PENERAPAN ANALITYC HIERARCHY PROCESS(AHP) DALAM PEMILU PILPRES

dokumen-dokumen yang mirip
PENERAPAN ANALITYC HIERARCHY PROCESS (AHP) DALAM PEMILU PILPRES RI 2014

PENERAPAN ANALITYC HIERARCHY PROCESS(AHP) DALAM MENENTUKAN KELAYAKAN BAKAL CALON PRESIDEN RI 2014 STUDI KASUS SMK N 3 PURWOKERTO

PENERAPAN ANALITYC HIERARCHY PROCESS (AHP) DALAM PEMILIHAN PERGURUAN TINGGI DI KABUPATEN TEGAL

PENERAPAN ANALITYC HIERARCHY PROCESS (AHP) DALAM MEMILIH GADGET SMARTPHONE

Analytical hierarchy Process

MATERI PRAKTIKUM. Praktikum 1 Analytic Hierarchy Proses (AHP)

Pengenalan Metode AHP ( Analytical Hierarchy Process )

MATERI PRAKTIKUM. Praktikum 1 Analytic Hierarchy Proses (AHP)

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN MENEJMEN KARIR PEGAWAI. (Studi Kasus STMIK Pringsewu) Mailasari. Jurusan sistem informasi, STMIK PRINGSEWU

BAB II LANDASAN TEORI

ANALISIS PENERAPAN METODE ANALITYCAL HIERARCHY PROCESS (AHP) UNTUK SELEKSI TENAGA KERJA (Studi Kasus PT. GE Lighting Indonesia Sleman Yogyakarta)

Siti Mujilawati dkk: Penerapan Algoritma AHP 53

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. artian yang lebih spesifik yakni pihak ketiga dalam supply chain istilah dalam

BAB I PENDAHULUAN. langsung oleh rakyat. Pemilihan umum adalah proses. partisipasi masyarakat sebanyak-banyaknya dan dilaksanakan

BEREBUT DUKUNGAN DI 5 KANTONG SUARA TERBESAR. Lingkaran Survei Indonesia Mei 2014

Head to Head Jokowi-JK Versus Prabowo Hatta Dan Kampanye Negatif. Mei 2014

Penerapan Analytical Hierarchy Process (AHP) Dalam Evaluasi Agen Pangkalan LPG 3 kg

Pertarungan Wilayah Strategis Dan Efek Cawapres

AHP (Analytical Hierarchy Process)

BAB I PENDAHULUAN. Dunia perpolitikan di Indonesia mengalami perkembangan pesat bila ditinjau dari segi

Sistem Pendukung Keputusan Penentuan Supplier Terbaik dengan Metode AHP Pada AMALIUN FOODCOURT

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK PENGADAAN LAPTOP PADA PENGADILAN NEGERI PANGKALPINANG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pemilihan Umum (Pemilu) adalah salah satu cara dalam sistem

P11 AHP. A. Sidiq P.

PENERAPAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCES UNTUK SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENERIMAAN RASKIN (STUDI KASUS : KECAMATAN MEDAN DELI)

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI. yang di lakukan oleh Agus Settiyono (2016) dalam penelitiannya menggunakan 7

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Budiarjo (2008) mengatakan, salah satu perwujudan demokrasi yang menunjukkan

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk pembuat keputusan, pengambil keputusan,

MEDIA SURVEI NASIONAL

PENERAPAN METODE ANALYTICAL NETWORK PROCESS (ANP) PADA PEMILIHAN WISATA PANTAI UNTUK DIKEMBANGKAN DI GUNUNG KIDUL

KAJIAN EFEKTIFITAS RENCANA STRATEGIK SISTEM INFORMASI KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS

Pengertian Metode AHP

Efek Jokowi: Peringatan Penting dari Survei Eksperimental

MODEL PENGAMBILAN KEPUTUSAN UNTUK MENDUKUNG PEMILIHAN MERK KOMPUTER SERVER PADA PT PLN (PERSERO) WILAYAH BANGKA BELITUNG

BAB I PENDAHULUAN. politiknya bekerja secara efektif. Prabowo Effect atau ketokohan mantan

PEMILIHAN LOKASI PERGURUAN TINGGI SWASTA DI JAWA BARAT BERDASARKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) Oleh : RATNA IMANIRA SOFIANI, SSi

Laporan Rancangan DRONE SUGGESTION SYSTEM

BAB I PENDAHULUAN. I. Latar Belakang

ISSN : STMIK AMIKOM Yogyakarta, 6-8 Februari 2015

METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMILIHAN GALANGAN KAPAL UNTUK PEMBANGUNAN KAPAL TANKER DI PULAU BATAM

RANCANG BANGUN APLIKASI SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN MENGGUNAKAN MODEL ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS UNTUK PEMBERIAN BONUS KARYAWAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu

APLIKASI AHP SEBAGAI MODEL SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN TEMPAT KULIAH DI BANGKA BELITUNG

ANALISIS DAN IMPLEMENTASI PERANGKINGAN PEGAWAI MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS DAN SUPERIORITY INDEX

13 HARI YANG MENENTUKAN HEAD TO HEAD PRABOWO HATTA VS JOKOWI - JK. Lingkaran Survei Indonesia Juni 2014

Sistem Pendukung Keputusan Penasehat Akademik (PA) untuk Mengurangi Angka Drop Out (DO) di STMIK Bina Sarana Global

PENERAPAN AHP SEBAGAI MODEL SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN RUMAH BERSALIN CONTOH KASUS KOTA PANGKALPINANG

FAKTOR-FAKTOR DETERMINAN TERHADAP KEBERLANJUTAN BISNIS TATA RIAS KECANTIKAN DI KABUPATAN GARUT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN SELEKSI CALON PENERIMA BEASISWA PADA UNIVERSITAS MALIKUSSALEH

Jurnal SCRIPT Vol. 3 No. 1 Desember 2015

PEMILIHAN OBJEK WISATA DI SUMATERA UTARA DENGAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP)

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DALAM MENENTUKAN PENILAIAN PRESTASI KARYAWAN TERBAIK. Surmayanti, S.Kom, M.Kom

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PERGURUAN TINGGI UNTUK SISWA YANG MELANJUTKAN KULIAH PADA SMA N 1 TEGAL

I. PENDAHULUAN. pengaruh yang ditimbulkan oleh media massa (Effendy, 2003: 407).

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DALAM MENENTUKAN SMK BERPROGRAM STUDI TEKNOLOGI INFORMASI FAVORIT DI PANGKALPINANG

Sistem Pendukung Keputusan Seleksi Ketua Osis Dengan Metode AHP SMK PGRI 23 Jakarta

I. PENDAHULUAN. Ada hal yang berbeda pada pelaksanaan pilpres tahun 2014, dimana kita

BAB I PENDAHULUAN. wakil presiden dipilih oleh MPR dan anggota-anggotanya dipilih melalui

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

repository.unisba.ac.id DAFTAR ISI ABSTRAK... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN...

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

PENINGKATAN PRODUKTIVITAS UMKM MENGGUNAKAN METODE OBJECTIVE MATRIX

PT. Universal Broker Indonesia 1 MARKET OUTLOOK MEI: PILPRES. Oleh: Satrio Utomo PT. Universal Broker Indonesia. 26 April 2014

ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) Amalia, ST, MT

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PERUMAHAN DENGAN METODE AHP (Analytical Hierarchy Process)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Indonesia adalah negara yang menganut sistem demokrasi.

Kebangkitan Seminggu Terakhir. Head to Head Jokowi-JK vs Prabowo-Hatta

PENGOLAHAN DATA PENGANGKATAN KARYAWAN TETAP DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALITYCAL HIERARCHY PROCESS (AHP)

BAB II LANDASAN TEORI

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA TERHADAP KARYAWAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS DI PT SANSAN SAUDARATEX JAYA

Penerapan Metode Analytical Hierarchy Process Untuk Menentukan Jenis Usaha Potensial Dalam Suatu Kawasan Wisata

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN SISWA BERPRESTASI DI SMP MA`ARIF 10 BANGUNREJO LAMPUNG TENGAH MENGGUNAKAN METODE AHP

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN SEPEDA MOTOR JENIS SPORT 150CC BERBASIS WEB MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCY PROCESS (AHP)

BAB I PENDAHULUAN. pemimpin, kebijakan dan kemana arah masa depan bangsa. Kita ketahui

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN LBB PADA KAMPUNG INGGRIS PARE MENGGUNAKAN METODE AHP

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN MAHASISWA BERPRESTASI MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP)

BAB I PENDAHULUAN. di berbagai media massa baik elektronik maupun cetak semua menyajikan

PEMILIHAN SUPPLIER ALUMINIUM OLEH MAIN KONTRAKTOR DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS

BAB 2 LANDASAN TEORI

Strategi Pemilihan Sistem Operasi Untuk Personal Computer

BAB I PENDAHULUAN. dimana adanya pemberian kebebasan seluas-luasnya. untuk berpendapat dan membuat kelompok. Pesatnya

BAB I PENDAHULUAN. membantu dalam pengolahan data sehingga pelaksanaan pekerjaan dapat

STRATEGI MEMILIH INTERNET SERVICE PROVIDER TERBAIK UNTUK PERGURUAN TINGGI (STUDI KASUS : STMIK ATMA LUHUR)

IMPLEMENTASI ANALYTIC HIERARCHY PROCESS DALAM PENENTUAN PRIORITAS KONSUMEN PENERIMA KREDIT. Sahat Sonang S, M.Kom (Politeknik Bisnis Indonesia)

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENENTUAN PRIORITAS PENGEMBANGAN INDUSTRI KECIL DAN MENENGAH DI LAMPUNG TENGAH MENGGUNAKAN ANALITICAL HIERARCHY PROCESS

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN SANTRI BERPRESTASI PONDOK PESANTREN ASSYAFI IYYAH KEDIRI DENGAN METODE ANALITYCAL HIERARCHY PROCESS (AHP)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Sistem Pendukung Keputusan

ANALISA FAKTOR PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PERGURUAN TINGGI TINGKAT SARJANA MENGGUNAKAN METODE AHP (ANALITICAL HIRARKI PROCESS)

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI Penelitian Terdahulu dan Penelitian Sekarang

IMPLEMENTASI METODE AHP UNTUK REKOMENDASI TEMPAT KOST PADA APLIKASI KOST ONLINE

BAB I PENDAHULUAN. tak terkecuali sektor ekonomi. Berbagai sektor dalam perekonomian ini

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

ANALISIS LOKASI CABANG TERBAIK MENGGUNAKAN METODE ANALYTIC HIERARCHY PROCESS

Aplikasi Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Jurusan Siswa-Siswi SMA (IPA/IPS/BAHASA) Menggunakan Metode AHP (Studi Kasus SMA di Kota Padang).

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN SELEKSI PENERIMA BEASISWA PADA SMA 1 BOJA DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP)

BAB 2 LANDASAN TEORI

SISTEM INFORMASI PEMILIHAN JURUSAN di SMA N 1 JEKULO KUDUS MENGGUNAKAN METODE AHP NASKAH PUBLIKASI. diajukan oleh Wayan Triana

Transkripsi:

PENERAPAN ANALITYC HIERARCHY PROCESS(AHP) DALAM PEMILU PILPRES Anik Andriani Program Studi Manajemen Informatika AMIK BSI Yogyakarta Jalan Ringroad Barat, Ambarketawang, Gamping, Sleman 55294 Telp.(0274) 4342536 e-mail: anik.aai@bsi.ac.id ABSTRACT Pemilihan umum atau pemilu adalah salah satu cara dalam sistem demokrasi untuk memilih wakil-wakil rakyat yang akan duduk di lembaga perwakilan rakyat, serta salah satu bentuk pemenuhan hak asasi warga negara di bidang politik. Pemilu adalah proses memilih orang untuk mengisi jabatan-jabatan politik tertentu. Pemilihan umum anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah 2014 atau yang dikenal dengan pemilu Legislatif telah selesai dilaksanakan pada 9 April 2014. Dari hasil perhitungan suara pemilu legislatif, bangsa Indonesia bersiap untuk melaksanakan pemilihan presiden (pilpres) pada 9 Juli 2014 dimana telah ada dua pasang calon presiden yang telah memenuhi persyaratan administrasi dari KPU (Komisi Pemilihan Umum) dan siap untuk berjuang meraih suara rakyat. Memilih pemimpin tentunya bukanlah hal yang mudah karena rakyat harus berhati-hati dalam memberikan suara bagi calon presiden yang akan memimpin bangsa ini hingga lima tahun kedepan, karena salah dalam memilih pemimpin akan berakibat fatal bagi masa depan bangsa Indonesia. Makalah ini membahas mengenai pengambilan keputusan untuk memilih calon presiden RI 2014. Penulis menggunakan metode Analytic Hierarchy Process(AHP) dan dibantu software super decision untuk melihat nilai konsistensi dari masing-masing tabel perbandingan. Metode ini diharapkan dapat membantu semua pihak khususnya rakyat Indonesia dalam memberakan suara di pemilihan presiden 9 Juli 2014 mendatang. Kata kunci: Pilpers, pengambilan keputusan, AHP (Analytic Hierarchy Process) dan super decision. 1. Pendahuluan Bangsa Indonesia telah selesai melaksanakan pesta demokrasi pemilihan umum legislatif yang dilakukan pada 9 April 2014. Perhitungan suara telah selesai dilakukan oleh badan Komisi Pemilihan Umum (KPU). Pemilu legislatif yang diikuti oleh 12 partai berjalan sesuai dengan rencana. Partai politik segera menyusun berbagai strategi untuk menghadapi pemilu pilpres yang akan dilaksanakan pada 9 juli 2014. Partai-partai politik saling bekerjasama membangun koalisi untuk mengusung calon presiden dalam pilpres mendatang. Berbagai upaya di tempuh partai politik memperoleh syarat suara (presidential threshold) agar dapat mengajukan calon presiden dalam pemilu pilpres mendatang. Sebanyak 12 partai sudah menentukan arah koalisi yang akan di pilih. Joko Widodo dan Jusuf Kalla adalah calon presiden yang diusung oleh PDI-P, Nasdem, PKB, Hanura dan PKPI. Sedangkan Prabowo dan Hatta Rajasa calon presiden yang di usung oleh Gerindra, Golkar, PPP, PAN, PKS dan PBB. Memilih presiden adalah hak setiap warga negara yang telah memenuhi syarat. Namun memilih pemimpin bangsa bukanlah hal yang mudah, terutama bagi pemilih pemula yang belum memiliki wawasan luas tentang kedua pasangan calon presiden dan wakil presiden. Oleh karena itu diperlukan berbagai macam pertimbangan sebelum memutuskan untuk memberikan hak suara sehingga tidak menyesal dikemudian hari. Berdasarkan uraian diatas maka diperlukan berbagai macam masukan atau pertimbangan yang dapat dijadikan patokan bagi setiap warga negara dalam menggunakan hak suara untuk menentukan pasangan mana yang layak menjadi presiden RI 2014-2019. Yang menjadi latar belakang permasalahan dalam makalah ini adalah faktor apa sajakah yang menjadi pertimbangan bagi calon pemilih dalam memilih pasangan presiden&wakil presiden Republik Indonesia tahun 2014. Dalam makalah ini proses pemilihan presiden dilakukan dengan membandingkan beberapa parameter diantaranya: merakyat, ketegasan dan kejujuran. Adapun pasangan calon presiden dan wakil presiden yang akan dibandingkan adalah Prabowo-Hatta dan Jokowi- Jusuf Kalla. Sedangkan untuk pengambilan data dilakukan riset terhadap seluruh populasi yang ada di Bina Sarana Informatika Tegal. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor dalam menentukan 27

kelayakan calon presiden RI 2014 bagi masyarakat. Manfaat yang hendak dicapai dalam penulisan makalah ini adalah: 1. Bagi Penulis Menambah wawasan penulis tentang faktor apa saja yang dijadikan pertimbangan masyarakat dalam memilih calon presiden RI 2014. 2. Bagi Pembaca Hasil penulisan makalah ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi para pembaca untuk dapat menganalisa berbagai faktor yang harus dipertimbangkan dalam memilih calon presiden RI 2014 nanti. 2. Tinjauan Pustaka Berikut ini adalah beberapa makalah terdahulu yang berkaitan dengan tema AHP dalam pengambilan keputusan: 1. Supplier Selection Using Analytic Hierarchy Process: An Application From Turkey(Betul Makalah ini membahas tentang pengambilan keputusan sebagai salah satu kegiatan yang paling penting di perusahaan karena membuat keputusan yang tepat berpengaruh penting pada keuntungan perusahaan dan kesuksesan. Dalam hal ini tujuan penulisan makalah tersebut adalah untuk memilih pemasok terbaik untuk pembelian komputer dan printer untuk Registry Direktorat Jenderal Tanah. Penelitian menggunakan Analytic Hierarchy Process (AHP) untuk pemilihan metodologi. Langkah awal yang dilakukan adalah menentukan kriteria dan sub-kriteria utama. Terdapat 4 kriteria utama dan 16 sub-kriteria dan tiga pemasok potensial yang dimiliki yaitu A, B, dan C. Langkah selanjutnya adalah menerapkan AHP pada masalah yang dihadapi dan akhirnya ditemukanlah pemasok terbaik. Makalah ini menggunakan kriteria kualitatif dan kuantitatif, AHP digunakan untuk mengevaluasi proses pengambilan keputusan. Menurut hasil, kualitas layanan ditentukan sebagai kriteria yang paling penting dan kemasan ditentukan sebagai sub-kriteria yang paling penting. Dalam tulisan ini, metodologi AHP digunakan untuk menentukan pemasok terbaik untuk membeli komputer dan printer bagi Direktorat Jenderal Pendaftaran Tanah. Menurut hasil yang diperoleh, alternatif C ditentukan sebagai alternatif pemasok terbaik, sementara alternatif A ditentukan sebagai terbaik kedua dan B adalah alternatif terburuk 2. The evolution of Analytical Hierarchy Process (AHP) as a decision making tool in property sectors (Edie Ezwan Mohd Safian dan Abdul Hadi Nawawi, 2011). Pembahasan dalam makalah ini membahas mengenai Analytical Hierarchy Process (AHP) yang telah diperkenalkan sebagai alat untuk mengalokasikan sumber daya dan merencanakan kebutuhan untuk militer. Namun, karena kemampuannya untuk mengidentifikasi berat badan dan umur dalam penelitian, menyebabkan AHP menjadi populer di banyak sektor. Pada dasarnya, AHP adalah alat dalam pengambilan keputusan yang mengatur variabel ke dalam bentuk hirarki. Mengarah ke perhitungan berat badan dan umur, peneliti di seluruh dunia juga telah menemukan bahwa AHP dapat dimodifikasi dan digunakan tidak hanya untuk militer, tetapi dalam setiap sektor juga. Dari sektor militer, modifikasi AHP telah banyak digunakan di sektor lain seperti otomotif, kesehatan, pendidikan, bisnis dan juga administrasi. Selain itu juga telah ditemukan AHP yang telah memberikan dampak di bidang pasar properti. Penerapan AHP di pasar properti telah terjadi dalam banyak hal seperti penilaian kualitas bangunan dan kinerja, persepsi penyewa dan harapan, identifikasi penyewa atau kebutuhan penjajah, investasi portofolio serta penilaian dan klasifikasi. Dalam konteks global, modifikasi AHP telah digunakan di properti penelitian. Namun, di Malaysia, hanya beberapa properti. Oleh karena itu, makalah ini bertujuan untuk mengidentifikasi evolusi penggunaan AHP dalam konteks global dan lokal, terutama di sektor properti. Temuan dari penelitian ini akan menyoroti beberapa isu kritis dalam menggunakan AHP di sektor properti dan memberikan beberapa saran untuk meningkatkan penggunaannya. AHP telah menunjukkan evolusi dan dampak di sektor properti. Selanjutnya, karena fleksibilitas dan efisiensi, AHP telah dipilih sebagai instrumen yang dapat diandalkan dalam membuat keputusan atau pemecahan masalah dan dapat bergabung dengan aplikasi lainnya sesuai dengan kesesuaian. Di sisi lain, AHP juga memiliki kelemahan minor. Untuk mengatasi masalah ini khususnya di sektor properti, alat AHP dapat berkembang menjadi sistem pakar dalam rangka memfasilitasi perhitungan metrik Aljabar dalam metode AHP. Alasannya adalah untuk mempercepat proses analisis data dalam metode AHP. Sebagai hasilnya, AHP akan memiliki kekuatan dari sudut analisis. 3. Metode Penelitian 1. Wawancara Pada tahap ini penulis melakukan wawancara terhadap staff dan mahasiswa BSI Tegal. 2. Kuisioner 28

Melakukan pengambilan data dengan membagikan kuisioner terhadap 30 populasi di BSI Tegal. 4. Hasil dan Pembahasan Analytic Hierarchy Process (AHP) adalah teori pengukuran melalui perbandingan berpasangan dan bergantung pada penilaian para ahli untuk menurunkan skala prioritas (Saaty, 2008). AHP merupakan suatu model pendukung keputusan yang dikembangkan oleh Thomas L. Saaty. Model pendukung keputusan ini akan menguraikan masalah multi faktor atau multi kriteria yang kompleks menjadi suatu hirarki, menurut Saaty (1993), hirarki didefinisikan sebagai suatu representasi dari sebuah permasalahan yang kompleks dalam suatu struktur multi level dimana level pertama adalah tujuan, yang diikuti level faktor, kriteria, sub kriteria, dan seterusnya ke bawah hingga level terakhir dari alternatif (Syaifullah, 2010). Metode AHP (Analytic Hierarchy Process) sebagai alat Decision Support System atau pengambilan keputusan (Muhammad Karebet Widjajakusuma, 2008). Masih menurut Muhammad Karebet Widjajakusuma, AHP telah menjadi pilihan utama bagi para pengambil keputusan, baik pemerintah maupun perusahaan atau organisasi non pemerintah untuk memahami kondisi serta membantu melakukan prediksi dan pengambilan keputusan. 1. Alasan Penggunaan AHP Analytic Hierarchy Process memiliki beberapa keunggulan dalam penyelesaian pengambilan keputusan diantaranya, (Muhammad Karebet Widjajakusuma, 2008): - Memodelkan masalah yang tidak terstruktur secara hierarki sehingga stabil dan fleksibel. - Pendekatan sistematik sehingga lebih efisien - Memiliki skala penilaian khas, yang dapat menyelesaikan masalah terukur (kuantitatif) maupun pendapat (judgement) - Penentuan prioritas elemen-elemen struktur berdasarkan bobot kepentingannya. - Memiliki tingkat kesahihan atau akurasi yang tinggi berdasarkan konsistensi logis. Alasan-alasan penggunaan AHP lainnya sebagai metode pemecahan masalah dibanding dengan metode yang lain karena sebagai berikut, (Syaifullah, 2010): - Struktur yang berhierarki, sebagai konsekuensi dari kriteria yang dipilih, sampai pada subkriteria yang paling dalam. - Memperhitungkan validitas sampai dengan batas toleransi inkonsistensi berbagai kriteria dan alternatif yang dipilih oleh pengambil keputusan. - Memperhitungkan daya tahan output analisis sensitivitas pengambilan keputusan. 2. Kelebihan AHP Analytic Hierarchy Process memiliki beberapa kelebihan untuk dijadikan sebagai alat pengambilan keputusan diantaranya, (Syaifullah, 2010): - Kesatuan (Unity) AHP membuat permasalahan yang luas dan tidak terstruktur menjadi suatu model yang fleksibel dan mudah dipahami. - Kompleksitas (Complexity) AHP memecahkan permasalahan yang kompleks melalui pendekatan sistem dan pengintegrasian secara deduktif. - Saling ketergantungan (Inter Dependence) AHP dapat digunakan pada elemen-elemen sistem yang saling bebas dan tidak memerlukan hubungan linier. - Struktur Hirarki (Hierarchy Structuring) AHP mewakili pemikiran alamiah yang cenderung mengelompokkan elemen sistem ke level-level yang berbeda dari masingmasing level berisi elemen yang serupa. - Pengukuran (Measurement) AHP menyediakan skala pengukuran dan metode untuk mendapatkan prioritas. - Konsistensi (Consistency) AHP mempertimbangkan konsistensi logis dalam penilaian yang digunakan untuk menentukan prioritas. - Sintesis (Synthesis) AHP mengarah pada perkiraan keseluruhan mengenai seberapa diinginkannya masingmasing -Trade Off AHP mempertimbangkan prioritas relatif faktor-faktor pada sistem sehingga orang mampu memilih alternatif terbaik berdasarkan tujuan mereka. - Penilaian dan Konsensus (Judgement and Consensus) AHP tidak mengharuskan adanya suatu konsensus, tapi menggabungkan hasil penilaian yang berbeda. - Pengulangan Proses (Process Repetition) AHP mampu membuat orang menyaring definisi dari suatu permasalahan dan mengembangkan penilaian serta pengertian mereka melalui proses pengulangan. 3. Kelemahan AHP Analytic Hierarchy Process selain memiliki beberapa kelebihan juga memiliki beberapa kelemahan diantaranya, (Syaifullah, 2010): - Ketergantungan model AHP pada input utamanya. Input utama ini berupa persepsi seorang ahli sehingga dalam hal ini melibatkan subyektifitas sang ahli selain itu 29

juga model menjadi tidak berarti jika ahli tersebut memberikan penilaian yang keliru. - Metode AHP ini hanya metode matematis tanpa ada pengujian secara statistik sehingga tidak ada batas kepercayaan dari kebenaran model yang terbentuk. 4. Tahapan AHP Dalam penelitian ini penulis mendeskripsikan terlebih dahulu permasalahan yang akan dihadapi dan dipecahkan dengan membangun cluster dan node (yang mewakili masing-masing cluster). Dimana permasalahan penelitian ini adalah mencari faktor-faktor yang digunakan dalam memilih pasangan calon presiden Republik Indonesia 2014. Langkah selanjutnya adalah penggambaran cluster dan node menggunakan software bernama super decisions yang nantinya digunakan juga dalam melihat output dari hasil pengolahan data kuisioner. Langkah awal yang dilakukan adalah menciptakan cluster (tujuan, kriteria dan alternatif) beserta node-node yang mewakili tiap cluster (memilih calon Presiden RI 2014, merakyat, ketegasan, jujur, Prabowo-Hatta, dan Jokowi-Jk). Cluster-cluster yang telah diciptakan selanjutnya di hubungkan secara topdown sesuai prinsip kerja metode Analytic Hierarchy Process (AHP) Gambar 4.2 Komparasi Node Tujuan dan Node Kriteria untuk membandingkan nilai merakyat, ketegasan dan jujur sehingga dapat dilihat nilai inkonsistensinya. Gambar 4.3 Komparasi Node Kriteria Dari hasil perhitungan dapat dilihat nilai inkonsistensi komparasi antara merakyat, ketegasan dan jujur dimana merakyat merupakan prioritas tertinggi yang dipilih oleh responden di BSI Tegal dalam Pilpres RI 2014. Gambar 4.1 Hubungan Cluster dan Node Setelah menentukan hubungan antara cluster tujuan, kriteria dan alternatif, langkah selanjutnya adalah melakukan komparasi antara node memilih pasangan presiden RI 2014 dalam cluster tujuan dengan node merakyat, node ketegasan dan node jujur dalam cluster kriteria. Gambar 4.4 Nilai Inkonsistensi Kriteria Pembanding Langkah selanjutnya adalah melakukan komparasi antara node merakyat dalam cluster kriteria dengan setiap node dalam dalam cluster 30

Gambar 4.5 Komparasi Node Merakyat dan Node Alternatif untuk membandingkan nilai merakyat antara pasangan Prabowo-Hatta dengan pasangan Jokowi-JK. Gambar 4.8 Komparasi Node Ketegasan & Node Alternatif untuk membandingkan nilai ketegasan antara pasangan Prabowo-Hatta dengan pasangan Jokowi-JK. Gambar 4.6 Komparasi Node Alternatif Merakyat Dari hasil perhitungan dapat dilihat pasangan Jokowi-JK sebagai calon Presiden RI 2014 lebih merakyat dibandingkan pasangan Prabowo-Hatta. Gambar 4.9 Komparasi Node Alternatif - Ketegasan Dari hasil perhitungan dapat dilihat pasangan Jokowi-JK sebagai calon Presiden RI 2014 lebih tegas dibandingkan pasangan Prabowo-Hatta. Gambar 4.10 Graphic Kriteria Ketegasan Gambar 4.7 Graphic Kriteria Merakyat Langkah selanjutnya adalah melakukan komparasi antara node ketegasan dalam cluster kriteria dengan setiap node dalam dalam cluster Langkah selanjutnya adalah melakukan komparasi antara node kejujuran dalam cluster kriteria dengan setiap node dalam dalam cluster 31

Gambar 4.11 Komparasi Node Kejujuran & Node Alternatif untuk membandingkan nilai kejujuran antara pasangan Prabowo-Hatta dengan pasangan Jokowi-JK. Gambar 4.12 Komparasi Node Alternatif Kejujuran Dari hasil perhitungan dapat dilihat pasangan Jokowi-JK sebagai calon Presiden RI 2014 lebih jujur dibandingkan pasangan Prabowo-Hatta. Gambar 4.13 Graphic Kriteria Kejujuran Secara keseluruhan dapat dilihat bahwa yang menjadi faktor utama dalam Pilpres RI 2014 bagi staff dan mahasiswa di BSI Tegal adalah faktor merakyat, kemudian diikuti faktor ketegasan kemudian faktor kejujuran. Sedangkan yang menjadi pilihan bagi responden di BSI Tegal untuk menjadi Presiden RI 2014 adalah Jokowi- JK seperti terlihat pada gambar berikut. Gambar 4.14. Nilai Inkonsistensi Pilpres RI 2014 5. Kesimpulan dan Saran Dari hasil penelitian yang dilakukan terhadap staff dan mahasiswa dalam pilpres RI tanggal 9 Juli 2014 dapat disimpulkan sebagai berikut: - Faktor utama dalam pilpres adalah merakyat. - Pasangan Jokowi-JK menjadi kandidat yang paling diharapkan menjadi Presiden RI 2014 nanti. Daftar Pustaka. (2011). Supplier Selection Using Analytic Hierarchy Process: An Application From Turkey. Edie Ezwan Safian M. and Abdul Hadi Nawawi. (2011). The evolution of Analytical Hierarchy Process (AHP) as a decision making tool in property. Matthew J. Liberatore, Robert L. Nydick. (2007).. The Analytic Hierarchy Process In Medical And Health Care Decision Making: A Literature Review. Michele Bernasconi, Christine Choirat, Raffaello Seri. (2002). The Analytic Hierarchy Process and The Theory of Measurement. Rozann W. Saaty. (2003).. Decision Making In Complex Environments. Safian, Edie Ezwan Mohd. (2011). The evolution of Analytical Hierarchy Process (AHP) as a Decision Making Tool in Property Sectors. Syaifullah. (2010). Pengenalan Metode AHP (Analytical Hierarchy Process. Thomas L. Saaty. (2008). Decision Making with Analytic Hierarchy Process. 32

Thomas L. Saaty.( 2000). The Fundamentals of Decision Making and Priority Theory with the Analytic Hierarchy Process. Wudjajakusuma, Muhammad Karebet. (2008).. Mengenal Analytic Hierarchy Process. Sarjana Komputer (S.Kom), Jurusan Sistem Informasi STMIK Nusa Mandiri, lulus tahun 2009. Memperoleh gelar Magister Komputer (M.Kom) Program Pasca Sarjana Magister Ilmu Komputer STMIK Nusa Mandiri Jakarta, lulus tahun 2012. Dan memperoleh Jabatan Fungsional Akademik sebagai Asisten Ahli pada tahun 2013. Biodata Penulis: Anik Andriani, saat ini merupakan dosen tetap AMIK BSI Yogyakarta. Memperoleh gelar 33