Tuturan Simpati Bahasa Jepang dalam Drama Gokusen 3.



dokumen-dokumen yang mirip
Bab 5. Ringkasan. Bahasa yang digunakan untuk melakukan interaksi tersebut, tidak hanya. yang harmonis dan hubungan interkasi yang lancar.

BAB I PENDAHULUAN. penyampaian informasi baik secara lisan maupun tertulis.

BAB I PENDAHULUAN. langsung antar penutur dan mitratutur. Penutur dan mitra tutur berintraksi

BAB I PENDAHULUAN. bahasa disebut sebagai alat komunikasi terpenting manusia. yang harus ada dalam proses komunikasi, yaitu: (1) pihak yang

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk sosial, yaitu makhluk yang tidak dapat hidup

TINJAUAN PRAGMATIK TINDAK TUTUR ILOKUSI PADA WACANA OPERA VAN JAVA DI TRANS 7

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG KEIGO

BAB I PENDAHULUAN. dengan lainnya, hubungan tersebut terjalin karena adanya komunikasi.

Bab 1. Pendahuluan. Dalam kehidupan sehari-hari, seperti halnya air dan udara yang menjadi salah satu

BAB I PENDAHULUAN. dengan orang lain. Mereka saling berinteraksi dengan orang di sekitarnya maupun

BAB I PENDAHULUAN. digunakan untuk menyampaikan ide, gagasan, ataupun alat pendapat. Alat

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan, mulai dari sarana untuk menyampaikan informasi, memberi perintah, meminta

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan sesuai dengan norma norma dan nilai nilai sosial dan saling

BAB I PENDAHULUAN. semakin beragam dan kreatif. Keanekaragaman penggunaan bahasa di masyarakat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Bab 1. Pendahuluan. Bahasa merupakan alat dalam berkomunikasi. Berbagai macam definisi mengenai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sehari-hari karena dengan bahasa kita dapat menyampaikan suatu ide, pikiran,

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa merupakan media komunikasi yang digunakan oleh manusia untuk mengerti

BAB I PENDAHULUAN. terbantu oleh situasi tutur. Searle (dalam Wijana dan Rohmadi, 2009: 20)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Debat adalah perbincangan antara beberapa orang yang. membahas suatu masalah dan masing-masing mengemukakan

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi, dan mengidentifikasi diri (Kridalaksana dalam Chaer, 2003:

I. PENDAHULUAN. juga dapat menyampaikan pikiran, perasaan kepada orang lain. demikian, bahasa juga mempunyai fungsi sebagai alat kekuasaan.

BAB II KAJIAN TEORI. Fraser dalam Irawan (2010:7) mendefinisikan kesopanan adalah property

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dilakukan secara lisan maupun tertulis. Melalui bahasa, manusia berinteraksi

BAB I PENDAHULUAN. Linguistik memiliki tataran tertinggi yang lebih luas cakupannya dari

BAB I PENDAHULUAN. pertimbangan akal budi, tidak berdasarkan insting. dan sopan-santun non verbal. Sopan-santun verbal adalah sopan santun

REALISASI TINDAK TUTUR DIREKTIF MEMINTA DALAM INTERAKSI ANAK GURU DI TK PERTIWI 4 SIDOHARJO NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Komunikasi berfungsi sebagai hubungan antara seseorang dengan orang lain untuk mengetahui hal yang terjadi.

BAB I PENDAHULUAN. dikembangkan melalui bahasa. Di dunia terdapat bermacam-macam bahasa

BAB I PENDAHULUAN. Tindak tutur terdapat dalam komunikasi bahasa. Tindak tutur merupakan

BAB I PENDAHULUAN. situasi tutur. Hal ini sejalan dengan pendapat Yule (2006: 82) yang. menyatakan bahwa tindak tutur adalah tindakan-tindakan yang

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bermasyarakat manusia tidak lagi sebagai individu, tetapi sebagai

BAB I PENDAHULUAN. ucap yang bersifat arbiter dan konvensional, yang dipakai sebagai alat komunikasi

berkomunikasi. Dengan bahasa, manusia dapat memenuhi hasratnya sebagai makhluk sosial dalam upaya berinteraksi dengan orang lain.

TINDAK TUTUR EKSPRESIF DALAM SLOGAN DI WILAYAH KOTA SURAKARTA. Naskah Publikasi

2015 PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA KOMIK PADA PEMBELAJARAN (KEIGO

I. PENDAHULUAN. Komunikasi merupakan kebutuhan mendasar bagi manusia. Sebagai makhluk. konvensi (kesepakatan) dari masyarakat pemakai bahasa tersebut.

BAB I iii PENDAHULUAN. pada makhluk lainnya dimuka bumi ini. Semua orang menyadari betapa pentingnya

ANALISIS BENTUK TINDAK TUTUR PADA NOVEL REMBULAN TENGGELAM DI WAJAHMU KARYA TERE-LIYE. Naskah Publikasi

BAB II KERANGKA TEORI. ini, yang berkaitan dengan: (1) pengertian pragmatik; (2) tindak tutur; (3) klasifikasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pragmatik memiliki lima bidang kajian salah satunya deiksis. berarti penunjukan atau hal petunjuk dalam sebuah wacana atau tuturan.

Bab 1. Pendahuluan. digunakan dalam berkomunikasi pada saat bersosialisasi dengan orang lain sehingga

BAB I PENDAHULUAN. interaksi dan kerjasama dalam kehidupan sehari-hari. Dengan berinteraksi,

ANALISIS TINDAK TUTUR DIREKTIF DAN EKSPRESIF PADA WACANA PIDATO PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA SUSILO BAMBANG YUDHOYONO MASA JABATAN SKRIPSI

REALISASI KESANTUNAN BERBAHASA PADA PERCAKAPAN SISWA KELAS IX SMP NEGERI 3 GEYER

Bab 1. Pendahuluan. Manusia sebagai makhluk hidup sangat memerlukan komunikasi. Menurut Trenholm

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah sistem lambang bunyi ujaran yang digunakan untuk

terima kasih. Tuturan tiga mengandung maksud, penutur mngucapkan terima kasihnya kepada lawa tutur. Sebab, lawan tutur telah melakukan suatu hal yang

BAB I PENDAHULUAN. Adverbia yang menirukan bunyi atau suara disebut giseigo, sedangkan adverbia yang

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan sebuah alat komunikasi. Alat komunikasi tersebut digunakan

BAB I PENDAHULUAN. Manusia dilahirkan di dalam dunia sosial yang harus bergaul dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa sangat berperan penting dalam kehidupan manusia. Bahasa berfungsi

BAB I PENDAHULUAN. Tindak tutur merupakan gejala individual, bersifat psikologis dan

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa berkembang terus sesuai dengan perkembangan pemikiran

2015 ANALISIS KONTRASTIF TINDAK TUTUR UCAPAN SELAMAT DALAM BAHASA JEPANG DAN BAHASA INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. bahasa pria (danseigo) dan ragam bahasa wanita (joseigo). Sudjianto dan Dahidi

BAB I PENDAHULUAN. bahasa tulis salah satu fungsinya adalah untuk berkomunikasi. Bahasa tulis dapat

KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN SILABUS

BAB 5 RINGKASAN. memanggil atau menyebut lawan bicara yang sudah kita kenal ataupun yang belum kita

BAB I PENDAHULUAN. pikirannya. Baik diungkapkan dalam bentuk bahasa lisan maupun bahasa. informasi, gagasan, ide, pesan, maupun berita.

BAB III METODE PENELITIAN. Bagian ini menjelaskan langkah-langkah yang berkaitan dengan jenis

BAB I PENDAHULUAN. Kata kebudayaan berasal dari kata Sansakerta budhayah, yaitu bentuk jamak

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) : Greeting, leave taking, apologizing, thanking. Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar

I. PENDAHULUAN. Bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan manusia, karena bahasa

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Aktivitas komunikasi tidak lepas dari kehidupan manusia sehari-hari.

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. masyarakat sehari-hari. Masyarakat menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Tindak tutur adalah bagian dari pragmatik yang digagasi oleh Austin

BAB I PENDAHULUAN. mengekspresikan tulisanya baik lisan maupun tulisan dengan memanfaatkan

BAB 1 PENDAHULUAN. kehidupan manusia, karena melalui bahasa manusia dapat saling berhubungan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) : Teks Interpersonal Menyapa dan Berpamitan

BAB I PENDAHULUAN. kesehariannya manusia saling membutuhkan interaksi dengan sesama untuk

BAB I PENDAHULUAN. yang menunjukkan kesantunan antara lain adalah deiksis sosial.

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan bagian dari budaya yang hidup. Ia lahir dari suatu

TINDAK TUTUR DALAM BERCERITA SISWA KELAS X SMA NEGERI 2 CIAMIS

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Berbahasa adalah aktivitas sosial. Seperti halnya aktivitas-aktivitas sosial

BAB I PENDAHULUAN. digunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung. Penggunaan bahasa

BAB I PENDAHULUAN. dengan kegiatan yang menjadi konteks dan tempat tuturan itu tejadi.

AHMAD KHOIRUL ANWAR NIM A

BAB I PENDAHULUAN. interaksi antarpesona dan memelihara hubungan sosial. Tujuan percakapan bukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP DAN KERANGKA TEORI

PROGRAM SEMESTER. Mata Pelajaran : Bahasa Inggris Satuan Pendidikan : SMA / MA Kelas /Semester : X / 1. Nama Guru :... NIP/NIK :... Sekolah :...

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Semarang merupakan pusat pemerintahan dan pusat ekonomi. Semarang telah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pada dasarnya manusia tidak dapat hidup sendiri di dunia ini, manusia

BAB I PENDAHULUAN. tuturanlisan adalah media elektronik, seperti televisi dan radio. Adapun, untuk

BAB III METODE PENELITIAN

SMP kelas 8 - BAHASA INGGRIS CHAPTER 4Latihan Soal 4.1. Since the first publishing 3 weeks ago, there have been over 500 copies sold.

BAB I PENDAHULUAN. bentuk ujaran atau tuturan. Tuturan-tuturan yang digunakan tersebut biasanya

BAB I PENDAHULUAN. hubungan-hubungan antara bahasa dan konteksnya yang tergramatikalisasi atau

BAB I PENDAHULUAN. Linguistik sebagai ilmu kajian bahasa memiliki beberapa cabang yaitu

TINDAK TUTUR PERLOKUSI PADA PERCAKAPAN PARA TOKOH OPERA VAN JAVA DI TRANS7. Naskah Publikasi Ilmiah

BAB I PENDAHULUAN. sikap terhadap apa yang dituturkannya. kegiatan di dalam masyarakat. Bahasa tidak hanya dipandang sebagai gejala

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sarana bagi manusia untuk dapat berkomunikasi dan

BAB 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang

Transkripsi:

Tuturan Simpati Bahasa Jepang dalam Drama Gokusen 3. Oleh : Indah Stefani NIM : C12.2008.00208 Universitas Dian Nuswantoro PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Di dalam berhubungan dengan orang-orang, manusia tidak lepas dari sikap peduli kepada orang lain. Sikap peduli itu dapat berkembang menjadi rasa simpati kepada orang lain. Simpati adalah perasaan tertariknya orang yang satu terhadap yang lain (Gerungan, 1991:69). Simpati muncul tidak berdasarkan logika rasional tetapi berdasarkan penilaian perasaan. Smith dalam Maurice (2011:58) menyatakan, So sympathy includes pity, benevolent concern, emotional contagion and projective imagining. Dalam dorama Gokusen 3, banyak terdapat sikap dan rasa simpati yang ditunjukkan oleh guru yang bernama Yamaguchi Kumiko kepada para siswanya yang berada di kelas 3D, baik dengan tuturan ataupun tindakan. Dalam skripsi ini, penulis menekankan pada makna kontekstual ungkapan simpati dalam Drama Gokusen 3, berdasarkan kategori simpati, pola dan bahasa hormatnya. Berdasarkan latar belakang tersebut maka penulis tertarik untuk mengangkat

masalah tersebut dengan judul Tuturan Simpati Bahasa Jepang dalam Drama Gokusen 3. 1.2 PERUMUSAN MASALAH Bagaimanakah makna kontekstual ungkapan simpati dalam Drama Gokusen 3, berdasarkan kategori simpati, pola dan bahasa hormatnya. 1.3 TUJUAN PENELITIAN Untuk mendeskripsikan makna kontekstual ungkapan simpati dalam Drama Gokusen 3, berdasarkan kategori simpati, pola dan bahasa hormatnya. 1.4 RUANG LINGKUP PENELITIAN - Faktor yang menyebabkan terjadinya tuturan simpati sesuai konteks yang ada. - Penggolongan kategori simpati, dan alasan masuk ke dalam kategori tersebut. - Pola tuturan simpati yang terbentuk sesuai dengan konteks yang ada. - Ragam bahasa hormat yang dipakai penutur simpati kepada mitratut

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 SIMPATI 2.1.1 Definisi Simpati Kata simpati berasal dari kata bahasa Yunani yaitu sympatheia yang berarti mempunyai perasaan yang sama. Simpati adalah sikap menaruh perhatian, ikut merasakan dan memberi dukungan emosional kepada orang yang sedang menderita. (Khairul, 2006:8). 2.1.2 Simpati Menurut Smith Smith dalam Maurice (2011:58) menyatakan, So sympathy includes pity, benevolent concern, emotional contagion and projective imagining. Terjemahan : Jadi simpati meliputi rasa kasihan, peduli dengan memberi sesuatu yang baik, penularan emosi, dan membayangkan dengan proyektif. 2.1.3 Contoh Ungkapan Simpati a. Simpati yang menunjukkan rasa ikut bersedih : 1. Atma : Hello Suresh. How do you do? you don t seem to be well. Hei Suresh. Apa kabar? kau sepertinya belum baikan. Suresh Atma : Yes, Atma. Iam really much depressed. Ya, Atma. Aku despresi berat. : Iam sorry to hear it. Aku turut sedih atas itu. (Sadasiva,2006:41) b. Simpati yang menunjukkan rasa ikut bahagia : 1. Son : Didn t you listen to the evening news daddy? I have been included in the University team to tour England this summer.

Anak Apa kau mendengar ke berita siang ini yah? Aku sudah masuk di tim universitas ke inggris tur musim panas ini. Daddy Ayah : It is great news. Congratulations. : Itu berita besar. Selamat. (Sadasiva,2006:41) 2.2 DEFINISI PRAGMATIK Wijana (1996 : 2) menyebutkan bahwa pragmatik adalah cabang ilmu bahasa yang mempelajari struktur bahasa secara eksternal, yakni bagaimana satuan kebahasaan digunakan dalam komunikasi. Jadi makna yang dikaji pragmatik adalah makna yang terikat konteks atau dengan kata lain mengkaji maksud penutur. Konteks Alwi et al. dalam Rustono (1999:20) memaparkan bahwa konteks terdiri atas unsur-unsur seperti situasi, pembicara, pendengar, waktu, tempat, adegan, topik, peristiwa, bentuk amanat, kode, dan sarana. 2.2.2 Situasi tutur Situasi tutur adalah situasi yang melahirkan tuturan. Di dalam komunikasi, tidak ada tuturan tanpa situasi tutur. Penyataan ini sejalan dengan pandangan bahwa tuturan merupakan akibat, sedangkan situasi tutur merupakan sebabnya. 2.3 RAGAM BAHASA HORMAT BAHASA JEPANG (KEIGO) Horikawa dan Hayashi dalam Suherman (2005:1) menyatakan bagi orang Jepang sangat penting mengetahui bagaimana menentukan perbedaan status sosial dan keakraban dalam penggunaan keigo. 2.3.1 Jenis Keigo 2.3.1.1 尊 敬 語 (Sonkeigo)

Menurut Bunkachou dalam Sudjianto (1996:126), Sonkeigo adalah bahasa hormat yang dipergunakan untuk menyatakan rasa hormat pembicara dengan cara menaikkan derajat orang yang menjadi pokok pembicaraan. 2.3.1.2 謙 譲 語 (Kenjougo) Hata dalam Sudjianto (1996:132) menyebutkan bahwa Kenjougo adalah salah satu ragam bahasa hormat dimana penutur merendahkan diri kepada mitratutur. Tingkat tutur ini dipakai untuk merendahkan penutur bila berhadapan dengan mitra tutur dan atau sedang membicarakan orang yang dibicarakan. 2.3.1.3 丁 寧 語 (Teineigo) Teineigo merupakan tingkat tutur yang dipakai untuk memperhalus tuturan yang ditunjukan kepada mitra tutur (orang yang sederajat ataupun orang yang belum akrab dengan penutur). 2.3.1.4 Futsuukei atau Jootai (bentuk biasa) Bentuk biasa tersebut biasa dipakai dalam ragam lisan di antara teman atau dengan bawahan dalam suasana akrab. Jootai ditentukan oleh bentuk akhir kalimat (Sudjianto dan Dahidi, 2004:197).

METODE PENELITIAN 3.1 ANCANGAN PENELITIAN Penelitian ini menggunakan paradigma kualitatif untuk melihat bagaimana orang Jepang mengungkapkan simpati. Ancangan yang digunakan adalah pragmatik dengan memakai teori tentang konteks, situasi tutur, ilokusi ekspresif simpati dan teori tentang keigo. 3.2 SATUAN YANG DIUJI Data kajian yang dibutuhkan adalah ungkapan-ungkapan tuturan simpati bahasa Jepang yang terdapat pada sumber data yaitu drama Jepang yang berjudul Gokusen 3.

CONTOH ANALISIS 1. DATA 2 Omaera nante fubin na yatsura nanda. Kalian ini betapa kasihan sekali. - Kategori : Pity - Alasan : Penutur merasa kasihan kepada murid-muridnya yang mengalami kemalangan, yaitu sama sekali tidak mempunyai kesempatan kenangan yang indah tentang bunkamatsuri. - Ragam Hormat : futsuukei/jootai (bentuk biasa). - Pola : Ungkapan simpati (interjeksi) + (informasi tambahan) 2. DATA 7 Yamaguchi sensei goanshin kudasai, donna arasoi koto ga atte mo, Yamaguchi sensei no koto ha kono Baba ga omamori itashimasu. Yamaguchi sensei tenanglah, bahkan kalau ada sengketa seperti apapun, Baba akan melindungi Yamaguchi. - Kategori : Benevolent Concern - Alasan : Penutur sangat peduli dengan apa yang dialami mitratutur dan ingin memberikan sesuatu yang baik berupa janji yaitu perlindungan dengan tujuan agar mitratutur tidak takut - Ragam Hormat : Sonkeigo, Kenjougo, dan Teineigo - Pola : Ungkapan simpati (saran) + (janji)

3. DATA 19 Omedetou! Selamat! - Kategori : Emotional Contagion - Alasan : Penutur merasa ikut bahagia dengan mitratutur yang senang karena sedang mengandung. Terlebih suami mitratutur adalah mantan murid penutur - Ragam Hormat : futsuukei/jootai (bentuk biasa) - Pola : Ungkapan simpati (ungkapan selamat) 4. Data 22 Koko de omaera ga tee dashitara, koitsura to onaji reberu ni narundazo! Kalau disini kalian ikut campur, kalian jadi sama levelnya dengan orangorang ini! - Kategori : Projective Imagining - Alasan : Penutur berusaha melindungi murid-muridnya dengan membayangkan dan memperkirakan efek atau akibat negatif yang akan terjadi pada mitratutur, apabila mereka ikut campur dalam perkelahian itu. Dengan membayangkan akibat yang akan terjadi tersebut, Yamaguchi sudah berusaha memperingatkan bagi murid-muridnya agar tidak bertindak sembarangan. - Ragam Hormat : futsuukei/jootai (bentuk biasa) - Pola : Ungkapan simpati (pengandaian) + (akibat)

KESIMPULAN Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan pada data yang terdapat dalam drama Jepang berjudul Gokusen 3, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa simpati adalah suatu proses kejiwaan di mana muncul sikap seseorang tertarik kepada orang lain, sehingga ikut merasakan apa yang dialami orang lain dan muncul hasrat untuk memberi perhatian, memberi dukungan emosional kepada orang yang sedang menderita, dapat membayangkan kesedihan mereka, kemarahan atau apapun, tetapi juga memahami tujuan yang lain sebagai alasan untuk menghasilkan perasaan dan tindakan. Berikut adalah hasil dari analisis yang berupa pola ungkapan simpati dalam drama Gokusen 3 : 1. Saran + (sebab / sebab akibat / pertanyaan / saran / janji / akibat) Seperti pada data 1, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, dan 15 2. Interjeksi + ( informasi tambahan ) Seperti pada data 2 3. Permintaan maaf + (pertanyaan ) Seperti pada data 3 dan 14 4. Sebab akibat + ( permintaan maaf / saran ) Seperti pada data 4, 23 dan 24 5. Pertanyaan + (pujian) Seperti pada data 13 dan 16 6. Sebab + ( saran / ungkapan syukur / pertanyaan) Seperti pada data 17, 19 dan 25 7. Perhatian Seperti pada data 18 8. Ungkapan selamat Seperti pada data 20

9. Persetujuan Seperti pada data 21 10. Pujian + (sebab) Seperti pada data 22 Secara umum ungkapan simpati yang diucapkan pada sumber data banyak menggunakan bahasa biasa yaitu futsuukei/jootai, karena sebagian besar tuturan diucapkan oleh penutur dan mitratutur yang mempunyai hubungan dekat dan akrab, sehingga tidak menggunakan bahasa hormat. Dari 25 data terdapat 13 data yang menggunakan futsuukei. Situasi yang terjadi saat menggunakan futsuukei sebagian besar adalah situasi yang tidak formal. Pada data ditemukan masing-masing kategori simpati yaitu 5 kategori pity, 13 kategori benevolent concern, 4 kategori emotional contagion, 3 kategori projective imagining. Demikian kesimpulan penelitian tentang makna ungkapan simpati dalam Drama Gokusen 3 ini. Penulis berharap agar peneliti selanjutnya bisa mengembangkan makna dari ungkapan simpati lebih dalam lagi, sehingga dapat lebih berguna bagi peneliti yang akan meneliti tentang ungkapan simpati. Terimakasih.