Kebudayaan Pra Sejarah dan Sejarah Agama Hindu

dokumen-dokumen yang mirip
PETA KONSEP KERAJAAN-KARAJAAN HINDU BUDDHA DI INDONESIA

SMA/MA IPS kelas 10 - SEJARAH IPS BAB 3. PERADABAN AWAL INDONESIALatihan Soal 3.1. Menhir. Waruga. Sarkofagus. Dolmen

INTERAKSI LOKAL - HINDU BUDDHA - ISLAM

SMA/MA IPS kelas 10 - SEJARAH IPS BAB 5. PERADABAN AWAL INDONESIA DAN DUNIALATIHAN SOAL BAB 5. 1, 2 dan 3. 1, 2 dan 4. 1, 2 dan 5.

BAB III ZAMAN PRASEJARAH

Kutai Tsabit Azinar Ahmad Jurusan Sejarah, Universitas Negeri Semarang

SMA/MA IPS kelas 10 - SEJARAH IPS BAB 4. INDONESIA MASA HINDU BUDHALatihan Soal 4.4. Pasasti Yupa

Sejarah Kerajaan Majapahit

SMA/MA IPS kelas 10 - SEJARAH IPS BAB 2. INDONESIA MASA PRA AKSARALatihan Soal ,2,3,4, dan 5. 2,3,4,5, dan 1. 3,4,5,1, dan 2.

BAB 2: SEJARAH KEBUDAYAAN HINDU

M, 2016 PENINGKATKAN KREATIVITAS SISWA MELALUI MODEL PROJECT BASED LEARNING MENGGUNAKAN MEDIA FLIP CHART DALAM PEMBELAJARAN IPS

INTERAKSI KEBUDAYAAN

8.Raja Mulawarman dalam agamanya menyembah dewa siapa? Jawab: Dewa shiwa.

LAMPIRAN 1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I

MENGHARGAI PENINGGALAN SEJARAH. By : Arista Ninda Kusuma / PGSD USD

SD kelas 4 - BAHASA INDONESIA BAB 1. INDAHNYA KEBERSAMAANLatihan Soal 1.7

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. ialah bangunan-bangunan purbakala yang biasa disebut candi. Candi-candi ini

MUNCULNYA AGAMA HINDU

BAB II PEMBAHASAN. Kamajaya,Karkono,Kebudayaan jawa:perpaduannya dengan islam,ikapi,yogja,1995 2

02/10/2012. Cupture 2. Sejarah Seni Rupa dan Kebudayaan Indonesia. Oleh: Handriyotopo, M.Sn NEOLITIKUM

BAB 2 : KEHIDUPAN BANGSA INDONESIA PADA MASA HINDU-BUDDHA Nurul Layyina X IIS 2

JENIS KOLEKSI KETERANGAN UKURAN SKALA GAMBAR RUANG TRANSISI A. Dimensi obyek = 5m x 2m 1 :1. diorama 1 : 1. Dimensi 1 vitrin B = 1,7 m x 1,2 m 1 : 1

PERKEMBANGAN PADA MASA HINDU-BUDDHA DI INDONESIA

BAB 1: SEJARAH PRASEJARAH

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Belajar menurut Natawidjaja dan Moleong (1985:7) adalah suatu proses

Pilihlah salah satu jawaban yang kamu anggap paling benar!

UJIAN AKHIR SEMESTER 1 SEKOLAH MENENGAH TAHUN AJARAN 2014/2015 Mata Pelajaran : Sejarah


Kebudayaan Masyarakat Prasejarah di Indonesia. SMA kelas X Semester 2 Tahun 2008/2009 Artmy Tirta Ikhwanto

TUGAS KLIPING IPS KEHIDUPAN MANUSIA PURBA YANG HIDUP PADA MASA PRA-AKSARA

1. Kutai adalah kerajaan hindu pertama yang pernah berdiri di nusantara pada abad ke 4 di wilayah Kalimantan timur.

Kerajaan-Kerajaan Hindu - Buddha di indonesia. Disusun Oleh Kelompok 10

UJIAN AKHIR SEMESTER GANJIL TAHUN PELAJARAN 2013/2014

SMA A. TRADISI SEJARAH MASYARAKAT INDONESIA MASA PRA AKSARA

Kelas V Semester 1. I. Berilah tanda silang (X) pada huruf a,b,c, atau d di depan jawaban yang paling benar!

PERENCANAAN PEMBELAJARAN IPS DAN PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BERBASIS LIFE SKILL

Hasil Kebudayaan masa Praaksara

BAB II KAJIAN PUSTAKA. menjaga dan melestarikan museum. 2.2 Kajian Empiris, dan 2.3 penelitian

SMA/MA IPS kelas 10 - SEJARAH IPS BAB 4. INDONESIA MASA HINDU BUDHALatihan Soal 4.3

DINAS PENDIDIKAN DAN PENGAJARAN KABUPATEN MIMIKA TAHUN PELAJARAN 2008/2009. BAB 5 = Kerajaan dan Peninggalan Hindu, Budha, dan Islam

Lampiran 1. Surat Keterangan Penelitian

PENGARUH PERKEMBANGAN AGAMA & KEBUDAYAAN HINDU-BUDHA TERHADAP KEHIDUPAN MASYARAKAT DI BERBAGAI DAERAH DI INDONESIA

KERAJAAN TARUMANEGARA

MASA BERCOCOK TANAM DAN DAN BERTERNAK a. Kehidupan sosial-ekonomi Manusia Purba pada Masa Bercocok Tanam Kehidupan manusia senantiasa mengalami

BAB I PENDAHULUAN. sangat penting dan berharga. Kebudayaan tersebut dapat menjadi pedoman atau

BAB 5 KESIMPULAN PENELITIAN

MENGHARGAI PENINGGALAN SEJARAH. By : Arista Ninda Kusuma / PGSD USD

Forum Bina Prestasi DI UNDUH DARI YUDHISTIRA LEARNING CENTER. Anggota Ikapi

ZAMAN INDIA KUNO Pada zaman India kuno, Mohenjodaro yang Harappa bangsa Dravida

PROSES MASUK DAN BERKEMBANGNYA AGAMA SERTA KEBUDAYAAN HINDU-BUDHA DI INDONESIA

KERAJAAN HINDU-BUDHA DAN ISLAM DI INDONESIA BESERTA PENINGGALANNYA

SMA/MA IPS kelas 10 - SEJARAH IPS BAB 6. AKULTURASI BUDAYA INDONESIA DENGAN HINDU BUDHA DAN ISLAMLATIHAN SOAL BAB 6. Ksatria. Waisya.

Kerajaan Kutai. A. Berdirinya Kerajaan Kutai

Raja-raja: 1) Kudungga, pengaruh Hindu baru masuk. 2) Asmawarman, anak raja Kudungga, pengaruh Hindu sudah berkembang. 3) Mulawarman, salah satu dari

A. Kertanegara B. Raden Wijaya C. Jayawardhana D. Hayam Wuruk E. Tribuanatunggadewi 8. Kitab Sutasoma dikarang oleh seorang pujangga Kerajaan

MASA PRA AKSARA DI INDONESIA

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) : 1 x pertemuan (2 x 35 menit)

BAB 1 PENDAHULUAN Latar belakang

Cagar Budaya Candi Cangkuang

AGAMA-AGAMA DI MALAYSIA NAMA : VISALNI A/P GUNASEELAN NO MATRIK : NAMA PENSYARAH: AHMAD TARMIZI ZAKARIA

BAB I PENDAHULUAN. memikat perhatian para peneliti, salah satunya adalah kakawin yang merupakan

Kerajaan Mataram Kuno

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

KUMPULAN BENDA-BENDA KOLEKSI BERDASARKAN JAMAN/MASA DARI MUSEUM BULELENG

KERAJAAN KEDIRI. Nama Kelompok : Hegel Prayoga Lola Yolanda Poni Safira Nurulita Agustina

BAB I PENINGGALAN SEJARAH DI LINGKUNGAN SETEMPAT

JURNAL STUDI TENTANG CANDI SIMPING DI DESA SUMBERJATI, KECAMATAN KADEMANGAN, KABUPATEN BLITAR

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Tujuan C. Rumusan Masalah

Contoh Soal Ilmu Pengetahuan Sosial IPS Kelas 8 SMP/MTs

BAB I PENDAHULUAN. pembentukannya setiap budaya yang dimunculkan dari masing-masing daerah

KISI-KISI SOAL SEJARAH KELAS X TAHUN 2011

BAB I PENDAHULUAN. Majapahit merupakan kerajaan terbesar yang pernah dimiliki Indonesia pada

SISTEM KETATANEGARAAN KERAJAAN MAJAPAHIT

PERKEMBANGAN KEHIDUPAN NEGARA 2 KERAJAAN HINDU-BUDHA DI INDONESIA

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI PENELITIAN ASTANA GEDE. di Kabupaten Ciamis. Situs Astana Gede merupakan daerah peninggalan

diunduh dari

BAB II AKSARA DAN PRASASTI

SMA/MA IPS kelas 10 - SEJARAH IPS BAB 4. INDONESIA MASA HINDU BUDHALatihan Soal 4.1

1. Menurut pendapat kamu teori atau pendapat mana yang paling kuat terkait dengan

Menganalisis perjalanan bangsa Indonesia pada masa negara-negara tradisional (SK1)

Berdirinya Kerajaan Kutai

BAB I. PENDAHULUAN. Secara kronologis, sejarah Indonesia meliputi masa prasejarah, hindu-budha, masa

BAB I PENDAHULUAN. 2003: 13). Megalitik berasal dari kata mega yang berarti besar dan lithos yang

3. Kehidupan ekonomi kerajaan Kalingga :

Latihan Ulangan Semester 1 Ilmu Pengetahuan Sosial Kelas V

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Suatu gejala positif yang seharusnya dilakukan oleh para sastrawan,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

KERAJAAN HINDU-BUDDHA: KERAJAAN KUTAI MODUL PEMBELAJARAN SEJARAH SITI MARFUAH

GUBERNUR JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR,

MUNCULNYA MASYARAKAT INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. membentang luas lautan yang merupakan pesisir utara pulau Jawa. Kabupaten

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha I 1

Fungsi agama dalam pemerintahan pada masa kejayaan majapahit (abad ke-14 masehi) HB. Hery Santosa

KRONOLOGIS. Ilmu tentang waktu yang membantu untuk menyusun peristiwa atau kejadian sejarah sesuai urutan waktu terjadinya


SINGHASARI (TUMAPEL)

AGUS SANTOSO PERNIKAHAN ARJUNA. Sebuah Epik Arjunawiwaha Karya Mpu Kanwa

BAB I PENDAHULUAN PENELITIAN ARTEFAK ASTANA GEDE. dan terapit oleh dua benua. Ribuan pulau yang berada di dalam garis tersebut

Transkripsi:

Kebudayaan Pra Sejarah dan Sejarah Agama Hindu A. Kebudayaan Prasejarah dan Sejarah Agama Hindu Zaman prasejarah adalah zaman dimana belum dikenalnya tulisan. Berakhirnya zaman prasejarah atau dimulainya zaman sejarah untuk setiap bangsa di dunia tidak sama tergantung dari peradaban bangsa tersebut. Salah satu contoh yaitu bangsa Mesir sekitar tahun 4000 SM masyarakatnya sudah mengenal tulisan, sehingga pada saat itu, bangsa Mesir sudah memasuki zaman sejarah. Zaman prasejarah di Indonesia diperkirakan berakhir pada masa berdirinya Kerajaan Kutai, sekitar abad ke-5; dibuktikan dengan adanya prasasti yang berbentuk yupa yang ditemukan di tepi Sungai Mahakam, Kalimantan Timur baru memasuki era sejarah. Karena tidak terdapat peninggalan catatan tertulis dari zaman prasejarah, keterangan mengenai zaman ini diperoleh melalui bidang-bidang seperti paleontologi, astronomi, biologi, geologi, antropologi, arkeologi. Dalam artian bahwa bukti-bukti pra-sejarah hanya didapat dari barang-barang dan tulang-tulang di daerah penggalian situs sejarah. Pembagian zaman pada masa pra-sejarah diberi sebuatan menurut benda-benda atau peralataan yang menjadi cirri utama dari masing-nasing periode waktu itu. Adapun pembagian kebudayaan zaman pra-sejarah sebagai berikut: 1) Zaman batu tua (Paleolitikum) Zaman batu tua (palaeolitikum), Disebut demikian sebab alat-alat batu buatan manusia masih dikerjakan secara kasar, tidak diasah atau dipolis. Apabila dilihat dari sudut mata pencariannya periode ini disebut masa berburu dan meramu makanan tingkat sederhana. Pendukung kebudayaan ini adalah Homo Erectus. 2) Zaman batu tengah (Mesolitikum) Pada Zaman batu tengah (mesolitikum), alat-alat batu zaman ini sebagian sudah dihaluskan terutama bagian yang dipergunakan. Tembikar juga sudah dikenal. Periode ini juga disebut masa berburu dan meramu makanan tingkat lanjut. Pendukung kebudayaan ini adalah homo sapiens (manusia sekarang), yaitu ras Austromelanosoid (mayoritas) dan Mongoloid (minoritas). 3) Zaman batu baru (Neolitikum) Alat-alat batu buatan manusia Zaman batu baru (Neolitikum) sudah diasah atau dipolis sehingga halus dan indah. Di samping tembikartenun dan batik juga sudah dikenal. Periode ini disebut masa bercocok tanam. Pendukung kebudayaan ini adalah homo sapiens dengan ras Mongoloide (mayoritas) dan ras Austromelanosoide (minoritas). 4) Zaman logam Pada zaman Logam orang sudah dapat membuat alat-alat dari logam di samping alatalat dari batu. Orang sudah mengenal teknik melebur logam, mencetaknya menjadi alat-alat yang diinginkannya. Teknik pembuatan alat logam ada dua macam, yaitu dengan cetakan batu yang disebut bivalve dan dengan cetakan tanah liat dan lilin yang

disebut acire perdue. Periode ini juga disebut masa perundagian karena dalam masyarakat timbul golongan undagi yang terampil melakukan pekerjaan tangan. 5) Zaman batu besar (Megalithikum) Zaman ini disebut juga sebagai zaman megalithikum. Hasil kebudayaan Megalithikum, antara lain: Menhir: tugu batu yang dibangun untuk pemujaan terhadap arwah-arwah nenek moyang. Dolmen: meja batu tempat meletakkan sesaji untuk upacara pemujaan roh nenek moyang Sarchopagus/keranda atau peti mati (berbentuk lesung bertutup) Punden berundak: tempat pemujaan bertingkat Kubur batu: peti mati yang terbuat dari batu besar yang dapat dibuka-tutup Arca/patung batu: simbol untuk mengungkapkan kepercayaan mereka 1. Sejarah Agama Hindu Agama Hindu sebenarnya lahir tumbuh, dan berkembang dari tradisi atau alam pikiran ajaran kitab weda. Penganutnya ajaran weda ini adalah suku bangsa Arya. Sekitar tahun 1500 SM suku bangsa Arya memasuki wilayah India. Diperkirakan mereka memasuki India melalui Celah Kaiber secara bergelombang. Sejarah Agama Hindu pertama-tama dimulai kali suku arya mendiami Lembah Indus dan mendesak suku bangsa Dravida. Perlu ktia ingat bahwa bangsa dravida dikenal sebagai bangsa yang berhasil mengembangkan peradaban yang cukup maju di Lembah Indus. Peradaban suku bangsa Dravida berpusat di Mohenjo Daro dan Harappa. Karena terdesak suku bangsa Arya, peradaban Mohenjo Daro dan Harappa mengalami kemunduran. Bangsa Arya kemudian menyebar ke berbagai wilayah, misalnya ke Lembah Sungai Gangga dan Yamuna. Dalam penyebarannya itu suku bangsa Arya ada yang melangsukan perkawinan dengan orang-orang Dravida sehingga terbentuklah masyarakat dan generasi baru. Masyarakat dan generasi baru itu lazim disebut bangsa Hindu. Tradisi dan kepercayaan bangsa Hindu itulah yang disebut dengan agama dan kebudayaan Hindu. Nah, inilah contoh perubahan yang berkelanjutan. Perubahan dari kehidupan bangsa Arya dan Dravida berubah ke zaman Hindu. Akan tetapi, dasar ajarannya menggunakan Weda yang dahulu sudah digunakan oleh orang-orang Arya. 2. Agama Hindu di Indonesia Masuknya agama Hindu ke Indonesia terjadi pada awal tahun Masehi, ini dapat diketahui dengan adanya bukti tertulis atau benda-benda purbakala pada abad ke 4 Masehi dengan diketemukannya tujuh buah Yupa peningalan kerajaan Kutai di Kalimantan Timur. Disamping di Kutai (Kalimantan Timur), agama Hindu juga berkembang di Jawa Barat mulai abad ke-5 dengan diketemukannya tujuh buah prasasti, yakni prasasti Ciaruteun, Kebonkopi, Jambu, Pasir Awi, Muara Cianten, Tugu dan Lebak. Semua prasasti tersebut berbahasa Sansekerta dan memakai huruf Pallawa.Dari prasasti-prasasti itu didapatkan keterangan yang menyebutkan bahwa Raja Purnawarman adalah Raja beragama Hindu, Beliau adalah raja yang gagah berani dan lukisan tapak kakinya disamakan dengan tapak kaki Dewa Wisnu

Bukti lain yang ditemukan di Jawa Barat adalah adanya perunggu di Cebuya yang menggunakan atribut Dewa Siwa dan diperkirakan dibuat pada masa Raja. Berdasarkan data tersebut, maka jelas bahwa Raja Purnawarman adalah penganut agama Hindu dengan memuja Tri Murti sebagai manifestasi dari Tuhan Yang Maha Esa. Selanjutnya, agama Hindu berkembang pula di Jawa Tengah, yang dibuktikan adanya prasasti Tukmas di lereng gunung Merbabu. Prasasti ini berbahasa sansekerta memakai huruf Pallawa dan bertipe lebih muda dari prasasti Purnawarman. Prasasti ini yang menggunakan atribut Dewa Tri Murti, yaitu Trisula, Kendi, Cakra, Kapak dan Bunga Teratai Mekar, diperkirakan berasal dari tahun 650 Masehi. Pernyataan lain juga disebutkan dalam prasasti Canggal, yang berbahasa sansekerta dan memakai huduf Pallawa. Prasasti Canggal dikeluarkan oleh Raja Sanjaya pada tahun 654 Caka (576 Masehi), dengan Candra Sengkala berbunyi: Sruti indriya rasa, Isinya memuat tentang pemujaan terhadap Dewa Siwa, Dewa Wisnu dan Dewa Brahma sebagai Tri Murti. Adanya kelompok Candi Arjuna dan Candi Srikandi di dataran tinggi Dieng dekat Wonosobo dari abad ke-8 Masehi dan Candi Prambanan yang dihiasi dengan Arca Tri Murti yang didirikan pada tahun 856 Masehi, merupakan bukti pula adanya perkembangan Agama Hindu di Jawa Tengah. Disamping itu, agama Hindu berkembang juga di Jawa Timur, yang dibuktikan dengan ditemukannya prasasti Dinaya (Dinoyo) dekat Kota Malang berbahasa sansekerta dan memakai huruf Jawa Kuno. Dea Simha adalah salah satu raja dari kerajaan Kanjuruan. Candi Badut adalah bangunan suci yang terdapat di daerah Malang sebagai peninggalan tertua kerajaan Hindu di Jawa Timur. Kemudian pada tahun 929-947 munculah Mpu Sendok dari dinasti Isana Wamsa dan bergelar Sri Isanottunggadewa, yang artinya raja yang sangat dimuliakan dan sebagai pemuja Dewa Siwa. Kemudian sebagai pengganti Mpu Sindok adalah Dharma Wangsa. Selanjutnya munculah Airlangga (yang memerintah kerajaan Sumedang tahun 1019-1042) yang juga adalah penganut Hindu yang setia. Setelah dinasti Isana Wamsa, di Jawa Timur munculah kerajaan Kediri (tahun 10421222), sebagai pengemban agama Hindu. Pada masa kerajaan ini banyak muncul karya sastra Hindu, misalnya Kitab Smaradahana, Kitab Bharatayudha, Kitab Lubdhaka, Wrtasancaya dan kitab Kresnayana. Kemudian muncul kerajaan Singosari (tahun 1222-1292). Pada jaman kerajaan Singosari ini didirikanlah Candi Kidal, candi Jago dan candi Singosari sebagai sebagai peninggalan kehinduan pada jaman kerajaan Singosari. Pada akhir abad ke-13 berakhirlah masa Singosari dan muncul kerajaan Majapahit, sebagai kerajaan besar meliputi seluruh Nusantara. Keemasan masa Majapahit merupakan masa gemilang kehidupan dan perkembangan Agama Hindu. Hal ini dapat dibuktikan dengan berdirinya candi Penataran, yaitu bangunan Suci Hindu terbesar di Jawa Timur disamping juga munculnya buku Negarakertagama. Selanjutnya agama Hindu berkembang pula di Bali. Kedatangan agama Hindu di Bali diperkirakan pada abad ke-8. Hal ini disamping dapat dibuktikan dengan adanya prasastiprasasti, juga adanya Arca Siwa dan Pura Putra Bhatara Desa Bedahulu, Gianyar. Arca ini bertipe sama dengan Arca Siwa di Dieng Jawa Timur, yang berasal dari abad ke-8. Menurut uraian lontar-lontar di Bali, bahwa Mpu Kuturan sebagai pembaharu agama Hindu di Bali. Mpu Kuturan datang ke Bali pada abad ke-2, yakni pada masa pemerintahan Udayana. Pengaruh Mpu Kuturan di Bali cukup besar. Adanya sekte-sekte yang hidup pada

jaman sebelumnya dapat disatukan dengan pemujaan melalui Khayangan Tiga. Khayangan Jagad, sad Khayangan dan Sanggah Kemulan sebagaimana termuat dalam Usama Dewa.. Perkembangan selanjutnya, setelah runtuhnya kerajaan-kerajaan di Bali pembinaan kehidupan keagamaan sempat mengalami kemunduran. Mahasabha Hindu Bali dengan menetapkan Majelis keagamaan bernama Parisada Hindu Bali dengan menetapkan Majelis keagamaan bernama Parisada Hindu Bali, yang selanjutnya menjadi Parisada Hindu Dharma Indonesia B. Teori-teori Masuknya Agama Hindu ke Indonesia Kehadiran Agama Hindu di Indonesia menimbulkan pembaharuan yang besar, seperti berakhirnya jaman prasejarah Indonesia. Perubahan dari religi uno ke dalam kehidupan beragama dengan memuja Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan kitab Suci Veda dan juga munculnya kerajaan yang mengatur kehidupan suatu wilayah. Mengenai masuknya agama Hindu di Indonesia, ada beberapa teori yang menjelaskan hal tersebut. Teori-teori yang dimaksud antara lain: a) Teori Brahmana Teori Brahmana di kemukakan oleh Van Leur. Van Leur berpendapat bahwa Agama Hindu di bawa oleh para Brahmana atau para pendeta ke Indonesia ia berpendapat seperti itu karena para Brahmana lah yang mengetahui kitab weda. b) Teori Ksatria Teori ke satria ini dikemukan oleh F.D.K Bosch dan C.C. Berg. Mereka mengatakan bahwa Agama Hindu di bawa oleh para prajurit India yang ingin menaklukan Indonesia lalu menyebarkan agama hindu. c) Teori Waisya Teori Waisya di kemukakan oleh Krom. Menurut Krom, Agama Hindu masuk ke Indonesia di bawa oleh para pedagang atau golongan waisya, Buktinya banyak pedagang dari India yang berdagang di indonesia lalu mereka menyebarkan agama hindu di Indonesia. d) Teori Sudra

Teori lainnya mengatakan bahwa Agama Hindu di bawa oleh para budak atau golongan sudra, mereka menyebarkan agama hindu karena ingin merubah nasib mereka. e) Teori Arus Balik Teori arus balik ini menyatakan bahwa bangsa di Nusantara belajar agama hindu di India lalu menyebarkan kembali di Indonesia. Teori ini kuat, tetapi menurut catatan sejarah, orang-orang di nusantara baru belajar Agama Hindu ke India (pusat Agama Hindu) setelah beberapa kerajaan di Nusantara menganut Agama Hindu. Dari seluruh teori tersebut, teori Brahmana adalah teori yang paling dapat diterima karena: Agama hindu dalam kehidupan di masyarakat segala upaacra keagamaan cenderung dimonopoli oleh kaum Brahmana sehingga hanyalah Brahmana yang mungkin menyebarkan agama Hindu. Prasasti yang ditemukan di Indonesia berbahasa Sansekerta yang merupakan bahasa kitab suci dan upacara keagamaan, bukan bahasa sehari-hari sehingga hanya dimengerti oleh Kaum Brahmana. C. Bukti-bukti Monumental Peninggalan Prasejarah dan Sejarah Perkembangan Agama Hindu di Indonesia Berikut ini beberapa jenis alat dari masa praaksara yang pernah ditemukan di Indonesia. a) Kapak Genggam Kapak genggam diperkirakan merupakan alat yang digunakan oleh manusia jenis Pithecanthropus untuk berburu. Kapak ini digunakan dengan cara digenggam. b) Alat Serpih Alat ini digunakan oleh manusia purba untuk menusuk, memotong dan melubangi kulit binatang. Alat ini terbuat dari batu. Diperkirakan, alat ini merupakan serpihan dari batu yang dibuat sebagai kapak genggam. c) Kapak Persegi Kapak persegi merupakan alat yang terbuat dari batu dan digunakan oleh manusia untuk mencangkul, memahat, dan berburu. d) Kapak Lonjong Kapak lonjong merupakan kapak yang bentuknya lonjong. Pangkal kapak tersebut lebar dan tajam, sedang ujungnya runcing dan diikatkan pada gagang. Alat ini terbuat dari batu yang telah diasah hingga halus. e) Menhir Menhir merupakan tugu batu yang tinggi. Diperkirakan menhir digunakan sebagai tempat pemujaan oleh manusia prasejarah. f) Dolmen Dolmen adalah meja yang terbuat dari batu, diperkirakan digunakan sebagai tempat menyimpan sesaji untuk sesembahan manusia prasejarah.

g) Sarkofagus Sarkofagus adalah peti mati yang terbuat dari batu. h) Arca Arca adalah batu yang dibentuk hingga menyerupai makhluk hidup tertentu. i) Bejana Perunggu Bejana perunggu adalah benda yang terbuat dari perunggu. Bentuknya mirip dengan gitar spanyol tanpa gagang. j) Kapak Corong Kapak corong adalah kapak yang terbuat dari perunggu dan bentuk bagian atas mirip dengan corong. 1. Peninggalan Sejarah Hindu di Indonesia Kapak Kapak Kapak Alat Genggam Serpih Lonjong Persegi Sejarah menyatakan bahwa "Maha Rsi Agastya" yang menyebarkan Agama Hindu dari India ke Indonesia. Bersamaan dengan Sarkofagus Dolmen Menhir berkembangnya pengaruh Hindu keseluruh Dunia termasuk Indonesia, maka terjadilh akulturasi antara kebbudayaan asli Indonesia dengan Bejana Kapak Arca Perunggu Corong kebudayaan India yang dijiwai oleh Agama Hindu. Selanjutnya secara berangsur-angsur peradaban Hindu mempengaruhi dan menjiwai peradaban asli Indonesia sesuai dengan sifatsifatnya. Untuk semuanya itu terkait tentang bukti-bukti peninggalan sejarah ke 'Hindu'an, dapat diuraikan pada kerajaan-kerajaan Indonesia sebagai berikut: (1) Kerajaan Kutai Kerajaan Kutai adalah kerajaan Hindu tertua di Indonesia. Kerajaan ini berdiri pada tahun 400 Masehi. Raja pertamanya adalah Kudungga, kemudian digantikan Aswawarman. Raja terkenal dari Kutai adalah Mulawarman. Peninggalan Kerajaan Kutai adalah Prasasti Kutai yang terpahat pada tiang batu yang disebut yupa yang ditemukan di aliran Sungai Mahakam, Kalimantan Timur. Prasati tersebut ditulis dengan huruf Pallawa dan berbahasa Sanskerta. Selain itu, peninggalan sejarah dari Kutai yang lain adalah arca-arca yang terbuat dari emas dan perunggu. (2) Kerajaan Kerajaan adalah kerajaan Hindu tertua di Jawa. Letaknya di Bogor, Jawa Barat. Berdiri pada tahun 450 Masehi. Rajanya yang terkenal bernama Purnawarman. Peninggalan sejarah berupa tujuh prasasti yang ditulis dalam bahasa Sanskerta menggunakan huruf Pallawa, di antaranya Prasasti Ciaruteun (terdapat jejak telapak kaki Purnawarman), Prasasti Kebon Kopi, Prasasti Jambu, Prasasti Muara Cianten, Prasasti Tugu, Prasasti Pasir Awi, dan Prasasti Lebak. Peninggalan sejarah yang lain adalah irigasi dari Sungai Gomati, arca Wisnu Cibuaya I dan II, dan arca Rajarsi.

(3) Kerajaan Mataram Kerajaan Mataram terletak di daerah Yogyakarta. Raja yang pertama adalah Raja Sanna, kemudian digantikan oleh Raja Sanjaya. Kerajaan ini dikenal dari sebuah prasasti di desa Canggal, barat Magelang. Prasasti ini tertulis tahun 732 Masehi. Ditulis dengan huruf Pallawa dan dalam bahasa Sanskerta. (4) Kerajaan Kediri Kerajaan Kediri terletak di tepi sungai Brantas, Jawa Timur, beribu kota di Daha. Raja yang pernah memerintah Kerajaan Kediri adalah Bameswara, Jayabaya, Sarweswara, Aryyeswara, Gandra, Kameswara, dan Kertajaya. Raja Bameswara memerintah tahun 1115 1130. Ia dikenal sebagai Raden Panji Asmarabangun dan permaisurinya Sri Kiranavatu atau Dewi Candra Kirana. Kisah perjalanan hidup tersebut ditulis oleh Mpu Darmaja dalam kitab Smaradahana. Karya sastra dan pujangga yang terkenal adalah Mpu Sedah dan Mpu Panuluh dengan Kitab Bharatayuda, Kitab Hariwangsa, dan Kitab Gatutkacasraya. Peninggalan sejarah Kerajaan Kediri, antara lain Prasasti Pandeglang, Prasasti Penumbangan, Prasasti Hantang, Prasasti Talan, Prasasti Jepun, Prasasti Kahyunan, Prasasti Weleri, Prasasti Angin, dan Prasasti Semanding. Selain itu juga ada Kitab Smaradahana, Bharatayudha, Hariwangsa, Gatotkacasraya, dan Sumanasantaka. (5) Kerajaan Singasari Kerajaan Singasari terletak di Tumapel, Malang, Jawa Timur. Didirikan oleh Ken Arok tahun 1222 setelah mengalahkan Raja Kertajaya Kediri. Ken Arok dinobatkan Brahmana sebagai penjelmaan Dewa Wisnu yang menunjukkan Singasari adalah kerajaan Hindu. Kisah Ken Arok tertulis di dalam Kitab Pararaton. Ken Arok memerintah sampai tahun 1227. Raja-raja yang pernah berkuasa antara lain Sri Rajasa Sang Amurwahbumi (Ken Arok), Anusapati (1227 1248 M), Tohjaya (1248 M), Ranggawuni (1248 1268 M) dan Kertanegara (1268 1292 M). Peninggalan sejarah Kerajaan Singasari antara lain Candi Singasari (makam Kertanegara), Candi Kidal (makam Anusapati), Candi Jago, Candi Kangenan (makam Ken Arok), dan Candi Katang Lumbang (makam Tohjaya). (6) Kerajaan Majapahit Kerajaan Majapahit terletak di selatan Sungai Brantas yang berpusat di Trowulan, Mojokerto. Didirikan oleh Raden Wijaya tahun 1294, yang bergelar Kertarajasa Jayawardhana. Kertarajasa memerintah dengan bijaksana sampai wafatnya tahun 1309 M, kemudian digantikan oleh Jayanegara. Semasa pemerintahan Jayanegara, keadaan menjadi kacau dan sering terjadi pemberontakan. Pada tahun 1328, Jayanegara wafat dan digantikan oleh adiknya yaitu Bhre Kahuripan atau dikenal dengan gelar Tribhuwana Tunggadewi Jayawisnuwardhani. Pada tahun 1350, beliau turun tahta dan digantikan oleh putranya yaitu Hayam Wuruk. Puncak kejayaan Kerajaan Majapahit adalah semasa Raja Hayam Wuruk dan patihnya Gajah Mada. Gajah Mada wafat tahun 1364 M dan Hayam Wuruk wafat pada tahun 1389 M. Peninggalan sejarah Majapahit berupa karya sastra dan candi. Karya sastra yang dihasilkannya, di antaranya Kitab Negarakertagama (Mpu Prapanca), Kitab Arjunawiwaha (Mpu Kanwa), Kitab Sutasoma (Mpu Tantular). Adapun Candi yang ditinggalkan antara lain Candi

Panataran (Blitar), Candi Sumberjati, Candi Sawentar, Candi Tikus di Trowulan, Candi Jabung, Candi Tigawangi, dan Candi Surawana (Kediri) (7) Kerajaan Bali Kerajaan Bali ini mempunyai beberapa hubungan dangan Pulau Jawa karena letak mereka yang berdekatan. sosok yang berhasil menajdikan Bali menjadi satu kerajaan utuh belum juga diketahui karena minimnya peninggalan dari kerajaan Bali akan tetapi riwayat kerajaan Bali masih dapat diketahui melalui beberapa peninggalan, antara lain: Prasasti desa Blanjong Sanur, Berita dari Cina, Komplek Candi Gunung Kawi di Tampak Siring. Masa kejayaan Kerajaan Bali terjadi pada saat Dharmodayana naik tahta. Pada masa Dharmodayana ini, pihak kerajaan memperkuat hubungan tersebut dengan mengawinkan Dharma Udayana dengan Mahendradata, putri dari raja Makutawangsawardhana dari Jawa Timur. Hal ini akhirnya semakin memperkokoh kedudukan kerajaan di antara Pulau Jawa dan Bali. Berikut ini adalah peninggalan-peninggalan sejarah yang bercorak kebudayaan Hindu: 1. Candi Candi adalah bangunan yang biasanya terdiri dari tiga bagian, yaitu kaki, tubuh, dan atap. Pada candi Hindu biasanya terdapat arca perwujudan tiga dewa utama dalam ajaran Hindu. Tiga dewa itu adalah Brahma, Wisnu, dan Syiwa. Brahma adalah dewa pencipta, Wisnu dewa pemelihara, dan Syiwa dewa pelebur. Pada dinding candi terdapat relief, yaitu gambar timbul yang biasanya dibuat dengan cara memahat. Relief mengisahkan sebuah cerita. Candi-candi peninggalan agama Hindu No. Nama Candi Lokasi Penemuan Pembuatan Peninggalan 1 Prambanan Yogyakarta Abad ke-7 M 2 Dieng Dieng, Jawa Tengah Abad ke-7 M 3 Badut Malang, Jawa Timur Tahun 760 M Kanjuruhan 4 Canggal Jawa Tengah Abad ke-8 M 5 Gedong Sanga Jawa Tengah Abad ke-8 M 6 Penataran Blitar, Jawa Timur Abad ke-11 M Kediri 7 Sawentar Blitar Jawa Timur Abad ke-12 M Singasari 8 Candi Kidal Jawa Timur Abad ke-12 M Singasari 9 Singasari Jawa Timur Abad ke-12 M Singasari

10 Sukuh Karang Anyar, Jateng Abad ke-13 M Majapahit 2. Prasasti Prasasti adalah benda peninggalan sejarah yang berisi tulisan dari masa lampau. Tulisan itu dicatat di atas batu, logam, tanah liat, dan tanduk binatang. Prasasti peninggalan Hindu ditulis dengan huruf Pallawa dan berbahasa Sansekerta. Prasasti tertua adalah Prasasti Yupa, dibuat sekitar tahun 350-400 M. Prasasti Yupa berasal dari Kerajaan Kutai. Prasasti-prasasti peninggalan kerajaan Hindu No. Nama Prasasti Lokasi Penemuan Pembuatan Peninggalan 1 Kutai Kutai, Kaltim Abad ke-4 M Kutai 2 Ciaruteun Bogor, Jabar 3 Tugu Cilincing, Jakut 4 Jambu Bogor, Jabar 5 Kebon Kopi Bogor, Jabar 6 Cidanghiang Pandeglang 7 Pasir Awi Leuwiliang, Jabar 8 Muara Cianten Bogor, Jabar 9 Canggal Magelang, Jateng Abad ke-7 M 10 Kalasan Yogyakarta Tahun 732 M 11 Dinoyo Malang, Jatim Tahun 760 M 12 Kedu Temanggung, Jateng Tahun 778 M 13 Sanur Bali Abad ke-9 M Bali 3. Patung

Wujud patung Hindu antara lain hewan dan manusia. Patung berupa hewan dibuat karena hewan tersebut dianggap memiliki kesaktian. Patung berupa manusia dibuat untuk mengabadikan tokoh tertentu dan untuk menggambarkan dewa dewi. Patung-patung peninggalan kerajaan Hindu No. Nama Patung Lokasi Penemuan Pembuatan Peninggalan 1 Trimurti 2 Dwarapala Bogor, Jabar 3 Wisnu Cibuaya I Cibuaya, Jabar 4 Wisnu Cibuaya II Cibuaya, Jabar 5 Rajasari Jakarta 6 Airlangga Medang Kemulan Abad ke-10 M Medang Kemulan 7 Ken Dedes Kediri, Jatim Abad ke-12 M Kediri 8 Kertanegara Jawa Timur Abad ke-12 M Singasari 9 Kertarajasa Mojekerto, Jatim Abad ke-13 M Majapahit 4. Karya sastra (kitab) Karya sastra peninggalan kerajaan Hindu berbentuk kakawin atau kitab. Kitab-kitab peninggalan itu berisi catatan sejarah. Umumnya karya sastra peninggalan sejarah Hindu ditulis dengan huruf Pallawa dalam bahasa Sansekerta pada daun lontar. Kitab-kitab peninggalan sejarah Hindu No. Nama Kitab Lokasi Penemuan Pembuatan Peninggalan

1 Carita Parahayangan Bogor, Jabar 2 Kresnayana Bogor, Jabar 3 Arjunawiwaha Kahuripan, Jatim Abad ke-10 M Medang Kemulan 4 Lubdaka Kediri, Jatim Abad ke-11 M Kediri 5 Baratayuda Kediri, Jatim Abad ke-12 M Kediri 5. Tradisi Tradisi adalah kebiasaan nenek moyang yang masih dijalankan oleh masyarakat saat ini. Tradisi agama Hindu banyak ditemukan di daerah Bali karena penduduk Bali sebagian besar beragama Hindu. Tradisi agama Hindu yang berkembang di Bali, antara lain: 1. Upacara nelubulanin ketika bayi berumur 3 bulan. 2. Upacara potong gigi (mapandes). 3. Upacara pembakaran mayat yang disebut Ngaben. Dalam tradisi Ngaben, jenazah dibakar beserta sejumlah benda berharga yang dimiliki orang yang dibakar. 4. Ziarah, yaitu mengunjungi makam orang suci dan tempat suci leluhur seperti candi. Pelestarian Peninggalan Budaya Agama Hindu di Indonesia Pelestarian peninggalan budaya Agama Hindu berarti proses, cara, perbuatan melestarikan; perlindungan dari kemusnahan atau kerusakan; pengawetan; konservasi peninggalan budaya Agama Hindu; pengelolaan peninggalan budaya Agama Hindu yang menjamin pembuatannya secara bijaksana dan menjamin kesinambungan persediannya dengan tetap memelihara dan meningkatkan kualitas nilai dan keanekaragamannya. D. a) Merawat dan menjaga pelestarian peninggalan Agama Hindu di Indonesia Banyak benda peninggalan dan warisan sejarah budaya Agama Hindu di Indonesia yang sudah berusia ratusan atau bahkan ribuan tahun. Tak heran bendabenda tersebut banyak pula yang sudah rapuh dan rusak. Bila tidak dirawat dengan baik bisa rusak hancur dan menghilang. Merawat benda-benda peninggalan dan warisan budaya Agama Hindu di Indonesia merupakan tugas kita semua. Tapi penanggung-jawab utamanya adalah negara (pemerintah yang sedang berkuasa). Cara menjaga dan merawat antara lain sebagai berikut: 1. Membangun museum-museum untuk penyimpanan benda-benda dan warisan sejarah budaya Agama Hindu di Indonesia. 2. Menjadikannya cagar budaya sesuai dengan fungsi dan pemanfaatan, benda-benda budaya bernafaskan ajaran Agama Hindu. 3. Menjaga dan merawat wilayah atau daerah-daerah cagar budaya benda-benda yang bernafaskan agama Hindu dengan sebaik mungkin. Di daerah cagar budaya biasanya terdapat banyak benda-benda peninggalan berbudaya Agama Hindu.

4. Turut menjaga agar benda-benda peninggalan budaya Agama Hindu tidak dirusak atau dirusak oleh barisan orang yang tidak bertanggungjawab. Benda-benda peninggalan sejarah harus diamankan dari tangantangan jahil. b) Mengunjungi tempat-tempat pelestarian peninggalan warisan benda-benda sejarah budaya Agama Hindu di Indonesia. Mengunjungi tempat-tempat pelestarian peninggalan warisan benda-benda sejarah dan budaya Agama Hindu termasuk salah satu cara mewujudkan rasa bhakti, hormat, rasa memiliki, dan menghargai-nya. Diantara kita bisa mengunjungi tempat pelestarian peninggalan warisan benda-benda sejarah dan budaya Agama Hindu setempat lainnya, seperti; candi, makam pahlawan, monumen dll. c) Bersembahyang di tempat-tempat suci Pura sebagai tempat suci peninggalan sejarah dan budaya Agama Hindu dari nenek-moyang bangsa Indonesia Umat Hindu memiliki banyak ribuan tempat suci yang dapat dipergunakan sebagai sarana untuk menghubungkan diri (jasmani dan rohani) kehadapat Ida Sang Hyang Widhi/Tuhan Yang Maha Esa, kapan dan dimana saja sedang berada sesuai dengan tata-tertib. Sebab datang mengadap (tangkil) ke tempat-tempat suci yang ada di lingkungan sekitar kita, yang tetap terjaga sampai saat ini kelestarian dan kesuciannya, sebagai peninggalan warisan sarana bersejarah dan berbudaya dalam Agama Hindu adalah termasuk salah satu cara untuk mewujudkan rasa bhakti, hormat, rasa memiliki, dan menyucikan-nya. Diataranya, kita wajib bersembahyang di tempat-tempat suci, seperti; Merajan/sanggah; Pura Kawitan; Pura Paibon; Pura Dadiya/Panti; Pura Kahyangan Tiga; Pura Padarman; Pura Dhang Kahyangan; Pura Kahyangan Jagat; dan yang lain-lainnya. d) Melarang atau tidak memberikan izin kepada orang-orang/individu/kelompok yang hanya memiliki kepentingan sesaat atau tidak bertanggung-jawab untuk mengelola tempat-tempat pelestarian sejarah dan budaya peninggalan Agama Hindu di Indonesia. E. Kontribusi Kebudayaan Hindu dalam Pembangunan Nasional dan Parawisata Indonesia Menuju Era Globalisasi 1. Pariwisata alam Indonesia dikenal oleh dunia memiliki sumber daya alam yang kaya dan indah bernafaskan ke-hinduan. Keindahan alam Indonesia menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan dunia untuk berkunjung ke Indonesia. Atas kunjungan itu sudah menjadi kewajiban bangsa dan negara kita menyiapkan fasilitas yang memadai. Realisasi dari wisata alam ini dapat memberikan pendapatan negara yang juga dapat meningkatkan kesejahteraan bangsa ini. Ajaran Hindu yang bersifat kreatif mengantarkan bangsa ini bebas dari kemiskinan material dan rohani. 2. Wisata budaya

Budaya anak Bangsa Indonesia melahirkan kebudayaan. Dari berbagai macam suku bangsa yang ada di Indonesia berbuah beranekamacam kebudayaanya yang dapat dikonsumsi oleh para wisatawan yang berkunjung ke Indonesia. Hindu sebagai agama tertua di dunia termasuk di Indonesia, menjiwai kebudayaan anak bangsa ini sehingga semuanya itu menjadi hidup metaksu. Semuanya itu lagi-lagi dapat menambah pendapatan negara dan daerah yang dikunjunginya. Berikut ini pariwisata budaya Agama Hindu yang dapat disajikan yaitu: a) Candi 1. Candi Jabung (Desa Jabung, Probolinggo) 2. Candi Tikus(Mojokerto) 3. Candi Dieng (Wonosobo) 4. Candi Cetho (Desa Gumeng, Karanganyar) 5. Candi Sukuh (Karanganyar) 6. Candi Surawana (Desa Canggu, Kediri) 7. Candi Gerbang lawang (Mojokerto) Candi Jabung b) 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. Candi Candi CandiJabung Dieng Cetho Tikus Candi Sukuh Candi Surawana Candi Gerbang Lawang Karya sastra Carita parahyangan: menceritakan sejarah Tanah Sunda. Kresnayana: menceritakan pernikahaan prabu Kresna dan penculikan calonnya Rukmini. Arjunawiwaha kahuripan: menceritkan kisah pertapaan sang Arjuna di Gunung Mahameru. Lubdhaka: menceritakan kisah "Malam Siwa" (Siwaratri). Baratayuda: menceritakan perang besar di Kurukshetra. Negarakertagama: menceritakan uraian sejarah dari kerajaan Singasari dan Majapahit. Sutasoma: menceritakan tentang seorang anak raja bernama Sutasoma. Pararaton: menceritakan uraian sejarah dari riwayat Ken Arok sampai peristiwa Putri Sunda di Bubat. Calon Arang: menceritakan Calon Arang yang dibunuh oleh Mpu Bharadah atas perintah Raja Airlangga. Carita Sutasoma Lubdhaka Parahyangan Baratayuda Pararaton Kresnayana Negarakertagama Calon Arjunawiwaha Arang