Abstrak. Kata kunci : Jagung hibrida, Sistem tanam, Varietas. Pendahuluan

dokumen-dokumen yang mirip
Pengaruh Beberapa Jarak Tanam terhadap Produktivitas Jagung Bima 20 di Kabupaten Sumbawa Nusa Tenggara Barat

UJI ADAPTASI BEBERAPA VARIETAS JAGUNG HIBRIDA PADA LAHAN SAWAH TADAH HUJAN DI KABUPATEN TAKALAR

UJI ADAPTASI BEBERAPA VARIETAS JAGUNG PADA LAHAN SAWAH TADAH HUJAN DI TAKALAR

APLIKASI PUPUK UREA PADA TANAMAN JAGUNG. M. Akil Balai Penelitian Tanaman Serealia

KERAGAAN BEBERAPA GENOTIPE JAGUNG HIBRIDA DI LAHAN SAWAH NUSA TENGGARA BARAT

UJI GENOTIPE JAGUNG HIBRIDA UMUR GENJAH TOLERAN LAHAN MASAM DI KALIMANTAN SELATAN

PENERAPAN SISTEM TANAM JAJAR LEGOWO JAGUNG HIBRIDA UNTUK PENINGKATAN PRODUKTIVITAS DI LAHAN INCEPTISOLS GUNUNGKIDUL

PENGATURAN POPULASI TANAMAN JAGUNG UNTUK MENINGKATKAN PENDAPATAN PETANI PADA LAHAN SAWAH TADAH HUJAN DI SIDRAP

Seminar Nasional : Menggagas Kebangkitan Komoditas Unggulan Lokal Pertanian dan Kelautan Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura

Efektivitas Pupuk Organik Kotoran Sapi dan Ayam terhadap Hasil Jagung di Lahan Kering

BUDIDAYA TANAMAN JAGUNG (KAJIWIDYA DI BBPP BINUANG) SUSMAWATI WIDYAISWARA MUDA

TEKNOLOGI PRODUKSI BIOMAS JAGUNG MELALUI PENINGKATAN POPULASI TANAMAN. F. Tabri Balai Penelitian Tanaman Serealia

Fauziah Yulia Andriyani dan Kiswanto: Produktivitas dan Komponen Hasil

Jurnal Pertanian Tropik ISSN No : Vol.4, No.3. Desember (22) :

TEKNOLOGI BUDIDAYA JAGUNG UNTUK PRODUKSI BIOMAS PADA LAHAN MARJINAL. M. Akil Balitsereal Maros ABSTRAK

I. PENDAHULUAN. Tanaman jagung (Zea mays L.) merupakan salah satu jenis tanaman pangan bijibijian

PENDAHULUAN. Latar Belakang. sejak tahun Sentra produksi ubi jalar adalah Propinsi Jawa Barat, Jawa Tengah,

PENGARUH MANAJEMEN JERAMI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI PADI SAWAH (Oryza sativa L.) Oleh: MUDI LIANI AMRAH A

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Abstrak

KELAYAKAN USAHATANI JAGUNG HIBRIDA PADA LAHAN SAWAH TADAH HUJAN MELALUI PENDEKATAN PTT

UJI GALUR/VARIETAS JAGUNG HIBRIDA UMUR GENJAH DI NUSA TENGGARA TIMUR

ADAPTASI BEBERAPA VARIETAS JAGUNG DI LAHAN KERING DATARAN TINGGI BERIKLIM BASAH

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jagung merupakan tanaman yang banyak dibudidayakan di dunia. Hal itu dikarenakan jagung memiliki nilai gizi yang

I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. Komoditi jagung memiliki peranan cukup penting dan strategis dalam pembangunan

PENEMPATAN PUPUK ANORGANIK YANG EFISIEN PADA TANAMAN JAGUNG DI LAHAN KERING. M. Akil Balai Penelitian Tanaman Serealia

PERAN SEKOLAH LAPANG PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (SL- PTT) DALAM PENINGKATAN PRODUKTIVITAS PADI DI KABUPATEN PURBALINGGA

KERAGAAN AGRONOMI VARIETAS JAGUNG HIBRIDA PADA LOKASI SL-PTT JAGUNG DI KABUPATEN TAKALAR

HASIL DAN PEMBAHASAN. kompos limbah tembakau memberikan pengaruh nyata terhadap berat buah per

KERAGAAN USAHATANI JAGUNG HIBRIDA DENGAN SISTEM TANAM DI LAHAN KERING

PENERAPAN MODEL PENGELOLAAN TANAMAN DAN SUMBERDAYA TERPADU JAGUNG LAHAN KERING DI KABUPATEN BULUKUMBA

ADAPTASI VARIETAS UNGGUL JAGUNG KOMPOSIT PADA LAHAN KERING DI KABUPATEN TOJO UNA-UNA SULAWESI TENGAH ABSTRAK

PENGARUH KEPADATAN POPULASI TERHADAP HASIL DUA VARIETAS JAGUNG HIBRIDA

Kajian Teknologi Spesifik Lokasi Budidaya Jagung Untuk Pakan dan Pangan Mendukung Program PIJAR di Kabupaten Lombok Barat NTB

I. PENDAHULUAN. Jagung (Zea mays L.) merupakan tanaman serealia sumber karbohidrat kedua

RESPONS JARAK TANAM DAN DOSIS PUPUK ORGANIK GRANUL YANG BERBEDA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN JAGUNG MANIS

Jurnal Cendekia Vol 12 No 1 Januari 2014 ISSN

TUMPANG GILIR (RELAY PLANTING) ANTARA JAGUNG DAN KACANG HIJAU ATAU KEDELAI SEBAGAI ALTERNATIF PENINGKATAN PRODUKTIVITAS LAHAN KERING DI NTB

PENGGUNAAN BERBAGAI PUPUK ORGANIK PADA TANAMAN PADI DI LAHAN SAWAH IRIGASI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pengaruh Jarak Tanam terhadap Pertumbuhan dan Hasil Beberapa Varietas Jagung Hibrida di Kawasan Pengembangan Jagung Kabupaten Sumbawa

Pengelolaan Tanaman Terpadu. Samijan, Ekaningtyas Kushartanti, Tri Reni Prastuti, Syamsul Bahri

KAJIAN SISTEM TANAM JAGUNG UMUR GENJAH MENDUKUNG PENINGKATAN PRODUKSI

PENAMPILAN GALUR-GALUR JAGUNG BERSARI BEBAS DI LAHAN KERING KALIMANTAN SELATAN

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Muhammadiyah Yogyakarta pada bulan Mei 2016 sampai bulan Agustus 2016.

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max [L.] Merr.) merupakan tanaman pangan terpenting ketiga

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH PUPUK NPK 20:10:10 DAN ASAM HUMAT TERHADAP TANAMAN JAGUNG DI LAHAN SAWAH ALUVIAL, GOWA

KERAGAAN BEBERAPA GALUR HARAPAN PADI SAWAH UMUR SANGAT GENJAH DI NUSA TENGGARA TIMUR

HASIL DAN PEMBAHASAN

SELEKSI POTENSI HASIL BEBERAPA GALUR HARAPAN PADI GOGO DI DESA SIDOMULYO KABUPATEN KULON PROGO

PENGARUH HUMIC ACID TERHADAP EFISIENSI DAN EFEKTIVITAS PUPUK NPK SUPER PADA TANAMAN JAGUNG. Zubachtirodin Balai Penelitian Tanaman Serealia

KERAGAAN PERTUMBUHAN DAN HASIL KENTANG MERAH TERHADAP JARAK TANAM DAN DOSIS PUPUK YANG BERBEDA DI KABUPATEN REJANG LEBONG PENDAHULUAN

KERAGAAN BEBERAPA VARIETAS UNGGUL JAGUNG KOMPOSIT DI TINGKAT PETANI LAHAN KERING KABUPATEN BLORA

Peran Teknologi Pertanian dalam Meningkatkan Produktivitas Tanaman Jagung Senin, 22 Maret 2010

DAYA ADAPTASI BEBERAPA VARIETAS UNGGUL BARU JAGUNG HIBRIDA DI LAHAN SAWAH NUSA TENGGARA BARAT

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Prospek Produksi Benih Sumber Jagung Komposit di Provinsi Sulawesi Utara

PENGARUH DOSIS PUPUK UREA DAN MACAM VARIETAS TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI JAGUNG (Zea mays L.)

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TIGA VARIETAS JAGUNG MANIS (Zea mays saccharatasturt) PADA SISTEM JARAK TANAM JAJAR LEGOWO YANG BERBEDA

Adaptasi Beberapa Varietas Jagung Hibrida di Lahan Sawah

Peningkatan Produktivitas Jagung Melalui Pengolahan Tanah dan Kompos Jerami Padi Sesudah Padi di Bayas Jaya Riau

RESPON PERTUMBUHAN DAN HASIL GABAH BERBAGAI GALUR PADI GOGO BERAS MERAH TERHADAP DOSIS PUPUK P

PENGARUH PEMBERIAN PUPUK NPK PELANGI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN TERUNG (Solanum Melongena L)

TANGGAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN JAGUNG MANIS

THE EFFECT OF WEED CONTROL AND SOIL TILLAGE SYSTEM ON GROWTH AND YIELD OF SOYBEAN (Glycine max L.)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1.1 Hasil Hasil yang diamati dalam penelitian ini adalah tinggi tanaman, umur berbunga, jumlah buah, dan berat buah.

I. PENDAHULUAN. Jagung termasuk bahan pangan penting karena merupakan sumber karbohidrat

BAB III METODE PENELITIAN

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. dengan ketinggian tempat ± 25 di atas permukaan laut, mulai bulan Desember

I. PENDAHULUAN. keharusannya memenuhi kebutuhan pangan penduduk. Berdasarkan Sensus

EFEKTIFITAS PUPUK HAYATI ECOFERT TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN JAGUNG. Syafruddin Balai Penelitian Tanaman Serealia

The Growth and Production of Hybrid Corn at Various Manure Cow Mixture and N, P, K, Mg

Keragaan Galur Jagung Genjah pada Lahan Kering Provinsi Riau

UJI ADAPTASI BEBERAPA PADI HIBRIDA DI LAHAN SAWAH IRIGASI BARITO TIMUR, KALIMANTAN TENGAH

APPLICATION OF MANURE AND Crotalaria juncea L. TO REDUCE ANORGANIC FERTILIZER ON MAIZE (Zea mays L.)

III. BAHAN DAN METODE

SERAPAN CD OLEH TANAMAN MENDONG (Fimbristylis globulosa (Retz.) Kunt) PADA TANAH YANG DIBERI PUPUK KANDANG SAPI DAN PUPUK HAYATI ABSTRAK

Analisis Usahatani Beberapa Varietas Unggul Baru Jagung Komposit di Sulawesi Utara

PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max (L.) Merrill) merupakan komoditas pangan penghasil

REHABILITASI LAHAN KERING ALANG ALANG DENGAN OLAH TANAH DAN AMANDEMEN KAPUR TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN JAGUNG

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Bahan Metode Penelitian Pembuatan Pupuk Hayati

SOSIALISASI REKOMENDASI TEKNOLOGI PTT BERDASARKAN KALENDER TANAM TERPADU MT II TAHUN 2014 BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN BENGKULU

Jurnal Cendekia Vol 13 No 2 Mei 2015 ISSN RESPON MACAM VARIETAS TANAMAN JAGUNG (Zea mays L.) TERHADAP BEBERAPA DOSIS PUPUK PETROGANIK

APLIKASI BRIKET CAMPURAN ARANG SERBUK GERGAJI DAN TEPUNG DARAH SAPI PADA BUDIDAYA JAGUNG MANIS (Zea mays saccharata Sturt.) DI TANAH PASIR PANTAI

I. PENDAHULUAN. terpenting setelah padi. Sebagai sumber karbohidrat utama di Amerika Tengah

PEMBERIAN MIKORIZA DAN PUPUK ORGANIK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN JAGUNG (Zea mays)

DENGAN HIBRIDA HASIL PRODUKSI PADI MENINGKAT

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 4. Data rata-rata volume aliran permukaan pada berbagai perlakuan mulsa vertikal

Kata kunci: jagung komposit, produktivitas, lahan kering, pangan

Kata kunci : kompos, Azolla, pupuk anorganik, produksi

Volume 10 Nomor 2 September 2013

Karakteristik Sistem Usahatani Bawang Merah Dan Potensi Sebagai Penyangga Supplay Di Kabupaten Bima Nusa Tenggara Barat

Pengaruh Teknik Dan Dosis Pemberian Pupuk Organik Dari Sludge Bio- Digester Terhadap Produksi Tanaman Jagung (Zea Mays L.

PENGUJIAN GALUR-GALUR HARAPAN JAGUNG TOLERAN KEKERINGAN DI PAPUA. Fadjry Djufry dan Arifuddin Kasim Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Papua

POTENSI BEBERAPA VARIETAS JAGUNG DAN LIMBAHNYA SEBAGAI PAKAN TERNAK DALAM MENDUKUNG PENGEMBANGAN SEJUTA SAPI DI NUSA TENGGARA BARAT

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

POTENSI HASIL BEBERAPA JAGUNG LOKAL KABUPATEN MALUKU BARAT DAYA DENGAN PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU

PENGARUH WAKTU TANAM INDUK BETINA TERHADAP PRODUKTIVITAS DAN MUTU BENIH JAGUNG HIBRIDA

Transkripsi:

Pengaruh Sistem Tanam terhadap Pertumbuhan dan Hasil Varietas Jagung Hibrida Mendukung GP-PTT Jagung di NTB (Studi Kasus Kecamatan Utan Kabupaten Sumbawa) Yanti Triguna dan Bq. Tri Ratna Erawati Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Nusa Tenggara Barat Jl. Raya Peninjauan Lombok Barat E-mail : yanti_tri82@yahoo.co.id Abstrak Penelitian dilaksanakan pada lahan petani Desa Pukat Kecamatan Utan Kabupaten Sumbawa pada bulan Juli September 2015 setelah padi ( MK1). Penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) faktorial yang terdiri dari dua faktor. Faktor pertama terdiri dari 3 taraf yaitu sistem tanam : (1) menggunakan pupuk organik sebagai penutup lubang tanam jagung, (2) menggunakan pupuk organik + jerami padi disebar kemudian dibakar dan (3) jerami padi disebar kemudian dibakar. Faktor kedua yaitu Varietas yang terdiri dari 2 taraf yaitu (1) Bima 19 dan (2) Bima 20. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sistem tanam berpengaruh terhadap populasi tanaman, pembakaran jerami padi sebagai penutup lubang tanam dapat menurunkan populasi tanaman sampai 39%. Produktivitas jagung dipengaruhi oleh varietas dan sistem tanam, varietas Bima 20 memiliki produktivitas yang lebih tinggi 1 ton/ha dibanding dengan Bima 19. Sedangkan pada kedua varietas Bima 19 dan Bima 20, sistem tanam dengan menggunakan bahan organik sebagai penutup tanah dapat meningkatkan hasil sampai 1,21 ton/ha. Kata kunci : Jagung hibrida, Sistem tanam, Varietas. Pendahuluan Peningkatan jumlah penduduk menyebabkan permintaan pangan selalu bertambah. Disamping itu kompleksinya kebutuhan dan peningkatan pola hidup masyarakat memacu perkembangan berbagai teknologi dan industri termasuk pertanian. Namun seiring pertumbuhan dan perkembangan teknologi pertanian yang dilakukan secara intensif, efek yang dihasilkan juga menghawatirkan. Salah satunya adalah penurunan produktivitas lahan akibat penggunaan pupuk organik yang berlebihan dan terus menerus dan pencemaran lingkungan akibat pembakaran limbah panen. Kebutuhan Jagung nasional mencapai 6,199 ton per tahun untuk konsumsi langsung sedangkan untuk bahan pakan mencapai 12,6 juta ton per tahun sementara produksi nasional hanya meningkat 5% per tahun sehingga pada tahun 2013 indonesia harus menginpor jagung sebesar 3,0 juta ton dan tahun 2014 meningkat menjadi 3,6 juta ton (Ditjen Tanaman Pangan, 2015). Kondisi ini perlu mendapat perhatian agar lahan yang terbatas bisa menghasilkan produksi yang tinggi. Kabupaten Sumbawa dengan lahan pertanian yang sangat luas memiliki potensi yang besar dalam menyumbang stok pangan Nasional. Pada tahun 2012 rata-rata Produktivitas jagung di Kabupaten sumbawa sebesar 54,92 kw/ha sedangkan pada tahun 2013 meningkat sebesar 2,31 kw/ha menjadi 57,23 Kw/ha (BPS, 2013). Produkt ivitas ini masih rendah jika dibandingkan dengan Kabupaten lain yang ada di Provinsi NTB seperti Kabupaten Lombok Timur. Karenanya diperlukan teknologi yang tepat dalam meningkatkan produksi jagung di Kabupaten Sumbawa dengan perbaikan sistem tanam dan kualitas tanah melalui penggunaan bahan organik dan pengembalian sisa panen. Menurut Kresnatita S et al, 2013 bahwa Penambahan bahan organik kedalam tanah dapat dilakukan dengan pemberian sisa atau limbah tanaman dan kotoran hewan karena dapat mengurangi dampak pencemaran lingkungan dan menekan biaya produksi. Prosiding Seminar Nasional Inovasi Teknologi Pertanian 623

Di Kabupaten Sumbawa, jagung ditanam setelah pertanaman padi (MH) yaitu MK1 sampai MK 2 tergantung ketersediaan air. Pengelolaan jerami padi bekas panen digunakan sebagai penutup lubang tanam dengan cara disebar dipermukaan tanah setelah tanam tanpa menutup lubang tanam dengan tanah kemudian dibakar. Alasan petani adalah mengurangi biaya pengangkutan, daya berkecambah jagung lebih cepat, abu hasil pembakaran berfungsi untuk menyerap air, uap air dan sebagai pupuk. Cara ini lebih praktis dan dianggap sangat menguntungkan tanpa memperhatikan produktivitas jagung. Dalam upaya untuk meningkatkan produktivitas jagung di Kab. Sumbawa, pengujian terhadap sistem tanam yang biasa dilakukan petani di Kecamatan Utan Kabupaten Sumbawa NTB, yang merupakan sentra produksi jagung di Pulau Sumbawa diperlukan. Untuk itu penelitian ini dirancang untuk mengetahui pengaruh sistem tanam terhadap produktivitas jagung hibrida. Metodologi Penelitian dilaksanakan pada lahan petani Desa Pukat Kecamatan Utan Kabupaten Sumbawa pada bulan Juli September 2015 setelah padi (MK1). Lokasi penelitian merupakan lokasi pendampingan GP-PTT Jagung. Percobaan menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) faktorial yang terdiri dari dua faktor. Faktor pertama terdiri dari 3 taraf yaitu sistem tanam : (1) V1 = menggunakan pupuk organik sebagai penutup lubang tanam jagung, (2) V2 = menggunakan pupuk organik + jerami padi disebar sebagai penutup tanam kemudian dibakar dan (3) V3 = jerami padi disebar kemudian dibakar. Faktor kedua yaitu Varietas yang terdiri dari 2 taraf yaitu (1) Bima 19 dan (2) Bima 20. Varietas yang digunakan merupakan produk Badan Litbang Pertanian. Masing-masing perlakuan diulang 3 kali sehingga terdapat 18 kombinasi perlakuan. Persiapan lahan tanpa olah tanah. Penanaman jagung menggunakan jarak tanam legowo yaitu 100 cm x 50 cm x 40 cm (2 tanaman/lubang). Pemupukan dilakukan 2 kali yaitu umur 10 hari setelah tanam (HST) dengan dosis 300 kg NPK Phonska. Sedangkan pemupukan kedua dilakukan pada umur 30 HST dengan dosis 200 kg/ha urea, Pupuk organik dengan dosis 500 kg/hg yang diaplikasikan sebagai penutup lubang tanam. Penyiangan dilakukan pada umur 21 HST dengan menggunakan herbisida pasca tumbuh (Calaris), pengendalian hama penyakit disesuaikan dengan keadaan dilapangan. Parameter yang diamati antara lain pertumbuhan tanaman meliputi tinggi tanaman saat panen, tinggi letak tongkol dan jumlah tanaman tumbuh (%) dan parameter hasil meliputi panjang tongkol, diameter tongkol, bobot 100 biji dan hasil (produktivitas) jagung. Data yang terkumpul dianalisis secara statistik menggunakan analisis sidik ragam ( Analysis of Variance/ANOVA) dan bila terdapat beda nyata antara perlakuan dilakukan uji lanjut dengan uji Duncan pada taraf 5%. Hasil dan Pembahasan Komponen pertumbuhan tanaman Sistem tanam dan varietas memberikan interaksi yang tidak nyata terhadap tinggi tanaman jagung. Tetapi tinggi tanaman hanya dipengaruhi oleh varietas. Pada varietas Bima 19, tinggi tanaman lebih baik dengan aplikasi bahan organik sebagai penutup tanam. Data tinggi tanaman jagung pada beberapa perlakuan sistem tanam tersaji pada Tabel 1. 624 Prosiding Seminar Nasional Inovasi Teknologi Pertanian

Tabel 1. Pengaruh Sistem tanam terhadap pertumbuhan tanaman jagung di Kabupaten Sumbawa Perlakuan Varietas Bima 19 Bima 20 Tinggi tanaman (cm) Rata-rata V1 202.67 ab 201.20 ab 200.33 A V2 187.67 b 209.27 a 198.47 A V2 187.33 b 211.33 a 199.33 A Rata-rata 192.56 B 206.27 A Tinggi letak tongkol (cm) V1 114.67 a 116.11 a 115.40 A V2 101.00 ab 113.20 a 107.10 A V2 96.33 b 116.80 a 106.57 A Rata-rata 104.00 B 115.38 A Jumlah tanaman tumbuh (%) V1 42.33 ab 46.33 a 44.33 A V2 38.67 bc 43.67 a 41.17 A V2 27.67 d 36.67 c 32.17 B Rata-rata 36.22 B 42.22 A Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata pada taraf 5% menurut uji Duncan Lain halnya pada varietas Bima 20 yang tinggi tanamannya lebih baik dengan Aplikasi pembakaran jerami tetapi tidak berbeda nyata dengan aplikasi bahan organik dan bahan organik + jerami padi disebar kemudian dibakar. Tetapi rata-rata kedua varietas akan tumbuh lebih baik pada Aplikasi bahan organik. Hal ini disebabkan pembakaran jerami padi dapat menekan perkecambahan biji jagung sehinggga pertumbuhan tanaman menjadi lebih lambat. Menurut Yunizar, 2010 menyatakan bahwa pemberian pupuk organik berupa kompos mempengaruhi tinggi tanaman dan cenderung memberikan tinggi tanaman yang lebih baik dengan semakin tingginya kompos yang diberikan pada tanah. Pada variabel tinggi letak tongkol, sistem tanam memberikan interaksi yang nyata terhadap varietas. Letak tongkol yang tertinggi terdapat pada varietas Bima 20 yaitu 115.378 cm sedangkan varietas Bima 19 yaitu 104.00 cm. Ini berarti bahwa tinggi letak tongkol berbanding lurus dengan tinggi tanaman jagung (tabel 1). Bila dibandingkan dengan deskripsi varietasnya, Bima 19 memiliki tanaman yang lebih rendah dengan tinggi tanaman dilokasi penelitian, sedangkan Bima 20 memiliki tinggi tanaman yang hampir sama dengan tinggi tanaman dilokasi penelitian. Tinggi letak tongkol varietas Bima 19 hampir sama dengan tinggi tongkol dilokasi penelitian sedangkan varietas Bima 20 memiliki letak tongkol yang lebih tinggi dengan dilokasi penelitian. Berdasarkan deskripsi varietas, tinggi tanaman Bima 19 = 213 cm, tinggi letak tongkol = pertengahan tinggi tanaman (107 cm) sedangkan Bima 20 tinggi tanaman = 210 cm dan tinggi letak tongkol pertengahan tinggi tanaman (105 cm). Hal ini menunjukkan bahwa lokasi lingkungan tumbuh berpengaruh terhadap penampilan varietas dan lebih lanjut Hins et al (1977) menyatakan genotipe akan memberikan tanggapan yang berbeda pada lingkungan yang berbeda. Sistem tanam dan varietas memberikan interaksi yang nyata dengan Pertumbuhan tanaman jagung/populasi tanaman (tabel 1). Varietas Bima 19 dan Bima 20 dapat tumbuh dengan Prosiding Seminar Nasional Inovasi Teknologi Pertanian 625

baik pada aplikasi bahan organik. Aplikasi bahan organik dapat meningkatkan populasi varietas Bima 20 sampai 89%, sedangkan pada perlakuan bahan organik + mulsa disebar kemudian dibakar sebesar 83% dan pada perlakuan mulsa jerami disebar kemudian dibakar sebesar 70%. Pada varietas Bima 19 populasi tanaman dengan aplikasi bahan organik dicapai 81%, sedangkan aplikasi bahan organik + Mulsa disebar lalu dibakar = 74,35% dan terrendah terdapat pada aplikasi mulsa yang disebar kemudian dibakar hanya mencapai 53 %. Artinya pada kedua Varietas Bima 19 maupun Bima 20 memberikan respon yang sama terhadap sistem tanam. Hal ini disebabkan bahwa pembakaran jerami padi tanpa menutup lubang tanam yang biasa dilakukan petani dapat berpengaruh terhadap perkecambahan biji jagung sehingga menyebabkan tanaman banyak yang tidak tumbuh bahkan sampai 47% pada varietas Bima 19. Menurut Abdurachman dan sutoro (2002) menyatakan bahwa semakin banyak pemberian mulsa jerami padi tanpa dibakar pada tanah makan dapat mempertahankan laju infiltrasi, meningkatkan pertumbuhan/populasi tanaman dan produksi jagung. Komponen hasil tanaman Pada beberapa variabel hasil tanaman jagung pada tabel 2 diketahui bahwa sistem tanam dan varietas memberikan interaksi yang nyata terhadap panjang tongkol jagung. Pada kedua varietas yang ditanam, tongkol jagung menjadi lebih panjang dengan aplikasi bahan organik + mulsa jerami padi disebar kemudian dibakar dan akan lebih pendek pada aplikasi bahan organik saja. Ini berarti bahwa panjang tongkol jagung berbanding terbalik dengan populasi tanaman. Semakin tinggi populasi tanaman makan tongkol jagung menjadi kurang baik. Tetapi antara varietas, bima 20 memiliki tongkol yang lebih panjang dibandingkan dengan Bima 19. Tabel 2. Pengaruh sistem tanam terhadap hasil tanaman jagung hibrida di Kabupaten Sumbawa Perlakuan Varietas Bima 19 Bima 20 Panjang tongkol (cm) Rata-rata V1 15.02 d 17.00 ab 16.01 B V2 16.30 bc 17.56 a 16.93 A V2 15.93 c 17.43 a 16.68 A Rata-rata 15.75 B 17.33 A Diameter tongkol (cm) V1 4.64 b 4.82 ab 4.73 A V2 4.55 b 4.88 a 4.72 A V2 4.58 b 5.0 a 4.81 A Rata-rata 4.59 B 4.91 A Berat 100 biji (g) V1 34.65 a 34.30 ab 34.47 A V2 30.37 c 34.09 ab 32.23 AB V2 31.00 bc 32.02 abc 31.51 B Rata-rata 32.010 A 33.472 A Produktivitas (ton/ha) V1 7.92 ab 8.84 ab 8.38 A 626 Prosiding Seminar Nasional Inovasi Teknologi Pertanian

Perlakuan Varietas Bima 19 Bima 20 Rata-rata V2 7.37 b 9.25 a 8.31 A V2 7.11 b 7.33 b 7.17 B Rata-rata 7.46 B 8.47 A Keterangan : Angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata pada taraf 5% menurut uji Duncan Berdasarkan deskripsi varietas, panjang tongkol varietas Bima 19 = 17,9 cm lebih rendah dengan dilokasi penelitian yang hanya mencapai 15,75 cm. Sedangkan panjang tongkol Bima 20 = 17,9 cm sama dengan panjang tongkol dilokasi penelitian = 17,3 cm. Dari hasil ini dapat disimpulkan bahwa dalam melakukan usaha tani, pemilihan varietas sangat perlu dilakukan untuk dapat meningkatkan produktivitas. Pada variabel diameter tongkol, menunjukkan bahwa sistem tanam tidak berpengaruh terhadap diamater tongkol. Aplikasi bahan organik, bahan organik + jerami padi disebar kemudian dibakar maupun aplikasi mulsa jerami disebar kemudian dibakar tanpa bahan organik memberikan diameter tongkol yang relatif sama. Tetapi diameter tongkol terbesar terdapat pada sistem tanam dengan aplikasi bahan organik. Penambahan bahan organik mampu memasok unsur hara N dan K dan juga dapat menyumbang unsur hara fosfor yang cukup. Unsur hara fosfor mempunyai peranan untuk pertumbuhan generatif tanaman, terutama pada pembentukan tongkol dan biji. Diameter tongkol tanaman akan lebih besar apabila tongkol tanaman terbentuk dengan sempurna. Sistem tanam memberikan interaksi yang nyata terhadap berat 100 biji tetapi tidak pada varietas (Tabel 2.) Berat 100 biji yang tinggi terdapat pada perlakuan V1 dan terrendah terdapat pada perlakuan V3. Hal ini menunjukkan bahwa aplikasi bahan organik pada budidaya jagung dapat meningkatkan kualitas biji jagung menjadi lebih baik. Hasil penelitian Yunizar, 2010 menyatakan bahwa semakin tinggi pupuk organik berupa kompos jerami padi maka semakin meningkatkan bobot 100 biji. Lebih lanjut Lal (2006) bahwa peningkatan bahan organik tanah sebesar 1Mg perhektar pertahun dinegara sedang berkembang dapat meningkatkan produksi bijibijian pangan 32 juta Mg perhektar pertahun. Untuk hasil biji jagung (produktivitas) sistem tanam berpengaruh nyata (tabel 2). Untuk sistem tanam dengan menggunakan bahan organik menunjukkan hasil yang relatif lebih tinggi jika dibandingkan dengan sistem tanam yang menggunakan jerami padi sebagai penutup tanam kemudian dibakar. Ini berarti bahwa hasil tanaman jagung berbanding lurus dengan populasi tanaman. Semakin tinggi populasi tanaman maka hasil jagung akan semakin meningkat. Hal lainnya adalah pembakaran jerami dapat berdampak pada kurangnya input biomassa bahan organik yang pada akhirnya akan berdampak pada rendahnya kandungan bahan organik tanah. Menurut Akil et al, 2004 bahwa pemberian pupuk organik atau jerami padi tanpa dibakar sebagai penutup lubang tanaman dinilai optimal dan meningkatkan produktivitas jagung. Lebih lanjut Lal (2016) menyatakan bahwa meningkatnya bahan organik akan meningkatkan hasil tanaman karena 3 mekanisme yaitu dapat mengikat air, mengikat unsur hara dan peningkatan struktur tanah terutama sifat fisik tanah. 1 g bahan organik tanah dapat menyediakan 1 10 g kandungan air tanah. Peningkatan yang kecil tetapi dapat membantu pertumbuhan tanaman 5-10 hari. Supradi S.,2008 menyatakan bahwa jerami merupakan sebuah kondisioner tanah yang potensial karena jerami dapat juga menjadi sumber unsur hara N,P, K dan semua unsur esensial yang diperlukan tanaman. Ini berarti jerami sangat menguntungkan tanpa harus dibakar. Prosiding Seminar Nasional Inovasi Teknologi Pertanian 627

Hasil jagung juga dipengaruhi oleh varietas. Varietas Bima 20 memiliki hasil/produktivitas yang lebih tinggi dibandingkan dengan Bima 19 ( Tabel 2). Ini berarti bahwa varietas Bima 20 sangat memungkinkan untuk dikembangkan di Kabupaten Sumbawa yang merupakan wilayah sentra produksi jagung di Pulau Sumbawa. Kesimpulan 1. Sistem tanam berpengaruh terhadap populasi tanaman, pembakaran jerami padi sebagai penutup lubang tanam dapat menurunkan populasi tanaman sampai 39%. 2. Produktivitas jagung dipengaruhi oleh varietas dan sistem tanam, varietas Bima 19 dan Bima 20 menghasilkan produktivitas yang tinggi 1,21 ton/ha pada penggunaan bahan organik sebagai penutup tanam tetapi produktivitas varietas Bima 20 lebih tinggi 1 ton/ha dibanding dengan Bima 19. Daftar Pustaka Abdurachman dan sutoro, 2002. Teknik Konservasi Tanah Secara Vegetatif. Balai Penelitian Tanah. Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanah dan Agroklimat. Balai Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Departemen Pertanian, Jakarta Akil, M, M. Rauf, I.U. Firmansyah, A.F. Fadhly, Syafruddin, Faesal, A. Kamaruddin dan R. Efendi. 2004. Teknologi Budidaya Jagung untuk Pangan dan Pakan yang Efisien dan Berkelanjutan pada Lahan Marjinal. Balai Penelitian Tanaman Serealia. Maros 61 p BPS. 2013. Nusa Tenggara Barat dalam Angka. Badan Pusat Statistik Provinsi NTB. Mataram Deskripsi Varietas Unggul Jagung. 2013. Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Kementerian Pertanian. Ditjen Tanaman Pangan Kementan. 2015. Pedoman Pelaksanaan GP-PTT Jagung. Direktorat Jenderal Tanaman Pangan. Kementerian Pertanian. Jakarta Hinz, P.N.R. Shorter, P.A.DU Bose, and S,S Yang. 1997. Probablities of selecting genotpes when testing at several locations. Crop Sci. 17:325-326 Kresnati S.,Koesriharti, Santoso M.,. 2013. Pengaruh Rabuk Organik Terhaap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Jagung Manis. Indonesia Green Tecnology Journal Vol.2 No.1 Lal, R., 2006. Enhancing crop yields in the developing countries through restoration of the soil organic carbon pool in agricultur lands. Land Degrad. Develop. 17 : 197-209 Supryadi S., 2008. Kandungan Bahan Organik Sebagai Dasar Pengelolaan Tanah di Lahan Kering Madura. Embryo Vol.5 No.2 Yunizar, 2010. Peningkatan Produktivitas Jagung Melalui Pengolahan Tanah dan Kompos Jerami Padi Sesudah Padi di Bayas Jaya Riau. Prosiding Pekan Serealia Nasional. ISBN. 978-979-8940-29-3. Hal 214 219 628 Prosiding Seminar Nasional Inovasi Teknologi Pertanian