III. KERANGKA PEMIKIRAN

dokumen-dokumen yang mirip
III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN

II. KERANGKA PEMIKIRAN

BAB IV KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN

III. METODE PENELITIAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN. Menurut Kadariah (2001), tujuan dari analisis proyek adalah :

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN

KERANGKA PEMIKIRAN. Pada bagian ini akan dijelaskan tentang konsep dan teori yang

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN

IV METODOLOGI PENELITIAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Teoritis Pengertian Usaha

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN

III. METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN

VIII. ANALISIS FINANSIAL

IV METODE PENELITIAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. METODOLOGI. 3.1 Kerangka Pemikiran. 3.2 Metode Penelitian

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian

IV METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Metode Pengumpulan Data

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Definisi Internet

KERANGKA PEMIKIRAN. 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Pengolahan dan Analisis Data

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Data dan Instrumentasi 4.3. Metode Pengumpulan Data

III. KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN. Bergesernya pola hidup masyarakat secara global yang semakin hari

III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Konseptual

IV. METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam bab ini penulis menjelaskan tinjauan teori-teori yang terkait yang

A. Kerangka Pemikiran

VII. RENCANA KEUANGAN

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu 4.2. Metode Pengambilan Responden 4.3. Desain Penelitian

III. KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II LANDASAN TEORI

18/09/2013. Ekonomi Teknik / Sigit Prabawa / 1. Ekonomi Teknik / Sigit Prabawa / 2

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN

DESAIN STUDI KELAYAKAN. Oleh Ruly Wiliandri, SE., MM

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Rantauprapat Kabupaten Labuhanbatu Propinsi Sumatera Utara. Pemilihan lokasi

IV. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Pengumpulan Data

KELAYAKAN EKONOMI BENDUNGAN JRAGUNG KABUPATEN DEMAK

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. yang akan didirikan oleh PT. Pertama Adhi Karya atau ANTARTIKA MANAGEMENT ini adalah

III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 KERANGKA PEMIKIRAN

III. METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

METODE PENELITIAN Kerangka Pemikiran

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data 4.3 Metode Penentuan Narasumber

METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Pengumpulan Data

IV. METODE PENELITIAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. AsiA Day Madiun-Malang, penelitian menggunakan metode-metode penilaian

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Usaha Pembesaran Lele Sangkuriang

Studi Kelayakan Bisnis. Desain Studi Kelayakan

layak atau tidak maka digunakan beberapa metode dengan harapan mendapatkan

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Penentuan Responden

VIII. ANALISIS FINANSIAL

ASPEK-ASPEK STUDI KELAYAKAN BISNIS

BAB I PENDAHULUAN. bersosialisasi. Dalam bersosialisasi, terdapat berbagai macam jenis hubungan yang

BAB I PENDAHULUAN. perkebunan, peternakan, perikanan dan kehutanan. Indonesia sebagai negara

KERANGKA PEMIKIRAN. dengan membangun suatu tempat pengelolaan sampah, tetapi yang dapat

Mata Kuliah - Kewirausahaan II-

III. METODOLOGI PENELITIAN

III KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN. dengan penelitian kelayakan pengembangan usaha akarwangi (Andropogon

III. KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dan digunakan pada saat musim kemarau (Purnomo, 1994). Menurut Peraturan Pemerintah

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Pengolahan dan Analisis Data

BAB II LANDASAN TEORI

VII ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL

BAB II LANDASAN TEORI

METODOLOGI PENELITIAN

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Studi Kelayakan Usaha

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional mencakup pengertian yang

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL

Transkripsi:

III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Pengertian Studi Kelayakan Proyek Proyek adalah suatu kegiatan yang mengeluarkan uang atau biaya dengan harapan untuk memperoleh hasil dan yang secara logika merupakan wadah untuk melakukan kegiatan-kegiatan perencanaan, pembiayaan dan pelaksanaan dalam satu unit proyek adalah elemen paling kecil yang dipersiapakna dan dilaksanakan sebagai satu kesatuan yang terpisah dalam suatu perencanaan nasional atau program pembangunan pertanian. Biasanya proyek merupakan kegiatan yang khas yang secara nyata berbeda dengan kegiatan investasi yang diterangkan terdahulu dan kelihatannya berbeda dengan kegiatan penggantinya, bukan merupakan bagian rutin dari suatu progarm yang sedang dilaksanakan. Dalam beberapa proyek pertanian biaya-biaya produksi dan pemeliharaan yang dikeluarkan diharapkan dapat memberikan manfaat secara cepat, kira-kira dalam waktu satu tahun. Hal ini yang menurut Gitingger membedakan proyek pertanian dengan peroyek lainnya (Gittinger JP, 1986). Proyek adalah suatu keseluruhan aktivitas yang menggunakan sumbersumber untuk mendapatkan kemanfatan (benefit) atau suatu aktifitas yang mengeluarkan uang dengan harpan untuk mendapatkan hasil (return) di waktu yang akan datang, dan yang dapat direncanakan, dibiayai dan dilaksanakan sebagai satu unit. Aktifitas suatu proyek selalu ditujukan untuk mencapai suatu tujuan dan mempunyai suatu titik tolak (starting point) dan suatu titik akhir (ending point). Biaya-biaya yang dikeluarkan maupun hasil pokoknya harus dapat diukur (Kadariah et al, 1978) Menurut Husnan dan Muhammad (2000), Studi kelayakan proyek adalah penelitian tentang dapat tidaknya suatu proyek (biasanya merupakan proyek investasi) dilaksanakan dengan berhasil. Bagi pihak swasta (provit oriented) proyek yang berhasil adalah proyek yang dapat memberikan return berupa manfaat ekonomi (uang). Sedangkan bagi lembaga nonprofit dan pemerintah indikator keberhasilan suatu proyek lebih mengarah kepada manfaat secara makro 18

seperti penyerapan tenaga kerja, pemanfaatan sumberdaya yang melimpah atau perbaikan lingkungan di sekitar proyek. 3.1.2 Identifikasi Biaya dan Manfaat Menurut Gittinger JP (1986) Biaya adalah segala sesuatu yang mengurangi pendapatan, baik secara mikro bagi organisasi yang provit oriented maupun secara makro bagi pemerintah atau apa pun yang langsung mengurangi jumlah barang dan jasa akhir. Sedangkan manfaat adalah apa pun yang langsung menambah menambah pendapatan, barang dan jasa akhir. Menurut Choliq et al, (1999), biaya proyek adalah seluruh biaya yang dikeluarkan guna mendatangkan penghasilan pada masa yang akan datang. Benefit adalah manfaat yang diperoleh dari suatu proyek baik yang dapat dihitung atau dinilai dengan uang (tangible benefit) ataupun yang tidak dapat dinilai dengan uang (intangible benefit), baik secara langsung maupun tidak. Menurut Choliq et al, (1999), biaya proyek pada dasarnya diklasifikasikan atas biaya infestasi dan biaya operasional. 1. Biaya investasi adalah seluruh biaya yang dikeluarkan mulai proyek tersebut dilaksanakan sampai proyek tersebut mulai berjalan (beroperasi). Biaya investasi diantaranya biaya pendirian bangunan, pembelian induk dan peralatan. 2. Biaya operasional adalah seluruh biaya yang dikeluarkan karena proses produksi berlangsung dan secara rutin biaya ini harus dikeluarkan. Biaya operasional misalnya pembelian bahan baku, biaya listrik dan air, bahan bakar dan sebagainya. 3.1.3 Aspek-Aspek Studi Kelayakan Proyek Menurut Gittinger JP (1986), tanggungjawab utama seorang analis proyek adalah selalu berhubungan dengan semua spesialis teknis yang mempunyai kontribusi dalam suatu proyek agar dapat meyakinkan bahwa semua aspek-aspek yang relevan sudah dipertimbangkan secara eksplisit dan sudah disertakan dalam pertimbangan tersebut. Di sini analisa dan persiapan proyek akan dibagi ke dalam enam aspek teknis yaitu ; teknis, institusional-organisasional-manajerial, sosial, komersial, finansial dan ekonomi. 19

Berbeda dengan Gittinger, menurut Husnan dan Muhammad (2000), aspek-aspek yang perlu dianalisis dalam proyek meliputi aspek pasar, teknis, keuangan, hukum dan ekonomi negara. Meski secara keseluruhan belum ada kesepakatan tentang aspek apa saja yang perlu di teliti. 3.1.3.1 Aspek Pasar Menurut Husnan dan Muhammad (2000), hal-hal yang dipelajari dalam aspek pasar dan pemasaran meliputi ; permintaan, penawaran, harga, program pemasaran dan perkiraan penjualan. 1) Permintaan, baik secara total ataupun diperinci menurut daerah, jenis konsumen, perusahaan besar pemakai. Disini juga perlu diperkirakan tentang proyeksi permintaan tersebut. 2) Penawaran, baik yang berasal dari pasar dalam negeri maupun yang berasal dari luar negeri. Bagaimana perkembangannya dimasa lalu dan perkiraan di masa yang akan datang. Faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran ini, seperti jenis barang yang bisa menyaingi, perlindungan dari pemerintah, dan sebagainya, perlu pula diperhatikan. 3) Harga, dilakukan perbandingan dengan barang-barang impor, produksi dalam negeri lainnya. Apakah ada kecendrungan perubahan harga, dan kalau ya bagaimana polanya. 4) Program Pemasaran, mencakup strategi pemasaran yang akan dipergunakan, marketing mix. identifikasi siklus kehidupan produk, pada tahap apa produk yang akan dibuat. 5) Perkiraan penjualan yang bisa dicapai perusahaan, market share yang bisa dicapai perusahaan. 3.1.3.2 Aspek Teknis Menurut Gittinger JP (1986), Aspek teknis merupakan aspek utama yang perlu diperhatikan, karena dalam aspek ini perhitungan input proyek dan output berupa barang dan jasa dilakukan berdasarkan alur produksi sebenarnya, sehingga aspek-aspek lain dari analisa proyek hanya akan dapat berjalan bila analisa secara teknis dapat dilakukan. 20

Aspek teknis merupakan suatu aspek yang berkenaan dengan proses pembangunan proyek secara teknis dan pengoperasiannya setelah proyek tersebut selesai dibangun. Berdasarkan analisa ini pula dapat diketahui rancangan awal penaksiran biaya investasi termasuk biaya eksploitasinya (Husnan dan Muhammad, 2000). Pertanyaan utama yang perlu mendapatkan jawaban dari aspek teknis adalah : 1) Lokasi proyek, yakni dimana suatu proyek akan didirikan baik untuk pertimbangan lokasi dan lahan pabrik maupun lokasi bukan pabrik. Pengertian kedua menunjuk pada lokasi untuk kegiatan yang secara langsung tidak berkaitan dengan proses produksi, yakni meliputi lokasi bangunan administrasi perkantoran dan pemasaran. Beberapa variabel yang perlu diperhatikan untuk pemilihan lokasi proyek dibedakan dalam dua golongan besar yakni variabel primer dan variabel bukan sekunder. Variabel utama meliputi ketersediaan bahan mentah, letak psar yang dituju, tenaga listrik dan air, suplai tenaga kerja dan fasilitas transportasi. Variabel sekunder penentuan lokasi proyek meliputi hukum dan peraturan yang berlaku, iklim dan keadaan tanah, sikap dari masyarakat dan rencana masa depan perusahaan, dalam kaitannya dengan perluasan. 2) Besar skala operasi/ luas produksi ditetapkan untuk mencapai suatu tingkatan skala ekonomis. Luas produksi adalah jumlah produk yang seharusnya diprodusi untuk mencapai keuntungan optimal yang keseluruhannya mampu diserap pasar. Pengertian ini berbeda dengan pengertian luas perusahaan, yakni luas produksi hanyalah salah satu alat ukur dari luas perusahaan. Beberapa faktor yang perlu diperhatikan dalam penentuan luas produksi adalah batasan permintaan yang telah diketahui, tersedianya kapasitas mesin secara teknis dan ekonomis, jumlah dan kemampuan tenaga kerja, kemampuan finansial dan manajemen serta kemungkinan adanya perubahan teknologi di masa yang akan datang. 3) Kriteria pemilihan mesin dan equpiment utama serta alat pembantu mesin dan equipment. Patokan umum yang dapat digunakan dalam pemilihan jenis teknologi adalah seberapa jauh derajat mekanisasi yang diinginkan dan manfaat ekonomi yang diharapkan 21

4) Proses produksi yang dilakukan dan layout pabrik yang dipilih, termasuk juga layout bangunan dan fasilitas lain. Lay out merupakan keseluruhan proses penentuan bentuk dan penempatan fasilitas-fasilitas yang dimiliki suatu perusahaan. Dengan demikian pengertian layout mencakup layout site (layout lahan dan lokasi proyek) layout pabrik, layout bangunan bukan pabrik dan fasilitas-fasilitasnya. 3.1.3.3 Apek Manajemen Untuk dapat dilaksanakan, suatu proyek harus dihubungkan secara tepat dengan struktur kelembagaan di suatu negara atau daerah. Apa yang akan dibuat dengan penguasa tanah. Kemudian berapa ukuran tanah yang dikuasai yang akan dibuat. Lalu bagaimana hubungan antara organisasi administrasi proyek dengan lembaga atau agen yang ada. Selanjutnya apakah terdapat suatu wewenang proyek yang terpisah, sehingga berikutnya dapat diketahui bagaimana bentuk hubungan pemegang wewenang dengan departemen atau kementrian yang berhubungan. Selanjutnya apakah staf dapat bekerja dengan lembaga-lembaga yang ada, atau apakah akan terdapat keirihatian antara sesama lembaga. Usulan organisasi proyek harus diteliti untuk mengetahui apakah proyek dapat diarahkan. Apakah garis wewenang dalam organisasi proyek sudah dibuat jelas. Apakah organisasi proyek telah mempertimbangkan dengan benar mengenai kebiasaan dan prosedur oraganisasi yang biasa di suatu negara atau daerah. Atau, apakah organisasi proyek memberitahukan perubahan-perubahan dalam struktur organisasi untuk mengatasi masalah-masalah organisasi tradisional yang tidak efektif. Apakah persyaratan yang cukup sudah dicantumkan dalam memilih manajer dan pengawas pejabat pemerintah untuk dapat memperoleh informasi yang mutakhir. Mengenai kemajuan proyek. Apakah suatu kelompok pengawasan khusus dibutuhkan. Masalah-masalah manejerial merupakan hal yang menentukan untuk rancangan dan pelaksanaan proyek yang baik. Analis harus meneliti kesanggupan / keahlian staf yang ada untuk dapat memutuskan apakah mereka sanggup menangani kegiatan-kegiatan sektor publik berskala besar sedemikian seperti proyek pengairan, pelayanan perluasan lahan, atau lembaga perkreditan (Gittinger JP, 1986) 22

Menurut Husnan dan Muhammad (2000), hal-hal yang perlu diperhatikan dalam aspek ini adalah : pekerjaan-pekerjaan yang diperlukan untuk menjalankan operasi proyek tersebut, persyaratan-persyaratan yang diperlukan untuk bisa menjalankan operasi proyek tersebut, struktur organisasi yang akan dipergunakan dan tenaga kerja kunci yang kita perlukan beserta struktur penggajiannya. 3.1.3.4 Aspek Hukum Aspek hukum mempelajari tentang badan usaha yang dipergunakan, jaminan-jaminan yang bisa disediakan kalau akan menggunakan sumber dana yang berupa pinjaman. Berbagai izin, akta, sertifikat yang diperlukan untuk kegiatan usaha (Husnan dan Muhamad, 2000) 3.1.3.5 Aspek Lingkunan Aspek lingkungan (ekonomi dan sosial) proyek berkaitan dengan hubungan antara proyek dan lingkungan secara makro. Menurut Gittinger JP (1986), aspek ekonomi dari proyek membutuhkan pengetahuan mengenai apakah proyek akan memberikan kontribusi yang nyata terhadap pembangunan perekonomian secara keseluruhandan apakan kontribusinya cukup besar dalam menentukan penggunaan sumber-sumber daya yang diperlukan. Sudut pandang yang diambil dalam analisa ekonomi ini adalah masyarakat secara keseluruhan. Dalam membahas aspek sosial, Gittinger menyebutkan bahwa seringkali para analis proyek diharapkan untuk meneliti secara cermat mengenai implikasi sosial yang lebih luas dari investasi yang diusulkan, contohnya ; distribusi pendapatan, penciptaan lapangan kerja. Realisai pencapaian aspek sosial diantaranya melalui pemanfaatan program-program pemerintah untuk pembangunan daerah terpencil. Pembangunan mempunyai dampak terhadap kualitas lingkungan secara global baik dampak positif maupun negatif. Pembangunan yang berkesinambungan merupakan tuntutan yang realistis dan bersifat jangka panjang. Faktor pokok yang menyebabkan kemerosotan kualitas lingkungan adalah pembangunan dengan menggunakan teknologi yang mencemari. 23

3.1.3.6 Aspek Finansial Dilihat dari aspek finansial suatu usaha dikatakan layak apabila usaha tersebut mendatangkan keuntungan. Dalam rangka mencari ukuran menyeluruh tentang baik tidaknya suatu kegiatan usaha telah dikembangkan berbagai macam indeks yang disebut kriteria investasi. Setiap indeks tersebut menggunakan Present Value (PV) yang telah didiscount dari arus-arus manfaat dan biaya selama umur kegiatan usaha (Kadariah et al. 1978). Kadariah et al. (1978) mengemukakan bahwa suatu usaha atau poyek dikatakan layak atau tidak untuk dilaksanakan jika sesuai dengan ukuran kriteria investasi yang ada. Beberapa metode pengukuran dalam kriteria investasi yang dapat digunakan adalah sebagai berikut : 1) Net Present Value (NPV) yaitu nilai kini dari keuntungan bersih yang ada diperoleh pada masa mendatang, yang merupakan selisih kini dari benefit dengan nilai kini dari biaya. 2) Net Benefit-Cost Ratio (Net B/C) adalah perbandingan antara jumlah nilai kini dari keuntungan bersih pada tahun dimana keuntungan bersih bernilai positif dengan keuntungan bersih yang bernilai negatif. 3) Internal Rate of Return (IRR) adalah tingkat bunga dimana nilai kini dari biaya total sama dengan nilai kini dari penerimaan total. IRR dapat pula dianggap sebagai tingkat keuntungan atas investasi bersih dalam suatu proyek dengan syarat setiap manfaat yang diwujudkan, yaitu setiap selisih benefit (B t ) dan cost (C t ) yang bernilai positif secara otomatis ditanamkan kembali pada tahun berikutnya dan mendapatkan tingkat keuntungan yang sama selama sisa umur proyek. 4) Payback Period (PP) adalah perhitungan dalam analisis kelayakan investasi yang digunakan untuk mengukur seberapa cepat investasi yang ditanam dapat kembali. Berdasarkan analisis kriteria investasi, maka usaha pembesaran ikan mas pada kolam air deras dinilai layak untuk dikembangkan jika diperoleh hasil perhitungan NPV > 0 ; Net B/C 1 dan IRR interest rate. 24

3.1.4 Cros-Over Discont Rate Cros-Over Discont Rate adalah keadaan saat terdapat dua pilihan alternatif proyek, dimana proyek yang satu mempunyai IRR yang lebih tinggi daripada yang lain, tetapi pada saat discont rate = Social Opportunity Cost of Capital kedua proyek mempunyai NPV yang sama (Kadariah et al. 1978). Kedaan Cros-Over Discont Rate dapat dilihat dalam Gambar 2. Gambar 2. Kondisi Cros-Over Discont Rate Digambarkan dalam Grafik Menurut Gittinger JP (1986), Cros-Over Discont Rate (CDR) adalah tingkat diskonto tertentu dimana kedua alternatif akan memiliki NPV yang sama, secara secara ekonomis tidak ada perbedaan alternatif mana yang akan dipakai. Nilai CDR dapat dicari dengan menggunakan grafik atau menggunakan diskonto perbedaan arus-arus biaya. Jika biaya modal atau tingkat batas berada di bawah CDR, maka akan dipilih alternatif yang memerlukan pengeluaran modal awal yang lebih tinggi, tetapi memiliki pengeluaran yang lebih rendah di masa yang akan datang. Apabila di atas CDR maka lebih baik memilih alternatif investasi yang memiliki biaya awal yang lebih rendah, walaupun kemudian akan melibatkan biaya operasi yang lebih besar. 25

3.1.5 Analisis Sensitivitas Analisis sensitivitas merupakan suatu alat yang langsung (dan kadangkadang sangat cukup) dalam menganalisis pengaruh-pengaruh resiko yang ditanggung dan ketidakpastian dalam analisis proyek. Analisis sensitivitas dilakukan untuk melihat sampai berapa persen peningkatan atau penurunan faktorfaktor tersebut dapat mengakibatkan perubahan dalam kriteria investasi yaitu dari tidak layak menjadi layak untuk dilaksanakan (Gittinger JP 1986). Menurut Kadariah et al. (1978) analisis sensitivitas adalah suatu teknik analisis untuk menguji secara sistematis apa yang akan terjadi pada total penerimaan apabila terjadi kesalahan atau perubahan unsur-unsur dalam aspek finansial yang tidak terduga yang berbeda dengan perencanaan dan perkiraan semula. Suatu analisis sensitivitas dikerjakan dengan mengubah unsur-unsur atau dengan mengkombinasikan unsur-unsur lain, kemudian menentukan pengaruh pada hasil analisis. Analisis senistivitas bertujuan untuk melihat apa yang akan terjadi dengan hasil analisa proyek apabila ada suatu kesalahan atau perubahan dalam dasar-dasar perhitungan biaya atau benefit. Dalam analisis sensitivitas semua kemungkinan harus dicoba, maksudnya setiap kali harus diadakan analisis kembali. Hal ini dilakukan karena analisis proyek didasarkan pada proyek-proyek yang mengandung banyak ketidakpastian tentang apa yang akan terjadi di masa yang akan datang (Kadariah et al. 1978). Kadariah et al. (1978) menjelaskan bahwa terdapat 3 hal yang perlu diperhatikan dalam analisis sensitivitas, yaitu : Terdapatnya Cost overrun, perubahan dalam perbandingan harga terhadap harga tingkat umum dan mundurnya waktu implementasi. Analisis sensitivitas terhadap Cost overrun perlu diadakan pada proyekproyek yang memerlukan biaya konstruksi yang besar, karena biasanya orang memperhitungkan biaya produksi terlalu rendah dan kemudian pada waktu melaksanakan konstruksi, ternyata bahwa biayanya lebih tinggi. Analisis sensitivitas pada perubahan harga output perlu dilakukan terutama bagi proyek-proyek dengan umur ekonomis yang panjang dan dalam ukuran besar, karena kemungkinan besar bahwa dengan adanya proyek penawaran pruduk tersebut di pasar akan bertambah dan harga akan relatif menjadi turun. 26

3.2 Kerangka Pemikiran Operasional Ikan nila merupakan ikan air tawar yang dikenal di kalangan pembudidaya ikan. Penemuan varietas baru ikan nila, yaitu ikan nila gesit diharapkan dapat menjadi solusi bagi pengembangan budidaya ikan air tawar di Indonesia. Peningkatan produksi ikan nila sebesar 28,23 persen setiap tahun memerlukan supply benih yang berkualitas tinggi. Secara biologis ikan nila gesit dapat tumbuh lebih cepat 50 persen dibandingkan ikan nila jenis lain, dengan cepatnya pertumbuhan ikan akan menambah keuntungan petani yang membudidayakannya. Tetapi pada keadaan aktual hal ini belum tentu terjadi, dilihat dari sisi bisnis kelayakan suatu usaha dikatakan layak apabila ditinjau dari enam aspek, yaitu aspek pasar, teknis, manajemen, hukum, lingkungan dan finansial. Dalam penilaian kelayakan usaha banyak hal yang harus diteliti, karena itu tentu perlu penelitian menyeluruh dari semua aspek yang menjadi syarat kelayakan usaha tersebut. Dalam aspek pemasaran hal-hal yang harus diteliti adalah permintaan, penawaran permintaan, penawaran dan bauran pemasaran yang terdiri dari produk, harga, lokasi pemasaran dan promosi. Setelah aspek pemasaran diteliti berikutnya adalah aspek teknis yang mencakup lokasi proyek, besar skala operasi, teknologi dan kegiatan budidaya, layout usaha dan input-inptu yang digunakan. Berikutnya penelitian pada aspek manajemen yang mencakup organisasi perusahaan, kebutuhan tenaga kerja, deskripsi kerja dan sistem kompensasi. Aspek lain yang diteliti adalah aspek hukum, dalam aspek ini diteliti bagaimana status legalitas dari usaha yang sedang dijalankan. Setelah aspek hukum diteliti selanjutnya diteliti aspek lingkungan yang terdiri dari lingkungan sosial, ekonomi dan ekosistem di sekitar proyek. Terakhir adalah aspek finansial yang mencakup NPV, Net B/C, IRR dan PP. Pada aspek finansial penelitian dilakukan dengan menggunakan dua model skenario. Skenario pertama modal yang digunakan 100 persen milik pribadi dan pada skenario ke dua modal yang digunakan menggunakan modal pinjaman sebesar Rp 48.626.500, jumlah pinjaman tersebut didasarkan pada jumlah biaya variabel yang harus dikeluarkan selama satu semester sebesar Rp 48.626.500. Apabila usaha ini layak dijalankan 27

secara finansial maka dilanjutkan dengan analisis sensitifitas. Penelitian dihentikan sampai titik ini. Selanjutnya hasil yang diperoleh dari penelitian disesuaikan dengan orientasi awal proyek, sehingga berdasarkan hasil penelitian pemimpin usaha atau proyek dapat menentukan keputusan yang akan diambil untuk usaha yang sedang dijalankannya. Bagan kerangka pemikiran operasional dapat dilihat dalam gambar 2. Potensi Pasar dan Sumberdaya Ikan Nila Penemuan varietas baru Ikan nila (Nila Gesit) Aspek Non Finansial : Aspek Pasar Aspek Teknis Aspek Manajemen Aspek Lingkungan Skenario I Menggunakan Modal Sendiri Skenario II Menggunakan Modal Pinjaman Tidak Layak Aspek Finansial : Analisis Kelayakan Investasi NPV Net B/C IRR Pay Back Period Layak Reorientasi Usaha Pembenihan Ikan nila Analisis Switching Value Gambar 3. Bagan Kerangka Pemikiran Operasional 28