PENGARUH EDUKASI SUPORTIF TERSTRUKTUR TERHADAP PEMILIHAN KONTRASEPSI PADA IBU MENYUSUI - BULAN Evi Susiyanti Program Studi Kebidanan, Akademi Kebidanan Sakinah Pasuruan Email : evirudyanto4@gmail.com ABSTRAK Banyak perempuan mengalami kesulitan di dalam menentukan pilihan jenis kontrasepsi. Kurangnya pengetahuan pada ibu menyusui tentang pemilihan kontrasepsi masih perlu dicermati, sehingga dalam pemakaian kontrasepsi bisa tepat sasaran. Penelitian ini merupakan penelitian analitik pre experiment. Populasi dalam penelitian ini adalah ibu menyusui bayi usia - bulan sebanyak 7 orang. Sedangkan sampel sebesar 11 ibu menyusui bayi usia - bulan yang menggunakan kontrasepsi. Sampel diambil dengan cara simple random sampling. Variabel independen dalam penelitian ini adalah edukasi suportif terstruktur : pengetahuan dan sikap ibu menyusui tentang kontrasepsi sedangkan variabel dependennya adalah pemilihan kontrasepsi. Kemudian dianalisa menggunakan wilcoxon. Hasil penelitian, dari 11 ibu menyusui bayi usia - bulan sebagian besar (54,5%) berpengetahuan kurang tentang kontrasepsi, hampir setengahnya (,%) bersikap setuju dan sebagian besar (,%) tidak sesuai dalam pemilihan kontrasepsinya. Hasil analisis menunjukkan ada pengaruh edukasi suportif terstruktur terhadap pemilihan kontrasepsi pada ibu menyusui - bulan di Polindes Alastlogo Pasuruan tahun 1. Diharapkan bidan dapat lebih jelas memberikan informasi tentang kontrasepsi, terutama kontrasepsi yang dapat digunakan oleh ibu menyusui. Disamping itu, diharapkan setiap ibu menyusui sesuai dalam memilih kontrasepsi sehingga tidak mempengaruhi ASI. Kata kunci: Pengetahuan, sikap dan Kesesuaian Pemilihan Kontrasepsi Halaman 15
PENDAHULUAN Banyak perempuan mengalami kesulitan di dalam menentukan pilihan jenis kontrasepsi. Hal ini tidak hanya karena terbatasnya metode yang tersedia, tetapi juga oleh ketidaktahuan mereka tentang persyaratan dan keamanan metode kontrasepsi tersebut (Saifuddin, 5). Kontrasepsi terdiri dari metode amenorea laktasi (MAL), metode keluaraga berencana alamiah (KBA), senggama terputus, metode barier, kontrasepsi kombinasi, kontrasepsi progestin, alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR), dan kontrasepsi mantap (Saifuddin, ). Pemilihan metode kontrasepsi untuk ibu pasca melahirkan perlu dipertimbangkan dengan baik, sehingga tidak mengganggu proses laktasi dan kesehatan bayinya. Semua metode kontrasepsi non hormonal dapat digunakan oleh ibu-ibu dalam masa menyusui. Metode ini menjadi pilihan utama dari berbagai jenis kontrasepsi yang ada karena tidak mengganggu proses laktasi dan tidak berisiko terhadap tumbuh kembang sang bayi. Pemakaian kontrasepsi hormonal dipilih yang berisi progestin saja, sehingga dapat digunakan untuk wanita dalam masa laktasi karena tidak mengganggu produksi ASI serta tumbuh kembang bayi. Kurangnya pengetahuan pada ibu menyusui tentang pemilihan kontrasepsi masih perlu dicermati, sehingga dalam pemakaian kontrasepsi bisa tepat sasaran. Di Indonesia pada tahun 1 tercatat jumlah peserta KB aktif dari 4.1.47 juta jiwa, dengan jumlah PUS 11.75.74 juta jiwa dan WUS 51.47.9 juta jiwa. Dari 4.1.47 peserta KB aktif, pengguna KB suntik (54,5%), pil (8,5%), IUD (5,44%), kondom (5,4%), implant (4,99%), MOW (1,4%), dan MOP (,%). (BKKBN, 1). Di Provinsi Jatim tercatat sebanyak.15.15 peserta atau 1, 4% dengan prevalensi 7,95% terhadap jumlah PUS (Pasangan Usia Subur) sebanyak 7.99.74 peserta. Dari.15.15 peserta KB aktif itu, terbanyak adalah menggunakan KB suntik (48,%). Kemudian, Pil (1,1%), IUD (14%), implant (8,5%), MOW (5%), MOP (,4%) dan kondom (1,5%). Berdasarkan laporan bulanan Polindes Alastlogo Pasuruan per Januari 1 tercatat jumlah PUS 1 jiwa, peserta KB aktif 14 jiwa, dengan pengguna IUD 79 orang (,5%), MOW 9 orang (7,%), Implant 44 orang (7,%), suntik bulanan 4 orang (,%), suntik 1 bulanan / cyclo 159 orang (1,%), pil 17 orang (1,4%). Data ibu menyusui - bulan sebanyak 7 orang, sisanya sebanyak 7 orang sedang hamil atau tidak menggunakan KB apapun, ibu menyusui - bulan yang memakai suntik 1 bulan sebanyak 17 (,%). Berdasarkan studi pendahuluan dari 1 orang ibu menyusui terbukti 1 (1,8%) orang ibu menyusui menggunakan KB IUD, 1 (1,8%) orang ibu menyusui menggunakan implant, (,77%) orang ibu menyusui menggunakan KB suntik bulanan, 4 (5,55%) orang ibu menyusui menggunakan KB suntik 1 bulanan (cyclofem), dan (,77%) orang ibu menyusui menggunakan KB oral ( pil ). Dari data studi pendahuluan tersebut didapatkan ibu menyusui paling banyak menggunakan KB suntik 1 bulanan dikarenakan para ibu menyusui ingin pola menstruasi mereka teratur dengan resiko yang rendah. Penyebab masalah dalam pemilihan alat kontrasepsi dipengaruhi oleh minimnya pengetahuan serta kurangnya motivasi terhadap ibu menyusui. Pada saat pemilihan suntik 1 bulan tentu banyak hal yang perlu diperhatikan misalnya efektifitas, keuntungan dan kerugian, indikasi dan kontraindikasi serta efek samping dari alat kontrasepsi suntik 1 bulan. Juga banyak faktor yang mempengaruhi pemilihan suatu alat kontrasepsi tertentu termasuk paritas, umur, sumber informasi, pendidikan dan pekerjaan. Juga faktor-faktor yang harus dipertimbangkan termasuk status kesehatan, efek samping, konsekuensi kegagalan atau kehamilan yang tidak diinginkan, persetujuan pasangan bahkan norma budaya lingkungan. Dampak penggunaan KB bulanan pada ibu menyusui bisa menyebabkan menurunnya produksi ASI, dikarenakan hormon progesteron dan estrogen sesaat setelah melahirkan menurun dan akan tetap rendah sampai beberapa bulan setelahnya. Maka hal itu ibu menyusui - bulan pertama tidak boleh menggunakan KB hormonal berbasis estrogen. Edukasi suportif terstruktur merupakan solusi pendidikan kesehatan yang terencana dan terarah untuk mencapai pemahaman ibu dan keluarga dalam meningkatkan pengetahuan serta dukungan dalam pemilihan kontrasepsi pada ibu menyusui. Edukasi merupakan proses interaktif yang mendorong terjadinya pembelajaran, dan pembelajaran merupakan upaya penambahan pengetahuan baru, sikap, dan keterampilan melalui penguatan praktik dan pengalaman tertentu (Smeltzer & Bare, Halaman 1
8). Suportif berarti bersifat memberikan dukungan dan semangat. Berdasarkan uraian diatas, edukasi suportif terstruktur menjadi salah satu solusi pilihan penulis untuk meneliti dan mengkaji pengaruh edukasi suportif terstruktur terhadap pemilihan kontrasepsi pada ibu menyusui - bulan di Polindes Alastlogo Pasuruan METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan adalah metoda pre eksperimental dengan pendekatan one grup pretest-posttest. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu menyusui - bulan Juni 1 sebanyak 7 orang. Sampel dalam penelitian ini adalah ibu menyusui - bulan di pustu desa Nguter Pasirian Lumajang tahun 14 yang menggunakan KB sebanyak 11 orang. Teknik Sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah simple random sampling. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni 1. Adapun teknik pengumpulan data yaitu dengan menggunakan kuesioner dan menggunakan uji Wilcoxon. HASIL PENELITIAN Setelah data terkumpul dan ditabulasi kemudian dimasukkan dalam bentuk tabel sederhana untuk distribusi frekuensi pengetahuan ibu menyusui tentang kontrasepsi di Polindes Desa Alastlogo Lekok Pasuruan,Agustus-September 1 yang selanjutnya disajikan dalam bentuk tabel silang (cross table). 1. Pengetahuan Ibu Menyusui Tentang Kontrasepsi sebelum diberikan Edukasi Suportif Terstruktur Tabel 1 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Ibu Menyusui Bayi Usia - Bulan di Polindes Alastlogo Lekok Pasuruan 1 sebelum diberikan edukasi suportif terstruktur Kategori Prosentase Frekuensi Pengetahuan Sangat Baik Baik Cukup Kurang % 18, 7, 54,5 Jumlah 11 Sumber : Data Primer Agustus-September 1 Berdasarkan tabel 1 dapat dijelaskan dari 11 ibu menyusui bayi usia - bulan sebelum diberikannya edukasi suportif terstruktur, sebagian besar (54,5%) mempunyai pengetahuan kurang tentang kontrasepsi dan hanya sebagian kecil (18,%) yang berpengetahuan baik.. Pengetahuan Ibu Menyusui Tentang Kontrasepsi sesudah diberikan Edukasi Suportif Terstruktur Tabel Distribusi Frekuensi Pengetahuan Ibu Menyusui Bayi Usia - Bulan di Polindes Alastologo Lekok Pasuruan 1 sesudah diberikan edukasi suportif terstruktur Kategori Pengetahuan Sangat Baik Baik Cukup Kurang Frekuensi 1 1 Prosentase % 9,1 7, 54,5 9,1 Jumlah 11 Sumber : Data Primer Agustus-September 1 Berdasarkan tabel dapat dijelaskan dari 11 ibu menyusui bayi usia - bulan sesudah diberikannya edukasi suportif terstruktur, sebagian besar (54,5%) mempunyai pengetahuan cukup tentang kontrasepsi dan hanya sebagian kecil (9,1%) yang berpengetahuan sangat baik dan kurang. Halaman 17
. Sikap Ibu Menyusui sebelum diberikan edukasi suportif terstruktur Tentang Kontrasepsi Tabel Distribusi Frekuensi Sikap Ibu Menyusui Bayi Usia - Bulan di Polindes Alastlogo Lekok Pasuruan 1 sebelum diberikan edukasi suportif terstruktur Kategori Prosentase Frekuensi Sikap Sangat Setuju Setuju Kurang Setuju Tidak Setuju 4 % 7,, 18, 18, Jumlah 11 Sumber : Data Primer Agustus-September 1 Berdasarkan tabel dapat dijelaskan dari 11 ibu menyusui bayi usia - bulan sebelum diberikan edukasi suportif terstruktur hampir setengahnya (,%) menyatakan setuju. 4. Sikap Ibu Menyusui sesudah diberikan edukasi suportif terstruktur Tentang Kontrasepsi Tabel 4 Distribusi Frekuensi Sikap Ibu Menyusui Bayi Usia - Bulan di Polindes Alastlogo Lekok Pasuruan 1 sesudah diberikan edukasi suportif terstruktur Kategori Sikap Sangat Setuju Setuju Kurang Setuju Tidak Setuju Frekuensi 5 Prosentase % 45,5 54,5 Jumlah 11 Sumber : Data Primer Agustus-September 1 Berdasarkan tabel 4 dapat dijelaskan dari 11 ibu menyusui bayi usia - bulan sesudah diberikan edukasi suportif terstruktur sebagian besar (54,5%) menyatakan setuju. 5. Kesesuaian Pemilihan Kontrasepsi sebelum dilakukan edukasi suportif terstruktur Tabel 5 Distribusi Frekuensi Kesesuaian Pemilihan Kontrasepsi di Polindes Alastlogo Lekok Pasuruan 1 sebelum diberikannya edukasi suportif terstruktur Kategori Pemilihan Frekuensi Prosentase Sesuai Tidak Sesuai 4 7,4, Jumlah 11 Sumber : Data Primer Agustus-September 1 Berdasarkan tabel 5 dapat dijelaskan dari 11 ibu menyusui bayi usia - bulan sebelum diberikannya edukasi suportif terstruktur, sebagian besar (,%) tidak sesuai dalam pemilihan kontrasepsinya.. Kesesuaian Pemilihan Kontrasepsi sesudah dilakukan edukasi suportif terstruktur Tabel Distribusi Frekuensi Kesesuaian Pemilihan Kontrasepsi di Polindes Alastlogo Lekok Pasuruan Sesudah diberikannya edukasi suportif terstruktur Kategori Frekuensi Prosentase Sesuai Tidak Sesuai 11 Jumlah 11 Sumber : Data Primer Agustus-September 1 Berdasarkan tabel dapat dijelaskan dari 11 ibu menyusui bayi usia - bulan sesudah diberikannya edukasi suportif terstruktur, seluruhnya (1%) sesuai dalam pemilihan kontrasepsinya. Halaman 18
7. Hubungan Pengetahuan terhadap Ibu Menyusui Dengan Kesesuaian Pemilihan Kontrasepsi sebelum diberikan edukasi suportif terstruktur Tabel 7 Tabel Silang Hubungan Pengetahuan Ibu Menyusui Dengan Kesesuaian Pemilihan Kontrasepsi di Polindes Alastlogo Lekok Pasuruan 1 sebelum diberikannya edukasi suportif terstruktur Pemilihan Jumlah Pengetahuan Sesuai Tidak Sesuai N % Sangat Baik Baik Cukup Kurang N % N % 1 5 1 1,, 4 5,7,7 Jumlah 4,4 7, 11 α =,5 Sumber : Data Primer Agustus-September 1 Berdasarkan tabel 7 menunjukkan bahwa dari ibu menyusui bayi usia - bulan yang berpengetahuan baik, 1 orang (5%) sesuai dalam pemilihan kontrasepsinya dan 1 orang (5%) tidak sesuai dalam pemilihan kontrasepsi, dari ibu menyusui bayi usia - bulan yang berpengetahuan cukup, sebagian besar (,7%) tidak sesuai dalam pemilihan kontrasepsinya, dan ibu menyusui bayi usia - bulan yang berpengetahuan kurang, sebagian besar (,7%) tidak sesuai dalam pemilihan kontrasepsinya. Hasil uji Wilcoxon menunjukkan hasil ρ value =, atau kurang dari α =,5 yang berarti bahwa H ditolak H1 diterima, artinya ada pengaruh edukasi suportif terstruktur terhadap pemilihan kontrasepsi pada ibu menyusui - bulan di Polindes Alastlogo Lekok Pasuruan tahun 1. 8. Hubungan Pengetahuan terhadap Ibu Menyusui Dengan Kesesuaian Pemilihan Kontrasepsi sesudah diberikan edukasi suportif terstruktur Tabel 8 Tabel Silang Hubungan Pengetahuan Ibu Menyusui Dengan Kesesuaian Pemilihan Kontrasepsi di Polindes Alastlogo Lekok Pasuruan sesudah diberikannya edukasi suportif terstruktur Pemilihan Jumlah Pengetahuan Sesuai Tidak Sesuai N % Sangat Baik Baik Cukup Kurang N % N % 1 1 1 1 Jumlah 11 11 α =,5 Sumber : Data Primer Agustus-September 1 Berdasarkan tabel 8 menunjukkan bahwa dari 1 ibu menyusui bayi usia - bulan berpengetahuan sangat baik, ibu menyusui bayi usia - bulan berpengetahuan baik, ibu menyusui bayi usia - bulan berpengetahuan cukup, 1 ibu menyusui bayi - bulan berpengetahuan kurang semuanya sesuai dengan pemilihan kontrasepsi. Hasil uji Wilcoxon menunjukkan hasil ρ value =,4 atau kurang dari α =,5 yang berarti bahwa H ditolak H1 diterima, artinya ada pengaruh pengetahuan edukasi suportif terstruktur terhadap pemilihan kontrasepsi pada ibu menyusui - bulan di Polindes Alastlogo Lekok PAsuruan tahun 1. Halaman 19
9. Hubungan Sikap Ibu Menyusui Dengan Kesesuaian Pemilihan Kontrasepsi sebelum diberikan edukasi suportif terstruktur Tabel 9 Tabel Silang Hubungan Sikap Ibu Menyusui Dengan Kesesuaian Pemilihan Kontrasepsi di Polindes Alastlogo Lekok Pasuruan 1 sebelum diberikan edukasi supportif terstruktur Pemilihan Jumlah Sikap Sesuai Tidak Sesuai N % Sangat Setuju Setuju Kurang Setuju Tidak Setuju N % N % 1,,7 5 5 1 5 1 5 1 4 Jumlah 4,4 7, 11 α =,5 Sumber : Data Primer Agustus-Spetember 1 Berdasarkan tabel 9 menunjukkan bahwa dari ibu menyusui bayi usia - bulan yang sikapnya sangat setuju tidak sesuai dalam pemilihan kontrasepsi, orang (5%) sesuai dalam pemilihan kontrasepsinya dan orang (5%) tidak sesuai dalam pemilihan kontrasepsi, dari ibu menyusui bayi usia - bulan yang sikapnya kurang setuju yang sesuai 5% dan tidak sesuai 5% dalam pemilihan kontrasepsinya, dan ibu menyusui bayi usia - bulan yang sikapnya tidak setuju 1% tidak sesuai dalam pemilihan kontrasepsinya. Hasil uji Wilcoxon menunjukkan hasil ρ value =,5 atau kurang dari α =,5 yang berarti bahwa H ditolak H1 diterima, artinya ada pengaruh sikap edukasi suportif terstruktur terhadap pemilihan kontrasepsi pada ibu menyusui - bulan di Polindes Alastlogo Lekok Pasuruan tahun 1. 1. Hubungan Sikap Ibu Menyusui Dengan Kesesuaian Pemilihan Kontrasepsi sesudah diberikan edukasi suportif terstruktur Tabel 1 Tabel Silang Hubungan Sikap Ibu Menyusui Dengan Kesesuaian Pemilihan Kontrasepsi di Polindes Alastlogo Pasuruan 1 sesudah diberikan edukasi suportif terstruktur Pemilihan Jumlah Sikap Sesuai Tidak Sesuai N % Sangat Setuju Setuju Kurang Setuju Tidak Setuju N % N % 5 5 Jumlah 11 11 α =,5 Sumber : Data Primer Agustus-Spetember 1 Berdasarkan tabel 1 menunjukkan bahwa dari 5 ibu menyusui bayi usia - bulan yang sikapnya sangat setuju, ibu menyusui bayi usia - bulan semuanya sesuai dalam pemilihan kontrasepsi. Hasil uji Wilcoxon menunjukkan hasil ρ value =,14 atau kurang dari α =,5 yang berarti bahwa H ditolak H1 diterima, artinya ada pengaruh sikap edukasi suportif terstruktur terhadap pemilihan kontrasepsi pada ibu menyusui - bulan di Polindes Alastlogo Lekok Pasuruan tahun 1. Halaman 17
PEMBAHASAN Berdasarkan analisis hasil penelitian mengenai pengaruh edukasi suportif terstruktur terhadap pemilihan kontrasepsi pada ibu menyusui - bulan di Polindes Alastlogo Lekok Pasuruan pada bulan Agustus September 1, dapat dilakukan pembahasan sebagai berikut : 1. Pengetahuan ibu menyusui tentang kesesuaian kontrasepsi sebelum dan sesudah diberikannya edukasi suportif terstruktur Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh sebagian besar (,7%) ibu yang menyusui bayi usia - bulan memiliki pengetahuan yang kurang mengenai kontrasepsi. Menurut Notoatmodjo (), pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Pengetahuan juga dipengaruhi oleh hal-hal lain seperti pekerjaan, tingkat pendidikan, umur, dan tingkat sosial ekonomi. Informasi juga mempengaruhi pengetahuan seseorang dimana perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan. Notoatmodjo (1997) juga menyatakan bahwa dengan adanya pekerjaan seseorang akan memerlukan banyak waktu dan tenaga untuk menyelesaikan pekerjaan yang dianggap penting dan memerlukan perhatian. Masyarakat yang sibuk hanya memiliki sedikit waktu untuk memperoleh informasi sehingga pengetahuan yang mereka peroleh kurang. Dari segi tingkat pendidikan, Kuntjoroningrat (1997) menyatakan bahwa makin tinggi tingkat pendidikan seseorang, makin mudah menerima informasi sehingga banyak pula pengetahuan yang dimiliki. Sebaliknya, pendidikan yang kurang akan menghambat perkembangan sikap seseorang terhadap nilai nilai yang baru diperkenalkan. Sedangkan untuk umur, Hurlock (1998) menyatakan bahwa semakin cukup umur, tingkat kematangan dan kekuatan seseorang yang lebih dewasa akan lebih dipercaya daripada orang yang belum cukup tinggi kedewasaannya. Menurut Azwar (198) dalam Istiarti () perilaku kesehatan dipengaruhi oleh latar belakang ekonomi, bagi yang berstatus tinggi akan semakin mudah dalam memilih pelayanan kesehatan begitu juga sebaliknya termasuk memilih alat kontrasepsi. Rasa ingin tahu dalam diri menentukan tinggi rendahnya pengetahuan seseorang. Seseorang yang rasa ingin tahunya tinggi akan mencari informasi mengenai kontrasepsi yang sesuai dengan keadaannya, begitu pula sebaliknya. Selain itu, pengetahuan yang kurang dari ibu menyusui bayi usia - bulan mengenai kontrasepsi juga dipengaruhi oleh pemberian informasi atau pendidikan kesehatan yang kurang. Hal lain yang kemungkinan mempengaruhi pengetahuan yang kurang dari ibu menyusui bayi - bulan terhadap kontrasepsi antara lain pendidikan dari ibu menyusui bayi usia - bulan yang sebagian besar adalah pendidikan menengah (SMA) dan hampir setengahnya berpendidikan terakhir SD, sebagian besar dari mereka juga bekerja, dan umur dari ibu menyusui bayi usia - bulan yang sebagian besar antara -4 tahun sehingga mereka belum memiliki pengalaman yang cukup dalam hal kontrasepsi. Jadi, pengetahuan ibu menyusui bayi usia - bulan tentang kontrasepsi didapatkan dari rasa ingin tahu seseorang itu sendiri. Sehingga mereka berusaha mencari informasi tentang kontrasepsi yang tepat bagi mereka. Ibu menyusui yang tingkat pendidikannya tinggi lebih mudah menerima informasi sehingga lebih banyak pula informasi yang didapat.. Sikap ibu menyusui tentang kesesuaian kontrasepsi sebelum dan sesudah diberikannya edukasi suportif terstruktur Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh setengahnya (5%) ibu yang menyusui bayi usia - bulan memiliki sikap setuju mengenai kontrasepsi, dan sebagian besar (,%) tidak sesuai dalam pemilihan kontrasepsi, berbeda setelah diberikannya edukasi suportif terstruktur sikap ibu menyusui menjadi (1%) setuju (1%) sesuai dalam pemilihan kontrasepsi. Merupakan reaksi seseorang dan menunjukkan kesiapan untuk bereaksi terhadap stimulus tertentu. Menurut Gunarsa (1999) terbentuknya sikap dipengaruhi oleh sikap orang lain dengan ekspresinya, sering pula sikap dipengaruhi oleh pembicaraan orang lain, baru setelah pengenalan lebih dalam, pengetahuan yang lebih luas sikap mungkin berubah Halaman 171
atau menetap, dan sikap itu baru berubah setelah ada pemahaman. (Notoatmodjo, 7) menjelaskan bahwa ada tiga komponen sikap yaitu kepercayaan atau konsep terhadap stimulus, kondisi emosional terhadap stimulus dan kecenderungan untuk bertindak. Jadi, sikap ibu menyusui bayi usia - bulan tentang kontrasepsi sering pula sikap dipengaruhi oleh pembicaraan orang lain, baru setelah pengenalan lebih dalam, pengetahuan yang lebih luas sikap mungkin berubah atau menetap, dan sikap itu baru berubah setelah ada pemahaman.. Kesesuaian pemilihan kontrasepsi Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh sebagian besar (,%) ibu menyusui bayi usia - bulan tidak sesuai dalam pemilihan kontrasepsinya. Menurut Saifuddin (), metode kontrasepsi pada klien menyusui dipilih agar tidak mempengaruhi ASI atau kesehatan bayi. Hartanto () menyatakan bahwa kontrasepsi yang sesuai dalam hal ini yang dapat digunakan oleh ibu menyusui adalah kontrasepsi yang tidak mengandung hormon estrogen, seperti kontrasepsi progestin (mini pil, suntik bulan, implan), alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR), dan kontrasepsi mantap wanita. Ibu menyusui bayi usia - bulan yang akan menggunakan kontrasepsi sebaiknya mengetahui macam-macam kontrasepsi yang dapat digunakan untuk ibu menyusui. Sehingga mereka dapat memilih kontrasepsi yang akan digunakan sesuai dengan keadaannya saat itu. Berkonsultasi dengan bidan merupakan cara yang bijak untuk memudahkan dalam pemilihan kontrasepsi. Mereka dapat mempertimbangkan mana yang sekiranya sesuai dengan keadaannya saat ini. Sebagian besar ibu menyusui bayi usia - bulan hanya tahu pada kontrasepsi tertentu, sehingga masih banyak dari mereka yang tidak sesuai dalam pemilihan kontrasepsinya. Sedangkan yang sesuai dalam rencana pemilihan kontrasepsinya cenderung mendapatkan saran dari orang lain yang berpengalaman. 4. Pengaruh edukasi suportif terstruktur terhadap pemilihan kontrasepsi pada ibu menyusui - bulan di Polindes Alastlogo Lekok Pasuruan 1 Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa dari ibu menyusui bayi usia - bulan yang berpengetahuan kurang, sebanyak (,7%) tidak sesuai dalam pemilihan kontrasepsinya. Hasil uji Wilcoxon menunjukkan hasil ρ value =, atau kurang dari α =,5 yang berarti bahwa H ditolak H1 diterima, artinya ada pengaruh pengetahuan edukasi suportif terstruktur terhadap pemilihan kontrasepsi pada ibu menyusui - bulan di Polindes Alastlogo Lekok Pasuruan tahun 1. Berdasarkan tabel 5.11 menunjukkan bahwa dari 1 ibu menyusui bayi usia - bulan berpengetahuan sangat baik, ibu menyusui bayi usia - bulan berpengetahuan baik, ibu menyusui bayi usia - bulan berpengetahuan cukup, 1 ibu menyusui bayi - bulan berpengetahuan kurang semuanya sesuai dengan pemilihan kontrasepsi. Hasil uji Wilcoxon menunjukkan hasil ρ value =,4 atau kurang dari α =,5 yang berarti bahwa H ditolak H1 diterima, artinya ada pengaruh pengetahuan edukasi suportif terstruktur terhadap pemilihan kontrasepsi pada ibu menyusui - bulan di Polindes Alastlogo Lekok Pasuruan tahun 1 Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa dari ibu menyusui bayi usia - bulan yang sikapnya sangat setuju tidak sesuai dalam pemilihan kontrasepsi, orang (5%) sesuai dalam pemilihan kontrasepsinya dan orang (5%) tidak sesuai dalam pemilihan kontrasepsi, dari ibu menyusui bayi usia - bulan yang sikapnya kurang setuju yang sesuai 5% dan tidak sesuai 5% dalam pemilihan kontrasepsinya, dan ibu menyusui bayi usia - bulan yang sikapnya tidak setuju 1% tidak sesuai dalam pemilihan kontrasepsinya. Hasil uji Wilcoxon menunjukkan hasil ρ value =,5 atau kurang dari α =,5 yang berarti bahwa H ditolak H1 diterima, artinya ada pengaruh sikap edukasi suportif terstruktur terhadap pemilihan kontrasepsi pada ibu menyusui - bulan di Polindes Alastlogo Lekok Pasuruan tahun 1. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 5 ibu menyusui Halaman 17
bayi usia - bulan yang sikapnya sangat setuju, ibu menyusui bayi usia - bulan semuanya sesuai dalam pemilihan kontrasepsi. Hasil uji Wilcoxon menunjukkan hasil ρ value =,14 atau kurang dari α =,5 yang berarti bahwa H ditolak H1 diterima, artinya ada pengaruh sikap edukasi suportif terstruktur terhadap pemilihan kontrasepsi pada ibu menyusui - bulan di Polindes Alastlogo Lekok Pasuruan tahun 1. Menurut Notoatmodjo (), pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu serta merupakan salah satu komponen pembentuk sikap yang utuh (total attitude). Sehingga perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan. Ahmadi (7) menyatakan bahwa apabila individu memiliki sikap yang positif terhadap kontrasepsi ia akan siap membantu, memperhatikan, dan berbuat sesuatu yang menguntungkan. Sebaiknya bila ia memiliki sikap yang negatif terhadap kontrasepsi, maka ia akan mengecam, mencela, menyerang, bahkan membinasakan kontrasepsi tersebut. Pemilihan kontrasepsi sangat dipengaruhi oleh pengetahuan dan sikap. Seluruh ibu menyusui bayi usia - bulan yang berpengetahuan baik mempunyai pemilihan yang sesuai terhadap kontrasepsi dan yang berpengetahuan cukup sebagian besar juga mempunyai pemilihan yang sesuai. Hal ini terjadi karena ibu menyusui bayi usia - bulan yang mempunyai pengetahuan baik dan cukup terhadap kontrasepsi telah memahami bahwa tidak semua kontrasepsi dapat digunakan oleh ibu menyusui dan telah mengetahui metode kontrasepsi yang sesuai atau dapat digunakan oleh ibu menyusui. Sedangkan pada ibu menyusui bayi usia - bulan yang berpengetahuan kurang tidak memahami bahwa tidak semua kontrasepsi dapat digunakan oleh ibu menyusui sehingga sebagian besar dari mereka tidak sesuai dalam pemilihan kontrasepsinya karena menganggap semua metode kontrasepsi dapat dipakai oleh ibu menyusui. Namun pada ibu menyusui bayi usia - bulan yang berpengetahuan kurang ada juga yang sesuai dalam pemilihan kontrasepsinya. Hal ini dipengaruhi oleh pengalaman ibu mengenai kontrasepsi yang didapatkan dari orang lain sehingga ibu memiliki inisiatif untuk sesuai dalam memilih kontrasepsi yang digunakan oleh ibu menyusui. Selain itu ketidaksesuaian tersebut juga dipengaruhi oleh hambatan dari segi ekonomi dan informasi. Di mana, ibu menyusui bayi usia - bulan cenderung tidak sesuai dengan yang seharusnya dalam memilih kontrasepsi dengan alasan kurangnya informasi dan motivasi tentang pendidikan kesehatan yang didapatkan. Oleh karena itu, dalam hal ini pengetahuan sangat mempengaruhi pemilihan kontrasepsi yang dilakukan oleh ibu menyusui bayi usia - bulan. Sehingga perlu diberikan informasi tentang kontrasepsi untuk menambah pengetahuan agar ibu menyusui bayi usia - bulan dapat memilih kontrasepsi yang sesuai dengan keadaannya yaitu kontrasepsi yang tidak mempengaruhi ASI atau kesehatan bayi. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, S.. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Badan Pusat Statistik (BPS) dan Marco Intern.7. Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia 7. Calverton, Maryland, USA: BPS dan Macro Internasional. Everett, Suzanne. 7. Kontrasepsi dan Kesehatan Seksual Reproduktif. Jakarta: EGC. Friedman, MM. 1998. Keperawatan Keluarga Teori dan Praktek.Edisi. Jakarta: EGC. Hartanto, Hanafi.. Keluarga Berencana dan Kontrasepsi. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan. Hidayat, A. Aziz Alimul. 7. Metode Penelitian Kebidanan Teknik Analisis Data. Jakarta: Salemba Medika. Keraf, A. Sony. 1. Ilmu Pengetahuan: Sebuah Tinjauan Filosofis. Yogyakarta: Kanisius. Halaman 17
Manuaba, Ida Bagus Gde. 1998. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana untuk Pendidikan Bidan. Jakarta: EGC. Mochtar, R. 1998. Sinopsis Obstetri. Jilid. Jakarta: EGC. Notoatmodjo, Soekidjo.. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. Nursalam.. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika. Purnomo, Windhu. 9. Handout dan Bahan Kuliah Pengantar Metodologi Penelitian Kuantitatif. Saifuddin, Abdul Bari.. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Soetjiningsih.1997. ASI Petunjuk Untuk Tenaga Kesehatan. Jakarta: EGC. Wiknjosastro, Hanifa. 5. Ilmu Kandungan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Halaman 174