Modul ke: Perpajakan. Pengantar Perpajakan. Fakultas FAKULTAS EKONOMI & BISNIS. Yanti Verawati Bakara, SE, MSi, BKP. Program Studi MANAJEMEN

dokumen-dokumen yang mirip
Perpajakan I. Modul ke: 01FEB. Pengantar Perpajakan. Fakultas. Dra. Muti ah, M.Si. Program Studi AKUNTANSI

MODUL PERKULIAHAN. Perpajakan. Pengantar Perpajakan. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh 01

Ekonomi dan Bisnis Akuntansi

PERPAJAKAN (SEBUAH PENGANTAR) Disampaikan oleh: Rr. Indah Mustikawati, M.Si., Ak.

PERPAJAKAN PENGANTAR PERPAJAKAN. Riaty Handayani, SE., M.Ak. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Program Studi Manajemen.

Perpajakan. Aryo Prasetyo, S.Kom., MMSI Vokasi Akuntansi UI, STIE Dewantara, IBI K-57. (Sesi 1)

Prof. Dr. Rochmat Soemitro, SH.

Pengantar Perpajakan MINGGU 1

BAB I DASAR-DASAR PERPAJAKAN

Sama seperti pajak, namun terdapat imbalan (kontra-prestasi) secara langsung yang dapat dirasakan oleh pembayar retribusi

PENGERTIAN PAJAK FUNGSI PAJAK

DASAR-DASAR PERPAJAKAN

OLEH: Yulazri M.Ak. CPA

DASAR-DASAR PERPAJAKAN

PENGANTAR PERPAJAKAN. Amanita Novi Yushita, M.Si

Dasar-dasar Perpajakan. Oleh Ruly Wiliandri, SE., MM

PENGANTAR PERPAJAKAN. Pengantar Pajak

DASAR DASAR PERPAJAKAN. ARUMEGA ZAREFAR, SE.,M.Ak.,Akt.,CA

FUNGSI PAJAK. 2.Fungsi Mengatur Pajak berfungsi sebagai alat untuk mengatur atau melaksanakan berbagai kebijakan di bidang sosial dan ekonomi.

Pengantar Perpajakan. Nur ain Isqodrin, SE., Ak., M.Acc Isqodrin.wordpress.com

DASAR-DASAR PERPAJAKAN

Modul ke: Pengantar Perpajakan. 01Fakultas EKONOMI DAN BISNIS. Yusar Sagara, SE.,M.Si.,Ak.,CA. Program Studi Manajemen

TINJAUAN UMUM HUKUM PAJAK

Perpajakan 1. Pengantar, Pungutan Lain, Fungsi Pajak, Dasar Teori Pemungutan Pajak, Kedudukan Hukum Pajak, Hk. Pajak Materil dan Formil

BAB II BAHAN RUJUKAN

PERTEMUAN 2 DASAR-DASAR PERPAJAKAN

BAB II LANDASAN TEORI. dan Tata Cara Perpajakan adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. timbal (kontraprestasi) yang langsung dapat ditunjukkan dan digunakan untuk. membayar pengeluaran umum (Mardiasmo, 2011).

BAB II LANDASAN TEORI. Pajak adalah iuran rakyat kepada kas Negara berdasarkan Undang-undang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Di negara Indonesia pajak sangatlah penting untuk menambah

PERTEMUAN 1 DASAR DASAR PERPAJAKAN

BAB II LANDASAN TEORI. Definisi pajak menurut undang-undang dan pakar pajak sebagai berikut :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kontra-prestasi, dan semata-mata digunakan untuk menutup pengeluaran-pengeluaran

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri. memenuhi pembangunan nasional secara merata, yang dapat meningkatkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1. Pajak Pengertian Pajak Rochmat Soemitro (1990;5)

BAB II LANDASAN TEORI. keempat atas Undang-Undang Nomor 6 tahun 1983 ketentuan Umum dan Tata

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS. yang menyelenggarakan pemerintahan (Waluyo, 2007: 2) untuk memelihara kesejahteraan secara langsung.

BAB II LANDASAN TEORI. pajak, diantaranya pengertian pajak yang dikemukakan oleh Prof. Dr. P. J. A. Adriani

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktek Kerja Lapangan Mandiri. yang semula dilakukan Cuma-Cuma dan sifatnya memaksa tersebut.

Iuran rakyat ke negara. berdasarkan UU (memaksa) kepentingan negara. penggunaan publik. tanpa timbal balik ( non kontraprestasi)

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PRAKTEK KERJA LAPANGAN MANDIRI. Praktik Kerja Lapangan Mandiri adalah kegiatan yang dilakukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

ekonomi K-13 PERPAJAKAN K e l a s A. PENGERTIAN PAJAK Semester 1 Kelas XI SMA/MA K-13 Tujuan Pembelajaran

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS. memberikan berbagai definisi tentang pajak yang berbeda-beda, tetapi pada

Perpajakan, Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh. untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN TEORI. Masalah pajak adalah masalah negara dan setiap orang yang hidup dalam suatu

BAB II LANDASAN TEORI / PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Pengertian bank menurut Pasal 1 Undang-undang No.10 Tahun 1998

BAB I I TINJAUAN PUSTAKA

HUKUM PAJAK. Chandra Dewi Puspitasari, LL.M

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri. ini pemungutnya dilaksakan oleh Pemerintah Pusat khususnya Depertemen

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS. bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat (Mardiasmo, 2009:21). digunakan untuk membayar pengeluaran umum.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pajak Penghasilan Wajib Pajak Orang Pribadi. Pajak mempunyai definisi yang berbeda-beda menurut sudut pandang yang

BAB I PENDAHULUAN. langsung berhubungan dengan teori keahlian yang diterima diperkuliahan. Praktik

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I. Pembangunan Nasional adalah kegiatan yang berlangsung terus-menerus dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sommerfeld Ray M., Anderson Herschel M., dan Brock Horace R.

SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH HUKUM PAJAK** (EB) KODE / SKS : KD / 2 SKS

BAB II BAHAN RUJUKAN

membiayai segala pengeluaran-pengeluarannya. Pembangunan Nasional adalah kegiatan yang berlangsung secara terus-menerus dan berkesinambungan yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. sudut pandang yang digunakan oleh masing-masing ahli pada saat merumuskan. Definisi pajak menurut para ahli sebagai berikut:

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Pembangunan nasional yang berlangsung terus menerus dan

DASAR PERPAJAKAN. Oleh Iwan Sidharta, MM.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian pajak secara umum adalah iuran wajib dari penduduk kepada negara

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB III. 2. Pengertian Pajak Menurut Prof. Dr. Rochmat Soemitro, SH. dalam buku Resmi (2013) yaitu:

BAB II KAJIAN PUSTAKA. yang satu sama lain pada dasarnya memiliki tujuan yang sama yaitu

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sedangkan pengertian pajak menurut Marihot P. Siahaan (2010:7) adalah: 1. Yang berhak memungut pajak hanyalah negara.

Modul Perpajakan PENGANTAR HUKUM PAJAK PEMERINTAH BERASAL DARI ALLAH PEMBAYARAN PAJAK SECARA IMAN KRISTEN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang sehingga

PENGGOLONGAN PAJAK, JENIS PAJAK, TARIF PAJAK, DAN SANKSI DALAM PAJAK

LAPORAN PRAKTEK KERJA NYATA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN HUKUM MEKANISME PENGELOLAAN PAJAK HOTEL DAN PAJAK RESTORAN.

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Undang-Undang Ketentuan Umum dan Tata CaraPerpajakan

BAB 2 LANDASAN TEORI. Beberapa ahli dalam perpajakan telah memberikan pengertian pajak, antara lain sebagai berikut:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. a. Menurut Prof. Dr. Rochmat Soemitro, S.H. ( Resmi, 2013) (yang dapat dipaksakan) dengan tidak mendapatkan jasa timbal balik

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Pajak Pengertian Pajak Prof. Dr. Rochmat. Soemitro, SH Waluyo

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sendiri, menurut Rochmat Soemitro dalam bukunya Mardiasmo (2011 : 1) :

PENGANTAR PERPAJAKAN

BAB II LANDASAN TEORI. Berikut ini beberapa pengertian pajak menurut beberapa ahli, salah. satunya menurut R. Santoso Brotodiharjo sebagai berikut:

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1) Menurut Rochmat Soemitro pajak adalah iuran rakyat kepada kas

BAB II ASPEK-ASPEK HUKUM TENTANG PEMALSUAN FAKTUR PAJAK

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian Pajak menurut beberapa ahli antara lain :

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) (APBN) terbesar. Hal ini sesuai dengan kebijaksanaan pemerintahan yang

BAB II LANDASAN TEORI. Keuangan Negara adalah semua hak dan kewajiban negara yang dapat dinilai

PENGERTIAN DAN DEFINISI CIRI CIRI YANG MELEKAT PADA DEFINISI PAJAK ISTILAH-ISTILAH PERPAJAKAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. tentang Perubahan Ketiga atas Undang-undang Nomor 6 tahun 1983 Tentang

BAB II LANDASAN TEORI. Definisi pajak menurut Soemitro, S.H (1990) dalam Resmi (2013) adalah

Transkripsi:

Modul ke: 01 Minarnita Fakultas FAKULTAS EKONOMI & BISNIS Program Studi MANAJEMEN Perpajakan Pengantar Perpajakan Yanti Verawati Bakara, SE, MSi, BKP.

Pengantar Perpajakan Perpajakan Pengantar, Pungutan Lain, Fungsi Pajak, Dasar Teori Pemungutan Pajak, Kedudukan Hukum Pajak, Hukum Pajak Materiil & Hukum Pajak Formil, Penafsiran Dalam Hukum Pajak, Perlawanan Terhadap Pajak, Pembagian Jenis Pajak, Cara Pemungutan Pajak, Yurisdiksi Pemungutan Pajak, Tarif Pajak, Hutang Pajak

Pengantar Apa itu Pajak? Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang (yang dapat dipaksakan) dengan tidak mendapat jasa timbal (kontraprestasi), yang langsung dapat ditunjukkan dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum (Prof. Dr. Rochmat Soemitro, SH, 1990, Dasar-dasar Hukum Pajak dan Pajak Pendapatan)

Pengantar (cont..) Apa itu Pajak? Pajak adalah iuran kepada negara (yang dapat dipaksakan) yang terutang oleh yang wajib membayarnya menurut peraturan-peraturan dengan tidak mendapat prestasi kembali, yang langsung dapat ditunjuk, dan yang gunanya adalah untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran umum berhubung dengan tugas negara untuk menyelenggarakan pemerintahan (Prof. Dr. P. J. A. Andriani, Guru Besar Hukum Pajak Universitas Amsterdam, Pemimpin International Bureau of Fiscal Documentation di Amsterdam)

Pengantar (cont..) Apa itu Pajak? Pajak adalah sebagai suatu kewajiban menyerahkan sebagian dari kekayaan ke kas negara yang disebabkan oleh suatu keadaan, kejadian dan perbuatan yang memberikan kedudukan tertentu tetapi bukan sebagai hukuman menurut peraturan yang ditetapkan oleh Pemerintah, dapat dipaksakan, tidak ada jasa timbal balik secara langsung memelihara kesejahteraan secara umum (S. I. Djajadiningrat)

Pengantar (cont..) Apa itu Pajak? Pajak adalah prestasi kepada pemerintah yang terutang melalui norma-norma umum, dan yang dapat dipaksakan, tanpa adanya kontraprestasi yang dapat ditunjukkan secara individual, maksudnya adalah untuk membiayai pengeluaran pemerintah (Prof. Dr. M.J.H. Smeets)

Pengantar (cont..) Apa itu Pajak? Pajak adalah Prestasi yang dipaksakan sepihak oleh dan terutang kepada penguasa (menurut norma norma yang ditetapkannya secara umum) tanpa adanya kontraprestasi semata mata digunakan untuk menutup pengeluaran pengeluaran umum (Dr. N. J. Feldmann)

Pengantar (cont..) Apa itu Pajak? Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara dan sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. (Pasal 1 UU KUP)

Pengantar (cont..) Ciri Unsur Pajak 1. Diatur Berdasarkan Undang-Undang Pajak dipungut berdasarkan (dengan kekuatan) Undang- Undang serta aturan pelaksanaannya 2. Kontribusi Wajib (membayar uang) Iuran dari rakyat kepada negara: iuran tersebut berupa uang (bukan barang) Yang berhak memungut pajak hanyalah negara. Pajak dipungut oleh negara baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah. Pemungutan pajak tidak boleh dilakukan pihak swasta yang orientasinya adalah keuntungan.

Pengantar (cont..) Ciri Unsur Pajak 3. Bersifat Memaksa Sifatnya dapat dipaksakan, berarti pelanggaran atas aturan perpajakan akan berakibat adanya sanksi 4. Tidak ada balas jasa timbal (kontrapretasi) secara langsung dapat ditunjuk dari negara Dalam pembayaran pajak tidak dapat ditunjukkan adanya kontraprestasi individual secara langsung oleh pemerintah. 5. Terutang oleh Orang atau Badan

Pengantar (cont..) Ciri Unsur Pajak 6. Digunakan untuk Keperluan Negara Pajak diperuntukkan bagi pengeluaran-pengeluaran pemerintah berupa pengeluaran belanja rutin pemerintah maupun pengeluaran pembangunan untuk membiayai rumah tangga negara yaitu pengeluaranpengeluaran yang bermanfaat bagi masyarakat luas, yang bila dari pemasukannya masih terdapat surplus maka dipergunakan untuk membiayai public investment 7. Untuk Kemakmuran Rakyat 8. Selain tujuan yang bersifat anggaran, pajak dapat pula membiayai tujuan yang tidak budgeter yaitu fungsi mengatur

Posyandu, Imunisasi Fasilitas & Infrastruktur Subsidi Pangan Dana Alokasi Umum Pelayanan kesehatan APBN YANG SEBAGIAN BESAR DARI PAJAK DIGUNAKAN UNTUK MEMBIAYAI PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN & PEMBANGUNAN PEMILIHAN UMUM Penegakan Hukum Pertahanan & Keamanan Pendidikan Kelestarian LH Penanggulan Bencana Kelestarian Budaya Transportasi masal

Pengantar (cont..) Mengapa Pajak? Karena Pajak merupakan salah satu sumber pembiayaan bagi negara dalam menjalankan pemerintahan

Pungutan Lain: Jenis Pungutan Lain selain Pajak MACAM PUNGUTAN DI INDONESIA: Pajak Retribusi Sumbangan Penerimaan Negara bukan pajak

Pungutan Lain (cont..) Perbedaan Pajak dengan Jenis Pungutan Lainnya Retribusi Berhubungan langsung dengan kembalinya prestasi (memiliki kontra prestasi secara langsung) yaitu pembayar retribusi karena pembayarannya ditujukan hanya untuk mendapatkan suatu prestasi tertentu dari pemerintah, seperti iuran kebersihan, karcis masuk tol, karcis masuk terminal, kartu langganan, karcis parkir, iuran IMB, dll. Pengertian Retribusi (UU No 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah) Pungutan Daerah sebagai pembayaran atas jasa atau pemberian izin tertentu Khusus disediakan / diberikan oleh Pemerintah Daerah Untuk kepentingan orang pribadi atau badan

Pungutan Lain (cont..) Perbedaan Pajak dengan Jenis Pungutan Lainnya Sumbangan Pemberi sumbangan tidak memperoleh kontraprestasi secara langsung tetapi siapa pihak penerima sumbangan yaitu yang merasakan imbalan atau manfaat secara langsung

Fungsi Pajak Fungsi Penerimaan (Budgeter) Sumber dana untuk pengeluaran belanja pemerintah bagi pembiayaan pengeluaran-pengeluaran pemerintah baik pengeluaran rutin maupun pengeluaran pembangunan. Pajak merupakan sumber penerimaan APBN dari dalam negeri Letak fungsi penerimaan ada di sektor publik Pajak adalah merupakan suatu alat/ sumber untuk memasukkan uang sebanyak banyaknya ke kas negara untuk membiayai pengeluaran negara Fungsi Mengatur (Regulatory) Alat untuk mengatur atau melaksanakan kebijakan di bidang sosial dan ekonomi

Fungsi Pajak (cont..) Fungsi Redistribusi Untuk pemerataan dan keadilan dalam masyarakat, yang terlihat dari adanya lapisan tarif dalam pengenaan pajak yaitu tarif pajak yang lebih besar untuk tingkat lapisan penghasilan yang lebih tinggi Fungsi Demokrasi Merupakan penjelmaan wujud sistem gotong royong termasuk kegiatan pemerintah dan pembangunan yang dikaitkan dengan tingkat pelayanan pemerintah kepada masyarakat khususnya pembayar pajak Fiscal Policy: Fungsi tidak langsung menyalurkan private saving ke arah sektor produktif mencegah pengeluaran yang menghambat pembangunan atau yang mubazir dalam berbagai bentuk

Dasar Teori Pemungutan Pajak Teori Asuransi : Premi Asuransi dimaksudkan sebagai pembayaran atas usaha melindungi orang dari segala kepentingan misalnya keselamatan atau keamanan harta bendanya. Jadi masyarakat harus membayar premi kepada negara. Teori ini menyamakan pembayaran premi dengan pembayaran pajak. Teori Kepentingan : Negara yang melindungi kepentingan harta dan jiwa warganegara dengan memperhatikan pembagian beban yang dipungut dari masyarakat. Warganegara yang memiliki harta lebih banyak, bayar pajak lebih besar; yang miskin bayar pajak lebih kecil untuk melindungi kepentingan.

Dasar Teori Pemungutan Pajak (cont..) Teori Gaya Beli : Dalam teori ini pajak lebih menitikberatkan pada fungsi mengatur agar masyarakat tetap exist dan penyelenggaraan kepentingan masyarakat yang dianggap sebagai dasar pemungutan pajak. Jadi bukan kepentingan individu atau negara Teori Gaya Pikul : Berpangkal pada asas keadilan, bahwa setiap orang dikenakan pajak dengan bobot yang sama. Teori Bakti : Kewajiban pajak mutlak dimana negara mempunyai hak mutlak untuk memungut pajak. Dilain pihak masyarakat menyadari bahwa bayar pajak sebagai suatu kewajiban, tanda baktinya kepada negara

Kedudukan Hukum Pajak Pasal 23 A Undang Undang Dasar 1945 Pengenaan dan Pemungutan Pajak untuk keperluan negara berdasarkan undang undang Pasal 23A ayat (2) UUD 1945 yang berbunyi Segala pajak untuk keperluan negara berdasarkan undang-undang Segala tindakan yang menempatkan beban kepada rakyat harus ditetapkan dengan UU melalui persetujuan DPR

Kedudukan Hukum Pajak (cont..)

Kedudukan Hukum Pajak (cont..) Hukum Pajak (Hukum Fiskal) Mengatur hubungan antara pemerintah (fiskus) selaku pemungut pajak dengan wajib pajak Bagian dari Hukum Publik yang mengatur hubungan-hubungan hukum antara negara dan orang-orang atau badan-badan (hukum) yang berkewajiban membayar pajak (Wajib Pajak) Memuat unsur-unsur hukum tata negara dan hukum pidana Memuat unsur Hukum Pidana dan Peradilan seperti yang termuat dalam UU.No 14 Tahun 2002 tentang Pengadilan Pajak Memuat Unsur Hukum Perdata seperti penghasilan, kekayaan, perjanjian penyerahan hak, dll. Hukum Pajak merupakan suatu bagian dari Hukum Tata Usaha Negara, yang didalamnya termuat juga anasir-anasir Hukum Tata Negara, Hukum Pidana, Hukum Perdata dan lain-lain.

Kedudukan Hukum Pajak (cont..) HUBUNGAN SERTA PENGARUH HUKUM PAJAK TERHADAP HUKUM PERDATA Hukum Pajak mencari dasar kemungkinan pemungutan pajak atas dasar peristiwa (kematian, kelahiran), keadaan (kekayaan), perbuatan (jual beli, sewa menyewa) yang diatur dalam Hukum Perdata Lex specialis derogat lex generale Ketentuan dalam Hukum Pajak mengenyampingkan ketentuan dalam Hukum Perdata HUBUNGAN HUKUM PAJAK DENGAN HUKUM PIDANA Terdapat sanksi pidana terhadap pelanggaran atau kejahatan di bidang perpajakan yang diancam baik dalam KUHP maupun dalam UU Pajak

Hukum Pajak Materil & Hukum Pajak Formil

Hukum Pajak Materil & Hukum Pajak Formil Hukum Pajak Materiil adalah Hukum Pajak yang memuat norma norma yang menerangkan keadaan-keadaan, perbuatanperbuatan dan peristiwa-peristiwa hukum yang harus dikenakan pajak, siapa-siapa yang harus dikenakan pajak, berapa besarnya pajak atau dapat dikatakan pula segala sesuatu tentang timbulnya, besarnya, dan hapusnya utang pajak dan hubungan hukum antara pemerintah dan wajib pajak.

Hukum Pajak Materil & Hukum Pajak Formil Hukum Pajak Materiil Menurut norma norma yang menerangkan Keadaan, Perbuatan dan Peristiwa hukum Pengenaan yang dikenakan pajak (obyek pajak) siapa yang dikenakan pajak (subyek pajak) berapa besar pajak yang dikenakan timbul dan hapusnya utang pajak hubungan hukum antara pemerintah dan Wajib Pajak UU Pajak Penghasilan, UU Pajak Pertambahan Nilai & Pajak Penjualan atas Barang Mewah

Hukum Pajak Materil & Hukum Pajak Formil Hukum Pajak Formal adalah Hukum Pajak yang memuat peraturan peraturan (umum) mengenai cara-cara Hukum Pajak Material menjadi kenyataan/dilaksanakan. Hukum ini memuat cara-cara pendaftaran diri untuk memperoleh NPWP, cara-cara pembukuan, cara-cara pemeriksaan, cara-cara penagihan, hak dan kewajiban Wajib Pajak, cara-cara penyidikan, macam-macam sanksi, dan lain-lain.

Hukum Pajak Materil & Hukum Pajak Formil Hukum Pajak Formal Menurut bentuk/tata cara untuk mewujudkan hukum materiil menjadi kenyataan antara lain : 1. Tata cara penetapan utang pajak 2. Hak hak fiskus untuk mengawasi WP tentang keadaan, perbuatan dan peristiwa yang dapat menimbulkan utang pajak. 3. Kewajiban WP (meenyelenggarakan pembukuan / pencatatan) 4. Hak WP mengajukan keberatan dan banding UU Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan (UU KUP), UU Penagihan Pajak dengan Surat Paksa (UU PPSP), UU Pengadilan Pajak

Hukum Pajak Materil & Hukum Pajak Formil Contoh Penggabungan Hukum Formal dan Material UU. Pajak Bumi dan Bangunan UU. Bea Perolehan Hak atas Tanah dan/atau Bangunan UU. Bea Materai

Penafsiran Dalam Hukum Pajak Penafsiran hukum ialah suatu upaya yang pada dasarnya menerangkan, menjelaskan, menegaskan baik dalam arti memperluas ataupun membatasi atau mempersempit pengertian hukum yang ada dalam rangka penggunaannya untuk memecahkan masalah atau persoalan yang sedang dihadapi Analogi tidak dipergunakan dalam penafsiran Undang-undang pajak

Penafsiran Dalam Hukum Pajak (cont..) 1. Penafsiran Historis dengan melihat sejarah dibuatnya UU tersebut 2. Penafsiran Sosiologis disesuaikan dengan kehidupan masyarakat yang selalu berkembang 3. Penafsiran Sistematik mengaitkannya dengan ketentuan/pasal-pasal lain dalam UU tersebut atau dari UU lainnya 4. Penafsiran Otentik dengan melihat yang telah dijelaskan dalam UU tersebut

Penafsiran Dalam Hukum Pajak (cont..) 5. Penafsiran Tata Bahasa berdasarkan bunyi kata-kata secara keseluruhan dalam kalimat-kalimat yang disusun 6. Penafsiran Analogis dengan cara memberi kiasan pada kata-kata yang tercantum dalam UU sehingga suatu peristiwa yang sesungguhnya tidak termasuk dalam ketentuan menjadi termasuk berdasarkan analog yang dibuat 7. Penafsiran A Contrario didasarkan pada perlawanan pengertian antara masalah dan dihadapi dengan masalah yang diatur dalam UU

Perlawanan Terhadap Pajak PERLAWANAN PASIF Hambatan yang mempersulit pemungutan pajak berhubungan erat dengan : Struktur ekonomi suatu negara Perkembangan intelektual dan moral penduduk Teknik pemungutan pajak itu sendiri PERLAWANAN AKTIF Perlawanan secara nyata terlihat pada usaha dan perbuatan secara langsung kepada Pemerintah (fiskus) Cara cara perlawanan tersebut adalah : Penghindaran diri dari pajak (tax avoidance) Pengelakan diri dari pajak (tax evasion) Melalaikan pajak

Pembagian Jenis Pajak Menurut Sifatnya Pajak Langsung Pajak yang pembebanannya tidak dapat dilimpahkan kepada pihak lain, tetapi harus menjadi beban langsung wajib pajak yang bersangkutan, misal: pajak penghasilan pajak yang ditinjau dari : Segi Administratif, berkohir dan dikenakan secara berulang-ulang pada waktu tertentu (periodik) misalnya setiap tahun Segi ekonomis, pajak harus dipikul sendiri oleh wajib pajak dan tidak dapat dilimpahkan kepada orang lain Pajak Tidak Langsung Pajak yang pembebanannya dapat dilimpahkan ke pihak lain, contoh: pajak pertambahan nilai dan pajak bumi dan bangunan pajak yang ditinjau dari segi : Administratif, tidak berkohir dan tidak dikenakan secara periodik/berulang, tetapi dikenakan hanya bila terjadi hal/peristiwa yang dikenakan pajak Ekonomis pajak dapat dilimpahkan kepada orang lain

Pembagian Jenis Pajak (cont..) Menurut Sasaran/Obyeknya Pajak Subyektif pajak yang memperhatikan pertama-tama keadaan pribadi wajib pajak; untuk menetapkan pajaknya harus ditemukan alasan-alasan yang obyektif yang berhubungan dengan keadaan materialnya, yaitu yang disebut gaya pikulnya, contoh: PPh Pajak Obyektif pajak yang pertama-tama melihat obyeknya yang selain dari pada benda, dapat pula berupa keadaan, perbuatan atau peristiwa yang menyebabkan timbulnya kewajiban membayar, kemudian dicari subyeknya (orang atau badan hukum) yang bersangkutan langsung, dengan tidak mempersoalkan apakah subyek ini berkediaman di Indonesia atau tidak, contoh: PPN & PBB

Pembagian Jenis Pajak (cont..) Menurut Pemungutnya - Pajak Negara / Pajak Pusat / Pajak Umum pajak yang dipungut oleh Pemerintah Pusat - Pajak Daerah / Pajak Lokal - pajak yang dipungut oleh daerah Tingkat I, daerah Tingkat II (Kodya, Kabupaten)

Cara Pemungutan Pajak STELSEL PAJAK STELSEL NYATA (RIIL STELSEL) Pengenaan pajak berdasarkan obyek (penghasilan yang nyata) Pemungutan dilakukan pada akhir tahun pajak sistem pengenaan pajak, yang didasarkan pada penghasilan yang sesungguhnya diperoleh dalam suatu tahun pajak

Cara Pemungutan Pajak (cont..) STELSEL PAJAK STELSEL FIKTIF (FICTIVE STELSEL) Pengenaan pajak berdasarkan suatu anggapan yang diatur Undang-undang adalah suatu sistem pengenaan pajak yang didasarkan pada suatu fiktif / anggapan. Bunyi suatu fiksi tergantung dari ketentuan undangundang perpajakan yang bersangkutan

Cara Pemungutan Pajak (cont..) STELSEL PAJAK STELSEL CAMPURAN Kombinasi antara stelsel nyata dengan stelsel anggapan suatu sistem pengenaan pajak yang didasarkan baik pada stelsel riil maupun stelsel fiktif. Pada awal tahun pajak menganut stelsel fiktif dan setelah akhir tahun pajak menganut stetsel riil

Cara Pemungutan Pajak (cont..) Sistem Pemungutan Pajak OFFICIAL ASSESSMENT SYSTEM Fiskus berwenang menentukan besarnya pajak terutang WP bersifat pasif, Fiskus aktif Utang pajak timbul setelah diterbitkan surat ketetapan pajak oleh fiskus suatu sistem pemungutan pajak, diaman aparatur pajak menetapkan jumlah pajak yang terhutang dan wajib pajak WITHHOLDING SYSTEM suatu sistem pemungutan pajak, dimana perhitungan pemotongan dan pembayaran pajak serta pelaporan pajak dipercayakan kepada pihak ketiga oleh Negara. Wewenang diberikan kepada pihak ketiga untuk memotong/memungut besarnya pajak terutang oleh WP

Cara Pemungutan Pajak (cont..) Sistem Pemungutan Pajak SELF ASSESSMENT SYSTEM Wewenang, Kepercayaan, Tanggung jawab diberikan kepada wajib pajak sistem pemungutan pajak dimana wajib pajak menetapkan sendiri jumlah pajak yang terhutang sesuai dengan ketentuan peraturan perundangan-undangan perpajakan Wajib pajak aktif Mendaftar/Melapor Usaha (NPWP/NPPKP) Menghitung Pajak (Pajak Terutang) Memperhitungkan Pajak (Kredit Pajak) Membayar/Menyetor Pajak (SSP) Melapor Pajak (SPT) Memfile Dokumen Terkait Dengan Perpajakan

Cara Pemungutan Pajak (cont..) PERPAJAKAN DI INDONESIA

Cara Pemungutan Pajak (cont..) Sistem Pemungutan Pajak PERPAJAKAN DI INDONESIA

Yurisdiksi Pemungutan Pajak Azas Tempat Tinggal (Domisili) Negara berhak memungut pajak atas semua penghasilan wajib pajak berdasarkan tempat tinggal wajib pajak tanpa memperhatikan apakah ia sebagai warga negaranya atau warga negara asing. Wajib pajak yang bertempat tinggal di Indonesia dikenakan pajak atas penghasilannya yang diterima atau diperoleh berasal dari Indonesia atau berasal dari luar negeri (Pasal 4 UU Pajak Penghasilan)

Yurisdiksi Pemungutan Pajak (cont..) Azas Kebangsaan Pengenaan pajaknya dihubungkan dengan kebangsaan suatu negara. Negara memungut pajak atas orang yang mempunyai kebangsaan negara tersebut tanpa memperhatikan dimana ia tinggal Azas Sumber Negara mempunyai hak untuk memungut pajak atas penghasilan yang bersumber dari suatu negara. Orang atau badan yang menerima / memperoleh penghasilan dari Indonesia dikenakan pajak di Indonesia tanpa memperhatikan tempat tinggal wajib pajak.

Tarif Pajak

Tarif Pajak (cont..) Tarif untuk menghitung besarnya pajak terutang (pajak yang harus dibayar). Besarnya tarif pajak dapat dinyatakan dalam prosentase. Persentase Tarif dalam Pajak Penghasilan TARIF MARGINAL Persentase tarif berlaku untuk suatu kenaikan dasar pengenaan pajak, contoh: tarif progresif TARIF EFEKTIF Persentase tarif pajak yang efektif berlaku atau harus diterapkan atas dasar pengenaan pajak tertentu, contoh: DPP

Tarif Pajak (cont..) Struktur Tarif Struktur tarif yang berhubungan dengan pola persentase tarif pajak Tarif Proporsional/sebanding Tarif berupa persentase tetap terhadap jumlah berapapun yang menjadi dasar pengenaan pajak. Sering disebut tarif tunggal karena hanya menggunakan satu tarif dengan persentase tetap contoh : Tarif Pajak Pertambahan Nilai 10% Tarif PBB 0.5% Tarif BPHTB 2.5%

Tarif Pajak (cont..) Struktur tarif yang berhubungan dengan pola persentase tarif pajak Tarif Progresif Prosentasi > dasar pengenaan semakin besar contoh : Tarif PPh OP Memperhatikan kenaikan perentasi trarifnya, tarif progresif dibagi menjadi: Progresif Progresif (kenaikan prosentase pajak semakin besar) Progresif Tetap (kenaikan prosentase tetap) Progresif Degresif (kenaikan prosentase semakin kecil)

Tarif Pajak (cont..) Struktur tarif yang berhubungan dengan pola persentase tarif pajak Tarif Degresif Prosentasi tarif semakin menurun apabila jumlah yang menjadi dasar pengenaan pajak semakin besar Tarif Tetap Tarif berupa jumlah yang tetap sama besarnya terhadap berapapun jumlah yang menjadi dasar pengenaan pajak sehingga besarnya pajak yang terutang tetap Contoh : Bea Materai menggunakan struktur tarif Rp. 3000 & Rp. 6000

Tarif Pajak (cont..) Struktur tarif yang berhubungan dengan pola persentase tarif pajak Tarif Pajak Advalorem Tarif dengan persentase tertentu atas harga barang atau nilai barang Tarif atas harga /nilai suatu barang Contoh : Tarif Bea Masuk 10% dari Nilai impor Tarif Spesifik Tarif dengan jumlah tertentu atas suatu jenis atau satuan jenis barang tertentu Contoh : Tarif Bea Masuk yang jumlahnya tergantung atas jenis barang yang diimpor

Hutang Pajak Timbulnya Hutang Pajak: SECARA FORMAL : Utang pajak timbul karena Surat Ketetapan Pajak (OFFICIAL ASSESSMENT) SECARA MATERIAL : Utang pajak timbul karena Undang Undang (SELF ASSESSMENT) Hapusnya Utang Pajak PEMBAYARAN: KOMPENSASI: DALUWARSA : PEMBEBASAN: PENGHAPUSAN: Pelunasan ke kas negara Kelebihan dari pembayaran pajak lainnya Setelah lima tahun Keputusan keberatan/peninjauan kembali Keadaan keuangan WP

Terima Kasih Minarnita Yanti Verawati Bakara, SE, MSi, BKP