IbM KELAS VIRTUAL UNTUK SMPN 6 DAN SMAN2 SALATIGA

dokumen-dokumen yang mirip
Chapter 01. UNTAD Webinar

Penggunaan e-learning sebagai Pendukung Pelaksanaan Kurikulum 2013 pada SMAK St. Stanislaus Surabaya

STUDI PENGARUH PENERAPAN E-LEARNING TERHADAP KEAKTIFAN MAHASISWA DALAM KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR STUDI KASUS UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA

Mengapa menggunakan ICT. Bagaimana level kompetensi ICT bagi seorang guru? Pemanfaatan ICT untuk Pembelajaran 5/24/12. Learning: dahulu vs sekarang

PEMBANGUNAN E-LEARNING SEBAGAI SARANA PEMBELAJARAN ONLINE DI SMP NEGERI 8 BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) hadir sebagai bentuk

Mengapresiasi e-learning Berbasis MOODLE Basori 1

vensy vydia ACCELERATED LEARNING DALAM PROSES PEMBELAJARAN DAN E LEARNING SEBAGAI ALAT BANTU PEMBELAJARAN

BAB I PENDAHULUAN. Abad 20 ini banyak ditandai dengan kemunculan teknologi mutakhir yang

E-LEARNING BERBASIS WEB SEBAGAI MEDIA PENDUKUNG PROSES BELAJAR MENGAJAR PADA SMA NEGERI 2 SEMARANG

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

1 P edo m a n P J J S 2 A p t i k o m T e k n o l o g i P e m b e l a j a r a n

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Oleh Amat Jaedun Nuryadin ER.

Digital Library & Distance Learning Lab. Petunjuk Teknis Penggunaan Sistem E-Learning untuk Peserta Ajar

Hak Cipta 2014 DIREKTORAT SISTEM INFORMASI Halaman 2 dari 15

The next big killer application for the Internet is going to be education John Chambers, CEO of Cisco Systems

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Pemanfaatan E-Learning Untuk Menunjang Proses Pembelajaran Di SMPN 2 Jember

PPDB Online. Manfaat bagi Dinas Pendidikan & Sekolah. Manfaat bagi Masyarakat Umum

Amat Jaedun (Dosen Jurusan Pendidikan Teknik Sipil dan Perencanaan FT UNY)

Software User Manual E-Learning Panduan Bagi Mahasiswa

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

S Pembelajaran berbasis komputer (CBL) S CD pembelajaran S Multimedia pembelajaran S Aplikasi tutorial S Games, dll. S Pembelajaran berbasis web (WBL)

Sistem Informasi untuk Pendidikan (3) Pengembangan Kurikulum S2 KRK640 3 SKS

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Referensi PJJ Konsorsium Aptikom Standar Teknologi Pembelajaran Versi Maret 2014 disusun oleh Konsorsium APTIKOM

User Manual Distance Learning Panduan Penggunaan Aplikasi Pembelajaran Jarak Jauh (Dosen) Versi 1.1 (17 Juni 2014)

PETUNJUK PEMANFAATAN KELAS MAYA

BAB 1 PENDAHULUAN. yang sangat cepat menjadikan jarak bukan lagi suatu hambatan untuk berkomunikasi dan

PENERAPAN LEARNING MANAGEMENT SYSTEM (LMS) PADA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DAN SEKOLAH MENENGAH ATAS

Prosiding SNaPP2015 Sosial, Ekonomi, dan Humaniora ISSN EISSN

MEMBANGUN DIMENSI MANUSIA-TUGAS DALAM PENGEMBANGAN E-LEARNING

Problem-based learning (PBL) berbasis teknologi informasi (ICT)

I. PENDAHULUAN. sekarang dunia pendidikan ikut memanfaatkan kemajuan teknologi untuk

Transformasi Nilai Kepahlawanan dalam Membagun Nasionalisme

SISTEM INFORMASI BIMBINGAN BELAJAR PRIVAT STUDI KASUS LEMBAGA BIMBINGAN BELAJAR INDONESIA COLLEGE

PELATIHAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS WEB KEPADA GURU IPA SMP KOTA MATARAM

Perancangan E-Learning dengan Menggunakan Learning Management System (LMS)

Perkembangan E-Learning di Dunia Pendidikan Yang ada di Indonesia

PEMANFAATAN SHARABLE CONTENT OBJECT REFERENCE MODEL DALAM MENCIPTAKAN APLIKASI WEB E-LEARNING

BAB I PENDAHULUAN. E-Learning adalah pembelajaran jarak jauh (distance Learning) yang memanfaatkan

Pengembangan Perangkat Lunak Untuk Model Pengelolaan Kuliah Bersama pada Karakteristik Lembaga Penyelenggara Berbeda

WORKSHOP Pelatihan Pembelajaran Online Dosen

BAB I BAB 1 PENDAHULUAN

Adiharsa Winahyu Fakultas Teknologi Informasi Universitas Mercu Buana Yogyakarta

PELATIHAN PENGGUNAAN E-LEARNING DI SMP MUHAMMADIYAH 08 BATU. Prodi Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri Institut, Teknologi Nasional Malang 4)

KUESIONER EVALUASI KESIAPAN IMPLEMENTASI E-LEARNING DI SMU PANGUDI LUHUR I. (Untuk diisi Pihak Sekolah) Nama Yayasan :...

PANDUAN PENERAPAN E-LEARNING BERBASIS RUMAH BELAJAR (JEJAK BALI) PROVINSI BALI

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan Teknologi Informasi (TI) yang semakin

STMIK GI MDP. Program Studi Sistem Informasi Skripsi Sarjana Komputer Semester Genap 2010/2011

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Dalam menjalankan sistem yang telah dibuat penulis, maka diperlukan

USULAN PROGRAM PPM. Judul: PELATIHAN MANAJEMEN E-LEARNING BERBASIS LMS MOODLE UNTUK PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN ONLINE DAN COMPUTER BASED TEST

BAB V IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM

MATERI PELATIHAN ELEARNING PETUNJUK BAGI PENGAJAR PADA E-LEARNING. Muhamad Ali, MT.

BAB 1 PENDAHULUAN. menjadi kebutuhan bagi sebagian besar individu. Kemajuan dari teknologi

BAB I PENDAHULUAN. dibuka secara elektronik melalui komputer sesuai dengan perkembangan teknologi

BUKU PANDUAN PENGGUNAAN MODULAR OBJECT-ORIENTED DYNAMIC LEARNING ENVIRONMENT (MOODLE)

BAB 1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

Digital Library & Distance Learning Lab. Petunjuk Teknis Pengembangan Konten Pembelajaran

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BERBASIS E-LEARNING PADA MATERI HIDROKARBON DAN MINYAK BUMI KELAS X SEMESTER 2

Aplikasi Komputer. Pengantar E-Learning : Definisi E-Learning, Software E- Learning. Safitri Juanita, S.Kom, M.T.I. Modul ke: Fakultas Ekonomi

E-learning, Cermin Pendidikan Masa Kini: Siapkah kita? Oleh : Christina Wahyu Cahyani Senin, 13 Pebruari :46

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BIOLOGI

BAB I PENDAHULUAN. mempelajari fenomena alam, fisika juga memberikan pelajaran yang baik kepada

PENDAHULUAN. Zulharman Staf Pengajar FK Unri Mahasiswa S2 Ilmu Pendidikan Kedokteran FK UGM

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Paradigma pendidikan mengalami perubahan yang disesuaikan dengan

Apakah P4TK itu? Copyright

Menyusun komunitas belajar online di elisa. Diah Tri Widayati PPP-ICT UGM

TAMPILAN E-LEARNING (biothink.web.id) BESERTA FITURNYA

Usaha Peningkatan Profesionalisme Guru Melalui Pelatihan Internet dan E-Learning Sekolah

D i s a m p a i k a n pada W o r k s o p A A

Aplikasi Komputer. Pengenalan E-learning. Miftahul Fikri, M.Si. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Program Studi Manajemen.

Tipe A: pengembangan bahan ajar multimedia, dengan dana hibah sebesar Rp ,00 bagi 15 pemenang

Pemanfaatan E-Learning sebagai Media Pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ahdawi Firmansyah, 2014

Memanfaatkan. dalam pembelajaran. Disampaiakan dalam in house training SMA 1 DEMAK, 7 Desember Oleh Sudar, M.Pd. Apakah EDMODO itu?

Profil Sekolah Pelaksana Pusat Sumber Belajar

PEMANFAATAN E-LEARNING SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN DI UNIVERSITAS BINA DARMA PALEMBANG

Kelas Maya. Panduan Pengguna Sistem - Siswa. Republik Indonesia. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

2.1 Dasar Teori E-Learning

APLIKASI E-LEARNING DENGAN OPEN SOURCE WEBELS

SAINS & TEKNOLOGI INFORMASI DALAM KONTEKS PENDIDIKAN SEJARAH. Hansiswany Kamarga

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

LAYANAN PLATFORM UPT E- LEARNING ITB

E-LEARNING TRY OUT UJIAN NASIONAL SMK DENGAN MENGGUNAKAN CMS MOODLE

1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

MODEL INTERAKSI DALAM E-LEARNING

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BUKU PANDUAN PENGGUNAAN MODULAR OBJECT-ORIENTED DYNAMIC LEARNING ENVIRONMENT (MOODLE)

BAB V PEMBAHASAN. model pengembangan Research and Development (R&D) yang terdiri dari 10

Adi Heru Utomo Jurusan Teknologi Informasi, Politeknik Negeri Jember Jalan Mastrip Kotak Pos 164 Jember

BAB I PENDAHULUAN. kabar, audio visual dan elektronik, tetapi juga sumber-sumber informasi lainnya

BAB 1 PENDAHULUAN. persiapannya lebih singkat. E-Learning menjawab semua tantangan tersebut.

APLIKASI PEMBELAJARAN INTERAKTIF TEKNIK ANIMASI 3D BERBASIS MULTIMEDIA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Fariz Eka Nurfu ad, 2013

Romi Satria Wahono Koordinator Umum IlmuKomputer.Com Peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI)

BAB 2 ANALISIS KONDISI EKSISTING TIK UNHAS DAN KECENDERUNGAN PERKEMBANGAN TIK

Transkripsi:

IbM KELAS VIRTUAL UNTUK SMPN 6 DAN SMAN2 SALATIGA Helmie Arif Wibawa, Indra Waspada, Panji Wisnu Wirawan Fakultas Sains dan Matematika, Universitas Diponegoro Email: Helmie.arif@gmail.com Abtrak. Salah satu upaya yang dilakukan oleh SMPN 6 dan SMAN 2 Salatiga dalam meningkatkan prestasi akademik para siswa adalah dengan giat memberikan pengayaan materi pada siswa. Upaya ini membutuhkan sumber daya berupa waktu dan ruang yang dapat melebihi dari ketersediaan yang sudah ada, sehingga apabila pelaksanaannya hanya tergantung dengan metode klasikal maka dapat mengganggu alur PBM yang telah berlangsung. Perlu adanya metode lain yang dapat mengatasi keterbatasan ruang dan waktu yang terbatas tersebut. Kegiatan pengabdian masyarakat ini menitikberatkan pada pemanfaatan teknologi informasi untuk mengatasi keterbatasan ruang dan waktu dalam usaha pengayaan materi dan soal sehingga dapat diakses secara lebih luas baik oleh siswa, guru maupun masyakat. Teknologi yang memungkinkan adalah diimplementasikannya pembelajaran online untuk mengelola proses pembelajaran secara elektronik melalui kelas-kelas virtual. Dengan menggunakan pembelajaran online pengelolaan data bahan ajar, guru, siswa, kuis, maupun forum dapat dilakukan secara elektronik sehingga dimungkinkan PBM tidak bergantung pada kelas klasikal tetapi dapat berlangsung secara online dan realtime. Selain itu kegiatan ini juga mentargetkan bahwa setiap guru memiliki akun khusus yang digunakan untuk mengelola kelas virtual, mengunggah dan mengunduh bahan ajar maupun evaluasi dalam bentuk kuis secara online. Oleh karena itu pada kegiatan ini juga diadakan pelatihan dan pendampingan intensif dari tim agar guru dapat mandiri dalam berinteraksi menggunakan sistem pembelajaran online. Kata Kunci : kelas virtual, e-learning, real time PENDAHULUAN Pembelajaran merupakan proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Proses pembelajaran pada sekolah sangat tergantung pada sarana dan prasarana yang wajib disediakan oleh satuan pendidikan baik pendidikan formal maupun non formal berdasarkan pasal 1 dan pasal 45 undangundang no. 20 tentang sistem pendidikan nasional (UU SISDIKNAS) tahun 2003. Hal ini semakin menjadi tuntutan dengan adanya realisasi pendidikan dalam berbagai kebijakan pemerintah seperti program CBSA (Cara Belajar Siswa Aktif), program 9 tahun, hingga beberapa perbaikan kurikulum dari kurikulum tahun 1994, kemudian dilanjutkan 21

22 ABDIMAS Vol. 21 No. 1, Juni 2017 dengan kurikulum 2006 dalam bentuk KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) hingga kurikulum 2013 yang berbasiskan pada kompetensi. Upaya peningkatan hasil pembelajaran yang efektif terus diupayakan, salah satunya adalah dengan pengayaan materi untuk para siswa. Materi pengayaan dapat berguna untuk membantu siswa dalam memahami inti dan aplikasi dari suatu topik yang diberikan oleh guru ketika dalam kelas. Materi ini dapat diberikan dalam bentuk teks, video maupun audio. Selain dengan pengayaan berupa penambahan bahan ajar, pengayaan juga dapat diberikan dengan menambah latihanlatihan bagi siswa. Guru dapat memberikan soal-soal latihan, ataupun penugasan yang dapat menambah wawasan pada siswa secara mandiri. Akan tetapi pengayaan dalam pembelajaran ini sering terbentur dengan ruang dan waktu yang tersedia pada sekolah, termasuk di antaranya adalah sekolah menengah di Kota Salatiga. Berdasarkan data dari dinas pendidikan (DISDIK) kota Salatiga hingga tahun 2015 jumlah SMA/MA baik negeri maupun swasta yang ada di kota Salatiga sebanyak 14 sekolah dengan rincian SMA/MA negeri 4 sekolah dan SMA/MA swasta 10 sekolah. Adapun jumlah SMP/MTs baik negeri maupun swasta sebanyak 29 sekolah meliputi 11 SMPN/MTsN dan 18 SMP/MTs swasta (http://salatiga.siap.web. id/data-sekolah/data-daftar). Sementara itu sesuai dengan data dari kemenkeu untuk modul pengalokasian DAK 2015 bidang pendidikan, kota Salatiga termasuk ke dalam kelompok 10 DAK terkecil nasional yang hanya sebesar 1.6 milyar rupiah untuk kategori pendidikan tingkat SMA, sedangkan untuk SMP / MTs sebesar 3,4 miliar (http://www.djpk.depkeu.go.id/). Dengan jumlah 43 sekolah menengah, maka pemerintah kota Salatiga khususnya DISDIK perlu membuat perencanaan yang serius agar mutu pendidikan dapat ditingkatkan, salah satunya dengan meningkatkan sarana pembelajaran yang efektif, berdayaguna dan mudah diimplementasikan dengan memanfaatkan teknologi informasi. SMAN 2 dan SMPN 6 Salatiga memiliki letak geografis di bagian selatan kota Salatiga. Kedua sekolah menengah ini mewakili representasi sekolah SMA dan SMP negeri yang ada di kota Salatiga. Saat ini baik SMAN 2 maupun SMPN 6 Salatiga telah melaksanakan proses pembelajaran dengan sangat baik. Akan tetapi terkait dengan pengayaan materi yang diusahakan untuk meningkatkan prestasi akademik siswa, kedua sekolah ini sering terbentur dengan sarana dalam pemberian pengayaan untuk siswa tersebut. Jadwal kelas yang sudah padat dan ruang kelas yang tersedia menjadi hambatan pihak sekolah dalam memberikan pengayaan. Oleh karena itu pihak sekolah mengupayakan cara lain dalam memberikan pengayaan tersebut. Dari hasil pengamatan tim pengabdian didapatkan bahwa kedua sekolah ini telah memiliki infrastruktur yang memadai seperti laboratorium komputer yang terkoneksi internet maupun sarana internet dalam bentuk hotspot pada beberapa sudut sekolah yang dapat diakses oleh civitas akademika secara gratis. Dengan demikian ada cara suatu cara yang dapat dimanfaatkan pihak sekolah untuk memberikan pengayaan pada siswa yaitu dengan memanfaatka teknologi e-learning. Oleh karena itu melalui kegiatan pengabdian ini tim membangun sebuah portal e-learning yang diharapkan dapat menjadi sarana bagi para guru untuk mengelola bahan ajar dan memungkinkan bagi para guru tersebut untuk melaksanakan pembelajaran secara virtual sehingga siswa dapat berinteraksi dengan guru atau teman yang lain secara online. Kelas virtual ini dapat menjadi sarana dalam memberikan pengayaan pada siswa.

Helmie AW, Indra W, Panji W Wirawan IbM Kelas Virtual 23 METODE Salah satu pemanfaatan teknologi informasi dalam bidang pendidikan adalah penggunaan e-learning. E-Learning mengandung pengertian yang sangat luas, sehingga banyak definisi yang telah disampaikan oleh pakar. Salah satu definisi yang cukup lengkap adalah bahwa e-learning merupakan suatu jenis belajar mengajar yang memungkinkan tersampaikannya bahan ajar ke siswa dengan menggunakan media Internet, Intranet atau media jaringan komputer lain. (Darin, 2001). Dengan menggunakan model ini pendidik dan peserta didik mempunyai kebebasan untuk memilih waktu dan lama belajar sesuai dengan kemampuan belajarnya. Dengan menggunakan e-learning suatu materi dapat dibagikan oleh seorang pendidik dengan waktu yang lebih leluasa, demikian juga materi ini dapat diunduh seorang peserta didik untuk kemudian dipelajari oleh peserta didik tersebut peserta didik tersebut di manapun dia berada. Sehingga dengan menggunakan e-learning sebagai suatu kelas virtual maka tidak ada lagi alasan tentang keterbatasan waktu dan tempat sehingga tidak melakukan suatu proses pembelajaran. Untuk dapat berjalan dengan baik, suatu kelas virtual yang berbasis e-learning haruslah memenuhi beberapa komponen, antara lain: (1) Materi Bahan Ajar : materi disediakan dalam bentuk modul, dilengkapi dengan soal sebagai tolok ukur keberhasilan peserta dilengkapi dengan hasil dan pembahasan. (2) Komunitas : para peserta dapat mengembangkan komunikasi online untuk memperoleh dukungan dan berbagai informasi yang saling menguntungkan. (3) Pengajar online : para guru / pengajar selalu online untuk memberikan arahan kepada peserta menjawab pertanyaan dan membantu dalam diskusi. (4) Kesempatan bekerjasama : adanya perangkat lunak yang dapat mengatur pertemuan online shingga proses belajar mengajar dapat dilakukan secara bersamaan atau real time tanpa kendala jarak. (5) Multimedia : penggunaan teknologi audio video dalam penyampaian materi sehingga menarik minat dalam belajar. Metode penyampaian bahan ajar pada suatu kelas virtual berbasis e-learning ada dua yaitu (Wahono 2007): (a) Synchrounous e-learning: Guru dan siswa dalam kelas dan waktu yang sama meskipun secara tempat berbeda, model ini memerlukan bandwidth yang lebar dan mahal dalam pelaksanaannya. (b) Asynchronous e-learning: Guru dan siswa dalam kelas yang sama (kelas virtual), meskipun dalam waktu dan tempat yang berbeda. Sehingga diperlukan peranan sistem (aplikasi) e-learning berupa Learning Management System dan content baik yang berbasis text atau multimedia. Sistem dan content harus tersedia dan online dalam 24 jam nonstop di Internet. Guru dan siswa bisa melakukan proses belajar mengajar dimanapun dan kapanpun. Dari pengamatan awal ke SMPN 6 dan SMAN 2 Salatiga tim mendapatkan bahwa kedua sekolah ini berusaha untuk meningkatkan prestasi akademik dari para siswa mengingat input siswa yang ada, salah satunya dengan cara pengayaan materi, sementara itu di lain pihak dari program yang telah dilangsungkan didapatkan bahwa secara ruang dan waktu sehingga rencana pengayaan ini mengalami kendala. Oleh karena itu tim pengabdian menawarkan kepada pihak sekolah untuk dibuatkan sebuah portal e-learning yang mana dapat digunakan sebagai kelas virtual. Dengan kelas virtual ini materi ajar, data siswa, guru dan kegiatan latihan dapat dikelola. Selain itu tim juga mengadakan pelatihan penggunakan virtual kelas kepada para guru, pengelola kelas virtual dan siswa. Adapun metode yang dilakukan adalah (1) Membangun suatu portal e-learning untuk dapat dimanfaatkan sebagai kelas virtual bagi SMPN 6 dan SMAN 2 Salatiga. (2) Mengadakan pelatihan dan melakukan pendampingan tentang tata kelola

24 ABDIMAS Vol. 21 No. 1, Juni 2017 dan penggunaan kelas virtual bagi guru, siswa dan admin petugas pengelola utama kelas virtual. Prosedur kerja untuk merealisasikan pendekatan yang digunakan tim pengabdian adalah sebagai berikut (1) Pengumpulan Data. Pada kegiatan ini tim berusaha untuk mengumpulkan semua data yang terkait dengan proses belajar mengajar. Data yang diperoleh tersebut berupa mata pelajaran dan data siswa. Untuk data mata pelajaran tim berusaha mendapatkan data persebaran mata pelajaran pada setiap kelas beserta pengampunya, model distribusi pengampu beserta penggantiannya ketika ada perpindahan tahun ajaran. Sedangkan data yang dicari terkait dengan siswa adalah data distribusi siswa pada suatu tahun ajaran beserta model distribusi siswa ketika memasuki tahun ajaran baru. Selain itu tim juga mencari informasi tentang model pemberian tugas dan latihan beserta evaluasi terhadap siswa terhadap setiap mata pelajaran secara umum. Data yang dihasilkan ini menjadi dasar dalam penentuan setting proses dalam e-learning yang dibangun. (2) Pembuatan desain e-learning. Pada proses ini tim berusaha merumuskan desain dan bagan proses dari portal e-learning yang dibangun. Tim pengabdian juga melibatkan pihak sekolah untuk mendapatkan masukan terhadap desain yang dihasilkan. (3) Pembangunan dan uji coba portal e-learning. Setelah didapatkan suatu desain proses dari portal dan telah disepakati oleh pihak sekolah, tim mengimplementasikan desain tersebut ke dalam suatu portal. Untuk implementasi ini tim menggunakan LMS Moodle yang bersifat open source dan mempunyai fitur yang lengkap. Pada proses ini tim pengabdian selalu melakukan komunikasi dengan pihak sekolah terkait capaian sistem yang telah diperoleh dan melakukan perubahan ketika ada fitur atau fungsi yang belum sesuai dengan pihak sekolah. Hal ini sesuai dengan model prototyping (Pressman, 2005) yang lebih mudah digunakan untuk mitra seperti kasus ini. (4) Pelatihan dan pendampingan. Kemampuan mitra dalam menggunakan kelas virtual ini menjadi kunci dalam sukses dan tidaknya tujuan pembangunan portal e-learning. Oleh karena itu tim pengabdian melakukan pelatihan dan mengadakan pendampingan penggunaan kelas virtual. Pelatihan secara langsung diberikan kepada para guru dalam hal pengelolaan bahan ajar, pengelolaan siswa dalam kelas yang bersangkutan, pengelolaan latihan dan pengelolaan nilai. Sedangkan untuk admin pengelola kelas virtual diberikan pelatihan dan pendampingan dalam hal pengelolaan kelas virtual secara umum terutama dalam distribusi siswa setiap tahun ajaran baru, pengelolaan mata pelajaran beserta distribusi dan perubahan pengajarnya. Adapun untuk siswa, pelatihan diberikan dengan cara memberikan suatu video tutorial tentang penggunaan kelas virtual. (5) Evaluasi. Untuk mengukur tingkat keberhasilan pemanfaatan teknologi informasi dalam hal ini e-learning sebagai program pengayaan materi, tim pengabdian melakukan evaluasi terutama pada tingkat pemahaman dalam penggunaan dan pengelolaan kelas virtual. Kelas. Gambar 1. Metode Pelaksanaan pengabdian

Helmie AW, Indra W, Panji W Wirawan IbM Kelas Virtual 25 Terlihat dari setiap tahap yang dilakukan, partisipasi mitra sangat penting, komunikasi dengan mitra sangat mendukung dalam setiap tahap pelaksanaan kegiatan. Kegiatan ini menghasilkan luaran berupa kelas virtual yang dikemas dalam suatu portal e-learning. Kelas virtual yang dihasilkan ini dapat digunakan dalam mengelola bahan ajar, guru sebagai pengajar dan siswa sebagai peserta kelas. Dengan kelas ini guru dapat menambahkan materi melalui kelas yang tersedia serta dapat menambahkan evaluasi bagi siswa yang berupa latihan dan tugas dengan waktu dan ruang yang lebih fleksibel. latihan yang diberikan guru pada grup sesuai dengan prosesdur yang telah disetting guru mata pelajaran yang bersangkutan. Adapun admin diberi fasilitas yang lebih luas dari kedua jenis user sebelumnya. Seorang admin dapat berperan sebagai admin itu sendiri atau juga dapat berperan sebagai user guru atau user siswa. Hal ini bermanfaat untuk pemeriksaan dalam pengelolaan kelas virtual secara keseluruhan. Seorang admin bertanggung jawab dalam distribusi pengampu mata pelajaran dan distribusi siswa terutama pada saat tahun ajaran baru. HASIL DAN PEMBAHASAN Kegiatan pengabdian masyarakat yang melibatkan dua mitra, SMPN 6 dan SMAN 2 Salatiga ini menghasilkan dua buah luaran yaitu portal e-learning sebagai suatu kelas virtual dan pelatihan dalam penggunaan kelas virtual tersebut. (1) Kelas virtual berbasis e-learning. Kelas virtual yang berbasis e-learning yang dihasilkan telah disesuaikan dengan proses bisnis yang berlaku di masing-masing sekolah menengah tersebut. Setiap portal mempunyai tiga kriteria user yiatu guru, siswa dan admin. User guru diberi fasilitas untuk dapat mengelola suatu kelas virtual untuk mata pelajaran yang diampu mulai dari mengunggah bahan ajar, mengunggah soal-soal, mengatur tugas dan latihan serta menerima evaluasi nilai dari siswa yang ikut dalam kelasnya. User siswa hanya dapat mengikuti kelas di mata pelajaran yang diikuti secara konvesional. Dengan menggunakan akun yang dimiliki seorang siswa dapat mengikuti pelajaran pada grup kelas yang telah diatur sesuaidengan kelas konvensionalnya kemudian dapat mengunduh bahan ajar yang telah diunggah seorang guru, serta dapat mengakses tugas yang diberikan dan mengunggah hasil pengerjaan tugasnya. Demikian juga seorang siswa dapat mengikuti Gambar 2. Tampilan kelas virtual SMPN 6 Salatiga Gambar 3. Tampilan halaman depan kelas virtual SMAN 2 Salatiga (2) Pelatihan dan pendampingan. Pelatihan e-learning dilakukan sebagai tindak lanjut dari pembuatan web sekolah dan portal e-learning. Pelatihan ini bertujuan untuk memberikan pendampingan dan edukasi langsung terhadap mitra terutama admin dan

26 ABDIMAS Vol. 21 No. 1, Juni 2017 guru-guru. Admin dipandang sangat perlu diberikan pendampingan secara maksimal. Hal ini disebabkan admin memegang peranan penting dalam mengelola kelas virtual berbasis e-learning ditinjau dari keberlangsungan sistem. Melalui admin, kelas viertual akan dapat dijaga baik dari sisi isi (content) maupun kualitasnya. Sedangkan guru-guru diberikan pelatihan terutama dititik beratkan pada penguasaan pengelolaan kelas virtual baik dalam menangani kelas, siswa, unggah materi ajar, pembuatan dan pengunggahan soal atau kuis serta pengelolaan kelas virtual secara menyeluruh. Gambar 6. Peserta pelatihan kelas virtual Gambar 4. Narasumber dalam penyampaian konsep e-learning Gambar 5. Narasumber dalam pengelolaan kelas virtual Gambar 7. Suasana diskusi dalam pelatihan dan pendampingan Hasil dari pelatihan ini didapatkan bahwa lebih dari 80% peserta pelatihan baik guruguru maupun admin dari SMPN 6 Salatiga maupun SMAN 2 Salatiga menunjukkan mampu menggunakan kelas virtual. Hal ini dapat dilihat dari tingkat partisipasi yang diikuti dengan jumlah guru-guru yang telah mengelola kelas virtual disertai dengan pengunggahan materi belajar serta jumlah soalsoal yang telah diunggah di portal e-learning masing-masing sekolah. Dengan demikian tidak hanya partisipasi kehadiran guru-guru yang tinggi akan tetapi penguasaan materi dan tindak lanjut pelatihan ini sangat nyata untuk direalisasikan dan diimplementasikan pada kegiatan proses belajar mengajar di kelas.

Helmie AW, Indra W, Panji W Wirawan IbM Kelas Virtual 27 SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Kegiatan pengabdian yang melibatkan guru-guru di SMPN 6 dan SMAN 2 Salatiga telah berhasil dilaksanakan dan mempunyai hasil sebagai berikut : 1. Telah dihasilkan web sekolah dan elearning untuk sekolah SMPN 6 dan SMAN 2 Salatiga dengan alamat url masingmasing www.kelasonline.smpn6salatigakota. sch.id dan www.kelasonline.sma2salatiga.sch. id.. Lebih dari 80% guru-guru telah dapat menguasai dan mengimplementasikan materi pelatihan e-learning. Hal ini dapat dilihat dari jumlah bahan ajar maupun soal-soal kuis yang telah diunggah di portal e-learning. Saran Tingkat akses yang tinggi akan dapat terjaga dengan jaringan komunitas yang baik, oleh karena itu untuk tetap menjaga keberlangsungan dari kelas virtual yang telah dibangun, perlu diciptakan suasana atmosfir pembelajaran secara mandiri terutama bagi para siswa. DAFTAR PUSTAKA Darin E. H, 2001, Selling e-learning, American Society for Training and Development. Dublin, L. and Cross, J., 2003, Implementing elearning: Getting the Most from Your Elearning Investment, the ASTD International Conference. http://salatiga.siap.web.id/data-sekolah/ data-daftar diakses tanggal 10 April 2015 jam 15.40 wib. http://www.djpk.depkeu.go.id/attachments/article/495/ Modul%20Pengalokasian%20DAK%20 2015%20VerComplete.pdf diakses tanggal 13 April 2015 jam 19.00 wib. Pressman R S, 2005, Software Engineering: A Practitioner s Approach, 6/e, Pearson Education. Wahono Romi Satria, 2007, Sistem elearning Berbasis Model Motivasi Komunitas, Jurnal Teknodik No. 21/XI/ TEKNODIK/AGUSTUS/2007.

28 ABDIMAS Vol. 21 No. 1, Juni 2017