I. PENDAHULUAN. (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu. Menurut definisi dari Wikipedia, gulai adalah sejenis makanan berbahan

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. Penelitian, (6) Hipotesis Penelitian dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

BAB I PENDAHULUAN. Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5)

I PENDAHULUAN. Bab ini akan menguraikan mengenai: (1) Latar Belakang Penelitian,

I PENDAHULUAN. hampir di seluruh wilayah di Indonesia. Kelapa termasuk dalam famili Palmae,

I PENDAHULUAN. produk pangan. Pewarna merupakan ingridient penting dalam beberapa jenis

bumbu adalah suatu bahan mempertinggi aroma makanan tanpa mengubah aroma bahan alami

OPTIMALISASI FORMULASI BUMBU NASI KUNING SERBUK DENGAN PROGRAM DESIGN EXPERT METODE MIXTURE D-OPTIMAL TUGAS AKHIR

I PENDAHULUAN. (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat

PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai : (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi

PENGARUH FORMULA DAN PERBANDINGAN BUMBU SERBUK DENGAN SANTAN SERBUK TERHADAP KARAKTERISTIK BUMBU GULAI SERBUK DENGAN METODE FOAM-MAT DRYING

I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

I PENDAHULUAN. (6) Hipotesa Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

I. PENDAHULUAN. Tananam manggis (Garcinia Mangostana L) merupakan salah satu buah asli

Berbagi Kehangatan Masakan Kambing Bango

ANEKA RUJAK DAN ASINAN NAN SEGAR

GULAI REBUNG TUNJANG. HeHeader

HeHeader

I PENDAHULUAN. Bab ini akan menguraikan mengenai : (1) Latar Belakang Penelitian, (2) Pemikiran (6) Hipotesis, dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai: (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi Masalah,

BAB I PENDAHULUAN. Bisnis makanan merupakan aspek yang besar untuk mendapatkan. setiap manusia pasti membutuhkan makanan, khususnya makanan yang

I. PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

I PENDAHULUAN. Penelitian, (6) Hipotesis, dan (7) Waktu dan Tempat Penelitian

MENU MAKAN PAGI. Talas dan ubi yang sudah digiling halus. Di aduk kemudian ditambahkan santan dan garam

I PENDAHULUAN. banyak ditemukan dan dikonsumsi yaitu ikan tongkol. Secara ilmu pengetahuaan,

PERBANDINGAN TEPUNG SINGKONG DENGAN TEPUNG TALAS DAN KONSENTRASI SERBUK TEH HIJAU TERHADAP KARAKTERISTIK COOKIES (KUE KERING) BERBASIS UMBI- UMBIAN

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan hidupnya, namun makanan merupakan masukan yang sangat

I. PENDAHULUAN. dari daerah beriklim tropis. Pemanfaatan buah naga merah (Hylocereus

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari Amerika Tengah, Amerika Selatan dan Meksiko. Tanaman yang

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

PENGARUH WAKTU DAN JENIS WADAH PEMASAKAN TERHADAP KOMPONEN MAKANAN DALAM GUDEG

Kumpulan Resep Sup ( Baru )

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Salah satu penyebab meningkatnya penderita penyakit degeneratif di

termanfaatkan secara optimal dapat berguna dalam mewujudkan ketahanan

I PENDAHULUAN. selain sebagai sumber karbohidrat jagung juga merupakan sumber protein yang

Usaha Cireng Isi yang Lagi Booming

Serba Pepes dan Botok

I PENDAHULUAN. Hipotesis Penelitian, Tempat dan Waktu Penelitian. dapat diolah menjadi berbagai jenis makanan bernilai gizi tinggi seperti kacang

I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

I PENDAHULUAN. Pemikiran, 1.6 Hipotesis Penelitian, dan 1.7 Tempat dan Waktu Penelitian.

PEMBAHASAN 4.1. Karakteristik Fisik Daya Larut

I. PENDAHULUAN. Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian dan (7) Tempat dan

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PEMBUATAN INULIN BUBUK DARI UMBI GEMBILI (Dioscorea esculenta) DENGAN METODE FOAM MAT DRYING SKRIPSI

I. PENDAHULUAN. terhadap eksistensi dan ketahanan hidup manusia, baik dari segi kuantitas maupun

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Esa Unggul

BAB I PENDAHULUAN. Fenomena saat ini menunjukkan bahwa penggunaan produk-produk alami

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

Bab 1 PENDAHULUAN. bahan mentah seperti beras, jagung, umbi-umbian, tepung-tepungan, sayursayuran,

I PENDAHULUAN. terbesar di dunia. Hampir 60% produksi kakao berasal dari pulau Sulawesi yakni

CARA MEMBUAT: -Potong ayam menjadi 2 bagian atau belah membujur dadanya dan tekan hingga terbuka lebar. -Lumuri bumbu halus hingga rata

I PENDAHULUAN. Penelitian merupakan sebuah proses dimana dalam pengerjaannya

: Plantae (Tumbuhan) Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh) Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)

BAB I PENDAHULUAN. selai adalah buah yang masak dan tidak ada tanda-tanda busuk. Buah yang

The Karimata Restaurant Bogor, West Java. Make a Wish for Fish in Bamboo BBQ

I PENDAHULUAN. Bab ini akan menguraikan mengenai: (1.1) Latar Belakang, (1.2) Identifikasi

BAB I PENDAHULUAN. ditemukan pada anak-anak membuat anak buta setiap tahunnya

4 Resep Masakan Rumahan Sehari Hari Yang Wajib Anda Coba

I. PENDAHULUAN. Singkong (Manihot Esculenta) merupakan salah satu sumber bahan pangan yang

I PENDAHULUAN. Penelitian, (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

PENDAHULUAN. segar mudah busuk atau rusak karena perubahan komiawi dan kontaminasi

Masakan Pedas Penambah Nafsu Makan

Lezat & Praktis Tahu Pedas Manis Kontributor: Odilia Winneke; Foto: dok.g-shot

HASIL DAN PEMBAHASAN. Kadar Air dan Aktivitas Air

KECAP KEDELAI 1. PENDAHULUAN

Calzone. Selera Mancanegara. HeHeader

DAFTAR ISI. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pengolahan dan Analisis Data Hasil Penelitian B. Pembahasan Hasil Penelitian...

BAB I PENDAHULUAN. tropis terutama di Indonesia, tanaman nangka menghasilkan buah yang

I PENDAHULUAN. (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu

I PENDAHULUAN. Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian,

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kondisi perekonomian yang menuju arah globalisasi, merek yang kuat

I. PENDAHULUAN. kelezatannya (Anonim a, 2006). Manggis menyimpan berbagai manfaat yang luar

Menerapkan Teknik Pengolahan Menggunakan Media Penghantar Panas. KD 1. Melakukan Proses Pengolahan Abon Ikan

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI PENGOLAHAN PANGAN TEKNOLOGI PENGOLAHAN DAGING DAN IKAN ABON

BAB I PENDAHULUAN. fermentasi tercapai, sehingga harus segera dikonsumsi (Hidayat, 2006).

I PENDAHULUAN. Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka

PENDAHULUAN. tradisional biasanya memanfaatkan bahan baku asli dari suatu daerah, alami,

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai : (1) Latar Belakang Penelitian, (2)

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai Latar Belakang (1.1.), Identifikasi

Lampiran Surat Penawaran Harga

TINJAUAN PUSTAKA. Daging ayam juga merupakan bahan pangan kaya akan gizi yang sangat. diperlukan manusia. Daging ayam dalam bentuk segar relatif

PENGARUH PENGGUNAAN TEPUNG TINGGI SERAT DARI AMPAS BENGKUANG DAN AMPAS JAGUNG TERHADAP KARAKTERISTIK ORGANOLEPTIK KUE KERING

BAB I PENDAHULUAN. seperti Indonesia. Salah satu genus umbi-umbian yaitu genus Dioscorea atau

III. BAHAN DAN METODE

Bahan Baku daging ikan 500 g. tepung tapioka 50 g. merica halus 1/2 sendok teh. bawang merah 7,5 g. bawang putih 1,5 g. jahe 0,5 g.

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia mempunyai agroekologi dataran rendah sampai dataran tinggi yang hampir semua dapat menghasilkan

kerusakan, dan dapat menurunkan kualitas dari buah-buahan.

I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian

PENDAHULUAN. proses pengolahannya permen terbagi menjadi dua kelompok besar yaitu

Aneka Resep Masakan Sayur

E d I b l e VI -1: 46-50, Juli 2017 ISSN

STMIK AMIKOM YOGYAKARTA

I. PENDAHULUAN. Jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus) merupakan salah satu jenis sayuran sehat

BAB I PENDAHULUAN. Makanan merupakan kebutuhan pokok bagi manusia, mengingat. pentingnya kebutuhan pangan untuk mencapai angka kecukupan gizi.

PEMBUATAN SAOS CABE MERAH Nurbaiti A. Pendahuluan Cabe merah merupakan salah satu komoditas hortikultura yang mempunyai nilai ekonomis cukup tinggi

PEMANFAATAN BIJI TURI SEBAGAI PENGGANTI KEDELAI DALAM BAHAN BAKU PEMBUATAN KECAP SECARA HIDROLISIS DENGAN MENGGUNAKAN EKSTRAK PEPAYA DAN NANAS

I. PENDAHULUAN. daratan Malaya. Belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi Linn.) banyak ditemui

SKK Masakan Khas Lokal. SKK Makanan Ringan Khas Lokal. LAMPIRAN Tanda Kecakapan Khusus (SKK)

TUGAS CHARACTER BUILDING RESEP MAKANAN

tips: Menyimpan Tahu Segar

tips: Menyimpan Tahu Segar

Transkripsi:

I. PENDAHULUAN Bab ini akan menjelaskan tentang : (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi Masalah, (3) Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu. 1.1 Latar Belakang Menurut definisi dari Wikipedia, gulai adalah sejenis makanan berbahan baku daging ayam, aneka ikan, kambing, sapi, jenis daging lain, jeroan, atau sayuran seperti nangka muda dan daun singkong, yang dimasak dalam kuah bumbu rempah yang bercitarasa gurih. Ciri khas gulai adalah bumbunya yang kaya rempah antara lain kunyit, ketumbar, lada, lengkuas, jahe, cabai merah, bawang merah, bawang putih, adas, pala, serai, kayu manis dan jinan yang dihaluskan, dicampur, kemudian dimasak dalam santan. Masakan ini yang memiliki ciri khas berwarna kuning karena pengaruh sari kunyit. Makanan ini dianggap sebagai bentuk lain dari kari, dan secara internasional sering disebut sebagai kari ala Indonesia. Menurut Prasetyo (2003), dewasa ini masyarakat menginginkan segala sesuatu yang serba cepat, mudah, dan praktis. Demikian pula dalam masalah makanan, masyarakat lebih menyukai yang dapat diolah dan disajikan dengan cepat dan mudah tetapi juga sesuai dengan selera mereka. Masakan Indonesia, seperti rawon, soto, rendang, dan lain-lain, umumnya rumit dan tidak dapat disajikan dengan cepat. Salah satu cara untuk menyajikannya dengan cepat dan mudah adalah dengan menggunakan bumbu siap pakai berbentuk pasta atau serbuk. Bumbu instan di pasaran ada beberapa macam diantaranya bumbu berbentuk pasta dan bumbu berbentuk serbuk, bumbu pasta masih mengandung kadar air yang

tinggi sedangkan bumbu serbuk adalah bumbu yang kadar airnya rendah karena adanya proses pengeringan dalam pembuatannya, sehingga bumbu serbuk umur simpannya lebih panjang bila dibandingkan dengan bumbu yang berbentuk pasta. Adanya produk bumbu gulai serbuk akan mempermudah masyarakat dalam pembuatan gulai sehari-hari, terutama pada waktu hari raya besar seperti idul fitri, idul adha, dan juga memperpanjang umur simpan dari bumbu gulai itu sendiri. Namun yang menjadi kendala dikalangan masyarakat adalah formula dari setiap bahan yang digunakan untuk membuat bumbu gulai berbeda-beda setiap orang. Untuk mendapatkan citarasa yang sesuai membutuhkan formula yang tepat dari berbagai jenis rempah yang digunakan. Gulai identik dengan adanya penambahan santan, penambahan santan yang sesuai dapat menambah citarasa dari bumbu gulai yang pas. Salah satu tujuan penggunaan metode foam-mat drying adalah untuk mempercepat proses pengeringan, karena pada metode pengeringan ini adanya penambahan bahan pembusa atau pembuih. Konsentrasi buih yang semakin banyak akan meningkatkan luas permukaan dan memberi struktur berpori pada bahan sehingga akan meningkatkan kecepatan pengeringan. Jenis-jenis pembusa diantaranya adalah putih telur (albumin), polysorbat 80, soda kue dan gliserin. Menurut Kumalaningsih dkk (2005), dengan adanya busa maka akan mampercepat proses penguapan air walaupun tanpa suhu yang terlalu tinggi, produk yang dikeringkan menggunakan busa pada suhu 50-80 O C dapat menghasilkan kadar air 2-3%. Bubuk dari hasil metode foam-mat drying mempunyai densitas atau kepadatan yang rendah (ringan) dan bersifat remah.

1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan uraian latar belakang di atas, masalah yang dapat diidentifikasi untuk penelitian yaitu: 1. Adakah pengaruh formula terhadap karakteristik bumbu gulai serbuk. 2. Adakah pengaruh perbandingan bumbu serbuk dengan santan serbuk terhadap karakteristik bumbu gulai serbuk. 3. Adakah pengaruh interaksi formula dan perbandingan bumbu serbuk dengan santan serbuk terhadap karakteristik bumbu gulai serbuk. 1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian Maksud dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh formula dan perbandingan bumbu serbuk dengan santan serbuk terhadap karakteristik bumbu gulai serbuk. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mempelajari formula dan perbandingan bumbu serbuk dengan santan serbuk dalam pembuatan bumbu gulai serbuk dengan menggunakan metode foam-mat drying, sehingga diperoleh karakteristik yang baik yang dapat di manfaatkan untuk bumbu masakan gulai. 1.4 Manfaat Penelitian Manfaat penelitian ini adalah untuk menyediakan bumbu instan serbuk untuk masakan gulai. Memberikan informasi kepada masyarakat luas mengenai pembuatan bumbu gulai serbuk, serta membuat formula dan perbandingan bumbu serbuk dengan santan serbuk bumbu gulai serbuk.

1.5 Kerangka Pemikiran Bumbu gulai serbuk adalah campuran dari beragam rempah-rempah dengan komposisi tertentu dan dapat langsung digunakan sebagai bumbu masak untuk masakan gulai. Bumbu gulai memiliki ciri khas yaitu terdapat pada bumbunya yang kaya akan berbagai macam rempah, setiap orang yang membuat bumbu gulai berbeda-beda dalam penggunaan rempah dan juga takaran setiap rempahnya, namun ada beberapa rempah yang umum di gunakan dalam pembuatan bumbu gulai diantaranya kunyit, ketumbar, lada lengkuas jahe, cabai merah, bawang merah, bawang putih, adas, pala, serai kayu manis dan jintan (Wikipedia, 2016). Menurut Ernawati, (2010), pembuatan bumbu gulai dibutuhkan bahan-bahan sebagai berikut : cabai merah (38 %), bawang merah (15,2 %), bawang putih (18,2 %), lengkuas (3 %), jahe (3,5 %), kunyit (7,6 %), ketumbar (0,80 %), jintan (0,80 %), asam kandis (7,60 %), cengkih (0,25 %), kayu manis (0,5 %), daun salam (0,80 %), kapulaga (0,25 %), serai (2,5 %), garam (7,60%) dan daun jeruk (1, %). Menurut Alawiah, (2010), pembuatan bumbu gulai dibutuhkan bahan-bahan sebagai berikut : cabai merah (40 %), bawang merah (16 %), bawang putih (15,5 %), jahe (3,5 %), kunyit (7,5 %), lengkuas (3,4 %), cengkih (2,2 %), pala (2,2 %), kapulaga (2,2 %), dan garam (7,5 %). Menurut Ernawati, (2010), dalam pembuatan bumbu gulai membutuhkan penambahan santan serbuk sebanyak 55,86 %. Menurut Yasa Boga, (2010), dalam pembuatan bumbu gulai membutuhkan penambahan santan sebanyak 50,96 %.

Menurut Alawiah, (2010), dalam pembuatan bumbu gulai membutuhkan penambahan santan sebanyak 45,69 %. Metode pengeringan busa memiliki kelebihan dari pada metode pengeringan lain karena relatif sederhana dan prosesnya tidak mahal. Selain itu foam mat drying dapat memperluas permukaan, menurunkan tegangan permukaan, meningkatkan rongga, mengembangkan bahan, mempercepat penguapan air, dan biasanya suhu yang digunakan relatif rendah sehingga warna, aroma dan komponen gizi produk dapat dipertahankan (Karim dan Wai, 1999). Pada metode foam-mat drying hal yang sangat berpengaruh adalah penambahan bahan pembusa untuk mempercepat pengeringan, menurunkan kadar air dan mengahasilkan produk serbuk yang remah. Menurut Kumalaningsih dkk, (2005), dengan adanya busa maka akan mempercepat proses penguapan air walaupun tanpa suhu yang terlalu tinggi, produk yang dikeringkan menggunakan busa pada suhu 50-80 O C dapat menghasilkan kadar air 2-3%. Salah satu kesulitan yang telah dilaporkan dalam proses ini adalaha kurangnya kestabilan busa selama proses pemanasan. Jika busa tidak stabil terjadi kerusakan seluler yang menyebabkan kerusakan selama pengeringan. Menurut Isnaeni, dkk (2016), dalam pembuatan bubuk nanas dengan menggunakan metode foam-mat drying, berdasarkan respon organoleptik sampel terpilih pada pembuatan serbuk nanas adalah (jenis penstabil maltodekstrin dan albumin 10%).

Wilujeng (2010), pada pembuatan inulin bubuk dari umbi gembili (Dioscorea esculenta) dengan menggunakan metode foam-mat drying perlakuan terbaik yaitu dengan menggunakan putih telur 6%. Menurut Haryanto (2016), pada pembuatan bubuk instant ekstrak kulit manggis dengan metode foam-mat drying, konsentrasi terbaik sebagai foam agent yang menghasilkan bubuk instant kulit manggis terbaik diperoleh pada perlakuan putih telur 15%. Menurut Zubaedah, dkk (2003), pada pembuatan yoghurt dengan metode foammat drying penambahan busa putih telur sebagai foaming agent yang terbaik adalah dengan konsentrasi 15%. 1.6 Hipotesis Berdasarkan kerangka pemikiran diatas, maka dapat diperoleh hipotesis yaitu: 1. Diduga formula berpengaruh terhadap karakteristik bumbu gulai serbuk. 2. Diduga perbandingan bumbu serbuk dengan santan serbuk berpengaruh terhadap karakteristik bumbu gulai serbuk. 3. Diduga Interaksi formula dan perbandingan bumbu serbuk dengan santan serbuk berpengaruh terhadap karakteristik bumbu gulai serbuk. 1.7 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan september 2016 sampai selesai, bertempat di Laboratorium Penelitian Jurusan Teknologi Pangan, Fakultas Teknik, Universitas Pasundan Bandung, Jl Setiabudhi No 193.