Modul ke: 05Fakultas Ekonomi & Bisnis Manajemen Persediaan Penentuan Jumlah Persediaan (Stochastics Model) Hesti Maheswari SE., M.Si Program Studi Manajemen
Menghindari Kerusakan Menghindari Keterlambatan Pengiriman Fungsi Menghindari Kenaikan harga Economics of scale Menjamin kelangsungan Produksi
Meminimalkan biaya-biaya yang timbul akibat dari adanya persediaan tersebut. Jenis Biaya dalam stochastics model: Holding cost: Ordering/setup cost Stock Out cost
Model pengendalian probabilistik digunakan apabila salah satu dari permintaan, lead time atau keduanya tidak dapat diketahui dengan pasti. Suatu hal yang harus diperhatikan dalam model ini adalah adanya kemungkinan stock out yang timbul karena pemakaian persediaan bahan baku yang tidak diharapkan karena waktu penerimaan yang lebih lama dari lead time yang diharapkan. Untuk menghindari stock out perlu diadakan suatu fungsi persediaan pengaman yaitu suatu persediaan tambahan untuk melindungi atau menjaga kemungkinan terjadinya stock out.
Tingkat demand konstan, namun periode waktu datangnya pesananan (lead time) berubah. Lead time tetap sementara demand berubah Demand dan lead time berubah
Mempertimbangkan optimalisasi hanya dengan performance pengukuran tunggal Padahal.. optimalisasi dengan pengukuran tunggal belum tentu merupakan solusi tepat Maka selanjutnya dilakukan 2 pengukuran : Model All Unit Diskon dengan Biaya Kekurangan (S>0) Incremental diskon
Model kebijakan ini hampir sama dengan kebijakan continous review, perbedaannya dalam kebijakan ini, pengambilan persediaan dilakukan hanya sekali (pengurangan persediaan terjadi hanya sekali), dan ketika tingkat persediaan mencapai reorder level, maka dilakukan pemesanan sebesar Q
Permintaan item pada interval jarang Jenis permintaan ini untuk item yang mengikuti model yang cepat berubah, kebutuhan komponen yang jarang rusak serta suku cadang item tertentu untuk perawatan dan perbaikan. Permintaan tidak pasti untuk item yang berumur pendek pada interval yang sering Permintaan seperti ini terutama untuk item-item yang cepat kadaluarsa (Koran, mjalah mingguan, kartu natal)
Ketidakpastian bahan baku yang dibutuhkan perusahaan (2 kemungkinan) Ketidakpastian yang berasal dari dalam perusahaan, yaitu: akibat dari penyerapan bahan baku yang tidak sama dengan perencanaan pemakaian bahan baku yang telah disusun sebelumnya. Faktor-faktor yang menjadi penyebab keadaan tersebut antara lain karena adanya gangguan teknis dalam pelaksanaan proses produksi, adanya pesanan kilat, kerja lembur, tidak dipenuhinya standar kualitas bahan baku
Ketidakpastian yang berasal dari luar perusahaan ada kalanya bahan yang dipesan tersebut akan datang lebih cepat atau lambat dari waktu yang telah disepakati bersama Untuk mengatasi ketidakpastian bahan baku dari luar perusahaan harus dicari titik pemesanan kembali yang paling optimal (reorder point = ROP). Namun sebelumnya harus dicari terlebih dahulu waktu tunggu (lead time) yang tepat untuk bahan baku tersebut.
Penggunaan meterial selama tenggang waktu mendapatkan barang yaitu waktu dimana meliputi dimulainya usaha-usaha untuk memesan barang atau meterial tersebut diterima dan ditempatkan dalam gudang. Besarnya safety stock yaitu jumlah persediaan pengaman yang harus ada untuk menjamin kelangsungan proses produksi.
Menetapkan jumlah penggunaan selama lead time dan ditambah dengan persentase tertentu. Dengan menetapkan penggunaan selama lead time dan ditambah dengan safety stock. ROP = d x L + SS d = tingkat penggunaan bahan baku per hari Atau. ROP = (d x L)/EDY + SS
Tingkat persediaan dipantau secara berkala atau berdasarkan interval waktu tertentu (T) dan jarak antar dua pesanan adalah tetap. Apabila dalam akhir periode T, tingkat persediaan masih sangat tinggi, melebihi ekspektasi tingkat pemesanan, maka tidak ada tindakan yang diambil. Sebaliknya, apabila tingkat persediaan pada akhir periode T sama dengan atau kurang dari ekspektasi tingkat pemesanan, maka akan dilakukan pemesanan sampai maksimum tingkat persediaan yang diijinkan.
Artinya, setiap kali pesan, jumlah yang dipesan sangat bergantung pada sisa persediaan pada saat periode pemesanan tercapai; sehingga setiap kali pemesanan dilakukan, ukuran lot pesanan tidak sama. Permasalahan dalam kebijakan ini adalah terdapat kemungkinan persediaan sudah habis sebelum periode pemesanan kembali belum tercapai. Akibatnya, safety stock yang diperlukan relatif lebih besar. Safety stock dalam system atau kebijakan ini tidak hanya dibutuhkan untuk meredam fluktuasi permintaan selama lead time, tetapi juga untuk seluruh konsumsi persediaan.
Kebijakan ini relatif tidak memerlukan proses administrasi yang banyak, karena periode pemesanan sudah dilakukan secara periodik. Untuk memudahkan implementasinya, digunakan visual review system dengan metode yang disebut One Bin System: RUMUS?????
Dalam kebijakan ini, tingkat persediaan dipantau secara terus-menerus dan pemesanan dilakukan pada sembarang waktu asalkan jumlah persediaan telah mencapai titik pemesanan (reorder point) Kebijakan ini tidak tergantung pada panjang periode yang digunakan, tetapi tergantung pada tingkat persediaan yang terjadi.
Untuk memudahkan implementasinya, sering digunakan visual review system dengan metode yang disebut Two Bin System: Dibuat dua bin (tempat) penyimpanan; Bin I berisi persediaan sebesar tingkat reorder point; Bin II berisi sisanya. Penggunaan stock dilakukan dengan mengambil isi Bin II; jika sudah habis artinya pemesanan harus dilakukan kembali; sementara menunggu pesanan datang, stock pada Bin I digunakan
Kebijakan ini hampir sama dengan kebijakan periodic review, perbedaannya dalam kebijakan ini, reoder level ditentukan sebesar R, sehingga order sebesar Qi = R Ii selalu dilakukan pada saat akhir periode T. Dalam kebijakan ini, variabel R dan T yang harus ditentukan untuk mencapai total biaya persediaan minimal
Dalam kebijakan ini, reorder level (r) diset = R, (r = R), dan order dilakukan ketika ada pengurangan persediaan, sehingga junlah inventory on hand pada sebuah periode (Ii) ditambah dengan jumlah pengorderan (Q) akan sama dengan R pada semua periode. Maksimum tingkat persediaan, R adalah base stock level-nya.
Sebuah perusahaan elektronika mensuplai kontraktor dengan 1000 unit komponen listrik x. Permintaan tahunan untuk komponen tersebut sebesar 16.000 per 250 hari kerja. Carrying Cost per tahun Rp 12 per unit. Stocks-out Cost Rp 1 per unit. Order Cost Rp 60 per pesanan dan memerlukan 10 hari untuk pengiriman. Permintaan pada waktu yang lalu selama lead time seperti tabel berikut :
H Frekwensi = Permintaan harian (d) = ROP = d x L Safety Stock Optimal (n) = D (pada Pr optml) - ROP
Probabilitas Optimal = 1 ( ) Total cost = C ( Q/2 + n) + S R/Q + Stock Out Cost Stock Out cost = Kuantitas (unit) Kekurangan kuatitas PR B R/Q Perkiraan Stockout