BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. tanaman obat di Indonesia. Dalam penelitian sebelumnya telah terbukti bahwa

OPTIMASI FORMULA TABLET HISAP EKSTRAK BUAH MAHKOTA DEWA

SKRIPSI. Oleh : YENNYFARIDHA K FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA SURAKARTA 2008

SKRIPSI. Oleh: HENI SUSILOWATI K FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA SURAKARTA 2008

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

OPTIMASI FORMULA TABLET HISAP EKSTRAK BUAH MAHKOTA DEWA

Khasiatnya diketahui dari penuturan orang-orang tua atau dari pengalaman (Anonim, 2009). Salah satu tanaman yang telah terbukti berkhasiat sebagai

FORMULASI TABLET HISAP EKSTRAK ETANOL DAUN SIRIH MERAH (Piper crocotum Ruiz & Pav.) DENGAN PEMANIS SORBITOL-LAKTOSA-ASPARTAM

dan minyak atsiri (Sholikhah, 2006). Saponin mempunyai efek sebagai mukolitik (Gunawan dan Mulyani, 2004), sehingga daun sirih merah kemungkinan bisa

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pembuatan Amilum Biji Nangka. natrium metabisulfit agar tidak terjadi browning non enzymatic.

A. DasarTeori Formulasi Tiap tablet mengandung : Fasedalam( 92% ) Starch 10% PVP 5% Faseluar( 8% ) Magnesium stearate 1% Talk 2% Amprotab 5%

tradisional, daun sirih digunakan sebagai pelengkap dalam upacara adat, misalnya dalam perkawinan adat Jawa (Anonim, 2010). Umumnya masyarakat

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Hasil Uji KLT Ekstrak Daun Sirih Hijau

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Loratadin merupakan obat anti histamin non-sedatif yang biasa

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. adalah obat yang menentang kerja histamin pada H-1 reseptor histamin sehingga

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Pembuatan Tablet Effervescent Tepung Lidah Buaya. Tablet dibuat dalam lima formula, seperti terlihat pada Tabel 1,

Jurnal Para Pemikir Volume 6 Nomor 2 Juni 2017 p-issn : e-issn :

FORMULASI GRANUL EKSTRAK KULIT BUAH MANGGIS (GARCINIA MANGOSTANA. L) MENGGUNAKAN AEROSIL DAN AVICEL PH 101

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. oleh orang dewasa maupun anak-anak. Loratadin merupakan salah satu jenis

Desain formulasi tablet. R/ zat Aktif Zat tambahan (eksipien)

IFNA ANGGAR KUSUMA K

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

obat-obat tradisional yang telah menggunakan cara-cara modern. Umumnya masyarakat jaman dahulu menggunakan daun sirih merah masih dalam cara yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

kurang menyenangkan, meskipun begitu masyarakat percaya bahwa tanaman tersebut sangat berkhasiat dalam menyembuhkan penyakit; selain itu tanaman ini

bebas dari kerusakan fisik, serta stabil cukup lama selama penyimpanan (Lachman et al., 1986). Banyak pasien khususnya anak kecil dan orang tua

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

Pot III : Pot plastik tertutup tanpa diberi silika gel. Pot IV : Pot plastik tertutup dengan diberi silika gel

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1 Hasil Pemeriksaan Bahan Baku Ibuprofen

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada bab ini akan dibahas mengenai latar belakang dan tujuan penelitian.

PEMBUATAN TABLET HISAP EKSTRAK ETANOLIK DAUN SAGA

OPTIMASI FORMULA SEDIAAN TABLET TEOFILIN DENGAN STARCH 1500 SEBAGAI BAHAN PENGHANCUR DAN CMC

FORMULASI TABLET HISAP EKSTRAK KEMANGI (Ocimum sanctum L.) SECARA GRANULASI BASAH DENGAN MENGGUNAKAN AMILUM MANIHOT SEBAGAI BAHAN PENGIKAT SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. perlahan agar mendapatkan efek lokal (Mohr, 2009), parameter yang perlu

FORMULASI TABLET KUNYAH EKSTRAK DAUN DEWANDARU (Eugenia uniflora L.) DENGAN KOMBINASI BAHAN PENGISI MANITOL-LAKTOSA SKRIPSI

struktur yang hidrofobik dimana pelepasannya melalui beberapa tahapan sehingga dapat mempengaruhi kecepatan dan tingkat absorpsi (Bushra et al,

terhadap masalah kesehatan melalui pengobatan tradisional sangat dirasakan dalam kehidupan sehari-hari, contohnya yaitu menggunakan ramuan-ramuan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh dermatofit, yaitu sekelompok infeksi jamur superfisial yang

bahan tambahan yang memiliki sifat alir dan kompresibilitas yang baik sehingga dapat dicetak langsung. Pada pembuatan tablet diperlukan bahan

FORMULASI TABLET KUNYAH EKSTRAK BIJI JINTEN HITAM (Nigella sativa.l) SEBAGAI ANTI INFLAMASI DENGAN KOMBINASI BAHAN PENGISI XILITOL-LAKTOSA SKRIPSI

Begitu banyak khasiat jahe merah. Antara lain sebagai pencahar, antirematik, peluruh keringat, peluruh masuk angin, meningkatkan gairah seks,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

efek samping terhadap saluran cerna lebih ringan dibandingkan antiinflamasi lainnya. Dosis ibuprofen sebagai anti-inflamasi mg sehari.

Beberapa hal yang menentukan mutu tablet adalah kekerasan tablet dan waktu hancur tablet. Tablet yang diinginkan adalah tablet yang tidak rapuh dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Tablet Khusus. (dibuat dalam rangka memenuhi Tugas mata Kuliah TFSP)

OPTIMASI FORMULA TABLET DISPERSIBLE CAPTOPRIL DENGAN KOMBINASI BAHAN PENGHANCUR STARCH 1500 DAN BAHAN PENGISI STARLAC SKRIPSI

FORMULASI TABLET KUNYAH EKSTRAK BENALU TEH (Scurulla atropurpurea [BL] Dans.) DENGAN VARIASI KONSENTRASI BAHAN PENGISI SORBITOL-LAKTOSA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. tidak hanya orang tua tetapi para remaja sekarang ini juga banyak yang menderita

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. macam pengobatan berdasarkan pengalaman empirik secara turun temurun. Seiring

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. memiliki beberapa keuntungan antara lain: 1) ketepatan dosis, 2) mudah cara

mempermudah dalam penggunaannya, orally disintegrating tablet juga menjamin keakuratan dosis, onset yang cepat, peningkatan bioavailabilitas dan

(apigenin, apiin, isoquercitrin), furanocoumarins (apigravin, apiumetin, apiumoside, bergapten, selerin, selereosid, isoimperatorin, isopimpinellin,

FORMULASI TABLET HISAP EKSTRAK ETANOL DAUN SIRIH MERAH (Piper crocotum Ruiz & Pav.) DENGAN PEMANIS SUKROSA-LAKTOSA-ASPARTAM

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

FORMULASI TABLET KUNYAH EKSTRAK BIJI JINTEN HITAM (Nigella sativa L.) SEBAGAI ANTI INFLAMASI DENGAN KOMBINASI BAHAN PENGISI MANITOL-LAKTOSA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. ilmu pengetahuan dan tuntutan dalam pemenuhan kesehatan. Maka diperlukan

OPTIMASI FORMULA TABLET HISAP JAHE MERAH

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Daun jati belanda (Guazuma ulmifolia L.)mengandung damar, lendir, tanin,

merupakan masalah umum yang menimpa hampir 35% dari populasi umum, khususnya pediatri, geriatri, pasien stroke, penyakit parkinson, gangguan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dan cairan lain seperti pepsin di dalam lambung. Kondisi hiperasiditas lambung

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Uraian Tanaman Daun Jati Belanda (Guazuma ulmifolia Lamk.) habitat dan daerah tumbuh, kandungan kimia dan khasiat.

kurang dari 135 mg. Juga tidak boleh ada satu tablet pun yang bobotnya lebih dari180 mg dan kurang dari 120 mg.

PENGARUH VARIASI KONSENTRASI ASAM SITRAT-ASAM MALAT TERHADAP SIFAT FISIK TABLET EFFERVESCENT YANG MENGANDUNG Fe, Zn, DAN VITAMIN C SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dalam penyimpanan. Akan tetapi obat yang bersifat lipofil dalam bentuk tablet

OPTIMASI FORMULA TABLET DISPERSIBLE NATRIUM DIKLOFENAK DENGAN BAHAN PENGHANCUR EXPLOTAB DAN BAHAN PELICIN PEG 6000 SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

FORMULASI TABLET HISAP EKSTRAK KEMANGI (Ocimum sanctum L.) SECARA GRANULASI BASAH DENGAN MENGGUNAKAN PULVIS GUMMI ARABICI (PGA) SEBAGAI BAHAN PENGIKAT

2.1.1 Keseragaman Ukuran Kekerasan Tablet Keregasan Tablet ( friability Keragaman Bobot Waktu Hancur

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kolang-kaling merupakan olahan buah pohon aren atau enau (Arenga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tanaman Jati belanda (Guazuma ulmifolia Lamk.) merupakan salah satu

OPTIMASI FORMULA TABLET HISAP EKSTRAK BUAH MAHKOTA DEWA

OPTIMASI FORMULA TABLET DISPERSIBLE CAPTOPRIL DENGAN KOMBINASI BAHAN PENGHANCUR STARLAC DAN BAHAN PENGISI AVICEL PH 102 SKRIPSI

BAB II LANDASAN TEORI. A. Tinjauan Pustaka. Gambar 1. Tanaman dan Buah nangka (Artocarpus heterophylus)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

FORMULASI. Oleh FAKULTAS

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Bahan dan Alat

BAB I PENDAHULUAN. (compression coating). Sekarang salut film enterik telah banyak dikembangkan. dan larut dalam usus halus (Lachman, et al., 1994).

PENGARUH VARIASI KADAR GELATIN SEBAGAI BAHAN PENGIKAT TERHADAP SIFAT FISIK TABLET HISAP EKSTRAK DAUN SIRIH (Piper betle L.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mahkota dewa (Phaleria macrocarpa [Scheff.] Boerl) adalah salah satu tanaman obat Indonesia yang memiliki khasiat sebagai antibakteri dan antiradang. Isolat pada buah mahkota dewa adalah senyawa dominan dengan gugus fenol dan kerangka benzofenon serupa dengan 4,6-dihidroksi-4-metoksi-benzofenon-2-O-glukosida yang memiliki aktivitas antiradang (Mariani, 2010). Daging buah mahkota dewa (lapisan mesocarp dan pericarp) mengandung fenolik total dan flavonoid total yang bertanggungjawab sebagai antiradang dengan cara menghambat produksi nitrit oksida (NO) pada uji in vitro dengan persentase hambatan 69,5±1,4% dan 63,4±2,7% (Hendra et al., 2011). Senyawa flavonoid dalam ekstrak etanolik buah mahkota dewa memiliki aktivitas penghambat radang paling kuat (57,34%) pada dosis 30 mg/kgbb pada hewan uji tikus (Mariani, 2005). Pengembangan bentuk konvensional dari sediaan ekstrak mahkota dewa agar lebih dapat diterima khasiatnya sebagai antiradang pada tenggorokan, salah satunya dengan cara dibuat sediaan tablet hisap. Tablet hisap merupakan sediaan oral yang mengandung satu atau lebih bahan obat dan dirancang untuk melarut (terdisintegrasi) perlahan -lahan dalam mulut. Pelepasan bahan obat secara perlahan dalam mulut mengakibatkan kontak terus menerus dengan lidah yang membutuhkan pendekatan khusus dengan cara diberikan pemanis atau flavors (Goeswin, 2008). Ekstrak buah mahkota dewa memiliki rasa yang pahit sehingga dalam pembuatan sediaan tablet hisap ini dilakukan dengan menggunakan eksipien bahan pengisi sekaligus flavors yaitu xilitol-laktosa dengan berbagai variasi konsentrasi. Xilitol menutupi rasa pahit atau tidak enak dari ekstrak buah mahkota dewa karena memiliki rasa manis, memberikan sensasi dingin di mulut dan mengurangi pembentukan plak serta karies gigi. Laktosa adalah bahan pengisi yang paling banyak dipakai pada formulasi tablet karena tidak bereaksi dengan hampir semua bahan obat dan mudah didapatkan (Bond, 2009). Formulasi dengan laktosa

memberikan keuntungan karena laju pelepasan obatnya yang baik, meningkatkan sifat alir granul dan meningkatkan kekerasan tablet (Banker & Anderson, 1994). Kombinasi xilitol dengan laktosa diharapkan dapat menutupi rasa pahit dari ekstrak mahkota dewa, mengurangi sifat higroskopis dari xilitol, meningkatkan kompaktibilitas tablet hisap, dan mengurangi biaya produksi tablet hisap. Salah satu desain eksperimental adalah metode Simplex Lattice Design yang dalam desainnya jumlah total bagian komposisi campuran dibuat konstan (satu bagian). Kelebihan pendekatan SLD yaitu mempermudah penyusunan dan interpretasi data percobaan secara matematis. Meilinda (2008) telah membuktikan melalui optimasi bahan pengisi laktosa-sorbitol secara SLD pada tablet hisap ekstrak jahe merah dapat menurunkan kecepatan alir, meningkatkan koefisien varian ( CV) tablet, meningkatkan kekerasan tablet, kerapuhan tablet menurun, waktu alir, dan respon rasa meningkat. Hal ini didukung penelitian Bintoro (2008) bahwa pendekatan optimasi SLD dengan kombinasi laktosa-sukrosa pada tablet hisap ekstrak kapulaga menunjukkan formula optimum pada konsentrasi laktosa 100% dan sifat fisik tablet hisap memenuhi persyaratan. Tablet hisap ekstrak buah mahkota dewa dibuat dalam 5 formula dengan variasi konsentrasi tertentu dari xilitol-laktosa. Pendekatan optimasi SLD dilakukan dengan cara menggabungkan parameter dari sifat-sifat fisik granul dan tablet hisap ekstrak buah mahkota dewa. Penelitian ini diharapkan dapat menghasilkan tablet hisap dengan proporsi xilitol-laktosa yang optimum dan memiliki kualitas fisik tablet hisap yang lebih baik dari penelitianpenelitian sebelumnya serta memenuhi persyaratan sebagai tablet hisap. B. Perumusan Masalah 1. Bagaimanakah pengaruh campuran pengisi xilitol-laktosa terhadap karakteristik sifat fisik tablet hisap buah mahkota dewa dan respon rasa yang dihasilkan? 2. Berapakah proporsi xilitol-laktosa untuk menghasilkan formula optimum tablet hisap melalui optimasi SLD?

C. Tujuan Penelitian 1. Mengetahui adanya pengaruh kombinasi xilitol-laktosa terhadap sifat fisik dan respon rasa tablet hisap ekstrak buah mahkota dewa 2. Mendapatkan formula optimum pada pembuatan tablet hisap ekstrak buah mahkota dewa dengan campuran pengisi xilitol-laktosa secara SLD D. Tinjauan Pustaka 1. Tanaman Mahkota Dewa (Phaleria macrocarpa [Scheff.] Boerl) a. Klasifikasi Tanaman Mahkota Dewa Divisi : Spermatophyta Subdivisi : Angiospermae Kelas : Dicotyledonae Bangsa : Thymelaeae Suku : Thymelaeaceae Marga : Phaleria Spesies : Phaleria macrocarpa [Scheff.] Boerl atau Phaleria papuana Warb Var. Wichnannii [Val] Back (Winarto, 2003) b. Nama Daerah Mahkota dewa memiliki nama daerah yang berbeda-beda di antaranya Simalakama (Melayu), makutadewa, serta makuto mewo, makuto ratu, makuto rojo (Jawa) (Dalimartha, 2003). c. Kandungan Kimia dan Khasiat Mahkota Dewa Buah mahkota dewa mengandung zat kimia saponin, alkaloid, dan flavonoid. Mahkota dewa berkhasiat sebagai antiradang, astringent, antimikroba, antikanker, antidiabetik, analgetik, dan antiasam urat (Sudewo, 2004 ; Hariana, 2007). 2. Tablet Hisap a. Pengertian Tablet Hisap Tablet hisap adalah sediaan padat mengandung satu atau lebih bahan obat, umumnya dengan bahan dasar beraroma dan manis, yang dapat membuat tablet melarut atau hancur perlahan dalam mulut. Tablet umumnya ditujukan untuk

pengobatan iritasi lokal atau infeksi mulut atau tenggorokan, tetapi dapat juga mengandung bahan aktif yang ditujukan untuk absorbsi sistemik setelah ditelan (Depkes, 1995). Tablet hisap bisa mengandung vitamin, antibiotik, antiseptik, anestetik lokal, antihistamin, dekongestan, kortikosteroid, astringent, analgesik, aromatik, demulcent, atau kombinasi dari komposisi tersebut (Peters, 1989). b. Eksipien Dalam Pembuatan Tablet Hisap Bahan pengisi ditambahkan jika jumlah zat aktif sedikit atau sulit dikempa. Basis gula yang sering digunakan untuk tablet hisap meliputi sukrosa atau gula terkempa (compressible), dekstrosa, manitol, dan sorbitol yang tersedia dalam bentuk khusus untuk tablet (Voigt, 1984 ; Goeswin, 2008). Bahan pengikat memberikan daya adhesi pada massa serbuk sewaktu digranulasi serta menambah daya kohesi pada bahan pengisi. Pengikat yang baik akan menghasilkan daya tarik menarik antara partikel dengan baik. Avicel PH 102 merupakan bahan pengikat sekaligus diluent yang baik pada konsentrasi 20-90% (Goeswin, 2008 ; Guy, 2009). Bahan pelicin secara spesifik melicinkan partikel untuk membantu pelepasan tablet dari dinding die, sebagai antilekat (antiadherent) yang memudahkan pelepasan bahan tablet dari punch atas dan punch bawah, serta sebagai glidant untuk meningkatkan aliran bahan tablet dari powder hopper menuju meja mesin (machine table) dan menuju die. Bahan yang digunakan sebagai pelicin atau pemacu aliran adalah jenis talk pada konsentrasi 1-5% (Peters,1989 ; Voigt, 1984). Lamanya waktu tertinggal tablet hisap dalam rongga mulut berpengaruh dalam pengembangan produk dengan rasa menyenangkan, serta produk dengan pemberi rasa yang dapat menutupi rasa tidak enak yang ditunjukkan dalam formulasi. Macam-macam pemberi rasa antara lain: manitol, sukrosa, dan aspartam (Peters, 1989 ; Banker & Anderson, 1994). c. Metode Pembuatan Tablet Hisap Tablet hisap ekstrak buah mahkota dewa dibuat dengan tipe tablet hisap kempa (compressed tablet lozenges) secara granulasi basah untuk meningkatkan aliran campuran dan kemampuan kempa (Peters, 1989).

3. Pemeriksaan Sifat Fisik Granul a. Waktu Alir Kecepatan alir serbuk berpengaruh pada keseragaman pengisian ruang kompresi dan keseragaman bobot tablet. Apabila 100 g serbuk mempunyai waktu alir kurang dari 10 g/detik maka akan mengalami kesulitan saat penabletan (Bandelin, 1989). Kecepatan alir serbuk = b. Sudut diam ( ) ( ).....(1) Sudut diam merupakan sudut tetap yang terjadi antara timbunan partikel bentuk kerucut dengan bidang horisontal bila sejumlah serbuk atau granul dituang dalam alat pengukur. Besar kecilnya sudut diam dipengaruhi oleh bentuk, ukuran, dan kelembaban granul atau serbuk. Granul atau serbuk akan mengalir baik jika mempunyai sudut diam antara 25-40 (Wadke et. al., 1996). c. Susut Pengeringan dan Kandungan Lembab Lembab dalam solid dapat dinyatakan berdasarkan pada bobot basah atau bobot kering. Susut pengeringan adalah suatu pernyataan kandungan lembab berdasarkan bobot basah, yang dihitung sebagai berikut. % susut pengeringan (SP) = x 100.(3) Ukuran lembab yang lain dalam solid basah didasarkan pada perhitungan bobot kering yang disebut kandungan lembab. % kandungan lembab (KL) = x 100.(4) 4. Pemeriksaan Sifat Fisik Tablet Hisap a. Keseragaman Bobot Keseragaman bobot tablet ditentukan berdasarkan ada atau tidaknya penyimpangan bobot tablet yang dihasilkan terhadap bobot rata-rata tablet. Sebanyak 20 tablet (jika tidak mencukupi 20 tablet dapat digunakan 10 tablet) bobot rata-rata tiap tablet dihitung. Tablet ditimbang satu persatu tidak boleh lebih dari 2 tablet yang tiap bobotnya menyimpang dari bobot rata-rata lebih besar dari harga pada kolom A, dan tidak boleh ada tablet yang bobotnya menyimpang dari bobot rata-rata lebih besar dari harga pada kolom B yang disajikan dalam Tabel 1 (Depkes, 1979).

Tabel 1. Persyaratan Penyimpangan Bobot Tablet Bobot rata-rata (%) Penyimpangan bobot rata-rata A B 25 mg atau kurang 15% 30% 26 mg 150 mg 10% 20% 151 mg 300 mg 7,5% 15% Lebih dari 300 mg 5% 10% b. Kekerasan Tablet Tablet hisap kompresi dapat dibuat secara granulasi basah, granulasi kering, atau kempa langsung. Untuk efek maksimum dan waktu tinggal dalam mulut diperlama, tablet hisap harus dibuat pada ukuran yang cukup (1,5-4,0 g) dan kekerasan yang cukup (10-20 kg) supaya melarut perlahan-lahan (Parrott, 1971 ; Peters, 1989). c. Kerapuhan / Friabilitas Uji kerapuhan bertujuan untuk menentukan, pada kondisi tertentu, kerapuhan dari tablet tidak disalut, fenomena permukaan tablet cacat (terkikis) dan/atau menunjukkan bukti laminasi (penipisan) atau kehancuran apabila menjadi subyek shock mekanik atau gesekan (altrition) (Goeswin, 2008). d. Waktu Melarut Waktu melarut tablet menggambarkan waktu yang dibutuhkan tablet untuk melarut dalam mulut. Tablet hisap tidak hancur di dalam mulut melainkan larut atau terkikis secara perlahan-lahan dalam jangka waktu 30 menit atau kurang (Banker & Anderson, 1994). e. Uji Respon Rasa Uji respon rasa dinyatakan Goeswin (2008) meliputi sifat terkait seperti rasa enak dengan atau tanpa penambahan zat warna, kelicinan dan rasa enak di mulut selama disolusi diperlama dalam mulut, dan sifat fisika selama tablet tertahan dalam mulut pada saat menelan eksipien-eksipien dalam tablet hisap. 5. Optimasi Simplex Lattice Design (SLD) Optimasi adalah desain eksperimental untuk mempermudah penyusunan dan interpretasi data secara matematis. Metode Simplex Lattice Design sesuai untuk prosedur optimasi formula dari campuran bahan, dalam desainnya jumlah total

bagian komposisi campuran dibuat konstan (satu bagian). Formula optimum yang terpilih dengan melihat nilai respon tertinggi dalam percobaan (Bolton, 1997). Formula merupakan campuran yang terdiri dari beberapa komponen. Setiap perubahan fraksi dari salah satu komponen dari campuran akan merubah sedikitnya 1 variabel atau bahkan lebih fraksi komponen lain. Jika X 1 adalah fraksi dari komponen satu campuran fraksi maka: 0 X 1 1 dengan X 1 = 1, 2,..., q....(5) Campuran mengandung sedikitnya 1 komponen tetap, ini berarti: X 1 + X 2 +... + X q =...(6) 1 2 3 A 50 B Gambar 1. Kurva Interaksi Antara 2 Komponen Model Linier menurut SLD. Gambar dikutip dengan sedikit perubahan (Armstrong & James, 1996) Keterangan : A, B = formula dengan komponen A atau B 50 = formula dengan campuran komponen 0,5 bagian A dan 0,5 bagian B Kurva 1 = area interaksi positif A dan B Kurva 2 = area tanpa interaksi A dan B Kurva 3 = area interaksi negatif A dan B Area yang menyatakan semua kemungkinan kombinasi dari komponenkomponen dapat dinyatakan oleh interior dan garis batas dari suatu gambar dengan q tiap sudut dan q 1 dimensi. Semua fraksi dari kombinasi 2 campuran dapat dinyatakan sebagai garis lurus. Jika ada dua komponen (q = 2) akan dinyatakan sebagai satu dimensi yang merupakan gambar garis lurus seperti terlihat pada Gambar 1. Titik A menyatakan formula yang hanya mengandung komponen A, titik B menyatakan formula yang hanya mengandung komponen B, sedangkan garis AB menyatakan semua kemungkinan campuran 0,5 komponen A dan B. Kurva 1 menunjukkan adanya interaksi positif (masing-masing komponen saling mendukung), kurva 2 menunjukkan bahwa tidak ada interaksi (masing-masing komponen tidak saling mempengaruhi), kurva 3 menunjukkan adanya interaksi

negatif (masing-masing komponen saling meniadakan). Hubungan fungsional antara respon (variabel tergantung) dengan komposisi (variabel bebas) dinyatakan dengan Persamaan (7). Y = β X + β X + β X X.(7) Keterangan : Y X X β dan β β = respon = fraksi dari tiap komponen = koefisien regresi dari X dan X = koefisien regresi dari interaksi X X Untuk q = 2, maka persamaan (6) diubah menjadi: X + X = 1. Koefisien diketahui dari perhitungan regresi dan y adalah respon yang diinginkan. Nilai X ditentukan, maka nilai X dapat dihitung. Setelah semua nilai didapatkan dimasukkan ke dalam garis maka akan didapatkan bentuk kurva yang diinginkan (Armstrong & James, 1996). 6. Monografi Bahan a. Xilitol Xilitol berbentuk serbuk atau granul berwarna putih yang terdiri atas kristal, dengan partikel berdiameter 0,4-0,6 mm. Xilitol tidak berbau, rasanya manis (2,5 kalinya manitol, setara dengan sukrosa) dan memberikan sensasi dingin. Granul xilitol memiliki sifat alir yang baik, ukuran rata-rata partikel kristal normal sebesar 0,4-0,6 mm, bersifat higroskopis. Perbandingan kelarutan xilitol pada suhu 20 C dalam etanol 1 : 80 dan dalam air 1: 1,6 (Bond, 2009). b. Laktosa Laktosa merupakan bahan pengisi tablet yang baik karena mudah melarut dalam air, rasanya yang menyenangkan, tidak higroskopis, tidak bereaksi dengan zat lain, dan memiliki kompaktibilitas yang bagus (Alderborn, 2002). Bentuk laktosa berupa serbuk atau partikel kristal berwarna putih atau putih krem yang tidak berbau dan rasanya manis. Tingkat kemanisan α-laktosa 20% dari sukrosa, sedangkan β-laktosa 40% dari sukrosa. Laktosa praktis tidak larut dalam kloroform, etanol, dan eter (suhu 20 C), kelarutan dalam air bersuhu 20 C adalah 1 : 5,24 dan mudah larut seiring bertambahnya suhu (Edge et al., 2009).

c. Avicel PH 102 Avicel PH 102 berupa serbuk kristal berwarna putih, tidak berbau, dan tidak berasa.penggunaan Avicel PH 102 dalam bidang farmasi sebagai bahan pengikat/diluent pada formulasi tablet oral karena relatif tidak beracun dan tidak menimbulkan iritasi. Konsentrasi Avicel PH 102 baik sebagai adsorben maupun bahan pengikat/diluents sebanyak 20-90% (Guy, 2009). d. Aspartam Aspartam merupakan serbuk kristal berwarna putih, cenderung kurang berbau, tidak beracun, dan memiliki rasa manis yang kuat. Penggunaan aspartam sebagai bahan pemanis yang kuat dalam sediaan farmasi meliputi tablet, campuran serbuk, dan sediaan vitamin. Aspartam dapat digunakan untuk menutupi karakteristik rasa yang kurang enak, rasa manisnya kira-kira 180-200 kali dari sukrosa. WHO mengatur konsumsi harian yang diijinkan untuk aspartam hingga 40 mg/kgbb (Cram, 2009). e. Talk Talk berupa serbuk kristal berwarna putih hingga putih keabu-abuan, kurang berbau, dan tidak berasa. Talk bersifat stabil dan dapat steril pada suhu pemanasan 160 C selama tidak kurang dari satu jam. Talk bersifat hidrofob (tidak larut air), biasanya konsentrasi talk yang digunakan sebagai bahan pelicin adalah 1-5% (Kibbe, 2009 ; Bandelin, 1989). E. Landasan Teori Pengembangan produk mahkota dewa dalam bentuk sediaan farmasetik dengan memformulasikannya menjadi bentuk sediaan tablet hisap akan lebih menjamin efek yang diinginkan sebagai antiradang pada tenggorokan dan memudahkan penggunaan obat, jika dibandingkan dengan penggunaan mahkota dewa secara tradisional. Bentuk sediaan tablet hisap dapat meningkatkan penerimaan pasien (terutama anakanak dan pasien yang sukar menelan tablet) karena rasanya yang menyenangkan dan tidak memerlukan air untuk menelan (Goeswin, 2008). Berdasarkan penelitian Meilinda (2008), pendekatan optimasi secara SLD menghasilkan tablet hisap ekstrak jahe merah dengan kombinasi bahan pengisi

laktosa-sorbitol yang dapat menurunkan kecepatan alir granul, meningkatkan koefisien varian (CV) tablet, meningkatkan kekerasan tablet, menurunkan kerapuhan tablet, menaikkan waktu alir, dan meningkatkan respon rasa. Hasil penelitian Bintoro (2008) pada tablet hisap ekstrak kapulaga dengan bobot per tablet 650 mg dilakukan optimasi SLD dengan 3 perbandingan konsentrasi pengisi laktosa-sukrosa yang diperoleh formula optimum pada tablet hisap dengan konsentrasi 100% laktosa. Xilitol dan laktosa sama-sama memiliki rasa yang manis dan tidak bereaksi dengan hampir seluruh bahan obat. Xilitol memberikan rasa nyaman dan sensasi dingin saat dihisap dalam mulut. Formulasi tablet hisap dengan laktosa dapat mempercepat pengeringan granul pada granulasi basah. Konsentrasi xilitol sebanyak 75% dan 100% dari jumlah bahan pengisi yang digunakan pada tablet kunyah ekstrak jinten hitam memiliki rasa yang enak dan dapat diterima responden (Banker & Anderson, 1994 ; Bond, 2009 ; Andromeda, 2010). Metode optimasi Simplex Lattice Design akan memudahkan dalam merancang, menyusun, interpretasi data hasil penelitian, dan untuk menentukan konsentrasi optimum campuran xilitollaktosa sehingga akan dihasilkan tablet hisap dengan sifat fisik yang optimum pula. F. Hipotesis 1. Penggunaan bahan pengisi xilitol-laktosa dapat meningkatkan kekerasan tablet, mengurangi kerapuhan tablet, dan meningkatkan respon rasa dari tablet hisap ekstrak buah mahkota dewa. 2. Pada proporsi tertentu dari xilitol-laktosa dapat menghasilkan tablet hisap dengan formula optimum melalui optimasi SLD 3. Pendekatan optimasi SLD menggunakan program Design Expert 8.0.7.1 (trial) dapat digunakan untuk menentukan titik optimum dari formula tablet hisap ekstrak buah mahkota dewa