PENGARUH EDUKASI SUPORTIF TERSTRUKTUR TERHADAP PEMILIHAN KONTRASEPSI PADA IBU MENYUSUI 0-6 BULAN

dokumen-dokumen yang mirip
HUBUNGAN PELAYANAN KONSELING KB TENTANG AKDR DENGAN CAKUPAN AKSEPTOR AKDR

PENGETAHUAN DAN KECEMASAN IBU PENGGUNA KONTRASEPSI AKDR. Vera Virgia

GAMBARAN PENGETAHUAN WANITA USIA SUBUR TENTANG AKDR DI PUSKESMAS CIKOLE PANDEGLANG 2012 JURNAL

Jl. Ki Ageng Selo no. 15 Pati ABSTRAK

Sukriani 1),Priharyanti Wulandari 2)

HUBUNGAN POLA AKTIVITAS SEKSUAL DENGAN KETERATURAN KONSUMSI PIL KB PADA AKSEPTOR KB PIL. Andri Tri Kusumaningrum ABSTRAK

GAMBARAN UMUR DAN PARITAS AKSEPTOR KB TERHADAP PEMILIHAN KONTRASEPSI SUNTIK

BAB I PENDAHULUAN. menjadi BKKBN (Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional) dengan. variabel yang mempengaruhi fertilitas (Wiknjosastro, 2009).

MEDICA MAJAPAHIT. Vol 5. No. 2 Oktober 2013

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG IUD DENGAN MINAT KB IUD DI DESA MOJODOYONG KEDAWUNG SRAGEN

IDENTIFIKASI SIKAP IBU USIA SUBUR TENTANG ALAT KONTRASEPSI DALAM RAHIM DI RT 04 RW 07 KELURAHAN BALEARJOSARI KECAMATAN BLIMBING KOTA MALANG

Volume 4 No. 1, Maret 2013 ISSN :

HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU (usia, Pendidikan, Pekerjaan, Dan Paritas ) DENGAN PEMILIHAN KONTRASEPSI SUNTIK DI PUSKESMAS SUKUDONO SIDOARJO

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan rakyat (Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional, 2009).

Anik Nurhayati. Korespondensi : Anik Nurhayati, d/a Puskesmas Kalibaru Jl. Jember No. 39 Kalibaru Kulon ABSTRAK

PENGARUH PEMBERIAN KONSELING TERHADAP PENGETAHUAN DAN MINAT PENGGUNA KONTRASEPSI MAL DI PONET GROBOGAN GROBOGAN JAWA TENGAH

Hubungan Antara Paritas Ibu Dan Status Ekonomi Keluarga Dengan Pemakaian Kontrasepsi Suntik Di Rumah Bersalin Citra Palembang Tahun 2013

Volume 4 No. 1, Maret 2013 ISSN :

FAKTOR-FAKTOR PENGHAMBAT AKSEPTOR KB DALAM MENENTUKAN PILIHAN TERHADAP PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI IUD

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN PENDIDIKAN IBU DALAM PEMILIHAN ALAT KONTRASEPSI METODE OPERASI WANITA (MOW) DI DESA JEPANG PAKIS

HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG EFEK SAMPING DEPO MEDROXY PROGESTERON ASETAT

23,3 50,0 26,7 100,0

GAMBARAN PENGETAHUAN PUS TENTANG KB LENDIR SERVIKS DI DESA BALUNG TAWUN KECAMATAN SUKODADI KABUPATEN LAMONGAN

Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 1, April 2015 ISSN HUBUNGAN LAMA PENGGUNAAN KONTRASEPSI SUNTIK DMPA DENGAN SIKLUS HAID

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG IMPLANT DENGAN PEMAKAIAN KONTRASEPSI IMPLANT PADA AKSEPTOR DI BPS NY. HJ. FAROHAH DESA DUKUN GRESIK

Desi Andriani * Kaca Kunci : Pengetahuan, Pendidikan, AKDR. Daftar pustaka : 16 ( )

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI KONDOM DI WILAYAH KERJA UPTD PUSKESMAS KASOKANDEL KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN SUAMI TENTANG KB DENGAN PARTISIPASI SUAMI DALAM BER-KB DI KELURAHAN KEMANG KABUPATEN BOGOR

HUBUNGAN KEPATUHAN AKSEPTOR KB PIL DENGAN KEBERHASILAN PENCEGAHAN KEHAMILAN DI BPS ERTIN JUPRI

Oleh : Noviyanti, Indria Astuti, dan Siska Erniawati Stikes Jendr.A. Yani Cimahi

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY D P 2002 AKSEPTOR AKTIF SUNTIK 3 BULAN DENGAN MENOMETRORAGIA DI PUSKESMAS LAMONGAN TAHUN 2015

Imelda Erman, Yeni Elviani Dosen Prodi Keperawatan Lubuklinggau Politeknik Kesehatan Palembang ABSTRAK

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN DENGAN PEMAKAIAN ALAT KONTRASEPSI DALAM RAHIM (AKDR) PADA PASANGAN USIA SUBUR (PUS) DI BPS INSULAMI DESA NGUWOK KEC

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN SUAMI TENTANG ALAT KONTRASEPSI VASEKTOMI DI DESA SAMBIROTO NGAWI

Correspondence : Siti Rochimatul Lailiyah.,S.SiT.,MKes.*)Jl. R.E. Martadinata Bangkalan, Indonesia.

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMERIKSAAN KEHAMILAN TRIMESTER I DENGAN KUNJUNGAN K1 MURNI DI BPS HANIK SURABAYA

Kata Kunci : Konseling, Penurunan Tingkat Kecemasan, Efek Samping

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG KB SUNTIK 3 BULAN DENGAN KEPATUHAN IBU MELAKUKAN KUNJUNGAN ULANG DI SIDOHARJO

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PARTISIPASI SUAMI MENJADI AKSEPTOR KELUARGA BERENCANA (KB) DI DESA KEBET KECAMATAN BEBESEN KABUPATEN ACEH TENGAH

BAB 1 PENDAHULUAN. dan peran serta masyarakat melalui pendewasaan usia perkawinan,

HUBUNGAN KELOMPOK UMUR PASANGAN USIA SUBUR (PUS) DENGAN PEMILIHAN JENIS ALAT KONTRASEPSI DI DESA PADAMUKTI KECAMATAN SOLOKANJERUK KABUPATEN BANDUNG

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF AKSEPTOR AKTIF HORMONAL SUNTIK 1 BULAN PADA Ny E DENGAN PENINGKATAN BB DI PUSKESMAS LAMONGAN TAHUN 2015

Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 2, Oktober 2015 ISSN

GAMBARAN PENGETAHUAN PASANGAN USIA SUBUR TENTANG METODE ALAT KONTRASEPSI DALAM RAHIM (AKDR) DI DESA BULUTENGGER KECAMATAN SEKARAN KABUPATEN LAMONGAN

Universitas Muhammadiyah Semarang.

BAB 1 PENDAHULUAN. kependudukan yang hingga saat ini belum bisa diatasi. Jumlah penduduk

STUDI PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG TANDA BAHAYA SELAMA MASA NIFAS (Di Desa Pomahan Janggan Kecamatan Turi Kabupaten Lamongan 2015)

FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI INTRA UTERINE DEVICE

Mitha Destyowati ABSTRAK

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 2, Oktober 2016 ISSN

ABSTRAK. Kata Kunci : Peran suami, Akspektor Mantap (MOW).

Tingkat Pengetahuan Wanita Usia Subur Tentang Alat Kontrasepsi IUD di BPRB Bina Sehat Kasihan Bantul

PENGARUH PENGETAHUAN AKSEPTOR DENGAN PEMILIHAN KONTRASEPSI IMPLANT. Yunik Windarti

HUBUNGAN ANTARA PEMAKAIAN ALAT KONTRASEPSI SUNTIK DENGAN TEKANAN DARAH PADA AKSEPTOR KB SUNTIK DI PUSKESMAS DELANGGU KLATEN

BAB I PENDAHULUAN. Pasangan Usia Subur diharapkan menggunakan metode kontrasepsi untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. kependudukan. Sejak 2004, program keluarga berencana (KB) dinilai berjalan

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan jumlah penduduk merupakan salah satu masalah besar. berkembang. Indonesia merupakan salah satu negara berkembang dengan

UMUR DAN LAMA PEMAKAIAN KONTRASEPSI SUNTIK 3 BULAN DENGAN KEJADIAN AMENORRHOE

HUBUNGAN LAMA PEMAKAIAN KB SUNTIK 1 BULAN DENGAN PERUBAHAN BERAT BADAN AKSEPTOR KB DI BPS NY. YULIANA KABUPETEN LAMONGAN.

JURNAL. Diajukan Untuk Memenuhi Ketentuan Melakukan Penyusunan Skripsi. Sebagai Persyaratan Menyelesaikan Program Study Diploma IV Kebidanan

HUBUNGAN KONTRASEPSI SUNTIK DENGAN PENINGKATAN BERAT BADAN AKSEPTOR (Studi Di BPS Dwenti K.R. Desa Sumberejo Kabupaten Lamongan 2015)

Kustriyanti 1),Priharyanti Wulandari 2)

BAB I PENDAHULUAN. dan menyelenggarakan program KB nasional. (BKKBN, 2011) dihitung berbagi perbandingan atau rasio (ratio) antara lain : rasio jenis

TINGKAT PENGETAHUAN PASANGAN USIA SUBUR (PUS) TENTANG ALAT KONTRASEPSI IUD DI DESA PILANGSARI KECAMATAN NGRAMPAL KABUPATEN SRAGEN

BAB I PENDAHULUAN. yang mendapat perhatian dan pembahasan yang serius dari ahli

HUBUNGAN DISIPLIN WAKTU DALAM PEMAKAIAN PIL KB KOMBINASI DENGAN KEGAGALAN AKSEPTOR. Fitriana Ikhtiarinawati Fajrin* Lilis Oktaviani** ABSTRAK

GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RENDAHNYA CAKUPAN KB IUD DI DESA KEBONAGUNG KECAMATAN PAKISAJI KABUPATEN MALANG

BAB I PENDAHULUAN. Masalah utama yang sedang dihadapi negara-negara yang sedang berkembang termasuk

HUBUNGAN FREKUENSI MENYUSUI DENGAN KEBERHASILAN METODE MAL DI KELURAHAN RINGIN PUTIH KARANGDOWO KLATEN

BAB I PENDAHULUAN. Peran Keluarga Berencana dalam Kesehatan Reproduksi adalah. untuk menunjang tercapainya kesehatan ibu dan bayi, karena kehamilan

Jurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan Volume 14, Juli 2017

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RENDAHNYA PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI IUD PADA AKSEPTOR KB DI DESA PULO ARA KECAMATAN KOTA JUANG KABUPATEN BIREUEN

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMILIHAN ALAT KONTRASEPSI PADA AKSEPTOR KB WANITA DI TUWEL

PENGARUH PEMAKAIAN ALAT KONTRASEPSI KOMBINASI PROGESTERON ESTROGEN TERHADAP KEJADIAN KANKER LEHER RAHIM DI RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA.

PENGARUH PENYULUHAN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN WANITA USIA SUBUR TENTANG ALAT KONTRASEPSI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SANGKRAH KOTA SURAKARTA

KARAKTERISTIK AKSEPTOR NON AKDR TENTANG KONTRASEPSI AKDR DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GADANG HANYAR BANJARMASIN

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG KONTRASEPSI DENGAN PEMILIHAN PENGGUNAAN KONTRASEPSI

BAB I PENDAHULUAN. pelaksanaan pembangunan nasional (Prawirohardjo, 2007). Berdasarkan data

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Volume 2 / Nomor 2 / November 2015 ISSN :

BAB 1 PENDAHULUAN. yang memaparkan tentang ASI eksklusif dan berbagai pilihan jenis

BAB I PENDAHULUAN. Menurut WHO (World Health Organization) (1970, dalam Suratun, 2008)

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan Reproduksi dilaksanakan untuk memenuhi hak-hak reproduksi

KARAKTERISTIK AKSEPTOR KB IMPLANT DI DESA BANJARANYAR KECAMATAN BALAPULANG KABUPATEN TEGAL

BAB I PENDAHULUAN. tertinggi di ASEAN. Berdasarkan laporan Badan Pusat Statistik (BPS) tahun

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu Negara berkembang dengan berbagai. masalah. Masalah utama yang dihadapi di Indonesia adalah dibidang

BAB I PENDAHULUAN. terhadap perkembangan ekonomi dan kesejahteraan Negara (Irianto, 2014).

BAB 1 PENDAHULUAN. dan kehamilan. Alat kontrasepsi non hormonal artinya tidak mengandung

Oleh : Lia Natalia ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. India, Pakistan, Brazil, dan Nigeria yang memberikan kontribusi besar pada

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara dengan laju pertumbuhan yang masih. relatif tinggi. Program Keluarga Berencana (KB) muncul sebagai

BAB I PENDAHULUAN. menunggu mendapatkan keturunan dan menunda kehamilan dapat dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. Masalah kepadatan kependudukan di Indonesia merupakan salah satu

Hubungan Lama Penggunaan Kontrasepsi Suntik 3 Bulan Dengan Kenaikan Berat Badan 1

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Ledakan penduduk merupakan masalah yang belum terselesaikan sampai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keluarga berencana merupakan upaya untuk mengatur jumlah anak

GAMBARAN FAKTOR PASANGAN DAN FAKTOR KESEHATAN ASEPTOR KB SUNTIK DI WILAYAH KELURAHAN MEDONO KOTA PEKALONGAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. jumlah anak dalam keluarga (WHO, 2009). Program KB tidak hanya

Transkripsi:

PENGARUH EDUKASI SUPORTIF TERSTRUKTUR TERHADAP PEMILIHAN KONTRASEPSI PADA IBU MENYUSUI - BULAN Evi Susiyanti Program Studi Kebidanan, Akademi Kebidanan Sakinah Pasuruan Email : evirudyanto4@gmail.com ABSTRAK Banyak perempuan mengalami kesulitan di dalam menentukan pilihan jenis kontrasepsi. Kurangnya pengetahuan pada ibu menyusui tentang pemilihan kontrasepsi masih perlu dicermati, sehingga dalam pemakaian kontrasepsi bisa tepat sasaran. Penelitian ini merupakan penelitian analitik pre experiment. Populasi dalam penelitian ini adalah ibu menyusui bayi usia - bulan sebanyak 7 orang. Sedangkan sampel sebesar 11 ibu menyusui bayi usia - bulan yang menggunakan kontrasepsi. Sampel diambil dengan cara simple random sampling. Variabel independen dalam penelitian ini adalah edukasi suportif terstruktur : pengetahuan dan sikap ibu menyusui tentang kontrasepsi sedangkan variabel dependennya adalah pemilihan kontrasepsi. Kemudian dianalisa menggunakan wilcoxon. Hasil penelitian, dari 11 ibu menyusui bayi usia - bulan sebagian besar (54,5%) berpengetahuan kurang tentang kontrasepsi, hampir setengahnya (,%) bersikap setuju dan sebagian besar (,%) tidak sesuai dalam pemilihan kontrasepsinya. Hasil analisis menunjukkan ada pengaruh edukasi suportif terstruktur terhadap pemilihan kontrasepsi pada ibu menyusui - bulan di Polindes Alastlogo Pasuruan tahun 1. Diharapkan bidan dapat lebih jelas memberikan informasi tentang kontrasepsi, terutama kontrasepsi yang dapat digunakan oleh ibu menyusui. Disamping itu, diharapkan setiap ibu menyusui sesuai dalam memilih kontrasepsi sehingga tidak mempengaruhi ASI. Kata kunci: Pengetahuan, sikap dan Kesesuaian Pemilihan Kontrasepsi Halaman 15

PENDAHULUAN Banyak perempuan mengalami kesulitan di dalam menentukan pilihan jenis kontrasepsi. Hal ini tidak hanya karena terbatasnya metode yang tersedia, tetapi juga oleh ketidaktahuan mereka tentang persyaratan dan keamanan metode kontrasepsi tersebut (Saifuddin, 5). Kontrasepsi terdiri dari metode amenorea laktasi (MAL), metode keluaraga berencana alamiah (KBA), senggama terputus, metode barier, kontrasepsi kombinasi, kontrasepsi progestin, alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR), dan kontrasepsi mantap (Saifuddin, ). Pemilihan metode kontrasepsi untuk ibu pasca melahirkan perlu dipertimbangkan dengan baik, sehingga tidak mengganggu proses laktasi dan kesehatan bayinya. Semua metode kontrasepsi non hormonal dapat digunakan oleh ibu-ibu dalam masa menyusui. Metode ini menjadi pilihan utama dari berbagai jenis kontrasepsi yang ada karena tidak mengganggu proses laktasi dan tidak berisiko terhadap tumbuh kembang sang bayi. Pemakaian kontrasepsi hormonal dipilih yang berisi progestin saja, sehingga dapat digunakan untuk wanita dalam masa laktasi karena tidak mengganggu produksi ASI serta tumbuh kembang bayi. Kurangnya pengetahuan pada ibu menyusui tentang pemilihan kontrasepsi masih perlu dicermati, sehingga dalam pemakaian kontrasepsi bisa tepat sasaran. Di Indonesia pada tahun 1 tercatat jumlah peserta KB aktif dari 4.1.47 juta jiwa, dengan jumlah PUS 11.75.74 juta jiwa dan WUS 51.47.9 juta jiwa. Dari 4.1.47 peserta KB aktif, pengguna KB suntik (54,5%), pil (8,5%), IUD (5,44%), kondom (5,4%), implant (4,99%), MOW (1,4%), dan MOP (,%). (BKKBN, 1). Di Provinsi Jatim tercatat sebanyak.15.15 peserta atau 1, 4% dengan prevalensi 7,95% terhadap jumlah PUS (Pasangan Usia Subur) sebanyak 7.99.74 peserta. Dari.15.15 peserta KB aktif itu, terbanyak adalah menggunakan KB suntik (48,%). Kemudian, Pil (1,1%), IUD (14%), implant (8,5%), MOW (5%), MOP (,4%) dan kondom (1,5%). Berdasarkan laporan bulanan Polindes Alastlogo Pasuruan per Januari 1 tercatat jumlah PUS 1 jiwa, peserta KB aktif 14 jiwa, dengan pengguna IUD 79 orang (,5%), MOW 9 orang (7,%), Implant 44 orang (7,%), suntik bulanan 4 orang (,%), suntik 1 bulanan / cyclo 159 orang (1,%), pil 17 orang (1,4%). Data ibu menyusui - bulan sebanyak 7 orang, sisanya sebanyak 7 orang sedang hamil atau tidak menggunakan KB apapun, ibu menyusui - bulan yang memakai suntik 1 bulan sebanyak 17 (,%). Berdasarkan studi pendahuluan dari 1 orang ibu menyusui terbukti 1 (1,8%) orang ibu menyusui menggunakan KB IUD, 1 (1,8%) orang ibu menyusui menggunakan implant, (,77%) orang ibu menyusui menggunakan KB suntik bulanan, 4 (5,55%) orang ibu menyusui menggunakan KB suntik 1 bulanan (cyclofem), dan (,77%) orang ibu menyusui menggunakan KB oral ( pil ). Dari data studi pendahuluan tersebut didapatkan ibu menyusui paling banyak menggunakan KB suntik 1 bulanan dikarenakan para ibu menyusui ingin pola menstruasi mereka teratur dengan resiko yang rendah. Penyebab masalah dalam pemilihan alat kontrasepsi dipengaruhi oleh minimnya pengetahuan serta kurangnya motivasi terhadap ibu menyusui. Pada saat pemilihan suntik 1 bulan tentu banyak hal yang perlu diperhatikan misalnya efektifitas, keuntungan dan kerugian, indikasi dan kontraindikasi serta efek samping dari alat kontrasepsi suntik 1 bulan. Juga banyak faktor yang mempengaruhi pemilihan suatu alat kontrasepsi tertentu termasuk paritas, umur, sumber informasi, pendidikan dan pekerjaan. Juga faktor-faktor yang harus dipertimbangkan termasuk status kesehatan, efek samping, konsekuensi kegagalan atau kehamilan yang tidak diinginkan, persetujuan pasangan bahkan norma budaya lingkungan. Dampak penggunaan KB bulanan pada ibu menyusui bisa menyebabkan menurunnya produksi ASI, dikarenakan hormon progesteron dan estrogen sesaat setelah melahirkan menurun dan akan tetap rendah sampai beberapa bulan setelahnya. Maka hal itu ibu menyusui - bulan pertama tidak boleh menggunakan KB hormonal berbasis estrogen. Edukasi suportif terstruktur merupakan solusi pendidikan kesehatan yang terencana dan terarah untuk mencapai pemahaman ibu dan keluarga dalam meningkatkan pengetahuan serta dukungan dalam pemilihan kontrasepsi pada ibu menyusui. Edukasi merupakan proses interaktif yang mendorong terjadinya pembelajaran, dan pembelajaran merupakan upaya penambahan pengetahuan baru, sikap, dan keterampilan melalui penguatan praktik dan pengalaman tertentu (Smeltzer & Bare, Halaman 1

8). Suportif berarti bersifat memberikan dukungan dan semangat. Berdasarkan uraian diatas, edukasi suportif terstruktur menjadi salah satu solusi pilihan penulis untuk meneliti dan mengkaji pengaruh edukasi suportif terstruktur terhadap pemilihan kontrasepsi pada ibu menyusui - bulan di Polindes Alastlogo Pasuruan METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan adalah metoda pre eksperimental dengan pendekatan one grup pretest-posttest. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu menyusui - bulan Juni 1 sebanyak 7 orang. Sampel dalam penelitian ini adalah ibu menyusui - bulan di pustu desa Nguter Pasirian Lumajang tahun 14 yang menggunakan KB sebanyak 11 orang. Teknik Sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah simple random sampling. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni 1. Adapun teknik pengumpulan data yaitu dengan menggunakan kuesioner dan menggunakan uji Wilcoxon. HASIL PENELITIAN Setelah data terkumpul dan ditabulasi kemudian dimasukkan dalam bentuk tabel sederhana untuk distribusi frekuensi pengetahuan ibu menyusui tentang kontrasepsi di Polindes Desa Alastlogo Lekok Pasuruan,Agustus-September 1 yang selanjutnya disajikan dalam bentuk tabel silang (cross table). 1. Pengetahuan Ibu Menyusui Tentang Kontrasepsi sebelum diberikan Edukasi Suportif Terstruktur Tabel 1 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Ibu Menyusui Bayi Usia - Bulan di Polindes Alastlogo Lekok Pasuruan 1 sebelum diberikan edukasi suportif terstruktur Kategori Prosentase Frekuensi Pengetahuan Sangat Baik Baik Cukup Kurang % 18, 7, 54,5 Jumlah 11 Sumber : Data Primer Agustus-September 1 Berdasarkan tabel 1 dapat dijelaskan dari 11 ibu menyusui bayi usia - bulan sebelum diberikannya edukasi suportif terstruktur, sebagian besar (54,5%) mempunyai pengetahuan kurang tentang kontrasepsi dan hanya sebagian kecil (18,%) yang berpengetahuan baik.. Pengetahuan Ibu Menyusui Tentang Kontrasepsi sesudah diberikan Edukasi Suportif Terstruktur Tabel Distribusi Frekuensi Pengetahuan Ibu Menyusui Bayi Usia - Bulan di Polindes Alastologo Lekok Pasuruan 1 sesudah diberikan edukasi suportif terstruktur Kategori Pengetahuan Sangat Baik Baik Cukup Kurang Frekuensi 1 1 Prosentase % 9,1 7, 54,5 9,1 Jumlah 11 Sumber : Data Primer Agustus-September 1 Berdasarkan tabel dapat dijelaskan dari 11 ibu menyusui bayi usia - bulan sesudah diberikannya edukasi suportif terstruktur, sebagian besar (54,5%) mempunyai pengetahuan cukup tentang kontrasepsi dan hanya sebagian kecil (9,1%) yang berpengetahuan sangat baik dan kurang. Halaman 17

. Sikap Ibu Menyusui sebelum diberikan edukasi suportif terstruktur Tentang Kontrasepsi Tabel Distribusi Frekuensi Sikap Ibu Menyusui Bayi Usia - Bulan di Polindes Alastlogo Lekok Pasuruan 1 sebelum diberikan edukasi suportif terstruktur Kategori Prosentase Frekuensi Sikap Sangat Setuju Setuju Kurang Setuju Tidak Setuju 4 % 7,, 18, 18, Jumlah 11 Sumber : Data Primer Agustus-September 1 Berdasarkan tabel dapat dijelaskan dari 11 ibu menyusui bayi usia - bulan sebelum diberikan edukasi suportif terstruktur hampir setengahnya (,%) menyatakan setuju. 4. Sikap Ibu Menyusui sesudah diberikan edukasi suportif terstruktur Tentang Kontrasepsi Tabel 4 Distribusi Frekuensi Sikap Ibu Menyusui Bayi Usia - Bulan di Polindes Alastlogo Lekok Pasuruan 1 sesudah diberikan edukasi suportif terstruktur Kategori Sikap Sangat Setuju Setuju Kurang Setuju Tidak Setuju Frekuensi 5 Prosentase % 45,5 54,5 Jumlah 11 Sumber : Data Primer Agustus-September 1 Berdasarkan tabel 4 dapat dijelaskan dari 11 ibu menyusui bayi usia - bulan sesudah diberikan edukasi suportif terstruktur sebagian besar (54,5%) menyatakan setuju. 5. Kesesuaian Pemilihan Kontrasepsi sebelum dilakukan edukasi suportif terstruktur Tabel 5 Distribusi Frekuensi Kesesuaian Pemilihan Kontrasepsi di Polindes Alastlogo Lekok Pasuruan 1 sebelum diberikannya edukasi suportif terstruktur Kategori Pemilihan Frekuensi Prosentase Sesuai Tidak Sesuai 4 7,4, Jumlah 11 Sumber : Data Primer Agustus-September 1 Berdasarkan tabel 5 dapat dijelaskan dari 11 ibu menyusui bayi usia - bulan sebelum diberikannya edukasi suportif terstruktur, sebagian besar (,%) tidak sesuai dalam pemilihan kontrasepsinya.. Kesesuaian Pemilihan Kontrasepsi sesudah dilakukan edukasi suportif terstruktur Tabel Distribusi Frekuensi Kesesuaian Pemilihan Kontrasepsi di Polindes Alastlogo Lekok Pasuruan Sesudah diberikannya edukasi suportif terstruktur Kategori Frekuensi Prosentase Sesuai Tidak Sesuai 11 Jumlah 11 Sumber : Data Primer Agustus-September 1 Berdasarkan tabel dapat dijelaskan dari 11 ibu menyusui bayi usia - bulan sesudah diberikannya edukasi suportif terstruktur, seluruhnya (1%) sesuai dalam pemilihan kontrasepsinya. Halaman 18

7. Hubungan Pengetahuan terhadap Ibu Menyusui Dengan Kesesuaian Pemilihan Kontrasepsi sebelum diberikan edukasi suportif terstruktur Tabel 7 Tabel Silang Hubungan Pengetahuan Ibu Menyusui Dengan Kesesuaian Pemilihan Kontrasepsi di Polindes Alastlogo Lekok Pasuruan 1 sebelum diberikannya edukasi suportif terstruktur Pemilihan Jumlah Pengetahuan Sesuai Tidak Sesuai N % Sangat Baik Baik Cukup Kurang N % N % 1 5 1 1,, 4 5,7,7 Jumlah 4,4 7, 11 α =,5 Sumber : Data Primer Agustus-September 1 Berdasarkan tabel 7 menunjukkan bahwa dari ibu menyusui bayi usia - bulan yang berpengetahuan baik, 1 orang (5%) sesuai dalam pemilihan kontrasepsinya dan 1 orang (5%) tidak sesuai dalam pemilihan kontrasepsi, dari ibu menyusui bayi usia - bulan yang berpengetahuan cukup, sebagian besar (,7%) tidak sesuai dalam pemilihan kontrasepsinya, dan ibu menyusui bayi usia - bulan yang berpengetahuan kurang, sebagian besar (,7%) tidak sesuai dalam pemilihan kontrasepsinya. Hasil uji Wilcoxon menunjukkan hasil ρ value =, atau kurang dari α =,5 yang berarti bahwa H ditolak H1 diterima, artinya ada pengaruh edukasi suportif terstruktur terhadap pemilihan kontrasepsi pada ibu menyusui - bulan di Polindes Alastlogo Lekok Pasuruan tahun 1. 8. Hubungan Pengetahuan terhadap Ibu Menyusui Dengan Kesesuaian Pemilihan Kontrasepsi sesudah diberikan edukasi suportif terstruktur Tabel 8 Tabel Silang Hubungan Pengetahuan Ibu Menyusui Dengan Kesesuaian Pemilihan Kontrasepsi di Polindes Alastlogo Lekok Pasuruan sesudah diberikannya edukasi suportif terstruktur Pemilihan Jumlah Pengetahuan Sesuai Tidak Sesuai N % Sangat Baik Baik Cukup Kurang N % N % 1 1 1 1 Jumlah 11 11 α =,5 Sumber : Data Primer Agustus-September 1 Berdasarkan tabel 8 menunjukkan bahwa dari 1 ibu menyusui bayi usia - bulan berpengetahuan sangat baik, ibu menyusui bayi usia - bulan berpengetahuan baik, ibu menyusui bayi usia - bulan berpengetahuan cukup, 1 ibu menyusui bayi - bulan berpengetahuan kurang semuanya sesuai dengan pemilihan kontrasepsi. Hasil uji Wilcoxon menunjukkan hasil ρ value =,4 atau kurang dari α =,5 yang berarti bahwa H ditolak H1 diterima, artinya ada pengaruh pengetahuan edukasi suportif terstruktur terhadap pemilihan kontrasepsi pada ibu menyusui - bulan di Polindes Alastlogo Lekok PAsuruan tahun 1. Halaman 19

9. Hubungan Sikap Ibu Menyusui Dengan Kesesuaian Pemilihan Kontrasepsi sebelum diberikan edukasi suportif terstruktur Tabel 9 Tabel Silang Hubungan Sikap Ibu Menyusui Dengan Kesesuaian Pemilihan Kontrasepsi di Polindes Alastlogo Lekok Pasuruan 1 sebelum diberikan edukasi supportif terstruktur Pemilihan Jumlah Sikap Sesuai Tidak Sesuai N % Sangat Setuju Setuju Kurang Setuju Tidak Setuju N % N % 1,,7 5 5 1 5 1 5 1 4 Jumlah 4,4 7, 11 α =,5 Sumber : Data Primer Agustus-Spetember 1 Berdasarkan tabel 9 menunjukkan bahwa dari ibu menyusui bayi usia - bulan yang sikapnya sangat setuju tidak sesuai dalam pemilihan kontrasepsi, orang (5%) sesuai dalam pemilihan kontrasepsinya dan orang (5%) tidak sesuai dalam pemilihan kontrasepsi, dari ibu menyusui bayi usia - bulan yang sikapnya kurang setuju yang sesuai 5% dan tidak sesuai 5% dalam pemilihan kontrasepsinya, dan ibu menyusui bayi usia - bulan yang sikapnya tidak setuju 1% tidak sesuai dalam pemilihan kontrasepsinya. Hasil uji Wilcoxon menunjukkan hasil ρ value =,5 atau kurang dari α =,5 yang berarti bahwa H ditolak H1 diterima, artinya ada pengaruh sikap edukasi suportif terstruktur terhadap pemilihan kontrasepsi pada ibu menyusui - bulan di Polindes Alastlogo Lekok Pasuruan tahun 1. 1. Hubungan Sikap Ibu Menyusui Dengan Kesesuaian Pemilihan Kontrasepsi sesudah diberikan edukasi suportif terstruktur Tabel 1 Tabel Silang Hubungan Sikap Ibu Menyusui Dengan Kesesuaian Pemilihan Kontrasepsi di Polindes Alastlogo Pasuruan 1 sesudah diberikan edukasi suportif terstruktur Pemilihan Jumlah Sikap Sesuai Tidak Sesuai N % Sangat Setuju Setuju Kurang Setuju Tidak Setuju N % N % 5 5 Jumlah 11 11 α =,5 Sumber : Data Primer Agustus-Spetember 1 Berdasarkan tabel 1 menunjukkan bahwa dari 5 ibu menyusui bayi usia - bulan yang sikapnya sangat setuju, ibu menyusui bayi usia - bulan semuanya sesuai dalam pemilihan kontrasepsi. Hasil uji Wilcoxon menunjukkan hasil ρ value =,14 atau kurang dari α =,5 yang berarti bahwa H ditolak H1 diterima, artinya ada pengaruh sikap edukasi suportif terstruktur terhadap pemilihan kontrasepsi pada ibu menyusui - bulan di Polindes Alastlogo Lekok Pasuruan tahun 1. Halaman 17

PEMBAHASAN Berdasarkan analisis hasil penelitian mengenai pengaruh edukasi suportif terstruktur terhadap pemilihan kontrasepsi pada ibu menyusui - bulan di Polindes Alastlogo Lekok Pasuruan pada bulan Agustus September 1, dapat dilakukan pembahasan sebagai berikut : 1. Pengetahuan ibu menyusui tentang kesesuaian kontrasepsi sebelum dan sesudah diberikannya edukasi suportif terstruktur Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh sebagian besar (,7%) ibu yang menyusui bayi usia - bulan memiliki pengetahuan yang kurang mengenai kontrasepsi. Menurut Notoatmodjo (), pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Pengetahuan juga dipengaruhi oleh hal-hal lain seperti pekerjaan, tingkat pendidikan, umur, dan tingkat sosial ekonomi. Informasi juga mempengaruhi pengetahuan seseorang dimana perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan. Notoatmodjo (1997) juga menyatakan bahwa dengan adanya pekerjaan seseorang akan memerlukan banyak waktu dan tenaga untuk menyelesaikan pekerjaan yang dianggap penting dan memerlukan perhatian. Masyarakat yang sibuk hanya memiliki sedikit waktu untuk memperoleh informasi sehingga pengetahuan yang mereka peroleh kurang. Dari segi tingkat pendidikan, Kuntjoroningrat (1997) menyatakan bahwa makin tinggi tingkat pendidikan seseorang, makin mudah menerima informasi sehingga banyak pula pengetahuan yang dimiliki. Sebaliknya, pendidikan yang kurang akan menghambat perkembangan sikap seseorang terhadap nilai nilai yang baru diperkenalkan. Sedangkan untuk umur, Hurlock (1998) menyatakan bahwa semakin cukup umur, tingkat kematangan dan kekuatan seseorang yang lebih dewasa akan lebih dipercaya daripada orang yang belum cukup tinggi kedewasaannya. Menurut Azwar (198) dalam Istiarti () perilaku kesehatan dipengaruhi oleh latar belakang ekonomi, bagi yang berstatus tinggi akan semakin mudah dalam memilih pelayanan kesehatan begitu juga sebaliknya termasuk memilih alat kontrasepsi. Rasa ingin tahu dalam diri menentukan tinggi rendahnya pengetahuan seseorang. Seseorang yang rasa ingin tahunya tinggi akan mencari informasi mengenai kontrasepsi yang sesuai dengan keadaannya, begitu pula sebaliknya. Selain itu, pengetahuan yang kurang dari ibu menyusui bayi usia - bulan mengenai kontrasepsi juga dipengaruhi oleh pemberian informasi atau pendidikan kesehatan yang kurang. Hal lain yang kemungkinan mempengaruhi pengetahuan yang kurang dari ibu menyusui bayi - bulan terhadap kontrasepsi antara lain pendidikan dari ibu menyusui bayi usia - bulan yang sebagian besar adalah pendidikan menengah (SMA) dan hampir setengahnya berpendidikan terakhir SD, sebagian besar dari mereka juga bekerja, dan umur dari ibu menyusui bayi usia - bulan yang sebagian besar antara -4 tahun sehingga mereka belum memiliki pengalaman yang cukup dalam hal kontrasepsi. Jadi, pengetahuan ibu menyusui bayi usia - bulan tentang kontrasepsi didapatkan dari rasa ingin tahu seseorang itu sendiri. Sehingga mereka berusaha mencari informasi tentang kontrasepsi yang tepat bagi mereka. Ibu menyusui yang tingkat pendidikannya tinggi lebih mudah menerima informasi sehingga lebih banyak pula informasi yang didapat.. Sikap ibu menyusui tentang kesesuaian kontrasepsi sebelum dan sesudah diberikannya edukasi suportif terstruktur Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh setengahnya (5%) ibu yang menyusui bayi usia - bulan memiliki sikap setuju mengenai kontrasepsi, dan sebagian besar (,%) tidak sesuai dalam pemilihan kontrasepsi, berbeda setelah diberikannya edukasi suportif terstruktur sikap ibu menyusui menjadi (1%) setuju (1%) sesuai dalam pemilihan kontrasepsi. Merupakan reaksi seseorang dan menunjukkan kesiapan untuk bereaksi terhadap stimulus tertentu. Menurut Gunarsa (1999) terbentuknya sikap dipengaruhi oleh sikap orang lain dengan ekspresinya, sering pula sikap dipengaruhi oleh pembicaraan orang lain, baru setelah pengenalan lebih dalam, pengetahuan yang lebih luas sikap mungkin berubah Halaman 171

atau menetap, dan sikap itu baru berubah setelah ada pemahaman. (Notoatmodjo, 7) menjelaskan bahwa ada tiga komponen sikap yaitu kepercayaan atau konsep terhadap stimulus, kondisi emosional terhadap stimulus dan kecenderungan untuk bertindak. Jadi, sikap ibu menyusui bayi usia - bulan tentang kontrasepsi sering pula sikap dipengaruhi oleh pembicaraan orang lain, baru setelah pengenalan lebih dalam, pengetahuan yang lebih luas sikap mungkin berubah atau menetap, dan sikap itu baru berubah setelah ada pemahaman.. Kesesuaian pemilihan kontrasepsi Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh sebagian besar (,%) ibu menyusui bayi usia - bulan tidak sesuai dalam pemilihan kontrasepsinya. Menurut Saifuddin (), metode kontrasepsi pada klien menyusui dipilih agar tidak mempengaruhi ASI atau kesehatan bayi. Hartanto () menyatakan bahwa kontrasepsi yang sesuai dalam hal ini yang dapat digunakan oleh ibu menyusui adalah kontrasepsi yang tidak mengandung hormon estrogen, seperti kontrasepsi progestin (mini pil, suntik bulan, implan), alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR), dan kontrasepsi mantap wanita. Ibu menyusui bayi usia - bulan yang akan menggunakan kontrasepsi sebaiknya mengetahui macam-macam kontrasepsi yang dapat digunakan untuk ibu menyusui. Sehingga mereka dapat memilih kontrasepsi yang akan digunakan sesuai dengan keadaannya saat itu. Berkonsultasi dengan bidan merupakan cara yang bijak untuk memudahkan dalam pemilihan kontrasepsi. Mereka dapat mempertimbangkan mana yang sekiranya sesuai dengan keadaannya saat ini. Sebagian besar ibu menyusui bayi usia - bulan hanya tahu pada kontrasepsi tertentu, sehingga masih banyak dari mereka yang tidak sesuai dalam pemilihan kontrasepsinya. Sedangkan yang sesuai dalam rencana pemilihan kontrasepsinya cenderung mendapatkan saran dari orang lain yang berpengalaman. 4. Pengaruh edukasi suportif terstruktur terhadap pemilihan kontrasepsi pada ibu menyusui - bulan di Polindes Alastlogo Lekok Pasuruan 1 Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa dari ibu menyusui bayi usia - bulan yang berpengetahuan kurang, sebanyak (,7%) tidak sesuai dalam pemilihan kontrasepsinya. Hasil uji Wilcoxon menunjukkan hasil ρ value =, atau kurang dari α =,5 yang berarti bahwa H ditolak H1 diterima, artinya ada pengaruh pengetahuan edukasi suportif terstruktur terhadap pemilihan kontrasepsi pada ibu menyusui - bulan di Polindes Alastlogo Lekok Pasuruan tahun 1. Berdasarkan tabel 5.11 menunjukkan bahwa dari 1 ibu menyusui bayi usia - bulan berpengetahuan sangat baik, ibu menyusui bayi usia - bulan berpengetahuan baik, ibu menyusui bayi usia - bulan berpengetahuan cukup, 1 ibu menyusui bayi - bulan berpengetahuan kurang semuanya sesuai dengan pemilihan kontrasepsi. Hasil uji Wilcoxon menunjukkan hasil ρ value =,4 atau kurang dari α =,5 yang berarti bahwa H ditolak H1 diterima, artinya ada pengaruh pengetahuan edukasi suportif terstruktur terhadap pemilihan kontrasepsi pada ibu menyusui - bulan di Polindes Alastlogo Lekok Pasuruan tahun 1 Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa dari ibu menyusui bayi usia - bulan yang sikapnya sangat setuju tidak sesuai dalam pemilihan kontrasepsi, orang (5%) sesuai dalam pemilihan kontrasepsinya dan orang (5%) tidak sesuai dalam pemilihan kontrasepsi, dari ibu menyusui bayi usia - bulan yang sikapnya kurang setuju yang sesuai 5% dan tidak sesuai 5% dalam pemilihan kontrasepsinya, dan ibu menyusui bayi usia - bulan yang sikapnya tidak setuju 1% tidak sesuai dalam pemilihan kontrasepsinya. Hasil uji Wilcoxon menunjukkan hasil ρ value =,5 atau kurang dari α =,5 yang berarti bahwa H ditolak H1 diterima, artinya ada pengaruh sikap edukasi suportif terstruktur terhadap pemilihan kontrasepsi pada ibu menyusui - bulan di Polindes Alastlogo Lekok Pasuruan tahun 1. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 5 ibu menyusui Halaman 17

bayi usia - bulan yang sikapnya sangat setuju, ibu menyusui bayi usia - bulan semuanya sesuai dalam pemilihan kontrasepsi. Hasil uji Wilcoxon menunjukkan hasil ρ value =,14 atau kurang dari α =,5 yang berarti bahwa H ditolak H1 diterima, artinya ada pengaruh sikap edukasi suportif terstruktur terhadap pemilihan kontrasepsi pada ibu menyusui - bulan di Polindes Alastlogo Lekok Pasuruan tahun 1. Menurut Notoatmodjo (), pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu serta merupakan salah satu komponen pembentuk sikap yang utuh (total attitude). Sehingga perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan. Ahmadi (7) menyatakan bahwa apabila individu memiliki sikap yang positif terhadap kontrasepsi ia akan siap membantu, memperhatikan, dan berbuat sesuatu yang menguntungkan. Sebaiknya bila ia memiliki sikap yang negatif terhadap kontrasepsi, maka ia akan mengecam, mencela, menyerang, bahkan membinasakan kontrasepsi tersebut. Pemilihan kontrasepsi sangat dipengaruhi oleh pengetahuan dan sikap. Seluruh ibu menyusui bayi usia - bulan yang berpengetahuan baik mempunyai pemilihan yang sesuai terhadap kontrasepsi dan yang berpengetahuan cukup sebagian besar juga mempunyai pemilihan yang sesuai. Hal ini terjadi karena ibu menyusui bayi usia - bulan yang mempunyai pengetahuan baik dan cukup terhadap kontrasepsi telah memahami bahwa tidak semua kontrasepsi dapat digunakan oleh ibu menyusui dan telah mengetahui metode kontrasepsi yang sesuai atau dapat digunakan oleh ibu menyusui. Sedangkan pada ibu menyusui bayi usia - bulan yang berpengetahuan kurang tidak memahami bahwa tidak semua kontrasepsi dapat digunakan oleh ibu menyusui sehingga sebagian besar dari mereka tidak sesuai dalam pemilihan kontrasepsinya karena menganggap semua metode kontrasepsi dapat dipakai oleh ibu menyusui. Namun pada ibu menyusui bayi usia - bulan yang berpengetahuan kurang ada juga yang sesuai dalam pemilihan kontrasepsinya. Hal ini dipengaruhi oleh pengalaman ibu mengenai kontrasepsi yang didapatkan dari orang lain sehingga ibu memiliki inisiatif untuk sesuai dalam memilih kontrasepsi yang digunakan oleh ibu menyusui. Selain itu ketidaksesuaian tersebut juga dipengaruhi oleh hambatan dari segi ekonomi dan informasi. Di mana, ibu menyusui bayi usia - bulan cenderung tidak sesuai dengan yang seharusnya dalam memilih kontrasepsi dengan alasan kurangnya informasi dan motivasi tentang pendidikan kesehatan yang didapatkan. Oleh karena itu, dalam hal ini pengetahuan sangat mempengaruhi pemilihan kontrasepsi yang dilakukan oleh ibu menyusui bayi usia - bulan. Sehingga perlu diberikan informasi tentang kontrasepsi untuk menambah pengetahuan agar ibu menyusui bayi usia - bulan dapat memilih kontrasepsi yang sesuai dengan keadaannya yaitu kontrasepsi yang tidak mempengaruhi ASI atau kesehatan bayi. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, S.. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Badan Pusat Statistik (BPS) dan Marco Intern.7. Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia 7. Calverton, Maryland, USA: BPS dan Macro Internasional. Everett, Suzanne. 7. Kontrasepsi dan Kesehatan Seksual Reproduktif. Jakarta: EGC. Friedman, MM. 1998. Keperawatan Keluarga Teori dan Praktek.Edisi. Jakarta: EGC. Hartanto, Hanafi.. Keluarga Berencana dan Kontrasepsi. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan. Hidayat, A. Aziz Alimul. 7. Metode Penelitian Kebidanan Teknik Analisis Data. Jakarta: Salemba Medika. Keraf, A. Sony. 1. Ilmu Pengetahuan: Sebuah Tinjauan Filosofis. Yogyakarta: Kanisius. Halaman 17

Manuaba, Ida Bagus Gde. 1998. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana untuk Pendidikan Bidan. Jakarta: EGC. Mochtar, R. 1998. Sinopsis Obstetri. Jilid. Jakarta: EGC. Notoatmodjo, Soekidjo.. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. Nursalam.. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika. Purnomo, Windhu. 9. Handout dan Bahan Kuliah Pengantar Metodologi Penelitian Kuantitatif. Saifuddin, Abdul Bari.. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Soetjiningsih.1997. ASI Petunjuk Untuk Tenaga Kesehatan. Jakarta: EGC. Wiknjosastro, Hanifa. 5. Ilmu Kandungan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Halaman 174