BAB II TINJUAN PUSTAKA. Kontrasepsi berasal dari kata kontra yang berarti mencegah atau. melawan, sedangkan konsepsi adalah pertemuan antara sel telur

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengetahuan adalah merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah orang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut World Health Organisation (WHO) Keluarga Berencana (KB)

MODUL PENGAJARAN MENJAGA JARAK KEHAMILAN DAN MEMILIH ALAT KONTRASEPSI YANG TEPAT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Istilah kontrasepsi berasal dari kata kontra dan konsepsi. Kontra berarti

JENIS METODE KB PASCA PERSALINAN VASEKTOMI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Upaya meningkatkan pelayanan KB diusahakan dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kontrasepsi berasal dari kata kontra berarti mencegah atau melawan,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kontrasepsi adalah suatu upaya untuk mencegah terjadinya kehamilan (Sarwono,2002).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Persepsi berasal dari bahasa lathin, persipere: menerima, perceptio:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Konsep Dasar Kontrasepsi Suntik (DMPA) dengan memakai kontrasepsi (Mochtar, 1999).

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada Zaman sekarang ini perempuan sering mengalami banyak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGERTIAN KELUARGA BERENCANA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kemampuan untuk mengatur fertilitas mempunyai pengaruh yang bermakna

PELAYANAN KB DALAM RUANG LINGKUP KEBIDANAN KOMUNITAS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan Reproduksi dilaksanakan untuk memenuhi hak-hak reproduksi

PENDAHULUAN INFORMASI ALAT KONTRASEPSI BUKU UNTUK KADER

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

KUESIONER PENELITIAN

MATERI PENYULUHAN KB 1. Pengertian KB 2. Manfaat KB

Akseptor Keluarga Barencana (KB) adalah Pasangan Usia Subur (PUS) yang menggunakan salah satu alat/obat kontrasepsi (BKKBN, 2007)

BAB II TINJAUAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. bagian dari pemeliharaan kesehatan komperhensif bukan lagi hal yang baru.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kontrasepsi (Sulistyawati, 2012). 1) Metode kontrasepsi sederhana. 2) Metode kontrasepsi hormonal

PERCAKAPAN KONSELING ANTARA BIDAN DENGAN PASIEN TENTANG KB

GAMBARAN MENSTRUASI IBU PADA AKSEPTOR ALAT KONTRASEPSI SUNTIK DMPA DENGAN ALAT KONTRASEPSI SUNTIK KOMBINASI DI RB MEDIKA JUWANGI KABUPATEN BOYOLALI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kamus Istilah Kependudukan dan Keluarga Berencana (2011) yang

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. sangat diinginkan, mengatur interval antara kehamilan, mengontrol waktu saat kelahiran

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang aman (plastik yang dililiti oleh tembaga) dan dimasukkan ke dalam rahim oleh

KONTRASEPSI INJEKSI ( INJECTION CONTRACEPTIVE)

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. yang mengakibatkan kehamilan. Maksud dari kontrasepsi adalah

BAB II TINJAUAN TEORI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. Masalah utama yang dihadapi Indonesia adalah di bidang kependudukan yaitu

METODE KONTRASEPSI. Intan Silviana Mustikawati, SKM, MPH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KESEHATAN REPRODUKSI* Oleh: Dr. drh. Heru Nurcahyo, M.Kes**

BAB I PENDAHULUAN. jiwa dari jumlah penduduk tahun 2000 sebanyak 205,8 juta jiwa.pada

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kehamilan pada umur kurang 15 tahun dan kehamilan pada umur remaja. Berencana merupakan upaya untuk mengatur jarak kelahiran anak

BAB I PENDAHULUAN. penghambat pengeluaran folicel stimulating hormon dan leitenizing hormon. sehingga proses konsepsi terhambat (Manuaba, 2002).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Keluarga berencana telah menjadi salah satu sejarah keberhasilan dan

BAB II TINJAUHAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan "Keluarga Berkualitas 2015" adalah keluarga yang bertaqwa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dan lain sebagainya. Bahkan kegiatan internal (internal activity)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. semua makhluk hidup mulai dari tumbuh-tumbuhan, binatang, sampai dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut World Health Organisation (WHO) expert committee 1997: keluarga

LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN PENGABDIAN MASYARAKAT

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Menurut World Population Data Sheet (2013) Indonesia merupakan urutan

BAB I PENDAHULUAN. Keluarga Berencana Nasional (Murdiyanti, 2007). mempunyai visi Keluarga Berkualitas tahun Keluarga berkualitas

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana S-I Keperawatan. Disusun Oleh: YENI KURNIAWATI J.

BAB II PEMBAHASAN 2.1 DEFINISI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. a. Definisi Keluarga Berencana (KB) kecil, bahagia dan sejahtera (Handayani, 2010)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mempengaruhi fertilitas. (Prawirohardjo, 2006) kehamilan dengan memakai kontrasepsi. (Mochtar, 1998)

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan salah satu masalah kependudukan Indonesia sehingga memerlukan

BAB 1 PENDAHULUAN. berdasarkan sensus penduduk mencapai 237,6 juta jiwa. keluarga kecil yang sehat dan sejahtera yaitu melalui konsep pengaturan jarak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tinjauan pustaka merupakan sumber ide penelitian yang dapat memberikan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Menurut World Population Data Sheet 2013, Indonesia

KEPERAWATAN MATERNITAS II

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sesuai dengan sesuai dengan hak reproduksi untuk mewujudkan keluarga yang

TINJAUAN PUSTAKA. bersangkutan. Oleh sebab itu, dari sudut pandang biologis semua makhluk hidup

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

LAMPIRAN I. A. Identitas Responden Mohon di isi sesuai jawaban anda: No. Responden 1. Nama Responden : 2. Alamat Responden : 3. Pendidikan Responden :

Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 1, April 2015 ISSN HUBUNGAN LAMA PENGGUNAAN KONTRASEPSI SUNTIK DMPA DENGAN SIKLUS HAID

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Perilaku (manusia) adalah semua kegiatan atau aktifitas manusia, baik

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

SATUAN ACARA PENYULUHAN KB IMPLAN PADA PASANGAN USIA SUBUR. : Mahasiswa Jurusan Kebidanan Klaten

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pemerintah Indonesia telah mencanangkan berbagai progam untuk

SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 2. Sistem Reproduksi ManusiaLATIHAN SOAL BAB 2

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. bahwa angka kematian ibu (AKI) di Indonesia di tahun 2012 mengalami kenaikan

BAB I PENDAHULUAN. dan misi Program KB Nasional. Visi KB itu sendiri yaitu Norma Keluarga

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dikaji, tidak hanya tentang organ reproduksi saja tetapi ada beberapa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. metode kontrasepsi tersebut adalah Intra Uterine Device (IUD), implant, kondom, suntik, metode operatif untuk wanita (MOW), metode

BAB 1 PENDAHULUAN. dan peran serta masyarakat melalui pendewasaan usia perkawinan,

Medan, Maret 2014 Hormat saya,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PROFIL PENGGUNAAN KONTRASEPSI PADA PASANGAN USIA SUBUR ( PUS ) DI WILAYAH KECAMATAN NGUTER KABUPATEN SUKOHARJO SKRIPSI

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN. wanita sebagai pilihan kontrasepsi

tanda ceklis ( ) pada jawaban yang benar, kuesioner yang telah disediakan.

PERANAN SUAMI DALAM MEMBANGUN BAHTERA KELUARGA SAKINAH BERKUALITAS

BAB 1 PENDAHULUAN. kependudukan. Sejak 2004, program keluarga berencana (KB) dinilai berjalan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bab XIII. Keluarga Berencana. Manfaat KB /Keluarga Berencana. Keputusan mengikuti Keluarga Berencana. Pemilihan metode KB

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

SATUAN ACARA PENYULUHAN KB PASCA PERSALINAN. Disusun Oleh :

KARAKTERISTIK AKSEPTOR NON AKDR TENTANG KONTRASEPSI AKDR DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GADANG HANYAR BANJARMASIN

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. pasangan suami istri untuk mendapatkan objektif-objektif tertentu, menghindari

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Transkripsi:

BAB II TINJUAN PUSTAKA 2.1 Kontrasepsi 2.1.1 Pengertian Kontrasepsi Kontrasepsi berasal dari kata kontra yang berarti mencegah atau melawan, sedangkan konsepsi adalah pertemuan antara sel telur yang matang dan sel sperma yang mengakibatkan kehamilan. Dengan demikian metode kontrasepsi adalah metode untuk menghindari atau mencegah terjadinya kehamilan sebagai akibat pertemuan antara sel telur yang matang dengan sel sperma (Sulistyawati, 2011). 2.1.2 Macam-macam Metode Kontrasepsi 2.1.2.1. Metode Kontrasepsi Hormonal (Saifudin, 2006). a. Metode Kontrasepsi Pil Pil KB merupakan salah satu jenis metode kontarasepsi yang mudah dilakukan. Pemakaian pil sebagai metode kontrasepsi akan efektif jika diminum secara teratur setiap hari. Oleh karena itu dibutuhkan kedisiplinan yang tinggi jika menggunakan kontrasepsi pil. Pemakaian yang tidak teratur akan mengakibatkan kehamilan.

Kelebihan metode kontrasepsi pil Efektivitasnya tinggi bila diminum secara rutin, nyaman mudah digunakan, dan tidak mengganggu persenggamaan, mudah didapatkan dan tidak perlu menggunakan resep dokter, ddapat menurunkan resiko penyakit seperti kanker ovarium dan kehamilan ektopik dan relatif murah. Kekurangan metode kontrasepsi pil : Efektifitas dapat berkurang bila diminum bersama obat tertentu, kemungkinan untuk gagal sangat besar karena lupa, rasa, mual, pusing, kencang payudara dapat terjadi, tidak dapat melindungi dari risiko tertularnya penyakit menular seksual. b. Metode Kontrasepsi Suntik Suntik KB termasuk kontrasepsi yang diminati oleh banyak perempuan. Metode ini dilakukan setiap 1 bulan sekali atau 3 bulan. KB suntik aman digunakan bagi wanita menyusui setelah 6 minggu pasca persalinan.

Kelebihan metode kontrasepsi suntik Sangat efektif, tidak menganggu senggama, memberikan perlindungan jangka panjang selama 1 dan 3 bulan. Kekurangan metode kontrasepsi suntik Berat badan naik, siklus menstruasi terganggu, pemulihan kesuburan terlambat. c. Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) atau IUD (Intra uterine device) IUD terbuat dari bahan plastik yang lentur kemudian dimasukan ke dalam rongga rahim. Bentuknya kecil dan dapat digunakan dalam jangka waktu sampai 8-12 tahun. Meskipun demikian pemeriksaan rutin tetap perlu dilakukan, hal ini disebabkan jika pemasangan IUD tidak tepat atau posisinya berubah, bisa memungkinkan terjadinya kehamilan. Keuntungan metode kontrasepsi IUD: Dapat memberikan perlindungan jangka panjang sampai dengan 8 tahun, tidak ada kemungkinan gagal karena kesalahan akseptor KB, akseptor hanya kembali ke klinik bila muncul keluhan. Kekurangan metode kontrasepsi IUD:

Perlunya pemeriksaan pelvis dan penapisan PMS sebelum pemasangan, butuh pemeriksaan benang setelah periode menstruasi jika terjadi kram, bercak atau nyeri. d. Metode Kontrasepsi Susuk/ Implan Metode kontrasepsi susuk digunakan dengan cara memasukan susuk pada lengan bagian atas. Jumlah susuk 1 dan 2 batang bisa di gunakan selama 3 tahun, sedangkan susuk 6 batang digunakan selama 5 tahun. Susuk aman digunakan bagi wanita menyusui dan dapat dipasang setelah 6 minggu pasca persalinan. Kelebihan metode kontrasepsi implan: Tidak merepotkan dan tidak menganggu senggama, mudah diangkat dan segera setelah diangkat kesuburan akseptor akan kembali. Kekurangan metode kontrasepsi implan: Efektifitas dapat berkurang jika digunakan bersama obat-obatan tertentu, merubah siklus haid dan meningkatkan berat badan, tergantung pada petugas, tidak melindungi dari risiko penyakit kelamin.

2.1.2.2 Metode Kontrasepsi Non Hormonal a. Kondom Kontrasepsi kondom berbentuk selubung tipis dari karet atau vinil yang berwarna dan ada tidak berwarna, digunakan untuk menutupi penis saat berhubungan. Kondom merupakan kontrasepsi yang mudah dan praktis digunakan. Selain mencegah kehamilan, kondom juga dapat mencegah penyakit menular seksual. Caranya dengan memasukan kondom ke dalam penis. Kontrasepsi kondom efektif jika digunakan dengan benar. Kelebihan metode kontrasepsi kondom Memberikan perlindungan terhadap penyakit menular seksual, ederhana, ringan, dan mudah digunakan. Mencegah kehamilan. Pria ikut aktif dalam kegiatan kontrasepsi. Tidak ada efek samping sistemik. Mudah didapatkan dan tidak perlu resep dokter. Dapat digunakan sebagai pendukung metode kontrasepsi lain. Kekurangan metode kontrasepsi kondom Kurang efektif untuk mencegah kehamilan, jika digunakan perlu menghentikan aktifitas dan spontanitas

hubungan seks guna memasang kondom. Dapat mengurangi sensitifitas penis sehingga ereksi sukar dipertahankan. b. Tubektomi Tubektomi adalah prosedur bedah sukarela untuk menghentikan fertilitas (kesuburan) seorang perempuan dengan cara mengikat dan memotong atau memasang cincin pada saluran tuba falopi sehingga ovum tidak dapat bertemu dengan sel sperma. Tubektomi merupakan cara KB permanen bagi perempuan yang yakin tidak ingin mempunyai anak lagi. Kelebihan metode kontrasepsi tubektomi: Tidak mengganggu bersenggama. Pembedahan sederhana dan hanya perlu anestesi lokal, tidak ada efek samping jangka panjang, tidak ada gangguan seksual. Kerugian metode kontrasepsi tubektomi: Permanen, nyeri setelah prosedur serta komplikasi lain akibat pembedahan dan anestesi. Hanya dapat dilakukan oleh dokter yang terlatih, meningkatkan risiko kehamilan ektopik. b. Vasektomi Vasektomi adalah merupakan suatu metode kontrasepsi operatif minor yang aman, sederhana, dan sangat efektif.

Cara ini dilakukan dengan memotong vas deferens sehingga sperma tidak dapat mencapai ovum dan air mani yang dikeluarkan tidak mengandung sperma. Keuntungan metode kontrasepsi vasektomi: Tidak mengganggu senggama, tidak ada perubahan fungsi seksual untuk seorang ibu yang bila mengalami kehamilan akan membahayakan jiwanya. Kekurangan metode kontrasepsi vasektomi: Permanen dan kesuburan tidak dapat kembali normal, efek tertunda sampai 3 bulan atau 20 kali ejakulasi. Nyeri setelah prosedur serta komplikasi lain akibat pembedahan dan anestesi dan hanya dapat dilakukan oleh dokter yang terlatih. 1.2 Metode Kontrasepsi Suntik 1.2.1 Pengertian Metode Kontrasepsi Suntik Kontrasepsi suntik adalah suatu upaya mencegah kehamilan dengan cara menyuntikan cairan hormon secara intramuscular

dalam di daerah gluteus maksimus atau deltoid (Mansjoer, 2007). 2.2.2 Jenis Kontrasepsi Suntik Jenis Metode Kontrasepsi Suntik menurut (Hartanto, 2010) yaitu: a. DMPA (Depo Medrocxy Progesterone Asetat), mengandung 150 mg DMPA, diberikan 3 bulan sekali dengan cara disuntik intramuskuler (di bokong). b. NET-EN (Norehindrone enanthate) = Noristerat mengandung 200 mg diberikan 2 bulan sekali dengan cara disuntik intramuskular. c. Cylofem mengandung 50 mg hormon progesteron dan estrogen diberikan 1 bulan sekali dengan cara disuntikan di intramuscular. Dalam penelitian ini jenis kontrasepsi yang dibahas yaitu Depo Medroxy Progesteron acetate (DMPA). Kontrasepsi suntik DMPA ini sangat efektif dan aman dipakai oleh semua wanita usia produktif. Kontarsepsi ini diberikan setiap 3 bulan sekali dengan dosis 150mg/ml. Cara pemberiannya yaitu dengan disuntikan di intramuskuler (IM). 1.2.2 Patofisiologi Kontrasepsi Suntik

Medroxy Progesteron acetate (DMPA). Kontrasepsi suntik DMPA merupakan merupakan jenis kontrasepsi yang sangat efektif dan aman dipakai oleh semua wanita usia produktif. Kontrasepsi ini diberikan setiap 3 bulan sekali dengan dosis 150 mg/ml. Cara pemberiannya yaitu dengan disuntikan di intramuskuler (IM). sehingga tidak terjadi ovulasi, sehingga lender servik menjadi kental dan sedikit mengalami penebalan mucus serviks yang menganggu penetrasi sperma dan endometrium menjadi kurang layak untuk implantasi dari ovum yang telah di buahi sehingga menghambat transportasi gamet dan tuba terhadap kecepatan transportasi ovum (telur) melalui tuba. (Hartanto, 2010). Dengan demikian wanita yang mendapat suntikan Depo provera tidak mengalami ovulasi. 2.2.3 Cara Kerja Kontrasepsi Suntik Depo provera ini disuntikan setiap 3 bulan sekali dengan dosis 150mg/ml. Cara pemberiannya yaitu dengan disuntikan di intramuskuler (IM), sehingga wanita yang mendapat suntikan Depo provera tidak mengalami ovulasi. 2.2.4 Keuntungan Kontrasepsi suntik Menurut Saifuddin (2006) keuntungan kontrasepsi suntik yaitu : Mencegah kehamilan jangka panjang tetapi tidak berpengaruh pada hubungan suami istri. Tidak memiliki pengaruh terhadap

ASI dan dapat digunakan oleh perempuan usia >35 tahun sampai pramenopause, serta mencegah kanker endometrium dan kehamilan ektopik. 2.2.5 Efek Samping metode Kontrasepsi Suntik Secara umum efek samping metode kontrasepsi suntik DMPA yang ditimbulkan adalah menjadikan siklus menstruasi tidak teratur, peningkatan berat badan, sakit kepala, timbunya jerawat. Jika terus menerus digunakan selama lebih dari dua tahun, maka menstruasi akan berhenti karena endometrium tidak dapat lagi berkembang normal. Kembalinya kesuburan perlu waktu beberapa bulan bahkan beberapa tahun kemudian. Di lain pihak, suntik KB juga bisa mengakibatkan pendarahan hebat. Masalah lain yang mungkin terjadi adalah cacat bawaan pada bayi jika suntikan tidak berhasil mencegah kehamilan (Everret, 2007). 2.2.6 Kontra Indikasi Kontrasepsi Suntik Kontra indikasi Kontrasepsi Suntik menurut (Everret, 2007) adalah sebagai berikut : Gangguan menstruasi yang tidak diketahui sebabnya,perdarahan saluran genitalia yang tidak terdiagnosis, Penyakit arteri berat di masa lalu atau saat ini. Adanya penyakit hati (kanker hati), sistemik kronik, miasalnya kanker

2.3. Pengetahuan ganas, TBC. Kanker bergantung steroid seks, misal kanker payudara. Diketahui atau dicurigai hamil. Manusia memperoleh pengetahuan melalui berbagai cara. Bila hanya sekedar ingin tahu tentang sesuatu, cukup dengan mengunakan pertanyaan secara sederhana. Namun di samping itu, ada kalanya pengetahuan itu diperoleh melalui pengalamannya yang berulang-ulang terhadap suatu peristiwa atau kejadian. Ada juga pengetahuan diperoleh dari usaha dalam mengatasi masalah yang berhubungan dengan kebutuhan hidup. Pengetahuan merupakan hasil dari tahu setelah manusia melakukan pengindraan. Cara untuk mengetahuinya berasal dari obyek penginderaan yang dimiliki yaitu indra penglihatan, pendengaran, penciuman, perasa, dan peraba. Didapatkan proses penginderaan sampai hasil pengetahuan tersebut sangat dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan persepsi terhadap objek. Pengetahuan adalah kesan di dalam pikiran manusia sebagai hasil penggunaan pancaindranya yang berbeda sekali dengan kepercayaan (belive), takhayul (superstition), dan penerangan-penerangan yang keliru (misinfomation) (Notoatmodjo, 2010). 2.3.1 Tingkat Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2010), pengetahuan tercakup di dalam domain kognitif mempunyai 6 tingkat, yaitu : 1. Tahu (Know) Tahu diartikan sebagai mengingat satu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Bisa juga diartikan sebagai tingkat pengetahuan yang lebih rendah. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari antara lain : menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan, menyatakan dan sebagainya. 2. Memahami (Comprehension) Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan secara benar tentang objek atau materi yang dapat menjelaskan, menyebutkan, menyimpulkan, meramalkan, dan sebagainya. 3. Aplikasi (Application) Aplikasi merupakan kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi real atau sebenarya,seperti rumus, metode, prinsip, dan sebagainya. 4. Analisis (Analysis) Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau obyek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam struktur organisasi tersebut, dan masih ada kaitannya

satu sama lain. Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata-kata kerja, dapat mengambarkan atau membuat bagan, membedakan, memisahkan, mengelompokan, dan sebagainya. 2. Sintesis (Syntesis) Sintesis menunjukan kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis itu suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada. Misalnya dapat menyusun, dapat merencanakan, dapat meringkaskan, dapat menyesuaikan dan sebagainya. 3. Evaluasai (Evaluation) Evaluasi berkatian dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau obyek. Penilaian-penilaian itu berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau mengunakan kriteria-kriteria yang ada. 2.3.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan

Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan menurut Notoatmodjo (2010), yaitu : 1. Pengalaman Pengalaman dapat diperoleh dari pengalaman sendri maupun orang lain. Pengalaman yang sudah diperoleh dapat memperluas pengetahuan seseorang. 2. Pendidikan Pendidikan dapat membawa wawasan atau pengetahuan seseorang. Secara umum, seseorang yang berpendidikan lebih tinggi akan mempunyai pengetahuan yang lebih luas dibandingkan dengan seseorang yang tingkat pendidikan. 3. Keyakinan Biasanya keyakinan diperoleh secara turun temurun dan tanpa adanya pembuktian terlebih dahulu. Keyakinan ini bisa mempengaruhi pengetahuan seseorang, baik keyakinan itu sifatnya positif maupun negatif. 4. Fasilitas Fasilitas-fasilitas sebagai sumber informasi yang dapat mempengaruhi seseorang, misalnya radio, televisi, majalah, koran, dan buku. 5. Penghasilan

Penghasilan tidak berpengaruh langsung terhadap pengetahuan seseorang. Namun bila seseorang berpenghasilan cukup besar, maka dia akan mampu untuk menyediakan atau membeli fasilitas-fasilitas sumber informasi. 6. Sosial budaya Kebudayaan setempat dan kebiasaan dalam keluarga dapat mempengaruhi pengetahuan, persepsi, dan sikap seseorang terhadap sesuatu. 2.4 Pemilihan kontrasepsi Sesuatu pengalaman menunjukan bahwa pemilihan metode kontrasepsi masih dalam bentuk cafetaria atau supermarket, di mana seorang calon aseptor memilih sendiri metode kontrasepsi yang diinginkan (Hartanto, 2004). 2.4.1 Konsep pemilihan kontrasepsi Konsep pemilihan kontrasepsi menurut Hartanto (2004) adalah sebagai berikut : 1. Fase menunda kehamilan Untuk menunda kehamilan, seharusnya memilih pil KB atau suntikan KB untuk menghindari adanya

kemungkinan gangguan alat genetalia interna. Digunakan bagi PUS yang usia istri di bawah 20 tahun. 2. Fase menjarangkan kehamilan antara 2-4 tahun Fase ini digunakan untuk usia istri antara 20-35 tahun, usia ini merupakan usia yang paling baik untuk melahirkan, dengan jumlah anak 2 orang dan jarak antara kelahiran adalah 2-4 tahun. Metode kontrasepsi yang dapat digunakan adalah : pil KB, suntik, implan dan IUD. 3. Fase mengakhiri kehamilan Pada fase ini usia istri di atas 30 tahun, sebaiknya mengakhiri kesuburan setelah mempunyai 2 orang anak. Metode kontrasepsi yang dapat digunakan adalah : pil KB, suntik, IUD, implan dan tubektomi. 2.4.2 Faktor dalam pemilihan metode kontrasepsi 1. Faktor kesehatan Faktor indikasi merupakan akseptor KB yang baik, kontra indikasi merupakan suatu kondisi medis yang menyebabkan suatu bentuk pengobatan yang tidak aman bagi pengguna akseptor. Adapun faktor kesehatan meliputi :

a. Status kesehatan Status kesehatan akseptor adalah riwayat kesehatan yang lalu dan kesehatan sekarang dapat mempengaruhi penggunaan kontrasepsi suntik. Bagi akseptor yang mempunyai riwayat penyakit diabetes selama kehamilan harus dilakukan pemeriksaan dengan teliti. b. Riwayat menstruasi Seorang wanita mempunyai siklus haid yang berbeda dari 28 sampai 36 hari. Hanya sedikit wanita yang mempunyai siklus menstruasi yang teratur. 1. Faktor metode kontrasepsi Penerimaan dan keseimbangan pemakaian bagi akseptor KB. Faktor metode kontrasepsi meliputi : a. Efektivitas kontrasepsi Saat ini belum ada alat kontrasepsi yang efektivitas kontrasepsi 100 % efektif. Keefektivitasan kontrasepsi berkaitan dengan keamanan, kenyamanan, biaya, ketersediaan dan kemudahan dalam penggunaan.

Kontrasepsi suntik merupakan metode kontrasepsi yang mendekati efektif. b. Efek samping Efek samping merupakan yang ditimbulkan dari akibat metode kontrasepsi tidak terlalu berat sehingga dapat diatasi dengan pengobatan. 2.5 KerangkaTeori Pengetahuan Ibu Pemilihan Kontrasepsi Faktor yang mempengaruhi pengetahuan 1.Pengetahuan 2. Pengalaman 3. Pendidikan 4. Keyakinan 5. Fasilitas Faktor dalam Pemilihan Kontrasepsi: 1. Faktor Kesehatan a. Status kesehatan b. Riwayat haid 2. Faktor Metode Kontrasepsi a. Efektifitas kontrasepsi b. Efek samping

3. Keyakinan 2.5.1 Kerangka konseptual Pengetahuan tentang metode kontrasepsi Pemilihan metode kontrasepsi suntik Faktor yang mempengaruhi pengetahuan 1. Pengelaman 2. Pendidikan Faktor dalam pemilihan kontrasepsi: 1. Faktor kesehatan a. Status kesehatan b. Riwayat haid

Keterangan : : Variabel yang tidak diteliti : Variabel yang diteliti 2.5.2 Hipotesis Hipotesis merupakan suatu kesimpulan, jawaban dan rumusan masalah yang bersifat sementara dari pertanyaan penelitian (Burhan, 2010). Berdasarkan latar belakang masalah dan tinjauan teori yang dikemukakan, maka hipotesis kejadian dari penelitian ini adalah Ada hubungan antara tingkat pengetahuan dengan pemilihan metode kontrasepsi suntik pada ibu-ibu di Dusun Gentan, Desa Tukang, Kecamatan Pabelan.