BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. masalah besar yang harus benar-benar diperhatikan oleh setiap orang tua. Upaya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

dalam terapi obat (Indrasanto, 2006). Sasaran terapi pada pneumonia adalah bakteri, dimana bakteri merupakan penyebab infeksi.

EVALUASI PENGGUNAAN OBAT DENGAN INDIKATOR PRESCRIBING PADA PUSKESMAS JAKARTA UTARA PERIODE TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Community Acquired Pneumonia (CAP) adalah penyakit saluran

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan di RSUD Kabupaten Temanggung ini merupakan

KAJIAN DRUG RELATED PROBLEMs PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN PEDIATRIK DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA SEMARANG TESIS

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Prevalensi penyakit infeksi memiliki kecenderungan yang masih cukup

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah survei deskriptif terhadap semua variabel yang

EVALUASI PENGGUNAAN OBAT DENGAN INDIKATOR PRESCRIBING PADA PUSKESMAS WILAYAH KOTA ADMINISTRASI JAKARTA BARAT PERIODE TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Demam tifoid merupakan suatu infeksi tropis yang masih menjadi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

III. METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif dengan metode survei

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. konsolidasi paru yang terkena dan pengisian alveoli oleh eksudat, sel radang dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. bawah 5 tahun dibanding penyakit lainnya di setiap negara di dunia. Pada tahun

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dapat menurunkan tingkat kesadaran (Rahmatillah et al., 2015). Demam tifoid

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. infeksi bakteri. Resistensi antibiotik terjadi ketika bakteri berubah dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. konsolidasi paru yang terkena dan pengisian alveoli oleh eksudat, sel radang dan

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. pencegahan dan pengobatan penyakit (Depkes RI, 2009). yang tidak rasional bisa disebabkan beberapa kriteria sebagai berikut :

Volume 5 Nomor 1 Bulan Oktober 2017 E-ISSN:

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Pneumonia adalah penyebab utama kematian anak di. seluruh dunia. Pneumonia menyebabkan 1,1 juta kematian

BAB 1 PENDAHULUAN. kuman Salmonella Typhi (Zulkoni, 2011). Demam tifoid banyak ditemukan. mendukung untuk hidup sehat (Nani dan Muzakir, 2014).

BAB I PENDAHULUAN. diperkirakan kasus per penduduk per tahun, atau kurang lebih

BAB I PENDAHULUAN. terbanyak. Pemberian antibiotik merupakan pengobatan yang utama dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang berjudul Evaluasi ketepatan penggunaan antibiotik untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. yang paling sering dijumpai pada pasien-pasien rawat jalan, yaitu sebanyak

BAB 1 PENDAHULUAN. hidup layak, baik dalam kesehatan pribadi maupun keluarganya, termasuk

* Dosen FK UNIMUS. 82

Peresepan Antibiotik pada Pasien Anak Rawat Jalan di BLUD RS Ratu Zalecha Martapura: Prevalensi dan Pola Peresepan Obat

Fajar Prasetya Kelompok Bidang Ilmu Farmasi Klinik, Fakultas Farmasi, Universitas Mulawarman

Sugiarti, et al, Studi Penggunaan Antibiotik pada Pasien Penyakit ISPA Usia Bawah Lima Tahun...

BAB III METODE PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. Penyakit infeksi saluran pernafasan akut saat ini merupakan masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan kesadaran,

Profil Penggunaan Antituberkulosis di Apotek di Kota Bandung Periode

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol.1 No.2 Mei 2014

BAB III METODE PENELITIAN. secara descriptive dengan metode cross sectional dan pengambilan data secara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. masyarakat yang penting, khususnya di negara berkembang. Obat-obat andalan

Antibiotic Utilization Of Pneumonia In Children Of 0-59 Month s Old In Puskesmas Kemiling Bandar Lampung Period Januari-October 2013

PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi UNSRAT Vol. 4 No. 3 Agustus 2015 ISSN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian retrospektif dengan menggunakan data

III. METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) merupakan salah satu penyakit tidak

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian. promotif dan preventif untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang

BAB I PENDAHULUAN. Obat merupakan salah satu intervensi medis yang paling efektif, jika

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. yang penting khususnya di negara berkembang (Kemenkes, 2011). Di Indonesia,

Monitoring Pola Peresepan Obat Pasien Usia 0 2 Tahun Menggunakan Indikator WHO

BAB I PENDAHULUAN. Pneumonia adalah penyakit infeksi akut yang mengenai jaringan paru-paru

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

INTISARI KETEPATAN DOSIS PERESEPAN ANTIBIOTIK AMOXICILLIN

ANALISIS KUALITATIF PENGGUNAAN ANTIBIOTIK GOLONGAN SEFALOSPORIN DI RUMAH SAKIT X KUPANG

BAB III METODE PENELITIAN. A. Rancangan Penelitian. B. Alat Dan Bahan

BAB I PENDAHULUAN. yang rasional dimana pasien menerima pengobatan yang sesuai dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. Sebagai contoh, setiap tahunnya pengeluaran United States (US) health

EVALUASI KERASIONALAN PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN LANSIA DENGAN PNEUMONIA DI INSTALASI RAWAT INAP RSUP PROF. DR. R. D

EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN DEMAM TIFOID DI INSTALASI RAWAT INAP RS PKU MUHAMMADIYAH BANTUL TAHUN

Studi Penggunaan Antibiotik Berdasarkan ATC/DDD dan DU 90% di Bagian Bedah Digestif di Salah Satu Rumah Sakit di Bandung

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang

I. PENDAHULUAN. besar di Indonesia, kasus tersangka tifoid menunjukkan kecenderungan

PHARMACY, Vol.13 No. 02 Desember 2016 ISSN

DRUG USAGE DESCRIPTION FOR OUTPATIENT IN PKU MUHAMMADIYAH UNIT II OF YOGYAKARTA IN 2013 BASED ON WHO PRESCRIBING INDICATOR

BAB I PENDAHULUAN. oleh infeksi saluran napas disusul oleh infeksi saluran cerna. 1. Menurut World Health Organization (WHO) 2014, demam tifoid

BAB II LANDASAN TEORI A. TINJAUAN PUSTAKA. pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna dengan menyediakan pelayanan

KAJIAN PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN PNEUMONIA DENGAN METODE GYSSENS DI BALAI BESAR KESEHATAN PARU MASYARAKAT SURAKARTA TAHUN SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Penyakit infeksi masih menjadi masalah kesehatan masyarakat. Diare,

BAB I PENDAHULUAN. Congestive Heart Failure (CHF) merupakan kumpulan gejala klinis

PROFIL PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN ISPA DI BEBERAPA PUSKESMAS KOTA SAMARINDA

EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK ISPA NON-PNEUMONIA PADA PASIEN ANAK DI INSTALASI RAWAT JALAN RSUD SUNAN KALIJAGA DEMAK TAHUN 2013 SKRIPSI

INTISARI. Puskesmas 9 NopemberBanjarmasin. 1 Akademi Farmasi ISFI Banjarmasin 2

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. kualitas hidup pasien dan menimbulkan masalah ekonomi (Ducel dkk., 2002). Pada

BAB III METODE PENELITIAN. dengan diagnosis utama Congestive Heart Failure (CHF) yang menjalani

KAJIAN RASIONALITAS PENGGUNAAN ANTIBIOTIK DALAM TERAPI DEMAM TYPHOID PADA PASIEN ANAK RAWAT INAP DI RSUD Dr. M.M DUNDA LIMBOTO

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Proporsi penduduk usia lanjut tumbuh lebih cepat daripada kelompok umur

BAB I PENDAHULUAN. yang semula hanya berfokus kepada pengelolaan obat (drug oriented)

EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK ISPA NON-PNEUMONIA PADA PASIEN ANAK DI INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT X DEMAK TAHUN 2013 NASKAH PUBLIKASI

RASIONALITAS KRITERIA TEPAT DOSIS PERESEPAN COTRIMOXAZOLE PADA PENGOBATAN INFEKSI SALURAN PERNAFASAN AKUT PADA BALITA DI PUSKESMAS S

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Perbandingan Penggunaan Obat Rasional Berdasarkan Indikator WHO di Puskesmas Kecamatan antara Kota Depok dan Jakarta Selatan

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan obat didefinisikan oleh World Health Organization (WHO)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. anak-anak dan dewasa muda. Penyakit ini mencapai lebih dari 13 juta kematian per

PERBEDAAN KUALITAS PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA ANAK DENGAN DEMAM TIFOID DI KELAS III DAN NON KELAS III LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat. Semua usaha yang dilakukan dalam upaya kesehatan tentunya akan

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan masyarakat maupun dalam lingkungan rumah sakit. Penggunaan

BAB I PENDAHULUAN. Sakit (illness) berbeda dengan penyakit (disease). Sakit berkaitan dengan

EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA PADA PASIEN DEMAM TIFOID RAWAT INAP DI RSUD

DRUG RELATED PROBLEMS (DRP s) OF ANTIBIOTICS USE ON INPATIENTS CHILDREN IN SARI MEDIKA CLINIC AMBARAWA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013 menunjukkan lebih dari seperempat masyarakat Indonesia pernah mengalami infeksi pernafasan, dengan prevalensi infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) (25%), penyakit paru obstruksi kronis (PPOK) (3,7%) dan pneumonia (1,8%) (Kemenkes RI, 2013). Kelompok tersebut merupakan pengguna antibiotik terbesar (71%) karena mayoritas penderita infeksi pernafasan (97%) memperoleh peresepan antibiotik (Andrajati et al, 2017; Kusumananta & Endrawati (2014). Andrajati et al (2017) dan Rahayu et al (2014) melaporkan bahwa sebanyak 50-66% peresepan antibiotik pada penderita infeksi pernafasan tidak memenuhi kriteria rasional. Peresepan antibiotik yang tidak rasional berkaitan dengan ketidaktepatan durasi penggunaan (72%), pemilihan obat (22-33%), pemberian dosis (9%), dan frekuensi penggunaan (3,2%) (Andrajati et al, 2017; Kusumananta & Endrawati, 2014; Muharni et al, 2014) Ketidakrasionalan peresepan antibiotik dipengaruhi oleh tingkat pengetahuan dan pengalaman dokter serta kedisiplinan tenaga kefarmasian dalam memberikan label informasi obat (Andrajati et al, 2017; Kardela et al, 2014). Prasetya (2011) menyebutkan bahwa 16% peresepan antibiotik pada penderita infeksi pernafasan berpotensi menimbulkan reaksi yang tidak dikehendaki akibat interaksi antar obat. Antibiotik yang perlu diwaspadai potensial interaksinya adalah levofloksasin, siprofloksasin, ofloksasin, sparfloksasin, seftriakson (Pertiwi et al, 2014; Prasetya, 2011). Penelitian terkait peresepan antibiotik pada penderita infeksi pernafasan telah menyajikan gambaran rasionalitas peresepan dan faktor yang mempengaruhi. Publikasi terkait profil keamanan tersedia dalam jumlah terbatas. Penulis tidak menemukan publikasi yang menghubungkan rasionalitas peresepan dan profil keamanan peresepan antibiotik pada penderita infeksi pernafasan. Penelitian ini dilakukan sebagai tahap awal identifikasi rasionalitas dan profil keamanan peresepan antibiotik pada penderita infeksi pernafasan. Hasil penelitian akan menyajikan hubungan rasionalitas peresepan dan profil keamanan, 1

sebagai bahan kajian dalam tahapan penelitian selanjutnya yaitu menyiapkan rancangan edukasi terhadap klinisi dalam rangka pengendalian resistensi mikroba terhadap antibiotik. 1.2. Tujuan Tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah; a. Memperoleh data rasionalitas peresepan antibiotik pada penderita infeksi pernafasan. b. Memperoleh data profil keamanan keamanan peresepan antibiotik pada penderita infeksi pernafasan. c. Memperoleh hasil analisis hubungan rasionalitas dengan profil keamanan peresepan antibiotik pada penderita infeksi pernafasan. 1.3. Kontribusi penelitian yang diusulkan terhadap visi institusi Tantangan Riset - Penurunan sensitivitas antibiotik akibat peresepan tidak rasional. - Peresepan antibiotik yang tidak aman menyebabkan reaksi obat yang tidak dikehendaki. - Identifikasi hubungan rasionalitas peresepan antibiotik dan profil keamanan. - Edukasi klinisi dalam pengendalian antibiotik yang aman dan rasional. - Sistem pengendalian peresepan antibiotik rasional dan aman. Target RIP/renstra Riset penguatan pengobatan terhadap penyakit infeksi secara serius dan berkelanjutan. Permasalahan Penderita infeksi pernafasan merupakan kelompok mayoritas pengguna antibiotik. Peresepan antibiotik pada kelompok tersebut belum memenuhi kriteria rasional dan aman. Usulan Penelitian Identifikasi hubungan rasionalitas peresepan antibiotik dan profil keamanan. 2

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kajian Rasionalitas Peresepan Antibiotik Peresepan antibiotik yang rasional akan meningkatkan keberhasilan terapi dan mengendalikan sensitivitas bakteri terhadap antibiotik dalam jangka panjang (Gatera et al, 2014; Muharni et al, 2014; Putri et al, 2015). Sejumlah mikroba penyebab ISPA telah resisten terhadap amoksisilin dan eritromisin akibat peresepan tidak rasional (Putri et al, 2015). Rasionalitas peresepan antibiotik di Indonesia telah dikaji dengan sejumlah metode. Andrajati et al (2017) menguji rasionalitas peresepan antibiotik berdasarkan kesesuaian pemilihan antibiotik, kesesuaian dosis, durasi dan frekuensi. Metode serupa dilaksanakan oleh Muharni et al (2014) dengan acuan empat tepat dan satu waspada (4T+1W); tepat indikasi, obat, pasien, regimen (dosis, frekuensi, lama penggunaan, rute penggunaan), dan waspada efek samping obat. Rahayu et al, (2014) mengevaluasi penggunaan antibiotik dan membandingkan luaran terapi menggunakan Metode Gyssens. Kardela et al, (2014) dan Destiani et al, (2016) dalam penilaian rasionalitas antibiotik mengaplikasi panduan (WHO, 1993) yang mencakup tiga indikator utama yaitu peresepan, pelayanan pasien dan fasilitas kesehatan dengan 12 parameter. Anatomical Therapeutic Chemical/Defined Daily Dose (ATC/DDD) merupakan sistem klasifikasi dan pengukuran penggunaan obat. Drug Utilization 90% (DU90%) merupakan metode pengelompokan obat yang masuk kedalam segmen 90% penggunaan. Kedua metode tersebut diterbitkan oleh WHO (2003) dan telah diujicobakan untuk mengevaluasi antibiotik oleh Pradipta et al (2012) dan Sholih et al (2015). 2.2. Kajian Keamanan Peresepan Antibiotik Prasetya (2011) telah mengevaluasi keamanan penggunaan antibiotika pada penderita infeksi pernafasan telah berdasarkan kontraindikasi, efek samping, dan interaksi obat. Pada populasi lain, Pertiwi et al (2014) melakukan observasi 3

dengan metode cross-sectional untuk menguji keamanan fluorokuinolon pada penderita demam tifoid. Barliana et al (2013) melakukan analisis interaksi obat dari setiap resep pada populasi anak-anak dengan semua jenis penyakit dengan software Interactions Checker yang tersedia secara online melaluai alamat http://www.drugs. com/drug_interactions.html. Software tersebut akan mengelompokkan interaksi antara obat dengan obat dan obat dengan makanan. Interaksi akan dikelompokkan menurut 3 kategori; major, moderate, dan minor. 2.3. Kerangka Konsep Tema Penelitian Rasionalitas dan Profil Keamanan Peresepan Antibiotik Pada Pasien Infeksi Pernafasan Tujuan Penelitian Data rasionalitas dan profil keamanan peresepan antibiotik pada penderita infeksi pernafasan. Data hubungan antara tingkat rasionalitas dengan profil keamanan peresepan antibiotik pada penderita infeksi pernafasan. Penderita infeksi pernafasan merupakan kelompok mayoritas pengguna antibiotik. Penelitian terkait peresepan antibiotik terbatas pada penyajian gambaran rasionalitas peresepan dan faktor yang mempengaruhi. Publikasi terkait profil keamanan terbatas pada kajian komparatif potensi interaksi dengan jumlah yang terbatas. Tidak ada publikasi yang menghubungkan rasionalitas peresepan dan profil keamanan peresepan antibiotik pada penderita infeksi pernafasan Metode Kajian rasionalitas peresepan menggunakan metode 4T+1W dan indikator persepan pada panduan WHO (1993). Kajian keamanan peresepan dengan observasi kontraindikasi, efek samping, dan interaksi obat. Hubungan antara rasionalitas peresepan dan profil keamanan dianalisis secara statistik. Hasil Hubungan rasionalitas dan profil keamanan peresepan antibiotik pada penderita infeksi pernafasan. Luaran Artikel ilmiah pada jurnal Indonesian Journal of Clinical Pharmacy (IJCP). 4

BAB 3 METODE PENELITIAN ALUR PENELITIA N KEGIATAN PENELITIAN INDIKATOR CAPAIAN OUTPUT MULAI PERSIAPAN PENELITIAN 1. Telaah perkembangan penelitian yang melalui penelusuran artikel ilmiah. 2. Observasi metode yang telah dilaksanakan pada penelitian sebelumnya. Diperoleh landasan dan metode sebagai panduan pelaksanaan penelitian. Data panduan penelitia n PENGUMPU- LAN DATA Pengumpulan data peresepan melalui rekam medik Diperoleh data peresepan antibiotik. Data sebagai bahan analisis. ANALISIS DATA Kajian rasionalitas dan profil keamanan peresepan. Analisis hubungan rasionalitas dan profil keamanan. Diperoleh Hasil analisis hubungan. Data hubungan rasionalitas dan keamanan. PENYAJIAN HASIL PENELITIAN Analisis data hasil pengujian, pembahasan, dan publikasi. naskah publikasi Publikasi artikel ilmiah SELESAI 5

BAB 4 BIAYA DAN JADWAL PENELITIAN 4.1. Anggaran Biaya No JenisPengeluaran Biaya (Rp) 1 Honor peneliti Rp. 1.312.000 2 Pengambilan Data Rp. 1.400.000 3 Lain-lain Rp. 960.000 Jumlah Rp. 3.672.000 4.2. Jadwal Penelitian No Kegiatan Bulan 1 Bulan 2 Bulan 3 Bulan 4 Bulan 5 1 Persiapan Pengurusan izin Penyiapan alat penelitian 2 Pengumpulan dan Pengolahan data Pengumpulan Validasi Data Analisis Data Validasi Hasil 3 Laporan Penyusunan Publikasi 6

DAFTAR PUSTAKA Andrajati, R., Tilaqza, A., & Supardi, S. (2017). Factors Related to Rational Antibiotic Prescriptions in Community Health Centers in Depok City, Indonesia. Journal of Infection and Public Health, 10(1), 41 48. https://doi.org/10.1016/j.jiph.2016.01.012 Barliana, M. I., Sari, D. R., & Faturrahman, M. (2013). Analisis Potensi Interaksi Obat dan Manifestasi Klinik Resep Anak di Apotek Bandung. Jurnal Farmasi Klinik Indonesia, 2(3), 121 126. Destiani, D. P., Naja, S., Nurhadiyah, A., Halimah, E., & Febrina, E. (2016). Pola Peresepan Rawat Jalan: Studi Observasional Menggunakan Kriteria Prescribing Indicator WHO di Salah Satu Fasilitas Kesehatan Bandung. Indonesian Journal of Clinical Pharmacy, 5(3), 225 231. https://doi.org/10.15416/ijcp.2016.5.3.225 Gatera, V., Muhtadi, A., Halimah, E., & Prasetyo, D. (2014). Hubungan Pola Sensitivitas Bakteri pada Penggunaan Antibiotik Empirik terhadap Pencapaian Clinical Outcome Pasien Pneumonia Anak. Indonesian Journal of Clinical Pharmacy, 3(4), 127 134. https://doi.org/10.15416/ijcp.2014.3.4.127 Kardela, W., Andrajati, R., & Supardi, S. (2014). Perbandingan Penggunaan Obat Rasional Berdasarkan Indikator WHO di Puskesmas Kecamatan antara Kota Depok dan Jakarta Selatan. Jurnal Kefarmasian Indonesia, 4(2), 91 102. Kemenkes RI. (2013). Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) 2013. Jakarta: Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Kusumananta, M., & Endrawati, S. (2014). Pola Pengobatan Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) Pasien Pediatrik Rawat Inap Di RSUD Karanganyar Bulan November 2013-Maret 2014. Indonesian Journal on Medical Science, 1(2), 41 46. Muharni, S., Susanty, A., & Tarigan, E. R. (2014). Rasionalitas Penggunaan Antibiotik Pada Pasien ISPA Pada Salah Satu Puskesmas di Kota Pekanbaru. Jurnal Penelitian Farmasi Indoneisa, 3(September), 10 15. Pertiwi, G. A. E., Niruri, R., Tanasale, J. D., & Erlangga, I. B. E. (2014). Potensi Interaksi Obat pada Penggunaan Antibiotika Golongan Fluorokuinolon dari Pasien Dewasa dengan Demam Tifoid. Jurnal Farmasi Udayana, 3(3), 17 7

21. https://doi.org/10.1111/j.1574-6968.2010.02140.x Pradipta, I. S., Febrina, E., Ridwan, M. H., & Ratnawati, R. (2012). Identifikasi Pola Penggunaan Antibiotik sebagai Upaya Pengendalian Resistensi Antibiotik. Jurnal Farmasi Klinik Indonesia, 1(1), 16 24. Prasetya, F. (2011). Evaluasi Penggunaan Antibiotika Berdasarkan Kontraindikasi, Efeksamping, dan Interaksi Obat Pada Pasien Rawat Inap Dengan Infeksi Saluran Pernapasan Bawah di Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta Periode Januari-Juni 2005. Journal of Tropical Pharmacy and Chemistry, 1(2), 94 101. Putri, O. Y. K., Abrori, C., & Astuti, I. S. W. (2015). Uji Sensitivitas Amoksisilin dan Eritromisin terhadap Infeksi Sekunder dari Spesimen Pasien Infeksi Saluran Pernafasan Akut. e-jurnal Pustaka Kesehatan, 3(1), 18 23. Rahayu, Y. D., Wahyono, D., & Mustofa. (2014). Evaluasi Rasionalitas Penggunaan Antibiotik Terhadap Luaran pada Pasien Anak Penderita Pneumonia. Jurnal Manajemen dan Pelayanan Farmasi, 4(4), 264 270. Sholih, M. G., Muhtadi, A., & Saidah, S. (2015). Rasionalitas Penggunaan Antibiotik di Salah Satu Rumah Sakit Umum di Bandung Tahun 2010. Jurnal Farmasi Klinik Indonesia, 4(1), 63 70. https://doi.org/10.15416/ijcp.2015.4.1.64 World Health Organization. (1993). How to investigate drug use in health facilities: Selected drug use indicators. Who/Dap/93.1. World Health Organization. Diambil dari http://apps.who.int/medicinedocs/pdf/s2289e/s2289e.pdf World Health Organization. (2003). Introduction to Drug Utilization Introduction to Drug Utilization Research. Introduction to Drug Utilization Research. World Health Organization. 8