BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Masalah Kondisi perusahaan-perusahaan di Indonesia saat ini dihadapkan pada persaingan yang sangat ketat. Hal ini dikarenakan banyaknya perusahaanperusahaan baru bermunculan, baik di bidang manufaktur ataupun jasa. Data statistik menunjukkan Jumlah Industri Pengolahan Besar dan Sedang, Jawa dan Luar Jawa, 2001-2005 adalah sebanyak 20.729 (Sumber : Badan Pusat Statistik). Sekarang ini persaingan tidak hanya berlaku antar perusahaan lokal saja, tetapi sudah berlangsung secara global. Hal ini seiring dengan mulai diberlakukannya pasar bebas yang diawali dengan pasar bebas antar negara ASEAN melalui AFTA (Asean Free Trade Area) yang kemudian akan disusul oleh pasar bebas diseluruh dunia melalui WTO (Word Trade Organitation), keadaan ini akan mengakibatkan masuknya barang barang dari luar negeri dengan bebas. Menurut Hutagalung, Saut P. Memang menuju perdagangan bebas ASEAN tahun 2013 nanti bea masuk impor justru akan lebih rendah lagi. Bahkan jika mengikuti kesepakatan Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) bea masuk bisa sampai dinolkan." (Sumber: Tribun Jabar) Kondisi dengan persaingan yang ketat baik di pasar lokal ataupun internasional, menuntut produsen diharuskan membuat produk yang berkualitas baik. Karena pada dasarnya konsumen menginginkan produk yang berkualitas baik, baik barang ataupun jasa. Hal itu dilakukan agar Produk bisa diterima oleh konsumen dan juga untuk mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan. Pada masa sebelum tahun 1980-an paradigma usaha di Indonesia adalah konsumen bergantung pada perusahaan, karena produk yang ada tidak beragam dengan jumlah perusahaan yang sedikit. Hal itu menyebabkan konsumen menerima apapun produk yang di tawarkan oleh produsen. Lain halnya dengan
sekarang, banyaknya produsen produk, produk yang beragam, serta bayaknya barang pengganti. Sehingga paradigma usaha di Indonesia pun berubah, produsen bergantung pada keinginan konsumen. Maka Perusahaan yang bisa memenuhi keinginan konsumenlah yang mampu untuk terus bertahan. Wahjudi Prakarsa (1994) menyatakan: Perubahan lingkungan usaha yang berlangsung sejak dasawarsa 1980-an telah membawa dampak yang sangat besar terhadap Perusahaan. Perubahan yang didorong oleh revolusi informasi dan komunikasi membuat para konsumen menjadi makin menuntut. Selanjutnya, perubahan ini telah mengubah fungsi obyektif perusahaan. Kelangsungan hidup perusahaan tidak lagi ditentukan oleh fungsi obyektif yang diarahkan pada peningkatan kesejahteraan pemilik atau pemegang saham, karena fungsi obyektif tersebut pada hakekatnya hanya merupakan akibat, bukan sebab, dari aktivitas penciptaan nilai tambah. Fungsi obyektif perusahaan kini diarahkan pada kepuasan pelanggan.(sumber : http://puslit.petra.ac.id/journals/accounting ) Pada setiap perusahaan terdapat kegiatan-kegiatan yang satu dengan yang lainnya saling berkaitan. Salah satu kegiatan itu adalah pengendalian dan Pengawasan kualitas. Kegiatan pengendalian dan pengawasan kualitas dalam perusahaan dianggap perlu, karena kegiatan ini berfungsi untuk menjaga bahan baku, mengawasi proses produksi serta produk jadi sesuai dengan standar kualitas yang sudah ditetapkan oleh perusahaan. Kegiatan pengendalian kualitas juga berfungsi untuk mengurangi tingkat kecacatan produk serta meningkatkan kualitas produk. Oleh karena itu diperlukan suatu metode dalam melakukan pengendalian kualitas. Salah satu metode untuk melakukan pengendalian kualitas secara statistik adalah Statistical Quality Control. Menurut Sofjan Assauri (2004;219), Pengertian SQC adalah : Statistical Quality Control adalah suatu system yang dikembangkan untuk menjaga standar yang uniform dari kualitas hasil produksi, pada tingkat biaya yang minimum dan merupakan bantuan untuk mencapai efisiensi.
Pada dasarnya setiap perusahaan berusaha untuk menghasilkan produk dengan kualitas yang baik. Namun tetap saja ketidaksesuaian dengan standar yang telah ditetapkan tetap terjadi. Misalkan; PT. Halim Jaya Sakti penghasil produk sandal memiliki rata-rata tingkat kecacatan produk pada tahun 2008 yaitu sebesar 12,39 %, PT. Maspion Teflon Industri penghasil produk peralatan masak memiliki rata-rata tingkat kecacatan pada tahun 2008 sebesar 15-20 % pada proses Oven (Sumber : http://repository.petra.ac.id/1558/). Peningkatan kualitas secara terus menerus harus dilakukan oleh perusahaan sebagai upaya untuk memuaskan konsumen. Karena pengendalian kualitas penting, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai pengendalian kualitas pada PT. Medan Jaya. Hasil penelitian ini akan dituangkan kedalam karya tulis ilmiah yang berjudul Analisis Pengendalian Kualitas Dalam Upaya Mengurangi Tingkat Kecacatan Produk Kain Grey Di PT. Medan Jaya 1. 2 Identifikasi Masalah Sejalan dengan pertumbuhan perusahaan perusahaan yang ada di Indonesia ataupun di dunia internasional, maka pentingnya pengendalian kualitas produk agar perusahaan dapat tumbuh dan bertahan di tengah ketatnya persaingan. Berdasarkan uraian di atas penulis dapat mengidentifikasikan permasalahannya sebagai berikut : 1. Bagaimana pelaksanaan pengendalian kualitas oleh PT. Medan Jaya. 2. Jenis Jenis ketidaksesuaian apa saja yang terjadi pada produk kain grey di PT. Medan Jaya. 3. Bagaimana penerapan Statistical Quality Control (SQC) dalam mengendalikan kualitas produk pada PT. Medan Jaya.
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian Maksud penelitian adalah : 1. Untuk mendapatkan data dan informasi yang diperlukan dalam penyusunan skripsi, sebagai salah satu syarat dalam menempuh ujian Sarjana Ekonomi Fakultas Bisnis dan Manajemen Jurusan Manajemen pada Universitas Widyatama. 2. Untuk menambah wawasan penulis dan pembaca tentang pelaksanaan Pengendalian Kualitas. 3. Untuk dapat melihat seberapa jauh penerapan manajemen operasi/produksi bidang Pengendalian kualitas pada PT. Medan Jaya Adapun tujuan penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui pelaksanaan Pengendalian Kualitas pada PT. Medan Jaya. 2. Untuk mengetahui masalah yang dihadapi PT. Medan Jaya dalam melaksanakan pengendalian kualitas. 3. Untuk mengetahui solusi yang dilakukan PT. Medan Jaya dalam menghadapi masalah pada Pengendalian Kualitas. 1.4 Kegunaan Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran dan berguna bagi pihak yang membutuhkan informasi, seperti : 1. Penulis, dengan melakukan penelitian ini penulis memperoleh gambran tentang penerapan teori manajemen operasi/produksi dan membandingkannya dengan kenyataan pelaksanaan pengendalian kualitas pada perusahaan. 2. Perusahaan, diharapkan adanya masukan-masukan bagi perusahaan tentang pentingnya pengendalian kualitas.
3. Pihak lain, berguna untuk dapat dijadikan bahan perbandingan dan dapat diteliti lebih lanjut. 1.5 Kerangka Pemikiran Kualitas produk yang dihasilkan para produsen mempunyai peranan penting dalam kegiatan usaha, dimana ketika kualitas produk baik kemungkinan untuk diterima oleh pasar akan lebih tinggi dibandingkan dengan produk yang berkualitas buruk. Kondisi persaingan yang ketat pada saat ini, ketika banyaknya perusahaan mengeluarkan produk dan berusaha untuk memenuhi keinginan pasar, menghasilkan produk yang berkualitas adalah salah satu cara agar produk yang di hasilkan diterima pasar. Banyaknya produk dari luar negeri membuat persaingan usaha di dalam negeri menjadi semakin ketat, secara kasat mata masih banyak produk produk yang dihasilkan oleh produsen dalam negeri kalah dalam segi kualitas dan juga harga yang terlalu tinggi Pengendalian kualitas oleh produsen atas produk yang dihasilkannya, bertujuan agar produk yang dihasilkan sesuai dengan keinginan pasar. Adapun pengertian pengendalian kualitas adalah sebagai berikut : Pengendalian kualitas adalah kegiatan untuk memastikan apakah kebijaksanaan dalam hal mutu (standar) dapat tercermin dalam hasil akhir. ( Sofjan Assouri, 2004:201) Pengendalian kualitas sangat diperlukan dalam proses produksi, karena dalam proses produksi sering kali ditemukan penyimpangan baik pada bahan baku, proses produksi ataupun pada produk jadi, padahal sebelumnya telah diberi standar kualitas oleh pimpinan perusahaan. Dengan menggunakan pengendalian kualitas penyimpangan penyimpangan yang terjadi di periksa dan diteliti letak kesalahannya, bisa saja penyimpangan terjadi karena faktor bahan baku yang buruk, kesalah karyawan, mesin yang rusak,dan lingkungan usaha yang buruk. Sehingga dengan melakukan
pengendalian kualitas diharapkan dapat mengurangi atau bahkan menghilangkan penyimpangan penyimpangan yang terjadi pada proses produksi dan kemudian proses produksi sesuai kembali dengan standar yang telah ditetapkan. Untuk melakukan analisis pengendalian kualitas penulis menggunakan Statistical Quality Control (SQC). Menurut Sofjan Assauri (2004;219), Pengertian SQC adalah : Statistical Quality Control adalah suatu sistem yang dikembangkan untuk menjaga standar yang uniform dari kualitas hasil produksi, pada tingkat biaya yang minimum dan merupakan bantuan untuk mencapai efisiensi. Menurut Jay Heizer dan Barry Render (2005;288) untuk membantu manajer operasi mempertahankan proses dalam kendali, dapat menggunakan bagan kendali. Bagan kendali dibagi menjadi 3 yaitu : 1. Bagan Kendali Untuk Variabel Variabel adalah karakteristik yang memiliki dimensi yang berkelanjutan. Mereka memiliki sejumlah kemungkinan yang terbatas. Contohnya adalah berat, panjang, atau kekuatan. Alat bagan kendali yang digunakan adalah: a) Bagan X b) Bagan R 2. Bagan Kendali Untuk Atribut Merupakan cara pengukuran kualitas terhadap karakteristik produk yang sulit diukur. Misalnya: daya rekat tinta, kehalusan, kekentalan, dan lain lain. Alat bagan kendali yang digunakan adalah : a) Bagan-p b) Bagan-u
3. Acceptance Sampling Merupakan sebuah metode perhitungan sampel produk dari lot atau batch secara acak untuk membandingkan kepada standar yang telah ditetapkan. Berdasarkan uraian di atas, unuk melakukan penelitian yang dilakukan oleh penulis, maka pengendalian kualitas secara atribut menggunakan peta kendali p. Peta kendali yang paling serbaguna dan banyak digunakan adalah peta kendali p. peta kendali ini adalah peta kendali yang menggambarkan produk yang tidak sesuai karena tidak memenuhi spesifikasi dan hanya dapat diterapkan untuk karakteristik mutu atribut. Peta kendali p merupakan suatu peta yang menunjukkan cacat dari benda kerja karena memilki satu atau lebih kecacatan. Batas-batas toleransi kendali suatu data yang telah diperoleh dari hasil produksi dan hasil inspeksi akan di analisis, sehingga dapat diketahui apakah proses produksi tersebut menghasilkan produk yang telah sesuai dengan spesifikasi yang telah ditetapkan atau tidak. Apabila data yang telah dianalisis tersebut menunjukkan terjadinya penyimpangan, maka dibuat peta kendali p penyesuaian yang baru kemudian dilakukan uji keseragaman data. Setelah melakukan uji keseragaman data, maka dilakukan analisis diagram pareto. Analisis diagram pareto berguna untuk mengetahui jenis-jenis kegagalan yang mempunyai pengaruh paling dominan terhadap kualitas produk. Apabila telah mengetahui masalah utama yang paling dominan muncul, maka langkah selanjutnya akan dilakukan analisis faktor penyebab kegagalan produk dengan menggunakan alat bantu berupa diagram sebab-akibat (Fishbone Diagram). Dengan diketahuinya faktor penyebab kegagalan produk, maka perusahaan dapat mengambil tindakan untuk melakukan perbaikan.
GAMBAR 1.1 Bagan Alur Kerangka Pemikiran Pengendalian Kualitas Statistical Quality Control Input Proses Output Data Produksi Bulan Desember 2009 Menganalisis Data Produksi Menggunakan Peta Kendali p Hasil Analisis Peta Kendali p Peta Kendali p Diagram Pareto Diagram sebab-akibat Pembuatan Peta Kendali p Penyesuaian / Uji Keseragaman Data Menentukan Prioritas Perbaikan Menggunakan Diagram Pareto Menentukan Faktor Penyebab yang Dominan Mengunakan Diagram sebab-akibat Peta Kendali p Penyesuaian & Uji Keseragaman Data Jenis Penyebab Kecacatan Kecacatan Produk yang Produk Sering yang terjadi digambarkan yang terlihat pada Diagram pada diagram sebab-akibat pareto Rekomendasi Untuk Usaha Perbaikan
1.6 Metode Penelitian Metode penelitian yang dilakukan pada penyusunan skripsi ini adalah metode menurut Moh. Nazir (2003: 44) yaitu sebagai berikut : 1. Metode Deskriptif, yaitu metode yang melihat dan menggambarkan keadaan perusahaan secara langsung, sistematik. 2. Faktual dan akurat, yaitu melakukan survey kedalam perusahaan, pengumpulan data dari dalam perusahaan dan menganalisanya. Adapun teknik yang digunakan adalah : 1. Studi lapangan, yaitu metode penelitian langsung dilakukan pada perusahaan yang dipilih sebagai objek penelitian dengan mengadakan wawancara dengan pimpinan yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan Pengendalian Kualitas. 2. Studi pustaka, yaitu dilakukan dengan cara mempelajari dan membaca buku yang berhubungan dengan masalah yang diteliti untuk mendapatkan data sekunder yang melandasi skripsi ini. 1.7 Lokasi dan Waktu Penelitian Penulis melakukan penelitian langsung pada PT. Medan Jaya, di Jl. Cibaligo Km 0.5 Kelurahan Cibeureum Kecamatan Cimahi Selatan. Sedangkan waktu penelitian dilakukan pada bulan Januari 2001 sampai dengan Bulan Maret 2010.