Aplikasi Respon Getar Untuk Fenomena Kavitasi Pada Pompa Sentrifugal Dengan Variasi Kerusakan Impeler

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. di dalam pompa maupun pipa, tempat-tempat bertekanan rendah. terjadinya kavitasi. Sedangkan kavitasi sendiri adalah gejala

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

LAPORAN PENELITIAN HIBAH BERSAING

ANALISA PENGARUH JUMLAH SUDU IMPELER TERHADAP GETARAN PADA POMPA SENTRIFUGAL

BAB III SIMULATOR KAVITASI DAN METODE AKUISISI DATA

BAB 3 POMPA SENTRIFUGAL

Kavitasi merupakan fenomena perubahan fase uap dari zat cair pada fluida yang mengalir.


BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III ANALISA DAN PERHITUNGAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

SIMULASI PENGARUH NPSH TERHADAP TERBENTUKNYA KAVITASI PADA POMPA SENTRIFUGAL DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM KOMPUTER COMPUTATIONAL FLUID DYANAMIC FLUENT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. fluida yang dimaksud berupa cair, gas dan uap. yaitu mesin fluida yang berfungsi mengubah energi fluida (energi potensial

BAB IV PERHITUNGAN DAN ANALISA DATA

ANALISA PENGARUH JUMLAH SUDU IMPELER TERHADAP GETARAN PADA POMPA SENTRIFUGAL

BAB II DASAR TEORI. Kenaikan tekanan cairan tersebut digunakan untuk mengatasi hambatan-hambatan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. beroperasi maksimal dan tahan dioperasikan dalam jangka waktu yang lama, hal ini tidak

BAB IV ANALISA SISTEM PEMIPAAN DAN PEMILIHAN POMPA

PERHITUNGAN HEAD DAN SPESIFIKASI POMPA UNTUK UNIT PRODUKSI JARINGAN AIR BERSIH

TUGAS KHUSUS POMPA SENTRIFUGAL

BAB II DASAR TEORI. bagian yaitu pompa kerja positif (positive displacement pump) dan pompa. kerja dinamis (non positive displacement pump).

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

PERANCANGAN HIDRAN DAN GROUNDING TANGKI DI STASIUN PENGUMPUL 3 DISTRIK 2 PT.PERTAMINA EP REGION JAWA FIELD CEPU. Aditya Ayuningtyas

PENGARUH VARIASI VOLUME TABUNG TEKAN TERHADAP EFISIENSI PADA POMPA HIDRAM

BAB II DASAR TEORI. dari suatut empat ketempat lain dengan cara menaikkan tekanan cairan tersebut.

BAB III DESKRIPSI ALAT UJI DAN PROSEDUR PENGUJIAN

BAB IV ANALISA PENGUJIAN DAN PERHITUNGAN BLOWER

BAB III PERALATAN DAN PROSEDUR PENGUJIAN

BAB III PROSES PERANCANGAN, PERAKITAN, PENGUJIAN DAN PERHITUNGAN POMPA SENTRIFUGAL UNTUK AIR MANCUR

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III DESKRIPSI ALAT DAN PROSEDUR PENGUJIAN

(Indra Wibawa D.S. Teknik Kimia. Universitas Lampung) POMPA

BAB IV PERHITUNGAN DAN ANALISA

Pengaruh Jarak Concentric dan Eccentric reducer Pada Sisi Isap Pompa Sentrifugal Terhadap Gejala Kavitasi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menambah energi pada cairan dan berlangsung secara kontinyu.

DESAIN DAN PERHITUNGAN TEORITIS POMPA SENTRIFUGAL DENGAN STUDI KASUS DI PT. CHAROEN POKPHAND INDONESIA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan manusia pompa diperlukan dalam berbagai. bidang, selain dalam bidang industri, pertambangan, pertanian dan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembuatan alat simulator radiator sebagai bentuk eksperimen. Dan

UJI EKSPERIMENTAL IMPELLER DENGAN BLADES SPLITTER TERHADAP KINERJA POMPA SENTRIFUGAL

PERENCANAAN POMPA SENTRIFUGAL DENGAN KAPASITAS 1,5 M 3 / MENIT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TUGAS AKHIR BIDANG KONVERSI ENERGI PERANCANGAN, PEMBUATAN DAN PENGUJIAN POMPA DENGAN PEMASANGAN TUNGGAL, SERI DAN PARALEL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III TEORI DASAR POMPA. Kerja yang ditampilkan oleh sebuah pompa merupakan fungsi dari head

BAB I PENDAHULUAN. memindahkan fluida dari suatu tempat yang rendah ketempat yang. lebih tinggi atau dari tempat yang bertekanan yang rendah ketempat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

LABORATORIUM SATUAN OPERASI

BAB II LANDASAN TEORI

PERENCANAAN POMPA SENTRIFUGAL DENGAN HEAD 200 M, KAPASITAS 0,25 M 3 /MENIT DAN PUTARAN 3500 RPM

ANALISA KEBUTUHAN JENIS DAN SPESIFIKASI POMPA UNTUK SUPLAI AIR BERSIH DI GEDUNG KANTIN BERLANTAI 3 PT ASTRA DAIHATSU MOTOR

BAB IV PENGOLAHAN DATA DAN ANALISA DATA

PERANCANGAN SISTEM DISTRIBUSI AIR BERSIH DINGIN DARI TANGKI ATAS MENUJU HOTEL PADA THE ARYA DUTA HOTEL MEDAN

STUDI DISTRIBUSI TEKANAN ALIRAN MELALUI PENGECILAN SALURAN SECARA MENDADAK DENGAN BELOKAN PADA PENAMPANG SEGI EMPAT

PEMBIMBING : Dr. Sri Poernomo Sari, ST., MT

III. METODOLOGI PENELITIAN. berdasarkan prosedur yang telah di rencanakan sebelumnya. Dalam pengambilan data

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB III METODE PENELITIAN. Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah :

MENINGKATKAN KAPASITAS DAN EFISIENSI POMPA CENTRIFUGAL DENGAN JET-PUMP

BAB IV DATA DAN ANALISA

BAB III RANCANG BANGUNG MBG

BAB I PENDAHULUAN. Pompa viskositas tinggi digunakan untuk memindahkan cairan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II DASAR TEORI QQ =... (2.1) Dimana: VV = kebutuhan air (mm 3 /hari) tt oooo = lama operasi pompa (jam/hari) nn pp = jumlah pompa

BAB III SET-UP ALAT UJI

Analisis Getaran Struktur Mekanik pada Mesin Berputar untuk Memprediksi Kerusakan Akibat Kondisi Unbalance Sistem Poros Rotor

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN... HALAMAN PERNYATAAN... PRAKATA... DAFTAR ISI... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN...

Deni Rafli 1, Mulfi Hazwi 2. Universitas Sumatera Utara (USU) Jl. Almamater, Kampus USU Medan INDONESIA

MODUL POMPA AIR IRIGASI (Irrigation Pump)

POMPA. yusronsugiarto.lecture.ub.ac.id

SKRIPSI. Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi. Syarat memperoleh Gelar Sarjana Teknik OLEH : ERICK EXAPERIUS SIHITE NIM :

BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Refrigerant Refrigeran adalah zat yang mengalir dalam mesin pendingin (refrigerasi) atau mesin pengkondisian udara

PERENCANAAN POMPA SENTRIFUGAL DENGAN KAPASITAS 1,5 M 3 / MENIT

BAB IV PEMODELAN POMPA DAN ANALISIS

LOGO POMPA CENTRIF TR UGAL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mesin kerja. Pompa berfungsi untuk merubah energi mekanis (kerja putar poros)

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. zat cair melalui saluran tertutup. Pompa menghasilkan suatu tekanan yang

BOILER FEED PUMP. b. Pompa air pengisi yang menggunakan turbin yaitu : - Tenaga turbin :

BAB I PENGUJIAN TURBIN AIR FRANCIS

BAB III PEMBUATAN ALAT UJI DAN METODE PENGAMBILAN DATA

TURBIN ANGIN POROS VERTIKAL UNTUK PENGGERAK POMPA AIR

RANCANG BANGUN ALAT SIMULASI POMPA HUBUNGAN SERI DAN PARALEL

BUKU PETUNJUK PRAKTIKUM MESIN-MESIN FLUIDA

PERANCANGAN SISTEM DETEKTOR, ALARM DAN SISTEM SPRINKLER PADA GEDUNG PLAZA DAN GEDUNG DIREKTORAT PPNS-ITS ADHITYA CHANDRA SETYAWAN ( )

RANCANG BANGUN ALAT SIMULASI POMPA HUBUNGAN SERI DAN PARALEL

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III PEMBUATAN ALAT UJI DAN METODE PENGAMBILAN DATA

POMPA TORAK. Oleh : Sidiq Adhi Darmawan. 1. Positif Displacement Pump ( Pompa Perpindahan Positif ) Gambar 1. Pompa Torak ( Reciprocating Pump )

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Jurnal e-dinamis, Volume 3, No.3 Desember 2012 ISSN

BAB III METODE PENELITIAN

EXPERIMENTAL STUDY ON CAVITATION PHENOMENA IN A CENTRIFUGAL PUMP USING FLOW VISUALIZATION AND VIBRATION ANALYSIS

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Transkripsi:

Aplikasi Respon Getar Untuk Fenomena Kavitasi Pada Pompa Sentrifugal Dengan Variasi Kerusakan Impeler Maskuh Astriyanto, Wijianto, Subroto Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas MuhammadiyahSurakarta Jl. A. Yani Tromol Pos I Pabelan Kartasura Pada sistem pemipaan dengan menggunakan pompa sentrifugal dapat menimbulkan terjadinya penurunan tekanan pada saluran isap pompa sampai dibawah tekanan uap jenuhnya sehingga timbul gelembung uap atau fenomena kavitasi. Hal tersebut menjadi kendala utama industri-industri kimia dan minyak yang menggunakan pompa sebagai alat utamanya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui respon getaran yang terjadi dan fenomena kavitasi pada pompa sentrifugal dengan cara memvariasi kerusakan impeller. Penelitian ini di mulai dengan perakitan semua peralatan termasuk manometer vakum dan tekan, rota meter. Dilanjutkan dengan membuat variasi kerusakan pada impeller pompa menjadi empat level kerusakan yaitu variasi I, variasi II, variasi III, dan variasi IV yang berturut-turut semakin besar level kerusakannya. Pengujian ini dilakukukan dengan mengukur tekanan pada saluran isap dengan saluran tekan pompa dan mengukur getaran pompa. Kondisi kavitasi pada rangkaian alat uji ini belum terpenuhi karena tekanan terukur pada sisi isap pompa masih lebih besar dari tekanan uap jenuhnya. Semakin besar kerusakan impeler maka tekanan isap(suction) pompa semakin naik. Semakin besar kerusakan impeler maka tekanan pada sisi tekan(discharge) pompa semakin turun. Kerusakan impeler tidak berpengaruh terhadap kenaikan tertinggi nilai accelerometer. Kata Kunci : Pompa, Kavitasi, Impeler, Getaran. 2

PENDAHULUAN. Kavitasi dapat terjadi pada zat cair yang sadang mengalir, baik di dalam pompa maupun pipa, tempat-tempat bertekanan rendah atau yang berkecepatan tinggi di dalam aliran sangat rawan terhadap terjadinya kavitasi. Sedangkan kavitasi sendiri adalah gejala menguapnya zat cair yang sedang mengalir karena tekanannya berkurang sampai di bawah tekanan uap jenuhnya. Misalnya, air pada tekanan 1 atm akan mendidih dan menjadi uap jenuh pada temperatur 100 0 C. Tetapi jika tekanan diturunkan, maka air akan mendidih pada temperatur yang lebih rendah. Jika tekanan cukup rendah maka pada temperatur kamar pun air dapat mendidih. Kavitasi menjadi masalah utama dalam berbagai industri terutama industri kimia dan minyak yang menggunakan pompa sentrifugal sebagai alat utamanya. Pompa yang dioperasikan dalam kondisi kavitasi akan menimbulkan suara bising yang diakibatkan gelembung-gelembung uap pecah secara kontinyu karena tekanan tinggi disekelilingnya. Getaran pada pompa akan muncul jika gelembung-gelembung uap yang pecah dalam jumlah yang banyak mengenai dinding casing dengan intensitas yang tinggi. Getaran ini yang akan dideteksi dengan menggunakan respon getar. Suyanto, dkk. (2005), melakukan panelitian menggunakan getaran dan SPL (sound pressure level). Fenomena kavitasi dapat dilihat dengan peningkatan frekuensi dari respon getar, yang terjadi pada frekwensi 100Hz sampai 500Hz. Frekuensi tersebut masih dapat diindikasikan sebagai impeller imbalance, frekuensi kerusakan sudu pompa, frekuensi harmonisasi dari komponen-komponen pendukung atau frekuensi pengaruh putaran motor. Hal tersebut di pandang menarik penulis malakukan penelitian kembali dengan topik Aplikasi Respon Getar untuk Fenomena Kavitasi Dengan Variasi Kerusakan Impeler pada Pompa Sentrifugal. BATASAN MASALAH Oleh karena itu dalam pembuatan rancang bangun berpegang pada batasan masalah berikut : a. Pompa yang dipilih adalah pompa sentrifugal. b. Variasi kondisi kerja yang akan diuji pada pengujian ini adalah pada kondisi kavitasi dimana hanya kerusakan impeler yang di buat variasi. c. Analisis hanya pada frekwensi kavitasi dengan variasi kerusakan impeler. TUJUAN PENELITIAN Penelitian yang dilakukan disini bertujuan untuk : a. untuk mendeskripsikan analisa getaran yang terjadi akibat fenomena kavitasi melalui rancang bangun alat uji kavitasi pada pompa sentrifugal dengan variasi kerusakan impeler. b. untuk mengetahui pengaruh kerusakan impeler terhadap tekanan dan kavitasi. 3

TINJAUAN PUSTAKA Karassik dkk, (1976) Menyatakan bahwa kavitasi adalah peristiwa terbentuknya gelembunggelembung uap di dalam cairan yang dipompa akibat turunnya tekanan cairan sampai di bawah tekanan uap jenuh. Gelembung uap yang terbentuk dalam proses ini mempunyai siklus yang sangat singkat. Terbentuknya gelembung sampai gelembung pecah hanya memerlukan waktu sekitar 0,003 detik. Peristiwa ini bila dibiarkan terjadi dalam jangka waktu yang lama akan menyebabkan terjadinya kerusakan pada dinding pipa. Jensen dan Dayton (2000), melakukan eksperimen dengan mendeteksi fenomena kavitasi pada pompa sentrifugal dengan variasi putaran motor menempatkan sensor getaran di dua titik (vertikal dan horisontal).hasil pengukuran getaran disimpulkan bahwa kavitasi akibat penurunan tekanan ditandai dengan pergeseran amplitudo pada frekuensi 5 X menjadi 3,5 X Josefberg (2002), dalam penelitian mengenai sistem deteksi dini dalam memprediksi umur pompa akibat kavitasi mengatakan bahwa dalam peristiwa kavitasi bagian yang paling parah terkena akibat kavitasi tersebut adalah impeler dan prediksi umur pompa juga ditandai dengan peningkatan amplitudo pompa. Rouben dkk (1997), mendeteksi munculnya kavitasi pada pompa menggunakan emisi akustik. Dari penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa kavitasi berada pada rentang 0,1-1 MHz, dan diperoleh kesimpulan bahwa pengaruh kavitasi terhadap penurunan nilai NPSH dari 20 m menjadi 10 m setelah kavitasi. Alfayez (2004), meneliti tentang munculnya kavitasi pada pompa sentrifugal ditandai dengan peningkatan amplitudo yang diukur secara bersamaan dengan penurunan nilai NPSH pada kondisi pompa yang sama 60 kw dan debit air 101 m 3 /jam. Hasil penelitian tersebut diperoleh munculnya kavitasi dalam bentuk grafik sesuai dengan gambar 2.5. dan kavitasi semakin tinggi sejalan dengan peningkatan debit aliran pompa. LANDASAN TEORI Pompa adalah mesin yang digunakan untuk memindahkan cairan dari permukaan yang rendah ke permukaan yang lebih tinggi atau dari daerah yang bertekanan rendah ke daerah yang bertekanan tinggi. Pompa sentifugal mempunyai sebuah impeler (baling-baling) untuk mengangkat zat cair dari tempat yang rendah ke tempat lebih tinggi. Pompa sentrifugal bekerja karena ada pengaruh input daya yang kemudian dapat menggerakkan sudu-sudu. Karena timbul gaya sentrifugal maka zat cair mengalir dari tengah impeler keluar melalui saluran sudu-sudu. Frekuensi sudu didefinisikan sebagai perkalian dari jumlah sudu dengan putaran poros pompa atau poros motor dalam satuan Hz. Secara matematis dapat ditulis BPF = Nbl x Rpm dimana : BPF = Frekuensi putaran sudu (Hz) Nbl = Jumlah sudu-sudu dari pompa Rpm = Putaran poros pompa (rpm) Frekuensi yang dipengaruhi oleh belt didefinisikan sebagai 4

banyaknya putaran penuh dari belt tiap satuan waktu dalam menit. Dengan persamaan matematis dapat ditulis sebagai berikut : π Sd Rpm Fb B1 dimana : F b = Frekwesi belt (Hz) = Diameter pulley (mm) S d Rpm = Putaran dari pulley (rpm) B 1 = Panjang belt (mm) NPSH yang tersedia ialah head yang dimiliki oleh zat cair pada sisi isap pompa ekuivalen dengan tekanan mutlak pada sisi isap pompa, dikurangi dengan tekanan uap jenuh zat cair di tempat tersebut. besarnya NPSH yang tersedia dapat ditulis sebagai berikut (Sularso, 2004) : h sv pa γ Pv γ h s h di mana : h sv =NPSH yang tersedia (m) P a = Tekanan atmosfir (N/m 2 ) P v = Tekanan uap jenuh (N/m 2 ) γ = Berat zat cair per satuan volume (N/m 3 ) h s = Head isap statis (m) Agar pompa dapat bekerja tanpa mengalami kavitasi, maka harus dipenuhi persyaratan berikut : NPSH yang tersedia > NPSH yang diperlukan Jika head total pompa pada titik efisiensi maksimum dinyatakan sebagai H n, dan NPSH yang diperlukan untuk titik ini H svn, maka σ didefinisikan sebagai NPSH σ H bilangan σ ini disebut koefisien kavitasi Thoma. ls Putaran spesifik dari pompa di definisikan sebagai berikut: 0.5 Q N S n 0.75 HsvN dimana : n : putaran poros (rpm) Q N : Kapasitas maksimum yang dihasilkan pompa (m 3 /min) H svn : NPSH yang di perlukan. Sering kali orang menggunakan bilangan kecepatan spesifik isap sebagai pengganti perhitungan dengan σ. Getaran merupakan gerak dinamis bolak-balik pada proses mekanis yang memiliki satu titik referensi. Gerak harmonis adalah bentuk sederhana dari getaran, dimana perpindahan posisi dari elemen yang bergerak merupakan fungsi dari waktu yang berlangsung secara periodik dalam rentang amplitudo tertentu. Goldman (1999), menyatakan bahwa cara paling mudah untuk menganalisa frekuensi suatu hasil plot spektrum adalah dengan membandingkan frekuensi alami dari masing-masing komponen yang digunakan. METODE PENELITIAN Kegiatan penelitian ini dilaksanakan sesuai dengan diagram alir pada gambar dibawah ini : 5

Gambar1. Diagram Alir Penelitian Mulai Persiapan Bahan dan Alat Perakitan instalasi pengujian fenomena kavitasi Pemasangan alat ukur pada sistem instalasi pengujian Perbaikan Tes kebocoran: Sistem diberi tekanan air Sistem instalasi diseting agar terjadi kavitasi Pendekatan teoritis P inlet < P vp Variasi impeler Variasi I Variasi II Variasi III A B C D E A B C D E A B C D E Perekaman fenomena untuk berbagai kerusakan impeler dan posisi penempatan accelerometer dengan pengukur getaran Diketahui karekteristik frekwensi getaran dengan variable kerusakan impeler Analisis dan generalisasi hasil Kesimpulan Selesai 6

A. Alat Penelitian Alat ukur yang digunakan dalam eksperimen terdiri dari: 1. alat ukur tekanan isap( suction) 2. alat ukur tekanan discharge 3. Tachometer (pengukur kecepatan) 4. rotameter (pengukur debit air) 5. Thermometer (pengukur suhu air) B. alat pengukur getaran 1 Tranduser Piezoelectric Accelerometer type 4370 Alat ini digunakan untuk mendeteksi getaran (detector getaran) dimana kerjanya adalah merubah getaran kedalam besaran listrik. 2 Charge Amplifier Alat ini berfungsi sebagai penguat arus yang diterima oleh tranduser. Produksi : Bruel & Kejaer Tipe : 2635 3 Accelerometer Calibrator Alat ini berfungsi untuk mengkalibrasi accelerometer agar sesuai dengan model dan type alat. Produksi : Bruel & Kejaer Tipe : 4391 4 Nasional Instrument Adalah suatu perangkat keras yang berfungsi untuk merubah sinyal getaran yang ditangkap oleh accelerometer yang kemudian di distribusikan ke perangkat lunak notebook. Produksi : National Instrument Tipe : 6251 5 Notebook Adalah suatu perangkat keras yang didukung dengan Rotameter software labview yang dapat membaca sinyal getaran dari acelerometer Produksi : Compaq Tipe : V3000 Software : Labview 8.1 C. bahan Adapun bahan yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Pompa sentrifugal 2. Impeler pompa 3. Motor penggerak 4. Instalasi Pipa 5. Pulley dan Belt D. perakitan bahan penelitian Pompa dipasang sejajar dengan motor listrik di bawahnya. Putaran motor listrik di transmisikan ke pompa melalui pulley dan belt. Gambar 2. Sketsa Pemasangan Pompa POMPA Belt Motor Listrik Manometer tekan Manometer isap Valve isap Pipa Isap Pipa Keluar pompa Valve tekan Ember Penampung 7

Gambar 3. Perakitan Pompa E. Pemasangan Pengukur Getaran Pengukur getaran ini terdiri dari beberapa komponen antara lain tranduser, calibrator, kabel data, nasional instrument, charge amplifier, komputer analyzer. 1 Tranduser Piezoelectric Accelerometer type 4370 Alat ini digunakan untuk mendeteksi getaran (detector getaran) dimana kerjanya adalah merubah getaran kedalam besaran listrik. 2 Charge Amplifier Alat ini berfungsi sebagai penguat arus yang diterima oleh tranduser. Produksi : Bruel & Kejaer Tipe : 2635 3 Accelerometer Calibrator Alat ini berfungsi untuk mengkalibrasi accelerometer agar sesuai dengan model dan type alat. Produksi : Bruel & Kejaer Tipe : 4391 4 Nasional Instrument Adalah suatu perangkat keras yang berfungsi untuk merubah sinyal getaran yang ditangkap oleh accelerometer yang kemudian di distribusikan ke perangkat lunak notebook. Produksi :National Instrument Tipe : 6251 5 Notebook Adalah suatu perangkat keras yang didukung dengan software labview yang dapat membaca sinyal getaran dari acelerometer Produksi : Compaq Tipe : V3000 Software : Labview 8.1 F. Langkah Penelitian Eksperimen tentang kavitasi ini dilakukan di Laboratorium Accustik dan Getaran Mekanis, Teknik Mesin, Universitas Gajah Mada Yogyakarta. Waktu Pengambilan data getaran akibat kavitasi pompa dilakukan mulai bulan Desember 2009 sampai bulan Januari 2010. Pelaksanaan eksperimen diawali dengan pemasangan pompa dan pembuatan kedudukan pompa serta perangkaian instalasi pompa yang mana instalasi tersebut dimungkinkan terjadi kavitasi. Sebagai indikasi awal bahwa pompa mengalami kavitasi adalah dengan dengan menurunkan tekanan isap pompa, dengan cara menutup katup pada saluran isap sehingga timbul gelembung uap. Gelembung ini dapat dilihat pada acrylic pipe transparan disisi suction pompa seperti terlihat pada gambar 3.6a. 8

Gambar 4. Gelembung uap disisi suction(a) dan discharge(b) (a) (b) Langkah berikutnya yaitu dengan penambahan parameter ukuran antara lain: manometer vakum dan tekan, termometer, tachometer, rotameter, dll. Setelah instalasi siap untuk di lakukan eksperimen tanpa terjadi kebocoran terutama disisi isap pompa, kemudian mempersiapkan perangkat pengukur getaran yang terdiri dari tranduser, kabel data, charge Amplifier, vibrationmeter, nasional instrument, computer analyzer Adapun proses pengambilan data adalah sebagai berikut: 1. mengisi pipa pada saluran isap dengan air. 2. Memastikan bahwa seluruh saluran yang akan dilewati fluida telah terbuka, dengan membuka penuh katup pada seluruh saluran sirkulasi. 3. Menghidupkan motor sekaligus mengatur putaran motor dengan menggunakan perbandingan diameter pulley. Setting putaran motor dari putaran 1440 rpm menjadi kurang lebih 1900 rpm sampai dengan 2000 rpm pada pompa. 4. (b) Pengaturan tekanan di pipa tekan dilakukan dengan menutup secara perlahan-lahan katub dari saluran hisap(suction) sampai didapatkan nilai tekanan yang diharapkan untuk memastikan agar terjadi kavitasi atau tidak. 5. Setelah terjadi kavitasi baca seluruh alat ukur yang tersedia sebagai hasil output dari perlakuan tersebut mulai dari tekanan di manometer di suction, discharge. Pembacaan hasil debit dapat dilakukan dengan membaca pada flowmeter. 6. Secara bersamaan getaran pompa direkam dengan software yang kemudian dapat ditampilkan pada layar monitor berupa grafik. 9

ACCELERATOR ACCELEROMETER PEMBAHASAN A. Indikasi Awal Kavitasi Sebagai indikasi awal bahwa pompa mengalami kavitasi adalah dengan menurunkan tekanan isap pompa, dengan cara menutup katup sedikit demi sedikit hingga timbul gelembung. Gelembung ini dapat dilihat pada acrilic pipe transparan disisi suction pompa. Tekanan terukur pada 0.2bar(20 kpa), sedangkan tekanan uap jenuh air pada suhu 27 0 C adalah 3. 59 kpa. Dimana kavitasi terjadi pada kondisi tekanan terukur pada suction pompa harus lebih kecil dari tekanan uap jenuhnya. Dalam penelitian ini tekanan pada suction masih lebih besar dari tekanan uap jenuhnya. Sehingga syarat terjadinya kavitasi pada penelitian ini belum terpenuhi. Gambar 5. Hubungan frekwensi dan accelerometer tertinggi A -250-270 -290-310 -330-350 -370-390 Gambar 6. Pembesaran area A pada gambar 5-250 -252 POSISI A 7000 7500 8000 8500 9000 9500 10000 FREKWENSI Variasi I Variasi II Variasi III Variasi IV variasi I B. hasil penelitian Posisi A Gambar4. Table accelerometer tertinggi pada posisi A Accelerometer Variasi Frekwensi tertinggi Impeller (Hz) (m/s 2 ) Variasi I 7989, 25-261, 854 Variasi II 8011, 25-260, 27 Variasi III 7989, 25-261, 54 Variasi IV 8008, 25-254, 1-254 -256-258 -260-262 -264-266 -268 7980 7985 7990 7995 8000 8005 8010 8015 8020 FREKWENSI Pada posisi penempatan tranduser di posisi A menunjukkan getaran terbesar pada penggunaan sudu dengan tingkat kerusakan tertinggi yaitu variasi IV dengan nilai accelerometer -254,1m/s 2. variasi II variasi III variasi IV 10

ACCELERATOR Posisi B Gambar 7. Tabel accelerometer tertinggi posisi B Variasi impeler Frakwensi Hz Accelerometer Tertinggi (m/s 2 ) Variasi I 7989.25-261.85 Variasi II 8011.25-251.33 Variasi III 7989.25-253.57 Variasi IV 8011.25-253.58 Gambar 8. Hubungan frekwensi C dan accelerometer C posisi B pada posisi B getaran terbesar terjadi pada variasi II dengan nilai accelerometer -251. 33 m/s 2. Posisi C Gambar 10. Tabel accelerometer tertinggi posisi C Variasi impeler Frakwensi Hz Accelerometer Tertinggi (m/s 2 ) Variasi I 8005.75-260.35 Variasi II 8008.25-264.48 Variasi III 7989.25-255.85 Variasi IV 8011.25-263.98 Gambar 11. Hubungan frekwensi dan accelerometer C posisi C Gambar 9. Pembesaran area B pada gambar 8 Gambar 12. pembesaran area C pada gambar 11-255 Variasi I -260-265 Variasi II -270 Variasi III -275 Variasi IV -280 7950 8000 8050 FREKWENSI 11

Posisi D Gambar 13. Tabel accelerometer tertinggi posisi D Variasi impeler Frakwensi Hz Accelerometer Tertinggi (m/s 2 ) Variasi I 8008. 25-260. 138 Variasi II 8008. 25-259. 092 Variasi III 7991. 75-261. 556 Variasi IV 8011. 25-269. 806 Gambar 14. Hubungan frekwensi dan accelerometer D posisi D Gambar 16. Tabel accelerometer tertinggi posisi E Variasi Accelerometer Frakwensi Tertinggi Impeler Hz (m/s 2 ) Variasi I 8008. 25-265. 11 Variasi II 8011. 25-264. 63 Variasi III 8008. 25-266. 18 Variasi IV 7989. 25-261. 854 Gambar 17. Hubungan frekwensi dan accelerometer posisi E E Gambar 15. pembesaran area D pada gambar 14 Gambar 18. pembesaran area E pada gambar 17 12

KESIMPULAN 1. Fenomena kavitasi pada alat uji penelitian ini belum terpenuhi. Hal ini di karenakan tekanan terukur sisi suction pompa masih lebih besar dari tekanan uap jenuhnya. Sedangkan kavitasi terjadi jika tekanan pada suction pompa lebih kecil dari tekanan uap jenuhnya. Sehingga getaran yang terdeteksi bukan merupakan akibat terjadinya kavitasi. 2. Kerusakan impeler sangat berpengaruh terhadap tekanan pompa sentrifugal baik tekanan keluar pompa maupun tekanan isap pompa. Hal ini dikarenakan semakin besar kerusakan impeler pompa maka tekanan pompa akan semakin turun. Sehingga kerja pompa sentrifugal tidak maksimal. 3. Kenaikan tertinggi nilai accelerometer pada masingmasing posisi penempatan accelerometer berbeda-beda. Hal ini di sebabkan karena penempatan accelerometer pada sisi pompa sentrifugal ditempatkan pada sisi yang berbeda sehingga kerusakan impeler tidak berpengaruh terhadap kenaikan tertinggi nilai accelerometer. 13