3.2. Jenis dan Sumber Data

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian memegang peran strategis dalam pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. daya yang dimiliki daerah, baik sumber daya alam maupun sumber daya

BAB 1 PENDAHULUAN. Sektor pertanian, peternakan, kehutanan, dan perikanan memberikan

I. PENDAHULUAN Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Kegunaan... 5

PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. melimpah. Memasuki era perdagangan bebas, Indonesia harus membuat strategi yang

BAB I PENDAHULUAN. bermakana. Peranansektor ini dalam menyerap tenaga kerja tetap menjadi yang

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat secara ekonomi dengan ditunjang oleh faktor-faktor non ekonomi

Jl. Prof. A. Sofyan No.3 Medan Hp ,

ANALISIS DAYA SAING EKSPOR KOMODITI CRUDE PALM OIL (CPO) PROVINSI RIAU. Eriyati Rosyeti. Abstraksi

I. PENDAHULUAN. penyediaan lapangan kerja, pemenuhan kebutuhan konsumsi dalam negeri, bahan

I. PENDAHULUAN. Perekonomian merupakan salah satu indikator kestabilan suatu negara. Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. barang yang dimaksud terdiri dari barang dari dalam negeri, barang dari luar negeri,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pertumbuhan perekonomian suatu negara tentunya tidak terlepas dari

BAB I PENDAHULUAN. Permintaan dan penawaran pada dasarnya merupakan penyebab terjadinya

PENDAHULUAN. daratan menjadi objek dan terbukti penyerapan tenaga kerja yang sangat besar.

ANALISIS DAYA SAING EKSPOR KOMODITI CRUDE PALM OIL (CPO) PROVINSI RIAU. Eriyati Rosyetti. Abstraksi

ANALISIS KEUNGGULAN KOMPARATIF EKSPOR PRODUK BERBASIS KELAPA SULAWESI UTARA

I. PENDAHULUAN. penyumbang devisa, kakao (Theobroma cacao) juga merupakan salah satu

I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. salah satu komoditas penting yang diperdagangkan secara luas di dunia. Selama

I. PENDAHULUAN. Tabel 1.1. Ekspor, Impor, dan Neraca Perdagangan Komoditas Pertanian Menurut Sub Sektor, 2014 Ekspor Impor Neraca

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT JUNI 2015

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT APRIL 2017

BAB I PENDAHULUAN. opportunity cost. Perbedaan opportunity cost suatu produk antara suatu negara

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT JUNI 2016

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT MARET 2016

ANALISIS DAYA SAING KOMODITAS KOPI INDONESIA DAN FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DAYA SAING KOMODITAS KOPI INDONESIA TAHUN JURNAL

BAB 1 PENDAHULUAN. Karet merupakan komoditi ekspor yang mampu memberikan kontribusi di dalam

I. PENDAHULUAN. pertanian berperan besar dalam menjaga laju pertumbuhan ekonomi nasional. Di

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT JULI 2015

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan usaha yang meliputi perubahan pada berbagai aspek

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT MEI 2016

Analisis Daya Saing Biji Kakao (Cocoa beans) Indonesia di Pasar Internasional

PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

BAB I. Pendahuluan. khususnya di bidang ekonomi internasional. Kelancaran serta kesuksesan

ANALISIS DAYA SAING EKSPOR TOMAT INDONESIA DALAM MENGHADAPI MASYARAKAT EKONOMI ASEAN (MEA) PENDAHULUAN

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT MARET 2017

ANALISIS DAYA SAING EKSPOR KOMODITAS KAKAO INDONESIA ANDRI VENO UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT JANUARI 2016

I. PENDAHULUAN. Latar Belakang

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT JANUARI 2017

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT JULI 2016

ANALISIS DAYA SAING PRODUK EKSPOR PROVINSI SUMATERA UTARA. Budi Ramanda Bustami Paidi Hidayat, SE, M.Si

BAB I PENDAHULUAN. penting diantara rempah-rempah lainnya; sehingga seringkali disebut sebagai

I. PENDAHULUAN. Indonesia dikenal sebagai negara agraris yang memiliki kekayaan

III. KERANGKA PEMIKIRAN. ekonomi internasional (ekspor dan impor) yang meliputi perdagangan dan

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT FEBRUARI 2017

ANALISIS KONTRIBUSI EKSPOR KOPI TERHADAP PDRB SEKTOR PERKEBUNAN DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NILAI EKSPOR KOPI SUMATERA UTARA

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT JANUARI 2015

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pertanian mempunyai peranan yang cukup penting dalam kegiatan

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT NOVEMBER 2016

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT DESEMBER 2015

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT SEPTEMBER 2014

DRAFT LAPORAN AKHIR KEGIATAN PENYUSUNAN NERACA PRODUK TANAMAN PERKEBUNAN DINAS PERKEBUNAN PROVINSI JAWA TENGAH SEMARANG, 24 NOVEMBER 2011

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT OKTOBER 2016

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai perkebunan kelapa sawit terluas disusul Provinsi Sumatera. dan Sumatera Selatan dengan luas 1,11 juta Ha.

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT MARET 2015

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT DESEMBER 2014

: Miftahul Jannah NPM : Pembimbing :Dr. Mohammad Abdul Mukhyi,SE.,MM

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT MEI 2013

DAFTAR ISI. Halaman. DAFTAR TABEL... xi DAFTAR GAMBAR... xiii DAFTAR LAMPIRAN... xiv

I. PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara agraris mempunyai peluang yang cukup besar dalam

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan salah satu sektor penting yang patut. diperhitungkan dalam meningkatkan perekonomian Indonesia.

IV. METODOLOGI PENELITIAN. Pertanian, BPS, Gapkindo, ITS (International Trade Statistics), statistik FAO,

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT AGUSTUS 2016

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT OKTOBER 2010

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia terkenal dengan sebutan Negara Agraris. Hal ini dapat

Industrialisasi Sektor Agro dan Peran Koperasi dalam Mendukung Ketahanan Pangan Nasional. Kementerian Perindustrian 2015

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT JULI 2017

BAB I PENDAHULUAN. perikanan. Luas wilayah laut Indonesia sangat luas yaitu sekitar 7,9 juta km 2 dan

DAFTAR PUSTAKA. Abdullah, P Daya Saing Daerah. BPFE. Yogyakarta.

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT MEI 2017

BUPATI JEMBRANA PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 18 TAHUN 2016 TENTANG PENGEMBANGAN KAWASAN KOMODITAS PERKEBUNAN KABUPATEN JEMBRANA

ANALISIS DAYA SAING CRUDE PALM OIL (CPO) INDONESIA DI PASAR INTERNASIONAL

BAB III METODE PENELITIAN. kayu dan kedelai selama 4 tahun Alasan memilih Provinsi Jawa Timur

I. PENDAHULUAN. ternak. Penanaman tanaman dengan sistem agroforestri ini dapat meningkatkan

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT SEPTEMBER 2016

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT SEPTEMBER 2015

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT JUNI 2017

Produksi (Ton) Luas (Ha) Produksi (Ton) Karet , , , , , , ,01

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kelapa , , ,16

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT DESEMBER 2009

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Kopi Indonesia merupakan salah satu komoditas perkebunan yang telah di ekspor

ANALISIS PERDAGANGAN BIJI KAKAO INDONESIA

ANALISIS PERDAGANGAN BIJI KAKAO INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Strategi yang pertama sering dikatakan sebagai strategi inward looking,

I. PENDAHULUAN. penduduk Indonesia masing menggantungkan hidupnya di sektor ini. Sektor

PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

VIII. DAYA SAING EKSPOR KARET ALAM. hanya merujuk pada ketidakmampuan individu dalam menghasilkan setiap barang

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT JULI 2013

POSISI DAYA SAING DAN SPESIALISASI PERDAGANGAN LADA INDONESIA DALAM MENGHADAPI GLOBALISASI (Studi Pada Ekspor Lada Indonesia Tahun )

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR KALIMANTAN BARAT APRIL 2010

BAB I. PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Transkripsi:

BAB III. METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Provinsi Sumatera Utara. Penentuan daerah atau tempat penelitian ini di pilih secara sengaja (Purposive) dengan pertimbangan bahwa Provinsi Sumatera Utara merupakan salah satu sentra produksi perkebunan kopi rakyat yang potensial dan menurut AEKI (2012) menyumbang sekitar 20% dari total ekspor kopi nasional. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan April-Juni tahun 2016. 3.2. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data yang dikumpulkan adalah data time series dan data yang digunakan yakni 15 tahun dengan range waktu 2000-2014. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan data sekunder yang bersumber dari Badan Pusat Statistik (BPS) Sumatera Utara, bukubuku literatur, jurnal dan hasil-hasil penelitian. 3.3. Metode Pengumpulan Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data Sekunder ini diperoleh dari Badan Pusat Statistik Sumatera Utara (BPS), Dinas Perkebunan Provinsi Sumatera Utara, dan Dinas Perindustrian Dan Perdagangan Provinsi Sumatera Utara, adapun data yang diperoleh yaitu data PDRB sektor pertanian Provinsi Sumatera Utara, data PDRB subsektor perkebunan Provinsi Sumatera Utara, data produksi kopi Provinsi Sumatera Utara, data volume dan nilai ekspor kopi Provinsi Sumatera Utara serta data volume dan nilai ekspor kopi Indonesia.

3.4. Metode Analisis Data Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analitis, yaitu suatu metode yang bertujuan mendeskripsikan atau memberikan gambaran terhadap suatu obyek penelitian yang diteliti melalui sampel atau data yang telah terkumpul dan membuat kesimpulan yang berlaku umum (Soegiyono, 2009). Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dan metode kuantitatif. Pemakaian metode deskriptif bertujuan untuk mengetahui daya saing kopi provinsi Sumatera Utara dan peluang ekspor kopi Sumatera Utara. Penggunaan metode kuantitatif digunakan untuk menghitung beberapa hal yang berkaitan dengan tujuan penelitian. Adapun alat analisis yang digunakan pada penelitian ini yaitu sebagai berikut : 3.4.1. Analisis Keunggulan Komparatif Kopi Provinsi Sumatera Utara Dalam menganalisis keunggulan komparatif kopi Provinsi Sumatera Utara, dilakukan dengan menggunakan analisis Revealed Comparative Advantage (RCA). Analisis RCA ini merupakan salah satu metode yang digunakan untuk menentukan daya saing suatu daerah atau keunggulan daerah dalam suatu negara. Secara matematis indeks RCA dapat dirumuskan sebagai berikut : RCA = Xij/Xj Xiw/Xw Keterangan : RCA = Daya saing kopi Provinsi Sumatera Utara (US$) Xij Xj = Nilai ekspor kopi Provinsi Sumatera Utara (US$) = Total nilai ekspor Provinsi Sumatera Utara (US$) Xiw = Nilai ekspor kopi Indonesia (US$)

Xw = Total nilai ekspor Indonesia (US$) Dimana : H 0 = RCA < 1 : Tidak Berdaya Saing H 1 = RCA > 1 : Berdaya Saing Ketentuan dari RCA adalah nilai 1 yang merupakan garis pemisah antara keunggulan dan ketidakunggulan komperatif. Jadi jika nilai indeks RCA lebih besar dari 1 (RCA > 1), memperlihatkan bahwasanya daya saing produk tertentu di suatu negara atau daerah memiliki daya saing yang cukup kuat terhadap produk yang diukur secara rata-rata. Sedangkan indeks RCA lebih kecil dari 1 (RCA<1) atau sampai mendekati 0 memperlihatkan daya saing komoditi tersebut lemah atau tidak adanya daya saing produk tertentu disuatu negara atau daerah tersebut. 3.4.2. Analisis Kecenderungan Provinsi Sumatera Utara Menjadi Daerah Eksportir atau Importir Kopi Dalam menganalisis kecenderungan Provinsi Sumatera Utara menjadi daerah eksportir atau importir kopi dapat di analisis dengan menggunakan analisis Indeks Spesialisasi Perdagangan (ISP). Indeks Spesialisasi Perdagangan (ISP) merupakan suatu metode umum yang sering digunakan sebagai alat ukur tingkat daya saing. Indeks ini digunakan dalam melihat apakah suatu jenis produk di suatu daerah cenderung menjadi daerah eksportir atau menjadi daerah importir. Indeks ISP di rumuskan sebagai berikut : ISP = (Xia Mia) (Xia+Mia)

Keterangan : Xia = nilai ekspor kopi Provinsi Sumatera Utara (US$) Mia = nilai impor kopi Provinsi Sumatera Utara (US$) Ketentuan dari indek ISP adalah antara -1 dan +1, jika nilainya positif (diatas 0 hingga dengan 1), maka produk tersebut mempunyai daya saing yang kuat dan daerah tersebut memiliki potensi dalam melakukan ekspor produk tersebut. Begitu juga sebaliknya jika nilai indeks ISP negatif (dibawah 0 hingga -1) maka produk tersebut tidak mempunyai daya saing, dan daerah tersebut cenderung sebagai negara pengimpor. 3.4.3. Analisis Proyeksi Ekspor Kopi Provinsi Sumatera Utara Dalam menganalisis proyeksi ekspor kopi Provinsi Sumatera Utara di analisis dengan menggunakan analisis Trend. Analisis trend merupakan suatu metode analisis yang ditujukan untuk melakukan suatu estimasi atau peramalan untuk 5 tahun kedepan yaitu dari tahun 2015-2019. Untuk melakukan peramalan dengan baik maka dibutuhkan berbagai macam informasi (data) yang cukup banyak dan diamati dalam periode waktu yang relatif cukup panjang, sehingga dari hasil analisis tersebut dapat diketahui sampai berapa besar fluktuasi yang terjadi. Dalam analisis runtun waktu (time series) yang paling menentukan adalah kualitas atau keakuratan dari informasi atau data-data yang diperoleh serta waktu atau periode dari data-data tersebut dikumpulkan. Metode trend yang digunakan adalah metode kuadran terkecil (least square method) yang dianalisis dengan menggunakan program komputer SPSS versi 16 dengan ketentuan sebagai berikut (Umar, 2004) :

Y = a + bx Keterangan : Y = variabel yang diramalkan (volume ekspor kopi) a = constanta b = nilai koef trend x = Tahun 3.5. Definisi dan Batasan Operasional 1. Perkebunan adalah segala kegiatan yang mengusahakan tanaman tertentu pada tanah dan/atau media tumbuh lainnya dalam ekosistem yang sesuai, mengolah dan memasarkan barang dan jasa hasil tanaman tersebut, dengan bantuan ilmu pengetahuan dan teknologi, permodalan serta manajemen untuk mewujudkan kesejahteraan bagi pelaku usaha perkebunan dan masyarakat. 2. Komoditi Perkebunan antara lain mencakup kelapa sawit, kopi, kakao, karet, kelapa, teh, tembakau, tebu, mete, cengkeh, lada, kayu manis, jahe, minyak atsiri. 3. Daya saing merupakan kemampuan suatu bangsa menghasilkan produk barang dan jasa yang memenuhi pengujian internasional, dan dalam saat bersamaan juga dapat memelihara tingkat pendapatan yang tinggi dan berkelanjutan. 4. PDB (Product Domestic Bruto) adalah nilai keseluruhan semua barang dan jasa yang diproduksi di dalam negara tersebut dalam jangka waktu tertentu (biasanya per tahun). 5. PDRB (Product Domestic Regional Bruto) adalah jumlah produk berupa barang dan jasa yang dihasilkan oleh unit-unit produksi di dalam batas wilayah suatu

daerah selama satu tahun. Dalam perhitungannya, termasuk juga hasil produksi dan jasa yang dihasilkan oleh perusahaan/orang asing yang beroperasi diwilayah yang bersangkutan. 6. Keunggulan komparatif adalah kemampuan suatu Negara untuk memproduksi komoditi tertentu dengan biaya oportunitas produk-produk lain yang lebih rendah dari pada negara lain. 7. RCA (Revealed Comparative Advantage) merupakan salah satu metode yang digunakan untuk mengukur keunggulan komparatif disuatu wilayah (provinsi). 8. ISP (Indeks Spesialisasi Perdagangan) digunakan untuk menganalisis posisi atau tahapan perkembangan suatu produk. ISP ini dapat menggambarkan apakah untuk suatu jenis produk, Sumatera Utara cenderung menjadi daerah eksportir atau importir. 9. Analisis Trend merupakan suatu metode analisis statistika yang ditujukan untuk melakukan suatu estimasi atau peramalan untuk 5 tahun kedepan yaitu dari tahun 2015-2019. 10. Komoditas perkebunan yang diteliti adalah kopi dengan jenis kopi arabika dan kopi robusta. 11. Data ekspor kopi yang dianalisis adalah dengan kode HS 0901111000 (kopi segar). 12. Data yang dianalisis adalah data yang diambil dari tahun 2000-2014. 13. Volume ekspor adalah banyaknya barang atau komoditi yang dikeluarkan suatu daerah ke daerah lain secara legal, umumnya dalam konteks perdagangan.

14. Volume impor adalah banyaknya barang atau komoditi yang dimasukkan suatu daerah dari daerah lain secara legal, umumnya dalam konteks perdagangan. 15. Nilai ekspor adalah nilai berupa uang, termasuk semua biaya yang diminta atau seharusnya diminta oleh eksportir. 16. Nilai impor adalah nilai berupa uang yang menjadi dasar perhitungan bea masuk ditambah pungutan lainnya yang dikenakan berdasarkan peraturan perundangundangan seperti pajak. 17. Nilai FOB (Free On Board) adalah harga ekspor yang dimana pihak eksportir hanya bertanggung jawab sampai barang berada di atas kapal. 18. Nilai CIF (Cost Insurance and Freight) adalah harga impor yang dimana penjual atau eksportir menanggung semua biaya pengapalan sampai ke pelabuhan tujuan dan ekpsortir wajib menutup asuransinya.