DAFTAR ISI 2.1 VISI MISI TUJUAN 2.4 SASARAN STRATEGIS 2.5 PROGRAM UTAMA DAN KEGIATAN POKOK

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI

KATA PENGANTAR. Madiun, 13 Pebruari 2013 Ketua Pengadilan Agama Kab. Madiun, TTD Drs. H. AMAM FAKHRUR, SH.,MH. NIP

KATA PENGANTAR. Gresik, 2 Januari 2013 Ketua Pengadilan Agama Gresik, Hj. ATIFATURRAHMANIYAH, S.H. NIP

PENGADILAN MILITER III-16 MAKASSAR

BAB III ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI

BAB I PENDAHULUAN 1.1. KONDISI UMUM

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA)

1.1. Kondisi Umum Potensi dan Permasalahan 5 DAFTAR ISI. Hal BAB II VISI, MISI DAN TUJUAN Visi Misi

RENCANA STRATEGIS PENGADILAN NEGERI MUARA TEWEH

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) TAHUN

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) TAHUN

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA)

KATA PENGANTAR. Ngawi, 3 Januari 2017 Ketua Pengadilan Agama Ngawi. Drs. MARWAN, M.H. NIP

Bab I Pendahuluan. Pembangunan Nasional dan Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2005 menetapkan

PENGADILAN MILITER III-17 MANADO Jln. SamRatulangi No. 16 Manado No. Telp/Fax ;

RENSTRA PENGADILAN TATA USAHA NEGARA MAKASSAR

RENCANA STRATEGIS PENGADILAN NEGERI TUBEI PENGADILAN NEGERI TUBEI

Rencana Strategis (Renstra) Pengadilan Negeri Lubuk Sikaping 1

PENGADILAN NEGERI SEKAYU

RENCANA STRATEGIS ( RENSTRA)

REVIU RENSTRA

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) TAHUN

Jl. Pengadilan No.8, Telp/Fax : (061) , P.O Box 1247 Medan 20112

RIVIEW RENCANA STRATEGIS ( RENSTRA ) TAHUN ANGGARAN PENGADILAN NEGERI JAKARTA PUSAT KELAS IA KHUSUS

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) TAHUN PENGADILAN AGAMA KEBUMEN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. KONDISI UMUM

PENGADILAN NEGERI GIANYAR TAHUN

MEWUJUDKAN VISI PERADILAN MILITER YANG AGUNG

PENGADILAN NEGERI SAMBAS

BAB I PENDAHULUAN. Reformasi sistem peradilan membawa perubahan yang mendasar bagi peran

BAB I PENDAHULUAN A. KONDISI UMUM

REVIU RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) TAHUN

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) HASIL REVIU TAHUN

PENGADILAN NEGERI SAMBAS

PENGADILAN NEGERI SLAWI RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) TAHUN JL. A. YANI NO. 99 PROCOT, SLAWI

KATA PENGANTAR. Ponorogo, 26 Januari 2013 KETUA PENGADILAN NEGERI PONOROGO M U S L I M, SH. NIP

BAB I PENDAHULUAN 1.1. KONDISI UMUM

Reviuw Renstra Pengadilan Agama Tebing Tinggi BAB I PENDAHULUAN

REVIU RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) TAHUN

D A F T A R I S I. Kata Pengantar Daftar Isi. 1.1 Latar Belakang Ruang Lingkup Kondisi Umum Potensi dan Permasalahan 3

RENCANA KERJA TAHUNAN PENGADILAN NEGERI

BAB II VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN STRATEGIS Tujuan dan Sasaran Strategis Arah Kebijakan dan Strategi Mahkamah Agung 16

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) TAHUN PENGADILAN AGAMA MIMIKA JL. YOS SUDARSO KM 4 NAWARIPI TIMIKA PAPUA

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) TAHUN

RENCANA KINERJA TAHUNAN PENGADILAN NEGERI MUARA TEWEH TAHUN ANGGARAN

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) TAHUN

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA)

Administrasi, Organisasi, Perencanaan dan Keuangan. Pengadilan Agama Brebes, merupakan lingkungan Peradilan Agama di bawah Mahkamah Agung Republik

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) TAHUN

DAFTAR ISI. DAFTAR TABEL... i. Kata Pengantar... ii

dibidang Administrasi, Organisasi, Perencanaan dan Keuangan. Pengadilan Negeri Wonosari, merupakan lingkungan Peradilan Umum di bawah Mahkamah Agung

RENSTRA PENGADILAN AGAMA JAKARTAA PUSAT

Reformasi sistem peradilan membawa perubahan yang mendasar bagi peran. Pengadilan Negeri Palangka Rayadalam menjalankan tugas dan fungsi pokoknya,

BAB II PERENCANAAN DAN PENETAPAN KERJA

PENGADILAN TINGGI AGAMA PONTIANAK PENYEMPURNAAN / REVIU RENCANA STRATEGIS PENGADILAN TINGGI AGAMA PONTIANAK TAHUN

PENGADILAN AGAMA SERUI

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) TAHUN HASIL REVIU PENGADILAN NEGERI BANGLI. Jl. Brigjen Ngurah Rai No. 61

KATA PENGANTAR. Renstra Pengadilan Agama Tondano

BAB I PENDAHULUAN A. KONDISI UMUM

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) TAHUN

TAHUN RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) HASIL REVIU FOTO PENGADILAN NEGERI KLAS II MANNA PENGADILAN PENGADILAN NEGERI KLAS II MANNA

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) TAHUN

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) TAHUN

KATA PENGANTAR. Rencana Strategis (Renstra) Pengadilan Negeri Pandeglang

REVIU RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) BAB I PENDAHULUAN

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) TAHUN MAHKAMAH SYAR IYAH LHOKSUKON. Jl. Imam Bonjol No 1 Lhoksukon

KATA PENGANTAR. Barru, 20 Januari 2014 PENGADILAN NEGERI BARRU Wakil Ketua K A Y A T, SH, MH NIP

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. Reformasi sistem peradilan membawa perubahan yang mendasar bagi peran

BAB I PENDAHULUAN 1.1. KONDISI UMUM.

BAB I PENDAHULUAN. diubah dengan Undang-undang Nomor 3 Tahun 2009 tentang Mahkamah Agung

BAB I PENDAHULUAN A. KONDISI UMUM

RENCANA STRATEGIS TAHUN

[REVIU RENCANA STRATEGIS (RENSTRA)] PTUN SEMARANG P F

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) TAHUN PENGADILAN AGAMA SOLOK. Jl. KAPTEN BAHAR HAMID LAING KOTA SOLOK

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) TAHUN

KATA PENGANTAR. dan hidayahnya, sehingga kami dapat menyelesaikan Review Dokumen Rencana Strategis

RENCANA STRATEGIS PENGADILAN NEGERI SAMBAS MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA TAHUN

Pengadilan Tinggi Medan. Jl. Pengadilan No. 10 Medan Telp pt-medan.go.id

BAB I PENDAHULUAN A. KONDISI UMUM

PENGADILAN NEGERI BLORA

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) TAHUN

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) TAHUN PENGADILAN AGAMA PASURUAN. Jl. Ir. H. Juanda No. 11 A Pasuruan

KATA PENGANTAR. engan memanjatkan puji syukur ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat

RL/LAKIP 2011/PTA Samarinda-2012

Reformasi sistem peradilan membawa perubahan yang mendasar bagi peran. Pengadilan Tata Usaha Negara Kupang dalam menjalankan tugas dan fungsi

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) TAHUN

PENGADILAN NEGERI/HUBUNGAN INDUSTRIAL/TINDAK PIDANA KORUPSI BENGKULU

PEN NGADILAN NEGE ERI MANNA

Purwodadi, 29 Januari 2016 KETUA PENGADILAN NEGERI PURWODADI R.HENDRAL,SH.MH NIP H a l i

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) TAHUN

Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN A. KEBIJAKAN UMUM PERADILAN. Laporan Tahunan Pengadilan Agama Kotabumi

REVIEW RENSTRA PENGADILAN NEGERI SIMALUNGUN

PA. CILACAP RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) TAHUN KATA PENGANTAR

MAKALAH ARAH REFORMASI PERADILAN BLUE PRINT PENGEMBANGAN MAHKAMAH AGUNG RI

DOKUMEN RENCANA STRATEGIS MAHKAMAH SYAR IYAH IDI TAHUN MAHKAMAH SYAR IYAH IDI

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) TAHUN PENGADILAN NEGERI MAJENE

RENSTRA PENGADILAN AGAMA GIRI MENANG

RENSTRA PENGADILAN AGAMA JENEPONTO RENCANA STRATEGIS (RENSTRA)

BAB II PERE CA AA DA PE ETAPA KI ERJA

Transkripsi:

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN 1.1 KONDISI UMUM 1.2 POTENSI DAN PERMASALAHAN BAB II VISI, MISI DAN TUJUAN 2.1 VISI 4 2.2 MISI 4 2.3 TUJUAN 2.4 SASARAN STRATEGIS 2.5 PROGRAM UTAMA DAN KEGIATAN POKOK BAB III ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI 3.1 ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI MAHKAMAH AGUNG 3.2 ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI BAB IV PENUTUP LAMPIRAN 1. Matrik Kinerja 2. Matrik Pendanaan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 KONDISI UMUM Dalam rangka terwujudnya tata pemerintahan yang baik (good governance) diperlukan pengembangan penerapan system pertanggung jawaban yang tepat, jelas, teratur dan sah sehingga penyelenggaraan pemerintahan dan pembagunan dapat berlangsung secara berdaya guna, bersih dan bertanggung jawab serta bebas korupsi, kolusi dan nepotisme. Sudah kita ketahui bersama bahwa kewenangan organisasi, teknis yudisial administrasi dan financial Peradilan Militer berada dibawah Mahkamah Agung RI, sedangkan kewenangan pembinanaan personil Militer berada dibawah Mabes TNI. Setiap Instansi pemerintah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan Negara diwajibkan untuk mempertanggung jawabkan pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya serta kewenangan pengelolaan sumber daya dengan didasarkan suatu perencanaan strategis yang ditetapkan oleh masing-masing instansi (Inpres Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah) kemudian Pertanggung jawaban dimaksud berupa laporan yang disampaikan kepada atasan masing-masing, lembaga-lembaga pengawasan serta penilai akutanbilitas, dan akhirnya disampaikan kepada Presiden selaku kepala pemerintahan. Laporan tersebut menggambarkan kinerja instansi pemerintah yang bersangkutan melalui Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah ( SAKIP ). Sistem Akutanbilitas Kinerja Instansi Pemerintah pada dasarnya merupakan system manajemen berorientasi pada hasil yang merupakan salah satu instrument untuk mewujudkan instansi pemerintah yang akuntabel sehingga dapat beroperasi secara efesien, efektif, transparan dan responsive terhadap aspirasi masyarakat dan lingkungan. Dengan menerapkan Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah tersebut setiap instansi pemerintah akan membuat Rencana Strategis (Renstra).

Rencana Kinerja dan Penetapan Kinerja. Hal ini sebagai upaya untuk memenuhi tujuan area / bidang Mahkamah Agung dan Pengadilan dibawahnya berdasarkan kerangka (framework) Pengadilan yang ideal yang meliputi : 1. Area manajemen dan kepemimpinan badan peradilan 2. Kebijakan peradilan 3. Sumber daya manusia, material dan keuangan 4. Proses peradilan / pengadilan 5. Pemenuhan kebutuhan dan kcaepuasan pencari keadilan 6. Keterjangkuan pelayanan badan peradilan ; dan 7. Kepercayaan publik Perumusan rencana dan strategis yang memuat tujuan area / bidang Mahkamah Agung dan Pengadilan di bawahnya yang kemudian dijabarkan dalam bentuk rencana dan penetapan kinerja serta pelaporan akutanbilitas kinerja harus memuat seluruh program utama lembaga peradilan baik di bidang teknis peradilan maupun non teknis peradilan. Sejalan dengan itu. Pengadilan Militer Utama berkewajiban melaporkan kinerjanya yang merupakan pertanggung jawaban sebagaimana Intruksi Presiden tersebut diatas. Untuk menyatukan persepsi dan arah tindakan, maka pelaksanaan tugas dan fungsi senantiasa harus dilandasi dengan visi, misi dan tujuan serta strategi yang secara jelas dirumuskan dalam Rencana Strategis Pengadilan Militer Utama.

1.2 POTENSI DAN PERMASALAHAN Pasal 8 Undang-undang Nomor 31 Tahun 1997 tentang Peradilan Militer menyatakan bahwa Pengadilan didalam lingkungan Peradilan Militer merupakan badan pelaksana kekuasaan kehakiman dilingkungan angkatan bersenjata termasuk didalamnya Pengadilan Militer Utama yang merupakan salah satu pelaksana kekuasaan kehakiman ba gi masyarakat militer dan atau yang berwenang memeriksa dan memutus pada tingkat banding perkara pidana dan sengketa tata usaha angkatan bersenjata serta memutus pada tingkat pertama dan terakhir semua sengketa tentang wewenang mengadili dilingkungan Pengadilan Militer disamping juga berwenang memutus perbedaan pendapat antara Perwira Penyerah Perkara dan Ouditor. Mahkamah Agung yang membawahi empat peradilan dan salah satunya Pengadilan Militer memiliki potensi yang meliputi : 1. Pemegang kekuasaan kehakiman tertinggi; 2. Bersifat Independen, lepas dan pengaruh lembaga lain; 3. Pengelolaan satu atap 4. Menjadi salah satu proyek percontohan reformasi birokasi; 5. Memiliki rencana yang terstruktur mengenai reformasi peradilan yang dituangkan dalam dokumen cetak biru dan rencana strategis lima tahunan; 6. Memiliki pedoman perilaku hakim; 7. Secara rutin menertibkan Laporan Tahunan yang diumumkan secara terbuka kepada publik; 8. Memiliki hubungan baik dengan lembaga tinggi lain, antara lain dengan Komisi Yudisial sebagai pihak pengawas eksternal Pengadilan Militer Utama yang termasuk dalam lingkup Peradilan Militer mempunyai kewajiban mendukung dan mengembangkan potensi yang ada agar berdaya guna dan berhasil guna secara maksimal. Untuk mecapai hal tersebut perlu adanya suatu pedoman sebagai arah kebijakan yang dirumuskan dalam rencana strategis yang memuat langkah-langkah strategis yang akan dilakukan dalam kurun waktu lima tahun 2010 2014.

Didalam pelaksanaan rencana strategis masih terdapat kendala atau permasalahan yang dihadapi yaitu antara lain : 1. Manajemen dan kepemimpinan 2. Kebijakan pengadilan 3. Sumber daya 4. Proses peradilan / pengadilan (manajemen perkara 5. Kepuasan pengguna pengadilan 6. Keterjangkauan pengadilan 7. Kepercayaan publik Kendala atau permasalahan tersebut merupakan tantangan yang harus dihadapi dan sekaligus merupakan pemicu guna mencari langkah penyelesaiannya dengan cara meningkatkan kualitas dari berbagai potensi-potensi yang ada agar tercapai hasil optimal sebagaimana hasil optimal sebagaimana yang diharapkan Langkah awal yang dapat dilakukan Pengadilan Militer Utama antara lain dengan cara menyediakan meja informasi dan kotak pengaduan masyarakat. Hal tersebut juga ditunjang manajemen perkara, pemeriksaan perkara, putusan, minutasi berkas perkara bias berjalan dengan lancar

BAB II VISI, MISI DAN TUJUAN 2.1 Visi Visi adalah suatu gambaran tentang masa depan yang berisikan cita cita dan citra yang ingin diwujudkan organisasi Pengadilan Militer Utama. Agung Visi Pengadilan Militer Utama adalah Terwujudnya Pengadilan Militer Utama yang 2.2 Misi Untuk mencapai visi tersebut, menggambarkan hal-hal yang harus dilaksanakan, yaitu : Pengadilan Militer Utama menetapkan misi yang 1. Menjaga kemandirian peradilan militer 2. Meningkatkan kredibilitas dan transparasi peradilan militer 3. Meningkatkan kualitas kepemimpinan peradilan militer 4. Memberikan pelayanan hokum yang berkeadilan di lingkungan prajurit TNI 2.3 Tujuan Tujuan merupakan penjabaran atau implementasi dari pernyataan visi yang akan dicapai atau dihasilkan. Tujuan yang ditetapkan Pengadilan Militer Utama adalah :

1. Meningkatnya kualitas sumber daya personel pengadilan 2. Meningkatkan kemampuan dan kinerja pengadilan agar lebih efesien dan efektif 3. Memiliki sarana dan prasarana yang memenuhi syarat operasional peradilan militer sehingga pelaksanaan tugas dapat maksimal 4. Pencari keadilan merasa kebutuhan dan kepuasaannya terpenuhi 5. Setiap pencari keadilan dapat menjangkau badan peradilan 6. Meningkatkan akutanbilitas dan transparansi peradilan militer 2.4 Sasaran Strategis Sasaran strategis adalah hasil yang akan dicapai organisasi dalam waktu yang lebih pendek dari tujuan. Sasaran Strategis yang ditetapkan Pengadilan Militer Utama adalah : 1. Internalisasi (goive-living the vision, mission and values), visi, misi, dan nilai-nilai 2. Melanjutkan penyelesaian agenda reformasi birokasi, utamanya adalah penguatan organisasi melalui restrukturisasi organisasi pengembangan tata laksana organisasi. 3. Melanjutkan cita-cita modernisasi pengadilan 4. Memperkuat system dan meningkatkan kinerja pengawasan dan pembinaan 5. Kemandiraan anggaran 6. Terwujudnya penyelesaian perkara yang sederhana, tepat waktu, transparan dan akuntabel 7. Terselesaikannya Administrasi perkara yang efektif, efesien dan akuntabel 8. Terwujudnya pelaksanaan Pengawasan Internal yang efektif dan efesien

2.5 Program Utama Pengadilan Militer Utama mempunyai program utama sebagai berikut : 1. Program Peningkatan Manajemen Peradilan Militer 2. Program Peningkatan Dukungan Manajemen Dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya 3. Program terwujudnya penyelesaian perkara yang sederhana, tepat waktu, transparan dan akuntabel 4. Program terselesaikannya Administrasi perkara yang efektif, efesien dan akuntabel 5. Program terwujudnya pelaksanaan pengawasan internal yang efektif dan efesien 6. Program peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia (SDM)

BAB III ARAH KEBIJAKAN DAN STRTEGIS 3.1 ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI MAHKAMAH AGUNG Arah kebijakan dab strategi Mahkamah Agung Indonesia Tahun 2010-2035 tercantum dalam Cetak Biru Pembaruan Peradilan 2010-2035 yang dapat disimpulkan dalam beberapa Arahan Pembaruan sebagai berikut : 1. Arahan Pembaruan Fungsi Teknis Segala upaya pembaruan fungsi teknis peradilan yang dilakukan harus menjamin terwujudnya pelaksanaan fungsi kekuasaan kehakiman secara independen, efektif dan berkeadilan. Untuk mencapai tujuan, tersebut maka program utama perlu dilakukan adalah : 1. Pembatasan Perkara Kasasi dan Peninjauan Kembali 2. Penerapan Sistem Kamar Secara Konsisten 3. Penyerderhanaan Proses Berperkara 4. Penguatan Akses pada keadilan 2. Arahan Pembaruan Manajemen Perkara Agenda penyempurnaan pada manajemen perkara dapat Dibagi menjadi 3 (tiga) bagian besar, yaitu sebagai berikut : 1. Modernisasi manajemen perkara 2. Penataan ulang organisasi manajemen perkara 3. Penataan ulang proses manajemen perkara

3.` Arahan Pembaruan Fungsi Penelitian dan Pengembangan ( Litbang) Pusat Penelitian dan pengembangan memiliki tugas strategis dalam rangka mencapai organisasi Mahkamah Agung RI yang berbasis pengetahuan. Setidaknya tercapai 2 (dua) fungsi strategis yang harus dikembangkan oleh Litbang yaitu : a. Fungsi Litbang dalam mendukung pengembangan dan pembagunan subtansi hokum untuk mendukung fungsi Mahkamah Agung RI dalam mengadili ; b. Fungsi Litbang dalam mendukung pengembangan dan pembagunan kebijakan Mahkamah Agung RI. Oleh karena itu dibutuhkan kegiatan Penguatan Kelembagaan dan Penguatan SDM, Sarana dan Prasarana 4. Arahan Pembagunan dalam Pengelolaan Sumber Daya Manusia (SDM) Mahkamah Agung RI akan mengembangkan dan mengimplementasikan system SDM berbasis kompentensi. Sistem Manajemen SDM berbasis kompentensi ini biasa disebut sebagai Competency Based HR Management (CBHRM) Pengembangan sys tem Manajemen SDM berbasis kompentnsi dilakukan sebagai berikut : 1. Rekrutmen dan seleksi berbasis kompentensi 2. Pelatihan dan pengembangan berbasis kompentensi, Pengembangan yang dimaksud disini termasuk rotasi, mutasi dan promosi ; 3, Penilaian Kinerja berbasis kompentensi 4. Remunerisasi berbasis kompentensi 5. Pola karir berbasis kompentensii :

5, Arahan Pembaruan Sistem Pendidikan dan pelatihan (DIKLAT) Untuk mendapatkan SDM yang kompeten dengan kinerja obyektif, berintegrasi dan profeional, maka Mahkamah Agung RI akan pengembangan Sistem pendidikan dan profesi hakim dan Pengawas Pengadilan yang berkualitas dan terhormat atau Qualifed and Respectable Judicial traning Center (JTC). System ini akan dapat terwujud dengan usaha perbaikan pada berbagai aspek, yaitu meliputi : 1. Kelembagaan (Institusional) 2. Sarana dan Prasarana yang diperlukan 3. Sumber Daya Manusia 4. Program Diklat yang terpadu dan berkelajutan 5. Pemanfaatan hasil Diklat 6. Anggaran Diklat : serta 7. Kegiatan pendukung lainnya (misalnya kegiatan penelitian dan pengembangan) Konsep yang akan diadopsi dalam penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan ke depan adalah konsep pendidikan yang permanen dan berkelanjutan ( Continuing Judical Education {CJE}. Terdapat beberapa prinsip yang harus diperhatikan dalam implementasi CJE ini, yaitu : 1. Bersifat komprehensif, terpadu dan sinergis untuk membantu hakim dan pegawai pengadilan memenuhi harapan masyarakat. 2. Bersifat khusus yang merupakan bagian dari pendidikan berkelanjutan dan terpusat pada kebutuhan pengembangan kompetensi hakim dan pegawai pengadilan. 6. Arahan Pembaruan dalam Pengelolaan Anggaran Berdasarkan Pasal 81 A ayat (1) Undang -undang Nomor 3 Tahun 2009 Tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 14 tahun 1985 Tentang Mahkamah Agung menyatakan Anggaran Mahkamah Agung dibebankan pada mata anggaran tersendiri dalam anggaran pendapatan dan belanja Negara. Pasal dimaksud telah mengamanatkan kepada jajaran

Mahkamah Agung untuk mengupayakan adanya kemandirian baik dalam penganggaran maupun dalam pelaksanaan anggaran. Supaya kemandirian anggaran MA terwujud, maka diperlukan langkah-langkah sebagai berikut : 1. Menumbuhkan pemahaman bersama tentang kemandirian anggaran badan peradilan; 2. Mengkaji peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan kemandirian anggaran badan peradilan; 3. Menentukan tingkat kemandirian anggaran badan peradilan 4. Mendorong terbentuknya undang-undang yang berisi kemandirian anggaran badan peradilan. 7. Arahan pembaruan Pengeloalaan Aset Dalam rangka memperbaiki kinerja dalam pengeloalaan asset, Mahkamah Agung akan melakukan langkah-langkah sebagai berikut : 1. Mahkamah Agung akan menciptakan lingkungan organisasi yang dapat mendorong perilaku positif dalam pengelolaan asset; 2. Mahkamah Agung akan mengubah pendekatan dalam mengelola asset, dari pendekatan administrative asset menjadi manajemen asset yang menerapkan beberapa asas, yaitu : fungsional, kepastian hukum, transparansi, azas efisiensi, akutanbilitas public dan kepastian nilai; 3. Mahkamah Agung akan menyediakan seorang penilai di setiap satuan kerja unit pengelola asset; 4. Mahkamh Agung akan melakukan penertiban asset; 5. Mahkamah Agung akan memperbaiki perencanaan pengelolaan asset; 6. Mahkamah Agung akan melakukan risk analysis untuk setiap asset milik Negara berupa tanah dan bagunan ataupun asset lain yang dianggap perlu;

7. Mahkamah Agung akan melakukan sertifikasi 8. Mahkamah Agung akan melakukan perbaikan pemgelolaan rumah dinas dan rumah jabatan; 9. Mahkamah Agung akan menyusun mekanisme akuntabilitas yang efektif; 10. Mahkamah Agung akan menyempurnakan SIMAK BMN karena memang tidak ada manajemen BMN yang khusus dibuat untuk instansi tertentu. 8. Arahan Pembaruan Teknologi Informasi: Sasaran dari penerapan Teknologi Informasi di Mahkamah Agung secara ringkas, dapat dirumuskan sebagai sarana pendukung untuk tercapainya hal-hal berikut ini : a. Peningkatan kualitas putusan, yaitu dengan penyediaan akses terhadap semua informasi yang relevan dari dalam dan luar pengadilan, termasuk putusan, jurnal hukum dan lainnya. b. Peningkatan system administrasi pengadilan, meliputi akses atas aktivitas pengadilan dari luar Gedung, seperti misalnya registrasi, permintaan informasi dan kesaksian; c. Pembentukan efisiensi proses kerja di lembaga peradilan, yaitu dengan mengurangi kerja manual dan klerikal serta menggantikannya dengan proses berbasis computer; d. Pembentukan organisasi berbasis kinerja, yaitu dengan menggunakan teknologi sebagai alat untuk melakukan pemantauan dan control atas kinerja; e. Pembentukan lingkungan pembelajaran dalam organisasi, yaitu dengan menyediakan fasilitas e-learing atau pembelajaran jarak jauh;

Tahapan pengembangan Teknologi Informasi di Mahkamah Agung dan lembaga peradilan dalam 25 tahun ke depan akan terbagi menjadi 3 (tiga) bagian, yaitu sebagai berikut : 1. Tahap I, selama 5 (lima) tahun pertama. Sasarannya dalah optimalisasi Investasi Teknologi Informasi yang sudah ada, integrsai data dan informasi, serta penyiapan regulasi dan perubahan kultur kerja dalam rangka menyongsong era bekerja berbasis Teknologi Informasi. 2. Tahap II, selama 10 (sepuluh) tahun kedua. Sasaranny a adalah terciptanya system informasi yang konsisten untuk seluruh lembaga peradilan sehingga memungkinkan pemenfaatan data dan informasi untuk menjaga kesatuan hukum dan membuka peluang untuk peningkatan akses terhadap pelayanan pengadilan; 3. Tahap III, selama 10 (sepuluh) tahun ketiga. Sasarannya adalah diintegrasikannya proses peradilan dengan para pemangku kepentingan lainnya, termasuk para penegak hukum lain, dalam kerangka menuju system pelayanan hukum terpadu (integrated justice system) 9. Arahan Pembaruan Sistem Pengawasan Penguatan Organisasi Pengawasan difokuskan pada 5 (lima) aspek, yaitu : 1. Restrukturisasi Organisasi Pelaksana Fungsi Pengawasan; 2. Penguatan SDM Pelaksana Fungsi Pengawasan; 3. Penggunaan Parameter Obyektif dalam Pelaksanaaan Pengawasan;

4. Peningkatan Akuntabilitas & Kualitas Pelayanan Pengaduan bagi Masyarakat; dan 5. Redefinisi Hubungan Mahkamah Agung dan Komisi Yudisial sebagai Mitra dalam Pelaksanaan Fungsi Pengawasan. 10. Arahan pembaharuan system keterbukaan Informasi Kebijakan transparansi melalui pemberian akses informasi pengadilan diarahkan untuk mencapai dua hal, yaitu : 1. Memenuhi kebutuhan masyarakat pencari keadilan; dan 2. Mewujudkan akuntabilitas dan meningkatkan kepercayaan masyarakat. Langkah-langkah prioritas yang akan dilakukan oleh Mahkamah Agung adalah : 1. Membangun kultur keterbukaan di pengadilan; 2. Mekanisme Akses Informasi Sederhana, Cepat, Tepat Waktu dan Biaya Ringan; 3. Membangun Struktur Organisasi dan Mengembangkan Kebijakan Pendukung;

3. Arahan Pembaruan Fungsi Penelitian dan Pengembangan ( LITBANG) Pembaruan Fungsi Litbang memilki 2 (dua) fungsi strategis yang harus dikembangkan oleh Litbang yaitu : 1. Fungsi Litbang dalam mendukung pengembangan dan pembagunan subtansi hukum untuk mendukung fungsi Peradilan militer dalam mengadili; 2. Fungsi Litbang dalam mendukung pengembangan dan pembaruan kebijakan Mahkamah Agung RI. Oleh karena itu dibutuhkan kegiatan Penguatan Kelembagaan dan Penguatan SDM, Sarana dan Prasarana 4. Arahan Pembaruan dalam Pengelolaan Sumber Daya Manusia ( SDM ) Mahkamah Agung RI akam mengembangkan dan mengimplementasikan system manajemen SDM berbasis kompetensi. Sistem Manajemen SDM berbasis kompetensi ini biasa disebut sebagai Competency Based HR Management (CBHRM). Pengembangan Ssitem Manajemen SDM berbasis kompetensi dilakukan sebagai berikut : 1. Penilaian kinerja berbasis kompetensi. 2. Remunerasi berbasis kompetensi ; dan 3. Pola karir berbasis kompetensi

5. Arahan Pembaruan Sistem Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) Dalam rangka meningkatkan SDM yang kompeten dengan kriteria obyektif, berinfegrasi dan professional, maka Peradilan Militer selalu mengirimkan pegawai untuk mengikuti Bimbingan Teknis Yustisial dan Administrasi, Orientasi orientasi dan Pembinaan Sumber Daya Manusia, terutama bagi Hakim, Panitera, dan staf sehingga diharapkan dapat meningkatkan kualitas dan profesionalisme aparat Peradilan Militer. 6. Arahan Pembaruan dalam Pengelolaan Anggaran Pembaruan pengeloalaan anggaran untuk menuju kemandirian pengelolaan anggaran Badan Peradilan meliputi : 1. Penataan Sistem dan Prosedur Perencanaan a. Penyusunan standar biaya khusus bidang peradilan sebagai syarat penerapan anggaran berbasis kinerja; b. Analisis terhadap baseline dalamn rangka implementasi kerangka pengeluaran jangka menegah; c. Restrukturisasi program dan kegiatan ; d. Evaluasi standar biaya khusus bidang peradilan ; e. Penetapan baseline dalam rangka implementasi KPJM ; f. Penataan Sistem dan Prosedur pelaksanaan yaitu : - Perumusan mekanisme pelaksanaan APBN - Penyusunan Sistem Operating Prosedur Penerimaan dan Belanja - Evaluasi SOP penerimaan dan belanja - Memperkuat kemampuan SDM Pengelolaan Anggaran

Edukasi anggaran menuju independensi anggaran Peradilan Militer dilaksanakan dengan pelatihan di bidang pengelolaan keuangan, diantaranya adalah pelatihan kuasa pengguna anggaran, pelatihan pejabat pembuat komitmen, pelatihan penguji tagihan, pelatihan bendahara penerimaan dan pengeluaran. 2. Mendorong Transparansi Pengelolaan Anggaran a. Implementasi peraturan teknis tentang kemandirian anggaran Badan Peradilan ; b. Perumusan kebijakan dan atau peraturan perundang-undangan tentang transparansi pengeloalaan peneriamaan dan belanja ; c. Implementasi transparansi pengelolaan penerimaan dan belanja ; 7. Arahan Pembaruan Pengelolaan Aset Dalam rangka memperbaiki kinerja dalam pengelolaan asset, Pengadilan Militer Utama akan melakukan langkah-langkah sebagai berikut : 1. Peneritiban asset ; 2. Memperbaiki perencanaan pengelolaan asset ; 3. Melakukan risk analysis untuk setiap asset milik Negara berupa tanah dan bagunan ataupun asset lain yang dianggap perlu ; 4. Melakukan sertifikasi tanah ; 5. Melakukan perbaikan pengelolaan rumah dinas dan rumah jabatan ; 6. Mengoptimalkan aplikasi SIMAK BMN dalam menatausahakan asset ;

8. Arahan Pembaruan Teknologi Informasi Pembaruan Teknologi Informasi selama 5 (lima) tahun pertama sasarannya ditujukan untuk optimalisasi investasi Teknologi informasi yang sudah ada, antara lain website Peradilan Militer Utama, aplikasi keuangan dan lain-lain serta melaksanakan integrasi data dan informasi. 9. Arahan Pembaharuan Sistem Pengawasan Pembaruan system pengawasan Pengadilan Militer Utama difokuskan pada 5 (lima) bidang pengawasan yaitu : 1. Bidang perkara banding ; 2. Bidang perkara perbedaan pendapat antara perwira penyerah perkara dan ouditor militer ; 3. Bidang administrasi perkara ; 4. Bidang kinerja pelayanan public (umum) 5. Bidang administrasi umum 10. Arahan Pembaharuan Sistem Keterbukan Informasi Kebijakan transparansi melalui pemberian akses informasi pengadilan diarahkan untuk mencapai dua hal, yaitu : 1. Memenuhi kebutuhan masyarakat pencari keadilan ; 2. Mewujudkan akutanbilitas dan meningkatkan kepercayaan serta pelayanan kepada masyarakat.