BAB I PENDAHULUAN. Universitas Esa Unggul

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dewasa ini perkembangan jasa perbankan tumbuh begitu pesat

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini berisikan latar belakang, perumusan masalah, tujuan, batasan masalah, dan sistematika penulisan. 1.

BAB I PENDAHULUAN. strategi yang dijalankan. Bahkan perusahaan-perusahaan terus berupaya

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. memberikan nilai bagi konsumen, klien, teman (partner) dan masyarakat sosial secara

BAB I PENDAHULUAN. usaha. Teknologi informasi dan telekomunikasi yang berkembang dalam hitungan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian Sejarah Singkat Bank Rakyat Indonesia (BRI)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN A. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Indonesian Bank Service Excellence Monitor (BSEM 2010/ /2012)

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Industri perbankan merupakan industri yang memiliki karakteristik unik

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada era persaingan sekarang ini perusahaan-perusahaan pada suatu industri bersaing

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada dekade terakhir ini, peningkatan kualitas akan jasa yang ditawarkan

BAB I PENDAHULUAN. 1. Melakukan investasi yang halal 1. Investasi yang halal dan haram. 2. Berdasarkan prinsip bagi hasil, 2. Memakai perangkat bunga

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi perekonomian yang sangat dinamis seperti sekarang ini menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN. dan loyalitas dari nasabah melalui peningkatan kualitas pelayanan.

BAB 1 PENDAHULUAN. pelayanan keuangan, maka usaha jasa perbankan selain mengedepankan

BAB I PENDAHULUAN. sosial, ekonomi, budaya, dan lain-lain. Perubahan-perubahan tersebut muncul

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dikelola oleh bank tersebut. Dalam hal penghimpunan dana masyarakat yang

BAB I PENDAHULUAN. Nasabah yang puas dan setia tidak akan ragu untuk menyebarkan berita dan halhal

BAB I PENDAHULUAN. dunia perbankan untuk dapat memperoleh banyak nasabah dan meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Permasalahan. Perbankan merupakan salah satu lembaga keuangan yang ada di negara kita

7. Surat Survei. 8. Catatan Bimbingan Skripsi. 9. Daftar Riwayat Hidup BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan beserta hasil-hasilnya, dan pertumbuhan stabilitas ekonomi nasional

BAB I LATAR BELAKANG. Tidak terkecuali di bidang jasa perbankan dimana hal tersebut telah menarik

BAB I PENDAHULUAN. yang di harapkan (Expected Service).(Kotler 1997 : 20). dunia bisnis mencakup kemampuan suatu perusahaan untuk.

BAB I PENDAHULUAN. menjalankan strateginya, perusahaan akan mengalami suatu kegagalan apabila

BAB I PENDAHULUAN. semakin ketat persaingannya dari bank milik swasta, bank milik negara hingga bank

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini makin banyak bank yang menyediakan layanan internet banking.

BAB 1 PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan jaman, persaingan di dalam industri semakin ketat.

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dari industri perbankan di Surabaya dapat. menunjukkan meningkatnya jumlah nasabah yang menggunakan jasa perbankan.

BAB I PENDAHULUAN. bisnis di setiap perusahaan. Pada masa ini, praktik pemasaran telah berkembang

BAB II GAMBARAN UMUM PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) TBK. pemerintahan yang beroperasi pertama kali di Indonesia. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. senang dihargai, sehingga ketika dalam satu pertemuan atau transaksi terjadi halhal

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Profil PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero)

BAB I PENDAHULUAN. pemasaran yang berorientasi pada pelanggan. Pemasaran seharusnya. yang terintegrasi, yaitu berfokus pada pelanggan.

I PENDAHULUAN. 1 Jumlah bank di Indonesia.21 Maret inibank.wordpress.com [3 Juni 2010]

BAB I PENDAHULUAN. tambah dan keunggulan bersaing pada perusahaan modern (Chen,et al.2005:161).

BAB I PENDAHULUAN. sedang pesat. Hal ini dilihat dari jumlah pengguna kartu kredit yang terus meningkat

BAB I. Industri perbankan dapat dikatakan sebagai Financial Intermediary yaitu. yang membutuhkan dana dalam bentuk pinjaman untuk kepentingan bisnis

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sehingga hal utama yang perlu diperhatikan adalah kepercayaan dan kepuasan

BAB I PENDAHULUAN. Chan (2003) mendefinisikan relationship marketing sebagai pengenalan

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. didirikan di Purwokerto, Jawa Tengah oleh Raden Bei Aria Wirjaatmadja

Bab 3. Analisis Sistem yang Berjalan

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi suatu negara dapat ditandai dengan pertumbuhan industri

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Era perdagangan bebas dewasa ini, menuntut perusahaan untuk

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah, dunia usaha, pendidikan dan masyarakat lainnya. akuntansi yang memadai sehingga mengakibatkan penggunaan jam kerja

BAB I PENDAHULUAN. Layanan perbankan terhadap para pensiunan merupakan bisnis jasa. segmen pensiun yang mengalami perkembangan pada saat ini, untuk

BAB I PENDAHULUAN. signifikan membuat lembaga-lembaga keuangan Syariah tentunya harus memiliki

BAB III METODE PENULISAN Sejarah Berdirinya PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.

BAB I PENDAHULUAN. melalui peranan bank sebagai perantara keuangan (financial intermediary). meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.

BAB I PENDAHULUAN. hubungan yang loyal/customer engagement. (CRM), dimana Customer Relationship Management (CRM) merupakan

RANGKUMAN TUGAS AKHIR Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Penyelesaian Program Pendidikan Diploma III Jurusan Manajemen

BAB 1 PENDAHULUAN. Dana masyarakat merupakan titipan/investasi yang baru mendapatkan hasil bila diputar (dimanfaatkan) terlebih dahulu

BAB I PENDAHULUAN. mengalami banyak perubahan. Perubahan tersebut mengakibatkan meningkatnya

BAB I PENDAHULUAN. penghimpun dana dari masyarakat yang kelebihan dana (surplus unit) dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Sejarah Awal Berdiri PT.Bank Rakyat Indonesia(Persero) Tbk

BAB I PENDAHULUAN. intermediasi, bank berperan penting dalam mendukung pertumbuhan ekonomi

BAB I 1. PENDAHULUAN. Pertumbuhan perbankan semakin ketat seiring perdagangan bebas.

BAB I PENDAHULUAN. layanan yang mampu melayani kebutuhan dan keinginan pelanggan dengan

BAB IV GAMBARAN UMUM. 51% harus dikuasai oleh pemerintah (Wikipedia, 2017). Persero

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional suatu bangsa mencakup didalamnya adalah. peran serta lembaga keuangan untuk membiayai pembangunan yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. Industri perbankan merupakan industri yang sangat berkembang cepat

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan keuntungan yang sebesar-sebesarnya. Dengan semakin

PERANAN CUSTOMER SERVICE DALAM MENINGKATKAN PELAYANAN TERHADAP NASABAH DI BANK RAKYAT INDONESIA CABANG SURABAYA KERTAJAYA RANGKUMAN TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan memperebutkan nasabah bank di Indonesia sangat ketat.

BAB I PENDAHULUAN. yang dipublikasikan melalui majalah The Banker ( The

BAB I PENDAHULUAN. meningkat dan berubah dari waktu ke waktu dan kepuasan pelanggan hampir selalu

BAB I PENDAHULUAN. kepercayaan, sehingga dalam memilih tempat berinvestasi masyarakat tentunya

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi persaingan bisnis yang sangat kompetitif dewasa ini menuntut

BAB I PENDAHULUAN. tabungan, dan deposito, serta menyalurkan kembali dana masyarakat tersebut

BABI PENDAHULUAN. Pemasaran adalah kegiatan manus1a yang diarahkan untuk memenuhi. kebutuhan dan keinginan melalui proses pertukaran.

BAB I PENDAHULUAN. yang dinamis. Dengan dasar hal inilah maka dapat dikatakan bahwa kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dunia perbankan di Indonesia berkembang pesat sejak adanya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Observasi Sejarah BRI ( Bank Rakyat Indonesia)

BAB I PENDAHULUAN. perbankan di Indonesia saat ini bukan hanya disebabkan karena perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. kecenderungan pelarian nasabah oleh masyarakat telah jauh berkurang jika

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional yang dilaksanakan selama ini merupakan upaya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Dengan globalisasi yang melanda dunia saat ini, dunia bisnis tidak lagi

BAB I PENDAHULUAN. semakin terbuka lebar bagi setiap pelaku bisnis. Melihat dari semakin ketatnya

BAB I PENDAHULUAN. I. Latar Belakang Masalah. Dengan bertambah pesatnya industri perbankan membuat persaingan

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan perbankan bertambah lagi sebagai tempat peminjaman uang. pembukaan Tabungan BritAma Junio?

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan usaha antar bank syariah yang semakin tajam dewasa ini telah

I. PENDAHULUAN. menjadi hal yang penting dan harus dipenuhi oleh setiap produsen guna. mempertahankan pangsa pasar yang dimiliki.

I. PENDAHULUAN. ketat. Saat ini di Indonesia terdapat sekitar 131 bank yang masih bertahan di

BAB I PENDAHULUAN. cepat saji hingga restoran yang menyediakan full course menu. Jumlah

BAB 1 PENDAHULUAN. Di Negara berkembang maupun negara maju, perbankan adalah suatu industri

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan ekonomi nasional yang mengandung berbagai kelemahan struktural yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Kas Bayar, Teras BRI dan Teras Mobile yang tersebar diseluruh Indonesia.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Loyalitas memiliki peran yang sangat penting bagi perusahaan. Loyalitas adalah hal yang multak bagi perusahaan bila ingin mempertahankan eksistensinya dalam usaha. Menurut Gee et al. (2008), keuntungan dari loyalitas pelanggan adalah biaya pemeliharaan pelanggan loyal lebih sedikit dari pada biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh pelanggan baru, pelanggan yang loyal bersedia membayar biaya yang lebih tinggi untuk satu set produk atau layanan yang ditawarkan dan pelanggan yang loyal bertindak sebagai agen pemasaran dari mulut ke mulut (word-of-mouth). Pelanggan yang loyal akan menyebarkan berita positif kepada orang lain mengenai suatu produk atau jasa. Berita positif tersebut merupakan rekomendasi yang menjadi masukan penting bagi keputusan pembelian produk atau jasa oleh rekan atau kerabat pelanggan. Menurut Agustiyadi (2008), mencari pelanggan baru adalah hal yang sulit, namun yang jauh lebih sulit adalah mempertahankan pelanggan yang lama. Memperoleh loyalitas pelanggan merupakan kunci terpenting untuk memenangkan persaingan. Pelanggan yang loyal merupakan aset bagi perusahaan untuk menjaga kelangsungan hidup perusahaan. Strategi untuk membangun basis pelanggan yang loyal menurut Singh (2006) adalah dengan fokus pada pelanggan utama, secara proaktif menghasilkan kepuasan pelanggan yang tinggi dalam setiap transaksi, mengantisipasi kebutuhan pelanggan dan menanggapinya sebelum pesaing, dan membangun hubungan lebih dekat dengan pelanggan. Kepuasan pelanggan yang tinggi dapat dihasilkan perusahaan dari kinerjanya yang dirasakan pelanggan melampaui harapan yang diinginkan pelanggan atas suatu pelayanan perusahaan. perbedaan antara harapan dan kinerja atau hasil yang dirasakan pelanggan merupakan evaluasi pelanggan terhadap produk atau jasa yang dikonsumsinya. Menurut Alma (2005), banyak perusahaan yang tujuan utamanya adalah mencapai kepuasan 1

2 pelanggan, namun demikian tidaklah mudah mewujudkan kepuasan pelanggan secara menyeluruh. Kini pelanggan semakin terdidik dan menyadari hak-haknya. Apabila kualitas jasa yang diterima oleh pelanggan lebih baik atau sama dengan yang dibayangkan, maka pelanggan cenderung akan mencoba kembali. Akan tetapi, apabila kualitas jasa yang diterima lebih rendah dari yang dibayangkan maka pelanggan akan kecewa dan mengakibatkan konsumen berhenti berhubungan dengan perusahaan yang bersangkutan. Selnes (1993) mengungkapkan bahwa salah satu pemicu dari loyalitas adalah citra merek karena citra merek mempunyai pengaruh positif terhadap loyalitas. Citra merek harus dikelola dengan baik agar mampu menghasilkan citra merek yang positif di mata konsumen. Citra merek yang positif diciptakan oleh suatu merek yang kuat, unik dan baik. Asosiasi merek menjadi salah satu komponen yang membentuk nilai positif terhadap merek yang muncul, yang pada akhirnya akan menciptakan perilaku positif pelanggan. Citra merek yang positif berkaitan dengan kesetiaan dan kepercayaan pelanggan terhadap nilai merek yang positif serta kesediaan untuk mencari merek tersebut. Pada akhirnya menciptakan suatu merek yang mapan dalam tingkat harga tertentu dan kelas produk tertentu, sehingga menyulitkan kompetitor untuk menyerang. Selain citra merek, kualitas pelayanan yang diberikan perusahaan juga dapat memberikan pengaruh pada kepuasan dan loyalitas pelanggan. Dalam memenuhi harapan pelanggan secara konsisten, perusahaan harus memperhatikan kualitas pelayanan yang diberikan. Apabila pelayanan yang diterima pelanggan sama dengan pelayanan yang diharapkan pelanggan, maka kualitas pelayanan tersebut dipersepsikan sebagai kualitas yang baik atau positif. Apabila pelayanan yang diterima pelanggan melebihi pelayanan yang diharapkan pelanggan, maka kualitas pelayanan tersebut dipersepsikan sebagai kualitas yang ideal. Sebaliknya apabila pelayanan yang diterima pelanggan lebih rendah dari pelayanan yang diharapkan pelanggan, maka kualitas pelayanan tersebut dipersepsikan sebagai kualitas yang buruk atau negatif. Dengan demikian ada dua faktor utama yang menentukan kualitas

3 pelayanan, yaitu: expected service (pelayanan yang diharapkan) dan percieve service (pelayanan yang diterima atau dirasakan). Dalam industri jasa, kualitas pelayanan merupakan hal yang sangat penting bagi eksistensi perusahaan, tidak terkecuali pada jasa perbankan. oleh karena itu kualitas pelayanan merupakan produk yang pertama kali dijual oleh bank untuk dapat menarik nasabah agar membeli produk inti dari bank tersebut. Memaksimalkan kualitas pelayanan bank merupakan salah satu cara untuk bersaing dengan bank lain. Selain memberikan kualitas pelayanan prima bank juga harus memiliki keunggulan kompetitif lain untuk memenangkan persaingan. Semua usaha bank tersebut dimaksudkan untuk memberikan kenyamanan dan kepuasan bagi para nasabah. Untuk mempertahankan eksistensi bank ditengah persaingan usaha yang semakin ketat, loyalitas pelanggan adalah cara yang tepat bagi perusahaan untuk mempertahankannya. Nasabah merupakan faktor penting yang harus diperhatikan oleh bank. Karena nasabah merupakan aset yang dapat menentukan keberhasilan untuk mencapai tujuan bank, mengingat pelanggan mencerminkan potensi pertumbuhan pada masa yang akan datang. Menurut Trasoras (2009), nasabah akan setia kepada orang-orang yang membantu mereka dalam menyelesaikan masalah melampaui apa yang diharapkan. Efek loyalitas bagi bank adalah memberikan sumber pendapatan terus menerus dalam kurun waktu bertahuntahun. Menurut Lovelock dan Wright (2007), dalam konteks bisnis belakangan ini istilah loyalitas telah digunakan untuk melukiskan kesediaan pelanggan untuk terus berlangganan pada sebuah perusahaan dalam jangka panjang, dengan membeli dan menggunakan barang serta jasanya secara berulang-ulang dan lebih baik lagi secara eksklusif, serta dengan sukarela merekomendasikan produk perusahaan tersebut kepada teman-teman dan rekan-rekannya. Ketika suatu nasabah sudah menjadi loyal untuk selalu menggunakan produk atau jasa dari suatu bank, maka dapat dikatakan bank tersebut sudah berhasil memberikan pelayanan terbaiknya dan menghasilkan kepuasan bagi nasabah. Loyalitas nasabah menggambarkan kelanjutan dari kepuasan nasabah dalam menggunakan fasilitas maupun jasa pelayanan yang

4 diberikan oleh bank, serta untuk tetap menjadi nasabah dari bank tersebut. Oleh karena itu kepuasan nasabah merupakan indikator penting dalam membentuk loyalitas pelanggan. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (2015), seiring dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang mencapai 5,02% pada tahun 2014 yang terjadi pada seluruh lapangan usaha, tidak terlepas dari peranan di sektor perbankan dalam mendukung pertumbuhan ekonomi. Sektor keuangan memegang peranan yang sangat signifikan dalam memicu pertumbuhan ekonomi suatu negara. Sektor keuangan menjadi lokomotif pertumbuhan sektor riil via akumulasi kapital dan inovasi teknologi yaitu mampu memobilisasi tabungan. Serangkaian deregulasi sektor keuangan membawa dampak secara luar biasa untuk kondisi makro ekonomi, terutama pertumbuhan ekonomi. Menurut undang-undang no 10 tahun 1998 tentang perubahan undangundang no 72 tahun 1993 tentang perbankan, bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentukbentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup orang banyak. Perbankan Indonesia dalam menjalankan fungsinya berasaskan prinsip kehatihatian. Menurut Otoritas Jasa Keuangan Republik Indonesia, fungsi utama perbankan Indonesia adalah sebagai penghimpun dan penyalur dana masyarakat serta bertujuan untuk menunjang pelaksanaan pembangunan nasional dalam rangka meningkatkan pemerataan pembangunan dan hasilhasilnya, pertumbuhan ekonomi dan stabilitas nasional, kearah peningkatan taraf hidup rakyat banyak. Bank sebagai badan usaha tetap berorientasi untuk meningkatkan laba melalui kegiatan operasional, termasuk fungsinya sebagai financial intermediary, yaitu menghimpun dana dari pihak ketiga (DPK) dan menyalurkannya kembali dalam bentuk kredit. Persaingan yang semakin ketat dan terbatasnya sumber daya manusia yang professional menjadi hambatan bagi bank untuk menyalurkan dana pada masyarakat. Berikut adalah jumlah bank berdasarkan statistik perbankan indonesia.

5 Tabel 1.1 Jumlah Bank Umum No Kelompok Bank Des 2013 Des 2014 Mar 2015 1 Bank Persero 4 4 4 2 BUSN Devisa 36 38 38 3 BUSN Non Devisa 29 29 29 4 BPD 26 26 26 5 Bank Campuran 15 12 12 6 Bank Asing 10 10 10 Jumlah 120 119 119 Sumber: Statistik Perbankan Indonesia (2015) Jumlah bank di Indonesia yang banyak menambah ketatnya persaingan untuk mendapatkan pasar yang ada di negara ini. Seluruh sektor industri membutuhkan layanan perbankan untuk transaksi bisnis perusahaan. Bank Persero adalah bank-bank umum devisa yang sebagian atau seluruh sahamnya dimiliki oleh Pemerintah Republik Indonesia. Bank Rakyat Indonesia (BRI) adalah salah satu bank milik pemerintah yang terbesar di Indonesia. Pada awalnya Bank Rakyat Indonesia (BRI) didirikan di Purwokerto, Jawa Tengah oleh Raden Bei Aria Wirjaatmadja dengan nama De Poerwokertosche Hulp en Spaarbank der Inlandsche Hoofden atau "Bank Bantuan dan Simpanan Milik Kaum Priyayi Purwokerto", suatu lembaga keuangan yang melayani orang-orang berkebangsaan Indonesia (pribumi). Lembaga tersebut berdiri tanggal 16 Desember 1895, yang kemudian dijadikan sebagai hari kelahiran BRI. Sejak 1 Agustus 1992 berdasarkan Undang-Undang Perbankan No. 7 tahun 1992 dan Peraturan Pemerintah RI No. 21 tahun 1992 status BRI berubah menjadi perseroan terbatas. Pada tanggal 7 Nopember 2003, Pemerintah Republik Indonesia memutuskan untuk menjual 30% saham bank ini, sehingga menjadi perusahaan publik dengan nama resmi PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. BRI harus bersaing dengan 118 Bank lain yang terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Oleh karena itu agar dapat memenangkan persaingan BRI

6 harus memiliki keunggulan kompetitif. Salah satunya adalah dengan memberikan pelayanan prima dalam setiap jasa yang diberikan kepada pelanggan. Berikut adalah daftar 10 bank terbaik dalam layanan prima berdasarkan survei dari Marketing Research Indonesia dan majalah infobank. Tabel 1.2 Bank Terbaik dalam Layanan Prima No 2014 2015 Nama Bank % Nama Bank % 1 Mandiri 89,56 Mandiri 88,80 2 BNI 85,87 BNI 87,46 3 Permata 85,76 Commonwealth 84,68 4 BRI 83,62 Danamon 83,87 5 Danamon 82,56 Permata 83,81 6 Bukopin 77,46 BTN 80,93 7 Commonwealth 77,40 Bukopin 79,70 8 CIMB Niaga 76,19 BRI 79,44 9 BII 74,27 BII 75,82 10 OCBC NISP 74,00 BCA 75,37 Sumber: Majalah Infobank Vol XXXVII (2015) Berdasarkan tabel di atas, kualitas pelayanan Bank BRI menurut survey Bank Service Excellence Monitor (BSEM) yang dilakukan oleh Marketing Research Indonesia (MRI) dan Majalah Infobank pada tahun 2014 berada pada urutan nomor empat dengan skor 83,62% dan pada tahun 2015 kualitas layanan BRI semakin memburuk dengan penurunan peringkat pada urutan nomor delapan dengan skor 79,44%. Metode yang digunakan MRI dalam mengukur kualitas layanan ini adalah dengan menggunakan mystery shopping. mystery shopping adalah sebuah metode untuk mengukur kualitas service delivery process melalui customer experience. Metode ini membaca pelayanan perusahaan kepada pelangan yang sesungguhnya terjadi dengan mengirimkan sejumlah shopper yang bertindak sebagai pelanggan sesungguhnya ke kantor cabang, menggunakan layanan electronic channel dan melakukan berbagai transaksi yang biasa dilakukan pelanggan pada umumnya. Metode ini juga sudah terbukti menghasilkan pengukuran yang tidak hanya objektif tetapi juga sensitif merefleksikan perubahan-perubahan layanan yang ada.

7 Selain memberikan layanan yang terbaik kepada nasabahnya agar memiliki keunggulan kompetitif, BRI juga harus memiliki brand image yang baik dengan di mata masyrakat. Berikut ini adalah citra perusahaan bank nasional dengan aset lebih dari 200 triliun berdasarkan survei dari frontier consulting grup. Tabel 1.3 Citra Perusahaan Bank Nasional aset lebih dari 200 triliun No 2014 2015 Nama Bank Index Nama Bank Index 1 Bank BCA 1,445 Bank BCA 1,532 2 Bank Mandiri 1,172 Bank Mandiri 1,154 3 Bank BRI 0,753 Bank BNI 0,681 4 Bank BNI 0,629 Bank BRI 0,634 Rata-rata Industri 1,000 Rata-rata Industri 1,000 Sumber: imacaward.com Berdasarkan tabel di atas, corporate image BRI dibandingkan dengan bank dengan aset lebih dari 200 Triliun lainnya menurut survey yang dilakukan oleh Frontier Consulting Group pada tahun 2014 berada pada urutan ketiga dengan index 0,629 dan pada tahun 2015 image BRI semakin memburuk dengan penurunan peringkat pada urutan keempat dengan index 0,634. Metode yang digunakan Frontier Consulting Group dalam mengukur corporate image ini adalah dengan menggunakan 4 dimensi yang dinamakan quality, performance, responsibility and attractiveness. Masing-masing dimensi tersebut memiliki atribut yang melekat pada proses pengukurannya. Dimensi quality terdiri dari: good care for customers, high quality product/ service, trusted company and innovative company. Dimensi performance terdiri dari: company with growth and development opportunity dan wellmanaged company. Dimensi responsibility terdiri dari: eco-friendly company dan company with social responsibility. Dimensi attractiveness terdiri dari: dream workplace company dan company with high quality employees. Jika kualitas pelayanan dan citra merek yang dimiliki sebuah bank dapat dipertahankan dengan baik secara konsisten. Kedua hal tersebut dapat mempengaruhi kepuasan dan loyalitas nasabah. Hal ini menjadi menarik untuk dijadikan penelitian karena kualitas pelayanan BRI dan citra mereknya

8 akan mempengaruhi kepuasan nasabah BRI hingga menjadi nasabah yang loyal. Penelitian ini akan berfokus pada penelitian terhadap masyarakat yang menjadi nasabah Bank BRI untuk mengetahui pengaruh kualitas pelayanan dan citra merek terhadap kepuasan nasabah yang berdampak pada loyalitas nasabah dengan melakukan survei terhadap nasabah BRI sebagai responden. Berdasarkan uraian tersebut maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang akan dituangkan dalam tesis dengan judul Pengaruh Kualitas Pelayanan dan Citra Merek Terhadap Loyalitas Nasabah dengan Mediasi Kepuasan Nasabah (Studi Kasus pada Nasabah Bank BRI Cabang Jakarta Daan Mogot) 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, penulis dapat mengidentifikasi masalah sebagai berikut. 1. Jumlah bank pesaing yang memiliki layanan sejenis sangat banyak. 2. Peringkat survei kualitas pelayanan bank yang menurun dalam 2 tahun terakhir. 3. Citra bank yang menurun dalam 2 tahun terakhir, sehingga memungkinkan nasabah beralih ke bank lain. 1.3 Batasan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah tersebut, penulis membatasi masalah yang akan dibahas dalam tesis ini dalam beberapa hal berikut ini: 1. Penilitian ini difokuskan pada analisis variabel kualitas layanan, citra merek yang mempengaruhi kepuasan nasabah dan berdampak pada loyalitas nasabah bank. 2. Penelitian ini dilakukan terhadap nasabah BRI yang datang untuk bertransaksi di bank.

9 1.4 Rumusan Masalah berikut adalah rumusan masalah dalam penelitian ini: a. Bagaimana kualitas pelayanan mempengaruhi kepuasan nasabah bank? b. Bagaimana citra merek mempengaruhi kepuasan nasabah bank? c. Bagaimana kualitas pelayanan mempengaruhi loyalitas nasabah bank? d. Bagaimana citra merek mempengaruhi loyalitas nasabah bank? e. Bagaimana kepuasan nasabah mempengaruhi loyalitas nasabah bank? 1.5 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan di atas, maka tujuan penelitian adalah untuk: a. Menguji pengaruh kualitas pelayanan terhadap kepuasan nasabah bank. b. Menguji pengaruh citra merek terhadap kepuasan nasabah bank. c. Menguji pengaruh kualitas pelayanan terhadap loyalitas nasabah bank. d. Menguji pengaruh citra merek terhadap loyalitas nasabah bank. e. Menguji pengaruh kepuasan nasabah bank terhadap loyalitas nasabah bank. 1.6 Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Bagi manajemen, penelitian dapat dijadikan tambahan informasi mengenai ukuran kualitas pelayanan, citra merek bank yang diberikan kepada nasabah dan calon nasabah. Selain itu dengan meningkatnya kualitas pelayanan, citra merek bank dapat juga meningkatkan kepuasan nasabah dan calon nasabah, sehingga bank dapat menjadi tempat yang aman untuk menyimpan uang bagi masyarakat yang pada akhirnya adalah meningkatkan profit bank. 2. Bagi kalangan akademisi, Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan kajian ilmiah dan teori yang yang didapat bisa diimplementasikan secara empiris di lapangan. Penelitian ini juga juga dapat dijadikan bahan acuan untuk pengembangan penelitian lebih anjut khususnya dalam hal kualitas pelayanan, citra merek bank terhadap kepuasan dan loyalitas nasabah bank.