,76% 9,76% 9,76% belanja daerah Pertumbuhan PAD 65,08% 19,60% -12,54% 15,95% 15,95% Pertumbuhan Pajak 72,05% 68,60% -31,01% -1,31% -1,31% Daerah Pertumbuhan retribusi 42,62% -1,57% 15,33% 27,99% 27,99% daerah Pertumbuhan dana 71,21% -100% - - - perimbangan Pertumbuhan Belanja daerah 50,55% 7,64% 27,07% 4 Sumber : DPKD Kabupaten Kendal, 2010 Ket: P = Proporsi (%) III - 15

Tabel tersebut menunjukkan bahwa selama kurun waktu 2006 2010 pendapatan Daerah Kabupaten Kendal menunjukkan adanya peningkatan. Pendapatan daerah dari tahun ke tahun didominasi dari pos Dana Perimbangan dengan proporsi sebesar 80,05% atau sebesar Rp.638.706.214.041 pada tahun 2010. Dimana dana alokasi umum memberikan kontribusi yang terbesar senilai Rp. 520.676.886.000 atau 65,25% dari total pendapatan. Pertumbuhan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Kendal selama kurun waktu 2007-2010 fluktuatif. Pada tahun 2008 PAD mengalami penurunan dan meningkat kembali pada tahun 2010. Proporsi PAD terhadap pendapatan daerah selama tahun 2006-2010 relatif konstan berkisar antara 9-12% Kondisi ini menunjukkan bahwa kemampuan fiskal daerah Kabupaten Kendal relatif rendah. Struktur pendapatan daerah didominasi oleh retribusi daerah. Kontribusi retribusi daerah terhadap total pendapatan asli daerah berkisar sebesar 34% - 50%. Sedangkan kontribusi terbesar kedua adalah pajak daerah berkisar antara 25% - 38%. Namun begitu peran PAD terhadap pendapatan daerah Kabupaten Kendal pada tahun 2010 mengalami pertumbuhan sebesar 17,49% dari tahun 2008, dengan peran tertinggi adalah peningkatan pendapatan dari lain-lain pendapatan asli daerah yang sah sebesar Rp. 43.571.976.000,- atau 5,46% dari total pendapatan pada tahun 2010. Proporsi dana perimbangan selama kurun waktu 2006-2010 fluktuatif. Proporsi dana perimbangan terhadap total pendapatan masih tetap tinggi. Pada tahun 2006 proporsi dana perimbangan terhadap total pendapatan sebesar 88,39%, pada tahun 2010 menurun menjadi sebesar 80,05%. Kondisi ini menunjukkan adanya peningkatan kemampuan III - 16

daerah dari aspek keuangan untuk membiayai pembangunan daerah. Dana Alokasi Umum (DAU), secara nominal DAU mengalami peningkatan dari tahun 2006 2010, secara proporsi, persentase DAU terhadap total dana perimbangan meningkat. Pada tahun 2006 persentase DAU terhadap Pendapatan dana perimbangan sebesar 80,38% pada tahun 2010 meningkat menjadi 81,52%. Sumber pendapatan daerah yang bersumber dari pendapatan lain-lain yang sah secara nominal maupun proporsi terhadap total pendapatan mengalami peningkatan selama kurun waktu 2006-2010. Pada tahun 2006 proporsi sumber pendapatan ini sebesar 0,62% dan pada tahun 2010 sebesar 10,46%. Sumbangan terbesar dari sumber pendapatan ini adalah dari bagi hasil pajak dari pemerintah provinsi dan dari pemerintah daerah lainnya yaitu sebesar 43,71% dari total Pendapatan lain-lain yang sah pada tahun 2010. Peningkatan pendapatan yang cukup tinggi pada tahun 2010 terletak pada pos lain-lain pendapatan daerah yang sah dimana proporsinya pada tahun 2010 ini mencapai 10,46% atau sebesar Rp.83.438.562.094, sedangkan pada tahuntahun sebelumnya hanya 7,71%. Kontribusi terbesar pada pos ini adalah pada penerimaan dana bagi hasil pajak Provinsi atau Pemerintah Daerah lainnya, dengan nilai Rp. 36.467.927.094 atau 4,57% dari total pendapatan tahun 2010. b. Belanja Daerah; 1) Belanja Tidak Langsung Belanja tidak langsung, merupakan belanja yang dianggarkan tidak terkait secara langsung dengan pelaksanaan program dan kegiatan, meliputi: III - 17

a). Belanja pegawai dalam bentuk gaji dan tunjangan, tambahan penghasilan pegawai, penerimaan lainnya pimpinan dan Anggota DPRD serta Bupat/Wakil Bupati dan biaya pemungutan pajak daerah. b). Belanja bunga digunakan untuk pembayaran bunga atas pinjaman Pemerintah Daerah kepada pihak lainnya. c). Subsidi, digunakan untuk menganggarkan bantuan biaya produksi kepada perusahaan/lembaga tertentu agar harga jual produksi/jasa yang dihasilkan dapat terjangkau oleh masyarakat banyak. d). Belanja hibah, yaitu pemberian hibah untuk penyelenggaraan program dan kegiatan yang bersifat cross cutting issue. e). Bantuan sosial, yaitu bantuan sosial organisasi kemasyarakatan antara lain bantuan keagamaan, pendidikan, kemasyarakatan, pengadaan pangan dan bantuan partai politik. f). Belanja bagi hasil, meliputi belanja bagi hasil pajak daerah dan retribusi daerah g). Bantuan keuangan yang bersifat umum maupun khusus h). Belanja tak terduga, untuk kegiatan yang sifatnya tidak bisa atau diharapkan tidak terulang. 2) Belanja Langsung Belanja Langsung, merupakan belanja yang dianggarkan terkait langsung dengan program dan kegiatan, meliputi : a). Belanja pegawai, untuk pengeluaran honorarium PNS, honorarium non PNS dan uang lembur b). Belanja barang dan jasa, untuk pengeluaran bahan habis pakai, bahan material, jasa kantor, premi asuransi, perawatan kendaraan bermotor, cetak dan penggandaan, sewa alat berat, sewa perlengkapan, III - 18

sewa perlengkapan dan alat kantor, makanan dan minuman, pakaian dinas dan atributnya, pakaian kerja, pakaian khusus, perjalanan dinas, bea siswa pendidikan PNS, kursus, pelatihan, sosialisasi dan bimbingan teknis perjalanan pindah tugas dan lain sebagainya. c). Belanja modal, untuk pengeluaran pengadaan tanah, alat-alat berat, alat-alat angkutan di darat bermotor, alat-alat angkutan darat tidak bermotor, alat-alat angkutan di air bermotor, alat-alat angkutan di air tidak bermotor, alat-alat bengkel, alat-alat pengolahan pertanian dan peternakan, peralatan kantor, perlengkapan kantor, komputer dan lain-lain. Secara keseluruhan struktur belanja di Kabupaten Kendal adalah sebagai berikut: III - 19

Tabel 3.4. Belanja Daerah Proporsinya terhadap Total Pendapatan Kabupaten Kendal Tahun 2007-2009 (ribu rupiah) No Uraian 2007 P (%) 2008 P (%) 2009 P (%) 2010 P (%) Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) A Pendapatan 649.846.229.931,50 717.457.925.312 790.488.556.783 797.918.557.135 B Belanja Daerah 595.187.422.909 91,66 756.328.308.161 105,42 786.546.927.240 99,51 828.122.146.135 103,79 9,12 1 Belanja Tidak Langsung 310.843.174.548 52,23 450.383.935.597 59,55 485.630.289.268 61,74 610.957.417.311 73,78 15,30 1,1 Belanja Pegawai 264.499.459.218 44,44 375.026.110.412 49,59 403.454.919.130 51,29 483.490.473.411 79,14 14,20 1,2 Belanja Bunga 195.371.014 0,03 174.873.337 0,02 151.217.179 0,02 175.000.000 0,04-3,48 1,3 Belanja Hibah - 0 5.272.350.000 0,70 4.892.905.887 0,62 51.386.654.114 6,44 1,4 Belanja Bantuan Sosial 18.002.105.744 3,02 24.344.811.754 3,22 37.356.024.663 4,75 33.670.090.000 4,22 12,18 1,5 Belanja Bantuan Keuangan kepada 26.646.238.572 4,48 45.565.790.094 6,02 39.775.222.409 5,06 38.868.000.000 4,87 hasil Provinsi / Kabupaten Kota dan Pemerintah Daerah 23,52 1,6 Belanja Tidak Terduga 1.500.000.000 0,25 0 0 3.367.199.786 0,41 - - 2 Belanja Langsung 284.344.248.361 47,77 305.944.372.564 40,45 300.916.637.972 38,26 217.164.728.824 27,22 2,24 2,1 Belanja Pegawai 39.326.989.884 6,61 26.353.697.495 3,48 28.136.607.467 3,58 24.648.524.650 11,35-11,05 2,2 Belanja Barang dan Jasa 126.427.589.218 21,24 162.999.229.261 21,55 161.888.546.745 20,58 126.122.119.974 511,68 9,41 2,3 Belanja Modal 118.589.669.259 19,92 116.591.445.808 15,42 110.891.483.760 14,10 66.394.084.200 52,64-1,01 SURPLUS / DEFISIT 54.658.807.023-38.870.382.849 3.941.629.543-30.203.589.000 Keterangan : P = Proporsi terhadap total Belanja r rata-rata = Pertumbuhan rata-rata Sumber DPPAKD Kabupaten Kendal 2010. r ratarata III - 20

Tebel di atas menunjukkan bahwa proporsi belanja daerah terhadap total pendapatan pada tahun 2006 sebesar 91,66, dan setelah tahun 2006 persentase belanja daerah terhadap total pendapatan bergantian antara berada di bawah 100% dan di atas 100%. Artinya belanja yang dikeluarkan oleh Pemerintah Kabupaten Kendal pada tahun 2006 terjadi surplus dan pada tahun 2007 terjadi surplus dan pada tahun 2008 dan 2010 mengalami defisit yaitu belanja lebih besar dibandingkan dengan total pendapatan. Struktur belanja daerah menunjukkan bahwa alokasi belanja daerah sebagian besar untuk pos Belanja Tidak Langsung, yaitu pada tahun 2009 sebesar 61,74%. Proporsi belanja tidak langsung terhadap total belanja dari tahun 2006-2009 selalu meningkat. Hal yang sebaliknya proporsi belanja langsung terhadap total belanja mengalami penurunan. Hal ini berarti sebagian besar belanja digunakan untuk pembiayaan birokrasi daripada kepada masyarakat secara langsung. Sebagian besar dana pada pos belanja tidak langsung digunakan untuk belanja pegawai atau untuk gaji pegawai. Proporsi pos belanja pegawai terhadap total belanja sebesar 51,29% pada tahun 2009. Hal ini berarti lebih dari separoh APBD digunakan untuk membayar gaji pegawai. Sedangkan belanja barang dan jasa dalam belanja langsung hanya sebesar 20,58% dan belanja modal sebesar 14,10%. Hal ini berarti alokasi dana untuk pembangunan berkisar 22,63% dari total belanja. Suatu proporsi yang kecil untuk menyele-saikan permasalahan pembangunan Kabupaten Kendal yang cukup besar. III - 21

2. Neraca Daerah Kemampuan keuangan daerah terlihat dari neraca daerah. Hasil analisis neraca akan diketahui rasio likuiditas, rasio solvabilitas dan rasio aktivitas serta kemampuan asset daerah. Hasil analisis terhadap neraca daerah akan dihasilkan rasio likuiditas yaitu seberapa besar kemampuan daerah dalam rangka memenuhi kewajiban jangka pendek. Neraca daerah kabupaten Kendal adalah sebagai berikut: Tabel 3.5. Pertumbuhan Neraca Daerah Kabupaten Kendal per 31 Desember 2009 dan 2008 URAIAN 2009 2008 ASET ASET LANCAR Kas di Bendahara Umum Daerah Kas di Bendahara Pengeluaran Kas di Bendahara Penerimaan Kas di RSUD Dr. H. Soewondo Investasi Jangka Pendek r pertumbuhan 65.751.745.976,74 45.413.913.707,74 44,78 102.917.573 1.340.820.249-92,32 49.111.670 69.715.359-29,55 2.293.846.247 0 0 0 Piutang Pajak 3.495.619.770 3.117.847.430 12,12 Piutang Retribusi 992.738.114 2.179.696.444-54,46 Bagian Lancar Pinjaman Kepada Perusahaan Negara 0 0 Bagian Lancar Pinjaman Kepada Perusahaan Daerah Bagian Lancar Pinjaman Kepada Perusahaan Pusat Bagian Lancar Pinjaman Kepada Perusahaan Daerah Lainnya 0 0 0 0 0 0 Bagian Lancar Tagihan 0 0 III - 22

URAIAN 2009 2008 Penjualan Angsuran Bagian Lancar Tuntutan Perbendaharaan Bagian Lancar 0 0 0 0 r pertumbuhan Tuntutan Ganti Rugi Piutang Lainnya 1.017.900.000 0 Persediaan 8.807.389.006 9.173.090.379,20-3,99 Jumlah Aset Lancar 82.511.268.356,74 61.295.083.568,94 34,61 INVESTASI JANGKA PANJANG Investasi Non Permanen Pinjaman Kepada Perusahaan Negara Pinjaman Kepada Perusahaan Daerah Pinjaman Kepada Pemerintah Daerah Lainnya Investasi Dalam Surat Utang Negara Investasi Dalam Proyek Pembangunan Investasi Non Permanen Lainnya Jumlah Investasi Non Permanen Investasi Permanen Penyertaan Modal Pemerintah Daerah Investasi Permanen Lainnya Jumlah Investasi Permanen Jumlah Investasi Jangka Panjang 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3.076.750.000 3.351.192.500-8,19 3.076.750.000 3.351.192.500-8,19 35.861.751.066,87 33.788.751.066,87 6,14 0 0 35.861.751.066,87 33.788.751.066,87 6,14 38.938.501.066,87 37.139.943.566,87 4,84 ASET TETAP Tanah 946.918.183.380 275.434.021.000 243,79 Peralatan dan Mesin 170.158.302.600 288.507.629.000-41,02 Gedung dan Bangunan 1.060.194.459.117,41 848.913.780.500 24,89 Jalan, Irigasi, Jaringan 468.168.490.280 698.565.868.000-32,98 III - 23

URAIAN 2009 2008 r pertumbuhan Aset Tetap Lainnya 19.182.611.000 52.007.359.670-63,12 Konstruksi Dalam 960.675.000 1.111.251.000-13,55 Pengerjaan Akumulasi Penyusutan 0 0 Jumlah Aset Tetap 2.665.582.721.377,41 2.164.539.909.170 23,15 DANA CADANGAN Dana Cadangan 0 0 Jumlah Dana Cadangan 0 0 ASET LAINNYA Tagihan Penjualan 3.080.369.010 0 Angsuran Piutang Jangka 150.000.000 0 Panjang LUEP Tuntutan 0 0 Perbendaharaan Tuntutan Ganti Rugi 0 0 Aset Tak Berwujud 8.018.650.350 7.587.350.350 5,68 Aset Lain-Lain 145.878.850 19.428.498.850-99,25 Jumlah Aset Lainnya 11.394.898.210 27.015.849.200-57,82 JUMLAH ASET 2.798.427.389.011,02 2.289.990.785.505,81 22,20 KEWAJIBAN URAIAN 2009 2008 r pertumbuhan KEWAJIBAN JANGKA PENDEK Utang Perhitungan 33.417.511 6.130.467 445,11 Fihak Ketiga (PFK) Utang Bunga 0 0 Bagian Lancar Utang 0 0 Dalam Negeri - Pemerintah Pusat Bagian Lancar Utang 0 0 Dalam Negeri - Pemerintah Daerah Lainnya Bagian Lancar Utang Dalam Negeri - 0 0 III - 24

URAIAN 2009 2008 Lembaga Keuangan Bank Bagian Lancar Utang Dalam Negeri - Lembaga Keuangan bukan Bank Bagian Lancar Utang Dalam Negeri - Obligasi Bagian Lancar Utang Jangka Panjang Lainnya Utang Jangka Pendek Lainnya Jumlah Kewajiban Jangka Pendek 0 0 0 0 r pertumbuhan 305.395.276,96 326.246.909,07-6,39 3.690.707.319 2.279.538.914 61,91 4.029.520.106,96 2.611.916.290,07 54,27 KEWAJIBAN JANGKA PANJANG Utang Dalam Negeri - Pemerintah Pusat Utang Dalam Negeri - Pemerintah Daerah Lainnya Utang Dalam Negeri - Lembaga Keuangan Bank Utang Dalam Negeri - Lembaga Keuangan bukan Bank Utang Dalam Negeri - Obligasi Utang Jangka Panjang Lainnya Jumlah Kewajiban Jangka Panjang 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1.307.201.033,10 1.263.069.102,93 3,49 1.307.201.033,10 1.263.069.102,93 3,49 JUMLAH KEWAJIBAN 5.336.721.140,06 3.874.985.393 37,72 EKUITAS DANA EKUITAS DANA LANCAR Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran (SiLPA) 68.115.082.285,74 46.702.219.712,74 45,85 III - 25

URAIAN 2009 2008 r pertumbuhan Pendapatan yang 49.121.670 116.099.136-57,69 Ditangguhkan Cadangan Piutang 5.506.257.884 5.297.543.874 3,94 Cadangan Persediaan 8.807.389.006 9.173.090.379,20-3,99 Dana yang harus (3.996.102.595,96) (2.605.785.823,07) 53,35 disediakan untuk pembayaran utang jangka pendek Jumlah Ekuitas Dana Lancar 78.481.748.249,78 58.683.167.278,87 33,74 EKUITAS DANA INVESTASI Diinvestasikan dalam Investasi Jangka Panjang Diinvestasikan dalam Aset Tetap Diinvestasikan dalam Aset Lainnya Dana yang harus disediakan untuk pembayaran utang jangka panjang Jumlah Ekuitas Dana Investasi EKUITAS DANA CADANGAN Diinvestasikan dalam Dana Cadangan Jumlah Ekuitas Dana Cadangan JUMLAH EKUITAS DANA JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS DANA 38.938.501.066,87 37.139.943.566,87 4,84 2.665.582.721.377,41 2.164.539.909.170 23,15 11.394.898.210 27.015.849.200-57,82 (1.307.201.033,10) (1.263.069.102,93) 3,49 2.714.608.919.621,18 2.227.432.632.833,94 21,87 0 0 0 0 2.793.090.667.870,96 2.286.115.800.112,81 22,18 2.798.427.389.011,02 2.289.990.785.505,81 22,20 Berdasarkan data neraca di atas selanjutnya dianalisis rasio rasio lancar, rasio cepat (quick ratio) dan rasio total hutang terhadap total asset dan rasio total hutang terhadap modal. Hasil analisis ditemukan bahwa pada tahun 2008 rasio lancar sebesar 2.346,75% dan pada tahun 2009 turun menjadi III - 26

sebesar 2.047,67%. Artinya bahwa tingkat likuiditas keuangan pemerintah Kabupaten Kendal pada tahun 2008 dan 2009 relatif lancar. Sedangkan rasio cepat (quick rasio) ditemukan hasil sebesar 1.996% pada tahun 2008 dan pada tahun 2009 sedikit turun menjadi sebesar 1.829%. Kondisi ini menunjukkan kemampuan daerah untuk membayar hutang cukup baik. Secara rinci perhitungan analisis dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 3.6. Analisis Rasio Keuangan Kabupaten Kendal No Uraian 2008 2009 1 Rasio Lancar 2.346,75 % 2.047,67 % 2 Rasio Quick (Quick 1.996 % 1.829 % ratio) 3 Rasio Total Hutang terhadap total Asset 0,19 % 0,19 % 4 Rasio Utang 0,17 % 0,19 % Terhadap Modal B. Kebijakan Pengelolaan Masa Lalu Kebijakan anggaran secara umum ditujukan dalam rangka memecahkan masalah penting dan mendesak yang dapat menjadi bidang/sektor pengungkit (prime mover) pembangunan guna tercapainya pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan berkualitas serta penciptaan lapangan kerja yang memadai, dengan tetap memperhatikan pemenuhan kebutuhan dasar seperti pendidikan, kesehatan, dan perumahan permukiman serta penanggulangan kemiskinan. Pelaksanaan anggaran tahun 2006 2010 memutuskan menggunakan kebijakan yang berbeda-beda. Sebagaimana telah diuraikan di muka pada tahun 2007 menggunakan kebijakan anggaran surplus, 2008 memutuskan meng- III - 27

gunakan kebijakan defisit, pada tahun 2009 menggunakan kebijakan surplus dan pada tahun 2010 kembali mengambil kebijakan anggaran defisit. Gambaran surplus defisit riil anggaran terlihat pada tabel berikut: III - 28

Tabel 3.7. Gambaran Anggaran Realisasi dan Perubahan APBD Kabupaten Kendal Tahun 2007-2010 (Rupiah) Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) No Uraian 2007 2008 2009 2010 1 Pendapatan Daerah 649.846.229.931,50 717.457.925.312 790.488.556.783 797.918.557.135 dikurangi 2 Belanja Daerah 595.187.422.909 756.328.308.161 786.546.927.240 828.122.146.135 3 Pengeluaran 25.873.058.204 3.387.722.231 7.998.029.730 6.773.547.850 pembiayaan daerah Defisit/surplus riil 28,785,748,818-42,258,105,080-4,056,400,187-36,977,136,850 III - 29

Penutupan defisit anggaran Kabupaten Kendal sebagian besar dilakukan dengan menggunakan sumber-sumber penerimaan pembiayaan daerah. Pada tahun 2007 dan 2009 terdapat surplus yang dimasukkan dalam Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SiLPA). Sementara itu Pada tahun 2008 dan 2010 penutupan defisit riil anggaran sebagian besar dilakukan menggunakan SILPA. Secara rinci penutupan defisit riil anggaran adalah sebagai berikut: Tabel 3.8. Komposisi Defisit Riil Anggaran Realisasi APBD Tahun 2007-2009 Kabupaten Kendal No Uraian 2007 (Rp) 2008 (Rp) 2009 (Rp) 1 Realiasasi Pendapatan Daerah 649.846.229.931,50 717.457.925.312 790.488.556.783 Dikurangi realisasi : 2 Belanja Daerah 595.187.422.909 756.328.308.161 786.546.927.240 3 Pengeluaran pembiayaan Daerah 25.873.058.204 3.387.722.231 7.998.029.730 A Defisit riil 28,785,748,818-42,258,105,080-4,056,400,187 ditutup oleh realisasi penerimaan pembiayaan : 4 Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SiLPA) Tahun anggaran sebelumnya 5 Pencairan Dana Cadangan - 6 Hasil Penjualan Kekayaan Daerah - 59.042.604.563,24 87.360.324.792,74 46.702.219.712,74 III - 30

No Uraian 2007 (Rp) 2008 (Rp) 2009 (Rp) yang dipisahkan 7 Penerimaan Pinjaman Daerah 22.751.618.100 8 Penerimaan Kembali Pemberian 1.600.000.000 2.750.000.000 Pinjaman Daerah 9 Penerimaan Piutang Daerah - Uang Kas dan Perhitungan B Total realisasi penerimaan pembiayaan daerah 59.042.604.563,24 88.960.324.792,74 72.203.837.812,74 A-B Sisa lebih Pembiayaan anggaran 110.286.176.518 tahun berkenaan 46.702.219.712 68.147.437.625 III - 31

Berdasarkan tabel di atas terlihat bahwa kebijakan anggaran defisit pada tahun 2008 dan defisit riil pada tahun 2009 dapat ditutup dengan penerimaan pembiayaan daerah. Pada akhir tahun anggaran masih terdapat sisa lebih pembiayaan anggaran tahun yang berkenaan. Pembiayaan setiap penerimaan yang perlu dibayar kembali dan/atau pengeluaran yang akan diterima kembali, baik pada tahun anggaran yang bersangkutan maupun tahun-tahun anggaran berikutnya, atau merupakan transaksi keuangan untuk menutup defisit atau memanfaatkan surplus. Pembiayaan daerah terdiri dari penerimaan pembiayaan dan pengeluaran pembiayaan. Penerimaan pembiayaan mencakup: a. sisa lebih perhitungan anggaran tahun anggaran sebelumnya (SILPA), b. pencairan dana cadangan c. hasil penjualan kekayaan daerah d. penerimaan pinjaman daerah e. penerimaan kembali pemberian pinjaman f. penerimaan piutang daerah Pengeluaran pembiayaan mencakup: a. pembentukan dana cadangan b. penyertaan modal pemerintah daerah c. pembayaran pokok hutang d. pemberian pinjaman daerah. Realisasi penerimaan pembiayaan daerah dan pengeluaran pembiayaan daerah Kabupaten Kendal tahun 2006-2009 dan APBD perubahan tahun 2010 dapat dilihat pada tabel berikut: III - 32

Tabel 3.9. Struktur Pembiayaan Kabupaten Kendal Tahun 2005-2009 (Rupiah) Rancangan Akhir Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) No Uraian 2005 P (%) 2006 P (%) 2007 P (%) 2008 P (%) 2009 P (%) A Penerimaan Pembiayaan 18.647.307.229,74 37.885.257.380,74 59.042.604.563,24 88.960.324.792,74 72.203.837.812,74 Daerah 1 Sisa lebih perhitungan 18.647.307.229,74 37.885.257.380,74 59.042.604.563,24 87.360.324.792,74 46.702.219.712,74 anggaran tahun anggaran sebelumnya 2 Penerimaan Kembali - - - 1.600.000.000 2.750.000.000 pemberian Pinjaman 3 Penerimaan Pinjaman - - - - 22.751.618.100 Daerah 4 Penerimaaan Piutang - - - - - Daerah B Pengeluaran Daerah 3.692.653.900 1.996.438.042 25.873.058.204 3.387.722.231 7.998.029.730 1 Penyertaan Modal ( Investasi ) Pemerintah Daerah 3.283.000.000 88,91% 1.607.636.233 80,53% 6.439.500.000 24,89% 1.612.692.500 47,60% 2.323.000.000 29,04% 2 Pembiayaan Pokok Utang 409.653.900 11,09% 388.801.809 19,47% 175.365.204 0,68% 175.029.731 5,17% 175.029.730 2,19% 3 Pemberian Pinjaman Daerah - 0% - 0% 19.258.193.000 74,43% 1.600.000.000 47,23% 2.750.000.000 34,38% III - 33

Rancangan Akhir Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) No Uraian 2005 P (%) 2006 P (%) 2007 P (%) 2008 P (%) 2009 P (%) 4 Transfer ke dana cadangan 5 Sisa lebih penerimaan th sekarang - 0% - 0% - 0% - 0% 2.750.000.000 34,38% - 0% - 0% - 0% - 0% - 0% Pembiyaan Netto 14.954.653.329,74 35.888.819.338,74 33.169.546.359,24 85.572.602.561,74 64.205.808.082,74 Sisa lebih / kurang pembiayaan tahun berkenaan Sumber : DPKD Kabupaten Kendal, 2010 Ket: P = Proporsi (%) 37.885.257.380,74 59.042.604.563,24 87.359.220.836,74 46.702.219.712,74 68.115.082.285,74 III - 34

Rancangan Akhir Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) C. Kerangka Pendanaan Kerangka pendanaan pembangunan daerah mengacu pada RKP-D, KUA dan PPAS yang telah disusun. Pendanaan pembangunan di Kabupaten Kendal disusun oleh panitia anggaran dengan memperhatikan prioritas-prioritas yang telah ditetapkan dan prediksi pendapatan baik Pendapatan Asli Daerah (PAD) maupun dana perimbangan dan dana bagi hasil. Kerangka anggaran selain berpedoman RKPD, KUA dan PPAS juga berpedoman pada Permendagri No. 13 tahun 2006 dan Permendagri No. 59 tahun 2007. Kerangka anggaran Kabupaten Kendal dituangkan dalam bentuk APBD Kabupaten Kendal. Struktur APBD terdiri dari Pendapatan daerah, Belanja daerah dan Pembiayaan daerah Kebijakan pengelolaan keuangan masa lalu merupakan langkah-langkah pengelolaan keuangan yang telah dilaksanakan pada kurun waktu 2006 2010. Analisis kebijakan keuangan masa lalu meliputi indikator proporsi penggunaan anggaran dan analisis pembiayaan. Proyeksi anggaran pada masa lima tahun ke depan mencerminkan ketersediaan dana untuk pembiayaan pembangunan dalam rangka mencapai visi dan misi dalam RPJMD. Proyeksi keuangan daerah didasarkan pada asumsiasumsi sebagai berikut: 1. Pertumbuhan rata-rata pendapatan dan belanja terlalu tinggi sehingga penetapan rata-rata pertumbuhan ditetapkan dengan expert judgement berdasarkan perliaku past performance pertumbuhan masing-masing pos. 2. Pendapatan daerah mengalami peningkatan siginfikan karena berlakunya Undang-Undang Nomor 28 tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. 3. Pertumbuhan belanja diasumsikan meningkat namun proporsi Belanja Tidak Langsung dengan Belanja Langsung tetap dipertahankan pada tingkatan 66%:34%, walaupun III - 35

Rancangan Akhir Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) belanja pegawai meningkat diperkirakan akan tertutup dari peningkatan pendapatan dan peningkatan Berdasarkan asumsi tersebut, pendapatan dan belanja Kabupaten Kendal diproyeksikan sebagai berikut: III - 36

Tabel 3.10. Perhitungan Proyeksi APBD Kabupaten Kendal Tahun 2011-2015 No Uraian 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2 Dana Perimbangan 3,14 661.825.413.941,97 682.606.731.939,75 704.040.583.322,66 726.147.457.638.99 748.948.487.808,85 772.465.470.326,05 B BELANJA DAERAH 829.919.801.050,16 875.648.382.088,02 923.896.607.941,07 974.803.311.038.63 1.028.514.973.476,85 1.085.186.148.515,43 2 Belanja Langsung 3,46 317.497.144.724,26 334.991.237.398,56 353.449.254.579,23 372.924.308.506.54 393.472.437.905,25 415.152.769.233,83 C Pembiayaan (6.173.223.284,47) (16.819.621.251,70) (28.030.180.069,58) (39.801.095.975.01) (52.123.834.060,24) (64.984.378.431,67) Rancangan Akhir Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) A 1 PENDAPATAN DAERAH Pendapatan Asli Daerah 823.746.577.765,69 858.828.760.836,32 895.866.427.871,49 935.002.215.063.62 976.391.139.416,61 1.020.201.770.083,76 7,29 82.404.850.763,03 88.412.164.383,66 94.857.411.167,23 101.772.516.441.32 109.191.732.889,89 117.151.810.217,56 3 Lain - lain pendapatan daerah 10,43 79.516.313.060,68 87.809.864.512,91 96.968.433.381,61 107.082.240.983.31 118.250.918.717,87 130.584.489.540,14 Belanja Tidak 1 6,51 512.422.656.325,90 540.657.144.689,46 570.447.353.361,85 601.879.002.532.09 635.042.535.571,60 670.033.379.281,60 Langsung Sumber data : Prediksi Perhitungan APBD Kab. Kendal 2010-2015 (Diolah Tim Penyusun) III - 37

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KABUPATEN KENDAL TAHUN 2010-2015 BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS

BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS A. Permasalahan Pembangunan Permasalahan pembangunan di Kabupaten Kendal adalah: 1. Belum optimalnya akses, mutu dan kesesuaian pendidikan pada semua jenjang pendidikan termasuk PAUD dan pendidikan luar biasa. 2. Belum optimalnya akses dan kualitas pelayanan kesehatan, baik kesehatan dasar maupun rujukan. 3. Belum optimalnya perkembangan usaha ekonomi produktif masyarakat khususnya untuk usaha mikro, kecil dan menengah. 4. Masih rendahnya tingkat keberdayaan masyarakat khususnya belum optimalnya perlindungan terhadap jaminan hak-hak sipil dan hak politik masyarakat. 5. Rendahnya investasi daerah khususnya untuk PMA dan PMDN serta non fasilitas. 6. Belum optimalnya kualitas dan kuantitias infrastruktur pendukung investasi dan aktivitas ekonomi masyarakat. 7. Belum optimalnya iklim usaha dan lingkungan kehidupan masyarakat. 8. Belum optimalnya kesetaraan dan keadilan gender dan penghargaan tinggi terhadap HAM. 9. Belum optimalnya penyelenggaraan pemerintahan yang amanah (good governance). 10. Belum optimalnya kualitas lingkungan hidup dan pelestarian lingkungan hidup. IV - 1

B. Isu Strategis 1. Kelompok Kesejahteraan Masyarakat 1.1. Pendidikan Isu strategis dibidang pendidikan adalah: 1) Masih rendahnya Angka Partisipasi Kasar PAUD, terbukti APK PAUD sampai dengan tahun 2009 sebesar 35%. 2) Masih rendahnya ketersediaan sarana dan prasrana PAUD, jumlah PAUD sampai dengan tahun 2009 sebesar 425 unit. 3) Belum optimalnya kualitas sarana dan prasarana pendidikan dasar. 4) Rendahnya partisipasi sekolah pada jenjang pendidikan dasar, terlihat dari APM SD sebesar 85,42% dan 72,54%. 5) Masih rendahnya partisipasi masyarakat pada pendidikan menengah, terlihat dari APM menengah sebesar 41,42%. 6) Masih rendahnya kualitas pendidik dan tenaga kependidikan, terlihat dari guru layak mengajar sebesar untuk SD 20,34% dan SMP sebesar 79,84%. 7) Masih rendahnya penyelenggaraan pendidikan non formal. 8) Masih rendahnya kualitas manajemen penyeleng-garaan pelayanan pendidikan, terbukti yang terakreditasi A masih kurang dari 75% untuk pendidikan dasar dan menengah. 1.2. Kesehatan Isu strategis dibidang kesehatan adalah: 1) Angka kesakitan dan kematian penyakit menular dan tidak menular masih tinggi. Angka kesakitan demam berdarah masih tinggi di atas angka nasional, penemuan infeksi HIV dan AIDS tiap tahun cenderung meningkat, serta adanya ancaman pandemi flu burung. Penyakit - penyakit menular/infeksi belum semua dapat diatasi, disisi lain angka kesakitan dan kematian beberapa penyakit tidak menular dan degeratif seperti diabetes melitus (DM), IV - 2

kardiovaskular dan kanker (keganasan) cenderung meningkat. 2) Kualitas lingkungan rendah. Cakupan sanitasi dasar seperti cakupan air bersih, cakupan jamban keluarga, cakupan sarana pembuangan air limbah rendah, serta proporsi rumah sehat rendah. 3) Penerapan perilaku hidup bersih dan sehat di masyarakat masih rendah. Kebiasaan cuci tangan dengan sabun, sebelum makan dan sesudah buang air besar (BAB) belum membudaya, dan kebiasaan merokok di masyarakat masih tinggi. 4) Masih tingginya angka kematian bayi dan ibu, serta prevalensi gizi buruk. 5) Pemerataan dan keterjangkauan pelayanan kesehatan yang bermutu, belum optimal. Kondisi ini antara lain disebabkan jumlah dan kualitas sumber daya kesehatan yang belum memadai, serta ketersediaan obat dan perbekalan kesehatan yang belum memadai. 6) Sistem perencanaan dan penganggaran belum optimal dan belum terpadu karena dukungan informasi kesehatan yang kurang memadai, baik ketepatan, keakuratan maupun kelengkapan. 1.3. Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera Isu strategis dibidang keluarga berencana dan keluarga sejahtera adalah: 1) Masih kurangnya partisipasi masyarakat dalam mengikuti keluarga berencana. Hal ini ditandai dengan masih kurangnya capaian, persentase peserta KB aktif. 2) Masih kurangnya partisipasi laki-laki dalam Program KB. Hal ini ditandai dengan masih rendahnya persentase pengguna alkon MOP dan Kondom (1-3%) dan cenderung stagnan. IV - 3

3) Masih kurangnya tenaga penyuluh KB (PLKB), prasarana dan sarana pendukung kegiatan. 4) Masih tingginya persentase keluarga pra sejahtera dan KS I (termasuk keluarga miskin) terutama di perdesaan dan masyarakat nelayan. 1.4. Sosial Isu strategis dibidang sosial adalah: 1) Masih tingginya jumlah PMKS di Kabupaten Kendal, hal ini dikarenakan peran PSKS dan swasta belum optimal dalam penanganan dan pembinaan PMKS. 2) Masih rendahnya cakupan penanganan PMKS. Sampai dengan tahun 2009 PMKS yang ditangani baru 15%. 3) Belum optimalnya pemanfaatan sarana dan prasarana pelayanan rehabilitasi sosial baik panti dan diluar panti dan nonpanti dalam melakukan pembinaan dan rehabilitasi PMKS. 1.5. Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Isu strategis dibidang pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak adalah: 1) Masih tingginya kesenjangan antara laki-laki dan perempuan, terutama dalam bidang pendidikan, kesehatan, ketenagakerjaan dan upah kerja perempuan lebih rendah daripada laki-laki. 2) Belum optimalnya perlindungan hukum dan HAM bagi perempuan dan anak, ditunjukan dengan meningkatnya kasus kekerasan terhadap perempuan. 3) Masih rendahnya pendidikan dan angka buta aksara bagi penduduk perempuan, terutama di perdesaan. 4) Belum optimalnya kelembagaan dan program pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak. IV - 4

1.6. Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Isu strategis dibidang pemberdayaan masyarakat dan desa adalah: 1) Belum optimalnya peran kelembagaan masyarakat dalam upaya pemberdayaan masyarakat. 2) Belum optimanya kinerja pengurus kelembagaan masyarakat. 3) Belum optimalnya kelembagaan masyarakat di tingkat kelurahan dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat. 4) Belum optimalnya kelembagaan sosial ekonomi di tingkat kelurahan dalam meningkatkan ketrampilan dan penggunaan teknologi tepat guna dalam usaha ekonomi keluarga. 1.7. Kebudayaan Isu strategis dibidang kebudayaan adalah: 1) Masih rendahnya perlindungan dan pemeliharaan benda cagar budaya daerah. 2) Masih rendahnya perlindungan, pengembangan dan pemanfaatan kesenian khususnya kesenian tradi-sional. 3) Masih rendahnya kerjasama di bidang kebudayaan dengan daerah lain dan luar negeri. 4) Belum optimalnya perlindungan, pembinaan, pengembangan dan pemanfaatan kegiatan tradisi budaya. 5) Kurang tersedianya sarana aktifitas seni budaya. 1.8. Kependudukan dan Pencatatan sipil Isu strategis dibidang kependudukan dan pencatatan sipil adalah: 1) Belum optimalnya pelayanan administrasi kependu-dukan dan pencatatan sipil sesuai harapan masyarakat, antara lain disebabkan penyelesaian administrasi kependudukan IV - 5

dan cacatan sipil yang tidak sesuai target, waktu pelayanan lama, biaya administrasi dan kesadaran masyarakat. 2) Belum terbangunnya Sistem Administrasi Kependudu-kan (SIAK) yang mantap sehingga belum dapat dimanfaatkan untuk berbagai kepentingan. 3) Masih rendahnya kesadaran masyarakat untuk mengurus dokumen administrasi kependudukan dan pencatatan sipil. Hal ini terlihat dari masih banyaknya penduduk yang belum memiliki dokumen kependu-dukan dan pencatatan sipil secara lengkap. 4) Belum mantapnya kerjasama antar pelaksanaan dalam pelayanan administrasi kependudukan dan pencatat-an sipil. 1.9. Ketenagakerjaan Isu strategis dibidang ketenagakerjaan adalah: 1) Masih tingginya angka pengangguran dan setengah penganggur disebabkan masih terbatasnya kesem-patan kerja dan kemampuan bekerja. 2) Tingkat partisipasi angkatan kerja yang masih rendah. 3) Belum optimalnya sistem informasi bursa pasar kerja. 4) Rendahnya kompetensi pencari kerja dibandingkan dengan tuntutan pasar kerja yang ada, ditandai dengan masih banyaknya pencari kerja yang hanya berpendidikan SMA. 5) Belum optimalnya peran lembaga-lembaga penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan. 6) Belum optimalnya peraturan perundang-undangan ketenagakerjaan, ditandai dengan masih adanya pekerja sektor informal pada umumnya belum mendapatkan jaminan keselamatan kerja dan perlindungan sosial. IV - 6

1.10. Kepemudaan dan Olahraga Isu strategis dibidang kepemudaan dan olahraga adalah: 1) Belum terwujudnya peran pemuda dalam kegiatan pembangunan sesuai harapan. Hal ini disebabkan kapasitas pemuda masih rendah sehingga keterlibatan pemuda dalam tahapan perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pembangunan masih rendah serta akses pemuda dalam setiap tahapan pembangunan tersebut belum terwujud. 2) Masih rendahnya jiwa kewirausahaan dikalangan generasi muda. Hal ini dikarenakan dorongan dan motivasi pemuda untuk mengembangkan potensi diri dalam kegiatan usaha ekonomi produktif muda masih rendah. 3) Peran serta organisasi kepemudaan dalam meningkatkan kapasitas pemuda masih rendah. Organisasi kepemudaan selama ini masih bersifat formalistis belum mencerminkan sebuah organisasi yang dibentuk atas kebutuhan dan tujuan yang sama dalam mengembangkan kapasitas pemuda serta belum terwujudnya koordinasi dan kerjasama antar organisasi olahraga dalam mewujudkan prestasi olahraga. 4) Peran kelembagaan/organisasi olahraga dalam meningkatkan prestasi olahraga masih rendah. Hal ini dapat dilihat atlet Kabupaten Kendal selama lima tahun terakhir belum menunjukkan prestasi yang nyata pada tingkat provinsi maupun nasional. 5) Pola-pola pembibitan olahraga belum berdampak secara baik terhadap penyiapan dan regenerasi atlet, hal ini dapat dilihat masih rendahnya kegiatan-kegiatan lomba untuk menyiapkan bibit-bibit atlet berprestasi dan peningkatan kapasitas pembina/pelatih olahraga belum sesuai harapan dan kebutuhan. 6) Rendahnya prestasi dan pemasyarakatan olahraga, hal ini dikarenakan pembinaan dan pembibitan atlet berprestasi IV - 7

belum berjalan dengan baik dan berkelanjutan dan upaya untuk mensosialisasikan gerakan memasyarakatkan olah raga pada masyarakat luas belum berjalan secara terus menerus dan berkelanjutan. 7) Sarana dan prasarana untuk mendukung pembangunan dibidang olahraga masih sangat terbatas. Hal ini dapat dilihat perbandingan antara jumlah sarana dan prasarana olahraga belum sesuai dengan kebutuhan. 1.11. Ketransmigrasian Isu strategis dibidang ketransmigrasian adalah: 1) Belum optimalnya kerjasama antar wilayah, dalam penyelenggaran transmigrasi. 2) Belum optimalnya penyebaran informasi ketransmigrasian kepada masyarakat. 3) Rendahnya minat dan motovasi masyarakat untuk mengikuti program transmigran. 4) Rendahnya kualitas sumberdaya manusia, baik dalam kemampuan ketrampilan maupun dalam pendanaan. 2. Kelompok Pelayanan Umum 2.1. Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri Isu strategis dibidang kesatuan bangsa dan politik dalam negeri adalah: 1) Belum optimalnya pemeliharaan keamanan, ketertib-an masyarakat (kantrantibmas) dan pencegahan tindak kriminal, terutama di perkotaan dan wilayah perbatasan. 2) Belum optimalnya upaya peningkatan wawasan kebangsaan bagi generasi muda, kelompok perem-puan dan masyarakat perdesaan. 3) Kurangnya kegiatan kemitraan antar lembaga dalam masyarakat terkait dengan pengembangan wawasan kebangsaan bagi tokoh masyarakat/agama, tokoh IV - 8

perempuan, generasi muda dan lembaga-lembaga swadaya masyarakat. 4) Belum optimalnya upaya pemberdayaan masyarakat dalam meningkatkan ketertiban dan keamanan, terutama peningkatan kemitraan polisi dan masya-rakat dan kesadaran hukum dan hak asasi manusia (HAM). 5) Masih kurangnya upaya pencegahan dan pemberan-tasan penyakit masyarakat (pekat), terutama penyalahgunaan Napza, pelacuran dan perjudian. 6) Belum optimalnya pendidikan politik, kesadaran hak dan kewajiban warga negara bagi generasi muda, perempuan dan masyarakat perdesaan. 7) Masih rendahnya kapasitas dan kelembagaan masya-rakat dalam pencegahan dini, penanggulangan korban bencana alam dan sosial, terutama masih kurangnya prasarana dan sarana, ketrampilan penanggulangan bencana. 2.2. Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian, dan Persandian Isu strategis dibidang Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian, dan Persandian adalah: 1) Belum semua SKPD di Kabupaten Kendal menetapkan target pencapaian Standar Pelayanan Minimal (SPM) dan pedoman pelayanan publik dalam pelayanan kepada masyarakat sesuai dengan kewenangan SKPD, sehingga kinerja pelayanan publik belum dapat diukur dengan kriteria SPM. 2) Belum optimalnya peningkatan intensifikasi sumbersumber pendapatan daerah sesuai peraturan perundangan yang baru, yang menjamin penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan daerah serta pengelolaan aset daerah dan Sistem Informasi Manajemen (SIM). IV - 9

3) Kurang optimalnya kemampuan dan profesionalisme aparatur pemerintah daerah dalam mewujudkan pelayanan prima kepada masyarakat dan dunia usaha, antara lain disebabkan terbatasnya prasarana dan sarana, kemampuan aparat dan anggaran yang terbatas. 4) Belum optimalnya kerjasama antar daerah dalam rangka peningkatan promosi daerah, penanaman modal, pengelolaan sumber daya alam. Jumlah persetujuan (MOU) kerjasama antar daerah, baik dengan pemerintah daerah dan dunia usaha masih terbatas. 5) Belum optimalnya penyediaan prasarana dan sarana pelayanan, peralatan di SKPD dan pemerintah desa/ kelurahan yang dapat meningkatkan kinerja pelayanan publik. 6) Belum optimalnya pemanfaatan persandian dalam menjamin komunikasi yang efektif antar lembaga pemerintah. 2.3. Perencanaan Pembangunan Isu strategis dibidang perencanaan pembangunan adalah: 1) Masih kurangnya kapasitas dan kapabilitas sumbedaya aparatur di bidang perencanaan, penelitian dan pengembangan terkait dengan bidang keahlian, keterampilan aparatur dan keterbatasan prasarana dan sarana pendukung perencanaan. 2) Belum optimalnya penyusunan dokumen perencanaan pembangunan daerah, terutama perencanaan pembangunan sektoral, sesuai komitmen internasional dan penyesuaian dengan peraturan perundangan yang baru. 3) Belum optimalnya produk hukum yang disusun sesuai dengan peraturan yang telah ditetapkan. 4) Belum optimalnya penyusunan dokumen perencanaan pembangunan daerah bidang ekonomi dan kesejahteraan IV - 10

sosial, terutama terkait dengan pelaksanan satandar pelayanan minimal. 5) Belum optimalnya penyusunan dokumen perencanaan pembangunan daerah bidang sosial budaya. 6) Belum optimalnya penyusunan dokumen perencanaan pembangunan daerah bidang prasarana wilayah dan sumberdaya alam sesuai dengan tata ruang wilayah dan pengelolaan lingkungan. 7) Masih kurangnya koordinasi antar SKPD dalam penyusunan dokumen perencanaan daerah penanggulangan kemiskinan, pemetaan kawasan rawan bencana, kesetaaran dan keadilan gender dan lain-lain. 2.4. Statistik Isu strategis dibidang statistik adalah: 1) Belum terwujudnya penyajian data/informasi yang akurat dan akuntabel, hal ini dapat diketahui masih sering dijumpai ketidaksesuaian atau tidak sinkron antara sumber data yang satu dengan yang lain. Masih dijumpainya perbedaan data dari beberapa sumber data baik dari BPS maupun dari instansi terkait. 2) Sistem informasi manajemen data yang cepat, akurat dan akuntabel belum terwujud, sehingga menjadi kendala dalam pemenuhan kebutuhan data yang cepat dan akurat untuk penyusunan dokumen perencanaan pembangunan daerah maupun untuk penyusunan dokumen lainnya. 3) Kinerja pelayanan data/informasi masih rendah, hal ini dapat dilihat dari lambannya pelayanan dan akses data untuk mendukung perencanaan pembangunan dan pemenuhan kebutuhan akan data/informasi oleh masyarakat maupun stakeholder terkait. 4) Rendahnya kesadaran dan tanggungjawab aparat akan pentingnya data/informasi sehingga dampak dari hal tersebut mengakibatkan lambannya pengumpulan dan IV - 11

pengolahan data serta tingkat keakuratan data masih jauh dari harapan. 2.5. Kearsipan Isu strategis dibidang kearsipan adalah: 1) Belum optimalnya penerapan Sistem Administrasi Kearsipan yang disebabkan oleh masih minimnya sarana prasarana kearsipan. 2) Belum optimalnya pelestarian dan penyimpanan arsip yang disebabkan oleh masih minimnya pengetahuan dan kemampuan SKPD dalam pelaksanaan kearsipan. 3) Belum memadainya SDM aparatur pengelola kearsipan yang disebabkan oleh minimnya jumlah tenaga arsip di SKPD. 4) Masih rendahnya partisipasi masyarakat dalam penyerahan dokumen/arsip bernilai sejarah yang disebabkan oleh rendahnya kesadaran masyarakat dalam penyerahan arsip bernilai sejarah. 2.6. Keperpustakaan Isu strategis dibidang perpustakaan adalah: 1) Masih rendahnya minat baca masyarakat yang disebabkan oleh rendahnya kegemaran membaca masyarakat. 2) Belum optimalnya pelayanan perpustakaan yang disebabkan oleh minimnya sarana prasarana perpustakaan serta kurangnya tenaga pengelola perpustakaan yang profesional. 3) Masih rendahnya partisipasi masyarakat dalam penyerahan koleksi dan karya rekam terutama yang bernilai sejarah, hal ini disebabkan oleh kesadaran dan pengetahuan masyarakat tentang perpustakaan masih rendah. IV - 12

3. Kelompok Daya Saing Daerah 3.1. Pekerjaan Umum Isu strategis dibidang pekerjaan umum adalah: a). Sub Bidang Sumber Daya Air 1) Tercemarnya sumber-sumber air akibat kegiatan pembangunan yang tidak terarah dan menyebabkan pencemaran sumber air dan menurunnya kualitas sumber air baku. 2) Menurunnya kualitas lingkungan perairan sungai, embung, mata air dan air tanah. 3) Kelebihan debit air dan pola aliran air/run off pada air permukaan mengakibatkan beberapa tempat terjadi genangan air dan banjir. 4) Berkurangnya debit air dan menurunnya kapasitas sumber mata air mengakibatkan beberapa tempat mengalami kekeringan dan krisis air. 5) Belum adanya Penetapan Kebijakan Pola Pengelolaan Kawasan Lindung sumber air. 6) Belum adanya Penetapan Kebijakan Pola Pengelolaan dan Rencana Pengelolaan Sumber Daya Air di Kabupaten Kendal berdasarkan kebijakan nasional sumber daya air dan kebijakan pengelolaan sumber daya air provinsi dengan memperhatikan kepentingan kabupaten/kota lain di sekitarnya. 7) Kurangnya Lembaga Koordinasi Pengelolaan Sumber Daya Air di tingkat kabupaten. 8) Belum adanya penetapan dan pemberian izin penyediaan, peruntukan, penggunaan, pemanfaatan dan pengusahaan sumber daya air di tingkat kabupaten. 9) Minimnya upaya konservasi sumber daya air. 10) Minimnya upaya pengendalian daya rusak air yang berdampak pada kerusakan elemen lingkungan lain. IV - 13

11) Sedikitnya kegiatan pembangunan dan peningkatan sistem irigasi primer dan sekunder dalam wilayah Kabupaten. 12) Tingginya biaya operasional, pemeliharaan, perawatan dan rehabilitasi pada sungai, wadung, embung dan mata air pada wilayah Kabupaten. 13) Perlu peningkatan pengawasan dalam pengelolaan sumber daya air. 14) Kurang optimalnya alih teknologi dan implementasi teknologi yang berwawasan lingkungan serta minimnya data dan informasi tentang sumber daya air mengakibatkan kurang optimalnya pemanfaatan sumber daya air secara maksimal bagi kepentingan seluruh warga masyarakat. b). Sub Bidang Bina Marga 1) Belum adanya Kebijakan Penyelenggaraan dan Pedoman Operasional Jalan Kabupaten berdasarkan Kebijakan Nasional di bidang Jalan dengan memperhatikan keterkaitan antar daerah dan antar kawasan. 2) Belum ada kebijakan pengembangan dan pengelolaan manajemen jalan kabupaten. 3) Tidak tegasnya pemberian izin, rekomendasi, dispensasi dan pemanfaatan ruang manfaat jalan, ruang milik jalan dan ruang pengawasan jalan. 4) Belum optimalnya penerapan teknologi terapan di bidang jalan. 5) Belum adanya evaluasi kinerja penyelenggaraan jalan di kabupaten. 6) Belum tegasnya pengendalian fungsi dan pemanfaatan hasil pembangunan jalan. IV - 14

c).sub Bidang Perkotaan Dan Perdesaan 1) Masih adanya kesenjangan pembangunan antara Perkotaan dan Perdesaan yang berpengaruh pada perbedaan kondisi sosial dan tingkat kesejahteraan antara masyarakat kota dan masyarakat desa. 2) Masih kelihatan prioritas pembangunan prasarana dan sarana yang terpusat di wilayah perkotaan. 3) Berubahnya pola-pola ruang kawasan perkotaan dan perdesaan akibat perubahan fungsi penggunaan lahan. 4) Penetapan pusat-pusat pertumbuhan dan kawasan perdesaan belum sesuai yang diharapkan, karena aktivitas yang direncanakan belum dapat berjalan dengan maksimal akibat keterbatasan prasarana dan sarana perdesaan. 5) Perlunya peninjauan kembali Strategi Pembangunan Perkotaan dan Perdesaan serta Peraturan Daerah tentang Pengembangan Perkotaan dan Perdesaan seiring dinamika perkembangan wilayah. 6) Masih kurangnya peningkatan kapasitas kelembagaan dan manajemen pembangunan dan pengelolaan prasarana sarana perkotaan dan perdesaan. 7) Belum ada upaya pemberdayaan masyarakat dan dunia usaha dalam rangka pembangunan prasarana dan sarana perkotaan dan perdesaan. 8) Masih minimnya kerjasama antara pemerintah dan dunia usaha dalam pengeloaan prasarana dan sarana perkotaan dan perdesaan. 9) Masih belum optimalnya pengawasan dan pengendalian pembangunan dan pengelolaan kawasan perkotaan dan perdesaan. d). Sub Bidang Air Minum 1) Masih minimnya tingkat pelayanan air bersih kepada masyarakat. IV - 15

2) Masih minimnya pemenuhan kebutuhan sarana dan prasarana air bersih bagi masyarakat. 3) Kebutuhan pemenuhan air bersih dilayani oleh Instalasi Jaringan Air Bersih PDAM baru dapat dirasakan oleh sebagian masyarakat perkotaan saja. 4) Masih tingginya tingkat pencemaran pada sumber air baku, sehingga mutu baku pada air minum dan layak komsumsi masih sangat rendah. 5) Bervariasinya tingkat karakteristik fisiogeografis daerah dan ketersediaan sumber daya alam telah menghasilkan kondisi pelayanan air minum yang berbeda-beda. 6) Rendahnya upaya penelitian dan identifikasi sumber mata air baru sebagai sumber mata air baku air minum. 7) Penyediaan prasarana sarana air minum untuk daerah rawan bencana dan daerah rawan air minum. 8) Masih mahalnya biaya penyediaan prasarana dan sarana instalasi jaringan sistem air minum. 9) Implikasi rencana pengembangan sistem penyediaan air minum masih terkendala oleh mahalnya investasi dan tingkat kesulitan karakteristik kondisi fisio-geografis masing-masing wilayah yang cukup beragam. 10) Belum optimalnya penerapan Peraturan Daerah tentang Kebijakan dan Strategi Pengembangan Air Minum. 11) Belum disusunnya Rencana Induk Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Perdesaan atau pada Kawasan yang tidak terlayani Jaringan Sistem Air Minum PDAM. 12) Pengawasan dan pengendalian atas pelaksanaan dan pemanfaatan sistem penyediaan air minum masih kurang. e). Sub Bidang Air Limbah 1) Sistem Pembuangan Air Limbah di tingkat masyarakat secara umum masih menggunakan sistem unit setempat IV - 16

(on-site), sehingga kapasitasnya terbatas dan membutuhkan lahan yang lebih luas. 2) Pembangunan sistem pembuangan air limbah setempat (on-site) yang dilaksanakan tanpa perencanaan yang tepat akan rawan menimbulkan dampak pencemaran air dan tanah. 3) Pengembangan sistem sanitasi terpusat (off site) skala komunal masih kurang dikembangkan terutama pada daerah perkotaan dan kawasan permukiman padat penduduk. 4) Minimnya perbaikan infrastruktur dan perlengkapan yang diperlukan keberadaannya untuk mendukung upaya peningkatan derajat kesehatan masyarakat dan pencegahan pencemaran lingkungan melalui sistem pengolahan air limbah. 5) Minimnya upaya sosialisasi dan penyuluhan serta pemberdayaan kepada masyarakat mengenai tata cara pengolahan dan penanganan air limbah yang berwawasan lingkungan dan memenuhi standar teknis dan kesehatan. 6) Kurangnya kerjasama antara pemerintah dengan dunia usaha dan masyarakat dalam penyelenggaraan prasarana sarana air limbah. 7) Belum disusunnya kelembagaan terhadap pengemba-ngan dan pengelolaan sistem air limbah di tingkat masyarakat. 8) Belum disusunnya Rencana Induk Pengembangan Prasarana Sarana Sistem Air Limbah Skala Lingkungan. 9) Kurangnya Evaluasi, Pengawasan dan Pengendalian atas pelaksanaan pengembangan dan pengelolaan sistem air limbah. f). Sub Bidang Persampahan 1) Berkembangnya paradigma yang salah di masyarakat bahwa sampah harus secepatnya dibuang ke TPA, tetapi belum ada upaya mengurangi jumlah timbulan yang IV - 17

masuk dengan cara mengelola dan mengolah sampah sejak dari sumbernya. 2) Masih minimnya tingkat pelayanan sistem persam-pahan kepada masyarakat, khususnya masyarakat perdesaan. 3) Masih minimnya prasarana sarana persampahan. 4) Pengelolaan dan pengolahan sampah secara on site oleh masyarakat di kawasan perdesaan masih buruk, karena hanya ditimbun, dibakar atau dibuang di sekitar badan air (sungai) yang mengakibatkan dampak pencemaran semakin besar. 5) Keburukan sistem pengolahan sampah di TPA yang buruk karena masih menggunakan Sistem Open Dumping tidak diimbangi dengan upaya pelestarian dan perbaikan kualitas lingkungan, sehingga semakin memperparah dampak pencemaran lingkungan. 6) Timbulan sampah yang ada terus meningkat tapi ketersediaan lahan untuk TPA makin sulit karena belum adanya upaya pengurangan timbulan sampah dengan sistem 3R. 7) Belum adanya pemisahan sampah di tingkat rumah tangga. 8) Sarana dan prasarana yang ada saat ini belum mendukung adanya pemisahan sampah organik dan sampah non organik. 9) Sistem pengelolaan yang ada belum melibatkan masyarakat untuk aktif berperan dalam mengelola sampah. 10) Rendahnya law enforcement. 11) Upaya untuk menumbuhkembangkan dan meningkat-kan kesadaran masyarakat dalam pengelolaan sampah ditingkat sumbernya melalui Pengelolaan dan pengolahan Sampah berbasis Masyarakat Terpadu dengan Konsep 3R (Reuse, Reduce dan Recycle) belum disertai IV - 18

pembangunan prasarana dan sarana pengolahan sampah di tingkat komunitas. 12) Kurangnya bantuan teknis yang diberikan kepada kelompok masyarakat yang sudah mau memilah, mengolah dan mengelola sampah sejak dari sumbernya. 13) Minimnya upaya untuk melakukan penelitian, pengembangan teknologi, pengurangan, dan penanganan sampah. 14) Pemberdayaan pengolahan sampah di tingkat masyarakat belum disertai upaya untuk mendorong dan memfasilitasi pengembangan manfaat hasil pengolahan sampah. 15) Belum ada upaya koordinasi antar lembaga pemerintah, masyarakat, dan dunia usaha agar terdapat keterpaduan dalam pengelolaan sampah serta memfasilitasi penyediaan prasarana dan sarana pengelolaan sampah ditingkat masyarakat. 16) Belum ada penetapan peraturan daerah terkait kebijakan pengembangan prasarana sarana persampahan. 17) Kurangnya peningkatan kapasitas manajemen dan fasilitasi kerjasama antar lembaga pemerintah, dunia usaha dan masyarakat dalam pengembangan prasarana sarana persampahan. 18) Belum ada Evaluasi, Pengawasan dan Pengendalian terhadap lembaga yang bertanggung jawab terhadap Pengelolaan Manajemen dan Pengembangan prasarana sarana persampahan. g). Sub Bidang Drainase 1) Pembangunan Saluran Drainase dengan perkerasan semakin mengurangi daerah tangkapan serta pendangkalan sungai, memperbesar kemungkinan terjadinya potensi banjir. 2) Rendahnya tingkat pembangunan sistem drainase yang berwawasan lingkungan (Ekodrainase). IV - 19

3) Belum berkembangnya metode pembuatan sumur resapan untuk menampung air hujan, khususnya pada kawasan perkotaan dengan kepadatan tinggi. 4) Rendahnya pengendalian pengembangan kawasan terutama di daerah hulu mengakibatkan semakin berkurangnya wilayah tangkapan air (catchment area) dan Daerah Aliran Sungai (DAS). 5) Operasionalisasi, perawatan, pemeliharaan dan rehabilitasi sistem drainase dan penanggulangan banjir masih memerlukan biaya yang mahal. 6) Minimnya kegiatan pembangunan prasarana sarana sistem drainase dan penanggulangan banjir. 7) Belum ada penetapan Peraturan Pemerintah Daerah kebijakan dan strategi drainase dan pematusan genangan berdasar arahan kebijakan Nasional dan Provinsi. 8) Belum ada peningkatan kapasitas teknik dalam manajemen penyelenggaraan drainase dan pematusan genangan. 9) Minimnya evaluasi, pengawasan dan pengendalian penyelenggaraan sistem drainase dan pengendalian banjir. h). Sub Bidang Permukiman 1) Semakin padatnya kawasan permukiman di perkotaan dan trend arah pengembangan permukiman di kawasan perdesaan menyebabkan alih fungsi lahan pertanian. 2) Semakin berkurangnya lahan di kawasan perkotaan akibat pembangunan permukiman dengan sistem Horisontal Landed. 3) Belum ada kebijakan pemerintah untuk merencanakan Pembangunan Rumah Susun dengan sistem Vertical Houses. 4) Potensi kekumuhan permukiman perkotaan semakin besar, akibat kepadatan bangunan semakin tinggi dan IV - 20

minimnya prasarana sarana dasar penunjang permukiman. 5) Masih banyaknya permukiman yang berdiri pada lokasi ilegal (misal permukiman di daerah sempadan sungai, permukiman di sempadan rel kereta api dan permukiman di daerah rawan bencana serta kawasan lindung). 6) Belum ada rencana program pengelolaan peremajaan /perbaikan kawasan kumuh dan peningkatan kualitas lingkungan kumuh dengan program rumah susun sewa (Rusunawa). 7) Belum ada rencana Pemerintah untuk menyelengga-rakan pembangunan Kavling Siap Bangun (Kasiba) dan Lingkungan Siap Bangun (Lisiba). 8) Belum ada penetapan peraturan daerah kebijakan dan strategi pengembangan permukiman dan pembangu-nan kawasan. 9) Belum ada penetapan peraturan daerah kebijakan dan strategi penanggulangan permukiman kumuh. 10) Belum ada program evaluasi, pengawasan dan pengendalian pembangunan kawasan dan pengembangan permukiman di daerah. i). Sub Bidang Bangunan Gedung Dan Lingkungan 1) Masih banyak bangunan berdiri tanpa dilengkapi IMB. 2) Adanya alih fungsi bangunan gedung yang tidak sesuai dengan rencana penggunaan untuk aktivitas sebelumnya. 3) Beberapa bangunan gedung dan rumah negara yang digunakan dengan tidak sebagaimana mestinya. 4) Belum ada studi pendataan bangunan gedung. 5) Belum semua kawasan ditetapkan pengembangannya melalui Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL). 6) Belum disusun peraturan daerah bangunan gedung dan lingkungan. IV - 21

7) Belum ada upaya pemberdayaan masyarakat dalam penyelenggaraan bangunan gedung dan lingkungan berbasis pemberdayaan masyarakat. 8) Belum ada lembaga pengawasan, penertiban, pembangunan, pemanfaatan dan pembongkaran bangunan gedung. j). Sub Bidang Jasa Konstruksi 1) Belum ada penetapan pelaksanaan kebijakan pembinaan jasa konstruksi. 2) Minimnya sistem informasi jasa konstruksi. 3) Minimnya pengembangan SDM dan peningkatan kemampuan teknologi jasa konstruksi. 4) Kurangnya kegiatan pelatihan dan bimbingan teknis jasa konstruksi. 3.2. Perumahan Isu strategis dibidang perumahan adalah: 1) Kemampuan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan rumah masih sangat rendah. 2) Sulitnya mencari lokasi rumah dan perumahan yang dekat dengan fungsi-fungsi pelayanan perkotaan dan kedekatan dengan lokasi kerja. 3) Masih minimnya prasarana sarana umum perumahan. 4) Minimnya aplikasi dan penerapan teknologi terapan untuk merencanakan bangunan rumah yang murah dan terjangkau bagi masyarakat berpenghasilan rendah. 5) Belum ada rencana pembangunan rumah susun di kawasan perkotaan serta rumah di kawasan nelayan. 6) Belum Menyusun Perumusan Kebijakan dan Strategi pembangunan dan pengembangan perumahan skala kabupaten. 7) Belum menyusun Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan Permukiman di Daerah (RP4D). IV - 22

8) Fasilitasi bantuan teknis bidang pembiayaan perumahan masih sangat minim. 9) Optimalisasi kelembagaan dalam rangka pengawasan dan pengendalian pelaksanaan kebijakan dan strategi pembangunan perumahan. 3.3. Penataan Ruang Isu strategis dibidang penataan ruang adalah: 1) Belum tersusunnya Rencana Umum Tata Ruang Kota dengan kedalaman RDTRK untuk masing-masing Kecamatan. 2) Rendahnya kesadaran dan kepatuhan masyarakat dalam pemanfaatan ruang sesuai dengan peruntukannya, hal ini ditandai dengan masih banyaknya berkembang permukiman pada kawasan yang diperuntukan bagi fungsi-fungsi lindung dan berpotensi untuk berkembang menjadi kawasan kumuh (misal munculnya permukiman di sekitar bantaran sungai dan sepanjang rel kereta api). 3) Masih kurangnya Rencana Program Pembangunan dari masing-masing SKPD dalam rangka mengisi pemanfaatan dan mengendalikan pemanfaatan ruang, seperti yang diamanatkan dalam Rencana Tata Ruang Wilayah. 4) Masih rendahnya peran serta masyarakat dalam pemanfaatan dan pengendalian ruang. 5) Masih tingginya alih fungsi penggunaan lahan, terutama pada fungsi-fungsi yang terkait dengan pengembangan kawasan permukiman yang ditengarai dengan berubahnya lahan dari pertanian ke non pertanian. 3.4. Pertanahan Isu strategis dibidang pertanahan adalah: 1) Belum optimalnya manajemen pertanahan dan sistem informasi pertanahan di daerah. 2) Belum optimalnya fasilitasi dan pelayanan perijinan lokasi. IV - 23

3) Belum optimalnya pengadaan tanah untuk kepenting-an umum. 4) Belum optimalnya tertib administrasi pertanahan dan perencanaan penggunaan tanah. 5) Masih rendahnya pemahaman dan kesadaran hukum pertanahan dalam masyarakat serta zonasi penggu-naan lahan. 3.5. Perhubungan Isu strategis dibidang perhubungan adalah: 1) Perlunya penambahan sub terminal baru di Kecamatan Cepiring dan Kaliwungu, karena banyaknya angkutan kota dan pedesaan yang mencari penumpang di pusat kedua kota tersebut sehingga sering menimbulkan kemacetan. 2) Perlunya peningkatan Prasarana Sarana Terminal di Sukorejo, Weleri dan Boja, seiring dengan peningkatan prosentase yang dicapai dari penerimaan penumpang yang naik maupun berangkat, serta kenaikan pemasukan dari penumpang yang datang dan turun di terminal naik 1 persen dari tahun sebelumnya.. 3) Rencana peningkatan Terminal Boja dari Tipe C menjadi Tipe B. 4) Kurangnya perlengkapan jalan baik secara kuantitas maupun kualitas untuk menunjang manajemen lalu lintas, akibat kenaikan jumlah kendaraan bermotor sebesar 85% dibanding tahun sebelumnya. 5) Pertumbuhan angkutan barang yang mencapai jumlah persentase 80% dari seluruh jenis kendaraan bermotor yang ada. 6) Peningkatan Prasarana Sarana Stasiun Pengawasan KA di Kaliwungu, Pegandon dan Weleri yang berfungsi mengawasi perjalanan kereta api serta Stasiun Distrik terdapat di Pegandon dan Weleri yang befungsi mengawasi peralatan-peralatan perkeretaapian. IV - 24

7) Peningkatan Pelabuhan Kendal menjadi Pelabuhan Niaga dengan Pembangunan dermaga berukuran lebar 110 m dan panjang 148 m untuk menampung kapasitas kapal Ferry dan Ro-Ro berbobot 1.000 dwt. 8) Rencana pelaksanaan angkutan kawasan kedungsapur. 3.6. Komunikasi dan Informatika Isu strategis dibidang komunikasi dan informatika adalah: 1) Kurangnya peraturan hukum, aturan-aturan dan pedoman tentang pengelolaan TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi) sebagai pedoman pelaksanaan TIK di pemerintahan daerah. 2) Belum optimalnya pelaksanaan komunikasi dan informasi karena sarana prasarana pendukungnya kurang memadai dan kurangnya pendanaan di bidang TIK. 3) Belum optimalnya penyelenggaraan pemerintahan daerah yang disebabkan oleh kurang optimalnya kinerja sistem informasi manajemen pemerintahan daerah. 4) Belum optimalnya kinerja SDM aparatur dibidang komunikasi dan informatika yang disebabkan oleh terbatasnya ketrampilan dan keahlian yang dimiliki khususnya di bidang komunikasi dan informatika. 3.7. Pariwisata Isu strategis dibidang pariwisata adalah: 1) Daya saing dan daya jual destinasi pariwisata pada pasar regional, nasional maupun global masih rendah. Hal ini ditandai wisatawan di kedua obyek wisata yang telah dikelola pemerintah daerah, sebagian besar pengunjung berasal dari lokal kabupaten. 2) Masih rendahnya kualitas dan profesionalisme sumberdaya manusia bidang pariwisata. Hal ini ditandai belum optimalnya pelayanan bagi wisatawan, dan belum adanya sertifikasi tenaga kerja dibidang pariwisata. IV - 25

3) Belum kuatnya jalinan kemitraan pariwisata disebabkan belum tertatanya informasi dan database pariwisata dan masih rendahnya peran serta masyarakat. 4) Kurang berkembangnya industri pariwisata yang dapat menunjang perkembangan destinasi pariwisata daerah. Hal ini ditandai masih sedikitnya produk-produk industri yang dipasarkan di sekitar obyek wisata. 5) Belum optimalnya destinasi wisata budaya khususnya wisata religi yang potensial meningkatkan PAD. 3.8. Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) Isu strategis dibidang koperasi dan usaha kecil dan menengah adalah: 1) Masih banyaknya usaha mikro, kecil dan menengah yang belum berbadan hukum, sehingga menghambat perkembangan UMKM secara ekonomis. 2) Terbatasnya akses Koperasi dan UMKM terhadap sumberdaya produktif, terutama permodalan, bahan baku, teknologi, sarana prasarana dan informasi pasar, sebagian besar Koperasi dan UMKM mengunakan teknologi sederhana, kurang memanfaatkan teknologi yang lebih memberikan nilai tambah produk. 3) Belum tumbuhnya penciptaan wirausaha baru disebabkan keberadaan lembaga pengembangan usaha dan lembaga diklat belum memadai. 4) Masih rendahnya kapasitas dan kualitas para pengelola Koperasi dan UMKM. Hal ini ditandai sebagian besar SDM Koperasi dan UMKM berpendi-dikan rendah dengan keahlian teknis, kompetensi, kewirausahaan dan manajemen seadanya. 5) Masih rendahnya produktifitas dan daya saing produk Koperasi dan UMKM. Hal ini ditandai sebagian besar Koperasi dan UMKM menggunakan teknologi sederhana, IV - 26

kurang memanfaatkan teknologi yang lebih memberikan nilai tambah produk. 6) Berkurangnya masyarakat mengunjungi sarana tempat usaha bagi UMKM (Pasar Tradisional) dengan adanya pasar modern. 3.9. Industri Isu strategis dibidang industri adalah: 1) Belum berkembangnya standarisasi dan manajemen HAKI. 2) Belum optimalnya fasilitasi penyediaan fasilitas pendukung kawasan ekonomi khusus, terminal kayu terpadu. 3) Belum optimalnya akses permodalan bagi pengem-bangan industri kecil dan menengah. 4) Belum optimalnya daya saing dan nilai tambah beberapa produk industri kecil dan menengah. 5) Masih terbatasnya infrastruktur industri di wilayah perdesaan. 6) Belum berkembangnya sentra-sentra industri daerah, disebabkan lemahnya struktur industri terutama keterkaitan antara industri hulu dan hilir. 7) Terbatasnya penguasaan teknologi. 8) Terbatasnya ketersediaan SDM industri yang memiliki kompetensi, etos kerja yang tinggi dan profesional. 3.10. Perdagangan Isu strategis dibidang perdagangan adalah: 1) Belum optimalnya penggunaan produk dalam negeri. 2) Belum optimalnya fasilitasi penyediaan infrastruktur pendukung pelabuhan. 3) Belum optimalnya pelaksanaan perlindungan konsu-men dan pengawasan barang dan jasa yang beredar. 4) Belum terintegrasinya pasar tradisional dan regional. IV - 27

5) Banyaknya usaha perdagangan yang belum berbadan hukum dan memiliki kelengkapan perijinan usaha. 6) Terbatasnya akses dan perluasan pasar produk eksport. 7) Belum optimalnya penataan tempat berusaha bagi pedagang kreatif lapangan dan asongan 8) Belum optimalnya ketersediaan dan distribusi bahan kebutuhan pokok masyarakat dengan harga yang layak dan terjangkau. 9) Belum optimalnya eksport non migas. 3.11. Penanaman Modal Isu strategis dibidang penanaman modal adalah: 1) Belum optimalnya pengeloaan dan pengembangan potensi unggulan daerah (pengolahan hasil pertanian, perkebunan, kehutanan, perikanan dan industri pengolahan) di Kabupaten Kendal yang dapat dipromosikan menjadi peluang usaha baru. 2) Terbatasnya sarana pendukung (jaringan jalan, listrik, terbatasnya pelayanan perbankan dan pelabuhan) bagi pengembangan usaha di daerah. 3) Adanya kesenjangan rencana dengan realisasi penanaman modal semakin dapat ditingkatkan. 4) Masih rendahnya investasi di daerah baik PMDN dan PMA, dengan memanfaatkan peluang strategis di sepanjang jalur Pantai Utara, perbatasan dengan Kota Semarang dan wilayah pesisir serta perdesaan. 5) Pelayanan perijinan usaha oleh SKPD secara terpadu belum dapat optimal, yang menjadi hambatan dalam penanaman modal dan berpotensi menjadikan ekonomi biaya tinggi. 6) Belum optimalnya promosi investasi di daerah. 7) Belum optimalnya kerjasama antar daerah dalam rangka promosi dan peningkatan penanaman modal. IV - 28

3.12. Pertanian Isu strategis dibidang pertanian adalah: 1) Masih rendahnya penerapan teknologi dalam proses produksi maupun pengelolaan pasca panen (mutu hasil) tanaman pangan dan perkebunan. 2) Masih terbatasnya jumlah sarana dan prasarana pertanian yang memadai baik yang berupa infrastruktur fisik maupun non fisik seperti dukungan permodalan bagi petani, dukungan dari lembaga penelitian dan jaminan pemasaran hasil pertanian. 3) Kurangnya kesadaran melaksanakan teknologi budidaya ramah lingkungan. 4) Masih rendahnya kualitas SDM pertanian. Hal ini akan berpengaruh pada teknik budidaya, pengelolaan manajemen agribisnis dan kesadaran berkelompok tani. 3.13. Ketahanan Pangan Isu strategis dibidang ketahanan pangan adalah: 1) Belum meratanya ketersediaan kebutuhan pokok, surplus pangan masih pada pangan sumber karbo-hidrat (padi dan jagung), sedangkan sumber protein dari kedelai masih defisit. 2) Masih tingginya ketergantungan pada beras. Sumber bahan pangan pokok karbohidrat lain adalah palawija dan sumber protein yang berasal dari daging, telur dan susu, namun tingkat konsumsinya masih rendah. 3) Rentannya ketahanan pangan di tingkat rumah tangga. Ketahanan pangan di tingkat rumah tangga ditentukan oleh akses dan penyerapan pangan. 3.14. Lingkungan Hidup Isu strategis dibidang lingkungan hidup adalah : 1) Menurunnya daya dukung lingkungan akibat meningkatnya pencemaran dan perusakan lingkungan IV - 29

diantaranya semakin luasnya lahan kritis, baik di dalam kawasan hutan maupun di luar kawasan hutan, juga kerusakan fisik pada ekosistem pesisir dan laut yang berupa defoorestrasi hutan mangrove dan degradasi terumbu karang. 2) Lemahnya penegakan hukum lingkungan menjadi faktor penghambat dalam menyelesaikan kasus-kasus lingkungan hidup yang terjadi. 3) Rendahnya tingkat kesadaran masyarakat maupun pelaku usaha dalam pengelolaan lingkungan hidup serta lemahnya koordinasi dalam pengawasan dan pengendalian kerusakan/pencemaran lingkungan. 4) Kurang memadainya data dan informasi berkaitan pengelolaan SDA dan LH seiring perkembangan ilmu dan teknologi. 5) Belum Optimalnya pengembangan ekowisata dan jasa lingkungan di kawasan hutan. 3.15. Kelautan dan Perikanan Isu strategis dibidang kelautan dan perikanan adalah: 1) Menurunnya produksi perikanan tangkap di perairan laut disebabkan terjadinya penangkapan ikan secara berlebihan (over fishing). 2) Terbatasnya produksi perikanan budidaya air tawar (kolam) untuk memenuhi kebutuhan konsumsi masyarakat. 3) Belum optimalnya pemanfaatan produksi perikanan disebabkan belum berkembangnya usaha pengolahan ikan dan pemasaran produk perikanan. 4) Terjadinya degradasi (kerusakan) lingkungan pada perairan laut akibat penggunaan alat tangkap dan bahan-bahan yang tidak ramah lingkungan. 5) Masih rendahnya tingkat pendapatan nelayan kecil dan pembudidaya ikan. IV - 30

3.16. Energi Sumber Daya Mineral Isu strategis dibidang energi dan sumber daya mineral adalah: 1) Belum adanya penelitian dan pengembangan tekno-logi ketenagalistrikan dan energi baru terbarukan. 2) Belum adanya penelitian dan pengembangan geologi tentang potensi mineral, logam, mineral non logam dan batuan. 3) Belum adanya penelitian dan pengembangan potensi cekungan air di bawah tanah. 4) Belum optimalnya pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya mineral. 5) Belum optimalnya pengelolaan air bawah tanah. 6) Belum adanya penetapan wilayah pertambangan dan pertambangan rakyat. 7) Masih terdapat rumah tangga di perdesaan yang belum terlayani listrik, terutama di wilayah terpencil, diperkirakan antara 4 7% dari jumlah rumah tangga. 8) Belum optimalnya pemanfaatan dan diversifikasi energi alternatif. 9) Masih terdapat pengelolaan usaha pertambangan yang bersifat ekploitatif dan tanpa ijin (PETI) dan cenderung merusak lingkungan dan sumber daya air. 3.17. Kehutanan Isu strategis dibidang kehutanan adalah: 1) Masih tingginya luasan lahan kritis akibat illegal loging. 2) Kurang termanfaatkannya hasil hutan non-kayu dan jasalingkungan. Hasil hutan non-kayu dan jasa-lingkungan dari ekosistem hutan, yang memiliki manfaat besar sebagai penyangga sistem kehidupan, dan memiliki potensi ekonomi, belum berkembang seperti yang diharapkan. 3) Masih tingginya penggunaan lahan konservasi kawasan lindung untuk kegiatan budidaya tanaman semusim. IV - 31

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KABUPATEN KENDAL TAHUN 2010-2015 BAB V VISI DAN MISI PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH

BAB V VISI DAN MISI PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH A. Visi Visi pembangunan jangka menengah Kabupaten Kendal Tahun 2010-2015 adalah sebagai berikut : Masyarakat Kendal yang Maju, Agamis dan Sejahtera Didukung oleh Pemerintahan yang Bersih, dan Sumberdaya Manusia yang Produktif Rumusan visi tersebut diatas terdiri dari 2 (dua) frase pembentuk kalimat. Frase pertama terkait dengan cita-cita terwujudnya kondisi masyarakat Kabupaten Kendal, yaitu masyarakat yang maju, agamis dan sejahtera. Frase kedua mengandung arti dukungan dari berbagai pihak, baik kalangan dunia usaha, masyarakat dan pemerintah daerah, untuk mewujudkan cita-cita tersebut yaitu Pemerintahan yang bersih, dan Sumberdaya Manusia yang produktif. Secara rinci pengertian atas visi tersebut diatas dapat dijelaskan sebagai berikut : Masyarakat Kendal yang Maju, adalah masyarakat yang memiliki pranata sosial yang baik, inovatif, tertib hukum dan partisipatif dalam pemerintahan dan pembangunan daerah. Pranata sosial yang baik menunjukkan masyarakat yang teratur, tertib hukum dan menghargai rasa kemanusiaan yang tinggi serta partisipatif dalam pemerintahan dan pembangunan. V - 1

Masyarakat Kendal yang Agamis, adalah masyarakat yang toleran dan memiliki religiusitas tinggi, yang dapat menjadi modal dasar pembangunan daerah. Religiusitas yang tinggi menunjukkan masyarakat yang taat terhadap tatanan moral, kemanusiaan yang berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa. Masyarakat Kendal yang Sejahtera, kondisi Kabupaten Kendal dengan masyarakat yang bahagia baik lahir maupun batin. Kebahagian lahir ditunjukkan oleh tingginya derajat kesehatan, tingginya pendapatan per kapita, kecukupan sandang, pangan dan perumahan. Sedangkan kebahagiaan batin yang dimaksudkan adalah ketentraman dalam kehidupan berumah tangga dan bermasyarakat. Pemerintahan yang Bersih, adalah pemerintahan Kabupaten Kendal yang demokratis, akuntabel, transparan dan responsif dalam menjalankan tugas pelayanan publik, didukung teknologi komunikasi dan informasi (e-government) yang baik. Sumberdaya Manusia yang Produktif, adalah sumber daya manusia yang unggul, berpendidikan, memiliki etos kerja yang tinggi, mengusai ilmu pengetahuan dan teknologi, sehingga dapat bersaing di tingkat regional dan global sesuai perkembangan jaman. B. Misi Dalam rangka mencapai visi pembangunan jangka menengah, dirumuskan sejumlah misi sebagai berikut : 1. Meningkatkan akses, mutu dan kesesuaian pendidikan. Disadari sepenuhnya bahwa peningkatan kualitas SDM sangat penting artinya bagi kemajuan daerah dan V - 2

peningkatan kesejahteraan masyarakat, oleh karena itu harus diwujudkan adanya jaminan bagi masyarakat untuk dapat melaksanakan pendidikan dasar sampai menengah, dan adanya peningkatan mutu pendidikan pada seluruh jenjang pendidikan dan adanya peningkatan kesesuaian output lembaga pendidikan dengan kebutuhan pasar kerja. 2. Meningkatkan akses dan mutu pelayanan kesehatan. Masyarakat yang sehat adalah salah satu tolok ukur kesejahteraan masyarakat, maka perlu ada upaya untuk mewujudkan pelayanan kesehatan yang semakin bermutu dan menjangkau seluruh lapisan masyarakat, terutama masyarakat miskin. 3. Meningkatkan perkembangan usaha ekonomi produktif masyarakat. Peningkatan pendapatan masyarakat perlu dilakukan agar masyarakat memiliki daya beli untuk memenuhi berbagai kebutuhan hidup, untuk itu perlu upaya menumbuhkembangkan usaha ekonomi produktif masyarakat termasuk Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM), Usaha Dagang Kecil dan Menengah (UDKM) dan Industri Kecil Menengah (IKM) dalam berbagai sektor lapangan usaha. 4. Meningkatkan keberdayaan masyarakat. Perkembangan masyarakat dapat diwujudkan melalui adanya penguatan dan keberdayaan, yaitu meningkat-nya kelembagaan masyarakat dan jaminan terwujud-nya hak sipil dan hak politiknya. V - 3

5. Meningkatkan daya saing investasi daerah. Peningkatan daya saing investasi daerah diharapkan dapat menjadi pemicu pertumbuhan sektor riil dan memiliki dampak berganda (multiplier effects) pada pertumbuhan usaha ekonomi, peningkatan lapangan kerja, peningkatan pendapatan dan mengembangkan perekonomian daerah. 6. Mengembangkan dan meningkatkan kualitas infrastruktur. Berkembang dan meningkatnya kualitas infrastrukur dasar diharapkan dapat memicu peningkatan produktivitas daerah disamping meningkatnya kualitas pelayanan bagi masyarakat. 7. Menciptakan kondisi lingkungan kehidupan masyarakat yang aman, tenteram, dan agamis. Kondisi aman, tenteram dan agamis dalam masyarakat perlu diwujudkan sebagai salah satu prasyarat terselenggaranya kegiatan pembangunan dan rasa tenteram bagi seluruh masyarakat. 8. Meningkatkan kesetaraan dan keadilan gender serta penghargaan yang tinggi terhadap HAM Kesetaraan antara laki-laki dan perempuan dalam memperoleh kesempatan (akses) dan memafaatkan berbagai pelayanan publik, serta kesetaraan dalam berpartisipasi dalam kegiatan pembangunan perlu terus dikembangkan. Disamping itu perlu adanya jaminan dan penghargaan yang tinggi pada hak asasi manusia. 9. Menyelenggarakan pemerintahan yang amanah (good governance) Penyelenggaraan pemerintahan yang amanah, yaitu pemerintahan yang berpandangan jauh kedepan (visioner), V - 4

demokratis, transparan, akuntabel, efisien dan efektif, professional, demokratis, partisipatif, responsif, serta memiliki komitmen yang tinggi pada pengurangan berbagai kesenjangan yang terjadi. 10. Merwujudkan lingkungan hidup yang lestari. Pemanfaatan sumberdaya alam dalam mendukung pelaksanaan pembangunan daerah secara bijaksana, dengan memperhatikan kemampuan daya dukung dan mencegah timbulnya dampak negatif demi terwujud-nya kelestarian lingkungan hidup. C. Tujuan dan Sasaran Misi 1: Meningkatkan akses, mutu dan kesesuaian pendidikan Tujuan: Meningkatkan prasarana dan sarana pendidikan dasar dan menengah, pemerataan pendidikan, kelayakan dan sertifikasi tenaga pendidik dan kependidikan dan meningkatkan relevansi pendidikan dengan kebutuhan dunia kerja. Sasaran : 1. Tersedianya prasarana dan sarana pendidikan yang memadai 2. Meningkatnya APM yang tinggi pada semua jenjang pendidikan 3. Meningkatnya kelayakan dan sertifikasi tenaga pendidik dan kependidikan 4. Meningkatkan akses, pemeratan dan mutu serta relevansi pendidikan 5. Meningkatnya rasio guru dan murid 6. Meningkatnya kesesuaian kurikulum dan kebutuhan dunia kerja 7. Meningkatnya nilai-nilai budaya dan kearifan lokal V - 5

8. Menciptakan kesempatan kerja seluas luasnya bagi pengangguran / pencari kerja. 9. Meningkatnya tingkat kesejahteraan tenaga kerja 10. Meningkatnya kompetisi berbagai jenis olah raga Misi 2: Meningkatkan akses dan mutu pelayanan kesehatan Tujuan: Meningkatkan jumlah prasarana dan sarana pelayanan; tenaga kesehatan; kapasitas pelayanan kesehatan bagi masyarakat kurang mampu, melalui Jamkesmas dan Jamkesda; komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE) bidang kesehatan kepada masyarakat. Sasaran : 1. Meningkatnya kapasitas prasarana dan sarana kesehatan secara lebih merata 2. Meningkatnya jumlah penduduk yang terlayani tenaga kesehatan dan lembaga pelayanan kesehatan 3. Meningkatnya pelayanan Jamkesmas dan Jamkesda bagi masyarakat kurang mampu 4. Meningkatnya sarana dan jangkauan KIE bidang kesehatan kepada masyarakat 5. Meningkatnya derajat kesehatan masyarakat dan pengelolaan keluarga berencana Misi 3 : Meningkatkan perkembangan usaha ekonomi produktif masyarakat Tujuan: Meningkatkan pelayanan dan fasilitas legalitas/perijinan bagi usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM), Usaha Dagang Kecil dan Menengah (UDKM) dan industri kecil dan menengah (IKM); fasilitasi pembentukan sentra-sentra UMKM, Usaha Dagang Kecil dan Menengah (UDKM) dan industri kecil dan menengah (IKM); fasilitasi dan skim kredit permodalan usaha bagi UMKM, Usaha Dagang Kecil dan Menengah (UDKM) dan industri kecil dan menengah (IKM) dan meningkatkan kapasitas usaha UMKM, V - 6

Usaha Dagang Kecil dan Menengah(UDKM) dan industri kecil dan menengah (IKM) serta meningkatkan koperasi yang berkualitas. Sasaran : 1. Meningkatnya legalitas dan perijinan bagi usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM, Usaha Dagang Kecil dan Menengah(UDKM) dan industri kecil dan menengah (IKM) 2. Meningkatnya jumlah sentra-sentra UMKM, Usaha Dagang Kecil dan Menengah (UDKM) dan industri kecil dan menengah (IKM) yang telah dibina 3. Meningkatnya akses permodalan usaha bagi koperasi, UMKM, Usaha Dagang Kecil dan Menengah (UDKM) dan industri kecil dan menengah (IKM) 4. Meningkatnya produktivitas UMKM, Usaha Dagang Kecil dan Menengah (UDKM) dan industri kecil dan menengah (IKM) 5. Meningkatnya Usaha Mikro Kecil dan Menengah Tanguh dan Mandiri 6. Meningkanya Koperasi yang berkualitas dan sehat 7. Meningkatknya pendapatan retribusi pasar daerah 8. Meningkatnya produksi dan produktifitas hasil pertanian dalam arti luas. Misi 4 : Meningkatkan keberdayaan masyarakat Tujuan: Meningkatkan program-program penanggu-langan kemiskinan; pemberdayaan dan penguatan kelompok masyarakat dan keterampilan usaha bagi kelompok masyarakat miskin di perdesaan. Sasaran : 1. Berkurangnya jumlah penduduk miskin 2. Meningkatnya keberdayaan kelompok masyarakat kurang mampu V - 7

3. Meningkatnya jumlah unit-unit usaha masyarakat kurang mampu 4. Terjaminnya hak sipil dan hak politik. 5. Tertangani dan terbinanya penyandang masalah kesejahteraan sosial 6. Menguatnya kapasitas kelembagaan masyarakat 7. Terwujudnya bantuan peningkatan Kualitas Permu-kiman Misi 5: Meningkatkan daya saing investasi daerah Tujuan: 1. Meningkatkan pelayanan dan perijinan investasi; promosi peluang investasi; jaminan keamanan berusaha dan fasilitasi tenaga kerja dengan keterampilan yang memadai. 2. Memanfaatkan dan penanganan destinasi wisata budaya khususnya wisata religi sebagai destinasi unggulan. Sasaran: 1. Meningkatnya pelayanan dan perijinan investasi 2. Meningkatnya promosi peluang investasi 3. Terjaminnya keamanan berusaha 4. Tersedianya dukungan SDM yang memadai 5. Meningkatnya minat masyarakat dalam bertrans-migrasi. 6. Meningkatnya jumlah wisatawan di seluruh destinasi wisata 7. Meningkatnya kelompok sadar wisata Misi 6: Mengembangkan dan meningkatkan kualitas infrastruktur Tujuan: Meningkatkan kualitas prasarana jalan dan jembatan; kualitas saluran irigasi dan kualitas saluran drainase serta jaringan jalan poros desa dan kecamatan. Sasaran: 1. Meningkatnya kualitas prasarana jalan dan jembatan 2. Meningkatnya kualitas sumber daya air V - 8

3. Meningkatnya kualitas saluran drainase 4. Terbangunnya jalan poros desa dan kecamatan 5. Meningkatnya sarana dan prasarana perhubungan darat dan laut 6. Meningkatnya layanan infrastruktur telekomunikasi 7. Meningkatkan kualitas, kapasitas dan kuantitas sarana prasarana 8. Meningkatnya prasarana perekonomian daerah Misi 7: Menciptakan kondisi kehidupan masyarakat yang aman, tenteram, dan agamis Tujuan: Meningkatkan pembinaan keamanan dan ketertiban swadaya; menurunkan angka kriminalitas di wilayah perbatasan dan terpencil; rasa ketenteraman dalam masyarakat dan solidaritas dan toleransi, baik inter dan antar umat beragama serta kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Sasaran: 1. Meningkatnya rasa aman dan tertib dalam kehidupan masyarakat 2. Menurunnya angka kriminalitas dan kasus kejahatan dengan pemberatan di wilayah perbatasan dan terpencil 3. Meningkatnya rasa ketenteraman dalam masyarakat 4. Meningkatnya solidaritas dan toleransi, baik inter dan antar umat beragama serta kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. 5. Meningkatnya partisipasi dan keterwakilan masyarakat dalam politik. 6. Meningkatnya upaya penanggulangan korban bencana alam V - 9

Misi 8: Meningkatkan kesetaraan dan keadilan gender serta penghargaan yang tinggi terhadap hak asasi manusia (HAM) Tujuan: Mengurangi ketimpangan gender; penguatan kelembagaan dan pemberdayaan perempuan dan menjunjung tinggi HAM. Sasaran : 1. Meningkatnya indeks pembangunan gender (IPG) 2. Meningkatnya indeks pemberdayaan gender (IDG) 3. Meningkatnya kesadaran hukum oleh masyarakat 4. Meningkatnya pemahaman terhadap Hak Asasi Manusia (HAM) oleh aparat 5. Terwujudnya peningkatan sumber daya manusia dan kualitas hidup perempuan dan perlindungan anak yang kompetitif dan memiliki kompetensi. 6. Terwujudnya masyarakat yang mempunyai kemam-puan dan pengetahuan yang berlandaskan keadilan dan kesetaraan gender dalam penerapan segala aspek kehidupan. Misi 9: Menyelenggarakan pemerintahan yang amanah (good governance) Tujuan: Meningkatkan kinerja penyelenggaraan kinerja pemerintahan daerah yang demokratis, akuntabel, transparan dan responsif dengan aparatur pemerintahan yang profesional. Sasaran: 1. Terwujudnya aparatur yang kompeten dan profesional 2. Terwujudnya akuntabilitas dalam penyelenggaraan pemerintah daerah 3. Terwujudnya transparansi dalam penyelenggaraan pemerintah daerah 4. Terwujudnya penyelenggaraan pelayanan publik yang responsif, efektif dan efisien V - 10

5. Terwujudnya perencanaan pembangunan daerah 6. Meningkatnya kualitas dokumen perencanaan pembangunan daerah 7. Meningkatnya ketersediaan data statistik 8. Meningkatnya ketersediaan data kependudukan 9. Meningkatnya peran dan fungsi kearsipan 10. Meningkatnya pengguna perpustakaan 11. Meningkatnya kualitas bahan pustaka Misi 10: Mewujudkan lingkungan hidup yang lestari Tujuan: 1. Meningkatkan kesadaran masyarakat dalam peles-tarian lingkungan dan kemampuan aparat dalam pengawasan penegakan hukum lingkungan. 2. Mewujudkan perbaikan fungsi lingkungan hidup melalui pengendalian pencemaran/ kerusakan lingkungan dan perlindungan keanekaragaman hayati Sasaran : 1. Tumbuhnya kelompok-kelompok masyarakat peduli pada kelestarian lingkungan. 2. Meningkatnya kesadaran masyarakat dan pelaku usaha dalam mengolah limbah domestik maupun industri. 3. Meningkatnya kemampuan aparat dalam melakukan pengawasan lingkungan. 4. Meningkatnya upaya penegakan hukum lingkungan. 5. Menurunnya pencemaran lingkungan 6. Berkurangnya kerusakan lingkungan baik berupa kerusakan hutan, lahan, sumberdaya air maupun ekosistem pesisir 7. Meningkatnya kesadaran dan kepedulian masyarakat/ pelaku usaha terhadap lingkungan kelestarian lingkungan hidup V - 11

8. Tumbuhnya kelompok-kelompok masyarakat peduli kelestarian lingkungan, termasuk kawasan pesisir. 9. Meningkatnya kesadaran masyarakat dan pelaku usaha dalam upaya penghematan energi, mengurangi pencemaran dan pengelolaan limbah. V - 12

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KABUPATEN KENDAL TAHUN 2010-2015 BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN A. Strategi Pembangunan Daerah Dalam rangka pencapaian visi dan misi pembangunan jangka menengah daerah, maka perlu dirumuskan strategi pembangunan daerah. Adapun strategi pembangunan daerah Kabupaten Kendal untuk seluruh urusan wajib dan urusan pilihan yang akan laksanakan selama kurun waktu 2010-2015 adalah sebagai berikut : 1. Kelompok Kesejahteraan Masyarakat 1.1. Pendidikan Strategi dibidang pendidikan adalah: 1) Peningkatan partisipasi masyarakat dan optima-lisasi pemanfaatan kesempatan dana bantuan keuangan dari provinsi meningkatkan kualitas sarana pembelajaran dan ruang kelas yang memadai untuk jenjang PAUD. 2) Mengupayakan penggalian dana dari provinsi untuk membantu peningkatan penyediaan saran pendidikan dasar. 3) Meningkatkan APM pendidikan menengah melalui pemberian beasiswa pada jenjang SMA/SMK dan peningkatan partisipasi masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan SMA/SMK. 4) Meningkatkan jumlah guru layak mengajar melalui rekruitmen pendidik dengan kualifikasi S1 sesuai dengan kebutuhan dan kerjasama dengan perguruan tinggi dalam rangka pendidikan guru ke jenjang S1 atau D IV. VI - 1

5) Meningkatkan kualitas penyelenggaraan pendidikan non formal melalui peningkatan peran serta masyarakat dan penggalian dana dari swadaya masyarakat. 6) Meningkatkan penyelenggaraan pendidikan luar biasa melalui peningkatan alokasi pendanaan dan peningkatan kesadaran masyarakat untuk menyekolahkan anak yang difabel. 1.2. Kesehatan Strategi dibidang kesehatan adalah: 1) Meningkatkan pemberdayaan masyarakat, dan swasta dalam pembangunan kesehatan. 2) Meningkatkan pelayanan kesehatan yang merata, terjangkau, dan bermutu dengan pengutamaan pada upaya promotif dan preventif. 3) Meningkatkan pembiayaan pembangunan kesehatan, terutama untuk Jaminan Kesehatan Masyarakat Daerah (Jamkesda). 4) Meningkatkan pengembangan dan pemberdayaan SDM kesehatan yang merata dan bermutu. 5) Meningkatkan ketersediaan, pemerataan dan keterjangkauan obat dan alat kesehatan serta menjamin keamanan/khasiat, kemanfaatan dan mutu sediaan farmasi, alat kesehatan serta makanan. 6) Meningkatkan manajemen kesehatan yang akuntabel, transparan, berdaya guna dan berhasil guna. 1.3. Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera Strategi dibidang keluarga berencana dan keluarga sejahtera adalah: 1) Menguatkan kelompok Prio Utomo dalam rangka meningkatkan partisipasi KB bagi kaum laki-laki. VI - 2

2) Meningkatkan peran lembaga BKKBD dalam rangka meningkatkan contracetion prevalensi rate. 3) Meningkatkan peran BKB, Posyandu dan PAUD serta terumuskannya model Bina Keluarga Balita, Posyandu dan PAUD untuk mewujudkan keluarga yang sehat dan sejahtera. 4) Menguatkan kelompok BKB, BKL dan BKR dalam peningkatan ketahanan masyarakat. 1.4. Sosial Strategi dibidang sosial adalah: 1) Menurunkan jumlah PMKS dan meningkatkan kualitas eks PMKS melalui perluasan dan pemerataan pemberian bantuan bagi PMKS dalam pemenuhan kebutuhan dasar dan peningkatan kemitraan dengan pihak swasta. 2) Peningkatan optimalisasi PSKS melalui pemanfaatan potensi kader. 1.5. Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Strategi dibidang pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak adalah: 1) Fasilitasi pengembangan kelembagaan pemberda-yaan dan perlindungan anak bagi peningkatan kesetaraaan gender dan keadilan gender. 2) Meningkatkan peran serta stakeholder pemba-ngunan daerah, terutama dalam peningkatan pemberdayaan perempuan dan pelindungan anak. 3) Meningkatkan kesadaran hukum dan HAM bagi perempuan dan kelompok rentan di wilayah perdesaan. 4) Fasilitasi dan peningkatan peran kelembagaan PUG melalui program-program pemberdayaan perem-puan dan perlindungan anak. VI - 3

5) Fasilitasi dan peningkatan prasarana dan sarana serta kelembagaan bagi perlindungan perempuan dan anak korban kekerasan. 1.6. Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Strategi dibidang pemberdayaan masyarakat dan desa adalah: 1) Meningkatkan peran kelembagaan masyarakat dalam upaya pemberdayaan masyarakat. 2) Meningkatkan kinerja pengurus kelembagaan masyarakat. 3) Meningkatkan peran perempuan untuk meningkat-kan kesejahteraan masyarakat. 4) Meningkatkan kelembagaan sosial ekonomi di tingkat kelurahan dalam meningkatkan ketram-pilan dan penggunaan teknologi tepat guna dalam usaha ekonomi produktif. 1.7. Kebudayaan Strategi dibidang kebudayaan adalah: 1) Mengembangkan sistem pendataan melalui pengembangan data cagar budaya termasuk cagar budaya bawah air. 2) Menggerakkan partisipasi masyarakat untuk mengatasi permasalahan pemeliharaan dan pelestarian cagar budaya. 3) Meningkatkan peran dan partisipasi masyarakat dalam berbagai bentuk untuk mengatasi permasalahan kurangnya pembinaan dan pemanfaatan kesenian khususnya kesenian tradisional. 4) Mengembangkan kerjasama dengan lembaga-lembaga yang peduli dengan budaya dalam pelestarian dan penanaman nilai-nilai budaya. VI - 4

5) Penyediaan sarana berkreasi dan bereksperimen bagi aktivitas group kesenian dan seniman. 1.8. Kependudukan Catatan Sipil Strategi dibidang kependudukan dan catatan sipil adalah: 1) Meningkatkan pelayanan administrasi kependu-dukan dan catatan sipil melalui pengembangan database kependudukan dan catatan sipil dengan mengoptimalkan peran pelaksana pelayanan di tingkat desa/ kelurahan dan kecamatan. 2) Meningkatkan kepemilikan dokumen kependudukan dan catatan sipil melalui pemanfaatan peran aparat pemerintah desa dalam peningkatan kesadaran masyarakat akan pentingnya dokumen kependudukan dan catatan sipil. 3) Meningkatkan kerjasama, koordinasi dan sinkronisasi dalam pelaksanaan kebijakan administrasi kependudukan dan catatan sipil dengan mengoptimalkan peran seluruh pelaksana pelayanan kependudukan dan catatan sipil. 1.9. Ketenagakerjaan Strategi dibidang ketenagakerjaan adalah: 1) Meningkatkan kesempatan kerja bagi pencari kerja melalui fasilitasi bursa pasar kerja. 2) Meningkatkan kualitas dan produktivitas tenaga kerja, melalui peningkatan keterampilan dan latihan kerja serta pemagangan. 3) Meningkatkan jaminan perlindungan dan fasilitasi pengembangan kelembagaan penyalur tenaga kerja, baik ke luar negeri, antar daerah dan dunia usaha. VI - 5

1.10. Kepemudaan dan Olahraga Strategi dibidang kepemudaan dan olahraga adalah: 1) Sikronisasi kebijakan pembinaan pemuda di berbagai bidang pembangunan melalui jaringan kemitraan dengan pihak-pihak terkait. 2) Memperluas kesempatan memperoleh pendidikan dan keterampilan. 3) Membuka akses bagi pemuda berperan dalam pembangunan sosial, politik, ekonomi, budaya dan agama. 4) Mendorong dan menjalin kemitraan dengan pihakpihak terkait dalam meningkatkan potensi pemuda dalam kewirausahaan, kepeloporan dan kepemimpinan dalam pembangunan. 5) Sosialisasi dan kampanye kesadaran generasi muda dari bahaya penyalahgunaan NAPZA, minuman keras, penyebaran penyakit HIV/AIDS, dan penyakit menular seksual di kalangan pemuda. 6) Menjalin kerjasama kemitraan dengan pihak terkait dalam meningkatkan prestasi olahraga Kabupaten Kendal di tingkat Regional, Nasional, dan Internasional melalui penyelesaian pembangunan Stadion Utama Kendal beserta pembangunan infrastruktur pendukung lainnya. 7) Penyediaan dan mengoptimalkan sarana dan prasarana olahraga yang sudah tersedia untuk mendukung pembinaan olahraga. 8) Penyelenggaraan even-even kejuaraan cabang olahraga sebagai upaya pembibitan dan pengembangan prestasi olahraga secara sistematik, berjenjang dan berkelanjutan. 9) Pemberian penghargaan dan meningkatkan kesejahteraan atlet, pelatih, dan tenaga keolahragaan. VI - 6

1.11. Ketransmigrasian Strategi dibidang ketransmigrasian adalah: 1) Mengoptimalkan kerjasama antar wilayah, dalam penyelenggaran transmigrasi. 2) Meningkatkan media komunikasi, informasi dan edukasi ketransmigrasian yang dapat diakses masyarakat. 3) Meningkatkan motivasi dan kesadaran masyarakat akan arti pentingnya transmigrasi untuk kehidupan yang lebih baik 4) Meningkatkan kompetensi bagi calon transmigran dengan pemberian pelatihan. 2. Kelompok Pelayanan Umum 2.1. Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri Strategi dibidang kesatuan bangsa dan politik dalam negeri adalah: 1) Peningkatan keamanan dan kenyamanan ling-kungan. 2) Peningkatan pemeliharaan keamanan, ketertiban masyarakat (kantrantibmas) dan pencegahan tindak kriminal. 3) Peningkatan dan pengembangan kesadaran politik warga negara dan kemitraan kelembagaan dalam pengembangan wawasan kebangsaan masyarakat. 4) Peningkatan pemberdayaan masyarakat untuk menjaga ketertiban dan keamanan. 5) Peningkatan pemberantasan penyakit masyarakat (pekat) dalam upaya mewujudkan kehidupan sosial yang tertib dan tenteram. 6) Peningkatan pendidikan politik masyarakat dalam mewujudkan masyarakat yang demokratis. 7) Peningkatan upaya pencegahan dini dan penanggulangan korban bencana alam dan sosial melalui VI - 7

peningkatan prasarana dan sarana serta peningkatan kapasitas masyarakat. 2.2. Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Adminis-trasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian, dan Persandian Strategi dibidang Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian, dan Persandian adalah: 1) Melaksanakan Standar Pelayanan Minimal (SPM) untuk urusan kewenangan wajib yang tela diterbitkan SPM-nya oleh Kementerian yang membidangi, dan melakukan pengkajian pelayanan publik di masingmasing SKPD berdasarkan SPM. 2) Peningkatan intensifikasi dan ekstensifikasi sumbersumber pendapatan asli daerah (PAD) untuk meningkatkan pendapatan daerah. 3) Peningkatan kapasitas dan profesionalisme aparatur pemerintah daerah melalui pendidikan lanjut, diklat dan bintek bagi segenap aparatur pemerintah. 4) Peningkatan prasarana dan sarana pelayanan publik di setiap SKPD dan pemerintah desa/kelurahan agar capaian kinerja dapat dicapai dengan lebih efisien. 2.3. Perencanaan Pembangunan Strategi dibidang perencanaan pembangunan adalah: 1) Meningkatkan kapasitas dan profesionalisme aparatur perencana dan kelembagaan perenca-naan di masingmasing SKPD. 2) Meningkatkan kualitas dokumen perencanaan pembangunan, baik yang bersifat perencanaan terpadu dan perencanaan sektoral termasuk penanggulangan kemiskinan, pengurangan resiko VI - 8

bencana sesuai dengan peraturan perundangan yang baru. 3) Meningkatkan koordinasi dan sinkronisasi SKPD dalam menyusun perencanaan pembangunan terpadu, agar lebih sesuai dengan kebutuhan masyarakat. 2.4. Statistik Strategi dibidang statistik adalah: 1) Optimalisasi kerjasama antara instansi terkait dan stakeholder dalam mewujudkan sinkronisasi data/ informasi yang akurat dan akuntabel. 2) Penyediaan dan pengembangan system informasi manajemen data yang lebih berkualitas dan mudah diakses oleh pihak pengguna baik instansi maupun masyarakat luas. 3) Pendidikan dan pelatihan SDM statistik. 4) Penyediaan sarana dan prasarana bidang statistik. 2.5. Kearsipan Strategi di bidang kearsipan adalah: 1) Peningkatan kualitas penyelamatan dan pelesta-rian dokumen/arsip daerah melalui peningkatan sarana dan prasarana serta peningkatan kualitas SDM. 2) Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam rangka penyelamatan dokumen/arsip yang bernilai sejarah. 3) Mengoptimalkan penggunaan teknologi komuni-kasi dan informatika untuk mengoptimalkan penyelamatan dan pelestarian arsip. 2.6. Keperpustakaan Strategi dibidang perpustakaan adalah: 1) Meningkatkan minat baca masyarakat melalui peningkatan koleksi bahan bacaan, kualitas perpustakaan dan promosi minat baca. VI - 9

2) Meningkatkan sarana dan prasarana penyeleng-garaan perpustakaan khususnya penambahan armada perpustakaan keliling. 3. Kelompok Daya Saing Daerah 3.1. Pekerjaan Umum Strategi dibidang pekerjaan umum adalah: 1) Pengelolaan Sumber Daya Air Melindungi Fungsi Kawasan Sempadan Sumber Daya Air, guna menjamin kelangsungan sumber mata air, serta mendayagunakan fungsi dan potensi yang terdapat pada sumber air secara berkelanjutan baik untuk generasi sekarang maupun untuk generasi yang akan datang. 2) Pengembangan Sistem Jaringan Jalan/Bina Marga Meningkatkan fungsi aksesibilitas, baik dalam lingkup regional, lokal maupun kawasan guna pengembangan wilayah secara optimal dan pemanfaatan ruang wilayah secara efisien. 3) Penataan Perkotaan dan Perdesaan Menciptakan keterkaitan antara kabupaten/kota dengan wilayah hinterland-nya (Urban - Rural Linkage) dengan mengaplikasikan pembagian wilayah dalam subwilayah pembangunan yang dapat memacu perkembangan wilayah secara merata akan dapat mendorong pemerataan pembangunan di seluruh wilayah. 4) Pengelolaan Air Minum Mengembangkan Jaringan Eksisting dengan memanfaatkan dan mengoptimalkan sumber air bersih yang sudah ada serta mengembangkan sistem prasarana air minum yang bersifat mudah, ekonomis, dan sistem pelayanan yang bersifat komunal. VI - 10

5) Pengelolaan Air Limbah Meningkatkan standar kesehatan bagi masyarakat, terutama di lingkungan perumahan permukiman dengan cara mengurangi dampak pencemaran lingkungan akibat pembuangan air limbah ke lingkungan terbuka. 6) Pengelolaan Persampahan Mengurangi beban jumlah timbulan sampah yang dibuang ke TPA dengan cara mengurangi jumlah timbulan sampah mulai dari sumbernya melalui pengelolaan dan pengolahan sampah berbasis masyarakat terpadu dengan konsep 3R (Reduce, Reuse, Recycle), untuk menciptakan kondisi lingkungan yang bersih, sehat dan nyaman. 7) Pengelolaan Drainase Mengoptimalkan sistem drainase yang ada, melakukan rehabilitasi/pemulihan, pengembangan dan pembangunan sistem drainase baru, serta penanganan sistem eko drainase secara terpadu untuk mengurangi dampak genangan air, menghindari banjir dan mencegah rob. 8) Strategi Pengembangan Permukiman Mengembangkan sistem permukiman perkotaan dan permukiman perdesaan dengan cara meningkatkan prasarana dan sarana dasar permukiman yang memadai, untuk mengatur dan menetapkan rencana kepadatan kawasan permukiman dan mengurangi berkembangnya permukiman kumuh, terutama di kawasan perkotaan. 9) Strategi Penataan Bangunan Gedung dan Lingkungan Menciptakan keselamatan, keamanan dan kenyamanan bangunan gedung dengan cara mengoptimalkan pengaturan penyelenggaraan bangunan gedung di daerah serta memberikan kontribusi kepada VI - 11

penyediaan ruang terbuka dan ruang terbuka hijau, untuk menciptakan lingkungan yang sehat, sejuk dan nyaman. 10) Strategi Pengembangan Jasa Konstruksi a). Mengembangkan jasa konstruksi yang profesi-onal dan dapat menjadi mitra kerja pemerintah daerah untuk pelaksanaan pembangunan dengan cara meningkatkan kemampuan teknis dan ketrampilan teknis sumber daya manusia para penyedia jasa konstruksi. b). Mengembangkan sumber pendanaan melalui retribusi lingkungan guna membiayai perawatan dan pemeliharaan infrastruktur sistem drainase. 3.2. Perumahan Strategi dibidang perumahan adalah: 1) Penyediaan dan pengembangan perumahan yang semakin terjangkau oleh daya beli masyarakat, terutama masyarakat berpenghasilan rendah. 2) Penyediaan prasarana sarana dan jaringan utilitas perumahan. 3) Mewujudkan rumah yang layak huni sesuai standar teknis dan kesehatan dalam lingkungan binaan yang teratur. 3.3. Penataan Ruang Strategi dibidang penataan ruang adalah: Meningkatkan kualitas dan kuantitas ruang dengan cara mengoptimalkan potensi sumber daya alam, meningkatkan efisiensi penggunaan lahan serta menetapkan fungsi-fungsi kegiatan yang akan dikembangkan dan ditampung dalam rangka mengatasi tingginya tingkat alih fungsi penggunaan lahan. VI - 12

3.4. Pertanahan Strategi dibidang pertanahan adalah: 1) Meningkatkan kapasitas dan profesionalisme aparatur untuk penanganan dan pelayanan pertanahan. 2) Meningkatkan koordinasi pelayanan terpadu pensertifikatan tanah dengan Pemerintah Pusat (BPN). 3) Fasilitasi Koordinasi dan kerjasama antar instansi dalam penanganan sengketa pertanahan di kabupaten/kota. 3.5. Perhubungan Strategi dibidang perhubungan adalah: 1) Peningkatan prasarana dan sarana jalur transportasi dan pengembangan moda sistem transportasi untuk meningkatkan aksesibilitas antar wilayah/ daerah dalam rangka peningkatan aksesibiitas dan pergerakan publik. 2) Meningkatkan keselamatan lalu lintas baik di darat maupun di laut. 3) Meningkatkan SDM perhubungan berbasis kompetensi melalui pengembangan keterampilan dan keahlian dibidang LLAJ. 3.6. Komunikasi dan Informatika Strategi dibidang komunikasi dan informatika adalah: 1) Mengkaji dan menyusun dasar hukum, aturan-aturan dan pedoman tentang pengelolaan TIK di daerah. 2) Meningkatkan kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana serta perawatan pendukung di bidang komunikasi dan informatika. 3) Meningkatkan performa Sistem Informasi Mana-jemen (SIM) pemerintahan daerah melalui pengintegrasian database dan penambahan kapasitas pengolahan data. VI - 13

4) Meningkatkan kemampuan, ketrampilan dan kompetensi SDM di bidang komunikasi dan informatika dan perekrutan SDM baru yang profesional di bidang komunikasi dan informatika. 3.7. Pariwisata Strategi dibidang energi dan sumber daya mineral adalah: 1) Optimalisasi pemasaran pariwisata daerah dalam rangka meningkatkan kunjungan wisatawan melalui pemanfaatan teknologi informasi dan event-event tingkat provinsi, nasional dan internasional. 2) Meningkatkan daya tarik obyek wisata dengan pemanfaatan potensi keunikan lokal berupa senibudaya daerah. 3) Meningkatkan kualitas SDM pariwisata berbasis kompetensi melalui kerja sama dengan lembaga pendidikan dan pelatihan. 4) Mengembangkan potensi industri kecil dan menengah untuk mendukung pengembangan obyek wisata melalui pemanfaatan berbagai potensi bantuan modal, baik dari pemerintah, BUMN maupun swasta (CSR). 5) Menguatkan kemitraan pariwisata melalui penguatan kapasitas kelompok sadar wisata dan para pelaku usaha pariwisata. 6) Memanfaatkan dan penanganan destinasi wisata budaya khususnya wisata religi sebagai destinasi unggulan. 3.8. Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) Strategi dibidang koperasi dan usaha kecil dan menengah adalah: 1) Meningkatkan jumlah koperasi dan UMKM yang berbadan hukum melalui pengembangan kebijakan VI - 14

yang berpihak pada tumbuh kembangnya Koperasi dan UMKM. 2) Meningkatkan akses permodalan bagi Koperasi dan UMKM dalam berbagai bentuk skim kredit, khususnya Kredit Usaha Rakyat (KUR) dan berbagai bentuk skim lainnya yang sesuai dengan kebutuhan Koperasi dan UMKM. 3) Meningkatkan wirausahawan baru melalui pengembangan lembaga diklat untuk melakukan pendidikan, pelatihan, penyuluhan, motivasi dan kreatifitas bisnis, keahlian teknis dan keterampilan dasar (live skill). 4) Meningkatkan kapasitas SDM Koperasi dan UMKM melalui pengembangan keahlian dan keterampilan teknis (alih teknologi dan inovasi produk) dan penerapan manajemen modern. 5) Meningkatkan kualitas kelembagaan koperasi melalui penataan kelembagaan koperasi, baik dalam arti legal formal maupun peningkatan akuntabilitas pengelolaan kelembagaan Koperasi. 6) Meningkatkan akses masyarakat terhadap saran bagi UMKM (pasar tradisional). 3.9. Industri Strategi dibidang industri adalah: 1) Meningkatkan pengembangan standarisasi dan manajemen HAKI. 2) Meningkatkan fasilitasi penyediaan fasilitas pendukung kawasan ekonomi khusus dan terminal kayu terpadu. 3) Meningkatkan pembinaan dan pengembangan industri kecil dan menengah melalui kemitraan dengan lembaga perguruan tinggi dan swasta. 4) Meningkatkan akses permodalan industri kecil dan menengah melalui pengembangan jaringan kerjasama dengan lembaga keuangan. VI - 15

5) Meningkatkan daya saing produk industri kecil dan menengah melalui pemanfaataan teknologi tepat guna dalam proses produksi, dan penerapan standarisasi produk industri. 6) Mengembangkan sentra industri kecil dan menengah melalui pemanfaatan jalan dan pemanfaatan teknologi informasi untuk membuka akses pemasaran produk industri. 7) Mengembangkan kluster industri melalui pengembangan kemitraan kerjasama antar pengusaha industri kecil dan menengah yang sejenis. 3.10. Perdagangan Strategi dibidang perdagangan adalah: 1) Meningkatkan penggunaan produk dalam negeri. 2) Meningkatkan fasilitasi penyediaan fasilitas infrastruktur pendukung pelabuhan. 3) Meningkatkan pelaksanaan perlindungan konsumen dan pengawasan barang dan jasa yang beredar. 4) Meningkatkan akses masyarakat terhadap sarana perdagangan melalui pengembangan pasar desa menjadi pasar tradisional (antar desa). 5) Meningkatkan perijinan usaha perdagangan melalui pemberian kemudahan dalam proses perijinan usaha. 6) Meningkatkan akses dan promosi pasar untuk produk berorientasi eksport melalui pemanfaatan teknologi informasi dan pemanfaatan jaringan usaha. 7) Penataan dan pemanfaatan kawasan tertentu sebagai lokasi pedagang kreatif lapangan. 8) Penyempurnaan sistem distribusi barang dan jasa yang efektif dan efisien. 9) Peningkatan eksport non migas melalui pengembangan komoditas unggulan daerah. VI - 16

3.11. Penanaman Modal Strategi dibidang penanaman modal adalah: 1) Meningkatkan upaya kegiatan promosi bagi peningkatan penanaman modal di Kabupaten Kendal. 2) Meningkatkan jumlah MOU kerjasama antar daerah dalam rangka promosi investasi, baik dengan pemerintah dan kalangan dunia usaha. 3) Melakukan evaluasi prosedur dan persyaratan perijinan investasi untuk Meningkatkan pelayanan perijinan melalui pelayanan OSS dan penyederhanaan prosedur perijinan. 4) Meningkatkan fasilitasi dan pembinaan penanaman modal dan pengembangan dunia usaha melalui Kadinda, Apindo dan asosiasi yang lain. 5) Meningkatkan fasilitasi peningkatan prasarana dan sarana pendukung bagi pengembangan usaha terkait dengan peningkatan listrik, telekomunikasi, perbankan, jalan dan pelabuhan dan lain-lain. 3.12. Pertanian Strategi dibidang pertanian adalah: 1) Meningkatkan produksi pertanian melalui pengembangan pola tanam yang menyesuaikan kondisi alam dan lahan. 2) Memperkuat sistem pemasaran dan manajemen usaha pertanian serta untuk mendukung pengembangan agroindustri. 3) Meningkatkan produktivitas pertanian dan perkebunan melalui pengembangan usaha pertanian kawasan. 4) Meningkatkan SDM petani dan kelembagaan pendukung pertanian melalui kerjasama dengan lembaga perguruan tinggi dan lembaga non government. VI - 17

5) Meningkatkan penyediaan sarana dan prasarana produksi. 3.13. Ketahanan Pangan Strategi dibidang ketahanan pangan adalah: 1) Mempertahankan dan meningkatkan produksi dan produktivitas pangan. 2) Melakukan diversifikasi pangan untuk menurunkan ketergantungan pada beras. 3) Melakukan pemecahan masalah pangan. 3.14. Lingkungan Hidup Strategi dibidang lingkungan hidup adalah : 1) Meningkatkan pengawasan dan pengendalian pencemaran/perusakan LH serta koordinasi pengelolaan LH dengan seluruh Stakeholders. 2) Meningkatkan upaya konservasi dan rehabilitasi SDA serta pengendalian kerusakan LH. 3) Meningkatkan pemberdayaan /partisipasi masya-rakat dalam pelestarian LH serta meningkatkan kualitas data dan akses informasi SDA dan LH. 4) Mengembangkan ekowisata, jasa lingkungan di kawasan hutan dan pengelolaan ruang terbuka hijau melalui kerjasama dengan pihak ketiga atau investor. 5) Mewujudkan tata kepemerintahan yang baik di bidang pengelolaan lingkungan hidup (Good Environmental Governance). 3.15. Kelautan dan Perikanan Strategi dibidang kelautan dan perikanan adalah: 1) Meningkatkan produksi perikanan tangkap melalui pengembangan kapal penangkap ikan berukuran diatas 30 GT. VI - 18

2) Meningkatkan produksi perikanan budidaya air tawar melalui pemanfaatan potensi lahan non produktif untuk pengembangan budidaya perikanan. 3) Meningkatkan pengolahan produk perikanan melalui pengembangan usaha pengolahan produk perikanan tradisional menjadi usaha pengolahan produk perikanan modern. 4) Mengurangi terjadinya kerusakan lingkungan pada wilayah pesisir dan laut melalui penguatan kelompok masyarakat swakarsa pengamanan sumberdaya kelautan. 5) Meningkatkan pendapatan nelayan kecil dan pembudidaya ikan melalui pemberdayaan kelompok nelayan dan pembudidaya ikan untuk meningkatkan keterampilan usaha. 3.16. Energi Sumber Daya Mineral Strategi dibidang energi dan sumber daya mineral adalah: 1) Meningkatkan pemanfaatan hasil penelitian dan pengembangan teknologi ketenagalistrikkan dan energi baru terbarukan. 2) Meningkatkan pemanfaatan hasil penelitian dan pengembangan geologi tentang potensi mineral, logam, mineral non logam dan batuan. 3) Meningkatkan pemanfaatan hasil penelitian dan pengembangan cekungan air bawah tanah. 4) Menetapkan wilayah pertambangan dan wilayah pertambangan rakyat. 5) Meningkatkan pembinaan dan pengawasan terhadap usaha pertambangan, air bawah tanah dan ketenagalistrikan. 6) Menertibkan ijin usaha pertambangan, air bawah tanah dan ketenagalistrikan. VI - 19

7) Mengoptimalkan pemanfaatan sumber energi baru terbarukan/alternatif sesuai potensi daerah dan ramah lingkungan. 3.17. Kehutanan Strategi dibidang kehutanan adalah: 1) Meningkatkan sistem pengelolaan hutan, terutama hutan non HPH, melalui upaya pemberdayaan masyarakat sekitar hutan. 2) Meningkatkan nilai tambah dan manfaat hasil hutan kayu maupun hasil hutan non kayu, melalui perencanaan yang matang dan kerjasama dengan pihak ketiga. 3) Meningkatkan rehabilitasi hutan melalui pening-katan partisipasi masyarakat sekitar hutan. B. Arah Kebijakan Pembangunan Daerah Dalam rangka mewujudkan tujuan pembangunan daerah, maka perlu dirumuskan arah kebijakan pembangunan daerah. Adapun arah kebijakan pembangunan daerah Kabupaten Kendal untuk seluruh urusan wajib dan urusan pilihan yang akan laksanakan selama kurun waktu 2010-2015 adalah sebagai berikut : 1. Kelompok Kesejahteraan Masyarakat 1.1. Pendidikan Arah kebijakan dibidang pendidikan adalah: 1) Meningkatkan angka partisipasi kasar PAUD pada tahun 2015 menjadi 91%. 2) Meningkatkan ketersediaan kualitas ruang kelas dan sarana pembelajaran PAUD menjadi 50%. 3) Meningkatkan ketersediaan kualitas ruang kelas dan sarana pembelajaran pendidikan dasar sebesar 70% pada tahun 2015. VI - 20

4) Meningkatkan APM pendidikan dasar dan menengah menjadi 98% untuk pendidikan dasar dan 85% untuk SMP pada tahun 2015. 5) Meningkatkan APM SMA/SMK/MA sebesar 65% pada tahun 2015. 6) Meningkatkan kualitas pembelajaran pendidikan dasar untuk sekolah SD/MI, SMP/MTs dan SMA/SMK/MA terakrediasi A sebanyak 75%. 7) Meningkatkan guru layak mengajar tingkat pendidikan dasar (SD dan SMP) menjadi 95% 8) Meningkatkan pendidik bersertifikat pada pendidi-kan dasar dan menengah menjadi sebesar 90%. 9) Meningkatkan Partisipasi penduduk usia 15 44 tahun yang putus sekolah untuk menempuh pendidikan kesetaraan dan life skill sebesar 80%. 10) Meningkatkan kualitas manajemen penyeleng-garaan pelayanan pendidikan untuk pendidikan dasar dan menengah dengan meningkatkan sekolah yang menjalankan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) Secara berkualitas sebesar 100%. 1.2. Kesehatan Arah kebijakan dibidang kesehatan adalah: 1) Peningkatan kesehatan ibu, bayi, balita dan KB 2) Perbaikan status gizi masyarakat 3) Pengendalian penyakit menular, penyakit tidak menular dan penyehatan lingkungan 4) Pemenuhan pengembangan SDM kesehatan 5) Peningkatan ketersediaan, keterjangkauan, pemerataan, keamanan, mutu, penggunaan obat dan pengawasan obat dan makanan 6) Jamkesmas dan Jamkesmasda 7) Pemberdayaan masyarakat, penanggulangan ben-cana dan krisis kesehatan VI - 21

8) Peningkatan mutu pelayanan kesehatan di sarana kesehatan 1.3. Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera Arah kebijakan dibidang keluarga berencana dan keluarga sejahtera adalah: 1) Meningkatkan persentase peserta KB Aktif dan KB Mandiri terutama persentase peserta dengan alkon jangka panjang dan peserta laki-laki. 2) Meningkatkan jumlah PLKB sehingga setiap desa terpenuhi PLKB dengan jumlah 2 orang. 3) Meningkatkan ketahanan keluarga melalui penguatan kelompok BKL, BKB dan BKR. 1.4. Sosial Arah kebijakan dibidang sosial adalah: 1) Meningkatkan perluasan dan pemerataan pemberian bantuan bagi PMKS dalam pemenuhan kebutuhan dasar. 2) Meningkatkan peran PSKS melalui pemanfaatan potensi kader. 3) Meningkatkan penyelenggaraan rehabilitasi sosial bagi PMKS 4) Meningkatkan pemanfaatan sarana dan prasarana pelayanan rehabilitasi sosial 5) Mengembangkan jaminan sosial bagi PMKS untuk memberikan jaminan sosial berkelanjutan. 6) Meningkatkan upaya pemberdayaan sosial untuk memberdayakan masyarakat yang mengalami masalah kesejahteraan sosial agar mampu memenuhi kebutuhannya secara mandiri. VI - 22

1.5. Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Arah kebijakan dibidang pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak adalah: 1) Meningkatkan upaya peningkatan pendidikan perempuan dan kebijakan pembangunan yang responsif gender dalam pembangunan daerah. 2) Meningkatkan kualitas perempuan, terutama pendidikan, keterampilan dan peningkatan kesadaran hukum dan HAM. 3) Meningkatkan perlindungan, jaminan hukum dan HAM bagi perempuan dan anak 4) Meningkatkan peran kelembagaan dan pemberdayaan perempuan dan anak termasuk anak korban kekerasan secara terpadu. 1.6. Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Arah kebijakan dibidang pemberdayaan masyarakat dan desa adalah: 1) Meningkatkan fasilitas pengembangan masyarakat dan lembaga kelurahan/desa dalam melaksanakan pembagunan. 2) Meningkatkan peran serta masyarakat dalam perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pembangunan kelurahan/desa. 3) Meningkatkan kapasitas aparatur pemerintahan. 4) Meningkatkan kemampun manajement keuangan dalam mengelola usaha ekonomi produktif. 5) Meningkatkan peran perempuan dalam pembangunan kelurahan/desa. 1.7. Kebudayaan Arah kebijakan dibidang kebudayaan adalah: 1) Meningkatkan perlindungan dan pemeliharaan benda cagar budaya daerah. VI - 23

2) Meningkatkan perlindungan, pelestarian dan pemeliharaan benda cagar budaya bawah air. 3) Meningkatkan perlindungan, pengembangan dan pemanfaatan kesenian. 4) Meningkatkan kerjasama di bidang kebudayaan dengan daerah lain dan luar negeri. 5) Meningkatkan perlindungan, pembinaan, pengembangan dan pemanfaatan kegiatan tradisi budaya. 6) Menyediakan sarana berkreasi dan berekspresi bagi group kesenian maupun seniman berupa gedung kesenian ataupun taman budaya. 1.8. Kependudukan Catatan Sipil Arah kebijakan dibidang kependudukan dan catatan sipil adalah: 1) Pemberian kemudahaan dalam pengurusan akta kependudukan dan catatan sipil, dan pengembangan Sistem Administrasi Kependudu-kan (SIAK) untuk meningkatkan kualitas pelayanan administrasi kependudukan. 2) Peningkatan kesadaran masyarakat akan penting-nya dokumen administrasi kependudukan dan catatan sipil. 3) Peningkatan kerjasama, koordinasi dan sinkronisasi dalam pelaksanaan administrasi kependudukan dan pencatatan sipil. 1.9. Ketenagakerjaan Arah kebijakan dibidang ketenagakerjaan adalah: 1) Peningkatan dan perluasan lapangan pekerjaan di berbagai sektor usaha dengan fasilitasi terhadap penanaman modal. 2) Peningkatan penyerapan tenaga kerja. 3) Peningkatan kompetensi dan produktivitas tenaga VI - 24

kerja sesuai dengan kebutuhan pasar kerja. 4) Peningkatan perlindungan, jaminan sosial dan kesejahteraan tenaga kerja. 1.10. Kepemudaan dan Olahraga Arah kebijakan dibidang kepemudaan dan olahraga adalah: 1) Mewujudkan keserasian kebijakan pembinaan pemuda, diberbagai bidang pembangunan. 2) Meningkatkan kesempatan memperoleh pendidikan dan keterampilan. 3) Meningkatkan peran serta pemuda dalam pembangunan sosial politik, ekonomi, budaya dan agama. 4) Meningkatkan potensi pemuda dalam kewirausahaan,kepeloporan dan kepemimpinan dalam pembangunan. 5) Melindungi dan mengembangkan kesadaran generasi muda dari bahaya penyalahgunaan NAPZA, minuman keras, penyebaran penyakit HIV/AIDS, dan penyakit menular seksual di kalangan pemuda. 6) Meningkatkan prestasi olah raga Kabupaten Kendal di tingkat regional, nasional, dan internasional melalui penyelesaian pembangunan Stadion Utama Kendal beserta pembangunan infrastruktur pendukung lainnya. 7) Meningkatkan sarana dan prasarana olahraga yang sudah tersedia untuk mendukung pembinaan olahraga. 8) Meningkatkan upaya pembibitan dan pengembangan prestasi olahraga secara sistematik, berjenjang dan berkelanjutan. 9) Mengembangkan sistem penghargaan dan meningkatkan kesejahteraan atlet, pelatih, dan tenaga VI - 25

keolahragaan. 1.11. Ketransmigrasian Arah kebijakan dibidang ketransmigrasian adalah: 1) Peningkatan kerjasama antar daerah dalam penyelenggaraan dan pengembangan wilayah transmigrasi. 2) Peningkatan media komunikasi, informasi dan edukasi ketransmigrasian untuk menumbuhkan minat masyarakat. 3) Pembinaan dan pemberdayaan masyarakat transmigrasi untuk mewujudkan kemandirian masyarakat dan daya saing kawasan transmigrasi. 4) Penyiapan SDM terampil untuk menjadi transmigran. 2. Kelompok Pelayanan Umum 2.1. Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri Arah kebijakan dibidang kesatuan bangsa dan politik dalam negeri adalah: 1) Meningkatkan rasa keamanan dan kenyamanan dalam kehidupan masyarakat, melalui peningkatan kesadaran pemeliharaan keamanan, ketertiban masyarakat (kantrantibmas) dan pencegahan tindak kriminal dalam masyarakat. 2) Meningkatkan pengembangan wawasan kebang-saan, melalui pendidikan dan pelatihan dan peningkatan peran kelompok-kelompok dalam masyarakat. 3) Meningkatkan pengembangan wawasan kebang-saan dengan peningkatan peran kemitraan antar lembagalembaga dalam masyarakat dengan pemerintah daerah. 4) Meningkatkan upaya pemberdayaan masyarakat dalam upaya peningkatan dan menjaga ketertiban dan keamanan masyarakat. 5) Meningkatkan upaya pencegahan dan pemberan-tasan VI - 26

penyakit masyarakat (pekat) dan masalah-masalah sosial lainnya. 6) Meningkatkan pendidikan politik masyarakat dalam meningkatkan kesadaran poltik masyarakat dan peran lembaga perwakilan rakyat daerah. 7) Meningkatkan upaya pencegahan dini dan penanggulangan korban bencana, baik bencana alam maupun sosial. 2.2. Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian, dan Persandian Arah kebijakan dibidang Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian, dan Persandian adalah: 1) Menetapkan target pencapaian Standar Pelayanan Minimal (SPM) dan pedoman pelayanan publik sesuai dengan kewenangan urusan kewenangan Pemerintah Kabupaten Kendal. 2) Peningkatan intensifikasi penggalian sumber-sumber pendapatan daerah sesuai dengan peraturan perundangan yang baru dalam rangka peningkatan pendapatan daerah. 3) Peningkatan kapasitas dan profesionalisme aparatur pemerintah daerah melalui pendidikan lanjut, pendidikan dan latihan (diklat) dan bimbingan teknis (bintek) di SKPD. 4) Peningkatan prasarana dan sarana pelayanan publik di SKPD dan pemerintah desa/kelurahan yang dapat meningkatkan kinerja pelayanan publik. VI - 27

2.3. Perencanaan Pembangunan Arah kebijakan dibidang perencanaan pembangunan adalah: 1) Peningkatan kapasitas dan kapabilitas aparatur perencana dan kelembagaan perencanaan di masingmasing SKPD. 2) Peningkatan kelengkapan dokumen perencanaan pembangunan yang bersifat perencanaan terpadu dan perencanaan sektoral sesuai dengan peraturan perundangan yang baru. 3) Peningkatan sinkronisasi dalam rangka keterpa-duan perencanaan pembangunan daerah, sesuai dengan dinamika perubahan lingkungan strategis dan tuntutan masyarakat. 2.4. Statistik Arah kebijakan dibidang statistik adalah: 1) Peningkatan koordinasi dan kerjasama antara pihak terkait dalam mewujudkan sinkronisasi data/informasi yang akurat dan akuntabel. 2) Pembangunan system informasi manajamen data yang akurat, akuntabel dan mudah diakses secara online. 3) Peningkatan kualitas SDM statistik dan peningkatan kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana bidang statitistik. 4) Peningkatan pengetahuan dan tanggungjawab aparat dalam pengumpulan, pengolahan dan penyajian data informasi. 2.5. Kearsipan Arah kebijakan dibidang kearsipan adalah: 1) Meningkatkan sarana prasarana pendukung kearsipan 2) Meningkatkan kualitas pengelolaan kearsipan 3) Meningkatkan ketrampilan dan keahlian SDM VI - 28

pengelola kearsipan 4) Meningkatkan kesadaran dan partisipasi masyarakat tentang kearsipan. 2.6. Keperpustakaan Arah kebijakan dibidang perpustakaan adalah: 1) Meningkatkan budaya gemar membaca pada masyarakat 2) Meningkatkan kondisi sarana prasarana pendu-kung pelayanan perpustakaan 3) Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam penyerahan karya cetak dan karya rekam yang bernilai sejarah. 3. Kelompok Daya Saing Daerah 3.1. Pekerjaan Umum Arah kebijakan dibidang pekerjaan umum adalah: 1) Arah Kebijakan Pengelolaan Sumber Daya Air a. Melakukan Konservasi pada Wilayah Potensi Sumber Daya Air sebagai upaya memelihara keberadaan serta keberlanjutan keadaan, sifat dan fungsi sumber daya air agar senantiasa tersedia dalam kuantitas dan kualitas yang memadai untuk memenuhi kebutuhan makhluk hidup, baik pada waktu sekarang maupun yang akan datang. b. Menetapkan pola pengelolaan sumber daya air, baik pada kawasan hulu maupun kawasan hilir. c. Menetapkan dan mengelola kawasan lindung sumber air pada wilayah sumber mata air d. Menjaga efektivitas, efisiensi, kualitas, dan ketertiban pelaksanaan pengelolaan sumber daya air. VI - 29

e. Membangun Daerah Tangkapan Air (Catchment Area), guna memperlambat Aliran Air (Run Off) menjaga kelestarian debit mata air. 2) Arah Kebijakan Pengembangan Sistem Jaringan Jalan / Bina Marga a. Penyediaan prasarana jalan yang mendukung pemasaran dan distribusi produk serta untuk mendukung penciptaan keterkaitan antar daerah. b. Meningkatkan keterpaduan sistem jaringan jalan dengan pelayanan angkutan jalan dan moda transportasi lainnya. c. Pengembangan Jalan dan Jembatan d. Peningkatan Pemeliharaan Jalan dan Jembatan. e. Memelihara kualitas dan kuantitas prasarana sistem jaringan jalan. 3) Arah Kebijakan Penataan Perkotaan Dan Perdesaan a. Meningkatkan keterkaitan antarwilayah secara internal sehingga tidak terjadi ketergantungan pada kota-kota yang berperan sebagai pusat dan tidak terjadi polarisasi ke arah pusat pertumbuhan utama. b. Memacu perkembangan wilayah secara merata guna mendorong pemerataan pembangunan di seluruh wilayah. c. Penciptaan pusat-pusat kegiatan yang bertumpu pada potensi ekonomi lokal untuk mendorong perkembangan wilayah dan kestabilan pertumbuhan ekonomi wilayah. d. Meningkatkan keterkaitan antardaerah sebagai implikasi dari terjadinya perluasan wilayah pengaruh. 4) Arah Kebijakan Pengelolaan Air Minum a. Peningkatan prasarana fasilitas instalasi dan jaringan distribusi Instalasi Air PDAM guna VI - 30

meningkatkan pelayanan kebutuhan air minum di perkotaan. b. Membangun Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) pada wilayah pedesaan atau rawan air dan tidak terjangkau oleh pelayanan PDAM. 5) Arah Kebijakan Pengelolaan Air Limbah a. Membangun infrastrktur Pengolah Air Limbah yang sesuai dengan Lokasi Wilayah serta Tingkat Kebutuhan dan Kemampuan Masyarakat setempat. b. Melakukan penyuluhan kepada masyarakat tentang penanganan air limbah yang baik dan benar sesuai standar kesehatan guna mengurangi penyebaran bibit penyakit. 6) Arah Kebijakan Pengelolaan Persampahan a. Meningkatkan pengelolaan sampah mulai dari sumbernya sampai dengan TPA. b. Meningkatkan Penyuluhan kepada Masyarakat tentang Pengelolaan dan Pengolahan Sampah Terpadu Berbasis Masyarakat menggunakan Konsep 3R (Reduce, Reuse, Recycle). c. Optimalisasi pemanfaatan Prasarana dan Sarana persampahan yang telah tersedia untuk ditingkatkan kinerjanya lebih efektif dan efisien. 7) Arah Kebijakan Pengelolaan Drainase a. Meningkatkan peran serta aktif masyarakat dan melakukan perkuatan kapasitas kelembagaan pengelola Prasarana dan Sarana Sistem Drainase. b. Mengembangkan sistem perencanaan drainase yang terpadu secara makro dan mikro, dengan pengaturan dan pengelolaan sungai dan saluran. c. Pembangunan sistem drainase yang berwawasan lingkungan, dengan cara melakukan kewajiban melaksanakan konservasi air. VI - 31

8) Arah Kebijakan Pengembangan Permukiman a. Mengembangkan Pola permukiman intensif (lebih dari 1 lantai) untuk mempertahanan keberadaan lahan pertanian produktif. b. Membentuk pola permukiman yang berkelompok dan membentuk kantung-kantung unit lingkungan, untuk mempermudah pengembangan struktur pelayanan fasilitas dan menciptakan sistem pemakaian, perawatan dan pemeliharaan infrastruktur yang lebih efektif dan efisien. c. Menyiapkan Kawasan Siap Bangun (Kasiba) dan Lingkungan Siap Bangun (Lisiba) sebagai salah satu Lingkungan Binaan Perumahan dan Permukiman yang baru dan dilengkapi Prasarana dan Sarana Permukiman yang memadai. 9) Arah Kebijakan Penataan bangunan Gedung dan Lingkungan a. Menyusun Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL) pada Kawasan Strategis. b. Melakukan Pendataan bangunan Gedung. c. Menyelenggarakan IMB Bangunan Gedung. d. Melakukan Optimalisasi Pengelolaan Bangunan Gedung dan Rumah Negara. 10) Arah Kebijakan Pengembangan Jasa Konstruksi a. Penetapan Kebijakan dalam rangka Pembinaan Jasa Konstruksi. b. Menyusun Sistem Informasi Jasa Konstruksi yang Informatif dan Mudah Diakses. c. Pengembangan Kapasitas, Kemampuan dan Ketrampilan SDM secara Profesional. d. Peningkatan Kemampuan Rekayasa Teknologi. e. Pengadaan Pelatihan dan Bimbingan Teknis Jasa Konstruksi. VI - 32

3.2. Perumahan Arah kebijakan dibidang perumahan adalah: 1) Pembangunan perumahan diarahkan agar lebih dapat membentuk pola-pola kawasan terbangun yang yang menyebar, tidak terkonsentrasi di sepanjang jalur jalan. 2) Menyusun RP4D (Rencana Pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan Permukiman di Daerah) sebagai Dokumen Acuan Rencana Pengembangan dan Pembangunan Perumahan bagi seluruh Stakeholders di Kabupaten Kendal. 3) Menyusun Skim dengan Lembaga Keuangan untuk memberikan subsidi terutama kepada masyarakat kurang mampu. 4) Memfungsikan kembali Program Rehabilitasi dan Renovasi Rumah Kurang Layak Huni melalui Program Perguliran Dana Stimulan yang dikelola oleh Badan Keswadayaan Masyarakat. 3.3. Penataan Ruang Arah kebijakan dibidang penataan ruang adalah: 1) Menetapkan pola dan struktur ruang dengan melihat kecenderungan yang akan berkembang di masa yang akan datang. 2) Membatasi eksploitasi lahan dan mencegah terjadinya alih fungsi lahan yang semakin tidak terkendali. 3) Menyesuaikan arahan struktur pemanfaatan ruang sesuai dengan era otonomi daerah. 4) Mengendalikan pemanfaatan ruang dengan tetap memperhatikan kelestarian kawasan lindung dan pengembangan kawasan budidaya. 5) Meningkatkan koordinasi dengan SKPD dan mengoptimalkan kinerja Badan Koordinasi Penataan Ruang Daerah (BKPRD). VI - 33

3.4. Pertanahan Arah kebijakan dibidang pertanahan adalah: 1) Peningkatan kapasitas dan profesionalisme aparatur dan kelembagaan di kabupaten/ kota untuk penanganan dan pelayanan pertanahan. 2) Peningkatan pelayanan terpadu dalam penser-tifikatan tanah dengan Pemerintah Pusat (BPN). 3) Koordinasi dan kerjasama antar instansi dalam penanganan sengketa pertanahan. 3.5. Perhubungan Arah kebijakan dibidang perhubungan adalah: 1) Meningkatkan pengembangan jaringan jalan, terminal, dan ketersediaan angkutan umum, guna memudahkan interaksi antar wilayah. 2) Pengembangan jalur angkutan umum yang menghubungkan antar kota kecamatan dan antar wilayah dengan terminal. 3) Pembangunan fasilitas henti angkutan umum (Shelter, Halte) di sepanjang jalur angkutan umum. 4) Mengembangkan Sistem Transportasi Massa dalam koridor regional dan lokal. 5) Penataan jaringan trayek angkutan penumpang umum. 6) Pengadaan dan pemasangan fasilitas pengatur lalu lintas. 3.6. Komunikasi dan Informatika Arah kebijakan dibidang komunikasi dan informatika adalah: 1) Menetapkan dasar hukum, aturan-aturan dan pedoman tentang pengelolaa TIK di daerah. 2) Meningkatkan kualitas dan kuantitas jaringan komputer dan telekomunikasi untuk mendukung kegiatan komunikasi antar SKPD sampai tingkat VI - 34

pedesaan dan untuk pelayanan informasi komunikasi bagi masyarakat. 3) Meningkatkan kapasitas jaringan internet untuk mendukung kinerja Sistem Informasi Manajemen pemerintahan daerah. 4) Meningkatkan kualitas dan kuantitas SDM dibidang komunikasi dan informatika. 3.7. Pariwisata Arah kebijakan dibidang energi dan sumber daya mineral adalah: 1) Pengembangan obyek wisata potensial sebagai destinasi unggulan di Kabupaten Kendal. 2) Peningkatan kualitas sumberdaya manusia di bidang pariwisata sehingga memenuhi kualifikasi sebagai pengelola pariwisata profesional. 3) Pengembangan industri pariwisata yang berdaya saing berbasis pada kreativitas dan potensi keunikan lokal. 4) Peningkatan peran para pelaku usaha pariwisata dalam pengembangan kemitraaan pariwisata daerah. 5) Peningkatan dan pengembangan destinasi wisata budaya khususnya wisata religi. 3.8. Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) Arah kebijakan dibidang koperasi dan usaha kecil dan menengah adalah: 1) Peningkatan iklim usaha yang kondusif bagi Koperasi dan UMKM untuk mewujudkan pemberdayaan Koperasi dan UMKM yang lebih koordinatif dan partisipatif. 2) Peningkatan akses Koperasi dan UMKM terhadap sumber pembiayaan, teknologi, dan pemasaran. 3) Peningkatan kapasitas dan produktivitas Koperasi dan UMKM untuk meningkatkan daya saing SDM Koperasi VI - 35

dan UMKM. 4) Pengembangan produk Koperasi dan UMKM menjadi produk yang berkualitas, inovatif dan kreatif untuk meningkatkan pemasaran produk. 5) Penguatan kelembagaan Koperasi untuk mengembangkan koperasi sesuai nilai, jati diri, prinsip dan asas Koperasi dan meningkatkan peran koperasi dalam peningkatan kesejahteraan anggota. 6) Peningkatan dan pengembangan sarana dan prasarana usaha bagi UMKM/PKL. 3.9. Industri Arah kebijakan dibidang industri adalah: 1) Pengembangan standarisasi dan manajemen HAKI. 2) Fasilitasi pendukung kawasan ekonomi khusus dan, terminal kayu terpadu. 3) Peningkatan pengembangan dan pembinaan industri kecil dan menengah melalui efisiensi kerja IKM. 4) Peningkatan keterkaitan kerja sama industri hulu dan hilir terhadap daya saing produk dan penerapan teknologi industri kecil dan menengah. 3.10. Perdagangan Arah kebijakan dibidang perdagangan adalah: 1) Peningkatan penggunaan produk dalam negeri. 2) Fasilitasi infrastruktur pendukung pelabuhan. 3) Peningkatan efisiensi dan efektivitas sistem distribusi, tertib niaga, perlindungan konsumen dan kepastian berusaha. 4) Pengembangan jaringan informasi produksi dan pasar. 5) Pengintegrasian pasar tradisional dan regional. 6) Peningkatan fasilitasi bagi pelaku usaha perdagangan dalam perijinan usaha dan status badan hukum. 7) Pengembangan jaringan ekspor non migas dalam VI - 36

pemasaran produk unggulan daerah Kabupaten Kendal. 8) Peningkatan pembinaan dan penataan pedagang kreatif lapangan dan asongan pada kawasan khusus dan terpadu. 3.11. Penanaman Modal Arah kebijakan dibidang penanaman modal adalah: 1) Peningkatan kegiatan promosi penanaman modal. 2) Pemberian insentif fiskal di daerah. 3) Peningkatan kerjasama antar daerah, baik dengan pemerintah daerah dan dunia usaha dalam rangka promosi investasi di Kabupaten Kendal. 4) Penyederhanaan perijinan dan peningkatan pelayanan publik. 5) Pembinaan dan fasilitasi dalam penanaman modal dan pengembangan dunia usaha di Kabupaten Kendal. 6) Fasilitasi peningkatan prasarana dan sarana pendukung bagi pengembangan usaha di Kabupaten Kendal. 3.12. Pertanian Arah kebijakan dibidang pertanian adalah: 1) Pengembangan pertanian lahan kering dengan optimalisasi lahan dan pola tanam. 2) Pengembangan sistem pemasaran dan manajemen usaha pertanian serta untuk mendukung pengembangan agroindustri. 3) Pengembangan usaha pertanian dengan pendekatan kewilayahan terpadu dengan konsep pengembangan agribisnis. 4) Peningkatan kerjasama dengan lembaga-lembaga non pemerintah untuk mendukung peningkatan kapasitas SDM dan kelembagaan pendukung lainnya. VI - 37

3.13. Ketahanan Pangan Arah kebijakan dibidang ketahanan pangan adalah: 1) Peningkatan produksi pangan sumber karbohidrat (beras dan jagung), kebijakan diarahkan dengan melakukan pengamanan lahan sawah di daerah irigasi yang memiliki produktivitas tinggi, agar swasembada pangan dapat dipertahankan. 2) Peningkatan produksi pangan sumber protein dari daging, telur dan susu. Kebijakan pengembangan peternakan diarahkan untuk meningkatkan populasi hewan 3) Pengembangan diversifikasi pangan untuk menurunkan ketergantungan pada beras 4) Pengembangan koordinasi kegiatan Sistem Kewaspadaan Pangan dan Gizi (SKPG). 3.14. Lingkungan Hidup Arah kebijakan dibidang lingkungan hidup adalah : 1) Meningkatkan pengawasan dan pengendalian pencemaran/perusakan LH serta koordinasi pengelolaan LH dengan seluruh Stakeholders. 2) Meningkatkan upaya konservasi dan rehabilitasi SDA serta pengendalian kerusakan LH. 3) Meningkatkan pemberdayaan/ partisipasi masyarakat dalam pelestarian LH serta meningkatkan kualitas data dan akses informasi SDA dan LH. 4) Mengembangkan ekowisata, jasa lingkungan di kawasan hutan dan pengelolaan ruang terbuka hijau melalui kerjasama dengan pihak ketiga atau investor. 5) Mewujudkan tata kepemerintahan yang baik di bidang pengelolaan lingkungan hidup (Good Environmental Governance). VI - 38

3.15. Kelautan dan Perikanan Arah kebijakan dibidang kelautan dan perikanan adalah: 1) Peningkatan upaya ekstensifikasi (ekspansi fishing ground) dari Wilayah Penangkapan I dan Wilayah Penangkapan II ke Wilayah Penangkapan III. 2) Peningkatan pembinaan usaha budidaya perikanan dan pengembangan bibit unggul. 3) Peningkatan diversifikasi produk perikanan dengan teknologi modern untuk meningkatkan daya saing produk perikanan. 4) Penguatan kapasitas kelembagaan masyarakat pesisir dalam pengawasan dan pengendalian sumberdaya kelautan. 5) Pemberdayaan masyarakat pesisir untuk meningkatkan usaha ekonomi masyarakat. 3.16. Energi Sumber Daya Mineral Arah kebijakan dibidang energi dan sumber daya mineral adalah: 1) Peningkatan pemanfaatan hasil penelitian dan pengembangan teknologi ketenagalistrikkan dan energi baru terbarukan. 2) Peningkatan pemanfaatan hasil penelitian dan pengembangan geologi tentang potensi mineral, logam, mineral non logam dan batuan. 3) Peningkatan pemanfaatan hasil penelitian dan pengembangan cekungan air bawah tanah. 4) Penetapan regulasi tentang wilayah pertam-bangan dan wilayah pertambangan rakyat; 5) Peningkatan pengelolaan pertambangan dan sumber daya mineral yang menerapkan good mining practice dan prinsip pembangunan berkelanjutan. 6) Peningkatan ketertiban ijin usaha pertambangan, air bawah tanah dan ketenagalistrikan; VI - 39

7) Peningkatan penilitian dan pengembangan pemanfaatan sumber energi baru terbarukan alternatif. 3.17. Kehutanan Arah kebijakan dibidang kehutanan adalah: 1) Peningkatan sistem pengelolaan hutan termasuk pengoptimalan rehabilitasi hutan. 2) Peningkatan nilai tambah dan manfaat hasil hutan kayu.maupun produksi hasil hutan non kayu untuk kesejahteraan masyarakat sekitar hutan. 3) Peningkatan partisipasi masyarakat luas dalam pengembangan tanaman hutan. VI - 40

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KABUPATEN KENDAL TAHUN 2010-2015 BAB VII KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH

BAB VII KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH A. Kebijakan Umum Penyusunan RPJMD Kabupaten Kendal tahun 2010-2015 merupakan penjabaran dari RPJPD Kabupaten Kendal Tahun 2005-2025 yang merupakan penjabaran perencanaan tahap pembangunan lima tahun kedua. Tahapan kedua prioritas pembangunan daerah ini memperhatikan misi Bupati/Wakil Bupati Kendal terutama meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang memiliki kompetensi dan karakter unggul; meningkatkan kesejahteraan dan kemandirian masyarakat; pembangunan ekonomi bagi peningkatan pendapatan masyarakat, mengurangi kemiskinan, dan menciptakan lapangan kerja yang baru; mewujudkan pemberdayaan masyarakat desa dan potensi perekonomian desa dengan didukung penyelenggaraan pemerintahan yang baik (good governance). Kebijakan pembangunan daerah Kabupaten Kendal pada lima tahun yang akan datang diarahkan pada : 1. Meningkatkan kualitas sumberdaya manusia yang kompetitif, karakter unggul dan berakhlak mulia. Kebijakan umum pembangunan daerah diarahkan, sebagai berikut: a. Mengembangkan pendidikan agama dan kualitas iman dan taqwa masyarakat Kabupaten Kendal; b. Mengembangkan pemerataan akses dan mutu pendidikan wajib belajar pendidikan dasar dan menengah yang relevan dengan kebutuhan pasar kerja. VII - 1

c. Mewujudkan kualitas sumber daya manusia yang handal dalam mendukung eksistensi masyarakat Kabupaten Kendal berdasarkan iman dan takwa; d. Mengembangkan solidaritas sosial dan toleransi antar umat beragama di Kabupaten Kendal. e. Mengembangkan kearifan lokal dan modal sosial dalam rangka memperkuat identitas masyarakat Kabupaten Kendal. 2. Mewujudkan masyarakat yang berdaya saing untuk mencapai masyarakat yang lebih makmur dan sejahtera. Kebijakan umum pembangunan daerah, adalah sebagai berikut : a. Peningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui pengembangan sumber daya manusia yang berkualitas dan sistem pengelolaan sumber daya alam yang berwawasan lingkungan. b. Peningkatan pertumbuhan ekonomi melalui penciptaan iklim usaha yang lebih kondusif dan pengembangan infrastruktur dasar. c. Pembangunan infrastruktur dasar, yang dilakukan melalui invetasi dunia usaha dan fasilitasi pemerintah daerah. d. Pengembangan sumberdaya manusia yang ber-kualitas, antara lain ditandai dengan meningkatnya Indeks Pembangunan Manusia (IPM), Indeks Pembangunan Gender (IPG) dan Indek Pember-dayaan Gender (IDG), penguasaan Ilmu penge-tahuan dan teknologi (Iptek) dan mengendalikan pertumbuhan penduduk. e. Pengurangan jumlah penduduk miskin dan menurunkan jumlah angka pengangguran. f. Peningkatan pendapatan masyarakat melalui perluasan kesempatan kerja, akses sumber daya ekonomi dan kesejahteraan masyarakat. VII - 2

g. Pengembangan kapasitas dan profesionalisme aparatur pemerintah Kabupaten Kendal melalui bimbingan teknis, pelatihan dan studi lanjut. h. Pengembangan penerapan hasil penelitian, iptek terapan dan teknologi tepat guna untuk meningkatkan produktivitas dan standar mutu hasil UMKM, UDKM dan IKM. i. Meningkatkan kerjasama antar daerah melalui kerja sama Kedungsepur dan kerjasama dengan kalangan dunia usaha. 3. Meningkatkan terwujudnya Kabupaten Kendal yang demokratis, tertib hukum dan penghargaan terhadap hak asasi manusia. Kebijakan umum pembangunan daerah diarahkan pada prioritas : a. Peningkatan tertib hukum dan penghargaan hak asasi manusia untuk mewujudkan masyarakat yang demokratis. b. Peningkatan penyelenggaraan pemerintah yang baik (good governance) di lingkungan pemerintahan daerah dan pemerintah desa/kelurahan. c. Peningkatan kualitas dan kuantitas perencanaan pembangunan daerah yang berwawasan lingkungan, kepemerintahan yang baik dan demokratis dan memperhatikan kesetaraan dan keadilan gender. d. Peningkatan peran kelembagaan lokal yang berbasis pada kearfian lokal dan jati diri masyarakat Kabupaten Kendal. 4. Mewujudkan kondisi wilayah Kabupaten Kendal yang aman dan damai. Prioritas program pembangunan yang ditandai, antara lain sebagai berikut : a. Pengembangan kebudayaan yang berlandaskan pada nilai-nilai budaya lokal dan wawasan kebangsaaan. VII - 3

b. Pengembangan pencegahan, pengendalian keter-tiban dan keamanan serta penyakit masyarakat (Pekat), termasuk Napza. c. Pengembangan sistem keamanan lingkungan baik secara swadaya dan meningkatkan kemitraan polisi dengan masyarakat. d. Pengembangan sistem mitigasi dan pengurangan resiko bencana, dengan pengembangan kapasitas dan kelembagaan dalam masyarakat. e. Pengembangan profesionalisme Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP), Rakyat Terlatih (Ratih) dan Perlindungan Masyarakat (Linmas) di tingkat desa/kelurahan. 5. Mewujudkan pembangunan yang lebih merata dan berkeadilan. Kebijakan umum pembangunan daerah, adalah sebagai berikut : a. Pengembangan potensi wilayah, klaster ekonomi perdesaan, dan perbaikan prasarana dan sarana menunjang pembangunan perekonomian. b. Peningkatan ketenagakerjaan untuk membentuk tenaga kerja terampil, kewirausahaan bagi generasi muda dan kelompok perempuan. c. Pemerataan pelayanan kesehatan, kelembagaan desa siaga yang didukung dengan prasarana dan sarana pelayanan yang lengkap. d. Pengembangan penanggulangan kemiskinan, pemberdayaan masyarakat dan penguatan kelembagaan lokal bagi upaya peningkatan kesejahteraan rakyat miskin. e. Fasilitasi pengembangan usaha mikro, kecil dan menengah melalui perluasan akses sumber daya modal, keterampilan dan kesejahteraan masyarakat. VII - 4

f. Peningkatan prasarana dan sarana pemerintah desa/kelurahan, peningkatan pelayanan publik dan kelembagaan swadaya masyarakat dalam pembangunan desa. 6. Mewujudkan Kabupaten Kendal yang asri dan lestari. Kebijakan pembangunan daerah, meliputi hal-hal sebagai berikut: a. Pengembangan program reboisasi hutan, pemulihan lahan kritis dan reklamasi kawasan pantai baik secara sipil teknis maupun vegetatif. b. Pelestarian dan pengelolaan secara efisien sumber daya air untuk memenuhi kebutuhan air bersih, irigasi dan industri. c. Meningkatkan koordinasi dan sinkronisasi pelak-sanaan program-program pemanfaatan SDA dan LH. d. Pengembangan program pengendalian pencemaran lingkungan dan pengelolaan persampahan. e. Pemeliharaan dan perlindungan keanekaragaman hayati sehingga bermanfaat bagi masyarakat dan kelestarian lingkungan hidup. f. Pengembangan program ekowisata dan jasa lingkungan di kawasan hutan. B. Program Pembangunan Daerah Program pembangunan daerah Kabupaten Kendal Tahun 2010-2015 dirumuskan secara komprehensif. Program pembangunan daerah yang dirumuskan untuk seluruh urusan wajib dan urusan pilihan yang akan laksanakan selama kurun waktu 2010-2015 adalah sebagai berikut : VII - 5

1. Kelompok Kesejahteraan Masyarakat 1.1. Pendidikan Program pembangunan dibidang pendidikan adalah: 1) Program pendidikan anak usia dini 2) Program wajib belajar pendidikan dasar 3) Program pendidikan menengah 4) Program pendidikan non formal 5) Program pendidikan khusus 6) Program peningkatan mutu pendidik dan tenaga kependidikan 7) Program manajemen pelayanan pendidikan 8) Program pengarusutamaan gender dalam pendidikan 9) Program pendidikan berkelanjutan 1.2. Kesehatan Program pembangunan dibidang kesehatan adalah: 1) Program obat dan perbekalan kesehatan 2) Program upaya kesehatan masyarakat 3) Program pengawasan obat dan makanan 4) Program pengembangan obat asli indonesia 5) Program promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat 6) Program perbaikan gizi masyarakat 7) Program pengembangan lingkungan sehat 8) Program pencegahan dan pemberantasan penyakit 9) Program standarisasi pelayanan kesehatan 10) Program pelatihan peningkatan pelayanan kesehatan anak balita 11) Program peningkatan pelayanan kesehatan lansia 12) Program pengawasan dan pengendalian kesehatan makanan 13) Program pengadaan, peningkatan dan perbaikan sarana dan prasarana puskesmas/ puskesmas pembantu dan jaringnya VII - 6

14) Program peningkatan keselamatan ibu melahirkan dan anak 1.3. Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera Program pembangunan dibidang keluarga berencana dan keluarga sejahtera adalah: 1) Program Keluarga Berencana 2) Program Kesehatan Reproduksi Remaja 3) Program Pelayanan Kontrasepsi 4) Program Pembinaan peran Serta Masyarakat Dalam Pelayanan KB/KR yang Mandiri 5) Program Promosi Kesehatan Ibu, Bayi, dan Anak Melalui Kelompok Kegiatan di Masyarakat 6) Program Pengembangan Pusat Pelayanan Informasi dan Konseling KRR 7) Program Peningkatan Penanggulangan Narkoba, PMS termasuk HIV/AIDS 8) Program Pengembangan Bahan Informasi tentang Pengasuhan dan Pebinaan Tumbuh Kembang Anak 9) Program Penyiapan Tenaga Pendamping Kelompok Bina Keluarga 10) Program Pengembangan Model Operasional BKB- Posyandu-PAUD 1.4. Sosial Program pembangunan dibidang sosial adalah: 1) Program Pemberdayaan Fakir miskin dan PMKS lainnya 2) Program Pelayanan dan Rehabilitasi kesejahteraan sosial 3) Program Pembinaan Anak Terlantar 4) Program Pembinaan para penyandang Cacat dan trauma 5) Program Pembinaan Panti Asuhan/Panti Jompo 6) Program Pembinaan Eks penyandang penyakit sosial (Eks Napi, PSK, Narkoba) 7) Program Pemberdayaan kelembagaan kesejahteraan sosial VII - 7

1.5. Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Program pembangunan di bidang pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak adalah: 1) Program Keserasian Kebijakan Peningkatan Kualitas Anak dan Perempuan Melalui Ketrampilan dan Kecakapan Hidup 2) Program Penguatan Kelembagaan Pengarustamaan Gender Dengan Fasilitasi Pembentukan Pusat pelayanan terpadu pemberdayaan perempuan dan anak (P2TP2A) 3) Program Peningkatan Kualitas Hidup dan Perlindungan Perempuan 4) Program Peningkatan Peran Serta dan Kesetaraan Gender dalam Pembangunan 1.6. Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Program pembangunan dibidang pemberdayaan masyarakat dan desa adalah: 1) Program peningkatan Keberdayaan Masyarakat Perdesaan 2) Program pengembangan lembaga ekonomi pedesaan 3) Program peningkatan partisipasi masyarakat dalam membangun desa 4) Program peningkatan kapasitas aparatur pemerintah desa 5) Program peningkatan peran perempuan di perdesaan 1.7. Kebudayaan Program pembangunan dibidang kebudayaan adalah: 1) Program Pengembangan Nilai Budaya 2) Program Pengelolaan Kekayaan Budaya 3) Program Pengelolaan Keragaman Budaya 4) Program Pengembangan kerjasama pengelolaan kekayaan budaya 1.8. Kependudukan Catatan Sipil Program pembangunan dibidang kependudukan dan catatan sipil adalah : VII - 8

1) Program penataan administrasi kependudukan dan pencatatan sipil 1.9. Ketenagakerjaan Program pembangunan dibidang ketenagakerjaan adalah: 1) Program peningkatan kualitas dan produktivitas tenaga kerja 2) Program peningkatan penyerapan tenaga kerja 3) Program perlindungan dan pengembangan lembaga ketenagakerjaan 1.10. Kepemudaan dan Olahraga Program pembangunan dibidang kepemudaan dan olahraga adalah: 1) Program Pengembangan dan keserasian kebijakan pemuda 2) Program Peningkatan peran serta kepemudaan 3) Program Peningkatan upaya penumbuhan kewira-usahaan dan kecakapan hidup pemuda 4) Program Pencegahan penyalahgunaan narkoba 5) Program Pengembangan kebijakan dan manajemen olah raga 6) Program Pembinaan dan pemasyarakatan olah raga 7) Program Peningkatan sarana dan prasarana olah raga 1.11. Ketransmigrasian Program pembangunan dibidang ketransmigrasian adalah: 1) Program Pengembangan Wilayah Transmigrasi 2) Program Transmigrasi lokal 3) Program Transmigrasi regional VII - 9

2. Kelompok Pelayanan Umum 2.1. Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri Program pembangunan dibidang kesatuan bangsa dan politik dalam negeri adalah: 1) Program peningkatan keamanan dan kenyamanan lingkungan 2) Program pemeliharaan kantrantibmas dan pencegahan tindak kriminal 3) Program pengembangan wawasan kebangsaan 4) Program kemitraan pengembangan wawasan kebangsaan 5) Program pemberdayaan masyarakat untuk menjaga ketertiban dan keamanan 6) Program peningkatan pemberantasan penyakit masyarakat (pekat) 7) Program pendidikan politik masyarakat 8) Program pencegahan dini dan penanggulangan korban bencana alam 2.2. Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian, dan Persandian Program pembangunan dibidang Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian, dan Persandian adalah: 1) Program Penataan Peraturan Perundang-undangan 2) Program Peningkatan sistem pengawasan internal dan pelaksanaan kebijakan KDH 3) Program Peningkatan Kerjasama antar Pemerintah Daerah 4) Program Peningkatan Fungsi Pemerintahan Desa 5) Program Pembinaan dan Fasilitasi Pengelolaan Keuangan Desa 6) Program Peningkatan dan Pengembangan Pengelolaan Keuangan Daerah VII - 10

7) Program Pembinaan dan Fasilitasi Pengelolaan Keuangan Daerah 8) Program Peningkatan kapasitas sumberdaya aparatur 9) Program Pembinaan dan Pengembangan Aparatur 10) Program Pemberian Jaminan Keselamatan Kerja 11) Program Peningkatan Kesejahteraan Pegawai 12) Program Peningkatan Kualitas Pengelolaan Administrasi Kepegawaian 13) Program Penataan dan Penyempurnaan Kebijakan Sistem dan Prosedur Pengawasan 14) Program peningkatan penataan penguasaan, kepemilikan, penggunaan dan pemanfaatan tanah 15) Program Pengembangan Perekonomian Daerah 16) Program Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau 17) Program Optimalisasi Pemanfaatan Teknologi Informasi 18) Program Kehumasan 19) Program Peningkatan Manajemen Investasi Daerah 20) Program Pengembangan Kebijakan dan Manajemen Olah Raga 21) Program Penataan Kelembagaan dan Ketatalaksanaan 22) Program Pelayanan Administrasi Perkantoran 23) Program Peningkatan sarana dan Prasarana Aparatur 24) Program Peningkatan Disiplin Aparatur 25) Program Peningkatan Pelayanan dan Kinerja Aparatur Pemerintahan 26) Program Peningkatan Pelayanan Kedinasan Kepala Daerah/ Wakil Kepala Daerah 27) Program Pemeliharaan dan Pengamanan Aset 2.3. Perencanaan Pembangunan Program pembangunan dibidang perencanaan pembangunan adalah: 1) Program Pengembangan data/informasi 2) Program Kerjasama Pembangunan VII - 11

3) Program peningkatan kapasitas kelembagaan perencanaan pembangunan daerah 4) Program perencanaan pembangunan daerah 5) Program perencanaan pembangunan ekonomi 6) Program perencanaan sosial budaya 7) Program perencanaan prasarana wilayah dan sumber daya alam 2.4. Statistik Program pembangunan dibidang statistik adalah: 1) Program Pengembangan Data/Informasi/Statistik Daerah 2) Program sinkronisasi kebijakan pembiayaan, kelembagaan dan regulasi Statistik, 3) Program pengembangan Statistik Daerah 2.5. Kearsipan Program pembangunan dibidang kearsipan adalah: 1) Program perbaikan sistem administrasi kearsipan 2) Program peningkatan kualitas pelayanan informasi 3) Program penyelamatan dan pelestarian dokumen/arsip daerah 4) Program pemeliharaan rutin/berkala sarana dan prasarana kearsipan 2.6. Keperpustakaan Program pembangunan dibidang perpustakaan adalah: 1) Program pengembangan budaya baca 2) Program pembinaan dan peningkatan kapasitas perpustakaan 3) Program penyelamatan dan pelestarian koleksi perpustakaan VII - 12

3. Kelompok Daya Saing Daerah 3.1. Pekerjaan Umum Program pembangunan dibidang pekerjaan umum adalah: 1) Program Pembangunan Jalan dan Jembatan 2) Program rehabilitasi/ pemeliharaan Jalan dan Jembatan 3) Program inspeksi kondisi jalan dan jembatan 4) Program Pembangunan sistem informasi/data base jalan dan jembatan 5) Program peningkatan sarana dan prasarana kebinamargaan 6) Program pengembangan dan pengelolaan jaringan irigasi, rawa dan jaringan pengairan lainnya 7) Program penyediaan dan pengolahan air baku 8) Program pengendalian banjir 9) Program pengembangan wilayah strategis dan cepat tumbuh 10) Program pembangunan infrastruktur perdesaaan 3.2. Perumahan Program pembangunan dibidang perumahan adalah: 1) Program Pengembangan Perumahan 2) Program Lingkungan Sehat Perumahan 3) Program Pemberdayaan komunitas Perumahan 4) Program Perbaikan perumahan akibat bencana alam/sosial 3.3. Penataan Ruang Program pembangunan dibidang penataan ruang adalah: 1) Program Perencanaan Tata Ruang 2) Program Pemanfaatan Ruang 3) Program Pengendalian Pemanfaatan Ruang 3.4. Pertanahan Program pembangunan dibidang pertanahan adalah: 1) Program pembangunan sistem pendaftaran tanah VII - 13

2) Program penataan penguasaan, pemilikan, penggunaan dan pemanfaatan tanah 3) Program penyelesaian konflik-konflik pertanahan 4) Program pengembangan sistem informasi pertanahan 3.5. Perhubungan Program pembangunan dibidang perhubungan adalah: 1) Program Pembangunan Prasarana dan Fasilitas Perhubungan 2) Program Pembangunan Sarana Dan Prasarana Perhubungan 3) Program Pengendalian Dan Pengamanan Lalu Lintas 4) Program Peningkatan Pelayanan Angkutan 5) Program Keselamatan LLAJ 6) Program Peningkatan SDM Perhubungan 3.6. Komunikasi dan Informatika Program pembangunan dibidang komunikasi dan informatika adalah: 1) Program pengembangan komunikasi, informasi dan media massa 2) Program pengkajian dan penelitian bidang komunikasi dan informasi 3) Program fasilitasi peningkatan SDM bidang komunikasi dan Informasi 3.7. Pariwisata Program pembangunan dibidang pariwisata adalah: 1) Program Pengembangan Pemasaran Pariwisata 2) Program Pengembangan Destinasi Pariwisata 3) Program Pengembangan Kemitraan VII - 14

3.8. Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) Program pembangunan dibidang koperasi dan usaha kecil dan menengah adalah: 1) Program penciptaan iklim Usaha Kecil Menengah yang kondusif 2) Program Pengembangan Kewirausahaan dan Keung-gulan Kompetitif Usaha Mikro, Kecil dan Menengah 3) Program Pengembangan Sistem Pendukung Usaha Bagi Usaha Mikro Kecil Menengah 4) Program Peningkatan Kualitas Kelembagaan Koperasi 5) Program Peningkatan dan Pengembangan Sarana dan Prasarana Usaha Bagi Usaha Mikro, Kecil dan Menengah 6) Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya 3.9. Industri Program pembangunan dibidang industri adalah: 1) Program Pengembangan Industri Kecil dan Menengah 2) Program Peningkatan Kemampuan Teknologi Industri 3) Program Penataan Struktur Industri 4) Program Pengembangan sentra-sentra industri potensial 5) Program Peningkatan SDM, Pelatihan dan Bantuan Peralatan Industri 3.10. Perdagangan Program pembangunan dibidang perdagangan adalah: 1) Program Perlindungan Konsumen dan pengamanan perdagangan 2) Program Peningkatan dan Pengembangan Ekspor 3) Program Peningkatan Efisiensi Perdagangan Dalam Negeri 4) Program Pembinaan pedagang kaki lima dan asongan 5) Program Peningkatan dan Pengembangan Eksport VII - 15

3.11. Penanaman Modal Program pembangunan dibidang penanaman modal adalah: 1) Program Peningkatan Promosi dan Kerjasama Investasi 2) Program Peningkatan Iklim Investasi dan Realisasi Investasi 3) Program Penyiapan Potensi Sumber Daya, Sarana dan Prasarana Daerah 3.12. Pertanian Program pembangunan dibidang pertanian adalah: 1) Program Peningkatan Kesejahteraan petani 2) Program Peningkatan Ketahanan pangan (pertanian/perkebunan) 3) Program peningkatan pemasaran hasil produksi pertanian/perkebunan 4) Program peningkatan penerapan teknologi pertanian/perkebunan 5) Program peningkatan produksi pertanian/perkebunan 6) Program pemberdayaan penyuluh pertanian/perkebunan lapangan 7) Program pencegahan dan penanggulangan penyakit ternak 8) Program penlngkatan produksi hasil peternakan 9) Program peningkatan pemasaran hasil produksi peternakan 10) Program peningkatan penerapan teknologi pertanian/perkebunan 11) Program Pengembangan Pertanian Komersial 3.13. Ketahanan Pangan Program pembangunan dibidang ketahanan pangan adalah: 1) Program peningkatan ketahanan pangan (pertanian/ perkebunan) 3.14. Lingkungan Hidup Program pembangunan dibidang lingkungan hidup adalah : VII - 16

1) Program Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup 2) Program Peningkatan pengendalian polusi 3) Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan 4) Program Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya Alam 5) Program Rehabilitasi dan Pemulihan Cadangan Sumber Daya Alam 6) Program Pengelolaan dan rehabilitasi ekosistem pesisir dan laut 7) Program Peningkatan Kualitas dan Akses Informasi Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup 3.15. Kelautan dan Perikanan Program pembangunan dibidang kelautan dan perikanan adalah: 1) Program pemberdayaan ekonomi masyarakat pesisir 2) Program pemberdayaan masyarakat dalam penga-wasan dan pengendalian sumberdaya kelautan 3) Program pengembangan budidaya perikanan 4) Program pengembangan perikanan tangkap 5) Program optimalisasi pengelolaan dan pemasaran produksi perikanan 6) Program pengembangan kawasan budidaya laut, air payau dan air tawar 7) Program pemberdayaan penyuluh perikanan 3.16. Energi Sumber Daya Mineral Program pembangunan dibidang energi dan sumber daya mineral adalah: 1) Program pembinaan dan pengawasan bidang pertambangan VII - 17

2) Program pengawasan dan penertiban kegiatan rakyat yang berpotensi merusak lingkungan 3) Program pembinaan dan pengembangan bidang ketenagalistrikan 4) Program penelitian dan pengembangan energi dan sumber daya mineral 5) Program pengembangan pertambangan dan air tanah 3.17. Kehutanan Program pembangunan dibidang kehutanan adalah: 1) Program pemanfaatan potensi sumber daya hutan 2) Program rehabilitasi hutan dan lahan 3) Program perlindungan dan konservasi sumber daya hutan 4) Program pemanfaatan kawasan hutan Industri 5) Program pembinaan dan penertiban Industri hasil hutan 6) Program perencanaan dan pengembangan hutan VII - 18

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KABUPATEN KENDAL TAHUN 2010-2015 BAB VIII INDIKASI PROGRAM PRIORITAS YANG DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN

BAB VIII INDIKASI PROGRAM PRIORITAS YANG DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN A. Indikasi Program Prioritas Indikasi program prioritas dalam RPJMD Kabupaten Kendal tahun 2010 2015 adalah sebagai berikut: 1. Meningkatkan akses, mutu dan kesesuaian pendidikan. Untuk mewujudkan misi tersebut dirumuskan program prioritas : a. Program Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dengan kegiatan prioritas sebagai berikut: 1) Perbaikan sarana dan prasarana PAUD 2) Peningkatan standar kegiatan belajar mengajar b. Program wajib belajar pendidikan dasar 1) Peningkatan standar kegiatan belajar mengajar 2) Peningkatan sarana dan prasarana pendidikan 3) Beasiswa bagi keluarga miskin c. Program pendidikan menengah 1) Peningkatan standar kegiatan belajar mengajar 2) Peningkatan sarana dan prasarana pendidikan 3) Penataan ulang program keahlian SMK 4) Beasiswa bagi keluarga miskin d. Program pendidikan non formal 1) Penyediaan pelatihan ketrampilan (misalnya, otomotif, komputer, batik, dan lain-lain) secara gratis bagi lulusan sekolah lanjutan menengah yang tidak dapat melanjutkan ke pendidikan tinggi (PTN/PTS) 2) Peningkatan sarana dan prasarana pelatihan keterampilan tenaga kerja agar melahirkan tenaga kerja yang terampil, kompetitif dan siap pakai sesuai standar kualifikasi yang dibutuhkan pasar e. Program peningkatan mutu pendidik dan tenaga kependidikan VIII - 1

1) Peningkatan standar kualitas dan kuantitas pendidik, kesejahteraan pendidik (sertifikasi guru SD/MI) 2) Peningkatan standar kualitas dan kuantitas pendidik, kesejahteraan pendidik (sertifikasi guru SMP/MTs) 3) Peningkatan standar kualitas dan kuantitas pendidik, kesejahteraan pendidik (sertifikasi guru SMA/ SMK/ MA) f. Program pendidikan luar biasa 1) Pemenuhan sarana dan prasarana pendidikan khusus untuk anak berkebutuhan khusus 2. Meningkatkan akses dan mutu pelayanan kesehatan. Untuk mewujudkan misi tersebut dirumuskan program prioritas : a. Program Upaya Kesehatan Masyarakat dengan kegiatan prioritas 1) Pelayanan kesehatan pada penduduk miskin di puskesmas 2) Pembangunan sarana/prasarana rujukan dengan kegiatan pembangunan rumah sakit tanpa kelas b. Program Pengadaan, peningkatan dan perbaikan sarana dan prasarana puskesmas/ puskesmas pembantu dan jaringnya 1) Penambahan jumlah puskesmas rawat inap 2) Peningkatan sarana dan prasarana puskesmas c. Program peningkatan keselamatan ibu melahirkan dan anak 1) Peningkatan persalinan oleh tenaga kesehatan 2) Peningkatan pemberian imunisasi dasar d. Program perbaikan gizi masyarakat 1) Peningkatan peran posyandu dalam pemantauan gizi pada balita. e. Program promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat VIII - 2

1) Peningkatan peran UKBM dalam rangka mengurangi penyebaran penyakit menular 2) Peningkatan Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE) dalam penanggulangan penyakit f. Program pengembangan lingkungan sehat 1) Peningkatan kesehatan lingkungan, penyediaan air bersih dan jamban keluarga g. Program pencegahan dan penanggulangan penyakit 1) Penanggulangan kejadian endemis, dan pasca bencana alam 3. Meningkatkan perkembangan usaha ekonomi produktif masyarakat. Untuk mewujudkan misi tersebut dirumuskan program prioritas : a. Program peningkatan kualitas kelembagaan koperasi dengan kegiatan prioritas revitalisasi koperasi b. Program pengembangan sistem pendukung usaha bagi usaha mikro kecil menengah dengan kegiatan prioritas dan pengembangan lembaga keuangan mikro untuk mendukung Usaha Mikro, Kecil Dan Menengah (UMKM); c. Program Pengembangan Kewirausahaan dan Keunggulan Kompetitif Usaha Kecil Menengah dengan kegiatan prioritas revitalisasi UMKM d. Program penciptaan iklim Usaha Kecil Menengah yang kondusif e. Pengembangan dan peningkatan sarana pemasaran produk Usaha Mikro Kecil Menengah dengan kegiatan prioritas penyediaan sarana fisik dan pengetahuan manajemen perdagangan ekspor/ impor (tata niaga ekspor/impor); f. Program Pengembangan Industri Kecil dan Menengah dengan kegiatan prioritas Merintis dan menghidupkan kembali industri-industri khas di Kabupaten Kendal (seperti, industri batik Kaliwungunan) serta mengem- VIII - 3

bangkan usaha sejenis yang potensial (seperti bordir, souvenir, dan sebagainya); g. Program Peningkatan Ketahanan pangan dengan kegiatan prioritas perwujudan system kewaspadaan pangan dan gizi, lumbung pangan dan desa mandiri pangan; h. Program Pengembangan sentra-sentra industri potensial dengan kegiatan prioritas:menciptakan Kawasan atau Pusat Industri Kecil (PIK) di sentra-sentra usaha kecil yang tersebar di berbagai wilayah di Kabupaten Kendal i. Program Peningkatan Ketahanan pangan dengan kegiatan prioritas perwujudan system kewaspadaan pangan dan gizi, lumbung pangan dan desa mandiri pangan. 4. Meningkatkan keberdayaan masyarakat. Untuk mewujudkan misi tersebut dirumuskan program prioritas : a. Program Peningkatan Keberdayaan Masyarakat Perdesaan, melalui kegiatan PNPM Mandiri Perdesaan b. Program peningkatan kesempatan kerja dengan kegiatan prioritas penciptaan kesempatan berusaha atau pembukaan peluang kerja, menjamin kelancaran pelayanan pencari kerja, dan membangun kerjasama pemasaran tenaga kerja. c. Program peningkatan kualitas dan produktivitas tenaga kerja dengan kegiatan prioritas peningkatan ketrampilan bagi siswa putus sekolah dan calon TKI (pelatihan dan sertifikasi keahlian) d. Program pendidikan politik masyarakat dengan kegiatan prioritas pelatihan dan pendidikan politik pada masyarakat e. Program pengembangan perumahan dengan kegiatan prioritas peningkatan rumah layak huni VIII - 4

5. Meningkatkan daya saing investasi daerah. Untuk mewujudkan misi tersebut dirumuskan program prioritas : a. Program pengembangan destinasi pariwisata dengan kegiatan prioritas pengelolaan dan pengembangan obyek-obyek wisata di beberapa lokasi tanpa menggusur warga masyarakat yang lebih dahulu mengembangkan usaha. b. Program peningkatan promosi dan kerjasama investasi dengan kegiatan prioritas menarik investor, baik dari dalam maupun luar negeri, untuk menanamkan modal di Kabupaten Kendal dengan mempermudah dan memastikan perijinan yang dilakukan secara terpadu dalam satu pintu; c. Program penyiapan potensi sumberdaya, sarana dan prasarana daerah dengan kegiatan prioritas penyediaan fasilitasi, regulasi dan insentif investasi 6. Mengembangkan dan peningkatan kualitas infrastruktur. Untuk mewujudkan misi tersebut dirumuskan program prioritas : a. Program Pembangunan dan Rehabilitasi Jalan dan Jembatan dengan kegiatan prioritas 1) Pembangunan infrastruktur, berupa akses jalan dan lingkungan, yang dapat mendukung kelancaran operasionalisasi Terminal Bahurekso 2) Rehabilitasi dan pemeliharaan infrastruktur jalan dan jembatan antarwilayah kecamatan yang strategis dan antardesa b. Program Pembangunan Sarana dan Prasarana Perhubungan dengan kegiatan prioritas mengupa-yakan operasionalisasi terminal Terminal Bahurekso, termasuk menghidupkan beberapa rute jalan atau trayek angkutan; VIII - 5

c. Program Pengembangan Aplikasi Jaringan dengan kegiatan peningkatan layanan infrastruktur telekomunikasi d. Program Pembangunan Sarana dan Prasarana Perhubungan dengan kegiatan peningkatan layanan infrastruktur perhubungan darat dan laut. e. Program menyelesaikan pembangunan Pelabuhan di Kabupaten Kendal, termasuk penyelesaian sarana dan prasarana infrastruktur atau penunjangnya serta mengupayakan operasionalisasi pelabuhan tersebut. f. Program peningkatan sumber daya air g. Peningkatan sarana dan prasarana olah raga dengan kegiatan prioritas penyelesaian pembangunan Stadion Utama Kendal beserta pembangunan infrastruktur pendukung lain, serta meningkatkan atau menggairahkan kompetisi berbagai jenis olah raga. h. Program peningkatan layanan infrastruktur permukiman dan penyediaan fasilitas publik yang murah, aman, edukatif, dan mudah diakses serta peningkatan partisipasi swasta dan masyarakat dalam penyediaan infrastruktur publik; i. Program Peningkatan Sarana Umum dengan kegiatan prioritas Rehab Stadion Kendal, Rehab Rumah Dinas Bupati, Penataan Lingkungan Setda dan Penyempurnaan Halaman Terminal Kayu Terpadu (TKT) j. Program Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau dengan kegiatan prioritas penyempurnaan alon-alon Kendal. 7. Menciptakan kondisi lingkungan kehidupan masyarakat yang aman, tenteram, dan agamis. Untuk mewujudkan misi tersebut dirumuskan program prioritas : a. Program peningkatan keamanan dan kenyamanan lingkungan dengan kegiatan prioritas peningkatan kualitas keberagamaan masyarakat dengan meningkatkan fungsi elemen-elemen strategis di bidang agama, VIII - 6

seperti pondok pesantren dan pusat pendidikan agama lain, sehingga terbangun suasana yang kondusif yang mendorong masyarakat menjaga akhlak dan moral, dan memegang teguh norma-norma sosial kemasyarakatan. b. Program Peningkatan kualitas kehidupan keberagamaan melalui peningkatan atau pemerataan bantuan sarana dan prasarana peribadatan dan penunjang lain. c. Program pengembangan nilai budaya dengan kegiatan prioritas mendorong berkembangnya kesenian tradisional sebagai aset pariwisata, serta lestarinya seni dan budaya lokal sebagai ikon budaya Kabupaten Kendal 8. Meningkatkan kesetaraan dan keadilan gender serta penghargaan yang tinggi terhadap HAM. Untuk mewujudkan misi tersebut dirumuskan program prioritas : a. Program penguatan kelembagaan pengarusutamaan gender dan anak, dengan kegiatan prioritas fasilitasi terbentuknya Kabupaten Kendal Layak Anak b. Program penguatan kelembagaan perberdayaan perempuan dan perlindungan anak. 9. Menyelenggarakan pemerintahan yang amanah (good governance). Untuk mewujudkan misi tersebut dirumuskan program prioritas : a. Perencanaan pembangunan daerah dengan kegiatan prioritas peningkatan partisipasi masyarakat dalam aspek perencanaan daerah b. Program peningkatan profesionalisme aparatur dengan kegiatan prioritas peningkatan ketrampilan dan kapasitas aparatur dalam pelaksanaan pembangunan c. Peningkatan sistem pengawasan internal dan pengendalian pelaksanaan kebijakan daerah d. Program mengintensifkan penanganan pengaduan masyarakat dengan kegiatan prioritas peningkatan kualitas pelayanan komunikasi dan informasi bagi VIII - 7

masyarakat luas melalui implementasi Undang-Undang Keterbukaan Informasi Publik dan pembentukan Komisi Informasi Publik. 10. Merwujudkan lingkungan hidup yang lestari. Untuk mewujudkan misi tersebut dirumuskan program prioritas : a. Program DAK Bidang Lingkungan Hidup dengan kegiatan proiritas penghijauan dan pengelolaan persampahan berbasis masyarakat, pengelolaan limbah domestik dan industri b. Program pengelolaan Ruang Terbuka Hijau (RTH) dengan kegiatan prioritas penambahan ruang hijau terbuka dengan partisipasi masyarakat c. Program konservasi daerah pesisir dengan kegiatan prioritas adalah penanaman vegetasi ( tanaman bakau ) dan pembuatan breakwater d. Program Pengendalian pencemaran dan perusakan lingkungan dengan kegiatan prioritas: 1) Koordinasi penilaian kota sehat/adipura 2) Pengawasan pelaksanaan kebijakan bidang LH 3) Pengkajian dampak lingkungan e. Program Perlindungan dan konservasi sumberdaya alam dengan kegiatan prioritas : 1) Konservasi sumberdaya air dan pengendalian kerusakan sumber-sumber air 2) Peningkatan konservasi daerah tangkapan air dan sumber-sumber air f. Program Rehabilitasi dan pemulihan cadangan SDA dengan kegiatan prioritas : 1) Rehabilitasi dan konservasi lahan kawasan Dieng 2) Rehabilitasi hutan dan lahan 3) Peningkatan peranserta masyarakat dalam rehabilitasi dan pemulihan cadangan SDA VIII - 8

g. Program Pengelolaan dan rehabilitasi ekosistem pesisir dan laut dengan kegiatan prioritas : 1) Pengelolaan dan rehabilitasi ekosistem pesisir dan laut h. Program Peningkatan kualitas dan akses informasi SDA dan LH dengan kegiatan prioritas: 1) Peningkatan edukasi dan komunikasi masyarakat dibidang lingkungan 2) Pengembangan data dan informasi lingkungan 3) Penyusunan data SDA dan neraca Sumberdaya hutan i. Program pengembangan kinerja pengelolaan persampahan dengan kegiatan prioritas : 1) Penyediaan prasarana dan sarana pengelolaan persampahan 2) Peningkatan peran serta masyarakat dalam pengelolaan sampah B. Kerangka Kebutuhan Pendanaan Kebutuhan pendanaan dalam pembiayaan program prioritas pembangunan daerah Kabupaten Kendal tahun 2011 2015 diupayakan melalui berbagai sumber pendanaan pembangunan. Besarnya biaya Program Prioritas Pembangunan Daerah Kabupaten Kendal Tahun 2011 2015, diharapkan yang dapat ditingkatkan dari tahun ke tahun, antara lain dari bantuan Pemerintah Pusat, bantuan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah untuk mendanai pelaksanaan program-program prioritas pembangunan daerah, terutama yang bersasaran langsung kepada masyarakat dan menyelesaikan masalah yang mendesak. Meskipun proporsi PAD terhadap total APBD sebagaimana telah dikemukakan pada Bab III sudah disebutkan bahwa pada tahun 2009 proporsi besarnya PAD terhadap APBD sebesar 10,15%, termasuk kategori fiskal rendah. Namun agar penggunaan dana pembangunan daerah diatur secara efisien, melalui peningkatan koordinasi VIII - 9

dalam perencanaan anggaran, pengawasan internal dan pengawasan oleh DPRD. Pembiayaan program-program prioritas pembangu-nan memperoleh alokasi yang lebih besar pada program-program dan kegiatan yang langsung berdampak pada penyelesaian masalah pembangunan, pengurangan kemiskinan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat. Upaya peningkatan pembiayaan pembangunan daerah disamping bersumber dari APBD, APBN, Bantuan Provinsi, juga dapat ditempuh dengan fasilitasi peningkatan partisipasi dan keswadayaan masyarakat serta penanaman modal dari kalangan dunia usaha baik swasta maupun Badan Usaha Milik Negara/Badan Usaha Milik Daerah. Dalam upaya meningkatkan penanaman modal Kabupaten Kendal telah meningkatkan pelayanan perijinan dengan menerapkan sistem pelayanan terpadu satu pintu (One Stop Service/OSS), promosi investasi melalui kerjasama antar daerah meliputi Kabupaten Kendal, Kabupaten Demak, Kabupaten Semarang, Kota Semarang, Kota Salatiga dan Kabupaten Grobogan (Kedungsapur) serta kerjasama dengan dunia usaha. Pemerintah Kabupaten Kendal meningkatkan pelayanan dan promosi investasi, kebijakan pengurangan fiskal untuk mengantisipasi pelaksanaan China-Asean Free Trade Agreement (C-AFTA) tahun 2010 yang berdampak pada globalisasi pasar modal dan keuangan daerah. Berdasarkan analisis proyeksi APBD Kabupaten Kendal tahun 2010-2015, diketahui rata-rata pertumbuhan belanja daerah sebesar 8%. Perincian untuk pendanaan program prioritas adalah sebagai berikut : VIII - 10

SKPD Penang gungja wab Dinas Dikpora Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) No Bidang Urusan Pemerintahan dan Program Prioritas Pembangunan I Meningkatkan akses, mutu dan kesesuaian pendidikan 1 Urusan Pendidikan a Program Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD): 1) Perbaikan sarana dan prasarana PAUD 2) Peningkatan standar kegiatan belajar mengajar b Program wajib belajar pendidikan dasar 1) Peningkatan standar kegiatan belajar mengajar 2) Peningkatan sarana dan prasarana pendidikan 3) Beasiswa bagi keluarga miskin c Program pendidikan Indikator Kinerja Program (Outcome) % PAUD yang diperbaiki % TK/RA menerapkan manajemen berbasis sekolah sesuai dengan manual yang ditetapkan oleh menteri % sekolah dengan standar Proses Belajar Mengajar (PBM) % sekolah meningkat sarana dan prasarasna % Siswa keluarga miskin yang diberikan beasiswa APK Pendidikan INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS YANG DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN KABUPATEN KENDAL Kondi si Kinerj a Awal RPJM Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan (juta Rp) 2010 2011 2012 2013 2014 2015 Kondisi Kinerja pada akhir RPJMD Target Juta Rp Target Juta Rp Target Juta Rp Target Juta Rp Target Juta Rp Target Juta Rp Target Juta Rp 24 28,33 100 28,33 110 32,67 121 37 133,10 41,33 146,41 45,67 161,05 50 661,56 30 40 20 40 22 50 24,20 60 26,62 70 29,28 80 32,21 90 132,31 - - - - - 0 1 100 1 110 3 121 6 133,10 9 146,41 12 161,05 15 661,56 40 45 3.000 45 3.300 50 3.630 55 3.993 60 4.392,30 65 4.831,53 70 19.846,8 3 0 10 45 10 49,50 20 54,45 40 59,90 60 65,88 80 72,47 90 297,70 - - - - - - - VIII - 11

SKPD Penang gungja wab Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) No Bidang Urusan Pemerintahan dan Program Prioritas Pembangunan Indikator Kinerja Program (Outcome) menengah Menengah Kondi si Kinerj a Awal RPJM Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan (juta Rp) 2010 2011 2012 2013 2014 2015 Kondisi Kinerja pada akhir RPJMD Target Juta Rp Target Juta Rp Target Juta Rp Target Juta Rp Target Juta Rp Target Juta Rp Target Juta Rp 1) Peningkatan standar kegiatan belajar mengajar 2) Peningkatan sarana dan prasarana pendidikan 3) Penataan ulang program keahlian SMK 4) Beasiswa bagi keluarga miskin d Program pendidikan non formal 1) Penyediaan pelatihan ketrampilan (misalnya, otomotif, komputer, batik, dan lain-lain) secara gratis bagi lulusan sekolah lanjutan menengah yang tidak dapat melanjutkan ke pendidikan tinggi (PTN/PTS) % sekolah dengan standar PBM % sekolah meningkat sarana dan prasarasna (%) Lulusan SMK diterima di dunia kerja sesuai dengan keahliannya (%) Siswa dari keluarga miskin yang berprestasi yang diberikan beasiswa (%) lulusan SLTA/sederajat yang tidak mampu yang dibeikan pelatihan 0-1 345 1 379,50 3 417,45 6 459,20 9 505,11 12 555,63 15 2.282,39 0 1 525 1 577,50 2 635,25 4 698,78 6 768,65 8 845,52 10 3.473,20 30 33 100 33 110 35 121 40 133,10 43 146,41 45 161,05 50 661,56 0 20 16 20 17,60 40 19,36 60 21,30 80 23,43 90 25,77 100 105,85 - - - - - 0 10 125 10 137,50 20 151,25 30 166,38 40 183,01 50 201,31 60 826,95 VIII - 12

SKPD Penang gungja wab Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) No Bidang Urusan Pemerintahan dan Program Prioritas Pembangunan 2) Peningkatan sarana dan prasarana pelatihan keterampilan tenaga kerja agar melahirkan tenaga kerja yang terampil, kompetitif dan siap pakai sesuai standar kualifikasi yang dibutuhkan pasar e Program peningkatan mutu pendidik dan tenaga kependidikan 1) Peningkatan standar kualitas dan kuantitas pendidik, kesejahteraan pendidik (sertifikasi guru SD/MI) 2) Peningkatan standar kualitas dan kuantitas pendidik, kesejahteraan pendidik (sertifikasi guru SMP/MTs) 3) Peningkatan standar kualitas dan kuantitas pendidik, kesejahteraan pendidik (sertifikasi guru SMA/SMK/M) Indikator Kinerja Program (Outcome) (%) pusat kegiatan belajar masyarakat yang memiliki sarana dan prasarana minimal sesuai dengan standar teknis pembelajaran % guru SD/MI berpendidikan S1/DIV % guru SMP Bersertifikat % guru SMA/SMK/MA bersertifikat Kondi si Kinerj a Awal RPJM Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan (juta Rp) 2010 2011 2012 2013 2014 2015 Kondisi Kinerja pada akhir RPJMD Target Juta Rp Target Juta Rp Target Juta Rp Target Juta Rp Target Juta Rp Target Juta Rp Target Juta Rp 50 55 150 55 165 60 181,50 65 199,65 70 219,62 75 241,58 80 992,34 - - - - - - 20 33,33 200 33,33 220 46,67 242 60 266,20 73,33 292,82 86,67 322,10 100 1.323,12 37 47,5 200 47,5 220 58 242 68,5 266,20 79 292,82 89,5 322,10 100 47 55,83 300 55,83 330 64,67 363 73,5 399,30 82,33 439,23 91,17 483,15 100 1.323,12 1.984,68 VIII - 13

No Bidang Urusan Pemerintahan dan Program Prioritas Pembangunan f Program pendidikan luar biasa 1) Pemenuhan sarana dan prasarana pendidikan khusus untuk anak berkebutuhan khusus II Meningkatkan akses dan mutu pelayanan kesehatan 2 Urusan Kesehatan a Program Upaya Kesehatan Masyarakat: 1) Pelayanan kesehatan pada penduduk miskin di puskesmas 2) Pembangunan sarana/prasarana rujukan dengan kegiatan pembangunan rumah sakit tanpa kelas b Program Pengadaan, peningkatan dan perbaikan sarana dan prasarana puskesmas/ puskesmas Indikator Kinerja Program (Outcome) (%) SLB memiliki sarana dan prasarana minimal sesuai dengan standar teknis pembelajaran (%) Penduduk Miskin terlayani (%) peningkatan sarana dan prasarana rumah sakit Kondi si Kinerj a Awal RPJM Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan (juta Rp) 2010 2011 2012 2013 2014 2015 Kondisi Kinerja pada akhir RPJMD Target Juta Rp Target Juta Rp Target Juta Rp Target Juta Rp Target Juta Rp Target Juta Rp Target Juta Rp - - - - - - - - - - - - 40 41,67 250 41,67 275 43,33 302,50 45 332,75 46,67 366,03 48,33 402,63 50 1.653,90 - - - - - - - - - - - - SKPD Penang gungja wab - Kesehat an, BRSUD - - - - - Dinas - - - - - - 100 100 24,65 100 27,12 100 29,83 100 32,81 100 36,09 100 39,70 100 0 1 5.000 1 5.500 1 6.050 1 6.655 1 7.320,50 1 8.052,55 5 33.078,0 5 - - - - - 163,07 - VIII - 14

SKPD Penang gungja wab Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) No Bidang Urusan Pemerintahan dan Program Prioritas Pembangunan pembantu dan jaringnya Indikator Kinerja Program (Outcome) Kondi si Kinerj a Awal RPJM Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan (juta Rp) 2010 2011 2012 2013 2014 2015 Kondisi Kinerja pada akhir RPJMD Target Juta Rp Target Juta Rp Target Juta Rp Target Juta Rp Target Juta Rp Target Juta Rp Target Juta Rp 1) Penambahan jumlah puskesmas rawat inap 2) Peningkatan sarana dan prasarana puskesmas c Program peningkatan keselamatan ibu melahirkan dan anak 1) Peningkatan persalinan oleh tenaga kesehatan 2) Peningkatan pemberian imunisasi dasar d Program perbaikan gizi masyarakat 1) Peningkatan peran posyandu dalam pemantauan gizi pada balita. e Program promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat Jumlah puskesmas rawat inap Cakupan ketersediaan obat dan sarana prasarana Puskesmas ( % ) % Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan Cakupan pemberian imunisasi dasar (%) % Posyandu yang telah meningkatkan pemantauan gizi dan Balita 9 10 2.500 10 2.750 11 3.025 12 3.327,50 13 3.660,25 14 4.026,28 15 16.539,0 3 60 65 1.000 65 1.100 70 1.210 75 1.331 80 1.464,10 85 1.610,51 90 6.615,61 - - - - - - 93,46 93,72 50 93,72 55 93,97 60,50 94,23 66,55 94,49 73,21 94,74 80,53 95 330,78 75 78 1.000 78 1.100 80 1.210 82 1.331 85 1.464,10 87 1.610,51 90 6.615,61 - - - - - - 60 75 33,71 75 37,08 80 40,79 83 44,87 85 49,36 90 54,29 90 223,03 - - - - - - VIII - 15

SKPD Penang gungja wab Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) No Bidang Urusan Pemerintahan dan Program Prioritas Pembangunan 1) Peningkatan peran UKBM dalam rangka mengurangi penyebaran penyakit menular 2) Peningkatan komunikasi, informasi dan edukasi (KIE) dalam penanggulangan penyakit f Program pengembangan lingkungan sehat 1) Peningkatan kesehatan lingkungan, penyediaan air bersih dan jamban keluarga g Program pencegahan dan penanggulangan penyakit 1) Penanggulangan kejadian endemis, dan pasca bencana alam III Meningkatkan perkembangan usaha ekonomi produktif masyarakat Indikator Kinerja Program (Outcome) % UKBM yang dibina Cakupan wilayah KIE dalam penanggulanga n penyakit (%) % rumah yang memenuhi syarat kesehatan, dengan penyediaan air bersih dan jamban keluarga % Cakupan penanggulanga n penyakit endemis, dan pasca bencana alam Kondi si Kinerj a Awal RPJM Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan (juta Rp) 2010 2011 2012 2013 2014 2015 Kondisi Kinerja pada akhir RPJMD Target Juta Rp Target Juta Rp Target Juta Rp Target Juta Rp Target Juta Rp Target Juta Rp Target Juta Rp 80 85 100 85 110 90 121 93 133,10 95 146,41 97 161,05 100 661,56 60 70 50 70 55 75 60,50 80 66,55 85 73,21 90 80,53 95 330,78 - - - - - - 55 60 571 60 628,10 65 690,91 70 760 75 836 80 919,60 85 3.777,51 - - - - - - 60 70 1.082 70 1.190,20 75 1.309,22 80 1.440,14 85 1.584,16 90 1.742,57 95 7.158,09 - - - - - - - - - - - - VIII - 16

No Bidang Urusan Pemerintahan dan Program Prioritas Pembangunan 3 Urusan Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Indikator Kinerja Program (Outcome) Kondi si Kinerj a Awal RPJM Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan (juta Rp) 2010 2011 2012 2013 2014 2015 Kondisi Kinerja pada akhir RPJMD Target Juta Rp Target Juta Rp Target Juta Rp Target Juta Rp Target Juta Rp Target Juta Rp Target Juta Rp SKPD Penang gungja wab - - - - - - Dinas Koperas i dan UMKM a Program peningkatan kualitas kelembagaan koperasi dengan kegiatan prioritas revitalisasi koperasi b Program pengembangan sistem pendukung usaha bagi usaha mikro kecil menengah dengan kegiatan prioritas dan pengembangan lembaga keuangan mikro untuk mendukung Usaha Mikro, Kecil Dan Menengah (UMKM); c Program Pengembangan Kewirausahaan dan Keunggulan Kompetitif Usaha Kecil Menengah dengan kegiatan prioritas revitalisasi UMKM d Program penciptaan iklim Usaha Kecil Menengah yang kondusif (%) persentase Koperasi yang sehat Jumlah usaha mikro, kecil dan menengah yang dapat mengakses kredit/ pembiayaan bank atau lembaga keuangan lainnya (unit) Meningkatnya jumlah usaha mikro, kecil dan menengah yang menerima bantuan teknologi tepat guna (unit) (%) Pertumbuhan usaha kecil yang memiliki ijin usaha 55 56 267,43 56 294,17 59 323,59 61 355,95 63 391,54 65 430,70 67 1.769,21 25 50 154,40 50 169,84 90 186,82 130 205,51 170 226,06 210 248,66 250 1.021,45 125 135 85 135 93,50 140 102,85 145 113,14 150 124,45 155 136,89 160 562,33 60 62 60 62 66 65 72,60 67 79,86 69 87,85 71 96,63 75 396,94 VIII - 17

No Bidang Urusan Pemerintahan dan Program Prioritas Pembangunan e Pengembangan dan peningkatan sarana pemasaran produk Usaha Mikro Kecil Menengah dengan kegiatan prioritas penyediaan sarana fisik dan pengetahuan mananjemen perdagangan ekspor/impor f Program Pengembangan Industri Kecil dan Menengah dengan kegiatan prioritas Merintis dan menghidupkan kembali industriindustri khas di Kabupaten Kendal (seperti, industri batik Kaliwungunan) serta mengembangkan usaha sejenis yang potensial g Program Pengembangan sentra-sentra industri potensial dengan kegiatan prioritas:mencipta kan Kawasan atau Pusat Industri Kecil (PIK) di sentrasentra Indikator Kinerja Program (Outcome) Peningkatan jumlah sarana pemsasaran Peningkatan jumlah UMKM khas kendal jumlah sentrasentra Industri UMKM yang telah di bina Kondi si Kinerj a Awal RPJM 0 0 Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan (juta Rp) 2010 2011 2012 2013 2014 2015 Kondisi Kinerja pada akhir RPJMD Target Juta Rp Target Juta Rp Target Juta Rp Target Juta Rp Target Juta Rp Target Juta Rp Target Juta Rp - 1 6.205,22 2 6.825,74 3 7.508,32 4 8.259,15 5 9.085,06 6 31.678,2 7 0 5 20 6 22 15 24,20 20 26,62 25 29,28 30 32,21 35 132,31 Dinas Koperas i dan UMKM 2 3 80 3 88 4 96,80 5 106,48 6 117,13 7 128,84 7 529,25 SKPD Penang gungja wab Dinas Perindu strian Perdag angan Pertam bangan dan Energi VIII - 18

SKPD Penang gungja wab Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) No Bidang Urusan Pemerintahan dan Program Prioritas Pembangunan usaha kecil yang tersebar di berbagai wilayah di Kabupaten Kendal Indikator Kinerja Program (Outcome) Kondi si Kinerj a Awal RPJM Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan (juta Rp) 2010 2011 2012 2013 2014 2015 Kondisi Kinerja pada akhir RPJMD Target Juta Rp Target Juta Rp Target Juta Rp Target Juta Rp Target Juta Rp Target Juta Rp Target Juta Rp 4 Urusan Ketahanan Pangan a Program Peningkatan Ketahanan pangan dengan kegiatan prioritas perwujudan system kewaspadaan pangan dan gizi, lumbung pangan dan desa mandiri pangan; IV Meningkatkan keberdayaan masyarakat Urusan Pemberdayaan Jumlah lumbung pangan desa yang terbangun (unit) Ketahan an Pangan; Dinas Pertania n 8 - - - - - - - - - - - - Kantor 8 unit 8 unit 1.600 8 unit 1.760 8 unit 1.936 8 unit 2.129,60 8 unit 2.342,56 8 unit 2.576,82 40 12.344,9 (0,03 % dari jumlah desa yang ada lumbu ng panga n) (0,04%) (0,04%) - (0,05%) - (0,06%) - (0,07%) - (0,08%) - (0,09%) - - - - - - - - - - - - - - VIII - 19

No Bidang Urusan Pemerintahan dan Program Prioritas Pembangunan Masyarakat dan Desa Program Peningkatan Keberdayaan Masyarakat Perdesaan, melalui kegiatan PNPM Mandiri Perdesaan 5 Urusan Ketenagakerjaan a Program peningkatan kesempatan kerja dengan kegiatan prioritas penciptaan kesempatan berusaha atau pembukaan peluang kerja, menjamin kelancaran pelayanan pencari kerja, dan membangun kerjasama pemasaran tenaga kerja. b Program peningkatan kualitas dan produktivitas tenaga kerja dengan kegiatan prioritas peningkatan ketrampilan bagi siswa putus sekolah dan calon TKI (pelatihan Indikator Kinerja Program (Outcome) Jumlah kecamatan yang menerima dana bantuan Pemberian kerja Darurat (lokasi) Jumlah peserta pendidikan dan pelatihan bagi pencari kerja (canaker) Kondi si Kinerj a Awal RPJM Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan (juta Rp) 2010 2011 2012 2013 2014 2015 Kondisi Kinerja pada akhir RPJMD Target Juta Rp Target Juta Rp Target Juta Rp Target Juta Rp Target Juta Rp Target Juta Rp Target Juta Rp 16 Kec 16 Kec 20.000 16 Kec 23.939 16 Kec 25.000 16 Kec 27.500 16 Kec 30.000 16 Kec 32.250 16 Kec 158.689 Badan Permas des Sosnak ertrans - - - - - - Dinas 15 23 12 23 13,70 23 14,40 23 15,60 23 16,80 23 18,48 75 90,98 280 400 500.000 400 540 400 594 440 648 440 702 756 810 2.436 503.294 SKPD Penang gungja wab VIII - 20

- - - - - - SKPD Penang gungja wab Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) No Bidang Urusan Pemerintahan dan Program Prioritas Pembangunan dan sertifikasi keahlian) Indikator Kinerja Program (Outcome) Kondi si Kinerj a Awal RPJM Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan (juta Rp) 2010 2011 2012 2013 2014 2015 Kondisi Kinerja pada akhir RPJMD Target Juta Rp Target Juta Rp Target Juta Rp Target Juta Rp Target Juta Rp Target Juta Rp Target Juta Rp 6 Urusan Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri a Program pendidikan politik masyarakat dengan kegiatan prioritas pelatihan dan pendidikan politik pada masyarakat 7 Urusan Perumahan a Program pengembangan perumahan dengan kegiatan prioritas peningkatan rumah layak huni b Program Peningkatan Partisipasi Masyarakat dalam Membangun Desa V Meningkatkan daya saing Peningkatan dan kegiatan pendidikan politik masyarakat (orang) % Jumlah rumah layak huni Jumlah masyarakat yang menerima stimulan pembangunan rumah Kesban gpolinm as dan Satpol PP - - - - - - Badan 150 130 332 130 365,20 40 401,72 50 441,89 150 486,08 180 534,69 550 2.561,58 - Ciptaru, Badan Permas des - - - - - - - - - - - Dinas 75 77,5 250 77,5 275 80 302,50 82,5 332,75 85 366,03 87,5 402,63 87,5 1.928,90 394 60 200 67 268 80 324 96 385 115 462 138 554 912 2.193 Baperm asdes - - - - - - - - - - - - VIII - 21

SKPD Penang gungja wab Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) No Bidang Urusan Pemerintahan dan Program Prioritas Pembangunan investasi daerah Indikator Kinerja Program (Outcome) Kondi si Kinerj a Awal RPJM Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan (juta Rp) 2010 2011 2012 2013 2014 2015 Kondisi Kinerja pada akhir RPJMD Target Juta Rp Target Juta Rp Target Juta Rp Target Juta Rp Target Juta Rp Target Juta Rp Target Juta Rp 8 Urusan Pariwisata a Program pengembangan destinasi pariwisata dengan kegiatan prioritas pengelolaan dan pengembangan obyek-obyek wisata di beberapa lokasi tanpa menggusur warga masyarakat yang lebih dahulu mengembangkan usaha. 9 Urusan Penanaman Modal a Program peningkatan promosi dan kerjasama investasi baik dari dalam maupun luar negeri, untuk menanamkan modal di Kabupaten Kendal Jumlah daerah tujuan wisata potensial yang telah dikelola dan memberikan pendapatan daerah % pertumbuhan investasi Persentase ketersediaan layanan investasi online sesuai perkembangan Kebuda yaan dan Pariwis ata - - - - - - Dinas 1 1 540 1 594 1 653,40 1 718,74 1 790,61 1 869,68 5 4.166,43 - - - - - - - - - - - - BPMPT 5% 2% 258 4% 286 4% 312,18 4% 343,40 4% 377,74 4% 415,51 20 1.992,83 BPMPT 25 25 82 35 51,60 45 99,22 55 109,14 65 120,06 75 132,06 75 594,08 BPMPT VIII - 22

SKPD Penang gungja wab Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) No Bidang Urusan Pemerintahan dan Program Prioritas Pembangunan Indikator Kinerja Program (Outcome) teknologi (%) Kondi si Kinerj a Awal RPJM Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan (juta Rp) 2010 2011 2012 2013 2014 2015 Kondisi Kinerja pada akhir RPJMD Target Juta Rp Target Juta Rp Target Juta Rp Target Juta Rp Target Juta Rp Target Juta Rp Target Juta Rp b Program penyiapan potensi sumberdaya, sarana dan prasarana daerah dengan kegiatan prioritas penyediaan fasilitasi, regulasi dan insentif investasi VI Mengembangkan dan peningkatan kualitas infrastruktur 10 Urusan Pekerjaan Umum Jumlah jangkauan pemantauan, pengendalian dan pengawasan terhadap kegiatan investasi. Jumlah kegiatan kajian potensi, peluang dan layanan investasi yang dilaksanakan. (keg) Jumlah dokumen perkembangan investasi Kabupaten Kendal yang disusun. (unit) 85 85 50 85 25 105 60,50 125 66,55 145 73,21 165 80,53 185 355,78 BPMPT - - - - - - 3 3 43,83 4 43,83 5 76,23 6 83,85 7 92,24 8 101,46 8 441,43 BPMPT 0 0-1 17,40 2 60,50 3 66,55 4 73,21 5 80,53 5 298,18 BPMPT - - - - - - - - - - - - - - - - - - Dinas Ciptaru; Dinas Bina Marga dan VIII - 23

SKPD Penang gungja wab Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) No Bidang Urusan Pemerintahan dan Program Prioritas Pembangunan Indikator Kinerja Program (Outcome) Kondi si Kinerj a Awal RPJM Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan (juta Rp) 2010 2011 2012 2013 2014 2015 Kondisi Kinerja pada akhir RPJMD Target Juta Rp Target Juta Rp Target Juta Rp Target Juta Rp Target Juta Rp Target Juta Rp Target Juta Rp a Program Pembangunan dan Rehabilitasi Jalan dan Jembatan dengan kegiatan prioritas 1) Pembangunan infrastruktur, berupa akses jalan dan lingkungan, yang dapat mendukung kelancaran operasionalisasi Terminal Bahurekso 2) Rehabilitasi dan pemeliharaan infrastruktur jalan dan jembatan antarwilayah kecamatan yang strategis dan antardesa b Program Pembangunan Sarana dan Prasarana Perhubungan dengan kegiatan prioritas mengupayakan operasionalisasi terminal Terminal Bahurekso, termasuk menghidupkan beberapa rute jalan atau trayek angkutan; Peningkatan jumlah ruas jalan berkondisi baik (%) Pemelihataan infrastruktur jalan dan jembatan (%) Meningkatnya pemanfaatan Terminal Bahurekso dengan menambah rute dan trayek angkutan ( % ) - - - - - - 41,1 % 47,8 % 11.000 47,8 % 12.100 57,80 % 13.310 67,8 % 14.641 77,8 % 16.105,10 87,8 % 17.715,61 87,8 84.871,7 1 15 % 10 % 8.000 10 % 8.800 15 % 9.680 20 % 10.648 25 % 11.712,80 30 % 12.884,08 30 61.724,8 8 0% 25% 750 25% 825 50% 907,50 75% 998,25 100 % 1.098,08 100 % 1.207,88 100 5.786,71 11 Urusan - - - - - - Dinas Pengair an VIII - 24

SKPD Penang gungja wab Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) No Bidang Urusan Pemerintahan dan Program Prioritas Pembangunan Komunikasi dan Informatika Indikator Kinerja Program (Outcome) Kondi si Kinerj a Awal RPJM Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan (juta Rp) 2010 2011 2012 2013 2014 2015 Kondisi Kinerja pada akhir RPJMD Target Juta Rp Target Juta Rp Target Juta Rp Target Juta Rp Target Juta Rp Target Juta Rp Target Juta Rp a Program Pengembangan Aplikasi Jaringan dengan kegiatan peningkatan layanan infrastruktur telekomunikasi 12 Urusan Perhubungan a Program Pembangunan Sarana dan Prasarana Perhubungan dengan kegiatan peningkatan layanan infrastruktur perhubungan darat dan laut. Peningkatan layanan infrastruktur telekomunikasi ( % ) Diklat/Bintek SDM di Bidang Komunikasi dan Informatika % ketersediaan rambu lalu lintas dan navigasi di laut 20 % 30 % 1.000 30 % 1.100 40 % 1.210 50 % 1.331 60 % 1.464,10 70 % 1.610,51 80 7.715,61 20 % 30 % 75 30 % 82,50 40 % 90,75 50 % 99,83 60 % 109,81 70 % 120,79 80 578,67 Perhub ungan, Komuni kasi dan Informat ika - - - - - - Dinas 70 % 75 % 150 75 % 165 80 % 181,50 85 % 199,65 90 % 219,62 95 % 241,58 95 1.157,34 Perhub ungan, Komuni kasi dan Informat ika; Setda Bagian Pengelo laan Data VIII - 25

No Bidang Urusan Pemerintahan dan Program Prioritas Pembangunan b Program menyelesaikan pembangunan Pelabuhan di Kabupaten Kendal, termasuk penyelesaian sarana dan prasarana infrastruktur atau penunjangnya serta mengupayakan operasionalisasi pelabuhan tersebut. 13 Urusan Pekerjaan Umum a Program peningkatan pengelolaan sumber daya air (irigasi) Indikator Kinerja Program (Outcome) Terselesaikann ya pembngunan Pelabuhan Kendal (%) Revitalisasi jaringan irigasi (%) % Peningkatan peran serta petani/masyara kat dalam pengelolaan sumber daya air Kondi si Kinerj a Awal RPJM Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan (juta Rp) 2010 2011 2012 2013 2014 2015 Kondisi Kinerja pada akhir RPJMD Target Juta Rp Target Juta Rp Target Juta Rp Target Juta Rp Target Juta Rp Target Juta Rp Target Juta Rp 30 % 45 % 10.000 45 % 11.000 60 % 12.100 75 % 13.310 90 % 14.641 100 % 16.105,10 100 77.156,1 0 - - - - - - Ciptaru; Dinas Bina Marga dan Pengair an 5 - - - - - - Dinas 45 % 50 % 5.000 50 % 5.500 55 % 6.050 60 % 6.655 65 % 7.320,50 70 % 8.052,55 70 38.578,0 0 % 0 % 127 0 % 139,70 50 % 153,67 100 % 169,04 100 % 185,94 100 % 204,53 100 979,88 SKPD Penang gungja wab VIII - 26

SKPD Penang gungja wab Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) No Bidang Urusan Pemerintahan dan Program Prioritas Pembangunan b Peningkatan sarana dan prasarana olah raga dengan kegiatan prioritas penyelesaian pembangunan Stadion Utama Kendal beserta pembangunan infrastruktur pendukung lain, serta meningkatkan atau menggairahkan kompetisi berbagai jenis olah raga c Program peningkatan layanan infrastruktur permukiman dan penyediaan fasilitas publik yang murah, aman, edukatif, dan mudah diakses serta peningkatan partisipasi swasta dan masyarakat dalam penyediaan infrastruktur publik; d Program Peningkatan Sarana Umum Rehab Stadion Kendal Indikator Kinerja Program (Outcome) % prasarana olahraga terbangun % infrastruktur permukiman dan lingkungan sehat dalam kondisi baik Kondi si Kinerj a Awal RPJM Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan (juta Rp) 2010 2011 2012 2013 2014 2015 Kondisi Kinerja pada akhir RPJMD Target Juta Rp Target Juta Rp Target Juta Rp Target Juta Rp Target Juta Rp Target Juta Rp Target Juta Rp 50 % 75 % 10.000 75 % 11.000 100 % 12.100 100 % 13.310 100 % 14.641 100 % 16.105,10 100 77.156,1 0 23 % 28 % 100 28 % 110 33 % 121 38 % 133,10 43 % 146,41 48 % 161,05 48 771,56 - - - - - - - - - - - - 50 % 60 % 350 60 % 385 70 % 423,50 80 % 465,85 90 % 512,44 100 % 563,68 2.700,46 VIII - 27

SKPD Penang gungja wab Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) No Bidang Urusan Pemerintahan dan Program Prioritas Pembangunan Penataan Lingkungan Setda Penyempurnaan Halaman Terminal Kayu Terpadu (TKT) Indikator Kinerja Program (Outcome) Kondi si Kinerj a Awal RPJM Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan (juta Rp) 2010 2011 2012 2013 2014 2015 Kondisi Kinerja pada akhir RPJMD Target Juta Rp Target Juta Rp Target Juta Rp Target Juta Rp Target Juta Rp Target Juta Rp Target Juta Rp 70 % 75 % 200 75 % 220 80 % 242 85 % 266,20 90 % 292,82 100 % 322,10 1.543,12 0 % 50 % 1.000 50 % 1.100 60 % 1.210 75 % 1.331 85 % 1.464,10 100 % 1.610,51 7.715,61 - - - - - - VI I e Program Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau Penyempurnaan Alon-alon Kendal Menciptakan kondisi lingkungan kehidupan masyarakat yang aman, tenteram, dan agamis 14 Urusan Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri - - - - - - 70 % 75 % 500 75 % 550 80 % 605 85 % 665,50 90 % 732,05 100 % 805,26 3.857,81 - - - - - - - - - - - - - - - - - - Badan Kesban gpolinm as dan Satpol PP a Program peningkatan keamanan dan kenyamanan lingkungan dengan kegiatan prioritas peningkatan kualitas keberagamaan masyarakat dengan meningkatkan fungsi elemen- Peningkatan keamanan dan kenyamanan lingkungan (%) 69 % 76 % 332 76 % 365,20 78 % 401,72 81 % 441,89 83 % 486,08 85 % 534,69 87 2.561,58 VIII - 28

SKPD Penang gungja wab Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) No Bidang Urusan Pemerintahan dan Program Prioritas Pembangunan elemen strategis di bidang agama, seperti pondok pesantren dan pusat pendidikan agama lain. Indikator Kinerja Program (Outcome) Kondi si Kinerj a Awal RPJM Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan (juta Rp) 2010 2011 2012 2013 2014 2015 Kondisi Kinerja pada akhir RPJMD Target Juta Rp Target Juta Rp Target Juta Rp Target Juta Rp Target Juta Rp Target Juta Rp Target Juta Rp b Program Peningkatan kualitas kehidupan keberagamaan melalui peningkatan atau pemerataan bantuan sarana dan prasarana peribadatan dan penunjang lain. Pemeliharaan keamanan, ketertiban masyarakat (kamtrantibmas ) dan pencegahan tidak kriminal (%) Pelatihan dan sarasehan tentang wawasan kebangsaan bagi tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh perempuan dan tokoh pemuda (orang) Jumlah sarana peribadatan yang telah dibantu (unit) 80 % 83 % 100 83 % 110 85 % 121 88 % 133,10 90 % 146,41 93 % 161,05 35 771,56 180 org 25 unit 165 org 150 165 org 165 215 org 181,50 315 org 199,65 365 org 219,62 415 org 241,58 450 1.157,34 25 unit 2.150 25 unit 2.365 25 unit 2.601,50 25 unit 2.861,65 25 unit 3.147,82 25 unit 3.462,60 125 16.588,5 6 VIII - 29

No Bidang Urusan Pemerintahan dan Program Prioritas Pembangunan 15 Urusan Kebudayaan Indikator Kinerja Program (Outcome) Kondi si Kinerj a Awal RPJM Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan (juta Rp) 2010 2011 2012 2013 2014 2015 Kondisi Kinerja pada akhir RPJMD Target Juta Rp Target Juta Rp Target Juta Rp Target Juta Rp Target Juta Rp Target Juta Rp Target Juta Rp SKPD Penang gungja wab - - - - - - Dinas Kebuda yaan dan Pariwis a Program pengembangan nilai budaya dengan kegiatan prioritas mendorong berkembangnya kesenian tradisional sebagai aset pariwisata, serta lestarinya seni dan budaya lokal sebagai ikon budaya Kabupaten Kendal Tingkat perkembangan upaya pelestarian budaya dan kesenian daerah ( % ) 20 % 25 % 220 25 % 242 30 % 266,20 35 % 292,82 40 % 322,10 45 % 354,31 45 1.697,43 - - - - - - ata VI II Meningkatkan kesetaraan dan keadilan gender serta penghargaan yang tinggi terhadap HAM 16 Urusan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak a Program penguatan kelembagaan pengarusutamaan gender dan anak, dengan kegiatan prioritas fasilitasi Program aksi Kabupaten Layak anak dengan mengacu Rencana Aksi Daerah KLA - - - - - - - - - - - - Badan PP dan KB 0 5 250 5 18.500 20 20.350 40 22.385 60 24.623,50 80 27.085,85 80 113.194, 35 VIII - 30

No Bidang Urusan Pemerintahan dan Program Prioritas Pembangunan terbentuknya Kabupaten Kendal Layak Anak dan penguatan kelembagaan perberdayaan perempuan dan perlindungan anak. IX Menyelenggarak an pemerintahan yang amanah (good governance) 17 Urusan Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian, dan Persandian a Perencanaan pembangunan daerah dengan kegiatan prioritas peningkatan partisipasi masyarakat dalam aspek perencanaan daerah; b Program peningkatan profesionalisme aparatur dengan kegiatan prioritas peningkatan ketrampilan dan kapasitas aparatur Indikator Kinerja Program (Outcome) (%) % desa yang telah menyusun dokumen perencanaan Meningkatnya kapasitas dan profesionalitas aparatur pemerintah daerah melalui peningkatan pendidikan Kondi si Kinerj a Awal RPJM Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan (juta Rp) 2010 2011 2012 2013 2014 2015 Kondisi Kinerja pada akhir RPJMD Target Juta Rp Target Juta Rp Target Juta Rp Target Juta Rp Target Juta Rp Target Juta Rp Target Juta Rp - - - - - - SKPD Penang gungja wab - - - - - - Setda; Bapped a, BKD, Setwan 0 60 150 70 50 80 50 90 50 100 50 100 50 100 400 Bapped a 100 100 3.311,58 100 3.642,74 100 4.007,01 100 4.407,71 100 4.848,48 100 5.333,33 100 25.550,8 6 VIII - 31

SKPD Penang gungja wab Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) No Bidang Urusan Pemerintahan dan Program Prioritas Pembangunan dalam pelaksanaan pembangunan Indikator Kinerja Program (Outcome) aparat, diklat dan bintek (%) Kondi si Kinerj a Awal RPJM Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan (juta Rp) 2010 2011 2012 2013 2014 2015 Kondisi Kinerja pada akhir RPJMD Target Juta Rp Target Juta Rp Target Juta Rp Target Juta Rp Target Juta Rp Target Juta Rp Target Juta Rp c Peningkatan sistem pengawasan internal dan pengendalian pelaksanaan kebijakan daerah d Program mengintensifkan penanganan pengaduan masyarakat dengan kegiatan prioritas peningkatan kualitas pelayanan komunikasi dan informasi bagi masyarakat luas melalui implementasi Undang-Undang Keterbukaan Informasi Publik dan pembentukan Komisi Informasi X Merwujudkan lingkungan hidup yang lestari % meningkatnya pelaksanaan pengawasan dan pengendalian internal kebijakan daerah % pengaduan di respon 100 100 687,07 100 755,78 100 831,35 100 914,49 100 1.005,94 100 1.106,53 100 5.301,16 100 100 250 100 275 100 302,50 100 332,75 100 366,03 100 402,63 100 1.928,90 - - - - - - - - - - - - VIII - 32

No Bidang Urusan Pemerintahan dan Program Prioritas Pembangunan 17 Urusan Lingkungan Hidup Indikator Kinerja Program (Outcome) Kondi si Kinerj a Awal RPJM Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan (juta Rp) 2010 2011 2012 2013 2014 2015 Kondisi Kinerja pada akhir RPJMD Target Juta Rp Target Juta Rp Target Juta Rp Target Juta Rp Target Juta Rp Target Juta Rp Target Juta Rp SKPD Penang gungja wab - - - - - - Kantor Lingkun gan Hidup; Dinas Ciptaru; Dinas Peterna kan, Kelauta n dan Perikan an a Program DAK Bidang Lingkungan Hidup dengan kegiatan proiritas penghijauan dan pengelolaan persampahan berbasis masyarakat, pengelolaan limbah domestik dan industri b Program pengelolaan Ruang Terbuka Hijau (RTH) dengan kegiatan prioritas penambahan ruang hijau terbuka dengan partisipasi masyarakat c Program konservasi daerah pesisir dengan kegiatan prioritas adalah penanaman Tersedianya tempat sampah (unit), pengolah sampah (unit), dan jumlah pohon penghijauan (batang) (%) meningkatnya RTH yang telah ditanami Luas (ha) tanaman vegetasi (mangorve, kelapa dll)(btg) di wilayah 0 unit 2 unit 10.400 btg 0 unit 2 unit 10.400 btg 600 80 unit 2 unit 22.000 btg 690 130 unit 2 unit 6500 btg 759 150 unit 3 unit 6500 btg 834,90 150 unit 2 unit 23.000 btg 918,39 150 unit 2 unit 25.000 btg 1.010,23 4.812,52 LH 47 % 47 % 100 50 % 110 55 % 121 57 % 133,10 60 % 146,41 65 % 161,05 771,56 LH 0 ha 0 btg 42 m 0 ha 0 btg 42 m 902,94 0 ha 0 btg 112 m 993,23 50 ha 50.000 btg 370 m 1.092,56 50 ha 50.000 btg 400 m 1.201,81 50 ha 0 btg 100 m 1.321,99 50 ha 0 btg 100 m 1.454,19 6.966,73 LH VIII - 33

No Bidang Urusan Pemerintahan dan Program Prioritas Pembangunan vegetasi dan pembuatan breakwater di kawasan pesisir. d Program Pengendalian pencemaran dan perusakan lingkungan dengan kegiatan prioritas : 1) Koordinasi penilaian kota sehat/adipura 2) Pengawasan pelaksanaan kebijakan bidang LH 3) Pengkajian dampak lingkungan e Program Perlindungan dan konservasi sumberdaya alam dengan kegiatan prioritas : Indikator Kinerja Program (Outcome) pesisir dan jumlah bangunan breakwater. (mtr) Kegiatan monitoring pencemaran lingkungan (%) Jumlah industri yang telah dilakukan monitoring terhadap dampak lingkungan yang dilaksanakan (unit). Jumlah kegiatan kajian dampak lingkungan yang dilaksanakan. Kondi si Kinerj a Awal RPJM Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan (juta Rp) 2010 2011 2012 2013 2014 2015 Kondisi Kinerja pada akhir RPJMD Target Juta Rp Target Juta Rp Target Juta Rp Target Juta Rp Target Juta Rp Target Juta Rp Target Juta Rp - - - - - - LH 40 % 40 % 22 60 % 24 80 % 26,40 100 % 29,04 100 % 31,94 100 % 35,14 168,52 LH 16 unit 16 unit 50 24 unit 64 31 unit 70,40 38 unit 77,44 38 unit 85,18 38 unit 93,70 440,73 LH 0 0-0 - 1 75 1 82,50 1 90,75 1 99,83 1 348,08 LH - - - - - - SKPD Penang gungja wab VIII - 34

No Bidang Urusan Pemerintahan dan Program Prioritas Pembangunan 1) Konservasi sumberdaya air dan pengendalian kerusakan sumber-sumber air 2) Peningkatan konservasi daerah tangkapan air dan sumber-sumber air f Program Rehabilitasi dan pemulihan cadangan SDA dengan kegiatan prioritas : 1) Rehabilitasi dan konservasi lahan kawasan daerah dieng 2) Rehabilitasi hutan dan lahan 3) Peningkatan peran serta masyarakat dalam rehabilitasi dan pemulihan cadangan SDA g Program Pengelolaan dan rehabilitasi ekosistem pesisir dan laut dengan kegiatan prioritas : Indikator Kinerja Program (Outcome) Berkurangnya kerusakan daerah resapan air (cathment area) dengan studi pembangunan embung Luas lahan kritis yang dapat dihijaukan kembali (Ha) meningkatnya lahan yang telah berhasil dikonserfasi (ha) (%) berkurangnya lahan kritis (%) partisipasi masyarakat dalam pemulihan lahan Kondi si Kinerj a Awal RPJM Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan (juta Rp) 2010 2011 2012 2013 2014 2015 Kondisi Kinerja pada akhir RPJMD Target Juta Rp Target Juta Rp Target Juta Rp Target Juta Rp Target Juta Rp Target Juta Rp Target Juta Rp 0 unit 0 unit - 0 unit - 1 unit 242 1 unit 266,20 1 unit 292,82 1 unit 322,10 1.123,12 LH ha 0 ha - 0 ha - 60 ha 100 60 ha 110 60 ha 121 60 ha 133,10 464,10 LH - - - - - - 55 ha 55 ha 300 60 ha 390 60 ha 429 60 ha 471,90 60 ha 519,09 60 ha 571 2.680,99 LH 5 % 5 % 250 5 % 275 5 % 302,50 5 % 332,75 5 % 366,03 5 % 402,63 1.928,90 LH 0 % 0 % - 80 % 200 80 % 200 80 % 220 80 % 242 80 % 266,20 928,20 LH - - - - - - SKPD Penang gungja wab VIII - 35

No Bidang Urusan Pemerintahan dan Program Prioritas Pembangunan 1) Pengelolaan dan rehabilitasi ekosistem pesisir dan laut h Program Peningkatan kualitas dan akses informasi SDA dan LH dengan kegiatan prioritas: 1) Peningkatan edukasi, ilnformasi dan komunikasi (KIE) masyarakat dibidang lingkungan hidup 2) Pengembangan data dan informasi lingkungan 3) Penyusunan data SDA dan neraca Sumberdaya hutan i Program pengembangan kinerja pengelolaan persampahan dengan kegiatan prioritas : 1) Penyediaan prasarana dan sarana Indikator Kinerja Program (Outcome) Penanaman mangrove, dan vegetasi lain untuk mengatasi abrasi pantai (ha) Banyaknya bahan KIE lingkungan yang di sebarluaskan kepada masyarakat (jenis) Meningkatnya penyediaan data dan informasi lingkungan (unit) Tersusunnya Data SDA dan Neraca Sumberdaya Hutan (unit) (%) rumah tangga yang memiliki tempat Kondi si Kinerj a Awal RPJM Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan (juta Rp) 2010 2011 2012 2013 2014 2015 Kondisi Kinerja pada akhir RPJMD Target Juta Rp Target Juta Rp Target Juta Rp Target Juta Rp Target Juta Rp Target Juta Rp Target Juta Rp 1 ha 1 ha 200 12 ha 220 22 ha 242 22 ha 266,20 17 ha 292,82 17 ha 322,10 1.543,12 LH 5 jenis - - - - - - 5 jenis 50 5 jenis 36 1 jenis 39,60 jenis 1 43,56 1 jenis 47,92 1 jenis 52,71 1 269,78 LH 0 unit 0 unit - 0 unit - 1 unit 50 1 unit 55 1 unit 60,50 1 unit 66,55 1 232,05 LH 0 unit 0 unit - 1 unit 75 1 unit 82,50 1 unit 90,75 1 unit 99,83 1 unit 109,81 1 457,88 LH - - - - - - 0,8 % 0, 8 % 75 1 % 82,50 1,3 % 90,75 1,4 % 99,83 1,7 % 109,81 2 % 120,79 578,67 SKPD Penang gungja wab VIII - 36

SKPD Penang gungja wab Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) No Bidang Urusan Pemerintahan dan Program Prioritas Pembangunan pengelolaan persampahan 2) Peningkatan peran serta masyarakat dalam pengelolaan sampah Indikator Kinerja Program (Outcome) sampah Volume sampah yang dapat dikelola (m3) Kondi si Kinerj a Awal RPJM 79.430 m3 Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan (juta Rp) 2010 2011 2012 2013 2014 2015 Kondisi Kinerja pada akhir RPJMD Target Juta Rp Target Juta Rp Target Juta Rp Target Juta Rp Target Juta Rp Target Juta Rp Target Juta Rp 79.430 m3 150 79.935 m3 165 87.550 m3 181,50 91.927 m3 199,65 96.524 m3 219,62 101.350 m3 241,58 1.157,34 612.184,01 150.461,55 165.012,75 181.536,98 199.468,03 218.748,42 1.527.411,75 VIII - 37

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KABUPATEN KENDAL TAHUN 2010-2015 BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH

BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH Penetapan indikator kinerja atau ukuran kinerja pembangunan daerah akan digunakan untuk mengukur kinerja atau keberhasilan pembangunan daerah. Penetapan indikator kinerja digunakan untuk menetapkan rencana kinerja sebagai penjabaran dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah. Indikator kinerja dijadikan sebagai media perantara untuk memberi gambaran tentang prestasi pembangunan yang diharapkan di masa mendatang. Dengan demikian, indikator kinerja yang diharapkan dapat menggambarkan tingkat pencapaian kinerja pembangunan Daerah Kabupaten Kendal Tahun 2010-2015. Adapun penetapan indikator kinerja daerah Kabupaten Kendal untuk seluruh urusan wajib dan urusan pilihan yang akan laksanakan selama kurun waktu 2010-2015 adalah sebagai berikut : IX - 1

1. Kelompok Kesejahteraan Masyarakat 1.1. Pendidikan Penetapan indikator kinerja daerah dibidang pendidikan adalah : No Indikator Kinerja 1. Program PAUD/TK a). % anak usia 4-6 tahun mengikuti progrm TK/RA b). % TK/RA memiliki sarana dan prasarana belajar/bermain c). % TK/RA menerapkan manajemen sekolah berbasis sekolah sesuai dengan manual yang ditetapkan oleh menteri d). Jumlah anak usia 0-4 tahun mengikuti kegiatan tempat penitipan anak, kelompok bermain atau yang sederajat e). Jumlah anak usia 4-6 tahun yang belum terlayani pada program PAUD jalur formal mengikuti program PAUD jalur non formal. Kondisi Awal 2009 Target 2010 2011 2012 2013 2014 2015 35% 45,83% 56,67% 67,50% 78,33% 89,17% 100% 24% 28,33% 32,67% 37,00% 41,33% 45,67% 50% 30% 40,00% 50,00% 60,00% 70,00% 80,00% 90% 10% 15,00% 20,00% 25,00% 30,00% 35,00% 40% 10% 16,67% 23,33% 30,00% 36,67% 43,33% 50% 2. Program Pendidikan Dasar a). % APK SD/MI 102,4% 103,68% 104,95% 106,21% 107,47% 108,74% 110% b). % APM SD/MI 84,52% 86,77% 89,01% 91,26% 93,51% 95,75% 98% IX - 2

No Indikator Kinerja Kondisi Target Awal 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 c). % APK SMP/MTs 98,31% 98,59% 98,87% 99,16% 99,44% 99,72% 100% d). % APM SMP/MTs 72,54% 73,78% 75,03% 76,27% 77,51% 78,76% 80% e). % Angka Putus sekolah SD 0,08% 0,07% 0,05% 0,04% 0,03% 0,01% 0,02% f). % ruang kelas SD/MI sesuai 65% 67,50% 70,00% 72,50% 75,00% 77,50% 80% standar g). % SD/MI memiliki Laboratorium IPA dan Komputer 2% 7,50% 13,00% 18,50% 24,00% 29,50% 35% h). % SD/MI memilki perpustakaan sesuai standar i). % SMP/MTs memiliki Laboratorium IPA dan Komputer 10% 20,00% 30,00% 40,00% 50,00% 60,00% 70% 35% 41,50% 48,00% 54,50% 61,00% 67,50% 74% j). % SMP/MTs memilki perpustakaan 40% 45% 50% 65% 75% 85% 100% sesuai standar k). % Angka kelulusan UASBN 98,29% 99,00% 99,00% 99,00% 99,00% 99,00% 99% l). % lulusan SD/MI melanjutkan ke 98,95% 98,41% 98,53% 98,65% 98,76% 98,88% 99% SMP/MTs m). % Angka Putus Sekolah SMP/MTs 0,67% 0,60% 0,52% 0,45% 0,37% 0,30% 0,22% n). % Angka kelulusan Ujian nasional 99,89% 99,00% 99,00% 99,00% 99,00% 99,00% 99% SMP/MTs o). % lulusan SMP/MTs melanjutkan 79% 80,83% 82,67% 84,50% 86,33% 88,17% 90% ke SMA/MA/Kejuruan % p). % SD memiliki tenaga 0% 1,67% 3,33% 5,00% 6,67% 8,33% 10% IX - 3

No Indikator Kinerja Kondisi Awal 2009 Target 2010 2011 2012 2013 2014 2015 kependidikan non guru untuk melaksanakan tugas administrasi dan kegiatan non mengajar lainnya 3. Program Pendidikan Menengah; a). % APK SMA/MA/SMK 59.75% 62,29% 64,83% 67,38% 69,92% 72,46% 75% b). % APM SMA/SMK/MA 41,24% 43,53% 45,83% 48,12% 50,41% 52,71% 55% c). % angka putus sekolah 0,72% 0,66% 0,60% 0,54% 0,47% 0,41% 0,35% d). % Kelulusan UN SMA/MA/SMK 97,84% 98,03% 98,23% 98,42% 98,61% 98,81% 99% e). % lulusan SMK diterima di dunia kerja sesuai dengan keahliannya 4. Program Pendidikan Non Formal dan Informal; a). % penduduk usia 15-44 tahun bisa membaca dan menulis b). Jumlah orang buta aksara dalam kelompok usia 15-44 tahun (%) c). Tersedianya data dasar keaksaraan yang diperbarui secara terus menerus (unit) d). % penduduk usia sekolah yang belum sekolah di SD/MI, SMP/MTs dan SMA/SMK/MA menjadi peserta didik program paket A, B dan C 30% 33,33% 36,67% 40,00% 43,33% 46,67% 50% 57% 64,17% 71,33% 78,50% 85,67% 92,83% 100% 5% 4% 3% 2% 1% 1% 0 1 1 1 1 1 1 1 90% 91,67% 93,33% 95,00% 96,67% 98,33% 100% e). % lulusan program paket C dapat 50% 51,67% 53,33% 55,00% 56,67% 58,33% 60% IX - 4

No Indikator Kinerja memasuki dunia kerja f). % tutor program paket A, B dan C memiliki kualifikasi sesuai dengan standar kompetensi yang ditetapkan g). % pusat kegiatan belajar masyarakat memiliki sarana dan prasarana minimal sesuai dengan standar teknis pembelajaran h). Tersedianya data dasar kesetaraan SD/MI, SMP/MTs dan SMA/SMK/MA yang diperbarui secara terus menerus. i). % penduduk putus sekolah, pengangguran dan dari keluarga pra sejahtera menjadi peserta didik dalam kursus-kursus/pelatihan /kelompok belajarusaha/magang j). % lembaga kursus memiliki ijin operasional dari pemerintah atau pemerintah daerah k). % lembaga kursus dan lembaga pelatihan terakreditasi l). % lulusan kursus, pelatihan, magang, kelompok belajar usaha Kondisi Awal 2009 Target 2010 2011 2012 2013 2014 2015 50% 53,33% 56,67% 60,00% 63,33% 66,67% 70% 50% 55,00% 60,00% 65,00% 70,00% 75,00% 80% 0 1 1 1 1 1 1 30% 31,67% 33,33% 35,00% 36,67% 38,33% 40% 80% 83,33% 86,67% 90,00% 93,33% 96,67% 100% 60% 63,33% 66,67% 70,00% 73,33% 76,67% 80% 40% 41,67% 43,33% 45,00% 46,67% 48,33% 50% IX - 5

No Indikator Kinerja dapat memasuki dunia kerja m). % tenaga pendidik, instruktur atau penguji praktek kursus/pelatihan/kelompok belajar usaha/magang memiiki kualifikasi sesuai dengan standar kompetensi yang dipersyaratkan n). % lembaga kursus/pelatihan /kelompok belajar usaha/ magang memiliki sarana dan prasarana minimal sesuai dengan standar teknis yang ditetapkan o). Tersedianya data dasar kursus/pelatihan/kelompok belajar usaha/magang yang diperbarui secara terus menerus (unit) 5. Program Pendidikan Khusus; a). % penduduk difable menjadi peserta didik Sekolah LB Kondisi Awal 2009 Target 2010 2011 2012 2013 2014 2015 80% 83,33% 86,67% 90,00% 93,33% 96,67% 100% 60% 62,50% 65,00% 67,50% 70,00% 72,50% 75% 1 1 1 1 1 1 1 5% 5,83% 6,67% 7,50% 8,33% 9,17% 10% b). % angka kelulusan SLB 80% 83,17% 86,33% 89,50% 92,67% 95,83% 99% c). % guru SLB memiliki kualifikasi sesuai dengan standar kompetensi yang ditetapkan 60% 62,50% 65,00% 67,50% 70,00% 72,50% 75% d). % SLB memiliki sarana dan 40% 41,67% 43,33% 45,00% 46,67% 48,33% 50% IX - 6

No Indikator Kinerja prasarana minimal sesuai dengan standar teknis pembelajaran e). Tersedianya data dasar pendidikan khusus yang diperbarui secara terus menerus (unit) 6. Program Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan; a). % guru yang layak mendidik TK/RA dengan kualifikasi sesuai dengan standar kompetensi yang Kondisi Awal 2009 Target 2010 2011 2012 2013 2014 2015 1 1 1 1 1 1 1 3% 15,00% 27,00% 39,00% 51,00% 63,00% 75% ditetapkan secara nasional b). % guru SD yang sertifikasi 20% 33,33% 46,67% 60,00% 73,33% 86,67% 100% c). % guru SD/MI layak mengajar 20,34% 33,62% 46,89% 60,17% 73,45% 86,72% 100% d). % guru SMP/MTs memiliki 79,84% 83,20% 86,56% 89,92% 93,28% 96,64% 100% kualifikasi sesuai dengan kompetensi yang ditetapkan e). % guru SMP/MTs yang sertifikasi 37% 47,50% 58,00% 68,50% 79,00% 89,50% 100% f). % guru SMA/SMK/MA yang 47% 55,83% 64,67% 73,50% 82,33% 91,17% 100% sertifikasi g). % Guru SMA/SMK/MA layak mengajar 90,98% 92,48% 93,99% 95,49% 96,99% 98,50% 100% IX - 7

No Indikator Kinerja 7. Program Manajemen Pelayanan Pendidikan; a). % Lembaga PAUD memiliki tatakelola dan citra yang baik. b). % SD/MI menerapkan Manajemen Ber-basis Sekolah (MBS). c). % SMP/MTs menerapkan Manajemen Ber-basis Sekolah (MBS). d). % SMA/SMK/MA melaksanakan Program MBS dengan Baik. e). Penerapan Sistem Manajemen Mutu (SMM) ISO 9001-2000. 8. Program Fasilitasi Pendidikan Tinggi; a). % Perguruan tinggi bermitra dengan Pemerintah Daerah dan masyarakat dalam pembangunan pendidikan Kondisi Awal 2009 Target 2010 2011 2012 2013 2014 2015 60% 66,67% 73,33% 80,00% 86,67% 93,33% 100% 80% 83,33% 86,67% 90,00% 93,33% 96,67% 100% 80% 83,33% 86,67% 90,00% 93,33% 96,67% 100% 80% 83,33% 86,67% 90,00% 93,33% 96,67% 100% 80% 83,33% 86,67% 90,00% 93,33% 96,67% 100% 60% 66,67% 73,33% 80,00% 86,67% 93,33% 100% IX - 8

1.2. Kesehatan Penetapan indikator kinerja daerah dibidang kesehatan adalah: No Indikator kinerja 1. Pelayanan Kesehatan Dasar a). Cakupan kunjungan ibu hamil K-4 (%) b). Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani (%) c). Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan (%) Kondisi awal 2009 IX - 9 Target 2010 2011 2012 2013 2014 2015 91,27% 91,89% 92,51% 93,14% 93,76% 94,38% 95,00% 93,46% 91,22% 91,22% 88,97% 88,97% 86,73% 80,00% 70,00% 70,00% 70,00% 75,00% 80,00% 85,00% 90,00% d). Cakupan pelayanan nifas (%) 95,69% 94,74% 94,74% 93,79% 93,79% 92,85% 90% e). Cakupan neonatus dengan 19,02% 29,18% 39,35% 49,51% 59,67% 69,84% 80% komplikasi yang ditangani (%) f). Cakupan kunjungan bayi (%) 93,16% 92,63% 92,11% 91,58% 91,05% 90,53% 90% g). Cakupan desa/kelurahan Universal 94,04% 95,03% 95,03% 95,03% 95,03% 95,03% 100% Child Immunization (UCI) (%) h). Cakupan pelayanan anak balita 0 80,00% 80% 83% 85% 90% 90% (%) i). Cakupan pemberian makanan pendamping ASI pada anak usia 6-24 bulan keluarga miskin (%) 0 0 80% 85% 90% 95% 100% j). Cakupan balita gizi buruk 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%

No Indikator kinerja mendapat perawatan (%) k). Cakupan penjaringan kesehatan siswa SD dan setingkat (%) Kondisi awal 2009 Target 2010 2011 2012 2013 2014 2015 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% l). Cakupan peserta KB aktif (%) 66,75% 67,29% 67,29% 67,29% 67,29% 67,29% 70,00% m). Cakupan penemuan dan penanganan penderita penyakit (%) a. Acute Flacid Paralysis (AFP) rate /100.000 pddk < 15 th (%) 0,0001 0 1 1 1 1 2 b. Penemuan penderita 59,76% 66,47% 66,47% 66,47% 66,47% 66,47% 100% pneumonia balita (%) c. Penemuan pasien baru TB BTA 36,01% 46,68% 46,68% 46,68% 46,68% 46,68% 100% positif (%) d. Penderita DBD yang ditangani 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% (%) e. Penemuan penderita diare (%) 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% n). Cakupan pelayanan kesehatan dasar pasien masyarakat miskin (%) 36,84% 47,37% 57,89% 68,42% 78,95% 89,47% 100% 2. Pelayanan Kesehatan Rujukan a). Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin (%) 80% 85% 90% 95% 100% IX - 10

1.3. Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera Penetapan indikator kinerja daerah dibidang keluarga berencana dan keluarga sejahtera adalah: Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) No Indikator kinerja b). Cakupan pelayanan gawat darurat level 1 yang harus diberikan sarana kesehatan (RS) di Kabupaten (%) 3. Penyelidikan Epidemiologi Dan Penanggulangan KLB a). Cakupan desa/kelurahan mengalami KLB yang dilakukan penyelidikan epidemiologi < 24 jam Kondisi Target awal 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 0,0013% 16,67% 16,67% 16,67% 16,67% 16,67% 16,67% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% (%) 4. Promosi Kesehatan Dan Pemberdayaan Masyarakat a). Cakupan desa Siaga aktif (%) 60% 65% 70% 75% 80% No Indikator Kinerja Kondisi Target Awal 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 1. Menurunnya Persentase 13,4% 12,04% 10,68% 9,32% 7,96% 6,60% 5,00% Unmetneed (%) 2. TFR (%) 2,39% 2,21% 2,19% 2,17% 2,15% 2,14% 2,10% 3. Meningkatnya persentase peserta 128,14% 100% 100% 100% 100% 100% 100% IX - 11

No Indikator Kinerja KB Baru (%) 4. Meningkatnya persentase peserta KB aktif (%) 5. Meningkatnya persentase peran laki-laki dalam ber KB (%) 6. Menurunnya Keluarga Pra Sejatera dan Sejahtera I (%) 7. Menurunnya persentase kegagalan penggunaan alat kontrasepsi (%) Kondisi Awal 2009 Target 2010 2011 2012 2013 2014 2015 78,78% 78,99% 79,20% 79,41% 79,62% 79,82% 85% 1,93% 3,28% 4,62% 5,97% 7,31% 8,66% 10% 57,40% 53,85% 50,30% 46,75% 43,20% 39,65% 20% 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 1.4. Sosial Penetapan indikator kinerja daerah dibidang sosial adalah: No Indikator Kinerja 1 Program Pemberdayaan fakir miskin, dan Penyandang Maslah kesejahteraan sosial (PMKS) lainya a. Kemampuan petugas pemberdayaan PMKS meningkat b. Fakir miskin mempunyai ketrampilan Kondisi Awal 2009 Target 2010 2011 2012 2013 2014 2015 - - 50 Orang 50 Orang 50 Orang 50 Orang 50 Orang - - 160 Orang 160 Orang 160 Orang 160 Orang 160 Orang IX - 12

4 Program Pembinaan Para Penyandang Cacat dan Trauma a. Penyandang cacat dan penyakit 1 keg 1 keg 1 keg 1 keg 1 keg 1 keg 1 keg Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) No Indikator Kinerja Kondisi Target Awal 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 c. Keluarga miskin punya usaha 56 56 Orang 300 Orang 300 Orang 300 Orang 300 Orang 300 Orang Orang d. Meningkatnya semangat hidup 58 58 Orang 220 Orang 220 Orang 220 Orang 220 Orang 220 Orang PMKS dan pejuang Orang e. PMKS mempunyai ketrampilan 10 10 285 Orang 285 Orang 285 Orang 285 Orang 285 Orang KK KK B Program pelayanan dan rehabilitasi kesejahteraan sosial a. Korban bencana tertangani 12 bulan 12 bulan 12 bulan 12 bulan 12 bulan 12 bulan 12 bulan b. Meningkatnya pelayanan sarana - - 200 Orang 200 Orang 200 Orang 200 Orang 200 Orang dan prasarana rehabilitasi kesejahteraan sosial c. Peningkatan kesejahteraan PMKS - - 200 KK 200 KK 200 KK 200 KK 200 KK 3 Program Pembinaan Anak Terlantar a. Meningkatnya ketrampilan dan praktek belajar kerja bagi anak terlantar b. Bakat an ketrampilan anak terlantar berkembang - 45 orang 45 orang 45 orang 45 orang 45 orang 45 orang 50 orang - 185 orang 185 orang 185 orang 185 orang 185 orang IX - 13

No Indikator Kinerja kejiwaan terdata b. Meningkatnya keterampilan penyandang cacat dan eks trauma c. Meningkatnya ketrampilan tenaga pelatih dan pendidik penyandang cacat dan eks trauma 5 Program Pembinaan Panti Asuhan/Panti Jompo a. Meningkatnya ketrampilan tenaga pelatih dan pendidik di Panti Asuahan/Panti Jompo 6 Program Pembinaan Eks Penyandang Penyakit Sosial (Eks Napi, PSK, Narkoba) a. Meningkatnya ketrampilan berusaha bagi eks penyandang penyakit sosial b. Eks penyandang penyakit sosial dapat melaksanakan fungsi sosialnya c. Program Pemberdayaan Kelembagaan Kesejahteraan Sosial Kondisi Awal 2009 Target 2010 2011 2012 2013 2014 2015 - - 350 orang 350 orang 350 orang 350 orang 350 orang - - 15 orang 15 orang 15 orang 15 orang 15 orang 14 panti 14 panti 15 panti 15 panti 15 panti 15 panti 15 panti 15 Org 15 Org 50 Org 50 Org 50 Org 50 Org 50 Org - - 50 Org 50 Org 50 Org 50 Org 50 Org IX - 14

No Indikator Kinerja d. Meningkatnya peran aktif masyarakat dunia usaha e. Meningkatnya jejaring kerjasama pelaku usaha kesejahteraan sosial masyarakat f. Meningkatnya kualitas SDM kesejahteraan sosial masyarakat pemberdayaan eks penyandang penyakit sosial g. Berkembangnya model kelembagaan perlindungan sosial Kondisi Awal 2009 20 orang 78 orang 100 org 77 orsos Target 2010 2011 2012 2013 2014 2015 20 orang 100 orang 100 orang 100 orang 100 orang 100 orang - 12 keg 12 keg 12 keg 12 keg 12 keg 100 org 100 org 100 org 100 org 100 org 100 org - 20 orsos 20 orsos 20 orsos 20 orsos 20 orsos 1.5. Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Penetapan indikator kinerja daerah dibidang pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak adalah: No Indikator Kinerja 1. Jumlah kelompok perempuan yang terlatih dalam upaya peningkatan keterampilan dan kecakapan hidup (unit). 2. Jumlah kelompok PUG dan perlindungan anak, dengan Kondisi Awal 2009 14 unit 14 unit Target 2010 unit unit unit 2011 2012 2013 2014 2015 15 17 19 21 23 25 unit unit unit 14 unit 14 unit 13 unit 13 unit 13 unit 12 unit IX - 15

No Indikator Kinerja fasilitasi pembentukan pusat pelayanan terpadu pemberdayaan perempuan dan anak (P2TP2A) di tingkat kecamatan dan kabupaten (unit) 3. Peningkatan kapasitas dan jaringan kelembagaan perlindungan anak dalam penanganan ABH, ESKA dan AIM DAMAI (unit) 4. Peningkatan kapasitas kelembagaan forum anak dalam mensosialisasikan hak-hak anak (%) 5. Penyediaan baselinedata profil anak sebagai indikator program kegiatan dan permasalahan anak (%) 6. Program aksi Kabupaten Layak anak dengan mengacu Rencana Aksi Daerah KLA (%) Diketahunya UU 23 / 2004 UU No. 21 / 2007; UU No. 23 / 2002 Oleh masyarakat Kondisi Awal 2009 5 unit Target 2010 2011 2012 2013 2014 2015 7 unit IX - 16 27 unit 47 unit 10% 20% 40% 60% 70% 75% 80% 50 orang 0 0 20% 40% 60% 70% 80% 0 5% 20% 40% 60% 80% 85% 110 orang 170 orang a. Pelatihan konseling korban bagi 0 20 % 30 % 40 % 50 % 60 % 70 % 230 orang 67 Unit 290 orang 80 unit 790 orang 87 unit 1790 orang

1.6. Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Penetapan indikator kinerja daerah dibidang pemberdayaan masyarakat dan desa adalah: Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) No Indikator Kinerja tim PPT PKPA kecamatan dan Kabupaten (%) b. Terlaksananya pelatihan manajemen kasus berbasis gender dan anak (%) c. Meningkatnya koordinasi tim PPT PKPA antara lain penanganan korban kekerasan (%) d. Fasilitasi penyediaan shelter bagi korban kekerasan (%) e. Tersusunnya Rencana Aksi Daerah PT PPO (%) 7. Sistim pencatatan dan pelaporan korban kekerasan terintegrasi Kondisi Awal 2009 Target 2010 2011 2012 2013 2014 2015 0 25 % 30% 35% 40% 45% 50% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 0 0 40% 60% 70% 80% 90% 0 0 100% 100% 100% 100% 100% 20% 30% 50% 50% 50% 50% 50% No Indikator Kinerja 1. Tingkat kemampuan baik secara perorangan (kemandirian) maupun Kondisi Target Awal 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 20% 25% 30% 35% 40% 45% 50% IX - 17

No Indikator Kinerja kelembagaan untuk berpartisipasi dalam pembangunan (%) 2. Tingkat perkembangan jumlah, volume usaha dan kapasitas kelembagaan usaha ekonomi produktif masyarakat (%) 3. Tingkat partisipasi masyarakat dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pelaksanaan pembangunan (%) 4. Tingkat kapasitas aparatur pemerintah desa/kelurahan dalam penyelenggaraan pemerintahan di desa/kelurahan(%)` Kondisi Awal 2009 Target 2010 2011 2012 2013 2014 2015 33,3% 39% 44% 50% 56% 60% 65,7% 20% 25% 30% 35% 40% 45% 50% 30% 33% 37% 40% 43% 47% 53% 1.7. Kebudayaan Penetapan indikator kinerja daerah dibidang kebudayaan adalah: No Indikator Kinerja 1. Tingkat perkembangan nilai-nilai budaya dan kearifan lokal 2. Tingkat perkembangan upaya pelestarian budaya dan kesenian Kondisi Target Awal 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat 30% 40% 45% 45% 50% Meningkat IX - 18

1.8. Kependudukan Catatan Sipil Penetapan indikator kinerja daerah dibidang kependudukan dan catatan sipil adalah: Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) daerah 3. Tingkat intensitas aktivitas pengelolaan keragaman budaya lokal (%) Meningkat 30% 40% 45% 45% 50% Meningkat No Indikator Kinerja 1. Meningkatnya persentase kepemilikan KTP (%) 2. Meningkatnya persentase kepemilikan KK (%) 3. Meningkatnya persentase kepemilikan akte kelahiran (%) 4. Meningkatnya persentase kepemilikan akte perkawinan (%) Kondisi Target Awal 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 68,21% 73,51% 78,81% 84,11% 89,40% 94,70% 100% 99,15% 99,29% 99,43% 99,58% 99,72% 99,86% 100% 61,79% 68,16% 74,53% 80,90% 87,26% 93,63% 100% 68,9% 74,08% 79,27% 84,45% 89,63% 94,82% 100% IX - 19

1.9. Ketenagakerjaan Penetapan indikator kinerja daerah dibidang ketenagakerjaan adalah: No Indikator Kinerja Kondisi Awal 2009 Target 2010 2011 2012 2013 2014 2015 1. Program peningkatan kualitas dan produktivitas tenaga kerja a. Terbangunnya BLK 1 unit 1 unit 1 unit 1 unit 1 unit - - b. Adanya bahan dan materi pendidikan dan ketrampilan kerja - - - 8 pelatihan 8 pelatihan pelatihan c. Adanya pendidikan dan pelatihan 280 org 280 org 400 org 440 440 440 bagi pencari kerja 200 org org org org 200 org 200 org 200 200 200 org org org d. Adanya pemeliharaan BLK - - - - 2 2 e. Adanya rehabilitasi sarana dan - - - - - 1 prasarana BLK kali 2. Program Peningkatan Kesempatan Kerja a. Pemberian kerja Darurat 15 Lokasi 15 Lokasi 15 Lokasi 15 Lokasi 15 Lokasi 15 Lokasi 15 Lokasi b. Tersusunya informasi bursa kerja - - 12 Bulan 12 12 12 12 Bulan Bulan Bulan Bulan c. Penyebaran informasi tenaga 12 Bulan 12 12 12 12 kerja Bulan Bulan Bulan Bulan d. adanya kerjasama LPKS 42 LPKS 42 LPKS 42 LPKS 42 42 42 42 IX - 20

No Indikator Kinerja Kondisi Awal 2009 e. Pembinaan LPKS 42 LPKS dan BBK Target 2010 2011 2012 2013 2014 2015 LPKS LPKS LPKS LPKS 42 LPKS dan BBK 42 LPKS dan BBK 42 LPKS dan BBK 42 LPKS dan BBK 42 LPKS dan BBK 42 LPKS dan BBK f. Bantuan kepada LPKS dan BBK 42 LPKS dan 42 LPKS dan 42 LPKS dan BBK BBK BBK 42 LPKS 42 LPKS dan 42 LPKS dan 42 LPKS dan dan BBK BBK BBK BBK 3. Program Perlindungan dan Pengembangan Lembaga Ketenagakerjaan a. Lembaga penyalur 125 Org 125 Org 125 Org 125 Org 125 Org 125 Org ketenagakerjaan terkendali terfasilitasi b. Penyelesaiaan hubungan industrial terfasilitasi - 2 keg 2 keg 2 keg 2 keg 2 keg 2 keg c. Peraturan ketenagakerjaan tersosialisasi d. Meningkatanya pengawasan perlindungan terhadap keselamatan dan kesehatan kerja e. Survey KHL terlaksana, UMK tersusun f. Berlakunya UMK di perusahaan terawasi - 5 keg 5 keg 5 keg 5 keg 5 keg 5 keg - 12 bulan 12 bulan 12 bulan 12 bulan 12 bulan 12 bulan - 156 Vol 156 Vol 156 Vol 156 Vol 156 Vol 156 Vol - 65 Perush 65 Perush 65 Perush 65 Perush 65 Perush 65 Perush IX - 21

1.10. Kepemudaan dan Olahraga Penetapan indikator kinerja daerah dibidang kepemudaan dan olahraga adalah: Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kondisi Target No Indikator Kinerja Awal 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 g. Terlaksananya TOT pengupahan - 70 org 70 org 70 org 70 org 70 org 70 org h. Adanya pembekalan akhir CTKI dan TKI i. Masalah ketenagakerjaan terpecahkan - 1 keg 1 keg 1 keg 1 keg 1 keg 1 keg - 4 keg 4 keg 4 keg 4 keg 4 keg 4 keg No Indikator 1. Jumlah pengurus organisasi kepemudaan yang difasilitasi dalam pelatihan kepemimpinan, manajemen, dan perencanaan program (%) 2. Jumlah organisasi kepemudaan yang difasilitasi dalam memenuhi kualifikasi berdasarkan standar organisasi kepemudaan (%) 3. Jumlah pemuda yang difasilitasi dalam peningkatan kapasitas kegiatan pendidikan dan pelatihan Kondisi Target Awal 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 80% 83,33% 86,67% 90,00% 93,33% 96,67% 100% 80% 83,33% 86,67 90,00% 93,33% 96,67% 100% 80% 83,33% 86,67% 90,00% 93,33% 96,67% 100% IX - 22

No Indikator dasar kepemimpinan (%) 4. Jumlah kegiatan aksi bhakti social kepemudaan 5. Jumlah kegiatan Fasilitasi temu wicara organisasi kepemudaan (%) 6. Jumlah pemuda yang difasilitasi dalam penyuluhan pencegahan penggunaan narkoba dikalangan generasi muda (%) 7. Jumlah kegiatan fasilitasi lomba kreasi dan karya tulis ilmiah dikalangan pemuda (orang) 8. Jumlah pemuda yang mengikuti pelatihan kader pemuda pelopor keamanan lingkungan (orang) 9. Jumlah kegiatan fasilitasi pameran prestasi hasil karya pemuda 10. Jumlah prestasi cabang yang diraih baik regional, nasional maupun internasional Kondisi Awal 2009 Target 2010 2011 2012 2013 2014 2015 80% 85% 90% 95% 96% 98% 100% 80% 85% 90% 95% 100% 100% 100% 80% 85% 90% 95% 100% 100% 100% 20 orang 50 orang 225 orang 250 Orang 55 orang 60 Orang 260 orang 65 Orang 270 orang 70 orang 280 orang 73 Orang 300 Orang 75 orang 100 keg 125 keg 150 keg 150 keg 155 keg 150 keg 150 keg 10 buah 12 buah 15 buah 20 buah 25 buah 30 buah 30 buah IX - 23

1.11. Ketransmigrasian Penetapan indikator kinerja daerah dibidang ketransmigrasian adalah : NO Indikator Kinerja 1. Program Pengembangan Wilayah Transmigrasi a). Adanya kerja sama antar wilayah antar pelaku antar sektor di kawasan transmigrasi b). Tersedianya dan terkelolanya sarana dan prasarana sosial di kawasan transmigrasi c). Pemberangkatan calon transmigran keluar jawa d). Terpantau dan termonitornya transmigran 2. Program Transmigrasi Lokal a). Adanya penyuluhan transmigrasi lokal Kondisi Awal 2009 2 Naskah b). Adanya pelatihan transmigrasi lokal 20 orang Target 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2 Naskah 3 Naskah 3 Naskah 4 Naskah 4 Naskah 5 Naskah 75 KK 75 KK 20 KK 30 KK 30 KK 35 KK 40 KK 3 Lokasi 3 Lokasi 2 Lokasi - - 2 Lokasi - - 50 Desa 20 50 orang orang 2 Lokasi 2 Lokasi 50 Desa 50 orang 3 Lokasi 3 Lokasi 60 Desa 75 orang 3 Lokasi 3 Lokasi 60 Desa 75 orang 3 Lokasi 3 Lokasi 75 Desa 100 orang IX - 24

2. Kelompok Pelayanan Umum 2.1. Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri Penetapan indikator kinerja daerah dibidang kesatuan bangsa dan politik dalam negeri adalah: Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) No Indikator Kinerja 1. Peningkatan keamanan dan kenyamanan lingkungan (%) Kondisi Target Awal 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 69% 76% 78% 81% 83% 85% 87% 2. Pemeliharaan keamanan, ketertiban masyarakat (kamtrantibmas) dan pencegahan tidak kriminal (%) 3. Pelatihan dan sarasehan tentang wawasan kebangsaan bagi tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh perempuan dan tokoh pemuda (orang) 4. Pemberdayaan masyarakat untuk menjaga ketertiban dan keamanan (orang) 5. Peningkatan upaya pencegahan dan pemberatasan penyakit masyarakat (pekat) (%) 80% 83% 85% 88% 90% 93% 95% 180 orang 60 orang 165 orang 80 orang 215 orang 90 orang IX - 25 315 orang 100 orang 365 orang 110 orang 415 orang 120 orang 450 orang 140 orang 80% 85% 90% 95% 100% 100% 100% 6. Peningkatan dan kegiatan 150 130 40 50 150 180 200

pendidikan politik masyarakat (orang) 7. Upaya pencegahan dini dan penanggulangan korban bencana alam (orang) Orang Orang Orang Orang Orang Orang Orang 40 orang 40 orang 50 orang 2.2. Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian, dan Persandian Penetapan indikator kinerja daerah dibidang Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian, dan Persandian adalah: No Indikator Kinerja 1. Jumlah dokumen perencanaan capaian Standar Pelayanan Minimal (SPM) urusan wajib berdasarkan ketentuan yang telah ditetapkan (buah) 2. Meningkatnya kapasitas dan profesionalitas aparatur pemerintah daerah melalui peningkatan pendidikan aparat, diklat dan bintek: a. Jumlah aparatur yang mengikuti pendidikan formal lanjut (S1; S2 dan profesi) b. Pelaksanan diklat aparatur untuk IX - 26 65 orang 75 orang 95 orang 115 orang Kondisi Target Awal 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 0 0 1 3 5 6 8 100 120 130 140 150 150 170

No Indikator Kinerja meningkatkan kapasitas dan kapabilitas sumber daya aparatur: PNS yang mengikuti diklat pra jabatan untuk golongan I dan II (orang) (%) PNS yang mengikuti diklat pra jabatan untuk golongan III dan IV (orang). (%) Jumlah PNS yang mengikuti diklat kepemimpinan (%) c. Penyelenggaraan Ujian Dinas KP dan Ujian KP PI d. Penyelenggaraan Diklat Kesamaptaan CPNS e. Tes PCPA ( Position Competencies Assisment Program) bagi Calon Sekda/ Eselon II f. Penyelenggaraan Seleksi Kondisi Awal 2009 Target 2010 2011 2012 2013 2014 2015 100 % 100 % 100 % 100 % 100 % 100 % 100 % 100 % 100 % 100 % 100 % 100 % 100 % 100 % 100 % 100 % 100 % 100 % 100 % 100 % 100 % 40 100 100 100 100 100 100 668 649 655 655 660 660 660 7 7 7 7 7 7 7 3 2 2 2 2 2 2 Penerimaan Praja IPDN 3. Pembinaan dan Pengembangan Aparatur. a. Pembinaan Disiplin Pegawai (%) 59,72% 100% 100% 100% 100% 100% 100% IX - 27

No Indikator Kinerja b. Jumlah Penyelesaian kasuskasus kepegawaian dan indisipliner Kondisi Target Awal 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 37 30 30 30 0 35 35 c. Meningkatnya Kinerja Baperjakat 18 18 18 18 18 18 18 d. Evaluasi Kinerja Pejabat struktural 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% (%) e. Pengangkatan/pelantikan dalam jabatan (%) 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% f. Pengadaan CPNS Daerah 614 246 250 275 300 325 350 g. Asistensi Penyusunan Formasi 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% PNSD (%) h. Penerbitan SK KP, PMK, CPNS menjadi PNS, Pensiun dan Mutasi (%) 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% i. Terselesaikannya Penataan NIP 99% 100% 100% 100% 100% 100% 100% j. Terprosesnya Ijin Belajar dan penggunaan gelar PNS 563 556 750 755 760 760 760 k. Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan Kegiatan Kepegawaian (%) 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 4. Pemberian Jaminan Keselamatan kerja : a. Pemberian Jaminan Keselamatan kerja beresiko tinggi. 400 400 450 450 450 450 450 IX - 28

No Indikator Kinerja 5. Peningkatan Kesejahteraan Pegawai Kondisi Awal 2009 Target 2010 2011 2012 2013 2014 2015 a. Santunan Kematian bagi PTT Kab. Kendal 2 5 5 5 5 5 30 6. Peningkatan Kualitas Pengelolaan Administrasi Kepegawaian : a. Penyelenggaraan Rakorbid 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% Kepegawaian (%) b. Pengelolaan Administrasi PTT 1.255 1.109 2.271 2.271 2.271 2.271 2.271 c. Peningkatan Sarana dan 26 11 11 11 12 12 14 Prasarana Kepegawaian d. Dokumentasi dan Statistik 1.605 372 11.796 11.796 11.796 11.796 11.796 Pegawai e. Pengembangan Aplikasi Pengelolaan Data PNS/CPNS (%) 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% f. Pengurusan Karis,Karsu,Karpeg,Kartu Peserta Taspen, KGB, Satya Lencana Karya Satya dan Taperum 3.957 4.000 4.178 4.178 4.287 4.287 4.297 g. Pendataan Tenaga Honorer 7.000 7.000 7.000 7.000 7.000 7.000 7.000 h. Penataan arsip Kepegawaian 1.605 4.178 11.000 11.200 11.250 11.350 11.450 7. Jumlah kesepakatan kerjasama antar pemerintah Kabupaten Kendal dengan pihak ketiga IX - 29

No Indikator Kinerja (pemerintah daerah dan dunia usaha), yaitu: a. Jumlah MoU kerja sama dengan Pemerintah Daerah (unit) b. Jumlah MoU kerja sama dengan swasta dan PT (unit) 8. Persentase pemanfaatan persandian dalam komunikasi antar pemerintah Kabupaten Kendal dengan Pusat dan Provinsi (% ). 9. Program peningkatan dan pengembangan sistem pelaporan capaian kerja dan keuangan Meningkatnya ketepatan pelaksanaan pelaporan keuangan akhir tahun dan semester 10. Program peningkatan pengembangan pengelolaan keuangan daerah Meningkatnya pendapatan asli daerah (%) 11. Program penatausahaan keuangan daerah Kondisi Awal 2009 Target 2010 2011 2012 2013 2014 2015 5 unit 7 unit 10 unit 12 Unit 12 12 14 15 Unit Unit Unit Unit 70 % 75% 80% 90% 95% 100% 100% Pebuari Agustus 3 bulan setelah SK 15% 20% 25% 30% 40% 50% 60% Des Juli 1 bulan IX - 30

No Indikator Kinerja Meningkatnya ketepatan waktu pelaksanaan pembayaran gaji (kekurangan/kenaikan), SPT. Meningkatnya pengetahuan bendahara pengeluaran dalam hal penatausahaan keuangan. 12. Program pengelolaan keuangan daerah Tersusunnya buku APBD dan perubahan APBD tepat waktu. Penelitian DPA Kondisi Awal 2009 Bulan Febuari Bulan Oktober 13. Jumlah Perda dan Perbup sesuai dengan peraturan perundangan yang baru. a. Jumlah Perda (buah) 12 buah b. Jumlah Perbup (buah) 60 buah Jumlah Peraturan Perundangundangan yg dikaji buah 72 dandiubahsesuai regulasi dan relevansinya Jumlah peningkatan kompetensi penyusunan kebijakan Target 2010 2011 2012 2013 2014 2015 14 buah 65 buah 79 buah IX - 31 20 buah 70 buah 90 buah 22 buah 80 buah 102 buah 0 0 0 60 buah 24 buah 90 buah 114 buah 60 buah 25 buah 95 buah 120 buah 60 buah Bulan Desember 2009. Bulan September. 25 buah 95 buah 120 buah 60 buah

No Indikator Kinerja 14. Jumlah struktur organisasi yang sesuai peraturan perundangan yang berlaku dan sesuai standar beban kerjanya 15. Jumlah SKPD yang memiliki instrumen ketatalaksanaan untuk mendukung kinerja 16. Persentase SKPD yang sarana dan prasarananya memenuhi standar. 17. Jumlah aparatur yang berkompeten dibidangnya 18. Persentase penurunan pelanggaran disiplin. 19. Persentase SKPD yang membuat laporan sesuai ketentuan. 20. Frekuensi informasi yang dipublikasikan 21. Jumlah usulan dan tanggapan dari masyarakat yang masuk dan ditindaklanjuti 22. Persentase SKPD dan Desa yang mendapat fasilitas jaringan dan akses internet serta SIM yang terpadu Kondisi Awal 2009 54 buah 20 buah Target 2010 buah buah buah 2011 2012 2013 2014 2015 57 60 63 67 70 70 buah buah buah 35 buah 40 buah 45 buah 50 buah 55 buah 55 buah 0 % 0% 2% 4% 6% 8% 10% 50 50 50 50 50 50 50 orang orang orang orang orang orang orang 10% 10% 10% 8% 6% 4% 2% 60% 60% 65% 75% 80% 85% 90% 12 x 14 x 16 x 16 x 16 x 16 x 16x 6.040 buah 2.100 buah 2.200 buah 2.200 buah 2.200 buah 2.200 buah 2.400 buah 20% 20% 30% 40% 60% 80% 100% IX - 32

No Indikator Kinerja 23. Jumlah bukti kepemilikan aset milik pemerintah daerah. 24. Jumlah keluarga miskin yang mendapatkan bantuan raskin 25. Program Peningkatan kapasitas Lembaga Perwakilan Rakyat Daerah Kondisi Target Awal 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 0 0 10% 20% 30% 40% 50% 75.751 75.137 KK KK 2 Perda 2 Perda/ 100% 74.523 KK 3 Perda/ 100% 73.909 KK 5 Perda/ 100% 73.295 KK 6 Perda/ 100% 72.681 KK 8 Perda/ 100% 72.067 KK 10 Perda /100% 2.3. Perencanaan Pembangunan Penetapan indikator kinerja daerah dibidang perencanaan pembangunan adalah: No. Indikator Kinerja Kondisi Awal 2009 IX - 33 Target 2010 2011 2012 2013 2014 2015 1. Tersedianya dokumen statistik 4 4 12 12 12 12 (unit) 2. Tersedianya dokumen kajian 1 0 2 2 3 3 bidang penelitian (unit) 3. MOU kerjasama antar wilayah dan 2 2 3 4 4 5 lembaga (unit) 4. Terlayaninya pelaksanaan program 18 18 18 18 18 18 KKN PTdan akademi di Kab Kendal 5. Teranganinya berbagai masalah 0 0 3 3 4 4 perbatasan antar daerah 6. Terwujudnya koordinasi penataan 4 3 4 4 4 4

No. Indikator Kinerja ruang di kab kendal 7. Tersusunnya dokumen perencanaan wilayah strategis dan cepat tumbuh Kondisi Awal 2009 IX - 34 Target 2010 2011 2012 2013 2014 2015 3 3 3 3 3 3 3 8. Jumlah desa yang didampingi 20 29 20 20 20 20 9. Jumlah aparatur perencana yang mengikuti bintek di bidang perencanaan (10 orang) 2 2 2 2 2 2 2 10. Jumlah aparatur perencana yang dapat menyusun dokumen perencanaan dengan benar sesuai dengan tupoksinya (10 orang) 2 2 2 2 2 2 2 11. Jumlah fungsional perencana (11 2 2 3 2 2 2 2 orang) 12. Terlaksananya musrenbang 1 1 1 1 1 1 2 13. Tersusunnya RKPD 1 1 1 1 1 1 1 14. Tersusunnya KUA PPAS 2 2 2 2 2 2 2 15. Tersusunnya RPJMDes di semua desa 16. Tersusunnya dokumen perencanaan bidang ekonomi 17. Terlaksananya Monitoring dan evaluasi perencanaan bidang ekonomi 1 1 1 1 1 1 1 2 2 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

No. Indikator Kinerja 18. Tersusunnya dokumen perencanaan bidang sosbud 19. Tersusunnya dokumen perencanaan prasarana wilayah dan sda 20. Tersusunnya dokumen daerah rawan bencana 2.4. Statistik Penetapan indikator kinerja daerah dibidang statistik adalah: No Indikator Kinerja 1. Tingkat ketersediaan data statistik pembangunan daerah (%) Kondisi Target Awal 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 42 42 42 42 42 42 42 6 6 3 3 3 3 3 0 0 0 1 2 3 3 Kondisi Awal 2009 Target 2010 2011 2012 2013 2014 2015 70% 75% 80% 85% 90% 95% 100% 2.5. Kearsipan Penetapan indikator kinerja daerah dibidang kearsipan adalah: No Indikator Kinerja Kondisi Awal 2009 Target 2010 2011 2012 2013 2014 2015 1. Penyelamatan dan pelestarian 20% 33% 35% 37% 39% 41% 43% IX - 35

4 4 orang 6 orang orang 247 287 327 orang orang orang arsip dalam bentuk tekstual. 2. Akuisisi arsip rutin dan berkala 20% 20% 25% 30% 35% 40% 45% 3. Kegiatan diklat/bintek kearsipan bagi SKPD, kecamatan dan desa/kelurahan (% peningkatan) 2% 4% 4% 6% 8% 10% 12% 4. Arsiparis 2 orang 2 orang 4 orang 4 orang 5. SDM yang mengikuti kegiatan diklat/ bintek kearsipan 100 orang 167 orang 167 orang 207 orang 2.6. Keperpustakaan Penetapan indikator kinerja daerah dibidang perpustakaan adalah: No Indikator Kinerja Kondisi Awal 2009 Target 2010 2011 2012 2013 2014 2015 1. 98 103 108 buah buah buah 5 5 6 33 36 39 dok dok dok Pengunjung perpustakaan 20% 22 % 24% 26% 28% 30% 32% 2. Perpustakaan sekolah (%) 60% 63% 67% 70% 73% 77% 80% 3. Perpustakaan masyarakat (buah) 37 buah 83 buah 88 buah 93 buah 4. Koleksi perpustakaan (%) 20% 32% 40% 50% 60% 70% 80% 5. Pustakawan (orang) 2 orang 2 orang 4 orang 4 orang orang orang orang 6. Koleksi perpustakaan yang bernilai penting dan bernilai sejarah (dokumen) 12 dok 17 dok 27 dok 30 dok IX - 36

3. Kelompok Daya Saing Daerah 3.1. Pekerjaan Umum Penetapan indikator kinerja daerah dibidang pekerjaan umum adalah: No Indikator Kinerja 1 Bidang Sumber Daya Air a. Konservasi Rehabilitasi Kawasan Lindung di Daerah Aliran Sungai di Kabupaten Kendal b. Efisiensi penggunaan air irigasi di musim kemarau Kondisi Awal 2009 IX - 37 Target 2010 2011 2012 2013 2014 2015 0 0 10% 20% 35% 50% 50% 25% 35% 45% 55% 65% 75% 75% c. Revitalisasi jaringan irigasi 45% 50% 55% 60% 65% 70% 70% d. Peningkatan peran serta petani/masyarakat dalam pengelolaan sumber daya air 0 0 50% 100% 100% 100% 100% e. Pengendalian bahaya banjir 10% 45% 70% 80% 90% 100% 100% 2 Bidang Binamarga a. Peningkatan Jalan Aspal (%) 10% 10,83% 11,67% 12,50% 13,33% 14,17% 15% b. Perbaikan Jalan (%) 10% 10,83% 11,67% 12,50% 13,33% 14,17% 15% c. Peningkatan jalan poros desa (%) 60% 63,33% 66,67% 70,00% 73,33% 76,67% 80% d. Peningkatan jumlah ruas jalan berkondisi baik e. Peningkatan jumlah unit jembatan berkondisi baik 41,1% 47,8% 57,8% 67,8% 77,8% 87,8% 90% 90% 91% 92% 93% 94% 95% 95%

No Indikator Kinerja f. Pemelihataan infrastruktur jalan dan jembatan 3 Bidang Perkotaan Perdesaan a. Penetapan kawasan Strategis 0 Perkotaan Lokasi b. Penetapan Kawasan Pusat 0 Pertumbuhan Perdeaan Lokasi 4 Bidang Air Minum a. Penyusunan SPAM Perdesaan 0 Lokasi Kondisi Target Awal 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 15% 10% 15% 20% 20% 25% 30% 1 Lokasi 2 Lokasi 1 Lokasi 1 Lokasi 5 Lokasi 3 Lokasi 2 Lokasi 8 Lokasi 5 Lokasi 2 Lokasi 10 Lokasi 6 Lokasi 3 Lokasi 15 Lokasi 8 Lokasi 4 Lokasi 16 Lokasi 10 Lokasi b. Peningkatan Kapasitas Pelayanan PDAM di Kawasan Perkotaan, sesuai Target MDG s 5 Bidang Air Limbah a. Pembangunan Prasarana Air Limbah Sistem Setempat / On Site b. Pembangunan Prasarana Air Limbah Sistem Terpusat 6 Bidang Persampahan a. Penurunan Jumlah Timbulan Sampah sebanyak 20% b. Prosentase Jumlah Timbulan Sampah Terangkut ke TPA 0 Lokasi 0 Lokasi 60% 64,17% 68,33% 72,50% 76,67% 80,83% 85% 1 Lokasi 1 Lokasi 3 Lokasi 3 Lokasi 5 Lokasi 5 Lokasi 6 Lokasi 6 Lokasi 8 Lokasi 8 Lokasi 10 Lokasi 10 Lokasi 247,20 m 3 240,14 m 3 233,09 m 3 226,03 m 3 218,97 m 3 211,91 m 3 197,8 m 3 85% 85,33% 86,67% 90% 93,33% 96,67% 100% IX - 38

No Indikator Kinerja c. Fasilitasi Program Pengelolaan & Pengolahan Sampah Berbasis Masyarakat Terpadu dgn Konsep 3R Skala Kawasan Permukiman Perkotaan 7 Bidang Drainase Rehabilitasi dan Normalisasi Saluran Drainase Primer Kondisi Awal 2009 0 Kawasan Target 2010 2011 2012 2013 2014 2015 1 Kawasan 3 Kawasan 6 Kawasan 8 Kawasan 9 Kawasan 10 Kawasan 0 Km 16 Km 32 Km 49 Km 65 Km 81 Km Rehabilitasi dan Normalisasi Saluran Drainase Primer pada 5 Sungai / Sal Drainase : Kali Aji / Slemban, Kali Waridin, Kali Glodog, Kali Bloring, Kali Kendal sepanjang 98 Km IX - 39

No Indikator Kinerja Kondisi Awal 2009 Target 2010 2011 2012 2013 2014 2015 8 1 2 Lokasi Lokasi Bidang Permukiman Penyusunan RP4D 0 Kec 3 Kec 6 Kec 10 Kec 13 Kec 16 Kec 20 Kec Penetapan Kasiba Lisiba 0 Lokasi 0 Lokasi 0 Lokasi 1 Lokasi 2 Lokasi 9 Bidang Bangunan Gedung dan Lingkungan Penyusunan Data Base Bangunan & Lingkungan Penyusunan Rencana Induk Sistem Pemadam Kebakaran 0 Sistem Data Base 0 Dokumen 1 Sistem Data Base 1 Sistem Data Base 1 Sistem Data Base 1 Sistem Data Base 1 Sistem Data Base 1 Sistem Data Base 1 1 2 2 3 1 Dokumen dilengkapi 1 Pos Induk Pemadam Kebakaran dan 3 Pos Pemadam Kebakaran IX - 40

3.2. Perumahan Penetapan indikator kinerja daerah dibidang perumahan adalah: No Indikator Kinerja 1 Terealisasinya bantuan peningkatan kualitas Permukiman (paket) 2 Tercapainya pembangunan rumah sederhana sehat bersubsidi dari pemerintah Daerah 25 % dari kegiatan program. 3 Tersusunnya peraturan tentang bangunan dan Gedung 4 Tersusunnya Program peningkatan kualitas permukiman Kondisi Awal 2009 1 paket Target 2010 2011 2012 2013 2014 2015 1 paket 1 paket 1 paket 1 paket 1 paket 6 paket 100-150 150 150 150 700 0 1 unit 1 unit 1 unit 1 unit 1 unit 5 unit 0 1 unit 1 unit 1 unit 1 unit 1 unit 5 unit 3.3. Penataan Ruang Penetapan indikator kinerja daerah dibidang penataan ruang adalah: No Indikator Kinerja 1 Tersusunnya Dokumen RUTRK- RDTRK Tiap Kecamatan di wilayah Kab. Kendal Kondisi Target Awal 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 5 Kec - 1 4 5 5 20 Kecamatan IX - 41

2 Tersusunnya Dokumen RTRK Kawasan Strategis Ttiap Kecamatan 0 Kec - 6 6 6 7 25 Dokumen RTRK pada 5 Kawasan Strategis di wilayah Kecamatan 3 Tersusunnya Dokumen RTBL Kawasan Pengembangan tiap Kecamatan 0 Kecamatan 1 2 3 2 2 10 Kawasan Pengembang an di 5 Wilayah Kecamatan 4 Tersusunnya Dokumen Rencana Program Pembangunan Pemanfaatan Ruang dari masingmasing Satuang perangkat kerja Daerah ( SKPD ). 5 Tercapainya Sosialisasi Perencanaan Tata Ruang di Masing-masing Wilayah Kelurahan 0 Program - 10 10 15 15 50 Dokumen Program Pembanguna n Pemanfaatan Ruang Masingmasing 5 Dokumen Program dari 10 SKPD di Kabupaten Kendal. 0 Kegiatan - 45 100 100 40 285 kegiatan Sosialisasi di Wilayah Desa IX - 42

/ Kelurahan di 20 Wilayah Kecamatan di Kabupaten Kendal. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) di 20 Kecamatan di Kabupaten Kendal. 3.4. Pertanahan Penetapan indikator kinerja daerah dibidang pertanahan adalah: No Indikator Kinerja 1. Pelaksanaan sosialisasi sistem pendafftaran (kegiatan) Kondisi Target Awal 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 12 18 24 30 36 42 48 2. Meningkatnya jumlah tanah yang 5 6 8 9 10 11 12,5 disertifikatkan (%) 3. Tingkat kualitas pelayanan 76 80 84 88 92 96 100 administrasi pertanahan (%) 4. Tertib penetapan arahan 60 63 67 70 73 77 80 pemanfaatan lahan sesuai peruntukannya (% luas lahan) 5. Tertib administrasi pertanahan (%) 80 83 87 90 93 97 100 IX - 43

1 Kegiatan ( 82 Ruas Jalan ) 3 Peningkatan Prasarana Sarana untuk memfasilitasi Meningkatnya Aktivitas Bus AKDP Yang Masuk Terminal a. Datang 2.963.212 3.239.077 3.514.942 3.790.807 4.066.672 4.342.537 4.618.402 b. Turun 2.696.092 2.883.308 3.070.525 3.257.741 3.444.957 3.632.174 3.819.390 c. Naik 3.164.384 3.261.276 3.358.168 3.455.060 3.551.951 3.648.843 3.745.735 d. Berangkat 3.165.212 3.201.546 3.237.879 3.274.213 3.310.546 3.346.880 3.383.213 4 Peningkatan Prasarana Sarana untuk memfasilitasi Meningkatnya Aktivitas Penumpang di Terminal Boja Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 3.5. Perhubungan Penetapan indikator kinerja daerah dibidang perhubungan adalah: No Indikator Kinerja 1. Meningkatnya Jumlah Terminal Tipe C di Kabupaten Kendal Kondisi Awal 2009 3 Buah (Weleri, Boja, Sukorejo) Target 2010 (Weleri, Boja, (Weleri, Boja, (Weleri, Boja, (Weleri, Boja, Sukorejo, Sukorejo, Sukorejo, Sukorejo, Cepiring Cepiring Cepiring Cepiring, 2011 2012 2013 2014 2015 3 Buah 3 Buah 4 Buah 4 Buah 4 Buah 5 Buah Kaliwungu) 2 Tersusunnya Rencana Umum Jaringan Transportasi Jalan 0 1 Kegiatan ( 82 Ruas Jalan ) IX - 44

No Indikator Kinerja Kondisi Target Awal 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 a. Penumpang Naik 232 244 256 268 280 292 304 b. Penumpang Turun 176 192 208 224 240 256 272 5 Peningkatan Prasarana Sarana untuk memfasilitasi Meningkatnya Aktivitas Penumpang di Terminal Weleri a. Penumpang Naik 1.854.360 1.907.932 1.961.503 2.015.075 2.068.647 2.122.218 2.175.790 b. Penumpang Turun 1.854.644 1.953.598 2.052.552 2.151.507 2.250.461 2.349.415 2.448.369 6 Peningkatan Prasarana Sarana untuk memfasilitasi Meningkatnya Aktivitas Penumpang di Terminal Sukorejo a. Penumpang Naik 1.077.720 1.103.977 1.130.234 1.156.492 1.182.749 1.209.006 1.235.263 b. Penumpang Turun 934 1.009 1.085 1.160 1.235 1.311 1.386 7 Peningkatan Prasarana Sarana Jalan untuk memfasilitasi Meningkatnya Jumlah Kendaraan Bermotor 88.115 unit 8 Meningkatnya Jumlah Kendaraan Tidak Bermotor 77.380 buah 9 Peningkatan Keselamatan LLAJ 234 Kecelakaan 10 Peningkatan SDM perhubungan 5 orang 119.244 Unit 81.786 Buah 268 Kecelakaan 5 orang 150.374 Unit 86.192 Buah 241 Kecelakaan 15 orang 181.503 Unit 90.599 Buah 214 Kecelakaan 30 orang 212.632 Unit 95.005 Buah 187 Kecelakaan 60 orang 243.762 unit 99.411 buah 160 Kecelakaan 75 orang 274.891 unit 103.817 buah 133 Kecelakaan 100 orang IX - 45

3.6. Komunikasi dan Informatika Penetapan indikator kinerja daerah dibidang komunikasi dan informatika adalah: Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) No Indikator Kinerja Kondisi Awal 2009 11 Peningkatan Pelayanan Angkutan 1.114 Kendaraan Target 2010 2011 2012 2013 2014 2015 1.114 1.130 1.145 1.155 1.160 1.165 Kendaraan Kendaraan Kendaraan Kendaraan Kendaraan Kendaraan No Indikator Kinerja 1 Perdesaan yang mendapat pelayanan akses telekomunikasi 2 Perdesaan yang mendapat pelayanan akses internet 3 Diklat/Bintek SDM di Bidang Komunikasi dan Informatika Kondisi Target Awal 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 3.7. Pariwisata Penetapan indikator kinerja daerah dibidang pariwisata adalah: No. Indikator Kinerja 1. Meningkatnya Jumlah SDM Kepariwisataan 2. Meningkatnya lama tinggal wisatawan Kondisi Target Awal 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 (2 org) 100 % 100 % 50 % 50 % 50 % 30 Org 1,8 hr 2 hr 2 hr 2 hr 2 hr 2 hr 2,1 hr IX - 46

No. Indikator Kinerja 3. Meningkatnya rata-rata pengeluaran wisatawan harian (%) Kondisi Target Awal 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 10 % /Th 11% /Th 12% /Th 13% /Th 13% /Th 14% /Th 15 %/Th 4. Meningkatnya jumlah kunjungan Wisatawan (%) Meningk at 5% per tahun 5. Meningkatnya pendapatan daerah dari kunjungan wisata (%) 6. Pengembangan Daerah tujuan wisata potensial (buah) 7. Meningkatnya jumlah event 10 pariwisata daerah (event) event 8. Meningkatnya jumlah event MICE 8 (Meeting, Incentive Travel, event Conference and Exhibition) di daerah (event) 9. Meningkatnya jumlah anggota 2,5 kelompok sadar wisata (kelompok) kel 10. Meningkatnya jumlah UMKM dan 3,5 Industri Kreative (kelompok) kel 11. Terciptanya Desa Wisata (desa) 1 desa 5% 5% 5% 5% 5% Meningkat 5% per tahun 5%/tahun 5 5 5 5 5 5%/tahun 1 bh 1 bh 1 bh 1 bh 1 bh 5 bh 11 event 23 event 5 Kel 4 kel 1 desa 12 event 37 event 7 kel 5 kel 1 desa 13 event 52 event 13 event 67 event 14 event 81 event 15 event 96 event 9 11 13 15 kel kel kel kel 6 6 7 7,5 kel kel kel kel 1 desa 1 desa 1 desa 2 desa IX - 47

3.8. Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) Penetapan indikator kinerja daerah koperasi dan usaha kecil dan menengah adalah: Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) No Indikator Kinerja Kondisi Target Awal 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 1. Jumlah koperasi yang berbadan hukum (unit) 485 unit 492 unit 501 unit 507 unit 520 unit 528 unit 536 unit 2. Persentase UMKM yang 60% 62% 65% 67% 69% 71% 75% mempunyai SUP, TDP dan lainnya (%) 3. Jumlah Koperasi yang mengakses 80 90 unit 95 unit 100 unit 105 unit 110 unit 115 unit kredit/pembiayaan bank atau lembaga keuangan lainya (unit) unit 4. Jumlah usaha mikro, kecil dan 125 135 unit 140 unit 145 unit 150 unit 155 unit 160 unit menengah yang dapat mengakses kredit/ pembiayaan bank atau lembaga keuangan lainnya (unit) unit 5. Rata-rata jumlah wirausaha baru 25% 25% 25% 25% 25% 25% 25% (%) 6. Meningkatnya jumlah usaha mikro, kecil dan menengah yang 25 unit 50 unit 90 unit 130 unit 170 unit 210 unit 250 unit menerima bantuan teknologi tepat guna (unit) 7. Jumlah produk unggulan UMKM (unit) 5 unit 6 unit 7 unit 8 unit 9 unit 10 unit 11 unit 8. Jumlah koperasi aktif (unit) 359 363 370 376 380 385 390 IX - 48

No Indikator Kinerja Kondisi Target Awal 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 unit unit unit unit unit unit unit 9. Persentase koperasi melaksanakan 72% 75% 77% 80% 82% 84% 85 % RAT (%) 10. Persentase Koperasi yang sehat 55% 57% 59% 61% 63% 65% 67% 11. Rata-rata persentase pendapatan retribusi pasar daerah 2% 2% 2% 2% 2% 2% 2% 3.9. Industri Penetapan indikator kinerja daerah dibidang industri adalah: No Indikator Kinerja 1. Persentase pembentukan kelembagaan kluster IKM melalui pendekatan OVOP (%) 2. a. Jumlah industri yang telah memiliki ijin usaha (SIUI) b. Persentase sentra industri yang telah dikembangkan (8% per tahun) Kondisi Target Awal 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 80 % 80% 80% 85% 85% 85% 90% 80% 80% 80% 85% 85% 85% 90% c. Jumlah industri (0,2% per tahun) 17.634 unit 17.664 unit 17.693 unit 17.723 unit 17.753 unit 17.782 unit 17.812 unit 3. a. Persentase IKM yang telah menggunakan teknologi dalam 70% 75% 75% 75% 80% 80% 85% IX - 49

No Indikator Kinerja proses produksi (%) b. Persentase IKM yang menghasilkan jenis produk bersertifikasi sesuai dengan standar produk nasional 4. Persentase industri yang telah menerapkan standar industri (%) 5. Persentase jejaring kerjasama antara IKM dengan industri berskala menengah dan besar 6. a. Persentase SDM yang mengikuti pelatihan ketrampilan b. Persentase usaha IKM yang memperoleh bantuan peralatan 7. a. Persentase produk IKM yang dipasarkan Kondisi Awal 2009 Target 2010 2011 2012 2013 2014 2015 70% 75% 75% 75% 80% 80% 85% 75% 75% 75% 80% 80% 80% 85% 75% 75% 75% 80% 80% 80% 85% 85% 85% 85% 85% 85% 85% 90% 90% 85% 85% 85% 90% 90% 95% 100% 90% 90% 95% 95% 95% 95% IX - 50

3. a. Jumlah pengujian tera metrologi 8 8 8 10 10 15 20 10 buah 100% 15 buah 100% 20 buah 100% Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 3.10. Perdagangan Penetapan indikator kinerja daerah dibidang perdagangan adalah: No Indikator Kinerja 1. a. Nilai eksport non migas(juta US dollar) b. Jumlah promosi dan pameran skala regional, nasional, internasional (Buah) c. Jumlah dokumen tentang data dan informasi kebijakan dan peluang pasar luar negeri (buah) 2. a. Jumlah pasar tradisional yang dibangun (1 unit per tahun) b. Persentase ketersediaan bahan kebutuhan pokok masyarakat (%) Kondisi Awal 2009 170,51 8 10 buah Target 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2%/th 2%/th 2%/th 2%/th 2%/th 2%/th 8 buah 5 buah 10 buah 0 0 0 1 buah 11 unit 85% 12 unit 85% 12 unit 85% 13 unit 90% 10 buah 1 buah 14 unit 90% 12 buah 1 buah 14 unit 95% 15 buah 1 buah 15 unit 100% c. Jumlah pembinaan pelaku usaha bidang perdagangan (buah) 5 buah 5 buah 5 buah 5 buah d. Persentase perusahaan yang memiliki SIUP (1% per tahun ) 97% 98% 98% 98% IX - 51

No Indikator Kinerja 4. a. Jumlah pengawasan peredaran barang dan jasa b. Jumlah Sosialisasi perlindungan konsumen c. Persentase peningkatan pembinaan pedagang kaki lima Kondisi Awal 2009 6 75 Target 2010 2011 2012 2013 2014 2015 6 75 8 75 10 80 10 85 12 90 12 Koordinasi dengan LSM Perlindungan Konsumen Nusantara 95 3.11. Penanaman Modal Penetapan indikator kinerja daerah dibidang penanaman modal adalah: No Indikator Kinerja A Program Peningkatan Promosi dan Kerjasama Investasi 1 Jumlah kegiatan promosi investasi yang diikuti/ dilaksanakan (kegiatan) 2 Persentase ketersediaan layanan investasi online sesuai perkembangan teknologi (%) Kondisi Awal 2009 Target 2010 2011 2012 2013 2014 2015 7 keg 10 keg 12 keg 14 keg 25% 25% 35% 45% 55% 65% 75% 16 keg 18 keg 20 keg IX - 52

3 Jumlah jangkauan pemantauan, pengendalian dan pengawasan terhadap kegiatan investasi. B Program peningkatan Iklim Investasi dan Realisasi Investasi 1 Jumlah seluruh perijinan yang diterbitkan. 2 Jumlah pengusaha/perorangan yang mendapatkan layanan/fasilitasi untuk merencanakan berinvestasi baru, perluasaan dan atau pengembangan. 3 Jumlah pengusaha/perorangan yang mendapatkan persetujuan berinvestasi baru, perluasaan dan atau pengembangan. 4 Jumlah pengusaha/perorangan yang merealisasikan investasi baru, perluasan dan atau pengembangan. 85 buah 85 buah 105 buah 125 buah 145 buah 165 buah 185 buah 6.100 9.400 12.400 15.400 18.400 21.400 24.400 124 perush 97 perush 86 perush 212 perush 151 perush 140 perush 262 Perush 200 perush 185 perush 320 perush 250 perush 230 perush 380 perush 300 perush 275 perush 440 perush 350 perush 320 perush 500 perush 400 Perush 380 perush 5 Nilai realisasi investasi (swasta) baru, perluasan dan atau pengembangan yang masuk di Kabupaten Kendal. (trillion) - - 1 T 2 T 3 T 4 T 5 T IX - 53

6 keg 3 keg 7 keg 4 keg 8 keg 5 keg Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) C Program Penyiapan potensi sumber daya, sarana dan prasarana daerah 1 Jumlah kegiatan kajian potensi, peluang dan layanan investasi yang dilaksanakan. 2 Jumlah dokumen perkembangan investasi Kabupaten Kendal yang disusun. 2 keg 3 keg 4 keg 0 0 1 keg 5 keg 2 keg 3.12. Pertanian Penetapan indikator kinerja daerah dibidang pertanian adalah: No Indikator Kinerja 1. Tingkat ketersediaan bahan pangan daerah, khususnya beras dan konsumsi pangan sumber karbohidrat non beras guna memenuhi kebutuhan pangan masyarakat (%) 2. Tingkat daya serap pasar terhadap hasil produksi pertanian/perkebunan daerah (%) Kondisi Target Awal 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 90% 92% 93% 95% 97% 98% 100% 95% 95% 96% 97% 98% 99% 100% 3. Tingkat pemanfaatan teknologi tepat 70% 73% 76% 80% 84% 87% 90% IX - 54

No Indikator Kinerja guna dalam menunjang peningkatan hasil produksi komoditas hasil pertanian/perkebunan (%) 4. Tingkat produktivitas, kualitas dan hasil produksi pertanian/ perkebunan (% pertumbuhan) 5. Tingkat kinerja tenaga penyuluh pertanian lapangan 6. Angka kesakitan dan kematian ternak akibat penyakit menular (kasus) 7. Tingkat produktivitas, kualitas dan hasil produksi komoditas peternakan (% pertumbuhan) 8. Tingkat daya serap pasar terhadap hasil produksi komoditas peternakan (%) 9. Tingkat pemanfaatan teknologi tepat guna dalam meningkatkan kualitas hasil produksi peternakan (%) Kondisi Awal 2009 Target 2010 2011 2012 2013 2014 2015 5% 5% 4,5% 4% 3,5% 3% 2,5% - - - - - - meningkat 100% 90% 80% 70% 60% 50% 40% 5% 6% 7% 8% 8% 9% 10% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 60% 63% 67% 70% 73% 77% 80% IX - 55

3.13. Ketahanan Pangan Penetapan indikator kinerja daerah dibidang ketahanan pangan adalah: No Indikator Kinerja 1. Peningkatan ketersediaan pangan a. Ketersediaan bahan pangan khususnya beras b. Ketersediaan bahan pangan khusus konsumsi pangan sumber karbohidrat non beras (jagung) Kondisi Awal 2009 Surplus 0,42% dari ketersediaan Surplus 0,96% dari ketersediaan Target 2010 2011 2012 2013 2014 2015 0,46% 0,48% 0,50% 0,52% 0,54% 0,54% 2. Peningkatan konsumsi pangan a. meningkatnya konsumsi protein hewani masyarakat sebesar 5,10% per tahun dan tercapainya konsumsi protein hewani sebesar 6,96 gram/kapita/hari pada tahun 2010 36% jumlah penduduk 3. Peningkatan jumlah lumbung pangan yang terbangun a. Jumlah lumbung pangan desa 8 unit (0,03% dari jumlah desa yang ada 8 unit (0,04%) 40% 44% 48% 52% 56% 60% 8 unit (0,05%) 8 unit (0,06%) 8 unit (0,07%) 8 unit (0,08%) 8 unit (0,09%) IX - 56

No Indikator Kinerja Kondisi Awal 2009 lumbung pangan) Target 2010 2011 2012 2013 2014 2015 3.14. Lingkungan Hidup Penetapan indikator kinerja daerah dibidang lingkungan hidup adalah : No. Indikator Kinerja 1 Persentase usaha/kegiatan yg memenuhi baku mutu air Persentase usaha/kegiatan yg memenuhi baku mutu udara 2. Persentase tindaklanjut aduan kasus lingkungan 3. Berkurangnya luas lahan kritis (300 Ha) Berkurangnya luas kerusakan pesisir (200 Ha) 4. Jumlah Kecamatan yg disosialisasi lingkungan (20 Kecamatan) Jumlah Data/ informasi lingkungan yg tersedia (1 dokumen SLHD pertahun) Kondisi Target Awal 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 30% 42,11% 60% 80% 100% 100% 100% 30 % 40% 60% 80% 100% 100% 100% 60% 60% 70% 80% 90% 100% 100% 55 Ha 55 Ha 60 Ha 60 Ha 60 Ha 60 Ha 60 Ha 20 Ha 25-50 Ha 50 Ha 50 Ha 50 Ha 2 baliho 4 Kec 4 Kec 4 Kec 2 2 2 60 sekolah 4 Kec 4 Kec 2 baliho 2 baliho baliho baliho baliho - - 1 1 1 1 1 IX - 57

3.15. Kelautan dan Perikanan Penetapan indikator kinerja daerah dibidang kelautan dan perikanan adalah: Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) No Indikator Kinerja 1. Meningkatnya Produksi perikanan tangkap (ton) Meningkatnya Produksi perikanan budidaya air payau (ton) Meningkatnya Produksi perikanan budidaya air tawar (ton) Meningkatnya Produksi perikanan tangkap di perairan umum (ton) Meningkatnya Tingkat konsumsi ikan (kg/kap/tahun) 2. Meningkatnya jumlah unit usaha pengolahan ikan Meningkatnya rata-rata pendapatan nelayan (% per tahun) Meningkatnya rata-rata pendapatan pembudidaya ikan (%) 3. Tingkat kinerja tenaga penyuluh pertanian perikanan 4. Meningkatnya peran dan fungsi kelembagaan penyuluh pertanian perikanan Kondisi Target Awal 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 1.338.192 1.352.954 1.367.715 1.382.477 1.397.238 1.412.000 1.426.761 7.812.212 8.195.816 8.579.420 8.963.024 9.346.628 9.730.232 10.113.836 643.352 680.773 718.193 755.614 793.035 830.455 867.876 134.590 137.937 141.283 144.630 147.976 151.323 154.669 12,06 12,28 12,50 12,72 12,93 13,15 13,37 67 69 71 73 74 76 78 unit unit unit unit unit unit unit 5% 6% 7% 8% 8% 9% 10% 10% 11% 12% 13% 13% 14% 15% 70% 75% 75% 80% 90% 95% 100% 75% 80% 80% 80% 80% 90% 90% IX - 58

3.16. Energi Sumber Daya Mineral Penetapan indikator kinerja daerah dibidang energi dan sumber daya mineral adalah: Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) No Indikator Kinerja 5. Tingkat pemanfaatan dan daya serap teknologi oleh pelaku utama dan pelaku usaha dalam bidang pertanian perikanan 6. Tingkat kesadaran sebagai petani untuk menciptakan budidaya secara organik di lingkungan pertanian perikanan Kondisi Target Awal 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 50% 60% 70% 70% 80% 80% 90% 30% 40% 45% 50% 50% 50% 60% No Indikator Kinerja 1 a. Jumlah ijin usaha pertambangan (SIPD); b. Jumlah pembinaan dan pengawasan pengusaha pertambangan dan mineral c. Jumlah Peraturan Daerah/Peraturan Bupati tentang Minerba Kabupaten Kendal; 2 a. Jumlah ijin pemanfaatan air bawah tanah; Kondisi Target Awal 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 37 42 48 55 62 68 75 20 20 20 25 30 30 40 0 0 1 1 1 1 1 0 0 5 10 15 15 20 IX - 59

No Indikator Kinerja b. Jumlah pembinaan dan pengawasan pengusaha pemanfaat air bawah tanah c. Jumlah Peraturan Daerah/Peraturan Bupati tentang Pengelolaan dan Pemanfaatan Air Bawah Tanah Kabupaten Kendal Kondisi Target Awal 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 0 0 2 5 8 8 10 0 0 1 1 1 1 1 3 a. Jumlah ijin usaha ketenaglistrikan 0 0 25 25 30 30 40 b. Jumlah pembinaan dan pengawasan pengusaha ketenagalistrikan c. Jumlah Peraturan Daerah/Peraturan Bupati tentang Ketenalistrikan Kabupaten Kendal 4. a. Jumlah penelitian dan pengembangan pemanfaatan dan penganekaragaman energi alternatif /energi baru terbarukan; b. Sosialisasi hasil litbang pemanfaatan dan penganekaragaman energi alternatif /energi baru terbarukan 0 0 10 10 15 15 20 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 IX - 60

3.17. Kehutanan Penetapan indikator kinerja daerah dibidang kehutanan adalah: No Indikator Kinerja 1. Tingkat pelanggaran terhadap ketentuan peredaran hasil hutan dan pengelolaan industri hasil hutan Kondisi Target Awal 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 5% 5% 4% 4% 3% 3% 2,5% Peningkatan produksi hasil hutan 2,5% 2,5% 3% 3% 4% 4% 5% Peningkatan rehabitasi hutan 2,5% 5% 8% 11% 14% 17% 20% 2. Tingkat partisipasi masyarakat tehadap upaya pelestarian penghijauan kota dan keberadaan hutan kota (%) 40% 45% 50% 55% 60% 65% 70% 3. Tingkat kinerja tenaga penyuluh kehutanan lapangan 4. Meningkatnya peran dan fungsi kelembagaan penyuluh kehutanan 5. Tingkat pemanfaatan dan daya serap teknologi oleh pelaku utama dan pelaku usaha dalam kehutanan 6. Tingkat kesadaran sebagai petani untuk menciptakan budidaya secara organik di lingkungan kehutanan 70% 75% 75% 80% 90% 95% 100% 75% 80% 80% 80% 80% 90% 90% 50% 60% 70% 70% 80% 80% 90% 30% 40% 45% 50% 50% 50% 60% IX - 61

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) KABUPATEN KENDAL TAHUN 2010-2015 BAB X KAIDAH PELAKSANAAN DAN KETENTUAN PERALIHAN

BAB X PEDOMAN TRANSISI DAN KAIDAH PELAKSANAAN A. Pedoman Transisi Sesuai ketentuan UU No. 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, UU No. 32 Tahun 2004 jo UU No. 12 Tahun 2008 tentang Pemerintahan Daerah, dan PP No. 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah, bahwa RPJMD merupakan penjabaran dari visi, misi dan program kerja pasangan Bupati dan Wakil Bupati terpilih. Pasangan Bupati dan Wakil Bupati Kendal terpilih memiliki masa jabatan selama 5 (lima) tahun yaitu tahun 2010 sampai dengan tahun 2015. Sesuai dengan ketentuan pasal 15 ayat (2) Peraturan Pemerintah No. 8 tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah, RPJMD ditetapkan paling lambat 6 (enam) bulan setelah pasangan Bupati Wakil bupati terpilih dilantik. Dengan demikian, penyusunan RKPD Kabupaten Kendal tahun 2016 belum memiliki dasar. Untuk menjaga kesinambungan pembangunan daerah dan mengisi kekosongan dokumen perencanaan, maka RPJMD tahun 2010-2015 ini sementara dapat digunakan sebagai pedoman dalam penyusunan RKPD tahun 2016. Selanjutnya Bupati dan Wakil Bupati Kendal terpilih hasil pemilihan Kepala Daerah Langsung tahun 2015 dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Kendal hasil pemilihan umum tahun 2014 tetap mempunyai ruang gerak yang luas untuk menyempurnakan Rancangan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) tahun 2016 dan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD) tahun 2016 yang sudah disusun untuk pelaksanaan pembangunan daerah. X - 1

B. Kaidah Pelaksanaan Dokumen RPJMD Kabupaten Kendal tahun 2010-2015 ini merupakan penjabaran dari visi, misi dan program dari Bupati-Wakil Bupati terpilih, sebagaimana dipresentasikan di depan DPRD Kabupaten Kendal menjelang pemilukada secara langsung. Penyusunan RPJMD ini telah memperhatikan dasar hukum seperti diatur dalam peraturan perundangan, antara lain yaitu Undang-undang No. 25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Undang-Undang No. 32 tahun 2004 juncto Undang- Undang No. 12 Tahun 2008 tentang Pemerintahan Daerah. Penyusunan program dan indikator kinerja dalam RPJMD ini mengacu pula program-program yang tercantum dalam dokumen perencanaan yang lebih tinggi yaitu RPJM-Nasional Indonesia 2010-2014, RPJMD Provinsi Jawa Tengah 2008-2013, dan RPJP-D Kabupaten Kendal 2005-2025 serta dokumen perencanaan pembangunan daerah lainnya, dalam hal ini adalah Perda No. 23 tahun 2007 tentang RTRW Kabupaten Kendal. Dalam menyusun dokumen RPJMD ini dapat memuat seluruh program-program atau rencana kerja seluruh tugas Bupati - Wakil Bupati meliputi tugas-tugas desentralisasi, dekonsentrasi, tugas pembantuan dan tugas-tugas pemerintahan umum. Namun demikian dalam menjalankan peran sebagai wakil pemerintah pusat di daerah yaitu dalam menjalankan tugas dekonsentrasi dan tugas pembantuan program tidak bisa direncanakan oleh daerah sejak awal. Program-program tersebut mengacu pada rencana kerja yang telah disusun oleh Pemerintah Pusat dan Provinsi Jawa Tengah, sehingga Pemerintah Kabupaten Kendal sebagai pelaksana kegiatan. RPJMD ini menjadi pedoman bagi SKPD untuk menyusun Rencana Strategis (Renstra) SKPD dengan tata kala yang sama yaitu 2010-2015. Disamping itu RPJMD ini akan menjadi acuan dalam penyusunan RKPD setiap tahun X - 2

anggaran. Untuk menjaga kesinambungan penyelenggaraan pemerintahan daerah maka pada tahun 2015 yang merupakan tahun terakhir, penyusunan RKPD untuk tahun 2016 sebagai RKPD Transisi berpedoman pada RPJMD Kabupaten Kendal Tahun 2010 2015. Penyusunan RPJMD ini dilaksanakan melalui beberapa tahap konsultansi publik, yaitu melalui forum musrenbangda RPJMD, dengan harapan program-progam yang ada di dalam RPJMD ini sesuai aspirasi dan kebutuhan masyarakat. Kemudian dilanjutkan dengan proses legislasi dan pembahasan dalam DPRD Kabupaten Kendal. RPJMD ini nantinya juga akan menjadi dasar bagi Bupati- Wakil Bupati dalam menyusun LKPJ dan LKPJ-AMJ di akhir periode masa jabatan Bupati-Wakil Bupati dan dasar bagi DPRD dan anggota masyarakat untuk melakukan monitoring dan evaluasi pelaksanaan pembangunan daerah. RPJMD ini merupakan suatu dokumen yang disusun dan ditetapkan oleh Pemerintah Daerah, namun diharapkan dapat menjadi acuan bagi segenap stakeholder pembangunan di Kabupaten Kendal dalam melaksanakan pembangunan daerah tahun 2010-2015. Mengingat dokumen RPJMD ini memiliki tata kala selama 5 tahun, di tengah waktu pelaksanaannya dapat dilakukan evaluasi paruh waktu (mid term evaluation) untuk mengetahui sejauh mana terjadi ketidaksesuaian atau distorsi. Jika hal semacam ini terjadi maka perlu dilakukan langkah-langkah penyempurnaan dokumen. BUPATI KENDAL, ttd WIDYA KANDI SUSANTI X - 3