Modul ke: 01 Minarnita Fakultas FAKULTAS EKONOMI & BISNIS Program Studi MANAJEMEN Perpajakan Pengantar Perpajakan Yanti Verawati Bakara, SE, MSi, BKP.
Pengantar Perpajakan Perpajakan Pengantar, Pungutan Lain, Fungsi Pajak, Dasar Teori Pemungutan Pajak, Kedudukan Hukum Pajak, Hukum Pajak Materiil & Hukum Pajak Formil, Penafsiran Dalam Hukum Pajak, Perlawanan Terhadap Pajak, Pembagian Jenis Pajak, Cara Pemungutan Pajak, Yurisdiksi Pemungutan Pajak, Tarif Pajak, Hutang Pajak
Pengantar Apa itu Pajak? Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang (yang dapat dipaksakan) dengan tidak mendapat jasa timbal (kontraprestasi), yang langsung dapat ditunjukkan dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum (Prof. Dr. Rochmat Soemitro, SH, 1990, Dasar-dasar Hukum Pajak dan Pajak Pendapatan)
Pengantar (cont..) Apa itu Pajak? Pajak adalah iuran kepada negara (yang dapat dipaksakan) yang terutang oleh yang wajib membayarnya menurut peraturan-peraturan dengan tidak mendapat prestasi kembali, yang langsung dapat ditunjuk, dan yang gunanya adalah untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran umum berhubung dengan tugas negara untuk menyelenggarakan pemerintahan (Prof. Dr. P. J. A. Andriani, Guru Besar Hukum Pajak Universitas Amsterdam, Pemimpin International Bureau of Fiscal Documentation di Amsterdam)
Pengantar (cont..) Apa itu Pajak? Pajak adalah sebagai suatu kewajiban menyerahkan sebagian dari kekayaan ke kas negara yang disebabkan oleh suatu keadaan, kejadian dan perbuatan yang memberikan kedudukan tertentu tetapi bukan sebagai hukuman menurut peraturan yang ditetapkan oleh Pemerintah, dapat dipaksakan, tidak ada jasa timbal balik secara langsung memelihara kesejahteraan secara umum (S. I. Djajadiningrat)
Pengantar (cont..) Apa itu Pajak? Pajak adalah prestasi kepada pemerintah yang terutang melalui norma-norma umum, dan yang dapat dipaksakan, tanpa adanya kontraprestasi yang dapat ditunjukkan secara individual, maksudnya adalah untuk membiayai pengeluaran pemerintah (Prof. Dr. M.J.H. Smeets)
Pengantar (cont..) Apa itu Pajak? Pajak adalah Prestasi yang dipaksakan sepihak oleh dan terutang kepada penguasa (menurut norma norma yang ditetapkannya secara umum) tanpa adanya kontraprestasi semata mata digunakan untuk menutup pengeluaran pengeluaran umum (Dr. N. J. Feldmann)
Pengantar (cont..) Apa itu Pajak? Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara dan sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. (Pasal 1 UU KUP)
Pengantar (cont..) Ciri Unsur Pajak 1. Diatur Berdasarkan Undang-Undang Pajak dipungut berdasarkan (dengan kekuatan) Undang- Undang serta aturan pelaksanaannya 2. Kontribusi Wajib (membayar uang) Iuran dari rakyat kepada negara: iuran tersebut berupa uang (bukan barang) Yang berhak memungut pajak hanyalah negara. Pajak dipungut oleh negara baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah. Pemungutan pajak tidak boleh dilakukan pihak swasta yang orientasinya adalah keuntungan.
Pengantar (cont..) Ciri Unsur Pajak 3. Bersifat Memaksa Sifatnya dapat dipaksakan, berarti pelanggaran atas aturan perpajakan akan berakibat adanya sanksi 4. Tidak ada balas jasa timbal (kontrapretasi) secara langsung dapat ditunjuk dari negara Dalam pembayaran pajak tidak dapat ditunjukkan adanya kontraprestasi individual secara langsung oleh pemerintah. 5. Terutang oleh Orang atau Badan
Pengantar (cont..) Ciri Unsur Pajak 6. Digunakan untuk Keperluan Negara Pajak diperuntukkan bagi pengeluaran-pengeluaran pemerintah berupa pengeluaran belanja rutin pemerintah maupun pengeluaran pembangunan untuk membiayai rumah tangga negara yaitu pengeluaranpengeluaran yang bermanfaat bagi masyarakat luas, yang bila dari pemasukannya masih terdapat surplus maka dipergunakan untuk membiayai public investment 7. Untuk Kemakmuran Rakyat 8. Selain tujuan yang bersifat anggaran, pajak dapat pula membiayai tujuan yang tidak budgeter yaitu fungsi mengatur
Posyandu, Imunisasi Fasilitas & Infrastruktur Subsidi Pangan Dana Alokasi Umum Pelayanan kesehatan APBN YANG SEBAGIAN BESAR DARI PAJAK DIGUNAKAN UNTUK MEMBIAYAI PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN & PEMBANGUNAN PEMILIHAN UMUM Penegakan Hukum Pertahanan & Keamanan Pendidikan Kelestarian LH Penanggulan Bencana Kelestarian Budaya Transportasi masal
Pengantar (cont..) Mengapa Pajak? Karena Pajak merupakan salah satu sumber pembiayaan bagi negara dalam menjalankan pemerintahan
Pungutan Lain: Jenis Pungutan Lain selain Pajak MACAM PUNGUTAN DI INDONESIA: Pajak Retribusi Sumbangan Penerimaan Negara bukan pajak
Pungutan Lain (cont..) Perbedaan Pajak dengan Jenis Pungutan Lainnya Retribusi Berhubungan langsung dengan kembalinya prestasi (memiliki kontra prestasi secara langsung) yaitu pembayar retribusi karena pembayarannya ditujukan hanya untuk mendapatkan suatu prestasi tertentu dari pemerintah, seperti iuran kebersihan, karcis masuk tol, karcis masuk terminal, kartu langganan, karcis parkir, iuran IMB, dll. Pengertian Retribusi (UU No 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah) Pungutan Daerah sebagai pembayaran atas jasa atau pemberian izin tertentu Khusus disediakan / diberikan oleh Pemerintah Daerah Untuk kepentingan orang pribadi atau badan
Pungutan Lain (cont..) Perbedaan Pajak dengan Jenis Pungutan Lainnya Sumbangan Pemberi sumbangan tidak memperoleh kontraprestasi secara langsung tetapi siapa pihak penerima sumbangan yaitu yang merasakan imbalan atau manfaat secara langsung
Fungsi Pajak Fungsi Penerimaan (Budgeter) Sumber dana untuk pengeluaran belanja pemerintah bagi pembiayaan pengeluaran-pengeluaran pemerintah baik pengeluaran rutin maupun pengeluaran pembangunan. Pajak merupakan sumber penerimaan APBN dari dalam negeri Letak fungsi penerimaan ada di sektor publik Pajak adalah merupakan suatu alat/ sumber untuk memasukkan uang sebanyak banyaknya ke kas negara untuk membiayai pengeluaran negara Fungsi Mengatur (Regulatory) Alat untuk mengatur atau melaksanakan kebijakan di bidang sosial dan ekonomi
Fungsi Pajak (cont..) Fungsi Redistribusi Untuk pemerataan dan keadilan dalam masyarakat, yang terlihat dari adanya lapisan tarif dalam pengenaan pajak yaitu tarif pajak yang lebih besar untuk tingkat lapisan penghasilan yang lebih tinggi Fungsi Demokrasi Merupakan penjelmaan wujud sistem gotong royong termasuk kegiatan pemerintah dan pembangunan yang dikaitkan dengan tingkat pelayanan pemerintah kepada masyarakat khususnya pembayar pajak Fiscal Policy: Fungsi tidak langsung menyalurkan private saving ke arah sektor produktif mencegah pengeluaran yang menghambat pembangunan atau yang mubazir dalam berbagai bentuk
Dasar Teori Pemungutan Pajak Teori Asuransi : Premi Asuransi dimaksudkan sebagai pembayaran atas usaha melindungi orang dari segala kepentingan misalnya keselamatan atau keamanan harta bendanya. Jadi masyarakat harus membayar premi kepada negara. Teori ini menyamakan pembayaran premi dengan pembayaran pajak. Teori Kepentingan : Negara yang melindungi kepentingan harta dan jiwa warganegara dengan memperhatikan pembagian beban yang dipungut dari masyarakat. Warganegara yang memiliki harta lebih banyak, bayar pajak lebih besar; yang miskin bayar pajak lebih kecil untuk melindungi kepentingan.
Dasar Teori Pemungutan Pajak (cont..) Teori Gaya Beli : Dalam teori ini pajak lebih menitikberatkan pada fungsi mengatur agar masyarakat tetap exist dan penyelenggaraan kepentingan masyarakat yang dianggap sebagai dasar pemungutan pajak. Jadi bukan kepentingan individu atau negara Teori Gaya Pikul : Berpangkal pada asas keadilan, bahwa setiap orang dikenakan pajak dengan bobot yang sama. Teori Bakti : Kewajiban pajak mutlak dimana negara mempunyai hak mutlak untuk memungut pajak. Dilain pihak masyarakat menyadari bahwa bayar pajak sebagai suatu kewajiban, tanda baktinya kepada negara
Kedudukan Hukum Pajak Pasal 23 A Undang Undang Dasar 1945 Pengenaan dan Pemungutan Pajak untuk keperluan negara berdasarkan undang undang Pasal 23A ayat (2) UUD 1945 yang berbunyi Segala pajak untuk keperluan negara berdasarkan undang-undang Segala tindakan yang menempatkan beban kepada rakyat harus ditetapkan dengan UU melalui persetujuan DPR
Kedudukan Hukum Pajak (cont..)
Kedudukan Hukum Pajak (cont..) Hukum Pajak (Hukum Fiskal) Mengatur hubungan antara pemerintah (fiskus) selaku pemungut pajak dengan wajib pajak Bagian dari Hukum Publik yang mengatur hubungan-hubungan hukum antara negara dan orang-orang atau badan-badan (hukum) yang berkewajiban membayar pajak (Wajib Pajak) Memuat unsur-unsur hukum tata negara dan hukum pidana Memuat unsur Hukum Pidana dan Peradilan seperti yang termuat dalam UU.No 14 Tahun 2002 tentang Pengadilan Pajak Memuat Unsur Hukum Perdata seperti penghasilan, kekayaan, perjanjian penyerahan hak, dll. Hukum Pajak merupakan suatu bagian dari Hukum Tata Usaha Negara, yang didalamnya termuat juga anasir-anasir Hukum Tata Negara, Hukum Pidana, Hukum Perdata dan lain-lain.
Kedudukan Hukum Pajak (cont..) HUBUNGAN SERTA PENGARUH HUKUM PAJAK TERHADAP HUKUM PERDATA Hukum Pajak mencari dasar kemungkinan pemungutan pajak atas dasar peristiwa (kematian, kelahiran), keadaan (kekayaan), perbuatan (jual beli, sewa menyewa) yang diatur dalam Hukum Perdata Lex specialis derogat lex generale Ketentuan dalam Hukum Pajak mengenyampingkan ketentuan dalam Hukum Perdata HUBUNGAN HUKUM PAJAK DENGAN HUKUM PIDANA Terdapat sanksi pidana terhadap pelanggaran atau kejahatan di bidang perpajakan yang diancam baik dalam KUHP maupun dalam UU Pajak
Hukum Pajak Materil & Hukum Pajak Formil
Hukum Pajak Materil & Hukum Pajak Formil Hukum Pajak Materiil adalah Hukum Pajak yang memuat norma norma yang menerangkan keadaan-keadaan, perbuatanperbuatan dan peristiwa-peristiwa hukum yang harus dikenakan pajak, siapa-siapa yang harus dikenakan pajak, berapa besarnya pajak atau dapat dikatakan pula segala sesuatu tentang timbulnya, besarnya, dan hapusnya utang pajak dan hubungan hukum antara pemerintah dan wajib pajak.
Hukum Pajak Materil & Hukum Pajak Formil Hukum Pajak Materiil Menurut norma norma yang menerangkan Keadaan, Perbuatan dan Peristiwa hukum Pengenaan yang dikenakan pajak (obyek pajak) siapa yang dikenakan pajak (subyek pajak) berapa besar pajak yang dikenakan timbul dan hapusnya utang pajak hubungan hukum antara pemerintah dan Wajib Pajak UU Pajak Penghasilan, UU Pajak Pertambahan Nilai & Pajak Penjualan atas Barang Mewah
Hukum Pajak Materil & Hukum Pajak Formil Hukum Pajak Formal adalah Hukum Pajak yang memuat peraturan peraturan (umum) mengenai cara-cara Hukum Pajak Material menjadi kenyataan/dilaksanakan. Hukum ini memuat cara-cara pendaftaran diri untuk memperoleh NPWP, cara-cara pembukuan, cara-cara pemeriksaan, cara-cara penagihan, hak dan kewajiban Wajib Pajak, cara-cara penyidikan, macam-macam sanksi, dan lain-lain.
Hukum Pajak Materil & Hukum Pajak Formil Hukum Pajak Formal Menurut bentuk/tata cara untuk mewujudkan hukum materiil menjadi kenyataan antara lain : 1. Tata cara penetapan utang pajak 2. Hak hak fiskus untuk mengawasi WP tentang keadaan, perbuatan dan peristiwa yang dapat menimbulkan utang pajak. 3. Kewajiban WP (meenyelenggarakan pembukuan / pencatatan) 4. Hak WP mengajukan keberatan dan banding UU Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan (UU KUP), UU Penagihan Pajak dengan Surat Paksa (UU PPSP), UU Pengadilan Pajak
Hukum Pajak Materil & Hukum Pajak Formil Contoh Penggabungan Hukum Formal dan Material UU. Pajak Bumi dan Bangunan UU. Bea Perolehan Hak atas Tanah dan/atau Bangunan UU. Bea Materai
Penafsiran Dalam Hukum Pajak Penafsiran hukum ialah suatu upaya yang pada dasarnya menerangkan, menjelaskan, menegaskan baik dalam arti memperluas ataupun membatasi atau mempersempit pengertian hukum yang ada dalam rangka penggunaannya untuk memecahkan masalah atau persoalan yang sedang dihadapi Analogi tidak dipergunakan dalam penafsiran Undang-undang pajak
Penafsiran Dalam Hukum Pajak (cont..) 1. Penafsiran Historis dengan melihat sejarah dibuatnya UU tersebut 2. Penafsiran Sosiologis disesuaikan dengan kehidupan masyarakat yang selalu berkembang 3. Penafsiran Sistematik mengaitkannya dengan ketentuan/pasal-pasal lain dalam UU tersebut atau dari UU lainnya 4. Penafsiran Otentik dengan melihat yang telah dijelaskan dalam UU tersebut
Penafsiran Dalam Hukum Pajak (cont..) 5. Penafsiran Tata Bahasa berdasarkan bunyi kata-kata secara keseluruhan dalam kalimat-kalimat yang disusun 6. Penafsiran Analogis dengan cara memberi kiasan pada kata-kata yang tercantum dalam UU sehingga suatu peristiwa yang sesungguhnya tidak termasuk dalam ketentuan menjadi termasuk berdasarkan analog yang dibuat 7. Penafsiran A Contrario didasarkan pada perlawanan pengertian antara masalah dan dihadapi dengan masalah yang diatur dalam UU
Perlawanan Terhadap Pajak PERLAWANAN PASIF Hambatan yang mempersulit pemungutan pajak berhubungan erat dengan : Struktur ekonomi suatu negara Perkembangan intelektual dan moral penduduk Teknik pemungutan pajak itu sendiri PERLAWANAN AKTIF Perlawanan secara nyata terlihat pada usaha dan perbuatan secara langsung kepada Pemerintah (fiskus) Cara cara perlawanan tersebut adalah : Penghindaran diri dari pajak (tax avoidance) Pengelakan diri dari pajak (tax evasion) Melalaikan pajak
Pembagian Jenis Pajak Menurut Sifatnya Pajak Langsung Pajak yang pembebanannya tidak dapat dilimpahkan kepada pihak lain, tetapi harus menjadi beban langsung wajib pajak yang bersangkutan, misal: pajak penghasilan pajak yang ditinjau dari : Segi Administratif, berkohir dan dikenakan secara berulang-ulang pada waktu tertentu (periodik) misalnya setiap tahun Segi ekonomis, pajak harus dipikul sendiri oleh wajib pajak dan tidak dapat dilimpahkan kepada orang lain Pajak Tidak Langsung Pajak yang pembebanannya dapat dilimpahkan ke pihak lain, contoh: pajak pertambahan nilai dan pajak bumi dan bangunan pajak yang ditinjau dari segi : Administratif, tidak berkohir dan tidak dikenakan secara periodik/berulang, tetapi dikenakan hanya bila terjadi hal/peristiwa yang dikenakan pajak Ekonomis pajak dapat dilimpahkan kepada orang lain
Pembagian Jenis Pajak (cont..) Menurut Sasaran/Obyeknya Pajak Subyektif pajak yang memperhatikan pertama-tama keadaan pribadi wajib pajak; untuk menetapkan pajaknya harus ditemukan alasan-alasan yang obyektif yang berhubungan dengan keadaan materialnya, yaitu yang disebut gaya pikulnya, contoh: PPh Pajak Obyektif pajak yang pertama-tama melihat obyeknya yang selain dari pada benda, dapat pula berupa keadaan, perbuatan atau peristiwa yang menyebabkan timbulnya kewajiban membayar, kemudian dicari subyeknya (orang atau badan hukum) yang bersangkutan langsung, dengan tidak mempersoalkan apakah subyek ini berkediaman di Indonesia atau tidak, contoh: PPN & PBB
Pembagian Jenis Pajak (cont..) Menurut Pemungutnya - Pajak Negara / Pajak Pusat / Pajak Umum pajak yang dipungut oleh Pemerintah Pusat - Pajak Daerah / Pajak Lokal - pajak yang dipungut oleh daerah Tingkat I, daerah Tingkat II (Kodya, Kabupaten)
Cara Pemungutan Pajak STELSEL PAJAK STELSEL NYATA (RIIL STELSEL) Pengenaan pajak berdasarkan obyek (penghasilan yang nyata) Pemungutan dilakukan pada akhir tahun pajak sistem pengenaan pajak, yang didasarkan pada penghasilan yang sesungguhnya diperoleh dalam suatu tahun pajak
Cara Pemungutan Pajak (cont..) STELSEL PAJAK STELSEL FIKTIF (FICTIVE STELSEL) Pengenaan pajak berdasarkan suatu anggapan yang diatur Undang-undang adalah suatu sistem pengenaan pajak yang didasarkan pada suatu fiktif / anggapan. Bunyi suatu fiksi tergantung dari ketentuan undangundang perpajakan yang bersangkutan
Cara Pemungutan Pajak (cont..) STELSEL PAJAK STELSEL CAMPURAN Kombinasi antara stelsel nyata dengan stelsel anggapan suatu sistem pengenaan pajak yang didasarkan baik pada stelsel riil maupun stelsel fiktif. Pada awal tahun pajak menganut stelsel fiktif dan setelah akhir tahun pajak menganut stetsel riil
Cara Pemungutan Pajak (cont..) Sistem Pemungutan Pajak OFFICIAL ASSESSMENT SYSTEM Fiskus berwenang menentukan besarnya pajak terutang WP bersifat pasif, Fiskus aktif Utang pajak timbul setelah diterbitkan surat ketetapan pajak oleh fiskus suatu sistem pemungutan pajak, diaman aparatur pajak menetapkan jumlah pajak yang terhutang dan wajib pajak WITHHOLDING SYSTEM suatu sistem pemungutan pajak, dimana perhitungan pemotongan dan pembayaran pajak serta pelaporan pajak dipercayakan kepada pihak ketiga oleh Negara. Wewenang diberikan kepada pihak ketiga untuk memotong/memungut besarnya pajak terutang oleh WP
Cara Pemungutan Pajak (cont..) Sistem Pemungutan Pajak SELF ASSESSMENT SYSTEM Wewenang, Kepercayaan, Tanggung jawab diberikan kepada wajib pajak sistem pemungutan pajak dimana wajib pajak menetapkan sendiri jumlah pajak yang terhutang sesuai dengan ketentuan peraturan perundangan-undangan perpajakan Wajib pajak aktif Mendaftar/Melapor Usaha (NPWP/NPPKP) Menghitung Pajak (Pajak Terutang) Memperhitungkan Pajak (Kredit Pajak) Membayar/Menyetor Pajak (SSP) Melapor Pajak (SPT) Memfile Dokumen Terkait Dengan Perpajakan
Cara Pemungutan Pajak (cont..) PERPAJAKAN DI INDONESIA
Cara Pemungutan Pajak (cont..) Sistem Pemungutan Pajak PERPAJAKAN DI INDONESIA
Yurisdiksi Pemungutan Pajak Azas Tempat Tinggal (Domisili) Negara berhak memungut pajak atas semua penghasilan wajib pajak berdasarkan tempat tinggal wajib pajak tanpa memperhatikan apakah ia sebagai warga negaranya atau warga negara asing. Wajib pajak yang bertempat tinggal di Indonesia dikenakan pajak atas penghasilannya yang diterima atau diperoleh berasal dari Indonesia atau berasal dari luar negeri (Pasal 4 UU Pajak Penghasilan)
Yurisdiksi Pemungutan Pajak (cont..) Azas Kebangsaan Pengenaan pajaknya dihubungkan dengan kebangsaan suatu negara. Negara memungut pajak atas orang yang mempunyai kebangsaan negara tersebut tanpa memperhatikan dimana ia tinggal Azas Sumber Negara mempunyai hak untuk memungut pajak atas penghasilan yang bersumber dari suatu negara. Orang atau badan yang menerima / memperoleh penghasilan dari Indonesia dikenakan pajak di Indonesia tanpa memperhatikan tempat tinggal wajib pajak.
Tarif Pajak
Tarif Pajak (cont..) Tarif untuk menghitung besarnya pajak terutang (pajak yang harus dibayar). Besarnya tarif pajak dapat dinyatakan dalam prosentase. Persentase Tarif dalam Pajak Penghasilan TARIF MARGINAL Persentase tarif berlaku untuk suatu kenaikan dasar pengenaan pajak, contoh: tarif progresif TARIF EFEKTIF Persentase tarif pajak yang efektif berlaku atau harus diterapkan atas dasar pengenaan pajak tertentu, contoh: DPP
Tarif Pajak (cont..) Struktur Tarif Struktur tarif yang berhubungan dengan pola persentase tarif pajak Tarif Proporsional/sebanding Tarif berupa persentase tetap terhadap jumlah berapapun yang menjadi dasar pengenaan pajak. Sering disebut tarif tunggal karena hanya menggunakan satu tarif dengan persentase tetap contoh : Tarif Pajak Pertambahan Nilai 10% Tarif PBB 0.5% Tarif BPHTB 2.5%
Tarif Pajak (cont..) Struktur tarif yang berhubungan dengan pola persentase tarif pajak Tarif Progresif Prosentasi > dasar pengenaan semakin besar contoh : Tarif PPh OP Memperhatikan kenaikan perentasi trarifnya, tarif progresif dibagi menjadi: Progresif Progresif (kenaikan prosentase pajak semakin besar) Progresif Tetap (kenaikan prosentase tetap) Progresif Degresif (kenaikan prosentase semakin kecil)
Tarif Pajak (cont..) Struktur tarif yang berhubungan dengan pola persentase tarif pajak Tarif Degresif Prosentasi tarif semakin menurun apabila jumlah yang menjadi dasar pengenaan pajak semakin besar Tarif Tetap Tarif berupa jumlah yang tetap sama besarnya terhadap berapapun jumlah yang menjadi dasar pengenaan pajak sehingga besarnya pajak yang terutang tetap Contoh : Bea Materai menggunakan struktur tarif Rp. 3000 & Rp. 6000
Tarif Pajak (cont..) Struktur tarif yang berhubungan dengan pola persentase tarif pajak Tarif Pajak Advalorem Tarif dengan persentase tertentu atas harga barang atau nilai barang Tarif atas harga /nilai suatu barang Contoh : Tarif Bea Masuk 10% dari Nilai impor Tarif Spesifik Tarif dengan jumlah tertentu atas suatu jenis atau satuan jenis barang tertentu Contoh : Tarif Bea Masuk yang jumlahnya tergantung atas jenis barang yang diimpor
Hutang Pajak Timbulnya Hutang Pajak: SECARA FORMAL : Utang pajak timbul karena Surat Ketetapan Pajak (OFFICIAL ASSESSMENT) SECARA MATERIAL : Utang pajak timbul karena Undang Undang (SELF ASSESSMENT) Hapusnya Utang Pajak PEMBAYARAN: KOMPENSASI: DALUWARSA : PEMBEBASAN: PENGHAPUSAN: Pelunasan ke kas negara Kelebihan dari pembayaran pajak lainnya Setelah lima tahun Keputusan keberatan/peninjauan kembali Keadaan keuangan WP
Terima Kasih Minarnita Yanti Verawati Bakara, SE, MSi, BKP