BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
PERENCANAAN FASILITAS

BAHAN AJAR : Manajemen Operasional Agribisnis

PERENCANAAN FASILITAS SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI RIAU

MATERI 4 ASPEK TEKNIS DAN TEKNOLOGIS. e. Spesfifikasi Bahan Baku dan Hasil c. Tenaga Kerja

Strategi Tata Letak (Layout Strategy) I

Manajemen Operasi, Edisi Ketiga. Jakarta: Grasindo Oleh: Dr. Ir. Eddy Herjanto, SE. MSc

BAB II LANDASAN TEORI. secara efektif dan efisien. Dalam rangka ini dikembangkan pemikiran-pemikiran dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

Perencanaan Agregat (Aggregate Planning) YULIATI,SE,MM

Manajemen Operasi. Modul Final Semester MODUL PERKULIAHAN. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh

TATA LETAK PABRIK KULIAH 2: PERENCANAAN LAYOUT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebelum penggunaan MRP biaya yang dikeluarkan Rp ,55,- dan. MRP biaya menjadi Rp ,-.

PERAMALAN (FORECASTING)

PENDAHULUAN DEFINISI, RUANG LINGKUP, TUJUAN, DAN PROSEDUR PERANCANGAN FASILITAS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Manajemen Industri Perikanan

PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS PERTEMUAN #2 TKT TAUFIQUR RACHMAN PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangannya di perusahaan manufaktur, selain

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ASPEK TEKNIS/PRODUKSI

Sistem Produksi. Produksi. Sistem Produksi. Sistem Produksi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB V ASPEK TEKNIS / OPERASI

BAHAN AJAR Jurusan : Administrasi Bisnis Konsentrasi : Mata Kuliah : Pengantar Bisnis

Perancangan Tata Letak

KEWIRAUSAHAAN III. Power Point ini membahas mata kuliah Kewirausahaan III. Endang Duparman. Modul ke: Arissetyanto. Fakultas SISTIM INFORMASI

PERANCANGAN PABRIK: PENENTUAN LOKASI PABRIK

PENJADWALAN JANGKA PENDEK YULIATI, SE, MM

BAB II KERANGKA TEORETIS. pemasaran (yang sering disebut dengan istilah saluran distribusi). Saluran

BAB II KERANGKA TEORI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian (Zulian Zamil : 2003).

MANAJEMEN OPERASI DAN PRODUKSI

MANAJEMEN PERSEDIAAN

PERENCANAAN & PENGENDALIAN OPERASI

MANAJEMEN OPERASI DAN PRODUKTIVITAS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian proses produksi menurut beberapa ahli diantaranya adalah:

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Ratih Wulandari, ST., MT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI. Suatu sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang

MANAJEMEN OPERASIONAL LANJUTAN 2008 NANI SUTARNI 2010

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI

V. PENDEKATAN SISTEM 5.1. Analisis Kebutuhan Pengguna 1.) Petani

BAB 3 METODE PENELITIAN

KONSEP DASAR TENTANG DESAIN PABRIK

Pengantar Manajemen Produksi & Operasi

BAB II LANDASAN TEORI. penerimaan dengan pengeluaran, tetapi dengan semakin

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Menurut Sofjan Assauri (2008 : 5) perkembangan produksi terdiri dari. a. Adanya pembagian kerja dan spesialisasi

Manajemen Industri. Pengantar Teknologi Pertanian Mas ud Effendi, S.TP., MP

BAB I PENDAHULUAN. peranan yang sangat penting dalam menunjang operasi (kegiatan) dari perusahaan

Pembahasan Materi #5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Berkembangnya dunia bisnis dari waktu ke waktu mengakibatkan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Pasar global dewasa ini tanpa disadari telah membuat kompetisi di dalam dunia

BAB XIII MANAJEMEN OPERASI/PRODUKSI. PAB -Manajemen Operasi dan Persediaan. M.Judi Mukzam

BAB I PENDAHULUAN. penciptaan atau pembuatan barang, jasa, atau kombinasinya, melalui transformasi

BAB I PENDAHULUAN. investasi, akan mempengaruhi perekonomian Indonesia dimana akan semakin terbuka

BAB 1 PENDAHULUAN. salah satu yang menunjang adalah strategi perencanaan agregat (aggregate planning)

BAB II LANDASAN TEORI

Konsep Just in Time Guna Mengatasi Kesia-Siaan dan Variabilitas dalam Optimasi Kualitas Produk

BAB II LANDASAN TEORI

KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Teoritis

BAB 1 PENDAHULUAN. oleh konsumen sehingga produk tersebut tiba sesuai dengan waktu yang telah

BAB III LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Lean Thinking dan Lean Manufacturing

TIN 4112 AKUNTANSI BIAYA

PERAMALAN (FORECASTING)

PENGANTAR SISTEM INDUSTRI PERTANIAN. Prof.Dr.Ir. Sri Kumalaningsih, M.App.Sc

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Era modern merupakan sebuah era yang sangat dinamis, baik dalam aspek

BAB 2 LANDASAN TEORI. diperkirakan akan terjadi pada masa yang akan datang. Ramalan tersebut dapat

SUPPLY CHAIN MANAGEMENT (SCM)

MATERI 5 MANAJEMEN DAN ORGANISASI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN. penyelesaian masalah yang memiliki peranan penting dalam industri. yang terbatas terhadap pekerjaan yang berlebihan (Pinedo, 1992).

BAB VII ASPEK PRODUKSI SYAFRIZAL HELMI

Perancangan Tata Letak

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Dengan semakin berkembangnya dunia industri dewasa ini, perusahaan

PERAMALAN PERMINTAAN. Disiapkan oleh: Bambang Sutrisno, S.E., M.S.M.

SISTEM PENANGANAN MATERIAL

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dengan hadirnya persaingan global di bidang bisnis sekarang ini, dunia

Analisis Produktivitas dengan Menggunakan Metode Parsial POSPAC dan Total David J. Sumanth di PT.Yudhistira Ghalia Surabaya

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan studi jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta.

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi membuat suatu tuntutan dalam

BAB 3 METODOLOGI. Kerangka kerja yang digunakan oleh tim penulis adalah dengan mengkombinasikan

VII. LOKASI DAN TATA LETAK PABRIK

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manajemen operasi merupakan posisi penting dalam suatu organisasi khususnya dalam memproduksi suatu barang. Banyak ilmu yang harus dipelajari dalam manajemen operasi, karena jika kita tidak mengetahui ilmu didalamnya maka produksi tidak akan berjalan sesuai harapan. Tidak dipungkiri pada era modern saat ini banyak teknologi-teknologi canggih yang mampu meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi dengan harga yang bersaing, namun apabila tidak mempunyai ilmu dan strateginya pun akan kurang maksimal hasilnya. Oleh karena itu perusahaan khususnya manajer operasional harus benar-benar mampu mengetahui fungsi dan kewajibannya sebagai manajer untuk kemajuan perusahaan dalam bidang produksi barang maupun jasa. B. Rumusan Masalah 1. 1. Apa Manjemen Operasional itu? 2. Bagaimana penerapan fungsi manajemen? 3. Bagaimanakah sejarah dan elemen manajemen operasi? 4. Apa sajakah jenis organisasi dalam operasi? 5. Ada berapakah jenis-jenis peramalan dalam manajemen operasi? 6. Ada berapa macam metode serial waktu? 7. Apakah tujuan dari perencanaan fasilitas? 8. Bagaimana proses perencanaan fasilitas, apa kelebihan dan kekurangannya? 9. Bagaimana strategi dalam perencanaan agregat? 10. Apakah pengertian dan tujuan dari metode transportasi dalam menejemen operasional? BAB II PEMBAHASAN A. Pengantar Manajemen Operasi Kegiatan operasi merupakan kegiatan menciptakan barang dan jasa yang ditawarkan perusahaan kepada konsumen. Kegiatan ini dalam perusahaan banyak melibatkan bagian terbesar dari karyawan dan mencakup jumlah terbesar dari aset perusahaan. Oleh karena itu, kegiatan operasi menjadi salah satu fungsi utama dalam perusahaan. Fungsi utama lainnya dari kegiatan bisnis perusahaan ialah keuangan dan pemasaran. Melalui kegiatan operasi, segala sumberdaya masukan perusahaan diintegrasikan untuk menghasilkan keluaran yang memiliki nilai tambah. Produk yang dihasilkan dapat berupa barang akhir, barnag setengah

jadi atau barang jasa. Bagi keuntungan dan sumber dana yang barubagi kegiatan operasi berikutnya. Sementara bagi perusahaan pemerintah atau organisasi nirlaba, produk ini diberikan kepada masyarakat atau pengguna tertentu untuk memenuhi misi organisasi. Pengertian manajemen operasi tidak terlepas dari pengertian manajemen pada umumnya, yaitu mengandung unsur adanya kegiatan yang dilakukan dengan mengkoordinasikan berbagai kegiatan dan sumber daya untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Dengan bertitik tolak pada pengertian tersebut, Fogarty (1989) mendefinisikan manajemen operasi sebagai suatu proses yang berkesinambungan dan efektif menggunakan fungsi-fungsi manajemen untuk mengintegrasikan berbagai sumberdaya secara efisiendalam rangka mencapai tujuan. Unsur-unsur definisi itu dapat dijelaskan lebih lanjut sebagai berikut. Kontinyu, berarti manajemen operasi bukan suatu kegiatan yang berdiri sendiri. Keputusan manajemen bukan suatu tindakan sesaat melainkantindakan yang berkelanjutan atau suatu proses yang kontinyu. Efektif, berarti segala pekerjaan harus dilakukan secara tepat dan sebaik-baiknya, serta mencapai hasil sesuai yang diharapkan. Kegiatan manajemen operasi memerlukan pengetahuan yang luas yang mencakupberbagai fungsi manajemen seperti perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan pengendalian. Dalam pelaksanaannya berbagai sumberdaya seperti manusia, material, modal, mesin, manajemen, atau metode, energi dan informasi di integrasikan untuk menghasilkan barang atau jasa. Integrasi merupakan penggabungan dua atau lebih sumberdaya dalam berbagai kombinasi yang terbaik. Selain itu manajer oprasi dituntut untuk mempunyai kemampuan bekerja secara efisien untuk mengoptimalkan penggunaan sumberdaya dan memperkecil limbah. Kegiatan manajemen oprasi harus mempunyai tujuan, yaitu menghasilkan suatu produk sesuai dengan yang direncanakan. B. Fungsi dan Penerapan Manajemen Kegiatan dalam manajemen operasi mencakup penggunaan fungsi-fungsi manajemen. Dalam perencanaan, manajer oprasi menentukan tujuan dari subsistem operasi dari organisasi dan mengembangkan program, kebijakan prosedur yang diperlukan untuk mencapai tujuan itu. Tahap ini mencakup penentuan peranan dan fokus dari operasi, termasuk perencanaan produk, perencanaan fasilitas dan perencanaan penggunaan sumber daya produksi. Dalam pengorganisasian, manajer operasi menentukan struktur individu, grup, seksi, bagian, divisi atau departemen dalam pembagian subsistem operasi untuk mencapai tujuan organisasi. Manajer operasi juga menentukan kebutuhan sumberdaya yang diperlukan untuk mencapai tujuan operasi serta mengatur tujuan wewenang dan tanggung jawab yang diperlukan dalam melaksanakannya. Fungsi penggerakan dilaksanakan dengan memimpin, mengawasi dan memotivasi karyawan untuk melaksanakan tugas. Fungsi pengendalian dilakukan dengan mengembangkan standar dan jaringan komunikasi yang diperlukan agar pengorganisasian dan penggerakan sesuai dengan yang direncanakan dan mencapai tujuan. C. Sejarah dan Elemen Elemen-elemen dasar manajemen operasi:

Konsep dasar manajemen produksi, yang membedakannya dari displin ilmu yang lain, misalnya konsep perencanaan tata letak, perencanaan kapasitas, perencanaan kebutuhan, persediaan, penjadwalan, dan pengendalian mutu. Teknik dan konsep yang dikembangkan melalui teori organisasi dan manajemen. Teknik dan konsep tersebut banyak digunakan terutama dalam perencanaan kerja, pengorganisasian sumberdaya, dan pengendalian proses. Penerapan pengetahuan atau praktek yang dikembangkan dari disiplin ilmu lain, seperti ekonomi keuangan, dan matematika. Seperti contoh, penentuan tingkat produksi didasarkan atas pendekatan permintaan-penawaran dari teori ekonomi, analisis kinerja operasi dengan menggunakan rasio-rasio keuangan, penggunaan metode kuantitatif atau matematik dalam pengambilan keputusan. Penemuan-penemuan teknologi. Komputer dan laser merupakan contoh penemuan dari teknologi proses maupun produksi, yang antara lain menyebabkan perubahan dalam tata letak, jenis mesin/peralatan, maupun proses produksi. D. Jenis Organisasi Dalam Operasi Organisasi Manufaktur: Continous Process Industries Intermittent Process Industries Jobbing shop production Batch production Mass production Organisasi Jasa (non manufaktur) E. Metode Peramalan Untuk Manajemen Salah satu keputusan penting dalam perusahaan yang dilakukan oleh manajemen adalah menentukan tingkat produksi dari barang atau jasa yang perlu disiapkan untuk masa datang. Penentuan tingkat produksi, yang merupakan tingkat penawaran, dipengaruhi oleh jumlah permintaan pasar yang dapat dipenuhi oleh perusahaan. Tingkat penawaran yang lebih tinggi dari permintaan pasar dapat mengakibatkan terjadinya pemborosan biaya, seperti biaya penyimpanan, biaya modal, dan biaya kerusakan barang. Tingkat penawaran yang lebih rendah dibanding kemampuan pangsa pasar yang dapat diraih mengakibatkan hilangnya kesempatan untuk memperoleh keuntungan, bahkan mengakibatkan hilangnya pelanggan karena beralih ke pesaing. F. Jenis-Jenis Peramalan Berdasarkan horison waktu, peramalan dapat dikelompokkan kedalam tiga bagian:

Peramalan jangka panjang, yaitu yang mencakup waktu yang lebih besar lebih dari 18 bulan. Misalnya peramalan yang diperlukan dalam kaitannya dengan penanaman modal, perencanaan fasilitas, dan perencanaan untuk kegiatan litbang. Peramalan jangka menengah, mencakup waktu antara 3 sampai 18 bulan. Misalnya, peramalan untuk perencanaan penjualan, perencanaan produksi, dan perencanaan tenaga kerja tidak tetap. Peramalan jangka pendek, yaitu jangka waktu kurang dari 3 bulan. Misalnya, peramalan dalam hubungannya dengan perencanaan pembelian material, penjadwalan kerja, dan penugasan karyawan. Metode kuantitatif yang digunakan dalam prakiraan, pada dasarnya dapat dikelompokkan menjadi dua jenis yaitu metode serial waktu dan metode eksplanatori. Metode serial waktu adalah metode yang digunakan untuk menganalisis serangkaian data yang merupakan fungsi dari waktu. Metode ini mengasumsikan bahwa beberapa pola atau kombinasi pola selalu berulang sepanjang waktu, dan pola dasar dapat diidentifikasikan semata-mata atas dasar historis dari serial itu. Tujuan analisis ialah untuk menemukan ialah untuk menemukan pola deret variabel yang bersangkutan berdasarkan atas dasar variabel pada masa sebelumnya, dan mengekstrapolasikan pola itu membuat peramalan nilai variabel itu pada masa datang. Metode eksplanatori mengasumsikan bahwa nilai suatu variabel merupakan fungsi dari satu atau beberapa variabel lain. Misalnya, jumlah penjualan suatu komoditi dapat diprediksi dari nilai harga komoditi itu, pendapatan konsumen, jumlah kosumen, dan harga produk subtitusi atau komplementer. Dengan kata lain, permintaan produk merupakan fungsi dari variabelvariabel tersebut. Kegunaan metode eksplanator ialah untuk menemukan bentuk hubungan antara suatu variabel dengan suatu variabel-variabel lain, dan menggunakannya untuk meramalkan nilaivariabel tak bebas terhadap perubahan dari variabel bebasnya. G. Metode Serial Waktu Horizontal (konstan), yaitu apabila data berfluktuasi disekitar rata-rata secara stabil. Polanya berupa garis lurus mendatar. Pola seperti ini biasanya terdapat dalam jangka pendek atau menengah. Jarang sekali suatu variabel memiliki pola konstan dalam jangka panjang. Kecenderungan (trend), yaitu apabila data mempunyai kecenderungam, baik yang arahnya meningkatatau menurun dari waktu ke waktu, pola ini disebabkan oleh bertambahnya populasi, perubahan pendapatan dan pengaruh budaya. Musiman (seasonal), yaitu apabila polanya merupakan gerakan yang berulang-ulang secara teratur dalam setiap periode tertentu. Misalnya tahunan, triwulan, bulanan, atau mingguan. Pola ini biasanya berhubungan dengan faktor iklim atau cuaca atau faktor lain yang dibuat manusia, seperti liburan dan hari besar. Siklus (cyclical), yaitu apabila data dipengaruhi oleh fluktuasi ekonomi jangka panjang, seperti daur hidup bisnis. Perbedaan utama antara pola musiman dengan siklus adalah pola musiman mempunyai panjang gelombang yang tetap dan terjadi pada jarak waktu (durasi)

yang tetap, sedangkan pola siklus memiliki jarak waktu yang lebih panjang dan bervariasidari satu siklus ke siklus lainnya. Residu atau variasi acak, yaitu apabila data apabila tidak teratur sama sekali. Data yang bersifat residu tidak dapat digambarkan. Pengolahan data kuantitatifdari serial waktu dapat dilakukan dengan beberapa metode dasar sebagai berikut: Rata-rata bergerak Pemulusan eksponensial Dekomposisi H. Tujuan Perencanaan Fasilitas Perencanaan fasilitas merupakan suatu kegiatan yang dilakukan sebelum perusahaan beroperasi, dan juga dilakukan setelah perusahaan beroperasi. perencanaan fasilitas mempunyai subjek yang luas dan dapat diterapkan dalam berbagai bidang, misalnya untuk perencanaan suatu produk baru, relokasi perkantoran, penambahan bagian pada suatu rumah sakit, atau perluasan ruang tunggu disuatu pelabuhan udara. Secara umum tujuan dan perencanaan fasilitas dapat disebutkan sebagai berikut: 1. Menunjang tujuan organisasi melalui peningkatan penanganan material dan penyimpanan. 2. Menggunakan tenaga kerja, peralatan, ruang, dan energi secara efektif. 3. Meminimalkan investasi modal. 4. Mempermudah pemeliharaan 5. Meningkatkan keselamatan dan kepuasan kerja. I. Proses Perencanaan Fasilitas Klasifikasi Berdasarkan klasifikasinya perencanaan fasilitas dapat dibagi kedalam tiga jenis yaitu: Perencanaan Lokasi Dalam menentukan lokasi perusahaan, manajer perlu mempertimbangkan berbagai faktor seperti kedekatan terhadap pasar, kemudian mendapatkan bahan baku, rendahnya biaya tenaga kerja, rendahnya biaya transportasi, dll. Penentuan lokasi yang tepat akan mempengaruhi kemampuan perusahaan dalam melayani: Melayani konsumen dengan memuaskan

Mendapatkan bahan-bahan mentah yang cukup dan kontinyu dengan harga yang layak /memuaskan. Mendapatkan tenaga kerja yang cukup Memungkinkan perluasan perusahaan dikemudian hari. Perencanaan atau evaluasi lokasi tidak saja dilakukan bagi perusahaan yang baru berdiri tetapi juga dilakukan bagi perusahaan yang sudah beroperasi yang disebabkan oleh faktor berikut: Berpindahnya pusat kegiatan bisnis Berubahnya adat kebiasaan masyarakat Berpindahnya konsentrasi pemukiman Adanya jaringan komunikasi dan pengangkutan yang lebih baik Meningkatnya kapasitas produksi perusahaan Faktor-faktor yang perlu diperhatikan: 1. Letak pasar 2. Letak sumber bahan baku 3. Ketersediaan tenaga kerja 4. Ketersediaan tenaga listrik 5. Ketersediaan air 6. Fasilitas pengangkutan 7. Fasilitas perumahan, pendidikan, perbelanjaan dan telekomunikasi 8. Pelayanan kesehatan, keamanan, dan pencegahan kebakaran 9. Peraturan pemerintah setempat 10. Sikap dari masyarakat 11. Biaya tanah dan bangunan 12. Luas tempat parkir 13. Saluran pembuangan 14. Kemungkinan perluasan 15. Lebar jalan Metode Penilaian Lokasi Terdapat beberapa metode yang sering digunakan dalam pemilihan suatu lokasi perusahaan, yaitu: 1. Pemeringkatan faktor 2. Analisis nilai ideal 3. Analisis ekonomi 4. Analisis volume-biaya 5. Pendekatan pusat graviti 6. Metode transportasi

Perencanaan Tata Letak Perencanaan tata letak mencakup desain atau konfigurasi dari bagian-bagian, pusat kerja, dan peralatan yang membentuk proses perubahandari bahan mentah menjadi barang jadi. Dengan kata lain, merupakan pengaturan tempat sumberdaya fisik yang digunakan untuk membuat produk. Perencanaan tata letak merupakan salah satu tahap dalam perencanaan fasilitas yang bertujuan untuk mengembangkan suatu sistem produksi yang efisien dan efektif sehingga dapat tercapainya suatu proses produksi dengan biaya yang paling ekonomis. Tujuan secara umum dari penyusunan tata letak adalah untuk mencapai suatu sistem produktif yang efisien dan efektif melalui; a) Pemanfaatan peralatan pabrik yang optimal b) Penggunaan jumlah tenaga kerja yang minimum c) Aliran bahan dan produk jadi yang lancar d) Kebutuhan persediaan yang rendah e) Pemakaian ruang yang efisien f) Ruang gerak yang cukup untukoperasional maupun pemeliharaan g) Biaya produksi dan investasi modal yang rendah h) Fleksibilitas yang cukup untuk menghadapi perubahan i) Keselamatan kerja yang tinggi j) Suasana kerja yang baik Efektifitas dari pengaturan tata letak suatu kegiatan produksi dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu; 1. Penanganan material 2. Utilisasi ruang 3. Mempermudah pemeliharaan 4. Kelonggaran gerak 5. Orientasi produk 6. Perubahan produk atau desain produk 7. Jenis Tata Letak 8. Tata Letak Proses Kelebihan tata letak proses; ü Memungkinkan utilisasi yang tinggi ü Memungkinkan penggunaan mesin-mesin yang multigunasehingga dapat dengan cepat mengikuti perubahan jenis produksi

ü Memperkecil terhentinya produksi yang diakibatkan oleh kerusakan mesin ü Sangat fleksibel dalam mengalokasikan personel dan peralatan ü Memungkinkan spesialisasi supervisi Kelemahan tata letak proses; Meningkatnya kebutuhan material handlingkarena aliran proses yang beragam serta tidak dapat digunakannya ban berjalan Pengawasan produksi yang lebih sulit Meningkatnya persediaan barang dalam proses Total waktu produksi perunit yang lebih lama Memerlukan skill yang lebih tinggi Pekerjaan routing, penjadwalan dan akunting biaya yang lebih sulit, karena setiap ada order baruharus dilakukan perencanaan/perhitungan kembali Tata Letak Produk Kelebihan tata letak produk; Aliran material yang simpel dan langsung Persediaan barang dalam proses yang terendah Total waktu produksi perunit yang rendah Tidak memerlukan skill tenaga kerja yang tinggi Kebutuhan material handling yang rendah Pengawasan proses produksi yang lebih mudah Dapat menggunakan mesin khusus atau otomatis Dapat menggunakan ban berjalan karena aliran material sudah tertentu Kebutuhan material dapat diperkirakan dan dijadwalkan dengan lebih mudah Kelemahan tata letak produk; Kerusakan sebuah mesin dapat menghentikan produksi Perubahan desai produk dapat mengakibatkan tidak efektifnya tata letak yang bersangkutan Apabila dapa bottle neck dapat mempengaruhi proses keseluruhan Biasanya memerlukan investasi mesin/peralatan yang besar Karena sifat pekerjaannya yang monoton dapat mengakibatkan kebosanan Tata Letak Posisi Tetap Kelebihan tata letak posisi tetap; Berkurangnya gerakan material Adanya kesempatan untuk melakukan pengkayaan tugas Sangat fleksibel, dapat mengakomodasi perubahan dalam desain produk, bauran produk, maupun volume produksi Dapat memberikan kebanggaan terhadap pekerjaan karena dapat meyelesaikan seluruh pekerjaan

Kelemahan tata letak posisi tetap; ü Gerakan personel dan peralatan yang tinggi ü Dapat terjadi duplikasi mesin dan peralatan ü Memerlukan tenaga kerja yang berketrampilan tinggi ü Biasanya memerlukan ruang yang besar serta persediaan barang dalam proses yang tinggi ü Memerlukan koordinasi dalam penjadwalan produksi J. Strategi Perencanaan Agregat Bagian rencana bisnis yang menyangkut kegiatan produksi atau operasi disebut rencana produksi atau dikenal dengan istilah perencanaan agregat. Perencanaan agregat merupakan jantung dari perencanaan jangka menengah. Tujuan perencanaan agregat untuk mengembangkan suatu rencana produksi secara menyeluruhyang fisibel atau optimal. Fisibel berarti dapat memenuhi permintaan pasar sesuai dengan kapasitas yang ada, sedangkan optimal berarti menggunakan sumberdaya sebijaksana mungkin dengan menggunakan biaya serendah mungkin. Meskipun merupakan faktor penting yang menjadi perhatian, biaya tidak merupakan satu-satunya pertimbangan. Faktor lain yang juga perlu menjadi perhatian, antara lain kepuasan pelanggan, kepuasan karyawan, pesaing, dan mutu produk yang dihasilkan. Strategi dalam Perencanaan Agregat Melakukan Variasi Tingkat Persediaan Pada strategi ini jumlah karyawan dan waktu kerja dipertahankan tetap sehingga rata-rata tingkat produksi akan tetap. Kelebihan produksi yang terjadi pada periode permintaan rendah disimpan sebagai persediaan yang nantinya dipergunakan untuk menutupi kekuranganproduksi pada waktu terjadi permintaanyang lebih tinggi dari tingkat produksi. Melakukan Variasi Jam Kerja Dalam strategi ini jumlah karyawan dipertahankan tetap untuk suatu tingkat produksi tertentu, perubahan hanya dilakukan terhadap jumlah jam kerja. Diasumsikan bahwa karyawan dibayar berdasarkan jumlah jam kerja. Jika permintaan naik, diadakan penambahan jam kerja (lembur, overtime), untuk menambah produksi, sedangkan jika permintaan turun dilakukan pengurangan jam kerja (undertime) Melakukan Variasi Jumlah Tenaga Kerja Apabila terjadi permintaan tinggi, dilakukan penambahan tenaga kerja (hiring), sebaliknya pada waktu permintaan renda dilakukan pengurangan tenaga kerja (lay-off). Biaya yang timbul mencakup biaya pengadaan tenaga kerja (iklan, test, wawancara,pelatihan) atau pesangon bagi tenaga kerja yang dikurangi.

Subkontrak Subkontrak terjadi apabila terjadi permintaan yang bertambah sedangkan kapasitas produksi tidak cukup untuk memenuhinya, sedangkan perusahaan tidak menghendaki hilangnya permintaaan atau pelanggan penting. Subkontrak yang dipilih tentunyayang dapat memenuhi standar mutu yang disyaratkandan dapat memenuhi jadwal pengiriman. Menggunakan Pekerja Paruh Waktu Dalam sektor jasa, pekerja paruh waktu (part time) dapat memenuhi kebutuhan tenaga kerja berketerampilan rendah, seperti restoran, toko eceran, dan supermarket. Metode ini membawa manfaat biaya yang rendahkarena tidak harus mengeluarkan biaya tunjangan (kesehatan, pensiun, hari raya, dsb)seperti halnya bagi karyawan tetap. Selain itu metode ini juga lebih fleksibel dalam penggunaan tenaga kerja, karena hanya dipergunakan pada saat-saat tertentu, yang tidak saling mengikat. Mempengaruhi Permintaan Jika permintaan turun/rendah, perusahaan berusaha menaikkan permintaan melalui iklan, promosi, pemotongan harga (diskon), atau menggalakkan bentuk kegiatan lain. Misalnya, perusahaan penerbangan atau perhotelan sering memberikan potongan pada akhir pekan atau pada musim-musim sepi. Biaya tambahan yang timbul tentunya berupa biaya iklan, potongan harga, dan biaya program promosi lain. Pemesanan Tertunda Selama periode Permintaan Tinggi Pemesanan tertunda (back order) adalah pemesanan barang dan jasa yang diterimaperusahaan, tetapi baru dapat dipenuhi kemudian setelah perusahaan mempunyai persediaan. Pemesanan tertunda berlaku umum bagi perusahaan mail-order atau perusahaan yang memproduksibarang-barang yang kompleks atau bernilai tinggi. Seperti mesin-mesin khusus, pesawat terbang, kapal laut, dan kendaraan bermotor. Demikian juga untuk perusahaan jasa tertentu, seperti reparasi yang sulit, jasa konsultasi, dan pelayanan dokter. Perencanaan Agregat dalam Perusahaan Jasa Perencanaan agregat dalambidang jasa pada dasarnya sama dengan perencanaan agregat dalam bidang manufaktur, yaitu bertujuan untuk memperoleh suatu pemecahan yang optimal dalam biaya atau keuntungan. Dibandingkan dengan perusahaan manufaktur, strategi perencanaan agregat pada perusahaan jasa agak lebih terbatas karena tidak mungkinnya dilakukan pengaturan persediaan sebagai sumber kapasitas. Dalam perusahaan jasa, strategi yang dilakukan lebih sering ke arah pengendalian permintaan atau pengendalian tenaga kerja. Pengendalian permintaan dilakukan dengan promosi, kerjasama/subkontrak. K. Metode Transportasi Metode transportasi adalah suatu metode yang digunakan untuk mengatur distribusi dari sumber-sumber yang menyediakan produk yang sama ke tempat-tempat tujuan secara optimal. Distribusi ini dilakukan sedemikian rupa sehingga permintaan dari beberapa tempat

tujuan dipenuhidari beberapa tempat asal (sumber), yang masing-masing dapat memenuhi permintaan atau kapasitasyang berbeda. Alokasi ini dilakukan dengan mempertimbangkan biaya pengangkutan yang bervariasi karena jarak dan kondisi antar lokasi yang berbeda. Dengan menggunakan metode transportasi, dapat diperoleh suatu alokasi distribusi barang yang dapat meminimalkan biaya total transportasi. Selain untuk mengatur distribusi pengiriman barang, metode transportasi juga dapat digunakan untuk masalah lain, seperti penjadwalan dalam proses produksi dengan tujuan memperoleh total waktu proses pengerjaan yang terendah, penempatan persediaan dengan tujuan mendapatkan biaya total persediaan yang terkecil, atau pembelanjaan modal dengan tujuan mendapatkan hasil investasi yang terbesar. Dalam kaitannya dengan perancangan fasilitas, metode transportasi dapat digunakan untuk memilih suatu lokasi yang dapat meminimalkan biaya total operasi. BAB III KESIMPULAN Dalam manajemen operasional tidak hanya membahas tentang alat produksi ataupun kinerja mesin, tetapi juga tentang strategi-strategi yang digunakan dalam manejemen pemasaran, seperti metode peramalan. Dan juga strategi yang digunakan dalam manajemen sumberdaya manusia seperti ketenaga kerjaan. Manajemen operasi mempunyai cakupan yang luas didalamnya. Pada bab-bab yang telah disampaikan oleh bapak Ery selaku dosen, tidak hanya teori yang ada didalamnya, tapi termasuk juga perhitungan jarak panjang atau pendek. DAFTAR PUSTAKA Edy Herjanto, 2007. Manajemen Operasi edisi ketiga. Jakarta: PT Grasindo