1 I MISTAGOGI Mgr. Aloysius Sudarso, SCJ 1. Pengantar Bila seseorang ingin mencapai titik tertentu dalam hidupnya, ia harus berani melewati suatu proses tertentu, misajnya: waktu (masa, periode), peristiwa dan dinamika yang ada di dalamnya. Demikian juga orang yang mau dibaptis, menjadi pengikut Yesus dan bergabung dengan Gereja hams terbuka untuk suatu proses formatio dan langkah-iangkah yang harus dilaluinya (proses katekumenat). Salah satu langkah temkhir yang harus dilaluinya ialah yang disebut sebagai masa mistagogi.dalam buku The Rites ofchristian Initiation ofadult (RCIA). hal. 4849, dilukiskan mengenai tahap-tahap insiasi kristen. ltu disebut sebagai inisiasi tiga tahap yang di dalamnya juga terkandung empat masa atau periode untuk pendidikan katekumen. Gambarannya sebagai berikut: (a) Periode atau masa prakatekumenat untuk para simpatisan untuk menjadi kristen (1) Tahap pertama: simpatisan yang terpilih dilantik untuk menjadi katekumen (b) Periode atau masa katekumenat yang digunakan untuk masa formation, pembentukan dan pendidikan. Normalnya memakan waktu kurang lebih selama satu tahun (2) Tahap kedua: upacara pemilihan katekumen menjadi calon baptisan barn (c) Periode atau masa persiapan temkhir untuk para katekumen yang terpilih untuk dibaptis (3) Tahap ketiga: upacara penerimaan sakramen inisiasi (Sakramen Baptis - Krisma dan Ekaristi) (d) Periode atau masa pendalaman iman atau miftagogi unluk para baptisan baru 2. Makna Mistagogi Istilah mistagogi bemsal dari kata bahasa Latin mystagiigus atau bahasa Yunani mustagogos.istilah ini mempunyai 2 arti.pertama istilah tersebut menunjuk pada pribadi, yaitu pemimpin (Inggris: leader., guide) dan kedua menunjuk pada kata kejja, yaitu membawa atau membimbing pribadi untuk masuk ke dalam suatu misteri hidup yang semakin dalam.dalam kaitannya dengan inisiasi Kristen, mistagogi adalah masa atau periode yang digunakan untuk membimbing dan mendampingi para baptisan barn untuk semakin dalam masuk ke dalam misteri KristusJtulah makna dan sekaligus tujuan mistagogi. Sehubungan dengan itu perlu dipikirkan lebih lanjut: apa yang harus diajarkan selama masa mistagogi (apa materinya), siapa yang perlu terlibat dalam mistagogi, kapan itu harus dilaksanakan, bagaimana caranya, dan dan lain sebagaioya. Langkah-langkah tersebut dapat diumikan sebagai berikut: 1. Materi (Bahan) Pendalaman Selama Masa Mistagogi Tel.ah dinungkapkan di atas bahwa masa mistagogi adalah suatu kesempatan bagi pam baptisan baru untuk semakin jauh masuk ke dalam misteri Allah dalam y:esus
2, Kristus. Maka sebagaimana dituliskan dalam RClA n. 244, para baptisan barn diajak untuk mendalami dan merenungkan Sabda Tuban, menerima Ekaristi atau sakramen lainnya dan masuk semakin jauh dalam komunitas kristiani, yakni: Gereja. Jadi di sini ada perayan Ekaristi secara khusus untuk para baptisan barn, pendalaman serta mengiktui pertemuan-pertemuan lingkungan dan lain sebagainya. Sabda Allah atau Kitab Suci, khususnya bacaan untuk perayaan Ekaristi - Masa Paskah - Tahun A yang sangat berkaitan dengan misteri hidup Yesus (bdk.rcla n. 247).Mengapa dipilih bacaan-bacaan hari Minggu masa Paskah Tahun A untuk pendalaman Sabda?Karena bacaan-bacaan ini sungguh membantu para baptisan baru untuk masuk ke dalam misteri hidup Kristus.Selain itu juga dapat diperdalam tentang pengetahun liturgy, sakramen-sakramen dan symbol-simbol yang ada di dalamnya. 2. Yang Berpartisipasi dalam Pelaksanaan Mistagogi Dalam buku Pedoman Pastoral untuk Inisiasi Kristen n. 21-25 disebutkan pribadipribadi siapa yang harus terlibat dalam masa mistagogi ini.ini merarik karena dikatakan bahwa yang harns bertanggung jawab dalam masa mistagogi ini bukanlah satu atau dua orang saja, tetapi seluruh umat sebagai satu kesatuan dalam komunio Gereja.Maka dalam nomor itu juga disebutkan pribadi-pribadi yang terlibat sesuai dengan fungsi dan tanggung jawabnya masing-masing. Misalnya: 1. Umat beriman Umat beriman mempunyai tanggung jawab untuk menerima para baptisan barn dalam komunitasnya, menyapa mereka, menghadiri peryaan-perayaa sakramen yang mereka terima, mengajak mereka untuk mengikuti pertemuanpertemuan di wilayah atau lingkungan, dan lain sebagainya.maka dengan ini diharapkan bahwa baptisan barn semakin merasa diri diterima sebagai anggota Gereja dan merasa diri sebagai bagian utuh dari komunitas Gereja. 2. Wali Baptis Wali baptis mempunyai tanggung jawab untuk memberikan pendampingan bagi para baptisan baru.karena sebagai anggota Gereja yang barn masih harns bertumbuh dan berkembang dalam iman dan perlu pendampingan.para wali baptis perlu mengingatkan dan mengajak mereka untuk selalu setia kepada Kristus dan dalam menghayati iman dalam hidup sehari-hari.wali baptis harus menuryukkan sikap hidup yang dapat menjadi inspirasi dan teladan yang baik bagi para baptsian baru. 3. Para Katekis dan Pemuka Umat Para katekis mempunyai peranan yang penting dan tanggung jawab tinggi selama proses fonnasio bagi para baptisan barn karena yang paling sering bertatap muka dengan mereka dan yang harns mengajarkan isi ajaran yang baik dan benar. Maka mereka juga dituntut untuk menjadi teladan baik dalam
3 I bidang pengetahuan iman maupun praktik hidup sehari-hari sebagai pengikut KristusJuga para pemuka umat yang sering kali hadir dalam perayaanperayaan untuk para katekumen dan baptisan barn dan ada yang memimpin perayaan tersebut. Mereka juga bertanggung jawab untuk memberikan dukungan melalui cara hidup yang baik bagi para baptisan baru. 4. Para Imam Gembala Umat Para imam gembala umat, di parokinya masing-masing dan sebagai pembantu uskup mempunyai tanggung jawab yang tinggi dan secara umum dalam proses inisiasi Kristen. Para gembala umat harus tahu mengenai proses formasio bagi para baptisan barn. Hendaknya mereka mengenal sungguh pribadi masingmasing dari para baptisan barn ini. Dengan fungsi dan tanggungjawabnya yang khas para gembala umat hendaknya memantau, memberikan pengajaran yang benar, memimpin perayaan, memberikan dukungan dan teladan penghayatan iman bagi para baptisan baru dalam masa mistagogi 5. Uskup Dalam pedoman pastoral inisiasi Kristen n. 25 disebutkan bahwa "uskup bertanggung jawab atas pelaksanaan IntSlaSl kristus di seluruh keukupannya."secara praktis memang ada kendala-kendala tertentu untuk dapat memberikan perhatian khusus bagi para baptisan baru. Dalam RCM n. 251 dikatakan bahwa meskipun uskup tidak dapat hadir dalam perayaan baptisan, namun hendaknya mengatur waktu agar dapat bertemu dengan para batisan baru; memimpin satu kali perayaan Ekaristi untuk mereka dan mereka menerima Ekaristi dalam dua rnpa. 3. Kapan mistagogi barns dilaksanakan? Yang paling ideal waktu untuk melaksanakan baptisan adalah Malam Paskah.Di situ para calon baptisan barn diinisiasikan ke dalam misteri Paskah Kristus, dalam wafat dan kebangkitannya.kalau baptisan dapat dilaksanakan pada Malam Paskah, maka idealnya masa mistagogi dijaksanakan selama masa Paskah dan berakhir pada hari Pentakosta (bdk RCM n. 247; Inisiasi Kristen n. 20). Kalau baptisan dilaksanakan di luar Malam Paskah, masa mistagogi tetap dapat dilaksanakan selama beberapa minggu sesudah baptisan dengan merenungkan bacaan-bacaan yang diambil dari bacaan untuk Misa hari Minggu masa Paskah, khususnya Th. A. 4. Bagaimana cara melaksanakan mistagogi? Usulan Praktis Untuk Mistagogi Semua prinsip-prinsip untuk melaksanakan mistagogi mungkin dengan mudah dapat dibaca dan dimengerti.namun mungkin sebaliknya bahwa tidak begitu mudah bagamaina melaksanakan secara praktis mistagogi itu. Beberapa kendala yang.mungkin terjadi, misalnya: bagaimana cara melaksanakan mistagogi, tidak
41... ' mudah merencanakan waktu pelaksanaannya karena harus melibatkan banyak pihak: imamnya, baptisan bam, wali baptis, umat beriman; dan lain sebagainya. Sesuai dengan pedoman pastoral yang tertulis dalam buku RCIA (Fhe Rites of Christian Initiation ofadult)sr. Miriam Malone, SNJM memberikan usulan untuk pelaksanaan mistagogi dalam kesempatan perayaan Ekaristi untuk baptisan baru. Yang perlu dilakukan dalam perayaan Ekaristi itu adalah sebagai berikut: 1. Menyediakan tempat secara khusus untuk baptisan baru di tengah-tengah umat beriman, sehingga kelihatan bahwa di situlah duduk baptisan baru dan mendapat perhatian khusus pula. 2. Para baptisan baru diharuskan mengenakan busana/pakaian baprisan (misalnya: warna putih) ketika merayakan Ekaristi selama periode mistagogi. 3. Meminta para baptisan baru untuk memberikan kesaksian dan sharing pengalaman selama masa katekumenat - pertobatan samapai dengan keptusan untuk menerima baptisan. 4. Meminta para baptisan baru untuk membawakan doa umat dan membawa bahan persembahan (roti dan anggur) ke depan altar. 5. Selama perayaan Ekaristi untuk baptisan baru digunakan bacaan hari Minggu Masa Paskah Tahun A 6. Mengundang Uskup setempat untuk mengunjungi para baptsian barn dan memimpin perayaan Ekaristi untuk mereka. 3. Problem Proses formasio dan inisiasi Kristen yang dilaksanakan melaui riga tahap dengan em pat periode yang mengikutinya sungguh bagus untuk penanaman iman bagi para calon baptisan baru. Mereka sungguh-sungguh dibimbing untuk masuk ke dalam misteri Kristus secara bertahap dan langkah demi langkah, termasuk di dalamnya langkah terakhir: masa mistagogi. Namun cara yang bagus ini belum tentu dapat dilaksanakan di setiap paroki karena ada kendala-kendala tertentu. Misalnya: belurn tentu di setiap paroki ada katekumen atau calon baptisan baru. Kalau ada cajon mungkin jurnlahnya yang tidak banyak dan mempunyai latar belakang yang berbedabeda dan kesibukan yang tidak sarna pula, sehingga menjadi kendala untuk penyusun program dan waktu selama masaformasio atau katekumenat. Namun kendala-kendala yang ada seharusnya tidak menghilangkan atau menghapus yang namamasa mistagogi. 4. Penutup Masa mistagogi bagi para baptisan baru memang sangat penting dan perlu dilakukan.masa mistagogi ini adalah bagian integral dari formasio dan masa katekumenat dalam isiasi Kristen.Dengan mengikuti langgkah-iangkah ini diharapkan para baptisan baru sungguh mempunyai pengalaman yang indah dan mendalam tentang dan bersama Kristus serta misteri Gereja dalam lingkungannya.karena mereka telah menerima rahmat bapti~an dan resmi menjadi anak-anak Allah serta menjadi warga Gereja.
5 I DAFTAR PUSTAKA L Congregation For Divine Worship, Rite of Christian Initiation of Adult, 6 Januray 1972, dalam: The Rite of The Catholic Church, Volume One: Study Edition, Collegeville, Minesota 1990. 2. PWl - Liturgi, Inisiasi Kristen: Berdasarkan Buku "Ordo Initiationis Christianae Adultorum, Editio Typica, Roma tgl. 6 Januari 1972. 3. Konferensi Waligereja Indonesia, Iman Katolik: Buku Informasi dan Referensi, Jakarta 1996 4. Katekismus Gereja Katolik, 1998 5. Codex Iuris Canonici, Edidi Resmi Bahasa Indonesia, 2005 6. Miriam Malone, SNJM, Six Steps Efective Mystagogy dalam: miriamalone@,earthkink.net