BAB II TINJAUAN PUSTAKA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada laporan keuangan PT.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk membiayai aktivitas perusahaan sehari-hari misalnya untuk membeli bahan

TINJAUAN PUSTAKA. Koperasi (cooperative) bersumber dari kata co-operation yang artinya

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Seiring bertambah dewasanya perusahaan, mereka harus dapat

ANALISIS RASIO KEUANGAN SEBAGAI ALAT UKUR KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN PADA PT. MANDOM INDONESIA TBK.

BAB I PENDAHULUAN. Industry) dan produk yang dihasilkan pun bermacam-macam dengan semakin

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Analisis Laporan Keuangan Untuk Menilai Kinerja Keuangan Perusahaan Pada PT. Hanjaya Mandala Sampoerna, Tbk

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. serta kondisi keuangan perusahaan. Melalui laporan keuangan perusahaan dapat

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Penilaian kinerja adalah pendeskripsian nilai secara periodik dari efektivitas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. membayar upah buruh dan gaji pegawai serta biaya-biaya lainnya.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TELAAH PUSTAKA Pengertian Kinerja Keuangan Perusahaan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis terhadap laporan keuangan PT. Astra Agro

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan bertujuan untuk mencari profitabilitas. Profitabilitas

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. dagang bertujuan untuk mencari laba, agar kelangsungan hidup dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan dunia usaha saat ini semakin pesat, menimbulkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT. TOKO GUNUNG AGUNG, Tbk TAHUN

ANALISIS KINERJA KEUANGAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. seorang penganalisis untuk mengevaluasi tingkat earning dalam hubungannya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Munawir (2010:2) yang dimaksud Laporan Keuangan yaitu :

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III METODE PENELITIAN. Analisis ini digunakan untuk mengetahui seberapa besar tingkat efisiensi dari

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. aktivitas perekonomian menjadi meningkat karena pasar modal menjalankan dua

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. defenisi dari modal kerja, kas, piutang dan persediaan.

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Modal Kerja. dan biaya-biaya lainnya, setiap perusahaan perlu menyediakan modal

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Penggabungan usaha (business combination) adalah pernyataan dua atau lebih

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. memiliki banyak kebutuhan, terutama yang berkaitan dengan dana. Dana

III. METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Sawir (2005:129), modal kerja adalah keseluruhan aktiva lancar

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Pelaksanaan Analisis Laporan Keuangan pada PT. Pupuk Kalimantan

ANALISIS KINERJA LAPORAN KEUANGAN PT. INDOFOOD SUKSES MAKMUR, TBK. CATUR PUTRI LUTPIANDARI Reni Diah Kusumawati, SE.

BAB I PENDAHULUAN. dan menuntut perusahaan untuk meningkatkan kinerja keuangannya, yang

Analisis Laporan Keuangan Untuk Menilai Kinerja Perusahaan Pada Pt. Holcim Indonesia Tbk

BAB III METODE PENELITIAN. Definisi operasional merupakan petunjuk atau gambaran tentang bagaimana suatu

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. saran yang sesuai dengan penelitian analisis data yang telah dilakukan.

BAB II LANDASAN TEORITIS. dalamnya kas, sekuritas, piutang, persedian, dan dan dalam beberapa

II. LANDASAN TEORI. Istilah kinerja seringkali dikaitkan dengan kondisi keuangan perusahaan. Kinerja merupakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. LANDASAN TEORI. dengan menggunakan aktiva lancar yang tersedia. Menurut Brigham dan Houston,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

Bisma, Vol 1, No. 7, Nopember 2016 RASIO KEUANGAN UNTUK EVALUASI KENERJA KEUANGAN PADA CREDIT UNION KELING KUMANG

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. terlebih dahulu apa itu kinerja. Istilah kinerja kerap dihubungkan dengan kondisi

Analisis Likuiditas, Solvabilitas, Rentabilitas, dan Aktivitas pada PT. Kimia Farma (Persero), Tbk

TINJAUAN PUSTAKA. Likuiditas merupakan suatu indikator yang mengukur kemampuan perusahaan

Shantylana Butar-butar

BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. tentang pengaruh kinerja keuangan terhadap harga saham.

Manajemen Keuangan. Memahami Kondisi dan Kinerja Keuangan Perusahaan. Basharat Ahmad. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis

BAB I PENDAHULUAN. keuangan perusahaan. ROA merupakan salah satu indikator untuk mengukur

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan pemohon kredit (Firdaus 2009:184). Pengambilan keputusan

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi di Indonesia adalah pasar modal. Pasar modal efektif

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Tidak dapat dipungkiri lagi bahwa saat ini sistem perekonomian

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT. XL Axiata Tbk DENGAN MENGGUNAKAN ANALISA RASIO LIKUIDITAS, SOLVABILITAS DAN PROFITABILITAS (Periode )

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

NUR AZIZ MANAJEMEN EKONOMI 2015 ANALISIS KINERJA KEUANGAN DENGAN PENDEKATAN LIQUIDITAS, SOLVABILITAS, RENTABILITAS PADA PT.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pelaksanaan keuangan secara baik dan benar. (Irham Fahmi, 2011 : 239)

BAB V PENUTUP. Ace Hardware Indonesia Tbk adalah sebagai berikut: 1. Rasio likuiditas PT Ace Hardware Indonesia Tbk bila dilihat dari current

BAB I PENDAHULUAN. lurus dengan risiko yang diperoleh. Return setiap jenis asset akan dijadikan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. yang jumlahnya relatif lebih banyak. Tetapi jika dipandang dari sisi manajernen,

I. PENDAHULUAN. Setiap perusahaan memiliki tujuan untuk mencari profitabilitas. Profitabilitas

BAB II LANDASAN TEORI

Bab II. Tinjauan Pustaka

Nama : Martha Romadoni NPM : Kelas : 3EA13

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Hasil akhir dari proses pencatatan keuangan adalah laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan cerminan dari prestasi manajemen pada satu periode

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Laporan keuangan adalah media yang dapat dipakai untuk meneliti kondisi kesehatan

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN. dan dapat dipercaya untuk menilai kinerja perusahaan dan hasil dari suatu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan jumlah yang lain, dan dengan menggunakan alat analisis berupa rasio akan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada umumnya tujuan dari perusahaan adalah untuk mendapatkan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dapat pula dimaksudkan sebagai dana yang tersedia untuk membiayai kegiatan

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PADA PT KIMIA FARMA (PERSERO) TBK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan selalu membutuhkan dana untuk menunjang kelancaran kegiatan

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Koperasi Koperasi berkenaan dengan manusia sebagai individu dan dengan kehidupannya dalam masyarakat. Manusia tidak dapat melakukan kerja secara sendiri, namun memerlukan orang lain dalam suatu kerangka kerja sosial (society community). Dengan demikian, koperasi merupakan badan usaha yang beranggotakan orang-orang atau badan hukum dengan melandaskan kegiatannya pada prinsip-prinsip kekeluargaan (Sitio dan Halomoan, 2001). Moh. Hatta, Bapak Koperasi Indonesia (Sitio dan Halomoan, 2001) koperasi merupakan usaha bersama untuk memperbaiki nasib penghidupan ekonomi berdasarkan tolong-menolong dan semangat tolong-menolong tersebut yang didorong oleh keinginan untuk memberikan jasa kepada kawan berdasarkan azas sama-sama senang. Fungsi koperasi pada umumnya adalah fungsi sosial, fungsi ekonomi, fungsi politik dan fungsi etika. Prinsip koperasi adalah keanggotaan bersifat sukarela, pengelolaan dilakukan secara demokratis, pembagian SHU dilakukan secara adil dan sebanding dengan besarnya jasa usaha masing-masing anggota, pemberian balas jasa yang terbatas terhadap besar modal serta kemandirian. Koperasi memiliki tiga kelengkapan, diantaranya rapat anggota, pengurus, dan pengawas. 24

Koperasi yang sehat adalah koperasi memiliki banyak anggota potensial dan melakukan berbagai kegiatan produktif lainnya. Jika koperasi sehat telah terpenuhi, maka asset dari koperasi tersebut juga secara otomatis akan meningkat. Pola kinerja keuangan dapat diukur berdasarkan hal tersebut, yakni jika pertumbuhannya menunjukkan gejala yang baik maka kesejahteraan anggotanya dapat diwujudkan. Hal ini tentunya dapat memberikan kontribusi positif bagi kondisi perekonomian nasional. 2.1.2 Pertumbuhan Koperasi Koperasi merupakan badan yang terdiri dari beberapa orang yang berkumpul dan menggabungkan diri untuk menjalankan usaha bersama guna tercapainya kesejahteraan anggotanya yang berdasarkan azas kekeluargaan (Sitio dan Halomoan, 2001). Pertumbuhan koperasi yang baik adalah koperasi yang mampu mempertahankan kinerja usaha yang baik dari waktu ke waktu serta dapat memberikan kesejahteraan bagi anggotanya secara berkesinambungan. Garoyan dan Mohn dalam Heneham (1999) menyatakan bahwa indikator utama pertumbuhan koperasi adalah jumlah karyawan, jumlah anggota, volume penjualan, asset, laba, dan return on investment (ROI). Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang dapat mempengaruhi pertumbuhan koperasi, adalah sebagai berikut : a. Semakin banyaknya anggota dan karyawan koperasi yang potensial. b. Semakin meningkatnya jumlah kegiatan koperasi yang produktif. c. Semakin meningkatnya asset dan laba yang dimiliki koperasi. d. Semakin meningkatnya kinerja keuangan koperasi yang positif. 25

e. Semakin meningkatnya kesejahteraan anggota koperasi. Pertumbuhan suatu koperasi berdasarkan faktor-faktor tersebut dapat dianalisis dengan menggunakan Rasio Selisih Jumlah Anggota (RSJA). 2.1.3 Kinerja Keuangan Kinerja merupakan pencapaian atas apa yang direncanakan, baik oleh pribadi maupun organisasi dan kinerja keuangan adalah suatu ukuran kinerja yang menggunakan indikator keuangan (Hamzah, 2007). Halim dalam Hamzah (2007) menyatakan bahwa analisis kinerja keuangan adalah usaha mengidentifikasi ciriciri keuangan berdasarkan laporan keuangan yang tersedia. Kesimpulannya adalah kinerja keuangan merupakan hasil atau prestasi yang dicapai perusahaan mengenai posisi keuangan perusahaan dan informasi dibutuhkan oleh pihak-pihak tertentu untuk membantu mereka dalam proses pengambilan keputusan. Mulyadi dalam Septiyani (2010), penilaian kinerja keuangan dimanfaatkan oleh manajemen untuk menentukan secara periodik efektivitas operasional suatu organisasi, bagian organisasi dan karyawannya agar termotivasi secara maksimum berdasarkan sasaran, standar serta kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya, sehingga dapat membantu pihak manajemen dalam pengambilan keputusan yang bersangkutan dengan karyawan seperti promosi, transfer dan pemberhentian. Penilaian kinerja keuangan juga dapat membantu dalam mengidentifikasi kebutuhan pelatihan, pengembangan karyawan, menyediakan kriteria seleksi dan evaluasi program pelatihan karyawan serta menyediakan umpan balik bagi karyawan mengenai bagaimana atasan mereka menilai kinerja mereka. Oleh 26

karena itu, perusahaan dapat menilai karyawan dan menyediakan suatu dasar dalam pendistribusian penghargaan kepada karyawan yang berprestasi. Analisis rasio dapat digunakan dalam mengukur kinerja keuangan. Analisis rasio adalah suatu alat analisis yang menghubungkan atau membandingkan suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain, serta mengidentifikasi hubungan antara keduanya, misalnya dengan menghubungkan jumlah pada suatu pos tertentu dengan jumlah pada pos lain dalam neraca sehingga diperoleh perbandingan (rasio) yang dapat menggambarkan baik atau buruknya posisi keuangan perusahaan yang bersangkutan. Sama halnya dengan memperbandingkan total modal usaha dengan laba bersih dari usaha, akan diperoleh rasio yang menggambarkan tingkat kemampuan perusahaan untuk memperoleh keuntungan. Analisis rasio bertujuan untuk memperoleh informasi tentang kemampuan perusahaan baik dalam memenuhi kewajibannya maupun untuk memperoleh laba dan mempertahankan stabilitas usahanya. Secara garis besar, alur proses kerja dalam menilai analisis kinerja keuangan adalah sebagai berikut : Aktivitas-aktivitas perusahaan Laporan keuangan perusahaan Kinerja keuangan Gambar 2.1 Gambaran Umum Analisis Kinerja Keuangan Sumber : Sawir (2001) 27

Beberapa indikator yang digunakan sebagai faktor-faktor kinerja keuangan koperasi, adalah sebagai berikut : a. Rasio Likuiditas Istilah likuiditas dari kata liquid yang berarti lancar atau cair. Di dalam istilah ekonomi perusahaan, likuiditas dapat diartikan kelancaran gerak usaha sehingga dapat dengan segera memenuhi kewajibannya. Menurut Ismaya (2006) likuiditas merupakan kemampuan seseorang atau perusahaan untuk memenuhi kewajiban atau utang yang harus segera dibayar dengan harta lancarnya. Berdasarkan pendapat tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa pengertian secara umum dari likuiditas adalah kemampuan perusahaan untuk dapat memenuhi kewajiban yang akan jatuh tempo harus dapat dipenuhi tepat pada waktunya dengan menyediakan assets likuid. Sawir (2001), suatu perusahaan mempunyai likuiditas baik, apabila : a. Mampu memenuhi kewajiban jangka pendeknya tepat pada waktunya. b. Memelihara modal kerja yang cukup untuk operasi perusahaan yang normal. c. Mampu membayar utang dan bunga. d. Mampu memelihara tingkat kredit yang menguntungkan. Likuiditas suatu koperasi dalam penelitian ini dapat dianalisis dengan menggunakan rasio lancar (Current Ratio = CR). Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan untuk membayar tagihan tanpa tergantung kepada penjualan persediaannya. 28

b. Rasio Solvabilitas Solvabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk memenuhi semua kewajiban panjangnya (Subramanyam, 2013). Ismaya (2006) menyatakan bahwa solvabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan untuk membayar seluruh hutangnya (baik hutang jangka panjang mapun hutang jangka pendek) seandainya perusahaan tersebut harus dilikuidasi (dibubarkan) dengan menggunakan seluruh asset yang dimilikinya. Kemampuan operasional perusahaan dicerminkan dari asset-asset yang dimiliki oleh perusahaan. Apabila total aktiva yang dimiliki perusahaan lebih besar daripada total kewajibannya, posisi keuangan perusahaan/koperasi yang bersangkutan dalam keadaan solvable dan apabila total aktiva yang dimiliki perusahaan lebih kecil daripada total kewajiban, posisi keadaan keuangan perusahaan/koperasi yang bersangkutan dalam keadaan insolvable. Rasio solvabilitas koperasi pada penelitian ini dapat diukur dengan menggunakan rasio utang (Debt to Assets Ratio = DAR). c. Rasio Rentabilitas Rasio Rentabilitas disebut juga Rasio Profitabilitas. Kieso, dkk (2002), rasio profitabilitas (profitability ratio) merupakan alat untuk mengukur tingkat keberhasilan atau kegagalan suatu perusahaan/devisi tertentu selama suatu periode waktu. Rasio rentabilitas bertujuan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba selama periode tertentu dan mengukur tingkat efektifitas dari pihak manajemen dalam menjalankan operasi perusahaannya (Sawir, 2001). Rentabilitas dapat disimpulkan sebagai perbandingan antara aktiva dengan laba 29

dalam perusahaan guna mengukur apakah penggunaan aktiva telah efisien atau tidak. Rentabilitas koperasi dalam penelitian ini dapat dilakukan dengan menggunakan rasio pengembalian atas dasar asset (Return On Assets Ratio = ROA). 2.1.4 Modal Kerja Setiap perusahaan dalam menjalankan aktivitas atau operasinya sehari-hari selalu membutuhkan modal kerja (working capital). Modal kerja ini dapat digunakan untuk membayar upah buruh, gaji pegawai, membeli bahan mentah, membayar persekot dan pengeluaran-pengeluaran lainnya yang digunakan untuk membiayai kegiatan operasional perusahaan. Modal kerja adalah investasi dari suatu perusahaan/organisasi dalam aktiva jangka pendek atau lancar seperti kas, sekuritas, piutang, persediaan, dan biaya dibayar dimuka (Sawir, 2001). Ismaya (2006) menyatakan bahwa modal kerja merupakan suatu modal yang digunakan untuk kerja yang berasal dari selisih antara harta lancar dan utang lancar suatu perusahaan. Konsep-konsep yang terkandung dalam modal kerja adalah : a. Konsep Kuantitatif Modal kerja dalam konsep ini adalah keseluruhan dari pada pos aktiva linier. Konsep ini menitik beratkan pada quantity (jumlah) dana yang diperlukan untuk mencukupi kebutuhan perusahaan dalam membiayai operasionalnya yang bersifat rutin, atau menunjukkan jumlah dana yang tersedia untuk tujuan operasional jangka pendek. Modal kerja dalam pengertian ini sering disebut modal kerja bruto (gross working capital). 30

b. Konsep Kualitatif Konsep modal kerja ini dikaitkan dengan besarnya jumlah hutang lancar yang segera harus dibayar, sehingga modal kerja dianggap sebagai kelebihan aktiva lancar terhadap hutang jangka pendek atau sering disebut dengan modal kerja netto (net working capital). c. Konsep Fungsional Konsep ini menitik beratkan modal kerja pada fungsinya, yaitu menghasilkan laba dari usaha pokok perusahaan. Bagian yang terdiri dari dana yang diinvestasikan dalam produk yang terjual itu digolongkan sebagai modal kerja sedangkan keuntungannya digolongkan sebagai modal kerja potensial. Perubahan-perubahan dari unsur-unsur non akun lancar yang mempunyai efek memperbesar modal kerja disebut sebagai sumber-sumber modal kerja, seperti adanya kenaikan sektor modal, baik yang berasal dari laba maupun penambahan modal saham, pengurangan atau penurunan aktiva tetap karena penjualan aktiva tetap maupun proses depresiasi, serta penambahan hutang jangka panjang dalam bentuk obligasi dan hutang jangka panjang lainnya. Perubahanperubahan dari unsur-unsur non akun lancar yang mempunyai efek memperkecil modal kerja disebut sebagai penggunaan modal kerja seperti berkurangnya modal sendiri karena kerugian, pengambilan privasi oleh pemilik perusahaan, pembayaran utang-utang jangka panjang, dan penambahan atau pembelian aktiva tetap. Rasio yang digunakan untuk mengukur modal kerja dalam penelitian ini adalah rasio perputaran modal kerja (Working Capital Turnover Ratio = WCTR). 31

2.2. Review Penelitian Terdahulu Penelitian ini melakukan beberapa review dari penelitian terdahulu untuk dijadikan sebagai pedoman dalam melakukan penelitian. Penelitian Noor (2011) dengan judul : Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Keuangan Peruasahaan Telekomunikasi yang Go Public di Bursa Efek Indonesia meneliti rasio keuangan dan kinerja keuangan. Penelitian ini menemukan bahwa variabel current ratio, debt to equity ratio, debt ratio, total asset turnover, working capital turnover, dan net profit margin secara simultan mempengaruhi kinerja keuangan (return on investment) pada perusahaan telekomunikasi go public yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, namun secara parsial keempat variabel tersebut tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja keuangan perusahaan. Penelitian Yuniasih & Wirakusuma (2007) dengan judul penelitian : Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Nilai Perusahaan dengan Pengungkapan Corporate Social Responsibility dan Good Corporate Governance sebagai Variabel Pemoderasi meneliti mengenai faktor-faktor yang berpengaruh terhadap nilai perusahaan telah dilakukan. Penelitian ini menemukan bahwa kinerja keuangan berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan manufaktur yang terdapat di Bursa Efek Jakarta selama tahun 2005 2006. Pengungkapan CSR sebagai variabel pemoderasi terbukti berpengaruh positif secara statistis pada hubungan return on asset dan nilai perusahaan. Dengan kata lain CSRI merupakan variabel pemoderasi dalam kaitannya dengan hubungan return on asset dan nilai perusahaan, sedangkan kepemilikan manajerial bukan merupakan variabel pemoderasi. 32

Penelitian Septiyani (2010) dengan judul : Analisis Kinerja Keuangan pada Koperasi Karyawan Kantor Dinas Pertamanan dan Pemakaman Provinsi DKI Jakarta meneliti mengenai variabel current ratio, quick ratio, cash ratio, total debt to equity ratio, total debt to total assets dan rasio modal sendiri. Penelitian terhadap Koperasi Karyawan Kantor Dinas Pertamanan dan Pemakaman Provinsi DKI Jakarta menemukan bahwa rasio likuiditas koperasi dalam keadaan kurang baik karena terjadi penurunan, rasio solvabilitas koperasi dalam keadaan kurang baik karena terjadi peningkatan dari tahun ke tahun baik hutang maupun modal sendiri serta rasio rentabilitas koperasi dalam keadaan kurang baik karena terjadi naik turun dari tahun ketahun dan jumlah SHU lebih kecil daripada modal sendiri. Penelitian-penelitian yang sudah tertera di atas dapat disajikan dalam bentuk Tabel 2.1. 33

Tabel 2.1 Review Penelitian Terdahulu (Theorical Mapping) No. Nama / Tahun Penelitian Judul Penelitian 1. Noor / 2011 Analisis Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Keuangan Perusahaan Telekomunikasi yang Go Public di Bursa Efek Indonesia Variabel yang Digunakan Kinerja keuangan (Y) Current ratio (X 1 ) Debt to equity ratio (X 2 ) Debt ratio (X 3 ) Total asset turnover (X 4 ) Working capital turnover (X 5 ) Net profit margin (X 6 ) Hasil yang Diperoleh Variabel current ratio, debt to equity ratio, debt ratio, total asset turnover, working capital turnover, dan net profit margin secara simultan mempengaruhi kinerja keuangan (return on investment) dan tidak berpengaruh parsial. secara 2. Yuniasih & Wirakusuma / 2007 Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Nilai Perusahaan dengan Pengungkapan Corporate Social Responsibility dan Good Corporate Governance sebagai Variabel Pemoderasi Nilai perusahaan (Y) Kinerja keungan = ROA (X 1 ) Corporate Social Responsibility (X 2 ) Good Corporate Governance (X 3 ) Kinerja keuangan mempengaruhi nilai perusahaan dengan CSR sebagai pemoderasi dalam kaitannya dengan hubungan return on asset dan nilai perusahaan. sedangkan kepemilikan manajerial bukan merupakan variabel pemoderasi. 3. Septiyani / 2010 Analisis Kinerja Keuangan pada Koperasi Karyawan Kantor Dinas Pertamanan dan Pemakaman Propinsi DKI Jakarta Kinerja keuangan koperasi (Y) Likuiditas (X 1 ) Solvabilitas (X 2 ) Rentabilitas (X 3 ) Kinerja keuangan koperasi dengan pendekatan likuiditas, solvabilitas, dan rentabilitas pada koperasi tersebut masih dalam keadaan kurang baik. 34