BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sistem informasi dan sistem komunikasi. Dengan

Bab 1. Pendahuluan Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah sebuah sistem dari simbol vokal yang arbiter yang

BAB I PENDAHULUAN. secara lisan maupun tertulis. Dalam komunikasi secara lisan, makna yang

Bab 1. Pendahuluan. Bahasa menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008) adalah (1) sistem lambang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. responden, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: mitra tutur, ungkapan yang digunakan responden disesuaikan dengan

SILABUS. Kegiatan Pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. Materi utama dalam pengajaran bahasa Jepang ada tiga macam, yaitu

UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN PERCAKAPAN BAGI PENGAJAR BAHASA JEPANG

Bab 1. Pendahuluan. Manusia sebagai makhluk hidup sangat memerlukan komunikasi. Menurut Trenholm

3. Dimasa mendatang, saya bermaksud menjadi pelukis terkenal. ~ つもりです. 4. Sekarang, pertandingan baseball dapat ditonton di televisi.

BAB I PENDAHULUAN. membedakannya dengan bahasa lain. Sehingga tidaklah mengherankan jika

BAB I PENDAHULUAN. dapat menyampaikan informasi yang ingin disampaikan kepada orang. salah satunya adalah mempelajari bahasa Asing.

Bab 1. Pendahuluan. Sejak zaman dahulu kala, manusia menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. mengidentifikasikan diri (KBBI, 2001: 85). Sehingga dapat dikatakan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbitrer (tidak tetap) yang

Bab 2. Landasan Teori. Dalam KBBI, definisi dari tanda baca adalah tan da n 1 yang menjadi alamat

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian adalah tatacara bagaimana suatu penelitian dilaksanakan. (method =

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Jepang terbagi dalam 10 jenis kelas kata. Partikel merupakan salah

UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2006/2007

PROGRAM TAHUNAN. Kompetensi Dasar Materi Pokok Alokasi Waktu. Salam. Mengucapkan salam : おはようございます こんにちは こんばんは. Mengucapkan salam ketika berpisah :

BAB I PENDAHULUAN. satu kendala yang selalu terjadi kepada pembelajar bahasa asing pada. kemampuan berkomunikasi adalah memiliki kemampuan dalam hal

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. 1 Silakan lihat lampiran 1.

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

SILABUS MATA KULIAH PROGRAM STUDI MANAJEMEN RESORT & LEISURE

Bab 1. Pendahuluan. Bahasa adalah identitas diri dari suatu negara. Suatu negara dapat kita identifikasikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Pengertian bahasa dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1989) adalah sistem

BAB I PENDAHULUAN. Belajar bahasa lain mungkin menjadi penting dalam aktivitas intelektual manusia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pratamawati, 2014

UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2007/2008

BAB I PENDAHULUAN. Seiring berkembangnya era globalisasi jumlah orang asing yang datang ke

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan manusia, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Ketika kita menyampaikan ide, pikiran, hasrat dan keinginan kepada

BAB I PENDAHULUAN. dengan orang lain. Oleh karena itu, bahasa adalah alat yang digunakan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, penguasaan terhadap bahasa asing sangat dibutuhkan. Bukan hanya

BAB I PENDAHULUAN. Dedi Sutedi, bahasa adalah alat pengungkap pikiran maupun perasaan. Melalui

BAB I PENDAHULUAN. yang menjadi modal dasar manusia untuk memenuhi kebutuhan sosial di lingkungan

ABSTRAK. Kata Kunci : tindak tutur tidak langsung literal, perubahan fungsi kalimat, deklaratif, imperatif, interogatif

BAB I PENDAHULUAN. lengkap (Chaer, 2007:240). Menurut Widjono (2005:141) kalimat merupakan

BAB I PENDAHULUAN. bahasa Jepang, ungkapan disebut dengan hyougen. Menurut Ishimori (1994:710),

BAB 1. Pendahuluan. Manusia berinteraksi dengan manusia lain dengan menggunakan bahasa. Bahasa merupakan

BAB I PENDAHULUAN. para anggota kelompok sosial untuk bekerja sama, berkomunikasi, dan

BAB I PENDAHULUAN. serius, karena terdapat perbedaan yang signifikan dengan bahasa. ibu pembelajar yang didasari oleh berbagai hal.

BAB 1 PENDAHULUAN. sosial tidak dapat hidup tanpa adanya komunikasi dengan sesama. seseorang dengan status sosial dan budaya dalam masyarakat itu

BAB I PENDAHULUAN. bahasa pertamanya untuk tujuan tertentu. Salah satu bahasa asing yang

BAB IV PENGGUNAAN DIALEK OSAKA PADA KOMIK YOZAKURA QUARTET JILID KE-1 KARYA YASUDA SUZUHITO

membahas dari penggunaan dan arti tiga kata kerja tersebut,...ok,...he,.,he,.,he,.,.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mega Sari, 2013

ANALISIS PENGGUNAAN STRATEGI PENOLAKAN TIDAK LANGSUNG DALAM BAHASA JEPANG OLEH MAHASISWA BAHASA JEPANG STBA YAPARI ABA BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk sosial, yaitu makhluk yang tidak dapat hidup

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Jepang adalah salah satu bahasa yang banyak dipelajari di

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

PDF created with FinePrint pdffactory trial version YUK BELAJAR NIHONGO

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Meirina Andreany, 2014

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa itu beragam, artinya meskipun sebuah bahasa mempunyai kaidah atau pola

BAB IV ANALISIS DAN INTERPRETASI DATA. pemahaman mahasiswa terhadap Kotowari Hyōgen. Proses pengumpulan data

BAB I PENDAHULUAN. 話すということは人と人の間で意思を伝えるあう いわゆるコミュニケーションであり その形には 1 人たい 1 人 1 人対多数 多数対 1 人などがある (Ogawa, 1984, hlm. 636)

BAB I PENDAHULUAN. karena adanya kepentingan untuk menjalin hubungan interaksi sosial.

ビナ ヌサンタラ大学日本語科三年生にみられる ~ てある と ~ ておく という動詞の使用能力の分析

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan makna kepada seseorang, baik secara lisan maupun tulisan.

BAB I PENDAHULUAN. orang lain, manusia akan melakukan sebuah komunikasi. Saat berkomunikasi

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Alat komunikasi paling sederhana dan bersifat universal yang

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam suatu bahasa terdapat bermacam macam jenis kata, di antaranya,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Seseorang yang menyampaikan suatu maksud tertentu sering dilakukan. ketersinggungan seseorang dengan adanya ujaran tertentu. Sama halnya dengan

Bab 1. Pendahuluan. tulisan maupun isyarat) orang akan melakukan suatu komunikasi dan kontak sosial.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Mirharatulisa Dyah Amoendria, 2013

BAB III METODE PENELITIAN. permasalahan. Sedangkan metode dapat diartikan sebagai cara atau prosedur yang

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Jepang adalah salah satu bahasa di dunia yang memiliki ciri dan

BAB I PENDAHULUAN. pemikirannya, maka manusia menciptakan bahasa. Bahasa adalah sistem lambang

ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN PRONOMINA DEMONSTRATIVA SISWA KELAS XII BAHASA TAHUN AJARAN 2013/2014 DI SMA NEGERI 1 BATU SKRIPSI

BAB 1. Pendahuluan. Manusia merupakan makhluk sosial, di mana bahasa merupakan alat

BAB I PENDAHULUAN. ajektiva (keiyoushi), nomina (meishi), pronomina (rentaishi), adverbia (fukushi), interjeksi

BAB I PENDAHULUAN. memiliki kemampuan memproduksi tuturan dengan tepat secara kontekstual

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN. 5.1 Simpulan

(Asari-chan buku no: 28, halaman: 40) あさり ガンバレ! bersemangat. Berusaha Asari! Pada situasi di atas, penggunaan katakana ada pada kata ガンバレ.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. bangsa asing yang dalam proses pembelajarannya dianggap tidak mudah,

BAB I PENDAHULUAN. Kelas kata dalam bahasa Jepang (hinshi bunrui) diklasifikasikan ke dalam 10

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Jepang merupakan salah satu bahasa yang sulit untuk dipelajari.

Bab 2. Landasan Teori. Pada bab ini penulis akan menjabarkan teori-teori yang akan digunakan dalam

BAB I PENDAHULUAN. bahasa Indonesia ke bahasa Jepang, kita dapat menerjemahkan suatu teks dari

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Seperti yang diketahui komunikasi adalah sesuatu yang telah dilakukan

BAB II SOFTWERE JLOOK UP. Softwere kamus Jlook up adalah softwere kamus Jepang yang cukup

BAB 1 PENDAHULUAN. dipelajari sebagai ilmu dasar bagi ilmu-ilmu lain seperti kesusastraan, filologi,

BAB I PENDAHULUAN. Baik dalam hal pelafalan, intonasi, kosakata, pola kalimat, maupun tata

Bab 2. Landasan Teori. dasar analisis yang akan diuraikan pada bab selanjutnya.

Bab 2. Landasan Teori. perubahan dan dengan sendirinya dapat menjadi predikat. Contoh : 歩く 倒れる 話す.

BAB I PENDAHULUAN. ucap yang bersifat arbiter dan konvensional, yang dipakai sebagai alat komunikasi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. maksud hati yang tersembunyi (Grice, 1975) Grice (1975:41-47) dalam bukunya Logic and Conversation menyatakan

Bab 2. Tinjauan Pustaka

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan manusia bahasa digunakan untuk saling berkomunikasi satu sama lain. Sebagaimana dilihat dari definisi bahasa yang merupakan sistem simbol bunyi bermakna dan berartikulasi (dihasilkan oleh alat ucap) yang bersifat arbitrer dan konvensional, yang dipakai sebagai alat berkomunikasi oleh sekelompok manusia untuk melahirkan perasaan dan pikiran (Wibowo: 2003). Disamping itu, bahasa disampaikan disertai dengan tuturan. J.L. Austin (dalam skripsi Laksita, 2010) menyatakan persepsinya tentang bahasa yang menurutnya terbentuk dari yang disebutnya sebagai tindak tutur. Austin pun menyatakan bahwa bahasa dapat dilihat sebagai bentuk tindak sosial (social action) yang menurutnya mengatakan sesuatu berarti melakukan suatu tindakan, tidak hanya sekedar memberikan informasi. Seperti halnya dalam kehidupan masyarakat Jepang, terdapat ungkapan maaf sumimasen yang pada umumnya digunakan pada saat meminta maaf kepada orang lain karena telah membuat kesalahan atau membuat perasaan orang lain menjadi tidak enak/tidak tenang dan telah menyebabkan ketidaknyamanan. Dalam hal ini berarti bahwa ketika mengucapkan sumimasen, ada tindakan meminta maaf dari seorang penutur kepada lawan tutur (orang lain). Dalam tindakan meminta maaf di Jepang, terdapat beberapa kata atau ungkapan yang digunakan selain mengucapkan sumimasen, yaitu diantaranya gomennasai, shitsureishimasu, moushiwake gozaimasen, dan sebagainya. Akan tetapi, berdasarkan hasil penelitian Pemakaian Ungkapan Maaf

Sumimasen Bahasa Jepang Dalam Beberapa Situasi Tutur (Laksita, 2010) diketahui bahwa orang Jepang mengucapkan sumimasen sekitar 4-10 kali dalam 1 hari, sehingga sebagian besar orang asing menganggap bahwa mengucapkan sumimasen merupakan kebiasaan bahkan budaya sehingga ada yang menyebutnya budaya sumimasen. Jika menelaah lebih dalam mengenai ungkapan sumimasen dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Jepang, seringkali mendengar ungkapan sumimasen ketika mengucapkan rasa terima kasih. Misalnya ketika seseorang mendapat hadiah atau buah tangan, pada saat menerima hadiah itu ia berkata sumimasen. Salah satu contoh tersebut menunjukkan bahwa sumimasen merupakan ungkapan yang tidak hanya memiliki makna maaf. Asumsi yang muncul, kefleksibelan sumimasen yang dapat digunakan pada situasi tutur yang berbeda akan menyebabkan interpretasi yang berbeda pula sehingga kerap menimbulkan kesalahan komunikasi diantara penutur dan mitra tutur. Dengan kata lain, sumimasen merupakan kata yang memiliki lebih dari satu makna (ambiguitas). Berikut adalah contoh percakapan pendek yang menggunakan ungkapan sumimasen: A: すみません (1) Sumimasen. Permisi. B: はい 何ですか ああ それは 後でね 今忙しいから Hai, nandesu ka? Aa, sore wa, atode ne, isogashii kara. Ya, ada apa? Oh itu, nanti ya, sekarang sedang sibuk. A: すみません (2) Sumimasen.

Maaf. B: しょうがないな わかった 今見るから Shouganai na. Wakatta, ima miru kara. Bagaimana ya? Baiklah, saya akan lihat sekarang. A: すみません (3) Sumimasen. Terima kasih. ( 実用ビジネス日本語 ) Percakapan diatas menunjukkan ungkapan sumimasen diucapkan sebanyak 3 kali dalam satu situasi yang sama. Bagi pembelajar bahasa Jepang pemula, kemungkinan besar menganggap makna dari ketiga ungkapan sumimasen tersebut sebagai maaf. Namun sebenarnya tidak demikian. Jika melihat すみません (1), makna yang dimaksud adalah permisi karena diucapkan ketika akan memulai suatu pembicaraan. すみません (2), memiliki makna maaf. Hal ini ditunjukkan dengan adanya ucapan B (lawan bicara) yang mengatakan ia sedang sibuk, sehingga si A merasa bersalah telah mengganggu waktu si B. Kemudian すみません (3), berarti terima kasih karena meskipun si B sibuk ia bersedia menyempatkan waktu untuk melakukan apa yang diminta si A. Fenomena berbahasa semacam ini sering terjadi dalam aktivitas berkomunikasi dalam ragam bahasa Jepang. Oleh karena itu, tidak mudah untuk membedakan penggunaan makna tersebut. Dengan demikian, makna dari kata sumimasen berbeda sesuai dengan situasi ataupun konteks kalimatnya.

Dengan penelitian ini, penulis bermaksud untuk melanjutkan penelitian sebelumnya dengan ruang lingkup pembahasan yang berbeda dan dengan mengambil metode dan teknik yang berbeda pula. Pada penelitian ini, penulis tidak hanya mengangkat makna dan penggunaan ungkapan sumimasen sebagai ungkapan permintaan maaf saja, tetapi menambah makna dan penggunaan lain yang belum diketahui oleh sebagian besar orang-orang yang bukan penutur asli Jepang khususnya bagi pembelajar bahasa Jepang yang dilakukan dengan cara pendekatan kualitatif dan kuantitatif.

Pada penelitian terdahulu, penulis melakukan kuosioner terhadap penutur asli Jepang untuk mengetahui intensitas penggunaan sumimasen dalam beberapa situasi tutur yang telah ditentukan oleh penulis itu sendiri. Sedangkan dalam penelitian ini, penulis memberikan tes dan kuosioner terhadap responden yang merupakan mahasiswa jurusan bahasa Jepang dengan tujuan untuk mengetahui tingkat pemahaman responden terhadap makna dan penggunaan ungkapan sumimasen tersebut selain sebagai ungkapan permintaan maaf. Dengan adanya hasil penelitian ini, diharapkan mampu memberikan pengetahuan dan sumbangsih khususnya bagi pembelajar bahasa Jepang dalam memahami makna dan penggunaan ungkapan sumimasen, karena apabila tidak memiliki pemahaman yang baik, dikhawatirkan akan sering terjadi kesalahpahaman dalam berkomunikasi terutama dengan penutur asli Jepang. Dengan dilatarbelakangi hal tersebut, maka penulis melakukan penelitian dengan judul Analisis Tingkat Pemahaman Owabi Hyougen Sumimasen Dari Segi Makna dan Penggunaan. B. Rumusan dan Batasan Masalah 1. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, penulis merumuskan permasalahannya sebagai berikut: a. Bagaimana pemahaman mahasiswa tingkat II jurusan bahasa Jepang UPI terhadap ungkapan sumimasen dari segi makna dan penggunaan? b. Apakah mahasiswa dapat menggunakan owabi hyougen sumimasen dengan situasi tutur di luar meminta maaf dengan tepat?

c. Apakah mahasiswa kesulitan dalam memahami ungkapan sumimasen dari segi makna dan penggunaan? d. Apa faktor penyebab kesulitan mahasiswa dalam memahami ungkapan sumimasen dari segi makna dan penggunaan? 2. Batasan Masalah Agar penelitian ini lebih terarah dan tidak meluas, penulis memberi batasan dalam penelitian ini yaitu hanya akan meneliti tingkat pemahaman ungkapan sumimasen dari segi makna dan penggunaan dalam bahasa Jepang terhadap mahasiswa tingkat II Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni Universitas Pendidikan Indonesia tahun ajaran 2013/2014. C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah diatas, penelitian ini penulis rumuskan sebagai berikut: a. Untuk mengetahui pemahaman mahasiswa tingkat II terhadap ungkapan sumimasen dari segi makna dan penggunaan. b. Untuk mengetahui apakah mahasiswa dapat menggunakan owabi hyougen sumimasen dengan situasi tutur di luar meminta maaf dengan tepat. c. Untuk mengetahui apakah mahasiswa kesulitan dalam memahami ungkapan sumimasen dari segi makna dan penggunaan. d. Untuk mengetahui apa faktor penyebab kesulitan mahasiswa dalam memahami ungkapan sumimasen dari segi makna dan penggunaan. 2. Manfaat Penelitian

a. Manfaat Teoritis Manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah dapat memberikan gambaran dan penjelasan mengenai owabi hyougen sumimasen dilihat dari segi makna dan penggunaanya dalam bahasa Jepang. b. Manfaat Praktis 1) Bagi penulis Mengetahui pemahaman mahasiswa tingkat II terhadap owabi hyougen sumimasen dari segi makna dan penggunaan dalam bahasa Jepang. 2) Bagi pembaca Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dalam memahami owabi hyougen sumimasen bahasa Jepang dari segi makna dan penggunaan dan dijadikan referensi bagi penelitian-penelitian berikutnya. 3) Bagi Lembaga Pendidikan Diharapkan dapat memberikan informasi sejauh mana mahasiswa tingkat II memahami owabi hyougen sumimasen dari segi makna dan penggunaannya serta dapat memberikan kontribusi pengetahuan sebagai masukan dan bahan pengayaan dalam pengajaran bahasa Jepang. D. Definisi Operasional Definisi operasional digunakan untuk memperjelas dan memudahkan pembaca dalam memahami definisi dari istilah-istilah yang digunakan dalam judul penelitian agar tidak terjadi kesalahpahaman. Berikut adalah definisi dari istilah-istilah yang digunakan dalam judul penelitian ini:

1. Analisis Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI 2001:43) analisis adalah penyelidikan terhadap suatu peristiwa (karangan, perbuatan, dsb) untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya (sebab-musabab, duduk perkaranya, dsb). Dalam linguistik analisis adalah kajian yang dilaksanakan terhadap suatu bahasa guna meneliti struktur bahasa tersebut secara mendalam. 2. Pemahaman Dalam kamus psikologi, kata pemahaman berasal dari kata insight yang mempunyai arti wawasan, pengertian pengetahuan yang mendalam. Jadi, arti dari insight adalah suatu pemahaman atau penilaian yang beralasan mengenai reaksi-reaksi pengetahuan atau kecerdasan dan kemampuan yang dimiliki seseorang (http://id.shvoong.com/socialsciences/education/2203596-pengertian-pemahaman/). 3. Owabi hyougen Merupakan ungkapan maaf dalam bahasa Jepang yang pada umumnya digunakan pada saat meminta maaf kepada orang lain. Adapun ungkapan yang termasuk ke dalam owabi hyougen diantaranya sumimasen, gomennasai, shitsureishimasu, moushiwake arimasen, dan sebagainya. 4. Sumimasen Salah satu ungkapan maaf dalam bahasa Jepang. a. Menurut あいさつ語辞典 Aisatsu Go Jiten (1970) : すまない (sumanai) : 済まない (sumanai). Kata sapaan (aisatsu go) yang menunjukkan makna ungkapan maaf dan ungkapan terima kasih. b. Menurut 広辞苑第 6 版 Koujien Edisi 6 (2008) : 済みません (sumimasen) : bentuk santun dari 済まない (sumanai).

Merasa bersalah terhadap mitra tutur dan tidak bisa menata perasaan sendiri; diucapkan pada saat meminta tolong dan meminta maaf. 5. Makna Dalam kamus linguistik, pengertian makna dijabarkan menjadi : (1) Maksud pembicara; (2) Pengaruh penerapan bahasa dalam pemakaian persepsi atau perilaku manusia atau kelompok manusia; (3) Hubungan dalam arti kesepadanan atau ketidak sepadanan antara bahasa atau antara ujaran dan semua hal yang ditunjukkannya; (4) Cara menggunakan lambang-lambang bahasa (Kridalaksana, 2001: 132). 6. Penggunaan Definisi dari penggunaan adalah proses, cara, perbuatan menggunakan sesuatu; pemakaian (http://artikata.com/arti-364697- penggunaan.html). E. Metode Penelitian 1. Jenis Metode Penelitian Dalam melakukan penelitian ini, penulis menggunakan metode penelitian deskriptif (descriptive research) yang berusaha menjabarkan suatu bentuk proses kegiatan penelitian, serta menjabarkan hasil yang telah dilakukan dalam penelitian. Penelitian deskriptif yaitu penelitian yang bertujuan untuk memerikan (menjabarkan) suatu keadaan atau fenomena yang ada secara apa adanya. Objeknya berupa fenomena aktual yang terjadi pada masa kini dalam suatu populasi tertentu atau berupa kasus yang aktual dalam kehidupan sehari-hari (Ali dalam Sutedi, 1987:121-127). 2. Populasi dan Sampel

a. Populasi Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah mahasiswa Pendidikan Bahasa Jepang UPI. b. Sampel Sampel yang diambil dalam penelitian ini merupakan mahasiswa Pendidikan Bahasa Jepang UPI tingkat II yang berjumlah 30 orang. 3. Instrumen Penelitian a. Soal Tes Tes yang diujikan adalah tes yang memuat soal tentang penggunaan kata sumimasen. Bentuk tes ini berupa tes tulis yang diberikan kepada responden. Tujuannya adalah untuk mengukur kemampuan pemahaman dan penggunaan owabi hyougen sumimasen. b. Angket Penyebaran angket dimaksudkan untuk mengetahui kesulitankesulitan yang dialami oleh responden. Angket yang digunakan berupa angket tertutup berjumlah 10 butir pertanyaan. 4. Teknik Pengumpulan Data a. Studi Kepustakaan Mengumpulkan data berupa buku-buku, jurnal, dan penelitian terdahulu guna menunjang kelancaran proses penelitian (jitsurei). b. Studi Lapangan Selain studi kepustakaan, pengumpulan data dilakukan dengan cara memberikan tes berupa soal dan angket kepada mahasiswa tingkat II Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang UPI tahun ajaran 2013/2014 sebanyak 30 orang.

F. Sistematika Penulisan Sistematika penulisan yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari lima bab yaitu sebagai berikut: Bab I Pendahuluan Mencakup latar belakang masalah, rumusan dan batasan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, definisi operasional, serta metode penelitian dan sistematika penulisan. Bab II Landasan Teoritis Menguraikan mengenai teori yang mendukung dalam kegiatan penelitian yaitu tentang hyougen, owabi hyougen, sumimasen dalam bahasa Jepang, teori tindak tutur dan pragmatik, ambiguitas dalam bahasa dan penelitian terdahulu. Bab III Metodologi Penelitian Menguraikan tentang jenis metode yang digunakan, populasi dan sampel, instrumen penelitian, prosedur penelitian, teknik pengumpulan dan pengolahan data. Bab IV Analisis Data dan Pembahasan Menguraikan data hasil penelitian mengenai pemahaman owabi hyougen sumimasen dari segi makna dan penggunaan dalam bahasa Jepang. Bab V Penutup Terdiri dari kesimpulan mengenai hasil penelitian yang telah dilakukan dan rekomendasi bagi penelitian selanjutnya.